penatalaksanaan fisioterapi pada kasus cervical …eprints.ums.ac.id/54252/12/naskah...

15
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL ROOT SYNDROME ET CAUSA SPONDYLOSIS CERVICAL Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Diploma III pada Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: AINEL AMALIZA J100140031 PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Upload: trandat

Post on 25-Mar-2019

274 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL …eprints.ums.ac.id/54252/12/NASKAH PUBLIKASI-66.pdf · perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI

PADA KASUS CERVICAL ROOT SYNDROME ET CAUSA

SPONDYLOSIS CERVICAL

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Diploma III

pada Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

AINEL AMALIZA

J100140031

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL …eprints.ums.ac.id/54252/12/NASKAH PUBLIKASI-66.pdf · perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI

PADA KASUS CERVICAL ROOT SYNDROME ET CAUSA SPONDYLOSIS

CERVICAL

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

Ainel Amaliza

J100140031

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

Totok Budi Santoso, S.Fis, MPH

NIDN. 0604127102

Page 3: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL …eprints.ums.ac.id/54252/12/NASKAH PUBLIKASI-66.pdf · perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI

PADA KASUS CERVICAL ROOT SYNDROME ET CAUSA SPONDYLOSIS

CERVICAL

OLEH

AINEL AMALIZA

J100140031

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Selasa, 4 Juli 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Totok Budi Santoso, S.Fis,MPH ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Edy Waspada, S.Fis, M.Kes ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Isnaini Herawati, S. Fis., M. Sc ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan

Dr. Mutalazimah, SKM., M.Kes

NIK.786/ NIDN. 0617117301

Page 4: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL …eprints.ums.ac.id/54252/12/NASKAH PUBLIKASI-66.pdf · perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Diploma III di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, Juli 2017

Penulis

Ainel Amaliza

J100140031

Page 5: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL …eprints.ums.ac.id/54252/12/NASKAH PUBLIKASI-66.pdf · perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya

1

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADAKASUS CERVICAL ROOT

SYNDROME ET CAUSA SPONDYLOSIS CERVICAL

Abstrak

Kesehatan merupakan hal yang penting dalam hidup manusia, untuk dapat

melakukan kegiatan sehari-hari manusia membutuhkan tubuh yang sehat dan

tidak terdapat suatu masalah yang dapat mengganggu aktivitas kesehariannya.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan hidup manusia semakin

tinggi yang berakibat tingginya aktivitas manusia untuk memenuhi kehidupannya.

Aktivitas manusia yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai masalah,

terutama jika didukung oleh postur tubuh yang tidak tepat. Untuk mengetahui

pemeriksaan fisioterapi pada CRS, Untuk mengetahui penatalakasanaan US pada

CRS, dan Untuk mengetahui penatalaksanaanULTT pada CRS. Setelah dilakukan

terapi selama 6 kali didapat hasil penurunan nilai nyeri diam: T0: 2 menjadi T6: 1,

nyeri tekan: T0: 3 menjadi T6: 2, nyeri gerak: T0: 5 menjadi T6: 3. Peningkatan

lingkup gerak sendi cervical secara aktifsetelah di lakukan fisioterapi sebanyak

enam kali, terdapat peningkatan flexi dari T0: 3cm menjadi 2,5cm, extensi tetap

5cm, side flexi dextra tetap 7cm, side flexi sinistra dari T0: 8cm menjadi T6: 6cm,

rotasi dextra dan rotasi sinistra tetap 8cm. Peningkatan lingkup gerak sendi

cervical secara pasif setelah dilakukan fisioterapi sebanyak enam kali, terdapat

peningkatan flexi dari T0: 3cm menjadi 2,5cm, extensi tetap 5cm, side flexi dextra

tetap 7cm, side flexi sinistra dari T0: 8cm menjadi T6: 5,5cm,

rotasidextradanrotasisinistratetap 8cm. Ultrasound Diathermy(US) dan Mobilisasi

Saraf dapat mengurangi nyeri, meningkatkan lingkup gerak sendi, dan

mengurangi spasme. Cervical Root Syndrome,Ultrasound Diathermy, dan

Mobilisasi Saraf.

Abstract Health is an important thing in human life, to be able to perform daily activities

of human need a healthy body and there is no problem that can interfere with

their daily activities. However, along with the development of the times, the needs

of human life is higher which resulted in high human activity to fulfill his life.

Excessive human activity can cause problems, especially if supported by improper

posture. To know physiotherapy examination on CRS, To know US management

on CRS, and To know ULTT management on CRS. After therapy 6 times got the

result of decrease of silent pain value: T0: 2 to T6: 1, tenderness: T0: 3 to T6: 2,

motion pain: T0: 5 to T6: 3. Increased scope of cervical joint motion actively after

doing physiotherapy six times, there is flexi improvement from T0: 3cm to 2.5cm,

extension stillremain5cm, side flexi dextra still remain 7cm, side flexi sinistra

from T0: 8cm to T6: 6cm, dextra rotation and sinistra rotation still remain 8cm.

Increased scope of cervical joint motion passively after physiotherapy six times,

there is a flexi improvement from T0: 3cm to 2.5cm, extension still remain 5cm,

side flexi dextra still remain 7cm, side flexi sinistra from T0: 8cm to T6: 5,5cm,

dextra rotation and sinistra rotation still remain 8cm. Ultrasound Diathermy (US)

Page 6: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL …eprints.ums.ac.id/54252/12/NASKAH PUBLIKASI-66.pdf · perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya

2

and Nerve Mobilization can reduce pain, increase joint scope of motion, and

reduce spasm. Cervical Root Syndrome, Ultrasound Diathermy, and Nerve

Mobilization.

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang penting dalam hidup manusia,

untuk dapat melakukan kegiatan sehari-hari manusia membutuhkan tubuh

yang sehat dan tidak terdapat suatu masalah yang dapat mengganggu

aktivitas kesehariannya. Namun, seiring dengan perkembangan zaman,

kebutuhan hidup manusia semakin tinggi yang berakibat tingginya

aktivitas manusia untuk memenuhi kehidupannya. Aktivitas manusia yang

berlebihan dapat menimbulkan berbagai masalah, terutama jika didukung

oleh postur tubuh yang tidak tepat. Hal ini akan menimbulkan berbagai

macam gangguan pada neuromuskuloskeletal berupa nyeri, spasme otot

dan menyebabkan keterbatasan gerak pada leher.

Untuk melaksanakan pembangunan serta mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, upaya kesehatan harus

dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertanggung jawab, yang memiliki

etika dan moral yang tinggi, keahlian dan kewenangan yang secara terus

menerus harus ditingkatkan mutunya (UU RI No.36, 2014). Salah satu

tenaga kesehatan tersebut adalah Fisioterapi. Untuk mencapai hasil yang

lebih optimal Fisioterapi harus bekerjasama dengan tim medis yang lain

dalam mewujudkan derajat kesehatan optimal.

Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan

kepada individu dan/atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara

dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan

dengan menggunakan penanganan seara manual, peningkatan gerak,

peralatan (fisik, elektroterapeutis, dan mekanis) pelatihan fungsi, dan

komunikasi (PMK No.65, 2015).

Page 7: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL …eprints.ums.ac.id/54252/12/NASKAH PUBLIKASI-66.pdf · perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya

3

Intervensi fisioterapi meliputi: pengurangan rasa nyeri,

pengurangan spasme otot, serta pemulihan lingkup gerak sendi

menggunakan Ultrasound Diathermy(US) dan Upper Limb Tension

Test(ULTT). Seperti diketahui bahwa tujuan utama dari program

fisioterapi adalah menolong penderita mendapatkan kembali kemampuan

fungsional semaksimal mungkin.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan antara lain :Untuk mengetahui pengaruh US

dalam mengurangi nyeri pada Cervical Root Syndrome, dan untuk

mengetahui ULTT terhadap penambahan lingkup gerak sendi(LGS) pada

Cervical Root Syndrome.

2. KERANGKA TEORI

2.1 Pengertian

Cervical Root Syndrome atau sindroma akar saraf leher adalah

suatu keadaan yang disebabkan oleh iritasi atau penekanan akar saraf

cervical. Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri leher yang bisa menyebar

ke bahu, lengan atas dan lengan bawah, parastesia, kelemahan dan spasme

otot (Tjokorda,2013).

2.2 Anatomi

Vertebra cervical memiliki ukuran yang kecil dan pergerakan yang

banyak dibandingkan tulang vertebra lain. Vertebra cervikal memiliki ciri-

ciri yang khusus yaitu adanya foramina transvesus yang terletak dekat

dengan prosesus transversus. Vertebra C1 disebut juga atlas, fungsi utama

atlas yaitu untuk menyangga kepala. Vertebra C1 terbentuk seperti cincin

dan tidak memiliki prosesus spinosus. Vertebra C2 disebut juga axis,

mempunyai ukuran yang besar dan bagian badan yang memanjang

terbentuk dari sisa- sisa tubuh dari C1. Vertebra C3 sampai C6 mempunyai

tubuh kecil yang berbentuk seperti persegi panjang, badan bagian atas dan

bawah tidak sekedar tulang belakang bagian lain tetapi bentuknya

melengkung atau berlekuk. Bagian atas vertebra cervikal berbentuk

Page 8: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL …eprints.ums.ac.id/54252/12/NASKAH PUBLIKASI-66.pdf · perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya

4

cekung pada setiap sisi dengan bagian tepi yang menonjol disebut

prosesus uncinate. Pada bagian bawah menunjukkan perbedaan yaitu

cekung pada sisi depan dan belakang dengan tepi yang memanjang.

Vertebra C7 memiliki ukuran yang lebih besar daripada vertebra cervikal

lainnya, mempunyai banyak kesamaan dengan vertebra thoracic. Vertebra

C7 memiliki prosesus tranvesus yang besar(Donald,2010).

2.3 Etiologi

Spondylosis atau osteoartharitis spinal merupakan penyakit

degeneratif yang menyebabkan perubahan struktur dan fungsi pada

vertebra. Perubahan tersebut yaitu adanya osteofit, penebalan ligamen dan

penurunan tinggi diskus yang disebabkan karena penurunan cairan pada

nucleus pulposus (Lippert,2006).

2.4 Patofisiologi

Diskus intervertebralis terdiri dari nukleus pulposus yang

merupakan jaringan elastis, yang dikelilingi oleh annulus fibrosus yang

terbentuk oleh jaringan fibrosus. Kandungan air dalam nucleus pulposus

ini tinggi, tetapi semakin tua umur seseorang kadar air dalam nuleus

pulposus semakin berkurang terutama setelah seseorang berumur 40 tahun,

bersamaan dengan itu terjadi perubahan degenerasi pada begian pusat

diskus, akibatnya diskus ini akan menjadi tipis, sehingga jarak antara

vertebra yang berdekatan mejadi kecil dan ruangan diskus menjadi sempit,

selanjutnya annulus fibrosus mengalami penekanan dan menonjol keluar

(Ropper dan Brown, 2005).

2.5 Gejala

Gejala yang di sebabkan kompresi akar saraf cervical, yaitu (a)

Nyeri leher yang menjalar ke lengan bawah dan tangan. (b) Mati rasa, rasa

tebal, kesemutan yang menjalar sesuai distribusi saraf. (c) Kekakuan,

ketegangan sering disebut sebagai penyebab nyeri leher. (d) Kelemahan

otot ekstremitas atas sesuai distribusi saraf (Louis, 2010).

Page 9: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL …eprints.ums.ac.id/54252/12/NASKAH PUBLIKASI-66.pdf · perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya

5

2.6 Diagnosis

Diagnosa CRS ditegakkan berdasarkan gejala klinis seperti di atas

dan diperkuat dengan pemeriksaan fisik. Menurut Munir (2009), tes

provokasi untuk menegakkan diagnosa CRS adalah tes kompresi, tes

distraksi kepala dan tes depresi bahu.

2.7 Diagnosis Banding

Diagnosa banding pada kasus CRS antara lain TOS(Thoracic

Outlet Syndrome),CTS(Carpal Tunnel Syndrome) dan Miofosial Trigger

Point Syndrome

3. PROSES FISIOTERAPI

3.1 Identitas Pasien

Anamnesis umum pada 6 Januari 2017, didapatkan data(1) nama

Tn. A, (2) umur 40 tahun,(3) jenis kelamin laki-laki,(4) agama islam,(5)

pekerjaan karyawan gudang elektronik,(6) alamat jalan lapangan

darmawangsa no.30 Surabaya.

3.2 Keluhan Utama

Sejak awal bulan November 2016 pasien mengeluhkan nyeri dan

kaku pada leher dan kesemutan yang menjalar sampai jari-jari tangan

kanan.

3.3 Pemeriksaan

Pemeriksaan fisioterapi pada kasus Carpal Tunnel Syndrome

meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital, inspeksi (statis dan dinamis),

palpasi, gerakan dasar (aktif, pasif dan isometrik), nyeri, lingkup gerak

sendi,tes khusus dan kemampuan fungsional.

3.4 Diagnosis Fisioterapi

Problematika fisioterapi yang muncul yaitu adanya nyeri,

keterbatasan LGS, dan penurunan kemampuan fungsional.

3.5 Tindakan Fisioterapi

Pelaksanaan terapi dilakukan sebanyak 6 kali dengan modalitas yang

diberikan yaitu Ultrasound Diathermy (US) dan Mobilisasi Saraf. Tujuan

Page 10: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL …eprints.ums.ac.id/54252/12/NASKAH PUBLIKASI-66.pdf · perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya

6

yang ingin dicapai dari terapi ini adalah mengurangi nyeri, meningkatkan

lingkup gerak sendi, dan meningkatkan kemampuan fungsional.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Hasil Pemeriksaan Derajat Nyeri Dengan VAS

Grafik 1 Evaluasi Nyeri

4.1.2 Evaluasi LGS dengan pita ukur

LGS gerak aktif

Grafik 2 Evaluasi LGS Aktif Sendi Leher

0

2

4

6

T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6

Diam Tekan Gerak

0

5

10

T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6

Evaluasi LGS Aktif Sendi Leher

Fleksi Ekstensi Side Flexi Dextra

Side Flexi Sinistra Rotasi Dextra Rotasi Sinistra

Page 11: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL …eprints.ums.ac.id/54252/12/NASKAH PUBLIKASI-66.pdf · perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya

7

LGS gerak pasif

Grafik 3 Evaluasi LGS Pasif Sendi Leher

4.2 Pembahasan

Pasien atas nama Tn. AW usia 40 tahun dengan diagnosis Cervical

root syndrome dengan keluhan adanya nyeri yang menjalar ke jari- jari

tangan kanan, adanya keterbatasan lingkup gerak sendi, dan adanya

spasme otot. Setelah mendapatkan penanganan fisioterapi sebanyak enam

kali dengan menggunakan US, mobilisasi saraf(ULTT) dan edukasi yang

di berikan di rumah. Diperoleh hasil positif seperti adanya penurunan

nyeri diam, tekan, dan gerak, adanya peningkatan LGS, dan penurunan

spasme otot. Berikut ini hasil data evaluasi terapi:

4.2.1 Nyeri

Nyeri adalah suatu sensori subyektif yang tidak

menyenangkan yang dapat terkait dengan kerusakan actual maupun

potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.

Setelah dilakukan fisioterapi sebanyak enam kali, terdapat

penurunan nyeri dengan hasil sebagai berikut: nyeri diam dari T0:

2 menjadi T6: 1, nyeri tekan dari T0: 3 menjadi T6: 2, nyeri gerak

dari T0: 5 menjadi T6: 3. Penurunan nyeri dikarenakan

penggunaan Ultrasound Diathermy dengan frekuensi 1mhz,

intensitas 1,5 w/cm2, tipe continous dan waktu 5 menit,

berpengaruh pada nilai ambang nyeri dikarenakan adanya efek

mekanik(micromassage) dan efek panas(thermal) dan kedua efek

0

10

T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6

Evaluasi LGS Pasif Sendi Leher

Fleksi Ekstensi Side Flexi Dextra

Side Flexi Sinistra Rotasi Dextra Rotasi Sinistra

Page 12: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL …eprints.ums.ac.id/54252/12/NASKAH PUBLIKASI-66.pdf · perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya

8

tersebut menimbulkan efek biologis yang berupa peningkatan

sirkulasi darah, rileksasi otot, peningkatan permeabilitas

membrane, meningkatkan perbaikan jaringan, pengurangan nyeri

dan lainnya.

4.2.2 Lingkup gerak sendi

Setelah dilakukan fisioterapi sebanyak enam kali, terdapat

peningkatan LGS, Hasil evaluasi Lingkup Gerak Sendi(LGS) aktif

setelah di lakukan fisioterapi sebanyak enam kali, terdapat

peningkatan flexi dari T0: 3cm menjadi 2,5cm, extensi tetap 5cm,

side flexi dextra tetap 7cm, side flexi sinistra dari T0: 8cm menjadi

T6: 6cm, rotasi dextra dan rotasi sinistra tetap 8cm.

Hasil evaluasi Lingkup Gerak Sendi(LGS) pasif setelah di

lakukan fisioterapi sebanyak enam kali, terdapat peningkatan flexi

dari T0: 3cm menjadi 2,5cm, extensi tetap 5cm, side flexi dextra

tetap 7cm, side flexi sinistra dari T0: 8cm menjadi T6: 5,5cm,

rotasi dextra dan rotasi sinistra tetap 8cm.

Pada pemberian terapi latihan berupa teknik mobilisasi

saraf secara perlahan akan memberikan efek mekanik dengan

adanya otot dan saraf akan ter-strech ditambah lagi nyeri

berkurang sehingga LGS bertambah.

4.3 KESIMPULAN DAN SARAN

4.3.1 Kesimpulan

Cervical terdiri 7 vertebra yaitu C1-C7 , vertebra

cervical memiliki ukuran yang kecil dan pergerakan yang

banyak di bandingkan tulang vertebra lain. Vertebra cervical

memiliki ciri- ciri yang khusus yaitu adanya foramina

tranvesus yang terletak dekat dengan prosessus tranvesus. saraf

cervical terdiri dari delapan pasang, karena antara cranium dan

C1 terdapat satu pasang saraf dan antara C7 dan Th1 terdapat

satu pasang. Saraf cervikal yang berada didalam foramen

Page 13: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL …eprints.ums.ac.id/54252/12/NASKAH PUBLIKASI-66.pdf · perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya

9

mudah mengalami penekanan pada akar saraf. Oleh karena

foramen dari bagian anteromedial di batasi oleh sendi

uncovertebral, bagian posterolateral dibatasi oleh sendi facet,

bagian superior dibatasi oleh pedikel vertebra atas dan bagian

inferior dibatasi oleh pedikel vertebral bawah.

Cervikal root syndrome atau sindroma akar saraf leher

adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh iritasi atau

penekanan akar saraf cervikal. Cervikal root syndrom

disebabkan penyakit degeneratif atau spondylosis, tumor spinal

dan infeksi pada spinal. Spondylosis atau osteoarthritis spinal

merupakan penyakit degeneratif yang menyebabkan perubahan

struktur dan fungsipada vertebra. Adanya osteofit, penonjolan

diskus dan penebalan ligamen menyebabkan penekanan pada

akar saraf cervical dan beresiko cervical root syndrome.

Nyeri terjadi pula pada sendi zygapophysial (sendi

facet)di posterior terutama karena inflamasi dari kapsul sendi.

Sehingga gejala- gejala yang timbul sering di perberat dengan

gerakan ekstensi dan rotasi dari leher yang menurunkan ukuran

dari foramen saraf. Adanya nyeri memfasilitasi otot-otot flexor

sebagai respon protaksi terhadap nyeri. Sehingga pasien

cenderung forward head posture untuk menghindari

nyeriekstensi cervical. Forward head posture menyebabkan

spasme otot-otot suboccipitalis, sternocleidomastoideus,

scaleneus, upper trapezius dan bisa berakibat pemendekanotot

serta kelemahan otot- otot flexor.

4.3.2 Saran

Gejala utama yang sering dijumpai pada kasus cervical

root syndrome adalah gejala berupa nyeri, nyeri yang menjalar,

rasa kesemutan yang menjalar sesuai distribusi saraf yang

terkena. Nyeri pada leher merupakan salah satu keluhan utama

pada penderita Cervical Root Syndrome. Unuk itu, untuk

Page 14: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL …eprints.ums.ac.id/54252/12/NASKAH PUBLIKASI-66.pdf · perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya

10

mencegah komplikasi yang lebih lanjut penderita dan

pengurangan nyeri sebaiknya pasien melakukan latihan pada

cervical yang merupakan salah satu cara untuk mencegah

cervical root syndrom menjadi lebih parah. Dan apabila telah

terjadi, sebaiknya segera di konsultasikan dengan tenaga medis

untuk di berikan penanganan.

Page 15: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL …eprints.ums.ac.id/54252/12/NASKAH PUBLIKASI-66.pdf · perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya

11

DAFTAR PUSTAKA

Banzel, Edward. 2012 : The Cervical Spine. USA : Lippincot Williams and

Wilkins

Donald A Neuman. 2010 : Kinesiology of the Muskuloskeletal Sistem. London:

Molbi Elselver

Gde Bagus M, Tjokorda. 2013 : Saraf Perifer Masalah dan Penanganannya.

Jakarta : PT. Index

Hamilton Ph.D,Nancy. 2012: Kinesiology 14th

edition. America: McGraw-Hill

compenies

Hauser. Ros A. 2009. A Chiropractic Therapeutic Approach to Cervical

Hoongland, R, 2005. Ultrasound Therapy.B. V. Enraf Nonious, Delf

Lippert, Lynn S. 2006 : Clinical Kinesiology and Anatomy 4th

ed. USA : FA Davis

Company

Prentice, William E. 2002. Therapeutic Modalities for Physical Therapis 2nd

edition. USA: The McGraw-Hill Companies.

Priya, K. R. V Kumaresan, A., Jagatheesanalagesan, Parathap S. Effectiveness Of

Neural Mobilization And Central Glides For Patients With Cervical

Radiculopaty. Journal of Pharmaceutical Biology, Vol 5, Hal 199

Sidharta, Priguna. 2010: Tata Pemeriksaan Klinis dalam Neurologi. Jakarta: Dian

Rakyat

Souza. A, Thomas. 2009: Differential Diagnosis and Management. London:

United Kingdom

Tilaar, A. B. M, 2008: Nyeri Leher dan Punggung: Departemen Kedokteran

Indonesia, Volume:58 Nomor 5