pendahuluan elastomer
DESCRIPTION
bahan elastomerTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangSebagai tambalan terhadap gel hidrokoloid, terdapat sekelompok bahan cetak elastic
menyerupai karet yang dikenal sebagai elastomer.Bahan ini dikelompokkan sebagai karet
sintetik,bahan tersebut dikembangkan untuk meniru karet alam ketika bahan tersebut
menjadi sulit diperoleh selama perang dunia kedua.Awalnya disebut bahan cetak
karet,bahan sintetik tersebut akhir-akhir ini disebut sebagai elastomer atau bahan cetak
elastomeric.Ada spesifikasi yang menyebutkan bahan ini sebagai bahan cetak
elastomeric tanpa air untuk kedokteran gigi.
Suatu bahan elastomer terdiri atas molekul atau polimer besar yang diikat oleh sejumlah
kecil ikatan.Ikatan silang tersebut mengikat rantai polimer yang melingkar pada titik
tertentu untuk membentuk jalinan tiga dimensi yang sering disebut sebagai gel.Pada
keadaan ideal,peregangan menyebabkan rantai polimer membuka lingkaran hanya
sampai batas tertentu yang dapat kembali dalam keadaan semula,yaitu rantai kembali
melingkar pada keadaan berikatan ketika diangkat.Banyaknya ikatan saling menentukan
kekakuan dan sifat elastic bahan tersebut.
Bahan menyerupai karet sintetik ,pertama kali dibuat dari suatu proses yang disebut
vulkanisasi atau curing.Vulkanisasi adalah suatu proses ikatan silang yang melibatkan
gugus sulfur merkaptan,komponen yang memberikan karakteristik aroma bahan cetak
polisulfit.Elastomerik kedokteran gigi pertama,polisulfida,sering kali dihubungkan
dengan (1) jenis bahan yaitu bahan cetak berbasis karet; (2) istilah proses ,yaitu bahan
cetak vulkanisasi ; (3) kimia,yaitu bahan cetak mercaptan,atau (4) nama salah satu pabrik
pembuat pertama,seperti Thiokol Corporation.Informasi yang lebih rinci mengenai sifat
polimer elastomeric dapat ditemukan dalam penjabaran mengenai elastomeric tertentu.
Informasi dasar terhadap jenis bahan ini diberikan dalam Bab 4.
Spesifikasi ADA akhir-akhir ini mempertimbangkan 3 jenis bahan cetak elastomeric.
Jenis klasifikasi berdasarkan pada sifat elastic tertentu dan pengubahan dimensi
pengerasan bahan dibandingkan pada sifat kimanya. Namun, masing-masing jenis
kemudian dibagi menjadi 4 kelas kekentalan ; (1) light body ; (2) medium atau regular
body ; (3) heavy body and (4) putty. Viskositas adalah suatu sifat bahan yang
mengendalikan karakteristik aliran suatu bahan. Perkiraan tentang viskositas dapat
1
ditentukan dengan menggunakan uji konsistensi yaitu, mengukur berapa banyak
sejumlah bahan tertentu mengalir dibawah berat yang diberikannya.
1.2 Rumusan MasalahAdapun Rumusan masalah pada pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dari Elastomer kedokteran gigi ?
2. Apa saja komposisi kegunaan Elastomer kedokteran gigi ?
3. Apa saja kegunaan Elastomer kedokteran gigi ?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi waktu setting Elastomer kedokteran gigi ?
1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Lambung
Mangkurat 2014 mampu memanipulasi material cetak silicon dengan cara hand mixing
dan static automixing
1.4 Manfaat Praktikum1. Mengetahui cara penggunaan Elastomer
2. Mengetahui jenis-jenis Elastomer
3. Mengetahui apa saja teknik-teknik dari Ealstomer
4. Mengetahui sifat-sifat bahan cetak elastomer yang penting
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Elastomer
Elastomer merupakan bahan cetak yang memiliki akuransi tinggi dan berkualitas mirip karet sehingga sering disebut sebagai bahan karet. Bahan cetak elastomer sering digunakan di kedokteran gigi sebagai konstruksi pengecoran logam, restorasi keramik briadges, restorasi implan partiel, denture framework dan complete dentures. Bahan cetak elastomer jenis ini banyak ditemui di pasaran karena memiliki akuransi yang tinggi, stabilitas dimensi dan waktu dan kemampuan mencetak lebih detail jika dibandingkan bahan cetak hidrokoloid.
2.2 Jenis-Jenis Elastomer
Ada tiga jenis bahan cetak elastomer yakni :
1. Polysulphides2. Polysilicones
a. Addition Polysiliconesb. Condensation Polysilicones
3. Polyether1. Light activated polyetherc. Chemically activated polyether
d.
2.3 Sifat-sifat Bahan Cetak Elastomer yang Penting
a. Working an Setting Time
Waktu kerja dan waktu setting dapat di atur dengan cara menurunkan suhunya.Semakin renah suhu maka viskositas (kekentalan) akan naik.Setelah kekentalan naik maka waktu kerja dan waktu setting akan berkurang.Penggunaan katalisator yang terlalu banyak tidak efektif karena terdapat retarder pada pasta tersebut sehingga tidak dapat diprediksikan setting time yang diinginkan.
a. Stabilitas dimensionalStabilitas dimensional dapat berubah karena,penyusutan polimerisasi,kehilngan produk sampingan saat reaksi kondensasi,kontraksi termal dari suhu mulut ke suhu ruangan,imbibisi saat terkena air,disenfektan atau lingkungan dengan kelembaban tinggi atau perbaikan deformasi yang tidak sempurna.
3
b. DisinfeksiSilikon kondensasi,silicon adisi dan polisulfida dapat didisinfeksi menggunakan disinfektan CPA-registerad tanpa adanya perubahan dimensional yang berarti,waktu mencelupkannya hanya sebentar lalu dengan cepat dicampurkan dengan gips.Sedangkan untuk polieter dapat di celupkan dalam waktu yang lebih lama yaitu lebih dari 10 menit karena sifatnya yang hidrofilik.
c. Sifat RheologiPolisulfida memiliki viskositas yang paling rendah dan paling tidak kaku,hal ini menyebabkan polisulfida memiliki fleksibilitas yang tinggi dan memudahkan melepasnya dari area undercut dengan tekanan yang minimum.Silikon adisi dan polieter bersifat pseudoplastik yang bersifat lebih stabil dan resisten terhadap distorsi sehingga cocok digunakan untuk mencatat detail untuk protesa cekat.
d. ElastisitasVinil prlisiloxane adalah bahan yang paling elastic,distorsi saat pelepasan dari undercut tidak terlihat karena bahan ini melepaskan distorsi saat permanen yang paling sedikit saat penekanan.
e. Kekuatatan sobekKekuatan sobek yang paling rendah ke paling tinggi adalah hidrokoloid, silicon, polieter, polisulfida.Kekuatan sobek hidrokoloid adalah sepersupuluhnya dali polisulfida.Kekuatan sobek juga berfantung pada cara pelepasan cetakan dari mulut dengan kecepatan yang stabil maka kekuatan sobek ini akan bertambah.
3.4 Teknik-teknik Pengadukan Elastomer
Pada penggunaan teknik Hand mixing,penyedian alat dan bahan produk banyak yang menyebabkan banyaknya tempat terpakai dan waktu yang kurang efisien.Selain itu pada perlekatan base dan katalis diatas paper pad belum tentu dalam jumlah yang sama, kerena tekanan pada tube masing-masing orang berbeda-beda,sehingga didaptkan hasil adonan material double impression yang kurang presisi dalam perbandingannya.Kelebihan teknik ini ada pada penyediaan alat-alatnya,dimana penggunaan alat-alatnya tidak banyak memakan biaya dan dapat dipakai berulang-ulang,karena hanya memerlukan paper pad dan spatula sehingga pasca pengaplikasian,paper pad dapat dirobek dan diganti lembaran bawahnya dan spatula hanya perlu dilakukan pembersihan.Walaupun nilai ergonomis dan takaran kurang baik,tetapi dalam nilai ekonomis penggunaan teknik ini lebih baik dari teknik static automixing
Pada penggunaan teknik static auto mixing,penyediaan alat dan bahan relative tidak banyak memakan waktu.Tidak memerlukan tempat seluas yang diperlukan pada
4
teknik hand mixing,sehingga nilai ergonomisnya sangat baik.Akan tetapi pada penyediaan alat-alatnya perlu dilakukan pengeluaran lebih banyak dari pada teknik hand mixing karena ujung tube pada mixing gun hanya dapat sekali pakai (disposable) dimana material double impression yang terdapat didalam tube tersebut lama-kelamaan akan mengalami setting dan menyumbat saluran tube.
3.5 Kegunaan Bahan Cetak Elastomer
Material cetak adalah bahan untuk membuat replika/ tiruan/cetakan akurat dan jaringan mulut. Beberapa alat kedokteran gigi, misalnya gigi tiruan sebagian (OTS), gigi tiruan lengkap (GTL), alat orthodonsi, serta mahkota dan jembatan, dibuat di luar rongga mulut. Pembuatan alat tersebut memerlukan tiruan/model jaringan rongga mulut pasien.Model ini dibuat dengan cara mencetak jaringan rongga mulut pasien, dengan demikian diperlukan material cetak. Jaringan mulut terdiri dari jaringan keras dan lunak.Cetakan jaringan keras dapat berupa 1 gigi, beberapa gigi, sebagian rahang dan gigi, rahang dan selunih gigi, atau rahang tanpa gigi.Hasil cetakan berupa reproduksi negatif, kemudian diisi bahan model (gips) sehingga menghasilkan model positif.Model gips ini yang digunakan untuk pembuatan alat-alat kedokteran gigi.
5
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat
a. Paper pad b. Mixing gun
c. Catridge dan mixing tipsd. Sendok cetak sebagiane. Model kerjaf. Spatula
3.2 Bahan
a. Material cetak silicon regular ,2 tube pastab. Material cetak silicon putty ,2 toplesc. Material cetak silicon light body dalam catridge
3.3 Cara kerja
3.3.1 Hand mixing
a. Letakkan model di atas lempeng kacab. Keluarkan pasta dasar dan pasta katalis diatas paperpad masing-masing dengan
panjang 2 cmc. Campur pasta dasar dan katalis memakai spatula dengan gerakan memutar selama 20
detikd. Lanjutkan pencampuran dengan gerakan spatula yang lebih luas selama 25 detike. Masukkan adonan material ke dalam sendok cetak sebagian,kemudian di cetakkan ke
model
6
f. Biarkan material cetak hingga settingg. Lepaskan material cetak dari modelh. Amati kehalusan permukaan dan adanya gelembung udara pada permukaan hasil
cetakkan
7
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengukuran Waktu Pengerasan
Hand mixing
Silicon Setting time
Putty 2 menit 8 detik
Pasta 2 menit 50 detik
1.2 Hasil Pengamatan
Percobaan Hasil Percobaan
Hand Mixing Permukaan hasil cetakan halus meliputi seluruh bagian yang
diperlukan
Keterangan:
Penggunaan teknik hand mixing dilakukan pada double impression. Pada pencampuran base dan katalis silicon putty dilakukan teknik memijat homogen (warna bercampur). Base dan katalis silicon putty menggunakan ½ takaran sendok pabrik pada tiap percobaan.
1.3 Pembahasan
Elastomer merupakan bahan cetak yang memiliki akurasi tinggi dan berkualitas mirip
karet, sehingga sering disebut sebagai bahan karet. Bahan cetak elastomer sering digunakan
di kedokteran gigi sebagai konstruksi pengecoran logam, restorasi keramik, bridges, restorasi
implan, partial denture framework dan complete dentures. (Hatrick, et al, 2011 : 184)
Bahan cetak elastomer jenis ini banyak ditemui dipasaran karena memiliki akurasi yang
tinggi, stabilitas dimensi dengan waktu dan kemampuan mencetak yang lebih detail jika
dibandingkan bahan cetak hidrokoloid. (Powers & Wataha, 2008 : 186)
Ada tiga jenis bahan cetak elastomer yakni (Bhat & Nandish, 2011 : 114):
8
1. Polysulphides
2. Polysilicones
a. Addition Polysilicones
b. Condensation Polysilicones
3. Polyether
a. Light Actived Polyether
b. Chemically Actived Polyether
A. Perbedaan elastomer menurut Bhat dan Nandish (2011:114-115)
Berdasarkan viskositas (viskositas dikontrol oleh jumlah fillers):
1. Material yang viskositasnya sangat tinggi : putty seperti elastomer.
2. Material yang viskositasnya tinggi : heavy body elastomer.
3. Material yang viskositasnya sedang : regular body elastomer.
4. Material yang viskositasnya rendah : light body elastomer-syringe consistancy.
B. Prosses Polimerisasi
Kelompok reaktif adalah ikatan rangkap karbon (C=C) yang disebut vinyl grup. Polimerisasi terjadi lewat jalan radikal bebas dan polimerisasi adisi. Polimerisasi melibatkan rantai memanjang dan silang dengan bahan karet stabil. Dalam reaksi tidak terjadi penguapan karena tidak ada produk yang terbentuk. (Stewart & Bagby. 2013: 122)
C. Addition Polysilicones
Polisilikon adisi merupakan perbaikan atau pengembangan dari polisilikon kondensasi yang memiliki stabilitas dimensi dan keakuratan tinggi. Bahan ini bersih dan mudah digunakan, tidak berbau busuk atau memiliki rasa. (Hatrick, Eakle & Bird, 2011 : 185).
Polisilikon adisi juga dikenal sebagai poly vinyl siloxane (PVS) atau vinyl poly siloxane (VPS) merupakan pengembangan alternatif dari polisulfida dan polisilikon kondensasi. Bahan ini tersedia dalam bentuk two-paste atau two-putty system. Material ini sama dengan polisilikon kondensasi yang memiliki polimer polydimethyl siloxane, tetapi gugus akhirnya berupa grup vinyls. Reaksi setting dikatalisis oleh platinum dan silanol. Kelebihan jenis polisilikon adisi adalah tidak ada hasil sisa pada akhir reaksi. (Powers & Wataha, 2008 : 186) (Van Noort, 2007 : 197-198)
9
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam percobaan ini dapat kami simpulkan bahwa saat melakukan percobaan handmixing,teknik yang menggunakan pengadukan dengan cara memutar saja dapat menghasilkan lebih banyak porous dari pada teknik pengadukan memutar dan melipat.Percobaan praktikum kali ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan teknik hand mixing dan static auto mixing.Terdapat perbedaan hasil juga saat melakukan pengadukan material cetak elastomer menggunakan teknik Han mixing dan static automixing.Static automixing dapat dikatakan terlihat lebih homogeny dan halus ari pada hand mixing.
5.2 Saran
Dari praktikum tersebut dapat diketahui bahwa teknik static auto mixing lebih
homogeny dan halus dari pada teknik hand mixing dan juga sebaiknya jika dilakukan
percobaan jangan sampai terkena air
10
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice,Kenneth J.2003.Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi.Jakarta.EGC
Bhat Shama,Nandish BT.2011.Science of Dental Materials.New Delhi:CBS Publisher.pp 114-115
Hatrick, CD. Eakle, WS & Bird, WF. 2011. Dental Materials: Clinical Applications for Dental Assistants and Dental Hygienists. Second Edition. St. Louis: Saunders Elsevier. p. 184-185
Stewart MG, Bagby M. 2013. Clinical Aspects of Dental Materials 4th ed. Philadelphia: Wolters Kluver.p.122.
Van Noort, Richard. 2008. Introduction to Dental Materials. Third Edition. China: Mosby Elsevier. p. 197-198
11