pendekatan pembelajaran kooperatif

10
RESUME Pendekatan Pembelajaran Kooperatif STRATEGI BELAJAR MENGAJAR Nama : Zuha Farhana

Upload: zuha-farhana

Post on 20-Jun-2015

1.501 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendekatan pembelajaran kooperatif

RESUME Pendekatan Pembelajaran Kooperatif

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Nama : Zuha Farhana

NIM : 110341421506

OFF : A

Page 2: Pendekatan pembelajaran kooperatif

Pendekatan Pembelajaran Kooperatif

Definisi Pendekatan Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yangdidalamnya

mengkondisikan para siswa bekerja bersama-sama didalam kelompok-kelompok

kecil untuk membantu satu sama lain dalam belajar.

Model pembelajaran kooperatifmerupakan suatu model pembelajaran yang

mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam

kelompok mempunyai tingkat kemampuanyang berbeda-beda (tinggi, sedang dan

rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku

yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. (Widyantini, 2006)

Menurut Ismiati, C (2006) pembelajaran kooperatif merupakan strategi

yang tepat untuk mengembangkan nilai-nilai sosial sekaligus mencapai tujuan-

tujuan kognitif.

Tujuan Pendekatan Belajar Kooperatif

Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa

meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta

pengembangan keterampilan sosial. (Widyantini, 2006)

Menurut Ismiati, C (2006) pembelajaran kooperatif bertujuan untuk

meningkatkan kerjasama akademik antar siswa, membentuk hubungan positif,

mengembangkan rasa percaya diri serta meningkatkan kemampuan akademik

melalui aktivitas belajar kelompok.

Ciri-ciri Pendekatan Belajar Kooperatif

Menurut Nur dalam Widyantini (2006), ciri-ciri model pembelajaran

kooperatif sebagai berikut.

1. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai

kompetensi dasar yang akan dicapai.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-

beda,baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota

kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan

kesetaraan jender.

Page 3: Pendekatan pembelajaran kooperatif

3. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing

individu.

Menurut Karlina (2008 ) Karakteristik pembelajaran kooperatif

diantaranya:

Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis.

Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang

berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.

Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda

suku, budaya, dan jenis kelamin.

Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu.

Model Pembelajaran Kooperatif

Beberapa tipe model pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh

beberapa ahli antara lain Slavin (1985), Lazarowitz (1988) atau Sharan (1990)

dalam Shyahza & Iranti (2009) sebagai berikut.

Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw

Pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Heads Together)

Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement

Divisions).

Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assited Individualization

atau Team Accelarated Instruction)

Pendekatan TGT (Team Game Tournament)

TPS (Think-Pair-Share)

Kelemahan dan Kelebihan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran

yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam

kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang,

rendah). Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam

menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan

dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif memiliki

manfaat atau kelebihan yang sangat besar dalam memberikan kesempatan kepada

Page 4: Pendekatan pembelajaran kooperatif

siswa untuk lebih mengembangkan kemampuannya dalam kegiatan pembelajaran.

Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran kooperatif, siswa dituntut untuk

aktif dalam belajar melalui kegiatan kerjasama dalam kelompok. Meski memiliki

banyak manfaat, metode pembelajaran ini memiliki beberapa kelemahan.

kelebihan model pembelajaran kooperatif, yaitu:

Dapat melibatkan siswa secara aktif dalam mengembangkan pengetahuan,

sikap, dan keterampilannya dalam suasana belajar mengajar yang bersifat

terbuka dan demokratis.

Dapat mengembangkan aktualisasi berbagai potensi diri yang telah

dimiliki oleh siswa.

Dapat mengembangkan dan melatih berbagai sikap, nilai, dan

keterampilan-keterampilan sosial untuk diterapkan dalam kehidupan di

masyarakat.

siswa tidak hanya sebagai obyek belajar melainkan juga sebagai subyek

belajar karena siswa dapat menjadi tutor sebaya bagi siswa lainnya.

siswa dilatih untuk bekerjasama, karena bukan materi saja yang dipelajari

tetapi juga tuntutan untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal

bagi kesuksesan kelompoknya.

Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar memperoleh dan

memahami pengetahuan yang dibutuhkan secara langsung, sehingga apa

yang dipelajarinya lebih bermakna bagi dirinya.

Siswa yang bersama-sama bekerja dalam kelompok akan menimbulkan

persahabatan yang akrab, yang terbentuk dikalangan siswa. ternyara sangat

berpengaruh pada tingkah laku atau kegiatan masing-masing secara individual

Kerjasama antar siswa dalam kegiatan belaja. kelebihan yang diperoleh dalam

pembelajaran ini adalah sebagai berikut :

Saling ketergantungan yang positif;

Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu;

Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas;

Suasana kelas yang rileks dan menyenanakan;

Page 5: Pendekatan pembelajaran kooperatif

Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan

guru; dan

Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi

yang menyenangkan.

Kelemahan model pembelajaran kooperatif atau kerja kelompok yaitu:

Bisa menjadi tempat mengobrol atau gosip Kelemahan yang senantiasa

terjadi dalam belajar kelompok adalah dapat menjadi tempat mengobrol.

Hal ini terjadi jika anggota kelompok tidak mempunyai kedisiplinan dalam

belajar, seperti datang terlambat, mengobrol atau bergosip membuat waktu

berlalu begitu saja sehingga tujuan untuk belajar menjadi sia-sia.

Sering terjadi debat sepele di dalam kelompok Debat sepele ini sering

terjadi di dalam kelompok. Debat sepele ini sering berkepanjangan

sehingga membuang waktu percuma. Untuk itu, dalam belajar kelompok

harus dibuatkan agenda acara. Misalnya, 25 menit mendiskusikan bab

tertentu, dan 10 menit mendiskusikan bab lainnya. Dengan agenda acara

ini, maka belajar akan terarah dan tidak terpancing untuk berdebat hal-hal

sepele.

Bisa terjadi kesalahan kelompok Jika ada satu anggota kelompok

menjelaskan suatu konsep dan yang lain percaya sepenuhnya konsep itu,

dan ternyata konsep itu salah, maka semua anggota kelompok berbuat

salah. Untuk menghindarinya, setiap anggota kelompok harus sudah

mereview sebelumnya. Kalau membicarakan hal baru dan anggota

kelompok lain belum mengetahui, cari konfirmasi dalam buku untuk

pendalaman.

Apabila para anggota kelompok tidak menyadari makna kerjasama dalam

kelompok. Oleh karena itu, Thabrany (1993: 96) menyarankan bahwa

“agar kelompok beranggotakan 3, 5 atau 7 orang, jangan lebih dari 7 dan

sebaiknya tidak genap karena dapat terjadi beberapa blok yang saling

mengobrol, dan jangan ada yang pelit artinya harus terbuka pada kawan”.

Page 6: Pendekatan pembelajaran kooperatif

KRITERIA PENILAIAN RESUME

MATA KULIAH PBM BIOLOGI II

No Elemen yang

Dinilai

Indikator Penyekoran

1 Identitas (X1) 1. Judul resume

2. Nama

3. NIM

4. Keperluan penulisan

5. Tempat

6. Waktu

4=6 indikator muncul

3= 4 indikator muncul

2= 2 indikator muncul

1= 1 indikator muncul

2 Isi resume

a. Sub judul (X2) 1. Menggambarkan judul resume

secara keseluruhan

2. Dituliskan per butir atau singkat

3. Topik dituliskan dengan jelas

4= 3 indikator muncul

3= 2 indikator muncul

2= 1 indikator muncul

1= tidak ada sub judul

b. Sub anak judul

(X3)

1. Menggambarkan sub judul

2. Uraian singkat

3. Uraian isi padat

4. Isi jelas

4= 4 indikator muncul

3= 3 indikator muncul

2= 2 indikator muncul

1= 1 indikator muncul

c. Uraian sub

anak judul

(X4)

1. Membahas topik secara mendalam

(tidak terlalu panjang dan bertele-

tele)

2. Relevan dengan topik, dan dibahas

secara tuntas (menggambarkan ide

pokok dari pembahasan materi)

3. Menggunakan gaya penulisan

ringkas (ada kata kunci)

4= 3 indikator muncul

3= 2 indikator muncul

2= 1 indikator tampak

1= tidak ada uraian sub

anak judul

3 Sistematika

penulisan (X5)

1. Pemberian penomoran yang ajeg

pada sub judul, sub anak judul, dan

butir-butir materi

4= 2 indikator muncul

3= 1 indikator muncul

2= hanya sub judul/sub

anak judul/butir-butir

Page 7: Pendekatan pembelajaran kooperatif

2. Ada perbedaan antara tanda sub

judul, sub anak judul, dan butir-butir

uraian

uraian yang ajeg

1= tidak mengikuti

sistematika penulisan

4 Penggunaan

bahasa dalam

resume (X6)

1. Bahasa mudah dipahami

2. Menggunakan bahasa sesuai dengan

EYD

3. Tidak menggunakan kata-kata tanpa

makna (ex: dll, dsb, yang besar-

besarnya)

4. Tidak ada (Sedikit) salah tulis atau

salah ketik

4= 4 indikator muncul

3= 3 indikator muncul

2= 2 indikator muncul

1= 1 indikator muncul

NILAI= (X1+X2+ X3+2X4 +X5 +X6/28) × 100NILAI = ...........................................................

Milik:.........................................................Penilai:...........................................................