pendekatan ekologis mengatasi penyakit busuk pangkal ... · pdf fileoleh karena itu,...

Download Pendekatan Ekologis Mengatasi Penyakit Busuk Pangkal ... · PDF fileOleh karena itu, penanggulangan ... Trichoderma, Gliocladium, ... kunci yang mesti dijawab adalah keseimbangan ekologis

If you can't read please download the document

Upload: lambao

Post on 06-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • Edisi 5-11 September 2012 No.3472 Tahun XLIII

    2 AgroinovasI

    Badan Litbang Pertanian

    Pendekatan Ekologis Mengatasi Penyakit Busuk Pangkal Batang Ganoderma pada Kelapa SawitPenyakit busuk pangkal batang (BPB) yang disebabkan oleh Ganoderma

    bukanlah penyakit baru pada tanaman kelapa sawit dan palem-paleman lainnya. Sejak tahun 1915, penyakit ini sudah dilaporkan menyerang kelapa sawit di Republik Kongo, Afrika Barat. Lima belas tahun kemudian dilaporkan menyerang kelapa sawit yang berumur 25-tahunan di Malaysia. Dengan semakin berkembangnya perkebunan kelapa sawit pada tahun 1960-an, serangan BPB semakin meningkat dengan menyerang kelapa sawit yang berumur lebih muda (10-15 tahun).

    Ada sekitar 250 spesies Ganoderma telah ditemukan dan tersebar di seluruh dunia, tetapi hanya 15 spesies yang diketahui sebagai patogen penyebab penyakit BPB. Mereka dapat tumbuh subur pada tanaman tahunan dan memiliki peran ekologis sangat penting dalam ekosistem hutan untuk proses pemecahan senyawa lignin dalam dekomposisi jaringan kayu. Selain pada tanaman kelapa sawit, Ganoderma juga penyebab busuk akar dan batang pada berbagai tanaman perkebunan lainnya, seperti kelapa, karet, teh, kakao, dan pohon hutan (Acacia, Populus dan Macadamia). Namun tidak pernah dilaporkan apakah spesies Ganoderma yang menyerang kelapa sawit sama dengan spesies yang menyerang tanaman non palma. Tetapi berbagai hipotesis menyebutkan bahwa epidemi penyakit BPB yang terjadi di suatu kawasan tidak mungkin hanya disebabkan oleh satu spesies jamur. Mekanisme mating type antar spesies Ganoderma diduga telah memunculkan ras/strain patogen baru yang lebih virulen dan beradaptasi secara baik dalam ekosistem kelapa sawit.

    Epidemiologi BPBPerkembangan epidemi BPB yang cepat sangat ditentukan oleh ekosistem awal

    sebelum menjadi perkebunan kelapa sawit. Di lahan bekas hutan atau tanaman karet, serangan BPB baru terjadi pada tanaman sawit usia 10-12 tahun dengan tingkat serangan sekitar 1-2% dari total populasi, dan baru meningkat menjadi 25% pada saat tanaman berusia 25 tahun. Tetapi pada areal bekas tanaman kelapa, serangan BPB sudah terdeteksi secara sporadis pada kelapa sawit yang berusia 1-2 tahun. Serangannya juga akan terus meningkat dan semakin merata hingga mencapai intensitas serangan 15% pada tahun ke 2-3, dan pada tahun ke-4 sudah mencapai 60%. Epidemi yang lebih parah akan terjadi pada areal replanting di bekas perkebunan kelapa sawit yang tidak diawali pemberaan minimal 2 tahun atau di areal replanting dengan metode penanaman underplanting.

    Sebenarnya, perkembangan epidemi suatu patogen yang cepat pada ekosistem monokultur bukan sesuatu kejadian yang baru, karena ekosistem monokultur yang memiliki ragam populasi rendah memang rentan terhadap berbagai macam tekanan lingkungan. Apalagi dalam intensifikasi dan ekstesifikasi tanaman sawit di areal yang sangat luas, dipastikan ada suatu mata rantai ekosistem Ganoderma

  • 3AgroinovasI

    Edisi 5-11 September 2012 No.3472 Tahun XLIIIBadan Litbang Pertanian

    yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan populasinya di alam hilang. Akibatnya, perkembangan populasi Ganoderma patogen di areal perkebunan sawit menjadi tidak terkendali. Dengan istilah lain, lahan yang ditanami kelapa sawit sebenarnya merupakan lahan yang sakit. Sehingga setahan dan sesuci apapun kelapa sawit yang dibudidayakan, dapat dipastikan akan terserang Ganoderma. Jadi akar masalah Ganoderma bukan pada tahan tidaknya kelapa sawit yang ditanam, tetapi lebih pada permasalahan ekologi.

    Konsep Ekologis Pengendalian BPBSebenarnya di samping keganasannya sebagai penyakit tanaman, ada beberapa

    spesies jamur ini seperti G. lucidum yang tidak bersifat patogenik, bahkan memiliki banyak manfaat sebagai obat bagi manusia. G. lucidum menghasilkan berbagai komponen kimia yang bersifat anti tumor dan kanker, sebagai imunostimulan hingga penurun kolesterol. Potensi ini menjadi peluang bisnis yang menjanjikan sebagai bahan baku obat. G. lucidum juga dapat dimanfaatkan sebagai suplemen pakan yang dapat meningkatkan imunitas sapi perah laktasi, maupun domba pedaging, serta sebagai antimastitis subklinis. Dua sisi potensi Ganoderma yang sangat berlawanan ini membutuhkan sistem pengelolaan yang baik untuk jamur ini. Pengusaha obat tradisional perlu mencermati upaya yang aman agar budidaya jamur ini tidak serta-merta menjadi sumber percepatan penyebaran penyakit bagi tanaman. Pengusaha perkebunan juga perlu mencermati agar misalnya usaha integrasi sawit-sapi yang telah dirintis juga tidak terganggu dengan risiko penyebaran Ganoderma di perkebunan sawitnya.

    Oleh karena itu, penanggulangan penyakit BPB harus dilakukan melalui pendekatan ekologis. Hal ini terbukti dari perbaikan kesehatan tanah melalui teknik budidaya kelapa sawit dengan menggunakan pupuk organik dan kimia secara berimbang memperpanjang produktivitas kelapa sawit dan mencegah melemahnya kekuatan fisik kelapa sawit. Bahkan perbaikan tanah di sekitar tanaman yang sakit dapat memulihkan kembali tanaman tersebut dan dapat kembali memberikan hasil yang diharapkan. Nampaknya perawatan yang intensif dapat memperpanjang usia ekonomis kelapa sawit yang tadinya terinfeksi. Aplikasi agensia hayati seperti Trichoderma, Gliocladium, dan Bacillus juga dapat membantu menghambat perkembangan.

    Aplikasi Metagenomik dalam Menentukan Keseimbangan Ekologi bagi BPBUntuk menekan perkembangan BPB melalui pendekatan ekologis, pertanyaan

    kunci yang mesti dijawab adalah keseimbangan ekologis seperti apa yang mampu menekan perkembangan Ganoderma di dalam perkebunan kelapa sawit? Apa yang dijadikan parameter untuk menentukan suatu lahan kelapa sawit itu sehat atau sakit, dan bagaimana cara menentukannya? Jawaban atas pertanyaan ini akan dapat menemukan mata rantai yang hilang dalam ekosistem Ganoderma yang menyebabkan perkembangan jamur menjadi tidak terkendali. Penemuan mata

  • 4 AgroinovasI

    Badan Litbang PertanianEdisi 5-11 September 2012 No.3472 Tahun XLIII

    rantai ini sangat penting untuk memperbaiki kondisi ekosistem Ganoderma yang lebih seimbang. Tetapi penelitian ke arah sana sepertinya tidak pernah dilakukan. Hal ini yang menyebabkan aplikasi beberapa metode pengendalian Ganoderma yang dikembangkan melalui pendekatan ekologis dengan memanfaatkan agensia biokontrol masih dilakukan dengan paradigma lama, yaitu aplikasi agen biokontrol dilakukan seperti halnya aplikasi fungisida, sehingga tidak membuahkan hasil yang maksimal.

    Identifikasi kondisi ekologis yang seimbang untuk menekan perkembangan Ganoderma dapat dilakukan dengan pendekatan metagenomik. Metagenomik merupakan teknologi yang memiliki potensi aplikasi yang tinggi dalam pemahaman tentang habitat dan peran ekologi mikroba di dalam suatu ekosistem. Pendekatan metagenomik dilakukan untuk menganalisis populasi mikroba tanpa pengulturan. Dalam suatu ekosistem, jumlah mikroba yang dapat dikulturkan kurang dari 1%, sedangkan sisanya (99%) adalah mikroba unculturable. Dari jumlah yang kurang dari 1% itupun biasanya bukan merupakan strain-strain yang dominan di lingkungannya, namun mampu tumbuh cepat pada media yang kaya nutrisi, aerob, dan suhu moderat. Oleh karena itu, analisis ekosistem mikroba yang dilakukan dengan metode isolasi tidak mampu menggambarkan kondisi sebenarnya dari ekosistem tersebut.

    Metagenomik dikembangkan berdasarkan kemajuan terkini bidang biologi molekuler dan bioinformatika yang mempunyai peran sangat penting dalam manajemen data biologi molekul dan informasi genetika. Teknologi ini dapat berperan penting dalam menjawab berbagai masalah yang berkaitan dengan ekologi mikroba dan penemuan aplikasi bioteknologi baru lainnya yang bermanfaat. Ada tiga manfaat penting yang diperoleh dari analisis metagenomik ekosistem Ganoderma, yaitu, (1) pemahaman tentang struktur habitat dan ekologi Ganoderma yang optimum atau seimbang; (2) penentuan strategi bioremediasi yang tepat untuk menjaga keseimbangan struktur habitat dan ekologi Ganoderma; dan (3) bioprospeksi, biokatalis, dan senyawa bioaktif yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem Ganoderma.

    Tri Puji PriyatnoBalai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

    Jl. Tentara Pelajar 3A, Bogor 16111Telp. (0251) 8337975, 8339793; Faks. (0251) 8338820

    E-mail: [email protected]: 085717995161