pendahuluan-rll

Upload: miftachul-dimas

Post on 06-Mar-2016

236 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

materi

TRANSCRIPT

  • Rekayasa Lalu Lintas

    2 SKS

  • Apakah teknik lalu lintas itu ?

  • Apakah teknik lalu lintas itu ?Beberapa definisi teknik lalu lintas :Tahap dari perencanaan yang berkenaan dengan geometric design dan operasi lalu lintas jalan dan jalan raya, sistem jaringan, wilayah terminal and hubungan dengan moda transportasi lain sehingga terpenuhi rasa aman, efisien and dapat memperpendek pergerakan manusia dan barang. (Pignataro, Louis J., 1973, Traffic Engineering Theory and Practice, Prentice Hall Inc. Englewood Cliffs, New Jersey )

    Bagian dari ilmu pengetahuan yang mengukur lalu lintas dan perjalanan, yang menstudi hubungan dasar dari pergerakan lalu lintas dan penyebabnya, dan pengetahuan ini dapat diaplikasikan oleh tenaga ahli dalam perencanaan, desain dan operasi sistem lalu lintas yang aman dan efisien bagi pergerakan orang dan barang. ( by W.R.Blunden.- Susantyo, Susilo, -, Diktat Kuliah Teknik Lalu Lintas, tidak dipublikasikan )Traffic Engineering is that the phase of engineering which deals with the planning, geometric design and traffic operations of roads, streets and highways, their network, terminals abutting lands and relationships with other modes of transportation for the achievement of safe, efficient and convenient movement of person and goods. (Pignataro, Louis J., 1973, Traffic Engineering Theory and Practice, Prentice Hall Inc. Englewood Cliffs, New Jersey )Traffic Engineering is the science of measuring traffic and travel, the study of basic law relating to traffic flow and generation, and the application of this knowledge to the professional practice of planning, designing and operating traffic system to achieve safe and efficient movement of person and goods. ( by W.R.Blunden.- Susantyo, Susilo, -, Diktat Kuliah Teknik Lalu Lintas, tidak dipublikasikan )

  • Apakah teknik lalu lintas itu ?Beberapa definisi teknik lalu lintas :3.Bagian teknik yang terdiri atas perencanaan lalu lintas dan rancangan jalan, pengembangan sisi jalan, fasilitas parkir, pengendalian lalu lintas agar aman dan nyaman serta murah bagi gerak pejalan maupun kendaraan. (Wells, G.R., 1993, Rekayasa Lalu Lintas, Bhratara, Jakarta)

  • ELEMEN LALU LINTASMANUSIAKENDARAANJALAN DAN LINGKUNGANREKAYASA LALU LINTAS

    Pada suatu kondisi lalu lintas ketiga elemen tersebut secara bersama-sama membentuk sebuah sistem yang komplek dan saling terkaitmasing-masing elemen yang terlibat dalam suatu sistem lalu lintas perlu dipahami karakteristiknya

  • Pengguna jalan (the road user) dalam hal ini adalah manusia sebagai pengemudi kendaraan (driver) dan pejalan kaki (pedestrian) mempunyai karakteristik fisiologis (penglihatan dan pendengaran) dan psikologis (persepsi, identifikasi, emosi dan tindakan) yang berbeda untuk tingkat usia, dan jenis kelamin. Pengguna jalan (the road user)

  • Perbedaan ini berpengaruh pada tingkat respon dari masing-masing pengguna jalan. Semakin bertambah usia, maka tingkat respon yang dihasilkan oleh karakteristik fisiologis dan psikologis akan semakin berkurang. Sedangkan tinjauan menurut jenis kelamin biasanya mempengaruhi pada kualitas respon yang dihasilkan oleh karakteristik fisiologis dan psikologis terhadap situasi lalu lintas yang terjadi.

  • Pengemudi Kendaraan (Driver)Karakteristik fisiologis (i). Aspek penglihatan (visual factors) Penglihatan yang baik sangat diperlukan oleh setiap pengguna jalan untuk mengenali obyek-obyek dan rambu-rambu lalu lintas di jalan, sehingga secara langsung dapat berpengaruh dalam total waktu persepsi, identifikasi, emosi dan tindakan. Yang termasuk dalam aspek penglihatan ini adalah : acuity, peripheral vision, depth perception, visual attention, glare vision dan glare recovery time. Acuity adalah ketajaman dalam penglihatan.

  • Penglihatan yang baik dapat memberikan waktu PIEV (Perception, Identification, Emotion, Volition) atau PIET (Persepsi, Identifikasi, Emosi dan Tindakan) lebih cepat. Peripheral vision merupakan kemampuan pengemudi dalam mengenali obyek pada saat mengemudikan kendaraan dengan detail obyek kurang jelas. Faktor peripheral vision ini biasanya dipertimbangkan dalam pengaturan penempatan rambu-rambu lalu lintas untuk keselamatan pengemudi kendaraan.

  • Depth perception adalah faktor dalam penglihatan yang berhubungan dengan kemampuan mengestimasikan jarak dan kecepatan. Faktor depth perception dipakai sebagai pertimbangan dalam perencanaan jarak pandang aman (safety sight distance) dan jarak pandang mendahului (passing sight distance) pada perencanaan jalan raya.

  • Visual attention adalah perhatian tetap pada penglihatan yang jelas dan berbanding lurus terhadap pertambahan kecepatan kendaraan, artinya bahwa pada saat kecepatan kendaraan bertambah maka pengguna jalan akan memusatkan pandangan (fokus) lebih jauh ke depan.

  • Glare vision adalah faktor kepekaan penglihatan terhadap silau (glare) akibat cahaya lampu kendaraan saat malam hari, hal ini dipengaruhi oleh tingkat usia. Kepekaan terhadap silau (glare) akan mengalami perubahan pada usia di atas 40 tahun. Glare recovery time adalah waktu yang dibutuhkan oleh mata untuk normal kembali setelah beberapa saat mengalami silau. Untuk peralihan dari terang ke gelap, glare recovery time-nya kira-kira 6 detik, sedangkan dari gelap ke terang dibutuhkan waktu selama 3 detik.

  • Faktor visual pemakai jalan :Sangat dipengaruhi oleh kondisi mata sebagai indera penglihatanKetajaman penglihatan (visual acuity) sangat berpengaruh dalam membaca / melihat rambu atau tanda lalu lintasPenglihatan terbaik / sangat jelas terjadi didalam kerucut bersudut puncak sebesar 3-50Medan keliling penglihatan (peripheral vision) yaitu kemampuan mengenali objek diluar sudut ketajaman kerucut penglihatan. Besar kerucut ini berkisar 1200 dimana dalam medan keliling ini tidak diperlukan melihat objek dengan jelas tetapi hanya untuk identifikasi adanya objek.Daya penglihatan manusia biasanya akan berhubungan dengan usia manusia, dimana kemunduran daya penglihatan terjadi seiring dengan bertambahnya usia manusia.

  • Adalah indikasi kemampuan mata untuk melihat suatu benda dalam kondisi pencahayaan rata-rataSudut penglihatan:30-50 -> sangat jelas50-70 -> cukup bagus cukup

  • Lingkup pandangan dimana sesorang dapatmelihat suatu benda tetapi tidak jelas detil dan warnanyaBerfungsi sebagai sistem perigatan bagi pengemudiKecepatan kendaraan meningkat, semakin kecil sudut peripheralKecepatan 30 km/jam -> sudut peripheral = 1000 Kecepatan 90 km/jam -> sudut peripheral = 400

  • Eye movement and visual concentrationMata harus mempunyai kemampuan mengikuti pergerakan obyek dalam arus lalu lintasColor visionWarna-warna yang masih bisa dilihat dengan jelas oleh pengemudi: merah, kuning, hijauGlare vision and recoveryKemampuan pengemudi untuk menyesuaikan perubahan cahaya, misalnya masuk dan keluar terowongan pada siang hariLama penyesuaiannya adalah 6 det untuk dari terang ke gelap, dan 3 detik dari gelap ke terangPerception of space (dynamic judgement of time and space)Kemampuan pengemudi untuk memperkirakan ruang dan waktu

  • X= jarak longitudinal suatu benda dari kendaraan= sudut pandanganW= jarak lateral benda terhadap garis lurus pandanganV= kecepatan kendaraan

    Gambar 4. Perubahan sudut pandangan

  • Perubahan sudut ini penting untuk peletakan rambu agar fungsinya dapat optimal

  • Suatu kendaraan bergerak dengan kecepatan 80 km/jam melihat sesuatu pada jarak 100 m dan 2,5 m sisi kiri dari pengemudi.Pada jarak berapa pengemudi akan melihat benda yang sama pada kecepatan sama apabila benda tersebut diletakkan sejauh 5 m dari sisi kiri pengemudi?

  • (ii). Aspek pendengaran (hearing factors) :Faktor fisiologis pendengaran diperlukan pengemudi dalam menerima rangsangan suara peringatan dari kendaraan lain seperti bel klakson. Pengaruh respons pendengaran terhadap rangsangan suara peringatan seperti bel klakson dari kendaraan lain secara langsung akan membuat pengemudi menepikan kendaraannya atau segera memberi jalan kepada pengguna jalan lain yang akan mendahului.

  • Faktor pendengaran ini juga membantu pengemudi atau pengguna jalan dalam mengenali obyek pengguna jalan lain yang berada tidak secara langsung di depan kendaraan (undirectly side) seperti berada di belakang kendaraan (rear side) atau di samping kendaraan (side by side).

  • Faktor hearing pemakai jalan :Sangat dipengaruhi oleh kondisi telinga sebagai indera pendengarPendengaran diperlukan untuk mendeteksi adanya peringatan-peringatan dalam bentuk bunyi / suaraKekurangan daya pendengaran pada pengemudi kendaraan tidak terlalu menjadi masalah utama, tetapi akan sangat bermasalah bagi para pejalan kaki

  • Faktor-faktor lain yang bersifat tidak tetap (temporary) yang berpengaruh terhadap perilaku pemakai jalan :Alkohol dan obat-obatan Pengunaan obat-obatan atau minuman berakohol dapat mempengaruhi kesigapan, waktu bereaksi, kontrol diri ataupun kemampuan dalam mengemudikan kendaraanKelelahan Kelelahan dapat terjadi karena kurang tidur atau waktu mengemudi yang terlalu lama tanpa beristirahat. Hal ini dapat mempengaruhi waktu bereaksi dan kesigapan mengemudi.Sakit Kondisi kesehatan pengemudi akan mempengaruhi perilaku mengemudikan kendaraanIklim/musim, kondisi cuaca dan kondisi waktu dapat juga berpengaruh terhadap perilaku pengemudi kendaraan

  • PENYEBAB KECELAKAAN LALU LINTAS YANG SERING DISEPELEKAN

    Mengendarai saat mengantukMengantuk merupakan penyebab dominan yang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas, penyebab mengantuk adalah faktor kelelahan pengemudi saat menempuh jarak yang jauh. Sehingga saat mengemudi jarak jauh sebaiknya menggunakan sebagian waktunya untuk istirahat. Menggunakan telepon selular saat mengemudiMengobrol melalui Handphone sambil mengemudi mobil apalagi sepeda motor bukanlah hal yang baik. Penyebabnya bukan karena mengemudi dengan satu tangan, tapi pecahnya konsentrasi pengemudi. Menggunakan Handphone ketika mengemudi meningkatkan risiko kecelakaan hingga empat kali, karena saat menggunakan HP akan mengurangi konsentrasi pengendara.

  • Mengendarai dengan kecepatan tinggiFaktor penyebab kecelakaan terbesar diakibatkan kendaraan berjalan dengan kecepatan yang tinggi di mana jalan dan lingkungan sekitarnya seharusnya tidak memperkenankannya. Kecepatan kendaraan harus disesuaikan dengan keadaan jalan dan kondisi lingkungan pengguna jalan lain. Sebaiknya saat mengemudi memperhatikan rambu lalu lintas yang mengatur kecepatan yang disarankan.Melanggar marka jalanMelanggar marka jalan sering dilakukan oleh pengemudi kendaraan, hal ini biasa dilakukan ketika ingin menyalip padahal kondisi jalan padat. Pelanggaran ini biasanya pada jalur dua arah, tanpa disadari hal ini membahayakan diri sendiri dan pengemudi lain dari lawan arah yang akan berakibat fatal.

  • Tidak memperhatikan kelaikan kendaraanKelaikan kendaraan merupakan hal yang penting dalam berkendara, karena kelaikan kendaraan sering menjadi masalah dalam berkendara misalnya konisi rem, ban dan kontrol setir. Sebelum berkendara usahan memeriksa kelaikan kendaraan agar perjalanan aman dan nyaman.Mengemudi saat mabukMabuk merupakan kondisi kehilangan kesadaran (unconsciousness) dari seseorang akibat pengaruh obat yang bersifat narkosis (penenang) atau minuman keras. Dalam kondisi ini orang sama sekali tidak boleh mengemudikan kendaraan.Hal ini sering disepelekan oleh sebagian pengemudi, mereka tetap mengemudi saat mabuk, padahal mengendarai dalam kondisi mabuk akan membahayakan dirinya sendiri dan orang lain karena mengemudi di luar kesadaran.

  • Kecelakaan yang terjadi akibat melalaikan pemeriksaan kelayakanperlengkapan keselamatan kendaraan

  • Kecelakaan yang terjadi akibat melalaikan pemeriksaan kelayakanperlengkapan keselamatan kendaraan = rem blong

  • Contoh kejadian kecelakaan yang terjadi akibat rem blong

  • Contoh kejadian kecelakaan yang terjadi akibat rem blong

  • Contoh kejadian kecelakaan yang terjadi akibat rem blong

  • Contoh kejadian kecelakaan yang terjadi akibat rem blong

  • Contoh kejadian kecelakaan yang terjadi akibat rem blong

  • Contoh kejadian kecelakaan yang terjadi akibat rem blong : Kecelakaan Bus Restu (Sby Mlg) di Jalan Tol Sby - Gempol

  • Contoh kejadian kecelakaan yang terjadi akibat rem blong

  • Kronologis kejadian kecelakaan yang terjadi akibat rem blong

  • Kronologis kejadian kecelakaan yang terjadi akibat rem blong

  • Kecelakaan yang terjadi akibat pengaruh miras

  • Kecelakaan yang terjadi akibat pengaruh miras dan narkoba

  • Karakteristik psikologis Karakteristik psikologis dalam hal ini adalah aspek respons pengemudi (persepsi, identifikasi, emosi dan tindakan). Persepsi (perception) adalah proses pengamatan obyek pertama kali, identifikasi (identification) adalah proses pengiriman informasi dari indera penglihatan menuju ke otak, selanjutnya informasi tersebut diterima dan dikenali, emosi (emotion) adalah proses pengolahan informasi yang telah dikenali tersebut untuk kemudian dilakukan reaksi, tindakan (volition) adalah proses reaksi atau respons yang dihasilkan oleh tahapan proses sebelumnya berupa tindakan yang dilakukan terhadap obyek.

  • Waktu respons pengemudi (Driver Response Time) diperlukan dalam menentukan jarak henti dan kecepatan pendekatan kendaraan (approach velocity) yang aman pada persimpangan jalan (intersection road), interval waktu hijau pada lampu lalu lintas (traffic light), serta reaksi terhadap situasi darurat (reaction of emergency case).

  • Kendaraan dengan kecepatan tertentu sampai di titik A, pada saat di A pengemudi mengetahui sebuah obyek di titik E, maka akan terjadi urutan proses sebagai berikut :tAB = waktu dari titik A ke titik B, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan persepsi terhadap suatu obyektBC = waktu dari titik B ke titik C, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan identifikasi terhadap obyek

  • tCD = waktu dari titik C ke titik D, waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan (decision making process)tDE = waktu dari titik D ke titik E, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan / reaksi.Jadi, waktu PIET (Persepsi, Identifikasi, Emosi dan Tindakan) = tAB + tBC + tCD + tDE

    Waktu PIET sesuai dengan penelitian di lapangan bervariasi dari 0,8 detik sampai 1,5 detik untuk macam stimulan yang berbeda-beda, dari yang sederhana sampai yang kompleks.

  • American Association of State Highway and Transportations Officials (AASHTO) merekomendasikan waktu PIET sebesar 2,5 detik untuk menentukan jarak pandang henti (stopping sight distance) dan waktu PIET sebesar 2,0 detik untuk menentukan jarak pandang aman pada persimpangan jalan (intersection sight distance).

  • Faktor Kelelahan Pengemudi (Driver Fatigue Factors)

    Faktor kelelahan pengemudi perlu dipertimbangkan dalam rekayasa lalu lintas, karena secara langsung kelelahan pengemudi dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Pengemudi yang merasa lelah pada saat melakukan perjalanan akan timbul rasa mengantuk yang hebat, jika kondisi ini tidak segera mendapat perhatian terutama dari pengemudi itu sendiri akan dapat menurunkan performa dalam mengemudi dan menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas.

  • Dari berbagai fakta kecelakaan lalu lintas yang pernah terjadi penyebab paling banyak diakibatkan oleh pengemudi yang mengantuk (75%). Untuk mengatasi faktor kelelahan pengemudi ini perlu direncanakan kawasan rest area yang dikhususkan bagi pengemudi yang melakukan perjalanan jauh. Kawasan rest area ini biasanya direncanakan tiap jarak tertentu di sepanjang jalan raya bebas hambatan (jalan tol) atau pada jalan utama lintas provinsi.

  • Mengantuk saat mengemudi = FATAL AKIBATNYA !!

  • Kecelakaan yang terjadi akibat sopir mengantuk

  • Kecelakaan yang terjadi akibat sopir mengantuk : Tol Cawang Tg. Priok

  • Kecelakaan yang terjadi akibat sopir mengantuk

  • Kecelakaan yang terjadi akibat sopir mengantuk

  • Kecelakaan yang terjadi akibat sopir mengantuk : kecelakaan beruntun di Tol Jagorawi

  • Kecelakaan yang terjadi akibat sopir mengantuk : Tol Cikampek

  • Kawasan rest area ini difungsikan untuk pengemudi kendaraan yang ingin memulihkan kondisi tubuh sementara akibat kelelahan karena perjalanan jauh, dan apabila kondisi pengemudi sudah pulih perjalanan dapat dilanjutkan kembali. Dari hasil penelitian, efek kelelahan pengemudi dapat diketahui dari analisa pengendalian terhadap kemudi kendaraan, dan tingkat perubahan kecepatan kendaraan yang tidak stabil.

  • Pejalan Kaki (Pedestrian)

    Salah satu unsur yang memerlukan perhatian dalam proses rekayasa lalu lintas di daerah perkotaan adalah ketersediaan fasilitas pejalan kaki (available of pedestrian facility). Umumnya di daerah pemukiman (urban area) dan di kawasan pusat bisnis dan perdagangan (central of business district), jalur pejalan kaki (pedestrian lane) mewakili bagian yang sering mengalami konflik dengan arus lalu lintas kendaraan, berakibat pada hal penundaan arus lalu lintas dan tingkat kecelakaan lalu lintas yang tinggi.

  • Karakteristik dari pengguna jalur pejalan kaki dan daerah yang direncanakan sebagai jalur pejalan kaki ini harus dipelajari untuk tujuan meminimalisasi konflik antara arus pejalan kaki dan arus kendaraan, meningkatkan keselamatan bagi pejalan kaki dan mengurangi penundaan arus lalu lintas.

  • Faktor-faktor psychologis pada manusia yang berpengaruh terhadap perilaku pemakai jalan :MotivasiTujuan orang dalam melakukan perjalanan (bisnis,rekreasi) sangat berpengaruh terhadap perilaku mengemudikan kendaraannyaKecerdasanDengan tingkatan kecerdasan yang berbeda pemakai jalan akan berperilaku berbeda dalam proses mengerti, menyesuaikan dan mengatur diri pada situasi lalu lintas yang dihadapi,Proses belajarBerdasarkan pengalaman yang lalu, pengembangan kemampuan dan kepandaian diperlukan untuk menghadapai situasi lalu lintasEmosiTingkat emosi pemakai jalan akan berpengaruh terhadap perilaku berkendara

  • RESPONSING TIMEPerceptionSituasi lalu lintas yang ditangkap oleh tubuh sehingga bisa merasakan dan memberikan reaksiTergantung pada psikologis dan fisik pengemudi serta kecepatan berjalanIdentificationKemampuan untuk mengenali, mengidentifikasi dan memahami terhadap situasi lalu lintas yang ditangkapEmotion Pengambilan keputusan sebagai hasil dari tahap identifikasi Volition Melakukan tindakan PIEV Time merupakan waktu yang diperlukan untuk melakukan PIEV yang besarnya bervariasi antara 0,5-4 detik. Untuk kondisi lalulintas yang normal besarnya waktu PIEV rata-rata adalah 2,5 detik

  • Gambar 5. Proses yang terjadi pada pengemudi untuk melakukan pengereman

  • Kendaraan dan karakteristiknya

    Karakteristik kendaraan disini adalah tipe, jenis dan ukuran kendaraan yang beroperasi. Karakteristik kendaraan mempengaruhi dalam perhitungan kapasitas rencana jalan (Qrencana) dan penentuan kelas jalan.

  • Komponen dari karakteristik kendaraan adalah :(i). Wheel base : jarak antara roda depan dengan roda belakang dari kendaraan(ii). Wheel tread : jarak antara roda depan(iii). Front overhang : jarak antara bagian depan kendaraan dengan roda depan dari kendaraan(iv). Rear overhang : jarak antara bagian belakang kendaraan dengan roda belakang dari kendaraan(v). Overall length : panjang keseluruhan dari kendaraan(vi). Overall width : lebar keseluruhan dari kendaraan(vii). Height : tinggi kendaraan

  • JALUR LALU LINTAS- Jalur Lalu Lintas adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan yang secara fisik berupa suatu perkerasan jalan.- Jalur Lalu Lintas dapat dibatasi oleh : Median, Bahu Jalan, Trotoar, Pulau Jalan atau Separator - Jalur Lalu Lintas dapat terdiri dari beberapa Lajur- Lajur adalah bagian jalur yang memanjang dengan atau tanpa marka jalan, yang memiliki lebar cukup untuk satu kendaraan bermotor selain sepeda motor-Jalur Lalu Lintas terdiri dari beberapa jenis tipe yaitu :1.1jalur-2lajur-2arah ( 2/2 TB )2.1jalur-2lajur-1arah ( 2/1 TB )3.2jalur-4lajur-2arah ( 4/2 B )4.2jalur-n lajur-2arah ( n/2 B ) . n = jumlah lajur

  • PENAMPANG MELINTANG JALANJalur Lalu LintasMedianBahu JalanSelokanJalur Hijau / Jalur Pejalan kaki

  • - Lebar Lajur tergantung dari fungsi dan kelas jalan, seperti pada tabel berikut :Untuk kelancaran drainase permukaan, jalur lalu lintas pada alinemen lurus memerlukan kemiringan melintang normal minimum. Nilai kemiringan minimum yang disyaratkan :- Untuk permukaan aspal / beton = 2 3 %- Untuk permukaan kerikil = 4 5 %

  • BAHU JALAN- Bahu Jalan adalah bagian jalan yang terletak ditepi jalur lalu lintas dan harus diperkeras.Fungsi bahu jalan :1. Lajur lalu lintas darurat, tempat berhenti sementara dan atau tempat parkir darurat 2.Ruang bebas samping bagi lalu lintas3.Penyangga kestabilan perkerasan jalur lalu lintas-Kemiringan bahu jalan normal adalah 3 5 %-Lebar bahu jalan minimum adalah 1,00 m

  • Lingkungan

    Faktor kondisi lingkungan di sekitar jalan berpengaruh terhadap pencapaian keamanan dan keselamatan lalu lintas. Faktor kondisi lingkungan ini antara lain adalah faktor alamiah dan faktor sosial masyarakat.

  • Faktor Alamiah Lingkungan

    Faktor alamiah adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi alam yang terjadi seperti musim penghujan dan musim kemarau. Pada musim penghujan, hujan biasanya menyebabkan jalan menjadi basah dan licin sehingga pengemudi kendaraan harus waspada agar tidak mengalami bahaya selip, atau jika jalan terendam banjir karena sistem drainase jalan yang tidak dapat bekerja dengan baik maka akan terjadi kemacetan arus lalu lintas disebabkan kendaraan yang berjalan lambat untuk menjaga supaya mesin kendaraan tidak kemasukan air.

  • Hal lain yang terjadi pada musim penghujan adalah munculnya kabut di daerah pegunungan atau perbukitan. Kabut ini dapat menyebabkan jarak pandang aman pengemudi kendaraan menjadi terbatas apabila melewati jalan di daerah pegunungan atau perbukitan. Pada musim kemarau, debu bercampur pasir biasanya menjadi masalah bagi pengendara sepeda motor atau pengendara sepeda karena sering menyebabkan gangguan pada indera penglihatan atau dapat mengurangi konsentrasi pandangan di jalan.

  • Mengemudi pada musim hujan jika bisa ditunda atau dihindari adalah prioritas utama yang harus dilakukan oleh setiap pengemudi. Dalam konteks defensive driving faktor cuaca sangat mempengaruhi kualitas mengemudi baik handling maupun resistansi kendaraan terhadap air (kadang kala banyak kendaraan mogok akibat lintasan air).Berbicara mengenai driving handling ada 3 faktor yang akan terpengaruh oleh musim hujan :1.Manusia2.Traksi roda3.Resistansi kendaraan

  • Mengemudikan kendaraan saat hujan deras diperlukan kewaspadaan dan kehati-hatian ekstra

  • Human Visibility

    Visibility manusia akan mengalami penurunan, jarak pandang akan menjadi pendek sehingga seorang pengemudi akan mengeluarkan lebih banyak energi untuk dapat melihat pandangan yang jelas. Bagi pengemudi yg melakukan perjalanan jauh kondisi ini membuat si pengemudi akan kehilangan stamina, dimana kita ketahui begitu stamina drop kemampuan berpikir dan reaksi pengemudi akan menurun dan ini akan sangat beresiko baginya dan para pemakai lalu lintas lain.

  • Traksi roda

    Kemampuan ban mencengkram permukaan jalan jauh menurun, genangan air setipis apapun akan mempengaruhi berkurangnya traksi ban kepada permukaan jalan. Jarak pengereman akan semakin panjang, bilamana pengemudi memacu kecepatan dengan tinggi kemungkinan menghadapi aquaplanning / hydroplanning adalah sah-sah saja. Selip, menabrak dan terbalik adalah kecelakaan yang banyak terjadi ketika sipengemudi tidak dapat melakukan penyesuaian cara mengemudinya

  • Melintasi genangan air tipis dengan kecepatan tinggi mempunyai konsekwensi kendaraan akan melayang, traksi roda akan terlepas kondisi ini disebut aquaplanning atau hydroplanning dan hempasan/percikan air akan menyirami komponen-komponen kendaraan yang sensitif dengan air seperti sistim pengapian dan menyebabkan kendaraan mogok.

  • Genangan air yang tinggi akan membuat sistim pengapian dan kelistrikan kendaraan akan terdistorsi, kemampuan sisitim rem akan berkurang pada saat rem dilakukan kendaraan akan lari kearah tertentu bahkan perlambatan tidak sama sekali terjadi ini diakibatkan piringan disc ataupun telapak tromol atau piringan pada disc basah dan licin sehingga sepatu rem selip. Biasanya setelah beberapa saat kondisi rem akan kembali normal. Pengemudi harus menyikapi hal ini dari awal. Ketika melintasi genangan air dengan ketinggian lebih dari 15 cm bagi kendaraan yang mempunyai ground clearance yang rendah (seperti sedan) merupakan tindakan riskan, driving style yang sering mengabaikan gelombang air dengan cara mempertahankan kecepatan yang relatif tinggi bisa membuat cipratan air masuk ke ruang pembakaran melalui saluran filter udara akibatnya mesin kendaraan bisa mati tiba-tiba.

  • Contoh kejadian kecelakaan akibat jalan licin

  • Contoh kejadian kecelakaan akibat jalan licin

  • Faktor Sosial Masyarakat

    Faktor sosial masyarakat adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi kehidupan masyarakat yang berada di sekitar atau di sepanjang jalan yang ditinjau. Di kawasan jalan perkotaan (urban street), terdapat bermacam-macam sistem jalan yang ada dan dapat berkembang menurut tingkat kebutuhan mobilitas masyarakat setempat.

  • Sistem jalan ini menghubungkan kawasan pemukiman dengan kawasan perdagangan, kawasan pendidikan dan kawasan aktivitas masyarakat yang lain. Biasanya aktivitas yang terjadi di kawasan perdagangan, atau pada kawasan lain (kawasan pendidikan dan kawasan aktivitas masyarakat yang lain) yang berada di sekitar jalan akan menimbulkan gangguan pada arus lalu lintas, hal ini disebut hambatan samping. Hambatan samping yang terjadi mempunyai tingkatan yang berbeda-beda sesuai dengan sifat dan karakteristik aktivitas yang terjadi.

  • Selain itu gangguan arus lalu lintas karena faktor ini biasanya terjadi pada jalan yang awalnya direncanakan dengan membagi kawasan pemukiman menjadi dua wilayah, sehingga apabila masyarakat dari dua wilayah tersebut ingin berkomunikasi maka harus menyeberang jalan. Dengan aktivitas menyeberang jalan ini akan dapat menyebabkan gangguan pada arus lalu lintas. Pada jalan bebas hambatan (freeway) yang termasuk jalan luar kota dan merupakan undisturbed flow (arus lalu lintas yang tidak terganggu) kebutuhan untuk saling berkomunikasi ini diatasi dengan merencanakan jembatan penyeberangan atau overpass.