pendidikan akhlak pada anak wanita tunasusila...

88
PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK WANITA TUNASUSILA (Studi Kasus Anak Wanita Tunasusila di Desa Kopeng Getasan Kab. Semarang 2019) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh : ROHMAT SOLIHUN NIM. 111-14-191 PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2020

Upload: others

Post on 08-Feb-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK WANITA TUNASUSILA

    (Studi Kasus Anak Wanita Tunasusila di Desa Kopeng Getasan

    Kab. Semarang 2019)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan

    Disusun Oleh :

    ROHMAT SOLIHUNNIM. 111-14-191

    PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA2020

  • ii

  • iii

    SKRIPSI

    Sutrisna, S.Ag., M.Pd

    Dosen IAIN Salatiga

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Lampiran : 4 Eksemplar

    Hal : Naskah Skripsi

    Sdr. ROHMAT SOLIHUN

    Kepada Yth :

    Rektor IAIN Salatiga

    Di Salatiga

    Assalamu'alaikum Wr.Wb.

    Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya terhadap mahasiswa

    berikut ini:

    Dengan ini kami mohon kepada Bapak Rektor IAIN Salatiga agar skripsi saudara

    tersebut diatas segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

    Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

    Salatiga, 27 November 2019

    Pembimbing

    Sutrisna, S.Ag., M.Pd.NIP. 196610292001121001

    Nama :

    NIM :

    Fakultas :

    Jurusan :

    Judul Skripsi :

    ROHMAT SOLIHUN

    111-14-191

    Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

    Pendidikan Agama Islam (PAI)

    PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK WANITA

    TUNASUSILA (Studi Kasus Anak Wanita Tunasusila Di Desa

    Kopeng Getasan Kab. Semarang 2019)

  • iv

    SKRIPSI

    PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK WANITA

    TUNASUSILA (Studi Kasus Anak Wanita Tunasusila Di Desa

    Kopeng Getasan Kab. Semarang 2019)

    Disusun oleh:

    ROHMAT SOLIHUN

    NIM. 111-14-191

    Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi JurusanPendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut AgamaIslam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal .......................... dan telah dinyatakanmemenuhi syarat guna memperoleh gelar S1 Kependidikan Islam.

    Susunan Panitia Penguji

    Ketua Penguji :Dr. Imam Sutomo, M. Ag

    Sekretaris Penguji :Sutrisna, S.Ag., M.Pd.

    Penguji I :Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

    Penguji II :Siti Rukhayati, M.Ag.

    Salatiga, ................... 2019DEKANFTIK IAIN Salatiga

    Prof, Dr.,Mansur,M.Ag

    KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)Jalan Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716

    Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id E-mail:[email protected]

  • v

    MOTTO

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya

    sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang

    terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini

    diperbolehkan untuk dipublikasikan oleh Perpustakaan IAIN Salatiga.

    Salatiga, 27 November 2019Yang menyatakan

    ROHMAT SOLIHUN

    Nama :

    NIM :

    Jurusan :

    Program :

    Judul Skripsi :

    ROHMAT SOLIHUN

    111-14-191

    Tarbiyah

    Pendidikan Agama Islam

    PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK WANITA

    TUNASUSILA (Studi Kasus Anak Wanita Tunasusila Di

    Desa Kopeng Getasan Kab. Semarang 2019)

  • vi

    Artinya: Kebaikan tidak sama dengan kejahatan. Tolaklah kejahatan itu dengancara yang lebih baik, sehingga yang memusuhimu akan seperti teman yang setia

    (Q.S Fusshilat: 34)

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

    1. Ayahku Sudi’ono dan Ibuku Barokah yang telah membesarkan penulis dan

    selalu sabar merawat dan mencurahkan kasih sayang tanpa kenal waktu.

    2. Adekku terkasih Habib Burohman yang dengan sabar memberi motivasi

    sehingga terselesainya skripsi dengan baik.

    3. Kluarga Besar Batur yang sudah selalu mendukung dan memberi

    dorongan untuk menyelasaikan studi.

    4. Khusus yang terhormat bapak Sutrisna, S.Ag., M.Pd yang tidak henti-

    hentinya membimbing dan meluangkan waktunya.

    5. Teman-teman Jurusan Tarbiyah Progdi. PAI angkatan 2014. Terima kasih

    atas motivasi dan perjuangannya.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

    skripsi ini. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi

    Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya kejalan kebenaran dan

    keadilan.

    Skripsi yang berjudul “PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK

    WANITA TUNASUSILA (Studi Kasus Anak Wanita Tunasusila di Kopeng

    Getasan Kab. Semarang 2019)” ini, diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana

    Pendidikan (S.Pd) pada Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Salatiga.

    Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan

    yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual.

    Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-

    tingginya kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam

    Negeri (IAIN) Salatiga

    2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan (FTIK)

    3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si. selaku Ketua Program Pendidikan Agama

    Islam (PAI)

  • ix

    4. Bapak Sutrisna, S.Ag., M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah

    berkenan meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis

    dalam penulisan skripsi ini.

    5. Seluruh Dosen dan Karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu

    selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi

    6. Sahabat-sahabatku PAI angkatan 2014, Terima kasih atas motivasinya

    selama ini.

    Semoga segala amal yang telah diperbuat akan menjadi amal saleh, yang

    akan mendaptakan pahala yang berlipat dari Allah SWT, kelak di kemudian hari.

    Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.

    Salatiga, 27 November 2019

    Yang menyatakan

    ROHMAT SOLIHUN

  • x

    ABSTRAK

    Solihun, Rohmat. 2019. Pendidikan Akhlak Pada Anak Wanita Tunasusila (StudiKasus Anak Wanita Tunasusila di Desa Kopeng Getasan Kab.Semarang 2019). Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Islam.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam NegeriSalatiga, Pembimbing: Sutrisna, S.Ag., M.Pd.

    Kata kunci: Pendidikan Akhlak Pada Anak Wanita Tunasusila

    Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahuibagaimana mendeskripsikan pendidikan akhlak, bagaimana peranan kluarga dantantangan untuk menangani pendidikan akhlak anak yang tinggal di kawasankaraoke Dukuh Sleker Kelurahan Kopeng Kec. Getasan.

    Jenis penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian lapangan (fieldresearch) dan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian inimeliputi sumber primer yakni hasil wawancara wanita tunasusila, dan sumbersekunder yang dapat berupa foto-foto kegiatan terkait pendidikan. Pengumpulandata ini dilakukan dengan mengadakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.

    Kondisi lingkungan tempat karaoke Dusun Sleker kopeng getasanmembawa pengaruh buruk bagi anak-anak yang tinggal, serta memunculkantantangan tersendiri bagi anak dalam masalah pendidikan. Tantangan pendidikanakhlak yang dihadapi anak yang pertama adalah faktor lingkungan. Pemandanganyang biasa, ketika anak-anak keluar rumah langsung disuguhkan denganpemandangan yang mungkin kurang pantas jika dilihat mata kepala anak.Berdasarkan pada diskripsi latar belakang di atas, maka fokus penelitiannyaadalah. Bagaimana pendidikan ahklak pada anak wanita tunasusila. Faktor-faktorapa yang mempengaruhi pendidikan ahklak pada anak wanita tunasusila. Hasilpenelitian menunjukan bahwah pertama, pendidikan akhlak anak pada wanitatunasusila tergolong wajar dari kondisis yang ada, karena di dukung dengankegiatan mengaji di TPA dan juga bimbingan dari sekolah. Ke dua, faktor-faktoryang mempengaruhi pendidikan akhlakkul karimah meliputi keluarga, kerabatyang memberikan pendidikan pertama, masjid memberi pengaruh yang baik bagijika mereka dalam perhubungan dengan sang pencipta, sekolah memberikanpendidikan sebagaimana mestinya. Demikian juga perubahan yangb terjadi dalammurit menuju arah yang lebih baik dalam rohani, akhlak, akal, jasmani,keagamaan, kepedulian social, politik, ekonomi, estetika, dan gerakan jihad.

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i

    LEMBAR LOGO IAIN .......................................................................................... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. iv

    HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN.........................................................v

    MOTTO ................................................................................................................. vi

    PERSEMBAHAN................................................................................................. vii

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

    ABSTRAK ...............................................................................................................x

    DAFTAR ISI.......................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL.................................................................................................. xi

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xv

    BAB I: PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1

    B. Fokus Masalah .......................................................................................6

    C. Tujuan Penelitian ...................................................................................6

    D. Manfaat Penelitian .................................................................................7

    1. Manfaat Teoritis ...............................................................................7

    2. Manfaat Praktis ................................................................................7

  • xii

    E. Sistematika Penulisan ..........................................................................12

    BAB II: KAJIAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori...........................................................................................19

    B. Kajian Pustaka............................................................................................33

    BAB III: METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian...........................................................................................38

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................................38

    C. Sumber Data...............................................................................................39

    D. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................................53

    BAB IV: PAPARAN DAN ANALISIS DATA

    A. Paparan Data ..............................................................................................66

    B. Analisis Data ..............................................................................................75

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................................77

    B. Saran...........................................................................................................77

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan merupakan hak setiap warga negara. Karena tak ada satupun

    prestasi yang dapat dicapai tanpa peranan pendidikan. Namun di zaman

    modern ini manusia dihadapkan dengan permasalahan moral dan akhlak yang

    cukup serius. Jika dibiarkan dapat menghancurkan masa depan bangsa.

    Penyalahgunaan kesempatan dan praktek hidup menyimpang yang dapat

    merugikan siapa saja sekarang mulai tumbuh subur di berbagai wilayah.

    Pada dasar nya penduduk asli Dukuh Sleker adalah orang-orang yang

    tekun beragama, pandai mengaji dan taat beribadah, tapi setelah banyaknya

    pendatang wanita penghibur yang masuk wilayah Kopeng karena dampak dari

    digusurnya tempat prostitusi yang berada di perkampungan Dukuh Sleker

    kelurahan kopeng Kec. Getasan, lambat laun ketekunan beragama yang telah

    terbangun tersebut sedikit demi sedikit mengalami penurunan. Walaupun pada

    awalnya masyarakat kopeng merasa resah karena praktek prostitusi yang

    semakin besar. Nampaknya kegiatan wanita penghibur tersebut membawa

    pengaruh yang buruk terhadap masyarakat sekitar. Kemudian Kec. Getasan

    menghimbau untuk menghentikan. Akhirnya berhasil di resmikan bahwa

    lokalisasi hotel mulya saat ini telah ditutup. Pada saat itu mulailah berdiri

    tempat karaoke atau tempat hiburan malam. Saat ini di Kopeng terdapat 35

    lebih kafe yang menyediakan hiburan karaoke termasuk lebih dari 300 wanita

    pemandu karaoke yang bekerja di tempat tersebut. Hiburan malam seperti:

    suara musik kencang, minuman alkohol, dan aktivitas malam lainnya seolah

    menjadi identitas tempat tersebut. Sehingga mata rantai perekonomian dari

    pemilik kafe sampai pedagang yang puluhan tahun menetap di tempat tersebut

    menjadi hal yang lumrah.

    Kondisi lingkungan yang demikian membawa pengaruh buruk bagi

    anak-anak yang tinggal, serta memunculkan tantangan tersendiri bagi anak dalam

    masalah pendidikan. Tantangan pendidikan akhlak yang dihadapi anak yang

  • 2

    pertama adalah faktor lingkungan. Pemandangan yang biasa, ketika anak-anak

    keluar rumah langsung disuguhkan dengan pemandangan yang mungkin kurang

    pantas jika dilihat mata kepala anak. Dari rok mini, hots pants, dan pakaian bikini,

    adalah pemandangan yang kapan saja bisa disaksikan anak-anak. Sehingga

    membuka peluang besar untuk anak meniru gaya cara berpakaian tersebut. Yang

    demikian menjadi hal yang wajar, seolah olah tak ada problem dibaliknya, yang

    kemudian memunculkan sepotong pertanyaan, bagaimana tanggapan anak-anak

    melihat gadis-gadis cantik berpenampilan demikian, akan tetapi dengan entengnya

    salah satu anak menjawab pertanyaan saya tadi sambil bermain, “sudah biasa,

    tidak masalah”. Hal tersebut tidak menjadikan sebuah masalah karena dari sejak

    lahir anak-anak memang sudah terbiasa dengan hal demikian.

    Maraknya hiburan malam atau rumah karaoke yang berdiri tegak dan

    berjajar di Kopeng, menjadikan orang tuanya lebih sibuk mengurus kafe atau

    bekerja menjadi pemandu karaoke. Karena kurang pengawasan dari orang tua,

    akhirnya anaknya pun ikut-ikutan minum-minuman keras, dan mulai berani

    merokok. Banyak anak yang tinggal kelas. Seharusnya di usia 11 tahun anak

    sudah memasuki kelas 5, tapi kenyataan anak tersebut masih tetap tinggal di kelas

    1. Padahal sebenarnya dalam diri mereka terdapat bakat yang hebat. Hanya saja

    mereka kurang mendapat perhatian dari orang tua. Banyak faktor yang

    menyebabkannya, misalnya broken home. Hal ini yang menjadikan anak sukar

    diatur, suka semaunya sendiri, hiper aktif, dan gampang terpancing emosi.

    Kebanyakan tutur bicaranya sudah tidak seperti anak yang seumuran atau

    sepantarannya. Kata-kata yang tidak sepatutnya sering keluar dari mulut

    mungilnya. Kata kotor atau dalam bahasa jawa “saru” tak pernah terlepas dari

    pembicaraan sehari-hari mereka. Terkadang sekali dua kali mereka melakukan

    hal-hal yang tidak sepantasnya. Pernah suatu hari ketika anak Desa Kopeng

    bimbel dengan Wahyudi salah satu komunitas BBM (Belajar Bareng Mahesapala)

    seolah mereka meminta perhatian, entah kenapa hanya masalah saling ejek yang

    biasa terjadi pada anak-anak pada umumnya, emosi mereka langsung meninggi

    maka terjadilah perkelahian yang hebat disana, mulai dari adu mulut, sampai

    menyakiti antara satu sama lain. Bukan hanya kerikil kecil yang dijadikan senjata

  • 3

    ampuh, hingga batu yang berukuran hampir sekepal tangan bayi sempat melayang

    dan mengenai salah satu anak kecil yang masih duduk dikelas 2, hasilnya anak

    tersebut menangis kesakitan. Maklum waktu itu kami mengadakan bimbel di

    halaman belakang, diarea kebun yang jalanannya penuh dengan batu dan kerikil,

    sehingga tak menyangka bahwa batu tersebut dapat dijadikan properti manis

    untuk berkelahi. Belum cukup sampai disitu adu mulut tetap berlangsung dengan

    disertai duel tangan dan kaki yang tidak mau ketinggalan, sampai-sampai saya dan

    teman-teman kualahan untuk melerai pertikaian itu. Maka kamipun harus

    melakukan pendekatan terhadap anak-anak disana.

    Faktor pesatnya perkembangan teknologi dan sosial media seperti hand

    pone dan media televise juga menjadi tantangan tersendiri bagi mereka. Anak-

    anak sudah mulai berani menonton film porno. Menjadikan anak-anak rentan

    untuk meniru dan mempraktekkan apa yang mereka lihat. Tanpa pantauan sejak

    dini yang ketat dari orang tua membuat mereka jadi tidak terkontrol. Orang tua

    kurang peduli dengan pendidikan anaknya, khususnya pendidikan akhlak. Padahal

    menurut Freud kegagalan penanaman kepribadian yang baik diusia dini ini akan

    membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak, kesuksesan

    membimbing anaknya dalam mengatasi konflik kepribadian diusia dini sangat

    menentukan kesuksesan anak dalam kehidupan social di masa dewasanya kelak

    (Muslich, 2011:35). Namun faktor ekonomi menjadikan sebagian orang tua

    melewatkan perkembangan anaknya dengan tidak memperhatikan dan mengawasi

    tetapi memilih sibuk untuk bekerja. Walaupun ada orang tua yang sebenarnya

    mencemaskan anaknya. Tapi akhirnya pasrah dengan keadaan. Fasilitas disana

    sebenarnya sudah mendukung, seperti perpustakaan mini, pengajian rutin, TPA,

    karang taruna, dan remaja masjid. Sayangnya kondisi TPA dan tidak kondusifnya

    pengajian yang ada, menjadikan kondisi anak kurang terperhatikan dalam masalah

    pendidikan.Sebenarnya dahulu TPA di kopeng sudah pernah ada, tapi seiring

    berjalannya waktu TPA tersebut hilang karena minat anak-anak untuk belajar

    ngaji menurun dan tenaga pengajar yang pergi meninggalkan kopeng. Kondisi

    yang demikian membawa dampak yang begitu kompleks terutama bagi

    pendidikan anak. Maka untuk menangani masalah tersebut pendidikan akhlak

  • 4

    pada anak harus diprioritaskan. Pendidikan akhlak sangat penting untuk

    menjawab tantangan pendidikan anak yang tinggal disana. Karena pendidikan

    akhlak dapat memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam

    mengetahui perbuatan yang baik atau buruk. Hal ini sejalan dengan pendapat

    Abuddin Nata bahwa ajaran akhlak disamping memiliki nilai-nilai yang bersifat

    mutlak, absolut, dan universal sebagaimana terdapat dalam Al-Quran dan al-

    hadits, juga menerima ajaran yang bersifat rasional, lokal dan kultural, sehingga

    ajaran islam dapat hadir dan diterima oleh seluruh lapisan sosial (Nata, 1996:99-

    100). Jikalau anak itu sejak tumbuh sudah dibiasakan dan diajari yang baik-baik,

    maka nantinya setelah ia mencapai usia baligh, tentulah ia akan dapat mengetahui

    rahasianya yakni mengapa perbuatan-perbuatan yang tidak baik itu dilarang

    (Zainuddin 1991:107). Sehingga diharapkan anak-anak yang tinggal di Kopeng

    tumbuh menjadi manusia dewasa dengan kepribadian yang baik dan dapat

    menentukan setiap langkahnya serta menggunakan kecerdasannya kearah yang

    positif.

    Oleh karena itu, berawal dari latar belakang tersebut penulis tertarik

    untuk mengadakan sebuah penelitian dengan judul PENDIDIKAN AHKLAK

    PADA ANAK WANITA TUNASUSILA (Studi Kasus Anak Wanita Tunasusila

    di Desa Kopeng Getasan Kab. Semarang Tahun 2019)

  • 5

    B. Fokus Masalah

    Berdasarkan pada diskripsi latar belakang di atas, maka fokus penelitiannya

    adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana pendidikan ahklak pada anak wanita tunasusila?

    2.Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pendidikan ahklak pada anak wanita

    tunasusila?

    C. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan fokus penelitian tersebut, maka tujuan dari penelitian ini

    adalah sebagai beriku.

    1. Untuk mengetahui peranan dan strategi orang tua dalam mendidik akhlak

    anak yang tinggal di kawasan wisata karaoke Dukuh Sleker kelurahan

    kopeng Kec. Getasan.

    2. Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi dalam mendidik akhlak anak

    yang tinggal di kawasan wisata karaoke Dukuh Sleker kelurahan kopeng

    Kec. Getasan.

    D. Manfaat Penelitian

    Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

    teoritis maupun secara praktis diantaranya adalah sebagai berikut.

    a. Secara teoritis dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah

    pengetahuan khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya tentang

    pendidikan akhlak anak, dan hasil penelitian ini diharapakan dapat

    memberikan sumbangan pemikiran berupa faktor dan teknik penyadaran

    bagi obyek penelitian baik melalui tahap religi, sosialisasi,

    kesehatan,politik, dan ekonomi.

    b. Secara praktis bagi orang tua penelitian ini, agar menjadi bahan

    pertimbangan bagi orang tua yang tinggal di kelurahan kopeng, dapat

    membina anaknya agar terbentuknya akhlak yang baik dengan pendidikan

    agama dan akhlak, sementara bagi masyarakat luas, khususnya masyarakat

    yang tinggal di dukuh sleker kelurahan kopeng adalah adanya solusi

  • 6

    alternative dalam mengatasi problematika sosial akhlak anak. Tujuan

    praktis yang lainnya adalah bagi pendidik. Bagi pendidik keguanaan

    praktisnya adalah menambah wacana bagi calon seorang pendidik dalam

    melihat fenomena sosial anak yang tinggal dikawasan wisata hiburan

    malam kopeng Kota Salatiga, dan memberikan sumbang pemikiran dalam

    rangka penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak dalam bentuk

    pembinaan secara intensif.

    E. Sistematika Penulisan

    BAB I: Pendahuluan

    Memuat kajian mengenai latar belakang masalah, rumusan

    masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, studi kepustakaan, metode

    penelitian, dan sistematika pembahasan.

    BAB II:Kerangka Teori

    Bab ini membahas definisi pendidikan akhlak anak, definisi

    tantangan pendidikan akhlak anak, dan definisi tempat karaoke.

    BAB III: Paparan Data dan TemuanPenelitian

    Bab ini membahas tentang paparan data yang berupakondisi

    keadaan geografi Dukuh Sleker, Struktur kepengurusan kelurahan Kopeng,

    gambaran umum kependudukan, kondisi sosial, keagamaan, pendidikan,

    ekonomi, dan Sejarah tempat hiburan malam Kelurahan Kopeng,

    Kecamatan Getasan, dan temuan penelitian tentang kondisi tempat hiburan

    malam Dukuh Sleker, profil sosial, dan profil individu.

    BAB IV: Analisis Data

    Analisis tentang gambaran pendidikan akhlak anak peranan dan

    strategi dalam pendidikan akhlak anak, tantangan pendidikan akhlak anak,

    bagaimana menangani pendidikan akhlak anak agar tidak terpengaruh

    lingkungan.

  • 7

    BAB V: Kesimpulan

    Bab terakhir yang berisi tentang penutup yang meliputi,

    kesimpulan dan saran-saran. Hasil penelitian yang diambil dari hasil

    penelitian dari judul hingga proses pengambilan kesimpulan dan saran-

    saran bagi berbagai pihak yang bersangkutan dalam penelitian ini.

  • 19

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. LANDASAN TEORI

    1. Pendidikan Akhlak Anak

    a. Hakikat Pendidikan

    Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal kata

    dasar “didik” (mendidik) yaitu memelihara dan memberi latihan

    (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran,

    Berdasarkan undang-undang Sisdiknas no. 20 tahun 2013 bab 1,

    bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

    mewujudkan suasa blajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

    secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

    spriritual keagamaan, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan

    yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

    Hakikat pendidikan adalah suatu proses perkembangnya eksistensi

    peserta didik yang masyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan

    yang berdimensi lokal nasional dan global. Pemikiran pendidikan

    menurut Emile Durkheim berorientasi pada moralitas. Menurut Emilie

    Durkhaim pendidikan adalah upaya yang terus menerus untuk mengisi

    jiwa anak dengan cara atau jalan melihat, merasa dan bertindak,

    dimana upaya itu diterima dan di capai oleh si anak tidak secara

    spontan tetapi bersifat diarahkan. Kemudian ia tambah deawasa, besar,

    kebiasaan itu tidaklah cukup dengan paksaan saja karna ia tumbuh dan

    berkembang di tengah-tengah orang lain, memahami lingkungan,

    menghormati adat-istiadat, serta merasakan pentingnya suatu karya. 58

    Pendidikan juga merupakan sarana sosial untuk menjacapai tujuan

    sosial sarana suatu masyarakat menjamin kelangsungan hidupnya.

    Pendidikan bukan hanya bertugas mengembangkan seorang individu

    sesuai kodrat nya, atau hanya menyingkapkan segala kemampuan

  • 20

    tersemubunyi para individu yang. Moralitas bagi Emilie Durkhaim

    tidak bisa dianggap hanya ajaran normatif yang menyangkut baik atau

    buruk melainkan suatu sistem fakta yang di wujudkan, terkait di

    sekitar masyarakat dan ketentuan ini adalah suatu yang ada di luar diri

    perilaku, karena itu selain bercorak positif studi tentang moralitas

    semestinya juga bersifat rasional dan sekuler.

    Sehingga dari beberapa pendapat di atas dapat bahwa pendidikan

    adalah usaha sadar dan terencana yang diselenggarakan oleh semua

    pihak baik keluarga dan masyarakat secara formal maupun non formal

    untuk mengembangkan dan membentuk potensi dalam diri agar

    terbentuk pribadi yang cerdas dan berakhlak mulia.

    b. Pengertian Pendidikan Anak

    Pendidikan ini telah di singgung perihal tanggung jawab para

    pendidik dalam mendidik anak, baik yang berkenaan dengan

    pendidikan keimanan, moral, akal, fisik, psikologi, maupun pendidikan

    sosial kemasyarakatan. Beberapa orang tua dan pendidik yang merasa

    berbahagia dan gembira ketika mereka memetik hasil usaha mereka di

    masa mendatang. Seorang pendidik yang sadar akan selalu berusaha

    mencari metode yang lebih efektif dan mncari pedoman-pedoman

    pendidikan yang berpengaruh dalam upaya mempersiapkan anak secara

    mental, moral, saintifikasi, spiritual, dan sosial sehingga anak tersebut

    mampu meraih puncak kesempurnaan, kedewasaan, dan kematangan

    berfikir.

    Metode ini adalah pringsip-pringsip yang jelas, mudah di

    laksanakan, bermaksut baik, Jika generasi, mendidik masyarakat dan

    bangsa yang lebih baik dari sebelumnya. Generasi baru merubah

    menjadi generasi yang tidak seperti sebelumnya. Mereka akan

    mencapai kekuatan kaidah, keluhuran, akhlak, kekuatan jasmani,

    kekuatan akal, kaidah-kaidah yang harus di jadikan sandaran bisa

    membentuk personalitas dan mempersiapkan anak untuk menjadi

    manusia secara utuh dalam kehidupan, sehingga mampu meninggalkan

  • 21

    bekas yang dalam pada diri anak, dan mereka akan menanggapi yang

    positif. Ikhlas, takwa, ilmu, santun dan pemaaf, merasa bertanggung

    jawab.

    c. Akhlak Terpuji

    Akhlak terpuji adalah perbuatan yang di benarkan (Allah dan

    Rosulnya). Disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-satun, syukur nikmat,

    hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang,

    taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig,

    fathonah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan,

    optimis, qona’ah dan tawakal, bertauhid, ikhlas, khauf, taubat, iktiyar,

    sabar, syukur, tawadu’, khusnudhon, berilmu, kreatif, produktif, akhlak

    berpakaian hias, perjalanan, menerima tamu, adil, ridho, amal sholeh,

    persatuan dan kerukunan, akhlak terpuji dalam bergaulan remaja, serta

    pengenalan tentang tasawuf.

    Contoh-contoh Akhlak Mahmudah (Terpuji)

    Dalam pembahasan ini kami akan menjabarkan akhlak terpuji yang

    meliputi ikhlas, sabar, syukur, jujur, adil dan amanah.

    a. Ikhlas

    Ikhlas seorang ini akan menghasilkan kemenagan dan

    kejayaan. Anggota masyarakat yang mengamalkan sifat ikhlas,

    akan mencapai lahir batin dan dunia akhirat, bersih dari sifat

    kerendahan dan mencapai perpaduan, persaudaraan,

    perdamaian serta kesejahteraan.

    b. Amanah

    Secara bahasa amanah bermakna al-wafa’ (memenuhi) dan

    waidah (titipan) sedangkan secara definisi amanah berarti

    memenuhi apa yang di titipkan kepadanya.

  • 22

    c. Adil

    Adil berati merupakan atau meletakan sesuai pada

    tempatnya, adil juga tidak lain ialah berupa perbuatan yang

    tidak berat sebelah. Para ulamak menetapkan adil kepada

    beberapa peringkat, yaitu adil pada dirisendiri, bawahan, atasan

    atau pimpinan dan sesama saudara-saudaranya.

    d. Syukur

    Syukur adalah mengakui adanya kenikmatan dan

    menampakkannya serta menguji (atas) atas pemberian nikmat

    tersebut, sedangkan makna syukur secara syar’i adalah:

    menggunakan nikmat Allah SWT dalam (ruang lingkup) hal-

    hal yang di cintainya. Lawan syukur adalah khufur, yaitu

    dengan cara tidak memanfaatkan nikmat tersebut.

    d. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Dalam Islam

    Dalam usaha ini menjelaskan nilai-nilai islam yang harus di

    hakikatkan bagi peserta pendidikan akhlak Islam, yang di sebutkan

    sebagaiannya dengan harapan agar dapat memperjelas makna tersebut

    akan di paparkan berikut ini:

    1. Nilai-nilai akhlak ini berasal dari Allah, bukan buatan manusia.

    Allah telah mewahyukan Qur’an berisi nilai-nilai akhlak yang

    mulia kepada Nabi SAW, untuk kemudian membiarkan penjelasan

    detailnya kepada sunnah Nabi SAW. Yang tak berbicara hawa dan

    nafsu.

    2. Nilai-nilai ini bermanfaat bagi manusia jika mereka berpegang

    dengannya, dalam memperbaiki agama mereka dan akhirat. Tanpa

    itu mereka akan merasakan derita dunia dan di akhirat. Nilai-nilai

    akhlak mana pun dapat mengantikan nilai-nilai ini, dan tak dapat

    menggantikan fungsinya sama sekali

    Nilai-nilai akhlak islam ini mempunyai ciri-ciri yang

    membedakannya dari seluruh nilai-nilai selainnya. Pendidikan

  • 23

    akhlak Islam memiliki ciri-ciri yang membedakan nilai-nilai akhlak

    dalam islam adalah sebagai berikut:

    a. Nilai-nilai akhlak atau pendidikan akhlak bagi muslim berdiri di

    atas rasa tanggung jawab terhadap perkataan dan perbuatan.

    Motif dalam muslim adalah persoalan yang tumbuh dari dalam

    bukan syarat dan bukan pula rasa takut yang menggerakannya.

    Sebagaimana halnya di seluruh nilai-nilai akhlak. Hal itu datang

    dari kenyataan bahwa pribadi muslim bertanggung jawab di

    hadapan Allah atas semua yang di ucapkan atau di kerjakan.

    Sehinga tak meninggalkan hal itu bagi ijtihaj-ijtihaj allah

    seorang manusia atau sekelompok dari mereka, karna akhlak

    dalam islam adalah seperti akidah dan ibadah.

    b. Pendidikan akhlak islam, cirinya adalah mengajak kepada ilmu

    dan pengetahuan, mendorong untuk mendapatkan ilmu, bahkan

    menuntut agama yang pokok dinilai sebagai kewajiban pribadi

    oleh islam,sementara seluruh ilmu-ilmu yang berkaitan dengan

    seluruh urusan dunia dinilai sebagai kewajiban. Perangkat untuk

    mendapatkan ilmu pengetahuan adalah akal, belajar, meneliti,

    dan mencapai ketingkatan setinggi mungkin dalam bidang ilmu

    yang membuat manusia dapat mengambil manfaat.

    c. Ciri pendidikan islam adalah menghormati akal dan mendorong

    untuk meneliti dan merenung serta menjadikannya sebagai

    landasan untuk takflif ‘sebab agama’, serta melihatnya sebagai

    salah satu nikmat yang paling penting yang di berikan oleh

    Allah kepada manusia.

    d. Ciri pendidikan akhlak islam adalah memiliki kebenaran dan

    kebaikan serta saling memberi nasihat,bersabar,beramal,dengan

    kandungannya, berasama diri sendiri, orang di sekitar, dan

    seluruh manusia, kebenaran itu di ungkapkan bagi perkataan,

    akidah, agama, dan aliran.

  • 24

    e. Karakter nilai-nilai islam adalah ihsan (Berbuat Baik) adalah

    perbuatan yang harus dilakukan ketika melakukan kebaikan.

    Dengan kata lain adalah berbuat dengan penuh kualitas dan

    engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-nya dan

    jika engkau tidak melihat-nya maka dia melihatmu. Berbuat

    ihsan itu telah di perintakan oleh Allah SWT. Dengan perintah

    sangat mutlak.

    f. Karakter nilai-nilai akhlak salah satunya makna pendidikan

    akhlak dalam islam adalah bangga dengan loyalitas terhadap

    islam. Dengan melihat sebagai penutup sekalian agama dan

    agama yang paling sempurna, paling lengkap, paling diridhoi

    Allah, dan paling cocok untuk umat manusia seluruhnya pada

    saat ini maupun masa depan datang.

    g. Ciri nilai-nilai akhlak Islam ini yang harus di sebarkan ke

    seluruh dunia adalah agar seorang muslim menetapkan seorang

    untuk di jadikan teladan yang baik dalam kehidupannya, seorang

    muslim adalah penolong yang paling besar baginya untuk

    menempuh jalannya dan dalam muamalah, dengan berperilaku

    yang baik dan akhlak yang mulia.

  • 25

    2. Hakikat Anak

    a. Pengertian Anak

    Akhlak Kul karimah dalam pendidikan islam adalah sistem sosial

    yang dibawa oleh islam agar terwujut pengaruh yang efektif melalui

    tiga institusi yaitu berikut:

    1. Keluarga

    Orang tua, saudara, kerabat, dan anak famili. Dalam

    pengertian luas dalam kekeluargaan mencakup tetangga, teman,

    dan masyarakat secara keseluruhan. Tidak diragukan lagi bahwa

    institusi keluargaan ini mempunyai pengaruh efektif bagi orang-

    orang yang hidup di dalamnya.

    a. Pertama masa kanak-kanak

    b. Menjamin kehidupan emosional anak

    c. Menambahkan pendidikan moral

    d. Memberikan dasar pendidikan sosial

    e. Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak

    f. Sopan dan santun

    g. Ramah lingkungan

    2. Masjid

    Masjid Memberi pengaruh yang baik bagi jiwa orang-orang

    dengan memberi masukan yang membantu mereka dalam

    berhubungan dengan Sang Pencipta. Serta pengaruh yang baik

    terhadap akhlak yang berupa rasa cinta kepada kebajikan dan

    kepada sesama manusia. Juga keinginan untuk bekerja sama

    dengan sesama dalam kebijakan dan ketakwaan. Serta pengaruh

    yang baik bagi rasa sosialnya, yaitu dengan menanamkan rasa cinta

    dan kasih sayang kepada seluruh manusia.

    a. Belajar TPA

    b. Belajar mading

    c. Belajar fasholatan

    d. Belajar akidah dan akhlak

  • 26

    e. Syariat islam

    3. Sekolah

    Sekolah Meliputi unsur-unsur yang ada di dalamnya seperti

    guru, buku, peralatan metode, gedung dan hal-hal yang di

    tinggalkan dalam diri murid-murid. Demikian juga perubahan-

    perubahan yang terjadi dalam diri para murid menuju arah yang

    lebih baik dalam rohani, akhlak, akal, jasmani, keagaamaan,

    kepedulian sosial, politik, ekonomi, estetika, dan pergerakan

    jihad.

    a. Pelajaran etika

    b. Pelajaran keagamaan

    c. Pelajaran estetika

    d. Pembedaan salah dan benar

    e. Pelajaran sosial

    3. Pengertian Wanita Tunasusila

    Pengertian Wanita Tunasusila menurut bahasa orang-orang yang

    melacur di dunia pelacuran, pekerja malam, yang sering melayani

    suami-suaimi orang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999),

    pelacur berkata dasar “lacur” yang berarti malang, celaka, gagal, sial,

    atau tidak jadi. Di samping itu kata lain yang sinonim dengan kata

    pelacur adalah lonte yang bahwa bahasa istilah barunya, yakni pekerja

    seks.

    Pengertian Wanita Tunasusila menurut istilah wanita tunasusila

    (WTS). Di sebut demikian, karena si perempuan dianggap tidak

    menuruti aturan susila yang berlaku di masyarakat. Si perempuan

    dianggap tidak mempunyai adab dan sopan santun dalam berhubungan

    seks. Secara kata pelacur dalam bahasa memang lebih dimaknai

    sebagai perempuan yang melacur, alih-alih pria yang melacur, padahal

    dalam kedua praktis kedua jenis kelamin ini sama-sama bisa menjual

    diri. Jika pun WTS dikenal dari pada istilah perempuan pelacur, dan

    untuk membedakan laki-laki gigolo.

  • 27

    Indikator Wanita Tunasusila

    a. Menjual diri sendiri sebagai pelacur

    b. Perempuan jalang

    c. Perempuan liar

    d. Perempuan nakal

    e. Perempuan pelanggar norma sosial

    WTS salah satu bentuk prilaku yang menyimang di

    masyarakat yaitu prilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri

    dengan kehendak-kehendak masyarakat atau klompok tertentu

    dalam masyarkat. Penyimpangan adalah perbuatan yang

    mengabaikan norma, dan penyimpangan ini terjadi jika seseorang

    tidak mematuhi patokan baku dalam masyarakat.

    Motif –motif yang mendorong Wanita menjadi WTS

    sebagai mata pencarian antara lain:

    1. Ada nafsu seks yang abnormal.

    2. Aspirasi materi tinggi dibarengi dengan usaha mencari kekayaan

    melalui jalan yang mudah dan bermalas-malasan.

    3. Kompensasi terhadap rasa-rasa diri interior sebagai pola yang

    negatif

    4. Memberontak terhadap otoritas orang tua religius dan norma

    sosial.

    5. Ada diorganisasi kehidupan keluarga atau “broken home”.

    6. Penundaan perkawinan jauh sesudah kematangan biologis.

    7. Bermotifasi standar hidup atau ekonomis yang tinggi, yang makin

    tumbuhnya pelacur.

    8. Banyak juga gadis-gadis pecandu ganja, obat bius dan minuman

    kerasa yang terpaksa menjual diri sendiri dan sebagai

    menjalankan profesi.

  • 28

    4. Cara Wanita Tunasusila Mendidik Anak

    a. Akhlak kepada Sesama Manusia

    Akhlak kepada sesama manusia meliputi, akhlak pribadi,

    akhlak dalam keluarga akhlak bermasyarakat dan akhlak bernegara.

    Akhlak pribadi terdiri dari apa yang diperintah Allah, apa yang

    dilarang,dan apa yang diperbolehkan. Misalnya perbuatan-perbuatan

    untuk mengikuti jejak Rasulullah SAW. Tawadhu, malu, sabar,

    pemaaf dll. Sedangkan akhlak dalam keluarga meliputi Birrul

    Walidain, yaitu kewajiban timbal balik orang tua dengan anak kasih

    sayang dan tanggung jawab orang tua terhadap anak dan silaturrahim

    dengan karib kerabat. Akhlak bermasyarakat meliputi bertamu dan

    menerima tamu, hubungan baik dengan tetangga,hubungan baik

    dengan masyarakat, pergaulan muda-mudi dan ukhuwah islamiyah.

    Dan ahklak bernegara meliputi musyawarah, menegakkan keadilan,

    amar ma’ruf nahi munkar dan hubungan yang baik antara pemimpin

    dengan yang dipimpin (Ilyas, 2007:5). Sebaiknya cakupan akhlak

    tersebut hendaknya dilakukan secara seimbang. Agar tercipta

    kedamaian dan ketrentaman dalam hidup di dunia dan akhirat.

    b. Akhlak kepada Makhluk Lain

    Bentuk-bentuk akhlak manusia kepada makhluk lain antara

    lain, menghormati keberadaan malaikat, menghargai keberadaan jin,

    mewaspadai keberadaan iblis, menyayangi binatang serta menyayangi

    tumbuh-tumbuhan dan alam sekitar (Halim, 2000:137-148). Orang

    mukmin wajib mengimani adanya makhluk ghaib, sehingga akan

    memunculkan rasa saling hormat dan menghargai bahwa manusia dan

    makhluk ghaib sama-sama ciptaan Allah.

  • 29

    5. Faktor- faktor Pendidikan Akhlak

    Faktor yang mempengaruhi pendidikan akhlak di antara:

    a. Faktor Pendidik

    Pendidik adalah orang yang memikul pertanggung jawaban untuk

    mendidik, yaitu meliputi: orang dewasa, orang tua, guru, pemimpin

    masyarakat dan tokoh agama.

    b. Faktor Anak Didik

    Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari

    seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan

    pendidikan. Anak didik juga dapat diartikan anak (pribadi yang belum

    dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik.

    c. Faktor Alat Pendidikan

    Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja

    diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan yang tertentu.

    Berikut ini adalah penggunaan alat pendidikan yang tampak dalam

    bentuk tindakan misalnya teladan. Teladan merupakan tingkah laku, cara

    berbuat, berbicara yang akan ditiru oleh anak. Dengan teladan ini,

    lahirlah gejala identifikasi positif, yakni penyamaan diri dengan yang

    ditiru. Identifikasi positif itu sangat penting sekali dalam pembentukan

    kepribadian. Teladan dimaksudkan untuk membiasakan anak didik

    dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Anjuran, Suruhan, dan

    Perintah. Di dalam anjuran, suruhan dan perintah anak mendengar apa

    yang harus dilakukan. Alat ini adalah sebagai pembentuk disiplin secara

    positif. Disiplin diperlukan dalam pembentukan kepribadian yang baik.

    Kemudian larangan, larangan merupakan tindakan pendidik menyuruh

    anak didik tidak melakukan atau menghindari tingkah laku tertentu demi

    tercapainya tujuan pendidikan tertentu. Tetapi diusahakan alasan

    larangan diketahui dan diterima oleh anak didik. Selanjutnya yaitu

    pujian dan hadiah, pujian dan hadiah dimaksudkan untuk memberi

    motivasi dan menambah kepercayaan diri. Hadiah tidak harus berupa

    barang, pujian dan hadiah juga harus diberikan pada saat yang tepat,

  • 30

    yaitu segera sesudah anak didik berhasil, dan jangan diberikan sebagai

    janji. Selain hadiah dan dan pujian alat pendidikan dapat berupa

    teguran. Sebelum anak melakukan kesalahan yang lebih jauh, perlu

    adanya koreksi atau teguran. Teguran dapat berupa kata- kata dan

    isyarat. Seperti tatapan mata yang tajam dengan menunjuk lewat jari,dan

    sebagainya. Jika dalam metode peringatan anak belum faham, dapat juga

    menggunakan metode peringatan dan ancaman. Peringatan diberikan

    kepada anak didik yang telah melakukan beberapa kali pelanggaran,dan

    telah diberikan pula teguran atas pelanggarannya. Karena itu ancaman

    merupakan tindakan pendidik mengoreksi secara keras tingkah laku

    anak didik yang tidak diharapkan,dan disertai perjanjian jika masih

    terulang lagi akan dikenakan hukuman atau sangsi. Namun ancaman ini

    sebaiknya jangan sering digunakan, hanya dilakukan pada saat yang

    tepat saja. Yang terakhir pendidik atau orang tua dapat menggunakan

    metode hukuman. Hukuman dimaksudkan agar anak jera dengan

    pelanggaran yang telah dilakukan,karena hukuman dapat memberi efek

    penderitaan yang dapat dirasakan untuk menuju kebaikan. Namun

    metode hukuman ini sebaiknya dihindari selagi masih ada metode lain

    yang dapat digunakan. Karena dengan metode hukuman dapat

    mengganggu kejiwaan anak.

    d. Faktor Lingkungan

    Pada dasarnya lingkungan mencakup tempat (lingkungan fisik)

    keadaan iklim, keadaan, keadaan tanah, dan keadaan alam. Kebudayaan

    (lingkungan budaya) dengan warisan budaya tertentu bahasa, seni,

    ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan. Dan

    kelompok hidup bersama (lingkungan sosial atau masyarakat) keluarga,

    kelompok bermain, desa, perkumpulan.

    Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alam

    dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan,

    buku-buku, alat peraga) dinamakan lingkungan pendidikan, yang

    meliputi:

  • 31

    1. Lingkungan keluarga

    Pendidikan keluarga berfungsi sebagai pengalaman pertama

    masa kanak-kanak, menjamin kehidupan emosional

    anak,menanamkan pendidikan moral, memberikan dasar

    pendidikan sosial,dan meletakkan dasar-dasar pendidikan agama

    bagi anak-anak.

    2. Lingkungan sekolah

    Lembaga pendidikan sekolah mempunyai sifat- sifat yaitu

    tumbuh sesudah keluarga, lembaga pendidikan formal, dan

    merupakan sumbangan sekolah sebagai lembaga pendidikan,

    misalnya disekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika,

    membedakan benar atau salah, dan sebagainya.

    3. Lembaga Pendidikan Masyarakat

    Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang yang

    menempati suatu daerah, diikat oleh pengalaman yang sama,

    memiliki sejumlah persesuaian dan sadar akan kesatuan serta dapat

    bertindak bersama untuk mencukupi krisis kehidupannya.

    Masyarakat juga dapat diartikan sebagai satu bentuk tata kehidupan

    sosial dengan tata nilai dan tata budaya sendiri. Dalam arti ini

    masyarakat adalah wadah dan wahana pendidikan, medan

    kehidupan manusia yang majemuk (plural: suku, agama kegiatan

    kerja, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya)

    (Hasbullah, 1999:17-55). Faktor lingkungan sangat mempengaruhi

    pendidikan akhlak anak. Jika lingkungannya baik maka anak akan

    lebih mudah untuk mengaplikasikan kepada hal yang baik, namun

    jika lingkungan tersebut buruk maka tidak akan menutup

    kemungkinan bagi anak untuk menirunya.

  • 32

    6. Definisi Tantangan Pendidikan Akhlak Anak

    Tantangan merupakan hal atau obyek yang menggugah tekat untuk

    meningkatkan kemampuan mengatasi masalah, serta merangsang

    untuk bekerja lebih giat dalam hal atau obyek yang perlu ditanggulangi

    denifisi (Ibnu faris yang wafat pada tahun 395 H). Pendidikan adalah

    perbaikan, perawatan, dan, pengurusan terhadap pihak yang di didik

    dengan mengabungkan unsur-unsur pendidikan di dalam jiwanya,

    sehingga ia menjadi matang dan mencapai tingkat sempurna yang

    sesuai dengan kemampuannya. Sehingga tantangan pendidikan akhlak

    merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan mengatasi

    masalah terhadap obyek yang perlu ditanggulangi khususnya dalam

    pendidikan akhlak anak yang dilaksanakan secara sadar dan terencana

    dalam mendidik dan memberikan bimbingan kepada anak berdasarkan

    ajaran agama yang bertujuan untuk membentuk kebiasaan atau sikap

    yang baik sehinnga anak memiliki kepribadian yang baik dan

    berakhlak mulia.

    Saat ini masalah tantangan yang berpengaruh dalam dunia

    pndidikan adalah pola hidup modern di era global yang cenderung

    bersifat mendunia dan individual. Oleh sebab itu semua aspek

    kehidupan tidak bisa dipastikan cocok dengan kehidupan itu sendiri,

    sementara dunia pendidikan Islam berusaha membahagiakan

    kehidupan di dunia dan di akhirat kelak dengan mengutamakan

    kebersamaan, kerukunan dan keperdulian. Keterbatasan alokasi waktu

    pendidikan agama (Islam) dalam upaya pembentukan akhlak peserta

    didik tersebut tidak menutup kemungkinan untuk menghilangkan

    kebiasaan buruk. Penyebabnya ialah fokus dan perhatian anak didik

    tidak lagi membutuhkan agama, akan tetapi lebih mementingkan

    kepada kebutuhan materi atau keilmuan dan teknologi yang serba

    canggih dan mutakhir. Berikut adalah tantangan yang akan

    menghadang dalam upaya menanggulangi kemerosotan moral dan budi

    pekerti anak:

  • 33

    1. Arus globalisasi dengan teknologinya yang berkembang pesat

    merupakan tantangan tersendiri dimana informasi baik positif

    maupun negativ dapat langsung diakses dalam rumah. Tanpa

    adanya bekal yang kuat dalam penanaman agama (yang telah

    tercakup di dalamnya nilai moral dan budi pekerti) hal itu akan

    berdampak negativ jika tidak di saring dengan benar.

    2. Pola hidup dan perilaku yang telah bergeser sedemikian

    serempaknya di tengah-tengah masyarakat juga merupakan

    tantangan yang tidak dapat diabaikan.

    3. Gaya hidup hedonis, konsumtif dan fantatif akibat pengaruh era

    globaliosasi dan era informasi.

    4. Berkiblat dan berbarometer kepada Negara maju, padahal

    terbelakang pada aspek peradaban dan akhlak.

    5. Akhlak para pejabat atau birokrat yang melekat seperti “koruptor”,

    curang, tidak jujur, tidak peduli dengan kesusahan orang lain.

    6. Kurikulum sekolah mengenai dimasukannya materi akhlak dan

    budi pekerti ke dalam setiap mata pelajaran juga cukup sulit. Ini

    terjadi karena ternyata tidak semua guru dapat mengaplikasikan ke

    dalam mata pelajaran lain yang sedang diajarkannya atau yang

    diampunya.

    7. Kondisi ekonomi Indonesia juga menjadi tantangan yang tidak

    dapat diabaikan begitu saja. Karena bagaimanapun, setiap ada

    kebijakan pasti memerlukan dana yang tidak sedikit.

  • 34

    7. Definisi Tempat Karaoke

    Karaoke merupakan salah satu wujud berkembangnya dunia

    hiburan pada sektor industri. Berbagai tempat hiburan kini mulai

    merambah di kota-kota besar bahkan sampai daerah pedesaan. Kini tempat

    hiburan malam dapat dinikmati oleh berbagai golongan. Setiap tempat

    memiliki daya tarik tersendiri dan memiliki penikmat masing-masing.

    Kemajuan tegnologi merupakan faktor pendukung berkembangnya tempat

    hiburan malam,salah satunya yaitu tempat karaoke. Awalnya, karaoke

    dianggap sebagai hiburan mahal dan dipandang sebagai hiburan malam

    yang berkonotasi negatif oleh sebagian masyarakat Indonesia. Namun

    seiring berjalannya waktu,pandangan negatif ini semakin lama semakin

    hilang. Menjamurnya dunia karaoke dewasa ini menunjukkan bahwa

    karaoke sudah dianggap sebuah hiburan yang dibutuhkan oleh masyarakat

    Indonesia.

    Karaoke berasal dari bahasa Jepang yaitu kara dari kata karappo

    yang berarti kosong dan oke dari kata okesutura atau orkestra. Karaoke

    berarti sebuah musik orkestra yang kosong atau tidak dilengkapi dengan

    suara vocal. Meski awalnya hanya sekedar hiburan untuk melepas

    kepenatan, kini karaoke telah menjelma menjadi salah satu bagian yang

    dianggap mempunyai andil dalam perkembangan dunia musik. Dengan

    karaoke setiap orang tanpa harus mempunyai suara bagus bisa langsung

    merasakan menjadi penjadi penyanyi sungguhan karena mereka menyanyi

    diiringi musik yang sama dengan yang dinyanyikan oleh penyanyi aslinya

    (http://journal.unair.ac.id/dpwnload-fullpaper-

    kmnts1675f63c70full.pdf.html).

    Maraknya dunia hiburan kususnya karaoke saat ini telah menjadi

    salah satu hiburan yang banyak diminati masyarakat, mulai dari pekerja

    kantoran sampai pelajar atau mahasiswa, untuk sekedar merefresh fikiran

    dan mencari kesenangan.

    Dari penjelasan diatas bahwa tempat karaoke merupakan tempat

    seseorang untuk melakukan aktifitas hiburan. Sebagian orang beranggapan

  • 35

    bahwa dengan melakukan aktifitas hiburan malam dapat menghilangkan

    stres atau sekedar hobi.

    Biasanya penikmat karaoke adalah pelaku bisnis yang telah capek

    melakukan aktifitas seharian dikantor, pekerja pabrik, sampai pelajar atau

    mahasiswa. Berkaraoke juga dapat dilakukan kapan saja, bahkan di sela-

    sela aktifitas.

    Room karaoke biasanya dilengkapi alat yang canggih dengan

    tegnologi pendukung. Sehingga pengunjung akan mendapatkan kepuasan

    tersendiri. Aktifitas bisnis karaoke telah mengalami perkembangan yang

    cukup pesat. Tak hanya di Luar Negeri, bahkan di dalam negeri kini mulai

    menjamur bisnis tempat karaoke. Hal ini terjadi karena sempitnya

    lapangan pekerjaan. Dan karena tempat karaoke sedang menjadi tren masa

    kini. Lingkungan karaoke seharusnya jauh dari tempat pemukiman

    penduduk agar tidak mengganggu kenyamanan dan ketentraman warga

    masyarakat.

    B. Kajian Pustaka

    Untuk mengetahui lebih jelas tentang penelitian ini, kiranya

    penting untuk mengkaji terlebih dahulu hasil penelitian terdahulu. Ada

    beberapa studi serupa tentang hiburan malam yang bisa dijadikan penulis

    sebagai rujukan, diantaranya, Skripsi yang ditulis Kurnia Ristanti yang

    berjudul “Pola Asuh Anak Dalam Keluarga di Lingkungan Lokalisasi

    Padang Bulan Banyuwangi”. Progdi studi sosiologi. Fakultas Ilmu Sosial

    dan Ilmu Politik, Universitas Jember Tahun 2013. Membahas bagaimana

    bentuk pola asuh yang diterapkan keluarga di lingkungan lokalisai.

    Penelitian ini memfokuskan pada cara dan bentuk pola asuh dalam

    keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan memahami

    nilai-nilai yang ditanamkan dan bentuk pola asuh yang diterapkan dalam

  • 36

    keluarga di lingkungan lokalisai. Metode penelitian yang digunakan yaitu

    menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan dalam

    mendidik anaknya para orang tua menanamkan nilai-nilai. Yang pertama

    adalah nilai moralitas yaitu penekanan pada anak untuk menghormati

    wanita serta larangan berpenampilan yang tidak senonoh. Nilai yang kedua

    adalah nilai agama yang terdiri dari anjuran untuk bertaqwa kepada Allah

    SWT, menghormati orang tua serta larangan berzina. Nilai ketiga adalah

    keutamaan memilih lingkungan pergaulan. Dalam mengasuh anak orang

    tua juga cenderung memberikan adanya penekanan-penekanan aturan,

    konsistensi, pujian dan hukuman dalam mendidik anak.

    Selanjutnya yaitu skripsi yang ditulis Bestyan Breny Siswanto

    yang berjudul “Prostitusi di Sosrowijayan Yogyakarta (Studi Interaksi

    Pekerja Seks Komersial Pasar Kembang dengan Masyarakat

    Sosrowijayan)” Program studi sosiologi, Fakultas ilmu sosial dan

    humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun

    2013. Membahas PSK dan masyarakat Sosrowijayan yang tinggal di satu

    lokasi dilihat menggunakan sudut pandang linier tentu akan menghasilkan

    intrerestasi bahwa relasi diantara keduanya akan berlangsung tidak

    harmonis, terlebih PSK sering dianggap penyakit masyarakat. Realitas

    sosial di Sosrowijayan menunjukkan bahwa meskipun praktek prostitusi

    dianggap sebagai penyimpangan sosial dan melanggar norma agama,

    tetapi hal ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pola

    perilaku PSK dan masyarakat dalam skala makro. Pengaruh agama sebagai

  • 37

    bingkai dalam menempatkan status PSK tidak membuat masyarakat

    mengacuhkan PSK. Penelitian ini memiliki rumusan masalah, Bagaimana

    interaksi PSK yang beragama Islam di Pasar kembang dengan masyarakat

    Sosrowijayan? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan

    pendekatan fenomenologis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

    agama hanya berada di ruang privat PSK dan masyarakat, sedangkan yang

    berhubungan dengan praktek prostitusi agama sama sekali tidak

    diacuhkan. Interaksi PSK dengan masyarakat Sosrowijayan saat ini

    bersifat asosiatif untuk mempertahankan lumbung perekonomian

    masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat secara umum menganggap bahwa

    PSK juga harus mendapat perlakuan sebagaimana masyarakat umumnya

    yang tidak dikucilkan.

    Hampir sama dengan skripsi yang ditulis Siti Solichah yang

    berjudul “Studi Deskriptif Tentang Fenomena Pendidikan Akhlak Anak

    PSK Lokalisasi Sukosari Berokan Bawen Kab. Semarang Tahun 2006”.

    Jurusan Tarbiyah Progdi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama

    Islam Negeri Salatiga 2006. Membahas tentang fenomena pendidikan

    akhlak anak PSK di Lokalisasi Sukosari Berokan Bawen, Rumusan

    masalahnya meliputi: bagaimana gambaran kehidupan masyarakat di

    lingkungan likalisasi, bagaimana implementasi pendidikan akhlak? dan

    bagaimana pemahaman para PSK terhadap pendidikan akhlak anak?

    Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Alat pengumpulan

    data berupa observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil

  • 38

    penelitian ini menunjukkan cara PSK mendidik anak dengan mengajarkan

    pembiasaan bacaan basmalah ketika memulai sesuatu dan hamdalah ketika

    selesai mengerjakan sesuatu. Mereka mengajarkan sholat meski baru

    gerakannya saja, Mereka juga mengajarkan sopan santun sesuai tingkat

    pemahaman anak, misalnya menggunakan bahasa yang baik meski baru

    yang penting atau dasar. Untuk menunjang pembentukan akhlak anak

    mereka menyertakan anak TPA.

    Skripsi yang ditulis Siti Ivayatun yang berjudul “Pendidikan

    Akhlak dalam Karyawan Panti Mandi Uap dan Anak Kos di Kelurahan

    Bandungan Kec. Bandungan Kab. Semarang Tahun 2012”. Jurusan

    Tarbiyah Progdi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam

    Negeri Salatiga 2006. Menurut Ivayatun PSK bukan karena tidak diberi

    pendidikan akhlak dari orang tuanya tetapi banyak faktor yang

    mempengaruhinya. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa

    yang menghambat orang tua untuk mendidik akhlak anak dalam keluarga

    PSK, dan bagaimana antisipasi orang tua dalam memberikan pendidikan

    akhlak kepada anak agar tidak terjerumus pada PSK di Kelurahan

    Bandungan Kab. Semarang. Metode yang digunakan dengan pendekatan

    kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan

    observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga PSK

    memberikan pendidikan akhlak pada keluarganya dengan menggunakan

    metode keteladanan, pembiasaan diri dan pengalaman, nasehat, khiwar dan

    hukuman. Faktor penghambat pendidikan akhlak karena rendahnya

  • 39

    pendidikan agama, ekonomi, hubungan yang kurang harmonis dalam

    keluarga, kurangnya waktu. Antisipasinya melalui membatasi kebebasan

    terhadap pergaulan anak, membiasakan anaknya mengaji, memberi

    nasehat, memberikan pendidikan yang baik, menitipkan ke orang tua atau

    saudara, melibatkan anak kedalam keluaga.

    Berbeda dengan skripsi yang ditulis oleh M. Fahrul Azhari yang

    berjudul “Model Pembinaan Agama Islam pada Pekerjaa seks Komersial

    (PSK) di Lokalisasi Tegal Panas Desa Jatijajar Kec. Bawen Kab.

    Semarang. Jurusan Tarbiyah, Progdi Pendidikan Agama Islam. Sekolah

    Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga Tahun 2012. Penelitian ini bertujuan

    untuk mengetahui realitas pelaksanaan pembinaan keagamaan pada PSK

    di Lokalisasi Jatijajar, kec. Bergas, Kab. Semarang. Dengan rumusan

    masalah: Bagaimana materi pembinaan agama Islam? Bagaimana cara

    pelaksanaan pembinaan keagamaan Islam? Bagaimana model pembinaan

    keagamaan islam? apa saja kendala dalam pelaksanaan pembinaan

    keagamaan islam dan bagaimana mengatasinya? Metode yang digunakan

    yaitu metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa isi atau materi pembinaan islam yaitu

    dengan dimensi aqidah, ibadah, dan akhlak. Pelaksanaan pembinaan

    dilakukan di masjid, musola, dan gedung PKK yang telah disediakan di

    lokalisasi Tegal Panas. Model yang digunakan yaitu dengan ceramah.

    Kendala dalam pembinaan dan cara mengatasinya yaitu dengan aturan

  • 40

    menjadikan hal positif dan akhirnya anak asuh (wanita binaan) banyak

    yang mengikuti pembinaan agama islam dan kegiatan yang lain.

    Dalam penelitian dan buku di atas memiliki subjek dan objek

    penelitian yang berbeda-beda dan hasilnya tentu juga akan berbeda. Dalam

    penelitian ini akan difokuskan mengenai gambaran pendidikan akhlak

    anak yang tinggal di Kelurahan Kopeng Kec. Getasan Bagaimana peranan

    dan strategi orang tua dan masyarakat. Untuk mengetahui tantangan yang

    dihadapi dalam pendidikan akhlak anak. Dan bagaimana cara menangani

    pendidikan akhlak anak di Dukuh Sleker Kelurahan Kopeng Kec .Getasan.

  • 38

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian

    kualitatif. Penelitian kualitatif menurut bodgan dan Taylor

    “mendefinisikan bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

    menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

    orang-orang dan perilaku yang dapat diamati” (Moleong, 2009:4). Peneliti

    memilih jenis penelitian ini karena beberapa pertimbangan yaitu, metode

    kualitatif lebih mudah apabila berhadapan langsung dengan kenyataan

    yang ada. Dengan pendekatan ini peneliti bisa mendapatkan data yang

    akurat, dikarenakan peneliti bertemu atau berhadapan langsung dengan

    informan.

    Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif analitik, yaitu

    penelitian yang mendeskripsikan objek yang diteliti dan memaparkannya

    dengan tulisan dan bahasa sendiri. Dalam hal ini mengenai tantangan

    pendidikan akhlak anak dan pengetahuan peranan serta strategi orang tua

    tentang pendidikan akhlak pada anak.

    B. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Dukuh Sleker Kelurahan Kopeng

    Kecamatan Getasan, yang saat ini memiliki 35 lebih tempat karaoke.

    Dahulu Dukuh Sleker adalah bekas kompleks prostitusi yang terkenal

    dengan nama Kopeng. Seiring dengan berjalannya waktu, kini tempat ini

  • 39

    berubah menjadi tempat wisata karaoke atau hiburan malam. Adapun

    alasan pemilihan tempat adalah karena Kopeng adalah satu-satunya

    kawasan wisata karaoke atau hiburan malam yang berada di Kec. Getasan.

    Sehingga akses terhadap informan terbilang cukup mudah. Selain itu juga,

    berkaitan dengan upaya peningkatan dan pemahaman pengetahuan,

    khususnya mengenai pendidikan akhlak pada anak.

    Dalam penelitian ini subyek penelitiannya meliputi 6 orang tua

    anak yang telah disamarkan namanya, dan beberapa informan pendukung

    yaitu, komunitas pemerhati anak di dukuh sleker (BBM), remaja masjid

    (REMAS), Ketua Paguyuban Wisata Karaoke Dukuh Sleker dan Ketua

    RW Kopeng. Dari mereka penulis memperoleh data tentang tantangan

    yang dihadapi dalam pendidikan akhlak terhadap anak.

    Langkah yang diambil peneliti untuk memulai suatu penelitian

    adalah dengan menentukan atau memilih topik penelitian,

    mengidentifikasi permasalahan, pengkajian buku-buku yang berkaitan

    dengan pendidikan akhlak anak dan buku lain yang berhubungan dengan

    tempat hiburan malam, pencarian informasi, menentukan lokasi yang akan

    diteliti, dan pencarian sumber-sumber prosedur pengumpulan data serta

    menganalisis data yang ada dan menyimpulkan.

  • 40

    C. Sumber Data

    Peneliti menggunakan dua sumber data yang digunakan dalam penulisan

    skripsi ini, yaitu:

    a. Data Primer

    Data primer adalah sumber data yang berkaitan langsung dengan obyek

    riset (Arikunto, 1989:10). Data primer ini diperoleh langsung dari lapangan

    tempat penelitian. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh

    dari lapangan dengan mengamati atau wawancara dengan informan. Peneliti

    menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang tantangan

    pendidikan akhlak pada anak yang tinggal kawasan wisata karaoke di Dukuh

    Sleker Kelurahan Kopeng Kecamatan Getasan.

    b. Data Skunder

    Data skunder adalah sumber data yang digunakan penulis sebagai acuan

    penelitian atau sumber data yang digunakan penulis secara tidak langsung

    (Sugiyono, 2009:308). Peneliti menggunakan data skunder ini untuk memperkuat

    penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara

    langsung dengan informan. Sedangkan pengambilan data sekunder ini cara

    memperolehnya adalah dari buku-buku, tulisan ilmiyah, penelitian terdahulu,

    internet yang digunakan sebagai sumber penelitian dan dari lokasi penelitian di

    Kawasan Wisata Karaoke Dukuh Sleker Kelurahan kopeng Kec .Getasan.

  • 41

    D. Prosedur Pengumpulan Data

    a. Wawancara

    Wawancara yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan

    informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang

    sistematis kepada para responden. Wawancara bermakna tahapan cara

    pewawancara dengan responden, dan kegiatannya dilakukan secara lisan (Hadi,

    2000:196). Penulis mengumpulkan data dengan cara mengadakan wawancara

    langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan, yaitu ditujukan kepada orang tua,

    tokoh masyarakat, dan anak yang tinggal di Kawasan Wisata Karaoke Dukuh

    Sleker Kelurahan Kopeng Kec. Getasan. Wawancara yang dilakukan dengan

    pedoman wawancara terstruktur yaitu peneliti menentukan sendiri masalah dan

    pertanyaan yang akan diajukan yang tersusun dengan rapi, agar penulis

    mendapatkan jawaban yang riil dan akurat dari responden.

    b. Observasi

    Observasi sebagai pengamat dan pencatatan dengan sistematis

    fenomena yang diselidiki (Hadi, 2000:136). Teknik ini digunakan untuk mencari

    data tentang praktik pendidikan akhlak anak dan tantangan yang dihadapi

    pendidikan akhlak anak di Kelurahan Kopeng, Kec.getasan.

    c. Dokumentasi

    Metode ini digunakan sebagai pelengkap data, baik berupa surat-surat

    pribadi, catatan dan data dari kantor Kelurahan Kopeng Kec. Getasan.

  • 42

    E. Pengecekan Keabsahan Data

    Untuk memperoleh keabsahan temuan, penulis akan menggunakan teknik-

    teknik perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, observasi yang diperdalam,

    triangulasi (menggunakan beberapa sumber, metode, teori), pelacakan kesesuaian

    dan pengecekan anggota. Jadi temuan data tersebut bisa diketahui keabsahanya.

    Dan yang terakhir menggunakan bahan referensi untuk meningkatkan

    kepercayaan keberadaan data, dapat digunakan hasil rekaman tape, video tape

    atau bahan dokumentasi.

  • 66

    BAB IV

    PAPARAN DAN ANALISIS DATA

    A. Paparan Data

    1. Letak dan Keadaan Geografis Kopeng Kec. Getasan

    Secara geografis letak kopeng terletak di Kec. Getasan. Salah satu desa kecil

    dan istimewa yang asli dan sejuk udaranya karena berada di kaki gunung

    merbabu. Kopeng pun memiliki pemandangan yang indah karena tempatnya

    berupa perbukitan. Dan sepanjang jalan tampak berdiri bangunan-bangunan rapi

    berjajar.

    Desa kopeng atau dusun sleker adalah salah satu kelurahan yang terletak

    di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Kelurahan

    ni memiliki luas wilayah kurang lebih 800,61. Kelurahan kopeng kecamatan

    getasan, Batas sebelah barat, kabupaten temanggung dan kabupaten magelang.

    Kelurahan kopeng kecamatan getasan, Batas sebelah timur, kecamatan tenggaran

    dan kabupaten boyolali, kota salatiga. Kelurahan kopeng kecamatan getasan,

    Batas sebelah utara, kecamatan tuntang dan kecamatan banyu biru. Kelurahan

    kopeng kecamatan getasan, Batas sebelah selatan, kabupaten boyolali

    2. Struktur Kepengurusan Kelurahan Kopeng

    Seperti halnya masyarakat lain pada umumnya, di kopeng juga terdapat

    struktur kepengurusan. Kepengurusan ini tergolong baru, dengan adanya struktur

    kepengurusan baru warga masyarakat Kopeng berharap kedepan masyarakat

    Kopeng lebih baik.

  • 67

    Tabel 3.1

    STRUKTUR KEPENGURUSAN

    RT 09, RW 03 DUSUN SLEKER KOPENG

    Ketua

    Yulianto

    Sekretaris

    Nur Hasim

    Bendahara

    Sugiyah

    Humas

    Slamet Suwardi

    Seksi Usaha

    Rebo Sarwoto

    Penasehat

    Agus Riyanto

  • 68

    3. Kondisi Kependudukan

    Berdasarkan data Pemerintah di kopeng kecamatan getasan kelurahan

    Kopeng tahun 2017 tentang monografi kelurahan Kopeng menyebutkan bahwa,

    jumlah penduduk Kelurahan Kopeng Kecamatan Getasan, Adalah 6.922 Tahun ini

    adalah 13,66% jiwa. Total jumlah dari jumlah penduduk 6869. Total jumlah

    kelahiran sebanyak 8 jiwa, kematian sebanyak 9 jiwa, penduduk datang sebesar 30

    jiwa, penduduk pindah sebanyak 0 jiwa, Dengan 1999 Kepala Keluarga laki-laki

    dan 15,45 kepala keluarga perempuan. Sedangkan rincian Jumlah penduduk laki-

    laki sebanyak 3.512 jiwa, dan penduduk perempuan sebanyak 3.410 jiwa.

    Tabel 3.2

    Jumlah Penduduk Kelurahan kopeng

    Jumlah Penduduk Jumlah

    Jumlah Penduduk Awal 6.922 jiwa

    Total Jumlah Kelahiran 8 jiwa

    Total Jumlah Kematian 9 jiwa

    Total Penduduk Datang 30 jiwa

    Total Penduduk Pindah 0 jiwa

    Total WNA 30 jiwa

    Jumlah Penduduk Akhir 13.66 jiwa

    Sumber : Data Konsolidasi Bersih SIAK Kabupaten Semarang Semester 1 Tahun2017

  • 69

    Tabel 3.3

    Jumlah Penduduk Kelurahan Kopeng Berdasarkan Jenis Kelamin

    Jenis Kelamin Jumlah

    Laki-laki 3.512 jiwa

    Perempuan 3.410 jiwa

    Total 6,922 jiwa

    Sumber : Data Konsolidasi Bersih SIAK Kabupaten Semarang Semester 1Tahun 2017

    4. Kondisi Keagamaan

    Masyarakat Kelurahan Kopeng Kecamatan Getasan, mayoritas beragama

    Islam, yaitu sebanyak 77,43 orang, jumlah penduduk beragama Kristen Protestan

    sebanyak 21,83 orang, jumlah penduduk beragama Katolik sebanyak 0,74 orang,

    jumlah penduduk beragama Hindu sebanyak 0 orang, jumlah penduduk beragama

    Budha sebanyak 0 orang, Kong hu cu sebanyak 0 orang dan kepercayaan 0 orang.

    Seperti yang tersaji

  • 70

    Tabel 3.4

    Jumlah Penduduk Menurut Agama

    No Agama Jumlah

    1 Islam 77,43 Orang

    2 Kristen Protestan 21,83 Orang

    3 Katolik 0,74 Orang

    4 Hindu 0 Orang

    5 Budha 0 Orang

    6 Kong hu cu 0 Orang

    6 Kepercayaan 0 Orang

    Total 173,26 Orang

    Sumber : Data kondolidasi Bersih SIAK Kabupaten Semarang Semerter1 Tahun 2017

    Berdasarkan Data Konsilidasi Bersih SIAK Kabupaten Semarang

    Semester 1 Tahun 2017 Tentang Monografi kelurahan menyebutkan bahwa

    jumlah tempat peribadatan yang berada di Kelurahan Kopeng Kecamatan Getasan

    yaitu Masjid sebanyak 12 buah, Mushola sebanyak 14 buah, Gereja sebanyak 14

    buah. Sedangkan untuk tempat peribadatan lain seperti Pura, Vihara dan Klenteng

    belum ada di Kelurahan Sidorejo lor.

  • 71

    Tabel 3.5

    Tempat-tempat Peribadatan

    No Tempat Peribadatan Jumlah

    1 Masjid 12

    2 Mushola 14

    3 Gereja 14

    Total 40

    Sumber : BPS kabupaten semarang, kecamatan getasan dalam angka2017

    5. Kondisi Pendidikan

    Pendidikan merupakan sarana untuk mencerdaskan anak bangsa.

    Pendidikan akan mengentaskan kebodohan. Sumberaya manusia akan menjadi

    maju, sehingga dapat meningkatkan martabat seseorang. Namun pendidikan harus

    diimbangi dengan wawasan pendidikan moral. Berikut sajian data penduduk

    berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Kopeng Kecamatan Getasan Tahun

    2017.

  • 72

    Tabel 3.6

    Lulusan Pendidikan Umum

    No Total Penduduk berdasarkan Tingkat

    Pendidikan

    Jumlah

    1 Tidak/ belum sekolah 1855

    2 Tidak tamat SD/ sederajat 7,08

    3 Tamat SD 41,58

    4 Tamat SLTP 17,54

    5 Tamat SLTA 12,79

    6 Diploma I/II 0,14

    7 Diploma III 0,51

    8 Strata 1 1,72

    9 Strata 2 0,09

    10 Strata 3 0,01

    Sumber : Data Konsilidasi Bersih SIAK Kabupaten Semarang Semester 1Tahun 2017

    Berdasarkan data diatas pendidikan di kelurahan Kopeng sangatlah

    bervariatif. Hampir semua jenjang pendidikan menduduki jumlah yang cukup

    banyak, mulai dari tamatan SD, SLTP, SLTA, sampai strata 1. Hal ini

    menunjukkan bahwa kondisi pendidikan Masyarakat Sleker atau Kopeng tidak

    ketinggalan.

  • 73

    Tabel 3.7

    Pendidikan Paud-SMA di Kopeng

    No Pendidikan Jumlah

    1 KB-PAUD 0 orang

    2 TK 5 orang

    3 SD/MI 4 orang

    4 SLTP/MTs 1 orang

    5 SLTA/SMK 0 orang

    Jumlah 10 orang

    Sumber : Data Pemerintah Klurahan Kopeng Kecamatan Getasan Dalam Angka2017

    Dari data di atas menunjukkan bahwa jenjang pendidikan yang ada di

    Kopeng masih sangat bervariatif. Dengan jumlah paling banyak yaitu anak

    sekolah usia dasar dengan jumlah 10 orang, dan jumlah paling sedikit yaitu

    jenjang sekolah TK yang hanya menunjukkan 5 orang.

    6. Kondisi Ekonomi

    Berdasarkan Data Wawancara Kecamatan Getasan Kelurahan Kopeng

    tahun 2017 Tentang Monografi kelurahan menyebutkan bahwa Perekonomian

    Masyarakat Kopeng Kecamatan Getasan adalah cukup baik. Berikut data Mata

    Pencaharian Wawancara Masyarakat Desa Sleker atau Kopeng.

  • 74

    Tabel 3.8

    Struktur Mata Pencaharian Penduduk

    No Mata Pencaharian Jumlah

    1 Pegawai Negeri Sipil 460

    2 Kepolisian 19

    3 ABRI 29

    4 Swasta 2905

    5 Sektor Industri 8

    6 Mengurus rumah tangga 2194

    4 Wiraswasta 1308

    5 Tani 19

    6 Pertukangan 105

    7 Buruh Tani 38

    8 Pensiunan 554

    9 Nelayan 1

    10 Pemulung 3

    11 Jasa 170

    Sumber : Data Pemerintahan Klurahan Kopeng Kecamatan Getasan Dalam Angka 2017Menurut warga setempat, pekerjaan wiraswasta banyak dari pengusaha

    karaoke, dan dari mata pencaharian ada yang sebagian bermata pencaharian

    sebagai jasa salon kecantikan, jasa tukang cukur, jasa tukang kayu, dll.

  • 75

    GAMBAR PETA WILAYA

  • 76

    GAMBAR

    7. GAMBARAN UMUM KECAMATAN GETASAN

    Kecamatan Getasan secara geografis berjarak +35 km dari ibukota

    Kabupaten,berada diatas permukaan air laut +850 m dengan skala udara antara

    18-26 C serta jumlah rata-rata hujan pertahun +521 mm dan jumlah rata-rata hari

    hujan pertahun +106 hari hujan.

    Sedangkan bataswilayah kecamatan getasan adalah:

  • 77

    Sebelah Utara : kecamatan banyubiru dan tuntang

    Sebelah Timur : kecamatan tengaran dan kota salatiga

    Sebelah Selatan : kabupaten boyolali

    Sebelah Barat : kabupaten magelang

    8. Luas wilayah kecamatan

    Terdiri dari :

    Bangunan atau perkarangan : 863,96 Ha

    Hutan negara : 1.284,30 Ha

    Hutan rakyat : 168,89 Ha

    Tegal atau kebun : 3.881,07 Ha

    Tanah sawah irigrasi teknis : 14,00 Ha

    Tanah sawah irigrasi sederhana : 10,00 Ha

    Lain-lain : 357,33 Ha

    9. Sejarah Tempat Hiburan Malam Di Kopeng

    Pada sekitar tahun 1960-1970, Kopeng masih berupa perkampungan

    yang belum padat penduduk. Hanya beberapa rumah saja yang berdiri disana.

    Menurut Pak Yulianto yang akrab dipanggil dengan pak yanto pemilik kafe-kafe

    dan juga sebagai ketua RT, pada saat itu banyak wanita malam yang menjajakan

    diri di gang hotel beringin Sleker. Sehingga semakin hari wanita malam tersebut

    semakin meresahkan masyarakat akhirnya disediakan tempat khusus di Kopeng.

    Maka pada tahun 1970-an menjadi tempat lokalisasi pelacuran yang sering

    disebut “KOPENG” yaitu Tentang Penghentian dan Penghapusan Segala Bentuk

    Kegiatan Tuna Susila dan Usaha Rehabilitasi serta Resosialisasi dalam Sistem

  • 78

    Lokalisasi Kopeng. Kemudian setelah dututupnya lokalisasi dengan sendirinya

    lokalisasi itu beralih menjadi karaoke, walaupun tidak serentak, yang semula

    tempat prostitusi kini menjadi tempat karaoke. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat

    itu masih banyak dijumpai praktek-praktek prostitusi. Tindakan tegas dari aparat

    kepolisian terhadap tempat tersebut dinilai membuahkan hasil. Pelacuran terbuka

    di tempat ini semakin lama semakin menurun. Pada akhirnya sudah tidak ditemui

    lagi kamar-kamar untuk melakukan praktek prostitusi. Pada tahun 2009-2010

    Kopeng resmi menjadi tempat wisata karaoke yang didalamnya terdapat kurang

    lebih 56 tempat karaoke dan kurang lebih 170 tenaga kerja, yang terdiri dari

    pemandu karaoke, operator dan ofice boy. Dan pada tahun 2014, Ketua RT

    Kopeng mengusulkan melalui Raperda agar Tempat Wisata Karaoke Sleker

    Kopeng mendaptkan hak izin usaha sebagai jasa hiburan.

    10. Kondisi Tempat Hiburan Malam Di Kopeng

    Kawasan wisata karaoke Kopeng memiliki aroma tata ruang yang khas,

    disepanjang jalan terdapat bangunan tempat karaoke yang didesain sedemikian

    apik. Dari bentuk rumah bertingkat, minimalis, dan sederhana semi modern. Di

    teras-teras rumah sengaja di disain menarik, yakni di bikin rumah-rumah

    akuarium, sehingga akan terlihat transparan ketika di malam hari, dengan kolam

    ikan, taman, dan gazebo menambah keindahan halaman tempat karaoke semakin

    menarik. Tampak papan nama terpasang disetiap tempat karaoke. Setiap ruang

    karaoke juga dibikin menarik mungkin, ada tempat kasir, TV, sova, guci dengan

    hiasan bunga-bunga menawan, makanan ringan seperti kacang, serta camilan lain,

    minuman berupa soft drink hingga minuman beralkohol juga disediakan. Disetiap

  • 79

    karaoke juga tersedia berbagai macam rokok. Di pinggir jalan akan ditemui oleh

    warung makanan, seperti bakso, nasi goreng, dan gorengan. Pedagang keliling

    seperti penjual kelontong, sate juga mulai berkeliling di sore hari.

    ketika siang hari sekitar pukul 14.00 sayup-sayup suara sound sistem

    mulai terdengar dari pinggir jalan, cek soud dilakukan di jam segini agar dimalam

    hari siap digunakan. Ketika sore hari nampak pemandu karaoke mulai bedatangan

    dengan tubuh yang diselimuti oleh piyama, jaket atau selendang. Dan sebagian

    besar pemandu karaoke masih muda dan cantik sudah ada yang duduk-duduk di

    teras atau di akuarium dengan teman-temannya, seolah siap untuk meraup rupiah

    dari pengunjung yang datang. hal ini dimaksudkan agar para pelanggan krasan

    dan tidak pindah di tempat karaoke lain. Menurut pak Rian, dari kurang lebih 170

    pekerja pemandu karaoke yang asli dari Salatiga hanya sedikit, sebagian besar

    adalah pendatang, banyak yang dari luar kota, seperti purwodadi, semarang, dan

    Purbalingga, Semarang, Magelang. Dimalam hari nampak perempuan-perempuan

    yang cantik dengan make up yang menarik dan pakaian bikini, serta celana di atas

    paha sudah terlihat di room akuarium, dengan hiasan lampu yang berkerlip

    menambah suasana tempat karaoke ini terlihat semakin menarik. Setiap tamu akan

    disambut dengan suara yang menggoda. Suara sound sistem di room karaoke juga

    mulai terdengar disetiap tempat karaoke. Sehingga akan menjadi surga bagi

    pengunjung yang ingin melepas lelah. Menurut ketua paguyuban aktifitas seperti

    ini akan berlangsung sampai pukul 02.00 dini hari. Dipagi hari kawasan wisata

    karaoke tampak sepi, anak-anak berangkat menimba ilmu ke sekolah, sebagian

  • 80

    warga melakukan aktifitas, ada yang bertani, menyiapkan jualan, bersih-bersih dll.

    Dan para pemandu karaoke beristirahat setelah melakukan aktifitas di malam hari.

    Ada satu hal yang menarik disini, ditengah aktifitas dan suasana

    lingkungan masyarakat yang seperti ini, saya menemukan anak REMAS yang

    latar belakang mereka sebagian besar dari keluarga pengusaha karaoke, mereka

    dapat belajar, sekolah, mewajibkan anak putri untuk berjilbab dan bahkan

    bertekad mau mengubah kawasan wisata karaoke ini mejadi kampung yang baik,

    artinya tidak ada lagi karaoke. Memang tekad yang besar, namun mereka sering di

    pandang sebelah mata dari sebagian besar orang tua. Namun juga ada sangat

    disayangkan, di Kopeng tidak ada TPA. Menurut salah satu anggota BBM, TPA

    disini mati karena tidak ada yang mengajarinya, dan semangat anak-anak untuk

    mengaji sangat sedikit.

    Di suatu perjalanan saya menemukan komunitas pemerhati anak, yaitu

    BBM. Mereka melakukan bimbingan belajar terhadap anak yang tinggal di

    Kopeng secara sukarela. Sehingga penulis tertarik untuk bergabung dengan

    mereka. Bimbel dilakukan setiap hari sabtu pukul 13.00 sampai pukul 16.00,

    banyak layanan pendidikan yang yang ditawarkan BBM untuk anak-anak, mulai

    dari pendidikan semua mapel SD, SMP, sanpai ketrampilan bakat minat anak,

    seperti menggambar, menulis dll.

    Dari sinilah penulis dapat mengetahui karakter anak khususnya dalam

    pendidikan akhlak. Menurut penulis pendidikan akhlak anak yang tinggal di

    Kopeng sangat bervariatif. Ada yang sudah bisa mengaji, sholat, sudah hafal doa

    sehari-hari, surat-surat pendek, berperilaku sopan, bertutur kata ramah,dll. namun

  • 81

    masih banyak juga anak yang suka berkata jelek, tidak sopan, belum bisa mengaji,

    bahkan melakukan penyimpangan seperti menonton film porno dll.

    11. Profil Sosial

    Berikut merupakan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan

    oleh peneliti. Deskripsi pendidikan akhlak anak yang tinggal di Kopeng,

    Kelurahan Kopenng menurut kaca mata warga, remaja masjid dan komunitas

    BBM. Dalam hal ini penulis mendapat informasi dari responden terkait gambaran

    pendidikan akhlak anak yang tinggal di Kopeng serta tantangan yang dihadapi

    anak dalam masalah pendidikan akhlak. Responden menya takan bahwa yang

    menjadikan tantangan pendidikan akhlak anak yaitu dari lingkungan dan dari

    pengaruh tegnologi.

    12. Temuan Penelitian

    Dalam ruang paparan data ini penulis sajikan atas dasar temuan penelitian

    yang mengacu pada fokus masalah yang meliputi:

    a. Bagaimana pendidikan Akhla pada anak wanita tunasusila

    b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan Akhlak karimah pada wanita

    tunasusila.

    Temuan penelitian dalam fokus pendidikan akhlak karimah anak wanita

    tunasusila di desa kopeng adalah:

    a. Bagaimana pendidikan akhlak kul karimah anak pada wanita tunasusila

    1. Slamet 35 Tahun

    Pendidikan akhlak anak di Kopeng rata-rata sudah baik,

    kalo namanya anak-anak sering berkata tidak baik atau saru gitu

    sudah biasa, dan saya memaklumi namanya juga anak-anak,

    paling dari faktor orang tuanya yang kurang menguasai

    pendidikan agama, sehingga anaknya juga kurang bisa mengaji.

    Kan disini TPA nya lagi ndak aktif. Ya paling itu, sama faktor

  • 82

    orang tua yang kurang berkembang dan susah di ajak maju karena

    masih bersifat individualis tinggi”(Slamet, 01-08-2019).

    2. WLY (remaja masjid)

    Sebenarnya pendidikan akhlak anak dan remaja sudah

    baik, namun pola pikir anak kebanyakan masih labil. Sehingga

    anak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif. Karena dari SDM

    orang tua dari awal yakni kurang mempunyai pola pikir yang

    kurang berkembang, bisa di bilang matrealistis gitu mbak.

    Perhatian orang tua terhadap anak juga sangat kurang sekali,

    karena memikirkan pekerjaan, usaha karaoke atau sibuk dengan

    pekerjaan yang lain, itu juga menjadikan pengawasan terhadap

    anaknya kurang. Kadang anak-anak suka melihat botol-botol

    miras, gambar-gambar perempuan sexsi, kadang juga kondom di

    belakang rumah gitu. Kalau tidak ada pengawasan kan ya jadi hal

    seperti itu yang merusak akhlak anak” (WLY, 01-08-2019).

    3. WYD (bbm komunitas belajar bareng mahesapala)

    “ menurut kami mayoritas pendidikan akhlak anak yang

    tinggal disini sudah baik, sebenarnya mereka takut untuk

    melakukan penyimpangan. memang anak-anak disini suka tidak

    sopan kalau berbicara terkadang suka saru dan semaunya sendiri.

    Biasanya anak jadi melakukan penyimpangan atau kenakalan

    karena mereka ingin mencari perhatian. Kenakalan yang

    dilakukan anak mulai berani menonton film porno, merokok, dan

    juga minum minuman keras. Hal ini terjadi karena kurang

    pengawasan dari orang tua. Dan untuk sejenak menjauhkan anak

    dari pengaruh lingkungan anak diajak belajar ke perpustakaan

    daerah agar wawasannya bertambah” (WYD, 01-08-2019).

    4. Nr 35 Tahun

    Bagaimana cara ibuk mendidik anak supaya ber akhlak baik

    (akhlak kul karimah)

  • 83

    “kalau dari saya pribadi mas,saya akan memberikan

    pendidikan yang layak,seperti hal nya memberikan sedikit

    pengetahuan saya tentang cara berbakti kepada orang tua atau

    cara nya menghormati yang lebih tua. Walaupun saya seperti ini

    mas. Saya juga akan berusaha agar anak saya tidak seperti

    ibunya,dan satu hal lagi mas. Saya juga akan mengajarkan sedikit

    pengetahuan saya tentang agama. Tetapi bukan blajar dari saya

    saja tapi saya akan mendaftarkan anak saya ke tpa untuk blajar

    mengaji,agar kedepannya anak dapat mengerti sesuatu yang baik

    akan menjadi indah.”

    Bagaimana cara ibuk mendidik atau (membentuk

    kepribadian anak supaya ber akhlak baik)

    ”ya sejauh ini saya juga sedang berusaha membentuk

    kepribadian anak saya agar menjadi pribadi yang baik dan

    mempunyai rasa hormat kepada yang lebih tua. Walaupun

    terkadang cara yang saya tanamkan masih kurang sempurna untuk

    anak saya mas, contohnya seperti ini mas: misalnya saya

    menasehatinya untuk tidak nakal kepada kakaknya tetapi dia

    malah melawan atau membantah nasehat saya itu, ya saya

    berharap semoga anak saya menjadi anak yang mempunyai sopan

    santun yang baik.”

    Bagaimana cara ibuk mendidik akhlak anak dalam kluarga

    “dalam kluarga saya slalu mengajarkan anak saya cara

    menghargai waktu seperti halnya belajar ataupun sholat. Tidak

    hanya itu saja, saya juga mengajarkan anak saya disiplin dalam

    berbagi hal. Seperti di siplin waktu yaitu tepat waktu. Itu salah

    satu saya mendidik anak saya dalam kluarga.”

    Bagaimana cara ibuk mendidik akhlak qul karimah untuk

    bergaulan dalam masyararakat:

    “kalau saya pribadi saya akan mengajarkan anak saya

    bagaimana caranya memilih teman yang baik dalam bergaul dan

  • 84

    teman yang buruk dalam bergaul. Tetapi sebelum saya

    mengajarkannya saya akan membiarkan anak saya merasakannya

    dahulu. Karna taanpa anak saya merasakannya sendiri dia tidak

    akan tahu cara nya memilih.”

    apa yang mempengaruhi pendidikan akhlak kul karimah.

    “keluarga”

    “kalau dalam sosial yang kecil bagi seorang anak untuk

    mendapatkan pembelajaran reliji dan sosial. Kluargalah anak

    mendapatkan figur atau contoh baik dari kedua orang tua atau

    saudaranya,dan akan membentuk karakter anak tersebut. Baik itu

    figur baik sesuai norma atau tidak akan menirunya. Maka dari itu

    pendidikan bagi anak,bagi saya seorang ibuk sangat besar untuk

    menjadikan karakter anak baik atau buruk tidaklah kalah

    pentingnya peran anggota kluarga kluarga seta masyarakat juga

    akan penggaruh kepada anak saya.”

    “untuk skolah yang cepat bagi anak akan juga

    mempenggaruhi karakter dan pengetahuan seorang anak. Tidak

    sedikit banyak sekolah yang menjalankan formalitas system

    pendidikan tanpa melihat sedikit kebutuhan anak yang dia

    pengetahuan atau ke ahlian anak tersebut. Pemilihan sekolah

    berbasis islam dalam mengajar kompetensi dan professional akan

    menjadikan asalan bagi seorang tua untuk menyekolahkan

    anak,supaya anak bisa memperluas dalam pendidikan

    berkarakter”.

    “selain pendidikan formal,pendidikan in formal seperta tpa

    juga akan berpengaruh karakter si anak,tpa yang berbasis agama

    akan membantu anak saya dalam pendidikan bagi anak sekarang

    mas,sekolah anak saya mendapatkan pendidikan di lingkungan

    kluarga dan pendidikan formal. Agama sebagai pendidikan

    pengkuat karakter setelah mendapatkan pendidikan di kluarga

    supaya a