pendahuluan dan sun

4
PENDAHULUAN Sejak tahuanggaran 2000, Pemerintah Indonesia menerapkan anggaran defisit menggantikan anggaran berimbang dan dinamis yang telah digunakan lebih dari tiga dasawarsa. Dalam menyusun APBN, pemerintah sering mengalami defisit anggaran, karena pos keluar lebih besar dari pos pemasukan. Menurut Susilowati (2006) untuk mengatasi defisit anggaran tersebut, salah satu cara yang dapat digunakan adalah menerbitkan “Surat Utang Negara” (SUN). Sejak tahun 2005 seperti tertuang dalam keputusan Menteri Keuangan (Kemenkeu) Nomor 447/KMK/06/2005, kebijakan APBN asenantiasa diarahkan untuk menjaga dan mempertahankan stabilitas ekonomi makro serta sekaligus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Sampai saat ini, utang masih merupakan sumber utama pembiayaan APBN untuk menutupi defisit maupun pembayaran kembali pokok utang yang telah jatuh tempo (refanancing). PERANAN Pasar SUN sangat strategis. Artinya, tingkat keuntungan dari SUN sebagai instrumen keuangan yang bebas resiko, dipergunakan oleh paran pelaku pasar sebagai acuan atau referensi dalam menentukan tingkat keuntungan suatu investasi atau aset keuangan lain. Dengan demikian, penerbitan SUN secara teratur dan terencana diperlakukan untuk membentuk suatu tolak ukur yang dapat dipergunakan dalam menilai kewajaran suatu aset keuangan atau surat berharga. Adanya pasar keuangan yang efisien akan memberikan beberapa manfaat antara lain: a. memberi peluang dan partisipasi yang lebih besar kepada pemodal untuk melakukan diversifikasi portofolio investasinya; b. membantu terciptanya suatu tata kelola yang baik (good overnance) dikarenakan adanya tingkat transparansi informasi keuangan yang tinggi dalam pasar modal; dan c. membantu terwujudnya suatu sistem keuangan yang stabil karena berkurangnya resiko sistemik (systemic risk) akibat menurunnya ketergantungan pada modal yang berasal dari sistem perbankan. SURAT UTANG NEGARA (SUN)

Upload: indah-setyo

Post on 23-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

SURAT UTANG NEGARA

TRANSCRIPT

Page 1: Pendahuluan Dan Sun

PENDAHULUAN

Sejak tahuanggaran 2000, Pemerintah Indonesia menerapkan anggaran defisit menggantikan anggaran berimbang dan dinamis yang telah digunakan lebih dari tiga dasawarsa. Dalam menyusun APBN, pemerintah sering mengalami defisit anggaran, karena pos keluar lebih besar dari pos pemasukan. Menurut Susilowati (2006) untuk mengatasi defisit anggaran tersebut, salah satu cara yang dapat digunakan adalah menerbitkan “Surat Utang Negara” (SUN).

Sejak tahun 2005 seperti tertuang dalam keputusan Menteri Keuangan (Kemenkeu) Nomor 447/KMK/06/2005, kebijakan APBN asenantiasa diarahkan untuk menjaga dan mempertahankan stabilitas ekonomi makro serta sekaligus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Sampai saat ini, utang masih merupakan sumber utama pembiayaan APBN untuk menutupi defisit maupun pembayaran kembali pokok utang yang telah jatuh tempo (refanancing).

PERANAN

Pasar SUN sangat strategis. Artinya, tingkat keuntungan dari SUN sebagai instrumen keuangan yang bebas resiko, dipergunakan oleh paran pelaku pasar sebagai acuan atau referensi dalam menentukan tingkat keuntungan suatu investasi atau aset keuangan lain. Dengan demikian, penerbitan SUN secara teratur dan terencana diperlakukan untuk membentuk suatu tolak ukur yang dapat dipergunakan dalam menilai kewajaran suatu aset keuangan atau surat berharga.

Adanya pasar keuangan yang efisien akan memberikan beberapa manfaat antara lain:

a. memberi peluang dan partisipasi yang lebih besar kepada pemodal untuk melakukan diversifikasi portofolio investasinya;

b. membantu terciptanya suatu tata kelola yang baik (good overnance) dikarenakan adanya tingkat transparansi informasi keuangan yang tinggi dalam pasar modal; dan

c. membantu terwujudnya suatu sistem keuangan yang stabil karena berkurangnya resiko sistemik (systemic risk) akibat menurunnya ketergantungan pada modal yang berasal dari sistem perbankan.

SURAT UTANG NEGARA (SUN)

SUN adalah surat berharga berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valas yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya.

SUN digunakan oleh pemerintah antara lain untuk membiayai defisit APBN serta menutupi kekurangan kas jangka pendek dalam satu tahun anggaran. Berdasarkan Pasal 3 UU Nomor 24 tahun 2002, SUN terdiri dari:

a. surat Pembendaharaan Negara (treasury bills), yaitu surat pembendaharaan negara yang berjangka waktu sampai dengan dua belas bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto; dan

b. Obligasi Negara (treasury bonds), yaitu obligasi negara yang berjangka waktu lebih dari dua belas bulan dengan kupon/atau pembayaran bunga secara diskonto/bunga.

Page 2: Pendahuluan Dan Sun

Surat Utang Negara diterbitkan dalam bentuk warkat atau tanpa warkat, yang diperdagangkan atau dalam bentuk tidak diperdagangkan di pasar sekunder. Pasar sekuder yang dimaksud adalah kegiatan perdagangan surat utang negara yang telah dijual di pasar perdana.

a. warkat yang diperdagangkan atau tidak.

SUN dengan warkat adalah surat berharga yang kepemilikannya berupa sertifikat, baik atas nama, maupun atas unjuk. Sertifikat atas nama adalah sertifikat yang nama pemiliknya tercantum, sedangkan sertifikat atas unjuk adalah sertifikat yang tidak mencantumkan nama pemilik sehingga setiap orang yang menguasainya adalah pemilik sah.

b. tanpa warkat (scripless) yang diperdagangkan atau tidak.

SUN tanpa warkatatau (sriplees adalah surat berharga yang kepemilikannya dicatat secara elektronis (book-entry system). Dalam SUN tanpa warkat, bukti kepemilikan yang otentik dan sah adalah pencatatan kepemilikan secara elektronis. Cara pencatatan secara elektronis dimaksudkan agar pengadministrasian data kepemilikan (registry) dan penyelesaian transaksi perdagangan SUN di pasar sekunder dapat diselenggarakan secara efisien, cepat, aman, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.

c. SUN yang diperdangangkan adalah SUN yang diperjualbelikan di pasar sekunder baik didalam,maupun diluarnegeri. Perdagangan dapat dilakukan melalui bursa dan/atau diluar bursa yang biasa disebut overthe counter (OTC).

d. SUN yang tidak diperdagangkan adalah SUN yang tidak diperjual belikan di pasar sekunder dan biasanya diterbitkan secara khusus untuk pemodal institusi tertentu, baik domestik maupun asing, yang berminat untuk memiliki SUN sesuai dengankebutuhan spesifikasi dari portofolio investasinya.

Gambar 5.1 struktur SBN

Surat berharga negara dapat dipisahkan ke dalam beberapa jenis (DPJU,2010), yaitu sebagai berikut.

a. Obligasi berbunga tetep (fixed rate bonds-FR)

Obligasi jenis ini memiliki tingkat kupon yang ditetapkan pada saat penerbitan dan dibayarkan secara periodik. Kupon obligasi berbunga tetap seri FR (fixed rate) dibayarkan setiap enam bulan sekali (semi-annually). Obligasi jenis FR dapat di[erdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder.

b. Obligasi Ritel Indonesia (ORI)

ORI adalah obligasi negara yang dijual kepada individu atau perseorangan earga negara Indonesia melalui sgen penjual di pasar perdana. ORI memiliki tingkat kupon yang ditetapkan pada penerbit dan dibayarkan secara periodik. Kupon ORI dibayarkan sebulan sekali (monthly). ORI dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder.

Page 3: Pendahuluan Dan Sun

c. Obligasi tanpa bunga (zero coupon-ZC)

Zero coupon adalah obligasi negara tanpa bunga dijual secara diskonto. Zero coupon dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder.

d. Obligasi berbunga mengambang (variable rate bonds-VR)

Obligasi berbunga mengambang memiliki tingkat kupon yang ditetapkan secara periodik berdasarkan tingkat bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) berjangka tiga bulan. Kupon dibayarkan secara periodik setiap tiga bulan. Obligasi jenis VR dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan di pasar sekunder.

e. Surat Pembendaharaan Negara (SPN)

SPN merupakan instrumen utang jangka pendek dengan penerbitan secara diskonto.SPN dapat diperdagangkan dan dipindah tangankan kepemilikannya di pasar sekunder.

f. Surat Utang Pemerintah (SUP) kepada BI

Kupon surat utang pemerintah kepada Bank Indonesia dibayarkan secara periodik setiap enam bulan sekali. Pembayaran cicilan pokok dilakukan bersamaan dengan pembayaran bunga.

g. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

Surat berharga syariah negara selanjutnya disingkat SBSN, atau dapat disebut sukuk negara, adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN, dalam mata uang rupiah maupu valas asing.

h. Surat berharga negara berdenominasi valuta asing

Surat berharga negara yang berupa surat pengakuan utang dalam valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia.