penatalaksanaan+pneumotoraks

5
PENATALAKSANAAN Tujuan utama penatalaksaan pneumotoraks spontan adalah evakuasi udara di dalam rongga pleura, memfasilitasi penyembuhan pleura dan mencegah terjadinya rekurensi secara efektif. Pilihan terapi meliputi, yaitu terapi oksigen, observasi, aspirasi sederhana dengan kateter vena, pemasangan tube, pleurodesis, torakoskopi single port, VAST dan torakotomi. 11,13,14 Pemilihan penatalaksanaan tergantung pada : - tipe pneumotoraks spontan primer atau sekunder - luas pneumotoraks - gejala klinis, terjadinya kebocoran udara yang menetap (persistent air leak) - faktor risiko lain : jenis kelamin, pekerjaan, kebiasaan merokok, dll Terapi oksigen Suplemen oksigen akan mempercepat absorbsi udara di rongga toraks sebanyak 4 x dibandingkan dengan tanpa suplementasi oksigen. 17 Oksigen akan mengurangi tekanan parsial nitrogen di dalam kapiler darah sekitar rongga pleura dan akan meningkatkan gradien tekanan parsial nitrogen. Hal ini akan menyebabkan nitrogen ke dalam kapiler pembuluh darah di sekitar rongga pleura dan diikuti oleh gas lain. Suplementasi oksigen pada konsentrasi tinggi harus diberikan pada seluruh kasus pneumotoraks.

Upload: ridwan-rachid

Post on 01-Jan-2016

74 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Penatalaksanaan+Pneumotoraks

TRANSCRIPT

Page 1: Penatalaksanaan+Pneumotoraks

PENATALAKSANAAN

Tujuan utama penatalaksaan pneumotoraks spontan adalah evakuasi udara di dalam rongga

pleura, memfasilitasi penyembuhan pleura dan mencegah terjadinya rekurensi secara efektif.

Pilihan terapi meliputi, yaitu terapi oksigen, observasi, aspirasi sederhana dengan kateter vena,

pemasangan tube, pleurodesis, torakoskopi single port, VAST dan torakotomi. 11,13,14

Pemilihan penatalaksanaan tergantung pada :

- tipe pneumotoraks spontan primer atau sekunder

- luas pneumotoraks

- gejala klinis, terjadinya kebocoran udara yang menetap (persistent air leak)

- faktor risiko lain : jenis kelamin, pekerjaan, kebiasaan merokok, dll

Terapi oksigen

Suplemen oksigen akan mempercepat absorbsi udara di rongga toraks sebanyak 4 x

dibandingkan dengan tanpa suplementasi oksigen. 17

Oksigen akan mengurangi tekanan parsial nitrogen di dalam kapiler darah sekitar rongga pleura

dan akan meningkatkan gradien tekanan parsial nitrogen. Hal ini akan menyebabkan nitrogen ke

dalam kapiler pembuluh darah di sekitar rongga pleura dan diikuti oleh gas lain. Suplementasi

oksigen pada konsentrasi tinggi harus diberikan pada seluruh kasus pneumotoraks.

Observasi (tanpa tindakan invasif)

Bila hubungan antara alveoli dan rongga pleura dihilangkan, maka udara di dalam rongga pleura

akan diabsorbsi secara betahap. Kecepatan absorpsi antara berkisar 1,25 % dari volume

hemitoraks setiap 24 jam. 18

ACCP membagi klinispenderita atas penderita dalam kondisi stabil, jika :

- laju napas < 24 x/menit

- denyut jantung 60-120 x/menit

- tekanan darah normal

- saturasi oksigen > 90 % (tanpa asupan oksigen)

Page 2: Penatalaksanaan+Pneumotoraks

setelah observasi penderita dapa dipulangkan dan datang kembali ke rumah sakit bila terdapat

gejala klinik yang memberat. Observasi tidak dilakukan pada penderita denagan pekerjaan atau

kondisi yang mengandungresio tinggi terjadinya rekurensi. (American College of Chest

Physicians. Management of spontaneous pneumothorax: An American College of Chest

Physicians Delphi Consensus Ststement. Chest 2001 ; 119: 590-602)

Tindakan fisioterapi denagn pemberian penyinaran gelombang pendek pada pneumotoraks

spontan kurang dari 30 %, secara bemakna meningkatkan absorbsi udara dibandingkan dengan

hanya observasi saja. 19

Aspirasi sederhana dengan kateter vena

Aspirasi sederhana terutama direkomendasiksan pada terapi awal penderita PSP pertama,

karena memiliki tingkat keberhasilan lebih tinggi (70 %) dibandingkan bila dilakukan pada

penderita PSS. Prosedur ini memiliki keuntungan antara lain morbidity yang minimal dan dapat

dilakukan pada pasien rawat jalan sehingga penderita dapat bekerja kembali serta relatif mudah

dan murah. Kelemahan prosedur ini apabila gagal maka perlu dilakukan pemasngan tube

thoracostomy dan tidak mungkin mengurangi rekurensi.

Pemasangan WSD

Pemasangan WSD atau tube thoracostomy masih merupakan tindakan pertama sebelum

penderita diajukan untuk tindakan yang lebih invasif seperti torakoskopi atau torakotomi.

Pemasangan tube thoracostomy pada pneumotoraks teutama ditujukan pada penderita PSP

yang gagal dengan tindakan aspirasi dan penderita PSS, sebelum menjalani tindakan torakoskopi

atau torakotomi. Pada penderita PSP angka keberhasilan pemasangan tube thoracostomy lebih

tinggi dibandingkan dengan PSS.

Penggunaan suction pada sistem drinase tidak banyak memberikan keuntunagn dalam

mempercepat pengemabnagan paru, sehingga pada awal pemasangan biasanya dihubungkan

dengan katup satu arah atau dengan perangkat WSD tanpa suction, namun bila terjadi

kebocoran udara tube thoracostomy dihubungkan dengan suction.

Komplikasi pemasangan tube thoracostomy:

Page 3: Penatalaksanaan+Pneumotoraks

- malposisi ke fisura interlobar, organ lain seperti esophagus, pembuluh darah sentral dan

jaringan subkutis

- pneomototaks berulang atau pembentukan cairan

- pneumotoraks kontralateral

- shok kardigenik karena kompresi ventrikel kanan

- kerusakan saraf seperti saraf interkostal, saraf diafragma

- edema paru reekspansi unilateral

- fistula bronkopleura

- perlengketan pleura dengan paru yang tidak mengembang

- perdarahan

- infeksi

Pleurodesis

Dilakukan terutama untuk mencegah rekurensi terutama penderita dengan risiko tinggi untuk

terjadinya rekurensi. Zat sklerosan yang ideal harus memenuhi beberapa kriteria :

- murah

- mudah didapat

- mudah dimanipulasi

- mudah disterilisasi

- mudah dipakai (pada saat tindakan torakosentesis)

- aman

Bahan yang biasanya digunakan adalah tetrasiklin, minosklin, doksisklin, atau talk. Bahan terbaik

dalam mengurangi rekurensi adalah talk.

Torakoskopi

Tindakan torakoskopi untuk episode petama PSPmyang masih tertanagni denagn aspirasi masih

menjadi perdebatan, karena pada dasarnya sekitar 64 % PSP tidak terjadi rekurensi pada

pemasangan. Tindakan yang dilakukan adalah reseksi bula dan pleurodesis. Torakoskopi pada

PSS harus dilakukan bila paru tidak mengembang setelah 48-72 jam. Pada PSS komplikasi VATS

lebih tinggi dibandingkan pada PSP.

Page 4: Penatalaksanaan+Pneumotoraks

Torakotomi

Merupakan tindakan akhir apabila tindakan yang lain gagal. Tindakan ini memiliki angka

rekurensi terendah yaitu kurang dari 1 % bila dilakukan pleurektomi dan 2-5 % bila dilakukan

pleurodesis dengan abrasi mekanik.