pendekatan geoprosessing pada gis untuk menentukan … · dengan didukung kondisi jalan yang...

10
1 Jurnal Ilmiah KOMPUTASI, Volume 16 Nomor : 1, Juni 2017 ISSN : 1412-9434

Upload: others

Post on 22-Dec-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendekatan Geoprosessing pada GIS untuk Menentukan … · dengan didukung kondisi jalan yang rata-rata sudah baik namun, perlu diperhatikan bagi pebisnis apabila hendak mengembangkan

1

Pendekatan Geoprosessing pada GIS untukMenentukan Pembangunan Infrastruktur Bisnis di

Kota Semarang

Daniel Yeri Kristiyanto, Santi Widiastuti dan Guruh Aryotejo

Program Studi Sistem KomputerSekolah Tinggi Elektronika dan Komputer (STEKOM) Semarang

Jl. Brigjend. Sudiarto 605 Semarang, Kode Pos: [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak

Bisnis dan industri yang semakin berkembang adalah harapan semua pelaku usaha.

Ekspansi bisnis ke daerah tertentu merupakan target prestisius yang tidak dapat ditawar

lagi bagi seorang pebisnis. Bisnis dan industri yang dikembangkan di tempat tertentu perlu

didukung oleh pengetahuan mengenai aspek geogra� mengenai sebuah area. Tujuannya

adalah merambah dan menguasai market share area tersebut. Bisnis yang dikembangkan

dengan massive akan melahirkan industri. Pendirian industri mememerlukan sebuah pertim-

bangan, terutama menyangkut keberlangsungan tempat bisnis dan keberlangsungan proses

bisnis. Kota Semarang merupakan kota metropolitan salah satu terbesar di Indonesia, hal ini

sangat menarik pebisnis untuk mengembangkan bisnis dan industrinya di kota ini. Namun,

Kota Semarang tidak terlepas dari aspek kebencanaan yang berpotensi dapat mengganggu

jalannya roda bisnis dan industri. Pendirian pembangunan �sik untuk bisnis dan industri di

kota semarang memerlukan sebuah pertimbangan matang utamanya terkait dengan lokasi.

Geographic Information Systems merupakan alat bantu yang tepat untuk membantu man-

ajemen atas mengambil keputusan pendirian bisnis dan industri di Kota Semarang, sebab

pendekatan geoprosesing GIS mampu menganalisa aspek-aspek spasial mengenai objek, dan

secara khusus mampu memberikan informasi mengenai aspek kebencanaan dan memetakan

potensi-potensi lain di Kota Semarang terkait pergerakan tanah, amblesan, dan banjir.

Kata Kunci : Geographic Information System, Geoprosesing, Pembangunan Bisnis dan

Industri, Kebencanaan

Pendahuluan

Penentuan lokasi pembangunan bisnis dan In-dustri harus dilakukan dengan seksama dantepat. Ketepatan tidak hanya soal marketshare namun juga mempertimbangkan aspeklokasi, yang terkait dengan aspek kebencanaan,didaerah yang hendak didirikan bangunan bis-nis atau industri. Aspek kebencanaan perludiperhitungkan dalam skala prioritas pengem-bangan bisnis dan industri utamanya apabilahendak mengembangkan usaha di lokasi terkait.Aspek kebencanaan harus dapat dipetakanmenurut gejala yang sering muncul pada daerahtersebut, sehingga harapannya adalah hal-halburuk dikemudian hari dapat dihindari se-bab menyangkut kerugian materiil dan jiwa.[1]Potensi kebencanaan yang mengganggu jalan-

nya operasi bisnis dan industri hendaknya dike-tahui sedini mungkin sebelum memutuskan un-tuk mendirikan infrastruktur bisnis ataupun in-dustri. Kota Semarang merupakan salah satudari 5 kota megapolitan di Indonesia men-jadikannya kota bisnis dan industri yang sangatberkembang.

Kota Semarang memiliki kawasan industridan bisnis yang letaknya tersebar di seluruhwilayah dengan denominasi jenis bisnis masing-masing. Lokasi industri dan bisnis di Kota Se-marang dapat saling berdampingan, saling ter-pisah dan tergabung dalam satu kawasan ataulokasi. Tingkat keberagaman tempat dan je-nis usaha dapat dijadikan rujukan bagi man-ajemen tingkat atas dalam memutuskan mem-bangun infrastruktur bisnis dan industri di kotaSemarang.

Jurnal Ilmiah KOMPUTASI, Volume 16 Nomor : 1, Juni 2017 ISSN : 1412-9434

Page 2: Pendekatan Geoprosessing pada GIS untuk Menentukan … · dengan didukung kondisi jalan yang rata-rata sudah baik namun, perlu diperhatikan bagi pebisnis apabila hendak mengembangkan

2

Kota Semarang telah berubah darimetropolitan menjadi kota megapolitan dalamsatu dekade terakhir,[2] dimana semua stake-holder bisnis dan industri berada. di kota Se-marang pusat-pusat bisnis maupun industritelah ada sejak puluhan tahun silam, tentu pe-nentuan lokasi sentra-sentra bisnis dan industrijuga telah ada dalam rencana planologi kota se-marang, namun seiring waktu tempat-tempatatau lokasi yang hendak didirikan infrastrukturbisnis ataupun industri juga semakin terbatasyang disebabkan pesatnya pertumbuhan pen-duduk, industri dan bisnis, dampaknya adalahmuncullah alternative daerah lain yang disebutsebagai suburban.[2] Suburban telah menjadipilihan apabila hendak membangun infrastruk-tur selain daerah rural. Daerah suburban meru-pakan daerah penyangga dari aktivitas perko-taan pusat, di semarang letak daerah subur-ban dengan pusat kota masih terbilang dekatdengan didukung kondisi jalan yang rata-ratasudah baik namun, perlu diperhatikan bagipebisnis apabila hendak mengembangkan us-ahanya melalui pembangunan infrastruktur,sebab mungkin saja lokasi yang dipilih adalahmerupakan lokasi rawan kebencanaan.

Kebencanaan memiliki potensi untuk meng-gagalkan usaha bisnis dan industri.[3] sebab da-pat membawa dampak kerusakan terhadap in-frastruktur dan dapat mengakibatkan korbanjiwa, utamanya pada kawasan yang berkem-bang.[4] Bencana terjadi sewaktu-waktu dantidak dapat diperkirakan pada hari maupunwaktu yang tepat.[5] Semarang telah memilikianggapan atau stereotype sejak dahulu kala,dengan istilah �Semarang kaline banjir�, yangdapat diartikan secara luas yaitu Semarangadalah kota yang identik dengan banjir. Ter-catat pada tahun-tahun sebelum 2017 per-nah terjadi bencana-bencana yang merusak in-frastruktur bisnis dan industri dan menelankorban jiwa. Kebencanaan yang telah ter-jadi di kota Semarang tidak dapat dipandangsebelah mata oleh seorang pebisnis, denganmengabaikan aspek kebencanaan, berarti samadengan mempertaruhkan asset dan propertyyang telah dibangun, kerugian materiil dan jiwaakan menjadi hal yang sewaktu-waktu diper-taruhkan.[3][4]

Kebencanaan yang sering terjadi di kotaSemarang adalah pergerakan tanah, yangberpotensi membuat bangunan diatasnya akanmengalami keretakan struktur, seperti tembok

ataupun beton. Amblesan berpotensi mem-buat menceng bangunan, membuat strukturjalan menjadi tidak rata dan mampu mer-obohkan struktur bangunan diatasnya. Kegem-paan berpotensi membuat bangunan berubahstrukturnya, menceng, retak, bahkan luluh lan-tah, dan banjir yang berpotensi menggangguaktivitas ekonomi dan sosial dengan kemam-pauan membuat hilang harta benda maupunmenenggelamkan dan menghanyutkan propertiyang dilaluinya, banjir juga berpotensi mencip-takan lingkungan tidak sehat.[6]

Penelitian ini didasarkan pada ketertarikanpada penentuan pembangunan infrastrukturbisnis dan industri yang sangat penting bagi ke-berlangsungan proses bisnis suatu perusahaanatau perintisan tempat usaha di Semarangdengan membandingkan aspek kebencanaanyang sering terjadi, menurut gejala geogra�nya.Potensi kebencanaan dapat dipetakan kedalampeta sehingga dapat dilihat luasan area potensimasing-masing kebencanaan[7] yakni: ger-akan tanah, amblesan, kegempaan dan ban-jir. Masing-masing kebencanaan akan di over-lay dengan lokasi bisnis dan industri di kotaSemarang menurut analisis geosprosesing, se-hingga nantinya dapat diketahui area bisnis danindustri mana yang berpotensi terkena ben-cana. Bencana yang dimaksud dalam peneli-tian ini yakni, pergerakan tanah, amblesan,kegempaan ataupun banjir.

Secara khusus penelitian ini mengkaji danmenganalisa potensi kebencanaan yang telahdikategorikan yakni gerakan tanah, amblesan,kegempaan dan banjir disertai data spasialuntuk kemudian dibandingkan dengan luasanberdasarkan area yang dipetakan berdasarlokasi bisnis dan industri yang terdapat dikota Semarang. Adapun teknik yang digu-nakan adalah analisa geoprosesing.[8] Alat yangdigunakan menggunakan aplikasi GIS yakniQuantum 2.18. Umpan balik yang dihara-pkan dalam penelitian ini adalah informasikepada pebisnis dalam menentukan lokasi pem-bangunan infrastruktur bisnis dan industri diKota Semarang. Informasi yang akan dike-tahui adalah zona-zona rawan kebencanaan se-bagaimana yang terde�nisikan dalam pemba-hasan perikop selanjutnya. Analisis geopros-esing yang dilakukan diharapkan memberikanvalue (nilai).[9] Nilai yang jelas dan terukuruntuk digunakan sebagai bahan pertimban-gan pebisnis yang hendak berinvestasi di kota

Jurnal Ilmiah KOMPUTASI, Volume 16 Nomor : 1, Juni 2017 ISSN : 1412-9434

Page 3: Pendekatan Geoprosessing pada GIS untuk Menentukan … · dengan didukung kondisi jalan yang rata-rata sudah baik namun, perlu diperhatikan bagi pebisnis apabila hendak mengembangkan

3

Semarang. Terdapat �eld dalam setiap en-tity dalam bentuk luasan dan angka yangtereprensentasi dalam bentuk peta yang mu-dah untuk dilihat. Parameter yang digunakansangat kompleks dan bervariasi, namun akandi ringkas ke dalam bentuk visual berupa ke-nampakan muka bumi dan potensi area yg ter-dampak kebencanaan. Visualisasi ini bertu-juan untuk memudahkan menganalisis prosesgeoprosesing yang diproses menggunakan kom-puter.[10] Hasil analisis berupa peta gerakantanah, amblesan, kegempaan dan banjir yangtelah di overlay dengan daerah industri dandaerah bisnis di kota Semarang. Daerah bis-nis di kota Semarang akan dikhususkan lagikedalam daerah bisnis jasa dan perkantoran,semuanya ditampilkan dengan informasi visualyang mudah dalam bentuk peta, sehingga di-dapati zonasi untuk masing kebencanaan diKota Semarang. Setelah informasi berupakebencanaan muncul maka akan terlihat areadi kota Semarang yang relative aman untukdidirikan bangunan sentra bisnis maupun in-dustri berupa warna tertentu. Pebisnis dapatmempertimbangkan untuk memilih area yangrelative aman terhadap kebencanaan gerakantanah, amblesan, kegempaan dan banjir.

Metode

Penelitian ini dilakukan di Kota Semarang yangberada pada 60o58' 0� E -6.966667, 110.416667dan 109o 35' � 110o 50' BT dengan luaswilayah 373.70 km2 dengan batas sebelah utaraadalah Laut Jawa, sebelah selatan KabupatenSemarang, sebelah timur adalah KabupatenDemak dan sebelah barat adalah KabupatenKendal. Metode yang digunakan adalah meng-gunakan data Primer yang berisi mengenaikenampakan topogra�, geologi, lokasi indus-tri, bisnis (perdagangan jasa, perkantoran cen-ter), jalan, pergerakan tanah, amblesan, kegem-paan, banjir, sempadan sungai dan kelerengandan data pendukung lainnya diantaranya: datageologi kota Semarang, data sempadan sun-gai, data kontur kota Semarang, data konturlaut Semarang, data kelerengan kota Semarang,data jalan kota Semarang, dan data tata gunalahan kota Semarang.

Gambar 1: Model yang diusulkan

Gambar 1 : Topogra� Kota Semarang Di-ambil Dari Satelit ESRI

Prosedur yang dilakukan dalam penelitianini dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap per-siapan dan tahap pengumpulan data. Datayang digunakan adalah berbasis spasial.[11]Tahap-tahap ini dilakukan dengan studi lit-erature sebagai referensi penunjang. Taha-pan pengumpulan kebencanaan dilakukan den-gan mengambil data dari berbagai sumber di-antaranya adalah Badan Penanggulangan Ben-cana Daerah (BPBD) Kota Semarang, danBadan Pusat Statistik kota Semarang.

Analisis data dilakukan dengan menggu-nakan teknik geoprosesing yaitu kemampuanpendekatan penggunaan Geographic Informa-tion System (GIS) untuk analisis data danmengaplikasi pada fungsi-fungsi data berba-sis spasial. Adapun teknik geoprosesing yangdigunakan adalah: Disolve, Merge, Intersect,Union, Bu�er, dan Assign data by Location/Spatial Join.[12]

Teknik Disolve pada geoprosesing prosesbertujuan untuk menggabungkan objek-objekdalam sebuah layer yang memiliki value (nilai)pada �eld data tertentu yang sama, dengan op-erasi Disolve atribut yang memiliki kesamaannilai akan diagregasikan.[13]

Teknik Merge pada geoprosesing prosesbertujuan untuk menggabungkan beberapapeta menjadi satu peta dengan mengambilbentuk susunan entity atau table dari salahsatu peta yang digabung tersebut.[14] TeknikMerge akan menggabungkan feature dari duaatau lebih theme menjadi satu, secara otomatisatribut dari theme akan menyatu apabila memi-liki kesamaan nama �eld.

Teknik Intersec pada geoprosesing prosesmemiliki maksud untuk memotong input themedan secara otomatis akan melakukan overlayantara theme yang dipotong dengan theme pe-

Jurnal Ilmiah KOMPUTASI, Volume 16 Nomor : 1, Juni 2017 ISSN : 1412-9434

Page 4: Pendekatan Geoprosessing pada GIS untuk Menentukan … · dengan didukung kondisi jalan yang rata-rata sudah baik namun, perlu diperhatikan bagi pebisnis apabila hendak mengembangkan

4

motongnya.[15] Outputnya adalah theme yangtelah memiliki atribut data dari kedua themetersebut. Teknik intersec memiliki prasyaratyaitu kedua theme yaitu input theme maupunintersect theme harus dalam tipe polygon.

Teknik Union pada analisis geoprosesingproses bertujuan untuk membuat overlay ke-dua theme. Output dari teknik ini adalah themeyang merupakan gabungan dari kedua features,berikut atribut dan datanya. Prasyarat untukmelakukan teknik pemrosesan ini adalah keduatheme baik input theme maupun overlay themeharus merupakan theme dengan tipe polygon.

Teknik Bu�er dalam analisis geoprosesingbertujuan untuk mengetahui suatu jarak ataujangkauan ataupun luasan yang direpresen-tasikan dengan jarak tertentu untuk suatu ke-pentingan analisis spasial. Bu�er mampumelakukan proses untuk tipe feature polygon,polyline maupun point. Dalam metode ini pem-buatan Bu�er akan ditentukan dahulu jarakatau luasan objek yang akan dikaji. Tujuannyaadalah membuat segala proses memiliki ukuranyang pasti untuk satu tujuan. Assign data byLocation/ Spatial Join merupakan teknik danistilah yang digunakan untuk menggambarkanoperasi data atribut dari dua theme yang salingterpisah namun hendak digabungkan. Teknikini tidak memiliki syarat khusus untuk datayang berbeda tipe, artinya semua jenis datayang memiliki perbedaan �eld dan atribut da-pat digunakan. Tujuan digunakannya teknikini adalah untuk memberikan tampilan antaratheme dengan point ataupun centroid yang ter-gabung dalam satu theme, agar dapat dilihatlokasi bisnis dan industri dengan peta keben-canaan.

Hubungan antara gerakan tanah, kegem-paan, amblesan, dan banjir dengan penen-tuan infrastruktur bisnis dan industri dapatdiketahui dengan data pendukung diantaranyaadalah theme geologi kota Semarang, themesempadan sungai, theme kontur kota Se-marang, theme kontur laut Semarang, themekelerengan kota Semarang, theme jalan kotaSemarang, dan theme tata guna lahan kota Se-marang.

Pembangunan infrastruktur bisnis dan in-dustri di kota Semarang dapat diidenti�kasiberdasarkan peta pergerakan tanah, amblesan,kegempaan dan banjir menggunakan bantuanaplikasi Geographic Information System (GIS)yakni Quantum GIS terbaru 2.18 yang memi-

liki lisensi dibawah GNU (General Public Li-cense) yang berarti free untuk digunakan tanpalisensi proprietary atau berbayar. QuantumGIS 2.18 mampu melakukan pengolahan themedan atribut dengan dukungan add-inn yanglengkap dan mudah diinstalasi. Keterangandata yang ditampilkan dapat berupa stereo-type mengenai daerah tertentu, yang dalamistilah pemrosesan berbasis GIS disebut labeldan categories. Gambar 2 menunjukkan dia-gram proses analisis (framework) yang digu-nakan pada penelitian ini.

Gambar 2: Daniel Yeri Kristiyanto Et allFramework, 2017

Implementasi dan Hasil

Identi�kasi Pemetaan Dasar

Pemetaan dasar dilakukan dengan cara loadtheme peta dasar yaitu geologi kota Semarang,dengan bantuan aplikasi Quantum GIS 2.18 LasPalmas de G.C. Tujuan dari proses ini adalahuntuk mengidenti�kasi susunan geologi kota Se-marang, adapun kota Semarang disusun olehEndapan permukaan alluvium dengan luas areayang paling luas yaitu 10863244,43585 kemu-dian tersusun atas batuan B sedimen dasar.Penyusun ketiga terluas adalah batuan sedi-men breksi V, endapan V lahar gunung, batuanvulkanik, dan endapan V Gunung Ungaran.Masing-masing susunan geologi kota Semarangdigambarkan dalam peta pada gambar 3.

Jurnal Ilmiah KOMPUTASI, Volume 16 Nomor : 1, Juni 2017 ISSN : 1412-9434

Page 5: Pendekatan Geoprosessing pada GIS untuk Menentukan … · dengan didukung kondisi jalan yang rata-rata sudah baik namun, perlu diperhatikan bagi pebisnis apabila hendak mengembangkan

5

Indenti�kasi Kebencanaan Gerakan

Tanah

Identi�kasi kebencanaan gerakan tanah di-lakukan dengan melakukan merge dengan petadasar yaitu geologi, tujuannya adalah menge-tahui lokasi-lokasi rawan gerakan tanah di kotasemarang mulai dari intensitas sangat rendah,rendah, menengah, dan tinggi, lihat gambar 4.

Gambar 3: Theme Geologi Kota Semarang

Gambar 4: Theme Gerakan Tanah di Kota Se-marang

Gambar 5: Theme Amblesan Kota Semarang

Identi�kasi Kebencanaan Amblesan

Identi�kasi kebencanaan ablesan dilakukandengan melakukan merge dengan peta dasar

geologi, hal ini dilakukan untuk mengetahuidimanakah di kota Semarang yang terdapatamblesan dengan skala intensitas yang tinggi.Teknik yang digunakan adalah load theme am-blesan kemudian di kategori dan di beri labelmenurut ketetapan ukuran dari amblesan yakni>8 cm/tahun, 6-8 cm/tahun, 2-4 cm/tahun, 4-6 cm/tahun, 0-2 cm/tahun. Klasi�kasi dalampenentuan amblesan adalah berdasarkan areadengan memberikan warna yang berbeda menu-rut tingkatannya. Dari analisis menggunakansoftware GIS akan tampak seperti gambar 5.

Kebencanan Kegempaan

Identi�kasi kebencanaan kegempaan di-lakukan seperti teknik diatasnya yaitu denganmelakukan merge theme kegempaan dengan ge-ologi, hasilnya adalah peta yang telah di overlaydengan identi�kasi kebencanaan yang telah diload dalam aplikasi GIS sebelumnya. Di Kotasemarang area terluas identi�kasi terjadinyagempa dengan skala MMI < IV adalah seluas202649642.98879 yang ditandai dengan warnacoklat yang sekaligus merupakan area terluasdari kota Semarang, disusul dengan zona areakegempaan golongan MMI IV � V yaitu areaseluas 176361198.06432 yang merupakan ter-luas ke 2 area berpotensi gempa. Area terluaske 3 yaitu seluas 5489308.15438 penyumbangpotensi gempa dengan skala MMI V � VI. Den-gan ditunjukkan dengan warna kuning. Sisanyamerupakan skala gempa dengan potensi kegem-paan dengan luas area yang lebih kecil.

Gambar 6: Theme Kegempaan di Kota Se-marang

Identi�kasi Kebencanan Banjir

Identi�kasi kebencanaan Banjir dilakukan den-gan melakukan merge dengan theme geologiseperti semua proses yang telah dilakukan.

Jurnal Ilmiah KOMPUTASI, Volume 16 Nomor : 1, Juni 2017 ISSN : 1412-9434

Page 6: Pendekatan Geoprosessing pada GIS untuk Menentukan … · dengan didukung kondisi jalan yang rata-rata sudah baik namun, perlu diperhatikan bagi pebisnis apabila hendak mengembangkan

6

Tujuan dari dilakukannya teknik merge den-gan peta geologi adalah supaya semua as-pek kebencanaan memiliki variable indepen-den yang sama sehingga didapatkan analisisyang berbeda terhadap objek kajian yang sama.Di kota Semarang banjir dapat diidenti�kasimenggunakan geologi kemudian �eld utamayang dijadikan patokan adalah area. Area akanmenginformasikan luasan yang terdampak ban-jir di kota Semarang. Area terluas yang seringterdampak banjir ditandai dengan warna Hi-jau dengan luasan 40983271.55380 dikodekandengan angka 2, selanjutnya area terdampakterbesar ke dua ditandai dengan angka 2 dan7, selain daripada itu area terdampaknya rela-tive tidak besar, seperti tampak pada gambar7.

Gambar 7: Theme Geologi Dengan Banjir DiKota Semarang

Identi�kasi Gabungan Kebencanaan

Identi�kasi gabungan kebencanaan dilakukandengan cara melakukan Union pada teknik geo-prosesing. Tujuan teknik Union pada seluruhtheme ditujukan untuk melihat semua aspekkebencanaan yaitu pergerakan tanah, amble-san, kegempaan dan banjir dapat dilihat den-gan mudah pada peta dasar geologi kota Se-marang sehingga didapatkan hasil seperti di-tunjukkan pada gambar 8.

Gambar 8: Union Theme Geologi Dengan Ban-jir Di Kota Semarang

Informasi yang didapatkan dari prosesUnion adalah setiap kebencanaan akan diwak-ili oleh warna kemudian semua kebencanaan diUnion kembali dengan thema geologi sehinggadiperoleh amblesan diwakili warna orange,daerah potensi banjir di semarang berwarnamerah, skala pergerakan tanah ditandai denganwarna hijau, dan kegempaan berwarna hitam.

Identi�kasi Kebencanaan dengan In-

dustri

Setelah semua aspek kebencanaan dapatdipetakan menurut satu patokan yaitutheme geologi dengan patokan data adalahberdasarkan area, selanjutnya dapat di iden-ti�kasi kebencanaan dengan lokasi industridi kota Semarang dengan pemodelan titik-titik centroid pada daerah industri, tujuannyaadalah sebagai identi�er yang memudahkanmembaca peta. Maka hasilnya adalah sepertigambar 9.

Gambar 9: Disolve Centroid Industri DenganKebencanaan Di Kota Semarang

Dari hasil dissolve pada kenampakan petadiatas dapat dikatakan industri di kota Se-marang tidak terlepas dari keempat aspekkebencanaan, namun potensi untuk masing-masing daerah industri dapat beragam. Mem-bangun infrastruktur industri maka sebaiknyaadalah memilih tempat yang gerakan tanah-nya rendah, potensi banjirnya rendah, amble-

Jurnal Ilmiah KOMPUTASI, Volume 16 Nomor : 1, Juni 2017 ISSN : 1412-9434

Page 7: Pendekatan Geoprosessing pada GIS untuk Menentukan … · dengan didukung kondisi jalan yang rata-rata sudah baik namun, perlu diperhatikan bagi pebisnis apabila hendak mengembangkan

7

san tanahnya rendah dan kegempaan yang ren-dah. Dalam pemrosesan geoprosesing dapatdilihat pada gambar 10.

Gambar 10: Disolve Gabungan KebencanaanDengan Centroid Industri Kota Semarang

Identi�kasi Kebencanaan dengan Bis-

nis

Dengan teknik geoprosesing dissolve gabungankebencanaan dengan industri di kota semarang,dapat ditambahkan dengan cara melakukandisolve kembali pada usaha atau area bisnisdi kota Semarang. Identi�kasi bisnis dapatdibedakan yakni perdagangan barang dan jasadan juga bisnis perkantoran, sehingga apabiladilakukan dissolve akan menghasilkan tampilanseperti pada gambar 11.

Gambar 11: Disolve Gabungan KebencanaanDengan Gabungan Industri Dan Bisnis KotaSemarangn

Identi�kasi mengenai hasil disolve gabun-gan kebencanaan dengan gabungan indus-tri dan bisnis disemarang dapat dilihat den-

gan mudah berdasarkan warna. Warnamerah merupakan gabungan kebencanaan den-gan risiko tinggi. Keempat kebencanaanyaitu: tinggi gerakan tanah, tinggi kegem-paan, tinggi amblesan dan tinggi risiko ban-jir di kota Semarang. Sedangkan industri di-tandai dengan centroid berwarna biru, untukbisnis perkantoran center ditandai dengan cen-troid berwarna putih. Bisnis perdagangan jasadibentuk oleh polyline berwana kuning. Un-tuk melihat potensi kegempaan maka dilakukanteknik geoprosesing intersect, tujuannya hanyamenampilkan kebencanaan dengan risiko tert-inggi saja. hasilnya adalah seperti gambar 12.

Gambar 12: Intersect Gabungan KebencanaaGabungan Industri Dan Bisnis Kota Semarang

Hasil Gabungan Kebencanaan, Indus-

tri dan Bisnis Dengan Data Pen-

dukung

Potensi kebencanaan yang ada dapat dilihat se-cara menyeluruh, maka diperlukan data pen-dukung diantaranya adalah theme sempadansungai untuk mengetahui potensi aman lokasibisnis maupun industri dengan sungai, themekontur laut untuk mengetahui posisi laut diKota Semarang yang langsung berbatasan den-gan area industri maupun bisnis. Theme pen-dukung lain yang dapat mendukung adalah kel-erengan. Kelerengan dapat mengetahui posisilokasi yang berdekatan atau berjauhan den-gan posisi lereng di kota Semarang. Selanjut-nya pendukung yang dapat dimasukkan adalahtheme jalan, Tujuannya adalah supaya dapatdiketahui lokasi bisnis dan industri berdasarkanakses jalan yang dapat dijangkau melalui modatransportasi.hasil dari overlay dengan teknikdissolve menyebabkan peta menjadi kesatuan

Jurnal Ilmiah KOMPUTASI, Volume 16 Nomor : 1, Juni 2017 ISSN : 1412-9434

Page 8: Pendekatan Geoprosessing pada GIS untuk Menentukan … · dengan didukung kondisi jalan yang rata-rata sudah baik namun, perlu diperhatikan bagi pebisnis apabila hendak mengembangkan

8

dan menjadi kompleks, untuk itu pada centroidperkantoran akan diubah warnanya menjadi hi-tam agar kelihatan jelas. Hasil dari teknik geo-prosesing ini dapat dilihat pada gambar 13.

Gambar 13: Model yang diusulkanDisolvePotensi Kebencanaan, Jalan, Kelerengan,Sepadan Sungai, Gabungan Industri Dan Bis-nis Kota Semarang

Hasil Gabungan Kebencanaan, Data

Pendukung Dengan Industri dan Bis-

nis Kota Semarang

Gambar 14: Disolve Potensi Kebencanaan,Jalan, Gabungan Data Pendukung, GabunganIndustri Dan Bisnis Kota Semarang

Proses geoprosesing yang terakhir yang di-lakukan adalah pemetaan dengan penggunaanlahan yang ada di kota Semarang. Pebisnisdapat melihat dengan jelas area mana sajadi kota Semarang yang sesuai dengan lokasi,dan minim potensi kebencanaan yaitu ger-akan tanah, kegempaan, amblesan dan banjir.Dari hasil ini pebisnis dengan bantuan pen-dekatan Geographic Information Systems dapatmemilih lokasi di kota Semarang yang sesuai

dengan kebutuhannya, untuk membaca hasilyang berada pada gambar dapat melihatnyaberdasarkan kategori warna. Harapan den-gan melihat warna ini, pebisnis akan langsungmengetahui area potensi kebencanaan, lokasibisnis dan industri yang telah ada di kota Se-marang, potensi kegempaan dan daerah rawanamblesan di kota Semarang. Penjelasan untukmasing-masing warna adalah sebagai berikut:warna hitam merupakan warna yang mewakiliuntuk industri dan bisnis termasuk didalamnyajasa kesehatan, jasa pelayanan umum, jasa pen-didikan, jasa peribadatan, perdagangan umum,pergudangan, terminal umum, komplek sta-siun kereta api, komplek pelabuhan laut, ban-dara dan perkantoran yang telah dilakukanproses Union. Warna biru adalah merupakanwilayah perairan, baik itu sungai, waduk,tambak maupun laut. Warna coklat mu-lai coklat muda hingga coklat tua merupakanpenanda untuk akomodasi dan rekreasi, ban-dara, hutan produksi tetap, komplek pelabuhanlaut, kuburan (makam), perkebunan, sawah,tanah kosong dan tegalan. Warna merahjambu (pink) merupakan penanda untuk pe-mukiman penduduk. Pengambilan keputu-san dapat dilakukan dengan teknik pengola-han geoprosesing akan dilengkapi label namakecamatan yang terdapat di kota Semarang,sehingga hasilnya adalah seperti ditunjukkanpada gambar 15.

Penutup

Berdasarkan framework yang telah dibuat dandilakukan pengolahan data spasial melalui pen-dekatan geoprosesing untuk bisnis dan indus-tri dengan mempertimbangkan potensi keben-canaan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan framework Daniel Yeri Kris-tiyanto, Et all telah dapat diimplementasikandengan pendekatan geoprosesing berbasis Ge-ographic Information Systems (GIS) untukmenyelesaikan dan mengidenti�kasi potensi-potensi kebencanaan di kota Semarang yangdapat dijadikan rujukan apabila hendak berin-vestasi, membangun infrastruktur bisnis danindustri di kota Semarang.

2. Zonasi kebencanaan dapat diketahuimelalui warna. Zona yang berwarna merahmerupakan warna utama daerah rawan keben-canaan, sebaiknya apabila ingin membanguninfrastruktur di daerah tersebut maka, perlu

Jurnal Ilmiah KOMPUTASI, Volume 16 Nomor : 1, Juni 2017 ISSN : 1412-9434

Page 9: Pendekatan Geoprosessing pada GIS untuk Menentukan … · dengan didukung kondisi jalan yang rata-rata sudah baik namun, perlu diperhatikan bagi pebisnis apabila hendak mengembangkan

9

memperhatikan uji kelayakan yang baik, dikajiulang struktur bangunannya, diwaspadai den-gan membangun saluran retensi yang baik ataubahkan disarankan tidak membangun infras-truktur di zona tersebut, daerah tersebut an-tara lain: Gunung Pati, Banyumanik Timurdan Candi Sari bagian selatan dengan potensigerakan tanah yang tinggi. Potensi ban-jir teridenti�kasi di daerah Tugu bagian se-latan memanjang sepanjang jalan. SemarangBarat bagian utara dan tengah, Semarang

Utara bagian utara, Semarang Tengah bagiantimur, Semarang Timur bagian barat, Ngaliyanbagian barat daya dan timur laut. Pedurunganbagian timur ke utara juga berpotensi tinggiterkena banjir, Genuk hampir seluruh daer-ahnya berpotensi banjir dan amblesan yangtinggi, Tembalang bagian utara ke timur memi-liki potensi gerakan tanah dan banjir meskipundengan intensitas kecil. Semarang bagian se-latan adalah daerah yang berpotensi terkenagempa yang berasal dari pegunungan vulkanik.

Gambar 15: Peta Hasil Akhir Framework Dengan Kebencanaan Untuk Penentuan InfrastrukturIndustri Dan Bisnis Kota Semarang

Daftar Pustaka

[1] E. Cavallo, �Catastrophic Natural Disas-ters and Economic Growth,� no. June,2010.

[2] B. Setioko, �THE METHAMORPHOSISOF A COASTAL CITY ( Case study SE-MARANG METROPOLITAN ),� vol. 13,no. 3, pp. 148�159, 2010.

[3] I. Noy, �The long-term consequences ofnatural disasters � A summary of the lit-erature Ilan Noy and William duPont IV,�2016.

[4] A. Survey, �The Economics of Natural Dis-asters A Survey,� 2010.

[5] M. Phaup and C. Kirschner, �Budget-ing for Disasters : Focusing on the GoodTimes by,� vol. 2010, pp. 1�24, 2010.

[6] M. S. M. Shaari, M. Zaini, A. Karim,and B. H. Basri, �Flood disaster and gdpgrowth in malaysia,� vol. 4, no. 10, pp.27�40, 2016.

[7] Y. T. Dile, P. Daggupati, C. George, R.Srinivasan, and J. Arnold, �Environmen-tal Modelling & Software Introducing anew open source GIS user interface for the

Jurnal Ilmiah KOMPUTASI, Volume 16 Nomor : 1, Juni 2017 ISSN : 1412-9434

Page 10: Pendekatan Geoprosessing pada GIS untuk Menentukan … · dengan didukung kondisi jalan yang rata-rata sudah baik namun, perlu diperhatikan bagi pebisnis apabila hendak mengembangkan

10

SWAT model,� Environ. Model. Softw.,vol. 85, pp. 129�138, 2016.

[8] B. Hofer, E. Papadakis, and S. Mäs, �Cou-pling Knowledge with GIS Operations :The Bene�ts of Extended Operation De-scriptions,� Int. J. Geo-Information, vol.VI, p. 1, 2017.

[9] N. Sciences, P. Supervisor, L. Bernard,A. Supervisors, A. W. Prof, and D.Burghardt, �Service-oriented Geoprocess-ing in Spatial Data Infrastructures,� 2016.

[10] J. Andres, �Qualidade de Vida Urbana emFrancisco Beltrão (SW/PR) por meio deGeoprocessamento e Análise MulticritérioUrban Quality of Life in Francisco Bel-trão (SW/PR) through Geoprocessing andMulticriteria Evaluation,� Cienc. e Nat.,vol. 37, pp. 298�310, 2015.

[11] A. B. Ismaila, �A GIS-based Spatial Anal-ysis of Health care Facilities in Yola , Nige-ria,� 2013, no. c, pp. 46�53.

[12] D. M. Theobald, AND, 3rd Editio., no.July. Colorado: Conservation PlanningTechnologies, 1113 West Olive Street, FortCollins, Colorado, 80521, USA. Phone:970.980.1183., 2007.

[13] A. Ambica and K. Ilayaraja, �Identi-�cation of Coastal Water quality Us-ing Quantum GIS-A case Study be-tween Injambakkam-Thiruvanmyiur areas, South East coast of India ,� Int. J. Com-put. Organ. Trends, vol. 2, no. 6, pp.31�41, 2012.

[14] S. R. Rogers and B. Staub, �Standard useof Geographic Information System ( GIS )techniques in honey bee research Uso es-tándar de las técnicas de Sistemas de In-formación Geográ�ca ( SIG ) en la investi-gación de la abeja de la miel� J. Apic. Res.52(4), vol. I, no. 4, pp. 1�48, 2013.

[15] G. I. S. Mapping and A. For, �Gis map-ping algorithms for �oodway modeling,� J.Flood Eng., vol. 6, no. June, pp. 17�36,2015.

Jurnal Ilmiah KOMPUTASI, Volume 16 Nomor : 1, Juni 2017 ISSN : 1412-9434