penanganan atonia uteri

5
A. Penanganan Atonia uteri 1 1. Kenali dan tegakkan diagnosis kerja atonia uteri 2.Sementara dilakukan pemasangan infus dan pemberian uterotonika, lakukan kompresi bimanual. 3. Pastikan plasenta lahir lengkap (bila ada indikasi sebagian plasenta masih tertinggal, lakukan evakuasi sisa plasenta) dan tak ada laserasi jalan lahir. 4. Berikan transfusi darah bila sangat diperlukan. 5. Lakukan uji beku darah untuk konfirmasi sistem pembekuan darah. 6. Bila semua tindakan diatas telah dilakukan tetapi masih terjadi perdarahan lakukan tindakan spesifik sebagai berikut: a. Pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar. 1). Kompresi bimanual eksterna. Menekan uterus melalui dinding abdomen dengan jalan saling mendekatkan kedua belah telapak tangan yang melingkupi uterus. Pantau aliran darah yang keluar. Bila perdarahab berkurang, kompresi diteruskan, pertahankan hingga uterus dapat kembali berkontraksi atau dibawa ke fasilitas kesehatan rujukan. Bila belum berhasil, coba dengan kompresi bimanual interna. 2). Kompresi bimanual interna. Uterus ditekan diantara telapak tangan pada dinding abdomen dan tinju tangan dalam vagina untuk menjepit pembuluh darah dalam miometrium (sebagai pengganti mekanisme kontraksi). Perhatikan perdarahan yang terjadi. Pertahankan kondisi ini bila perdarahan berkurang atau berhenti, tunggu hingga uterus berkontraksi kembali. Apabila perdarahan tetap terjadi, cobakan kompresi aorta abdominalis. 3). Kompresi aorta abdominalis.

Upload: didi-rauf

Post on 30-Jul-2015

440 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penanganan Atonia Uteri

A. Penanganan Atonia uteri 1

1. Kenali dan tegakkan diagnosis kerja atonia uteri

2.Sementara dilakukan pemasangan infus dan pemberian uterotonika, lakukan kompresi bimanual.

3. Pastikan plasenta lahir lengkap (bila ada indikasi sebagian plasenta masih tertinggal, lakukan evakuasi

sisa plasenta) dan tak ada laserasi jalan lahir.

4. Berikan transfusi darah bila sangat diperlukan.

5. Lakukan uji beku darah untuk konfirmasi sistem pembekuan darah.

6. Bila semua tindakan diatas telah dilakukan tetapi masih terjadi perdarahan lakukan tindakan spesifik

sebagai berikut:

a. Pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar.

1). Kompresi bimanual eksterna.

Menekan uterus melalui dinding abdomen dengan jalan saling mendekatkan kedua belah telapak tangan

yang melingkupi uterus. Pantau aliran darah yang keluar. Bila perdarahab berkurang, kompresi

diteruskan, pertahankan hingga uterus dapat kembali berkontraksi atau dibawa ke fasilitas kesehatan

rujukan. Bila belum berhasil, coba dengan kompresi bimanual interna.

2). Kompresi bimanual interna.

Uterus ditekan diantara telapak tangan pada dinding abdomen dan tinju tangan dalam vagina untuk

menjepit pembuluh darah dalam miometrium (sebagai pengganti mekanisme kontraksi). Perhatikan

perdarahan yang terjadi. Pertahankan kondisi ini bila perdarahan berkurang atau berhenti, tunggu hingga

uterus berkontraksi kembali. Apabila perdarahan tetap terjadi, cobakan kompresi aorta abdominalis.

3). Kompresi aorta abdominalis.

Raba arteri femoralis dengan ujung jari tangan kiri, pertahankan posisi tersebut. Genggam tangan kanan

kemudian tekankan pada daerah umbilikus, tegak lurus dengan sumbu badan, hingga mencapai kolumna

vertebralis. Penekanan yang tepat akan menghentikan atau sangat mengurangu denyut arteri femoralis.

Lihat hasil kompresi dengan memperhatikan perdarahan yang terjadi.

b. Pada rumah sakit rujukan

1). Ligasi arteri uterina dan ovarika.

2). Histerektomi.

Page 2: Penanganan Atonia Uteri

B. Pencegahan Perdarahan Postpartum

Antisipasi terhadap hal tersebut dapat dilakukan sebagai berikut: 2

• Persiapan sebelum hamil untuk memperbaiki keadaan umum dan mengatasi setiap penyakit

kronis, anemia, dan lain-lain sehingga pada saat hamil dan persalinan pasien tersebut ada dalam

keadaan optimal

• Mengenal faktor predisposisi seperti multiparitas, anak besar, hamil kembar, hidramnion, bekas

seksio, ada riwayat perdarahan postpartum sebelumnya dan kehamilan risiko tinggi yang

risikonya akan muncul pada saat persalinan

• Persalinan harus selesai dalam waktu 24 jam dan pencegahan partus lama

• Kehamilan risiko tinggi agar melahirkan di fasilitas rumah sakit rujukan

• Kehamilan risiko rendah agar melahirkan di tenaga kesehatan terlatih

• Menguasai langkah-langkah pertolongan pertama menghadapi perdarahan postpartum dan

mengadakan rujukan sebagaimana mestinya.

Page 3: Penanganan Atonia Uteri

Pencegahan terjadinya perdarahan postpartum juga dapat dilakukan dengan manajemen aktif kala

III, yaitu: 3,4

1. Menyuntikan Oksitosin

Penyuntikan oksitosin 10 IU secara intramuskuler pada bagian luar paha kanan sepertiga atas

dilakukan setelah memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal.

2. Peregangan Tali Pusat Terkendali

Peregangan tali pusat terkedali dilakukan dengan cara memindahkan klem pada tali pusat hingga

berjarak 5-10 cm dari vulva atau menggulung tali pusat dan meletakkan tangan kiri di atas simpisis

untuk menahan bagian bawah uterus, sementara tangan kanan memegang tali pusat yang telah di

klem sebelumnya. Saat uterus berkontraksi, tali pusat dapat ditegangkan dengan tangan kanan,

sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah dorsokranial.

3. Mengeluarkan plasenta

Tindakan dilanjutkan dengan proses pengeluaran plasenta jika dengan penegangan tali pusat

terkendali tali pusat terlihat bertambah panjang. Pada tindakan ini, ibu diminta untuk sedikit meneran

sementara tangan kanan penolong menarik tali pusat ke arah bahwa kemudian ke atas sesuai dengan

kurva jalan lahir hingga plasenta tampak pada vulva. Klem dapat dipidahkan kembali hingga berjarak

± 5-10 dari vulva bila tali pusat bertambah panjang tetapi plasenta belum lahir. Tindakan plasenta

manual dapat dilakukan bila plasenta belum lahir setelah 30 menit.

Setelah plasenta tampak pada vulva, plasenta dapat dilahirkan dengan hati-hati. Segera setelah

plasenta lahir, tindakan dilanjutkan dengan memeriksa kelengkapan plasenta dan melakukan

pemijatan pada fundus uteri dengan menggosok fundus secara sirkuler menggunakan bagian palmar

empat jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik.

Daftar pustaka

1. Saifuddin AB, dkk. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 2006.

2. Martohoesodo S, Abdullah MN. Gangguan dalam kala III persalinan. In: Wiknojosastro H, editor. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010.3. Departemen Kesehatan RI. Buku acuan dalam pelatihan obstetri neonatal emergensi dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2005.4. Departemen Kesehatan RI; Direktorat Jendral Bina Kefarmasian. Pedoman pengobatan dasar di Puskesmas 2007. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2007.

Page 4: Penanganan Atonia Uteri