pendahuluan kekompakan

2
Pendahuluan Kekompakan bahan bakar mempengaruhi kecepatan api menjalar melalui bahan bakar tersebut. Kekompakan bahan bakar berhubungan dengan kepadatan bahan bakar, sifat fisik kayu, kerapatan pori pada kayu, serta suplai oksigen pada bahan bakar. Apabila dikelompokkan, kekompakan bahan bakar terbagi dalam dua jenis, yaitu: bahan bakar padat atau kompak (seperti: kayu, cabang kayu, pohon tumbang, dan kayu keras) dan bahan bakar halus (seperti: alang-alang, semak belukar, daun, serasah, dan kayu lunak). Dalam hal kekompakan bahan bakar, semakin kompak bahan bakar yang digunakan pada pecobaan atau pada kenyataan di lapangan, akan menyebabkan penjalaran api yang terjadi semakin sulit untuk merambat pada bahan bakar tersebut (Akbar 2001). Kadar air bahan bakar berhubungan dengan kemudahan bahan bakar tersebut terbakar, kemampuan bahan bakar menyerap energi pemanasan, pelepasan uap air dari dalam bahan bakar, serta asap yang ditimbulkan. Jenis bahan bakar menurut perbedaan kadar air terbagi kedalam dua bagian, yaitu: bahan bakar kering dan bahan bakar basah (Suratmo 2003). Jenis bahan bakar biasanya berhubungan dengan bentuk, ukuran, dan ketersediaan zat yang mudah terbakar pada bahan bakar. Jenis bahan bakar dibedakan menjadi: bahan bakar halus (alang-alang, pinus, eukaliptus) dan bahan bakar kasar (daun lebar: jati, dipterocarpaceae). Sedangkan menurut tipe bahan bakar terdapat bahan bakar atas (tajuk, daun, dan batang), bahan bakar tengah (semak, cabang ranting dan daun), bahan bakar permukaan (rumput, runtuhan daun kering), dan bahan bakar bawah (akar, humus, dan batu bara) (Soemarsono 2000). Dalam Praktikum ini kami menggunakan

Upload: ari-bima-putra

Post on 03-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kekompakan bahan bakar

TRANSCRIPT

Page 1: pendahuluan kekompakan

Pendahuluan

Kekompakan bahan bakar mempengaruhi kecepatan api menjalar melalui bahan bakar tersebut. Kekompakan bahan bakar berhubungan dengan kepadatan bahan bakar, sifat fisik kayu, kerapatan pori pada kayu, serta suplai oksigen pada bahan bakar. Apabila dikelompokkan, kekompakan bahan bakar terbagi dalam dua jenis, yaitu: bahan bakar padat atau kompak (seperti: kayu, cabang kayu, pohon tumbang, dan kayu keras) dan bahan bakar halus (seperti: alang-alang, semak belukar, daun, serasah, dan kayu lunak). Dalam hal kekompakan bahan bakar, semakin kompak bahan bakar yang digunakan pada pecobaan atau pada kenyataan di lapangan, akan menyebabkan penjalaran api yang terjadi semakin sulit untuk merambat pada bahan bakar tersebut (Akbar 2001).

Kadar air bahan bakar berhubungan dengan kemudahan bahan bakar tersebut terbakar, kemampuan bahan bakar menyerap energi pemanasan, pelepasan uap air dari dalam bahan bakar, serta asap yang ditimbulkan. Jenis bahan bakar menurut perbedaan kadar air terbagi kedalam dua bagian, yaitu: bahan bakar kering dan bahan bakar basah (Suratmo 2003). Jenis bahan bakar biasanya berhubungan dengan bentuk, ukuran, dan ketersediaan zat yang mudah terbakar pada bahan bakar. Jenis bahan bakar dibedakan menjadi: bahan bakar halus (alang-alang, pinus, eukaliptus) dan bahan bakar kasar (daun lebar: jati, dipterocarpaceae). Sedangkan menurut tipe bahan bakar terdapat bahan bakar atas (tajuk, daun, dan batang), bahan bakar tengah (semak, cabang ranting dan daun), bahan bakar permukaan (rumput, runtuhan daun kering), dan bahan bakar bawah (akar, humus, dan batu bara) (Soemarsono 2000). Dalam Praktikum ini kami menggunakan dua bahan bakar yang berbeda kepadatan dan kekompakannya, yakni balok kayu dan serutan kayu. Kedua bahan bakar dalam kondisi kering, sehingga bisa kami bandingkan pengaruh kekompakan antar kedua bahan bakar tersebut.

Akbar, Acep. 2001. Api hutan dan strategi pemadamannya. Majalah Kehutanan Indonesia.

Suratmo F G, Husaeni EH, Surati Jaya N. 2003. Pengendalian Kebakaran Hutan. Bogor[ID]: Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan IPB

Soemarsono, 2000. Kebakaran Lahan, Semak Belukar dan Hutan di Indonesia (Penyebab, Upaya dan Perspektif Upaya di Masa Depan). Prosiding Simposium: “Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Sumberdaya Alam dan Lingkungan”. Tanggal 16 Desember 2000 di Yogyakarta. hal:1-14.