pendekatan konstruktivisme

12
RESUME Pendekatan Konstruktivisme STRATEGI BELAJAR MENGAJAR Nama : Zuha Farhana

Upload: zuha-farhana

Post on 30-Jun-2015

1.592 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendekatan konstruktivisme

RESUME Pendekatan Konstruktivisme

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Nama : Zuha Farhana

NIM : 110341421506

OFF : A

Page 2: Pendekatan konstruktivisme

Pendekatan Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan pembelajaran konstruktivis adalah suatu

pendekatan pembelajaran dimana siswa membangun pengetahuan atau konsep

secara aktif, berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki

sebelumnya. Dalam proses pembelajaran ini, siswa akan menyesuaikan

pengetahuan yang diterimanya dengan pengetahuan sebelumnya untuk

membangun pengetahuan baru.

Karakteristik Pendekatan Konstruktivis

Beberapa karakteristik Pembelajaran kontruktivis, antara lain :

Proses top-down artinya siswa mulai belajar dengan masalah-masalah

yang lebih kompleks untuk dipecahkan atau dicari solusinya dengan

bantuan guru melalui penggunaan keterampilan dasar yang digunakan.

Pembelajaran kooperatif , model konstruktivis juga menggunakan

pembelajaran kooperatif, karena siswa lebih mudah menemukan dan

memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka mendiskusikan dengan

temannnya.

Pembelajaran generatif atau generative learning juga digunakan dalam

pendekatan konstruktivis. Strategi ini mengajarkan siswa dengan metode

spesifik untuk melakukan kerja mental menangani informasi baru.

Pembelajaran dengan penemuan, dalam pembelajaran penemuan siswa

didorong untuk belajar secara aktif, melakukan proses penguasaan konsep,

ynag memungkinkan mereka menemukan konsep baru.

Pemebelajaran dengan pengaturan diri, pendekatan konstruktivis

mempunyai visi bahwa siswa adalah sosok yang ideal, yaitu seseorang

yang mampu mengatur dirinya sendiri atau self regulated learner.

Scaffolding didasarkan atas konsep Vygotsky tentang pembelajaran

dengan bantuan guru.

Tipe – tipe dalam Konstruktivisme

1. Konstruktivisme Rasional

Page 3: Pendekatan konstruktivisme

Konstruktivisme rasional membangun representasi mental akurat

menggunakan skema dan aturan kondisi-tindakan. Sehingga belajar adalah

membangun struktur mental akurat yang merefleksikan “sesuatu cara secara real”

dalam dunia eksternal.

2. Konstruktivisme Radikal

Konstruktivisme radikal memelihara pengetahuan bukan merupakan suatu

cermin dari dunia eksternal meskipun kenyataannya pengalaman mempengaruhi

berpikir dan berpikir mempengaruhi pengetahuan. Pengetahuan dikonstruk secara

luas oleh interaksi antar personal dan pembatas kultur dan ideologi. Tidak ada

basis untuk mengevaluasi atau menginterpretasi setiap keyakinan seperti setiap

yang baik atau yang lebih jelek daripada setiap yang lainnya.

3. Konstruktivisme Dialektis

Konstruktivisme dialektis adalah cara yang cukup, mengusulkan bahwa

pengetahuan tumbuh melalui interaksi dari faktor internal (kognitif) dan eksternal

(lingkunganan sosial).

Tahapan Pembelajaran Konstruktivis

Empat tahap pembelajaran berdasarkan teori belajar konstruktivis menurut

Horsley (Sanjaya, 2006:77) adalah:

1. Tahap apersepsi (mengungkapkan konsepsi awal dan membangkitkan

motivasi belajar siswa). Siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan

awalnya tentang konsep yang akan dibahas.

2. Tahap eksplorasi.

Siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalui

pengumpulan, pengorganisasian, dan penginterpretasian data dalam suatu

kegiatan yang telah dirancang pendidik. Kemudian secara berkelompok

didiskusikan dengan kelompok lain.

3. Tahap diskusi dan penjelasan konsep

Page 4: Pendekatan konstruktivisme

Saat siswa memberikan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada hasil

observasinya ditambah dengan penguatan pendidik, maka siswa membangun

pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari.

4. Tahap pengembangan aplikasi konsep

Pendidik berusaha menciptakan iklim pembelajaran yang memungkinkan

siswa dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya, baik melalui

kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah.

Teori Belajar Yang Mendasari Pembelajaran Pendekatan Konstruktivis

Beberapa teori belajar yang mendasari pembelajaran melalui penerapan

pendekatan konstruktivisme, diantarannya adalah :

1. Teori perkembangan Mental Piaget

Secara rinci Piaget mengemukakan ada empat tahap perkembangan

kognitif dari setiap individu yang berkembang secara kronologis ( menurut usia

kalender ) yaitu :

1) Tahap sensori, dari lahir sampai umur sekitar 2 tahun.

2) Tahap pra operasi, dari umur sekitar 2 tahun sampai dengan sekitar umur 7

tahun.

3) Tahap operasi konkrit, dari sekitar umur 7 tahun sampai dengan sekitar umur

11 tahun.

4) Tahap operasi konkrit, dari sekitar umur 11 tahun dan seterusnya (Rustaman,

2009)

2. Teori Konstruktivisme sosial Vigotsky

Teori Konstruktivisme sosial vigotsky berasumsi bahwa belajar bagi anak

dilakukan dalam interaksi dengan lingkungan sosial maupun fisik. Penemuan atau

discovery dalam belajar lebih mudah diperoleh dalam konteks sosial budaya

seseorang. Siswa mempunyai dua tingkat perkembangan,perkembangan aktual

dan potensial (Rustaman, 2009)

3. Teori Bermakna Ausubel

Menurut ausubel, ada dua macam proses belajar, yaitu belajar bermakna

dan belajar menghafal. Belajar bermakna berarti informasi baru diasimilasikan

dalam struktur pengertian lamanya. Belajar menghafal hanya hanya perlu bila

Page 5: Pendekatan konstruktivisme

pembelajaran mendapatkan fenomena atau informasi yang sama sekali baru dan

belum ada hubungannya dalam struktur pengertian lamanya.

Peran Guru Dalam Pembelajaran Konstruktivis

Beberapa tugas guru dalam menjalankan fungsinya sebagai mediator dan

fasilitator belajar, sebagai berikut :

1. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung

jawab dalam membuat rancangan, proses dan penelitian.

2. Menyediakan atau memberi kegiatan-kegitan yang merangsang keingintahuan

dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya dan

mengkomunikasikan ide-ide ilmiah mereka

3. Menyediakan sarana yang merangsang siswa untuk berpikir secara produktif.

4. Menyediakan kesempatan dan pengalaman yang paling mendukung proses

belajar siswa.

5. Memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiran siswa jalan

atau tidak.

ImplikasiPendekatanKonstruktivis

MenurutSuhartoni (2013) dijelaskan peranan antara pendidik dan peserta

didik menurut aliran konstruktivisme adalah sebagai berikut:

No. Peranan Peserta Didik Peranan Pendidik

1. Berinisiatif mengemukakan

masalah dan pokok pikiran,

kemudian menganalisis dan

menjawabannya sendiri.

Mengutamakan peran siswa dalam

berinisiatif sendiri dan keterlibatan

aktif dalam kegiatan belajar.

2. Bertanggung jawab sendiri

terhadap kegiatan belajarnya atau

penyelesaian suatu masalah.

Memusatkan perhatian kepada

proses berpikir atau proses mental

siswa, bukan kepada kebenaran

jawaban siswa saja.

3. Secara aktif bersama dengan Guru perlu fleksibel dalam

Page 6: Pendekatan konstruktivisme

teman sekelasnya mendiskusikan

penyelesaian masalah atau pokok

pikiran yang mereka munculkan,

dan apabila dirasa perlu dapat

menanyakannya kepada guru.

merespons jawaban atau pemikiran

siswa. Menghargai pemikiran

siswa dan meghindari

perkataan “Ini satu-satunya

jawaban benar”

4. Atas inisiatif sendiri dan mandiri

berupaya memperoleh

pemahaman yang mendalam (deep

understanding) terhadap suatu

topik masalah belajar.

Guru perlu menyediakan

pengalaman belajar dengan

mengkaitkan pengetahuan yang

telah dimiliki siswa sehingga

belajar sebagai proses konstruksi

pengetahuan dapat terwujud.

5. Secara aktif mengajukan dan

menggunakan berbagai hipotesis

(kemungkinan jawaban) dalam

memecahkan suatu masalah.

Memaklumi akan adanya

perbedaan individual, termasuk

dalam hal perkembangan kognitif

siswa.

6. Secara aktif mengajukan berbagai

data atau informasi pendukung

dalam penyelesaian suatu masalah

atau pokok pikiran yang

dimunculkan sendiri atau yang

telah dimunculkan oleh teman

sekelas.

Guru perlu menyampaikan tujuan

pembelajaran dan apa yang akan

dipelajari di awal kegiatan belajar.

Hal ini akan mempengaruhi

keaktifan siswa, karena ia tahu apa

yang akan di pelajari dan untuk apa

ia terlibat dalam pembelajaran.

7. Secara kreatif dan imajinatif

mengaitkan antara gagasan yang

telah dimiliki dengan informasi

baru yang diterima.

Guru perlu banyak berinteraksi

dengan siswa untuk dapat

mengetahui apa yang telah mereka

ketahui dan apa yang mereka

pikirkan.

KRITERIA PENILAIAN RESUME

Page 7: Pendekatan konstruktivisme

MATA KULIAH PBM BIOLOGI II

No Elemen yang

Dinilai

Indikator Penyekoran

1 Identitas (X1) 1. Judul resume

2. Nama

3. NIM

4. Keperluan penulisan

5. Tempat

6. Waktu

4=6 indikator muncul

3= 4 indikator muncul

2= 2 indikator muncul

1= 1 indikator muncul

2 Isi resume

a. Sub judul (X2) 1. Menggambarkan judul resume

secara keseluruhan

2. Dituliskan per butir atau singkat

3. Topik dituliskan dengan jelas

4= 3 indikator muncul

3= 2 indikator muncul

2= 1 indikator muncul

1= tidak ada sub judul

b. Sub anak judul

(X3)

1. Menggambarkan sub judul

2. Uraian singkat

3. Uraian isi padat

4. Isi jelas

4= 4 indikator muncul

3= 3 indikator muncul

2= 2 indikator muncul

1= 1 indikator muncul

c. Uraian sub

anak judul

(X4)

1. Membahas topik secara mendalam

(tidak terlalu panjang dan bertele-

tele)

2. Relevan dengan topik, dan dibahas

secara tuntas (menggambarkan ide

pokok dari pembahasan materi)

3. Menggunakan gaya penulisan

ringkas (ada kata kunci)

4= 3 indikator muncul

3= 2 indikator muncul

2= 1 indikator tampak

1= tidak ada uraian sub

anak judul

3 Sistematika

penulisan (X5)

1. Pemberian penomoran yang ajeg

pada sub judul, sub anak judul, dan

butir-butir materi

2. Ada perbedaan antara tanda sub

judul, sub anak judul, dan butir-butir

4= 2 indikator muncul

3= 1 indikator muncul

2= hanya sub judul/sub

anak judul/butir-butir

uraian yang ajeg

Page 8: Pendekatan konstruktivisme

uraian 1= tidak mengikuti

sistematika penulisan

4 Penggunaan

bahasa dalam

resume (X6)

1. Bahasa mudah dipahami

2. Menggunakan bahasa sesuai dengan

EYD

3. Tidak menggunakan kata-kata tanpa

makna (ex: dll, dsb, yang besar-

besarnya)

4. Tidak ada (Sedikit) salah tulis atau

salah ketik

4= 4 indikator muncul

3= 3 indikator muncul

2= 2 indikator muncul

1= 1 indikator muncul

NILAI= (X1+X2+ X3+2X4 +X5 +X6/28) × 100NILAI = ...........................................................

Milik:.........................................................Penilai:...........................................................