pemeriksaan cervical dinamik

Upload: ikca-love-ezha

Post on 19-Jul-2015

384 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

PEMERIKSAAN CERVICAL DINAMIKpemeriksaan cervical dinamik merupakan pemeriksaan radiologi non kontras dari vertebra cervical. Proyeksi yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah lateral dengan metode hyperflexion dan hyperextension. Pada kasus-kasus tertentu yang beresiko seperti trauma pemeriksaan cervical dinamik dianggap perlu dilakukan jika pada proyeksi ap dan lateral basic belum bisa memberikan hasil diagnose yang maksimal. tujuan dilakukanya pemeriksaan cervical dinamik itu sendiri adalah untuk menunjukkan adanya trauma cervical yang tidak tampak pada pemeriksaan cervical basic, serta ada dugaan tejadinya trauma yang tidak disertai fraktur dan terjadinya dislokasi yang reposisi. Pemeriksaan ini akan memperlihatkan spondyilolistesisnya Jika ternyata terbukti terjadinya kelainan pada vertebrae cervical serta memperlihatkan motilias vertebra cervical dari hyeprflexion dan hyperextension. jika sewaktu-waktu anda diharuskan untuk melakukan pemeriksaan cervical dinamik sebaiknya harus ada dokter yang mendampingi dikarenakan pemeriksaan ini cukup berisiko.

Teknik Teknik Pemeriksaan Cervical dinamik fleksi dan ekstensi.Hal-hal yang perlu di perhatikan pada pemeriksaan vertebrae cervical dinamik adalah jangan pernah memaksakan kehendak dalam meposisikan pasien. Jika

kondisi pasien tidak memungkinkan untuk berdiri sebaiknya pemeriksaan dilakukan diatas tempat tidur pasien. Pasien tidak harus pindah pada meja pemeriksaan dan sedikit melakukan pergerakan. Gerakan kepala atau leher serta badan dapat merusak gambaran hasil radiograf untuk indikasi fracture, subluksasi atau bukti ketidak stabilan dari vertebra cervical. Diruangan pemeriksaan harus ada peralatan emergency dan Grid diletakan pada kaset, pasien melakukan respirasi pada saat ekspose (Bontranger,2001). Persiapan Pemeriksaan 1. Persiapan pasien. Untuk pemeriksaan roentgen cervical atau tulang-tulang belakang merupakan jenis pemeriksaan roentgen dasar yang tidak memerlukan persiapan khusus. Menurut Ballinger sebelum melakukan pemeriksaan, pasien disarankan untuk melepas semua benda yang dapat memberikan gambaran yang dapat mengganggu pada radiograf yang dihasilkan (artefak), seperti resleting, peniti, atau benda logam lain sehingga tidak ada benda yang bersifat radioopaque pada vertebra cervical yang berada di pakaian atas pasien. Kemudian petugas memberi penjelasan tentang prosedur pemeriksaan yang akaan dilakukan. 2. Persiapan alat dan bahan. Persiapan alat dan bahan pada pemeriksaan cervical yakni : a. Satu unit pesawat roentgen b. Kaset ukuran 18x24cm/24x30cm c. Film sesuai ukuran yang di gunakan d. Lysolm/Grid

e. Apron f. Alat imobilisasi g. Plester h. Prosesing film

a. Lateral flexi Posisi pasien Posisi obyekposterior kepala

: Tidur Supine diatas tempat tidur pasien. : Bagian leher jika memungkinkan diberi

pengganjal. agar bagian leher biasa lebih flexi

letakkan soft bag pada daerah

untuk dijadikan bantalan. Posisikan Penggajal kearah superior

hingga dirasa pasien sudah memaksimalkan gerakan fleksinya. Lalu kaset diletakkan disamping tubuh menempel pada shoulder joint. Kedua bahu diusahakan agak ditarik turun untuk meminimalisasi terjadinya superposisi shoulder joint dengan C7 Pasien diminta tahan napas setelah ekspirasi penuh supaya shoulder tertekan secara maksimal.

Arah sinar Titik bidik FFD F.eksposi

: Horizontal : diarahkan pada C4 : 100cm : 50kVp dan 12 mAs.

Posisi pasien lateral fleksi

Hasil radiograf proyeksi lateral fleksi

b .Lateral exstensi Posisi pasien : Tidur Supine di atas tempat tidur pasien. Posisi obyek : Bagian leher jika memungkinkan diberi pengganjal, agar bagian leher bisa lebih exstensi diletakkan pengganjal/soft bag yang lebih tinggi di bagian punggung. hingga dirasa pengganjal sudah cukup. Biarkan pasien perlahan lahan untuk

memaksimalkan ekstensinya. kaset diletakkan disamping tubuh menempel pada shoulder joint Kedua bahu diusahakan agak ditarik turun untuk meminimalisasi terjadinya superposisi shoulder joint dengan C7 Pasien diminta tahan napas setelah ekspirasi penuh supaya shoulder tertekan secara maksimal. Arah sinar : Horizontal Titik bidik FFD F.eksposi : diarahkan pada C4 : 100cm : 50kVp dan 12 mAs.

posisi pasien lateral ekstensi

gambar hasil radiograf proyeksi lateral ekstensi Diposkan oleh CHUSNEE di 10:36 0 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Artefak Computed Radiography

Artefak adalah semua gambaran yang tidak di inginkan pada hasil radiograf dan tidak menunjukkan anatomi sebenarnya pada sebuah pemeriksaan. Lebih sederhana cacatnya hasil radiograf. artefak dapat mengganggu visualisasi dari strukutur anatomi yang dihasilkan dan dapat menyebabkan kesalah pada diagnosis. (Bushong,2001)

Sistem computed radiography menghasilkan artefak yang berbeda dengan radiografi konvensional. Meskipun gambar CR diperoleh

menggunakan pencitraan konvensional geometri seperti buckys, grid, table, tabung X-ray,dan lainnya.

Macam macam artefak pada CR dihasilkan oleh berbagai komponen CR antara lain (Cesar, 2001) : 1. Imaging plate artefak

a. Artefak yang disebabkan oleh Retakan atau goresan pada Imaging Plate Ketika Imaging plate melewati plate reader, IP harus menekuk sehingga hal ini dapat menyebabkan rentannya IP terhadap retakan, retakan ini biasanya muncul pertamakali ditepi IP, dimana umumnya tidak mengganggu klinis gambar, apabila retakan ini berada pada tengah IP maka hal ini akan mengganggu klinis gambar.

Gambar imaging plate artefak Gambaran radiograf dari metacarpal di atas menunjukan adanya retakan yang ditunjuk oleh anak panah warna putih yang tampak di tepi IP, tidak menggangu klinis dari radiograf karena berada di luar daerah anatomis dan Semakin lama retak pada tepi akan menuju daerah pusat IP yang ditunjukan oleh panah hitam hal ini akan menggangu klinis gambar karena menutupi gambaran anatomis yang sebanarnya dari radiograf. Sehingga dapat mengganggu hasil diagnosa.

b.

Artefak

karena

benda

asing

atau

kotoran

Apabila benda asing di-ekspose pada IP maka dapat memblokir emisi cahaya ketika di scan oleh laser plate reader akan menyebabkan artefak putih atau bila dilihat menggunakan warna abu-abu skala normal presentasi.

gambar imaging plate artefak

Pada radiogaf di atas terdapat artefak berupa rambut yang menempel pada IP, hal yang sama juga sering terjadi karena serpihan dari imaging plate yang retak dan dapat menimbulkan artefak berupa titik titik putih pada hasil radiograf dan terjadi di dalam kaset atau menempel pada IP. c. Artefak karena Backscatter Backscatter dapat menyebabkan artefak karena sensitivitas tinggi dari penyimpanan fosfor. hamburan dari objek yang berada di belakang kaset dapat mengekspos IP dapat menciptakan gambar dari obyek yang berada di belakang kaset sehinga menghasilkan artefak.

gambar imaging plate artefak

Garis hitam pada radiogaf upper-abdomen disebabkan oleh pancaran backscatter yang melewati belakang kaset, karena adanya retakan pada timbal yang berada di bawah kaset sehingga yang tidak mampu menyerap radiasi dan dibalikkan ke atas imaging plate. 2. Plate reader artefak a. Artefak karena pengaturan penghapusan Imaging plate akan secara otomatis terhapus setelah dibaca oleh laser pada plate reader, jika IP tidak digunakan untuk jangka waktu tertentu maka harus secara manual dihapus, atau menghapus eksposur yang salah. Dalam kedua kasus diatas, pengaturan penghapusan harus benar digunakan ketika produsen menyediakan lebih dari satu penghapusan pilihan. Untuk radiografi eksposur yang salah dalam siklus penghapusan harus lebih panjang dan harus mengekspos imaging plate ke cahaya yang lebih kuat dari pada yang diperlukan untuk IP yang telah digunakan selama beberapa jam.

Penghapusan yang tidak lengkap dapat menghasilkan gambar artefak

imaging plate reader artefak

Radiograf bilateral knee di atas terjadi overlaping diakibatkan keasalah pada pengaturan penghapusan sebelumnya pada femur keterangan dari sisa gambaran yang sebelumnya yaitu terlihat gambaran marker pada pojok kanan atas dari radiograf, tampak gambaran soft tissue berupa garis yang ditunjukan oleh anak panah hitam, dan tampak garis batas kolimasi sepanjang batas bawah dari radiograf yang ditunjukan oleh panah putih b.Artefak karena kotoran

gambar artefak karena kotoran Pada radiograf thorax di atas terdapat artefak berupa garis melintang yang berwarna putih disebabkan oleh kotoran yang menempel pada light guide di imaging plate reader, light guide mengumpulkan emisi cahaya dari IP ketika di scaning oleh laser helium neon. Kotoran yang menempel pada light guide dapat menutupi penyerapan emisi cahaya dari IP sehingga menimbulkan artefak.

3. maging processing artefak a. Pemilihan kernel size Kernel size adalah ukuran inti atau sebagai ukuranstandar dari pengolahan suatu radiograf Beberapa artefak ditemukan pada pengolahan gambar yang dihapuskan dan dikontrol dengan standar pemrosesan parameter dan tergantung kepada tingkat frekwensi spasial pengolahan diterapkan pada daerah anatomis tertentu. Ketika menggunakan pengolahan unsharp mask untuk

meningkatkan ketajaman gambar, tampilan dari gambar yang diproses akan bervariasi tergantung pada pilihan kerne sizel dan faktor peningkatan frekuensi. Kesalahan pada parameter seleksi dapat menghasilkan artefak yang dapat mengganggu diagnosa. Parameter seleksi dapat menghasilkan artefak yang mengganggu diagnosis (gambar 2.10 ) khusunya dimana dua struktur yang sangat berbeda bertemu (gambar 2.11). Gambar menampilkan jenis artefak dapat diproses dan tidak harus diulang.

B Gambar Imaging processing artefak Imaging processing artefak (a) terjadi ketika penggunaan kernel size yang terlalu tinggi, di gunakan untuk peningkatan gambar. Beberapa artefak seperti black halo tampak disekitar prosthesis, dan memberi kesan bahwa prosthesis itu terlihat longgar (b) gambar yang sama dengan (a) di proses dengankernel size yang lebih rendah. b. Kesalahan Penggunaan Edge Enhancement

A

Penggunaan Edge enhancement yaitu penguatan pada tepi dimana dua struktur yang sangat berbeda bertemu

A Gambar Imaging processing artefak

B

Imaging processing artefak (a) edge enhancement ditingkatkan dari level standar pada radiogaf thorax pediatric di atas. Hal ini ditandai oleh peningkatan tanda pada paru paru yang ditunjukkan dengan infiltrat interstisial (b) Gambar yang sama enhancement. c. Kesalahan pemilihan histogramc diproses dengan normal edge

Gambar Imaging processing artefak di atas, pada prosthesis genu ini terjadi penambahan terlalu banyak ekstrem piksel value pada histogram gambar. Hal ini menghasilkan gambar dimana perbedaan antara prostesis dan tulang tidak baik ditunjukkan dengan kata lain ketajaman pada radiograf ini kurang, sehingga dapat ,menggangu diagnosa. 4. Artefak karena kesalahan penggunaan grid. Karena IP peka terhadap hamburan radiasi, sebuah grid harus digunakan dalam pencitraan CR dengan tindakan pemeriksaan pada obyek yang tebal.

Gambar Artefak kesalahan penggunaan grid Pemilihan frekuensi grid adalah pertimbangan penting. Rendahnya tingkat garis grid akan menyebabkan moir pattern yang dapat muncul pada gambar jika garis grid sejajar dengan pembaca scan lines, moir pattern atau garis garis sejajar yang berpola dilihat dalam radiograf genu diatas disebabkan oleh penggunaan grid dengan tingkat garis grid kurang dari 33 lines/cm. Untuk menghindari terjadinya artefak ini harus menggunakan grid dengan tingkat garis grid tidak kurang dari 60 lines/cm yang dalam orientasinya garis grid akan di-scan sejajar oleh plate reader scan lines.

Diposkan oleh CHUSNEE di 02:57 0 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Lokasi: Jalan Margomulyo - Margorejo, Seyegan, Indonesia

Rabu, 07 Maret 2012MENGENAL COMPUTED RADIOGRAFI (CR)

Computed Radiography (CR) adalah sistem untuk memproses gambar radiograf digital dengan menggunakan teknologi phosphor photostimulable plate pada awal akuisisi data pencitraan. Ballinger (1999) Computed radiography merupakan teknologi digital yang mendukung pengembangan komputer berbasis sistem informasi dan prosessing. Radiograf yang dihasilkan CR akan terformat dalam bentuk digital sehingga dapat dimanipulasi untuk mendapatkan hasil yang maksimal (Ballinger, 1999). Beberapa keuntungan dan kekurangan penggunaan CR menurut (Papp ,2006) : 1. Keuntungan Computed Radiography CR memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan radiografi konvensional, antara lain a. Dosis pasien lebih rendah QDE (Quantum detection efficiency) fosfor IP lebih tinggi b. Angka pengulangan yang lebih rendah karena kesalahan-kesalahan faktor teknis c. Resolusi kontras yang lebih tinggi latitude ekspose yang lebih luas dibandingkan emulsi film radiografi. d. Tidak memerlukan kamar gelap atau biaya untuk film (jika gambar tidak ditampilkan dalam hardcopy) e. Kualitas gambar dapat ditingkatkan f. Penyimpanan gambar lebih mudah baik dengan hardcopy maupun penyimpanan elektronik 2. Kekurangan Computed Radiography Kekurangan CR antara lain : a. Biaya yang cukup tinggi untuk Imaging Plate, Digitaizer Computed Radiography, hardware dan software untuk workstation b. Resolusi spatial yang rendah c. Pasien potensial menerima radiasi yang overexposed. CR dapat mengkompensasi overexposure sehingga radiografer terkadang menggunakan faktor eksposi yang berlebihan pada pasien. d. Adanya artefak pada gambar jika menggunakan grid Pada dasarnya computed radiography sama dengan radiografi kovensional yang membedakan adalah imaging receptor yang digunakan yaitu pada CR menggunakan Imaging plate dilapisi dengan phosphor Photostimulable plate menggantikan intensifying scereen pada film radiografi

konvensional, imaging plate ini memiliki sensitifitas tinggi dan resolusi yang baik. (Chesney, 1995) A. Imaging plate Imaging plate ( IP ) berisi photostimulable phosphor adalah sebuah lembaran flexible dengan beberapa lapisan yang didesain untuk merekam dan meningkatkan transmisi gambar dari berkas radiasi pengion. dengan kemampuan untuk mengambil gambar x-ray sebagai elektron dan disimpan dalam senyawa fosfor. (Ballinger, 1999). Imaging plate dalam kaset CR hampir sama dengan intensiflying screen kovensional yang membedakan adalah pada imaging plate dilapisi dengan fosfor. Ketika kaset di-ekspose, fosfor menyalurkan pola energi yang diserap dari x-ray sebagai gambar laten (Chesney,1995). IP digunakan dengan cara recording dibaca oleh sinar laser dan dihapus untuk dipakai kembali. Dalam penggunaannya IP berada di dalam kaset datar dengan berbagai ukuran Kaset CR terdiri dari bingkai yang terbuat dari alumunium dan baja dengan dilengkapi tube side dari serat karbon. Bagian belakang kaset adalah lapisan tipis dari timah hitam untuk menyerap radiasi hambur. Fungsi utama dari kaset adalah untuk melindungi IP, bukan untuk mengontrol cahaya. Yang terakhir adalah label barkode yang terdiri dari angka-angka yang menunjukan identitas kaset. Barcode ini memudahkan untuk mencocokan tiap kaset dengan identitas pasien dan pemeriksaan serta informasi posisioning (Ballinger, 1999)

a

bGambar 1 a dan b IP computed radiography beserta Kaset

Imaging plate tediri dari beberapa lapisan yang dirancang untuk merekam dan meningkatkan transmisi gambar berkas radiasi ionisasi terdiri dari : 1. Protective layer / Lapisan Pelindung Lapisan ini berfungsi untuk melindungi IP dari benturan kerusakan saat proses handling dan transfer seperti goresan, kontraksi, pecah akibat temperatur dan kelembapan. (Ballinger, 2003), 2. Phosphor Layer / Lapisan Fosfor Lapisan yang paling aktif dalam IP. Lapisan fosfor IP adalah lapisan kristal Europium-doped Barium Fluorohalide(BaFX;Eu2+) atau Photostimulable Phospor. Saat menumbuk kristal ini, BaFX;Eu2+ berubah menjadi bentuk semistabil. Distribusi molekul semistabil ini membentuk gambar laten (Ballinger, 2003). Standar resolusi spatial dari IP kira-kira 2,5 lp/mm yang terdiri dari 150 nm lapisan BaFX;Eu2+ (Greene, 1992). 3. Support Layer / Lapisan Penyokong Lapisan penyokong adalah lapisan dasar yang melapisi lapisan lain yang terbuat dari poliester (Ballinger, 2003). 4. Conductor layer / Lapisan Konduktor Lapisan konduktor berfungsi mengeliminasi masalah-masalah elektrostatik dan menyerap cahaya untuk meningkatkan ketajaman (Ballinger, 2003). 5. Light shield layer / Lapisan Pelindung Cahaya

Lapisan ini berfungsi untuk mencegah cahaya masuk saat proses penghapusan data dari IP, kebocoran, dan menurunkan resolusi spasial (Ballinger, 2003).

Gambar 2 Lapisan photostimulable phosphor Imaging plate (Carlton, 2001)

B. System Akuisisi Computed Radiography Imaging plate dalam kaset CR hampir sama dengan intensiflying screen covensional yang membedakan adalah pada imaging plate dilapisi dengan phosphor ketika kaset di ekspos phosphor menyalurkan pola energi yang diserap dari x-ray sebagai gambar laten (Chesney,1995). setelah kaset diekspos, kaset dimasukan ke IP reader unit kemudian secara mekanik IP reader unit mengeluarkan IP dari Kaset. Phosphor pada imaging plate ini scan oleh sinar laser helium neon yaitu emisi cahaya merah dengan panjang gelombang 633 nM (Balinger,1999) dan menghasilkan cahaya tampak yang berwarna biru (Blue Light) yang di bebaskan dari IP dalam proses scanning, kemudian cahaya berwarna biru ini dipancarkan kesegala arah dan di kumpulkan oleh sistem optic kemudian disimpan oleh photomultiplayer tube (PMT) dan dirubah menjadi sinyal elektronik untuk dikeluarkan dalam format analog, data analog ini di rubah ke format digilat dengan analog to digital converted (ADC) kemudian dikirim ke computer untuk ditampilkan di monitior dan diproses, kemudian IP di-ekspose dengan cahaya putih terang bertujuan menghapus setiap sisa energi yang terperangkap, IP kembali dimasukkan ke kaset dan siap untuk digunakan kembali. (Carlton, 2001)

Gambar 3 Sistem akuisisi computed radiography (Bushberg, 2002) Sistem akuisisi computed radiography antara lain : 1. Imaging plate reader Imaging plate reader adalah salah satu komponen lain dari control akuisi CR. Pembacaan gambar laten yang tersimpan dalam IP dilakukan oleh Laser yang terdapat dalam IP reader (Ballinger, 1999) Kecepatan eksposi laser sekitar 14 microsecond per pixel (10 Pixel/mm), sehigga waktu total untuk scan gambar adalah 1 menit. Emisi cahaya (309 nM) dari IP dikumpulkan oleh optic fiber dan di teranfer ke Photo Multi Tube (PMT) yang sensitive hanya terdapat cahaya biru (Carlton 2001). PMT mengubah cahaya tampak kedalam sinyal elektronik yang di keluarkan dalam bentuk sinyal analog. Sinyal analog tersebut dirubah kedalam bentuk digital sebelum ditampiklan ke computer oleh analog digital converter (ADC) (Carlton 2001). Gambar laten yang tersimpan dalam IP dapat disimpan dalam waktu yang agak lama setelah dieksposi. Emisi cahaya dari gambar laten menurun sebanyak 25% setelah 8 jam. Setelah IP discan untuk memperoleh gambar, maka gambar laten dapat dihapus dengan mengeksposi IP dengan cahaya tampak dalam jumlah yang besar untuk penggunaan selanjutnya. Untuk meminimalisasi fenomena noise, IP harus segera dihapus setelah dieksposi (Greene, 1992).

Gambar 4 Reader unit CR (agfa)

2. System displaying image Dalam radiografi digital, gambar laten yang telah ditangkap oleh detector kemudian ditranslasikan ke dalam format untuk diinterpretasi. Ada dua jenis media untuk dapat digunakan untuk menampilkan gambar digital, yaitu hardcopy (film) dan Softcopy (cathode ray tube/ CRT Monitor) (Ballinger, 1999) Jika gambar ditampilkan dalam monitor, maka karakteristik gambar dapat diatur (dimagnifiksi, di rotasi atau dibalik) oleh radiografer untuk mendapat hasil yang terbaik. Fungsi ini dilakukan oleh komponen yang disebut workstation. Workstation terdiri dari konsul komputer dimana gambar dapat dimanipulasi setelah data di masukkan dalam memory komputer (Ballinger,1999). Fungsi workstation antara lain (Papp,2006) : a. Meningkatkan gradiasi atau kontras gambar b. Meningkatkan frekwensi spatial (recorded detail). Pengaturan ini dapat meningkatkan Resolusi spatial atau meningkatnya noise dan artifact c. Mengeliminasi pixel - pixel hitam dan putih yang memiliki kontribusi kecil terhadap informasi diagnostic d. Untuk subtraksi gambar, yaitu dengan menghapus struktur tulang atau menguragi efek hamburan untuk meningkatkan kontras gambar e. Magnifikasi gambar f. Menampakkan daerah region of interest (ROI) g. Sebagai analisa statistic yaitu menghitung area permukaan dan mengestimasi volume atau ,mengubah densitas gambar h. Memanipulasi window width dan window level untuk mengatur ketajaman dan kontras gambar

i.

Substraksi energi, khususnya pada radiografi thorax, yaitu dengan mengurangi struktur tulang untuk mendapat gambaran paru dan jaringan lunak. j. Untuk menyimpan dan menampilkan gambar softcopy maupun hard copy. Karena gambar CR dalam bentuk digital maka gambar primer yang dihasilkan dapat dimanipulasi untuk menekan fitur-fitur yang berfariasi. untuk menampakkan struktur yang lebih spesifik, gambar yang dicetak sedapat mungkin sesuai dengan ukuran sebenarnya (Ballinger, 1999) 3. Sistim penyimpanan gambar Siatem penyimpanan gambar pada CR dapat dilakukan pada film sebagai hardcopy atau pada alat penyimpanan elektronik softcopy antara lain optical disk, magnetic tipe (Ballinger, 1999) Selanjutnya hasil radiografi Setelah data dalam format DICOM, (digital computer) maka kita bebas mencetak, mengirim lewat internet, mengolah kembali gambarnya atau menyimpan dalam media CD .

Gambar 5 Viewing digital computer (dicom)

4. Pencetakan Gambar Ada beberapa istilah untuk menyebutkan alat ini, antara lain laser imager, film processor, image recorder, dan laser printer. Merupakan alat pengolah gambar dan memprosesnya di atas film. Laser printer dilengkapi dengan multi formater main featuresyang memungkinkan untuk memformat

gambar dan mengolah gambar lebih tajam dan fungsi-fungsi yang terus berkembang. Dapat juga mengolah radiograf dengan kecepatan tinggi dan kualitas yang bagus serta stabil Film yang digunakan adalah photothermographic yang tidak menggunakan butiran perak halida, namun butiran perak behenate (AgC22H43O2). Film yang telah dieksposi kemudian discan dengan laser. Setelah dilaser, film dipanaskan pada temperatur 120 0 C selama 24 detik untuk memproses gambar (Papp, 2006).

5

6 Gambar 5 dan 6 print automatic computed radiorafi (CR) melalui teknologi teleradiologi di jaringan internet, gambar radiografi dapat dikirimkan kemana saja untuk keperluan konsultasi ataupun keperluan riset lainnya selama ada koneksi internet dengan kecepatan hitungan detik. Bahkan sekarang di telepon genggam

Gambar 7 hasil radiograf CR

gambar 8 proser computed radiografi

Referensi : Ballinger, Philip W. dan Eugene D. Frank. 2003. Merrills Atlas of Radiographic Positions and Radiologic Prosedures, Tenth Edition, Volume Three. Saint Louis : Mosby. Bushong, Steward C. 2001. Radiologic Science for Technologists, Physics, Biology and Protection. Saint Louis : Mosby.

Carlton, Richard R. dan Arlene M. Adler. 2001. Principles of Radiographic Imaging : An Art and Science. USA: Thomson Learning. Greene, E. Reginald dan Jorg Wilhelm Oestmann. 1992. Computed Digital Radiography in Clinical Practice. New York : Thieme Medical Publishers. Papp, Jeffrey. 2006. Quality Management in The Imaging Science, Thrid Edition. Saint Louis :Mosby.

Bontrager Kenneth L, 2001, Text Book of Radiographic Positioning and Related Anatomi. Fifth edition. Year Book, Inc: Mosby.