pendahuluan pelabuhan

9
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Negara Republik Indonesia yang berbentuk kepulauan dengan daerah yang sangat luas, maka sangat dibutuhkan adanya suatu angkutan yang sangat efektif dalamarti aman, murah, lancer, cepat, mudah, dan dapat dijangkau dalam, setiap tahap pembangunan sangat memerlukan angkutan yang efisien sebagai salah satu prasyarat kelangsungan dan dan terjaminnya pelaksanaan pembangunan tersebut. Salah satunya subsektor angkutan laut. Kepesatan teknologi angkutan laut banyak didorong dengan ditemukannya mesin uap pada tahun 1810 dan mesin diesel pada tahun 1920. Factor ekonomis yang dikehendaki pada sector ini adalah agar dalam sector angkutan laut dapat dicapai beberapa criteria yang kami sebutkan diatas. Semua ini dapat dicapai dengan beberapa persyaratan, misalnya : i

Upload: muhammad-aly-albadyu

Post on 03-Feb-2016

42 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Sipil

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN PELABUHAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Negara Republik Indonesia yang berbentuk kepulauan dengan daerah

yang sangat luas, maka sangat dibutuhkan adanya suatu angkutan yang sangat efektif

dalamarti aman, murah, lancer, cepat, mudah, dan dapat dijangkau dalam, setiap

tahap pembangunan sangat memerlukan angkutan yang efisien sebagai salah satu

prasyarat kelangsungan dan dan terjaminnya pelaksanaan pembangunan tersebut.

Salah satunya subsektor angkutan laut.

Kepesatan teknologi angkutan laut banyak didorong dengan ditemukannya

mesin uap pada tahun 1810 dan mesin diesel pada tahun 1920.

Factor ekonomis yang dikehendaki pada sector ini adalah agar dalam sector

angkutan laut dapat dicapai beberapa criteria yang kami sebutkan diatas. Semua ini

dapat dicapai dengan beberapa persyaratan, misalnya : kecepatan tinggi, daya muat

yang besar, kemudahan dalam bongkar muat ataupun perputaran kapal yang cepat,

untuk mencapai hal-hal yang diatas manusia memusatkan pikiran misalnya dalam

bentuk unitasi muatan curah, bentuk kapal yang cocok dengan jumlah muatan yang

diangkut maupun perlengkapan bongkar muat yang memadai. Dalam hal ini

diinginkan agar investasi cukup rendah, baik ditinjau dari segi sarana ataupun

prasarana pelabuhan. Semua hal diatas dapat dicapai bila perencanaan dan

perancangan pelabuhan dapatdisertai dengan teknologi yang akurat, serta ditinjau dari

segi social dan ekonomis, teknis dan operasional.

i

Page 2: PENDAHULUAN PELABUHAN

B. Tujaan Perencanaan Pelabuhan / Dermaga

Guna menunjang perdagangan dan lalu lintas muatan maka pelabuhan sebagi

titik sentral ( simpul ) yang memungkinkan perpindahan muatan dan penumpang

dimana kapal – kapal dapat bersandar dan berlabuh dan kemudian melakukan

bongkar muat barang atau melakukan perjalanan kedaerah lainnya.

C. Jenis – Jenis Pelabuhan

Pelabuhan dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteia-kriteria berikut :

Ditinjau dari segi teknis, terdiri dari :

Pelabuhan Alam

Pelabuhan Bustan

Pelabuhan Semi Buatan

Ditinjau dari segi jenis perdagangan, yaitu :

Pelabuhan Sungai ( local )

Pelabuhan Pantai ( Interinsuler )

Pelabuhan Laut ( Internasional )

Ditinjau dari segi pungutan jasa, yaitu :

Pelabuhan yang diusahakan

Pelabuhan yang tidak diusahakan

Pelabuhan Otonom

Pelabuhan bebas

Ditinjau dari segi kegiatan khusus, yaitu :

Pelabuhan Umumii

Page 3: PENDAHULUAN PELABUHAN

Pelabuhan Industri

Pelabuhan Minyak / Tabung

Pelabuhan Militer

D. Perencanaan Pelabuhan ( Port Planning )

Untuk dapat merealisir suatu pembangunan pelabuhan maka minimal ada

tujuh data – data pokok yang harus diketahui :

o Asal, tujuan muatan dan jenis muatan

o Klimatologi terdiri dari angina pasang surut dan sifat air laut

o Topografi, geologi dan struktur tanah

o Rencana pembiayaan

o Pendayagunaan pelabuhan dan jenis kapal

o Kaitan pelabuhan dengan pelabuhan lainnya

E. Dasar Perhitungan Perencanaan Bangunan Atas ( super Struktur )

Sebagai uraian dari beban yang bekerja adlah sebagai berikut :

o Gaya Vertikal dari :

Beban Mati ( Dead Load )

Beban ini disebabkan oleh berat sendiri konstruksi dan ditambah

dengan berat lain yang merupakan kesatuan mendukung kekuatan

konstruksi dermaga.

Beban Hidup ( Live Load )

Beban hidup ini terdiri dari :

iii

Page 4: PENDAHULUAN PELABUHAN

Beban hidup merata adalah beban akibat muatan diatas dermaga

yang besarnya dapat diambil antara 2000 kg/m2 sampai 4000

kg/m2.

Beban hidup tersebut adalah beban akibat tekanan ganda dari roda

kendaraan yang bekerja diatas dermaga berupa kendaraan

orare, truck, dan fork lift.

Beban akibat gaya tarik kapal, beban ini terjadi pada boulder yang

umum terjadinya akibat perbedaan tinggi antara letak

boulder dan kappa.

o Gaya Horizontal / Lateral

Gaya ini timbul akibat pengaruh tekanan arus angin dan

gelombang yang mendorong kapal gaya tersebut dapat diuraikan,sbb:

Tekanan Angin yang menerpa kapal dan dinyatakn dengan rumus:

Dimana :

P = Gaya Maksimum

C = Koefisien Angin (1,3)

A = Luas permukaan

Po= Tekanan Angin

Atau :

iv

P = c . A . Po

Po = Co . V2

Page 5: PENDAHULUAN PELABUHAN

Dimana :

Co= Konstanta Angin 0,00256

V = Kecepatan Angin

Tekanan arus yang terjadi pada bagian kapal, serta berada yang

ada di dalam air dapat dihitung dengan rumus :

Diamana :

F = gaya total arus ( kg )

f = tekanan arus ( kg/m2 )

B = luas bidang tekanan kapal yang terendam dalam air (m2 )

Besarnya arus dapat dihitung dengan Rumus :

Dimana :

F = Tekanan Arus (kg/m2)

w = Berat Jenis Air (gr/cm3)

g = Grafitasi (m/det2)

v = Kecepatan (m/det2)

v

F = f . B

f =

Page 6: PENDAHULUAN PELABUHAN

F. Dasar Perhitugan Perencanaan Tiang Pancang

Untuk menghitung daya dukung (ault) yang terjadi berdasarkan penyelidikan

tanah yang diperoleh dari hasil percobaan berupa sondir.

Perlawanan terhadap tiang ditambah dengan perlawanan gaya gesek terhadap

tiang.

Untuk tanah Kohesif …………. Qult = Δp . ns + F . k

3 35

Untuk tanah non kohesif ……… Qult = Δp . ns + F . k

3 35

Dimana :

Q = Daya dukung tiang yang diizinkan (kg)

Δp= Luas penampang ujung (m2)

Ns = Nilai konis (kg/cm3)

F = Jumlah hambatan pelekat (kg/cm)

K = Keliling Tiang (m)

vi