pendugaan produktivitas padi di kecamatan ploso menggunakan analisis citra satelit.docx

16
PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DI KECAMATAN PLOSO MENGGUNAKAN ANALISIS CITRA SATELIT  Dibuat untuk memenuhi tugas praktikum Analisis Lansekap, Sistem Informasi Sumber Daya Lahan dan Tanah-Tanah Utama di Indonesia Oleh: Kelompok Ploso A2 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA LAHAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOL OGI MALANG 2013

Upload: rieke-yulian

Post on 10-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

7/22/2019 PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DI KECAMATAN PLOSO MENGGUNAKAN ANALISIS CITRA SATELIT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/pendugaan-produktivitas-padi-di-kecamatan-ploso-menggunakan-analisis-citra 1/16

“PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DI KECAMATAN PLOSOMENGGUNAKAN ANALISIS CITRA SATELIT“ 

Dibuat untuk memenuhi tugas praktikum Analisis Lansekap, Sistem InformasiSumber Daya Lahan dan Tanah-Tanah Utama di Indonesia

Oleh:Kelompok Ploso A2

UNIVERSITAS BRAWIJAYAFAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA LAHANPROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

MALANG2013

7/22/2019 PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DI KECAMATAN PLOSO MENGGUNAKAN ANALISIS CITRA SATELIT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/pendugaan-produktivitas-padi-di-kecamatan-ploso-menggunakan-analisis-citra 2/16

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yangtelah melimpahkan karunia-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapatmenyelesaikan Proyek PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHANSAWAH TERHADAP PRODUKSI PADI sesuai yang diharapkan.

Proyek ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Praktikum Analisis Lansekap, Sistem Informasi Sumber Daya Lahan dan Tanah-TanahUtama. Tak lupa rasa terima kasih kami sampaikan kepada asisten praktikumatas penjelasan dan pengarahan dalam pembuatan proposal ini. Tak lupa terimaksih pula kepada teman-teman, yang telah bekerja keras dalam pembuatanproposal ini. Proposal yang kami buat mungkin masih kurang sempurna, makakami mengharapkan kritik dan saran untuk pembuatan proposal selanjutnya.Semoga proposal ini dapat bermanfaat untuk proses pembelajaran.

Malang, Mei 2013

7/22/2019 PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DI KECAMATAN PLOSO MENGGUNAKAN ANALISIS CITRA SATELIT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/pendugaan-produktivitas-padi-di-kecamatan-ploso-menggunakan-analisis-citra 3/16

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................DAFTAR ISI ...........................................................................................................................DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................................................

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1.2 Tujuan ......................................................................................................................... 1.3 Manfaat ....................................................................................................................... 1.4 Kerangka Pemikiran ....................................................................................................

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. BAB III : BAHAN DAN METODE ...........................................................................................

3.1 Tempat dan Waktu ...................................................................................................... 3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................................  Alat: .................................................................................... Error! Bookmark not definedBahan: ............................................................................... Error! Bookmark not defined

3.3 Metode Penelitian......................................................... Error! Bookmark not defined3.4 Pengamatan ................................................................. Error! Bookmark not defined3.4.1 Deskripsi tanah ...................................................... Error! Bookmark not defined3.4.2 Klasifikasi Tanah .................................................... Error! Bookmark not defined3.4.3 Kondisi Lahan ........................................................ Error! Bookmark not defined

3.5 Tabulasi Data ............................................................... Error! Bookmark not defined3.6 Kemampuan Lahan dan Kesesuaian Lahan ................. Error! Bookmark not defined

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 1DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Alur pemikiran ...................................................... Error! Bookmark not definedGambar 2: Peta Kecamatan Ploso ...................................................................................... 1

Gambar 3: Peta Admin Kecamatan Ploso .............................. Error! Bookmark not definedGambar 4: Grafik Produksi Padi Kecamatan Ploso ................ Error! Bookmark not definedGambar 5: Produktivitas Padi Kecamatan Ploso .................... Error! Bookmark not definedGambar 6: Luas Sawah dan Luas Panen Padi ...................... Error! Bookmark not defined

Daftar isi sama daftar gambar biarin aja.. 

7/22/2019 PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DI KECAMATAN PLOSO MENGGUNAKAN ANALISIS CITRA SATELIT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/pendugaan-produktivitas-padi-di-kecamatan-ploso-menggunakan-analisis-citra 4/16

3

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangTanaman padi (Oryza sativa, sp) termasuk kelompok tanaman pangan yang sangat penting danbermanfaat bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Sampai saat ini, lebih dari 50% produksi

padi nasional berasal dari areal sawah di Pulau Jawa. Sehingga apabila terjadi penurunantingkat produksi dan produktivitas padi di Jawa secara drastis, maka dapat mempengaruhiketersediaan beras nasional dan akan berdampak negatif terhadap sektor-sektor lainnya.Sampai saat ini estimasi produksi padi dilaksanakan oleh beberapa instansi antara lain: BadanUrusan Logistik (BULOG), Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dirjen Bina Produksi TanamanPangan dan Hortikultura, Departemen Pertanian. BULOG memperkirakan produksi padimenggunakan pendekatan ekonometrik. Parameter yang digunakan untuk menduga antara laindata luas area panen,produktivitas, curah hujan dan harga. Informasi disajikan per catur wulan(Mulyana et al., 1998). BPS melakukan perkiraan produksi padi berdasarkan data lapanganyang dihimpun dari mantri tani disetiap kecamatan berdasarkan hasil ubinan secara acakterpilih. Data produksi diperoleh dari parameter luas area panen dan produktivitas padi per hektar (Maksum et al., 1998). Departemen pertanian memperkirakan produksi padi dengan

mempertimbangkan parameter luas area tanam/panen, jumlah benih yang disebar petani,perhitungan produktivitas dengan memanfaatkan struktur kelembagaan dibawahnya yaituMantri Tani dan Penyuluh Pertanian Lapangan dan informasi luas baku sawah dari BPS(Napitupulu et al., 1998). Oleh karena cara pendekatan, kriteria penilaian dan metode yangdigunakan berbeda maka informasi yang diperoleh juga berbeda. Hal ini menyulitkan penggunainformasi dalam pemanfaatannya.Dalam era globalisasi informasi untuk mendukung program ketahanan pangan, dituntutkecepatan dan ketepatan informasi sumberdaya pertanian yang lebih kuantitatif. Untuk itudiperlukan sarana pengumpul data dan informasi sistem produksi pertanian yang lebih akuratdalam waktu yang secepat mungkin. Beberapa satelit penginderaan jauh milik negara maju(seperti USA, Uni-Eropa dan Jepang), mengitari bumi dan merekam datanya secara periodikdalam selang waktu tertentu (Bronsveld et al., dan Lillesand and Keifer, 1994). Parameter 

tingkat kehijauan tanaman (vegetation index) yang diturunkan melalui analisis citra satelit dapatdigunakan untuk estimasi umur tanaman padi dan produktivitasnya. Selanjutnya denganmenghitung luas areal tanaman yang dimonitor pada citra satelit, dapat diestimasi produksi padiyang akan dipanen di suatu wilayah.1.2 TujuanMakalah ini bertujuan untuk mengembangkan metode pendugaan produktivitas padi dengan

menggunakan teknologi penginderaan jauh.

1.3 ManfaatManfaat dari makalah ini adalah dapat mengestimasi produktivitas padi dengan memanfaatkan

teknologi penginderaan jauh.

1.4 Kerangka PemikiranSiklus pemanfaatan lahan sawah untuk bercocok tanam padi mempunyai karakteristik yangkhas sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk membedakan dari jenis tanaman lainnya.Pada masa pengolahan tanah, lahan memerlukan kondisi basah digenangi (flooding). Padaawal pertumbuhan tanaman padi (transplanting), areal sawah selalu digenangi air dankenampakan yang dominan adalah kenampakan air (fase air). Sejalan dengan pertumbuhannyakondisi lahan sawah akan berubah didominasi oleh daun-daun padi. Pada saat puncakpertumbuhan vegetatif terjadi tingkat kehijauan yang tinggi disebabkan oleh tingginya

7/22/2019 PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DI KECAMATAN PLOSO MENGGUNAKAN ANALISIS CITRA SATELIT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/pendugaan-produktivitas-padi-di-kecamatan-ploso-menggunakan-analisis-citra 5/16

4

kandungan klorofil. Setelah masa tersebut, tingkat kehijauan akan menurun, timbul bunga-bunga padi sampai menguning. Fase pertumbuhan akan diakhiri dengan masa panen danlahan dibiarkan kosong selama jangka waktu tertentu (bera) tergantung pola tanamnya.Sehubungan dengan itu, fase pertumbuhan tanaman padi dapat dikelompokkan kedalam 4kategori, yaitu fase air, fase pertumbuhan vegetatif, fase pertumbuhan generatif dan fase bera.Dengan diawali mempelajari karakteristik spektral (spectral reflectance) fase-fase pertumbuhan

tanaman padi sejak awal tanam sampai siap panen, yang kemudian digunakan sebagai „kunciinterpretasi‟ dalam mengenali tanaman padi, fase-fase tersebut dapat dipantau denganmenggunakan citra satelit. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka pemantauan tanaman padidapat dilakukan dengan menggunakan data citra satelit yang diarahkan untuk memprediksi luasareal tanam, umur tanaman padi, luas areal panen dan estimasi produktivitasnya. Mengingatwilayah Indonesia yang cukup luas, terdiri dari banyak pulau dan banyak diantaranya yangterpencil, dengan menggunakan citra satelit dari beberapa tanggal perekaman secara berurutan(seri multi temporal data), monitoring luas areal tanaman padi dan produktivitasnya dapatdilakukan lebih akurat dan lebih tepat waktu.

Kalo bisa bikinin flowchartnya ya,

Input

Proses

Output

7/22/2019 PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DI KECAMATAN PLOSO MENGGUNAKAN ANALISIS CITRA SATELIT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/pendugaan-produktivitas-padi-di-kecamatan-ploso-menggunakan-analisis-citra 6/16

5

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ciri Umum Padi SawahPadi (Oryza sativa) adalah tanaman pangan yang dihasilkan terbanyak di dunia dan

menempati daerah tersebar di daerah tropika (Sanchez,1993 dalam Sumiati, 2003). Menurut

beberapa pihak tanaman padi berasal dari Cina karena dari daerah tersebut banyak ditemukan jenis-jenis padi liar. Hal ini didasarkan pada teori Vavilov yang menyatakan bahwa daerah asalusul suatu tanaman ditandai dengan terdapatnya pemusatan jenis-jenis liar tanaman tersebut(Manurung, 1998 dalam Sumiati 2003).

Tanaman padi pada umumnya merupakan tanaman semusim dengan empat fasepertumbuhan, yaitu fase vegetatif cepat, vegetatif lambat, reproduktif dan pemasakan. Secaragaris besar tanaman padi ini terbagi kedalam dua bagian yaitu bagian vegetatif dan generatif.Bagian vegetatif meliputi akar, batang, dan daun. Sedangkan bagian generatif terdiri dari malai,gabah, dan bunga. Pertumbuhan vegetatif dimulai dari perkecambahan sampai inisiasiprimordial malai, sedangkan fase generatif dari 2 fase lanjutan yaitu pra bunga mulai inisiasiprimordia malai sampai berbunga dan pasca berbunga mulai dari berbungasampai masakpanen ( Manurung dan Ismunadji, 1988).

Dalam pertumbuhannya tanaman padi memerlukan unsur hara, air dan energi. Haraadalah unsur pelengkap dari komposisi asam nukleik, hormon dan enzim yang berfungsisebagai katalis dalam merombak fotosintat atau respirasi menjadi senyawa yanag lebihsederhana. Air diperoleh tanaman dari tanah, dan energi di dapat dari hasil fotosintesis denganbantuan sinar matahari.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi SawahPada lahan basah (sawah irigasi), curah hujan bukan merupakan faktor pembatas

tanaman padi, tetapi pada lahan kering tanaman padi membutuhkan curah hujan yang optimum>1.600 mm/tahun. Padi gogo memerlukan bulan basah yang berurutan minimal 4 bulan. Bulanbasah adalah bulan yang mempunyai curah hujan >200 mm dan tersebar secara normal atausetiap minggu ada turun hujan sehingga tidak menyebabkan tanaman stress karena kekeringan.

Suhu yang optimum untuk pertumbuhan tanaman padi berkisar antara 24- 29o

C.2.2.1. Tanah

Padi dapat diusahakan di tanah kering dan tanah sawah. Pada tanah sawah, yangterpenting adalah tanah harus merupakan bubur yang lumat, yaitu struktur butir yang basah danhomogen yang kuat menahan air (Sumartono et al., 1974) atau disebut tanah lumpur yangsubur dengan ketebalan 18-22 cm.

Padi sawah cocok ditanam di tanah berempung yang berat dan tanah yang memilikilapisan keras 30 cm di bawah permukaan tanah. Karena mengalami penggenangan, tanahsawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen dan pH tanah sawah biasanyamendekati netral. Keasaman yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman padi antara pH 4,0  – 7,0.Pada prinsipnya tanah berkapur dengan pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman padi. Untukmendapatkan tanah sawah yang memenuhi syarat diperlukan pengolahan tanah yang khusus.

2.2.2. IklimPadi dapat tumbuh baik di daerah-daerah yang berhawa panas dan udaranya

mengandung uap air. Padi dapat ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 1300 m di ataspermukaan laut. Jika terlalu tinggi, pertumbuhan akan lambat dan hasilnya akan rendah. Curahhujan yang baik rata-rata 200 mm perbulan atau lebih dengan distribusi selama 4 bulan atausekitar 1500-2000 mm per tahun. Padi menghendaki tempat dan lingkungan yang terbuka,terutama intensitas sinar matahari yang cukup. Intensitas sinar matahari besar pengaruhnyaterhadap hasil gabah, terutama saat padi berbunga (45-30 hari sebelum panen), karena 75-80%kandungan tepung dari gabah adalah hasil fotosintesis pada masa berbunga.

7/22/2019 PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DI KECAMATAN PLOSO MENGGUNAKAN ANALISIS CITRA SATELIT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/pendugaan-produktivitas-padi-di-kecamatan-ploso-menggunakan-analisis-citra 7/16

6

Menurut Sumartono et al. (1974), suhu juga merupakan faktor lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan padi. Suhu tinggi pada fase pertumbuhan vegetatif aktif menambah jumlah anakan, karena meningkatnya aktivitas tanaman dalam mengambil zatmakanan. Sebaliknya suhu rendah pada masa berbunga berpengaruh baik pada pertumbuhandan hasil akan lebih tinggi. Suhu yang tinggi pada masa ini dapat menyebabkan gabah hampa,karena proses fotosintesis akan terganggu. Suhu yang untuk pertumbuhan tanaman padi

adalah 230C.

2.3 LahanLahan adalah suatu lingkungan fisik terdiri atas tanah, iklim, relief, hidrologi, vegetasi,

dan benda-benda yang ada di atasnya yang selanjutnya semua faktor-faktor tersebutmempengaruhi penggunaan lahan. Termasuk di dalamnya juga hasil kegiatan manusia, baikmasa lampau maupun sekarang (FAO. 1975, dalam Arsyad, 1989).

Penggunaan lahan (land use) dapat diartikan sebagai campur tangan manusia terhadaplahan, baik secara menetap maupun berkala untuk memenuhi kebutuhan hidup baik materialmaupun spiritual (Arsyad, 1989, Talkurputra, et.al. 1996).

Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan besar, yaitupenggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan bukan pertanian. Penggunaan lahan

pertanian dibedakan secara garis besar ke dalam macam penggunaan lahan berdasarkanpenyediaan air dan lahan yang diusahakan. Berdasarkan hal itu dikenal macam penggunaanlahan seperti sawah, tegalan, kebun, kebun campuran, lalang, perkebunan dan hutan.Penggunaan lahan bukan pertanian dapat dibedakan ke dalam penggunaan kota atau desa(pemukiman), industri, rekreasi dan sebagainya (Arsyad, 2000).

Lahan merupakan daerah dari permukaan bumi yang dicirikan oleh adanya suatususunan sifat-sifat khusus dan proses-proses yang saling terkait dalam ruang dan waktu dalamtanah, atmosfer dan air, bentuk lahan, vegetasi dan populasi fauna, sebagai hasil dari aktifitasmanusia atau tidak (Townshend, 1981). Hadjowigeno et al., (1999), menjelaskan bahwa lahanadalah lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi, dan vegetasi, dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaannya. Termasuk didalamnya adalah akibatkegiatan-kegiatan manusia, seperti reklamasi daerah pantai, penebangan hutan dan akibat-

akibat yang merugikan seperti erosi dan akumulasi garam.Vink (1975), mengemukakan bahwa lahan adalah suatu konsep yang dinamis. Lahan

merupakan tempat dari berbagai ekosistem tetapi juga merupakan bagian dari ekosistem-ekosistem tersebut. Lahan juga merupakan konsep geografis karena dalam pemanfaatannyaselalu terkait dengan ruang atau lokasi tertentu, sehingga karakteristiknya juga akan sangatberbeda tergantung dari lokasinya. Dengan demikian kemampuan atau daya dukung lahanuntuk suatu penggunaan tertentu juga akan berbeda dari suatu tempat ke tempat lainnya.Mather (1986), menambahkan bahwa sumberdaya lahn mungkin dinilai dalam aspek atauatribut yang berbeda dalam pemanfaatannya. Perbedaan dalam cara penilaian lahan ini akanmenyebabkan perbedaan dalam penggunaannya.2.4 Citra Satelit

Citra adalah gambaran kenampakan permukaan bumi hasil penginderaan pada

spectrum elektromagnetik tertentu yang ditayangkan pada layar atau disimpan pada mediarekam/cetak. Citra Satelit adalah Pengindraan jauh adalah ilmu atau seni cara merekam suatuobjek tanpa kontak fisik dengan menggunakan alat pada pesawat terbang, balon udara, satelit,dan lain-lain. Dalam hal ini yang direkam adalah permukaan bumi untuk berbagai kepentinganmanusia.2.5 Sistem Informasi Geografi

a) Definisi SIG

7/22/2019 PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DI KECAMATAN PLOSO MENGGUNAKAN ANALISIS CITRA SATELIT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/pendugaan-produktivitas-padi-di-kecamatan-ploso-menggunakan-analisis-citra 8/16

7

Definisi SIG kemungkinan besar masih berkembang, bertambah, dan sedikit bervariasi.Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG yang telah beredar di berbagai sumber pustaka.Berikut adalaha beberapa definisi SIG yang telah beredar :

a) Marbel et al (1983), SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.b) Burrough (1986), SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk

memasukan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data

yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan denganpemetaan dan perencanaan.

c) Berry (1988), SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta otomatisasi datakeruangan.

d) Aronoff (1989), SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuandalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data(penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaransebagai hasil akhir (output). Hasil akhir (output) dapat dijadikan acuan dalampengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.

e) Gistut (1994), SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusanspasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup

metodologi dan teknologi yang diperlukan yaitu data spasial, perangkat keras, perangkatlunak dan struktur organisasi.

f) Chrisman (1997), SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak,data, manusia (brainware), organisasi dan lembaga yang digunakan untukmengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasimengenai daerah-daerah di permukaan bumi.SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik

tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa, dan akhirnya memetakan hasilnya. Datayang diolah pada SIG adalah data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis danmerupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya.Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti lokasi,kondisi, tren, poladan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya.

b) Subsistem SIGSIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai berikut :

a) Data InputSubsistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan, dan menyimpan dataspasial dan atributnya dari berbagai sumber. Sub-sistem ini pula yang bertanggung

 jawab dalam mengonversikan atau mentransformasikan format-format data aslinyakedalam format yang dapat digunakan oeh perangkat SIG yang bersangkutan.

b) Data OutputSub-sistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan keluaran (termasukmengekspornya ke format yang dikehendaki) seluruh atau sebagian basis data (spasial)baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti halnya tabel, grafik, report, peta,dan lain sebagainya.

c) Data ManagementSub-sistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun tabel-tabel atribut terkaitkedalam sebuah sistem basis data sedemikian rupa hingga mudah dipanggil kembaliatau di-retrieve, diupdate, dan diedit.

d) Data Manipulation & AnalysisSub-sistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selainitu sub-sistem ini juga melakukan manipulasi (evaluasi dan penggunaan fungsifungsidan operator matematis & logika) dan pemodelan data untuk menghasilkan informasiyang diharapkan.

7/22/2019 PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DI KECAMATAN PLOSO MENGGUNAKAN ANALISIS CITRA SATELIT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/pendugaan-produktivitas-padi-di-kecamatan-ploso-menggunakan-analisis-citra 9/16

8

Sub-sistem SIG di atas dapat diilustrasikan sebagai berikut :

SIG berdasarkan operasinya dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu SIG secaramanual yang beroperasi memanfaatkan peta cetak dan bersifat data analog, dan SIG secaraterkomputer sehingga datanya merupakan data digital (Barus dan Wiradisastra, 1997). SIG

menyajikan informasi keruangan beserta atributnya terdiri dari beberapa komponen utama ialah(Sutanto, 1995):1) Masukan data merupakan proses pemasukan data pada komputer (dari peta tematik

seperti peta jenis tanah), data statistik, data hasil analisis penginderaan jauh (data hasilpengolahan citra digital peginderaan jauh), dan lain-lain.

2) Penyiapan data dan pemanggilan kembali ialah penyimpanan data pada komputer danpemanggilan kembali dengan cepat (penampilan pada layar monitor dan dapat ditampilkan/cetak pada kertas).

3) Manipulasi data dan analisis ialah kegiatan yang dapat melakukan berbagai macamperintah (misalnya overlay antara dua tema peta, dan sebagainya).

4) Pelaporan data adalah dapat menyajikan data dasar (database), data hasil pengolahandata dari model menjadi bentuk peta atau data tabular.

Data yang digunakan untuk pembuatan basis data terdiri dari dua kelompok ialah dataspasial dan data atribut. Data spasial adalah data yang berbentuk peta yang menggambarkansuatu daerah atau wilayah yang mengacu pada lokasi geografi. Data ini haruslah bereferensigeografis dan dipresentasikan dengan koordinat-koordinat bumi yang standar (bukan koordinatlokal). Data atribut dapat berupa data statistik (data jumlah penduduk, luas desa, dansebagainya) atau dapat pula berupa data kualitatif (misalnya data informasi tanah, drainasebaik, sedang, terhambat, dan sebagainya).

7/22/2019 PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DI KECAMATAN PLOSO MENGGUNAKAN ANALISIS CITRA SATELIT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/pendugaan-produktivitas-padi-di-kecamatan-ploso-menggunakan-analisis-citra 10/16

9

BAB IIIBAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan WaktuPraktikum dilaksanakan pada tanggal 26 April 2013 di Kecamatan Ploso, KabupatenJombang.

3.2 Alat dan Bahan Alat:

Aku belum berhasil jalanin PCI nya,, katabella, punya dia kemaren pake PCI ajabisa untuk mencari nilai NDVI,,

masalanya PCI ku bermasalah,, besoksenin baru mau ketemu sama Tommy. 

7/22/2019 PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DI KECAMATAN PLOSO MENGGUNAKAN ANALISIS CITRA SATELIT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/pendugaan-produktivitas-padi-di-kecamatan-ploso-menggunakan-analisis-citra 11/16

10

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum Sumberdaya Lahan dan Potensi Wilayah PengamatanPloso adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Indonesia. Terletakdi bagian utara Kabupaten Jombang, kecamatan ini di sebelah selatan dibatasi oleh Sungai

Brantas. Ploso merupakan persimpangan jalan provinsi Jombang-Tuban dengan jalur Lengkong-Mojokerto. (Anonymous A, 2013)Wilayah Kecamatan Ploso memiliki luas 25,96 km2, terletak pada ketinggian 90mdpl.Jumlah penduduk sekitar 42.695 jiwa (data Desember 2009). Kecamatan Ploso terdiri dari13 desa terdiri dari Ds. Tanggungkramat, Ds. Rejoagung, Ds. Ploso, Ds. Jatigedong, Ds.Daditunggal, Ds. Gedongombo, Ds. Jatibanjar, Ds. Pandanblole, Ds. Pagertanjung, Ds.Losari, Ds. Bawangan, Ds. Kebonagung, Ds. Kedungdowo.Batas-batas Kecamatan Ploso adalah:Utara : Kecamatan KabuhBarat : Kecamatan PlandaanSelatan : Kecamatan Tembelang, sungai BrantasTimur :Kecamatan Kudu

Jarak Kantor Kecamatan dengan:a. Desa/kelurahan yang terjauh : 8 kmb. Ibukota Kabupaten/Kota : 25 kmc. Ibukota Provinsi : 80 km

Suhu maksimum-minimum : 30°C-23°C. Curah hujan 2239 mm/th dan jumlah hari dengancurah hujan terbanyak : 93 hari. Bentuk wilayah Kecamatan Ploso adalah datar sampaiberombak seluas 44 % dan berombak sampai berbukit seluas 56 % dari total luas wilayahKecamatan Ploso. (Anonymous B. 2013)

Gambar 1: Peta Kecamatan Ploso

7/22/2019 PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DI KECAMATAN PLOSO MENGGUNAKAN ANALISIS CITRA SATELIT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/pendugaan-produktivitas-padi-di-kecamatan-ploso-menggunakan-analisis-citra 12/16

11

Gambar 2: peta admin

Secara geologi, Kecamatan Ploso berada di bagian utara Kabupaten Jombang yangtermasuk dalam zona Kendeng Ridge yang juga sering disebut Pegunungan Kendeng atauKendeng Deep. Pegunungan Kendeng merupakan antiklinorium yang berarah barat-timur.Zone ini merupakan pelipatan yang makin ke arah timur makin membenam di bawah deltasungai Brantas. Pada bagian utara berbatasan dengan Depresi Randublatung, sedangkanbagian selatan bagian jajaran gunung api (Zona Solo). Zona Kendeng merupakan

kelanjutan dari zona Pegunungan Serayu Utara yang berkembang di Jawa Tengah.Mandala Kendeng terbentang mulai dari Salatiga ke timur sampai ke Mojokerjo danmenujam di bawah alluvial Sungai Brantas. Kelanjutan pegunungan ini masih dapat diikutihingga di bawah Selat Madura. Kecamatan Ploso termasuk bagian utara KabupatenJombang yang memiliki kemiringan lereng 0-2% seluas 3.200ha, 2-15% seluas 6.125ha,dan 15-40% seluas 225 ha. Bentukan alam di permukaan bumi terjadi karena prosespembentukan tertentu melalui serangkaian evolusi pula. Hasil pengerjaan dan proses utamapada lapisan utama kerak bumi akan meninggalkan kenampakan bentuk lahan tertentudisetiap roman muka bumi ini. Kedua proses ini adalah proses endogen (berasal dari dalam)dan proses eksogen (berasal dari luar). Perbedaan intensitas, kecepatan jenis dan lamanyasalah satu atau kedua proses tersebut yang bekerja pada suatu daerah menyebabkankenamapakan bentuk lahan disuatu daerah dengan daerah lain umumnya berbeda. Bentuk

lahan Kecamatan Ploso adalah alluvium di bagian selatan yang dipengaruhi oleh aktivitassungai Brantas. Sedangkan pada bagian utara dipengaruhi oleh pegunungan kapur yangmempunyai fisiologi mendatar sampai berbukit-bukit. Kecamatan Ploso termasuk padabagian Utara Kabupaten Jombang yang merupakan daerah perbukitan kapur yang landaidengan ketinggian maksimum 500mdpl. (Muzakki, 2011)

7/22/2019 PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DI KECAMATAN PLOSO MENGGUNAKAN ANALISIS CITRA SATELIT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/pendugaan-produktivitas-padi-di-kecamatan-ploso-menggunakan-analisis-citra 13/16

12

4.2 Pembahasan A. Pendugaan Umur Tanaman Padi

Tingkat kehijauan tanaman padi yang dapat diukur melalui analisis citra satelit disebutdengan “Nilai NDVI”. Nilai NDVI antara –1 hingga +1, dimana nilai (-) menunjukkan obyekair atau lahan bera dan basah dan nilai (+) menunjukan obyek vegetasi. Parameter ini

diperoleh dengan mengekstrak nilai spektral band infra merah dengan band merah padahasil rekaman citra satelit. Nilai-nilai NDVI adalah parameter dasar yang diturunkan daridata penginderaan jauh optic seperti citra satelit Landsat Thematic Mapper (TM ), yangdigunakan untuk mendeteksi nilai kehijauan vegetasi termasuk tanaman padi (Lillesand andKeifer, 1994 dan Thiruvengadachari et al., 1997). Untuk tanaman padi sawah, NDVI barudapat diukur setelah tanaman padi mencapai umur 3-4 MST, karena sebelum umur tersebutkenampakan tanaman padi di lahan sawah masih didominasi kenampakan genangan air (Malingreau, 1981). Nilai NDVI yang rendah berarti tingkat kehijauan tanamannya (aktivitasklorofil) juga rendah, sedangkan nilai yang semakin tinggi menunjukkan bahwa tanamantersebut semakin lebat/hijau.

Kelas Nilai NDVI Tingkat kehijauan/kondisi lahan Umur tanaman

1 < -0,03 Tidak bervegetasi/terbuka/ air < 32 -0,03 s/d 0,15 Kehijauan sangat rendah 3 - <4

3 0,15 s/d 0,25 Kehijauan rendah 4 – 64 0,26 s/d 0,35 Kehijauan sedang 6 – 8

5 0,35 s/d 0,61 Kehijauan tinggi 8 – 13

Tahun Bulan NDVI Hasil panen Produksi2009 Mei 357373

Juni 413609

Oktober 415506

2013 Februari 473767

Maret 380819

Dari data yang didapat, diketahui bahwa pada citra tahun 2009 bulan Mei, diperoleh nilai NDVI, pada

bulan juni nilai NDVI sebesar___, dan bulan Oktober sebesar ___, hal tersebut menunjukkan bahwa nilai

NDVI akan berubah pada tiap pertambahan umur tanam padi.

7/22/2019 PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DI KECAMATAN PLOSO MENGGUNAKAN ANALISIS CITRA SATELIT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/pendugaan-produktivitas-padi-di-kecamatan-ploso-menggunakan-analisis-citra 14/16

13

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustakanya biarin aja,, 

7/22/2019 PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DI KECAMATAN PLOSO MENGGUNAKAN ANALISIS CITRA SATELIT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/pendugaan-produktivitas-padi-di-kecamatan-ploso-menggunakan-analisis-citra 15/16

14

METODOLOGI

Menurut Murthy et al ., 1995, Theruvengadachari et al ., 1997 dan Lapan, 2000, terdapat hubungan antara

tingkat kehijauan tanaman (greenness) dengan produktivitas tanaman padi sawah (didapat dari

ubinan/crop cutting experiment ). Fase pertumbuhan tanaman yang diduga mempunyai hubungan erat

dengan produktivitas tanaman padi adalah tanaman pada fase awal generatif ( pinnacle initiation) yaitu

pada saat tanaman padi sedang produksi. Tingkat kehijauan tanaman diperkirakan melalui analisis data

digital citra satelit menggunakan formula NDVI (Normalized Difference Vegetation Index ), dihitung secara

otomatis menggunakan paket program ERDAS Imagine Version 8.2.

 

Dimana pada Landsat TM Band infra merah adalah band 4 dan Band merah adalah band 3. Band 4

adalah besarnya nilai reflektan sinar infra merah yang bersifat menyerap spektrum gelombang datang

dari tanaman (proses fotosintesis) dan band 3 adalah besarnya nilai

reflektansi sinar merah bersifat memantulkan (merefleksikan) gelombang/sinar yang datang dari tanaman.

Ini berarti semakin aktif proses fotosintesis (tanaman sehat) nilai NDVI akan semakin tinggi dan

sebaliknya semakin kurang sehatnya atau semakin rendah tingkat

kehijauan tanaman (hijau daun tidak menutupi seluruh permukaan tanah dan tidak/kurang subur) akan

memberikan nilai NDVI yang semakin rendah. Kenampakan sawah pada masa awal pengolahan tanah,

tanaman padi ditanam (replanting ) sampai berumur 4 MST masih didominasi kenampakan air, sehingga

mempunyai nilai NDVI yang rendah (bahkan negatif). Seiring dengan umur tanaman, nilai NDVI

bertambah tinggi (positif) dan mencapai puncaknya pada fase awal generatif (umur 10  –11 minggu

setelah tanam - MST) kemudian akan menurun lagi pada fase pengisian bulir, dan seterusnya sampai

fase panen. Pertumbuhan tanaman padi mulai dari fase tanam sampai fase panen mempunyai nilai NDVI

yang menunjukkan kurva parabolik. Ini berarti pada saat-saat tertentu suatu nilai NDVI (selain pada nilai

optimum) akan mempunyai makna ganda yaitu berumur sebelum atau setelah fase awal generatif.

Dengan demikian untuk mengetahui umur tanaman padi yang lebih akurat sangat diperlukan

ketersediaan seri data satelit selama musim tanam dan data informasi waktu/tanggal tanam.

Pengukuran NDVI dilakukan pada setiap area pewakil (minimal pada area seluas 3 x 3 pixel atau seluas

±1 hektar) yang ditetapkan mewakili desa-desa di daerah penelitian, yaitu pada lahan sawah irigasi milik

petani, ditanami padi varietas genjah jenis IR 64 dan IR 66. NDVI diukur pada tanaman padi yang

berumur 10-11 MST.Model estimasi produksi dibangun berdasarkan keeratan korelasi antara nilai NDVI dengan produktivitas.

NDVI diukur dari citra satelit, sedangkan untuk produktivitas digunakan data lapangan berupa hasil

ubinan setelah tanaman padi dipanen pada tempat-tempat yang telah

diukur nilai NDVI-nya. Pada wilayah yang telah diukur nilai NDVI-nya pada waktu panen dilakukan ubinan

dengan ukuran 2,5 x 2,5 m untuk mengetahui produktivitas padi (kg/ubinan) kemudian ditransformasikan

7/22/2019 PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DI KECAMATAN PLOSO MENGGUNAKAN ANALISIS CITRA SATELIT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/pendugaan-produktivitas-padi-di-kecamatan-ploso-menggunakan-analisis-citra 16/16

15

kedalam satuan ton/ha. Untuk melengkapi jumlah contoh produktivitas hasil ubinan digunakan juga

catatan hasil ubinan yang dilakukan para mantri

tani, mantri statistik dan penyuluh pertanian lapangan yang disesuaikan dengan waktu perekaman citra

satelit. Faktor yang mempengaruhi kondisi lahan seperti tanah, ketersediaan air dan manajemen

dianggap telah dicerminkan dalam tingkat kehijauan tanaman yang diukur dengan nilai NDVI. Dengan

demikian kisaran nilai NDVI yang sama pada wilayah berbeda diharapkan akan mempunyai kisaran hasil/

produksi yang sama pula. Model regresi linear digunakan dengan metode pendugaan Ordinary Least 

Square (OLS), dengan formula:

 

dimana :

a = konstanta

b = konstanta

Dari persamaan tersebut diperoleh koefisien determinasi (R2) yang menerangkan keeratan korelasiantara produktivitas padi dengan nilai NDVI. Melalui beberapa uji lapang, model estimasi ini dapat

digunakan sebagai dasar/ acuan dalam estimasi produksi padi yang mempunyai kondisi (ekosistem)

yang serupa dengan daerah kajian. Sebagai langkah validasi, model tersebut diaplikasikan di beberapa

daerah tingkat kecamatan. Angka estimasi produksi menggunakan model estimasi produktivitas

dibandingkan dengan hasil lapangan, sehingga dapat diperkirakan besarnya penyimpangan angka

produksi hasil estimasi dan kondisi sebenarnya di lapangan.