pendidikan karakter bagi mahasiswa. eny winaryati bab 3repository.unimus.ac.id/3617/4/bab 3.pdf ·...
TRANSCRIPT
-
Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa. Eny Winaryati
20
BAB 3 PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER
A. Pengertian Pendidikan
Ide dasar pendidikan itu adalah suatu kerja membangun manusia
supaya bisa survive melindungi diri terhadap alam serta mengatur hubungan
antar-manusia (Freud, 2007: 55-56). Di bawah ini dipaparkan beberapa
pengertian pendidikan menurut beberapa ahli:
1) Pengertian Pendidikan menurut Niccolo Machiavelli seperti yang dikutip
oleh (Koesoema, K.,2010:52) adalah proses memahami pendidikan dalam
kerangka proses penyempurnaan diri manusia secara terus menerus, dari
kekurangan dan ketidaksempurnaanya.
2) Menurut John Dewey pendidikan adalah rekonstruksi atau reorganisasi
pengalaman yang berdampak pada penambahan makna pengalaman, dan
kemampuan untuk mengarahkan pengalaman selanjutnya.
3) Menurut J.H. Pestalozzi (1746-1827), beliau memberikan penekanan pada
pendidikan formil dibandingkan dengan penimbunan pengetahuan pada
anak. Pada intinya Pestalozzi menghendaki pendidikan yang harmonis
dan sembang antara: jasmani, agama, sosial, susila, dan pengetahuan.
4) Dwi Siswoyo dkk (2007:19) mengartikan pendidikan dalam arti teknis
adalah proses dimana masyarakat, melalui lembaga-lembaga pendidikan
Setelah perkuliahan ini, diharapkan mahasiswa: a. Mampu memahami pengertian pendidikan karakter. b. Mampu menjawab kebutuhan pendidikan karakter bagi dirinya. c. Mampu menjelaskan hubungan pendidikan dengan karakter.
-
Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa. Eny Winaryati
21
(sekolah, perguruan tinggi atau melalui lembaga-lembaga lain), dengan
sengaja
mentransformasikan
warisan budayanya,
yaitu pengatahuan, nilai
-nilai dan keterampilan-
keterampilan, dari
generasi ke generasi
berikutnya.
5) Fungsi pendidikan
(diadopsi dari Academic
Duty, karya Donald
Kennedy, 1999) adalah
to teach, to mentor,to
discover,to publish,to
reach beyond the wall,to
change,to tell the
truth,to inform, dan character building.
6) Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar
perserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
Bangsa dan Negara.
7) Ki Hajar Dewantoro menyampaikan bahwa pendidikan adalah daya upaya
untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin karakter),
pikiran (intelek), dan tubuh anak. Ketiga-tiganya tidak boleh dipisah–
Mendidik bukan kemudahan
Jika tak tahu, kan lahirkan generasi yang terkebiri
Bila lupa mengasahnya, menjdi tumpul karenanya
Tak ada waktu merawatnya, menjadi lupa akan jati dirinya
Karena sibuk yang menghentak, manjadi anak lupa
semangnya
Kalaupun dipaksanakan, lahirkan anak pembangkang
Manakala lupa membiskan kata indah, jadilah anak yang
tak miliki kasih sayang
Kalau lengah sedikit saja, telah lari mencari ibu tiri
yang engkau sisiri dengan penuh suka cita
Mendidik adalah perjuangan
Sempatkan diri dari kesempatan
Sisakan waktu, dari yang diadakan
Kukuhkan jiwa, dengan semangat membaja
Tak ada letih,
Tanpa pamrih
Karena anak adalah bintang kehidupan
Yang lahirkan sejuta harap
Dari mimpi-mimpi panjang pendahulu
-
Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa. Eny Winaryati
22
pisahkan, agar supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup,
kehidupan dan penghidupan anak–anak didik selaras dengan dunianya.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat diartikan bahwa
pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan
terencana (bertahap) dalam meningkatkan potensi diri peserta didik dalam
segala aspeknya menuju terbentuknya kepribadian dan akhlak mulia dengan
menggunakan media dan metode pembelajaran yang tepat guna
melaksanakan tugas hidupnya sehingga dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya, (Depdiknas, 2010).
Fungsi Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab, (UU Sisdiknas, pasal 3).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam
era global sekarang ini, maka pendidikan harus mampu mempertahankan
budaya dan jati diri bangsa di tengah-tengah gencarnya gempuran beragam
budaya dan peradaban bangsa lain. Indonesia sangat kaya dengan
keanekaragaman suku budaya, maka Indonesia dituntut untuk mampu
menjadi bangsa yang mandiri dalam arti sanggup memenuhi berbagai
kebutuhan masyarakat sesuai dengan harapan, cita-cita, dan impiannya.
.
-
Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa. Eny Winaryati
23
B. Pengertian Karakter.
Pelaksanaan pendidikan karakter tidaklah terjadi secara spontan.
Pendidikan karakter membutuhkan ketelatenan, keuletan, kesabaran dalam
membentuk peserta didik, yaitu peserta didik yang berbudi pekerti baik,
berperilaku indah, lembut penuh sopan santun, tetapi tegas punya prinsip.
Pembentukan karakter, perlu latihan kebiasaan hidup yang terus diulang-
ulang, dibiasakan, sehingga menjadi sifat dan watak bagi anak yang
diharapkan.
1) Pengertian secara etimologis
Adalah suatu pengertian berdasarkan cabang ilmu bahasa yang
menyelidiki asal-usul kata serta perubahan dalam bentuk dan makna.
Etymologie berakar dari bahasa Yunani, étymos yang arti sebenarnya
adalah sebuah kata dan lògos yang artinya adalah ilmu. Jika di gabung
maka akan menjadi ilmu tentang kata,
(http://ipdia.blogspot.com/2013/11/etimologi.html). Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia [KBBI], definisi etimologi adalah asal usul
kata, penjelasan mengenai asal usul kata, atau ilmu yang berhubungan
dengan asal usul kata.Setiap kata mempunyai sejarah dan asal usul.
Dengan mempelajari asal usul kata tersebut maka akan semakin
mudah memahaminya.
Secara etimologi, karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to
mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan
nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Selain itu
karakter juga berarti Character (bahasa Yunani) yang bermakna
mengukir. Mengukir adalah pekerjaan yang membutuhkan
kecermatan, ketelatenan, keuletan, kesabaran. Sehingga bisa
menghasilkan karya (ukiran) yang indah dan bernilai cita rasa seni
tinggi. Proses pendidikan adalah proses “pengukiran” dan “nurturing”
-
Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa. Eny Winaryati
24
atau bahasa kitab sucinya proses “rabbaniy” yaitu pengukiran lewat
proses pembiasaan, keteladanan, kedisiplinan dsb, sehingga
terbentuklah sebuah pola tingkah laku yang mulia.
Beberapa literatur juga menyampaikan pengertiannya tentang
karakter. Kata karakter (Inggris: character) dan berasal dari bahasa
Yunani(Greek),yaitu charassein yang berarti “toengrave” (Ryan &
Bohlin, 1999: 5). Kata “toengrave” bisa diterjemahkan mengukir,
melukis, memahatkan, atau menggoreskan (Echols & Shadily,
1995:214).
2) Karakter ditinjau dari segi psikologi.
Pengertian karakter menurut kamus psikologi adalah kepribadian
merupakan titik tolak dari etika atau moral, misalnya kejujuran
seseorang, dan biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap
(Dali Gulo, 1982: p.29).
Menurut definisi yang menekankan unsur psikososial dikaitkan
dengan pendidikan
dengan konteks
lingkungan, karakter
adalah temperamen,
(Doni Koesoema,
2011:79-80). Pengertian
karakter menurut Pusat
Bahasa Depdiknas adalah
“bawaan, hati, jiwa,
kepribadian, budi pekerti,
perilaku, personalitas,
sifat, tabiat, temperamen,
watak”, yang
Anakku,
engkau adalah tanah yang hendak aku bajak,
ntuk mengurai jiwa kegersangan.
Suburkan spirit motivasi,
tumbuh suburkan imajinasi
Anakku
Engkau adalah air,
suburkan tanah karena semangat kolaborasi
Terinspirasi, untuk memulai,
dengan keberanian yang menjadi benteng diri
Anakku
Engkau adalah udara,
yang menyusup pada rongga dada
Gemar menggelorakan maaf pada sesama.
http://belajarpsikologi.com/
-
Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa. Eny Winaryati
25
membedakan seseorang dengan yang lain. Karakter juga berarti huruf,
angka, ruang, simbul khusus yang dapat dimunculkan pada layar
dengan papan ketik (Pusat Bahasa Depdiknas, 2008: 682). Dari
sudut pandangan behavioral, karakter lebih ditekankan pada unsur
somatopsikis yang dimiliki individu sejak lahir. Adapun berkarakter
adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”.
Orang berkarak terberarti orang yang berkepribadian, berperilaku,
bersifat, bertabiat, atau berwatak. Orang yang tidak jujur, kejam,
rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek.
Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral
disebut dengan berkarakter mulia
Noeng Muhadjir dan Burhan Nurgiantoro, (2011:14) menyampaikan
dalam tulisannya bahwa pendidikan karakter ditilik dari dimensi filosofis
menurut William Berkovitz, adalah sebagai serangkaian ciri-ciri psikologis
individu yang mempengaruhi kemampuan pribadi dan kecendrungan
berfungsi secara moral. Suyanto dalam (Noeng Muhadjir dan Burhan
Nurgiantoro, 2011:27) mengartikan bahwa karakter sebagai cara berpikir dan
berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan
bekerjasama baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, dan
Negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat
keputusan dan siap bertanggungjawab akibat dari keputusan yang dibuatnya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka karakter adalah ciri khas
seseorang atau individu, perilaku seseorang dalam lingkungan, bisa juga
dikatakan sebagai gaya hidup seseorang baik itu dalam keluarga dan
lingkungan, atau dapat diartikan sebagai penilaian terhadap baiknya
seseorang. Dapat disimpulkan bahwa karakter adalah sebuah penilaian
terhadap apa yang kelihatan baik dari sisi lingkungan, gaya hidup atau gaya
bahasa yang dapat menjadi kesimpulan dari penilaian seseorang. Secara
-
Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa. Eny Winaryati
26
singkat karakter tersusun atas ciri-ciri yang akan menunda seseorang
melakukan hal-hal yang benar atau tidak akan mengejarkan hal-hal yang
tidak benar.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, karakter juga identik dengan
kepribadian atau akhlak. Kepribadian merupakan ciri, karakteristik, atau
sifat khas diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang
diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil dan bawaan
sejak lahir (Doni Koesoema, 2007: 80). Karakter merupakan nilai-nilai
perilaku manusia yang universal yang meliputi seluruh aktivitas manusia,
baik dalam rangka berhubungan
dengan Tuhan, dengan diri
sendiri, dengan sesama
manusia, maupun dengan
lingkungan, yang terwujud
dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan, dan perbuatan
berdasarkan norma-norma
agama, hukum, tatakarma,
budaya, dan adat istiadat.
3) Terminologi Karakter
Pengertian berdasarkkan terminologi adalah ilmu mengenai batasan
atau definisi istilah (KBBI). Terminologi(bahasa Latin: terminus) atau
peristilahan adalah ilmu tentang istilah dan penggunaannya. Istilah (bahasa
Arab: اصطالح) adalah kata dan gabungan kata yang digunakan dalam konteks
tertentu. Kajian terminologi antara lain mencakup pembentukannya serta
kaitan istilah dengan suatu budaya, (http://id.wikipedia.org/wiki/
Terminologi).
Karakte rmerupakan nilai-nilai
perilaku manusia yang universal yang
meliputi seluruh aktivitas manusia, baik
dalam rangka berhubungan dengan Tuhan,
dengan diri sendiri, dengan sesame manusia,
maupun dengan lingkungan, yang terwujud
dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan,
dan perbuatan berdasarkan norma-norma
agama, hukum, tatakarma, budaya, dan adat
istiadat
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Istilahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Istilahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Istilahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arabhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arabhttp://id.wikipedia.org/wiki/Katahttp://id.wikipedia.org/wiki/Katahttp://id.wikipedia.org/wiki/Istilahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Budayahttp://id.wikipedia.org/wiki/%20Terminologihttp://id.wikipedia.org/wiki/%20Terminologi
-
Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa. Eny Winaryati
27
Secara terminologis, makna karakter dikemukakan oleh Thomas
Lickona yang mendefinisikan karakter sebagai “A reliable inner disposition
to respond to situations in amorally good way.” Selanjutnya, Lickona
menambahkan, “Character so conceived has three interrelated parts: moral
knowing, moral feeling,
and moral behavior”
(Lickona,1991: 51).
Karakter mulia (good
character), dalam
pandangan Lickona, meliputi pengetahuan tentang kebaikan (moral
knowing), lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan (moral
feeling), dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan (moral
behavior/moral action. Dengan kata lain, karakter mengacu kepada
serangkaian pengetahuan (cognitives), sikap (attitudes), dan motivasi
(motivations), serta perilaku (behaviors) dan keterampilan (skills).
4). Pengertian Menurut Pusat Kurikulum
Tujuan pendidikan karakter pada dasarnya adalah mendorong
lahirnya generasi yang baik (insan kamil). Tumbuh dan berkembangnya
karakter yang baik akan mendorong peserta didik tumbuh dengan kapasitas
Outcome dari2 moral
knowing danmoral feerling.
1. Competence (kompetensi)
2. Will (Keinginan)
3. Habit (Kebiasaan)
Gambar 4. Alur Moral Action
Karakter mulia (good character) meliputi pengetahuan tentang
kebaikan (moral knowing), lalu menimbulkan komitmen (niat)
terhadap kebaikan (moral feeling), dan akhirnya benar-benar
melakukan kebaikan (moral behavior)/moral action). (Lictona)
-
Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa. Eny Winaryati
28
dan komitmennya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukan
segalanya dengan benar serta memiliki tujuan hidup. Dalam dunia pendidikan
kita tujuan pendidikan karakter adalah:
a) mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai
manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa melalui aspek pedagogis
b) mengembangkan kebiasaan dan perilaku terpuji sejalan dengan nilai-
nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius;
c) menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa.
d) mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan.
e) mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan
belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta
dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).
Gambar 5. Pengertian Karakter Menurut Pusat Kurikulum
C. Perbedaanya dengan Beberapa Istilah Lainnya
Ada 4 (empat) istilah yang memiliki kemiripan arti dengan karakter
yaitu nilai, norma, etika, dan moral.
-
Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa. Eny Winaryati
29
1) Nilai diartikan sebagai sifat-sifat atau hal-hal penting/berguna bagi
kemanusiaan (KBI, 1990) atau sesuatu yang berharga bagi kehidupan
manusia (Vembriarto, 1982). Nilai bersifat abstrak, hanya dapat
dipikirkan, dipahami, dan dihayati. Sebagai contoh nilai kejujuran
tidak dapat dikonkritkan dalam bentuk perilaku yang baku. Jika ada
peserta didik yang ketika ujian tidak mencontek, maka “tidak
mencontek” hanyalah salah satu contoh nilai kejujuran, bukan bentuk
baku kejujuran. Ada empat sumber nilai dan empat jenis nilai, yaitu
nilai yang bersumber dari:
a. Ratio: jenis nilai benar-salah (nilai hukum).
b. Kehendak: jenis nilai baik-buruk (nilai moral).
c. Perasaan: jenis nilai indah-tidak indah (nilai estetika).
d. Agama: jenis nilai religius-tidak religius (nilai agama).
2) Norma adalah ukuran, garis pengarah, atau aturan kaidah bagi
pertimbangan dan penilaian atau aturan mengenai cara bertingkah
laku dalam kehidupan manusia. Norma bersumber dari nilai dan berisi
perintah atau larangan.
3) Etika (ilmu) mempunyai arti lebih luas daripada moral (ajaran). Etika
adalah ilmu yang mempelajari tentang hal yang baik dan hal yang
buruk (KBI, 1990).
4) Moral adalah ajaran tentang baik-buruk yang diterima umum
mengenai tingkah laku atau perbuatan, sikap, kewajiban, dan
sebagainya; akhlak, budi pekerti, susila (KBI, 1990). Moral mengacu
pada baik buruknya manusia sebagai manusia, bukan manusia sebagai
pelaku peran tertentu dan terbatas. Dapat terjadi seorang guru
bermoral jujur, tetapi berperilaku kurang baik dalam mengajar.
-
Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa. Eny Winaryati
30
Etika dan moral sering diartikan sama, namun sesungguhnya berbeda.
Etika bersifat ilmiah (struktur kehidupan), sedang moral bersifat aplikatif
(bagaimana manusia harus hidup). Lingkup moral adalah universal sedang
etika adalah lokal. Kesamaannya adalah etika dan moral bersumber pada
norma, dan norma bersumber pada nilai. Nilai bersumber pada kepribadian
seseorang. Nilai identik dengan istilah karakter atau tabiat. Nilai terdiri atas
sejumlah sikap dan sejumlah nilai menyusun kepribadian seseorang. Nilai
luhur artinya nilai yang sangat baik, nilai luhur bangsa Indonesia adalah
kumulasi nilai suku-suku bangsa Indonesia. Nilai luhur suku bangsa
Indonesia merupakan akumulasi dari nilai perorangan penduduk Indonesia.
•Merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang universal meliputi seluruh aktivitas manusia, baik dalam rangkaberhubungan dengan Tuhannya, dengan dirinya dengansesama manusia, maupun dengan lingkungannya, yang terwujud dalam pikiran, perasaan, dan perkaan sertaperilaku sehari-hari berdasarkan norma –norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.
Karakteridentikdenganakhlak.
Gambar 6. Perbedaan Karakter dengan Moral
-
Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa. Eny Winaryati
31
D. Hubungan Pendidikan dengan Karakter.
Pendidikan merupakan tempat pertumbuhan budi pekerti, kekuatan
batin dan karakter, pikiran dan tubuh anak. Jenjang pendidikan adalah tangga
dari dasar sampai jenjang penguasaan disiplin ilmu (spesialisasi). Pendidikan
menjadi sarana pembentukan watak dan kesiapan untuk menghadapi
kehidupan yang lebih komplek dimasa depan. Hal ini dapat kita cermati
beberapa pengertian tentang pendidikan yang disebutkan pada penjelasan
sebelumnya, memberi suatu gambaran bahwasanya nilai karakter tidak bisa
dilepaskan dari hakekat pendidikan itu sendiri. Dunia pendidikan diharapkan
sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi pembangunan karakter,
sehingga anggota masyarakat mempunyai kesadaran kehidupan berbangsa
dan bernegara yang harmonis dan demokratis dengan tetap memperhatikan
norma-norma di masyarakat yang telah menjadi kesepakatan bersama.
Sekolah Dasar, mendapatkan penanaman nilai karakter dengan porsi
yang lebih besar, karena peserta didik dalam usia ini masih belum banyak
terkontaminasi. Dalam hal ini siswa SD yang masih belum terkontaminasi
dengan sifat yang kurang baik sangat memungkinkan untuk ditanamkan nilai-
nilai karakter. Hal ini agar lebih mudah diajarkan dan melekat dijiwa anak-
anak itu hingga kelak ia dewasa. Pembinaan karakter juga harus dilakukan di
tingkat SMP hingga Perguruan Tinggi (PT). PT harus mampu berperan
sebagai mesin informasi yang membawa bangsa ini menjadi bangsa cerdas,
santun, sejahtera dan bermartabat serta mampu bersaing dengan bangsa
manapun.
Pembangunan karakter dan pendidikan karakter menjadi suatu
keharusan karena pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik menjadi
cerdas, juga mempunyai budi pekerti dan sopan santun sehingga
keberadaannya sebagai anggota masyarakat menjadi bermakna baik bagi
dirinya maupun orang lain.
-
Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa. Eny Winaryati
32
Mengapa kita memerlukan nilai karakter dalam pendidikan?
Dr Thomas Lickona, menyatakan, "pendidikan moral bukanlah ide
baru”. Realitanya adalah setua pendidikan itu sendiri, yang turun melalui
sejarah, di semua negara di dunia. Pendidikan memiliki dua tujuan besar:
membantu orang muda menjadi cerdas dan membantu mereka menjadi baik.
Karakter yang baik tidak terbentuk secara otomatis, namun dikembangkan
dari waktu ke waktu melalui proses yang berkelanjutan melalui pembelajaran
dan praktek. Melalui pendidikan karakter, ajaran karakter yang baik sengaja
diberikan.
Perkembangan dunia yang serba cepat, transparan, dan tanpa
jarakini, dunia pendidikan dihadapkan pada
banyak persoalan untuk
mengimplementasikan nilai-nilai karakter.
Pengaruh melalui media dan sumber-sumber
eksternal lainnya dalam budaya saat ini,
menjadi tantangan berat yang harus dihadapi
dunia pendidikan. Studi menunjukkan bahwa
anak-anak hanya menghabiskan 38,5 menit
seminggu (33,4 jam/tahun) dalam berdiskusi
yang berarti dengan orang tua mereka, sementara mereka menghabiskan
1.500 jam menonton televisi). Anak-anak menghabiskan sekitar 900 jam
setahun di sekolah, adalah sangat penting. Hal ini menjadi dasar bagi
pendidikan, bagaimana agar pendidikan dapat mendorong masyarakat agar
proaktif mendukung program–program sekolah. Perlu dikembangkan dan
diciptakan kepedulian, menghormati lingkungan sekolah dimana siswa
belajar. Harus dibuat proses yang disengaja, proaktif dan komprehensif
dalam mendorong pengembangan karakter yang baik pada anak dan generasi
muda, (Irianto, Y.B., 2013).
Karakter merupakan nilai -nilai perilaku
manusia yang berhubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan dan
kebangsaan yang terwujud dalam
pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan berdasarkan norma-norma
agama, hukum, tata krama, budaya dan
adat istiadat. Pendidikan menjadi salah
satu wahana utama untuk
mengembangkan karakter tersebut
(Farida, I., 2012).
-
Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa. Eny Winaryati
33
Apakah pendidikan Karakter itu?
Menurut Herbert Spencer, "Pendidikan sebagai objek pembentukan
karakter" (Harriett, 1980, hal 579). Hal ini terutama terjadi pada dekade
terakhir ini, yakni pada pelatihan karakter tentang etika dan nilai-nilai yang
berpusat pada inti kurikulum. Selama abad sembilan belas, komitmen untuk
pendidikan karakter tampak jelas berdasarkan dari laporan misi sekolah di
seluruh bangsa. Pendidikan karakter itu, didasarkan pada tujuan pengajaran,
dan dasar-dasar perilaku moral pada anak-anak. Pendidikan karakter adalah
gerakan nasional yang mendorong sekolah untuk menciptakan etika yang
bertanggung jawab dan mengarahkan serta mendidik anak/remaja melalui
suatu pemodelan dan mengajarkan karakter yang baik dengan nilai-nilai
universal. Ini adalah usaha yang disengaja secara proaktif oleh sekolah untuk
menanamkan siswa tentang pentingnya penanaman nilai-nilai etika yang
utama seperti merawat, kejujuran, keadilan, tanggung jawab dan
menghormati diri sendiri dan orang lain.
Pendidikan Karakter bukanlah mesin pencetak secara cepat untuk
memperbaiki, namun merupakan solusi jangka panjang dalam menangani
isu-isu moral, etika dan akademik, dimana pertumbuhannya membutuhkan
perhatian masyarakat kita. Pendidikan Karakter tidak hanya memberkan
materi pada tataran pikiran saja, namun bagaimana memeliharanya, serta
merunut akar/inti permasalahan yang terjadi.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama,
lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia yang
beerkualiatas akhlaknya, (Depdiknas, 2010).
-
Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa. Eny Winaryati
34
Mengapa sekarang muncul pendidikan karakter kembali?
Sekarang ini pendidikan karakter menjadi suatu yang sangat penting.
Sekolah diharapkan proaktif untuk menggabungkan pengembangan karakter
dalam pebelajaran. Persoalan perilaku yang terjadi pada peserta didik,
menjadikan perhatian kusus dari kalangan dunia pendidikan untuk
mengatasinya. Sekarang ini, pendidikan karakter menjadi prioritas dalam
reformasi pendidikan di negara kita. Kita semakin menyadari bahwa
pembangunan karakter harus menjadi bagian yang disengaja dari pendidikan
bukannya hanya proses yang terjadi secara parsial.
Orangtua adalah pendidik moral utama dan paling penting dari anak-
anak mereka. Jadi publiksekolah harus mengembangkan program-program
pendidikan karakter dalam kemitraan yang erat dengan orang tua dan
masyarakat.Pendidikan karakter terfokus pada kebajikan inti dan nilai-nilai
moral yang dimiliki oleh banyak pihak dalam masyarakat kita. Nilai moral
dan kebajikan juga harus dibelajarkan di masyarakat dan diajarkan di
sekolah-sekolah umum (sekolah yang tidak berlebel agama tertantu).
E. Pengembangan Pendidikan Karakter
Sekolah diharapkan untuk berkomitmen mengembangkan karakter
peserta didik. Pihak sekolah mendefinisikan nilai-nilai karakter dalam
bentuk perilaku yang dapat diamati dalam kehidupan sekolah sehari-hari,
memberi contoh nilai-nilai tersebut, mengkaji dan mendiskusikannya, untuk
digunakan sebagai dasar dalam hubungan antarmanusia, dan mengapresiasi
manifestasi nilai-nilai tersebut di sekolah dan masyarakat. Semua komponen
sekolah bertanggung jawab terhadap standar-standar perilaku yang konsisten
sesuai dengan nilai-nilai inti.
-
Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa. Eny Winaryati
35
Dalam awal proses perencanaan, sekolah harus berkolaborasi dengan
orang tua dan komunitas mereka untuk menyusun visi dan tujuan. Secara
kolektif, harus mengidentifikasi nilai-nilai inti yang akan diajarkan di sekolah
serta pendekatan khusus dalam pembelajaran. Sekolah dan masyarakat dapat
bergabung bersama untuk berkomitmen. Semua orang dewasa dapat menjadi
model peran pendidikan karakter. Dari pemodelan ini, semua anak akan
melihat dan mencermati untuk
kemudian melakukan peniruan.
Termasuk orang dewasa adalah
dosen, guru, administrator,
penjaga toko, konselor, pelatih,
sekretaris, pembantu kafe, sopir
bus, dapat berperan sebagai
model untuk karakter. Pendidik
diberi kesempatan untuk
mengembangkan karakter yang
baik pada peserta didik di
sekolah yang dilakukan dengan
sengaja dan sungguh-sungguh,
melalui pembelajaran berbasis
karakter dan didukung dengan
suasana lingkungan sekolah,
dimana siswa-siswa, siswa-guru,
siswa-staff, siswa-cliening, dll.
Anakku…………
engkau bukan anak ingusan
yang lahir dalam sepekan
turunkan anak instan
yang hanya inginkan kemapanan.
Anakku………
Engkau anak jutawan
yang suka berbagi kedermawanan.
sharing pada seluruh kawan.
menimba ilmu, menuangnya pada seluruh cawan,
berharap kearifan-ketawadluan
berpendar kesederhanaan.
Anakku……
Benamkan rasa berserah diri
Hidup adalah pengabdian pada Sang Ilahi
Wujudkan ketaatan karena “amantu billahi”
Lahirkan keihlasan bertindak wujud “lillahi
ta’ala”
Engkau kan depankan kedamaian abadi. Amin……
-
Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa. Eny Winaryati
36
TUGAS:
1. Diskusikan:
a) apa inti dari pendidikan karakter?
b) Apa perbedaan karakter dengan moral, etika dan akhlak.
2. Bacalah sebuah novel Islami:
a) Ringkaslah dalam maksimal 2 halaman
b) Nilai-nilai karakter apa yang saudara temukan dalam novel
tersebut?
c) Buatlah nilai-nilai karakter tersebut menjadi stiker.
DAFTAR PUSTAKA
A. Kusuma, Doni. (2007). Pendidikan Karakter; Strategi Mendidik Anak di
Zaman Global. Jakarta: Grasindo
Budiningsih, Asri. 2004. Pembelajaran Moral Berpijak pada Karakteristik
Siswa dan Budayanya. Jakarta : Rineka Cipta
Doni Koesoema (2011). Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak Di
Zaman Global . Rev.ed. Jakarta: Grasindo.
Dwi Siswoyo, dkk (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:UNY-Press.
Dali Gulo.(1982). Psikologi Umum.Jakarta: Erlangga
Echols, John M dan Shadily, Hassan.(1995). Kamus Inggris Indonesia.
Jakarta: Gramedia.
Eliasa, Eva Imania,. (2011). Strategi belajar. Disajikan Dalam Seminar
PPLKKN Mahasiswa di SMAK Al Islam Sleman, 2011
Farida, I. (2012). Model pendidikan karakter di perguruan tinggi :langkah
strategis dan implementasinya di universitas. Jurnal Ilmiah
Administrasi Publik dan Pembangunan,Vol.3, No.1, Januari –Juni
2012.SSN : 2087.0825. Universitas Bandar Lampung.
-
Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa. Eny Winaryati
37
Freud, Sigmund. 2007. Das unbehagen in der kultur, Frankfurt/Main: Fischer
Taschenbuch Verlag, REPRINT. (Pertama terbit, 1930).
Ginanjar, Agustian Ary (2002). Rahasia skses membangun kecerdasan
emosional dan spiritual ESQ melalui 6 Rukun Iman dan 5 Rukun
Islam, Jakarta : Arga Wijaya
Halomoan,M. (2010). Kajian terhadap pengembangan nilai-nilai pendidikan
karakter bangsa di satuan pendidikan. Medan: Widyaiswara Madya
BDK. http://sumut.kemenag.go.id/.
Irianto, Y.B., 2013. Membangun pendidikan berbasis lokal bertaraf universal.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIK
AN/196210011991021-
YOYON_BAHTIAR_IRIANTO/MEMBANGUN_PENDIDIKAN_
BERBASIS_LOKAL_BERTARAF_UNIVERSAL.pdf. diunduh
pada tanggal 12 September 2014
Kemdiknas. ( 2010). Pendidikan k arakter t erintegrasi dalam pembelajaran
di sekolah menengah pertama.Jakarta: DirektoratPSMP.
Kemdiknas. (2011). Pedoman Pelaksanaan pendidikan Karakter :berdasarkan
pengalaman di satuan pendidikan rintisan. Jakarta : Puskur Panduan
pelaksanaan.
Kemendiknas. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya Karakter Bangsa.
Jakarta: Bahan Pelatihan
Lickona, T. (1999). American Family Research Council, 1990 dan Harper's,
November 1999).
Lickona, Thomas. (1991).Educating for Character: How Our School Can
Teach Respectand Responsibility. NewYork, Toronto, London,
Sydney, Aucland: Bantam books.
Maliki, Zainuddin. 2010. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press
Marzuki. (2009). Prinsip dasar akhlak mulia: pengantar studi konsep-konsep
dasar Etika dalam Islam.Yogyakarta: Debut Wahana Press-FISE
UNY.
http://sumut.kemenag.go.id/http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/196210011991021-YOYON_BAHTIAR_IRIANTO/MEMBANGUN_PENDIDIKAN_BERBASIS_LOKAL_BERTARAF_UNIVERSAL.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/196210011991021-YOYON_BAHTIAR_IRIANTO/MEMBANGUN_PENDIDIKAN_BERBASIS_LOKAL_BERTARAF_UNIVERSAL.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/196210011991021-YOYON_BAHTIAR_IRIANTO/MEMBANGUN_PENDIDIKAN_BERBASIS_LOKAL_BERTARAF_UNIVERSAL.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/196210011991021-YOYON_BAHTIAR_IRIANTO/MEMBANGUN_PENDIDIKAN_BERBASIS_LOKAL_BERTARAF_UNIVERSAL.pdf
-
Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa. Eny Winaryati
38
Milner, Karen dan Khoza, Harriet. (2008). “a comparison of teacher stress
and school climate across schools with different matric success rates”.
South African Journal of Education, Copyright ©2008 EASA. Vol 28:
155-173
Noeng Muhadjir dan Burhan Nurgiantoro(2011). Pendidikan Karakter: dalam
persektif teori dan praktik. Yogyakarta. UNY Press
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Bahasa
Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.Cet. I.
Syah, Muhibbin (2002) Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung. PT. Remaja Rosdakary
Suyanto. (2009). Urgensi Pendidikan Karakter. Dapat diakses pada URL: http://
www.mandikdasmen.depdiknas.go.id/web/pages/urgensi.htm
The Character Education Partnership (2008). Defining and understanding
character education.
http://www.character.org/uploads/PDFs/Misc_/FAQs.pdf.
The Character Education Partnership (2000). Character education: Creating
a positive climate. Retrieved April 8, 2008, from:
ww.ceep.indiana.edu/equity/
Vembrianto,S.T., (1982). Sosiologi Pendidikan. Paramita, Yogyakarta.
Wikipedia. Di akses dari . http://id.wikipedia.org/wiki/Terminologi. pada
tanggal 10 Oktober 2014.
Wikipidia. (2013). Etimologi. http://ipdia.blogspot.com/2013/11/etimologi.
Html
Zeitz H, & Pinto A. (1995). Concept mapping: a strategy for meaningful
learning (Part 2). Basic Sci Educ 1995:11-13.
Zuchdi, Darmiyati dkk. (2009). Pendidikan Karakter Grand Design dan Nilai-
nilai Target. Yogyakarta: UNY Press. Zuchdi, Darmiyati. (2010). Humanisasi Pendidikan: Menemukan Kembali
Pendidikan yang Manusiawi. Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. III.
http://www.mandikdasmen.depdiknas.go.id/web/pages/urgensi.htmhttp://www.character.org/uploads/PDFs/Misc_/FAQs.pdfhttp://id.wikipedia.org/wiki/Terminologihttp://ipdia.blogspot.com/2013/11/etimologi