pendidikan dan kebudayaan · web viewdalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (smp...

50
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Upload: others

Post on 17-Jan-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Page 2: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa
Page 3: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

B A B IX

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

I. PENDAHULUAN

Masalah-masalah yang dihadapi di bidang pendidikan pada saat akan dimulainya pelaksanaan Repelita I adalah sangat berat dan mendesak. Di bidang kurikulum terasa sekali kebu-tuhan akan pembaharuan agar sistim pendidikan dapat me-menuhi tuntutan pembangunan dan kemajuan. Di samping itu terdapat ketidak seimbangan baik di antara berbagai tingkat pendidikan (vertikal) maupun di antara berbagai jenis pendi- dikan (horizontal). Selanjutnya jumlah anak yang berusia sekolah yang tidak tertampung di sekolah jauh lebih besar dari jumlah anak yang bersekolah. Demikian pula jumlah anak yang putus sekolah (drop out) adalah jauh lebih besar dari pada mereka yang berhasil menyelesaikan suatu tahap pendidikan.

Sementara itu, tenaga-tenaga yang bekerja di bidang pen-didikan baik teknis maupun administratif sangat kurang jumlahnya. Di samping itu mutu keahlian tenaga-tenaga ter- sebut perlu ditingkatkan.

Prasarana pendidikan seperti gedung dan ruang sekolah sangat tidak mencukupi. Buku-buku pelajaran sangat sedikit jumlahnya. Kecuali itu sedikit sekali sekolah-sekolah yang mempunyai perpustakaan, alat-alat peraga ataupun laborato-rium dan tempat praktek.

Akhirnya organisasi dan pengelolaan pendidikan dan kebuda-yaan baik di pusat maupun di daerah belum mencerminkan kerja sama yang serasi. Demikian pula belum ada sistim informasi pendidikan untuk keperluan perencanaan yang terarah.

485

Page 4: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

II. LANGKAH-LANGKAH KEBIJAKSANAANUntuk mengatasi berbagai masalah tersebut, maka sejak

dimulainya Repelita I, segera digariskan serta ditegaskan kem- bali tujuan dan sasaran-sasaran pendidikan. Kemudian ditentu-kan pula pola kebijaksanaan dan prioritas serta program pembangunan pendidikan yang realistis.

Tujuan pendidikan jangka panjang diarahkan kepada ke- giatan-kegiatan yang akan menghasilkan tenaga-tenaga kerja yang terdidik yang merupakan investasi keahlian dan ketram- pilan dalam pembangunan. Di samping itu pembangunan pen-didikan diarahkan pula agar dapat mendorong perubahan-perubahan ke arah suatu masyarakat yang makin rasionil dan demokratis sesuai dengan kepribadian Indonesia melalui pengembangan ilmu dan teknologi. Sementara itu pembangun- an pendidikan jangka pendek ditujukan kepada kegiatan- kegiatan yang akan menghasilkan lulusan-lulusan dengan tingkat, jumlah dan mutu yang dibutuhkan dalam. Pemba- ngunan.

Pola kebijaksanaan yang menjadi dasar pelaksanaan pemba-ngunan pendidikan dan kebudayaan selama Repelita I adalah sebagai berikut :a. kegiatan-kegiatan yang bersifat penyelamatan dan penang-

gulangan masalah-masalah yang mendesak;b. langkah-langkah yang sifatnya merintis dan meletakkan

dasar baru;c. kegiatan-kegiatan lanjutan serta penyesuaian sistim baru

yang telah teruji dengan mantap secara bertahap.Sejalan dengan strategi kegiatan-kegiatan pembangunan

pendidikan tersebut di atas maka usaha-usaha pembangunan pendidikan dan kebudayaan dalam Repelita I mengambil langkah-langkah kebijaksanaan sebagai berikut:

1. Meningkatkan kwalitas pendidikan, di samping mengusa-hakan perimbangan vertikal antara tingkatan sekolah yang lebih rendah dengan yang lebih tinggi.

486

Page 5: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

2. Mengusahakan perimbangan horizontal antara kurikulum umum (akademis) dengan kurikulum kejuruan (voka- sionil). Pembaharuan kurikulum ini diarahkan agar pen-didikan di dalam maupun di luar sekolah dapat membangun sikap mampu berdiri sendiri, kecerdasan, ketrampilan fisik, mental dan sosial.

3. Kurikulum baru merupakan bagian integral daripada penyempurnaan sistim pendidikan sebagai keseluruhan. Usaha untuk merubah sistim pendidikan dirintis melalui penelitian dan pengembangan dalam bentuk proyek-proyek perintis yang disebut Proyek Sekolah Pembangunan (pada 8 IKIP terkemuka) dan Proyek Perintis STM Pem-bangunan (di tiga kota: Jakarta, Semarang dan Jogya- karta) .

4. Dalam rangka melengkapi pola penyempurnaan dan pem-baharuan sistim pendidikan ini telah dirintis pula antara lain inovasi dan teknologi pendidikan melalui percobaan, siaran radio dan televisi pendidikan.

5. Meningkatkan program pendidikan non-formil (pendidikan luar sekolah) mengingat masih kurangnya tingkat pendi- dikan rakyat yang masih belum memadai dan masih ku-rangnya kesempatan pendidikan.

6. Pembinaan Kebudayaan Nasional yang sesuai dengan norma-norma Pancasila.

7. Meningkatkan usaha-usaha pembinaan dan pemeliharaan kebudayaan nasional untuk memperkuat kepribadian bangsa, kebanggaan nasional dan kesatuan nasional ter-masuk menggali dan memupuk kebudayaan daerah sebagai unsur-unsur penting yang memperkaya dan memberi corak kepada kebudayaan nasional.

8. Membina dan memelihara tradisi-tradisi serta peninggalan

sejarah yang mempunyai nilai-nilai perjuangan dan ke-banggaan serta kemanfaatan nasional untuk diwariskankepada generasi muda.

9. Meningkatkan dan menyebarkan apresiasi dan kreativitas kebudayaan nasional yang ditujukan kepada anak-anak,

487

Page 6: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

remaja dan orang dewasa dan dikembangkan melalui jalur pendidikan di dalam dan di luar sekolah, serta jalur non-pendidikan seperti perlombaan, rekreasi dan sayembara.

10. Meningkatkan kemampuan, keampuhan dan daya guna daripada sistim pengelolaan dan kepemimpinan di bidang pendidikan, khususnya dalam bidang-bidang perencanaan, pembinaan, pengendalian dan penilaian.

11. Mengusahakan stabilisasi dan pematangan situasi serta kondisi yang lebih memungkinkan pelaksanaan pembinaan pendidikan dan kebudayaan, agar tertanam dan terbina rasa ikut memiliki dan rasa ikut bertanggung jawab ma-syarakat pada umumnya, sehingga dapat berkembang par-tisipasi mereka secara lebih positif terhadap pembinaan pendidikan dan kebudayaan.

III. PERKEMBANGAN UMUM PEMBANGUNAN PEN-DIDIKAN

Selama Repelita I perkembangan pembangunan di bidang pendidikan secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Jumlah murid dan mahasiswa.a. Jumlah murid Sekolah Dasar (Negeri dan Swasta) yang

pada tahun 1969 berjumlah 12,8 juta telah menjadi 13,6 juta pada tahun 1973 yang berarti pertambahan dengan 0,8 juta atau 6,3 persen selama 5 tahun (Tabel IX — 1).

b. Jumlah murid SLTP yang pada tahun 1969 berjumlah 1,2 juta, telah menjadi 1,5 juta pada tahun 1973 yang berarti bertambah sebanyak 0,3 juta atau 18,4 persen selama 5 tahun (Tabel II — 2). Selanjutnya dapat dicatat bahwa kalau dilihat dari proporsinya, maka dari seluruh 1,2 juta anak didik SLTP (SMP dan SLTP Tehnik dan Kejuruan) pada tahun 1969, 74 persen adalah murid SMP dibandingkan dengan 26 persen murid SLTP Teknik dan Kejuruan. Untuk tahun 1973 dari sejumlah anak didik 1,5 juta maka proporsinya adalah 79 persen SMP dan 21 persen SLTP Tehnik dan Kejuruan (Tabel IX — 6).

488

Page 7: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

c. Untuk Sekolah Lanjutan Atas (SMA dan Teknik/Keju- ruan serta SPG dan SMOA) jumlah murid yang pada tahun. 1969 berjumlah 0,5 juta telah menjadi 0,7 juta pada tahun 1973, yang berarti pertambahan dengan 29,3 persen selama 5 tahun (Tabel IX — 2). Mengenai proporsinya dapat dicatat bahwa pada tahun 1969 persentase anak didik pada SLTA Umum (SMA) adalah 47 persen dibandingkan dengan 53 persen SLTA Teknik dan Kejuruan. Sedangkan pada tahun 1973 proporsinya menjadi 44 persen SMA dan 56 persen SLTA Teknik dan Ke-juruan (Tabel IX — 6).

d. Jumlah mahasiswa Perguruan Tinggi (Negeri dan Swas- ta baik yang termasuk lingkungan Departemen P dan K mau- pun diluar Departemen P dan K) pada tahun 1969 berjumlah 262 ribu dan jumlah ini telah menjadi 329 ribu pada tahun 1973, yang berarti kenaikan 26,1 persen dalam lima tahun (Tabel IX — 4). Dilihat dari proporsinya dapat dicatat bahwa kalau dalam tahun 1969 persentase mahasiswa adalah 31 per-sen eksakta, 42 persen non-eksakta dan 27 persen keguruan/ pendidikan, maka dalam tahun 1973 proporsinya menjadi 73 persen eksakta, 34 persen non-eksakta dan 29 persen keguruan/ pendidikan (Tabel II — 6).

e. Dengan memperhatikan data-data di atas maka dapat dilihat bahwa usaha mengadakan keseimbangan vertikal ber-angsur-angsur sudah nampak. Pada tahun 1969, dengan jumlah murid pada SD sebagai index 100 (12,8 juta) maka index bagi SLTP adalah 9,4 (1,2 juta) dan index untuk SLA ialah 3,9 (0,5 juta) serta index untuk PT ialah 1,7 (0,2 juta). Sedangkan pada tahun 1973 dengan index bagi jumlah murid SD 100 (13,6 juta) maka index SLTP adalah 11,0 (1,5 juta), bagi SLTA index 5,1 (0,7 juta) dan bagi PT 2,4 (0,3 juta) (Tabel IX — 5).

f. Usaha untuk mengadakan perimbangan horisontal juga telah terlihat hasilnya. Sebagaimana diutarakan di atas maka pada tahun 1960 perbandingan antara SMP : SLTP Kejuruan/ Teknik adalah 74 : 26; SMA : SLTA Kejuruan/Teknik adalah 47 : 53; dan Perguruan Tinggi (tidak termasuk Perguruan

489

Page 8: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

Tinggi Swasta) perbandingan Eksakta : Non Eksakta : Kegu- ruan adalah 31 : 42 : 27. Sedangkan untuk tahun 1973 perban-dingan jumlah murid/mahasiswa adalah untuk SMP : SLTP Kejuruan/Teknik sebagai 79 : 21; untuk SMA: SLTA Kejuru-an/Teknik sebagai 44 : 56; dan untuk Perguruan Tinggi Eksak- ta : Noon Eksakta : Keguruan sebagai 37 : 34 : 29 (Tabel IV — 6).

2. Penataran tenaga edukatif dan administratif.Kemampuan tenaga-tenaga edukatif maupun administratif

telah ditingkatkan melalui berbagai penataran yang meliputi sejumlah 25.836 orang, baik di dalam maupun di luar negeri. Proporsi jumlah hasil penataran menurut sifat dan tingkatnya adalah 21,5 persen guru SD, 35,9 persen guru (pendidikan lan-jutan, 11,3 persen dosen perguruan tinggi, 17,7 persen tenaga teknis pendidikan olah raga, pendidikan masyarakat dan pem-binaan pemuda, 6,6 persen tenaga pengembangan pendidikan, dan 7,0 persen, tenaga administratif (Tabel IX — 7).

3. Pengadaan buku pelajaran dan pegangan guru.Selama Repelita I telah berhasil dicetak dan dibagikan se-

jumlah 63.519.386 buku pelajaran (termasuk pegangan guru) dengan penggolongan 90,3 persen bagi pendidikan dasar, 6,7 persen bagi pendidikan menengah, 0,2 persen bagi pendidikan tinggi (melalui pembelian) dan 2,0 persen bagi pendidikan olah raga dan pendidikan masyarakat (Tabel IX — 8).

Di samping itu, dalam rangka pelaksanaan Inpres No. 10 tahun 1973 tentang Program Bantuan Pembangunan Sekolah Dasar telah pula dicetak dan dibagikan 3,6 juta eksemplar buku pelajaran pokok bagi kelas I SD.

4. Pengembangan Fasilitas Pendidikan.Pengembangan fasilitas belajar berupa usaha-usaha penye-

diaan tanah, rehabilitasi maupun pembangunan baru selama

490

Page 9: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

Repelita I telah mencapai penyediaan tanah seluas 210.867 m2

dan pembangunan baru seluas 625.651 m2.Akhirnya, selama Repelita I telah diusahakan pula pengadaan

perlengkapan dan alat-alat untuk berbagai tingkat dan jenis pendidikan sesuai dengan kebutuhannya.

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN-KEGIATAN DAN PER-KEMBANGAN HASIL YANG DICAPAI

1. Pendidikan Sekolah Dasar.

Dalam rangka memperluas kesempatan memperoleh pendi-dikan pada Sekolah Dasar maka pada tahun terakhir Repelita I telah dibangun 6.000 gedung SD baru melalui Inpres No. 10 tahun 1973 tentang Program Bantuan Pembangunan Sekolah Dasar. Pembangunan 6.000 gedung SD baru yang pada tahap pertama masing-masing terdiri dari 3 ruangan kelas tersebut, akan menjamin tersedianya kesempatan memperoleh pendidikan bagi 720.000 anak di kelas I SD.

Dalam rangka pelaksanaan Inpres No. 10 tahun 1973 ter-sebut di atas telah diangkat pula 57.740 guru SD (termasuk 18.000 guru bagi SD-SD baru). Demikian pula telah dilaksa-nakan pengadaan 3,6 juta buku-buku pelajaran pokok (Bahasa Indonesia dan Matematika) bagi murid-murid kelas I. Selan-jutnya telah disediakan pula buku-buku bacaan kanak-kanak sebagai perpustakaan sekolah pada 66.000 SD yang ada dise-luruh Indonesia (52.000 SD Negeri dan 14.000 Swasta) dengan masing-masing 100 judul. Akhirnya telah disediakan pula ken-daraan bermotor (26 jeep dan 745 sepeda motor) bagi pening-katan kegiatan penilikan (supervisi) SD.

Program bantuan Pembangunan Sekolah Dasar tersebut di-atas mencakup tidak hanya perluasan kesempatan bersekolah secara kwantitatif tetapi juga tetap memperhatikan usaha- usaha peningkatan mutu SD yang telah dijalankan selama Repe-lita I. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi penyempurnaan/ pembaharuan kurikulum SD, pembakuan dan pengadaan buku-

491

Page 10: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

buku pelajaran pokok untuk Matematika, Bahasa Indonesia dan ilmu Pengetahuan Alam sebanyak 60.936.000 buah (termasuk 3,6 juta bagi SD-SD baru), dan penataran guru sebanyak lebih dari 10 ribu orang.

2. Peningkatan Pendidikan Sekolah Lanjutan Umum.Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum

(SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pela-jaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Pe-ngetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial sebanyak 4.254.000 buah beserta pelaksanaan penataran terhadap 2.215 orang guru sekolah-sekolah lanjutan umum. Usaha-usaha pe-ningkatan mutu pendidikan tersebut merupakan hasil percobaan dan penelitian pembaharuan sistim pendidikan yang dilakukan melalui 8 proyek Perintis Sekolah Pembangunan di 8 daerah oleh IKIP yang terkemuka. Usaha-usaha perintisan tersebut meliputi perumusan tujuan pendidikan dan kurikulum yang se-suai dengan pembangunan, perincian isi mata-mata pelajaran (sillabus) Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (beserta pedoman guru), dan program pengajarannya berdasarkan kurikulum dan silla-bus.

Sejalan dengan usaha-usaha pembaharuan pendidikan selama Repelita I telah dibangun 34 gedung Sekolah Menengah Pem-bangunan Persiapan. Di samping itu telah dilakukan rehabili- tasi 150 gedung SMP dan SMA, yang memang sangat memerlu-kan rehabilitasi.

Dalam pembinaan pendidikan lanjutan umum dikembangkan pula bentuk SMP dan SMA yang disempurnakan. Usaha-usaha pokok dalam mengembangkan SMP dan SMA yang disempur-nakan ini ialah dengan jalan memperkuat mata-mata pela- jaran pokok dan sekaligus sekolah-sekolah tersebut diperleng-kapi dengan pendidikan ketrampilan. Sebagian besar dari Sekolah Kejuruan dan Sekolah Teknik tingkat pertama secara berangsur-angsur diintegrasikan menjadi SMP yang disempur-

492

Page 11: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

nakan. SMP dan SMA yang disempurnakan itu akan diperleng-kapi dengan laboratorium dan sarana pendidikan ketrampilan serta mutu keahlian gurunya akan terus ditingkatkan.

3. Peningkatan Pendidikan Teknik dan Kejuruan.Setelah melalui berbagai persiapan yang mantap, maka pada

akhir Repelita I telah mulai dilaksanakan pembangunan 5 pro- yek Pusat Latihan Teknik (di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Ujung Pandang). Dalam rangka persiapan Pusat Latihan Teknik ini telah dilakukan penataran bagi 258 orang guru.

Selanjutnya, dari 12 buah proyek Pendidikan Teknik, 3 buah di antaranya telah dapat diselesaikan sebagai Perintis STM Pembangunan dan 5 buah lagi masih diteruskan penyelesaian pembangunannya sebagai proyek perintisan, sedangkan yang 4 buah lagi dipersiapkan untuk menjadi STM biasa.

Di samping usaha pembangunan kelima Pusat Latihan Teknik yang menyediakan kesempatan yang cukup untuk latihan prak-tek STM-STM serta usaha-usaha perintisan peningkatan mutu pendidikan teknik, telah dilakukan juga rehabilitasi dan per-luasan terhadap 60 STM yang terbesar di 25 daerah/propinsi, 380 SMEP, 198 SMEA, 46 SKKP, 38 SKKA, 8 SPSA dan 4 SPJK. Sebagai usaha untuk menyediakan guru pendidikan tek- nik dan kejuruan yang bermutu, telah dilaksanakan pula penataran bagi 2.578 tenaga pengajar.

4. Pendidikan Guru.

Selama Repelita I telah dapat dilaksanakan rehabilitasi serta perluasan 128 SPG serta penataran 325 guru dan telah dicetak pula 782.000 buku mata pelajaran pokok. Usaha-usaha pening-katan pendidikan guru ini diselaraskan dengan usaha-usaha peningkatan mutu pendidikan dasar. Dalam rangka ini telah dikembangkan pula suatu pola regionalisasi SPG sesuai dengan keperluan daerah.

493

Page 12: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

3. Pendidikan TinggiDalam rangka pembinaan pendidikan tinggi telah dilakukan

pembangunan gedung baru seluas 194.950 m2, rehabilitasi ruang laboratorium seluas 65.970 m2, ruang perpustakaan dan ruang kuliah, serta pengadaan alat-alat laboratorium dan alat peraga. Selanjutnya telah diterjemahkan sebanyak 48 buah buku dalam berbagai ilmu serta penulisan naskah asli sebanyak 9 buah serta pembelian buku sebanyak 137.580 buah.

Selama Repelita I telah dilakukan berbagai proyek penelitian oleh berbagai Universitas/Institut. Disamping itu dalam rangka pengumpulan bahan untuk keperluan penyusunan Repelita II, lembaga-lembaga tersebut juga melakukan berbagai kegiatan penelitian baik sektoral maupun regional.

Sejak tahun 1970 sampai dengan tahun 1973 telah diseleng-garakan penataran dosen sebanyak 1.669 orang dan telah di-kirim pula sebanyak 1.226 dosen ke luar negeri untuk studi lanjutan. Khusus untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris telah dibangun 6 buah Balai Bahasa.

Dalam rangka mengusahakan kerjasama di antara fakultas-fakultas yang sejenis dalam dunia pendidikan tinggi telah se- lesai disusun kurikulum minimal bagi 17 fakultas/jurusan. Efisiensi pemberian pengajaran pada pendidikan tinggi telah dirintis melalui berbagai usaha, antara lain dengan perintisan sistim kredit dan usaha menghimpun berbagai fasilitas untuk keperluan penggunaan bersama oleh fakultas-fakultas dalam satu Universitas/Institut.

Selanjutnya efisiensi pendidikan tinggi keguruan dan pendi-dikan telah (diusahakan dengan pengintegrasian beberapa cabang IKIP ke dalam Universitas Negeri setempat. Demikian pula sejumlah cabang Universitas telah dihapuskan, akademi-akademi dalam lingkungan Departemen P dan K sedang secara bertahap ditiadakan, dan sedang dirintis pengintergrasian STO kedalam Universitas.

494

Page 13: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

6. Pengembangan Pendidikan.Selama Repelita I telah dilakukan berbagai kegiatan peneli-

tian dan penilaian masalah-masalah pendidikan yang meng-hasilkan penentuan skala prioritas serta arah pemecahan masalah-masalah pendidikan. Kegiatan tersebut telah disimpul-kan dalam 536 buah laporan. Demikian pula telah disempurna-kan statistik pendidikan sebagai informasi dan data pendidikan yang telah dimanfaatkan dalam perencanaan, evaluasi kebijak-sanaan dan pelaksanaan program-program.

Pembaharuan pendidikan juga telah dirintis dan dicobakan melalui berbagai proyek perintis, termasuk pengembangan ku-rikulum dan cara-cara penyajian. Telah dilakukan pula peneli- tian dan pengembangan pola-pola pembiayaan pendidikan dan pengelolaan pendidikan. Hasil-hasil yang telah dicapai antara lain terdiri dari 30 laporan berisikan sillabus dan program-pro-gram pengajaran untuk pendidikan tingkat sekolah dasar dan sekolah lanjutan, 300 buah program untuk Siaran Radio Pen-didikan yang dilaksanakan melalui penggunaan 600 buah pesawat radio di daerah Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta.

Selanjutnya telah dilaksanakan penataran terhadap 2.390 orang tenaga untuk keahlian dalam pembaharuan sistim pen-didikan. Demikian pula telah dihasilkan sejumlah model ba-ngunan sekolah, alat-alat pelajaran, laboratorium, serta pola dan persyaratan penggunaan mass media radio, film dan slide. Dalam pada itu telah dilakukan perhitungan dan proyeksi sa- tuan harga pendidikan serta percobaan pelaksanaan pembi- ayaan pendidikan dengan mempergunakan sistim dan prosedur Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP). Akhirnya telah di- coba pula pengembangan suatu Pola pengelolaan pendidikan dengan menggunakan "pendekatan sistim" dalam perencanaan pengembangan suatu Sistim Komunikasi Penunjang Pengem-bangan Pendidikan dan Kebudayaan, dan percobaan perencana-an integral pendidikan pada tingkat nasional dan regional.

7. Pendidikan Masyarakat dan Orang Dewasa.Dalam rangka pendidikan masyarakat dan orang dewasa te-

lah diselenggarakan berbagai kursus, misalnya pemberantasan

495

Page 14: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

beta huruf (PBH), peningkatan swadaya masyarakat, pengem-bangan kejuruan, bimbingan masyarakat, pendidikan kesejah-teraan keluarga, kejuruan wanita dan perpustakaan masyarakat. Di samping itu telah Pula dilaksanakan berbagai latihan, antara lain latihan guru PBH, ketrampilan wanita serta kursus dan latihan melalui Pusat Latihan Pendidikan Masyarakat (PLPM) .

Berbagai loka karya telah pula diselenggarakan seperti pe-nulisan naskah untuk aksarawan baru termasuk pelajaran dalam rangka keluarga berencana, serta penyusunan proyek pembangunan masyarakat desa. Kurikulum pendidikan non for-mal telah pula dikembangkan kearah pembuatan "paket-paket pendidikan".

Keseluruhan kegiatan tersebut di atas telah disertai dengan pengadaan perlengkapan kerja dan perlengkapan pendidikan, rehabilitasi bangunan serta penataran para petugas pendidikan masyarakat sebanyak 63.170 orang.

Selanjutnya di bidang pembinaan kepemudaan telah dilakukan penataran terhadap 1.080 pembina pemuda dan telah diseleng-garakan berbagai usaha pembinaan pemuda antara lain pengembangan kemampuan berorganisasi, latihan ketrampilan, pengabdian masyarakat dan pengisian waktu terluang secara produktif.

8. Pembinaan Olah Raga.Penyebaran dan peningkatan kegiatan olah raga telah dila-

kukan antara lain dengan pengadaan alat-alat dan perlengkapan olah raga bagi 11 STO dan. 50 SMOA, pengadaan sarana mobi-litas (62 sepeda motor), penyelesaian bangunan (rehabilitasi) seluas 1.951 m2, pembangunan baru seluas 6.580 m2 serta penye- diaan tanah seluas 72.322 m2. Selanjutnya telah diberikan ban-tuan biaya kepada 267 Kabupaten/Kotamadya dan 26 Propinsi/ daerah untuk peningkatan kegiatan olah raga di daerah, khu-susnya untuk penyelenggaraan pertandingan-pertandingan olah raga siswa dan pelajar. Dalam rangka segala usaha ini telah

496

Page 15: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

dilakukan pula penataran pelatih olah raga, wasit dan warta- wan olah raga yang kesemuanya berjumlah 497 orang serta 303 pembina olah raga.

Berbagai penelitian telah dilakukan antara lain tentang nor- ma-norma kesegaran jasmani, ketrampilan olah raga dan pe-laksanaan kurikulum olah raga. Dalam rangka penelitian ini telah dihasilkan 166 naskah buku olah raga. Sejumlah judul buku olah raga telah dicetak dan disebarluaskan, di antaranya buku sejarah pekan olah raga mahasiswa, pedoman mengajar olah raga pada SLA (masing-masing 1.000 eksemplar), 14 judul pedoman berbagai bidang olah raga masing-masing 1.500 eksemplar, pegangan pengajar olah raga pada SD sejumlah 3 judul masing-masing 50.000 eksemplar, pencetakan/penerbitan 30 nomor Buletin Ilmiah Olah Raga masing-masing 42.000 ek-semplar.

Akhirnya, pendidikan olah raga selama Repelita I telah meng-hasilkan 210 Sarjana Olah Raga, 846 Sarjana Muda Olah Raga dan lulusan SMOA sebanyak 11.161 orang.

9. Pembinaan Kebudayaan.a. Bidang Kesenian dan Pendidikan Kesenian .

Peningkatan apresiasi seni telah diusahakan dengan meng-adakan berbagai perlombaan kesenian dikalangan pelajar, ter-masuk pengiriman misi kesenian pelajar antar daerah, penye-lenggaraan pementasan dan pameran di beberapa kota, pena-taran guru-guru kesenian, lokakarya pendidikan musik dan pembaharuan kurikulum. Selanjutnya telah diselenggarakan sejumlah konser dan karawitan, pameran senirupa, pagelaran tari dan pendalangan serta laboratorium metodik pendidikan kesenian. Khususnya telah diolah berbagai bentuk kesenian untuk anak-anak.

Di samping itu telah diselenggarakan berbagai pameran seni-rupa antara negara-negara ASEAN, dan pameran cukilan kayu dan seni remaja se Indonesia. Berbagai film dan slide kesenian

497

411234 - (32).

Page 16: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

telah dihasilkan, di antaranya film tari, senirupa dan wayang, slide seni kerajinan, senirupa klasik dan modern. Film dan slide seni tersebut digunakan sebagai penerangan budaya Indonesia di dunia internasional.

Selanjutnya telah diselenggarakan Festival Nasional Rama-yana di Yogyakarta dan Festival Ramayana Internasional di Pandaan yang meliputi acara pertunjukan seminar dan pameran.

Suatu usaha yang menonjol dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional ialah pendirian Pusat-pusat kesenian dan Kebudayaan di Denpasar, Solo, Yogyakarta, Ujung Pandang, Pontianak dan Medan, yang merupakan wadah bagi semua ke-giatan seni budaya.

b. Bidang Purbakala

Pemugaran Candi Borobudur telah dimulai pelaksanaannya sejak bulan Agustus 1973 setelah dilakukan persiapan yang mantap. Demikian Pula telah dilakukan survey dan penggalian benda-benda purbakala di berbagai tempat di Jawa, termasuk penelitian kepurbakalaan Islam di Cirebon dan penggalian ke-rangka manusia di daerah Jakarta.

c. Bidang Permusiuman Museum Pusat di Jakarta dan museum di Bali telah dilanjut-

kan rehabilitasinya. Perkembangan museum telah ditingkatkan dengan pembukaan museum batik di Pekalongan dan museum Sekolah di Tegal. Selanjutnya museum di Surabaya telah selesai direhabilitasi dan telah dibuka kembali, sedangkan museum di Ujung Pandang dan di Pontianak sedang dipersiapkan rehabili-tasinya. Disamping itu telah pula diselenggarakan konservasi perunggu dan latihan permusiuman.

c. Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Kegiatan pengembangan kebudayaan nasional melalui

usahausaha inventarisasi dan dokumentasi meliputi antara lain: (1) penulisan monografi kebudayaan daerah, pengumpulan lagu-lagu musik dan tari daerah; (2) penyusunan atau penulisan kembali

498

Page 17: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

katalogus-katalogus naskah koleksi prasejarah, naskah Melayu, naskah-naskah etnografi, arkeologi, sastra lama, area perunggu, bibliografi antropologi Indonesia, dan lain sebagainya; (3) pen-terjemahan naskah kuno kedalam Bahasa Indonesia sebanyak 5 buah; (4) perekaman musik rakyat daerah Bugis, Nias dan Cirebon; (5) pembuatan film dokumentasi kebudayaan seperti Arca, dan Pewayangan Borobudur, Batik Seni Lukis, Wayang dan lain-lain; (6) penerbitan hasil seminar kesenian rakyat (folklore), seni rupa dan pertunjukkan Festival Ramayana, ser- ta penyelenggaraan pameran benda-benda purbakala Indonesia di Amerika Serikat.

d. Bidang Bahasa.Sejak 17 Agustus 1972 telah diresmikan pemakaian Ejaan

Yang Disempurnakan. Kegiatan kerjasama antara Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia dengan pihak Malaysia telah dimulai dan akan terus dilanjutkan. Pembakuan peristilahan ditingkatkan kegiatannya melalui simposium Peristilahan. Se-lanjutnya telah diselenggarakan lokakarya Ejaan Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa.

e. Pengadaan Buku Bacaan dan Pengembangan Perpus- takaan.

Disamping usaha-usaha pengadaan buku bacaan anak-anak pada perpustakaan-perpustakaan sekolah melalui Inpres No. 10 tahun 1973 sebagaimana sudah diutarakan di atas, maka PN Balai Pustaka telah pula mengusahakan 897.800 eksemplar buku yang meliputi 369 judul dengan 40 persen buku bacaan anak-anak, 10 persen buku bacaan orang dewasa dan 50 persen buku pelajaran.

Dalam rangka menciptakan suatu iklim yang baik bagi pe-ngembangan perbukuan di Indonesia sedang diteliti usul-usul yang telah diterima dari Panitia Nasional Tahun Buku Inter-nasional tahun 1972.

499

Page 18: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

TABEL IX – 1PERKEMBANGAN JUMLAH MURID SD SERTA JUMLAH PENDUDUK UMUR 7 – 13 TAHUN

1969 – 1973(dalam ribuan)

500

Page 19: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

GRAFIK IX – 1PERKEMBANGAN JUMLAH MURID SD SERTA JUMLAH PENDUDUK UMUR 7 – 13

TAHUN1969 – 1973

(dalam ribuan)

501

Page 20: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

TABEL IX - 2

PERKEMBANGAN JUMLAH MURID SLTP DAN SLTA NEGERI DAN SWASTA 1969 - 1973 ( da lam ribuan )

PerubahanSekolah 1969 1970 1971 1972 1973 1969 - 1973

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 1.231 + 5,0% 1.293 + 9,3% 1.412 + 2,6% 1.448 + 0,6% 1.457 226 + 18,4%

- Sekolah Menengah Pertama 910 + 8,0% 983 + 12,1% 1.102 + 3,2% 1.136 + 0,6% 1.143 233 + 25,7%

- Teknik dan Kejuruan 321 - 3,5% 310 + 1,9% 310 + 6,0% 312 + 0,5% 314 - 7 - 2,2%

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 555 + 8,3% 602 + 9.1% 657 + 7,6% 707 + 1,7% 718 163 + 29,35%

- Sekolah Menengah Atas 260 + 6,5% 278 + 5,3% 293 + 3,8% 304 + 2,9% 314 54 + 20,7%

- Teknik dan Kejuruan 198 + 13,2% 224 + 19,7% 269 + 15,0% 309 + 3,0% 318 120 + 60,5%

- SPG dan SMOA 98 + 1,2% 100 - 4,4% 95 - 1,5% 94 - 6 , 4 % 88 - 11 - 10,8%

Jumlah Sekolah Teknik dan Kejuruan 519 + 2,9% 534 + 8,4% 579 + 7,3% 621 + 1,7% 632 113 + 21,7%

Jumlah SMP dan SMA 1.170 + 7,8% 1.261 + 10,6% 1.395 + 3,3% 1.440 + 1,1% 1.457 287 + 24,5%

J u m l a h 1.689 + 6,3% 1.795 + 9,9% 1.974 + 4,5% 2.061 + 1,3% 2.089 400 + 23,7%

Keterangan : Angka dalam % adalah laju pertumbuhan jumlah murid dari tahun ke tahun.

502

Page 21: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

GRAFIK IX — 2

PERKEMBANGAN JUMLAH MURID SLTP DAN SLTA NEGERI DAN SWASTA

(Ribuan)

503

Page 22: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

TABEL I X — 3PERKEMBANGAN JUMLAH MURID SLTP DAN SLTA NEGERI DAN SWASTA/MADRASAH

DAN JUMLAH PENDUDUK UMUR 13— 18 TAHUN 1969 — 1973

Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama.- SLTP Negeri 892.945 + 7,5% 960.020 + 7,3% 1.030.010 + 4,8% 1.079.840 + 4,3% 1.125.990 233.045 + 26,1%

- SLTP Swasta dan Madrasah Tsanawiyah 700.770 + 6,3% 744.960 + 0,7% 750.015 + 18,6% 889.475 + 4,3% 927.720 226.950 + 32,4%

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas- SLTA — Negeri 413.555 + 4,0% 430.100 + 4,6% 449390 + 5.5% 474.895 + 5,8%. 503.370 89.815 + 21,7%— SLTA Swasta dan

Madrasah Alyah 355.070 + 5,3% 373.895 + 6,9% 399.990 + 12,2% 448.835 + 5,1% 471.783 116.713 + 32,9%

Jumlah SLTP dan 1.306.500 + 6,4% 1.390.120 + 6,5% 1.480.000 + 5,1% 1.554.735 + 4,8% 1.629.360 322.860 + 24,7%. SLTA NegeriJumlah SLTP dan 1.095.840 + 2,1% 1.118.855 + 2,8% 1.150.005 + 16,4% 1.338.310 + 4,6% 1.399.503 303.663 + 27,7% SLTA Swasta + Madrasah

Jumlah 2.402.340 + 4,4% 2.508.915 + 4,8% 2.630.005 + 10,0% 2.893.045 + 4,7% 3.028.863 626.523 + 26,1%

Jumlah PendudukUmur 13—10 tahun — — 14.574.182 + 5,5% 15.396.768 + 5,4% 16:196.472 1.622.290 + 11,1%

Keterangan : Angka dalam % adalah laju pertambahan jumlah dari tahun ke tahun

504

Sekolah 1969 1970 19711 1972Kenaikan

1969 - 1 9 7 31973

Page 23: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa
Page 24: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

GRAFIK IX — 3PERKEMBANGAN JUMLAH MURID SLIP DAN SLTA

NEGERI DAN SWASTA/MADRASAH1969 — 1973

505

Page 25: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

TABEL IX — 4PERKEMBANGAN JUMLAH MAHASISWA

1969 — 1973

1969 1970 1971 1972 1973 Kenaikan

1969 - 1973

Departemen P dan K, 172.545 + 10,7% 190.985 + 7,5% 205.400 + 6,7% 218.640 + 5,9% 231.420 58.875 + 34,2%.

N e g e r i 107.860 + 8,4% 116.805 + 6,5% 124.400 + 3,4% 128.650 + 2,1% 131.350 23.490 + 21,8%

Swasta 64.685 + 14,6% 74.180 + 9,2% 81.000 + 115% 89.990 + 11,2% 100.070 35.385 + 54,8%

Non P den K 89.910 + 0,1% 89.980 + 2,0% 91.865 + 3,1% 94.700 + 3,4% 97.880 7.970 + 8.8%

Negeri 53.640 + 3,3% 53.660 + 3,4% 55.465 + 3,6% 57.480 + 2,8% 59.045 5.405 - 10,1%

Swasta 36.270 + 0.1% 36.320 + 0,2% 36.400 + 25% 37.220 + 4,3% 38.835 2.565 + 7,1%

Jumlah Negeri 161.500 + 5.6% 170.465 + 5,8% 179.865 + 3,5% 186.130 + 2,3% 190.395 28.895 + 23,1%Jumlah Swasta 100.955 + 9,4% 110.500 + 6,8% 117.400 + 8,4% 127210 + 9,1% 138.905 37.950 + 30,5%

Jumlah 262.455 + 7,0% 280.965 + 6,2% 297.265 + 5,4% 313.340 + 5,1% 329.300 66.845 + 26,1%

506

Page 26: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

GRAFIK IX — 4

PERKEMBANGAN JUMLAH MAHASISWA1969 — 1973

507

Page 27: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

TABEL IX — 5

JUMLAH MURID/MAHASISWA TAHUN 1969 DAN 1973

Tahun SD SLP SLA PT

1969Jumlah 12.800.000 1.200.000 500.000 216.000Index 100 9,4 3,9 1,71973Jumlah 13.600.000 1.500.000 700.000 329,000Index 100 11,0 5,1 2,4

TABEL IX — 6

PERSENTASE JUMLAH MURID/MAHASISWA TAHUN 1969 DAN 1973

S L T P S L T A P T *)

TahunSMP Teknik SMA Teknik Non Keguruan

Eksakta Eksakta

1969 74 26 47 53 31 42 27

1973 79 21 44 56 37 34 29

*) Tidak termasuk perguruan tinggi swasta.

508

Page 28: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

G R A F I K I X — 5J U M L A H M A H A S I S W A T A H U N 1 9 6 9 d a n 1 9 7 3

509

Page 29: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

T A B E L I X — 7I K H T I S A R P E N A T A R A N P E R S O N I L

1969/70 — 1973/74

K E G I A T A NR E P E L I T A I

1969/70 1970/71 1971/72 1972/73 1973/74 Jumlah Persentase

I . TENAGA TEKNIS EDUKATIP 3.903 2.885 4.016 3.936 9.279 24.019 93,0

1. Pendidikan Dasar 3.000 508 885 1.164 — 5.553 21,5

2. Pendidikan Lanjutan — 1.181 1.615 1.198 5.284 9.278 35,9

2.1. Pend. Menengah Umum — 600 579 501 535 2.215 8,6

2.2. Pend. Menengah Kejuruan & Teknik

447 940 602 589 2.578 10,0

2.3.Pend. Guru & Tenaga Teknis — 134 96 95 4.160 4.485 17,3

3. Pendidikan Tinggi 1) — 571 834 945 545 2,895 11,3

3.1. Ilmu-ilmu Pertanian — 88 122 134 53 397 1,5

3.2. Science & Technology — 101 117 105 20 343 1,4

3.3. Ilmu Kedokteran — 84 100 151 54 389 1,5

3.4. Ilmu-ilmu Sosial & Budaya — 201 328 311 363 1.203 4,7

3.5.Ilmu Pendidikan dan Keguruan — 93 141 211 55 500 1,9

3.6. Lain-lain — 4 26 33 — 6 3 0 , 3

510

Page 30: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

Sambungan TABEL IX—7

1 2 3 4 5 6 7 8

4. Pend. Olah Raga, Pend. Masyarakat dan Pemuda

895 618 607 338 2.117 4.575 17,7

4.1. Pend. Olah Raga — 95 129 26 76 326 1,3

4.2. Pend. Masyarakat 90 465 314 147 1.031 2.047 7,9

4.3. Pend. Kepemudaan 805 58 164 165 1.010 2.202 8,5

5. Pengembangan Pendidikan 8 11 75 291 1.333 1.718 6,6

5.1. Pengembangan Kurikulum 40 216 1.301 1.557 6,0

5.2. Pembaharuan Pendidikan2) 8 11 35 75 32 161 0,6

II . TENAGA ADMINISTRATIP — 136 132 952 597 1.817 7,0

G. Tenaga Administratip 2)—

136 132 952 597 1.817 7,0

J u m l a h 3.903 3.021 4.14 4.888 9.876 25.836 100,0

Keterangan : 1). 42,3% dari penataran Perguruan Tinggi dilakukan diluar negeri.2). Terdiri dari personil Perguruan Tinggi diluar staf pengajar dan dididik diluar negeri

dalam bidang-bidang Educational Broadcasting, Innotech, Educational Planning, dan sebagainya.3). Meliputi : middle management, top management, personalia, keuangan dan sebagainya.

511

Page 31: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN · Web viewDalam rangka peningkatan mutu pendidikan lanjutan umum (SMP dan SMA) telah dicetak dan disebarkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa

T A B E L I X — 8 P EN GADA AN BUK U P E LAJ ARA N

19 69 /7 0 — 1 9 7 3 / 7 4( da l am r i buan j i l i d )

512