pendekatan normatif dalam studi islam tugas 2

24
PENDEKATAN NORMATIF DALAM STUDI ISLAM D I S U S U N OLEH : DEWI SARITA

Upload: darman

Post on 10-Jul-2016

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam Tugas 2

PENDEKATAN NORMATIF DALAM STUDI ISLAM

DISUSUN

OLEH :

DEWI SARITA

FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

BANDA ACEH 2015

Page 2: Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam Tugas 2

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah

SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita aturkan

kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta

petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah yang penulis beri judul ” Pendekatan Normatif Dalam

Studi Islam”.

Dalam penyusuna makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari

berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang

sebesar-besarnya kepada mereka, kedua orang tua dan segenap keluarga besar

penulis (Tuliskan namanya) yang telah memberikan dukungan, moril, dan

kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis.

Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan semoga semua

ini bisa memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan kearah

yang lebih baik lagi. Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak meninggalkan

celah, berupa kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan akan selalu tersisa

kekurangan yang tidak disadari oleh penulis.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan

agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Banda Aceh, November 2015Penulis

Dewi Sarita

i

Page 3: Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam Tugas 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iDAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2

A.   Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam (Studi Al-Qur’an)........... 21. Tafsir Bil-Ma’tsur..................................................................... 22. Tafsir Bil-Ra’yu........................................................................ 2

B.   Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam (Studi Hadits)................. 31. Pengertian Takhrijul Hadits...................................................... 32. Cara Pelaksanaan Takhrijul Hadits........................................... 43. Macam-macam metode yang dapat dipakai dalam takhrijul

hadits......................................................................................... 44. Tujuan dan Manfaat Takhrijul Hadits...................................... 4

C. Pendekatan Teologi Islam................................................................ 51. Pengertian Teologi Islam.......................................................... 52. Pertumbuhan dan Perkembangan Kajian Teologi dalam Islam 5

D.   Pendekatan Teologi Islam ( Mu’Tazilah )....................................... 51. At-Tauhid (keesaan Allah)....................................................... 62. Al-Adl (Keadilan Tuhan).......................................................... 63. Al-Manzilah bain al-Manzilatain.............................................. 64. Perintah berbuat baik dan larangan berbuat jahat..................... 65. Tuhan itu Qadim....................................................................... 6

E.   Pendekatan Teologi Islam ( Asy’Ariyah )....................................... 7F.    Pengetahuan Manusia...................................................................... 7

1. Pengetahuan Indrawi (knowledge)........................................... 82.      Pengetahuan Ilmu (sains).......................................................... 83.      Pengetahuan Filsafat................................................................. 8

G.  Pendekatan Sosiologi dalam Islam.................................................. 81. Pengertian Sosiologi dan Sosiologi Agama.............................. 82. Model Penelitian Sosiologi Agama.......................................... 9

H.  Pendekatan Antropologi dalam Islam.............................................. 91. Pengertian Antropologi............................................................. 92. Kerangka Teoritis Pendekatan Antropologi............................. 93. Metode Penelitian Antropologi Agama.................................... 9

I. Islamisasi Ilmu Pengetahuan........................................................... 101. Pengertian Islamisasi Ilmu Pengetahuan.................................. 102. Strategi dan Kerangka Kerja Dasar Islamisasi Ilmu

Pengetahuan.............................................................................. 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12A.    Simpulan........................................................................................... 12B.     Saran................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

ii

Page 4: Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam Tugas 2

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam melakukan pendekatan dan pengkajian dalam studi Islam memiliki berbagai macam pendekatan. Sehingga dalam melakukan studi atau penelitian maka sangat perlu ada sebuah kejelasan Islam mana yang diteliti. Tak terkecuali dalam pendekatan normatif. Pendekatan normatif adalah studi Islam yang memandang masalah dari sudut legal formal dan atau normatifnya. Maksud legal formal adalah hubungannya dengan halal-haram, boleh atau tidak,dan sejenisnya. Sementara normatifnya adalah seluruh ajaran yang terkandung dalam nash. Dengan demikian pendekatan normatif mempunyai cakupan yang sangat luas. Sebab seluruh pendekatan yang digunakan oleh ahli usul fiqih (Usuliyah), ahli hukum Islam (Fuqaha),ahli tafsir (mufassirin) yang berusaha menggali aspek legal formal dan ajaran Islam dari sumbernya adalah termasuk pendekatan normatif. 1

Sisi lain dengan pendekatan normatif adalah bahwa secara umum ada dua teori yang dapat digunakan dengan pendekatan normatif-teologis. Pertama,ada hal-hal yang untuk mengetahui kebenarannya dapat dibuktikan secara empirik dan eksperimental. Kedua, ada hal-hal yang sulit dibuktikan secara empiris dan eksperimental. Untuk ha-hal yang dapat dibuktikan secara empirik biasanya disebut masalah yang berhubungan ra’yi (penalaran). Sedangkan masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan empirik (ghaib) biasanya diusahakan pembuktiannya dengan mendahulukan kepercayaan. Hanya saja cukup sulit untuk menentukan hal-hal apa saja yang masuk klasifikasi empirik dan mana yang tidak terjadi perbedaan pendapat dikalangan para ahli.

1 Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam, ( Jogjakarta : academia,2010) hlm190

1

Page 5: Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam Tugas 2

Maka sikap yang perlu dilakukan dengan pendekatan normatif adalah sikap kritis.

BAB II

PEMBAHASAN

A.   Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam (Studi Al-Qur’an)

Metode yang dapat diambil dari studi Al-Qur’an yaitu metode penafsiran Al-

Qur’an. Menurut hasil penelitian Quraish Shihab, bermacam-macam metodologi

tafsir dan coraknya telah diperkenalkan dan diterapkan oleh paka-pakar Al-Qur’an.

Metode penafsiran Al-Qur’an tersebut secara garis besar dapat dibagi menjadi

dua bagian yaitu:

1. Tafsir Bil-Ma’tsur

Tafsir bil-ma’tsur ialah tafsir yang berdasarkan pada kutipan-kutipan yang

shahih menurut urutan yang telah disebutkan di muka dalam syarat-syarat

mufasir. Yaitu menafsirkan Qur’an dengan Qur’an, dengan sunnah karena ia

berfungsi menjelaskan Kitabullah.2

2. Tafsir Bil-Ra’yu

Tafsir bil-ra’yu ialah tafsir yang di dalam menjelaskan maknanya para

mufasir hanya berpegang pada pemahaman sendiri dan penyimpulan

(istinbat) yang didasarkan pada ra’yu semata. Ra’yu semata yang tidak

disertai bukti-bukti akan membawa penyimpangan terhadap Kitabullah.3

Al-Farmawi membagi metode tafsir yang bercorak penalaran ini kepada

empat macam metode, yaitu :

a.       Metode Tahlily

2 Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, (Bogor : Litera AntarNusa, 1996), h. 482

3 Ibid

2

Page 6: Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam Tugas 2

Metode tahlily yaitu metode tafsir yang mufassirnya berusaha menjelaskan

kandungan ayat-ayat al-Qur’an dari berbagai seginya dengan

memperhatikan runtutan ayat-ayat al-Qur’an sebagaimana tercantum di

dalam mushaf. Dalam hubungan ini mufassir mulai dari ayat ke ayat

berikutnya, atau dari surat ke surat berikutnya dengan mengikuti urutan ayat

atau surat sesuai dengan yang termaktub di dalam mushaf. Segala segi yang

dianggap perlu oleh seorang mufassir tahlily diuraikan. Yaitu bermula dari

kosa kata, asbabun nuzul, munasabat, dan lain-lain.

b.      Metode Ijmali

Metode ijmali yaitu metode yang menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dengan

menunjukkan kandungan makna yang terdapat pada suatu ayat secara

global. Dengan metode ini seorang mufassir cukup dengan menjelaskan

kandungan yang terkandung dalam ayat tersebut secara garis besar saja.

c.       Metode Muqarin

Metode muqarin dilakukan dengan cara membandingkan ayat Al-Qur’an

yang satu dengan yang  lainnya. Penafsiran ini dapat dilakukan sebagai

berikut :

- Menginventarisasi ayat-ayat yang mempunyai kesamaan dan kemiripan

redaksi

- Meneliti kasus yang berkaitan dengan ayat-ayat tersebut

- Mengadakan penafsiran

d.   Metode Maudlu’iy

Metode ini berupaya menghimpun ayat-ayat al-Qur’an dari berbagai surat

yang berkaitan dengan persoalan atau topik yang ditetapkan sebelumnya.

Dengan mengetahui berbagai corak penafsiran al-Qur’an seperti di atas,

maka kita akan mengetahui isi kandungan al-Qur’an, memahami makna-maknanya, 

dan mengaplikasikan ajaran al-Qur’an dengan kehidupan sehari-hari.

            Adapun tafsir yang harus diikuti dan dipedomani ialah tafsir ma’tsur. Karena

ia adalah jalan pengetahuan yang benar dan merupakan jalan paling aman untuk

menjaga diri dari tergelincir dan kesesatan dalam memahami Kitabullah.

B.   Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam (Studi Hadits)

3

Page 7: Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam Tugas 2

1. Pengertian Takhrijul Hadits

            Takhrij Hadits adalah bentuk masdar dari fiil madhi yang secara bahasa

berarti mengeluarkan sesuatu dari tempat. Sedangkan Takhrij menurut ahli hadits

memliki tiga macam pengertian, yaitu :

a. Usaha mencari sanad hadits yang terdapat dalam kitab hadits karya orang

lain, yang tidak sama dengan sanad yang terdapat dalam kitab tersebut.

b. Suatu keterangan bahwa hadits yang dinukilkan ke dalam kitab susunannya

itu terdapat dalam kitab lain yang telah disebutkan nama penyusunannya.

Suatu usaha mencari derajat, sanad, dan rawi hadits yang tidak diterangkan

oleh penyusun atau pengarang suatu kitab.4

2. Cara Pelaksanaan Takhrijul Hadits

Secara garis besar manakharij hadits (takhrijul hadits) dapat dibagi menjadi

dua cara dengan menggunakan kitab-kitab.

Adapun dua macam takhrijul hadits yaitu :

Manakharij hadits telah diketahui awal matannya, maka hadits tersebut dapat

dicari atau ditellusuri dalam kitab-kitab kamus hadits dengan dicarikan huruf

awal yang sesuai diurutkan abjad.

Manakharij hadits dengan berdasarkan topic permasalahan. Upaya mencari

hadits terkadang tidak didasarkan pada lafal matan (materi) hadits, tetapi

didasarkan pada topic masalah. Pencarian matan dan hadits berdasarkan

topic masalah tertentu itu dapat ditempuh dengan cara membaca berbagai

kitab himpunan kutipan hadits. Dengan bantuan kamus hadits tertentu,

pengkajian teks dan konteks hadits menurut riwayat dari berbagai

periwayatan akan mudah dilakukan.

3. Macam-macam metode yang dapat dipakai dalam takhrijul hadits.

a. Metode Takhrijul Hadits

Dalam buku “Cara Praktis Mencari Hadits” dikemukakan bahwa metode

takhrijul hadits yang dijalankan dalam buku ini terbagi dua macam, yakni :

4 Muhammad Ahmad dan M.Muzakkir, Ulumul Hadits (Bandung : Pustaka Setia, 2004), h. 131

4

Page 8: Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam Tugas 2

         Takhrijul Hadits Bil-Lafz, yakni upaya pencarian hadits pada kitab-

kitab hadits dengan cara menelusuri matan hadits yang bersangkutan

berdasarkan lafal atau lafal-lafal dari hadits yang dicarinya itu.

         Takhrijul Hadits Bil-Maudhu’, yakni upaya pencarian hadits pada kitab-

kitab hadits berdasarkan topic masalah yang dibahas oleh sejumlah

matan hadits.

4. Tujuan dan Manfaat Takhrijul HaditsMenurut Abd al-Mahdi, yang menjadi tujuan dari takhrij adalah

menunjukkan sumber hadits dan menerangkan ditolak atau diterimanya hadits tersebut. Dengan demikian, ada dua hal yang menjadi tujuan takhrij, yaitu : Untuk mengetahui sumber dari suatu hadits

Mengetahui kualitas dari suatu hadits, apakah dapat diterima (Shahih atau Hasan) atau ditolak (Dha’if).

Manfaat takhrijul hadits itu sangat banyak sehingga apabila ada seseorang yang akan melaksanakan takhrijul hadits, maka dia termasuk salah satu orang yang sangat teliti pada hadits-hadits Rasulullah.

C. Pendekatan Teologi Islam

1. Pengertian Teologi Islam

Secara etimologi, Teologi berasal dari kata theos yang artinya Tuhan dan

logos artinya ilmu. Jadi, Teologi adalah Ilmu Ketuhanan.

Sedangkan Teologi Islam adalah ilmu yang mempelajari tentang Tuhan dan

pertaliannya dengan manusia baik berdasarkan kebenaran wahyu ataupun

penyelidikan akal murni.5

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Kajian Teologi dalam Islam

Teologi Islam muncul karena adanya masalah-masalah politik yang terjadi

setelah wafatnya Rasulullah. Mulai dari masalah pergantian khalifah hingga masalah

yang terjadi setelah wafatnya Usman Ibn Affan. Ali bin Abi Thalib dituduh

melakukan dosa besar karena tidak mempersoalkan masalah kematian Usman Ibn

Affan yang mati terbunuh. Dri peristiwa inilah lahir beberapa aliran Teologi, seperti

5 Ahmad Hanafi, Pengantar Teologi Islam (Jakarta : Mutiara Sumber Widya), h. 11-12

5

Page 9: Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam Tugas 2

aliran Khawarij, Murji’ah, Mu’tazilah, Jabariyah, Qadariyah, Asy‘ariah, dan

Maturidiah.6

D.   Pendekatan Teologi Islam ( Mu’Tazilah )

Kaum Mu’tazilah adalah golongan yang membawa persoalan-persoalan

teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis daripada persoalan-persoalan yang

dibawa kaum Khawarij dan Murji’ah. Dalam pembahasan, mereka banyak

menggunakan akal sehingga mereka mendapat nama “kaum rasional Islam”

            Kaum Mu’tazilah membagi sifat-sifat Tuhan ke dalam dua golongan, yaitu :

Sifat-sifat yang merupakan esensi Tuhan dan disebut sifat zatiah.

Sifat-sifat yang merupakan perbuatan-perbuatan Tuhan, yang disebut sifat

fi’liyah.

Kaum Mu’tazilah meyakini adanya lima dasar keimanan dan dijadikan

sebagai prasyarat bagi orang yang ingin bergabung dengan mazhab mereka. Lima

dasar tersebut adalah :

1. At-Tauhid (keesaan Allah)

Atauhid merupakan prinsip utama dan intisari ajaran Mu’tazilah, bagi

Mu’tazilah Tuhan harus disucikan dari segala sesuatu yang dapat mengurangi arti ke

Maha Esaan Allah. Tuhanlah satu-satunya yang Esa yang tidak ada satu pun

menyamainya.

2. Al-Adl (Keadilan Tuhan)

Ajaran dasar Mu’tazilah yang kedua adalah Al-Adl yang berarti Tuhan yang

Maha Adil. Adil ini merupakan sifat yang menunjukkan kesempurnaan Tuhan.

Ajaran ini bertujuan ingin menempatkan Tuhan benar-benar adil menurut sudut

pandang manusia, karena ala mini diciptakan untuk kepentingan manusia.

3. Al-Manzilah bain al-Manzilatain

Artinya yaitu posisi menengah bagi orang yang berbuat dosa besar, juga erat

hubungannya dengan keadilan Tuhan. Pembuat dosa besar bukanlah kafir, karena ia

masih percaya kepada Tuhan dan Nabi Muhammad SAW tetapi bukanlah mukmin,

6 Harun Nasution, Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan (Jakarta : UI-Press), h. 7

6

Page 10: Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam Tugas 2

karena imannya tidak lagi sempurna. Karena bukan mukmin ia tidak dapat masuk

syurga, dank arena bukan kafir pula ia tidak harus masuk neraka. Ia seharusnya

ditempatkan di luar surga dan di luar neraka.

4. Perintah berbuat baik dan larangan berbuat jahat

Menurut mereka hal ini tidak hanya dilakukan dengan seruan tetapi juga

dengan kekerasan.

5. Tuhan itu Qadim

Mereka menyatakan bahwa Tuhan itu qadim (terdahulu) maka sesuatu yang

hadits (baru) setelah Tuhan adalah ciptaan Tuhan (makhluk) sehingga mereka

memandang bahwa surga dan neraka itu belum ada karena belum dipergunakan saat

ini.7

            Tokoh-tokoh Mu’tazilah yaitu :

        Wasil bin Atha’ al-Ghazzal

        Abu al-Huzail al-‘Allaf

        Ibrahim bin Sayyar an-Nazam

        Mu’ammar bin Abbad as-Sulmay

        Bisyr bin al-Mu’tamir

E.   Pendekatan Teologi Islam ( Asy’Ariyah )

Aliran Teologi ini merupakan aliran yang timbul dari reaksi atas paham-

paham golongan mu’tazilah. Aliran ini dikembangkan oleh Abu al-Hasan ‘Ali Ibn

Ismail al-Asy-‘ari. Al-asy’ari dalam perkembangannya membuat aliran baru yang

kemudian banyak disebut sebagai ahli sunnah wal-jama’ah. Aliran ini timbul atas

respon terhadap paham mu’tazilah, sehingga aliran teologi ini banyak berpendapat

bertentangan dengan paham mu’tazilah.  Misalnya dalam pandangan al-Asy’ari

bahwa Tuhan mengetahui dengan sifatnya. Mustahil katanya bahwa Tuhan

mengetahui dengan sifat-Nya karena dengan demikian zat-Nya adalah pengetahuan

dan Tuhan sendiri adalah pengetahuan. Tuhan bukan pengetahuan (‘ilm) tetapi yang

mengetahui (‘Alim). Tuhan mengetahui dengan pengetahuan-Nya bukanlah dengan

zat-Nya. Demikian pula dengan sifat seperti hidup, berkuasa, mendengar, dan

melihat. Begitu juga mengenai al-Qur’an. Al-Asy’ari berpendapat bahwa al-Qur’an

7 Ahmad Hanafi, Theology Islam (Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1991), h. 43-46

7

Page 11: Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam Tugas 2

itu Qadim. Mengenai perbuatan, asy’ari berpendapat bahwa perbuatan manusia

bukanlah diciptakan manusia itu sendiri. Asy’ari juga berpendapat bahwa Tuhan

tidak mempunyai tangan, muka, mata dan sebagainya karena Tuhan tidak

mempunyai bentuk dan batasan.

F.    Pengetahuan Manusia

Pengetahuan pada hakikatnya adalah keadaan mental yang mengetahui hasil

aktivitas substansi manusia. Pada dasarnya pengetahuan mempunyai tiga criteria,

yaitu :

      Adanya suatu system gagasan dalam pikiran

      Persesuaian antara gagasan itu dengan benda-benda sebenarnya

      Adanya keyakinan tentang persesuaian itu

Pengetahuan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Pengetahuan Indrawi (knowledge)

Pengetahuan ini meliputi semua fenomena yang dapat dijangkau secara langsung

oleh panca indera, batas pengetahuan ini ialah segala sesuatu yang tidak

tertangkap oleh panca indera.

2.      Pengetahuan Ilmu (sains)

Pengetahuan ini meliputi fenomena yang dapat diteliti dengan riset atau

eksperimen. Pengetahuan ini merupakan pengetahuan yang terorganisir dengan

mengadakan pendekatan-pendekatan terhadap benda-benda, peristiwa dengan

menggunakan metode observasi yang sifatnya terjangkau oleh rasio.

3.      Pengetahuan Filsafat

Pengetahuan ini merupakan jenis pengetahuan yang pendekatannya melalui

metodologi pemikiran filsafati yang secara radikal, universal dan sistematis guna

memperoleh hakikat yang sebenarnya akan suatu hal.

G.  Pendekatan Sosiologi dalam Islam

1. Pengertian Sosiologi dan Sosiologi Agama

Defenisi sosiologi secara luas ialah ilmu tentang masyarakat dan gejala-gejala

mengenai masyarakat.8 Sedangkan Hassan Shadily mengartikan sosiologi adalah

8 Syamsuddin Abdullah, Agama dan Masyarakat (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997), h. 13

8

Page 12: Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam Tugas 2

ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-

ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya itu.

Sosiologi agama ialah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari

masyarakat agama secara sosilogis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan

demi kepentingan masyarakat itu sendiri serta masyarakat luas pada umumnya.9

2. Model Penelitian Sosiologi Agama

Penelitian sosiologi agama pada dasarnya adalah penelitian tentang

agamayang mempergunakan pendekatan ilmu social (sosiologi).

            Model atau metodologi penelitian sosiologi agama yaitu dengan melakukan

observasi, interview, angket dan Grounded Research (Penelitian yang penelitinya

terlibat dalam kehidupan masyarakat yang ditelitinya) mengenai maslah-masalah

keagamaan yang dianggap penting dan sanggup memberikan data.

H.  Pendekatan Antropologi dalam Islam

1. Pengertian Antropologi

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu social yang mempelajari tentang

budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antrpologi lebih memusatkan pada penduduk

yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang

tinggal di daerah yang sama.

Antropologi sebagai ilmu yang mempelajari manusia, menjadi sangat

penting untuk mempelajari agama dan interaksi sosialnya dengan berbagai budaya.

2. Kerangka Teoritis Pendekatan Antropologi

Secara garis besar kajian agama dalam antropologi dapat dikategorikan ke

dalam empat kerangka teoritis yaitu intellectualist, structuralist, functionalist, dan

symbolist.

3. Metode Penelitian Antropologi Agama

Penelitian di bidang antropologi agama antara lain dilakukan oleh seorang

antropolog bernama Clifford Geertz pada tahun 1950-an. Hasil penelitiannya itu telah

9 Imam Suprayogo dan Toroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama (Bandung : Rosda Karya, 2003), h. 61

9

Page 13: Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam Tugas 2

dituliskan dalam buku berjudul The Religion Of Java. Model penelitian yang

dilakukan oleh Geertz adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif.

Penelitian ini didasrkan pada data-data yang dikumpulkan melalui wawancara,

pengamatan, survey, dan penelitian Grounded Research, yakni penelitian yang

penelitinya terlibat dalam kehidupan masyarakat yang ditelitinya.10

I.      Islamisasi Ilmu Pengetahuan

1. Pengertian Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Menurut Naquib al-Attas, islamisasi ilmu adalah “the liberation of man fist

from magical, mythological, animistic, national-cultural, tradition, and then from

secular control over reason and his language” (Islamisasi adalah pembebasan

manusia, pertama dari tradisi tahyul, mitos, aanimisme, kebangsaan dan kebudayaan

dan selain itu pembebasan akal dan bahasa dari pengaruh sekularisme).

            Bagi al-Attas misalnya, islamisasi ilmu pengetahuan mengacu kepada upaya

mengeliminir unsure-unsur serta konsep-konsep pokok yang membentuk kebudayaan

dan perdaban barat, khususnya dalam ilmu-ilmu kemanusiaan.

2. Strategi dan Kerangka Kerja Dasar Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Al-Attas menguraikan bahwa semua ilmu pengetahuan masa kini, secara

keseluruhan dibangun, ditafsirkan dan diproyeksikan melalui pandangan dunia, visi

intelektual dan persepsi psikologi dari kebudayaan dan peradaban islamisasi

diringkas menjadi lima karakteristik yang saling berhubungan, yaitu :

         Mengandalkan kekuatan akal semata

         Mengikuti dan setia validitas pandangan dualitas mengenai realitas dan

kebenaran

         Membenarkan aspek temporal

         Pembelaan terhadap doktrin humanisme

         Peniruan terhadap drama dan tragedy terhadap realitas universal.

Adapun langkah Islam pertama yang dituntut untuk islamisasi pengetahuan

adalah agar lembaga-lembaga ilmiah islam dapat melakukan berbagai fungsi, yaitu :

10 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 395

10

Page 14: Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam Tugas 2

o   Meneliti, mengaplikasikan dan menyigkapkan nushush wahyu dalam al-

Qur’an dan as-Sunnah yang shahih.

o   Meneliti, mengaplikasikan buku-buku induk warisan peninggalan Islam

karya ansiklopedik dan spesialisasi dan memudahkan pemahaman bagi para

pengkaji.

o   Kewajiban lembaga-lembaga ilmiah dan pengajaran, serta universitas adalah

melatih para ilmuan yang mampu dan mempunyai minat dalam spesialisasi

kemasyarakatan.

o   Kewajiban lembaga-lembaga Islam adalah melakukan usaha persuasive

umum terhadap kepemimpinan intelektual dan ilmuan ummat.

o   Mengarahkan misi-misi ilmiah kepada topic-topik dan permasalahan yang

melayani ilmiah Islam dan permasalahan umat yang vital dan orisinil.11

11 Abu Sulaiman dan Abdul Hamid, Krisis Pemikiran Islam, h. 364

11

Page 15: Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam Tugas 2

BAB III

PENUTUP

A.    Simpulan

Dapat diketahui bahwa filsafat pada intinya adalah upaya atau usaha untuk

menjelaskan inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang berada dibalik objek

formanya. Filsafat mencari sesuatu yang mendasar, asas, dan inti yang terdapat

dibalik yang bersifat lahiriah. Karena sumber pengetahuan pendekatan filosofis

adalah rasio, maka untuk melakukan kajian dengan pendekatan ini akal mempunyai

peranan yang sangat signifikan.

Metode-metode yang digunakan untuk memahami Islam itu suatu saat mungkin dipandang tidak cukup lagi, sehingga diperlukan adanya pendekatan baru yang harus terus digali oleh para pembaharu. Dalam konteks penelitian, pendekatan-pendekatan (approaches) ini tentu saja mengandung arti satuan dari teori, metode, dan teknik penelitian. Terdapat banyak pendekatan yang digunakan dalam memahami agama. Diantaranya adalah pendekatan teologis, normative, antropologis, sosiologis, psikologis, histories, dan pendekatan filosofis, serta pendekatan-pendekatan lainnya. Adapun pendekatan yang dimaksud disini (bukan dalam konteks penelitian), adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam satu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Dalam hubungan ini, Jalaluddin Rahman mendasarkan bahwa agama

12

Page 16: Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam Tugas 2

dapat diteliti dengan menggunakan berbagai paradigma. Realitas keagamaan yang diungkapkan mempunyai nilai kebenaran sesuai dengan kerangka paradigmanya. Karena itu tidak ada persoalan apakah penelitian agama itu penelitian ilmu sosial, penelitian filosofi, atau penelitian legalistik.

B.     Saran

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih

jauh dari sempurna. Banyak kekurangan disana-sini untuk itu mohon kiranya para

pembaca sekalian mau memberikaan masukan kritik dan saran guna perbaikan

dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, (Bogor : Litera AntarNusa, 1996),

Muhammad Ahmad dan M.Muzakkir, Ulumul Hadits (Bandung : Pustaka Setia, 2004),

M. Syuhudi Ismail, Cara Praktis Mencari Hadit  (Jakarta : Bulan Bintang, 1991),

Nawir Yuslem, Kitab Induk Hadis (Jakarta : Hijri Pustaka Utama, 2006)

Ahmad Hanafi, Pengantar Teologi Islam (Jakarta : Mutiara Sumber Widya)

Harun Nasution, Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan (Jakarta : UI-Press)

Ahmad Hanafi, Theology Islam (Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1991)

Syamsuddin Abdullah, Agama dan Masyarakat (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997)

Imam Suprayogo dan Toroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama (Bandung : Rosda Karya, 2003),

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008)

Abu Sulaiman dan Abdul Hamid, Krisis Pemikiran Islam,

13