pendidikan tauhid (telaah kisah ibrahim as q.s. al...

90
i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83) SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd) Oleh: ALFRIDA DYAH SEPTIYANI NIM: 111-13-131 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

Upload: others

Post on 27-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

i

PENDIDIKAN TAUHID

(TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd)

Oleh:

ALFRIDA DYAH SEPTIYANI

NIM: 111-13-131

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

Page 2: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

ii

Page 3: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

iii

Page 4: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

iv

Page 5: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

v

Page 6: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

vi

MOTTO

160. Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh

kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka dia

tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang

mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).

(Surat Al-An‟am 7:160)

Page 7: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah dengan izin Allah SWT skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik. Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Ayah dan Ibuku tercinta yang senantiasa mencurahkan kasih sayang,

mendidik dari kecil sampai sekarang, dan doa restunya yang tidak pernah

putus serta naihat-nasihatnya.

2. Keluarga besarku yang senantiasa memberikan semangat dan nasihat-nasihat

dalam meraih kesuksesan di dunia maupun di akhirat.

3. Seluruh sahabatku yang telah memberikan goresan warna di setiap langkahku

serta terimakasih atas motivasi dan kebersamaan kita selama ini karena kalian

telah mengajarkanku bagaimana menjadi teman yang sesungguhnya dan

menghargai indahnya persahabatan.

4. Teman-teman PAI angkatan 2013 senasib seperjuangan yang telah

memberikan kenangan-kenangan indah dalam kebersamaan kita selama ini.

5. Teman-teman PPL SMP N 3 Salatiga dan KKN 2017 yang telah

mengajarkanku bagaimana menjalin kebersamaan dengan penuh tanggung

jawab.

Page 8: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya

Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi

Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan

hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di

hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “PENDIDIKAN TAUHID

(TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7: 74-83)”.

Alhamdulillah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini telah

penulis lalui dengan baik. Tidak aka penggambaran lain yang dapat penulis

utarakan selain ucapan syukur yang tiada tara kepada Allah SWT kArena hanya

atas ridho dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan ikhlas

kepada:

1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga bapak Dr. Rahmat

Hariyadi, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Bapak Suwardi, M.Pd.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.

4. Dosen pembimbing Bapak Muh. Hafidz, M.Ag. atas bimbingan, arahan dan

motivasi yang diberikan.

Page 9: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

ix

Page 10: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

x

ABSTRAK

Septiyani, Alfrida Dyah. 2017. Pendidikan Tauhid Telaah Kisah Ibrahim as Q.S.

Al-An‟am 7: 74-83. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga. Pembimbing: Muh. Hafidz, M.Ag.

Kata kunci: Pendidikan Tauhid

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendidikan tauhid dalam Surat

Al-An‟am ayat 74-83. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini

adalah: 1) Bagaimana pendidikan tauhid berdasarkan telaah surat Al-An‟am ayat

74-83. 2) Implementasi pendidikan tauhid dalam pendidikan Islam.

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research), yaitu studi

kepustakaan yang mengadakan penelitian dengan cara mempelajari dan membaca

literatur-literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi

objek penelitian. Sumber data yang digunakan berasal dari data primer dan data

sekunder. Penelitian ini menggunakan metode tahlili, yaitu metode tafsir yang

menjelaskan ayat-ayat Al-Qur‟an dari seluruh aspeknya dan mengungkapkan

maksud-maksudnya secara terinci sesuai urutan ayat dan surat, mengemukakan

arti kosa kata yang diikuti dengan penjelasan mengenai arti global ayat.

Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: a. pendidikan tauhid

merupakan sistem pendidikan yang berusaha menumbuhkan dan menuntun

peserta didik untuk memiliki keyakinan dan kepercayaan dalam hati setiap

individual untuk beriman kepada Allah SWT. b. Pentingnya pendidikan tauhid,

agar di dalam jiwa manusia sejak kecil tertanam nilai-nilai tauhid dan menjadi

landasan dalam kehidupan sehari-hari. c. Terdapat tiga tujuan pendidikan tauhid

yang ditemukan penulis dalam ayat-ayat tersebut, pada ayat 75 yaitu berbunyi

agar Dia termasuk orang yang yakin, kemudian pada ayat 82 mereka itulah yang

akan mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang akan

mendapat petunjuk, dan terakhir pada ayat 83 yang berbunyi Kami tinggikan

siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Tiga tujuan pendidikan tauhid

tersebut ialah: agar termasuk orang yang yakin, agar mendapatkan keamanan dan

petunjuk, serta agar mendapatkan derajat. d. Beberapa metode yang dilakukan

oleh Nabi Ibrahim as dalam kisah ini adalah sebagai berikut: menegur,

mengarahkan, mencari sendiri, berdialog dan berdiskusi serta mengancam. Semua

metode tersebut di terapkan dengan berani dan tegas.

Page 11: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN BERLOGO ............................................................................... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... v

MOTTO ......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................viii

ABSTRAK .................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………..xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6

D. Penegasan Istilah ............................................................................. 6

E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 9

F. Metode Penelitian .......................................................................... 9

G. Sistematika Penulisan Skripsi .......................................................... 11

Page 12: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

xii

BAB II DESKRIPSI QS AL-AN‟AM 7: 74-83

A. Redaksi Ayat dan Terjemahan Qs Al-An‟am 7: 74-83 .................. 13

B. Makna Mufrodat ............................................................................... 16

C. Isi Kandungan Qs Al-An‟am 7: 74-83 ......................................... 26

BAB III ASBABUN NUZUL DAN MUNASABAH QS AL-AN‟AM 7: 74-83

A. Pengertian Asbãbun Nūzul ................................................................ 41

B. Asbabun Nuzul Surat Al-An‟am Ayat 74-83………………………. 41

C. Pengertian Munasabah……………………………………………… 42

D. Munasabah Surat Al-Baqarah dengan Surat Sebelum dan

Sesudahnya ...................................................................................... 42

E. Munasabah Surat Al-An‟am ayat 74-83 dengan Ayat Sebelum dan

Sesudahnya ...................................................................................... 53

BAB IV PENDIDIKAN TAUHID TELAAH KISAH IBRAHIM AS DALAM

SURAT AL-AN‟AM 7: 74-83

A. Analisis Pendidikan Tauhid Telaah Kisah Ibrahim As berdasarkan Qs

Al-An‟am……………………………….. ......................................... 56

B. Implementasi Pendidikan Tauhid dalam Pendidikan Islam ............... 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 67

B. Saran ................................................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar SKK

2. Nota Pembimbing Skripsi

3. Lembar Konsultasi

4. Daftra Riwayat Hidup

Page 14: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk

mengembangkan potensi manusia lain atau memindahkan nilai dan norma yang

dimilikinya kepada orang lain dalam masyarakat (Ali, 2008:180). Merujuk pada

pengertian pendidikan di atas bahwa setiap manusia berhak untuk

mengembangkan potensi dan mendidik orang lain agar dapat menyalurkan bakat

dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Selain itu, juga memiliki

kemandirian dalam bersikap dan bertindak sehingga anak tersebut mempunyai

rasa tanggung jawab atas dirinya sendiri.

Langeveld (1976:18) mendenifisikan pendidikan sebagai setiap pergaulan

yang terjadi antara orang dewasa dengan anak-anak dalam suatu keadaan dimana

pekerjaan mendidik itu berlangsung.

Sedangkan menurut Marimba (1989:19) pendidikan adalah bimbingan

atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan

rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

Menurut Daulay (2004:153) pendidikan Islam adalah pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh

potensi manusia baik yang berbentuk jasmani dan rohani, serta menumbuhkan

hubungan yang harmonis setiap individu dengan Allah SWT, manusia lain, dan

alam semesta.

Page 15: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

2

Pendidikan Islam sebagai alat untuk proses penyampaian informasi dalam

rangka pembentukan insan yang beriman dan takwa agar manusia menyadari

kedudukan, tugas dan fungsinya di dunia ini baik sebagai abdi maupun sebagai

khalifah-Nya di bumi. Agar selalu takwa dalam memelihara hubungannya

dengan Allah, dirinya sendiri, masyarakat dan alam sekitarnya (Ali, 2008:181).

Arifin (2014:22) mengemukakan pendidikan Islam juga berorientasi

untuk mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta mengembangan fitrah

(kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal

pertumbuhan dan perkembangannya. Karena, agama Islam merupakan way of

life yang menjamin kebahagiaan hidup pemeluknya di dunia dan di akhirat

(Shihab, 1996:33).

Agama Islam sebagai suatu konsep kehidupan yang mempunyai landasan

yang khas dan spesifik dibandingkan dengan agama lainnya. Karena komponen

utama agama Islam yaitu akidah, syari‟ah dan akhlak yang kemudian

dikembangkan oleh manusia dengan akal pikiran mereka yang didorong dengan

ilmu pengetahuan. Selain itu, Islam adalah agama yang monoteis (tauhid).

Maksudnya agama yang hanya menyembah satu Tuhan, yaitu Tuhan Yang Maha

Esa.

Al-Qur‟an diyakini sebagai firman-firman Allah SWT yang berisikan

petunjuk mengenai apa yang dikehendaki-Nya. Dalam memahami maksud

firman-firman Allah SWT sesuai dengan kemampuan manusia itulah yang

disebut tafsir (Shihab, 1996:152).

Page 16: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

3

Salah satu kandungan ayat-ayat di dalam Al-Qur‟an berkisar tentang

tauhid. Dengan kesaksian ayat-ayat Al-Qur‟an dakwah terhadap tauhid dimulai

sejak diutusnya Nabi Adam as sampai Nabi Muhammad saw. yang mengajak

manusia pada pengesaan Allah SWT dengan mengucapkan kalimat “La ilaha illal

lah”; Tiada Tuhan melainkan Allah. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-

Anbiyaa‟ ayat 25:

25. Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan

kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan

aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku".

Setiap kali terjadi kesyirikan pada manusia, Allah utus seorang Nabi

untuk mengembalikan manusia tersebut kepada tauhid dan beriman kepada-Nya,

dan mengikuti ajaran agama yang dibawa utusan Allah itu.

Tauhid merupakan inti ajaran agama Islam yang dijadikan sebagai dasar

bagi pembentukan karakter, serta pengembangan kepribadian manusia.

Pendidikan tauhid adalah seluruh kegiatan umat manusia di bidang pendidikan

yang menempatkan Allah sebagai sumbernya, karena Dia adalah Tuhan Rabb al-

„Alamin (Majid, 2014:4).

Page 17: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

4

Selain itu tauhid juga berguna bagi kesehatan mental dan kebahagiaan

hidup. Karena tauhid itu sendiri memupuk dan mengembangkan fungsi-fungsi

jiwa dan memelihara keseimbangannya serta menjamin ketentraman batin

(Darajat, 1995:9).

Menurut Dahlan (1997:212) bidang tauhid yang menekankan sisi keesaan

Allah dengan semurni-murninya dan sebenar-benarnya, disebut dengan istilah

tauhid al-„uluhiyah. Dalam pengertian ini, Tuhan adalah predikat kepada Zat

yang wajib diyakini dan diimani oleh semua manusia. Adapun bidang tauhid

yang menekankan sisi kewajiban seorang hamba untuk senantiasa menunjukkan

pengakuan kehambaannya kepada Tuhan, disebut dengan tauhid al-„ubudiyyah.

Untuk memenuhi pengertian tauhid ini seorang hamba dituntut menunjukkan

keikhlasan dan kemurnian pengabdiannya semata-mata kepada Allah SWT.

Tauhid mempunyai peran yang besar terhadap kehidupan manusia, karena

dengan tauhidlah manusia dapat memahami arti dan tujuan hidup mereka.

Marlilah kita lihat secara seksama di lingkungan sekitar kita banyak manusia

yang hidup dengan tujuan yang tidak jelas, mereka bekerja siang-malam hanya

untuk mengumpulkan harta harta yang banyak. Harta bagi mereka ibarat tuhan

yang selalu diagungkan dan di nomer satukan.

Salah satu Nabi dan Rasul utusan Allah SWT yang mendapatkan amanah

dalam mengembangkan risalah Allah tersebut ialah Nabi Ibrahim as. Metode

yang dipakai Nabi Ibrahim as diabadikan didalam Al-Qur‟an yang sekaligus

sebagai simbol kepada manusia yang hidup dan hadir pada zaman ini, bahwa cara

Page 18: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

5

yang dilakukan Nabi mulia tersebut perlu dikaji secara mendalam. Menurut tafsir

Al-Misbah kandungan surat Al-An‟am ayat 74-83 merupakan ayat-ayat yang

menuntun Nabi Muhammad saw dan umat Islam. Bagaimana bersikap terhadap

orang-orang musyrik yang mempersekutukan Allah SWT seperti dicontohkan

oleh pengalaman Nabi Ibrahim as ketika menghadapi persoalan yang sama agar

dapat diteladani (Shihab, 2001:154). Dan di jelaskan pula bahwasannya Nabi

Ibrahim as menemukan dan membina keyakinannya beserta kaumnya melalui

pencaharian dan pengalaman-pengalaman keruhanian yang dilaluinya dan hal ini

secara Qur‟ani terbukti bahwa beliau menemukan keesaan Allah SWT melalui

alam semesta (Shihab,1996:21). Sebagaimana yang diuraikan dalam surat Al-

An‟am ayat 75:

75.Dan Demikianlah kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda

keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami

memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin.

Dalam menyikapi semua keraguan itu, kita dapat mengatasinya dengan

mendalami pemahaman tentang agama yang kita anut. Berdasarkan uraian

tersebut, penulis akan mendeskripsikan dan menganalisa bagaimana pendidikan

tauhid melalui pendidikan yang akan penulis kemas dalam judul penelitian yaitu

Page 19: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

6

“Pendidikan Tauhid (Telaah Kisah Nabi Ibrahim as Berdasarkan Q.S. Al-An‟am

7: 74-83).”

B. Rumusan Masalah

Mengacu latar belakang di atas, maka permasalahan yang dibahas adalah :

1. Bagaimana pendidikan tauhid dalam kisah Ibrahim as berdasarkan Surat Al-

An‟am ayat 74-83?

2. Bagaimana implementasi pendidikan tauhid dalam pendidikan Islam?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pendidikan tauhid telaah cerita Ibrahim dalam Surat Al-

An‟am ayat 74-83.

2. Untuk mengetahui deskripsi tentang implementasi pendidikan tauhid dalam

pendidikan Islam.

D. Penegasan Istilah

1. Pendidikan Tauhid

Pendidikan dalam wacana keislaman popular dengan istilah tarbiyah.

Tarbiyah berasal dari kata جرتية -يرتى -رتا yang memiliki makna bertambah,

tumbuh (Yunus, 2010:137). Artinya, pendidikan adalah usaha untuk

menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik, baik secara fisik, psikis,

sosial maupun spiritual. (Mujtahid, 2011:3).

Secara etimologi pendidikan berasal dari kata didik; mendidik, yang

berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak

Page 20: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

7

dan kecerdasan pikiran. Pendidikan adalah perbuatan (hal, cara, dsb) mendidik

(Poerwadarminta, 1982:250).

Sedangkan secara terminologi, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2007:263) pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan pelatihan.

Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara (Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI,

2006:5).

Purwanto (2004:10) berpendapat bahwa pendidikan ialah segala usaha

orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin

perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan.

Menurut Haris (1992: 27) tauhid menurut Islam ialah tauhid I‟tiqadi-

ilmi (keyakinan teoritis) dan tauhid amali-suluki (tingkah laku praktis) atau

dengan istilah lain ialah dua ketauhidan yang tidak dapat dipisahkan antara

yang satu dengan yang lain: yaitu tauhid dan bentuk ma‟rifat (pengetahuan),

Page 21: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

8

itsbãt (pernyataan), dan I‟tiqãd (keyakinan), qasd (tujuan) dan irãdah

(kehendak).

Secara etimologi tauhid artinya menyatukan, menunggalkan,

mengesakan atau mengganggap satu (Hamdani, 2001:3).

Sedangkan, secara terminologi tauhid merupakan suatu prinsip

lengkap yang menembus seluruh dimensi serta mengatur seluruh aktivitas

makhluk (Shihab, 2014:69)

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan tauhid merupakan sistem

pendidikan yang berusaha menumbuhkan dan menuntun peserta didik untuk

memiliki keyakinan dan kepercayaan dalam hati setiap individual untuk

beriman kepada Allah SWT.

Al-Qur‟an Surat Al-An‟am 7:74-83

Secara etimologis, Al-Qur‟an berarti bacaan. Sedangkan secara

terminologi, Al-Qur‟an ialah kalam Allah SWT yang merupakan mu‟jizat

yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW, membacanya

adalah ibadah (Departemen Agama Rebublik Indonesia, 1965:23).

Surat Al-An‟am (binatang ternak) yang terdiri atas 165 ayat, termasuk

golongan surat Makkiyah, karena hampir seluruh ayat-ayatnya diturunkan di

Mekkah. Dinamakan Al-An‟am karena didalamnya disebut kata “An‟am”

dalam hubungan dengan adat istiadat kaum musyrikin, yang menurut mereka

binatang-binatang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri

kepada Tuhan mereka. Juga dalam surat ini disebutkan hukum-hukum yang

Page 22: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

9

berkenaan dengan binatang ternak itu (Departemen Agama Republik

Indonesia, 1965:185).

E. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran terhadap wacana pendidikan

agama Islam tentang bagaiamana pendidikan tauhid sebagaimana yang

terkandung dalam Q.S. Al-An‟am 7:74-83.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi instansi pendidikan : Penelitian ini dapat menjadi rujukan tentang

bagaimana pendidikan tauhid telaah kisah Nabi Ibrahim as dalam Q.S.

Al-An‟am 7:74-83.

b. Bagi peneliti : Menambah wawasan serta sebagai bekal untuk menjadi

seorang pendidik.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk library research atau studi kepustakaan. Studi

kepustakaan yaitu serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode

pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan

penelitian (Zed, 2004:3).

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode dokumentasi.

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

Page 23: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

10

catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda,

dan sebagainya (Arikunto, 2010:274).

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan penulis, yaitu

sumber data primer dan sumber data sekunder.

a. Sumber data primer (primary research) ialah sumber data yang

bersumber langsung dengan subjek penelitian yang terdiri dari

Al-Qur‟an dan kitab-kitab tafsir Al-Qur‟an yang menjelaskan

surat Al-An‟am ayat 74-83, diantaranya:

1. Al-Qur‟an dan Terjemahannya

2. Tafsir Al-Maraghi

3. Tafsir Al-Nur

4. Tafsir Muyassar

5. Tafsir Al-Misbah

b. Dan sumber data sekunder (Secondary Research), yaitu sumber

lain yang dijadikan sebagai sumber tambahan yang mendukung

penelitian ini. Yang terdiri dari, buku-buku yang membahas

mengenai tauhid, yaitu:

a) Membumikan Al-Qur‟an (Quraish Shihab)

b) Wawasan Al-Qur‟an (Quraish Shihab)

c) Dan lain sebagainya.

Page 24: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

11

4. Metode Analisis Data

Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, langkah selanjutnya adalah

menganalisis data dengan menggunakan metode tahili. Metode tahili dapat

diartikan sebagai cara menjelaskan arti dan maksud ayat-ayat al-Qur‟an dari

sekian banyak seginya, dengan menjelaskan ayat demi ayat sesuai urutan-

urutannya di dalam mushhaf, melalui penafsiran kosa kata (ma‟an al-

mufradat), penjelasan asbab al-nuzul (sebab-sebab turunya suatu ayat),

munasabat (keterkaitan ayat dengan ayat, surat dengan surat, dan seterusnya),

serta kandungan ayat tersebut, sesuai keahlian dan kecenderungan seorang

mufassir (Harahap, 2000: 17).

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian, maka disusunlah

sistematika penulisan skripsi ini secara garis besar sebagai berikut :

Pada BAB I berisi Pendahuluan, bab ini akan mengemukakan tentang

latar belakang masalah, rumusan masalah,penegasan istilah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

Pada BAB II merupakan pemaparan hasil penelitian yang berupa

telaah terhadap Q.S. Al-An‟am 7:74-83 yang meliputi : deskripsi Q.S. Al-

An‟am 5:74-83 yang disertai makna mufradat dan isi kandungan ayat tersebut.

Pada BAB III merupakan tafsir Q.S. Al-An‟am 7:74-83. Pada bab ini

peneliti akan menguraikan tentang tema penelitian yang meliputi munasabah

dan azbabun nuzul Q.S. Al-An‟am 7:74-83.

Page 25: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

12

Pada BAB IV penulis lebih memfokuskan dalam inti pembahasan

yaitu menganalisis tentang Pendidikan Tauhid Telaah Kisah Nabi Ibrahim as

dalam Q.S. Al-An‟am 7:74-83.

Pada BAB V yaitu Penutup, Kesimpulan dan Saran. Pada bab ini

memuat kesimpulan penulis dari pembahasan skripsi ini, saran-saran dan

kalimat penutup yang sekiranya dianggap penting serta daftar pustaka.

Page 26: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

13

BAB II

DESKRIPSI Q.S. AL-AN’AM 7 : 74-83

A. Redaksi Ayat dan Terjemahan Q.S. Al-An’am 7: 74-83

Dalam sub ini penulis akan menyajikan redaksi ayat surat Al-An‟am

yang menjadi obyek kajian penulis. Adapun redaksi ayat surat Al-An‟am beserta

terjemahannya disajikan dalam uraian berikut ini:

Page 27: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

14

74. Dan (Ingatlah) di waktu Ibrahim Berkata kepada bapaknya, Aazar,

"Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan?

Sesungguhnya Aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata."

75. Dan Demikianlah kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan

(Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar

dia termasuk orang yang yakin.

76. Ketika malam Telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata:

"Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak

suka kepada yang tenggelam."

Page 28: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

15

77. Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku".

tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku

tidak memberi petunjuk kepadaku, Pastilah Aku termasuk orang yang sesat."

78. Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku,

Ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai

kaumku, Sesungguhnya Aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.

79. Sesungguhnya Aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan

langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan Aku

bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.

80. Dan dia dibantah oleh kaumnya. dia berkata: "Apakah kamu hendak

membantah tentang Allah, padahal Sesungguhnya Allah Telah memberi

petunjuk kepadaku". dan Aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-

sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Tuhanku

menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. pengetahuan Tuhanku meliputi

segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran

(daripadanya) ?"

81. Bagaimana Aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan

(dengan Allah), padahal kamu tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan-

sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk

mempersekutukanNya. Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih

berhak memperoleh keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui?

Page 29: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

16

82. Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka

dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka

itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

83. Dan Itulah hujjah kami yang kami berikan kepada Ibrahim untuk

menghadapi kaumnya. kami tinggikan siapa yang kami kehendaki beberapa

derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

B. Makna Mufradat

Setelah penulis menyajikan redaksi ayat surat Al-An‟am yang menjadi

obyek kajian penulis, maka selanjutnya penulis menyajikan kosa kata yang

terdapat dalam surat Al-An‟am tersebut. Adapun kosa kata yang terdapat dalam

surat tersebut sebagai berikut:

1. Mufradat Ayat 74

واىد -أب -أتى berasal dari kata dasar ل تي yang berarti bapak, ayah

(Yunus, 2010:32). Dalam ayat ini terdapat sindiran nabi Ibrahim as terhadap

bapaknya yang bernama Azar beserta kaumnya yang menjadikan berhala-

berhala sebagai tuhannya (Al-Maraghi, 1992:289-290).

ا berasal dari kata اصا ,yang berarti berhala (Yunus اىص

2010:222). Dalam ayat ini berhala-berhala itu yang dijadikan sebagai tuhan

oleh bapak dan kaumnya nabi Ibrahim as (Al-Maraghi, 1992:289).

ل berasal dari kata قى yang berarti kaum, orang banyak, sekawan قى

manusia (Yunus, 2010:361). Dalam ayat ini kaum atau pengikut ayah nabi

Page 30: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

17

Ibrahim as yang sama-sama menyembah berhala dan dalam kesesatan yang

nyata dari jalan lurus (Al-Maraghi, 1992:290).

ۃ ضلاى-ضلاه -اىضو berasal dari kata ضيو yang berarti sesat,

kesesatan (Yunus, 2010:230). Dalam ayat ini yang dimaksud sesat ialah kaum

nabi Ibrahim as yang menyembah berhala yang berada dalam kesesatan nyata

dari jalan Allah SWT (Al-Maraghi, 1992:290).

2. Mufradat Ayat 75

ين ت ى berasal dari kata يل يل - ينا -ي ينا - ينة - ينة - yang berarti

memiliki, mempunyai sesuatu (Yunus, 2010:428). Dalam ayat ini, malakût

dipahami dalam arti kekuasaan dan kepemilikan yang amat kukuh lagi

sempurna. Kepemilikan Allah terhadap langit dan bumi, yakni seluruh alam

raya, kekuasaan dan wewenang penuh dalam mengaturnya serta tidak dapat

dialihkan atau dicabut oleh pihak lain sebagaimana kepemilikan makhluk

(Shihab, 2009:509-510).

ىقي yang berarti yakin, tidak syak, tidak يقي berasal dari kata اى

ragu (Yunus, 2010:509). Dalam ayat ini, nabi Ibrahim as supaya memperoleh

keyakinan yang kuat dalam iman atau kepercayaannya kepada Allah SWT

(Shihab, 2009:510-511).

Page 31: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

18

3. Mufradat Ayat 76

yang berarti Tuhan, tuan, yang punya رب berasal dari kata رتي

(Yunus,2010:136). Dalam ayat ini yang dimaksud Tuhan ialah sebuah bintang

yang dilihat nabi Ibrahim as (Al-Maraghi, 1992:292).

حث ا-يحة -حة berasal dari kata أحة yang berarti mengasihi, mencintai

(Yunus, 2010:95). Dalam ayat ini nabi Ibrahim as tidaklah menyukai sesuatu

yang tenggelam (Al-Maraghi, 1992:292).

أفىل -يؤفو -أفو berasal dari kata لفيي yang berarti terbenam, lenyap

(Yunus, 2010:45). Dalam ayat ini, ketika bintang terbenam dan menghilang

nabi Ibrahim as mengatakan bahwa sesungguhnya beliau tidak suka apa yang

terbenam dan mengilang. Perkataan ini disampaikan karena orang yang sehat

fitrahnya tidak akan menyukai sesuatu yang hilang, dan tidak pula merasa

kesepian karena kehilangannya (Al-Maraghi, 1992:292).

4. Mufradat Ayat 77

تسغا -تسغا -يثسغ -تسغ berasal dari kata تازغا yang berarti terbit

(Yunus, 2010:64). Dalam ayat ini, ketika pemulaan terbitnya bulan, nabi

Ibrahim as mengatakan bahwa bulan adalah tuhannya. Perkataan itu

disampaikannya ketika beliau melihat bulan pada malam berikutnya (Al-

Maraghi, 1992:293).

Page 32: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

19

yang berarti Tuhan, tuan, yang punya رب berasal dari kata رتي

(Yunus, 2010:136). Yang dimahsud Tuhan dalam ayat ini ialah sebuah bulan

yang dilihat nabi Ibrahim as pada malam berikutnya (Al-Maraghi, 1992: 293).

اى قى berasal dari kata yang berarti kaum, orang banyak, sekawan قى

manusia (Yunus, 2010:361). Dalam ayat ini, terdapat sindiran pada kaumnya

atas kesesatannya menyembah selain Allah Ta‟ala. Dan disinilah sindiran

meningkat karena hujjah lawan bicara telah terpojok dengan pembuktian

pertama, sehingga keyakinan mereka ternodai (Al-Maraghi, 1992:294).

5. Mufradat Ayat 78

تسغا -تسغا -يثسغ -تسغ berasal dari kata تازغة yang berarti terbit

(Yunus, 2010:64). Dalam ayat ini, ketika nabi Ibrahim as melihat matahari

beliau sambil menunjuknya dan mengatakan bahwa matahari adalah tuhannya.

Dikarenakan matahari lebih besar dari bintang dan bulan, serta lebih terang

cahayannya. Disini tampak nabi Ibrahim as memperpanjang argumentasinya

untuk menyudutkan kaumnya setelah sindiran yang dikhawatirkan beliau akan

mereka sangkal. Selain itu juga terdapat pendahuluan untuk menegakkan

hujjah dan tahapan untuk memancing perhatian mereka agar mau

mendengarkan pembicaraan beliau (Al-Maraghi, 1992:294).

أفىل -يؤفو -افو berasal dari kata افيث yang berarti terbenam, lenyap

(Yunus, 2010:45). Dalam ayat ini, matahari terbenam sebagaimana yang

Page 33: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

20

lainnya menghilang. Kemudian nabi Ibrahim as memutar balik dan mengulur-

ulur pembicaraan dengan penuh kelembutan hingga sampai kepada apa yang

beliau kehendaki dengan cara yang terbaik dan halus, sambil membebaskan

diri dari sesembahan-sesembahan yang kaumnya jadikan tuhan selain Allah

Ta‟ala (Al-maraghi, 1992:294-295).

berasal dari kata يقى yang berarti kaum, orang banyak, sekawan قى

manusia (Yunus, 2010:361). Dalam ayat ini, kaum nabi Ibrahim as yang

berada pada kesesatan yang sedang didebat beliau karena kebodohannya

menyekutukan Allah (Al-Maraghi, 1992:295).

شرمة -شرمة -شرما -يشرك -شرك berasal dari kata جشرمى

berarti bersekutu, berserikat dengan dia (Yunus, 2010:196). Dalam ayat ini,

nabi Ibrahim as setelah melihat bintang, bulan dan matahari tenggelam beliau

melepaskan diri dari penyembahan yang dipersekutukan dengan Tuhan Yang

Maha Esa (Shihab, 2009:516).

6. Mufradat Ayat 79

,yang berarti yang lurus, betul (Yunus حيف berasal dari kata حيفا

2010:110). Dalam ayat ini, nabi Ibrahim as berserah diri menghadapkan

dirinya di dalam beribadah hanya kepada Tuhan yang menciptakan langit dan

bumi, serta yang lainnya. Dan beliau cenderung kepada agama yang lurus (Al-

Maraghi, 1992:295).

Page 34: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

21

شرمي ۃ شرم -ۃ شرم -شرما -يشرك -شرك berasal dari kata اى

yang berarti bersekutu, berserikat dengan dia (Yunus, 2010:196). Dalam ayat

ini, nabi Ibrahim as tidaklah termasuk ke dalam orang-orang yang

menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu apapun sebagaimana yang

dilakukan kaumnya (Al-Maraghi, 1992:296).

7. Mufradat Ayat 80

ى ة berasal dari kata أجحآج ,yang memiliki arti hujjah, dalil حاخ

keterangan (Yunus, 2010:97). Dalam ayat ini, hujjah diartikan sesuatu yang

digunakan oleh salah satu di antara dua pihak yang berbantah untuk

mengulur-ulur pembicaraan dalam menetapkan dakwaan atau menyangkal

dakwaan lawan bicara (Al-Maraghi, 1992:300).

ۃ شرم -ۃ شرم -شرما -يشرك -شرك berasal dari kata جشرمى

yang berarti bersekutu, berserikat dengan dia (Yunus, 2010:196). Dalam ayat

ini, nabi Ibrahim as tidak takut kepada tuhan-tuhan yang dijadikan sekutu oleh

kaumnya untuk mendatangkan bahaya kepada beliau (Al-Maraghi, 1992:301).

ع ي berasal dari kata ا -عي -عي يعي yang berarti mengetahui

sesuatu (Yunus, 2010:277). Dedeng Rosidin mengutip dari Al-Maraghi

menjelaskan bahwa kata „allama dengan alhamahu (memberi ilham),

maksudnya Allah memberi ilham kepada Nabi Ibrahim as untuk mengetahui

jenis-jenis yang telah diciptakan beserta zat, sifat dan nama-namanya.

Page 35: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

22

Sedangkan Ash-Shawi, menjelaskan dengan makna alqa (memberikan atau

menuangkan), maksudnya Allah memberikan atau menuangkan ilmu ke dalam

hati Nabi Ibrahim as. Secara konteks, „allama menunjukkan adanya tadrij

(tahapan), bahwa penyampaian itu dilakukan melalui tahap demi tahap. Akan

tetapi, pada ayat ini menunjukkan secara sekaligus. Secara struktur, „allama

mempunyai dua objek, baik disebut ataupun tidak. Jika dilihat dari jabatan

kata dalam kalimat, tersusun dari fi‟il (pekerjaan), hal ini berarti

menunjukkan pada pekerjaan mengajar, atau proses belajar mengajar yang

didalamnya terdapat teknik dan metode mengajar. Fa‟il (yang melakukan

pekerjaan), di sini berarti menunjukkan pengajar (guru) yang melakukan

pekerjaan mengajar. Maf‟ul bih pertama (objek pertama) menunjukkan murid

yang menerima pelajaran, dan maf‟ul bih kedua (objek kedua) menunjukkan

materi yang diajarkan. Jadi, dalam ta‟lim tersirat beberapa unsur penting,

yaitu guru, murid, proses pembelajaran dan materi pelajaran (Rosidin,

2003:67-68).

8. Mufradat Ayat 81

ۃ شرم -ۃ شرم -شرما -يشرك - شرك berasal dari kata اشرمح

yang berarti bersekutu, berserikat dengan dia (Yunus, 2010:196). Dalam ayat

ini, nabi Ibrahim as tidak takut akan makhluk yang dijadikan kaumnya untuk

menyekutukan Allah SWT. Karena yang dijadikan sekutu itu tidaklah

mendatangkan manfaat dan kemudaratan (Al-Maraghi, 1992:303).

Page 36: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

23

yang berarti kumpulan orang banyak فريق berasal dari kata فريقي

(Yunus, 2010:314). Dalam ayat ini, kata tersebut mengandung pengertian dua

golongan yang terdiri atas golongan orang-orang bertauhid yang beribadah,

takut dan berharap hanya kepada Allah semata; dan golongan orang-orang

musyrik yang membesarkan pengaruh sebagian sebab, sehingga mereka

menjadikan banyak Tuhan yang disembah, serta kepada sebagiannya mereka

menyandarkan datangnya manfaat dan kemudaratan, seperti kepada matahari,

bulan, dan malaikat (Al-Maraghi, 1992:304).

لتا berasal dari kata -أ ا أ keamanan, kesentosaan (Yunus,

2010:49). Dalam ayat ini, terdapat dua golongan yang mendapatkan keamanan

yaitu golongan orang-orang bertauhid yang beribadah, takut dan berharap

hanya kepada Allah semata; dan golongan orang-orang musyrik yang

membesarkan pengaruh sebagian sebab, sehingga mereka menjadikan banyak

tuhan yang disembah, serta kepada sebagiannya mereka menyandarkan

datangnya manfaat dan kemudaratan, seperti matahari, bulan dan bintang (Al-

Maraghi, 1992:304).

9. Mufradat Ayat 82

ه berasal dari kata إي -أ اا -يؤ إي yang berarti beriman,

percaya (Yunus, 2010:49). Dalam ayat ini, beriman adalah kepercayaan yang

teguh yang timbul akibat pengetahuan dan keyakinan (Assegaf, 2014:38).

Page 37: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

24

berasal dari kata تظي -ظي ا -يظي ا -ظي ة -ظي ظي yang memiliki

arti aniaya, menganiaya (Yunus, 2010:248). Dalam ayat ini, yang dimaksud

dengan dzalim ialah syirik (Shihab, 2009:524). Menurut Darajat (1995:54)

Syirik adalah suatu yang abstrak.

berasal dari kata ال -أ ا أ yang memiliki arti keamanan,

kesentosaan (Yunus, 2010:49). Dalam ayat ini yang dimaksud aman ialah

aman dari azab Allah (Al-Maraghi, 1992:1266).

10. Mufradat Ayat 83

ح احج berasal dari kata ۃ حاج yang memiliki arti hujjah, dalil,

keterangan (Yunus, 2010:97). Yang dimaksud hujjah dalam ayat ini ialah

hujjah yang Allah tunjukkan dan berikan kepada Ibrahim as, agar dia dapat

memberikan keterangan yang jelas kepada kaumnya (Al-Maraghi, 1992:306).

berasal dari kata قى yang berarti kaum, orang banyak, sekawan قى

manusia (Yunus, 2010:361). Dalam ayat ini, terdapat ketegasan hujjah untuk

menetapkan yang haq dan membatalkan yang batil, yang diberikan dan

tunjukkan Allah Ta‟ala kepada nabi Ibrahim as, agar beliau dapat memberikan

keterangan yang jelas kepada kaumnya (Al-Maraghi, 1992:306).

yang memiliki arti pangkat, martabat درخة berasal dari kata درجات

(Yunus, 2010:125). Dalam ayat ini, Allah SWT mengangkat derajat siapapun

Page 38: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

25

di antara hamba-hambanya yang dikehendaki beberapa derajat, yang

sebelumnya mereka tidak berada pada suatu derajat (Al-Maraghi, 1992:306).

C. Isi Kandungan Q.S. Al-An‟am : 74-83

1. Kandungan Q.S. Al-An‟am: 74-83 Secara Umum

Surat Al-An‟am terdiri atas 165 ayat. Dan termasuk golongan surat

Makkiyyah, karena hampir seluruh ayat-ayatnya diturunkan di Mekkah dekat

sebelum hijrah. Dinamakan Al-An‟am karena didalamnya disebut kata

“An‟am” yang berarti binatang ternak: unta, sapi, biri-biri, dan kambing. Serta

dalam hubungannya dengan adat-istiadat kaum musyrikin, yang menurut

mereka binatang-bintang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan

diri kepada Tuhan mereka. Selain itu dalam surat ini disebutkan juga hukum-

hukum yang berkenaan dengan bintang ternak itu.

Isi pokok ajarannya ialah:

Keimanan: bukti-bukti keesaan Allah serta kesempurnaan sifat-sifat-

Nya: kebenaran kenabian Nabi Muhammad saw; penyaksian Allah atas

kenabian Ibrahim, Ishaq, Yaqub, Nuh, Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa,

Harun, Zakaria, Yahya, Isa, Ilyas, Alyasa‟, Yunus, dan Luth; penegasan

tentang adanya risalah dan wahyu serta hari pembalasan dan hari kebangkitan;

kepalsuan peryataan orang-orang musyrik dan keingkaran mereka terhadap

hari kiamat.

Page 39: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

26

Hukum-hukum: larangan mengikuti adat-istiadat yang dibuat oleh

kaum Jahiliyah; makanan yang halal dan yang haram; wasiat yang sepuluh

dari Al-Qur‟an, tentang tauhid keadilan, dan hukum-hukum; larangan mencaci

maki Allah.

Kisah: kisah umat-umat yang menentang Rasul-rasul; kisah

pengalaman Nabi Muhammad saw dan para Nabi pada umumnya; cerita Nabi

Ibrahim as membimbing kaumnya kepada tauhid.

Dan lain-lain: sikap kepala batu kaum musyrikin; cara seorang Nabi

memimpin umatnya; bidang-bidang kerasulan dan tugas-tugas Rasul-Nya;

tantangan kaum musyriin untuk melemahkan Rasul; kepercayaan orang-orang

musyrik terhadap jin, syaitan, dan malaikat; beberapa prinsip keagamaan dan

kemasyarakata; nilai hidup duniawi (Departemen Agama Republik Indonesia,

1965:185).

2. Kandungan Q.S.Al-An‟am 7:74-83

Dalam pembahasan ini penulis akan memaparkan isi dari kandungan

ayat yang dikaji, yaitu pada surat Al-An‟am ayat 74-83 menurut tiga

pendapat mufassir, yakni pandangan dari tafsir Al-Maraghi, An-Nur,

Muyassar yakni sebagai berikut:

1. Surat Al-An‟am ayat 74

a. Tafsir al-Maraghi

Surat Al-An‟am ayat 74, dijelaskan dalam ayat ini

diungkapkan percakapan antara nabi Ibrahim as dengan bapaknya

Page 40: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

27

yang bernama Azar. Sesungguhnya ayah beserta kaumnya sama-sama

menyembah berhala ini berada dalam kesesatan yang nyata dari jalan

lurus. Berhala-berhala ini adalah patung-patung yang dipahat mereka

dari batu, dibuat dari kayu, atau logam, sedang derajat mereka lebih

tinggi dan mulia daripadanya. Tidak layak bagi orang yang berakal

untuk menyembah apa yang sebanding dengan penciptaannya,

dikarenakan tidak mendatangkan manfaat maupun kemudaratan (Al-

Maraghi, 1992:289-290).

b. Tafsir An-Nur

Dalam ayat 74 dijelaskan, kebatilan apa yang diperbuat

kaumnya. Maka nabi Ibrahim as berkata kepada ayahnya yang

bernama Azar sambil mengingkari kemusyrikannya serta kaumnya

yang menyembah berhala dengan meninggalkan penyembahannya

terhadap Allah SWT (Ash-Shiddieqy, 2000:1261).

c. Tafsir Muyassar

Dalam ayat ini mengandung pelajaran bagaimana seorang anak

mendakwahi ayahnya, yakni dimulai dari dasar-dasar tauhid

(pengesaan Allah SWT), sikap loyal (kesetiaan) hanya kepada Allah

SWT dan kasih sayang kepada sang ayah, meski dia seorang musyrik

sekalipun (Al-Qarni, 2008:603).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa ini merupakan permulaan nabi

Ibrahim as untuk memimpin bapak dan kaumnya kepada agama

Page 41: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

28

tauhid. Selain itu juga sindiran terhadap kaumnya yang berada pada

kesesatan yang menyembah berhala.

2. Surat Al-An‟am ayat 75

a. Tafsir Al-Maraghi

Dalam ayat ini dijelaskan bahwasanya Allah telah

memperlihatkan kebenaran kepada nabi Ibrahim as tentang perkara

bapak dan kaumnya, bahwa mereka benar-benar di dalam kesesatan

yang nyata, lantaran beribadah kepada berhala dan patung.

Diperlihatkan padanya berupa alam semesta dan segala isinya.

Supaya dengan itu, beliau dapat menegakkan hujjah terhadap orang-

orang musyrik yang sesat, dan supaya dia sendiri termasuk orang-

orang yang benar-benar yakin sampai ke tingkat „ainul-yaqin (Al-

Maraghi, 1992:290-291).

b. Tafsir An-Nur

Dijelaskan bahwa Allah telah memperlihatkan kebenaran

kepada Ibrahim tentang perkara bapak dan kaumnya, bahwa mereka

benar-benar berada di dalam kesesatan yang nyata, lantaran beribadah

kepada berhala dan patung. Allah perlihatkan kepadanya alam

semesta beserta isinya untuk membuktikan keesaan Allah dan

kebenaran kodrat-Nya.Yang demikian itu supaya Nabi Ibrahim as

menjadikan keesaan Allah sebagai hujjah dalam menghadapi kaum

Page 42: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

29

musyrikin dan beliau memperoleh keyakinan yang kuat (Ash-

Shiddieqy, 2000:1261).

c. Tafsir Muyassar

Dalam ayat ini, dijelaskan bahwa Allah pun telah memberi

taufik kepada nabi Ibrahim as untuk menempuh jalan hidayah.

Diperlihatkan pula kerajaan yang agung dan keindahan ciptaan yang

tampak, disertai ayat-ayat yang menunjukkan keagungan kuasa dan

kesempurnaan kebijaksanaan-Nya yang ada di langit dan di bumi

kepada nabi Ibrahim as, agar di dalam hatinya tertanam keimanan.

(Al-Qarni, 2008:603-604).

Jadi dalam ayat ini, dapat disimpulkan bahwa Allah telah

memperlihatkan tanda-tanda keagungannya yang diciptakan di langit

maupun dibumi yang membuktikan keesaan Allah SWT serta

digunakan hujjah untuk menghadapi kaumnya yang berada di

kesesatan dan digunakan agar beliau mendapatkan keyakinan yang

kuat.

3. Surat Al-An‟am ayat 76-78

a. Tafsir Al-Maraghi

Dalam ayat ini di jelaskan ketika Allah mulai memperlihatkan

langit dan bumi kepadanya, yakni: ketika malam telah gelap, dia

memandang langit. Dilihatnya sebuah bintang besar yang menonjol

dari bintang-bintang lainnya, karena sinarnya yang berkilauan, yaitu

Page 43: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

30

bintang Jupiter yang merupakan tuhan bagi sebagian penyembah

bintang dari bangsa Yunani dan Romawi Kuno. Ketika melihat itu,

Ibrahim berkata: “Inilah Tuhanku”. Perkataan ini dikemukakannya

dalam forum perdebatan dan adu argumentasi dengan kaumnya,

sebagai permulaan pengingkarannya terhadap mereka.

Tatkala bintang itu terbenam dan menghilang, dia berkata, “

Sesungguhnya aku tidak menyukai apa yang terbenam dan

menghilang”. Perkataan ini disampaikan karena orang yang berakal

tidak akan menyukai sesuatu yang hilang.

Malam berikutnya ketika beliau melihat permulaan terbitnya

bulan dari balik ufuk, dia berkata, “Inilah Tuhanku”. Perkataan itu

disampaikannya dengan nada menceritakan apa yang biasa mereka

katakan, untuk membatalkan perkataan sebelumnya.

Ketika bulan itu tenggelam sebagaimana halnya bintang,

padahal bulan tampak lebih besar dan cahayanya lebih terang. Dia

berkata sambil mendengarkannya kepada orang-orang disekitarnya,

“Sekiranya Tuhanku tidak memberiku petunjuk dan taufik untuk

mencapai kebenaran dalam mentauhidkan-Nya, tentulah aku

termasuk kaum zalim yang tidak mencapai kebenaran dalam hal itu.

Di sini terdapat sindiran yang lebih pantas dikatakan karena kesesatan

kaumnya, dan sindiran meningkat karena hujjah lawan bicara telah

terpojok dengan pembuktian pertama.

Page 44: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

31

Ketika Ibrahim melihat matahari, dia berkata, “ Yang aku lihat

sekarang, inilah Tuhanku! Ia lebih besar dari bintang dan bulan.”

Tampak di sini, bahwa Ibrahim memperpanjang argumentasinya

untuk menyudutkan mereka. Dalam pembicaraannya terdapat pula

pendahuluan untuk menegakkan hujjah, dan tahapan untuk

memancing perhatian mereka agar mau mendengarkan pembicaraan

sesudah sindiran yang dikhawatirkan akan mereka sangkal.

Setelah matahari itu terbenam, sebagaimana yang lain

menghilang, dia memutar balik dan mengulur-ulur pembicaraan

dengan penuh kelembutan hingga sampai kepada apa yang dia

kehendaki dengan cara yang baik dan halus, sambil membebaskan

diri dari sembahan-sembahan yang mereka jadikan Tuhan selain

Allah (Al-Maraghi, 1992:291-295).

b. Tafsir An-Nur

Ayat 76 dijelaskan, manakala Allah mulai memperlihatkan

kepada Ibrahim pemerintahan langit dan bumi, maka pada

permulaannya sesudah memasuki malam yang gelap, Ibrahim

menyaksikan adanya sebuah bintang yang besar di antara bintang-

bintang yang lain, yang melimpahkan kepada alam ini sinar

cahayanya, yaitu bintang Yupiter yang merupakan tuhan terbesar bagi

bangsa Yunani dan Romawi Kuno yang diikuti oleh kaum Ibrahim

(Ash-Shiddieqy, 2000:1261-1262).

Page 45: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

32

Ayat 77 dijelaskan, ketika Ibrahim melihat bulan pada malam

berikutnya manakala bulan terbit yang sinarnya memenuhi alam,

beliau mengatakan: “Inilah Tuhanku”. Dia lebih berhak dari bintang

yang telah lalu. Manakala bulan itu terbenam dan Ibrahim berkata

kembali: “ Sungguh, jika Tuhanku tidak menunjuki aku, tentulah aku

menjadi kaum yang sesat” (Ash-Shiddieqy, 2000:1262).

Ayat 78 dijelaskan, manakala Ibrahim as melihat matahari

terbit dan dia merupakan bintang yang paling besar, yang

membangkitkan cahaya dan gerak, menghilangkan rasa dingin, dan

Ibrahim as berkata lagi: “Ini Tuhanku”. Setelah matahari tenggelam,

ia pun berkata kembali: “Wahai kaumku, aku terlepas apa yang kamu

persekutukan” (Ash-Shiddieqy, 2000:1262).

c. Tafsir Muyassar

Dalam ayat ini dijelaskan ketika malam tiba Ibrahim as

menyaksikan bintang yang bersinar terang. Dia berkata kepada

kaumnya, “Ini adalah Rabb-ku.” Tatkala bintang tenggelam, Ibrahim

as pun berkata, “ Aku tidak suka ilah yang menghilang.” Maksudnya,

bintang tidak pantas menjadi tuhan, karena tidak selalu hadir.

Padahal, tuhan harus tetap berdiri tegak dan hidup mengayomi semua

jiwa serta terus-menerus mengurus makhluk.

Lalu, tatkala Ibrahim as melihat bulan terbit dengan cahayanya

yang bersinar, dia berkata agar kaaumnya beralih dari pandangan

Page 46: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

33

mereka yang sesat, “ Bulan ini adalah Rabb-ku.” Ketika bulan telah

pergi, Ibrahim as pun memohon petunjuk dari Rabb-nya dengan suara

lantang, “Apabila Rabb-ku tidak memberi petunjuk kebenaran bagiku

tentang siapakah Tuhan yang berhak ku sembah, niscaya aku kan

menjadi orang yang sesat dari jalan yang lurus dan menyimpang dari

kebenaran, karena menyekutukan Allah SWT. Kemudian, tatkala

melihat matahari telah terbit, dia berkata kepada kaumnya dengan

kepiaawaiannya memberi contoh dan berargumen, “Matahari ini

adalah Rabb-ku, dia telah besar daripada bulan dan bintang. Namun,

ternyata mataharipun akhirnya tenggelam”. Jadi, dia tidak pantas

disembah. Kalau begitu, aku kembali kepada Allah SWT dan berlepas

diri dari penyembahan selain Allah SWT. Karena yang berhak

disembah hanyalah Allah SWT semata (Al-Qarni, 2008:604-605).

Jadi dapat disimpulkan dalam ayat tersebut ini, terdapat suatu

sindiran terhadap kebodohan kaumnya bahwa penyembahan terhadap

bintang-bintang, bulan matahari dan berhala merupakan kesesatan.

Nabi Ibrahim as memperpanjang argumentasinya untuk menyudutkan

kaumnya agar tidak menyangkal pembicaraannya dan yang kedua

beliau memutar balik serta mengulur pembicaraan untuk menjelaskan

apa yang beliau kehendaki. Barulah kemudian beliau membebaskan

diri dari sembahan-sembahan kaumnya.

Page 47: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

34

4. Tafsir surat Al-An‟am ayat 79

a. Tafsir Al-Maraghi

Dalam ayat 79 ini, dijelaskan setelah membebaskan diri dari

kemusyrikan kaumnya, Ibrahim as berkata: “Sesungguhnya aku

menghadapkan diriku di dalam beribadah hanya kepada Tuhan yang

menciptakan langit dan bumi, serta menciptakan makhluk yang

lainnya (Al-Maraghi, 1992:295).

b. Tafsir An-Nur

Ayat 79 dijelaskan, nabi Ibrahim as membebaskan diri dari

kemusyrikan kemudian beliau menghadapkan dirinya kepada Tuhan

yang menciptakan langit dan bumi, serta beliau lebih condong kepada

kebenaran (Ash-Shiddieqy, 2000:1262).

c. Tafsir Muyassar

Dalam ayat ini, dijelaskan sesungguhnya Ibrahim as

menghadapkan pandangannya kepada Rabb-nya Yang Maha Esa,

Yang Menciptakan langit dan bumi. Inilah inti dan dasar ajaran

agama. Yakni berkeyakinan dan berprinsip tauhid serta berlepas diri

dari musuh-musuh Allah SWT (Al-Qarni, 2008:605-606).

Jadi dalam ayat ini, nabi Ibrahim as pertama-tama beliau

berlepas diri dari kemusyrikan kaumnya, barulah kemudian

menyerahkan dirinya dengan ikhlas kepada Allah SWT yang

menjadikan alam, serta beliau lebih cenderung kepada kebenaran.

Page 48: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

35

5. Tafsir ayat 80

a. Tafsir Al-Maraghi

Dalam ayat ini, dijelaskan kaumnya membantahnya dalam

perkara tauhid. Mereka mengatakan, bahwa menjadikan tuhan-tuhan

itu tidak bertentangan dengan keimanan kepada Allah Yang

Menciptakan langit dan bumi, karena mereka adalah para pemberi

syafa‟at di sisi-Nya. Seorang yang taqlid tidak berhak untuk

mengemukakan hujjahnya, tetapi cukup membantah dan menyangkal

(Al-Maraghi, 1992:301-302).

b. Tafsir An-Nur

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa nabi Ibrahim as tidak takut

kepada apa yang kaumnya persekutukan dengan Allah. Sebab sesuatu

yang dipersekutukan dengan Allah tidaklah mendatangkan

kemudaratan dan tidak pula mendatangkan manfaat. Kecuali jika

Allah menghendaki supaya nabi Ibrahim as untuk mendapatkan suatu

kemudaharatan dari berhala-berhala tersebut (Ash-Shiddieqy,

2000:1265).

c. Tafsir Muyassar

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Ibrahim as didebat oleh

kaumnya dalam masalah penyembahan. Beliau tidak takut terhadap

tuhan-tuhan kalian yang sembah. Bahaya darinya tidak akan sampai

Page 49: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

36

kepadaku, kecuali atas kehendak Allah SWT; karena Rabb-ku

mengetahui segala sesuatu, tidak ada yang gaib bagi-Nya. Mengapa

kalian tidak merenungkan, sehingga kalian mengetahui bahwa hanya

Allah SWT semata yang berhak disembah? Sedangkan yang lain

tidak behak (Al-Qarni, 2008:606).

Jadi, meskipun beliau dibantah oleh kaumnya nabi Ibrahim as

tidak takut kepada ancaman atau sesuatu yang digunakan untuk

menakut-nakutinya. Karena berhala-berhala yang mereka sembah

tidaklah mendatangkan mudaharat dan memberi manfaat bagi mereka

sekaligus nabi Ibrahim as. Sebab kekuasaan tertinggi hanya dimiliki

oleh Allah SWT.

6. Tafsir ayat 81

a. Tafsir Al-Maraghi

Dalam ayat ini, dijelaskan bagaimana mungkin Ibrahim as

takut kepada makhluk yang kalian sekutukan dengan Allah, sedang

kalian tidak takut menyekutukan Allah. Dan di sini dijelaskan pula

terdapat dua golongan yakni, golongan orang-orang yang bertauhid

yang beribadah, takut dan berharap hanya kepada Allah semata; dan

golongan orang-orang musyrik yang membesarkan pengaruh,

sehingga mereka menjadikan banyak tuhan yang disembah, serta

mereka menyandarkan datangnya manfaat dan kemudaratan, seperti

kepada matahari, bulan, dan bintang (Al-Maraghi, 1992:303-304).

Page 50: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

37

b. Tafsir An-Nur

Dalam ayat 81 dijelaskan, pengakuan Nabi Ibrahim As yang

tidak takut dengan apa yang dipersekutukan kaumnya dengan Allah

yang sama sekali tidak memberi mudaharat dan maanfaatnya.

Sedangkan kaum nabi Ibrahim as tidak takut mempersekutukan Allah

dengan sesuatu yang tidak ada keterangannya tentang itu (Ash-

Shiddieqy, 2000:1265).

c. Tafsir Muyassar

Dalam ayat ini, dijelaskan bahwa bagaimana Ibrahim bisa

merasa takut, sementara sembahan kaumnya itu tidak mampu

membahayakan ataupun memberi manfaat. Sedangkan mereka sendiri

tidak takut terhadap Rabb-ku Yang Maha Esa. Beliau mendesak

kaumnya untuk memberitau kepadanya jika mereka mengetahui

jawabannya bahwa orang yang hanya menyembah Allah SWT

sematalah yang lebih pantas untuk merasa aman dan selamat (Al-

Qarni, 2008:607).

Jadi, dapat disimpulkan bahwasanya disini terdapat desakan

bagi mereka untuk mengakui yang benar atau diam dalam kebodohan.

6. Tafsir ayat 82

a. Tafsir Al-Maraghi

b.

Page 51: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

38

Dalam ayat ini, dijelaskan sesungguhnya orang-orang yang

beriman kepada Allah Ta‟ala dan tidak mencampuradukan

keimanannya dengan kezaliman yang besar, yaitu mempersekutukan

Allah, maka mereka akan mendapatkan keamanan. Keamanan yang

berupa keamanan dari azab allah yang menimpa orang musyrik dan

ibadahnya tidak diridai oleh Allah (Al-Maraghi, 1992:305-306).

c. Tafsir An-Nur

Dalam ayat ini, dijelaskan orang-orang yang beriman akan

Allah SWT, dan Rasul-Nya, menjalani yang benar dan tidak

mencampuri iman mereka dengan kezaliman, seperti syirik. Itulah

orang-orang yang akan mendapat keamanan yang sempurna didunia

dan akhirat (Ash-Shiddieqy, 2000:1266).

d. Tafsir Muyassar

Dalam ayat ini, dijelaskan bahwa orang-orang yang beriman

kepada Allah SWT dan mengikuti rasul-Nya dengan ikhlas dan

meneladani Rasulullah SAW (mutaâba‟ah) serta tidak

mencampuradukkan keimanan mereka dengan kemusyrikan akan

diberikan oleh Allah SWT rasa aman dari ketakutan dan kesedihan.

(Al-Qarni, 2008:907).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa orang yang beriman kepada

Allah Ta‟ala dan tidak mencampuradukan keimananya dengan syirik,

Page 52: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

39

mereka akan mendapatkan keamanan dari azab Allah serta

mendapatkan kedudukan yang tinggi.

7. Tafsir Ayat 83

a. Tafsir Al-Maraghi

Dalam ayat ini, dijelaskan ketegasan hujjah yang Allah

tunjukkan dan berikan kepada Ibrahim as, agar dia dapat

memberikan keterangan yang jelas kepada kaumnya. Sesungguhnya,

Allah mengangkat derajat siapa pun di antara hamba-hamba-Nya

yang dikehendaki. Allah meninggikan derajat orang yang

mempunyai derajat kasbiyah (derajat yang bisa diusahakan) kepada

tingkatanya. Juga memberikan kepada orang yang mempunyai

derajat wahbiyah ( bersifat pemberian, yaitu kenabian) suatu

tingkatan yang tidak diberikan kepada selainnya. (Al-Maraghi,

1992:306-307).

b. Tafsir An-Nur

Dalam ayat ini, dijelaskan bahwasanya Allah telah

memberikan hujjah kepada Ibrahim as untuk menghadapi kaumnya.

Dan Allah mengangkat siapa saja yang dikehendaki untuk diangkat

derajatnya (Ash-Shiddieqy, 2000:1266-1267).

c. Tafsir Muyassar

Dalam ayat ini, dijelaskan bahwa inilah argumentasi Allah

yang telah diajarkan kepada rasul Allah yakni Ibrahim as, sehingga

Page 53: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

40

dia berhasil mengalahkan kaumnya. Allah-lah yang meninggikan

hamba-hamba-Nya yang dikehendaki dengan ilmu dan hikmah

beberapa derajat melebihi orang lain (Al-Qarni, 2008:608).

Jadi, dapat disimpulkan bahwasanya ketegasan hujjah yang

digunakan untuk menetapkan kebaikan dan membatalkan yang

buruk. Serta janji Allah yang akan mengangkat suatu derajat

hambanya yang dikehendaki yang mau berusaha untuk berubah.

Page 54: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

41

BAB III

ASBABUN NUZUL DAN MUNASABAH SURAT AL-AN’AM 7:74-83

A. Asbâbun Nuzūl

1. Pengertian Asbâbun Nuzūl

Secara bahasa kata asbâb berasal dari bahasa arab yaitu سثة yang

berarti sebab, karena (Yunus, 2010:161). Sedangkan nuzūl adalah berasal dari

kata سه -سه سول -ي yang berarti turun (Yunus, 2010:448). Budihardjo

(2012:21) mengutip dalam Quraish Shihab bahwasanya secara istilah asbâbun

nuzūl adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya ayat, dimana

ayat tersebut menjelaskan pandangan Al-Qur‟an tentang peristiwa yang terjadi

atau mengomentarinya.

2. Asbabun Nuzul Surat Al-An’am 7:74-83

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Zaid bin

Aslam

Page 55: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

42

82. Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka

dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan

mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa seorang musyrik menyerang

seorang Muslim dan membunuhnya, kemudian menyerang Muslim lainnya

dan membunuhnya pula, lalu menyerang yang lainnya lagi serta

membunuhnya pula, kemudian ia bertanya kepada Nabi saw.: “Apakah

diterima Islamnya setelah perbuatannya tadi? Rasulullah saw.menjawab:

“Ya”. Kemudian ia memukul kudanya dan menyerbu fihak musuh Islam serta

membunuh beberapa orang, kemudian ia sendiri terbunuh.

Menurut Bakr bin Sawadah para sahabat menganggap ayat ini turun

berkenaan dengan peristiwa orang itu yang menegaskan bahwa iman

seseorang yang tidak dicampuri syirik dijamin keamanannya oleh Allah SWT

(Shaleh, 1990:207).

B. Munasabah

1. Pengertian Munasabah

Kata munâsabah berasal dari ا سث -يا سة -ا سة ۃ yang berarti

hubungan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Munâsabah berarti

muqârabah atau kedekatanan kemiripan. Sedangkan secara istilah

munâsabah adalah kemiripan yang terdapat pada hal-hal tertentu dalam

Page 56: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

43

Al-Qur‟an baik pada surat maupun pada ayat-ayat yang menghubungkan

antara uraian yang satu dengan yang lainnya (Budihardjo, 2012:39).

2. Munãsabah surat Al-An’am dengan surat sebelum dan sesudahnya

a. Munãsabah surat Al-An‟am dengan surat Al-Maidah (Depag RI,

1965:184).

Munãsabãh atau kesesuaian antara surat Al-An‟am dengan

surat Al-Maidah , ada dalam beberapa poin. Pertama, pada masing-

masing surat menjelaskan tentang perintah nabi Musa as dan nabi

Ibrahim as kepada kaumnya untuk beriman dan taat kepada Allah.

Pada surat Al-An‟am dijelaskan kisah nabi Ibrahim as kaum

musyrikin untuk beriman dan taat kepada Allah, seperti dalam ayat 74:

74. Dan (Ingatlah) di waktu Ibrahim Berkata kepada

bapaknya, Aazar, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala

sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya Aku melihat kamu dan kaummu

dalam kesesatan yang nyata."

Page 57: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

44

Dalam surat Al-Maidah dijelaskan kisah nabi Musa as yang

memerintah kaum Yahudi untuk beriman dan taat kepada Allah

terdapat pada ayat 20-21, yaitu:

20. Dan (Ingatlah) ketika Musa Berkata kepada kaumnya:

"Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika dia mengangkat

nabi nabi diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka,

dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya

kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain".

21. Hai kaumku, masuklah ke tanah Suci (Palestina) yang

Telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari kebelakang

(karena takut kepada musuh), Maka kamu menjadi orang-orang yang

merugi.

Page 58: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

45

Kedua, pada masing-masing surat menjelaskan larangan untuk

memakan binatang yang haram. Pada surat Al-An‟am dijelaskan

larangan untuk tidak memakan makanan yang haram terdapat pada

ayat 121, yaitu:

121. Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang

tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya.Sesungguhnya

perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya

syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka

membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, Sesungguhnya

kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.

Dalam surat Al-Maidah larangan untuk tidak memakan

binatang haram dijelaskan pada ayat 3, yaitu:

Page 59: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

46

3. Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging

babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang

tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam

binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan

(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan

(diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi

nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini orang-

orang kafir Telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu

janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada

hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-

cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi

agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa. Karena kelaparan tanpa

sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi

Maha Penyayang.

Page 60: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

47

b. Munasabah surat Al-An‟am dengan surat Al-A‟raf (Depag RI,

1965:218).

Munãsabãh atau kesesuaian antara surat Al-An‟am dengan

surat Al-A‟raf , ada dalam beberapa poin. Pertama, pada masing-

masing surat menjelaskan tentang kisah yaitu nabi Ibrahim as, nabi

Nuh as, nabi Hud as, nabi Shaleh as, nabi Luth as, nabi Syu‟aib as dan

nabi Musa as yang menyeru kepada kaumnya untuk beriman dan taat

kepada Allah. Pada surat Al-An‟am dijelaskan kisah nabi Ibrahim as

kaum musyrikin untuk beriman dan taat kepada Allah, seperti dalam

ayat 74:

74. Dan (Ingatlah) di waktu Ibrahim Berkata kepada

bapaknya, Aazar, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala

sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya Aku melihat kamu dan kaummu

dalam kesesatan yang nyata."

Dalam Surat Al-A‟raf dijelaskan kisah-kisah nabi Nuh as, nabi

Hud as, nabi Shaleh as, nabi Luth as, nabi Syu‟aib as yang menyeru

kepada kaumnya untuk beriman dan taat kepada Allah, terdapat pada

ayat 59, 65, 73, 80, dan 85 yaitu:

Page 61: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

48

59. Sesungguhnya kami Telah mengutus Nuh kepada

kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali

tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak

menyembah Allah), Aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar

(kiamat).

65. Dan (Kami Telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara

mereka, Hud. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali

tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka Mengapa kamu tidak

bertakwa kepada-Nya?"

Page 62: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

49

73. Dan (Kami Telah mengutus) kepada kaum Tsamud

saudara mereka shaleh. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah,

sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya Telah

datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu. unta betina Allah

Ini menjadi tanda bagimu, Maka biarkanlah dia makan di bumi Allah,

dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang

karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih."

80. Dan (Kami juga Telah mengutus) Luth (kepada kaumnya).

(Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu

mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan

oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?"

Page 63: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

50

85. Dan (Kami Telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan

saudara mereka, Syu'aib. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah,

sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya Telah

datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka

sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu

kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya,

dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan

memperbaikinya. yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul

kamu orang-orang yang beriman".

104. Dan Musa berkata: "Hai Fir'aun, Sesungguhnya Aku Ini

adalah seorang utusan dari Tuhan semesta Alam,

Page 64: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

51

105. Wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah,

kecuali yang Hak. Sesungguhnya Aku datang kepadamu dengan

membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, Maka lepaskanlah Bani

Israil (pergi) bersama aku".

Kedua, pada bagian akhir surat Al-An‟am, Allah menyatakan

bahwa orang yang berbuat kebajikan akan diganjar sepuluh kali lipat

dan yang berbuat kejahatan akan dibalas sekadar perbuatannya

terdapat pada ayat 160:

160. Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya

(pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa

perbuatan jahat Maka dia tidak diberi pembalasan melainkan

seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak

dianiaya (dirugikan).

Untuk menentukan kadar kebajikan dan kejahatan itu ada

timbangannya, maka Allah mengemukakan dibagian muka surat Al-

A‟raf, bahwa timbangan pada hari itu ialah kebenaran dan keadilan.

Siapa yang berat timbangannya ialah orang yang beruntung dan siapa

Page 65: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

52

yang ringan timbangannya ialah orang yang merugi, terdapat pada ayat

8-9:

8. Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), Maka

barangsiapa berat timbangan kebaikannya, Maka mereka Itulah

orang-orang yang beruntung.

9. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, Maka

Itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan

mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami.

Ketiga, bagian akhir surat Al-An‟am, Allah mengatakan bahwa

Al-Qur‟an adalah kitab pedoman yang benar, dijalan lurus dan

diberkahi, maka umat manusia diperintahkan mengikutinya, terdapat

pada ayat 155:

Page 66: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

53

155. Dan Al-Quran itu adalah Kitab yang kami turunkan yang

diberkati, Maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi

rahmat.

Sedangkan pada bagian permulaan surat Al-A‟raf, Allah

mengulangi lagi perintah itu dan melarang mengikuti selainnya,

terdapat pada ayat 2,3:

2. Ini adalah sebuah Kitab yang diturunkan kepadamu, Maka

janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu

memberi peringatan dengan Kitab itu (kepada orang kafir), dan

menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman.

3. Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan

janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. amat

sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya).

3. Munãsabah surat Al-An’am 7: 74-83 dengan Ayat sebelum dan

sesudahnya

Surat Al-An‟am 7: 74-83 memiliki munãsabah (korelasi) dengan ayat

sebelum dan sesudahnya. Adapun hubungan antara ayat sebelum dan

Page 67: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

54

sesudahnya dalam ayat ini terjadi keterpaduan jalinan antara ayat-ayat

dalam satu tema. Ayat yang berkaitan dengan tema tersebut dimulai dari

ayat 73, bahwa dari ayat tersebut Allah mengajak manusia untuk

memikirkan kejadian alam semesta ini agar terbuka pikirannya serta

menyakini, bahwa kejadian alam semesta ini tentu ada yang menciptakan,

yaitu Allah SWT. Selain itu Allah juga menegaskan bahwa saat

menciptakan alam semesta semua berjalan menurut kehendak-Nya, tak

ada kesulitan apapun dan tak ada yang dapat mengubahnya. Serta

memberikan keterangan tentang kekuasaan-Nya, untuk memberikan

pengertian kepada seluruh manusia bahwa tidak ada sesuatu pun yang

terlepas dari pengetahuan-Nya. Ini dijadikannya sebagai perantara untuk

mendekatkan diri kepada-Nya. Kemudian pada ayat 74-75, dijelaskan

Allah telah memperintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar

mengingatkan orang-orang musyrik kepada kisah nenek moyangnya yang

mereka muliakan, yaitu Nabi Ibrahim as yang mengajak manusia untuk

beragama tauhid dan menjauhi penyembahan berhala yang membawa

manusia kepada kesesatan, dengan disertai alasan-alasan yang kuat. Jagat

raya dan seluruh isinya serta hokum yang berlaku di dalamnya, cukup kuat

untuk menjadi bukti keesaan Allah dan kabatilan perbuatan orang-orang

musyrik. Allah juga memberikian penjelasan, bagaimana Dia

menampakkan keagungan ciptaan-Nya di langit dan di bumi, semua itu

menjadi bukti adanya kekuasaan Allah yang dapat dipahami oleh manusia

Page 68: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

55

jika mereka mau berpikir sesuai dengan fitrahnya. Dengan ini dapat

dijadikan bukti ketika menghadapi orang-orang yang sesat, dan menjadi

pegangannya agar termasuk orang-orang yang meyakini keesaan Allah

(Depag, 2009:158-162).

Namun Ibrahim as belum bisa mengambil pelajaran dan masih mencari

tuhannya seperti dijelaskan pada ayat 76-78, dari pengamatan nabi

Ibrahim as melalui benda-benda langit seperti bintang, bulan, dan matahari

bukanlah Tuhan melainkan makhluk ciptaan-Nya. Maka tidak pantas

seseorang mendewakan makhluk Allah yang tidak kekal da mengalami

perubahan. Dengan itu beliau mengajak kaumnya untuk beragama tauhid

menggunakan pikiran untuk mengakui keesaan-Nya. Dan pada ayat 79

dijelaskan, bahwasanya Nabi Ibrahim as berdakwah kepada kaumnya

untuk memperhatikan keindahan ciptaan Allah itu untuk membenarkan

agama tauhid dan meninggalkan kemusyrikan. Kemudian beliau berserah

diri kepada Allah semata (Depag, 2009:164-165).

Nabi Ibrahim as dibantah oleh kaumnya pada saat beliau

menyampaikan agama tauhid karena beliau mengemukakan kesalahan

agama mereka Walaupun dalam kenyataannya Ibrahim as ditentang oleh

kaumnya yang masih menyembah berhala namun beliau tidak takut

dengan berhala-berhala yang disembah kaumnya karena berhala tersebut

tidaklah mendatangkan manfaat dan mudarat sedikit pun kepada Nabi

Ibrahim as seperti yang dijelaskan pada ayat 80-81.

Page 69: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

56

Dan pada ayat 82 dijelaskan bahwasanya Allah memberikan

penjelasan kepada siapakah yang berhak mendapatkan keamanan, apakah

orang-orang musyrik atau orang-orang yang beriman? Maka jawabanya

ialah orang-orang yang tidak memcampuradukan keimanan mereka

dengan syirik. Selanjutnya pada ayat 83 merupakan penjelasan dari ayat

sebelumnya bahwa hujjah yang diberikan Allah kepada Nabi Ibrahim as

untuk menghadapi kaumnya agar kembali kepada kebenaran. Dan janji

Allah kepada manusia siapa yang berusaha untuk berubah menjadi lebih

baik maka Allah akan meninggikan derajat mereka yang dikehendaki-Nya.

Dan seperti halnya Nabi Ishak, Ya‟qub, Nuh, Daud, Sulaiman, Ayyub,

Yusuf, Musa dan Harun yang ditinggikan derajatnya seperti yang

dijelaskan pada ayat 84, semua itu merupakan keturunan-keturunan Nabi

Ibrahim as yang saleh (Depag, 2009:165-170).

Page 70: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

57

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Analisis Pendidikan Tauhid Telaah Kisah Ibrahim as dalam Surat Al-

An’am ayat 74-83

Pendidikan keimanan dalam Al-Qur‟an merupakan salah satu ruang

lingkup dan poros pendidikan Islam, yang membawa individu untuk

merealisasikan taqwa dalam diri seseorang, sebagai tujuan utama pendidikan

Islam. Berkaitan dengan hal tersebut (Majid, 2014:4) menyatakan pendidikan

tauhid adalah seluruh kegiatan umat manusia di bidang pendidikan yang

menempatkan Allah sebagai sumbernya, karena Dia adalah Tuhan Rabb al-

„Alamin.

Pendidikan keimanan itu sendiri mencakup seluruh kewajiban yang

menetapkan bagi seorang hamba untuk beriman kepada Allah, malaikat-

malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir serta qada‟ dan

qadar. Seorang yang beriman senantiasa akan hidup dalam keselamatan

beserta Tuhannya, dirinya, dan semua makhluk Allah, dia akan hidup pula

berdasarkan petunjuk dari Allah sebagaimana datang dalam kitab-kitab-Nya,

mendapatkan petunjuk dalam hidupnya di dunia dan ridho atas hukum Allah

dan kekuasaan-Nya, baik atau buruk, bahagia di akhirat dengan surga seluas

langit dan bumi (Hafidz, 2009:81).

Page 71: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

58

Pada pembahasan ini penulis akan memaparkan analisis pendidikan

tauhid sesuai pada ayat-ayat yang dikaji yaitu, pada surat Al-An‟am ayat 74-

83 sebagai berikut:

Apabila kita merujuk pada surat Al-An‟am ayat 74, diungkapkan

percakapan antara Nabi Ibrahim as dengan bapaknya Azar. Beliau

menegaskan bahwasanya dirinya telah melihat bapaknya dan kaumnya

terjerumus ke dalam kesesatan yang nyata, jauh menyimpang dari jalan lurus.

Nabi Ibrahim as menegur dan meluruskan mereka serta mengajak untuk tidak

menyekutukan Allah dengan berhala-berhala yang mereka sembah.

Jika Allah tidak menunjukkan kepada Nabi Ibrahim as arahan atau

bimbingan-Nya agar ia mendekati kebenaran, maka ia bersama bapak dan

kaumnya terus melakukan perbuatan syirik. Oleh karena itu, Allah

membimbing Nabi Ibrahim as agar mencari kebenaran dengan melihat tanda-

tanda kekuasaan Allah yang telah diperlihatkan kepada beliau di langit dan di

bumi. Sama seperti layaknya pendidikan, pendidikan haruslah dimunculkan,

ditunjukkan dan disebarluaskan, sehingga manusia dapat mengetahui sesuatu

yang benar dan yang salah. Dari pendidikan itulah, mereka dapat menentukan

jalan manakah yang akan mereka tempuh untuk menuju kehidupan yang layak

didunia dan diakhirat.

Pada ayat selanjutnya, ia berkata kepada kaumnya mengenai

keraguannya pada benda-benda yang dijadikan kaumnya sebagai tuhan.

Keraguan tersebut di ungkapkan dan dijelaskan dengan argument yang kuat.

Page 72: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

59

Keraguan Nabi Ibrahim as di mulai dengan pencariannya dengan konsep

Tuhan pada benda-benda yang ada di langit, yaitu pertama pada bintang yang

tergambar pada ayat 76-78 “ dia melihat pada bintang, bulan dan matahari”.

Pencariannya akan Tuhan adalah bentuk proses pencarian kebenaran juga

sekaligus sebagai pendidikan pada dirinya sendiri beserta kaumnya.

Selanjutnya pada ayat 79, Nabi Ibrahim as berkata “Sesungguhnya

aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi,

dengan cenderung kepada agama yang benar” ini merupakan pembenaran

yang dilakukan beliau kepada kaumnya. Setelah Nabi Ibrahim as menolak

untuk tidak menyekutukan Allah dengan apa yang disembah oleh kaumnya,

maka ia meluruskan apa yang salah dengan menunjukkan kebenaran atau jalan

yang lurus. Kedua hal inilah hujjah (argument yang kuat) yang dimaksudkan

pada ayat 83 yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Ibrahim as untuk

digunakan sebagai tameng untuk menhadapi kaumnya.

Pada ayat 80-81 merupakan penjelasan perbebatan antara Nabi

Ibrahim as dengan kaumnya. Beliau dengan tegas dan berani menunjukkan

perlawanan kepada kaumnya atas perbuatan syirik. Seluruh apa yang

disampaikan beliau merupakan bimbingan dan pelurusan dari perbuatan

mereka yang salah agar menjadi lurus atau benar. Perlawanan Nabi Ibrahim as

pada kesyirikan juga merupakan bagian dari pendidikan tauhid. Dan hal ini

dapat dijadikan sebagai suri tauladan yang baik bagi orang tua dan guru

dalam proses pendidikan pada zaman ini.

Page 73: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

60

Bila kita bandingan pendidikan tauhid yang terdahulu dengan

pendidikan sekarang, maka kita akan mendapatkan perbedaan pada objek

pelaksanaan pendidikan tauhid. Pendidikan tauhid Nabi Ibrahim as

diperuntukkan kepada kaumnya secara turun-temurun yang menyembah

berhala. Hal ini menunjukkan bahwa yang beliau didik adalah orang yang

awam tauhidnya. Sedangkan pendidikan tauhid pada zaman sekarang, lebih

condong diperuntukkan kepada kaum muslimin yang sejak kecil telah

mengenyam pendidikan tauhid di keluarganya. Karena pendidikan tauhidnya

belum sempurna dan bahkan sering kali menyimpang dari ajaran Islam, maka

perlu adanya bimbingan dan arahan agar sempurna pendidikan tauhidnya.

Misalkan, seseorang yang telah beriman dan percaya kepada Allah SWT

masih juga mempercayai bahwasanya pohon beringin didepan rumahnya

memiliki kekuatan. Pada dasarnya pendidikan tauhid tidaklah diperuntukkan

kepada kaum muslimin saja, karena sejatinya pendidikan tauhid itu di berikan

kepada manusia di muka bumi ini yang telah menyimpang dari fitrah

bertauhid dan bagi yang telah bertauhid agar ketauhid-annya lebih sempurna.

Disamping terdapat perbedaan pada objek pendidikan, juga terdapat

subjek pendidikan. Pada umumnya pendidikan itu disampaikan oleh orang

yang lebih tua, dan lebih berpengalaman serta banyak ilmunya dari pada yang

didiknya (objek). Namun dalam kisah ini, justru Nabi Ibrahim as lah yang

menyampaikan pendidikan tauhid kepada ayahnya. Meskipun demikian Nabi

Page 74: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

61

Ibrahim as lebih banyak pengetahuannya dibandingkan dengan ayahnya,

karena beliau mendapatkan petunjuk dari Allah.

Sekarang ini, sering kita jumpai pendidikan tauhid hanya ada di

tempat-tempat tertentu saja, seperti madrasah dan majelis (pengajian) saja.

Bahkan pada umunya para orang tua pun menyerahkan sepenuhnya anak

mereka kepada lembaga pendidikan untuk di didik pendidikan tauhidnya serta

tanggung jawab guru akan kemurnian aqidah anak tersebut.

Dari kisah Nabi Ibrahim as inilah, telah menginspirasi kita agar

pendidikan tauhid dapat dilakukan dimana saja (tidak terbatas tempat),

diberikan kepada siapa saja (tidak terbatas umur itu tua atau muda dan

agama). Setiap manusia mempunyai tanggung jawab akan meyeru dan

mengamalkan pendidikan tauhid kepada dirinya sendiri dan orang lain.

B. Implementasi Pendidikan Tauhid dalam Pendidikan Islam

Setelah penulis membahas analisis pendidikan tauhid telaah kisah nabi

Ibrahim as dalam surat Al-An‟am ayat 74-83, maka penulis akan menyajikan

implementasi pendidikan tauhid dalam pendidikan Islam, yaitu sebagai

berikut:

1. Pendapat pentingnya Pendidikan Tauhid

Dalam kisah Nabi Ibrahim as ini, beliau mengajak kaumnya

untuk mengamalkan tauhid dan meninggalkan segala bentuk

penyembahan yang menyekutukan Allah, agar mendapatkan petunjuk

dan perlindungan Allah. Maka Nabi Ibrahim as diutus oleh Allah

Page 75: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

62

untuk mengajarkan pendidikan tauhid kepada kaumnya yang telah

berbuat syirik.

Apabila kita melihat kisah di atas, maka terlihat perbedaan

antara pendapat pendidikan tauhid pada zaman terdahulu dengan

yang sekarang. Pendapat yang terdahulu untuk menunjukkan umat

manusia dalam mengawali hidup keberagamaannya. Dan berbeda

dengan sekarang, pendidikan tauhid berorientasi meluruskan kembali

pemahaman manusia akan makna tauhid yang sebenarnya.

Karena pendidikan tauhid itu sendiri pun merupakan landasan

dari ajaran Islam. Lembaga pendidikan yang pertama ialah di dalam

keluarga sebelum halnya anak didik di bimbing di lembaga formal

terlebih dahulu ia di didik di keluarga dengan penanaman nilai-nilai

tauhid oleh kedua orang tuanya melalui pengajaran baca tulis Al-

Qur‟an, melaksankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Selain itu ia juga mendapatkan pengajaran di lembaga formal

seperti sekolahan, disana anak didik di bimbingan untuk pembiasaan

berperilaku sesuai dengan nilai-nilai ketauhidan dan sesuai ajaran

Islam. Di masyarakat pun juga seperti halnya tersebut, melalui

pengajaran di TPQ atau majelis-majelis yang ada di lingkungan

tempat tinggal anak tersebut.

Page 76: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

63

2. Tujuan

Terdapat tiga tujuan pendidikan tauhid yang ditemukan penulis

dalam ayat-ayat tersebut, pada ayat 75 yaitu berbunyi agar Dia

termasuk orang yang yakin, kemudian pada ayat 82 mereka itulah

yang akan mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang

yang akan mendapat petunjuk, dan terakhir pada ayat 83 yang

berbunyi Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa

derajat. Tiga tujuan pendidikan tauhid tersebut ialah: agar termasuk

orang yang yakin, agar mendapatkan keamanan dan petunjuk, serta

agar mendapatkan derajat.

Yang pertama, untuk mendapatkan keyakinan akan keesaan

Allah terlebih dulu manusia mengenal dan mengetahui siapa

Tuhannya dengan melalui penglihatan dan perenungan atas ciptaan-

Nya di alam semesta ini. Maka pendidikan tauhid ini bertujuan untuk

mengantarkan manusia yang tidak percaya akan adanya Tuhan akan

menjadi percaya dan bagi manusia yang percaya maka, akan

bertambah pula keyakinannya terhadap Allah SWT.

Kedua, apabila manusia tidak memperoleh ketenangan batin

dalam dirinya dan petunjuk, ia akan selalu memiliki rasa khawatir dan

ketakutan. Dengan demikian ia akan berperilaku menyimpang dari

ajaran Islam karena ia tidak memiliki arah tujuan kehidupannya.

Disinilah pendidikan tauhid mengantarkan manusia untuk selalu

Page 77: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

64

bertawakal kepada Allah SWT dan menyerahkan segala sesuatunya

hanya kepada Allah, sehingga ia ikhlas dalam menjalani apa yang ia

kerjakan. Dengan keikhlasan maka manusia itu akan mendapatkan

ketenangan dalam batinya karena di dalam hatinya memiliki Allah

SWT.

Ketiga, setelah manusia mendapatkan keyakinan akan keesan

Allah ia mendapatkan petunjuk dan rasa aman dalam dirinya karena

hatinya telah terarah dan memiliki Allah, maka ia akan ditinggikan

derajatnya. Yang sebelumnya ia tidak memiliki derajat maka ia akan

mendapatkan derajat karena usahanya sendiri.

Pendidikan tauhid merupakan landasan dari pendidikan agama

Islam yang memiliki tujuan agar pendidikan Islam tersebut memenuhi

kebutuhan hidup manusia berdasarkan nilai-nilai ketauhidan.

Sehingga manusia dapat menjalin hubungan yang baik antara dirinya

sendiri, Allah SWT serta sesame manusia dalam kehidupan sehari-

hari.

3. Metode

Dalam ayat 74 terdapat metode peneguran dan arahan yang

baik terhadap kekeliruan bapak dan kaumnya dalam menyembah

berhala. Dan dalam hal ini, perlu adanya pembenaran agar tidak

selamanya kesalahan itu diperbuat.

Page 78: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

65

Selanjutnya pada ayat 76-78 terdapat metode amtsal

(perumpamaan) yang menyebutkan Nabi Ibrahim as dalam

menggunakan benda-benda langit dalam perumpamaannya untuk

menjelaskan keesaan Allah SWT.

Beliau mengajarkan pendidikan tauhid ini dengan sendirinya

yang ia mulai dari proses mencari, memperhatikan, menerungkan dan

hasilnya beliau menemukan jawaban apa yang ia cari. Itu semua agar

kaumnya meniru apa yang telah di contohkan oleh Nabi Ibrahim as .

Pada awalnya Nabi Ibrahim as menyamakan dirinya sama

dengan kaumnya yang menyembah benda-benda langit, seolah-olah

ia juga menyembah benda-benda sebagai Tuhan. Ini bertujuan untuk

memudahkan ia menyangkal hujjah kaumnya.

Pada umunya manusia hanyalah percaya kepada orang yang

sepemahaman dan sepemikiran dengan mereka. Maka dengan cara

inilah Nabi Ibrahim as berdakwah untuk membangun fitrah manusia

dan menggerakan akal pikiran mereka.

Pada ayat 80 terdapat metode dialog dan diskusi yaitu

perdebatan anatara Nabi Ibrahim as dengan kaumnya yang sama-

sama berargumen untuk menegakkan hujjah mereka dalam percaya

kepada Allah SWT.

Dan yang terakhir pada ayat 81, dijelaskan seolah-olah

Nabi Ibrahim as telah mengancam kaumnya yang telah berbuat syirik

Page 79: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

66

terhadap Allah SWT. Metode ini ialah targhib wa tarhib yaitu metode

dengan mengancam kepada kaumnya yang telah berbuat syirik dan

akan mendapatkan hukuman atas apa yang mereka perbuat. Dalam

pendidikan sekarang metode hukuman ini diberikan kepada peserta

didik yang berbuat salah agar jera dirinya dan tidak mengulangi

perbuatan yang salah tersebut.

Pada dasarnya semua metode yang digunakan Nabi Ibrahim as

ini sesuia dengan apa yang diperintahkan Allah SWT pada firman-

Nya dalam surat An-Nahl ayat 125:

125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan

hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara

yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui

tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Page 80: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

67

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada pembahasan ini penulis akan menarik kesimpulan mengenai

analisis pendidikan tauhid sesuai pada ayat-ayat yang dikaji yaitu, pada surat

Al-An‟am ayat 74-83 sebagai berikut:

a. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan tauhid merupakan sistem

pendidikan yang berusaha menumbuhkan dan menuntun peserta didik

untuk memiliki keyakinan dan kepercayaan dalam hati setiap

individual untuk beriman kepada Allah SWT.

b. Pentingnya pendidikan tauhid, agar di dalam jiwa manusia sejak kecil

tertanam nilai-nilai tauhid dan menjadi landasan dalam kehidupan

sehari-hari.

c. Terdapat tiga tujuan pendidikan tauhid yang ditemukan penulis dalam

ayat-ayat tersebut, pada ayat 75 yaitu berbunyi agar Dia termasuk

orang yang yakin, kemudian pada ayat 82 mereka itulah yang akan

mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang akan

mendapat petunjuk, dan terakhir pada ayat 83 yang berbunyi Kami

tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Tiga tujuan

Page 81: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

68

pendidikan tauhid tersebut ialah: agar termasuk orang yang yakin, agar

mendapatkan keamanan dan petunjuk, serta agar mendapatkan derajat.

d. Beberapa metode yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim as dalam kisah ini

adalah sebagai berikut: menegur, mengarahkan, mencari sendiri,

berdialog dan berdiskusi serta mengancam. Semua metode tersebut di

terapkan dengan berani dan tegas.

B. Saran

Pendidikan Islam yang pada dasarnya sebagai wahana penanaman

pendidikan tauhid kepada manusia harus sesuai dengan tujuan pendidikan itu

sendiri. Sehingga peserta didik dapat memperoleh keimanan yang kuat sebagai

pedoman dalam kehidupan sehari-hari dan juga menjadi pribadi yang selalu

taqwa kepada Allah SWT.

Dari penelitian ini, penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Untuk pendidik

Bagi pendidik dalam proses kegiatan belajar mengajar hendaknya tidak

hanya mentransfer ilmu tetapi juga disertai usaha sungguh-sungguh untuk

mengoptimalkan penanaman pendidikan tauhid kepada peserta didik agar agar

tercapai tujuan pendidikan.

2. Untuk lembaga pendidikan

Lembaga pendidikan sebagai fasilitas dimana terdapat interaksi antara

pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Sebuah lembaga

pendidikan harus menafsirkan tujuan utama pendidikan yaitu untuk

Page 82: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

69

mengembangkan dan menanamkan pendidikan tauhid kepada peserta didik.

Sehingga peserta didik memiliki keimanan yang kuat untuk dijadikan pedoman

dalam kehidupan sehari-hari.

3. Untuk penulis

Bahwa hasil dari analisis tentang pengembangan potensi manusia

melalui pendidikan Islam dalam Q.S. Al-An‟am 7: 74-83 ini masih banyak

kekurangannya, maka dari itu diharapkan ada peneliti baru yang mengkaji

ulang dari hasil penulisan ini.

Page 83: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

70

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad Daud. 2008. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Al-maraghi, Ahmad Mushthafa. 1992. Terjemah Tafsir Al-MAraghi JUz VII.

Semarang: Toha Putra Semarang.

Al-Qarni, „Aidh. 2008. Tafsir Muyassar. Jakarta: Qisthi Press.

Arifin, M. 2014. Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan teoritis dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktik. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 2000. Tafsir Al-Qur‟anul Majid An-

Nuur Juz 7. Semarang: PT Pustaka Rizki Putra.

Assegaf, Abd. Rachman. 2014. Filsafat Pendidikan Islam: Paradigma Baru

Pendidikan Hadhari Berbasis Integratif – Interkonektif. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.

Budiharjdo. 2012. Pembahasan Ilmu-ilmu Al-Qur‟an. Yogyakarta: LOKUS.

Dahlan, Abd. Rahman. 1997. Kaidah-kaidah Penafsiran Al-Qur‟an. Bandung :

Mizan.

Darajat, Zakiah. 1995. Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah. Bandung:

Ruhama

Daulay, Haidar Putra. 2004. Pendidikan Islam: Dalam Sistem Pendidikan Nasional di

Indonesia. Jakarta: Kencana.

Departemen Agama Republik Indonesia. 1965. Al Qur‟an dan Terjemahannya.

Jakarta: Jamunu.

Departemen Agama Republik Indonesia. 1986. Al-Qur‟an dan Tafsirnya. Jakarta:PT.

PERTJA.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Page 84: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

71

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2006. Undang-Undang

dan Peraturan Pemerintah RI: Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam Departemen Agama RI.

Hamdani, M. 2001. Pendidikan Ketuhanan dalam Islam. Surakarta: Muhammadiyah

University Press.

Harahap, Sahrin. 2000. Metodologi Studi dan penelitian Ilmu-ilmu Ushuluddin.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Langeveld, M.J. 1976. Paedagogik: Teoritis-Sistematis. Jakarta: IST.

Majid, Abd. 2014. Pendidikan Berbasis Ketuhanan: Membangun Manusia

Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.

Marimba, Ahmad D. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: PT. Al-Ma‟arif.

Mujtahid. 2011. Reformasi Pendidikan Islam. Malang: UIN-Maliki Press.

Poerwadarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Purwanto, Ngalim. 2004. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Qardhawi, Yusuf. 1992. Tauhidullah dan Fenomena Kemusyrikan. Terjemahan oleh

Abd. Rahim Haris, Surabaya: Pustaka Progressif.

Rosidin, Dedeng. Akar-akar pendidikan dalam Al-Qur‟an dan Al-Hadits, Bandung:

Pustaka Umat, 2003.

Shihab, Muhammad Quraish. 1996. Membumikan Al-Qur‟an: Fungsi dan Peran

Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan.

1996. Wawasan Al-Quran: Tafsir Maudhu‟I atas

Pelbagai Persoalan Umat. Bandung: Mizan.

2014. Lentera Al-Qur‟an : Kisah dan Hikmah

Kehidupan. Bandung: Mizan.

Yunus, Mahmud. 2010. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: PT Mahmud Yunus Wa

Dzurriyyah.

Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

Page 85: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

72

Page 86: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

73

Page 87: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

74

Page 88: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

75

Page 89: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

76

Page 90: PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1745/1/SKRIPSI...i PENDIDIKAN TAUHID (TELAAH KISAH IBRAHIM AS Q.S. AL-AN’AM 7 :74-83)

77