pencacah radiasi digital pada in vehicle module sistem...
TRANSCRIPT
SEMINAR NASIONAL VIII
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013
ISSN 1978-0176
188 Adi Abimanyu, dkk STTN-BATAN
PENCACAH RADIASI DIGITAL PADA IN VEHICLE MODULE (IVM)
SISTEM PEMANTAU ZAT RADIOAKTIF
Adi Abimanyu, Dwi Yuliansari, Nurhidayat S, Mursiti
Pusat Teknologi Akselerator Proses Bahan
Jalan Babarsari PO BOX 6101/ YKBB Yogyakarta
Email untuk korespondensi: [email protected]
ABSTRAK
PENCACAH RADIASI DIGITAL PADA IN VEHICLE MODULE (IVM) SISTEM PEMANTAU
ZAT RADIOAKTIF. Telah berhasil dirancang dan dibangun unit pencacah digital pada IVM sistem pemantau
zat radioaktif menggunakan mikrokontroler ATMega8. Monitoring laju paparan radiasi pada transportasi
bahan radioaktif pada umumnya masih dilakukan secara manual menggunakan survey meter. Pencacah ini
akan memonitor laju paparan radiasi layaknya survey meter tetapi memiliki kemampuan untuk melakukan
pengukuran secara otomatis dan online monitoring sehingga memudahkan monitoring laju paparan radiasi
pada transportasi bahan radioaktif oleh supervisor di ruang kendali maupun petugas pengangkut. Kegiatan ini
meliputi pembuatan perangkat keras dan pengembangan perangkat lunak. Proses pengujian dilakukan untuk
mengetahui linieritas pencacahan dengan memberikan input dari pembangkit pulsa standar, didapatkan hasil
nilai lineritas pencacahan (R2) = 1. Pengujian kestabilan alat menggunakan chi square test, didapatkan nilai
(𝝌2) = 9,33 untuk cacah latar dan 25,16 untuk cacah sumber dan nilai (𝝌2) terletak diantara 7,663 ≤
𝝌2≤36,191, sehingga pencacah ini memiliki kestabilan yang memenuhi syarat. Pencacah ini mampu untuk
dikalibrasi dengan cara merubah faktor konversi pencacahan dan dapat mengirimkan data hasil pengukuran
secara serial. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa pencacah ini telah berfungsi dengan baik dan
memenuhi syarat untuk digunakan pada In Vehicle Module (IVM) transportasi bahan radioaktif.
Kata kunci: In Vehicle Module, Transportasi Radioaktif
ABSTRACT
DIGITAL COUNTER RADIATION IN VEHICLE MODULE (IVM) FOR MONITORING OF
RADIOACTIVE SUBSTANCE. It has been successfully designed and built digital counter unit for In Vehicle
Module (IVM) of radioactive substances monitoring system using a microcontroller ATmega8. Monitoring of
radiation exposure rate of radioactive materials transportation in general is still done manually using a survey
meter. This counter will monitor the rate of radiation exposure as a survey meter but has the ability to perform
automatic measurements and online monitoring so as to facilitate monitoring of radiation exposure rate on
transport of radioactive material by a supervisor in the control room and personnel carriers. These activities
include the manufacture of hardware and software development. The process of testing conducted to determine
the linearity of the counter by providing input from a standard pulse generator, showed counter linearity value
(R2) = 1. Stability testing using chi square test, the value (𝝌2) = 9.33 for the background count and 25.16 for
the source count and value (𝝌2) is located between 7.663 ≤ 𝝌2 ≤ 36.191, so the counter has good in stability.
This counter is able to be calibrated by changing the conversion factor of counter and can transmit data
measurements in serial. From the test results show this counter is functioning properly and are eligible to use
the In Vehicle Module (IVM) transport of radioactive materials.
Keyword : In Vehicle Module, Transportation of Radioactive.
SEMINAR NASIONAL IX
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013
ISSN 1978-0176
189 STTN-BATAN Adi Abimanyu, dkk
PENDAHULUAN
Secara umum definisi transportasi adalah
pemindahan manusia atau barang dari satu tempat
ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah
wahana yang di-gerakkan oleh manusia atau mesin
(Nasution, 2004). Bahan radioaktif adalah bahan
atau zat yang mengandung inti atom tidak stabil,
atau setiap zat yang memancarkan radiasi pengion
dengan aktivitas jenis > 70kBq/kg (Indonesia,
1997).
Pengangkutan bahan radioaktif adalah proses
pemindahan zat radiasi pengion dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan sebuah
wahana dalam hal ini umumnya menggunakan
mobil. Proses pengangkutan bahan radioaktif
memerlukan perhatian lebih dikarenakan potensi
bahaya radiasi yang dapat ditimbulkannya, sehingga
pengangkutan zat radioaktif juga harus selalu
dipantau/dimonitor laju paparan radiasi pancaran
bahan radioaktif yang diangkut.
Dalam fisika, deskripsi radiasi adalah setiap
proses di mana energi bergerak melalui media atau
melalui ruang, dan akhir¬nya diserap oleh benda
lain[9]. Radiasi tidak dapat dirasakan oleh indera
manusia. Untuk mengetahui besarnya radiasi maka
manusia memerlukan suatu alat yaitu detektor dan
sistem pencacah radiasi. Begitu juga dalam
pengangkutan bahan radioaktif agar laju paparan
radiasi dapat selalu termonitor maka diperlukan
pencacah laju paparan radiasi digital pada
kendaraan pengangkut bahan radioaktif yang
nantinya disebut pencacah laju paparan radiasi
digital In Vehicle Module (IVM).
Pencacah radiasi digital IVM berfungsi
untuk memonitor laju paparan radiasi sehingga
operator pengangkut bahan radioaktif yang berada
di dalam kendaraan dan supervisor yang berada di
ruang kendali dapat selalu mengetahui laju paparan
radiasi bahan radioaktif yang diangkut. Oleh karena
itu pencacah ini selain memiliki kemampuan
mengukur laju paparan radiasi, mampu dikalibrasi
dan juga harus mampu mengirimkan informasi ke
supervisor di ruang kendali. Untuk itu desain
pencacah yang sudah ada memerlukan tambahan
feature yaitu kemampuan mengirimkan informasi
ke supervisor yang berada di ruang kendali.
TEORI
Sistem pencacah radiasi digital terdiri dari
detektor, penyedia daya tegangan rendah DC,
penyedia tegangan tinggi DC, rangkaian pembalik
dan pembentuk pulsa, pencacah digital[1].
menggunakan mikro-kontroler ATMega8, LCD
16x2 sebagai penampil pada IVM, calibration
dongle dan komunikasi serial level TTL untuk me-
ngirimkan data laju paparan radiasi ke mas-ter
mikrokontroler yang terhubung dengan modem.
Blok diagram sistem pencacah radiasi digital
IVM ditunjukkan pada Gambar1.
GMGM Inverter
Pulse Shaping
Microcontroller
ATMega8
Calibration
Dongle
Low Voltage DC
Power Supply
HighVoltage DC
Power Supply
Display
LCD 16*2
Communication
Serial
To Master
Microcontroller for
transmit by GSM
T1
Tx-Rx
INT0
Pencacah Radiasi
Digital
Gambar 1. Blok Diagram Sistem Pencacah Radiasi Digital IVM
In Vehicle Module (IVM)
In Vehicle Module (IVM) adalah modul
yang terletak di dalam kendaraan (Sarma et al.,
2005). Dalam hal ini kendaraan yang dimaksud
adalah mobil pengangkut bahan radioaktif. IVM
modul terdiri dari modul pencacah radiasi digital,
data acquisition position module based on GPS dan
GSM module. Pada makalah ini yang akan dibahas
adalah modul pencacah radiasi digital saja.
Modul pencacah radiasi digital meng-
gunakan mikrokontroler ATMega8 dengan
memanfaatkan peripheral-peripheral yang dimiliki
oleh ATMega8. Selain itu ATMega8 memiliki
dimensi yang cukup kecil dan kompak serta sudah
menggunakan sistem Reduced Instruction Set
Computing (RISC) atau "Komputasi set instruksi
yang disederhanakan" [10].
SEMINAR NASIONAL VIII
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013
ISSN 1978-0176
190 Adi Abimanyu, dkk STTN-BATAN
Mikrokontroler ATMega8
Mikrokontroler adalah suatu alat elektronika
digital yang mempunyai ma-sukan dan keluaran
serta kendali dengan program yang dapat ditulis dan
dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikro-
kontroler sebenarnya membaca dan menulis data.
Mikrokontroler merupakan sistem komputer yang
seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas
dalam satu chip IC. Mikrokontroler biasa digunakan
untuk mengkendalikan peralatan elektronik, yang
menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Secara
harfiahnya dapat disebut "pengendali kecil" dimana
sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak
memerlukan komponen-komponen pendukung
seperti IC, TTL dan CMOS dapat direduksi dan
akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh
mikrokontroler [3].
Mikrokontroler ATMega8 merupakan
mikrokontroler keluarga AVR dengan kemampuan
yang sangat baik dan harganya relatif murah.
Mikrokontroler ATMega8 digunakan dalam
penelitian ini karena memiliki kemampuan sebagai
berikut (Atmel, 2005) :
1. Program memori internal 8 kbytes
2. SRAM Internal 1 kbyte
3. 23 Programmable I/O lines
4. Sebuah port serial
5. Sumber Interupsi Eksternal dan Internal
6. Tiga buah timer/counter
7. Tegangan operasi 4 sampai 5,5 Volt.
Konfigurasi pin mikrokontroler ATMega8
ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Konfigurasi Pin Mikrokontroler
ATMega8
Fitur-fitur ATMega yang digunakan untuk
pencacah radiasi digital adalah sebagai berikut:
1. Timer1 sebagai pencacah pulsa digital yang
merupakan output dari pembentuk pulsa.
2. INT0 sebagai jalur komunikasi antara
calibration dongle dengan unit pencacah
radiasi.
3. Tx/Rx sebagai jalur komunikasi serial dengan
mikrokontroler master untuk mengirimkan
data hasil pencacahan ke ruang kendali
melalui modul GSM.
Komunikasi Serial
Komunikasi serial adalah salah satu metode
komunikasi data di mana hanya satu bit data yang
dikirimkan melalui seuntai kabel pada suatu waktu
tertentu[7]. Pada kegiatan ini komunikasi dilakukan
antara sebuah mikrokontroler master dan sebuah
mikrokontroler slave. Blok diagram komunikasi
master slave ditunjukkan Gambar 3.
Mikrokontroler
Master
Mikrokontroler
Pencacah
Radiasi Digital
Tx Rx
TxRx
Gambar 3. Blok Diagram Komunikasi Serial
Komunikasi master slave dibangun dengan
cara yang sangat sederhana yaitu dengan
menghubungkan pin Tx mikro-kontroler master
dengan pin Rx mikro-kontroler pencacah radiasi
digital begitu juga sebaliknya.
Mikrokontroler master mengirimkan sebuah
perintah/kode yang digunakan untuk menginterupsi
mikrokontroler pencacah radiasi digital. Kode
tersebut mengakibatkan mikrokontroler pencacah
radiasi digital melaksanakan service routine
interupsi pengiriman data laju paparan radiasi.
Setelah selesai melaksanakannya, mikrokontroler
pencacah radiasi kembali ke program utama untuk
memonitor radiasi.
Agar komunikasi dapat berjalan dengan baik
maka perlu dirancang suatu perangkat lunak yang
sesuai.
METODOLOGI
Perangkat lunak mikrokontroler dibuat
menggunakan bahasa pemrograman BASIC,
hasilnya ditanamkan/ di-download pada mi-
krokontroler menggunakan sebuah alat yang
bernama Universal ISP Downloader. Selain
perangkat lunak kegiatan ini membutuhkan
perangkat keras yaitu sebuah minimum system
ATMega8, dan sebuah calibration dongle.
Kegiatan ini terdiri dari pembuatan
perangkat keras dan perangkat lunak. Pembuatan
perangkat keras terdiri dari pembuatan perangkat
keras minimum system ATMega8 dan calibration
dongle. Setiap kegiatan meliputi tahapan-tahapan
pembuatan rangkaian, pengecekan rangkaian,
pembuatan layout PCB, pembuatan PCB,
pemasangan komponen dan pengujian rangkaian
setelah komponen terpasang.
Kegiatan pembuatan perangkat lunak
meliputi pembuatan program utama dan pembuatan
SEMINAR NASIONAL IX
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013
ISSN 1978-0176
191 STTN-BATAN Adi Abimanyu, dkk
sub program interupsi serial dan pembuatan sub
program interupsi eksternal-0. Pembuatan
perangkat lunak meliputi tahapan-tahapan pembuat-
an diagram alir, pembuatan perangkat lunak,
pengujian dengan simulasi, menanamkan/men-
download perangkat lunak ke perangkat keras,
pengujian dengan perangkat keras.
Diagram alir kegiatan pembuatan perangkat
keras dan perangkat lunak ditunjukkan pada
Gambar 4. Rangkaian pencacah radiasi digital
ditunjukkan pada Gambar 5.
Mulai
Pembuatan Diagram Alir
Perangkat Lunak
Pembuatan Perangkat Lunak
Sesuai?
Pengujian Fungsi Perangkat
Lunak dengan Simulasi
Download Perangkat Lunak pada
Mikrokontroler menggunakan
Universal ISP Downloader
Pengujian Fungsi Perangkat
Lunak dengan perangkat keras
Sesuai?
Selesai
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Mulai
Pembuatan rangkaian
schematic
Pengecekan rangkaian
schematic
Sesuai?
Pembuatan gambar PCB
dari rangkaian schematic
Pengecekan gambar PCB
Sesuai?
Pembuatan PCB
Pemasangan Komponen
Pengujian Rangkaian
Sesuai?
Selesai
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
(a) (b)
Gambar 4.(a). Diagram Alir Rancang Bangun Perangkat Keras, (b). Diagram Alir Rancang Bangun
Perangkat Lunak
SEMINAR NASIONAL VIII
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013
ISSN 1978-0176
192 Adi Abimanyu, dkk STTN-BATAN
Gambar 5. Rangkaian Pencacah Radiasi Digital
Perangkat lunak dibuat dengan meng-
akomodir fitur-fitur yang diinginkan yaitu
kemampuan untuk mencacah radiasi, dika-librasi
dan mengirimkan informasi laju paparan radiasi ke
ruang kendali (melalui komunikasi serial ke
mikrokontroler master untuk selanjutnya
dikirimkan melalui SMS menggunakan modem
GSM). Pembuatan perangkat lunak itu dibagi
menjadi 2 bagian yaitu bagian program utama dan
bagian pe-layanan interupsi.
1. Bagian Program Utama
Program utama merupakan bagian utama
dari perangkat lunak ini yaitu perangkat lunak yang
mengakomodir fitur pencacahan radiasi. Prinsip
kerja dari perangkat lunak ini adalah sebagai
berikut:
a. Mencacah nilai paparan radiasi yang masuk
pada timer1 (cps)
b. Mengkonversi besaran paparan radiasi
menjadi laju paparan radiasi (mR/jam)
c. Menampilkan hasil laju paparan radiasi pada
LCD
2. Bagian Pelayanan Interupsi
Pelayanan interupsi merupakan sub
perangkat lunak yang hanya berfungsi jika ada
permintaan/ interupsi. Pelayanan yang dilakukan
adalah pelayanan interupsi eksternal-0 dan
pelayanan interupsi terima data serial. Pelayan
eksternal interupsi berfungsi ketika akan melakukan
kalibrasi. Kalibrasi merupakan proses verifikasi
bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan
ran¬cangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan
membandingkan suatu standar yang terhubung
dengan standar nasional maupun internasional dan
bahan-bahan acuan tersertifikasi [8].
Fitur kalibrasi hanya akan aktif ketika
calibration dongle terhubung dengan unit pencacah
radiasi dan tombol kalibrasi ditekan. Hal ini
dilakukan dengan maksud agar hanya orang yang
berhak saja yang dapat melakukan kalibrasi. Prinsip
kerja pelayanan interupsi adalah sebagai berikut:
a. Mencacah nilai paparan radiasi yang masuk
pada timer1 (cps).
b. Mengkonversi besaran paparan radiasi
menjadi laju paparan radiasi (mR/jam).
c. Menampilkan hasil laju paparan radiasi pada
LCD
d. Hasilnya dibandingkan nilainya oleh operator,
jika terjadi perbe¬daan maka factor konversi
dirubah agar nilai hasil konver¬sinya sama
dengan nilai standar.
e. Simpan nilai konversi pada EEPROM.
Pelayanan interupsi terima data serial
merupakan cara untuk mengakomodir fitur
pengiriman data laju paparan radiasi ke ruang
kendali. Fitur ini akan aktif jika terjadi interupsi
serial terima data dari mikrokontroler master.
Prinsip kerja pelayan interupsi adalah mengirimkan
data laju paparan radiasi ke mikrokontroler master
dengan format A,nilai laju paparan radiasi,*.
SEMINAR NASIONAL IX
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013
ISSN 1978-0176
193 STTN-BATAN Adi Abimanyu, dkk
Diagram alir perangkat lunak ditunjuk-kan
pada Gambar 6. Setelah selesai mela-kukan
pelayanan interupsi maka program akan kembali ke
program utama.
Mulai
Inisialisasi
Konfigurasi INT0
Konfigurasi Urx
Konfigurasi T0
Konfigurasi T1
Konfigurasi Port D = input
Konfigurasi LCD
Konfigurasi INTERNAL EEPROM
Baca fk pada
EEPROM
Baca pulsa pada
T1
Konversi pulsa
dalam laju pulsa
Tampilkan Pada
LCD
Mulai
Kalibrasi? ReturnTb.Finish=0
Atur fk
Fk telah
sesuai?
Tb.Kalibrasi=0
Mulai
Nilai Msg= “A”
Kirim laju
paparan
Format:
A,laju paparan,*
Msg=” “
Tidak
Ya
Return
Program Pelayanan Interupsi URxc
Program Pelayanan Interupsi INT0Program Utama
Gambar 6. Diagram Alir Perangkat Lunak
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk mendapatkan unjuk kerja yang
maksimal maka pencacah radiasi digital yang
dirancang bangun perlu dilakukan pengujian
sebagai berikut:
1. Pengujian Linieritas Pencacahan
Pengujian ini bertujuan untuk me-ngetahui
kinerja dari perangkat lunak yang dirancang serta
membandingkan hasil pen-cacahan antara pem-
bangkit pulsa merk Kenwood dengan hasil pen-
cacahan mikrokontroler ATMega8. Blok diagram
peng-ujian ditunjukkan pada Gambar 7.
Pembangkit Pulsa
Kenwood
Mikrokontroler
ATmega8
Display LCD
Gambar 7. Blok Diagram Pengujian Linieritas
Pencacahan
SEMINAR NASIONAL VIII
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013
ISSN 1978-0176
194 Adi Abimanyu, dkk STTN-BATAN
Tabel 1. Hasil Pengujian Linieritas Pencacahan
No
Faktor
konversi
(Fk)
Frekuensi
Standar
(Fs)
Laju
Paparan
Radiasi
Frekuensi
Tercacah (Fc)
(Laju Paparan
Radiasi : Fk)
% kesalahan
Abs (Fc - Fs/
Fs)*100%
1 0.052 1 0.05 0.96 3.85
2 0.052 2 0.1 1.92 3.85
3 0.052 3 0.16 3.08 2.56
4 0.052 4 0.21 4.04 0.96
5 0.052 5 0.26 5.00 0.00
6 0.052 6 0.31 5.96 0.64
7 0.052 7 0.36 6.92 1.10
8 0.052 8 0.42 8.08 0.96
9 0.052 9 0.47 9.04 0.43
10 0.052 10 0.52 10.00 0.00
11 0.052 20.3 1.04 20.00 1.48
12 0.052 30 1.56 30.00 0.00
13 0.052 40.2 2.08 40.00 0.50
14 0.052 50.4 2.65 50.96 1.11
15 0.052 60.4 3.17 60.96 0.93
16 0.052 70.2 3.64 70.00 0.28
17 0.052 80.6 4.21 80.96 0.45
18 0.052 90.25 4.73 90.96 0.79
19 0.052 100.4 5.25 100.96 0.56
20 0.052 200.4 10.45 200.96 0.28
21 0.052 307 16.02 308.08 0.35
22 0.052 400.6 20.85 400.96 0.09
23 0.052 500 26 500.00 0.00
24 0.052 602 31.41 604.04 0.34
25 0.052 702 36.56 703.08 0.15
26 0.052 801 41.7 801.92 0.12
27 0.052 902 47.01 904.04 0.23
28 0.052 1071 55.69 1070.96 0.00
SEMINAR NASIONAL IX
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013
ISSN 1978-0176
195 STTN-BATAN Adi Abimanyu, dkk
Tabel 2. Hasil Pengujian Linieritas Pencacahan (lanjutan)
No
Faktor
konversi
(Fk)
Frekuensi
Standar
(Fs)
Laju
Paparan
Radiasi
Frekuensi
Tercacah (Fc)
(Laju Paparan
Radiasi : Fk)
% kesalahan
29 0.052 1500 78 1500.00 0.00
30 0.052 2000 104.16 2003.08 0.15
31 0.052 2506 130.57 2510.96 0.20
32 0.052 3100 161.2 3100.00 0.00
33 0.052 3510 182.52 3510.00 0.00
34 0.052 4010 208.83 4015.96 0.15
35 0.052 4505 234.36 4506.92 0.04
36 0.052 5020 261.46 5028.08 0.16
37 0.052 5506 286.62 5511.92 0.11
38 0.052 6064 315.33 6064.04 0.00
39 0.052 6511 339.04 6520.00 0.14
40 0.052 7020 364.94 7018.08 0.03
41 0.052 7575 394.21 7580.96 0.08
42 0.052 8000 416.06 8001.15 0.01
43 0.052 8577 446.32 8583.08 0.07
44 0.052 9009 468.83 9015.96 0.08
45 0.052 9560 497.12 9560.00 0.00
46 0.052 10100 525.2 10100.00 0.00
Rata-rata persen kesalahan = 0.50
Data hasil pengujian kemudian dibuat grafik
dengan sumbu x nilai frekuensi tercacah sedangkan
sumbu y nilai frekuensi standar, didapatkan nilai R2
= 1. Hal ini me-nunjukkan bahwa sistem pencacah
radiasi ini memiliki linieritas yang cukup baik.
Sehingga layak untuk diaplikasikan pada
Sistem pencacah radiasi digital In Vehicle Module
Transportasi Bahan Radioaktif. Grafik linieritas
pencacahan ditunjukkan pada Gambar 8.
Gambar 8. Grafik Linieritas Pencacahan
SEMINAR NASIONAL VIII
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013
ISSN 1978-0176
196 Adi Abimanyu, dkk STTN-BATAN
2. Pengujian Program Utama dan Chi
Square Test
Pengujian Program Utama dan Chi Square
Test bertujuan untuk mengetahui unjuk kerja dari
perangkat lunak yang dirancang dan dikembangkan
dan untuk mengetahui data acak yang diperoleh
sistem merupakan benar sifat acak dari sumber
radiasi, bukan dari sifat ‘anomali’ alat ukur, serta
untuk mengetahui apakah data yang diketahui
mengikuti distribusi Gauss atau tidak. Pengujian ini
dilakukan dengan cara memberi input pulsa hasil
pengukuran detektor GM. Sumber standar yang
digunakan adalah Sr-90. Blok diagram pengujian
ditunjukkan pada Gambar 9.
Detektor
Victoreen Model 491-30
S/N: 3562
MODUL PENCACAH
IVM Radioactive
Materian Transportation
Penampil LCD
High Voltage
Power Supply
Sumber Radioaktif
Sr-90
Gambar 9. Blok Diagram Pengujian Chi Square Test
Data pengujian:
Tanggal Pengujian : 28 Mei 2012
Sumber Radiasi : Sr-90
Jarak Detektor ke Sumber : 2,5 cm
Laju paparan radiasi sumber : 1 mrd/h
Waktu Cacah : 1 detik
Tabel 2. Hasil Pengujian Chi Square Test
No. Cacah (Xi) (𝑿𝒊 − �̅�)𝟐
No. Cacah (Xi) (𝑿𝒊 − �̅�)𝟐
1 1 0.04
1 126 40.32
2 2 0.64
2 144 135.72
3 1 0.04
3 131 1.82
4 2 0.64
4 140 58.52
5 2 0.64
5 116 267.32
6 1 0.04
6 126 40.32
7 2 0.64
7 140 58.52
8 0 1.44
8 139 44.22
9 2 0.64
9 119 178.22
10 1 0.04
10 159 710.22
11 2 0.64
11 154 468.72
12 0 1.44
12 113 374.42
13 1 0.04
13 143 113.42
14 0 1.44
14 135 7.02
15 1 0.04
15 138 31.92
16 2 0.64
16 120 152.52
17 1 0.04
17 142 93.12
18 2 0.64
18 129 11.22
19 0 1.44
19 121 128.82
20 1 0.04
20 112 414.12
SEMINAR NASIONAL IX
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013
ISSN 1978-0176
197 STTN-BATAN Adi Abimanyu, dkk
Untuk cacah latar
∑ 𝑥𝑖 = 24�̅� = 1,2
∑(𝑥𝑖 − �̅�)2 = 11,0
𝜒2 = ∑(𝑥𝑖−𝑥)2
�̅�=
11,0
1,2= 9,33
Sedangkan untuk cacah dengan sumber Sr-90
∑ 𝑥𝑖 = 2647�̅� = 132,35
∑(𝑥𝑖 − �̅�)2 = 3330,55
𝜒2 = ∑(𝑥𝑖−𝑥)2
�̅�=
3330,55
132,35= 25,16
Hasil pengujian program utama me-
nunjukkan bahwa program utama telah berfungsi
dengan baik yaitu dengan indikator sebagai berikut:
a. Sistem pencacah telah dapat mencacah pulsa
output pembentuk pulsa.
b. Sistem telah dapat menampilkan hasil
pencacahan pada LCD.
Sedangkan dari data pengujian chi square
test yang diperoleh diketahui nilai 𝝌2 nya adalah
9.33 untuk cacah latar, dan 25.16 untuk cacah
sumber. Berdasarkan nilai rentang kelayakan yang
ditentukan yaitu, 7.66 ≤ 𝝌2 ≤ 36.191 maka nilai 𝝌2
berada dalam rentang yang diperbolehkan.
3. Pengujian Program Pelayanan In-
terupsi INT0 (Kalibrasi)
Pengujian Program Pelayanan Interupsi
INT0 bertujuan untuk mengetahui unjuk kerja dan
fungsi dari perangkat lunak ini. Pengujian ini
dilakukan dengan cara menghubungkan calibration
dongle dengan unit pencacah IVM ini. Proses
pengaksesan fungsi kalibrasi dilakukan dengan cara
menekan tombol kalibrasi. Hasil ekse-kusinya
adalah sistem akan masuk pada pelayanan kalibrasi
dan proses pengaturan faktor konversi dapat
dilakukan dengan menekan tombol naik atau turun
sesuai dengan nilai yang diinginkan. Setelah nilai
faktor konversi sesuai maka dengan me-nekan
tombol selesai maka secara otomatis nilai tersebut
akan disimpan pada internal EEPROM. Sehingga
dengan demikian nilai laju paparan radiasi akan
sesuai dengan nilai laju paparan radiasi standar.
Blok diagram pengujian ditunjukkan pada
Gambar 10 sedangkan hasil pengujian disajikan
pada Tabel 3.
Calibration
Dongle
Detektor GMSr-
90
LCDT1
INT0
Sumber
jarak
Gambar 10. Blok Diagram Pengujian Kalibrasi
Tabel 3. Hasil Pengujian Kalibrasi
No Jarak Faktor Konversi
Lama Laju Cacah Alat
Laju Cacah
Surveymeter
BEM-721D
Faktor Konversi
Baru
1 2,5 cm 0,52 0,52 0,18 0,18
2 2,5 cm 0,1589 0,16 0,18 0,1787
Proses kalibrasi menggunakan algoritma perhitungan sebagai berikut:
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑟𝑢 = (𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑎𝑡) 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑚𝑎 (1)
Data pada tabel 3 menunjukkan per-
bandingan nilai laju cacah pencacah IVM dapat
dikalibrasi, yaitu dengan cara mengatur nilai
konversi baru. Pada data pertama nilai faktor
konversi lama 0,52 maka nilai laju cacah 0,52.
Sehingga dengan menggunakan persamaan
algoritma 1 dida¬patkan nilai faktor konversi baru
0,18. Sedangkan pada data ke dua jika nilai
konversi lama 0,1589 maka nilai laju cacah 0,16
dan faktor konversi baru agar nilai laju cacah sesuai
dengan nilai laju cacah Surveymeter BEM-721D
(dalam hal ini dianggap sebagai standar karena telah
terkalibrasi) adalah 0,1787. Setelah proses kalibrasi
selesai (mendapatkan nilai konversi yang sesuai)
maka nilai faktor konversi baru disimpan ke dalam
EEPROM pada alamat &H004 dan nilai inilah yang
digunakan oleh alat untuk melakukan pengukuran
laju paparan radiasi. Dari hasil pengujian yang telah
dilakukan, program pelayanan interupsi eksternal 0
(kalibrasi) telah berfungsi dengan baik yaitu dapat
untuk mengkalibrasi alat sesuai dengan alat standar.
SEMINAR NASIONAL VIII
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013
ISSN 1978-0176
198 Adi Abimanyu, dkk STTN-BATAN
4. Pengujian Program Pelayanan
Interupsi Urxc (Komunikasi Serial)
Pengujian program pelayanan interupsi Urxc
bertujuan untuk mengetahui unjuk kerja dari
program yang dikembangkan. Proses pengujian
program ini ditunjukkan pada Gambar 11 Data hasil
pengujian disajikan pada Tabel 4.
Komputer
Detektor GMGM-INVERTER +
PULSE SHAPING
Mikrokontroler
(Pencacah Radiasi)
Sistem Monitor Radiasi IVM
High Voltage Serial
Tx
TxRx
Rx
Gambar 11. Blok Diagram Pengujian Program Pelayanan Interupsi Urxc
Tabel 4. Data Hasil Pengujian Program Pelayanan Interupsi Serial
No Data Interupsi
(Komputer)
Data Laju Paparan
Radiasi (mR.Jam)
Data Yang Dikirim Hasil
Interupsi
1 A 0,52 A,0.52,*
2 B 0,52
3 C 0,52
4 A 0,86 A,0.86,*
5 A 1,24 A,1.24,*
Pada Tabel 4 terlihat bahwa interupsi akan
terjadi jika komputer mengirimkan data ke
mikrokontroler (pencacah radiasi). Tetapi pelayanan
interupsi data hanya akan dilakukan jika data yang
dikirim oleh komputer adalah karakter huruf “A”
dan oleh mikrokontroler akan dibalas dengan
mengirimkan data laju paparan radiasi saat itu.
Format data yang dikirimkan oleh mikrokontroler
adalah A, laju paparan radiasi saat itu,*. Dari hasil
pengujian didapatkan hasil bahwa program ini telah
sesuai dengan yang diharapkan sehingga layak
untuk diaplikasikan pada Sistem Pencacah Radiasi
Digital In Vehicle Module Transportasi Bahan
Radioaktif.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian dan
pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Telah dihasilkan suatu Pencacah Radiasi
Digital pada IVM Monitoring ZatRadioaktif.
2. Sistem pencacah yang dihasilkan memiliki
linieritas pencacahan R2 = 1 dan memiliki
kestabilan pencacahan yang baik dengan nilai
chi square test = 9,33 untuk cacah latar dan
25,16 untuk cacah dengan sumber, dengan
rentang kelayakan yang ditentukan 7,66 ≤ 𝝌2 ≤
36,191.
3. Sistem ini dapat dikalibrasi nilai laju paparan
radiasi yang diukur dengan menggunakan
calibration dongle dan mampu mengirimkan
data serial dengan format A, laju paparan
radiasi saat itu, *.
DAFTAR PUSTAKA
1. ABIMANYU, A., 2009, Rancang Bangun
Pencacah Untuk GPS Survey Meter
Menggunakan Mikrokontroler AT89S8253.
Penelitian dan Pengelolaan Perangkat Nuklir,
2009 Yogyakarta. Yogyakarta, 1-9.
2. ATMEL, 2005, 8-Bit With 8K Bytes In-System
Programmable Flash ATMega8, ATMega8L
[Online]. Available:
http://www.atmel.com/images/doc2486.pdf
Accessed 25 April 2012.
3. BEJO, A., C & AVR, 2008, Rahasia
Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroler
ATMega8535, Graha Ilmu, Yogyakarta.
4. INDONESIA, P. R., 1997, Undang Undang
Ketenaganukliran No 10/1997 Tentang
Ketenaganukliran Pasal 1 Ayat 9. Jakarta.
5. NASUTION, M. N., 2004, Manajemen
Transportasi, Jakarta, Ghalia Indonesia.
6. SARMA, A. D., RAVIKANTH, P. S. &
REDDY, D. K., 2005, Integration of GPS and
GSM for Determination of Celluler Coverage
SEMINAR NASIONAL IX
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013
ISSN 1978-0176
199 STTN-BATAN Adi Abimanyu, dkk
Area [Online]. Available:
http://www.ursi.org/Pro-
ceedings/ProcGA05/pdf/CP4.4(0668).pdf
[Accessed 5 Maret 2012].
7. WIKIPEDIA, Komunikasi Serial [Online].
Available:
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_serial
2010], diakses 2010.
8. WIKIPEDIA, Kalibrasi [Online]. Available:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalibrasi
[Accessed 25 April 2012].
9. WIKIPEDIA Radiasi [Online]. Available:
http://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi [Accessed
24 April 2012 2012].
10. WIKIPEDIA, RISC [Online]. Available:
http://id.wikipedia.org/wiki/RISC [Accessed
25 April 2012.