pencabutan gugatan oleh ibu terhadap...

66
PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH DARI KEWAJIBAN MENAFKAHI ANAK PASCA PERCERAIAN (Studi terhadap Putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat No: 608/Pdt.G/2007/PA.JP) Oleh : SITI PUJIATI NIM : 104044201490 KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2009 M

Upload: lelien

Post on 20-Jul-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH DARI

KEWAJIBAN MENAFKAHI ANAK PASCA PERCERAIAN

(Studi terhadap Putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat

No: 608/Pdt.G/2007/PA.JP)

Oleh :

SITI PUJIATI NIM : 104044201490

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H / 2009 M

Page 2: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH DARI KEWAJIBAN MENAFKAHI ANAK PASCA PERCERAIAN (ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT NO: 608//Pdt.G/2007/PA.JP) telah diajukan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 September 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) pada Program Studi Al-Ahwal As-Syakhsiyyah.

Jakarta, 17 September 2009

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H., M.A., M.M. NIP. 195505051982031012

PANITIA UJIAN

1. Ketua: Drs. H. A. Basiq Djalil, SH., MA (..........................) NIP. 195003061976031001 2. Sekretaris: Kamarusdiana, S.Ag., M.H (..........................) NIP. 197202241998031003 3. Pembimbing I: Dr. Hj. Mesraini, M.Ag (..........................) NIP.150 326 895 4. Pembimbing II: Dra. Hj. Halimah Ismail (..........................) NIP.150 075 192 5. Penguji I: Dr. Afifi Fauzi Abbas, MA (..........................) NIP. 195609061982031004 6. Penguji II: Kamarusdiana, S.Ag., M.H (..........................) NIP. 197202241998031003

Page 3: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH DARI KEWAJIBAN

MENAFKAHI ANAK PASCA PERCERAIAN

(Analisis Putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat No: 608/Pdt.G/2007/PA.JP)

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Oleh:

SITI PUJIATI NIM: 104044201490

Di bawah Bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hj. Mesraini, M.Ag Dra. Hj. Halimah Ismail NIP.150 326 895 NIP.150 075 192

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1430 H / 2009 M

Page 4: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, September 2009

Siti Pujiati

Page 5: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis sampaikan kepada Allah SWT atas

kehendak dan kuasa-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

salam tak lupa pula penulis hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW, suri

tauladan dalam setiap aktivitas kehidupan beserta keluarga dan para sahabatnya.

Alhamdulillah atas rahmat Allah SWT, penulis mengucapkan terima

kasih yang tulus dan tak terhingga kepada segenap pihak yang telah membantu

do'a dan memberikan dukungan baik moril maupun materil dalam penyelesaian

skripsi ini. Dengan rasa syukur, penulis mengucapkan terima kasih sedalam-

dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Drs. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum.

2. Ketua Program Studi, Bapak Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA., dan

Sekretaris Program Studi Bapak Kamarusdiana S.Ag, MH. yang selalu

memberikan dorongan semangat dan dukungan kepada penulis.

3. Ibu Dra. Hj. Halimah Ismail dan Ibu Dr. Hj. Mesraini, M.Ag. dosen

pembimbing yang dengan sabar telah memberikan waktu luang, tenaga serta

pikiran untuk memberikan ilmu, pengarahan dan bimbingan kepada penulis

selama penyusunan skripsi ini.

i

Page 6: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

4. Bapak Dr. H. Afifi Fauzi Abbas, MA dan Bapak Kamarusdiana S.Ag, MH,

dosen penguji skripsi yang telah menguji penulis dalam sidang munaqasah

dan dengan tulus memberi bimbingan kepada penulis dalam merevisi skripsi

ini.

5. Seluruh dosen yang telah membimbing dan memberikan ilmu yang sangat

bermanfaat kepada penulis selama menempuh pendidikan di Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga penulis dapat

mengamalkan ilmu yang telah bapak dan ibu berikan.

6. Ketua Pengadilan Agama Jakarta Pusat beserta staf dan jajarannya yang telah

membantu proses kelancaran dalam memperoleh data-data yang diperlukan

untuk penelitian ini.

7. Pimpinan beserta staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan

perpustakaan utama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam memenuhi

studi pustaka.

8. Ayahanda dan Ibunda tercinta, H. Muhammad Muin dan Alm. Siti Rofiatun

atas segala pengorbanan, jerih payah dan cinta kasihnya baik berupa moril

maupun materil, serta doa yang tak terhingga sepanjang masa untuk

keberhasilan studi penulis.

9. Keluarga besar penulis, kakak-kakakku mba Siti Marfi’ah, mba Siti

Chalimah, mba Siti Murtiningsih S.E., mba Siti Suhartini,

mas Serka. Bambang Eddi Gufron, mas Edy Slamet Hariyanto. Kakak-kakak

ii

Page 7: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

iii

iparku Bang H. Jaelani, mas Paino, mas Edi Nursantoso S.E., mas Yoga

sudarmadji, Teteh Dian Sundawati, terima kasih atas dukungan kalian semua

baik moril maupun materil. Serta keponakan-keponakanku yang selalu

memberikan canda tawa di hari-hariku.

10. Sahabat-sahabatku beserta keluarganya: Kesy, Kak Muslim IKALUIN, Hj.

Hanna, Bouw, Riana, Restifa, Ade Puspita, Riska, Rieda, Dyah, Senja, Iis,

Febri, Aprilia, Eka C.N., Novia, Dede syahri, Masdar dan seluruh rekan-

rekan seperjuangan jurusan Administrasi Keperdataan Islam (AKI) atas

persahabatan, perhatian, canda tawa, kekompakan dan dukungan kalian baik

dalam suka maupun duka, bersama kalian hidup jadi semakin berwarna.

11. IKALUIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Keputrian Remaja Masjid

Darunni'mah (RISDA) Jaksel, Paduan Suara Mahasiswa (PSM) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta terutama seluruh angkatan Nobile, Ikatan Alumni SMU

Darul Ma'arif Jakarta Selatan 2004. Serta semua pihak yang telah

memberikan bantuannya kepada penulis hingga penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan.

Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi

terhadap pengembangan khazanah keilmuan yang ada khususnya dalam bidang

perdata Islam.

Jakarta, 27 Agustus 2009 M

Penulis

Page 8: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ………………………………………….…….……………... i

Daftar Isi ………………………………………………………….……..…… iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………….…………………… 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………………..... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………............... 7

D. Metode Penelitian ……………………………................... 7

E. Review Studi Terdahulu ..................................................... 9

F. Sistematika Penulisan ………………………..................... 12

BAB II PUTUSAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

NO:608/Pdt.G/2007/PA.JP

A. Duduk Perkara .................................................................... 13

B. Temuan Fakta di Persidangan ............................................ 17

C. Sumber dan Pertimbangan Hukum Hakim ......................... 18

D. Putusan Hakim .................................................................... 23

BAB III ANALISIS TERHADAP PENCABUTAN GUGATAN OLEH

IBU TERHADAP AYAH DARI KEWAJIBAN MENAFKAHI

ANAK PASCA PERCERAIAN (PUTUSAN PENGADILAN

AGAMA JAKARTA PUSAT No: 608/Pdt.G/2007/PA.JP )

A. Analisis Duduk Perkara ................................................... 25

Page 9: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

iv

B. Analisis Sumber dan Pertimbangan Hukum Hakim ......... 33

C. Analisis Putusan Hakim ................................................... 44

D. Analisis Terhadap Pencabutan Gugatan Oleh Ibu

Terhadap Ayah Dari Kewajiban Menafkahi Anak Pasca

Perceraian (Putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat No:

608/Pdt.G/2007/PA.JP)............................................... 49

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ………………...………………..…………… 54

B. Saran ………………………...………………..………….. 55

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 56

LAMPIRAN

Page 10: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah Swt telah menciptakan alam semesta beserta isinya. Hidup

berpasang-pasangan, berjodoh-jodohan adalah naluri segala makhluk Allah,

termasuk manusia. Allah Swt menciptakan manusia berpasang-pasangan dan

menjadi berkembang biak yang berlangsung dari generasi ke generasi berikutnya.

Sebagaimana firman Allah Swt dalam al-Qur'an surat al-Nisa (4) ayat 1 :

⌧ ☯

⌧ )٤:١ /النساء(

Artinya: “Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan

kamu dari seorang diri, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya, dan dari keduanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertaqwalah kepada Allah yang dengan namanya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu”. (Q.S. Al-Nisa/4:1)

1

Page 11: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

2

Perkawinan pada manusia diatur oleh syariat agama. Perkawinan

merupakan salah satu sebab yang mewajibkan pemberian nafkah.1 Di atas pundak

suami terletak kewajiban untuk menafkahi istri dan anak-anaknya. “Yang

dimaksud dengan nafkah adalah semua kebutuhan dan keperluan yang berlaku

menurut keadaan dan tempat, seperti makanan, pakaian, rumah dan lain-lain”.2

Nafkah merupakan hak istri dan anak-anak untuk mendapatkan makanan,

pakaian, dan kediaman serta beberapa kebutuhan pokok lainnya dan pengobatan,

bahkan sekalipun si istri adalah seorang wanita yang kaya.3 Kewajiban menafkahi

itu tetap berlaku sekalipun si istri adalah seorang perempuan konglomerat atau

punya penghasilan sendiri. Nafkah suami terhadap istri bukan hanya dibatasi pada

tiga bidang; pangan, sandang dan papan saja, tetapi juga meliputi biaya-biaya

pengobatan dan kebutuhan pokok lainnya.4

Dalam Kompilasi Hukum Islam BAB XII Pasal 80 Tentang Hak dan

Kewajiban Suami Isteri, Bagian Ketiga Kewajiban Suami, dijelaskan:

“(4) Sesuai dengan penghasilannya suami menanggung: a. Nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi istri; b. Biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi isteri

dan anak;

1 Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab: Ja’fari, Hanafi, Maliki, Syafi’i,

Hambali, (Jakarta: Lentera, 1999), Cet. 4, h. 400. 2 Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Keluarga (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006), Cet. 5, h. 383. 3 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Terjemah (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1996), Cet. ke-2, jilid ke-

9, h. 28. 4 Mesraini dan A. Sutarmadi, Administrasi Pernikahan dan Manajemen Keluarga (Jakarta:

FSH UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 55-56.

Page 12: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

3

c. Biaya pendidikan bagi anak.” 5

Melalui ketentuan pasal ini, dapat disimpulkan bahwa keperluan rumah

tangga yang harus ditanggung suami mencakup nafkah, kiswah, tempat kediaman

bagi isteri, biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi istri

dan anak serta biaya pendidikan bagi anak.

Nilai perkawinan dalam Islam merupakan ibadah dan mitsaqan ghalidz

(perjanjian suci). Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia

dan kekal, maka suatu perkawinan seharusnya berlangsung abadi. Akan tetapi,

dalam perkembangannya, tidak dapat dipungkiri bahwa sering antara para pihak

yang terikat dalam perkawinan sudah tidak lagi ada kecocokan di antara mereka,

yang memicu pertengkaran dan konflik terus-menerus hingga tidak dapat

didamaikan lagi.

Dalam kondisi tersebut, perkawinan telah kehilangan maknanya. Namun,

suami-istri dalam ajaran Islam tidak boleh terlalu cepat mengambil keputusan

bercerai, tetapi jika mereka sudah tidak dapat mempertahankan mahligai

perkawinannya lagi, maka perceraian adalah jalan keluar terakhir yang dapat

ditempuh.

Dalam pasal 38 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan dinyatakan bahwa:

5 Departemen Agama R.I., Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji Departemen Agama R.I., 2004), h. 158.

Page 13: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

4

"perkawinan dapat putus karena: a. kematian,

b. perceraian, dan c. atas keputusan pengadilan".

Perceraian adalah perpisahan atau putusnya hubungan suami-istri. Di

antara keduanya diharamkan atas aktifitas pemenuhan seksual, serta lepas dari

hak dan kewajiban sebagai suami dan istri.

Setelah perkawinan tersebut putus atau terjadinya perceraian, maka tidak

serta merta urusannya selesai begitu saja, akan tetapi terdapat akibat-akibat

hukum yang perlu diselesaikan oleh pihak-pihak yang bercerai, diantaranya

adalah nafkah anak pasca perceraian.

Dalam Kompilasi Hukum Islam BAB XIV tentang pemeliharaan anak

pasal 105 poin c disebutkan bahwa: dalam hal terjadi perceraian:

“a. ..., b. ..., c. biaya pemeliharaan anak ditanggung oleh ayahnya”.

Serta KHI pasal 149 juga menegaskan:

“Bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib: a. ...,

b. ..., c. ..., d. memberikan biaya hadhanah untuk anak-anaknya yang belum mencapai

umur 21 tahun”. Ditegaskan pula dalam KHI bab XVII pasal 156 poin d:

“Semua biaya hadhanah dan nafkah anak menjadi tanggung jawab ayah menurut kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut dewasa dapat mengurus diri sendiri (21 tahun)”.

Page 14: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

5

Selanjutnya, Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 41 menjelaskan tentang akibat putusnya perkawinan di antaranya adalah

Sub b:

“bapak yang bertanggungjawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu, bilamana bapak dalam kenyataan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, pengadilan dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut”.

Dapat dikatakan pertimbangan hukum merupakan jiwa dan intisari

putusan. Pertimbangan berisi analisis, argumentasi, pendapat atau kesimpulan

hukum dari hakim yang memeriksa perkara.6 Dalam bidang hukum acara di

pengadilan agama, hakim wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai

hukum acara yang bersumberkan dari syariat Islam. Hal ini disamping untuk

mengisi kekosongan-kekosongan dalam hukum acara juga agar putusan yang

dihasilkan telah mendekati kebenaran dan keadilan yang diridhoi Allah swt,

karena diproses dengan acara yang diridhoi pula.7

Dalam Putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat No:

608/Pdt.G/2007/PA.JP., penggugat mencabut tuntutan mengenai nafkah anak

pasca perceraian dari gugatan. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi penulis

mengapa penggugat melakukan pencabutan tuntutan tersebut dari gugatan dan

6 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,

Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Jakarta: Sinar Grafika, h. 809 7 Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, h. 14.

Page 15: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

6

apakah pertimbangan hukum hakim dan putusan hakim Pengadilan Agama

Jakarta Pusat dalam memutuskan perkara No: 608/Pdt.G/2007/PA.JP telah sejalan

dan tepat dengan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis sangat tertarik untuk

menelitinya dalam bentuk skripsi dengan judul: “PENCABUTAN GUGATAN

OLEH IBU TERHADAP AYAH DARI KEWAJIBAN MENAFKAHI

ANAK PASCA PERCERAIAN (Studi Terhadap Putusan Pengadilan Agama

Jakarta Pusat No: 608/Pdt.G/2007/PA.JP)”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian penulis dalam latar belakang masalah, agar dalam

pembahasan skripsi ini tidak melebar dan keluar dari pokok pembahasan maka

penulis membatasi masalah pencabutan gugatan oleh ibu terhadap ayah dari

kewajiban menafkahi anak pasca perceraian studi terhadap kasus di Pengadilan

Agama Jakarta Pusat dengan merujuk dan mengkaji putusan No.

608/Pdt.G/2007/PA.JP. Dengan demikian, penulis mengambil judul tentang

Pencabutan Gugatan oleh Ibu Terhadap Ayah dari Kewajiban Menafkahi Anak

Pasca Perceraian (Analisis Putusan No. 608/Pdt.G/2007/PA.JP).

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengapa tuntutan nafkah anak dicabut oleh penggugat ?

2. Apakah pertimbangan hukum hakim dan putusan hakim Pengadilan

Agama Jakarta Pusat dalam memutuskan perkara No:

Page 16: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

7

608/Pdt.G/2007/PA.JP telah sejalan dan tepat dengan perundang-

undangan yang berlaku ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian:

a. Untuk mengetahui penyebab pencabutan tuntutan nafkah anak dari

gugatan penggugat.

b. Untuk mengetahui apakah pertimbangan hukum hakim dan putusan

hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat dalam memutuskan perkara No:

608/Pdt.G/2007/PA.JP telah sejalan dan tepat dengan perundang-

undangan yang berlaku.

2. Manfaat Penelitian:

a. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan pengetahuan

ilmiah di bidang hukum perdata yang berwawasan ke-Islam-an.

b. Dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat luas, khususnya

mengenai pengetahuan tentang kewajiban menafkahi anak pasca

perceraian.

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat normatif dan empiris, penelitian normatif yaitu

dengan mempelajari data berupa buku-buku dan peraturan perundang-

undangan yang berkaitan dengan pembahasan masalah. Penelitian empiris

yang diperoleh dari hasil lapangan.

Page 17: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

8

2. Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer

"Data primer adalah data yang diambil langsung, tanpa perantara, dari

sumbernya",8 dalam hal ini data yang akan diperoleh berasal dari putusan

Pengadilan Agama Jakarta Pusat No: 608/Pdt.G/2007/PA.JP.

b. Data Sekunder

"Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari

sumbernya",9 yakni data yang memberikan penjelasan mengenai data

primer yang didapat dari para informan yang terdiri dari hakim

Pengadilan Agama Jakarta Pusat, panitera dan lainnya yang mengetahui

permasalahan ini. Dokumen-dokumen seperti Al-Qur’an, Hadist, buku-

buku ilmiah, Undang-undang, Kompilasi Hukum Islam (KHI), dan

literatur-literatur yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Studi Dokumenter

8 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN Press, 2000), cet.

Pertama, h. 86. 9 Ibid, h. 87.

Page 18: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

9

Studi dokumentasi perkara terhadap putusan Pengadilan Agama

Jakarta Pusat Nomor: 608/Pdt.G/2007/PA.JP. Penulis juga melakukan

pengumpulan data dengan cara menelusuri buku-buku dan literatur yang

berhubungan dengan masalah yang dibahas.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara yaitu peneliti memperoleh data dengan cara mengajukan

beberapa pertanyaan kepada narasumber. Tanya jawab dilakukan secara

tatap muka langsung dengan pihak terkait seperti hakim Pengadilan

Agama Jakarta Pusat, panitera dan lainnya yang mengetahui permasalahan

ini.

4. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data, diterapkan analisa secara kualitatif. Jadi,

dengan teknik ini penulis berusaha menganalisis dengan cara

mengkualifikasikan data-data yang telah diperoleh, menguraikan dan

mendeskripsikan putusan perkara, kemudian penulis melakukan interpretasi

hingga menghasilkan kesimpulan.

Mengenai teknik penulisan, penelitian skripsi ini berpedoman pada

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

E. Review Studi Terdahulu

Dalam penelusuran pustaka yang penulis lakukan, penulis menemukan

adanya kajian yang secara umum membahas tema nafkah anak yaitu:

Page 19: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

10

1. Skripsi dari Juju Sunariah tahun 2004 yang berjudul “Cerai Talak dan

Implikasinya terhadap Nafkah Anak dan Istri: Studi Kasus di Kecamatan

Picung Kabupaten Pandeglang Banten”, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Faktor-faktor yang menyebabkan suami tidak memberi nafkah (nafkah

iddah) pada bekas istrinya dan tidak membayar biaya hadanah anak-anaknya

yang ada di masyarakat kecamatan Picung adalah karena minimnya

pemahaman masyarakat terhadap akibat hukum yang harus dilaksanakan

akibat cerai talak. Hal ini disebabkan karena latar belakang pendidikan yang

lemah, hampir berkisar 50%. Kurang adanya penyuluhan mengenai

menajemen keluarga dari instansi terkait sebagai bekal ilmu keluarga, faktor

ini sekitar 20%. Serta latar belakang ekonomi lemah yaitu sekitar 30%.

Skripsi ini menggunakan metode kualitatif, studi kepustakaan dan

lapangan. Wawancara langsung sebagai data primer, dan angket (random

sampling).

2. Skripsi yang ditulis oleh Masripattunnisa tahun 2004 dengan judul:

“Pelaksanaan Putusan Perceraian dan Pengaruhnya Terhadap Nafkah Iddah

dan Biaya Anak: Studi Kasus di Kecamatan Gunung Putri Bogor, Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah.

Proses perceraian mereka diputuskan dalam sidang keluarga dan itu pun

dilalui dengan sangat mudah. Nafkah, baik itu nafkah iddah atau nafkah untuk

biaya perawatan atau pengasuhan anak-anak, kebanyakan dari para mantan

suami tidak pernah memberi atau membayar nafkah iddah pada mantan

Page 20: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

11

istrinya juga para mantan suami tidak pernah memberikan biaya untuk

perawatan atau pengasuhan anak secara rutin.

Skripsi ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, penelitian

kepustakaan dan lapangan.

3. Skripsi yang ditulis oleh Cici Indriani tahun 2006 dengan judul “Dampak

Perceraian Cerai Talak di Luar Prosedur Peradilan Agama Terhadap Nafkah

Iddah dan Nafkah Anak: Studi Kasus di Desa Purwadadi Barat Kecamatan

Subang”, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Skripsi ini meneliti fenomena yang terjadi dalam masyarakat khususnya

masyarakat desa Purwadadi Barat kec. Purwadadi kab. Subang. Banyak

perceraian yang terjadi dengan cara mudah tanpa melalui prosedural hukum

yang berlaku serta tidak memikirkan akibatnya di kemudian hari terutama

terhadap nafkah istri yang berada pada masa iddah talak raj'i dan nafkah anak

pasca perceraian.

Berdasarkan penelitian Cici Indriani di desa Purwadadi Barat kec.

Purwadadi kab. Subang, tindakan atau upaya yang dilakukan seorang istri jika

mantan suaminya tidak memenuhi nafkah iddah, dan upaya untuk pemenuhan

biaya untuk anak yang dilakukan oleh mantan istri juga minim sekali. Dengan

alasan yang beragam diantaranya rasa malu karena menganggap masing-

masing (mantan suami-istri tersebut) telah memiliki kehidupan sendiri. Jika

adapun alasan mantan istri meminta biaya hadanah pada mantan suaminya

tidak lebih alasannya adalah untuk biaya sekolah.

Page 21: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

12

Dari ketiga karya di atas, penelitian yang dikaji tersebut adalah kajian

mengenai nafkah anak yang dibahas secara umum dan singkat yang digabungkan

dengan pembahasan nafkah iddah. Berbeda dengan kajian di atas, penulis di sini

mencoba meneliti pencabutan gugatan nafkah anak oleh ibu terhadap ayah dari

kewajiban menafkahi anak pasca perceraian serta menganalisa duduk perkara,

pertimbangan hakim serta putusan hakim dalam putusan Pengadilan Agama

Jakarta Pusat No: 608/Pdt.G/2007/PA.JP di dalam skripsi ini.

F. Sistematika Penelitian

Untuk mempermudah dalam memahami skripsi ini, penulis membagi isi

skripsi ini menjadi lima bab. Adapun pembagiannya sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan. Bab ini merupakan pendahuluan yang di dalamnya

diuraikan Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan

Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Review

Studi Terdahulu serta Sistematika Penulisan.

BAB II: Putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat No:608/Pdt.G/2007/PAJP

Bab ini menjelaskan tentang Duduk Perkara, Pertimbangan Hukum

Hakim, dan Putusan Hakim.

BAB III: Studi Terhadap Pencabutan Gugatan Oleh Ibu Terhadap Ayah

dari Kewajiban Menafkahi Anak Pasca Perceraian (Putusan

Pengadilan Agama Jakarta Pusat No: 608/Pdt.G/2007/PA.JP).

Bab ini menjelaskan mengenai Analisis Duduk Perkara, Analisis

Pertimbangan Hukum Hakim, Analisis Putusan Hakim dan Analisis

Page 22: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

13

Terhadap Pencabutan Gugatan Oleh Ibu Terhadap Ayah dari

Kewajiban Menafkahi Anak Pasca Perceraian (Putusan Pengadilan

Agama Jakarta Pusat No: 608/Pdt.G/2007/PA.JP).

BAB IV: Penutup. Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran.

Page 23: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

BAB II

PUTUSAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT NO:

608/Pdt.G/2007/PA.JP

A. Duduk Perkara

Dalam putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat Nomor:

608/Pdt.G/2007/PA.JP. identitas Penggugat dan Tergugat adalah: 1

1. Penggugat

Nama (Dirahasiakan Oleh PA.JP. dengan alasan privasi penggugat),

Umur 31 tahun, Ibu Rumah Tangga, bertempat tinggal di Jl. Kp.Rawa Selatan

I Rt.009/04 No.29 Kelurahan Kampung Rawa Kecamatan Johar Baru Kodya

Jakarta Pusat.

2. Tergugat

Nama (Dirahasiakan Oleh PA.JP. dengan alasan privasi tergugat), Umur

33 tahun, Karyawan Swasta, Jl.Gg.Langgar Rt.013/06 No. 36, Kelurahan

Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat.

Pada waktu yang telah ditetapkan Tergugat hadir menghadap di

persidangan, namun dalam persidangan selanjutnya tidak lagi menghadiri

persidangan, meskipun telah diperintahkan dan dipanggil secara patut untuk

menghadap di persidangan.

1 Putusan Pengadilan Agama (PA) Jakarta Pusat No: 608//Pdt.G/2007/PA.JP, h.1

14

Page 24: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

15

Penggugat berdasarkan surat gugatannya tertanggal 07 Desember 2007

yang terdaftar di kepaniteraan Pengadilan Agama Jakarta Pusat dengan register

nomor: 608/Pdt.G/2007/PA.JP, pada pokoknya telah mengemukakan sebagai

berikut:

Pada tanggal 30 September 1997, Penggugat dengan Tergugat

melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh pegawai pencatat nikah Kantor

Urusan Agama Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat (kutipan akta nikah nomor:

398/01/X/1997 tanggal 30 September 1997);

Setelah pernikahan tersebut Penggugat dengan Tergugat bertempat tinggal

di rumah kediaman bersama orangtua Tergugat di alamat Tergugat tersebut di

atas. Selama pernikahan tersebut Penggugat dengan Tergugat telah hidup rukun

sebagaimana layaknya suami istri dan dikaruniai 2 orang anak bernama: Lovenda

yang lahir tanggal 23 Desember 1997 dan Adinda Dwi Satriawati yang lahir

tanggal 15 juni 2003.2

Kurang lebih sejak bulan Juli 2003 ketemtraman rumah tangga Penggugat

dengan Tergugat mulai goyah, disebabkan:

a. Tergugat sejak bulan Juli 2003 tidak memberikan keuangan rumah

tangga, padahal Tergugat mempunyai pekerjaan dan sebagai

penanggung jawab kepala rumah tangga, di sisi lain Tergugat jarang

pulang ke rumah dengan alasan yang beragam-ragam, hal tersebut

menimbulkan perselisihan terus menerus;

2 Ibid, h. 2.

Page 25: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

16

b. Tergugat setiap ada keributan dalam rumah tangga ada akhlak yang

tidak baik dan juga mempunyai temporer yang tidak baik, baik

perbuatan maupun ucapan karena sering berkata kasar bahkan

memukul fisik Penggugat, oleh sebab itu menimbulkan tekanan psikis

Penggugat terus menerus;

c. Tergugat juga sering selingkuh dengan wanita lain, hal tersebut

diketahui oleh penggugat lewat HP, oleh sebab itu untuk membentuk

rumah tangga sakinah tidak tercapai, maka Penggugat minta cerai;

d. Tergugat dan Penggugat pada bulan September ada keributan dalam

rumah tangga akhirnya Penggugat pergi meninggalkan Tergugat

pulang ke rumah orang tua dan sejak itu telah putus hubungan lahir

dan batin.

e. Karena anak hasil perkawinan Penggugat dan Tergugat masih kecil

dan masih memerlukan kasih sayang seorang ibu, maka Penggugat

mohon kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat agar anak tersebut

berada dalam asuhan dan pemeliharaan Penggugat;

f. Karena anak hasil perkawinan Penggugat dan Tergugat masih sangat

memerlukan biaya hidup sehari-hari, pendidikan, kesehatan dan lain-

lain, maka penggugat mohon kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat

agar menghukum Tergugat untuk membayar nafkah anak tersebut

sebesar Rp. 2.000.000,-(dua juta rupiah) perbulan melalui Penggugat;

Page 26: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

17

g. Penggugat sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat

perkara ini.

Berdasarkan alasan/dalil-dalil diatas, Penggugat mohon agar Ketua

Pengadilan Agama Jakarta Pusat segera memeriksa dan mengadili perkara ini,

selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi:

1. Mengabulkan gugatan penggugat;

2. Menceraikan Penggugat dari Tergugat;

3. Menyatakan dan menetapkan anak hasil dari perkawinan Penggugat dan

Tergugat yang bernama: 1.Lovenda, lahir tanggal 23 Desember 1997,

2.Adinda Dwi Satriawati, lahir tanggal 15 juni 2003, berada dalam

asuhan dan pemeliharaan Penggugat;

4. Menghukum Tergugat untuk membayar nafkah anak tersebut di atas

sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) setiap bulannya kepada

Penggugat;

5. Membebankan biaya perkara kepada Penggugat;

6. Atau menjatuhkan putusan lain yang seadil-adilnya.

B. Temuan Fakta di Persidangan

Penggugat untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya mengajukan alat

bukti tertulis berupa:3

3 Ibid, h. 4

Page 27: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

18

a) Foto copy kutipan akta nikah nomor: 398/01/X/1997 tanggal 30 September

1997;

b) Surat keterangan kelahiran anak yang bernama Lovenda lahir pada tanggal

23 Desember 1997;

c) Surat keterangan kelahiran anak yang bernama Adinda Dwi Satriawati lahir

pada tanggal 15 juni 2003.

Selain itu, penggugat juga mengajukan saksi-saksi, masing-masing

bernama:

1) Diwan Bin Siir, yang dibawah sumpahnya pada pokoknya menerangkan

bahwa:

a. Saksi kenal dengan Pernggugat karena saksi adalah Pak De Penggugat;

b. Saksi tahu Penggugat akan bercerai dengan Tergugat;

c. Saksi sudah mendamaikan mereka tetapi tidak berhasil.

2) Rasiti Binti Kasiran, yang dibawah sumpahnya pada pokoknya

menerangkan bahwa:

a. Saksi kenal dengan Penggugat karena saksi adalah ibu kandung

Penggugat;

b. Saksi tahu Penggugat akan bercerai dengan Tergugat;

c. Saksi sudah mendamaikan mereka tetapi tidak berhasil.

C. Sumber dan Pertimbangan Hukum Hakim

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat, pada

pokoknya sebagaimana tersebut diatas;

Page 28: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

19

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti (P-1) foto copy kutipan akta nikah

dihubungkan P-2 dan P-3 foto copy kutipan akte kelahiran anak dan keterangan

saksi-saksi, maka telah terbukti bahwa antara Penggugat dan Tergugat sebagai

isteri dan suami yang sah yang menikah pada tanggal 30 September 1997 dan

telah dikaruniai dua orang anak;

Menimbang, bahwa yang menjadi alasan gugatan penggugat pada

pokoknya rumah tangganya sudah tidak ada keharmonisan karena Tergugat

bertemperamen kasar baik ucapan maupun perbuatan, sering memukul, jarang

pulang ke rumah dan puncaknya antara penggugat dan tergugat telah berpisah

rumah tinggal sampai dengan sekarang;

Menimbang, bahwa penggugat selain menuntut perceraian juga menuntut

hak pengasuhan dua orang anak yang bernama Lovenda lahir tanggal 23

Desember 1997 dan Adinda Dwi Satriawati lahir pada tanggal 15 Juni 2003;

Menimbang, bahwa Tergugat tidak lagi menghadiri persidangan meskipun

telah diperintahkan dan dipanggil untuk menghadap di persidangan.

Menimbang, bahwa penggugat telah menghadirkan dua orang saksi yang

bernama DIWAN BIN SIIR dan RASITI BINTI KASIRAN;

Menimbang, bahwa berdasarkan yang terjadi dalam persidangan terdapat

fakta-fakta sebagai berikut :

Page 29: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

20

• Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri sah dan telah dikaruniai

anak yang bernama Lovenda lahir tanggal 23 Desember 1997 dan Adinda Dwi

Satriawati lahir pada tanggal 15 Juni 2003 (lahir 22 mei 2002);

• Bahwa berdasarkan keterangan saksi DIWAN BIN SIIR dan RASITI BINTI

KASIRAN rumah tangga Penggugat dengan Tergugat sudah tidak harmonis

lagi dikarenakan Tergugat bertemperamen tinggi suka memukul bila ribut,

tergugat jarang pulang ke rumah dan saat ini Penggugat dan Tergugat sudah

pisah rumah dan tidak memberikan nafkah lagi kepada penggugat;

• Bahwa saksi-saksi telah berusaha memberikan nasehat kepada penggugat

untuk kembali rukun dengan tergugat tetapi tidak berhasil;

• Penggugat tetap bertekad akan bercerai dengan tergugat.

Menimbang, bahwa Majelis Hakim setelah mengkonstatir dan

mengkualifikasifir perkara tersebut. Majelis akan mempertimbangkan hal-hal

sebagai berikut;

Menimbang, bahwa perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan

yaitu akad yang sangat kuat (miitsaqon gholiidon) untuk menaati perintah Allah

dan melaksanakannya merupakan ibadah (pasal 2 Kompilasi Hukum Islam).

Tetapi dalam rumah tangga penggugat dengan tergugat, hak dan kewajiban sudah

tidak bisa dilaksanakan karena tergugat jarang pulang ke rumah dan puncaknya

antara penggugat dengan tergugat telah pisah rumah;

Page 30: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

21

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut, kiranya rumah

tangga ideal sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 juncto Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam yang diinginkan semua

keluarga yakni rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rohmah, dalam rumah

tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak lagi terwujud;

Menimbang, bahwa penggugat dengan tergugat sejak semula telah

membentuk sebuah rumah tangga yang harmonis tetapi kemudian terjadi

perselisihan dan pertengkaran dikarenakan tergugat jarang pulang ke rumah, suka

memukul bila terjadi keributan dan puncaknya antara penggugat dengan tergugat

telah berpisah rumah sehingga mereka tidak melaksanakan kewajiban.

Sebagaimana layaknya suami dan isteri. Hal ini berarti telah melanggar perintah

Allah dalam surat Al-Nisa 19 “wa ‘aasyiruuhunna bil ma’rufi” (dan pergaulilah

isteri-isterimu secara patut). Bagaimana mungkin pergaulan secara patut telah

dilaksanakan, apabila antara mereka sudah tidak saling melaksanakan kewajiban;4

Menimbang, bahwa apabila rumah tangga Penggugat dan tergugat tetap

dipertahankan akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan antara mereka

berdua, tidak ada saling melakukan kewajiban, tidak ada saling menghormati dan

pada gilirannya mereka akan saling menyalahkan satu sama lain;

Menimbang, bahwa karena itu Majelis Hakim menilai “menolak

kemudharatan, harus lebih didahulukan daripada mencari dan memperoleh

kemaslahatan (dar-ul mafaasid muqoddamun ‘alaa jalbil mashoolihi)”;

4 Ibid, h. 7

Page 31: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

22

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi yang

membenarkan rumah tangga penggugat dengan tergugat sudah tidak harmonis

lagi sering terjadi perselisihan yang terus-menerus, maka berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas penggugat cukup beralasan dan tidak

bertentangan dengan hukum, dan sesuai dengan pasal 19 huruf (f ) PP No.9

Tahun 1975 jo pasal 116 Kompilasi Hukum Islam huruf (f ), karenanya gugatan

penggugat dapat dikabulkan dengan menjatuhkan thalak satu bain shugro tergugat

terhadap penggugat;

Menimbang, bahwa mengenai gugatan penggugat agar ditetapkan sebagai

pihak yang mengasuh dan memelihara dua orang anak yang bernama Lovenda

lahir tanggal 23 Desember 1997 dan Adinda Dwi Satriawati lahir tanggal 15 Juni

2003 (lahir 22 mei 2002), tergugat dalam hal ini tidak mengajukan keberatannya

karena tidak lagi menghadiri persidangan dan berdasarkan bukti P-2 dan P-3

terbukti bahwa anak tersebut belum memayyiz, berada dalam pengasuhan dan

pemeliharaan Penggugat serta Tergugat tidak pernak menengok anaknya;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di

atas, majelis hakim berpendapat anak penggugat masih di bawah umur/kecil

dilihat secara psikologis maupun biologis anak yang bernama Lovenda lahir

tanggal 23 Desember 1997 dan Adinda Dwi Satriawati lahir tanggal 15 Juni 2003

(lahir 22 mei 2002) harus ditetapkan berada dalam asuhan dan pemeliharaan

penggugat sampai anak tersebut dapat menentukan pilihannya sendiri;

Page 32: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

23

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, gugatan

penggugat selebihnya dicabut oleh penggugat maka majelis hakim tidak

mempertimbangkan lebih lanjut;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, gugatan

penggugat telah dikabulkan sebagian dan selebihnya dicabut;

Menimbang, bahwa perkara ini termasuk bidang perkawinan maka

berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 perubahan

atas Undang-Undang No. 7 tahun 1989, biaya perkara dibebankan kepada

penggugat;

Mengingat pasal 39 ayat (2) Undang-Undang No. 7 Tahun 1974, dan

dalil-dalil hukum syara’ serta peraturan perundang-undangan yang berkaitan

dalam perkara ini;

D. Putusan Pengadilan

Setelah melalui proses dan prosedur. Akhirnya Majelis Hakim Pengadilan

Agama Jakarta Pusat memberikan keputusan yang pada pokoknya mengadili:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian;

2. Menjatuhkan talak satu bain shugro Tergugat kepada Penggugat;

3. Menetapkan dua orang anak yang bernama Lovenda lahir tanggal 23

Desember 1997 dan Adinda Dwi Satriawati lahir tanggal 15 juni 2003, berada

dalam asuhan dan pemeliharaan Penggugat;

4. Menyatakan gugatan Penggugat selebihnya dicabut;

5. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara ini.

Page 33: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

24

Demikianlah putusan ini dijatuhkan pada hari kamis tanggal 17 April

2008 Masehi bertepatan dengan tanggal 10 Rabiul Akhir 1429 Hijriyah, oleh

ELVIN NAILANA,SH,MH., selaku Ketua Majelis, Drs.ABDURRAHIM, M.H.,

dan Drs.FAIZAL KAMIL, S.H., M.H., selaku Hakim Anggota, putusan

dibacakan dalam persidangan yang terbuka untuk umum dengan dibantu oleh

Drs.ALI USMAN HASIBUAN,SHI., selaku Panitera Pengganti serta dengan

dihadiri oleh Penggugat dan diluar hadirnya Tergugat.5

5 Ibid, h. 8-9

Page 34: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

BAB III

STUDI TERHADAP PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP

AYAH DARI KEWAJIBAN MENAFKAHI ANAK PASCA PERCERAIAN

(PUTUSAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT NO:

608/Pdt.G/2007/PA.JP )

A. Analisis Duduk Perkara

Secara umum, kekuasaan (competency) peradilan dapat dibedakan

menjadi dua: kekuasaan relatif (relative competency) dan kekuasaan absolut

(absolute competency). 1 Kekuasaan relatif berkaitan dengan wilayah, sementara

kekuasaan absolut berkaitan dengan orang (kewarganegaraan dan keagamaan

seseorang) dan perkara. Kewenangan (kompetensi) absolut dan relatif Peradilan

Agama diatur dalam pasal 49 sampai dengan pasal 53 Undang-undang No. 3

Tahun 2006 tentang Peradilan Agama.

Kompetensi absolut adalah kewenangan atau kekuasaan untuk memeriksa,

memutus dan menyelesaikan suatu perkara bagi Pengadilan yang menyangkut

pokok perkara itu sendiri. Berdasarkan Undang-undang No.3 Tahun 2006

Tentang Peradilan Agama pasal 49 bidang-bidang yang menjadi kompetensi

absolut Pengadilan Agama meliputi perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf,

zakat, infak, sedekah, dan ekonomi syari’ah.

1 http://www.badilag.net/index.php?option=com_content&task=view&id=941&Itemid=54

diakses pada tanggal 28 Oktober 2009 jam 13.00 wib.

25

Page 35: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

26

Sedangkan kompetensi relatif adalah kewenangan atau kekuasaan untuk

memeriksa, memutus, dan menyelesaikan suatu perkara bagi pengadilan yang

berhubungan dengan wilayah atau domisili pihak atau para pihak pencari

keadilan. Dalam Undang-undang No. 3 Tahun 2006 Tentang Peradilan Agama

pasal 4 ayat 1 dinyatakan bahwa Pengadilan Agama berkedudukan di Kotamadya

(kota) atau di ibukota Kabupaten yang daerah hukumnya meliputi wilayah

Pemerintah Kota atau Kabupaten.

Berdasarkan wilayah hukum suatu Pengadilan Agama, maka tempat

Penggugat atau permohonan cerai gugat yang diajukan kepada Pengadilan Agama

yang daerah hukumnya mengikuti tempat kediaman Penggugat, kecuali apabila

Penggugat dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin

Tergugat ( suami ), maka gugatan diajukan kepada Pengadilan Agama yang

wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal Tergugat. Apabila penggugat

bertempat kediaman di luar negeri maka gugatan perceraian diajukan Penggugat

kepada Pengadilan Agama yang wilayah hukumnya meliputi tempat kediaman

Tergugat, apabila Penggugat dan Tergugat bertempat kediaman di luar negeri,

maka gugatan Penggugat diajukan kepada Pengadilan Agama yang wilayah

hukumnya meliputi tempat perkawinan mereka dilangsungkan atau kepada

Pengadilan Agama Jakarta Pusat2.

2 Chatib Rasyid, Syaifudin, Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek Pada Peradilan

Agama, (Yogyakarta: UII Press, 2009), cet-1, h.59.

Page 36: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

27

Menurut penulis, jika ditinjau berdasarkan kompetensi absolut dan relatif

maka duduk perkara ini telah memenuhi kedua kompetensi tersebut. Berdasarkan

kompetensi absolut, perkara No.608/Pdt.G/2007/PA.JP merupakan perkara gugat

cerai yang di dalam penjelasan pasal 49 Undang-undang No.3 Tahun 2006

Tentang Pengadilan Agama termasuk bidang perkawinan. Sedangkan berdasarkan

kompetensi relatif, perkara No. 608/Pdt.G/2007/PA.JP termasuk perkara gugat

cerai sehingga Penggugat mengajukan gugatan ke Pengadilan Agama Jakarta

Pusat yang daerah hukumnya mengikuti tempat kediaman Penggugat di

Kelurahan Kebon kacang, Kecamatan Tanah Abang, Kodya Jakarta Pusat.

Setelah membaca dalam duduk perkara ini dapat dipahami bahwa

permasalahan antara Pengugat dengan Tergugat yang mendasari gugatan (posita)

yaitu rumah tangga mereka sudah tidak ada keharmonisan karena Tergugat

sebagai penanggung jawab kepala rumah tangga sejak bulan Juli 2003 tidak

memberikan keuangan rumah tangga, padahal Tergugat mempunyai pekerjaan,

jarang pulang ke rumah dengan alasan yang beragam-ragam, bertemperamen

kasar baik ucapan maupun perbuatan, sering memukul, hal tersebut menimbulkan

perselisihan terus menerus, dan puncaknya antara Penggugat dan Tergugat telah

berpisah rumah tinggal sampai dengan sekarang dan sejak saat itu sudah tidak ada

hubungan lahir dan batin.

Mengenai kebutuhan rumah tangga baik lahir maupun batin merupakan

kewajiban seorang suami sebagai penanggung jawab kepala rumah tangga, karena

ketika seseorang sudah berstatus sebagai suami maka ia tidak boleh

Page 37: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

28

mementingkan dirinya sendiri, karena ini akan menanamkan kebencian di hati

isteri dan memutuskan tali cinta kasih antara suami isteri.

Di atas pundak suami terletak kewajiban untuk menafkahi istri dan anak-

anaknya. “Yang dimaksud dengan nafkah adalah semua kebutuhan dan keperluan

yang berlaku menurut keadaan dan tempat, seperti makanan, pakaian, rumah dan

lain-lain”.3

Nafkah merupakan hak istri dan anak-anak untuk mendapatkan makanan,

pakaian, dan kediaman serta beberapa kebutuhan pokok lainnya dan pengobatan,

bahkan sekalipun si istri adalah seorang wanita yang kaya.4 Kewajiban menafkahi

itu tetap berlaku sekalipun si istri adalah seorang perempuan konglomerat atau

punya penghasilan sendiri. Nafkah suami terhadap istri bukan hanya dibatasi pada

tiga bidang; pangan, sandang dan papan saja, tetapi juga meliputi biaya-biaya

pengobatan dan kebutuhan pokok lainnya.5

Adapun dasar hukum tentang eksistensi dan kewajiban nafkah terdapat

dalam beberapa ayat maupun hadis Rasulullah, di antaranya adalah: Surat al-

Baqarah/2: 233 dan al-Thalaq/65:7:

… …

3 Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Keluarga (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006), Cet. 5, h. 383. 4 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Terjemah (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1996), Cet. ke-2, jilid ke-

9, h. 28. 5 Mesraini dan A. Sutarmadi, Administrasi Pernikahan dan Manajemen Keluarga (Jakarta:

FSH UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 55-56.

Page 38: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

29

Artinya: “…Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya…”

(QS. Al-Baqarah/2 :233) Dalam ayat lain disebutkan:

Artinya:

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan

orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS.Al-Thalaq /65:7)

Nafkah merupakan hak istri dan anaknya sekaligus sebagai kewajiban

yang dibebankan kepada seorang suami. Kewajiban yang dibebankan kepada

suami tersebut di antaranya yaitu memberi nafkah sesuai dengan kemampuan

serta mengusahakan keperluan keluarga terutama sandang, pangan dan papan. 6

Dalam Kompilasi Hukum Islam BAB XII Pasal 80 Tentang Hak dan

Kewajiban Suami Isteri, Bagian Ketiga Kewajiban Suami dijelaskan:

“(4) Sesuai dengan penghasilannya suami menanggung: a. Nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi istri; b. Biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi isteri

dan anak;

6 BP4 DKI Jakarta, Membina Keluarga Sakinah (Jakarta: Badan Penasehat Pembinaan dan

Pelestarian Perkawinan Propinsi DKI Jakarta), h. 23.

Page 39: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

30

c. Biaya pendidikan bagi anak.”

Selanjutnya Kompilasi Hukum Islam bab XVII pasal 156 poin d:

“ Semua biaya hadhanah dan nafkah anak menjadi tanggung jawab ayah menurut kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut dewasa dapat mengurus diri sendiri (21 tahun)”.7

Melalui ketentuan pasal ini, dapat disimpulkan bahwa keperluan rumah

tangga yang harus ditanggung suami mencakup nafkah, kiswah, tempat kediaman

bagi isteri, biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi istri

dan anak serta biaya pendidikan bagi anak.

Undang-undang No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan

dalam Rumah Tangga pasal 9 ayat (1) menegaskan yang dimaksud dengan

penelantaran rumah tangga yaitu:

“1. Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian, dia wajib memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan kepada orang tersebut.”

Terdapat pula sanksi pidana sesuai dengan aturan yang dimuat dalam

Undang-Undang Perlindungan Anak no. 23 Tahun 2002 pasal 77:

“bahwa setiap orang yang dengan sengaja melakukan tindakan : a. Diskriminasi terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami

kerugian, baik materiil maupun moril sehingga menghambat fungsi sosialnya;

b. Penelantaran terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami sakit atau penderitaan, baik fisik, mental, maupun sosial;

7 Ibid, h. 183.

Page 40: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

31

c. Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).”

Selanjutnya, Tergugat setiap ada keributan dalam rumah tangga ada

akhlak yang tidak baik dan juga mempunyai temporer yang tidak baik, baik

perbuatan maupun ucapan karena sering berkata kasar bahkan memukul fisik

Penggugat, oleh sebab itu menimbulkan tekanan psikis Penggugat terus menerus.

Perbuatan Tergugat tersebut dapat dikategorikan ke dalam kekerasan

dalam rumah tangga. Ditegaskan dalam pasal 6 dan 7 Undang-undang No. 23

Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga:

Pasal 6 : “kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat”.

Pasal 7 : “Kekerasan Psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan

ketakutan, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan atau penderitaan psikis berat pada seseorang”.

Berdasarkan pasal tersebut di atas, kekerasan fisik dapat dibagi menjadi

dua kategori, yaitu:

1. Kekerasan Fisik

Kekerasan fisik merupakan kekerasan nyata yang dapat dilihat dan dapat

dirasakan oleh tubuh yang biasanya berupa penghilangan nyawa seseorang.

a. Kekerasan fisik berat, berupa penganiayaan berat seperti menendang,

memukul, membenturkan ke benda lain, bahkan sampai melakukan

percobaan pembunuhan atau melakukan pembunuhan dan semua

perbuatan yang dapat mengakibatkan sakit yang mengakibatkan sakit

Page 41: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

32

yang menimbulkan ketidakmampuan menjalankan kegiatan sehari-hari,

pingsan, luka berat pada tubuh korban, luka yang sulit disembuhkan atau

yang menimbulkan kematian, kehilangan salah satu panca indera, luka

yang mengakibatkan cacat, dan kematian korban.

b. Kekerasan fisik ringan, seperti menampar, menarik rambut, mendorong,

dan perbuatan lain yang mengakibatkan cidera ringan dan rasa sakit

serta luka fisik yang tidak termasuk dalam kategori berat.

2. Kekerasan Psikis

Kekerasan psikis atau kekerasan mental adalah kekerasan yang

mengarah pada serangan terhadap mental atau psikis seseorang, bisa berbentuk

ucapan yang menyakitkan, berkata dengan nada yang tinggi, penghinaan dan

ancaman, kekerasan terhadap jiwa atau rohani yang berakibat mengurangi

bahkan menghilangkan kemampuan normal jiwa.8

Tergugat juga sering selingkuh dengan wanita lain, hal tersebut

diketahui oleh penggugat lewat HP, oleh sebab itu untuk membentuk rumah

tangga sakinah tidak tercapai, maka Penggugat minta cerai. Puncaknya

Tergugat dan Penggugat pada bulan September ada keributan dalam rumah

tangga, akhirnya Penggugat pergi meninggalkan Tergugat pulang ke rumah

orang tua dan sejak itu telah putus hubungan lahir dan batin.

8 Faqihuddin Abdul Kadir dan Ummu Azizah Mukarnawati, ed. Ismali Hasani, Referensi

Bagi Hakim Pengadilan Agama tentang kekerasan dalam rumah tangga, (Komnas Perempuan: 2008), h.32

Page 42: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

33

Adapun yang dimaksud dengan nusyuz adalah meninggalkan kewajiban

suami istri. Nusyuz dari pihak suami adalah bersikap keras terhadap isterinya,

yang dengan tidak mau menggaulinya dan tidak mau memberi haknya.

Sedangkan nusyuz dari pihak isteri seperti meninggalkan rumah tanpa izin

suaminya.

B. Analisis Sumber dan Pertimbangan Hukum Hakim dalam Memutuskan

Perkara No. 608/Pdt.G/2007/PA.JP

Dapat dikatakan pertimbangan hukum merupakan jiwa dan intisari

putusan. Pertimbangan berisi analisis, argumentasi, pendapat atau kesimpulan

hukum dari hakim yang memeriksa perkara.9

Dalam menangani sebuah perkara, tugas dan kewajiban hakim yang

pertama adalah mendamaikan pihak-pihak yang berperkara, hal ini sejalan dengan

tuntutan ajaran moral Islam. Islam selalu mengajarkan menyelesaikan masalah

setiap perselisihan melalui jalan pendekatan (islah) sebagaimana firman Allah

SWT dalam Al Qur’an surat Al Hujurat ayat 10:

☺ ☺

Artinya:

9 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,

Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Jakarta: Sinar Grafika, h. 809

Page 43: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

34

”Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah ( perbaikilah hubungan ) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. ( Al Hujurat/49:10 )

Selain itu dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) juga menganjurkan

kepada hakim agar selalu berusaha mendamaikan kedua belah pihak yang

berperkara di dalam persidangan, yaitu dalam pasal 143 ayat 1 dan 2, yang

berbunyi:

”(1) dalam pemeriksaan gugatan perceraian Hakim mendamaikan kedua belah pihak.

(2) Selama perkara belum diputuskan, usaha mendamaikan dapat dilakukan pada setiap sidang pemeriksaan.”

Karena itu layak sekali apabila para hakim Pengadilan Agama (PA)

menyadari dan mengemban fungsi mendamaikan. Sebab bagaimanapun seadil-

adilnya putusan, akan lebih baik dan lebih adil sebuah hasil perdamaian. Akan

ada pihak yang merasa dikalahkan dan dimenangkan. Peran hakim sebagai juru

damai pihak-pihak yang bertikai terbatas hanya sampai anjuran, nasehat,

penjelasan, dan memberi bantuan dalam perumusan sepanjang hal itu diminta

kedua belah pihak.10

Kewajiban mendamaikan dalam perkara diupayakan pada awal

persidangan, namun dalam perkara perceraian kewajiban mendamaikan

diupayakan hingga putusan dijatuhkan dalam hal ini meskipun para pihak

10 M. Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama, (Jakarta:

Pustaka Kartini, 1993), cet. Ke-3, h. 48

Page 44: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

35

menjawab bahwa tidak mungkin damai karena usaha penyelesaian perdamaian

sudah dilakukan berkali-kali, hakim tetap meminta agar dicoba lagi.11 Sesuai

dengan ketentuan PP no. 9 Tahun 1975, pasal 31 ayat 1 dan 2:

(1) Hakim yang memeriksa gugatan perceraian berusaha mendamaikan kedua belah pihak.

(2) Selama perkara belum diputuskan, usaha mendamaikan dapat dilakukan pada setiap sidang pemeriksaan.

Demikian pula dalam pasal 82 ayat 1 dan 4 undang-undang no. 7 Tahun

1989 sebagaimana telah diubah oleh undang-undang nomor 3 Tahun 2006 yang

menjelaskan pada ayat 1 yaitu:

”pada sidang pertama pemeriksaan gugatan perceraian, hakim berusaha mendamaikan kedua belah pihak”.

Pada ayat 4 dijelaskan bahwa:

”selama perkara belum diputuskan, usaha mendamaikan dapat dilakukan pada setiap sidang pemeriksaan”.

Dalam kasus putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat No.

608/Pdt.G/2007/PA.JP majelis hakim yang diketuai oleh Elvin Nailana S.H,M.H

telah berusaha mendamaikan Penggugat dengan Tergugat namun upaya ini tidak

berhasil, sehingga proses hukum selanjutnya terus berjalan.

Dalam memeriksa suatu perkara, hakim bertugas untuk mengkonstatir,

mengkualifikasir dan kemudian mengkonstitutir. Mengkonstatir artinya hakim

harus menilai apakah peristiwa atau fakta-fakta yang dikemukakan oleh para

11 Soeroso, Praktik hukum acara perdata tata cara dan proses persidangan, (Jakarta: Sinar Grafika), h.41

Page 45: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

36

pihak itu adalah benar-benar terjadi. Hal ini hanya dapat dilakukan melalui

pembuktian.

Membuktikan artinya mempertimbangkan secara logis kebenaran suatu

fakta atau peristiwa berdasarkan alat-alat bukti yang sah dan menurut hukum

pembuktian yang berlaku. Dalam pembuktian itu, maka para pihak memberi

dasar-dasar yang cukup kepada Hakim yang memeriksa perkara yang

bersangkutan guna memberi kepastian tentang kebenaran peristiwa yang

diajukannya.

Alat bukti tertulis atau surat ialah segala sesuatu yang memuat tanda-tanda

bacaan yang dimaksudkan untuk mencurahkan isi hati atau menyampaikan buah

pikiran seseorang dan dipergunakan sebagai pembuktian (Alat bukti). Surat

sebagai alat bukti tertulis dibedakan menjadi dua, yaitu: akta dan surat-surat

lainnya yang bukan akta, yaitu surat yang dibuat tidak dengan tujuan sebagai alat

bukti dan belum tentu ditandatangani. Sedangkan akta itu sendiri ada dua macam,

yaitu: akta otentik dan akta di bawah tangan.12

Akta ialah surat yang diberi tanda tangan, yang memuat peristiwa-

peristiwa yang menjadi dasar suatu hak atau perikatan, yang dibuat sejak semula

dengan sengaja untuk pembuktian. Akta otentik ialah surat yang dibuat oleh atau

dihadapan pejabat yang diberi wewenang untuk itu dan dalam bentuk menurut

ketentuan yang ditetapkan untuk itu, baik dengan maupun tanpa bantuan dari

12 Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, (Yogyakarta: Pustaka

Belajar, 1996), cet-1, h. 143-144

Page 46: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

37

yang berkepentingan, di tempat di mana pejabat berwenang menjalankan

tugasnya.

Akta otentik sebagai alat bukti status dalam perkawinan. Perkawinan

hanya dapat dibuktikan dengan Akta Nikah yang dibuat oleh Pegawai Pencatat

Nikah. Jika perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan Akta Nikah dapat diajukan

itsbat nikah ke Pengadilan Agama, untuk kemudian mendapatkan Akta Nikah

(pasal 7 KHI).

Tentang fotokopi dapat disimpulkan dari putusan MA tanggal 1 April

1976 No. 701 K/Sip/1974, bahwa fotokopi dapat diterima sebagai alat bukti

apabila fotokopi itu disertai “keterangan atau dengan jalan apa pun secara sah dari

mana ternyata bahwa fotokopi-fotokopi tersebut sesuai dengan aslinya.

Alat bukti saksi diatur dalam Pasal 169-172 HIR dan Pasal 306-309 R.Bg.

Saksi ialah orang yang yang memberikan keterangan di muka sidang, dengan

memenuhi syarat-syarat tertentu, tentang suatu peristiwa atau keadaan yang ia

lihat, dengar dan ia alami sendiri, sebagai bukti terjadinya peristiwa atau keadaan

tersebut.

Majelis Hakim menimbang bahwa berdasarkan bukti (P-1) foto copy

kutipan akta nikah dihubungkan P-2 dan P-3 foto copy kutipan akta kelahiran

anak dan keterangan saksi-saksi, maka telah terbukti antara Penggugat dan

Tergugat sebagai isteri dan suami yang sah yang menikah pada tanggal 30

September 1997 dan telah dikaruniai dua orang anak.

Page 47: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

38

Menimbang, bahwa Tergugat tidak lagi menghadiri persidangan meskipun

telah diperintahkan dan dipanggil untuk menghadap di persidangan.

Majelis Hakim menimbang bahwa penggugat dengan tergugat sejak

semula telah membentuk sebuah rumah tangga yang harmonis tetapi kemudian

terjadi perselisihan dan pertengkaran dikarenakan tergugat jarang pulang ke

rumah, suka memukul bila terjadi keributan dan puncaknya antara penggugat

dengan tergugat telah berpisah rumah sehingga mereka tidak melaksanakan

kewajiban sebagaimana layaknya suami dan isteri. Hal ini berarti telah melanggar

perintah Allah dalam surat Al-Nisa 19:

... ☺ ...

Artinya:

“... dan bergaullah dengan mereka secara patut. ...” (QS. Al-Nisa:4/19)

Bagaimana mungkin pergaulan secara patut telah dilaksanakan, apabila

antara mereka sudah tidak saling melaksanakan kewajiban. Apabila rumah tangga

Penggugat dengan Tergugat tetap dipertahankan, akan mengakibatkan hal-hal

yang tidak diinginkan antara mereka berdua, tidak ada saling melakukan

kewajiban, tidak ada saling menghormati dan pada gilirannya mereka akan saling

menyalahkan satu sama lain.

Page 48: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

39

Karena itu majelis hakim menilai “menolak kemudlaratan harus lebih

didahulukan daripada mencari dan memperoleh kemaslahatan (daf-ul mafasid

moqoddamun ‘alaa jalbil mashoolihi).”13

Menolak mafsadah lebih baik dari meraih maslahat, sebab menolak

mafsadah itu sudah merupakan kemaslahatan. Hal ini sesuai dengan kaidah:

14 َعلَى َجْلِب اْلَمَصا ِلِحُمقدََ ُمِدا ِسَفمََ اْلُعْفَد

“Menolak mafsadah didahulukan daripada meraih maslahat”.

Tentang ukuran yang lebih konkret dari kemaslahatan ini, dijelaskan oleh

Imam Al-Ghazali dalam al-Musthashfa, Imam al-Syatibi dalam al-Muwafaqat

dan ulama yang sekarang seperti Abu Zahrah, dan Abdul Wahab Khalaf. Apabila

disimpulkan, maka persyaratan kemaslahatan tersebut adalah:

a. Kemaslahatan itu harus sesuai dengan maqasihid al-syari’ah, semangat ajaran,

dalil-dalil kulli dan dalil qath’i baik wurud maupun dalalahnya.

b. Kemaslahatan itu harus meyakinkan, artinya kemaslahatan itu berdasarkan

penelitian yang cermat dan akurat sehingga tidak meragukan bahwa itu bisa

mendatangkan manfaat dan menghindarkan mudarat.

c. Kemaslahatan itu membawa kemudahan dan bukan mendatangkan kesulitan

yang di luar batas, dalam arti kemaslahatan itu bisa dilaksanakan.

13 Putusan Pengadilan Agama (PA) Jakarta Pusat No: 608//Pdt.G/2007/PA.JP, h. 7 14 A. Djazuli, Kaidah-Kaidah Fikih: Kaidah-kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan

Masalah-masalah yang Praktis, (Jakarta: Kencana, 2007), h.29

Page 49: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

40

d. Kemaslahatan itu memberi manfaat kepada sebagian besar masyarakat bukan

kepada sebagian kecil masyarakat.15

Menurut penulis, pertimbangan Majelis Hakim ini telah sesuai

berdasarkan kaidah tersebut.

Majelis Hakim juga mempertimbangkan berdasarkan keterangan saksi-

saksi yang membenarkan rumah tangga penggugat dengan tergugat sudah tidak

harmonis lagi sering terjadi perselisihan yang terus-menerus, maka berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas Penggugat cukup beralasan dan tidak

bertentangan dengan hukum, dan sesuai dengan pasal 19 huruf (f ) PP No.9

Tahun 1975 jo pasal 116 Kompilasi Hukum Islam huruf (f ):

Perceraian dapat terjadi karena alasan: “ f. Antara suami isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran

dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.”

karenanya gugatan penggugat dapat dikabulkan dengan menjatuhkan thalak satu

bain shugro tergugat terhadap penggugat.

Selain menuntut perceraian dengan suaminya, dalam gugatannya

Penggugat juga mengajukan tuntutan agar pengasuhan dan pemeliharaan anak

berada di tangan Penggugat. Majelis Hakim mengabulkan gugatan Penggugat

sebagai ibu dari anak-anak tersebut, karena selain tergugat dalam hal ini tidak

mengajukan keberatannya karena tidak lagi menghadiri persidangan dan juga

tidak pernah menengok anaknya. Majelis hakim berpendapat anak penggugat

masih belum mumayyiz, dilihat secara psikologis mapun biologis anak yang

15 Ibid, h.29-30

Page 50: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

41

masih kecil masih memerlukan belaian kasih sayang ibunya dan biasanya lebih

dekat dengan ibunya. Telah sesuai dengan ketentuan pasal 105 huruf (a) KHI

sehingga ditetapkan berada dalam asuhan dan pemeliharaan Penggugat sampai

anak tersebut dapat menentukan pilihannya sendiri.

Dalam Pasal 105 huruf (a) KHI BAB XIV tentang pemeliharaan anak

disebutkan bahwa dalam hal terjadi perceraian:

“ a. Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya;

b. Pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anak untuk memilih diantara ayah atau ibunya sebagai pemegang hak pemeliharaannya;

c. biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya.

Akibat dari terjadinya perceraian adalah pengasuhan anak atau hak

hadhonah. Kewajiban melakukan hadhonah terletak di pundak orangtua. Prinsip

tersebut hanya akan berjalan lancar apabila kedua orangtua tetap dalam hubungan

suami isteri.

Ibu lebih mengerti dengan kebutuhan anak sebelum mummayiz dan lebih

bisa memperhatikan kasih sayangnya. Demikian pula anak dalam masa itu sedang

amat membutuhkan untuk hidup di dekat ibunya. Imam syafi’i berpendapat

apabila kedua orang tua berpisah dan keduanya berada dalam satu daerah, maka

ibu lebih berhak terhadap anak selama ia belum menikah dan masih kecil16.

16 Imam Syafi’I, Ringkasan Kitab Al-Umm, (Jakarta: Pustaka Azzam,2004), h. 434.

Page 51: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

42

هذاآا ن بطني له و عا ء و ان ابنى يا ر سو ل ا هللا : ان امراة قا لت: بن عمر وعن عبد ا هللا

ل اهللا لقنى وأراد أن ينتزعه مني فقا ل لها ر سوطري له حواء وان ا باه جله سقاء وح ثد بي

) واحمد ابو داوده اورو( أنت أحق به ما لم تنكحي : ا اهللا عليه و سلمىصل Artinya:

“Di dalam hadis Abdullah bin Umar bin Al-Ash menceritakan seorang wanita mengadu kepada Rasulullah tentang anak kecilnya, di mana mantan suaminya bermaksud membawa anak mereka bersamanya setelah menceraikannya lalu Rasulullah bersabda: ’kamu (wanita itu) lebih berhak terhadap anak itu selama kamu belum menikah dengan lelaki lain’.” (H.R. Daud dan Ahmad.

Pertimbangan Majelis Hakim selanjutnya yaitu mengenai tuntutan biaya

nafkah anak telah dicabut oleh Penggugat maka Majelis Hakim tidak

mempertimbangkan lebih lanjut.17

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, gugatan Penggugat telah

dikabulkan sebagian dan selebihnya dicabut. Yang dicabut adalah mengenai

tuntutan biaya nafkah anak. Keterangan dari berita acara persidangan yang

penulis dapatkan, tidak terdapat keterangan lebih lanjut mengenai alasan

penggugat mencabut tuntutan nafkah anak dalam berita acara persidangan

maupun dalam putusan. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap

majelis hakim yang menangani perkara No.608/Pdt.G/2007/PA.JP, menurut Drs.

Faisal Kamil,SH,MH, pencabutan gugatan mengenai nafkah anak pasca

perceraian dilakukan oleh Penggugat (sang ibu) agar mempercepat proses

persidangan.

17 Ibid, h. 8

Page 52: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

43

Menimbang, bahwa perkara ini termasuk bidang perkawinan maka

berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 perubahan

atas Undang-Undang No. 7 tahun 1989, biaya perkara dibebankan kepada

penggugat.

Pasal 89

(1) biaya perkara dalam sidang perkawinan dibebankan kepada

penggugat atau pemohon. (2) Biaya perkara penetapan atau putusan Pengadilan yang bukan

merupakan penetapan atau putusan akhir akan diperhitungkan dalam penetapan atau putusan akhir.

Pasal 90

(1) Biaya perkara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 meliputi:

a. biaya kepaniteraan dan biaya materai yang diperlukan untuk perkara tersebut;

b. biaya untuk para saksi, saksi ahli, penerjemah, dan biaya pengambilan sumpah yang diperlukan dalam perkara tersebut;

c. biaya yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan setempat dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan pengadilan dalam perkara tersebut; dan

d. biaya pemanggilan, pemberitahuan, dan lain-lain atas perintah pengadilan yang berkenaan dengan perkara tersebut.

(2) Besarnya biaya perkara diatur oleh Menteri Agama dengan

persetujuan Mahkamah Agung.

Pasal 91

(1) jumlah biaya perkara sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 90 harus dimuatdalam amar penetapan atau putusan Pengadilan.

(2) Jumlah biaya yang dibebankan oleh Pengadilan kepada salah satu

pihak berperkara untuk dibayarkan kepada pihak lawannya dalam

Page 53: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

44

perkara itu, harus dicantumkan juga dalam amar penetapan atau putusan pengadilan.

Mengingat pasal 39 ayat (2) Undang-Undang No. 7 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan, dan dalil-dalil hukum syara’ serta peraturan perundang-undangan

yang berkaitan dalam perkara ini.

Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang No. 7 Tahun 1974 Tentang Perkawinan:

(1) Perceraian hanya dapat dilakukan di depan Sidang Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.

(2) Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa antara

suami-isteri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami-isteri.

(3) Tata cara perceraian di depan sidang Pengadilan diatur dalam peraturan perundangan tersendiri.

C. Analisis Putusan Majelis Hakim dalam Perkara No. 608/Pdt.G/2007/PA.JP

Dalam bidang hukum acara di pengadilan agama, hakim wajib menggali,

mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum acara yang bersumberkan dari syariat

islam. Hal ini disamping untuk mengisi kekosongan-kekosongan dalam hukum

acara juga agar putusan yang dihasilkan telah mendekati kebenaran dan keadilan

yang diridhoi Allah swt, karena diproses dengan acara yang diridhoi pula.18

Sesuai dengan ketentuan PP no.9 Tahun 1975 pasal 31:

(1) Hakim yang memeriksa gugatan perceraian berusaha mendamaikan kedua belah pihak.

18 Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, h. 14.

Page 54: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

45

(2) Selama perkara belum diputuskan, usaha mendamaikan dapat dilakukan pada setiap sidang pemeriksaan.

Pasal 82 ayat 1 dan 4 undang-undang no.7 Tahun 1989 sebagimana telah

diubah oleh undang-undang nomor 3 Tahun 2006 yang menjelaskan pada ayat 1

yaitu:

“Pada sidang pertama pemeriksaan gugatan perceraian, hakim berusaha mendamaikan kedua pihak”. Pada ayat 4 dijelaskan bahwa: “selama perkara belum diputuskan, usaha mendamaikan dapat dilakukan pada setiap sidang pemeriksaan”.19

Berdasarkan fakta yang ada dalam putusan Pengadilan Agama Jakarta

Pusat Nomor: 608/Pdt.G/2007/PA.JP, hakim telah berusaha mendamaikan

Penggugat dengan Tergugat namun upaya ini tidak berhasil, melainkan Penggugat

tetap bertekad akan bercerai dengan tergugat sehingga proses hukum selanjutnya

terus berjalan.

Setelah melalui proses dan prosedur. Akhirnya Majelis Hakim Pengadilan

Agama Jakarta Pusat memberikan keputusan yang pada pokoknya mengadili:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian;

2. Menjatuhkan talak satu bain shugro Tergugat kepada Penggugat;

19 Amandemen Undang-undang Peradilan Agama Undang-undang RI No.3 Tahun 2006,

(Jakarta: Sinar Grafika), h.62.

Page 55: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

46

3. Menetapkan dua orang anak yang bernama Lovenda lahir tanggal 23

Desember 1997 dan Adinda Dwi Satriawati lahir tanggal 15 juni 2003, berada

dalam asuhan dan pemeliharaan Penggugat;

4. Menyatakan gugatan Penggugat selebihnya dicabut;

5. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara ini.

Majelis hakim mengabulkan gugatan penggugat sebagian, karena di dalam

proses persidangan salah satu gugatan dicabut oleh Penggugat yaitu gugatan

nafkah anak.

Selanjutnya, Majelis Hakim mengabulkan gugatan cerai dengan

menjatuhkan thalak satu bain shugro tergugat terhadap penggugat, dengan

mempertimbangkan pasal 19 huruf (f) PP No.9 Tahun 1975 dalam poin f

dinyatakan antara suami dan isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan tidak

ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga. jo pasal 116 Kompilasi

Hukum Islam huruf (f ).

Tergugat hanya hadir di sidang pertama tetapi pada sidang-sidang

selanjutnya tidak pernah hadir lagi bahkan sampai sidang pengucapan keputusan

juga tidak hadir. Dengan demikian putusan tersebut dinamakan putusan

contradictoir.20

20 Roihan A. Rasyid. Hukum Acara Peradilan Agama. (Jakarta:CV. Rajawali, 1991), cet.1, h.

103

Page 56: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

47

Putusan kontradiktoir ialah putusan akhir yang pada saat dijatuhkan atau

diucapkan dalam sidang tidak dihadiri salah satu pihak atau para pihak. Dalam

pemeriksaan atau putusan kontradiktoir disyaratkan bahwa baik penggugat

maupun tergugat pernah hadir dalam sidang. Terhadap putusan kontradiktoir

dapat dimintakan banding.21

Menurut pasal 212 Rv, jika seseorang yang semula hadir pada sidang yang

lalu, tetapi kemudian pada sidang berikutnya tidak hadir, hal itu tidak dapat

dijadikan alasan menjatuhkan putusan verstek, tetapi putusan itu dianggap sebagai

putusan kontradiktoir,22 jika ternyata pada saat putusan diucapkan, tergugat

tersebut tetap tidak hadir, putusan yang dijatuhkan adalah kontradiktoir bukan

putusan verstek.23

Jika ditinjau dari aspek keadilan hukum, putusan yang dijatuhkan Hakim

telah memenuhi sisi keadilan hukum bagi Penggugat dengan Tergugat. Karena

Tergugat tidak lagi menghadiri persidangan meskipun telah diperintahkan dan

dipanggil secara patut untuk menghadap di persidangan. Dengan demikian,

Tergugat dalam hal ini tidak mengajukan keberatannya karena tidak lagi

menghadiri persidangan.

Selanjutnya Majelis Hakim menetapkan dua orang anak yang bernama

Lovenda lahir tanggal 23 Desember 1997 dan Adinda Dwi Satriawati lahir

21 Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama , h.251 22 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,

Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, h. 394. 23 Ibid, h. 395.

Page 57: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

48

tanggal 15 juni 2003, berada dalam asuhan dan pemeliharaan Penggugat. Menurut

penulis, jika di tinjau dari aspek kegunaan hukum, keputusan hakim tersebut telah

memenuhi aspek tersebut karena tergugat dalam hal ini tidak mengajukan

keberatannya karena tidak lagi menghadiri persidangan dan berdasarkan bukti P-2

dan P-3 terbukti bahwa anak tersebut belum memayyiz, berada dalam pengasuhan

dan pemeliharaan Penggugat serta Tergugat tidak pernah menengok anaknya;

keputusan hakim tersebut berguna bagi pemeliharaan dan pendidikan anak.

Putusan Majelis Hakim yang berikutnya yaitu menyatakan gugatan

Penggugat selebihnya dicabut. Gugatan yang dicabut adalah mengenai tuntutan

biaya nafkah anak.

Jika di tinjau dari aspek kepastian hukum, berdasarkan fakta yang terdapat

dalam putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat No. 608/Pdt.G/2007/PA.JP

mengenai pencabutan gugatan Penggugat mengenai tuntutan biaya nafkah pasca

perceraian menurut penulis telah memenuhi aspek kepastian hukum karena

Penggugat mempunyai hak untuk mencabut kembali gugatan.

Dalam putusan terakhir Majelis Hakim membebankan kepada Penggugat

untuk membayar biaya perkara ini. Biaya perkara dalam hal ini dibebankan

kepada Penggugat. Hal ini berbeda dengan hukum acara perdata pada umumnya,

yang menetapkan bahwa biaya perkara dibebankan kepada pihak yang kalah.

Oleh karena dalam sengketa perkawinan dan perceraian tidak ada pihak yang

kalah maupun yang menang, maka biaya perkara dibebankan kepada Penggugat

selaku pencari keadilan.

Page 58: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

49

Mengenai putusan Majelis Hakim yang membebankan biaya perkara

kepada Penggugat adalah hal yang sudah tepat karena dalam lingkup Peradilan

Umum untuk berperkara pada asasnya dikenakan biaya ( pasal 4 ayat 2, 5 ayat 2

UU 14/1970, 121 atay 4, 182, 183 HIR, 145 ayat 4, 192-194 R.Bg ); biaya

perkara ini meliputi biaya kepaniteraan dan biaya untuk panggilan, pemberitahuan

para pihak serta biaya materai.

Sedangkan dalam lingkup Peradilan Agama sesuai dengan pasal 54 yang

berbunyi :

“Hukum acara yang berlaku pada pengadilan dan lingkungan Peradilan Agama adalah Hukum Acara Perdata yang berlaku pada Pengadilan dalan lingkungan Pengadilan Umum kecuali yang telah diatur secara khusus dalam undang-undang ini”.

Pasal 89

(1) biaya perkara dalam sidang perkawinan dibebankan kepada penggugat atau pemohon.

(2) Biaya perkara penetapan atau putusan Pengadilan yang bukan

merupakan penetapan atau putusan akhir akan diperhitungkan dalam penetapan atau putusan akhir.

Berdasarkan analisis yang sudah penulis uraikan di atas, penulis

berkesimpulan bahwa keputusan majilis hakim telah sesuai dengan perundang-

undangan yang berlaku.

D. Analisis Terhadap Pencabutan Gugatan Oleh Ibu Terhadap Ayah Dari

Kewajiban Menafkahi Anak Pasca Perceraian (Putusan Pengadilan Agama

Jakarta Pusat No: 608/Pdt.G/2007/PA.JP )

Page 59: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

50

Pada tahap pembacaan gugatan terdapat beberapa kemungkinan dari

Penggugat yaitu mencabut gugatan, mengubah gugatan, mempertahankan

gugatan, jika Penggugat mempertahankan gugatannya maka sidang dilanjutkan ke

tahap berikutnya.

Salah satu permasalahan hukum yang mungkin timbul dalam proses

berperkara di depan pengadilan adalah pencabutan gugatan. Pihak penggugat

mencabut gugatan sewaktu atau selama proses pemeriksaan berlangsung.24

Pencabutan gugatan dapat dilakukan sebelum hakim menjatuhkan

putusan.25 Pada prinsipnya pencabutan gugatan dalam pemeriksaan pengadilan

oleh pihak penggugat dibolehkan, karena diteruskan atau tidaknya pemeriksaan

suatu perkara gugatan di pengadilan, tergantung kepada kehendak penggugat.

Akan tetapi, "pencabutan" suatu gugatan tidak menghilangkan hak penggugat

untuk menggugat lagi, apalagi kalau pencabutan dilakukan sesudah berselang

lama perkara gugatan itu berada dalam pemeriksaan pengadilan dan sudah banyak

biaya dikeluarkan, sehingga pencabutan itu akan membawa kerugian bagi

tergugat, maka dalam prakteknya di pengadilan, pencabutan dalam keadaan yang

demikian itu hanya akan dibolehkan apabila tergugat tidak berkeberatan.26

24 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,

Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Jakarta: Sinar Grafika, h. 81. 25 Abdul kadir Muhammad, Hukum Acara Perdata Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti, 2000, h.66. 26 Abdurrahman, Hukum Acara Perdata, Jakarta: Universitas Trisakti, 2005

Page 60: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

51

Dalam putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat No:

608/Pdt.G/2007/PA.JP ini, di dalam duduk perkara karena anak hasil perkawinan

Penggugat dan Tergugat masih sangat memerlukan biaya hidup sehari-hari,

pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Penggugat memohon agar Ketua Pengadilan

Agama Jakarta Pusat menghukum Tergugat sebagai ayah dari anak-anak untuk

membayar nafkah anak tersebut di atas sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah)

setiap bulannya kepada Penggugat.

Namun, selama proses persidangan yang berlangsung Penggugat

mencabut gugatan mengenai nafkah anak tersebut dan tetap mempertahankan

gugatan yang lainnya. Tergugat hanya hadir di sidang pertama tetapi pada sidang-

sidang selanjutnya tidak pernah hadir lagi bahkan sampai sidang pengucapan

keputusan juga tidak hadir.

Memang, jika di tinjau dari aspek kepastian hukum, berdasarkan fakta

yang terdapat dalam putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat No.

608/Pdt.G/2007/PA.JP mengenai pencabutan gugatan Penggugat mengenai

tuntutan biaya nafkah pasca perceraian menurut penulis telah memenuhi aspek

kepastian hukum karena Penggugat mempunyai hak untuk mencabut kembali

gugatan.

Berdasarkan keterangan dari berita acara persidangan yang penulis

dapatkan, tidak terdapat keterangan lebih lanjut mengenai alasan penggugat

mencabut tuntutan nafkah anak dalam berita acara persidangan maupun dalam

putusan. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap majelis hakim

Page 61: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

52

yang menangani perkara No.608/Pdt.G/2007/PA.JP, tidak terdapat alasan yang

pasti melainkan hanya berupa kemungkinan-kemungkinan saja yang dapat

dijadikan sebagai alasan untuk mencabut gugatan, seperti karena adanya

kesepakatan antara Penggugat (sang ibu) dengan Tergugat (sang Bapak) dari si

anak, sakit atau cacat permanen, dan gila.

Sedangkan menurut Drs. Faisal Kamil,SH,MH, pencabutan gugatan

mengenai nafkah anak pasca perceraian dilakukan oleh Penggugat (sang ibu) agar

mempercepat proses persidangan.

Menurut penulis, gugatan mengenai pembebanan nafkah anak kepada

Tergugat telah dicabut oleh Penggugat untuk mempercepat proses persidangan

dan tidak terlalu mengharapkan Tergugat yang tidak lagi menghadiri persidangan

berikutnya sampai sidang putusan. Namun, Walaupun demikian, hal tersebut

tidak menutup kemungkinan si ibu dapat menuntut kembali kepada si bapak

mengenai nafkah anak. Ibu dapat mengajukan ke pengadilan agama untuk

menuntut perkara perdata Islam khususnya mengenai penentuan masalah nafkah

anak.

Tidak hanya itu, ibu juga dapat mengajukan perkara ke pengadilan negeri

mengenai sanksi pidana sesuai dengan aturan yang dimuat dalam Undang-Undang

Perlindungan Anak no. 23 Tahun 2002 pasal 77:

“setiap orang yang dengan sengaja melakukan tindakan : a. Diskriminasi terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami

kerugian, baik materiil maupun moril sehingga menghambat fungsi sosialnya;

Page 62: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

53

b. Penelantaran terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami sakit atau penderitaan, baik fisik, mental, maupun sosial;

c. Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Page 63: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Gugatan mengenai pembebanan nafkah anak kepada Tergugat telah

dicabut oleh Penggugat untuk mempercepat proses persidangan karena

tidak terlalu mengharapkan Tergugat yang tidak lagi menghadiri

persidangan berikutnya sampai sidang putusan. Namun, Walaupun

demikian, hal tersebut tidak menutup kemungkinan si ibu dapat

menuntut kembali kepada si bapak mengenai nafkah anak. Ibu dapat

mengajukan ke pengadilan agama untuk menuntut perkara perdata

Islam khususnya mengenai penentuan masalah nafkah anak. Tidak

hanya itu, ibu juga dapat mengajukan perkara ke pengadilan negeri

mengenai sanksi pidana sesuai dengan aturan yang dimuat dalam

Undang-Undang Perlindungan Anak no. 23 Tahun 2002 pasal 77,

bahwa setiap orang yang dengan sengaja melakukan tindakan : a.

Diskriminasi terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami

kerugian, baateriil maupun moril sehingga menghambat fungsi

sosialnya; b. Penelantaran terhadap anak yang mengakibatkan anak

mengalami sakit atau penderitaan, baik fisik, mental, maupun sosial;

c. Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun

dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

54

Page 64: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

55

2. Pertimbangan Hukum Hakim dalam memutuskan perkara dengan

perkara No.608/Pdt.G/2007/PA.JP, menurut penulis telah sesuai dan

sejalan dengan perundang-undangan yang berlaku.

3. Putusan Hakim dalam memutuskan perkara No.608/Pdt.G/2007/PA.JP

telah memenuhi nilai-nilai keadilan hukum, kegunaan hukum dan

kepastian hukum baik bagi Penggugat maupun Tergugat. Putusan

Hakim termasuk putusan kontradiktoir karena Tergugat hanya hadir

pada sidang pertama dan tidak lagi menghadiri persidangan berikutnya

sampai sidang putusan Tergugat meskipun telah diperintahkan dan

dipanggil secara patut untuk menghadap di persidangan. Dengan

demikian, Tergugat dalam hal ini tidak mengajukan keberatannya

karena tidak lagi menghadiri persidangan.

B. Saran

1. Hendaknya instansi pemerintah terutama Pengadilan Agama, BP4,

KUA, dan yang lainnya memberikan penyuluhan serta lebih

mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai perceraian dan akibat

hukumnya terutama tentang hak anak-anak pasca perceraian orang tua

mereka, agar masa depan anak-anak lebih terjamin.

2. Hendaknya pemerintah, para ulama dan akademisi ikut juga berperan

aktif dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran hukum

masyarakat tentang hukum keluarga dan perdata Islam.

Page 65: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

DAFTAR PUSTAKA

Al – Qur’an Al – Karim Abdul Kadir, Faqihuddin dan Ummu Azizah Mukarnawati, ed. Ismali Hasani,

Referensi Bagi Hakim Pengadilan Agama tentang kekerasan dalam rumah tangga, Komnas Perempuan: 2008.

Abdurrahman, Hukum Acara Perdata, Jakarta: Universitas Trisakti, tt. Abu Bakar, Muhammad, Terjemah Subulussalam III, Surabaya: Al-Ikhlas, 1995,

Cet.1. Amandemen Undang-undang Peradilan Agama Undang-undang RI No.3 Tahun

2006, Jakarta: Sinar Grafika. Arto, Mukti. Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, Yogyakarta: Pustaka

Belajar, 1996, cet-1. Ayyub, Hasan, Fikih Keluarga, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006, Cet. 5. BP4 DKI Jakarta, Membina Keluarga Sakinah, Jakarta: Badan Penasehat Pembinaan

dan Pelestarian Perkawinan Propinsi DKI Jakarta. Departemen Agama R.I., Al-Qur’an dan Terjemahnya. Departemen Agama R.I, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji Departemen Agama R.I,. 2004.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bandung:

Balai Pustaka, 1989, Cet. 11. Djazuli, A. Kaidah-Kaidah Fikih: Kaidah-kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan

Masalah-masalah yang Praktis, Jakarta: Kencana, 2007, Cet.2. Harahap, M. Yahya, Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan,

Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Jakarta: Sinar Grafika, Harahap, M. Yahya, Hukum Perkawinan Nasional berdasarkan UU No.1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan dan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975, Medan: C.V. Zahir Trading Co., 1975, Cet. 1.

56

Page 66: PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4498/1...PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENCABUTAN GUGATAN OLEH IBU TERHADAP AYAH

57

Muhammad, Abdul kadir, Hukum Acara Perdata Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000.

M. Zein, Satria Effendi, Problematika Hukum Keluarga Kontemporer, Jakarta:

Prenada Media, 2004. Putusan Pengadilan Agama (PA) Jakarta Pusat No: 608/Pdt.G/2007/PA.JP. Rasyid, Chatib, Syaifudin, Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek Pada

Peradilan Agama, Yogyakarta: UII Press, 2009. Rasyid, Roihan A. Hukum Acara Peradilan Agama. Jakarta:CV. Rajawali, 1991,

cet.1. Sabiq, Sayyid, Fiqh Sunnah Terjemah, Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1996, Cet. ke-2,

Jilid ke-9. Soeroso, Praktik hukum acara perdata tata cara dan proses persidangan, Jakarta: Sinar Grafika, tt. Sutarmadi, A., Mesraini, Administrasi Pernikahan dan Manajemen Keluarga,

Jakarta: FSH UIN Syarif Hidayatullah, 2006. Syafi’i, Imam, Ringkasan Kitab Al-Umm, Jakarta: Pustaka Azzam, 2004. http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php. diakses pada tanggal 26 Desember

2008 pukul 15.37 WIB. http://pedulihakanak.wordpress.com/2009/03/11/undang-undang-perlindungan-anak-

no-23-tahun-2002-tentang-perlindungan-anak/, diakses pada tanggal 17 April 2009, jam 11.40 wib.

http://www.badilag.net/index.php?option=com_content&task=view&id=941&Itemid

=54, diakses pada tanggal 28 Oktober 2009, jam 13.00 wib