pendahuluan 1.1.latar belakang
DESCRIPTION
Pendahuluan1.1. Latar BelakangDerajat kesehatan suatu masyarakat pada garis besarnya dipengaruhi oleh 4 faktor utama, yaitu: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan (herediter). Dimana untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, maka 4 faktor utama tersebut diperlukan secara bersama-sama. Perilaku, khususnya PerilakuHidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan komponen penting dalam pembangunan kesehatan dimana diperlukan adanya kesadaran, kemampuan, dan kemauan hidup sehat dari setiap penduduk sehingga derajat kesehatan yang optimal dapat terwujud, dan dengan demikian masyarakat diharapkan mampu berpartisipasi dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri. Sedangkan, pembangunan kesehatan mempunyai peran dalam menentukan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang merupakan fokus pembangunan nasional. Oleh karena itu, PHBS ini perlu diselenggarakan sebaik-baiknya agar dapat memberikan sumbangan yang nyata baik dalam pembangunan kesehatan maupun pembangunan nasional.1Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara-negara berkembang terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air minum yang aman, sanitasi dan hygiene yang buruk. Setiap itu, terdapat bukti bahwa pelayanan sanitasi yang memadai, persediaan air yang aman, sistem pembuangan sampah serta pendidikan hygiene dapat menekan tingkat kematian akibat diare sampai 65%, serta penyakit-penyakit lainnya sebanyak 26%.2PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga berperilaku hidup bersih dan sehat.1Program pembinaan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang dicanangkan pemerintah sudah berjalan sekitar 15 tahun, namun keberhasilannya masih jauh dari harapan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007 menunjukkan bahwa rumah tangga di Indonesia yang mempraktekkan PHBS baru mencapai 38,7%. Padahal Rencana Strategis (Restra) Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 mencantumkan target 70% rumah tangga sudah mempraktekkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) pada tahun 2014.Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS memang merupakansalah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) dari KementerianKesehatan.3Angka Kematian Ibu (AKI) telah menurun dari 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2004menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 dengan peningkatan angka PHBS rumah tangga namunmasih belum mencapai sasaran strategis Kementerian Kesehatan adalah 118 per 100.000 kelahiran hidup dan target MDGs adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) menurun dari 35 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2004, menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2012) dengan peningkatan persentase PHBS. Angka ini belum mencapai sasaran strategis Kementerian Kesehatan adalah 24 per 1.000 kelahiran hidup dan target MDGs adalah 23 per 1.000 kelahiran hidup.3,4Keadaan ini mengakibatkan adanya beban ganda dalam penanggulangan penyakit di Indonesia.Beberapa haljuga telah dicapai dalam rangka perbaikan gizi masyarakat,namun pemberian ASI eksklusif kepada bayi usia 0-6 bulanjustru mengalami penurunan. Status gizi ibu hamil, bayi dan anak balita juga masih perlu ditingkatkan, karena masih tingginya bayi yang lahir dengan berat lahir rendah (11,1%) dan tingginya prevalensi anak balita kerdil (35,7%) akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu lama. Derajat kesehatan masyarakat yang masih belum optimal tersebut di atas pada hakikatnya dipengaruhi oleh kondisilingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan genetika.5Target rumah tangga sehat di Jawa Barat pada tahun 2007 adalah 44% rumah tangga sehat, tahun 2008 sebanyak 51% rumahTRANSCRIPT
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Derajat kesehatan suatu masyarakat pada garis besarnya dipengaruhi oleh 4 faktor utama,
yaitu: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan (herediter). Dimana untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, maka 4 faktor
utama tersebut diperlukan secara bersama-sama. Perilaku, khususnya PerilakuHidup Bersih
dan Sehat (PHBS) merupakan komponen penting dalam pembangunan kesehatan dimana
diperlukan adanya kesadaran, kemampuan, dan kemauan hidup sehat dari setiap penduduk
sehingga derajat kesehatan yang optimal dapat terwujud, dan dengan demikian masyarakat
diharapkan mampu berpartisipasi dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya
sendiri. Sedangkan, pembangunan kesehatan mempunyai peran dalam menentukan
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang merupakan fokus pembangunan
nasional. Oleh karena itu, PHBS ini perlu diselenggarakan sebaik-baiknya agar dapat
memberikan sumbangan yang nyata baik dalam pembangunan kesehatan maupun pembangunan
nasional.1
Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara-negara berkembang
terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh kurangnya
air minum yang aman, sanitasi dan hygiene yang buruk. Setiap itu, terdapat bukti bahwa
pelayanan sanitasi yang memadai, persediaan air yang aman, sistem pembuangan sampah serta
pendidikan hygiene dapat menekan tingkat kematian akibat diare sampai 65%, serta penyakit-
penyakit lainnya sebanyak 26%.2
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah
Tangga berperilaku hidup bersih dan sehat.1Program pembinaan PHBS (Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat) yang dicanangkan pemerintah sudah berjalan sekitar 15 tahun, namun
keberhasilannya masih jauh dari harapan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007
menunjukkan bahwa rumah tangga di Indonesia yang mempraktekkan PHBS baru mencapai
38,7%. Padahal Rencana Strategis (Restra) Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014
mencantumkan target 70% rumah tangga sudah mempraktekkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat) pada tahun 2014.Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS memang merupakansalah satu
Indikator Kinerja Utama (IKU) dari KementerianKesehatan.3
Angka Kematian Ibu (AKI) telah menurun dari 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2004menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 dengan peningkatan angka PHBS
rumah tangga namunmasih belum mencapai sasaran strategis Kementerian Kesehatan adalah 118
per 100.000 kelahiran hidup dan target MDGs adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup. Angka
Kematian Bayi (AKB) menurun dari 35 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2004, menjadi 32 per
1.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2012) dengan
peningkatan persentase PHBS. Angka ini belum mencapai sasaran strategis Kementerian Kesehatan
adalah 24 per 1.000 kelahiran hidup dan target MDGs adalah 23 per 1.000 kelahiran hidup.3,4
Keadaan ini mengakibatkan adanya beban ganda dalam penanggulangan penyakit di
Indonesia.Beberapa haljuga telah dicapai dalam rangka perbaikan gizi masyarakat,namun
pemberian ASI eksklusif kepada bayi usia 0-6 bulanjustru mengalami penurunan. Status gizi ibu
hamil, bayi dan anak balita juga masih perlu ditingkatkan, karena masih tingginya bayi yang lahir
dengan berat lahir rendah (11,1%) dan tingginya prevalensi anak balita kerdil (35,7%) akibat
kekurangan gizi dalam jangka waktu lama. Derajat kesehatan masyarakat yang masih belum
optimal tersebut di atas pada hakikatnya dipengaruhi oleh kondisilingkungan, perilaku masyarakat,
pelayanan kesehatan dan genetika.5
Target rumah tangga sehat di Jawa Barat pada tahun 2007 adalah 44% rumah tangga sehat,
tahun 2008 sebanyak 51% rumah tangga sehat, tahun 2009 sebanyak 58% rumah tangga sehat dan
tahun 2010 adalah seanyak 65% rumah tangga sehat, tahun 2011 sebesar 72% dan pada tahun 2012
sebanyak 80% rumah tangga.6
Dari Laporan Pembangunan Puskesmas Wanakerta tahun 2011-2012 didapatkan bahwa
penyakit infeksi saluran pernapasan akut dan diare termasuk dalam sepuluh besar penyaki yang
sering ditemukan. Terjadi peningkatan penyakit infeksi saluran pernapasan akut yaitu 37,3% menjadi
42,1% dan penyakit diare yaitu 2,7% menjadi 4,0%.
Karena belum diketahuinya tingkat keberhasilan pelaksanaan Program PHBS rumah
tangga di Puskesmas Wanakerta, Kabupaten Karawang pada periode Juli 2012 sampai dengan
Juni 2013, maka dilakukan evaluasi.
Pendahuluan
1.2. Latar Belakang
Derajat kesehatan suatu masyarakat pada garis besarnya dipengaruhi oleh 4 faktor utama,
yaitu: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan (herediter). Dimana untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, maka 4 faktor
utama tersebut diperlukan secara bersama-sama. Perilaku, khususnya PerilakuHidup Bersih
dan Sehat (PHBS) merupakan komponen penting dalam pembangunan kesehatan dimana
diperlukan adanya kesadaran, kemampuan, dan kemauan hidup sehat dari setiap penduduk
sehingga derajat kesehatan yang optimal dapat terwujud, dan dengan demikian masyarakat
diharapkan mampu berpartisipasi dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya
sendiri. Sedangkan, pembangunan kesehatan mempunyai peran dalam menentukan
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang merupakan fokus pembangunan
nasional. Oleh karena itu, PHBS ini perlu diselenggarakan sebaik-baiknya agar dapat
memberikan sumbangan yang nyata baik dalam pembangunan kesehatan maupun pembangunan
nasional.1
Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara-negara berkembang
terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh kurangnya
air minum yang aman, sanitasi dan hygiene yang buruk. Setiap itu, terdapat bukti bahwa
pelayanan sanitasi yang memadai, persediaan air yang aman, sistem pembuangan sampah serta
pendidikan hygiene dapat menekan tingkat kematian akibat diare sampai 65%, serta penyakit-
penyakit lainnya sebanyak 26%.2
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah
Tangga berperilaku hidup bersih dan sehat.1Program pembinaan PHBS (Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat) yang dicanangkan pemerintah sudah berjalan sekitar 15 tahun, namun
keberhasilannya masih jauh dari harapan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007
menunjukkan bahwa rumah tangga di Indonesia yang mempraktekkan PHBS baru mencapai
38,7%. Padahal Rencana Strategis (Restra) Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014
mencantumkan target 70% rumah tangga sudah mempraktekkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat) pada tahun 2014.Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS memang merupakansalah satu
Indikator Kinerja Utama (IKU) dari KementerianKesehatan.3
Angka Kematian Ibu (AKI) telah menurun dari 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2004menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 dengan peningkatan angka PHBS
rumah tangga namunmasih belum mencapai sasaran strategis Kementerian Kesehatan adalah 118
per 100.000 kelahiran hidup dan target MDGs adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup. Angka
Kematian Bayi (AKB) menurun dari 35 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2004, menjadi 32 per
1.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2012) dengan
peningkatan persentase PHBS. Angka ini belum mencapai sasaran strategis Kementerian Kesehatan
adalah 24 per 1.000 kelahiran hidup dan target MDGs adalah 23 per 1.000 kelahiran hidup.3,4
Keadaan ini mengakibatkan adanya beban ganda dalam penanggulangan penyakit di
Indonesia.Beberapa haljuga telah dicapai dalam rangka perbaikan gizi masyarakat,namun
pemberian ASI eksklusif kepada bayi usia 0-6 bulanjustru mengalami penurunan. Status gizi ibu
hamil, bayi dan anak balita juga masih perlu ditingkatkan, karena masih tingginya bayi yang lahir
dengan berat lahir rendah (11,1%) dan tingginya prevalensi anak balita kerdil (35,7%) akibat
kekurangan gizi dalam jangka waktu lama. Derajat kesehatan masyarakat yang masih belum
optimal tersebut di atas pada hakikatnya dipengaruhi oleh kondisilingkungan, perilaku masyarakat,
pelayanan kesehatan dan genetika.5
Target rumah tangga sehat di Jawa Barat pada tahun 2007 adalah 44% rumah tangga sehat,
tahun 2008 sebanyak 51% rumah tangga sehat, tahun 2009 sebanyak 58% rumah tangga sehat dan
tahun 2010 adalah seanyak 65% rumah tangga sehat, tahun 2011 sebesar 72% dan pada tahun 2012
sebanyak 80% rumah tangga.6
Dari Laporan Pembangunan Puskesmas Wanakerta tahun 2011-2012 didapatkan bahwa
penyakit infeksi saluran pernapasan akut dan diare termasuk dalam sepuluh besar penyaki yang
sering ditemukan. Terjadi peningkatan penyakit infeksi saluran pernapasan akut yaitu 37,3% menjadi
42,1% dan penyakit diare yaitu 2,7% menjadi 4,0%.
Karena belum diketahuinya tingkat keberhasilan pelaksanaan Program PHBS rumah
tangga di Puskesmas Wanakerta, Kabupaten Karawang pada periode Juli 2012 sampai dengan
Juni 2013, maka dilakukan evaluasi.