modifikasi suplai daya listrik katup gba01 aa001...
TRANSCRIPT
MODIFIKASI SUPLAI DAYA LISTRIK KATUP GBA01 AA001
SISTEM DISTRIBUSI AIR BAKU RSG-GAS
Kiswanto, M. Taufiq, Yayan Andriyanto, Nugraha Luhur
Pusat Reaktor Serba Guna – BATAN
Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan – 15314
Email : [email protected]
ABSTRAK
MODIFIKASI SUPLAI DAYA LISTRIK KATUP GBA01 AA001 SISTEM DISTRIBUSI AIR BAKU
RSG-GAS. Sistem penyedia air baku (GBA01) merupakan unit kolam penampungan air yang dipergunakan
sebagai penyedia air baku untuk sistem pendingin sekunder dan sistem produksi air bebas mineral. Sumber air
baku kolam selama ini di pasok dari PAM Puspiptek melalui pipa distribusi demgan menggunakan katup
GBA01 AA001 yang digerakkan menggunakan motor listrik dengan tegangan kerja 380 V yang dipasok dari
panel jalur listrik normal BHC. Telah dilakukan modifikasi pasokan suplai daya listrik untuk katup GBA01
AA001 dengan memindahkan suplai listrik tersebut ke jalur listrik BNC yang disuplai dari PLN dan diesel.
Modifikasi dilakukan dengan mempelajari gambar diagram suplai daya listrik dari PLN untuk mengetahui
spesifikasi beban yang diperlukan, mempelajari gambar diagram distribusi diesel untuk mengetahui beban
diesel, membuat perancangan, melakukan instalasi dan melakukan pengujian untuk melihat unjuk kerjanya.
Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa sistem dapat bekerja sesuai dengan spesifikasi dan tetap dapat
beroperasi meskipun terjadi gangguan pada suplai daya listrik dari PLN.
Kata kunci : modifikasi, suplai listrik, katup
ABSTRACT
MODIFICATION OF ELECTRICAL POWER SUPPLY DISTRIBUTION OF RAW WATER VALVE GBA01
AA001 SYSTEM Raw water supply system (GBA01) is a unit of water storage pool that is used as the raw
water supply for the secondary cooling system and demineralized water production system. The source of raw
water in the pond has been supplied from PAM Puspiptek through distribution pipes demgan using GBA01
AA001 valve actuated by electric motors with a working voltage of 380 V is supplied from a panel of normal
electrical pathways BHC. They were modified supply of electrical power supply to the valve GBA01 AA001 by
moving the power supply to the electric lines BNC supplied from PLN and diesel. Modifications made by
studying the diagram of electricity power supply to determine the specifications of the required load, studying
diesel diagram to determine the load distribution of diesel, making the design, install and test to see the
performance. From the test results it can be concluded that the system can work according to specification
and still be able to operate even if an interruption in the power supply of electricity.
.
Keywords: modification, electricity suplay, valve
PENDAHULUAN
Sistem pendingin sekunder reaktor G.A.
Siwabessy berfungsi melepaskan panas yang
diterima dari sistem pendingin primer dan hal
ini terjadi di di menara pendingin, dimana pada
saat pelepasan panas sebagian air ikut menguap
dan terpercik ke lingkungan, sehingga perlu
dilakukan penambahan air ke sistem pendingin.
Untuk penambahan air atau make-up pada
sistem pendingin diperlukan adanya sumber air
yang selalu siap untuk dipergunakan yaitu
sistem penyedia air baku (GBA01). Sistem ini
berfungsi untuk menyimpan air yang akan
digunakan sebagai cadangan bagi sistem
pendingin sekunder dan sistem penyedia air
bebas mineral(1).
Pasokan air bersih bagi sistem penyedia
air baku (GBA01) dilakukan oleh sistem
distribusi air dari Puspiptek melalui pipa
distribusi dengan menggunakan katup GBA01
AA001 sebagai pengendali masuknya air yang
menggunakan motor listrik dengan tegangan
SEMINAR NASIONAL XI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015 ISSN 1978-0176 _______________________
________________________________________________
_____________________________________________
_______________________ ________________________________________________ 222
_____________________
kerja 380 V ac. Saat terjadi kendala terhentinya
pasokan air dikarenakan matinya suplai listrik
PLN yang mensuplai katup GBA01 AA001
maka pasokan air bersih akan terhenti, hal ini
terjadi karena suplai listrik untuk katup GBA01
AA001 masih menggunakan pasokan dari jalur
PLN yaitu jalur utama I pada panel BHC.
Untuk menghindari hal ini maka
dilakukan modifikasi suplai listrik yaitu dengan
memindahkan suplai listrik dari jalur normal
utama I ke jalur darurat BNC yang suplai
listriknya berasal dari diesel BRV30, sehingga
pada saat terjadi pemadaman listrik PLN
kebutuhan suplai listrik untuk katup GBA01
AA001 dapat dipenuhi oleh sistem darurat
diesel BRV30.
Modifikasi dilakukan dengan
mempelajari gambar diagram suplai daya listrik
dari PLN untuk mengetahui spesifikasi beban
yang diperlukan, mempelajari gambar diagram
distribusi diesel untuk mengetahui beban diesel,
membuat perancangan, melakukan instalasi dan
melakukan pengujian untuk melihat unjuk
kerjanya
TEORI
Diskripsi Sistem dan Suplai Daya Listrik
RSG-GAS
1. Sistem suplai air baku
Puspiptek merupakan institusi yang
mengelola suatu kawasan lembaga penelitian
yang didalamnya terdapat beberapa
instansi/lembaga penelitian milik pemerintah.
Lembaga penelitian tersebut dibangun di area
Puspiptek dengan tujuan untuk
mengembangkan teknologi di berbagai bidang
yang aplikasinya dimanfaatkan baik dalam
dunia industri, kesehatan maupun
kemasyarakatan. Untuk menyediakan
kebutuhan air bersih di seluruh kawasan
Puspiptek, baik yang berada dilingkungan
perkantoran, laboratorium, maupun di
perumahan, maka dibangun unit pengolahan air
bersih dengan menggunakan sumber air baku
dari sungai Cisadane. Air bersih dari Unit PAM
(Pengelola Air Minum) Puspiptek dibuat
menggunakan standar nasional air minum dengan mengacu pada SNI 01-3553-2006 yang
dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional
(BSN)
Di Pusat Reaktor Serbaguna GA.
Siwabessy, air bersih dipergunakan sebagai
sumber air bagi karyawan yang berada di
gedung kantor dan sebagai penyedia air
pendingin bagi reaktor, sehingga kebutuhan air
bersih yang diperlukan menjadi cukup besar
dan sangat vital bagi kelangsungan dan
keamanan operasi reaktor. Dan karena pasokan
air bersih hanya disediakan oleh unit PAM
Puspiptek maka ketergantungan pada unit ini
menjadi 100% sehingga apabila terdapat
gangguan pada unit produksi air bersih maka
kegiatan yang berada di lingkungan PRSG
menjadi terganggu.
Untuk menjalankan reaktor dengan
beban operasi penuh, reaktor serbaguna
membutuhkan air untuk proses sebanyak ± 100
m3/jam, sebagian besar air tersebut
dimanfaatkan untuk keperluan pada proses
penambahan air pendingin sekunder dan proses
pembuatan air bebas mineral. Jumlah
kebutuhan air tersebut tidak selalu tetap tetapi
tergantung pada mutu air pemasok (PAM
Puspiptek) dan kondisi operasi dari sistem yang
terkait. Adapun perincian kebutuhan air proses
di reaktor serbaguna adalah :
Tabel 1 Kebutuhan air di reaktor
Kebutuhan air untuk keperluan Jumlah
Laju penambahan air ke sistem pendingin sekunder karena penguapan dan percikan di menara pendingin untuk setiap kali penambahan
53 m3/jam
Laju penambahan air ke sistem pendingin sekunder karena blow-down, (untuk memperbaiki kualitas air pendingin) untuk setiap kali penambahan
20 m3/jam
Laju proses pengolahan air bebas mineral, untuk setiap kali proses 5 m3/jam
Sistem sanitasi, sistem pemadam kebakaran dan cadangan 22 m3/jam
Dari jumlah total kebutuhan air di
gedung reaktor hanya 78 m3/jam yang harus
di sediakan pada sistem penyedia air baku
sedangkan untuk keperluan sanitasi,
pemadam kebakaran dan cadangan disediakan
oleh jalur pipa pasokan air PAM Puspiptek
SEMINAR NASIONAL XI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015 ISSN 1978-0176 _______________________
________________________________________________
_____________________________________________
_______________________ ________________________________________________ 223
_____________________
yang lain. Kebutuhan jumlah air tersebut juga
tidak berlangsung secara terus-menerus tetapi
hanya pada saat tertentu ketika air pendingin
sekunder dan sistem pengolahan air bebas
mineral membutuhkan pasokan air baku
untuk proses. Air proses pada kolam
persediaan air baku dipasok dari PAM
Puspiptek melalui pipa tunggal dengan
diameter 150 mm (DN 150) di tampung pada
kolam air proses yang terletak di gedung
bantu. Kolam penampung air proses
mempunyai kapasitas tampung 100 m3 dan
selalu dijaga dalam kondisi penuh secara
otomatis oleh kendali permukaan air (PA04
CL001) yang akan memerintahkan katup
GBA01 AA001 untuk membuka atau
menutup secara otomatis(2).
2. Suplai Daya Listrik
Fungsi dari sistem suplai daya listrik
adalah untuk memasok energi listrik ke
sistem-sistem yang ada di RSG-GAS
sehingga memungkinkan dipenuhinya
persyaratan fungsi pada keadaan operasi
normal dan kondisi darurat. Di RSG-GAS
sistem suplai daya listrik didesain secara
redundan, yang setiap grup redundan
dihubungkan ke masing-masing redundan
panel distribusi utama. Satu dari tiga buah
sistem suplai daya redundan terdiri dari:
a) Daya normal 380 V AC (PLN)
b) Daya darurat 380 V AC (Diesel)
c) Daya tak putus 24 V DC
a) Daya Normal 380 V AC (PLN)
Daya listrik RSG-GAS dipasok dengan daya
listrik melalui 2 (dua) sirkuit 20 kV dari
sumber daya utama (PT. PLN). PT. PLN
memasok instalasi RSG-GAS dengan daya
3030 kVA sedangkan kebutuhan daya listrik
untuk operasi reaktor dan gedung perkantoran
sebesar 2500 kVA. Tegangan rendah
disediakan oleh 3 (tiga) transformator
penurun tegangan (BHT01, BHT02, dan
BHT03) menjadi 400 V AC secara redundan.
Sisi tegangan rendah dari transformator
dihubungkan dengan 3 redundan panel
distribusi utama 380 V AC (BHA, BHB, dan
BHC) yang dipasang pada gedung bantu.
Panel distribusi utama tersebut juga memasok
panel distribusi normal reaktor 3 redundan
(BHD, BHE, dan BHF untuk kondisi operasi
normal dan 3 panel distribusi daya darurat
(BNA, BNB, dan BNC) pada gedung reaktor.
b) Daya Darurat 380 V AC (Diesel)
Sistem yang terkait dengan keselamatan
dipasok oleh sistem daya darurat secara
redundan (BNA, BNB, dan BNC). Dalam hal
kegagalan suplai daya normal, tiap-tiap panel
distribusi darurat dipasok oleh diesel-
generator yang independen (yang di beri
kode BRV10, BRV20, dan BRV30). Setiap
sumber daya dilengkapi dengan hubungan
otomatis untuk satu grup beban redundan,
tetapi tidak berhubungan dengan grup
redundan lainnya. Dengan demikian sistem
daya darurat dipisahkan menjadi tiga
redundan dan jalur yang berbeda, masing-
masing dipasok oleh diesel-generator yang
independen dan redundan dengan peralatan
tambahan yang menyertainya seperti sistem
start-up dan sistem pemasokan bahan bakar.
Dengan demikian kegagalan pada salah satu
jalur tidak akan mengganggu kemampuan dan
kelayakan jalur lainnya. Setiap unit diesel-
generator mampu melayani beban-beban jalur
darurat secara penuh ditambah dengan
kapasitas cadangan sekurang-kurangnya 10 %
secara kontinyu(3).
c) Daya Tak Putus 24 V DC
Tiga buah sistem tak putus 24 V DC
disuplai dari tiga buah busbar darurat. Setiap
sistem suplai daya tak putus terdiri dari
penyearah (rectifiers) + 24 V dan 24 V
(BTU11/BTU12, BTU21/BTU22, dan
BTU31/ BTU32), baterai (yang idberi kode
BTJ11/BTJ12, BTJ21/BTJ22, dan
BTJ31/BTJ32), dan panel-panel distribusi
(BWE, BWF, dan BWG). Sistem tak putus
24 V DC ini memasok pula Sistem Proteksi
Reaktor (termasuk katup isolasi primer) dan
peralatan Instrumentasi dan Kendali.
SEMINAR NASIONAL XI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015 ISSN 1978-0176 _______________________
________________________________________________
_____________________________________________
_______________________ ________________________________________________ 224
_____________________
3. Perhitungan Arus Nominal
Untuk menghitung besarnya arus
nominal untuk motor AC 3 fasa yang
mengalir pada penghantar dihitung dengan
menggunakan persamaan :
3... CosE
PIn Amp …………( 1 )
dimana :
E = Tegangan kerja
P = Daya motor
Cosφ = Faktor kerja
η = efisiensi/rendamen
4. Perhitungan kawat penghantar
Penghantar yang digunakan adalah
berupa kabel yang memiliki bermacam-
macam jenisnya. Penghantar untuk instalasi
listrik telah diatur dalam PUIL 2000
Persyaratan umum penghantar, semua
penghantar yang digunakan harus dibuat dari
bahan yang memenuhi syarat, sesuai dengan
tujuan penggunaannya, serta telah diuji dan
diperiksa menurut standar penghantar yang
dikeluarkan atau diakui oleh instansi yang
berwenang serta untuk menjaga keamanan
maka nilai kawat penghantar ini harus
dikalikan dengan 125 % (4)
RV
LIA
3mm² …………… ( 2 )
Dengan:
A = luas penampang (mm2)
I = arus nominal beban (A)
L = panjang kabel (m)
= tahanan jenis penghantar (Ω/mm2)
vr = rugi-rugi tegangan yang
diperbolehkan
METODE
Modifikasi suplai daya listrik pada sistem
distribusi katup GBA01 AA001 dimulai
dengan mempelajari gambar diagram suplai
daya listrik dari PLN untuk mengetahui
spesifikasi beban yang diperlukan,
mempelajari gambar diagram distribusi diesel
untuk mengetahui beban diesel dan panel
terdekat yang disuplai oleh disel, membuat
gambar rancangan baru karena panel yang
lama tidak memungkinkan untuk dilakukan
modifikasi, melakukan instalasi pada panel
yang baru sesuai gambar rancangan dan
melakukan pengujian dengan mematikan
suplai listrik dari PLN untuk melihat unjuk
kerjanya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam kegiatan modifikasi ini ternyata
terdapat kendala yaitu pada panel kontrol
yang lama sistem suplai daya listriknya
menggunakan busbar sehingga sulit dilakukan
modifikasi untuk itu maka dibuatlah panel
kontrol baru dengan mengacu pada wiring
diagram yang lama dan panel kontrol ini
diletakkan dekat katup GBA01 AA001,
adapun bahan-bahan yang digunakan adalah
seperti ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Kebutuhan bahan
BAHAN DAN ALAT SATUAN JML
Panel distribusi 40 Cm x 60 Cm unit 1
MCB 10 Ampere 3 phasa pc 1
MCB 2 A 1 phasa pc 1
Kontaktor 3 fasa pc 2
Kontaktor Kontrol pc 4
Push Button[ pc 1
Lampu Indikator pc 3
Kabel, NYY 4 x 1,5 mm2 m 60
Kabel, kontrol m 10
SEMINAR NASIONAL XI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015 ISSN 1978-0176 _______________________
________________________________________________
_____________________________________________
_______________________ ________________________________________________ 225
_____________________
1. Perhitungan Arus Nominal
Katup distribusi GBA01 AA001
menggunakan motor listrik dengan daya 0,9
KW dengan tegangan kerja 380 Volt maka
berdasar pada persamaan 1 akan didapatkan
arus nominal sebesar :
3... CosE
PIn
73,1.8,0.8,0.380
900In = 2,14 A
2. Penentuan ukuran kabel
Dari hasil studi gambar instalasi, untuk panel
suplai daya listrik system katup GBA01
AA001 yang paling dekat dengan jalur
distribusi suplai daya listrik jalur darurat
adalah panel UKA04 GP201. Panel ini
mendapat suplai daya listrik dari jalur darurat
BNC. Jarak antara Panel GBA01 AA001
dengan UKA04 GP201 sejauh 60 m. Dengan
menggunakan estimasi nilai rugi tegangan
sebesar 2 % (5)maka besarnya rugi-rugi
tegangan yang diperbolehkan sebesar:
vr = 2 % x 380 Volt = 7,6 volt
dengan menggunakan persamaan (2) didapat
luas penampang kabel sebesar:
RV
LIA
3
6,7
0175,0.60.14,2.73,1A = 0,511 mm²
Dengan mempertimbangkan factor keamanan
125 % dan disesuaikan dengan kawat
penghantar yang ada dipasaran maka dipakai
kawat penghantar dengan ukuran 1,5 mm²
3. Instalasi modifikasi
Instalasi modifikasi suplai daya listrik
pada sistem distribusi katup GBA01 AA001
dimulai dari memindahkan jalur kabel suplai
daya listrik dari panel distribusi PLN 380 V
50 Hz (BHC) ke jalur kabel suplai daya listrik
dari panel distribusi diesel-generator (BNC)
melalui panel UKA04 GP201 seperti yang
ditunjukkan pada blok diagram Gambar 2 di
bawah ini. Pemindahan jalur suplai daya
listrik dari panel distribusi BHC ke panel
distribusi BNC ini dengan pertimbangan
bahwa letak dan jarak panel yang terdekat
dengan panel listrik sistem distribusi katup
GBA01 AA001.
Disamping itu dilakukan pembuatan
panel control system distribusi katup GBA01
AA001 yang baru yang berdasarkan gambar
rangkaian seperti ditunjukkan gambar 1 dan
hasilnya seperti ditunjukkan pada Gambar 3
SEMINAR NASIONAL XI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015 ISSN 1978-0176 _______________________
________________________________________________
_____________________________________________
_______________________ ________________________________________________ 226
_____________________
K01K07 K02 K10
M K08 K09
Q01
K01K02
F1013
14
13
14
13
14
Q01
13
14
13
14
13
14
22
21
22
21
K08 K09
K02 K01
K07
H-5
K10
K10
K03S1
A1 A1
23
23
53 61
54 62
K10 K10
11
12 22
21
44
43 33
34
L3
L2
L1 L10
L12
L13
L11
open close
Checkback GBA 01 AA001/B5To BNA 07
A1 A1
A2 A2 A1A2 A2
Gambar 1. Wiring diagram panel control katup GBA01 AA001
Gambar 2. Blok diagram sebelum dan sesudah modifikasi
Penel BHT = Sistem Tegangan Rendah
PenelBHC = Sistem distribusi Utama
PenelBHF = Sistem Ditribusi Normal
PenelBNC = Sistem Distribusi Darurat
Penel UKA 04 = Panel Distreibusi Gedung
GBA001 AA001 = Panel kontrol sistem distribusi air baku
PLN
diesel-
generator
BHT
BHC
BHF
BNC
GBA 01
AA 01
PLN
diesel-
generator
BHT
BHC
BHF
BNC UKA 04
GBA 01
AA 01
Blok diagaram suplai daya
listrik sebelum modifikasiBlok diagaram suplai daya
listrik setelah modifikasi
SEMINAR NASIONAL XI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015 ISSN 1978-0176 _______________________
________________________________________________
_____________________________________________
_______________________ ________________________________________________ 227
_____________________
Panel kontrol baru Panel kontrol lama
Gambar 3. Panel control lama dan panel control baru
Suplai daya listrik untuk panel kontrol katup
GBA01 AA01 setelah dilakukan modifikasi
di suplai dari jalur darurat BNC melalui penel
UKA04, secara teknis jalur darurat ini tidak
pernah mati karena ditunjang dengan
beroperasinya disel darurat apabila suplai
listrik dari PLN mengalami gangguan berupa
pemadaman atau gangguan teknis. Disel dapat
beroperasi terus-menerus 3 x 24 jam tanpa
penambahan bahan bakar. Pengujian
dilakukan dengan simulasi dari kontrol level
CL004 sehingga katup dapat membuka dan
menutup secara otomatis berdasar pada posisi
control level, katup menbuka pada level air
1,8 meter dan katup menutup pada level air
2,3 meter. Hasil pengukuran besaran listrik
pada katup distribusi GBA01 AA001 ini
ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Pengujian motor katup
Parameter Tegangan Spesifikasi
Tegangan R – S 388 V 380 – 415 V
Tegangan S – T 389 V 380 – 415 V
Tegangan T – R 388 V 380 – 415 V
Arus R 0,3 A 0,5 A
Arus S 0,3 A 0,5 A
Arus T 0,3 A 0,5 A
Pengujian juga dilakukan dengan mematikan
suplai listrik dari PLN sehingga disel darurat
beroperasi dengan delay waktu 13 detik,
delay waktu 13 detik ini tidak berpengaruh
besar terhadap suplai air baku ke kolam row
water. Pengujian ini mewakili gangguan
SEMINAR NASIONAL XI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015 ISSN 1978-0176 _______________________
________________________________________________
_____________________________________________
_______________________ ________________________________________________ 228
_____________________
listrik PLN secara nyata yang akan dirasakan
oleh sistem RPS (Reactor Protection System)
yaitu bila tegangan PLN mengalami fluktuasi
diatas 20 % dan fluktuasi frekuensi diatas 5 %
lebih dari 2 detik.
KESIMPULAN
Telah berhasil dilakukan modifikasi suplai
daya listrik system distribusi air baku katup
GBA01 AA001 sehingga katup tetap dapat
beroperasi mengalirkan air baku ke kolam
row water walaupun suplai daya listrik dari
jalur normal PLN mengalami gangguan
berupa fluktuasi tegangan diatas 20 % dan
fluktuasi frekuensi diatas 5 % selama 2 detik
dan digantikan suplai dari disel darurat yang
dapat beroperasi selama 3 x 24 jam tanpa
penambahan bahan bakar. Delay waktu 13
detik beroperasinya disel tidak berpengaruh
besar terhadap suplai air baku ke kolam row
water.
DAFTAR PUSTAKA
1. ANNONYMOUS, Kumpulan Diklat
Penyegaran Operator dan Supervisor
Reaktor, Pusat Reaktor Serba Guna,
BATAN, Oktober 2014
2. Interatom, GmBH, Electrical Safety
Analysis Report of MPR-30
3. ANNONYMOUS, LAK RSG-GAS
Rev.10.1, Pusat Reaktor Serba Guna,
BATAN, Desember 2011, Vol. 1 dari 2
4. SNI 04-0225-2000, Persyaratan Umum
Instalasi Listrik 2000, Badan Standarisasi
Nasional, 2000.
5. P. VAN HARTEN, E. SETIAWAN,
Instalasi Listrik Arus Kuat 3, Cetakan
kelima, Penerbit CV. Trimitra Mandiri,
Pebruari 2002
TANYA JAWAB
Pertanyaan
1. Modifikasi suplay listrik termasuk kelasberapa dalam reaktor dan adakahinformasi baik developer ataupenanggung jawab RSG?
2. Pernahkan dipikirkan atau dianalisismengapa design dari pabrikan PRSGmenyambung langsung katup ke PLNdan bukan pada jalur emergency(genset) seperti yang dilakukan dalammodifikasi.
Jawaban
1. Fasilitas yang dimodifikasi tidaktermasuk dalam klasifikasi kelas satusehingga tidak perlu ijin pada regulator.
2. Dari analisis yang pernah dilakukanbahwa gangguan listrik PLN inisepertinya tidak diprediksi olehpembangun RSG-GAS.
SEMINAR NASIONAL XI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015 ISSN 1978-0176 _______________________
________________________________________________
_____________________________________________
_______________________ ________________________________________________ 229
_____________________