penanaman nilai-nilai entrepreneurship di smpi mentari indonesia...

166
PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA BEKASI UTARA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: CINDY PATIKA 1112018200070 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

Upload: tranxuyen

Post on 14-Jun-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI

MENTARI INDONESIA BEKASI UTARA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

CINDY PATIKA

1112018200070

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 2: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

Tanggal

c~ o 16

Tanda Tangan

:........

Mengetahui

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA MAN SKRIPSI

Skripsi berjudul "PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI

SMPI MENTARI INDONESIA BEKASI UTARA" yang disusun oleh CINDY

PATIKA NIM:1112018200070, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus

dalam ujian munaqosah pada tanggal 8 November 2016 di hadapan dewan

penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh Gelar Sarjana SI (S.Pd) dalam

bidang Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 8 November 2016

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan MP)

Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd

NIP:19661009 199303 1 004

Penguji I

Drs. Rusydy Zakaria,M.Ed.M.Phili

NIP:19570503 198503 1 002

Penguji II

Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA

NIP: 19540802 198503 1 002 II,

Page 3: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

LEISI BAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul PENANAMAN NILAI-NILAJ ENTREPRENEURSHIP DI

S%IPI MENTARI INDONESIA BEKASI UTARA, Jurusan Manajemen

Pendidikan, Fakultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai

karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan

yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, . Ok±Ober 2016

Yang mengesahkan

Pern bi mb in

r. . anThninggor. M.Pd Drs. U'. Yefneltv Z, M.Pd

NIP: 19570710 197903 1 002 NIP:1953101 101 1982032001

Page 4: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul

"PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI

MENTARI INDONESIA BEKASI UTARA" yang disusun oleh Cindy Patika

Nim 1112018200070 Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

telah di uji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal

Jakarta. zobec

Dosen Pembimbing Skripsi

anor,M.Pd

Dra. Yefnelty Z,M.Pd NLP:19570710 197903 1 002

NIP: 195311011982032001

Page 5: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

SURAT PERNYATAAN

Bismillahirrohmannirrohiill

Saya yang bertanda tangan dibawah mi:

Nama : Cindy Patika

Nim :1112018200070

Jurusan : Manajernen Pendidikan

Fakultas : Ilinu Tarbiyah clan Keguruan

Dengan mi menyatakan bahwa:

1. Skripsi mi merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan untuk mernperoleh gelar Strata Saru (S 1) di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatul lah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penggunaan skripsi mi telah

saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas

Islam Negeri Syari f Hidayatuhlah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya yang saya buat merupakan

jiplakan karva orang lain. Saya bersedia menerima sanksi berdasarkan

tJndang-undang yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

l-hidavatul!ah Jakarta.

Jakarta. :tob€i ?of(o METERAI T.IMPEL, zW/

5494FABF15331517j CAM )UZILT flUlIAH

• Pat] ka

Page 6: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

ii

ABSTRAK

Cindy Patika, NIM 1112018200070, Penanaman Nilai-nilai Entrepreneurship

di SMPI Mentari Indonesia Bekasi Utara, Skripsi Program Strata 1 Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta 2016

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif,

bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi yang digunakan dalam

menanamkan nilai-nilai entrepreneurship dan untuk mengetahui faktor pendukung

dan penghambat proses penanaman nilai-nilai tersebut. Target penelitian ini

adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru dan siswa-

siswi SMPI Mentari Indonesia Bekasi Utara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan penanaman nilai-nilai

entrepreneurship di SMPI Mentari Indonesia berjalan dengan baik. Hal ini terlihat

melalui proses penanaman nilai-nilai entrepreneurship yang dilakukan kepada

siswa oleh guru dan civitas sekolah. Hasilnya ditunjukkan dengan karakter siswa

yang sudah mencerminkan karakter seorang entrepreneur terlihat dari kreatifitas,

percaya diri, komunikatif dan tanggung jawab. Penanaman nilai-nilai

entrepreneurship diintegrasikan melalui strategi pada kegiatan-kegiatan yang

diprogramkan seperti kegiatan pembelajaran normal disekolah dan juga

diintegrasikan pada kegiatan ekstrakurikuler, praktik berwirausaha,

pengembangan diri, muatan lokal dan budaya sekolah.

Faktor pendukung yang terdapat di SMPI Mentari Indonesia ini yaitu

guru-guru yang aktif mengikuti pelatihan-pelatihan, TIM Kurikulum yang bagus,

dan sarana prasarana yang memadai. Sedangkan faktor penghambat atau kendala

yang dialami yaitu peserta didik yang berasal dari luar SD Mentari karena mereka

belum mengetahui program sekolah yang terdapat muatan entrepreneurship yang

menjadi unggulan disekolah ini. Namun sekolah dapat meminimalisir dari faktor

kendala tersebut.

Page 7: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

ii

ABSTRACT

Cindy Patika, NIM 1112018200070, Planting Values Entrepreneurship in

SMPI Mentari Indonesia Bekasi Utara, Tarbiyah and Teaching Faculty of

Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta in 2016

The method used in this research is qualitative descriptive, aims to

understand how the strategies used in instilling the values of entrepreneurship and

to determine the factors supporting and inhibiting the process of planting these

values. The target of this research is the principal, vice-principal areas of

curriculum, teachers and students SMPI Mentari Indonesia Bekasi Utara.

The results showed that the implementation of value investment of

entrepreneurship in Indonesia Mentari SMPI going well. It is seen through the

planting process values entrepreneurship is done to the students by the teachers

and the school community. The results are shown with the character of the

students who reflect the character of an entrepreneur looks of creativity, self-

confident, communicative and responsibility. Planting the values of

entrepreneurship is integrated with strategies at the programmed activities as

normal learning activities in schools and is also integrated in extracurricular

activities, the practice of entrepreneurship, self-development, local content and

culture of the school.

The supporting factors contained in this SMPI Indonesia Mentari ie

teachers who actively attend trainings, curriculum TIM nice and adequate

infrastructure. While the inhibiting factors or constraints experienced that students

who come from outside SD Mentari because they do not know that there is a

charge school program entrepreneurship is a leading this school. However,

schools can minimize the constraints of factors.

Page 8: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam

semoga terlimpah kepada nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya,

serta orang-orang yang mengikuti jejaknya hingga akhir zaman.

ALHAMDULJLLAHIRABBIL 'ALAMIN, berkat pertolongan Allah SWT dan

dengan izin serta kekuasaannya-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

merupakan salah saw persyaratan kelulusan studi Strata 1 (Si), Jurusan

Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan dan penyusunan skripsi mi tentu tidak terlepas dan

bantuan, bimbingan, petunjuk dan dorongan baik moril maupun materil dan

berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih

kepada:

1. Prof. Dr Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd, Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan

Fakultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Dra. Hj. Yefnelty Z, M.Pd dan Dr. H. Salman Tumanggor, M.Pd,

Pembimbingan Skripsi, terima kasih yang tak terhingga atas saran, kritikan

dan masukannya yang telah mengarahkan dan membenikan bimbingan

kepada penulis, sehingga penulisan skripsi mi dapat diselesaikan.

4. Drs. Ali Nurdin, M.Pd, Dosen Penasehat Akademik yang telah

membenikan arahan dan semangat kepada penulis.

5. Takiddin , M.Pd, Sekertanis Jurusan Manajemen pendidikan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan.

6. Yuyun Yuliana, Staf Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu

Tarbiyah clan Keguruan, beserta seluruh Dosen dan Staf Manajemen

iv

Page 9: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan

bantuan dan masukkannya dalam penyelesaian sknpsi mi.

7. Kepala sekolah SMPI Mentari Indonesia Bekasi Utara dan seluruh guru

beserta staf, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan penelitian dan membantu penulis dalam memperoleh inforrnasi

dan data dalam penyusunan skripsi mi.

S. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Wahirrudin Musa dan Ibunda Dedeh

Nursa'adah, yang tak henti-hentinya memberikan dukungan, doa, motivasi

dan limpahan kasih sayang yang tak terhingga, serta bantuan baik moril

maupun materil hingga penulis dapat menyelesaikan studi mi. 9. Kepada Kanda Abdul Jam' S.Pd.I Yang telah memberikan motivasi,

semangat dan do'a yang tiada henti.

10. Sahabat-sahabat sepeijuangan Manajemen Pendidikan 2012, khususnya

Dewi Purnama Sari dan Rika Rimawati, yang telah banyak membantu,

memotivasi, dan memberikan masukan yang berkenaan dengan penulisan

skripsi mi. Kehadiran kalian membuat warna dalam hidup mi, mengukir

sejarah yang tak pernah terlupa, terima kasih untuk kecerian yang kalian

berikan.

Akhirnya dengan segala keterbatasan penulis hanya dapat

mengembalikan segalanya kepada Allah SWT, semoga semua bantuan,

bimbingan, ilmu clan doa yang telah diberikan mendapatkan balsan darl Allah

SWT. Semoga skripsi mi bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembanya

umumnya.

Amin Yaa Rabbi 'Alamin.

Jakarta, 102016

iv

Page 10: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

DAFTAR IS]

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGE.SAHAN PAN ITIA UJ1AN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN UJI REFERENSI

SURATPERNYATAAN ...........................................................................

ABSTRAK ....................................................................................................ii

ABSTRACT ..................................................................................................iii

KATAPENGANTAR .................................................................................. iv

DAFTARIS! .................................................................................................

DAFTARTABEL ........................................................................................vii

BAB I PtNDAJLUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................

B. Identifikasi Masalah............................................................... 7

C. Perumusan i\4asaiah ............................................................... 7

D. Pembatasan Masalah.............................................................. 8

E. Manfaat Penelitian ............................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Nilai —nilai Entrepreneurship.................................................9

1. Pengertian Entrepreneur...................................................9

2. Karakteristik Entrepreneur. .............................................. 10

3. Tujuan Entrepreneur ........................................................ 17

4. Nilai-nilai Dasar Entrepreneur ......................................... 1 8

B. Urgensi Penanaman Nilai-ni lal Entrepreneurship dalam

Dunia Pendidikan...................................................................19

1. Pengembangan Nilai Entrepreneurship dalam

Pendidikan........................................................................19

2. Keberhasilan Penanaman Nilai Entrepreneurship ...........21

V

Page 11: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

3. Strategi Penariaman Nilai-nilai Entrepreneurship ............ 24

4. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat dalam

Melakukan Kegiatan Entrepreneurship di sekolah..........30

C. Penelitian yang Relevan ........................................................ 35

D. Kerangka Berpikir..................................................................36

BAB III METODOLOGI PEN ELITIAN

A. Tujuan Penelitian .................................................................. 38

B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................ 38

C. Metode Penelitian ................................................................. 39

D. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 39

E. Instrumen Penelitian.............................................................. 40

F. Teknik Analisis Data ............................................................ 42

I3AB TV BASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah ..................................................... .44

1. Vlsi dan Misi SMPI Mentari Indonesia ..........................44

2. Profil Guru SMPI Mentari Indonesia.............................. 45

3. Data Siswa SMPI Mentari Indonesia..............................47

4. Sarana dan Prasarana SMPI Mentari Indonesia..............48

B. Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian............................49

BABV PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................ 64

B. Saran ......................................................................................65

DAFTAR PUSTAXA

LAMPllAN-LAMP1RAN

BIODATA PENULIS

VI

Page 12: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

Tabel Halaman

Tabel I kisi-kisi pedoman wawancara..............................................41

Tabel 2 kisi-kisi pedoman observasi.................................................42

Tabel 3profil guru SMPI Mentari Indonesia.....................................46

Tabel 4 daftar pendidik dan tenaga kependidikan.............................46

Tabel 5 datajumlah SMPI Mentari Indonesia...................................48

Tabel 6 sarana dan prasarana SMPI Mentari Indonesia....................49

Page 13: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap orang harus bekerja. Bekerja adalah sebuah kewajiban,

tanpa bekerja orang tidak akan mungkin dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya. Untuk bekerja orang bisa mendapatkannya dengan cara bekerja

dengan orang lain atau pun bisa dengan menciptakan pekerjaan sendiri.

Untuk mendapatkan pekerjaan dari orang lain kesempatannya tidak

banyak, yang lebih luas adalah menciptakan lapangan kerja sendiri

disitulah dibutuhkan jiwa entrepreneur. Dengan entrepreneur orang bisa

berubah, yang tadinya hanya menjadi pekerja, namun sekarang menjadi

pemilik para pekerja.

Masalah kemiskinan dan pengangguran di Indonesia merupakan

masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini. Menurut Biro Pusat

Statistik, jumlah pengangguran pada agustus 2014 mencapai 7,2 juta

orang, dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) cenderung meningkat,

dimana TPT Agustus 2014 sebesar 5,94 persen naik dari TPT Februari

2014 sebesar (5,70 persen).

Pada Agustus 2014, TPT untuk pendidikan sekolah menengah

kejuruan menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 11,24 persen, disusul

oleh TPT sekolah menengah atas sebesar 9,55 persen , sedangkan TPT

terendah terdapat pada tingkat pendidikan SD ke bawah yaitu sebesar 3,04

persen. Jika dibandingkan keadaan Agustus 2013, TPT yang mengalami

peningkatan yaitu pada tingkat pendidikan sekolah menengah kejuruan,

Diploma, dan Universitas.1 Semakin membengkaknya lulusan perguruan

1 https://www.academia.edu/11386648/Berita_Resmi_BPS_2015, diakses 21:53 WIB, 09/11/2015

1

Page 14: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

2

tinggi yang menganggur semakin menunjukkan bahwa ketersedian

lapangan kerja yang sangat terbatas.

Kemiskinan menjadi jalan masuknya penjajahan abad baru karena

bangsa yang miskin akan mudah dikendalikan dan dikuasai. Generasi

masa kini dan yang akan datang harus dapat memperjuangkan dan

mengelola sumber daya yang melimpah, dan pendidikan entrepreneur

adalah salah satu jalan untuk keluar dari kemiskinan menuju kemakmuran.

Pendidikan entrepreneur merupakan konsep pendidikan yang

memberikan semangat pada peserta didik untuk kreatif dan inovatif dalam

mengerjakan sesuatu hal. Pola pendidikan sedemikian ini menuntut peserta

didik untuk bisa produktif. Pendidikan entrepreneur adalah sebuah

pendidikan yang mengarahkan dan membekali peserta didik untuk bisa

cepat dalam merespon perubahan dan memahami kebutuhan sosial

ekonomi masyarakat.

Pemerintah seyogyanya mau memberikan perhatian lebih dan

menyediakan dana yang memadai supaya proses pendidikan

entrepreneurship bisa berjalan dan dijalankan secara efektif. Orang tua

harus membekali pendidikan entrepreneur sejak dini untuk anak-anaknya,

guru harus mengajarkan spirit entrepreneur pada murid-muridnya,

masyarakatpun harus lebih aktif dan intensif dalam memantau

perkembangan pendidikan entrepreneur jika ingin bangsanya maju, tidak

hanya menjadi bangsa kuli dengan mengirim TKI keluar negeri yang

sebagian besar sebagai pembantu. Negara yang kaya raya akan sumber

daya alam ini bila didukung sumber daya yang memiliki spirit

entrepreneur yang tinggi akan menjadi negara yang makmur sehingga

Page 15: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

3

dengan sendirinya kemiskinan akan berkurang bahkan menjadi sejarah dan

tinggal kenangan yang hanya ada di museum.2

Persaingan dunia pendidikan semakin luas. Bukan hanya keahlian

kognisi tapi juga keterampilan hidup menjadi kebutuhan dalam karakter.

manusia dituntut mandiri dan kreatif dalam menjalani kehidupan, untuk itu

dibutuhkan lembaga pendidikan yang dapat mengedepankan kreatifitas

dan dapat mengembangkan lifeskill, sehingga menumbuhkan jiwa

enterpreneurship pada peserta didik untuk dapat tahan uji di masa yang

akan datang sekaligus untuk dapat menjadi seorang yang kuat imannya,

kuat aqidahnya, berilmu dan berakhlak mulia. Diharapkan kedepannya

mereka tidak hanya mapan kognisi dalam kerangka ilmiah tapi juga

memiliki kecakapan dan keterampilan hidup melalui nilai-nilai

enterpreneur. Namun, banyak sekolah dan guru yang belum sepenuhnya

menanamkan nilai-nilai entrepreneurship baik itu dalam mata pelajaran

ataupun kegiatan di luar mata pelajaran dikarenakan kurang beragamnya

kegiatan entrepreneurship yang diberikan sekolah serta sekolah kurang

mengembangkan startegi yang digunakan dalam menanamkan nilai

entrepreneurship kepada siswa. Maka dari sekaranglah diperlukan

lembaga pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai entrepreneurship ,

salah satu sarana yang paling baik untuk menanamkan nilai-nilai

entrepreneurship adalah sekolah.

Sekolah memiliki peran penting untuk menanamkan nilai-nilai

entrepreneur, dan Sekolah harus memberikan support para guru dalam

mengkreasikan ide entrepreneurship kepada anak melalui berbagai

program. Program –program tersebut bisa melalui kurikulum pendidikan

atau kegiatan-kegiatan kesiswaan yang mengarah kepada kewirausahaan.

Support sekolah ini kunci dari keberhasilan guru karena bagaimana

mungkin guru menanamkan jiwa entrepreneurship kepada anak jika

2 Nurseto, Tejo. “Pendidikan Berbasis Entrepreneur”, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia.

Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Vol.VII

No.2, 2010.

Page 16: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

4

sekolah tempatnya mengajar tidak mempunyai kurikulum ataupun

kegiatan kesiswaan yang berkaitan dengan entrepreneurship.

Masuknya nilai-nilai entrepreneurship pada kurikulum sekolah

mewajibkan guru untuk selalu mengaitkan pelajaran yang diajarkan

terlepas bidang studi apapun yang diajarkan untuk selalu dikaitkan dengan

entrepreneurship. Hal ini yang akan membuat anak mempunyai banyak

pengetahuan entrepreneurship. Kegiatan sekolah yang berkaitan dengan

entrepreneurship merupakan penyeimbang bagi anak untuk menerapkan

apa yang ia peroleh dari pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.3

Tanggungjawab, kreativitas, dan mampu mengambil keputusan adalah

sifat yang akan muncul pada anak jika nilai-nilai entrereneurship

ditanamkan sejak dini, nilai tersebut merupakan modal bagi keberhasilan

hidup anak saat ia dewasa.

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional pasal 3. Menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Fungsi dan tujuan

di atas, menunjukkan pendidikan di setiap satuan pendidikan harus

diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. 4

Pendidikan entrepreneurship menjadi bekal untuk para peserta

didik kedepannya, jika tidak ada entrepreneur mungkin kedepannya

bangsa ini menjadi bangsa pekerja, akibatnya mudah dijajah, mudah

3 Ibid.

4 Tim Pusat Kurikulum Pengembangan Entrepreneurship, Bahan Penelitian Penguatan Metodologi

Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing Dan Karakter

Bangsa. (Jakarta:Balitbang Kemendiknas RI,2010) hal 1.

Page 17: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

5

dibohongi dan mudah diatur, ini membahayakan bagi masa depan peserta

didik dimasa mendatang. Kenyataan yang kita lihat sekarang ini, tidak

banyak anak yang memiliki jiwa entrepreneur, buktinya yaitu jika mereka

ditanya ingin menjadi apa, kebanyakan menjawab ingin menjadi dokter,

guru, dsb. Jarang sekali yang ingin menjadi pengusaha, itu menunjukkan

bahwa mereka memiliki jiwa pekerja bukan jiwa entrepreneur.

Masih banyak siswa yang belum menyadari bahwa entrepreneur

itu penting dipelajari, banyak faktor yang mempengaruhi mereka yaitu

faktor orang tua yang menginginkan anak menjadi yang mereka mau,

lingkungan, sekolah yang hanya memberikan muatan-muatan akademis

bukan membiasakan anak mempunyai jiwa entrepreneur contohnya

disekolah biasanya ada tabungan untuk siswa, kenyataannya bukan

anaknya yang menabung, melainkan orang tuanya. itu bukti bahwa orang

tua pun belum menanamkan nilai-nilai entrepreneur dalam diri anaknya,

karna jika anak tersebut sudah memiliki jiwa entrepreneur pastinya mereka

bisa mengatur uang yang sudah di berikan oleh orang tuanya artinya bisa

hemat. Contohnya lagi ketika ada anak yang berjualan di sekolah

kebanyakan dicibir oleh siswa yang lain dan dianggap rendah oleh mereka,

disitulah bisa kita lihat jiwa-jiwa entrepreneur pupus sejak dini karena

anak terbiasa diberi oleh orang tua. Timbul pertanyaan, bagaimana cara

mengatasinya? cara mengatasinya yaitu dengan pembiasaan dirumah,

sekolah, dan lingkungan yang mendukung mereka. Kurangnya kegiatan-

kegiatan entrepreneur yang menunjang kreatifitas para siswa sehingga

siswa pun sulit untuk mengekspresikan ide-ide cemerlang mereka.

Salah satu dari beberapa sekolah yang menanamkan nilai-nilai

entrepreneurship, salah satunya adalah SMPI Mentari Indonesia Bekasi

Utara. Sekolah ini mempunyai jenjang dari mulai jenjang TK, SD,sampai

SMP. Pada masing-masing jenjang memiliki program unggulan tersendiri

yaitu pada sekolah TK diberikan program unggulan yaitu bahasa inggris

dan kurikulum Islam, SD diberikan program unggulan IT dan

Page 18: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

6

entrepreneurship namun diberikan hanya pada kelas 4, 5, dan 6 saja, dan

pada SMP diberikan program unggulan entrepreneurship. Sebagaimana

diketahui SMPI Mentari Indonesia memiliki visi: menjadi lembaga

pendidikan islam berkarakter entrepreneur yang unggul dalam iman,

ilmu, akhlaq. Dan memiliki misi : menjadikan Al-Quran dan As-Sunnah

sebagai landasan kegiatan, menumbuh kembangkan jiwa entrepreneurship

yang berlandaskan keislaman dengan mengembangkan kurikulum yang

berbasis CTL (Contextual Teaching and Learning), memberikan hasil

terbaik bagi para stakeholder (yayasan, pengguna jasa, dan civitas

akademik), menggunakan multi kurikulum untuk mendukung

implementasi kualitas peserta didik yang handal, mendukung

pengembangan jalur informasi dan ilmu pengetahuan melalui koneksi

internet, menjadikan sekolah sebagai laboratorium pendidikan yang

menghasilkan hasil penelitian yang mutakhir, membangun kerjasama yang

baik dengan dinas pendidikan serta sekolah menengah di dalam dan luar

negeri.

Visi dan misi sekolah tersebut telah menggambarkan bahwa

sekolah menginginkan siswa dan siswinya memiliki karakter entrepreneur

didukung oleh misi yaitu dengan menumbuh kembangkan jiwa

entrepreneurship melalui kurikulum yang berbasis CTL( Contextual

Teaching and Learning). Oleh karena itu sekolah harus bisa mewujudkan

poin-poin yang tertuang dalam misi tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara untuk studi pendahuluan, dimana

penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI Mentari Indonesia Bekasi

Utara secara umum sudah cukup baik, karna sudah menanamkan nilai-

nilai entrepreneurship baik berada di dalam kelas kaitannya dengan

pembelajaran, maupun kegiatan diluar kelas. Akan tetapi pada

pelaksanaannya disekolah banyak kendala-kendala yang dihadapi,

terutama pada kreativitas siswa yang tidak merata, sehingga membuat

mereka kesulitan dalam mengimplementasikan apa yang mereka dapat di

Page 19: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

7

kelas ke dalam praktik. Bukan hanya itu saja, sekolah juga belum

melakukan kerja sama secara terikat dengan perusahaan atau PT seperti

halnya SMK sehingga kurangnya jaringan untuk bekerja sama. tentunya

hal tersebut mempengaruhi proses berjalannya penanaman nilai-nilai

entrepreneurship di SMPI Mentari Indonesia Bekasi Utara. Dan dalam hal

ini pastinya perlu banyak strategi yang harus dikembangkan oleh sekolah

ataupun guru dalam menanamkan nilai-nilai entrepreneurship. Meskipun

sudah cukup baik dalam menanamankan nilai-nilai entrepreneurshipnya.

Namun, tetap saja tidak luput dari masalah-masalah yang timbul dalam

menanamkan nilai-nilai tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk

meneliti lebih lanjut tentang penanaman nilai-nilai entrepreneurship di

sekolah tersebut. Dengan judul skripsi “Penanaman Nilai-nilai

Entrepreneurship di SMPI Mentari Indonesia Bekasi Utara”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas teridentifikasi beberapa masalah di bawah ini:

1. Kurang beragamnya bentuk kegiatan-kegiatan entrepreneurship dalam

menanaman nilai-nilai entrepreneurship

2. Banyak faktor baik itu faktor pendukung ataupun penghambat yang

mempengaruhi proses berjalanannya kegiatan entrepreneurship

3. Masih banyak siswa yang kreativitasnya rendah

4. Belum terjadinya kerjasama antara sekolah dengan perusahaan / pihak

luar

5. Belum optimalnya strategi yang di kembangkan oleh sekolah dalam

menanamkan nilai-nilai entrepreneurship

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi

lingkup masalah dalam penelitian ini, yakni :

Page 20: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

8

1. Strategi yang digunakan dalam menanamkan nilai-nilai

entrepreneurship di SMPI Mentari Indonesia Bekasi Utara.

2. Faktor pendukung dan faktor penghambat apa saja yang terdapat

dalam menanamkan nilai-nilai entrepeneurship di SMPI Mentari

Indonesia Bekasi Utara.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas dan untuk lebih

memperjelas permasalahan yang akan diteliti, dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi yang digunakan dalam menanaman nilai-nilai

entrepreneurship di SMPI Mentari Indonesia Bekasi Utara?

2. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam menanamkan nilai-nilai

entrepreneursip di SMPI Mentari Indonesia Bekasi Utara?

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat

berupa:

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya

ilmu pengetahuan dan pengembangan keterampilan peserta didik,

serta dapat menjadi acuan sekolah dalam menanamkan nilai-nilai

entrepreneurship guna menumbuhkan karakter yang mencerminkan

seorang entrepreneur.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam

memberikan informasi dan pemahaman kepada tenaga pendidik,

orang tua, masyarakat, dalam menanaman nilai-nilai entrepreneurship

kepada peserta didik disekolah.

Page 21: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

9

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENELITIAN YANG

RELEVAN

A. Nilai-nilai Entrepreneurship

1. Pengertian Entrepreneurship

Menurut Kementerian Pendidikan Nasional, kewirausahaan

adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu

yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang

lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu

aktif atau aktif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha

dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya.5

Menurut Novan Ardy Wiyani, entrepreneurship atau

kewirausahaan adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta

pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang

menjadi tanggung jawabnya dan selalu berorientasi kepada costumers.

Entrepreneurship dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari

seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggung

jawabnya. 6

Dalam intruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 1995 Tanggal

30 Juni tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan

Membudayakan Kewirausahaan, di kemukakan bahwa: kewirausahaan

adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam

menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya

5 Tim Pusat Kurikulum Pengembangan Entrepreneurship, Bahan Penelitian Penguatan Metodologi

Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter

Bangsa. (Jakarta:Balitbang Kemendiknas RI,2010) h. 15. 6 Novan Ardy Wiyani, Teacher Preneurship, ( Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012), h.13.

Page 22: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

10

mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produksi

baru dengan meningkatkan efesiensi dalam rangka memberikan

pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang

lebih besar. 7

Hisrich (2008:8) mendefinisikan bahwa entrepreneurship is process

of creating something new dan assuming the risk and reward, dari

definisi tersebut seorang entrepreneur harus memiliki perilaku antara

lain :(1) memiliki inisiatif yang kuat untuk sukses (2) mengalokasikan

sumberdaya yang memiliki menjadi output yang memiliki competitive

advantage (3) berani mengambil risiko dari setiap kegiatan bisnis yang

dilakukan.8

Dari beberapa pendapat dan definisi tentang kewirausahaan di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah suatu sikap

yang mencerminkan karakter wirausaha dimana dapat menciptakan

sesuatu yang bermanfaat baik untuk dirinya ataupun orang lain

disekitarnya. Dan memiliki kemauan keras untuk mewujudkan

kreatifitas, inovasi serta ide-ide baru dan merealisasikan dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan demikian seorang wirausaha dapat

memanfaatkan fasilitas ataupun sumber daya yang ada, dengan

mengolahnya dan menghasilkan sesuatu yang berbeda dari orang lain.

Sebab itulah masyarakat perlu menyadari bahwa entrepreneurship atau

kewirausahaan itu penting kiranya dikembangkan, bukan hanya

dikembangkan melainkan ditanamkan melalui nilai-nilai

entrepreneurship sejak dini, baik itu dalam lingkungan keluarga,

maupun lembaga pendidikan.

Dalam Islam pun entrepreneurship diajarakan oleh para

Rosulullah, pada dasarnya nafkah terbaik adalah nafkah yang

7 Eman Suherman, Desain Pembelajaran Kewirausahaan, ( Bandung: Alfa Beta, 2010 ), h. 6.

8 Willy Arafah, Esensi Lingkungan Bisnis & Entrepreneurship, ( Jakarta:Universitas Trisakti,

2010), h. 7.

Page 23: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

11

didapatkan dari hasil usahanya sendiri. Nafkah yang halal dan baik,

baik berupa makanan ataupun pakaian.

بي صلى هللا عليه وسلم عن الن عن المقدام بن معديكرب

ه, وان قال:ما اكل احدطعاما قط خيرا من ان يأكل من عمل يد

الم كان يأكل من عمل يد ه هللا داود عليه الس .نبي

Dari Miqdam bin Ma’dikariba Radhiyallahu 'anhu, dari Nabi

Shallallahu 'alaihi wa salam, ia berkata: “Tidaklah seseorang makan

makanan yang lebih baik daripada hasil usahanya sendiri, sedang Nabi

Daud Alaihissalam juga makan dari hasil usahanya sendiri”. [HR

Bukhari]

Islam telah memotivasi pengikutnya untuk bekerja, berkarya,

dan berusaha dengan serius, dengan tetap memperhatikan ketentuan-

ketentuan syariat Allah swt.

2. Karakteristik Entrepreneur

Karakter terdiri atas nilai-nilai operatif, nilai-nilai yang

berfungsi dalam praktek. Karakter mengalami pertumbuhan yang

membuat suatu nilai menjadi budi pekerti, sebuah watak batin yang

dapat diandalkan dan digunakan untuk merespon berbagai situasi

dengan cara yang bermoral. Ketika kita berfikir tentang jenis karakter

yang kita inginkan bagi anak kita, jelas bahwa kita ingin agar mereka

mampu menilai hal yang baik dan buruk, sangat peduli pada hal yang

benar, dan melakukan apa yang menurut mereka benar bahkan di saat

mereka dihadapkan pada tekanan dari luar dan godaan dari dalam. 9

Wirausaha adalah orang-orang yang memiliki kemampuan

melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan

berbagai sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil tindakan yang

tepat, mengambil profit, serta memiliki karakter dan kemauan untuk

mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif

meraih sukses. Intinya, seorang wirausaha adalah orang-orang yang

9 Thomas Lickona, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan

Baik, ( Bandung: Nusa Media, 2013), h 72.

Page 24: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

12

memiliki karakter kewirausahaan dan mengaplikasikan hakikat

kewirausahaan dalam hidupnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah

orang-orang yang memiliki jiwa kreatifitas dan inovasi yang tinggi

dalam hidupnya.

Ada tujuh karakter seorang wirausaha yang merupakan sifat

unggul, yakni: percaya diri, orisinalitas, berorientasi manusia,

berorientasi pada hasil kerja, berorientasi pada masa depan,

berorientasi pada prestasi, berani ambil risiko.

a. Percaya diri

Seorang wirausaha haruslah memiliki sifat percaya diri

yang tercermin dari sikap yakin dan optimis, mandiri,

kepemimpinan, dan dinamis.

b. Orisinalitas

Seorang wirausaha haruslah memiliki sifat-sifat orisinalitas

yang tercermin dari sikap kreatif, inovatif, inisiatif/proaktif.

c. Berorientasi manusia

Sikap-sikap pada manusia tercermin dari sifat dan tindakan

sifat suka bergaul dengan orang lain, komitmen, responsif terhadap

saran dan kritik.

d. Berorientasi pada hasil kerja

Sikap-sikap berorientasi pada hasil kerja dapat dilihat dari

sifat dan tindakan ingin berprestasi, berorientasi keuntungan,

teguh, tekun, dan kerja keras, penuh semangat dan energi.

e. Berorientasi pada masa depan

Karakter ini terdiri dari sifat pandangan kedepan,

ketajaman persepsi.oleh sebab itu seorang wirausaha harus

memiiki visi dan tujuan yang jelas.

f. Berorientasi pada prestasi

Seorang wirausaha yang sukses selalu mengejar prestasi

yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk,

Page 25: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

13

pelayanan yang diberikan serta kepuasan pelanggan menjadi

perhatian utama.

g. Berani mengambil resiko

Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang

wirausaha kapan pun dan di tempat mana pun, baik dalam bentuk

uang, maupun waktu.10

Dari ketujuh karakter diatas mencerminkan sifat seorang

entrepreneur, dimana karakter entrepreneur ini bisa kita ajarkan

atauoun tanamkan kepada anak didik sejak dini agar mereka bisa

percaya diri dalam menunjukkan keahlian mereka, kreatif dalam

menciptakan ide baru, dapat berkomitmen dan bergaul baik dengan

orang lain, penuh kerja keras, memiliki tujuan yang jelas,

mengutamakan prestasi, dan berani mengambil resiko yang

dihadapi.

Menurut M.Scarborough dan Thomas W. Zimmer terdapat

8 karakteristik kewirausahaan yang meliputi hal-hal sebagai

berikut:

a. Rasa tanggung jawab ( desire for responsibility). Yaitu

meliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang

dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa tanggung

jawab akan selalu berkomitmen dan wawas diri.

b. Memilih risiko yang moderat (preference for moderate

risk) yaitu lebih memilih resiko yang moderat, artinya

selalu menghindari resiko, baik yang terlalu rendah

maupun terlalu tinggi.

c. Percaya diri terhadap kemampuan sendiri ( confidence

in their ability to succes) yaitu memiliki kepercayaan

diri atas kemampuan yang dimilikinya untuk

memperoleh kesuksesan.

d. Menghendaki umpan balik segera(desire for immediate

feedback) yaitu selalu menghendaki adanya umpan

balik dengan segera, ingin cepat berhasil.

e. Semangat dan kerja keras ( high level of energy), yaitu

memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan

keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

10

Wiyani., op. Cit., h. 39.

Page 26: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

14

f. Berorientasi ke depan (future orientation), yaitu

berorientasi masa depan dan memiliki perspektif dan

wawasan jauh ke depan.

g. Memiliki keterampilan berorganisasi (skill at

organizing), yaitu memiliki keterampilan dalam

mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan

nilai tambah.

h. Menghargai prestasi (value of achievement over

money), yaitu lebih menghargai prestasi daripada

uang.11

Dari 8 karakteristik tersebut kita dapat mengetahui

karakteristik seperti apakah yang dimiliki seorang wirausaha dalam

menjalankan kehidupan sehari-hainya.

Terdapat konsep 10 D dari Bygrave yaitu menggambarkan

beberapa karaktereristik dari wirausahaan yang berhasil memiliki

sifat-sifat yang dikenal dengan istilah 10 D Bygrave, 1994:5)

a. Dream, seorang wirausaha mempunyai visi bagaimana

keinginannya terhadap masa depan pribadi dan

bisnisnya yang paling penting adalah mempunyai

kemampuan untuk mewujudkan impiannya tersebut.

b. Decisiveness, seorang wirausaha adalah orang yang

tidak bekerja lambat. Mereka membuat keputusan

secara cepat dengan penuh perhitungan.

c. Doers, begitu seorang wirausaha membuat keputusan

maka dia langsung menindak lanjutinya.

d. Determination, seorang wirausaha melaksanakan

kegiatannya dengan penuh perhatian. Rasa tanggung

jawabannya tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun

dia dihadapkan pada halangan atau ringtangan yang

tidak mungkin diatasi.

e. Dedication, dedikasi seorang wirausaha terhadap

bisnisnya sangat tinggi, kadang-kadang dia

mengorbankan hubungan kekeluargaan, melupakan

hubungan dengan keluarganya untuk sementara.

f. Devotion, devotion berarti kegemaran atau kegila-

gilaan. Demikian seorang wirausaha mencintai

bisnisnya dia mencintai pekerjaan dan produk yang

dihasilkannya.

11

Suryana, Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses, ( Jakarta: Salemba Empat, 2006),

h.23.

Page 27: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

15

g. Details, seorang wirausaha sangat memperhatikan

faktor-faktor kritis secara rinci. Dia tidak mau

mengabaikan faktor-faktor kecil tertentu yang dapat

menghambat kegiatan usahanya.

h. Destinity, seorang wirausaha bertanggung jawab

terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya.

i. Dollars, wirausahaan tidak sangat mengutamakan

mencapai kekayaan. Motivasinya bukan memperoleh

uang. Akan tetapi uang dianggap sebagai ukuran

kesuksesan bisnisnya.

j. Distribute, seorang wirausaha bersedia

mendistribusikan kepemilikan bisnisnya terhadap

orang-orang kepercayaannya.12

Terdapat pula ciri-ciri atau karakteristik seorang entrepreneur

menurut penulis dapat terangkum dalam rumusan akronim EMAN

SUHERMAN dan disebut dengan konsep Kang Eman yaitu:

a. Energik

b. Modern

c. Antisipatif

d. Naturalitatif

e. Smart

f. Urgent

g. Humanity

h. Empaty

i. Rasional

j. Motivation

k. Attention

l. Need

Apabila konsep tersebut sudah tertanam dalam jiwa dan sudah

dilakukan oleh seorang wirausaha, maka yang bersangkutan akan

disiplin, aktif, kreatif, inovatif, dan produktif.

Jika telah terlaksana akan dapat menumbuhkan karakteristik

utama yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha, yang berdasarkan

kajian dari berbagai sumber terdiri atas: mandiri dan jujur, mempunyai

profesionalisme bisnis, disiplin, inisiatif, kreatif, dan inovatif,

berorientasi pada prestasi dan masa depan, ulet, optimis dan

12

Buchari Alma, Kewirausahaan, ( Bandung: Alfabeta, 2011), h.57.

Page 28: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

16

bertanggung jawab, enerjik dan mampu beradaptasi dengan

lingkungan sosial, terampil dalam pengorganisasian, mempunyai

perencanaan yang realistik dan objektif, berani mengambil risiko

melalui integrasi pribadi yang antisipatif, senang dan mampu

menghadapi tantangan, memiliki teknik produksi 13

Dari pendapat-pendapat di atas, terdapat beberapa kesamaan

karakteristik wirausaha yang dikemukakan oleh para ahli yaitu seperti:

percaya diri, berorientasi pada masa depan, bertanggung jawab,

menghargai prestasi, berani mengambil risiko, umpan balik. Semua

karakteristik ini yang tertanam dalam jiwa wirausaha dalam

menjalankan usaha-usaha mereka, dengan mengetahui karakteristik

seorang wirausaha kita dapat meniru ataupun mengaplikasikannya

dalam kehidupan sehari-hari. Dan perlu kiranya lembaga pendidikan

dapat membangun karakteristik wirausaha ini untuk bisa di tanamkan

kepada peserta didik disekolah. Karakter wirausaha di awali dengan

penanaman nilai-nilai terlebih dahulu, karna karakter tidak diwariskan

tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan hari demi hari

melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi

tindakan. dan membangun karakter manusia itu merupakan suatu

proses yang tiada pernah berhenti.

Karakteristik wirausahawan dapat ditumbuhkan melalui

penerapan nilai-nilai kewirausahawan di lingkungan sekolah. Setiap

warga sekolah mulai dari pimpinan, guru, karyawan dan peserta didik

harus konsisten terhadap karakteristik wirausaha menjadi perilaku

kehidupan sehari-hari. Sehingga dengan demikian pada akhirnya

peserta didik akan terbiasa dengan pola kehidupan yang sesuai dengan

karekteristik wirausaha.

13

Suherman, op. Cit., h. 12.

Page 29: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

17

Upaya yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan jiwa

wirausaha melalui budaya sekolah, yaitu dengan cara memasukkan

nilai-nilai karakteristik wirausaha kedalam peraturan yang berlaku di

sekolah. Peraturan yang dibuat harus melibatkan semua komponen

yang ada di sekolah, serta mengkomodasi kepentingan stakeholder

demi kemajuan sekolah, sehingga peraturan itu sudah mengalami uji

materiil dari seluruh warga sekolah dan diakui keberadaanya.

Peraturan tersebut meliputi (1) tata tertib peserta didik, (2) kode

etik guru dan karyawan, dan (3) peraturan lain yang mengatur

terhadap siapa saja yang pada saat itu berada di lingkungan sekolah.

Dalam upaya menerapkan peraturan yang berlaku di sekolah,

maka perlu dilakukan langkah-langkah (1) sosialisasi peraturan,

kegiatan ini dilakukan agar semua warga sekolah dan stakeholder

mengetahui bahwa di sekolah telah diterapkan peraturan. Bentuk

sosialisasinya bisa melalui ceramah, brosur, pemasangan di tempat

strategis di lingkungan sekolah, (2) pelaksanaan, (3) pengawasan, dan

(4) pemberian funishmen dan reward.14

3. Tujuan Entrepreneurship

Tujuan kewirausahaan ialah mencetak wirausaha yang kreatif

dalam artian individu yang memiliki kreativitas yang tinggi dalam

melaksanakan kegiatan hidupnya kelak, khususnya di dunia usaha atau

profesi lainnya. pada dasarnya tujuan pembelajaran kewirausahaan

diantaranya harus memuat hal-hal yang berhubungan dengan

pemahaman terhadap konsep kewirausahaan, pembentukkan jiwa

wirausaha, pengembangan diri, teknik-teknik berwirausaha, aspek

manajemen bisnis, pemasaran, penjualan, dan teknik optimalisasi

risiko, kreatifitas, inovasi, kepemimpinan, komunikasi, langkah-

14

Siti Fatimah, “Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Muda Dalam Pembelajaran Ekonomi”,Jurnal

Pendidikan dan Kajian Sejarah. Vol. 3 no 4 Agustus 2013. h. 15.

Page 30: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

18

langkah memasuki dunia usaha, dasar-dasar ilmu ekonomi,

pengembangan usaha, studi kelayakan, dan etika bisnis. 15

Berdasarkan dari tujuan pembelajaran kewirausahaan yang

telah dikemukakan dapat diketahui bahwa tujuan tersebut pada

dasarnya mengarah pada kewirausahaan, dilihat dari sisi bisnis atau

usaha dalam arti sempit, yakni membuat, memasarkan dan menjual

produk guna mendapatkan keuntungan finansial. Jadi, tujuan

pembelajaran kewirausahaan hendaknya dapat memberikan bekal bagi

peserta didik melalui tiga dimensi yaitu aspek managerial skill,

production technical skill, dan personality develovmental skill. Dari

ketiga hal utama tersebut intinya ialah menanamkan sikap dan

semangat mandiri serta kemampuan kerjasama dan tertanamnya

paradigma wirausaha.

Jadi berdasarkan paparan diatas tujuan dari kewirausahaan

adalah mencetak, menciptakan individu yang memiliki kreativitas

tinggi agar individu-individu tersebut mempunyai bekal kreatifitas

untuk masa depan mereka. Kreativitas yang mereka dapat disekolah

dapat mereka kembangkan dalam keseharian mereka, jadi, bukan

hanya pengetahuan yang mereka dapat disekolah tetapi juga

mendapatkan bekal ketika mereka sudah lulus nanti.

4. Nilai-nilai Dasar Entrepreneurship

Berdasarkan pengertian dan karakteristik wirausaha terdapat

nilai-nilai entrepreneurship yang seharusnya dimiliki oleh peserta

didik. Nilai-nilai yang dikembangkan di sekolah dan ditanamkan

dalam diri peserta didik adalah nilai-nilai yang menunjukkan ciri-ciri

seorang entrepreneur. Banyak para ahli yang memberikan masukan

terkait dengan nilai-nilai sesuai dengan prioritas keutuhannya. Tetapi,

sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, ada tujuh belas

15

Suherman, op. Cit., h. 20.

Page 31: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

19

nilai pokok yang harus dikembangkan di sekolah. Nilai-nilai yang

dimaksud ialah: mandiri, kreatif, berani mengambil risiko, berorientasi

pada tindakan, kepemimpinan, kerja keras, jujur, disiplin, inovatif,

tanggung jawab, kerja sama, pantang menyerah, komitmen, realistis,

rasa ingin tahu, komunikatif, motivasi kuat untuk sukses.

Nilai-nilai tersebut dikembangkan secara bertahap. Tahap

pertama, mengembangkan 6 (enam) nilai terlebih dahulu, yaitu:

mandiri, kreatif, berani mengambil risiko, berorientasi pada tindakan,

kepemimpinan, dan kerja keras. Setelah itu, baru dikembangkan nilai-

nilai tersebut, sesuai dengan harapan guru, kepala sekolah, ataupun

masyarakat. 16

Hal ini bukan berarti membatasi penanaman nilai-nilai bahwa

semua sekolah secara seragam menginternalisasikan enam nilai-nilai

kewirausahaan tersebut, namun setiap jenjang satuan pendidikan dapat

menginternalisasikan nilai-nilai entrepreneurship yang lain secara

mandiri sesuai dengan kebutuhan sekolah. Di samping enam nilai

pokok entrepreneurship, pada jenjang pendidikan tertentu sekolah juga

perlu diimplementasikan konsep dan keterampilan (skill)

kewirausahaan yang akan diimplementasikan pada setiap jenjang

pendidikan berbeda kedalaman dan keluasannya. Konsep dan

keterampilan kewirausahaan yang akan diimplementasikan pada

jenjang pendidikan menengah kejuruan.17

Jadi, nilai-nilai dasar entrepreneurship di tanamkan secara

bertahap dan sesuai dengan jenjang pendidikannya serta kebutuhan

sekolah tersebut dan tidak serta merta secara langsung dilaksanakan

sekaligus oleh satuan pendidikan.

16

Barnawi & Mohammad Arifin, School Preneurship, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012), h. 65. 17

Agung Kuswantoro, Teaching Faktory, ( Yogyakarta: Graha Media, 2014), h. 38.

Page 32: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

20

B. Urgensi Penanaman Nilai-nilai Entrepreneurship dalam Dunia

Pendidikan

1. Pengembangan Nilai Entrepreneurship dalam Pendidikan

Pengembangan nilai entrepreneurship dalam pendidikan

merupakan sebuah inovasi yang harus dikembangkan oleh lembaga

pendidikan dimana sekolah dapat membangun atmosfer

entrepreneurship agar peserta didik menyukai tantangan, kreatif,

inovatif, dan memiliki keberanian dalam mengambil atau mengelola

risiko. Pengembangan nilai entrepreneurship dikembangkan di

sekolah dan ditanamkan dalam diri peserta didik adalah nilai-nilai

yang menunjukkan ciri seorang entrepreneur.

Peserta didik sangat membutuhkan rangsangan positif untuk

mengembangkan prinsip-prinsip entrepreneurship yang sangat

dibutuhkan di masa depannya. Sejak TK, hendaknya peserta didik

mulai diajarkan kreativitas dan kemandirian. Pendidikan yang

memiliki atmosfer entrepreneurship akan memunculkan peluang hidup

yang lebih baik bagi para lulusannya. Lulusan sekolah akan memiliki

karakter mandiri sehingga mampu mengelola diri sendiri untuk

menghadapi lingkungan yang penuh kompetitif. Oleh karena itu,

sudah saatnya semua sekolah di indonesia mentransformasi diri

menjadi sekolah entrepreneurship agar harapan dan kebutuhan

stakeholder terpenuhi.18

Pendidikan entrepreneurship (entrepreneurship education/EE )

adalah aktivitas yang bertujuan untuk membangun minsets, sikap dan

keterampilan berentrepreneur dan mencakup aspek-aspek pemunculan

ide, inovasi, pengembangan dan gagasan untuk memulai. Singkatnya,

inti dari pendidikan entrepreneurship di dalam institusi pendidikan

18

Arifin, op cit. h. 57.

Page 33: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

21

adalah training entrepreneur. Entrepreneurship hanya dapat

berkembang di sebuah masyarakat dengan norma-norma budaya yang

membolehkan beragam hal pilihan hidup. Ini menjadi dasar dan

prinsip utama untuk mengembangkan pendidikan entrepreneurship di

dunia pendidikan. Jadi, pendidikan entrepreneurship hanya bisa

berjalan apabila institusi tersebut memberikan peluang, memfasilitasi

dan meng-guide peserta didik untuk memilih jalan hidupnya sendiri.

Jika syarat ini tidak ada, maka mustahil pendidikan entrepreneurship

bisa dilakukan di dunia pendidikan.19

Pengembangan metodologi pendidikan yang membangun

manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha. Dalam

mendukung pengembangan ekonomi kreatif (PEK) tahun 2010-2014,

yakni pengembangan kegiatan ekonomi berdasarkan pada kreativitas,

keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan

daya cipta individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada

kesejahteraan masyarakat indonesia perlu dirumuskan kebijakan

pengintegrasian aspek yang menumbuhkan jiwa kreatif, inovatif,

sportif dan wirausaha dalam metodologi pendidikan. Pengembangan

metodologi pendidikan ini dilakukan melalui kebijakan-kebijakan

sebagai berikut:

a. Melakukan kajian dan penyempurnaan kurikulum pendidikan dan

pelatihan agar lebih berorientasi pada pembentukan kreativitas dan

kewirausahaan peserta didik sedini mungkin.

b. Meningkatkan kualitas pendidikan nasional yang mendukung

penciptaan kreativitas dan kewirausahaan pada peserta didik sedini

mungkin.

c. Menciptakan akses pertukaran informasi dan pengetahuan ekonomi

kreatif antar penyelenggara pendidikan.

d. Peningkatan jumlah dan perbaikan kualitas dan lembaga

pendidikan dan pelatihan formal dan informal yang mendukung

penciptaan insan kreatif dalam pengembangan ekonomi kreatif.

e. Menciptakan keterhubungan dan keterpaduan antara lulusan

pendidikan tinggi dan sekolah menengah kejuruan yang terkait

dengan kebutuhan pengembangan ekonomi kreatif.

f. Mendorong para wirausahawan sukses untuk berbagi pengalaman

dan keahlian di institusi pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi

dalam pengembangan ekonomi kreatif.

19

Herni Ali, dkk., Teologi Entrepreneurship, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta,2010) , cet. I, h. 65.

Page 34: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

22

g. Fasilitas pengembangan jejaring dan mendorong kerja sama antar

insan kreatif indonesia di dalam dan luar negeri. 20

Jadi dengan mengembangkan nilai entrepreneurship ataupun

mengembangkan pendidikan entrepreneursip akan memberikan nilai

tambah bagi lembaga pendidikan yang mengembangkannya, karna

dengan mengembangkan nilai entrepreneurship kepala sekolah dan

guru dapat menanamkan nilai-nilai entrepreneurship yang jika di

tanamkan kepada siswa akan membantu pembentukan karakter

seorang entrepreneur dimana siswa menyukai tantangan, kreatif,

inovatif, dan memiliki keberanian dalam mengambil atau mengelola

risiko.

2. Keberhasilan Penanaman Nilai Entrepreneurship

Setiap saat, dunia pendidikan selalu menjadi sasaran

tembak bagi ketidakpuasan masyarakat atas hasil prosesnya. Hal

ini dapat kita temukan disetiap akhir pembelajaran ataupun setelah

anak didik dinyatakan tamat pembelajaran dan lulus ujian. Anak-

anak memasuki dunia kehidupan di masyrakat sehingga mereka

dituntut untuk dapat menjaga eksistensi dirinya dengan

kemampuan yang didapatkan dari proses pendidikan dan

pembelajaran. Akan tetapi, yang dihadapi oleh masyarakat

sungguh sangat berlainan dengan kenyataan. Anak-anak belum

dapat memenuhi keinginan masyarakat, apalagi kebutuhan

masyarakat atas sosok-sosok yang mampu berperan untuk

peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.

Seperti kita ketahui bersama, salah satu hal yang menjadi

cerminan atas ketidakberhasilan proses pendidikan ini anggapan

masyarakat adalah tidak terserapnya lulusan sekolah dalam dunia

pekerjaan. Masyarakat melihat bahwa banyak anak-anak yang lulus

20

Najib Sulhan,Pengembangan Karakter Dan Budaya Bangsa, ( Surabaya: Jaring Pena, 2011) , h.

13.

Page 35: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

23

dari sekolah tidak mampu melakukan sesuatu yang bermanfaat

bagi dirinya, apalagi untuk masyarakat. Akibatnya, banyak anak-

anak yang menjadi pengangguran terdidik di masyarakat. Hal ini

oleh masyarakat dianggap sebagai proses yang sia-sia. Proses

pendidikan dijalani oleh anak didik, mulai dari sekolah dasar

hingga sekolah lanjutan atas, ternyata belum mampu menjadikan

anak-anak sebagai sosok yang mampu menangani kegiatan hidup

secara ekonomis.

Tentunya, kita tidak menyalahkan masyarakat, tetapi juga

tidak dapat menghakimi sekolah sebagai institusi pendidikan yang

gagal menajalankan perannya. Dalam konteks ini, kita harus dapat

berpikir dan bertindak bijak sebab proses pendidikan merupakan

tanggung jawab dan kewajiban bersama. Dengan demikian, ketika

proses pendidikan dan pembelajaran dianggap mengalami

kegagalan, seharusnya bukan hanya guru dan sekolah yang

menjadi kambing hitam kesalahan proses. Untuk itulah, kita perlu

melakukan repersepsi dan rekonstruksi, bahkan reorientasi

terhadap proses pendidikan terkait dengan kebutuhan masyarakat.

21

Jadi, keberhasilan pendidikan dalam pandangan masyarakat

itu adalah ketika siswa telah menyelesaikan pendidikannya dan

dapat mengimplementasikan ilmunya dimasyarakat sesuai dengan

kebutuhan masyarakat tersebut. Sehingga proses pendidikan

terlihat hasilnya setelah menyelesaikan pendidikannya.

Keberhasilan program pendidikan kewirausahaan dapat

diketahui melalui pencapaian kriteria oleh peserta didik, guru, dan

juga kepala sekolah yang antara lain meliputi:

a. Peserta didik 21

Mohammad Saroni, Mendidikan & Melatih Entrepreneur Muda, ( Jogjakarta: Ar-ruzz Media,

2012), h. 143.

Page 36: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

24

Memiliki kemandirian yang tinggi, memiliki kreatifitas

yang tinggi, berani mengambil resiko, berorientasi pada

tindakan, memiliki karakter pekerja keras, memahami konsep-

konsep kewirausahaan, memiliki keterampilan berwirausaha di

sekolahnya, khususnya mengenai kompetensi kewirausahaan.

b. Kelas

Lingkungan kelas yang dihiasi dengan hasil kreatifitas

peserta didik, Pembelajaran kelas yang diwarnai dengan

keaktifan peserta didik, lingkungan kelas yang mampu

menciptakan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang sesuai

dengan nilai-nilai kewirausahaan yang di implementasikan

c. Sekolah

Guru mampu memberikan keteladanan terhadap

penanaman nilai-nilai kewirausahaan kepada peserta didik

terutama enam nilai pokok kewirausahaan, guru mampu

merancang pembelajaran yang terintegrasi nilai-nilai

kewirausahaan, Guru mampu memahami konsep-konsep

kewirausahaan, Guru memiliki keterampilan kewirausahaan,

kepala sekolah mampu menciptakan kreativitas dan inovasi

yang bermanfaat bagi pengembangan sekolah/madrasah.22

Dari paparan diatas, di simpulkan bahwa kreteria

keberhasilan program pendidikan kewirausahaan diketahui

melalui peserta didik, kelas, sekolah, dan guru. Indikator

keberhasilan lembaga non profit yakni pendidikan tidak dapat

diukur seperti halnya organisasi profit melalui produk yang

dihasilkannya. Organisasi non profit pendidikan tidak mudah

di ukur. Indikator keberhasilan pendidikan terletak bagaimana

stakeholder pendidikan puas atas produk yang dihasilkannya.

Produk pendidikan berupa kompetensi lulusan atau out put

yang berkualitas dan dibutuhkan masyarakat. 23

22

Tim Pusat Kurikulum Pengembangan Entrepreneurship, op. Cit., h. 12. 23

Supriyoko, ki.” Mempersiapkan Generasi Indonesia Emas Melalui Madrasah” , Makalah

Disampaikan Pada Seminar Nasional Bertema Profesional Learning Untuk Indonesia Emas.

Auditorium Prof. Harun Nasution, Jakarta, 28 Mei 2015. h. 8.

Page 37: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

25

3. Strategi Penanaman Nilai Entrepreneurship

Nilai-nilai entrepreneurship dapat di tanamkan ataupun

diintegrasikan menggunakan beberapa strategi yang dapat

dilakukan oleh masyarakat sekolah. Pengintegrasian diawali

dengan mengkaji standar kompetensi lulusan dan standar isi pada

satuan pendidikan dalam rangka pemetaan nilai-nilai dan

kompetensi lulusan terkait dengan pendidikan entrepreneurship.

Setelah mengetahui nilai-nilai entrepreneurship yang akan di

integrasikan, kemudian diinfuskan kedalam mata pelajaran, proses

pembelajaran, kegiatan ekstrakulikuler, pengembangan diri, kultur

sekolah dan muatan lokal.

Pendidikan entrepreneurship bertujuan untuk membentuk

insan indonesia yang secara utuh memiliki pemahaman dan

keterampilan sebagai seorang entrepreneur. Pendidikan

entrepreneurship harus diterapkan oleh seluruh warga sekolah, baik

itu oleh kepala sekolah, guru, staf sekolah maupun oleh peserta

didik. Nilai-nilai entrepreneurship perlu diintegrasikan ke dalam

kurikulum dengan memperhatikan jenis-jenis kegiatan di sekolah

yang dapat merealisasikan pendidikan entrepreneurship,

pengintegrasian nilai-nilai entrepreneurship yaitu sebagai berikut:

a. Integrasi ke dalam mata pelajaran

Nilai-nilai entrepreneurship diinternalisasikan ke dalam

pembelajaran sehingga diperoleh kesadaran, terbentuknya

karakter entrepreneur, dan pembiasaan dalam tingkah laku

sehari-hari. Semua mata pelajaran mempunyai peluang yang

sama untuk menerima nilai-nilai tersebut.

Pelaksanaannya integrasi melewati tahap perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Pada tahap

perencanaan, dilakukan dengan cara mengadaptasi silabus dan

Page 38: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

26

RPP dengan menambahkan pada materi, langkah-langkah, dan

penilaian terhadap nilai-nilai entrepreneurship. Prinsip

pembelajarannya ialah mengusahakan peserta didik dapat

menerima, merespons, menilai pilihan, menentukan pendirian,

dan menginternalisasikan nilai-nilai entrepreneurship menjadi

karakter.

b. Integrasi ke dalam kegiatan ekstrakulikuler

Kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan pendidikan yang

berada di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling.

Tujuannya adalah untuk membantu pengembangan peserta

didik sesuai dengan bakat, minat, dan potensi, serta tumbuhnya

kemandirian yang berguna untuk diri sendiri, keluarga, dan

masyarakat. Contoh kegiatan yang dapat diberi muatan

entrepreneurship adalah seni budaya, pramuka, olahraga,

koperasi, dan lain-lain. Dalam mengikuti kegiatan

ekstrakuikuler kewirausahaan harus sudah mengikuti mata

pelajaran kewirausahaan.

c. Pengembangan diri

Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar

mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah.

Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan

karakter atau kepribadian, termasuk karakter entrepreneur.

Dilakukan melalui kegiatan bimbingan dan konseling berkenaan

dengan masalah pribadi, sosial, belajar, pengembangan karier

dan kegiatan ekstrakulikuler. Pengembangan diri secara khusus

bertujuan untuk mengembangkan bakat, minat, potensi,

kreativitas, kebiasaan, keagamaan, kemampuan belajar, kegiatan

sosial, wawasan dan perencaaan karir, kemampuan pemecahan

masalah dan kemandirian.

Page 39: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

27

Kegiatan pengembangan diri dapat dibedakan menjadi

kegiatan terprogram dan kegiatan tidak terprogram. Kegiatan

terprogram adalah kegiatan yang direncanakan secara khusus

dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan

kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram adalah kegiatan

yang tidak rencanakan secara khusus dan dilaksanakan langsung

oleh pendidikan dan tenaga pendidikan serta diikuti oleh seluruh

peserta didik.

Dalam program pengembangan diri, perencanaan dan

pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dapat dilakukan

memalui pengeintegrasian kedalam kegiatan sehari-hari

disekolah misalnya kegiatan “business day” (bazar, karya

peserta didik, dll).24

d. Perubahan pembelajaran dari teori ke praktik berwirausaha

Perubahan pembelajaran dari teori ke praktik berwirausaha

diarahkan pada pencapaian tiga kompetensi yang meliputi

penanaman karakter entrerpreneur, pemahaman konsep, dan skill.

Bobot kompetensi karakter dan skill entrepreneur lebih besar

dibandingkan dengan pemahaman konsep.

Pembelajaran entrepreneurship diharapkan mampu

membentuk karakter entrepreneur yang mantap dalam diri peserta

didik. Selain itu, pembelajaran entrepreneurship juga diharapkan

dapat membentuk peserta didik yang terampil dalam

mengimplementasikan ide-ide kreatif yang keluar dari karakter

entrepreneur. Oleh karena itu, model pembelajaran

entrepreneurship hendaknya dapat memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk aktif dalam menginternalisasikan

nilai-nilai entrepreneur melalui pelaksanaan tugas-tugas mendiri.

24

http://www.google.com/amp/s/akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/06/29/konsep-kewirausahaan-dan-pendidikan-kewirausahaan/amp/. diakses 21:53 WIB, 01/12/2016.

Page 40: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

28

Salah satu model pembelajaran entrepreneurship yang dapat

membentuk karakter dan perilaku entrepreneur ialah model

project-based learning yaitu model pembelajaran yang berfokus

pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip utama (central) dari suatu

disiplin, melibatkan peserta didik dalam kegiatan pemecahan

masalah dan tugas-tugas bermakna lainnya, memberi peluang

peserta didik bekerja secara otonom mengkonstruksi belajar

mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya

peserta didik bernilai dan realistik.25

e. Integrasi ke dalam buku ajar

Pendidikan entrepreneurship dapat diintegrasikan ke dalam

buku ajar baik dalam pemaparan materi, tugas maupun dalam

evaluasi. Jadi, guru harus kreatif memadukan nilai-nilai

entrepreneurship ke dalam buku ajar.

f. Integrasi ke dalam kultur sekolah

Budaya sekolah/madrasah merupakan sesuatu yang dibangun

dari hasil pertemuan antara nilai-nilai (value) yang dianut oleh

kepala sekolah/madrasah sebagai pemimpin dengan nilai-nilai yang

dianut oleh guru-guru dan para karyawan yang ada dalam

sekolah/madrasah tersebut. Nilai-nilai tersebut dibangun oleh

pikiran-pikiran manusia yang ada dalam sekolah/madrasah.

Pertemuan pikiran-pikiran manusia tersebut kemudian

menghasilkan apa yang disebut dengan “pikiran organisasi” (

Kasali, 2006). Dari pikiran organisasi itulah kemudian muncul

dalam bentuk nilai-nilai yang diyakini bersama, dan kemudian

nilai-nilai tersebut akan menjadi bahan utama pembentukan budaya

sekolah/madrasah. Dari budaya tersebut kemudian muncul dalam

berbagai simbol dan tindakan yang kasat indra yang dapat diamati

dan dirasakan dalam kehidupan sekolah/madrasah sehari-hari. 26

Ketika nilai-nilai entrepreneurship sudah menjadi kultur sekolah

maka hal ini menjadi indikator keberhasilan pendidikan

entrepreneurship. Kultur sekolah adalah suasana kehidupan sehari-

hari di sekolah di mana ada interaksi antarwarga sekolah dengan

masyarakat. Warga sekolah saling berinteraksi dengan

25

Barnawi & Mohammad Arifin, School Preneurship, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012), h. 133. 26

Muhaimin dkk., Manajemen Pendidikan Aplikasinya Dalam Penyusunan Rencana

Pengembangan Sekolah/Madrasah, ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 48.

Page 41: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

29

menggunakan prinsip kejujuran, komitmen, tanggung jawab,

optimis, kreatif, dan lain-lain.

Kemajuan suatu sekolah sangat ditentukan oleh budaya sekolah

yang tertanam dalam setiap diri warga sekolah. Hal ini cukup

beralasan karena budaya sekolah yang mengandung kekuatan yang

dapat menggerakkan kehidupan sekolah. Budaya sekolah

mengarahkan pikiran, ucapan, dan tindakan seluruh warga sekolah.

Budaya sekolah yang terkonsep dengan baik sesuai dengan tujuan

sekolah memiliki nilai strategis, daya ungkit untuk berprestasi

sekaligus mengantarkan warga sekolah pada gerbang kesuksesan.

Namun, apabila budaya sekolah tidak dikelola dengan baik,

dibiarkan liar begitu saja justru membahayakan keberlangsungan

hidup sekolah.27

Tidak mudah menumbuhkan budaya atau semangat

entrepreneurship di dalam diri seseorang. Oleh sebab itu diperlukan

strategi-strategi jitu di antaranya adalah:

1) Melalui komitmen pribadi

Jiwa entrepreneur ditandai dengan adanya komitmen

pribadi untuk dapat mandiri, mencapai sesuatu yang

diinginkan, menghindari ketergantungan pada orang lain, agar

lebih produktif dan untuk memaksimalkan potensi diri.

2) Lingkungan dan pergaulan yang kondusif

Dorongan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dapat

berasal dari lingkungan pergaulan teman, famili, sahabat,

karena mereka dapat berdiskusi tentang ide wirausaha, masalah

yang dihadapi dan cara–cara mengatasinya. Sehingga

mempunyai semangat, kemampuan dan pikiran untuk

menaklukan cara berpikir lamban dan malas.

27

Barnawi & Mohammad Arifin, Mengelola Sekolah Berbasis Entrepreneurship, ( Jogjakarta: Ar-

ruzz Media, 2013), h. 67.

Page 42: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

30

3) Pendidikan dan pelatihan

Keberanian untuk membentuk jiwa entrepreneur juga

didorong oleh guru atau dosen disekolah atau lembaga

pelatihan. Mereka memberikan mata pelajaran entrepreneurship

yang praktis dan menarik sehingga membangkitkan minat

siswa untuk berentrepreneurship (berwirausaha).

4) Keadaaan terpaksa

Banyak orang yang sukses karena dipaksa oleh keadaan.

Mungkin pada awalnya tujuannya hanya untuk memenuhi

kebutuhannya. Tetapi karena usahanya yang keras, tidak

gampang menyerah dan berputus asa, sehingga akhirnya

menjadi entrepreneur yang sukses.

5) Proses berkelanjutan

Menjadi entrepreneur tidaklah mudah seperti membalik

telapak tangan. Ia membutuhkan proses yang panjang dan

melelahkan. Maka setiap orang yang memutuskan untuk

menjadi entrepreneur harus sadar bahwa ia sedang menempuh

sebuah proses yang panjang dan berkelanjutan.

6) Otodidak

Melalui berbagai media seseorang bisa menumbuhkan

semnagat berwirausaha. Misalnya melalui biografi pengusaha

sukses (success story), media televisi, radio majalah koran dan

berbagai media yang dapat diakses untuk

menumbuhkembangkan jiwa wirausaha yang ada di diri

seseorang. 28

Jadi, dalam menumbuhkan budaya entrepreneurship

disekolah harus dimulai dengan komitmen antara orang yang

berada dalam organisasi seperti sekolah, lingkungan pun harus

mendukung seperti adanya pelatihan-pelatihan entrepreneur

28

Herni Ali, dkk, Teologi Entrepreneurship, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta,2010) , cet. I, h. 72.

Page 43: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

31

dan pembelajaran entrepreneur disekolah dan menumbuhkan

budaya entrepreneurship pun harus berkelanjutan.

g. Integrasi kedalam muatan lokal

Mata pelajaran ini mememberikan peluang kepada peserta didik

untuk mengembangkan kemampuannya yang diangap perlu oleh

daerah yang bersangkutan. Mata pelajaran muatan lokal harus

memuat karakteristik budaya lokal, nilai-nilai luhur setempat,

keterampilan, mengangkat masalah sosial dan lingkungan. Dengan

demikian pada akhirnya diharapkan peserta didik memiliki

keterampilan hidup sebagai bekal dalam kehidupan untuk

menciptakan lapangan kerja secara luas.29

Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, startegi penanaman

nila-nilai entrepreneurship itu melalui beberapa cara yaitu melalui

mata pelajaran, ekstrakulikulier, pengembangan diri, praktik

berwirausaha, buku ajar, kultur sekolah, muatan lokal yang secara

bertahap yang implementasikan oleh sekolah sesuai dengan

kebutuhannya dan jenjang pendidikannya.

4. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat dalam melakukan

Kegiatan Entrepreneurship di Sekolah

Proses pendidikan, khususnya yang menggarap aspek

kewirausahaan bagi anak didik, memang merupakan sebuah

program yang membutuhkan kerja sama banyak pihak. Program ini

tidak mungkin hanya ditangani oleh pihak sekolah sebab untuk

merealisasikan program, kita membutuhkan banyak pihak,

terutama masyarakat. Seperti kita ketahui, program kewirausahaan

ini bertujuan mempersiapkan anak didik agar pada saat memasuki

dunia/terjun ke masyarakat, mereka sudah mempunyai kemampuan

untuk bertahan hidup.

29

Arifin, op.cit., h. 64.

Page 44: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

32

Sekolah diselenggarakan bukan untuk mencari pekerjaan.

Sekolah bukan untuk menciptakan anak-anak yang siap bekerja

secara langsung. Tetapi, kebutuhan di masyarakat memposisikan

sekolah sebagai institusi yang sedemikian rupa sehingga mau tidak

mau harus dapat mengkondisikan agar anak didik mempunyai

kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Tentunya hal ini

menyebabkan sekolah harus menyusun program khusus yang

mampu mengkontribusikan program tersebut, semua pihak harus

ikut mendukung program sekolah, terutama dalam hal ini

masyrakat industri yang ada di masyrakat.

a. Dukungan pemerintah. Pemerintah memang mempunyai

kewajiban dan tanggung jawab besar untuk proses

pendidikan dan pembelajaran bagi warga negaranya.

Pemerintah harus menyelenggaraan proses pendidikan dan

pembelajaran sedemikian rupa sehingga anak-anak

mendapatkan proses yang dapat meningkatkan kompetensi

anak didik. Pemerintah harus memfasilitasi kebutuhan

proses sebaik-baiknya sehingga proses dapat berlangsung

maksimal. Oleh karena itulah, pemerintah melalui berbagai

program aplikatif bagi kehidupan. Terkait dengan kegiatan

kewirausahaan ini, pemerintah dalam program direktorat

pendidikan mencanangkan kegiatan yang menyertakan

stakeholder terkait dalam dunia pendidikan dan

pembelajaran sebagai bentuk kerja sama mutualisme.

Stakeholder yang dimaksudkan adalah masyarakat, dunia

usaha, dan dunia industri.

b. Dukungan Masyarakat. Dalam konteks kegiatan

pendidikan, pembelajaran dan pelatihan kewirausahaan

peranan masyarakat sangat menentukan dalam keberhasilan

proses. Dengan adanya masyarakat ini, proses dapat

dilaksanakan sebab mempunyai visi dan misi yang jelas,

Page 45: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

33

untuk masyarakat. Dengan visi dan misi ini, jelaslah bagi

kita bahwa hidup harus ada tujuan yang pasti, begitu juga

halnya dengan proses pendidikan dan pembelajaran yang

kita laksanakan untuk anak didik. Kita menyelenggarakan

proses pendidikan sebab ingin agar anak-anak mengalami

proses metamorphose dalam aspek pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang ada dalam dirinya. Dengan demikian,

anak dapat melakukan adaptasi terhadap segala hal yang

terjadi dalam kehidupan di masyarakat. 30

Jadi, faktor pendukung dalam melakukan kegiatan

kewirausahaan disekolah yaitu diantaranya dari pemerintah dan

masyarakat karna pemerintah merupakan stakeholder penting

dalam penyelenggaraan proses pendidikan dan pembelajaran. Dan

pemerintah mempunyai tanggung jawab dan kewajiban atas

penyelenggaraan proses pendidikan sebab terkait dengan kualitas

SDM sebagai pelaku pembangunan bangsa dan negara ini.

Bukan hanya faktor pendukung dari pemerintah dan

masyarakat namun, keberhasilan dalam kewirausahaan juga

ditentukan oleh tiga faktor yaitu yang mencakup hal-hal berikut:

1) Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki

kemampuan, tetapi banyak kemauan dan orang yang

memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki kemampuan,

keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses.

2) Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak

memiliki tekad yang kuat, tetapi memiliki kemauan untuk

bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras, tetapi

tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan

menjadi wirausahawan yang sukses.

3) Kesempatan dan peluang. Ada solusi ada peluang,

sebaliknya tidak ada solusi tidak akan ada peluang. Peluang

30

Saroni, op cit., h. 174

Page 46: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

34

ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri bukan

mencari-cari atau menunggu yang datang kepada kita.31

Tanpa adanya kemampuan, kemauan, tekad kuat, kerja

keras, kesempatan dan peluang tidak akan mendorong seseorang

melakukan kegiatan, seperti halnya kegiatan entrepreneurship

disekolah, harus banyak pihak yang mendukung dan bukan hanya

dari luar dukungannya melainkan dari diri sendiri juga harus

mendukung. Karna dengan kemauan dan tekad kuat menjalankan

dan melaksanakan kegiatan entrepreneurshipnya dapat berjalan

dengan sungguh-sungguh.

Menurut zimmerer (1996:14-15) ada beberapa faktor yang

menyebabkan wirausahawan gagal dalam menjalankan usaha

barunya, yaitu sebagai berikut:

1) Tidak kompeten dalam hal manajerial. Tidak kompeten atau

tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk

mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang

membuat perusahaan kurang berhasil.

2) Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik,

memvisualisasikan usaha, mengoordinasikan, mengelola

sumber daya manusia maupun mengintegrasikan operasi

perusahaan.

3) Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal

dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan, maka

akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

4) Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis

merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha.

Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan

sukar beroperasi karena kurang efesien.

5) Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat

kaitannya dengan efesiensi dan efektivitas. Kurangnya

pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan peralatan

(fasilitas) perusahaan secara tidak efesien dan tidak efektif.

6) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap

yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan

usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap

setangah hati, kemungkinan terjadinya gagal menjadi besar.

7) Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi

kewirausahaan. Wirausahawan yang kurang siap menghadapi

31

Suryana, op.cit., h. 108.

Page 47: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

35

dan melakukan perubahan tidak akan menjadi wirausahawan

hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan

dan mampu membuat peralihan setiap waktu.32

Dari paparan diatas, menyebutkan bahwa yang

menyebabkan seorang wirausaha gagal dalam menjalankan

usahanya yaitu karna faktor penghambat yang menghalangi atau

yang mempengaruhi berjalannya usaha mereka, begitu juga

halnya kegitan entrepreneurship disekolah akan gagal atau tidak

bisa berjalan jika banyak faktor yang menghambat berjalannya

kegiatan tersebut, seperti halnya disebutkan diatas, tidak

kompeten dalam hal manajerial yaitu jika dikaitkan kedalam

bidang pendidikan yaitu sekolah dapat dibayangkan seorang

kepala sekolah yang tidak kompeten atau tidak memiliki

kemampuan dan pengetahuan dalam bidang entrepreneurship

maka apa jadinya sekolah yang dikelolanya. Kurang

berpengalaman, jika seorang kepala sekolah dan guru kurang

berpengalaman dalam kegiatan entrepreneurship disekolah, apa

pengalaman yang akan mereka berikan kepada siswa-siswi

mereka. Begitu juga halnya jika gagal dalam perencanaan, dapat

membuat bingung pekerjaan yang akan dilakukan dalam kegiatan

entrepreneurship tersebut. Dalam kegiatan entreprenenurship

disekolah, bukan hanya sekedar memberikan ilmu dan

menanamkan nilai entrepreneurship melalui mata pelajaran di

dalam kelas saja, melainkan juga perlunya ada praktik lapangan,

jika lokasi yang kurang memadai itu akan menghambat

berjalannya kegiatan. Dan pastinya harus ada pengawasan dan

sikap yang sungguh-sungguh dalam berusaha, serta variasi

kegiatan ataupun strategi yang dikembangkan disekolah guna

menunjang kelancaran kepala sekolah serta para guru dalam

32

Suryana, op cit., h. 110.

Page 48: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

36

menjalankan tugasnya tarutama dalam menanamkan nilai

entrepreneurship kepada siswa.

C. Penelitian Yang Relevan

Berbagai penelitian yang dilakukan mengenai penanaman nilai-

nilai entrepreneurship. Penelitian yang dilakukan oleh Eva Hariyanto yang

berjudul “ Pengembangan Jiwa Kewirausahaan Melalui Pendidikan

Kecakapan Hidup di SMP Al-Fath Cirendeu” mengungkapkan bahwa

pelaksanaan pengembangan jiwa kewirausahaan melalui pendidikan

kecakapan hidup di SMP Al-Fath berjalan dengan baik dan memberikan

dampak positif kepada peserta didik. Namun demikian, dari hasil

penelitian ditemukan beberapa masalah yang harus segera diperbaiki

seperti: kurangnya variasi kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah,

mengubah paradigma peserta didik terhadap pelajaran elektro dan

menjahit, dukungan orang tua kepada peserta didik.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepada: pihak

sekolah perlu memambahkan variasi kegiatan agar peserta didik bisa

memilih kegiatan sesuai dengan minat dan bakat, sekolah diharapkan

untuk memberikan pengertian kepada orang tua agar mereka mendukung

peserta didik dengan cara mendorong untuk mengikuti kegiatan yang

diselenggarakan oleh sekolah, dan guru diharapkan bisa mengubah cara

pandang peserta didik mengenai pelajaran elektro dan menjahit agar

mereka bisa menyukai pelajaran elektro dan menjahit.

Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Helmi

Hermawan yang berjudul ”Pelaksanaan Pembelajaran Bernilai

Karakter Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Studi di SMK Negeri

16 Jakarta” mengungkapkan bahwa pelaksanaan pembelajaran bernilai

karakter pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Negeri 16 Jakarta

belum berjalan secara optimal. Berdasarkan hasil penelitian tersebut

disarankan kepada guru untuk mengikuti pelatihan khususnya berkaitan

dengan bagaimana mengintegrasikan pembelajaran bernilai karakter

Page 49: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

37

sehingga melalui pembelajaran di kelas diharapkan penerapan nilai

karakter tersebut dapat berjalan lebih baik dan lebih efektif. Selain itu juga

perlu mengembangkan pembelajaran berkarakter pada pembiasaan yang

dilakukan dalam rangkaian rutinitas secara berkesinambungan dan selalu

berkaitan.

Penelitian yang dilakukan oleh Eva Harianto memfokuskan pada

pengembangan jiwa kewirausahaannya yaitu melalui pendidikan

kecakapan hidup dan penelitian yang dilakukan oleh Helmi Hermawan

memfokuskan pada pelaksanaan pembelajaran yang bernilai karakter pada

mata pelajaran kewirausahaan.

Penelitian ini merupakan pelengkap dari penelitian-penelitian

sebelumnya yang diharapkan dapat menambah khasanah dengan cara

menanamkan nilai-nilai entrepreneurship. Penelitian yang dilakukan oleh

peneliti memfokuskan pada penanaman nilai-nilai entrepreneurship yang

terintegrasi pada mata Pelajaran, ekstrakulikuler, pengembangan diri,

muatan lokal, kultur sekolah, praktik berwirausaha, buku ajar.

D. Kerangka Berpikir

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship sebagai salah satu bentuk nilai

yang harus ditanamkan sekolah dengan baik. Sehingga siswa memiliki

kepribadian yang mencerminkan nilai-nilai entrepreneurship dalam

kehidupan sehari-harinya. Sebagaimana kita ketahui nilai-nilai

entrepreneurship yaitu mandiri, kreatif, berani mengambil resiko

berorientasi pada tindakan, kepemimpinan, kerja keras, konsep,

skill/keterampilan.

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di sekolah dapat menggunakan

strategi yang di integrasikan melalui mata pelajaran, perubahan

pembelajaran, ekstrakulikuler, pengembangan diri, kultur sekolah, muatan

lokal, dan pembelajaran aktif. Dengan adanya penanaman nilai-nilai

entrepreneurship disekolah, diharapkan terjadi perubahan pada sikap

Page 50: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

38

peserta didik yang mencerminkan karakter wirausahawan yang mereka

dapat aplikasikan dalam kehidupan mereka.

Page 51: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin di capai dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam menanaman

nilai-nilai entrepreneurship di SMPI Mentari Indonesia Bekasi

Utara

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam

menanamkan nilai-nilai entrepreneurship di SMPI Mentari

Indonesia Bekasi Utara

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPI Mentari Indonesia Bekasi

Utara yang terletak di Jl. KH.Muhammad Musa No.59 Tanah Tinggi Setia

Asih Tarumajaya Kab. Bekasi, Telp 021-91308975. Adapun waktu

penelitian direncanakan mulai dari bulan September sampai dengan April

2016.

NO JENIS KEGIATAN BULAN

9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

1. Penyusunan proposal

2 Perizinan

3 Pengumpulan data

4 Analisis data

5 Penyusunan laporan

Page 52: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

40

C. Metode Penelitian

Dilihat dari tujuan penelitian dan sifat masalah yang ada, fokus

penelitian ini adalah mendeskripsikan penanaman nilai-nilai

entrepreneurship di SMPI Mentari Indonesia. Dengan demikian penelitian

ini dapat dikatagorikan sebagai penelitian kualitatif dengan bentuk metode

deskriptif kualitatif. Dengan pendekatan tersebut diharapkan dapat

diperoleh pemahaman dan penafsiran mengenai makna, kenyataan, dan

fakta yang relevan.

Untuk itu metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian

kualitatif. Teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi akan

digunakan untuk pengumpulan data penelitian

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan sifat dan tujuan dalam penelitian ini, untuk memperoleh

data yang diperlukan dalam penelitian penulis menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi digunakan untuk memperoleh data tentang bentuk

program atau kegiatan penanaman nilai-nilai entrepreneurship, mata

pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, praktik berwirausaha dan budaya

sekolah di SMPI Mentari Indonesia Bekasi Utara.

2. Wawancara

Wawancara digunakan untuk memperoleh data/informasi terkait

strategi-strategi yang digunakan dalam menanamkan nilai-nilai

entrepreneurship melalui pengintegrasian dalam mata pelajaran, buku

ajar, ekstrakurikuler, praktik berwirausaha, pengembangan diri,

muatan lokal, dan budaya sekolah di SMPI Mentari Indonesia serta

faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakannya. Metode

yang dilakukan dengan menggunakan pedoman

Page 53: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

41

wawancara.Wawancara dilakukan dengan Kepala Sekolah, Wakil

Kepala Sekolah, 10 guru, dan 15 siswa.

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai hal-hal

berupa catatan. Studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh data

tetang profil, visi dan misi, data guru, data siswa, kurikulum, kegiatan

ekstrakulrikuler yang ada di SMPI Mentari Indonesia dan lain

sebagainya.dokumen-dokumen tersebut digunakan untuk melengkapi

data penelitian sehingga dapat ditampilkan gambaran tentang objek

penelitian.

E. Instrumen Penelitian

1. Definisi Konseptual

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship adalah Penanaman nilai-

nilai entrepreneurship sebagai salah satu bentuk nilai yang harus

ditanamkan sekolah dengan baik. Sehingga siswa memiliki

kepribadian yang mencerminkan nilai-nilai entrepreneurship dalam

kehidupan sehari-harinya. Sebagaimana kita ketahui nilai-nilai

entrepreneurship yaitu mandiri, kreatif, berani mengambil resiko

berorientasi pada tindakan, kepemimpinan, kerja keras, jujur, disiplin,

inovatif, tanggung jawab, kerja sama, pantang menyerah, komitmen,

realistis, rasa ingin tahu, komunikatif, motivasi kuat untuk sukses.

2. Definisi Operasional

Secara operasonal penanaman nilai-nilai entreprneurship dilakukan

melalui strategi yang meliputi: mata pelajaran, perubahan

pembelajaran, ekstrakulikuler, pengembangan diri, kultur sekolah,

muatan lokal, dan pembelajaran aktif. Dengan adanya penanaman

nilai-nilai entrepreneurship disekolah, diharapkan terjadi perubahan

pada sikap peserta didik yang mencerminkan karakter wirausahawan,

yang mandiri, kreatif, berani mengambil resiko berorientasi pada

tindakan, kepemimpinan, kerja keras, jujur, disiplin, inovatif, tanggung

Page 54: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

42

jawab, kerja sama, pantang menyerah, komitmen, realistis, rasa ingin

tahu, komunikatif, motivasi kuat untuk sukses.

3. Kisi-kisi instrumen

a. Pedoman Wawancara

Tabel 1

Variabel DIMENSI INDIKATOR

Penanaman

nilai-nilai

entrepreneurship

a. Karakteristik

entrepreneurship

-Siswa mencerminkan

karakter entrepreneurship

b. Tujuan

entrepreneurship

-Mempunyai tujuan dalam

menanamkan nilai-nilai

entrepreneurship di sekolah

c. Nilai-nilai dasar

entrepreneurship

-Sekolah memiliki program

yang dapat menanamkan

nilai-nilai entrepreneurship

d. Pengembangan nilai-

nilai entrepreneurship

-Mampu mengembangkan

nilai-entrepreneurship

disekolah

e. Keberhasilan

penanaman nilai-nilai

entrepreneurship

-Mampu mencapai kriteria

dalam menanamkan nilai-

nilai entrepreneurship

f. Strategi penanaman

nilai-nilai

entrepreneurship

-Mampu mengintegrasikan

nilai-nilai entrepreneurship

melalaui berbagai strategi

g. Faktor pendukung dan

penghambat dalam

melakukan kegiatan

entrepreneurship

disekolah

-Mampu meminimalisir

hambatan-hambatan dan

meningkatkan faktor

pendukung baik dari internal

sekolah maupun eksternal

Page 55: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

43

Tabel 2

Kisi-kisi Pedoman Observasi

No Aspek yang diamati Ada Tidak keterangan

1 Mata Pelajaran

2 Kegiatan Ekstrakurikuler

3 Praktik Berwirausaha

4 Budaya Sekolah

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian

kualitatif adalah model analisis dan mengalir (flow model). Langkah-

langkah yang dipergunakan dalam model ini antara lain : pengumpulan

data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

a. Pengumpulan Data

Peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui

observasi, wawancara dan studi dokumentasi yang merupakan

catatan lapangan yang terkait dengan pertanyaan atau tujuan

penelitian.

b. Reduksi Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data

yang tersedia dari berbagai sumber, yakni dari observasi,

wawancara dan studi dokumentasi. Setelah dibaca, dipelajari,

maka langkah selanjutnya adalah mengadakan reduksi data.

Langkah ini berkait erat dengan proses menyeleksi,

memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan dan

mentransformasikan data mentah yang diperoleh dari hasil

penelitian. Reduksi data dilakukan selama penelitian

berlangsung. Langkah ini dilakukan sebelum data benar-benar

Page 56: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

44

dikumpulkan. Peneliti sudah megetahui data-data apa saja yang

dilakukan terkait penelitian.

c. Penyajian Data

Penyajian data atau kumpulan informasi yang

memungkinkan peneliti melakukan penarikan kesimpulan.

Bentuk penyajian data yang mudah dilakukan dalam penelitian

kualitatif adalah teks naratif yang menceritakan secara panjang

lebar temuan penelitian.

d. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan langkah

selanjutnya. Analisisnya menggunakan analisis model

interaktif. Artinya analisis ini dilakukan dalam bentuk interaktif

dari ketiga komponen utama tersebut. Data yang terkumpul

dari hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi yang

terkait dengan penelitian direduksi untuk dipilih mana yang

paling tepat untuk disajikan. Proses pemilihan data akan

difokuskan pada data yang mengarah untuk pemecahan

masalah, penemuan, pemaknaan, atau untuk menjawab

pertanyaan penelitian.33

33

Pedoman Penulisan Skirpsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2014, h al. 70-71.

Page 57: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah

SMPI Mentari Indonesia Jl.KH.Muhammad Musa No 59 Kampung

Tanah Tinggi RT/RW 002/024 Desa Setia Asih kecamatan tarumajaya

kabupaten Bekasi dengan alamat Email [email protected]

dan No Statistik Sekolah 202022202009 merupakan sekolah yang

memiliki kurikulum bidang studi entrepreneurship yang diajarkan dengan

sistem yang berbasis CTL, Media pembelajaran yang digunakan berbasis

ICT (Information Communication Technology) serta pembiasaan nilai-

nilai keislaman (ta’widh) dan model pembelajaran ISLAMI ((Interactive,

Student Centre, Language Collaborate, Active, Modeling, ICT Based)

1. Visi dan Misi SMPI Mentari Indonesia

Visi merupakan cita-cita atau angan-angan yang hendak dicapai

oleh suatu organisasi tertentu. Sedangkan misi adalah langkah-langkah

yang dijalankan untuk mensukseskan visi yang telah di buat. Maka ini

lah visi dan misi SMPI Mentari Indonesia yaitu :

Visi:

Menjadi Lembaga Pendidikan Islam Berkarakter Entrepreneur Yang

Unggul Dalam Iman, Ilmu, Akhlaq.

Misi :

Berikut misi SMP Islam Mentari Indonesia yang dirumuskan

berdasarkan visi sekolah, sebagai berikut:

a. Menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai landasan kegiatan.

b. Menumbuh kembangkan jiwa entrepreneurship yang berlandaskan

keislaman dengan mengembangkan kurikulum yang berbasis CTL

(Contextual Teaching and Learning)

Page 58: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

46

c. Memberikan hasil terbaik bagi para stakeholder (Yayasan,

Pengguna Jasa, dan Civitas Akademik).

d. Menggunakan multi kurikulum untuk mendukung implementasi

kwalitas peserta didik yang handal.

e. Mendukung pengembangan jalur informasi dan ilmu pengetahuan

melalui koneksi internet.

f. Menjadikan sekolah sebagai laboratorium pendidikan yang

menghasilkan hasil penelitian yang mutakhir.

g. Membangun kerjasama yang baik dengan Dinas Pendidikan, serta

sekolah menengah di dalam dan luar negeri.

Kedepannya, setiap lulusan SMP Islam Mentari Indonesia diharapkan

akan memiliki:

a. Akhlak yang baik dan melandaskan hidup dengan semangat

keislaman.

b. Unggul dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terkini.

c. Mandiri, kreatif, serta memiliki semangat dan jiwa

entrepreneurship sehingga mampu bermanfaat bagi agama, bangsa,

dan negara.

2. Profil Guru SMPI Mentari Indonesia

Guru merupakan salah satu stakeholder penting dalam sekolah

untuk memberikan layanan pendidikan dan pengajaran kepada peserta

didik, tanpa guru proses belajar mengajar tidak akan terjadi. Guru yang

terdapat di SMPI Mentari Indonesia berjumlah guru 14 guru tetap

yayasan dan 4 guru honorer serta 1 KTU dan 1 staff TU. Jumlah guru

yang ada di SMPI Mentari Indonesia sebagian besar merupakan

Sarjana Strata 1 yang memiliki kemampuan yang berbeda.

Page 59: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

47

No Status Pendidik dan Tenaga Kependidikan Jumlah

A. Pendidik

1. Guru PNS diperbantukan tetap -

2. Guru tetap yayasan 14

3. Guru honorer 4

4. Guru tidak tetap -

B. Tenaga Kependidikan

1. KTU 1

2. Staff TU 1

C. Tenaga lainnya

1.

2.

Penjaga Sekolah (Satpam)

Kebersihan

3

1

Jumlah Personal 24

Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

NO NAMA KETERANGAN

1 Bhayu Sulistiawan, S.Pd.I Guru Tetap Yayasan

2 Waliyadin Sholeh, S.Pd.I Guru Tetap Yayasan

3 Ahmad Fauzi, S.Pd.I Guru Tetap Yayasan

4 Aminudin, S.Pd.I Guru Tetap Yayasan

5 Pela Indra Yanih, S.Si Guru Tetap Yayasan

6 Ayu Guspradiana, S.Pd Guru Tetap Yayasan

7 Sri Mujiati, S.Pd Guru Tetap Yayasan

Page 60: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

48

8 Nunung Rahmawati, S.Pd Guru Tetap Yayasan

9 Dwi Lestari, S.Kom Guru Tetap Yayasan

10 Titin Suwastini, S.Pd. Guru Tetap Yayasan

11 Irwan, S.Pd Guru Honorer

12 Ahmad Firdaus, S.Pd.I Guru Honorer

13 Euis Ismayati, S.Pd. Guru Honorer

14 Muhammad Hasan, S.Pd Guru Honorer

15 Nadia, S.Pd.I GuruTetap Yayasan

16 Aida Rahma, S.Pd.I GuruTetap Yayasan

17 Enisah GuruTetap Yayasan

18 Nurbaiti GuruTetap Yayasan

19 Yudi Raharjo, A.Md. KTU

20 Nur Arfah Staff TU

21 Hasan Saudi Kebersihan

22 Lakod Satpam

23 Sahroni Satpam

24 Sarbini Satpam

Page 61: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

49

3. Data Siswa SMPI Mentari Indonesia

Data tersebut menjelaskan bahwa SMPI Mentari Indonesia

menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran kuota setiap kelas

tidak terlalu padat sehingga diharapkan pelaksanaan pembelajaran

berjalan dengan optimal.

Jumlah peserta didik SMPI Mentari Indonesia adalah sebagai

berikut :

Tahun

Pelajaran

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Kelas VII -IX

Jumlah

Siswa

Jumlah

Rombel

Jumlah

Siswa

Jumlah

Rombel

Jumlah

Siswa

Jumlah

Rombel

Jumlah

Siswa

Jumlah

Rombel

2012/2013 24 1 8 1 - - 32 2

2013/2014 16 1 21 1 8 1 45 3

2014/2015 24 1 16 1 22 1 62 3

2015/2016 49 3 26 1 17 1 92 5

4. Sarana dan prasarana SMPI Mentari Indonesia

Sarana dan prasarana sebagai fasilitas pendidikan dan

pengajaran yang ada di SMPI Mentari Indonesia adalah sebagai

berikut:

a. Kelas multimedia dengan koneksi internet ( kapasitas maksimal 20

orang )

b. Luas lahan yang proposional untuk kegiatan belajar mengajar

(KBM)

c. Bersekolah dilingkungan taman yang hijau dan indah

d. Sarana peribadatan

e. Green school

Page 62: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

50

f. Library e-book

g. Auditorium sekolah

h. Laboratorium IPA

No Jenis Sarana Prasarana Jml

Ruang

Kategori Ruangan

Baik Rusak

Ringan

Rusak

Sedang

Rusak

Berat

1. Ruang Kelas 8 8

2. Perpustakaan 1

3. R. Lab. PAI -

4. R. Lab. Biologi -

5. R. Lab. Fisika -

6. R. Lab. Kimia -

7. R. Lab. Komputer -

8. R. Lab. Bahasa -

9. R. Kepala Sekolah 1 1

10. R. Guru 1 1

11. R. Tata Usaha 1 1

12. R. Bimbingan Konseling 1 1

13. R. Tempat Ibadah 1 1

14. R. UKS 1 1

15. Jamban Siswa dan Guru 5 5

16. Gudang 1 1

17. R. Sirkulasi -

18. Tempat Olahraga -

19. R. OSIS -

20. R. Kegiatan Siswa -

21. R. Lainnya -

Page 63: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

51

Seluruh ruang yang ada di SMPI Mentari Indonesia dalam keadaan baik dan

dapat dipergunakan untuk menunjang kegiatan pendidikan dan pengajaran.

Seluruh sarana dan prasarana dipergunakan dengan baik sesuai dengan kebutuhan

kegiatan sehingga proses belajar terlaksana secara optimal.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Strategi Penanaman Nilai-Nilai Entrepreneurship Di SMPI

Mentari Indonesia

Deskripsi data tentang gambaran umum penanaman nilai-nilai

entrepreneurship didasarkan pada hasil wawancara dengan pihak-pihak

terkait di sekolah, observasi, dan dokumentasi. Hal ini dilakukan untuk

memperoleh data yang kaya sehingga bisa memberikan karya

penelitian yang baik.

SMPI Mentari Indonesia melakukan penanaman nilai-nilai

entrepreneurship melalui beberapa cara yaitu dengan

mengintegrasikan ke dalam berbagai kegiatan diantaranya

ekstrakurikuler, mata pelajaran, buku ajar, budaya sekolah, muatan

lokal, pengembangan diri dan praktik berwirausaha.

a. Mata pelajaran dan buku ajar

Mata pelajaran dan buku ajar merupakan strategi yang

digunakan sekolah untuk menanamkan nilai-nilai

entrepreneurship, mata pelajaran apapun disekolah ini tidak

terlepas dari unsur entrepreneurship begitupun buku ajar, namun

pada buku ajar nilai-nilai yang disampaikan tetap harus sesuai

dengan materi yang bersangkutan. Hal ini disampaikan oleh salah

satu guru bidang studi bahasa inggris yaitu:

“saya masukkan nilai-nilai baik yang terkandung dalam

entrepreneurship seperti percaya diri, jujur kedalam metode

pembelajaran ataupun tugas-tugas sehari-hari, tetapi tetap saja

pada pemaparan harus disesuaikan pada materi”.34

34

Hasil wawancara dengan Guru B. Inggris SMPI Mentari Indoensia pada tanggal 20 September

2016

Page 64: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

52

Disekolah ini hampir setiap mata pelajaran dapat di

integrasikan nilai-nilai entrepreneurship, karna menurut guru yang

ada di sekolah ini, entrepreneurship merupakan sesuatu yang

mudah untuk di tempatkan dimana saja seperti halnya dalam

pemaparan materi mata pelajaran yang disampaikan maupun

aplikasinya pada buku ajar, kendala yang dialami guru pun tidak

terlalu sulit ini dikemukakan oleh guru B. Indonesia yaitu:

“Alhamdulillah tidak ada kendala ataupun kesulitan dalam

memasukkan nilai-nilai kedalam mata pelajaran dan buku ajar,

karna nilai-nilai entrepreneurship sangat simple dan mudah untuk

ditempatkan dimana saja seperti halnya nilai-nilai agama”35

Semua mata pelajaran mempunyai peluang yang sama untuk

menerima nilai-nilai entrepreneurship tersebut. Dalam proses

pembelajaran pada mata pelajaran apapun yang ada disekolah

diusahakan selalu mengaitkan antara nilai-nilai entrepreneurship

maupun keislaman dengan pelajaran, cara pengintegrasiannya yaitu

dengan cara memasukkannya kedalam metode pembelajaran

seperti diskusi atau bermain peran, dan juga memasukkannya

kedalam penugasan individu/kelompok dan juga dalam pemaparan

materi. Sesuai dengan visi dan misi sekolah, diharapkan peserta

didik memiliki karakter entrepreneurship oleh karena itu nilai-nilai

entrepreneurship pun di integrasikan melalui berbagai strategi

seperti halnya pada mata pelajaran dan buku ajar karena dengan

mengaitkan keduanya guru akan lebih mudah mempadupadankan

nilai-nilai entrepreneurship dengan mata pelajaran dan buku ajar.

Dalam kegiatan belajar mengajar sering kali guru menekankan

nilai kemandirian, kejujuran, tanggung jawab dan disiplin. Dengan

menanamkannya setiap hari diharapkan nilai-nilai ini tertanam

35

Hasil wawancara dengan Guru B. Indonesia SMPI Mentari Indoensia pada tanggal 26

September 2016

Page 65: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

53

didalam jiwa mereka sehingga menjadikan karakter didalam

dirinya.

Hampir semua mata pelajaran dapat di korelasikan dengan

nilai-nilai entrepreneurship namun tetap menyesuaikan dengan

karakteristik materi yang disampaikan, salah satunya adalah mata

pelajaran SBK. Seperti yang di katakan oleh guru SBK Pak Ahmad

Fauzi, S.Pd.I yaitu:

“Entrepreneurship memberikan apresiasi pada mata pelajaran

SBK karna terus terang saja di pelajaran entrepreneurship tidak ada

muatan praktik jadi hanya pada teoritis saja. Teori yang diajarkan

yaitu yang pertama peserta didik diajarkan berjualan ala Rosulullah

yaitu benar, jujur dan amanah. Yang kedua dalam entrepreneur

diajarkan bagaimana cara pembukuan secara manajemen. Yang

ketiga yaitu entrepreneur yang diajarkan secara islami, dimana

peserta didik diajarkan ketika sudah menjadi pengusaha atau orang

sukses tidak memanfaatkan apa yang sudah di raihnya.inilah yang

kami ajarkan secara teori kepada peserta didik. Sedangkan

praktiknya berhubung korelasinya antara SBK dengan nilai-nilai

entrepreneurship yaitu contohnya saja ketika mempelajari materi

entrepreneurship di perintahkan untuk mengolah uang 80 ribu,

dengan modal 80 ini peserta ddik di latih untuk dapat mengelola,

mengatur sedemikian rupa pengeluaran dan pendapatan berapa.

Apa yang di buat dan apa yang di produk inilah tugas SBK untuk

mengajarkan peserta didik mempraktikkan materi yang sudah di

pelajari di entrepreneur. ada 4 muatan dalam mata pelajaran SBK

dalam nilai-nilai entrepreneurship yaitu : budidaya, prodak

keterampilan (kriya), pengolahan. 36

Jadi, antara guru entrepreneurship dan guru sbk saling

bekerjasama mempadupadankan materi entrepreneurship dengan

praktik SBK sehingga pada praktik pun tidak terlepas dari

entrepreneurship. Ada beberapa kerajinan yang dihasilkan dari

praktik ini yaitu: lukisan, membuat grabah ( tanah liat ), batik dan

lain sebagainya. Dari paparan informasi yang di dapat dari guru

tersebut, ternyata mata pelajaran seperti SBK, PKN bisa di

36

Hasil wawancara dengan Guru SBK SMPI Mentari Indoensia pada tanggal 24 Juli 2016

Page 66: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

54

integrasikan nilai-nilai entrepreneruship dan hasilnya pun siswa

sangat aktif dalam mengikuti setiap pembelajaran. Siswa dapat

terampil, kreatif, aktif, mandiri, bertanggung jawab, disiplin, dan

inovatif. Dengan mempadupadankan nilai-nilai entrepreneurship ke

mata pelajaran lain dapat lebih menguatkan karakter siswa

nantinya, karna diterapkan dalam kegiatan pembelajaran sehari-

hari namun tetap disesuaikan dengan karakteristik materi yang

disampaikan.

b. Ekstrakurikuler dan Praktik Berwirausaha

Di sekolah ini bukan hanya melalui teori dalam

menanamkan nilai-nilai entrepreneurship, namun di integrasikan

pula kedalam ekstrakurikuler dan praktik berwirausaha. Dimana

terdapat ekstrakurikuler wajib yang harus diikuti seluruh siswa-

siswi yaitu ekstrakurikuler pengembangan entrepreneurship yang

dikembangkan kedalam program sekolah yang bernama botani,

botani merupakan kebun hidroponik yang di fasilitasi sekolah

untuk melatih peserta didik menjadi pribadi yang kreatif,

bertanggung jawab, jujur, berani memimpin, bekerja sama dsb.

Kebun hidroponik ini ditanami 2 jenis tanaman, yaitu sayur mayur

dan herbal, dimana peserta didik dibagi menjadi beberapa

kelompok dalam setiap kelas, pada setiap kelompok biasanya

peserta didik diminta untuk merencanakan, mengelola, merawat,

sampai memanen dan memasarkan hasil kebun yang sudah siap

jual.

Sedangkan praktik berwirausaha biasanya masing-masing

guru mata pelajaran memberikan praktik berwirausaha pada waktu

melaksanakan ujian praktik, contohnya saja pada ujian praktik

SBK, guru SBK memberikan praktik membuat kerajinan tangan,

dimana siswa diperintahkan untuk membuat kerajinan tangan dari

Page 67: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

55

bahan daur ulang dan membuat karya yang memiliki nilai

ekonomi. Bukan hanya pada saat praktik setiap ujian, namun pada

saat event-event sekolah pun peserta didik membuka bazar dan

menawarkan produk-produk hasil buah karya mereka, seperti

lukisan, kaligrafi, makanan dsb. Kegiatan-kegiatan ini membantu

melatih mereka untuk lebih percaya diri, mandiri, kreatif, dan

tanggung jawab sehingga ketika sudah berada dilingkungan luar

sekolah mereka sudah memiliki modal untuk terjun langsung.

Terdapat pula kegiatan entrepreneurship yang diadakan sebulan

sekali yaitu “entrepreneur day” dimana peserta didik menjajakan

produk yang mereka buat dan dijual dilingkungan sekolah. Banyak

manfaat yang mereka dapat dari kegiatan entrepreneur day,seperti

yang disampaikan oleh salah satu siswa kelas 9 yaitu:

“banyak manfaat yang saya dapat dari kegiatan

entrepreneur day, saya bisa membangkitkan rasa percaya diri saya

untuk berani berkomunikasi dengan orang banyak, dan melatih

kerja sama dan keterampilan antar teman serta mengembangkan

ide yang saya miliki” 37

Bukan hanya pada kegiatan entrepreneur day saja, namun

pada ekstrakurikuler yang terintegrasi entrepreneurship pun banyak

manfaat yang mereka dapati contohnya saja pseperti pernyataan

yang disampaikan oleh siswa kelas 7 yaitu:

“saya mengikuti ekstrakurikuler KIR( karya ilmiyah remaja)

manfaatnya saya bisa meningkatkan kreativitas dan rasa

percaya diri saya”38

c. Budaya sekolah

Budaya sekolah merupakan aspek pendukung untuk

menanamkan nilai-nilai entrepreneurship dimana budaya sekolah

37

Hasil wawancara dengan Siswa kelas 9 pada tanggal 23 mei 2016 38

Hasil wawancara dengan siswa kelas 7 pada tanggal 15 sepetember 2016

Page 68: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

56

sangatlah mendukung seperti adanya kantin jujur yang dapat

melatih kejujuran peserta didik. budaya sekolah yang ada

disekolah ini adalah keislaman, tekhnologi, bahasa (inggris dan

Arab), dan entrepreneurship. Membangun budaya

entrepreneruship ini tidaklah mudah, dimana seluruh warga

sekolah harus bekerja sama dan berkomitmen untuk menciptakan

budaya sekolah yang dapat memberikan contoh baik untuk para

siswa-siswinya. Dengan adanya botani ini dapat melatih kreatifitas

siswa karena siswa diikut sertakan atau diterjunkan langsung

mulai dari pemilihan bibit tanaman yang akan ditanam,

menanamnya, merawatnya, memanen, sampai dengan

memasarkan hasil panen mereka .program botani ini di ikut

sertakan oleh seluruh siswa disekolah setiap kelas di bagi menjadi

beberapa kelompok, hasil panen botani ini pun dapat dipasarkan

atau dijual pada acara entrepreneur day yang diadakan satu bulan

sekali disekolah.

d. Pengembangan diri

Pengembangan diri yang dilakukan di SMPI Mentari

Indonesia yaitu dengan melakukan kunjungan ( outing class ) ke

berbagai tempat yang dapat mengembangkan pengetahuan siswa

terkait entrepreneurship serta untuk memberikan motivasi. Ada

beberapa tempat yang sudah di kunjungi yaitu seperti PT sosro, PT

yakult, rumah batik betawi dsb. Hal ini disampaikan oleh kepala

sekolah SMPI Mentari Indonesia yaitu:

“Ada beberapa tempat yang kami kunjungi untuk menjalin

kerjasama yaitu pengelola pohon jati, batik betawi, bogor kreatif,

beberapa PT seperti yakult dan sosro namun ini baru sekedar

kunjungan saja”39

39

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMPI Mentari Indonesia 16 Mei 2016

Page 69: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

57

Outing class ini di lakukan pada akhir semester.

Diadakannya outing class ini bertujuan untuk mengembangkan diri

peserta didik, dimana peserta didik dapat melihat produk-produk

yang di hasilkan oleh entrepreneur sukses yang nantinya dapat

mereka ambil contoh kedepannya. Outing class ini pun membantu

untuk menanamkan nilai-nilai entrepreneurship seperti nilai

percaya diri dan kreatif.

e. Muatan lokal

Terdapat beberapa muatan lokal di sekolah ini, yaitu bahasa

arab, bahasa sunda, tahsin Al-Quran dan tahfidz. Muatan lokal ini

mengambil andil dalam penanaman nilai-nilai entrepreneurship

karna setiap hal yang ada disekolah tidak terlepas dari ke empat

aspek unggulan sekolah yaitu salah satunya entrepreneurship.

Salah satu muatan lokal yang terintegrasi nilai-nilai

entrepreneurship yaitu bahasa sunda, selain teori yang diajarkan

guru pun memberikan tugas praktik, contoh tugas praktiknya yaitu

membuat makanan khas sunda, tidak terlepas dari mata pelajaran

namun tetap ada unsur entrepreneurshipnya, dimana terdapat nilai-

nilai yang diajarkan oleh guru dalam praktik ini seperti nilai

kemandirian, bertanggung jawab, kreatif, kerjasama, komunikatif

dsb.

Entrepreneurship tergambar dari visi misi sekolah yaitu

menjadi lembaga pendidikan islam berkarakter entrepreneur yang

unggul dalam iman, ilmu, dan akhlak. Diharapkan kedepannya

siswa memiliki karakter yang mencerminkan seorang entrepreneur

berlandaskan keislaman. Sekolah ini menggunakan kurikulum

komparasif yaitu menggabungkan antara kurikulum lokal dengan

pemerintah, hal ini dikemukakan oleh wakil kepala sekolah bidang

kurikulum yaitu:

Page 70: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

58

“kalau dari segi kurikulum kita menggunakan komparasif

antara kurikulum lokal dengan kurikulum dinas, untuk kurikulum

entrepreneur itu sendiri untuk tataran smp kita masih mengikuti

dari SD karna kita merupakan terusan dari SD mentari, untuk

kurikulum entrepreneur di smp masih terbilang 60-70% itu teori

dan selebihnya praktik, dan kurikulum entrepreneur ini pun di buat

oleh TIM tersendiri dari sekolah dan untuk kewirausahaan kami

belum mengambil kurikulum nasional karna kami memiliki tim

dari internal sekolah. Entrepreneur sendiri disekolah lebih banyak

teori yang diajarkan dari pada praktik dalam artian masih belum

total untuk memasuki praktik”40

Dalam rangka mewujudkan sekolah yang unggul tersebut

yayasan mentari indonesia jaya melalui smpi mentari indonesia,

berupaya terus meningkatkan kualitasnya. Upaya ini diwujudkan

dalam berbagai bidang diantaranya kualitas dan kompetensi

pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,

administrasi, kegiatan ekstrakurikuler serta membina hubungan

yang baik dengan instansi pendidikan terkait, masyarakat

lingkungan sekitar, para orang tua dan para ahli pendidikan.

Sekolah ini pun merupakan Salah satu sekolah dengan

menekankan pada penanaman kepribadian mandiri dan semangat

entrepreneurship, memiliki sarana dan prasarana yang lengkap

diantaranya ruang kelas multimedia, lab entrepreneurship, koneksi

internet, dan perpustakaan multimedia e-book, sekolah yang

menerapkan konsep green school sehingga ramah lingkungan,

pendidik yang profesional dan terpilih sesuai dengan karakter

sekolah, menyelaraskan dengan konsep islam sehingga setiap

kegiatan dilandaskan dengan islam sebagai semangat hidup.

Konsep green school menjadi media pengembangan

program botani dimana green school sangat mendukung program

ini karna terdapat dua manfaat yaitu dapat dimanfaatkan sebagai

media praktik entrepreneurship dalam bentuk pertanian yaitu

40

Hasil wawancara dengan wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum 23 Mei 2016

Page 71: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

59

menanam sayur mayur dan tanaman herbal dan keduanya memiliki

manfaat baik untuk sekolah yaitu untuk memperindah lingkungan

dan dapat di jual serta dijadikan jamuan.

SMPI Mentari Indonesia merancang satu model sekolah

yang memberikan pendidikan, pengajaran dan pelatihan kepada

peserta didik untuk menjadi seorang yang kuat imannya, kuat

aqidahnya, berilmu dan berakhlak mulia. Diharapkan kedepannya,

mereka tidak hanya mapan kognisi dalam kerangka ilmiah tapi

juga memiliki kecakapan dan keterampilan hidup melalui karakter

entreprenenurship. Hal ini tertuang dalam target sekolah yaitu

dimana sekolah menargetkan peserta didik memiliki karakter

entrepreneurship dan kepemimpinan yang islami.

Entrepreneurship menjadi program unggulan yang menjadi

pembeda dengan sekolah lain yang sejenisnya yaitu:

a. Bidang entrepreneurship yang diajarkan dengan sistem yang

berbasis CTL (contekstual, teaching, and learning) serta

entrepreneur day

b. Pengembangan karakter entrepreneur siswa melalui entrepreneur

day.

c. Menekankan pada penanaman kepribadian mandiri dan semangat

entrepreneurship

d. Outing class (kunjungan lembaga pemerintah, swasta, sosial,

tokoh entrepreneur, perusahaan, dan sebagainya)

e. Outing class entrepreneur visiting

Entrepreneurship sebagai program unggulan dan termuat dalam

kurikulum sekolah, mengapa entrepreneurship yang dipilih sebagai

program unggulan sekolah, karna pada saat ini sekolah bukan hanya

memberikan muatan materi kepada peserta didik namun harus

memberikan pula muatan yang melatih skill/ keterampilan mereka. Hal

ini diperkuat pula dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, terkait

mengapa sekolah ini memiliki keunggulan entrepreneurship, bahwa:

Page 72: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

60

“Pertama: kondisi global saat ini dimana tuntutan

perkembangan zaman anak-anak harus mempunyai life

skill/keretampilan hidup, jadi tidak hanya mengandalkan ketika sudah

lulus mencari kerja di pabrik menjadi karyawan, jika peserta didik

mempunyai keterampilan mereka bisa membuka usaha sendiri bahkan

bisa mempekerjakan orang lain. Kedua:nilai-nilai yang ditanamkan

yaitu nilai kemandirian, nilai-nilai yang terkandung didalam

entrepreneurship itu banyak di antaranya nilai yang kita kembangkan

adalah nilai kemandirian, kedisiplinan, kejujuran, dan tanggung jawab

ke empat aspek tersebut yang kita kembangkan disini. Semua itu

dibungkus dengan nilai-nilai keislaman, sehingga diharapkan siswa

menjadi entrepreneurship yang berlandaskan nilai-nilai keislaman.41

Kepala sekolah mengemukakan bahwa setiap anak itu harus

memiliki skill/keterampilan karna, dengan membekali mereka dengan

keterampilan atau keahlian, diharapkan mereka dapat mandiri

kedepannya setelah tamat dari sekolah, dan dapat tahan uji dengan

keadaan lingkungan yang menuntut mereka harus bekerja.

Entrepreneurship disekolah ini bukan menekankan anak untuk

berbisnis ataupun menjadi seorang pembisnis melainkan anak bisa

mencontoh nilai-nilai entrepreneurship yang dimiliki oleh seorang

pembisnis.

Penanaman nilai-nilai enterepreneurship ini merupakan usaha

yang dilakukan sekolah dalam mewujudkan visi misi sekolah yaitu

menjadi lembaga pendidikan islam berkarakter entrepreneurship.

Dalam menanamkan nilai-nilai entrepreneurship, sekolah memiliki

startegi-startegi tersendiri yaitu pertama dari teori yang diajarkan oleh

guru entrepreneur itu sendiri serta pembiasaan-pembiasaan yang

membentuk karakter entrepreneur. kedua praktek entrepreneurship

yang dilakukan pada program sekolah yaitu botani dan entrepreneur

day. Dari sekian banyak nilai-nilai entrepreneur, sekolah menekankan

empat aspek nilai yaitu:

a. Kemandirian

41

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMPI Mentari Indonesia 16 Mei 2016

Page 73: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

61

b. Kedisiplinan

c. Kejujuran

d. Tanggung jawab

Bukan hanya nilai entrepreneurship saja yang ditekankan

disekolah ini namun terdapat pula nilai-nilai keislamannya yaitu iman,

ilmu, dan akhlak dengan harapan peserta didik dapat memiliki karakter

entrepreneur yang berlandaskan keislaman seperti Rosulullah, Dimana

ketika nilai ini di gabungkan dapat menjadi penyempurna keseluruhan

nilai-nilai yang ditanamkan sekolah. indikator keberhasilan program-

program sekolah dapat diketahui dari kegiatan sehari-hari mulai dari

KBM sampai praktik. Keaktifan siswa dilihat pada saat siswa

mengikuti kegiatan belajar mengajar serta seberapa antusiasnya siswa

dalam mengikuti praktik berwirausaha disekolah. Kejujuran,

kedisiplinan, dan kemandirian dilihat siswa dalam mengerjakan tugas

dan kebiasaaan siswa . Karna, itu yang paling valid dibanding nilai

raport karna sehari-hari guru memantau kebiasaan-kebiasaan peserta

didik.

Karakteristik entrepreneurship sudah terlihat dan tercermin dari

keseharian siswa yaitu dapat dilihat dari KBM, praktik, dan kegiatan-

kegiatan sekolah lainnnya. Nilai-nilai entrepreneurship yang

ditanamkan kepada siswa-siswi antara lain adalah jujur, bertanggung

jawab, kreatif, mandiri, percaya diri, mau berusaha. Semua itu seperti

hasil wawancara dari beberapa guru bidang studi.

Nilai-nilai dasar entrepreneurship pun sedikit banyak sudah

terintegrasi kedalam program-program sekolah yaitu seperti program

botani dan entrepreneur day. Dengan begitu bukan hanya pada KBM

nilai-nilai itu berkesinambungan disampaikan, namun pada program-

program sekolah.

Page 74: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

62

Keberhasilan penanaman nilai-nilai entrepreneurship pada

dasarnya diukur atau diketahui melalui pencapaian dari peserta didik,

guru dan lingkungan kelas.

a. Peserta didik

Peserta didik sudah memiliki bekal keterampilan untuk

berwirausaha kedepannya serta sudah memahami apa itu

entrepreneurship. Dan tercermin dari keseharian mereka telah

memiliki kemandirian, percaya diri, kejujuran, aktif, bertanggung

jawab dan kreatif yang cukup baik.

b. Lingkungan kelas

Pada KBM hampir guru yang diwawancara mengemukakan

bahwa peserta didik aktif dalam mengikutinya dan lingkungan

kelas pun banyak hasil-hasil buah karya mereka seperti lukisan,

kaligrafi dsb.

c. Guru

Guru dan kepala sekolah SMPI Mentari Indonesia selalu

memberikan keteladanan baik itu didalam maupun luar kelas. Dan

guru pun sudah mampu merancang pembelajaran dengan

mengintegrasikan nilai-nilai entrepreneurship meskipun belum

secara maksimal.

C. Faktor pendukung dan penghambat dalam penanaman nilai-nilai

entrepreneurship di SMPI Mentari Indonesia

Faktor pendukung dalam menanamkan nilai-nilai entrepreneurship

yaitu sarana dan prasarana yang memadai, dan guru-guru yang selalu

mengikuti pelatihan-pelatihan seperti pelatihan KBM dan keterampilan

sehingga dapat mengaplikasikannya kepada peserta didik. Bukan hanya itu

sekolah pun memiliki TIM tersendiri untuk membantu membuat

Page 75: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

63

kurikulum sekolah yang berkaitan dengan entrepreneurship. Program-

program sekolah pun menjadi pendukung yang kuat dalam menanamkan

nilai-nilai entrepreneurship dimana peserta didik aktif dalam mengikuti

setiap program sekolah tersebut.

Terdapat pula kendala ataupun hambatan yang dihadapi yaitu

belum adanya SDM pemandu atau mentor pendamping program-program

kegiatan entrepreneurship untuk memandu siswa pada saat program

entrepreneurship yang membutuhkan pendamping. Dengan adanya

pendamping siswa menjadi lebih terarah pada setiap kegiatan contohnya

saja pada kegiatan botani, dimana siswa sangat membutuhkan mentor

pendamping untuk memberikan arahan-arahan terkait bercocok tanam

karna tidak semua anak faham cara menanam yang baik dan dengan

adanya mentor dapat mengontrol perkembangan anak-anak pada setiap

kegiatan. Dan kendalanya itu dari eksternal yaitu peserta didik yang

berasal bukan dari SD mentari langsung, karna jika peserta diidk yang

berasal dari SD mentari itu sudah mengetahui bahwa sekolah ini terdapat

muatan entrepreneurship didalamnya, sehingga perlunya pembiasaan-

pembiasaan dan pengenalan untuk lebih mengenal sekolah. Pernyataan ini

diperkuat dengan hasil wawancara oleh kepala sekolah yaitu:

“ya, hambatan yang dialami yaitu dari eksternal seperti peserta

didik yang dari luar mentari karna kebanyakan mereka belum mengetahui

seluruhnya terkait tentang sekolah, kalau yang berasal dari SD mentari

sudah tau program-program entrepreneur apa saja yang biasa di lakukan

disekolah”42

Kendala ini tidak menyurutkan semangat para guru dan kepala

sekolah membimbing siswa yang berasal dari luar SD mentari karna jika

siswa sudah lebih mengenal lingkungan sekolah, program-program yang

berkaitan dengan entrepreneurship akan lebih memudahkan guru dan

kepala sekolah untuk menanamkan nilai-nilai entrepreneurship.

42

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMPI Mentari Indonesia 16 Mei 2016

Page 76: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

64

Sedangkan kendala atau hambatan yang dialami oleh guru yaitu

diungkapkan oleh guru sbk :

“Jarangnya komunikasi antara guru entrepreneur dengan guru-guru

karna terus terang guru entrepreneur tersebut memiliki jam terbang( bukan

mengajar di sekolah ini saja ) jadi hanya ada pada waktu beliau ada jam

saja, hal ini yang menjadi kendala. Nah tapi kami melakukan evaluasi

yaitu pada tahun pembelajaran membuat rumusan terkait penanaman nilai-

nilai entrepreneur, karna entrepreneur ini merupakan salah satu dari

deferensiasi sekolah ( keunggulan sekolah) jadi tidak ada kata main-main

dalam hal penanaman nilai-nilai entrepreneurship ini”43

Komunikasi antar guru itu sangatlah penting untuk saling bertukar

pikiran, ide dan pendapat satu sama lain. Oleh karena itu ketika

komunikasi tidak lancar pada suatu organisasi, orang yang ada didalam

organisasi pun sulit untuk lebih mengemukakan ide-ide yang sebenarnya

sangat baik untuk perkembangan sekolah. Komunikasi dengan guru

entrepreneur sangatlah penting, karna setidaknya guru entrepreneur lebih

banyak mengetahui tentang dunia entrepreneur yang ada disekolah.

Namun, sekolah selalu berusaha mencari jalan keluar untuk

menyelesaikannya, dapat disiasati ketika rapat guru, guru bebas

menyampaikan ide-ide atau pendapat lain yang dapat memberikan suatu

inovasi baru untuk sekolah.

43

Hasil wawancara dengan Guru SBK SMPI Mentari Indoensia pada tanggal 24 Juli 2016

Page 77: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilanjutkan dengan

penganalisaan yang telah penulis lakukan tentang penanaman nilai-nilai

entrepreneurship di SMPI Mentari Indonesia Bekasi Utara, maka penulis

dapat menyimpulkan hasil penelitian ini, sebagai berikut:

1. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di bab-bab sebelumnya,

maka dapat dijelaskan bahwa penanaman nilai-nilai entrepreneurship

di SMPI Mentari Indonesia Bekasi Utara sudah berjalan dengan baik.

Hal ini terlihat melalui proses penanaman nilai-nilai entrepreneurship

yang dilakukan kepada siswa oleh guru dan civitas sekolah. Hasilnya

ditunjukkan dengan karakter siswa yang sudah mencerminkan karakter

seorang entrepreneur terlihat dari kreatifitas, percaya diri, komunikatif

dan tanggung jawab. Penanaman nilai-nilai entrepreneurship

diintegrasikan melalui strategi pada kegiatan-kegiatan yang

diprogramkan seperti kegiatan pembelajaran (mata pelajaran) dan juga

diintegrasikan pada kegiatan ekstrakurikuler, praktik berwirausaha,

pengembangan diri, muatan lokal dan budaya sekolah.

2. Faktor pendukung yang terdapat di SMPI Mentari Indonesia ini yaitu

guru-guru yang aktif mengikuti pelatihan-pelatihan, TIM Kurikulum

yang bagus, dan sarana prasarana yang memadai. Sedangkan faktor

penghambat atau kendala yang dialami yaitu peserta didik yang berasal

dari luar SD Mentari karena mereka belum mengetahui program

sekolah yang terdapat muatan entrepreneurship yang menjadi unggulan

disekolah ini. Namun sekolah dapat meminimalisir dari faktor kendala

tersebut.

Page 78: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

66

B. Saran

Berdasarkan temuan dan kesimpulan di atas, terdapat beberapa saran

yang perlu disampaikan terkait dengan penanaman nilai-nilai

entreprneuership

1. Sekolah di harapkan memberikan program-program entrepreneurship

lebih banyak lagi, sehingga siswa dapat memiliki bukan hanya satu

keterampilan tapi lebih sesuai dengan minatnya masing-masing seperti

menjahit, budidaya dan lain sebagainya.

2. Berkomunikasi dengan baik antar guru dengan guru entrepreneurship

guna bertukar pendapat atau ide, sehingga banyak ide untuk lebih

mengembangkan entrepreneurship baik itu dalam hal program-

program ataupun strategi penanaman nilai-nilai entrepreneurship.

3. Menyediakan tutor atau pendamping untuk memandu dalam program

kegiatan entrepreneurship.

Page 79: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

67

DAFTAR PUSTAKA

Ardy Wiyani, Novan. Teacher Preneurship. Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012.

Alma, Buchari. Kewirausahaan, Bandung: Alfabeta, 2011.

Arafah, Willy. Esensi Lingkungan Bisnis & Entrepreneurship. Jakarta:

Universitas Trisakti, 2010.

Ali, Herni & Fizin, Hamam. Teologi Entrepreneurship. Ciputat: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Barnawi & Mohammad arifin. School preneurship.Jogjakarta: Ar-ruzz Media,

2012

Barnawi & Mohammad Arifin. Mengelola Sekolah Berbasis

Entrepreneurship. Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013

Kuswantoro, Agung. Teacher Faktory. Yogyakarta: Graha Media, 2014.

Lickona, Thomas. Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa

Menjadi Pintar dan Baik, Bandung: Nusa Media, 2013

Muhaimin dkk,. Manajemen Pendidikan Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana

Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2009.

Nurseto, Tejo. Jurnal pendidikan akuntansi indonesiaI. Program studi

pendidikan akuntansi fakultas ekonomi universitas negeri yogyakarta.

Vol.VII No.2 Th. 2010.

Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2014.

Saroni, Mohammad mendidikan & melatih entrepreneur muda, Jogjakarta: Ar-

ruzz Media, 2012

Sulhan, Najib pengembangan karakter dan budaya bangsa, Surabaya: Jaring

Pena, 2011

Suryana. Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba

Empat, 2006.

Page 80: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

68

Suherman, Eman. desain pembelajaran kewirausahaan. Bandung: Alfa Beta,

2010.

Supriyoko, ki.” Mempersiapkan generasi indonesia emas melalui

madrasah”, makalah disampaikan pada seminar nsional bertema

profesional learning untuk indonesia emas. 28 mei. Jakarta:auditorium

prof. Harun nasution, 2015.

Tim pusat kurikulum pengembangan pendidikan entrepreneurship. Bahan

Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai

Budaya Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta :

Balitbang Kemendiknas RI, 2010.

https://www.academia.edu/11386648/Berita_Resmi_BPS_2015

Page 81: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

69

PEDOMAN WAWANCARA

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI mentari indonesia bekasi

utara

Nama responden :Ahmad Fauzi

Jabatan :Guru SBK

Hari /tanggal :24 Juli 2016

Pewawancara :Dalam kegiatan belajar mengajar, nilai-nilai apa yang

paling sering ibu/bapak tekankan kepada peserta didik

kaitannya dengan karakter entrepreneur?

Narasumber :kaitannya dengan entrepreneurship, sbk memiliki korelasi

yang cukup kuat dengan entrepreneurship.

Entrepreneurship memberikan apresiasi pada mata

pelajaran SBK karna terus terang saja di pelajaran

entrepreneurship tidak ada muatan praktik jadi hanya pada

teoritis saja. Teori yang diajarkan yaitu yang pertama

peserta didik diajarkan berjualan ala Rosulullah yaitu benar,

jujur dan amanah. Yang kedua dalam entrepreneur

diajarkan bagaimana cara pembukuan secara manajemen.

Yang ketiga yaitu entrepreneur yang diajarkan secara

islami, dimana peserta didik diajarkan ketika sudah menjadi

pengusaha atau orang sukses tidak memanfaatkan apa yang

sudah di raihnya.inilah yang kami ajarkan secara teori

kepada peserta didik. Sedangkan praktiknya berhubung

korelasinya antara SBK dengan nilai-nilai entrepreneurship

yaitu contohnya saja ketika mempelajari materi

entrepreneurship di perintahkan untuk mengolah uang 80

ribu, dengan modal 80 ini peserta ddik di latih untuk dapat

Page 82: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

70

mengelola, mengatur sedemikian rupa pengeluaran dan

pendapatan berapa. Apa yang di buat dan apa yang di

produk inilah tugas SBK untuk mengajarkan peserta didik

mempraktikkan materi yang sudah di pelajari di

entrepreneur. ada 4 muatan dalam mata pelajaran SBK

dalam nilai-nilai entrepreneurship yaitu : budidaya, prodak

keterampilan (kriya), pengolahan.

Pewawancara :Apakah nilai-nilai tersebut merupakan nilai-nilai yang

dikembangkan disekolah?

Narasumber :iya betul. Nilai-nilai tersebut yang dikembangkan

disekolah, menurut saya entrepreneurship itu tidak bisa

terlepas dari nuansa islami, maka dari itu sekolah selalu

menekankan kepada anak-anak berentrepreneurlah dengan

Ala Rosulullah

Pewawancara :Strategi apa yang ibu/bapak gunakan dalam menanamkan

nilai-nilai entrepreneur kepada peserta didik dalam

mengajar ?

Narasumber : ada beberapa sistem, atau biasa yang kita sebut dengan

pemetaan ada di akhir pembelajaran/semester. Seperti yang

sudah saya katakan tadi, yaitu pada materi tertentu guru

entrepreneurship memerintahkan saya sebagai guru sbk

untuk mengadakan praktek entrepreneurship.

Pewawancara :Bagaimana cara bapak/ibu merancang pembelajaran yang

terintegrasi nilai-nilai entrepreneurship?

Narasumber :kalau untuk merancang, kita biasa merumuskan pada awal

pembelajaran. Kita buat sistematis berkala dan

berkelanjutan. Contohnya itu untuk bulan pertama

membuat pengolahan, di bulan kedua kita buat budidaya.

Page 83: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

71

Sehingga sampai semester kedua dan seterusnya secara

berkelanjutan. Dan ini dimasukkan ke RPP.

Didalam kurikulum Entrepreneurship itu terpisah sendiri,

karna entrepreneurship itu tidak ada dari dinas, kurikulum

ini dirumuskan dan dirancang sendiri oleh TIM ahli, kalau

boleh jujur kita menggunakan jasa dari UNJ untuk

membuat kurikulum entrepreneurship khusus untuk SD dan

SMP yayasan mentari. Dan RPP dan modulnya tersendiri.

Pewawancara :Apakah ibu mengalami kesulitan dalam

mempadupadankan antara nilai-nilai entrepreneurship

dengan mata pelajaran yang ibu ajarkan?

Narasumber :biasanya dalam pembelajaran itu pastinya ada, seperti ada

keinginan yang disampaikan oleh guru entrepreneur kepada

guru sbk, jarangnya komunikasi antara guru entrepreneur

dengan guru sbk karna terus terang guru entrepreneur itu

guru sesi artinya memiliki jam mengajar disekolah lain.

Sehingga kita selalu evaluasi membuat rumusan pada awal

tahun pembelajaran.

Pewawancara :Apa hambatan terbesar ibu/bapak dalam

mempadupadankan mata pelajaran dengan nilai-nilai

entrepreneurship?

Narasumber :Alhamdulillah tidak ada hambatan besar dalam

mempadupadankan nilai-nilai entrepreneurship ke mata

pelajaran, karna nilai-nilai ini sangatlah fleksibel dan dapat

ditempatkan dimana saja.

Page 84: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

72

Pewawancara :Apakah nilai-nilai entrepreneurship ini ibu/bapak

integrasikan kedalam buku ajar, baik dalam pemaparan

materi ataupun tugas?

Narasumber :kalau itu tidak disampaikan secara detail tapi disampaikan

secara umum, contohnya saja seperti penilaian dimana

penilaian sbk menjadi penilaian untuk entrepreneur

begitupun sebaliknya karna sbk dan entrepreneurship

memiliki korelasi yang kuat dalam bekerjasama

Pewawancara :Apakah nilai-nilai entrepreneurship ini ibu/bapak

integrasikan kedalam metode belajar? Seperti apa

contohnya?

Narasumber :ya, contohnya saja seperti pada metode diskusi, ceramah

karna dari situlah kita bisa memberikan dan mengajarkan

nilai-nilai kepada peserta didik.

Pewawancara :Apakah ketika dalam mengajar kelas diwarnai dengan

keaktifan peserta didik?

Narasumber :pengalaman pada waktu saya menjadi wali kelas pada

tahun 2015/2016 kelas 8,saya sering kontroling pada setiap

anak belajar jadi ketika guru mengajar saya mengikuti

sampai pelajaran selesai,jadi kebetulan sekali saya melihat

pada pelajaran entrepreneur, karna entrepreneur diharapkan

pada keaktifan siswa, maka ketika ada anak yang tidakaktif

maka point nya kurang, dan pada saat itulah pembelajaran

entrepreneurship anak-anak sangat aktif. Dan untuk sbk pun

sangat menekankan keaktifan.

Page 85: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

73

Pewawancara :Apakah menurut bapak/ibu lingkungan kelas mampu

menciptakan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang

sesuai dengan nilai-nilai entreprneur?

Narasumber :iya sangat, karna entrepreneurship itu menjadi urutan

ketika dalam deferensiasi sekolah dan tidak ada kata main-

main untuk deferensiasi sekolah ini. Budaya-budaya

entrepreneur, anak kita sudah mulai bisa bongkar pasang

komputer nah disitulah masuk dua budaya IT dan

entrepreneurship. Ini mengajarkan anak kita untuk sedikit

demi sedikit membuka usaha meskipun kecil.

Pewawancara :Upaya apa yang dilakukan agar peserta didik benar-benar

memiliki karakter entreprneurship?

Narasumber :upayanya yaitu kita selalu mengaitkan deferensiasi sekolah

yang ada 4 ini yaitu agama, IT, entrepreneurship dan

bahasa. Karna sangat baik menurut saya entrepreneurship

digabungkan dengan agama, IT dan bahasa.

Pewawancara :Apakah budaya sekolah sangat mendukung dalam

menanamkan nilai-nilai entrepreneurship? Seperti apa

gambarannya?

Narasumber : budaya sekolah cukup mendukung untuk menanamkan

nilai-nilai entrepreneurship, contohnya seperti 5S, dan

nuansa keislaman.

Pewawancara :Apakah sekolah mewajibkan guru selalu mengaitkan

anatara mata pelajaran yang diampu dengan penanaman

nilai-nilai entrepreneurship?

Narasumber : sebenarnya hanya wacana belum aplikasi secara

total,namun guru memiliki kreatifitas, perlahan nilai-nilai

entrepreneurship di integrasikan kedalam mata pelajaran.

Page 86: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

74

Salah satu kendala yang kita alami yaitu seperti yang sudah

saya katakan tadi karna guru entrepreneurship memiliki jam

mengajar disekolah lain jadi sulitnya untuk berkomunikasi

kecuali pada hari guru tersebut mengajar.

Page 87: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

75

PEDOMAN WAWANCARA

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI mentari indonesia bekasi

utara

Nama responden : Aminudin, S.Pd.I

Jabatan :Guru pkn

Hari /tanggal : 20 Juli 2016

Pewawancara :Dalam kegiatan belajar mengajar, nilai-nilai apa yang

paling sering ibu/bapak tekankan kepada peserta didik

kaitannya dengan karakter entrepreneur?

Narasumber :yang pertama itu tanggung jawab,berani yang kita

sampaikan kepada anak-anak karna

Pewawancara :Apakah nilai-nilai tersebut merupakan nilai-nilai yang

dikembangkan disekolah?

Narasumber :iya betul, tetapi ada nilai-nilai yang lain seperti kejujuran,

berkata yang benar, sopan, displin.anak-anak pun diajarkan

berani untuk mengambil resiko, berani malu, rugi dan lain

sebagainya.

Pewawancara :Strategi apa yang ibu/bapak gunakan dalam menanamkan

nilai-nilai entrepreneur kepada peserta didik dalam

mengajar ?

Narasumber :untuk strategi mengajar dikelas yang pertama tentunya

seperti biasa cerah dan lain sebagainya, tapi biasanya untuk

pkn kita menggunakan vidio untuk diamati, seperti mana

sikap yang baik untuk ditiru dan tidak. Dan pelajaran apa

yang bisa diambil.

Page 88: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

76

Pewawancara :Bagaimana cara bapak/ibu merancang pembelajaran yang

terintegrasi nilai-nilai entrepreneurship?

Narasumber :kita komunikasi dengan guru entrepreneur dan wali kelas,

seperti halnya di jam-jam tertentu anak-anak harus

diberikan nutrisi motivasi.

Pewawancara :Apakah bapak/ibu mengalami kesulitan dalam

mempadupadankan antara nilai-nilai entrepreneurship

dengan mata pelajaran yang ibu ajarkan?

Narasumber :kalau pertanyaannya mengalami kesulitan atau tidak,

pastinya ada. Salah satunya seperti ketidak sesuaian materi

dengan metode yang digunakan.

Pewawancara :Apa hambatan terbesar ibu/bapak dalam

mempadupadankan mata pelajaran dengan nilai-nilai

entrepreneurship?

Narasumber :Alhamdulillah tidak ada hambatan untuk menanamkan

nilai kepada siswa

Pewawancara :Apakah nilai-nilai entrepreneurship sangat berkaitan

dengan pelajaran yang bapak ampu?

Narasumber :tentunya, karna setiap pelajaran yang diajarkan disekolah

tidak terlepas dari entrepreneurship, sebab entrepreneurship

merupakan unggulan di sekolah ini.

Pewawancara :Apakah nilai-nilai entrepreneurship ini ibu/bapak

integrasikan kedalam buku ajar, baik dalam pemaparan

materi ataupun tugas?

Narasumber : ya betul, tapi saya tetap harus menyesuaikan kemateri

yang akan saya sampaikan

Page 89: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

77

Pewawancara :Apakah nilai-nilai entrepreneurship ini ibu/bapak

integrasikan kedalam metode belajar? Seperti apa

contohnya?

Narasumber :ya, contohnya saja seperti pada metode ceramah, bermain

peran dan lain sebagainya

Pewawancara :Apakah ketika dalam mengajar kelas diwarnai dengan

keaktifan peserta didik?

Narasumber : pastinya, contohnya saja ketika belajar menggunakan

metode bermain peran, itu siswa sangatlah aktif.

Pewawancara :Apakah menurut bapak/ibu lingkungan kelas mampu

menciptakan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang

sesuai dengan nilai-nilai entreprneur?

Narasumber :menurut saya iya, karna lingkungan sekolah kita selalu

membiasakan anak-anak berprilaku sopan, baik dan

tentunya tidak lepas dari entrepreneurship.

Pewawancara :Upaya apa yang dilakukan agar peserta didik benar-benar

memiliki karakter entreprneurship?

Narasumber :upaya yang saya lakukan ya terus mengevalusi apa yang

sudah diberikan kepada anak-anak dan kita melihat

perkembangan anak-anak seperti apa.

Pewawancara :Apakah budaya sekolah sangat mendukung dalam

menanamkan nilai-nilai entrepreneurship? Seperti apa

gambarannya?

Narasumber :ya betul, budaya sekolah sangat mendukung guru dalam

menanamkan nilai entrepreneurship, dan dimulai dari hal

yang kecil. Seperti tanggung jawab dan jujur.

Page 90: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

78

Pewawancara :Apakah sekolah mewajibkan guru selalu mengaitkan

anatara mata pelajaran yang diampu dengan penanaman

nilai-nilai entrepreneurship?

Narasumber :kalau secara langsung sih tidak yah, tapi secara tidak

langsung iya,di sekolah ini nilai entrepreneurship dan nilai

keagamaan itu hampir sama jadi, mau mata pelajaran apa

pun silahkan guru sekreatif mungkin menyelipkan nilai-

nilai itu.

Page 91: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

79

PEDOMAN WAWANCARA

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI mentari indonesia bekasi

utara

Nama responden :Peni Pangestuti, SS

Jabatan :Guru B. Indonesia

Hari /tanggal :Senin 26 September 2016

Pewawancara :Dalam kegiatan belajar mengajar, nilai-nilai apa yang

paling sering ibu/bapak tekankan kepada peserta didik

kaitannya dengan karakter entrepreneur?

Narasumber :yang paling sering saya sampaikan kepada anak-anak yaitu

nilai-nilai yang sering ditekankan biasanya adalah

kejujuran, tekun, dan aktif.

Pewawancara :Apakah nilai-nilai tersebut merupakan nilai-nilai yang

dikembangkan disekolah?

Narasumber : Ya betul, nilai-nilai tersebut merupakan nilai yang paling

sering ditekankan dan dikembangkan disekolah.

Pewawancara :Strategi apa yang ibu/bapak gunakan dalam menanamkan

nilai-nilai entrepreneur kepada peserta didik dalam

mengajar ?

Narasumber :strategi yang biasa saya gunakan membiasakan siswa aktif

dalam belajar dan memberikan tugas berupa lisan/tulisan.

Pewawancara :Bagaimana cara bapak/ibu merancang pembelajaran yang

terintegrasi nilai-nilai entrepreneurship?

Page 92: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

80

Narasumber :merancangnya dengan cara membuat perencanaan/

adaministratif guru berupa, Lesson plan, weekly plan, dan

target pencapaian.

Pewawancara :Apakah ibu mengalami kesulitan dalam

mempadupadankan antara nilai-nilai entrepreneurship

dengan mata pelajaran yang ibu ajarkan?

Narasumber :Alhamdulillah tidak ada kendala ataupun kesulitan dalam

memasukkan nilai-nilai kedalam mata pelajaran dan buku

ajar, karna nilai-nilai entrepreneurship sangat simple dan

mudah untuk ditempatkan dimana saja seperti halnya nilai-

nilai agama.

Pewawancara :Apa hambatan terbesar ibu/bapak dalam

mempadupadankan mata pelajaran dengan nilai-nilai

entrepreneurship?

Narasumber :Alhamdulillah kalau hambatan terbesar selama ini tidak

ada hanya saja biasanya dalam peraktek pembiayaan dan

fasilitas yang di butuhkan.

Pewawancara :Apakah nilai-nilai entrepreneurship ini ibu/bapak

integrasikan kedalam buku ajar, baik dalam pemaparan

materi ataupun tugas?

Narasumber :ya betul seperti pada metode ceramah ataupun diskusi.

Pada penyampaian materi pun di selipkan nilai-nilai

entrepeneruship dan disesuaikan dengan materi.

Pewawancara :Apakah nilai-nilai entrepreneurship ini ibu/bapak

integrasikan kedalam metode belajar? Seperti apa

contohnya?

Page 93: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

81

Narasumber :iya seperti siswa membuat sebuah hasil laporan setelah

melakukan observasi dan mempresentasikannya, disitu kita

bisa melihat apakah anak-anak bertanggung jawab dengan

laporannya.

Pewawancara :Apakah ketika dalam mengajar kelas diwarnai dengan

keaktifan peserta didik?

Narasumber :Alhamdulillah setiap kali mengikuti pelajaran bahasa

indonesia siswa selalu aktif mengikutinya.

Pewawancara :Apakah menurut bapak/ibu lingkungan kelas mampu

menciptakan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang

sesuai dengan nilai-nilai entreprneur?

Narasumber :menurut saya iya, karna kita selalu mengajarkan kepada

anak-anak agar selalu jujur, kreatif, bertanggung jawab

dengan apa yang dilakukan.

Pewawancara :Upaya apa yang dilakukan agar peserta didik benar-benar

memiliki karakter entreprneurship?

Narasumber :Upayanya yaitu dengan mengajarkan anak-anak

mengaplikasikannya kedalam kehidupan sehari-hari baik di

lingkungan sekolah atapun rumah.

Pewawancara :Apakah budaya sekolah sangat mendukung dalam

menanamkan nilai-nilai entrepreneurship? Seperti apa

gambarannya?

Narasumber :menurut saya budaya sekolah mendukung dalam

menanamkan nilai-nilai entrepreneurship contohnya banyak

slogan/logo disekolah yang mencerminkan nilai-nilai

entrepreneurship.

Page 94: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

82

Pewawancara :Apakah sekolah mewajibkan guru selalu mengaitkan

anatara mata pelajaran yang diampu dengan penanaman

nilai-nilai entrepreneurship?

Narasumber :iya meskipun tidak secara langsung, namun guru pun harus

memiliki inisiatif tersendiri.

Page 95: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

83

PEDOMAN WAWANCARA

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI mentari indonesia bekasi

utara

Nama responden :Eka Dewi Sartika

Jabatan :Guru IPA

Hari /tanggal :Selasa 20 September 2016

Pewawancara :Dalam kegiatan belajar mengajar, nilai-nilai apa yang

paling sering ibu/bapak tekankan kepada peserta didik

kaitannya dengan karakter entrepreneur?

Narasumber :dalam mengajar guru pastinya selalu menanamkan nilai-

nilai disetiap sela materi yang di sampaikan sering kali saya

selalu menekankan nilai kejujuran pada anak-anak karna

jujur itu sangat penting dalam segala hal dikehidupan kita.

Pewawancara :Apakah nilai-nilai tersebut merupakan nilai-nilai yang

dikembangkan disekolah?

Narasumber :disemua sekolah pastinya sellau menekankan kejujuran

dalam berbagai hal begitupun sekolah ini nilai kejujuran

sangatlah penting, apalagi sekolah ini menekankan karakter

entrepreneurship dan jujur sangat diperlukan dalam dunia

entrepreneur.

Pewawancara :Strategi apa yang ibu/bapak gunakan dalam menanamkan

nilai-nilai entrepreneur kepada peserta didik dalam

mengajar ?

Page 96: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

84

Narasumber :biasanya saya menggunakan strategi dengan membiasakan

anak selalu percaya pada kemampuan sendiri dalam artian

membiasakan untuk tidak mencontek.

Pewawancara :Bagaimana cara bapak/ibu merancang pembelajaran yang

terintegrasi nilai-nilai entrepreneurship?

Narasumber :cara saya merancang pembelajaran agar terintegrasi nilai-

nilai entrepreneurship yaitu dari tugas-tugas siswa apakah

siswa dalam mengerjakan tugas itu dengan tanggung jawab,

jujur dan percaya diri dalam artian tidak tergantung pada

orang lain.

Pewawancara :Apakah ibu mengalami kesulitan dalam

mempadupadankan antara nilai-nilai entrepreneurship

dengan mata pelajaran yang ibu ajarkan?

Narasumber :Alhamdulillah tidak ada kesulitan yang berat dalam

menanamkan nilai-nilai ini karna ini sama saja seperti kita

memberikan asupan nilai agama ke anak-anak jadi tidak

ada yang perlu di buat sulit.

Pewawancara :Apa hambatan terbesar ibu/bapak dalam

mempadupadankan mata pelajaran dengan nilai-nilai

entrepreneurship?

Narasumber :tidak ada hambatan besar dalam hal ini, karna yang saya

katakan tadi nilai entrepreneurship sama saja seperti nilai

agama yang sering kita ulang atau integrasikan kepada anak

setiap hari mulai dari jujur, mandiri, tanggung jawab dan

lain sebagainya.

Page 97: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

85

Pewawancara :Apakah nilai-nilai entrepreneurship ini ibu/bapak

integrasikan kedalam buku ajar, baik dalam pemaparan

materi ataupun tugas?

Narasumber :ya betul saya mengintegrasikannya namun tidak terlepas

dari materi yang bersangkutan.

Pewawancara :Apakah nilai-nilai entrepreneurship ini ibu/bapak

integrasikan kedalam metode belajar? Seperti apa

contohnya?

Narasumber :pastinya, karna metode belajar pun membantu

terbentuknya karakter seorang siswa seperti dengan diskusi

mereka mencoba percaya diri menyampaikan argument

yang dimilikinya.

Pewawancara :Apakah ketika dalam mengajar kelas diwarnai dengan

keaktifan peserta didik?

Narasumber :Alhamdulillah anak-anak selalu aktif dalam mengikuti

KBM asalkan guru bisa membawa alur mereka jangan

monoton.

Pewawancara :Apakah menurut bapak/ibu lingkungan kelas mampu

menciptakan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang

sesuai dengan nilai-nilai entreprneur?

Narasumber :menurut saya Alhamdulillah lingkungan kelas maupun

sekolah sudah cukup mendukung tumbuh kembang peserta

didik dalam menanamkan nilai-nilai entrepreneurship karna

kegiatan-kegiatan sekolah sedikit banyak terdapat kegiatan

yang terkait entrepreneur seperti event bazar atau market

day.

Page 98: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

86

Pewawancara :Upaya apa yang dilakukan agar peserta didik benar-benar

memiliki karakter entreprneurship?

Narasumber :upayanya itu dengan cara setiap kegiatan pembelajaran

menanamkan nilai-nilai kejujuran.

Pewawancara :Apakah budaya sekolah sangat mendukung dalam

menanamkan nilai-nilai entrepreneurship? Seperti apa

gambarannya?

Narasumber :menurut saya budaya sekolah ini cukup mendukung

terlaksananya penanaman nilai entrepreneurship dengan

membudayakan 5S dapat menciptakan lingkungan sekolah

yang harmonis.

Pewawancara :Apakah sekolah mewajibkan guru selalu mengaitkan

anatara mata pelajaran yang diampu dengan penanaman

nilai-nilai entrepreneurship?

Narasumber :belum tampak seluruhnya, namun kita sebagai guru harus

kreatif juga.

Page 99: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

87

PEDOMAN WAWANCARA

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI mentari indonesia bekasi

utara

Nama responden :Titin S

Jabatan : Guru B. inggris

Hari /tanggal :selasa, 20 september 2016

Pewawancara :Dalam kegiatan belajar mengajar, nilai-nilai apa yang

paling sering ibu/bapak tekankan kepada peserta didik

kaitannya dengan karakter entrepreneur?

Narasumber :Yang biasa saya sampaikan kepada anak-anak dalam

mengajar adalah selalu percaya diri dan jujur.

Pewawancara :Apakah nilai-nilai tersebut merupakan nilai-nilai yang

dikembangkan disekolah?

Narasumber :iya benar, setiap guru pasti selalu menekankan anak-anak

agar percaya diri dan jujur pada dirinya.

Pewawancara :Strategi apa yang ibu/bapak gunakan dalam menanamkan

nilai-nilai entrepreneur kepada peserta didik dalam

mengajar ?

Narasumber :strateginya kita melalui KBM dan pada waktu ujian yaitu

menekankan kejujuran kepada siswa.

Pewawancara :Bagaimana cara bapak/ibu merancang pembelajaran yang

terintegrasi nilai-nilai entrepreneurship?

Narasumber : Related with the subject, yaitu disesuaikan dengan materi

pelajaran yang akan disampaikan.

Page 100: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

88

Pewawancara :Apakah ibu mengalami kesulitan dalam

mempadupadankan antara nilai-nilai entrepreneurship

dengan mata pelajaran yang ibu ajarkan?

Narasumber :sedikit, karna tidak semua pelajaran ataupun materi pada

buku ajar dapat diintegrasikan entrepreneurship, meskipun

nilai-nilai entrepreneurship seperti nilai keagamaan namun

tetap saja harus menyesuaikan pada materi.

Pewawancara :Apa hambatan terbesar ibu/bapak dalam

mempadupadankan mata pelajaran dengan nilai-nilai

entrepreneurship?

Narasumber :hambatannya yang tadi saya katakan, bagaimana mana kita

harus kreatif dan bisa menyesuaikannya dengan materi

yang kita ajarkan.

Pewawancara :Apakah nilai-nilai entrepreneurship ini ibu/bapak

integrasikan kedalam buku ajar, baik dalam pemaparan

materi ataupun tugas?

Narasumber : saya masukkan nilai-nilai baik yang terkandung dalam

entrepreneurship seperti percaya diri, jujur kedalam metode

pembelajaran ataupun tugas-tugas sehari-hari, tetapi tetap

saja pada pemaparan harus disesuaikan pada materi.

Pewawancara :Apakah nilai-nilai entrepreneurship ini ibu/bapak

integrasikan kedalam metode belajar? Seperti apa

contohnya?

Narasumber :betul sekali, karna dengan menggunakan metode belajar

yang baik akan lebih mudah menyampaikannya kepada

anak-anak.

Page 101: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

89

Pewawancara :Apakah ketika dalam mengajar kelas diwarnai dengan

keaktifan peserta didik?

Narasumber :iya betul setiap KBM pasti di warnai dengan keaktifan

siswa tetapi anak-anak terkadang perlu mood yang cukup

bagus juga.jadi kita sebagai guru harus pintar membaca

situasi kelas.

Pewawancara :Apakah menurut bapak/ibu lingkungan kelas mampu

menciptakan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang

sesuai dengan nilai-nilai entreprneur?

Narasumber :menurut saya iya, karna lingkungan kelas itu sangat

mendukung tumbuh kembangnya anak-anak, jika

lingkungannya bagus pasti anak-anak pun berprilaku baik.

Pewawancara :Upaya apa yang dilakukan agar peserta didik benar-benar

memiliki karakter entreprneurship?

Narasumber :upayanya yaitu saya selalu menekankan kepada anak-anak

agar selalu jujur dalam hal apapun dan keadaan.

Pewawancara :Apakah budaya sekolah sangat mendukung dalam

menanamkan nilai-nilai entrepreneurship? Seperti apa

gambarannya?

Narasumber :menurut saya mendukung, gambarannya seperti mentaati

peraturan-peraturan sekolah baik guru dan murid.

Pewawancara :Apakah sekolah mewajibkan guru selalu mengaitkan

anatara mata pelajaran yang diampu dengan penanaman

nilai-nilai entrepreneurship?

Page 102: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

90

Narasumber :sebenarnya secara langsung sih tidak, tetapi guru tanpa

disuruh pun pasti mengajarkan nilai-nilai yang baik kepada

peserta didiknya.

Page 103: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

91

PEDOMAN WAWANCARA

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI mentari indonesia bekasi

utara

Nama responden :Pak Adin

Jabatan :Guru IPS

Hari /tanggal :selasa 20 september 2016

Pewawancara :Dalam kegiatan belajar mengajar, nilai-nilai apa yang

paling sering ibu/bapak tekankan kepada peserta didik

kaitannya dengan karakter entrepreneur?

Narasumber :pada KBM sering kali yang saya samaikan adalah bahwa

anak harus berani dan percaya diri dalam melakukan hal

apapun di kehidupan sehari.

Pewawancara :Apakah nilai-nilai tersebut merupakan nilai-nilai yang

dikembangkan disekolah?

Narasumber :betul sekali, karna dengan berani dan percaya diri siswa

mampu melakukan atau menunjukkan keahlian yang

dimilikinya.

Pewawancara :Strategi apa yang ibu/bapak gunakan dalam menanamkan

nilai-nilai entrepreneur kepada peserta didik dalam

mengajar ?

Narasumber :saya menggunakan strategi siswa presentasi kedepan kelas

dengan begitu dapat melihat apakah siswa sudah percaya

diri dengan dirinya dan apakah siswa berani menyampaikan

argument.

Page 104: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

92

Pewawancara :Bagaimana cara bapak/ibu merancang pembelajaran yang

terintegrasi nilai-nilai entrepreneurship?

Narasumber :cara merancnagnya saya menyesuaikan dengan materi

pembelajaran yang akan saya sampaikan dan tidak keluar

dari materi pada hari itu dengan begitu dapat dengan mudah

mengintegrasikan nilai kepada siswa.

Pewawancara :Apakah ibu/bapak mengalami kesulitan dalam

mempadupadankan antara nilai-nilai entrepreneurship

dengan mata pelajaran yang ibu ajarkan?

Narasumber :Alhamdulillah tidak ada kesulitan dalam

mempadupadankan nilai entrepreneurship ke dalam mata

pelajaran karna nilai entrepreneurship mudah dan simple

untuk di tempatkan dimana saja.

Pewawancara :Apa hambatan terbesar ibu/bapak dalam

mempadupadankan mata pelajaran dengan nilai-nilai

entrepreneurship?

Narasumber :tidak ada hambatan terbesar dalam mempadupadankan

matapelajaran dnegan nilai entrepreneurship namun

terkadang media pembelajaran dibutuhkan lebih banyak.

Pewawancara :Apakah nilai-nilai entrepreneurship ini ibu/bapak

integrasikan kedalam buku ajar, baik dalam pemaparan

materi ataupun tugas?

Narasumber :pastinya, tapi tetap saja harus sesuai dengan alur materi

yang disampaikan.

Pewawancara :Apakah nilai-nilai entrepreneurship ini ibu/bapak

integrasikan kedalam metode belajar? Seperti apa

contohnya?

Page 105: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

93

Narasumber :benar. Seperti pada metode diskusi Siswa diminta

presentasi kedepan kelas mempresentasikan hasil diskusi

mereka.

Pewawancara :Apakah ketika dalam mengajar kelas diwarnai dengan

keaktifan peserta didik?

Narasumber :Alhamdulillah siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran

tetapi guru pun harus belajar membaca suasana kelas.

Pewawancara :Apakah menurut bapak/ibu lingkungan kelas mampu

menciptakan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang

sesuai dengan nilai-nilai entreprneur?

Narasumber :menurut saya bisa saja lingkungan kelas membantu

menciptakan prilaku siswa yang berkarakter

entrepreneurship jika dilakukan oleh seluruh elemen

sekolah.

Pewawancara :Upaya apa yang dilakukan agar peserta didik benar-benar

memiliki karakter entreprneurship?

Narasumber :upaya yang saya lakukan yaitu latihan sederhana dikelas,

siswa dilatih untuk piket (bentuk latihan tanggung jawab).

Pewawancara :Apakah budaya sekolah sangat mendukung dalam

menanamkan nilai-nilai entrepreneurship? Seperti apa

gambarannya?

Narasumber :gambarannya itu kita memberikan tanggung jawab kecil

kepada anak-anak seperti tanggung jawab untuk

membersihkan kelas dan lain sebagainya.

Pewawancara :Apakah sekolah mewajibkan guru selalu mengaitkan

antara mata pelajaran yang diampu dengan penanaman

nilai-nilai entrepreneurship?

Page 106: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

94

Narasumber :tidak secara formal, namun guru dalam kbm selalu

berusaha sebaik mungkin menyampaikan nilai-nilai kepda

siswa baik itu nilai entrepreneurshi ataupun keagamaan

karna itu sama saja.

Page 107: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

95

PEDOMAN WAWANCARA

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI mentari indonesia bekasi

utara

Nama responden :Dwi Lestari

Jabatan :Guru Komputer

Hari /tanggal :Selasa 20 september 2016

Pewawancara :Dalam kegiatan belajar mengajar, nilai-nilai apa yang

paling sering ibu/bapak tekankan kepada peserta didik

kaitannya dengan karakter entrepreneur?

Narasumber :saya mengajarkan kepada anak –anak agar mau berusaha,

disiplin dan jujur.

Pewawancara :Apakah nilai-nilai tersebut merupakan nilai-nilai yang

dikembangkan disekolah?

Narasumber :iya betul sekali nilai tersebut dikembangkan sekolah dan di

masukkan kedalam penyampaian materi

Pewawancara :Strategi apa yang ibu/bapak gunakan dalam menanamkan

nilai-nilai entrepreneur kepada peserta didik dalam

mengajar ?

Narasumber :biasanya saya menggunakan strategi dengan cara

memberikan tugas yang bersifatnya praktek. Karna dengan

praktek siswa lebih terasah dan merasakan langsung.

Pewawancara :Bagaimana cara bapak/ibu merancang pembelajaran yang

terintegrasi nilai-nilai entrepreneurship?

Page 108: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

96

Narasumber :caranya yaitu saya membuat lesson plan KBM agar lebih

terarah, dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

Pewawancara :Apakah ibu mengalami kesulitan dalam

mempadupadankan antara nilai-nilai entrepreneurship

dengan mata pelajaran yang ibu ajarkan?

Narasumber :Alhamdulillah selama ini tidak kesulitan yang saya alami

dan berjalan sesuai dengan apa yang saya harapkan de.

Pewawancara :Apa hambatan terbesar ibu/bapak dalam

mempadupadankan mata pelajaran dengan nilai-nilai

entrepreneurship?

Narasumber :kalau berbicara hamabtan pastinya semua gurur pasti

memilikinya tapi terkadang saya hanya mengalami

hamabatan ketika ingin bereksperimen pada praktek yang

lebih bagus namun terhambat pada biaya yang dibutuhkan

besar.

Pewawancara :Apakah nilai-nilai entrepreneurship ini ibu/bapak

integrasikan kedalam buku ajar, baik dalam pemaparan

materi ataupun tugas?

Narasumber :ya betul sekali, saya integrasikan kedalamnya pda

penyampaian materi ataupun tugas-tugas sehari-hari.

Pewawancara :Apakah nilai-nilai entrepreneurship ini ibu/bapak

integrasikan kedalam metode belajar? Seperti apa

contohnya?

Narasumber :iya, siswa membuat produk dari hasil praktikum tik

contohnya saja seperti siswa membuat design untuk cover

kardus.

Page 109: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

97

Pewawancara :Apakah ketika dalam mengajar kelas diwarnai dengan

keaktifan peserta didik?

Narasumber :Alhamdulillah siswa selalu aktif dalam mengikuti KBM.

Pewawancara :Apakah menurut bapak/ibu lingkungan kelas mampu

menciptakan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang

sesuai dengan nilai-nilai entreprneur?

Narasumber :menurut saya iya karna lingkungan kelas selalu diwarnai

keaktifan dan kreatifitas siswa.

Pewawancara :Upaya apa yang dilakukan agar peserta didik benar-benar

memiliki karakter entreprneurship?

Narasumber :upaya yang saya lakukan yaitu dengan cara penerapan

nilai-nilai entrepreneurship dalam keseharian baik dalam

tugas maupun praktek.

Pewawancara :Apakah budaya sekolah sangat mendukung dalam

menanamkan nilai-nilai entrepreneurship? Seperti apa

gambarannya?

Narasumber :ya budaya sekolah ini cukup mendukung tumbuh

kembangnya anak-anak ,banyak logo / slogan dilingkungan

sekolah untuk lebih menanamkan nilai-nilai

entrepreneurship. Dengan melihat slogan-slogan ini anak-

anak setiap hari membacanya diharapkan tertanam pula

dalam dirinya.

Pewawancara :Apakah sekolah mewajibkan guru selalu mengaitkan

anatara mata pelajaran yang diampu dengan penanaman

nilai-nilai entrepreneurship?

Narasumber :selama ini tidak tampak secara formal namun guru

memang dianjurkan menanamkan nilai-nilai kepada siswa.

Page 110: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

98

PEDOMAN WAWANCARA

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI mentari indonesia bekasi

utara

Nama responden :Pela Indra Yanih

Jabatan :Guru matematika

Hari /tanggal :20 september 2016

Pewawancara :Dalam kegiatan belajar mengajar, nilai-nilai apa yang

paling sering ibu/bapak tekankan kepada peserta didik

kaitannya dengan karakter entrepreneur?

Narasumber :seringkali saya menyampaikan kepada anak-anak agar

selalu jujur dalam bertindak dan kreatif dengan

menggunakan kemampuan diri sendiri.

Pewawancara :Apakah nilai-nilai tersebut merupakan nilai-nilai yang

dikembangkan disekolah?

Narasumber :ya pastinya nilai-nilai ini yang selalu di tanamkan kesiswa

karna kejujuran menjadi tombak dalam berprilaku

Pewawancara :Strategi apa yang ibu/bapak gunakan dalam menanamkan

nilai-nilai entrepreneur kepada peserta didik dalam

mengajar ?

Narasumber :dalam strategi saya menggunakan diskusi dan membuat

produk, meskipun saya mengampu bidang matematika tapi

tetap saya menggunakan praktek berupa produk dan dari

hasil pemasaran produk tersebut siswa dapat belajar

menghitung waralabanya.

Page 111: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

99

Pewawancara :Bagaimana cara bapak/ibu merancang pembelajaran yang

terintegrasi nilai-nilai entrepreneurship?

Narasumber :cara saya yaitu dengan pembelajaran berbasis ICT dan

memadukan dengan pelajaran lain jadi bukan hanya

matematika saja, namun dapat ditanamkan berbagai macam

nilai baik setiap kali pembelajaran.

Pewawancara :Apakah ibu mengalami kesulitan dalam

mempadupadankan antara nilai-nilai entrepreneurship

dengan mata pelajaran yang ibu ajarkan?

Narasumber :Alhamduillah dalam kesulitan tidak ada yang begitu berat,

karna nilai entrepreneurship sangat mudah untuk

dipadupadankan sama saja halnya kita memberikan nilai-

nilai agama kepada peserta didik.

Pewawancara :Apa hambatan terbesar ibu/bapak dalam

mempadupadankan mata pelajaran dengan nilai-nilai

entrepreneurship?

Narasumber :tidak ada hambatan terbesar bagi saya, namun saya

memerlukan waktu yang cukup banyak untuk

mempadupadankan nilai-nilai tersebut, karna tidak bisa

hanya sekali atau dua kali.

Pewawancara :Apakah nilai-nilai entrepreneurship ini ibu/bapak

integrasikan kedalam buku ajar, baik dalam pemaparan

materi ataupun tugas?

Narasumber :betul, sama saja seperti dengan menggunakan metode

ceramah, ketika menjelaskan materi sedikit-sedikit pasti

menyelipkan nilai-nilai kepada siswa.

Page 112: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

100

Pewawancara :Apakah nilai-nilai entrepreneurship ini ibu/bapak

integrasikan kedalam metode belajar? Seperti apa

contohnya?

Narasumber :ya betul sekali, saya menekankan kepada anak-anak agar

selalu jujur dan mandiri, dalam mengerjakan soal-soal anak

diminta jujur dalam menilai kemampuan sendiri

Pewawancara :Apakah ketika dalam mengajar kelas diwarnai dengan

keaktifan peserta didik?

Narasumber :ya, peserta didik Alhamdulillah selalu aktif dalam

mengikuti pembelajaran, hanya saja anak-anak memang

membutuhkan stimulus di jam-jam tertentu.

Pewawancara :Apakah menurut bapak/ibu lingkungan kelas mampu

menciptakan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang

sesuai dengan nilai-nilai entreprneur?

Narasumber :menurut saya ya, karna lingkungan sekolah kita sangat

mendukung seperti adanya botani disamping sekolah, disini

banyak pelajaran yang anak –anak dapat mulai dari belajar

menciptakan usaha sendiri sampai memasarkannya

Pewawancara :Upaya apa yang dilakukan agar peserta didik benar-benar

memiliki karakter entreprneurship?

Narasumber : upaya yang saya lakukan yaitu action dan berani, bukan

hanya omongan saja, melainkan dijalankan dan diterapkan

secara rutin dan berkesinambungan.

Pewawancara :Apakah budaya sekolah sangat mendukung dalam

menanamkan nilai-nilai entrepreneurship? Seperti apa

gambarannya?

Page 113: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

101

Narasumber :menurut saya sangat mendukung karna kita menerapkan

ramah dengan 5S, dengan begitu seklah terlihat lebih

harmonis.

Pewawancara :Apakah sekolah mewajibkan guru selalu mengaitkan

antara mata pelajaran yang diampu dengan penanaman

nilai-nilai entrepreneurship?

Narasumber :ya betul, namun sekolah tidak menginformasikan secara

formal, hanya saja guru harus aktif meskipun belum

dikomando sekolah.

Page 114: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

102

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Responden : Bhayu Sulistiawan, S.Pd.I

Jabatan : Kepala Sekolah

Hari/tanggal : 16-05-2016

Pewawancara :Apa tujuan utama sekolah menjadikan sekolah yang

mengedepankan karakter entrepreneurship ?

Narasumber : “Pertama: kondisi global saat ini dimana tuntutan

perkembangan zaman anak-anak harus mempunyai life

skill/keretampilan hidup, jadi tidak hanya mengandalkan

ketika sudah lulus mencari kerja di pabrik menjadi

karyawan, jika peserta didik mempunyai keterampilan

mereka bisa membuka usaha sendiri bahkan bisa

mempekerjakan orang lain. Kedua:nilai-nilai yang

ditanamkan yaitu nilai kemandirian, nilai-nilai yang

terkandung didalam entrepreneurship itu banyak di

antaranya nilai yang kita kembangkan adalah nilai

kemandirian, kedisiplinan, kejujuran, dan tanggung jawab

ke empat aspek tersebut yang kita kembangkan disini.

Semua itu dibungkus dengan nilai-nilai keislaman,

sehingga diharapkan siswa menjadi entrepreneurship yang

berlandaskan nilai-nilai keislaman.

Pewawancara :Startegi apa yang digunakan dalam menanamkan/

menerapkan 17 nilai-nilai dasar entrepreneurship kepada

siswa?

Narasumber :melalui teori dalam kelas dan pembiasaan-pembiasaan

sikap seperti kejujuran tanggung jawab, kemudian praktik

Page 115: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

103

yaitu melalui program-program entrepreneurship yaitu

melalui sektor botani yaitu menanam sayur mayur dan

tanaman herbal mulai dari menanam sampai

memasarkannya ke orang tua murid, guru-guru. Kalau

tahun lalu yang kita coba melalui program makanan, yaitu

ada kegiatan entrepreneur day yaitu ada satu hari peserta

didik menjajakan dagangan yang mereka jual kelingkungan

sekolah, ada yang membuat sendiri barang dagangannya

ada juga yang dropship dari orang lain. Ketika event-event

pun mereka memanfaatkannya dengan membuka bazar.

Pewawancara :Apakah ada nilai-nilai entrepreneurship tertentu yang

menjadi sasaran atau tujuan utama sekolah untuk siswa?

Narasumber :ada, yaitu kemandirian, disiplin, tanggung jawab, dan

kejujuran namun ada nilai sekolah yang ditekankan pula

yaitu iman, ilmu dan akhlak.

Pewawancara :Apa rencana bapak kedepan untuk lebih mengembangkan

nilai-nilai entrepreneurship sehingga dapat bertahan

eksistensinya ?

Narasumber :ya, rencana kedepannya yaitu menambah program-

program entrepreneurship dibidang lainnya agar lebih

menambah pula keterampilan siswa.

Pewawancara :Bagaimana cara mengetahui keberhasilan dalam

menanamkan nilai-nilai entrepreneurship melalui

pencapaian kriteria peserta didik, lingkungan kelas, dan

guru-guru disekolah?

Narasumber :caranya yaitu dengan melihat nilai sehari-hari karna itu

yang paling valid dibanding nilai-nilai angka di raport,

Page 116: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

104

karna guru-guru disini selalu memantau kebiasaan siswa

baik dilingkungan kelas maupun diluar kelas.

Pewawancara :Apakah kultur/budaya sekolah sangat mendukung dalam

menanamkan nilai-nilai entrepreneurship ?

Narasumber : iya mendukung, budaya sekolah yang dikembangkan yaitu

budaya keislaman, kedua teknologi, ketiga bahasa, dan

keempat yaitu entrepreneur

Pewawancara :Dalam menumbuhkan budaya sekolah tidaklah mudah, apa

usaha yang dilakukan sekolah agar budaya sekolah selalu

terjaga dengan baik?

Narasumber :pertama kami memberikan motivasi kepada anak-anak,

kedua kami memberikan contoh juga, misalnya: disini

banyak pula guru-guru yang berentrepreneur, dengan begitu

dapat memberikan stimulus bagi anak-anak, bahkan anak-

anak sudah ada yang mulai belajar berjualan di luar

lingkungan sekolah. Banyak pula alumni-alumni yang

berentrepreneur sambil sekolah dan ternyata entrepreneur

yang mereka pelajari waktu SMP sangat bermanfaat

kedepannya.

Pewawancara :Apakah di sekolah terdapat muatan lokal ? dan

Bagaimanakah cara sekolah menanamkan nilai-nilai

entrepreneurship kedalam muatan lokal?

Narasumber : ada, yaitu bahasa sunda, bahasa arab, hadist, dan

komputer. Cara sekolah menanamkan nilai-nilai

entrepreneurship contohnya pada saat ujian praktek mata

pelajaran sunda, mereka membuat makanan khas sunda,

anak-anak di beri tanggung jawab untuk merencanakan

sampai memasarkan makanan yang sudah mereka buat.

Page 117: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

105

Lalu pada muatan lokal bahasa arab, mereka di perintahkan

untuk membuat vidio dalam bentuk drama lalu di

publikasikan ke youtube dengan begitu pun siswa di

ajarkan melek teknologi karna dengan teknologi kita bisa

menghasilkan rupiah

Pewawancara :Sebagai sekolah yang mengedepankan karakter

entrepreneurship pastinya membutuhkan kerja sama dari

berbagai pihak yang mendukung program-program sekolah.

Faktor apa yang mendukung keberlangsungan program-

program tersebut? Dan apa faktor penghambatnya?

Narasumber :kerjasamanya kami pernah melakukan kerjasama

pengelola pohon jati yang ada di attaqwa, batik betawi

tarumajaya, bogor kreatif yaitu memanfaatkan hasil daur

ulang kertas. Kalau PT sosro, yakult, radio hanya sekedar

kunjungan saja. Dan faktor pendukungnya yaitu dari

sekolah sarana prasarana yang cukup terpenuhi sedangkan

kendalanya dari tim, tutor/mentor pendamping pelatihnya (

SDM ). Dan juga kendalanya yaitu dari faktor eksternal

yiatu siswa yang berasal dari luar mentari.

Pewawancara :Kegiatan-kegiatan entrepreneurship apa saja yang

menunjang proses penanaman nilai-nilai entrepreneurship?

Narasumber : kegiatannya itu meliputi mata pelajaran, praktik

berwirausaha, budaya sekolah, ekstrakulikuler, market day.

Page 118: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

106

Nama Responden : Aminuddin, S.Pd.I

Jabatan : wakil kepala sekolah (kurikulum)

Hari/tanggal : 23-05-2016

Pewawancara :Sebagai sekolah yang mengedepankan karakter

entrepreneurship, model kurikulum apa yang sekolah

gunakan? Seperti apa implementasi kurikulum tersebut

disekolah ?

Narasumber : kalau dari segi kurikulum kita menggunakan komparasif

anatara kurikulum lokal dengan kurikulum dinas, untuk

kurikulum entrepreneur itu sendiri untuk tataran smp kita

masih mengikuti dari SD karna kita merupakan terusan dari

SD mentari, untuk kurikulum entrepreneur di smp masih

terbilang 60-70% itu teori dan selebihnya praktik, dan

kurikulum entrepreneur ini pun di buat oleh TIM tersendiri

dari sekolah dan untuk kewirausahaan kami belum

mengambil kurikulum nasional karna kami memiliki tim

dari internal sekolah. Entrepreneur sendiri disekolah lebih

banyak teori yang diajarkan dari pada praktik dalam artian

masih belum total untuk memasuki praktik.

Pewawancara :Mengapa memilih model kurikulum ini?

Narasumber :Pertama karna kita swasta, swasta itu lebih lebih luas dan

kedua sesuai dengan visi misi yang kita punya

Pewawancara :Seperti apa kedudukan entrepreneurship dalam kurikulum

sekolah?

Narasumber :Untuk kedudukannya, merupakan salah satu unggulan dari

sekolah

Page 119: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

107

Pewawancara :Apa yang perlu diperhatikan dalam proses pengembangan

kurikulum di sekolah?

Narasumber :Pertama kondisi anak secara psikologis, kedua hubungan,

dan ketiga yaitu stakeholder sekolah itu yang perlu kita

perhatikan

Pewawancara :Siapa yang berperan penting dalam pengembangan

kurikulum?

Narasumber :Tentunya tim kurikulum itu sendiri, yayasan, kepala

sekolah dan tentunya para guru

Pewawancara :Bagaimana cara menyelaraskan kurikulum dengan kondisi

sekolah?

Narasumber :untuk menyelaraskan kedua kurikulum tadi yaitu lokal dan

dinas yaitu dengan menambah jam pelajaran.

Pewawancara :Apakah kurikulum sudah terlaksana sebagaimana

mestinya?

Narasumber :Kalau ukurannya terlaksana secara prosentase kita belum

100%, tapi kalau dilaksanakan iya, hampir seluruh program

Alhamdulillah sudah terlaksana meskipun belum secara

maksimal.

Pewawancara :seperti apa evaluasi kurikulum yang dilakukan terkait

dengan entrepreneurship?

Narasumber :Evaluasi kurikulum ini kita di tataran pimpinan, wakil

kepsek dan kurikulum, ada kajian tentang kurikulum di 6

bulan pertama dan 6 bulan kedua, kajiannya itu

membicarakan sejauh mana keberhasilan dan ketidak

berhasilan dan kendala-kendalanya apa, itu dilakukan setiap

semester.

Page 120: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

108

Pewawancara :Apakah kurikulum yang bersangkutan dapat

diimplementasikan melalui pengembangan strategi-strategi

pembelajaran?

Narasumber :Ya, untuk entrepreneurship kita masih menggunakan

strategi yang familiar seperti diskusi, debat. Dan tentunya

guru pun memiliki startegi masing-masing

Pewawancara :Apakah kurikulum yang bersangkutan sangat mendukung

penanaman nilai-nilai entrepreneurship di sekolah ?

Narasumber :Kalau di ukur untuk ukuran berhasil atau tidaknya, kita

belum secara total memiliki ukuran itu. tetapi, indikasi dari

penanaman nilai-nilai entrepreneurship sudah sedikit

banyaknya melekat pada anak-anak antara lain tanggung

jawab, inovatif dan masih banyak lagi.

Page 121: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

109

Lampiran

PEDOMAN WAWANCARA

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI mentari indonesia bekasi

utara

Nama responden :Bahihaqi jaya putera

Jabatan :Siswa kelas 9

Hari /tanggal :23-05-2016

Pewawancara :Apakah yang anda ketahui tentang entrepreneurship?dan

apakah kamu tertarik dengan dunia entrepreneur?

mengapa?

Narasumber :yang saya ketahui ka, entrepreneur itu berdagang, tapi

bukan sekedar berdagang, tetapi belajar bersosialisasi

dengan orang banyak, dengan entrepreneur kita diajarkan

percaya diri dengan kemampuan kita. disekolah ini kita

juga diajarkan berentrepreneur aala Rosulullah, dan

mengapa saya tertarik, karna saya cenderung orang yang

suka bersosialisasi

Pewawancara :nilai-nilai apa saja yang paling sering ditekankan oleh

guru-guru dalam mengajar?

Narasumber :pada umumnya sih ka, nilai yang sering ditekankan guru

kepada kita itu jujur, disiplin, tanggung jawab. Nah

ditambah lagi karna sekolah kita ini yang diutamakan itu

agama, IT, entrepreneur. nah, kaitannya dengan

entrepreneur, guru entrepreneur selalu mengajarkan kepada

kita berentrepreneur Ala Rosulullah.

Page 122: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

110

Pewawancara :Apa yang kamu dapat setelah mempelajari pelajaran

entrepreneurship?

Narasumber :yang saya dapat dari pelajaran ini yaitu harus memiliki

percaya diri yang tinggi, tidak mudah putus asa,

bertanggung jawab, kreatif. Dan guru selalu memberikan

motivasi agar tidak mudah tergantung pada orang lain. Dari

praktik wirausaha pun saya jadi memiliki keterampilan

yang bisa saya manfaatkan nantinya setelah saya lulus.

Pewawancara :Apakah anda mengikuti Ekstrakulikuler yang berkaitan

dengan entrepreneurship? Dan manfaat apa yang kamu

dapat selama mengikuti ekstrakulikuler tersebut?

Narasumber :disekolah ekstrakulikuler entrepreneurship memang

diwajibkan ka, untuk seluruh siswa siswi, manfaat yang

saya dapet dari ekstrakulikuler ini yaitu saya lebih percaya

diri lagi untuk mengembangkan keahlian yang saya miliki.

Pewawancara :Dalam praktik entrepreneurship, apakah anda sudah

mampu membuat produk sendiri?apa bentuk produknya?

Dan apakah anda sudah berani untuk memasarkannya?

Narasumber :belum 100% sih ka, kami biasanya dibantu orang tua juga.

Ya bentuknya biasanya makanan, aksesoris laptop/HP.

Ya, saya berani untuk memasarkannya

Pewawancara :Apakah dalam praktik entrepreneurship anda mampu

menunjukkan keahlian anda sendiri? Dan apakah ketika

membuat produk praktik entrepreneurship dengan ide anda

sendiri atau orang lain?

Narasumber :iya ka, saya mampu menunjukkan keahlian saya, sebab itu

saya suka entrepreneur karna melatih percaya diri saya.

Page 123: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

111

Tergantung ka, biasanya kami membuat produk

entrepreneurship itu ada yang kelompok dan ada yang

individu ka.

Page 124: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

112

PEDOMAN WAWANCARA

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI mentari indonesia bekasi

utara

Nama responden :Tera nisrina nur’aida

Jabatan :Siswa kelas 9

Hari /tanggal :9 september 2016

Pewawancara :Apakah yang anda ketahui tentang entrepreneurship?dan

apakah kamu tertarik dengan dunia entrepreneur?

mengapa?

Narasumber :yang saya ketahui, entrepreneurship itu adalah usaha

seseorang dengan menunjukkan keahliannya dibidang

tertentu dan membuat lapangan pekerjaan untuk orang

banyak. Dan saya kurang tertarik ka dengan bidang

entrepreneurship karna saya tidak punya keahlian dibidang

tersebut.

Pewawancara :Nilai-nilai apa yang selalu diajarkan/ditekankan oleh guru

entrepreneurship dalam belajar?

Narasumber :nilai-nilai yang biasanya diajarkan oleh guru itu rasa

percaya diri, komunikasi dan jiwa kepemimpinan.

Pewawancara :Apa yang kamu dapat setelah mempelajari pelajaran

entrepreneurship?

Narasumber :yang aku dapat dari mempelajari entrepreneur itu rasa

tanggung jawab sebagai seorang pemimpin, karna aku bisa

belajar bicara didepan banyak orang. Dan belajar membaca

Page 125: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

113

gaya bahasa lawan bicara kita, jadi kita tau apakah orang

tersebut menyukai kita atau tidak.

Pewawancara :Apakah anda mengikuti Ekstrakurikuler yang berkaitan

dengan entrepreneurship? Dan manfaat apa yang kamu

dapat selama mengikuti ekstrakulikuler tersebut?

Narasumber :iya ka, seluruh siswa wajib mengikutinya karna jadi

ekstrakurikuler wajib sekolah kalau entrepreneurship. Nah,

kalau ekstrakurikuler lain yaitu kaligrafi ka, saya pernah

membuat kaligrafi sepanjang 100x 50 cm namun tidak

selesai ka jadi belum bisa di pasarkan. Manfaat yang aku

dapat yaitu kita diajarkan ketelatenan dan kesabaran serta

diajarkan untuk bisa menghasilkan karya dari kebiasaan

kita dan kita pun nantinya bisa menikmati hasil jerih payah

kita sendiri.

Pewawancara :Dalam praktik entrepreneurship, apakah anda sudah

mampu membuat produk sendiri?apa bentuk produknya?

Dan apakah anda sudah berani untuk memasarkannya?

Narasumber :sudah ka, namun belum sempat untuk di pasarkan. Karna

terbentur waktu jadi belum sempat diselesaikan secara

sempurna.

Pewawancara :Apakah dalam praktik entrepreneurship anda mampu

menunjukkan keahlian anda sendiri? Dan apakah ketika

membuat produk praktik entrepreneurship dengan ide anda

sendiri atau orang lain?

Narasumber :ada beberapa ka keahlian yang aku bisa seperti kaligrafi,

biasanya aku membuat produk suka minta saran dari teman

ka, tuker ide bersama.

Page 126: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

114

PEDOMAN WAWANCARA

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI mentari indonesia bekasi

utara

Nama responden :Muhammad rizki sani

Jabatan :Siswa kelas 9

Hari /tanggal : 23-05-2016

Pewawancara :Apakah yang anda ketahui tentang entrepreneurship?dan

apakah kamu tertarik dengan dunia entrepreneur?

mengapa?

Narasumber :Yang saya ketahui ka, entrepreneur itu pekerjaan yang

bergerak dibidang perdagangan baik itu dalam hal jasa,

barang. Dari entrepreneruship juga kita banyak belajar

meningkatkan percaya diri kita ka.

Ya ka tertarik,karna entrepreneur dapat menciptakan

peluang pekerjaan untuk orang lain ka.

Pewawancara :Nilai-nilai apa yang selalu diajarkan/ditekankan oleh guru

entrepreneurship dalam belajar?

Narasumber :Nilai-nilai yang biasa guru ajarkan itu, iman islam.

Kejujuran, akhlak, percaya diri, bertanggung jawab

Pewawancara :Apa yang kamu dapat setelah mempelajari pelajaran

entrepreneurship?

Narasumber :Semakin percaya diri, rasa kepemimpinan saya semakin

kuat, dan saya yakin dapat membuka peluang usaha bagi

orang lain

Pewawancara :Apakah anda mengikuti Ekstrakulikuler yang berkaitan

dengan entrepreneurship? Dan manfaat apa yang kamu

dapat selama mengikuti ekstrakulikuler tersebut?

Page 127: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

115

Narasumber :Iya ka mengikuti seperti market day, botani. Dan manfaat

yang saya dapat itu saya mendapatkan bekal ilmu

entrepreneur sebelum saya membuka usaha

Pewawancara :Dalam praktik entrepreneurship, apakah anda sudah

mampu membuat produk sendiri?apa bentuk produknya?

Dan apakah anda sudah berani untuk memasarkannya?

Narasumber :Kalau buat produk sendiri saya belum mampu ka, tapi

biasanya kita ngambil dari orang dan kita jual lagi.dan

alhamdulillah saya sudah berani untuk memasarkannya.

Pewawancara :Apakah dalam praktik entrepreneurship anda mampu

menunjukkan keahlian anda sendiri? Dan apakah ketika

membuat produk praktik entrepreneurship dengan ide anda

sendiri atau orang lain?

Narasumber :Alhamdulillah sudah ka. Dan ketika membuat produk

praktik entrepreneurship saya juga menggunakan ide

sendiri meskipun terkadang digabungkan dengan teman ka.

Page 128: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

116

PEDOMAN WAWANCARA

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI mentari indonesia bekasi

utara

Nama responden :Ananditha rahma

Jabatan :Siswa Kelas 9

Hari /tanggal :Kamis, 15 september 2016

Pewawancara :Apakah yang anda ketahui tentang entrepreneurship?dan

apakah kamu tertarik dengan dunia entrepreneur?

mengapa?

Narasumber :menurut saya, entrepreneur pelajaran yang membuat kita

tertarik untuk menjadi pengusaha muda. Ya saya tertarik

karna entrepreneur itu

Pewawancara :Nilai-nilai apa yang selalu diajarkan/ditekankan oleh guru

entrepreneurship dalam belajar?

Narasumber :guru selalu mengajarkan jangan pernah menipu orang jika

nanti sudah menjadi pengusaha besar dan harus jujur.

Pewawancara :Apa yang kamu dapat setelah mempelajari pelajaran

entrepreneurship?

Narasumber :yang saya dapati yaitu saya makin banyak mengetahui

informasi seputar dunia entrepreneur ka.

Pewawancara :Apakah anda mengikuti Ekstrakulikuler yang berkaitan

dengan entrepreneurship? Dan manfaat apa yang kamu

dapat selama mengikuti ekstrakulikuler tersebut?

Narasumber :ekstrakulikuler yang berkaitan entrepreneurship saya ikuti

ka, karna itu wajib namanya botani kita bercocok tanam

disana dari sayur mayur sampai herbal ka. Dan manfaatnya

saya belajar bekerja sama karna dilakukan perkelompok.

Page 129: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

117

Pewawancara :Dalam praktik entrepreneurship, apakah anda sudah

mampu membuat produk sendiri?apa bentuk produknya?

Dan apakah anda sudah berani untuk memasarkannya?

Narasumber :belum ka, karna keahlian saya sedikit, tetapi saya

mengambil produk dari orang dan Alhamdulillah saya

berani untuk memasarkannya tapi masih lingkungan

sekolah.

Pewawancara :Apakah dalam praktik entrepreneurship anda mampu

menunjukkan keahlian anda sendiri? Dan apakah ketika

membuat produk praktik entrepreneurship dengan ide anda

sendiri atau orang lain?

Narasumber :Alhamdulillah iya ka Cuma saya masih malu-malu. Saya

terkadang dengan ide sendiri tapi tetap kompromi dengan

kelompok jika perkelompok.

Page 130: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

118

PEDOMAN WAWANCARA

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI mentari indonesia bekasi

utara

Nama responden :Whidiya Anisadela yulianto

Jabatan : Siswa Kelas 9

Hari /tanggal : Kamis, 15 september 2016

Pewawancara :Apakah yang anda ketahui tentang entrepreneurship?dan

apakah kamu tertarik dengan dunia entrepreneur? mengapa?

Narasumber : kalau yang saya tau ka, entrepreneurship itu kegiatan

perdagangan, dan ya, saya tertarik karena saya suka berdagang

ka.

Pewawancara :Nilai-nilai apa yang selalu diajarkan/ditekankan oleh guru

entrepreneurship dalam belajar?

Narasumber : guru selalu menyampaikan pesan nilai yaitu jujur dan amanah

Pewawancara :Apa yang kamu dapat setelah mempelajari pelajaran

entrepreneurship?

Narasumber :saya mendapatkan ilmu cara berdagang atau berwirausaha

yang benar secara islam ka.

Pewawancara :Apakah anda mengikuti Ekstrakulikuler yang berkaitan

dengan entrepreneurship? Dan manfaat apa yang kamu dapat

selama mengikuti ekstrakulikuler tersebut?

Narasumber :ngga ka, tapi emang ada ekstrakulikuler wajib disekolah itu

namanya botani nah kita disana diajarkan mulai dari bercocok

tanam sampai menjualnya ka.

Pewawancar :Dalam praktik entrepreneurship, apakah anda sudah mampu

membuat produk sendiri?apa bentuk produknya? Dan apakah

anda sudah berani untuk memasarkannya?

Narasumber :Alhamdulillah sudah ka, contohnya waktu itu saya jualan sosis

bakar ka, tapi belum begitu berani untuk memasarkannya

Page 131: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

119

Pewawancara :Apakah dalam praktik entrepreneurship anda mampu

menunjukkan keahlian anda sendiri? Dan apakah ketika

membuat produk praktik entrepreneurship dengan ide anda

sendiri atau orang lain?

Narasumber : alhamdulillah sudah mampu ka buat nunjukkin keahlian saya,

50 % ide sendiri 50% ide orang lain.

Page 132: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

120

PEDOMAN WAWANCARA

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI mentari indonesia bekasi

utara

Nama responden :Fanny jaya santika

Jabatan :siswa kelas 8

Hari /tanggal :Rabu, 14 september 2016

Pewawancara :Apakah yang anda ketahui tentang entrepreneurship?dan

apakah kamu tertarik dengan dunia entrepreneur?

mengapa?

Narasumber :menurut saya ka, entrepreneurship itu usaha dari bakat

yang kita punya dan memasarkannya kepada orang lain.

Tertarik ka, karna dapat menumbuhkan bakat dan

kreatifitas serta menghasilkan uang.

Pewawancara :Nilai-nilai apa yang selalu diajarkan/ditekankan oleh guru

entrepreneurship dalam belajar?

Narasumber :nilai yang biasa guru ajarkan kepada kita itu berani

berbicara didepan umum, komunikatif, jujur.

Pewawancara :Apa yang kamu dapat setelah mempelajari pelajaran

entrepreneurship?

Narasumber :menambah pengetahuan, wawasan dan melatih bakat saya

ka.

Pewawancara :Apakah anda mengikuti Ekstrakulikuler yang berkaitan

dengan entrepreneurship? Dan manfaat apa yang kamu

dapat selama mengikuti ekstrakulikuler tersebut?

Narasumber :Saya mengikuti kegiatan yang terkait entrepreneurship

seperti pda kegiatan botani kalau ekstrakurikuler saya tidak

ka.

Pewawancara :Dalam praktik entrepreneurship, apakah anda sudah

mampu membuat produk sendiri?apa bentuk produknya?

Dan apakah anda sudah berani untuk memasarkannya?

Page 133: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

121

Narasumber : iya ka, berupa makanan atau kerajinan tangan, dan ya saya

sudah berani ka.

Pewawancara :Apakah dalam praktik entrepreneurship anda mampu

menunjukkan keahlian anda sendiri? Dan apakah ketika

membuat produk praktik entrepreneurship dengan ide anda

sendiri atau orang lain?

Narasumber :Alhamdulillah sudah ka di gabungin dari hasil

musyyawarah juga.

Page 134: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

122

PEDOMAN WAWANCARA

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI mentari indonesia bekasi

utara

Nama responden :Humaidah hikmachtiyar

Jabatan :Siswa kelas 8

Hari /tanggal :14 september 2016

Pewawancara :Apakah yang anda ketahui tentang entrepreneurship?dan

apakah kamu tertarik dengan dunia entrepreneur?

mengapa?

Narasumber :menurut saya entrepreneurship itu seseorang yang

memiliki jiwa kewirausahaan dan jiwa berbisnis

Tertarik, karna dengan entrepreneurship kita bisa

menghasilkan uang dari hasil kerja keras kita sendiri.

Pewawancara :Nilai-nilai apa yang selalu diajarkan/ditekankan oleh guru

entrepreneurship dalam belajar?

Narasumber :biasanya nilai-nilai yang diajarkan itu komunikasi dalam

berbisnis, kejujuran, kreatif dalam membuat sebuah produk.

Pewawancara :Apa yang kamu dapat setelah mempelajari pelajaran

entrepreneurship?

Narasumber :yang saya dapet itu ilmu berbisnis ka, dan bagaimana cara

menjadi seorang entrepreneur yang baik.

Pewawancara :Apakah anda mengikuti Ekstrakulikuler yang berkaitan

dengan entrepreneurship? Dan manfaat apa yang kamu

dapat selama mengikuti ekstrakulikuler tersebut?

Narasumber :tidak ka saya mengikuti ekstrakulikuler biasa tapi sekolah

memang mewajibkan mengikuti kegiatan botani dan botani

itu termasuk dalam kegiatan entrepreneurship.

Page 135: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

123

Pewawancara :Dalam praktik entrepreneurship, apakah anda sudah

mampu membuat produk sendiri?apa bentuk produknya?

Dan apakah anda sudah berani untuk memasarkannya?

Narasumber :iya ka, seperti gantungan kunci atau bros. Dan ya saya

sudah berani untuk memasarkannya.

Pewawancara :Apakah dalam praktik entrepreneurship anda mampu

menunjukkan keahlian anda sendiri? Dan apakah ketika

membuat produk praktik entrepreneurship dengan ide anda

sendiri atau orang lain?

Narasumber : belum ka, ada yang dari ide sendiri ada juga dari orang

lain.

Page 136: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

124

PEDOMAN WAWANCARA

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI mentari indonesia bekasi

utara

Nama responden :Khoirun nabilah

Jabatan :siswa kelas 8

Hari /tanggal :14 september 2016

Pewawancara :Apakah yang anda ketahui tentang entrepreneurship?dan

apakah kamu tertarik dengan dunia entrepreneur?

mengapa?

Narasumber :yang saya ketahui entrepreneurship itu peluang untuk

menjadi pengusaha yang sukses. Dan saya termasuk orang

yang tertarik dengan dunia entrepreneurship, karna saya

sangat ingin menjadi pengusaha yang sukses. Menurut saya

entrepreneurship dapat menjadikan diri kita mandiri dan

dapat menjadi tempat untuk berkreasi serta berinovasi.

Pewawancara :Nilai-nilai apa yang selalu diajarkan/ditekankan oleh guru

entrepreneurship dalam belajar?

Narasumber :selalu jujur dalam perkataan serta dalam segala hal,

Tanggung jawab jika dihadapkan pada suatu amanah,

berani dalam melakukan segala sesuatu, mandiri,percaya

diri ini harus ditanamkan dengan kokoh dalam hati karna

inilah faktor yang dapat mengantarkan kita menuju

kesuksesan.

Pewawancara :Apa yang kamu dapat setelah mempelajari pelajaran

entrepreneurship?

Narasumber : saya merasa lebih percaya diri untuk maju, lebih berani

dalam menghadapi permasalahan, rasa tanggung jawab

saya lebih besar dari sebelumnya

Page 137: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

125

Pewawancara :Apakah anda mengikuti Ekstrakulikuler yang berkaitan

dengan entrepreneurship? Dan manfaat apa yang kamu

dapat selama mengikuti ekstrakulikuler tersebut?

Narasumber : tidak, karena belum ada ekskul yang seperti itu.

Pewawancara :Dalam praktik entrepreneurship, apakah anda sudah

mampu membuat produk sendiri?apa bentuk produknya?

Dan apakah anda sudah berani untuk memasarkannya?

Narasumber :Alhamdulillah sudah, bentuk produknya berupa jenis

makanan cemilan ka, dan dalam pemasaran saya belum bisa

begitu luas ka baru sekitar lingkungan sekolah saja.

Pewawancara :Apakah dalam praktik entrepreneurship anda mampu

menunjukkan keahlian anda sendiri? Dan apakah ketika

membuat produk praktik entrepreneurship dengan ide anda

sendiri atau orang lain?

Narasumber :Dalam membuat produk saya masih meminta ide dan

bantuan dari orang lain.

Page 138: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

126

PEDOMAN WAWANCARA

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI mentari indonesia bekasi

utara

Nama responden :Rizka ramdhani

Jabatan :Siswa kelas 8

Hari /tanggal :Senin 26 september 2016

Pewawancara :Apakah yang anda ketahui tentang entrepreneurship?dan

apakah kamu tertarik dengan dunia entrepreneur?

mengapa?

Narasumber :yang saya ketahui tentang entrepreneurship adalah karakter

yang ada pada manusia, yaitu ilmu tentang perdagangan.

Sangat tertarik, karna kalau kita punya jiwa

entrepreneurship ada peluang besar untuk jadi pengusaha

kelak.

Pewawancara :Nilai-nilai apa yang selalu diajarkan/ditekankan oleh guru

entrepreneurship dalam belajar?

Narasumber :guru mengajarkan nilai-nilai tekad, berani, mental kuat,

tidak pantang menyerah.

Pewawancara :Apa yang kamu dapat setelah mempelajari pelajaran

entrepreneurship

Narasumber :yang saya dapat dari pelajaran entrepreneur itu menambah

ilmu perdagangan, apalagi saya ingin menjadi pengusaha

itu sangat membantu karna kita jadi tau seperti apa

komunikasi dalam berbisnis yang baik dan benar dan kita

pun diajarkan untuk membaca bahasa tubuh dan yang

paling penting itu menambah pegetahuan untuk menjadi

seorang pengusaha yang sukses.

Pewawancara :Apakah anda mengikuti Ekstrakulikuler yang berkaitan

dengan entrepreneurship? Dan manfaat apa yang kamu

dapat selama mengikuti ekstrakulikuler tersebut?

Page 139: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

127

Narasumber :ya, saya mengikuti ekstrakurikuler KIR( karya ilmiyah

remaja) nah disitu kita pernah praktek buat es mambo gitu

dari es batu dicampur sama garam.

Pewawancara :Dalam praktik entrepreneurship, apakah anda sudah

mampu membuat produk sendiri?apa bentuk produknya?

Dan apakah anda sudah berani untuk memasarkannya?

Narasumber :kalau produksi sendiri tidak karna tugas entrepreneur itu

kita selalu pake kelompok belajar, bentuknya kalau

perkelompok itu saya dan team berjualan orange juice sama

nescafe ice dan itu langsung di jual dilapangan pas istirahat.

Dan untuk buat produk sendiri saya tidak tertarik saya lebih

suka ngambil dari orang lain/ reseller.

Pewawancara :Apakah dalam praktik entrepreneurship anda mampu

menunjukkan keahlian anda sendiri? Dan apakah ketika

membuat produk praktik entrepreneurship dengan ide anda

sendiri atau orang lain?

Narasumber :kalau praktik itu kita masih perkelompok, kalau untuk

individu kita belum ada praktiknya, kalau untuk ide praktek

kelompok selalu bersama-sama ka kita gabungin.

Page 140: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

128

PEDOMAN WAWANCARA

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI mentari indonesia bekasi

utara

Nama responden :Taghrid Y.K

Jabatan :Siswa kelas 8

Hari /tanggal :Selasa 27 september 2016

Pewawancara :Apakah yang anda ketahui tentang entrepreneurship?dan

apakah kamu tertarik dengan dunia entrepreneur?

mengapa?

Narasumber :Tentang perdagangan, biasa saja karena ketertarikan saya

pada entrepreneur biasa saja

Pewawancara :Nilai-nilai apa yang selalu diajarkan/ditekankan oleh guru

entrepreneurship dalam belajar?

Narasumber :biasanya guru mengajarkan kepada kita itu untuk tidak

boleh berbisnis atau berdagang secara tidak sehat

Pewawancara :Apa yang kamu dapat setelah mempelajari pelajaran

entrepreneurship?

Narasumber :yang saya dapat itu saya bisa tahu cara berjualan dengan

baik dan benar dan dapat mempelajari dunia

entrepreneurship itu seperti apa.

Pewawancara :Apakah anda mengikuti Ekstrakulikuler yang berkaitan

dengan entrepreneurship? Dan manfaat apa yang kamu

dapat selama mengikuti ekstrakulikuler tersebut?

Narasumber :kegiatan terkait entrepreneurship disekolah ini seperti

botani saya mengikutinya karna diwajibkan sekolah tetapi

kalau ekstrakurikuler saya mengikuti yang biasa aja ka

seperti football

Page 141: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

129

Pewawancara :Dalam praktik entrepreneurship, apakah anda sudah

mampu membuat produk sendiri?apa bentuk produknya?

Dan apakah anda sudah berani untuk memasarkannya?

Narasumber :belum ka, karna terbatas pada modal awal jadi hanya

ngambil dari orang saja. Dan Alhamdulillah sudah mampu

unuk memasarkannya meskipun dalam lingkup sekolah.

Pewawancara :Apakah dalam praktik entrepreneurship anda mampu

menunjukkan keahlian anda sendiri? Dan apakah ketika

membuat produk praktik entrepreneurship dengan ide anda

sendiri atau orang lain?

Narasumber :biasanya saya kalau perkelompok pastinya ide satu sama

lain di gabungin ka, tapi kalau praktek sendiri saya pakai

ide sendiri ataupun minta pendapat teman.

Page 142: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

130

PEDOMAN WAWANCARA

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI mentari indonesia bekasi

utara

Nama responden :Najwa khairiyah

Jabatan :siswa kelas 7

Hari /tanggal : 15 september 2016

Pewawancara :Apakah yang anda ketahui tentang entrepreneurship?dan

apakah kamu tertarik dengan dunia entrepreneur?

mengapa?

Narasumber :Entrepreneurship itu bertujuan untuk membangun rasa

percaya diri. Saya sangat tertarik dengan entrepreneurship

karna kewirausahaan merupakan hal penting dalam

perekonomian suatu bangsa.

Pewawancara :Nilai-nilai apa yang selalu diajarkan/ditekankan oleh guru

entrepreneurship dalam belajar?

Narasumber :Nilai kejujuran, kepercayaan diri, dan kreativitas.

Pewawancara :Apa yang kamu dapat setelah mempelajari pelajaran

entrepreneurship?

Narasumber :Saya bisa mengetahui manfaat, tujuan dan nilai-nilai

entrepreneurship

Pewawancara :Apakah anda mengikuti Ekstrakulikuler yang berkaitan

dengan entrepreneurship? Dan manfaat apa yang kamu

dapat selama mengikuti ekstrakulikuler tersebut?

Page 143: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

131

Narasumber :Iya , saya mengikuti ekstrakurikuler KIR( karya ilmiyah

remaja) manfaatnya saya bisa meningkatkan kreativitas dan

rasa percaya diri.

Pewawancara :Dalam praktik entrepreneurship, apakah anda sudah

mampu membuat produk sendiri?apa bentuk produknya?

Dan apakah anda sudah berani untuk memasarkannya?

Narasumber :Sudah, produk dari hasil eksperimen saya, insya Allah saya

sudah berani untuk memasarkannya

Pewawancara :Apakah dalam praktik entrepreneurship anda mampu

menunjukkan keahlian anda sendiri? Dan apakah ketika

membuat produk praktik entrepreneurship dengan ide anda

sendiri atau orang lain?

Narasumber :Ya bisa ka, dalam membuat produk sebagian ide saya dan

sebagian lagi ide orang lain.

Page 144: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

132

PEDOMAN WAWANCARA

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI mentari indonesia bekasi

utara

Nama responden :Salsanadhifa elita

Jabatan :Siswa kelas 7

Hari /tanggal :Rabu 14 september 2016

Pewawancara :Apakah yang anda ketahui tentang entrepreneurship?dan

apakah kamu tertarik dengan dunia entrepreneur?

mengapa?

Narasumber :Menurut saya entrepreneurship itu adalah prilaku berani

mengambil resiko dalam suatu hal dan kreatif. Iya tertarik

ka, karena dunia entrepreneurship dapat mengajarkan kita

lebih percaya diri.

Pewawancara :Nilai-nilai apa yang selalu diajarkan/ditekankan oleh guru

entrepreneurship dalam belajar?

Narasumber :Percaya diri, kreatif untuk cara belajar, kejujuran dalam

segala hal, kepemimpinan

Pewawancara :Apa yang kamu dapat setelah mempelajari pelajaran

entrepreneurship?

Narasumber :Berani tampil didepan banyak orang, berkata jujur dengan

siapapun

Pewawancara :Apakah anda mengikuti Ekstrakulikuler yang berkaitan

dengan entrepreneurship? Dan manfaat apa yang kamu

dapat selama mengikuti ekstrakulikuler tersebut?

Page 145: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

133

Narasumber :Tidak, karena disekolah tidak ada ekstrakurikuler yang

berkaitan dengan entrepreneurship

Pewawancara :Dalam praktik entrepreneurship, apakah anda sudah

mampu membuat produk sendiri?apa bentuk produknya?

Dan apakah anda sudah berani untuk memasarkannya?

Narasumber :Alhamdulillah sudah ka, berupa bros dan gantungan kunci

dan saya masih belum berani memasarkannya sendiri.

Pewawancara :Apakah dalam praktik entrepreneurship anda mampu

menunjukkan keahlian anda sendiri? Dan apakah ketika

membuat produk praktik entrepreneurship dengan ide anda

sendiri atau orang lain?

Narsumber :Ya, Alhamdulillah ide sendiri namun kadang ide orang lain

juga ka.

Page 146: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

134

PEDOMAN WAWANCARA

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI mentari indonesia bekasi

utara

Nama responden :Faiz nur fauziyah

Jabatan :Siswa kelas 7

Hari /tanggal : Rabu 14 september 2016

Pewawancara :Apakah yang anda ketahui tentang entrepreneurship?dan

apakah kamu tertarik dengan dunia entrepreneur?

mengapa?

Narasumber :menurut saya, entrepreneurship itu keyakinan yang kuat

dalam diri untuk merubah dunia melalui ide mereka.

Ya, saya tertarik ka, karna entrepreneurship dapat

membangkitkan rasa percaya diri saya dalam mewujudkan

ide-ide.

Pewawancara :Nilai-nilai apa yang selalu diajarkan/ditekankan oleh guru

entrepreneurship dalam belajar?

Narasumber :yang di ajarkan guru-guru itu biasanya ka, belajar untu

percaya diri, kerja keras, belajar aktif, dan mandiri.

Pewawancara :Apa yang kamu dapat setelah mempelajari pelajaran

entrepreneurship?

Narasumber :yang saya dapat dari pelajaran entrepreneurship yaitu

percaya diri, bisa membuat sesuatu walaupun masih takut

untuk dikembangkan keluar.

Page 147: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

135

Pewawancara :Apakah anda mengikuti Ekstrakulikuler yang berkaitan

dengan entrepreneurship? Dan manfaat apa yang kamu

dapat selama mengikuti ekstrakulikuler tersebut?

Narasumber :manfaat yang saya dapat yaitu kewirausahaan saya dapat

belajar kerja keras dan selalu kreatif

Pewawancara :Dalam praktik entrepreneurship, apakah anda sudah

mampu membuat produk sendiri?apa bentuk produknya?

Dan apakah anda sudah berani untuk memasarkannya?

Narasumber : saya masih malu ka untuk bikin produk sendiri, dan belum

punya modal banyak karna pastinya kita membutuhkan

modal awal untuk membuat produk.

Pewawancara :Apakah dalam praktik entrepreneurship anda mampu

menunjukkan keahlian anda sendiri? Dan apakah ketika

membuat produk praktik entrepreneurship dengan ide anda

sendiri atau orang lain?

Narasumber :Alhamdulillah iya ka, dan dengan menggunakan ide

sendiri jika diperintahkan untuk membuat produk.

Page 148: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

136

PEDOMAN WAWANCARA

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI mentari indonesia bekasi

utara

Nama responden :melvi yanifa maharani

Jabatan : siswa kelas 7

Hari /tanggal : Rabu 14 september 2016

Pewawancara :Apakah yang anda ketahui tentang entrepreneurship?dan

apakah kamu tertarik dengan dunia entrepreneur?

mengapa?

Narasumber :yang saya tau, entreppreneurship itu kemampuan diri untuk

mengambangkan bakat. Iya ka, saya tertarik karena dunia

entrepreneur membawa hal yang positif dan juga

bermanfaat bagi masyarakat

Pewawancara :Nilai-nilai apa yang selalu diajarkan/ditekankan oleh guru

entrepreneurship dalam belajar?

Narasumber :guru mengajarkan nilai kejujuran dalam berwirausaha,

nilai kedisiplinan dan nilai keyakinan dalam diri sendiri

(percaya diri)

Pewawancara :Apa yang kamu dapat setelah mempelajari pelajaran

entrepreneurship?

Narasumber :saya dapat mengetahui pentingnya nilai-nilai yang terdapat

pada dunia entrepreneur

Page 149: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

137

Pewawancara :Apakah anda mengikuti Ekstrakulikuler yang berkaitan

dengan entrepreneurship? Dan manfaat apa yang kamu

dapat selama mengikuti ekstrakulikuler tersebut?

Narasumber :saya mengambil ekskul yang sesuai dengan bakat saya ka,

tapi memang ekstrakulikuler yang bertemakan

entrepreneurship diwajibkan seperti botani yaitu kita

diajarkan bercocok tanam

Pewawancara :Dalam praktik entrepreneurship, apakah anda sudah

mampu membuat produk sendiri?apa bentuk produknya?

Dan apakah anda sudah berani untuk memasarkannya?

Narasumber :iya ka, bentuknya barang seperti kerajinan tangan dan

Alhamdulillah saya sudah berani memasarkannya

Pewawancara :Apakah dalam praktik entrepreneurship anda mampu

menunjukkan keahlian anda sendiri? Dan apakah ketika

membuat produk praktik entrepreneurship dengan ide anda

sendiri atau orang lain?

Narasumber :Alhamdulillah saya sudah mampu ka 50 % ide sendiri dan

50% ide bersama teman ka.

Page 150: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

138

PEDOMAN WAWANCARA

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI mentari indonesia bekasi

utara

Nama responden :abelia lintang sari

Jabatan :siswa kelas 7

Hari /tanggal : Rabu 14 september 2016

Pewawancara :Apakah yang anda ketahui tentang entrepreneurship?dan

apakah kamu tertarik dengan dunia entrepreneur?

mengapa?

Narasumber :orang yang membangun usaha sendiri. ya saya tertarik

karna kita bisa membangun usaha sendiri

Pewawncara :Nilai-nilai apa yang selalu diajarkan/ditekankan oleh guru

entrepreneurship dalam belajar?

Narasumber :guru entrepreneurship biasanya mengajarkan kita untuk

selalu Jujur, percaya diri, berfikir postif

Pewawancara :Apa yang kamu dapat setelah mempelajari pelajaran

entrepreneurship?

Narasumber :setelah belajar mata pelajaran entrepreneurship saya

mendapat pelajaran Menjadi seorang yang disiplin dan jujur

Pewawancara :Apakah anda mengikuti Ekstrakulikuler yang berkaitan

dengan entrepreneurship? Dan manfaat apa yang kamu

dapat selama mengikuti ekstrakulikuler tersebut?

Page 151: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

139

Narasumber :kalau ekstrakulikuler saya ikut yang biasa aja ka, tapi kalau

ekstrakurikuler yang terkait entrepreneurship diwajibin

sekolah ka.

Pewawancara :Dalam praktik entrepreneurship, apakah anda sudah

mampu membuat produk sendiri?apa bentuk produknya?

Dan apakah anda sudah berani untuk memasarkannya?

Narasumber :Belum ka, saya belum pernah mencobanya soalnya saya

takut untuk membuatnya kalau g ada yang mandu atau

mengarahkan saya.

Pewawancara :Apakah dalam praktik entrepreneurship anda mampu

menunjukkan keahlian anda sendiri? Dan apakah ketika

membuat produk praktik entrepreneurship dengan ide anda

sendiri atau orang lain?

Narasumber :Alhamdulillah ka saya menggunakan ide sendiri meskipun

terkadang dibantu dengan teman.

Page 152: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

140

Dokumentasi Kegiatan di SMPI Mentari Indonesia Bekasi Utara

No Dokumentasi Keterangan

1

Kegiatan BOTANI

proses menanam

bibit sayuran dan

herbal

2

Kegiatan BOTANI

proses menanam

bibit sayuran dan

herbal

3

Kegiatan BOTANI

proses menanam

bibit sayuran dan

herbal

Page 153: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

141

4

5

6

Kegiatan BOTANI

proses menanam

bibit sayuran dan

herbal

Page 154: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

142

7

Kegiatan bazar dan

entrepreneur day

8

Kegiatan bazar dan

entrepreneur day

9

Kegiatan bazar dan

entrepreneur day

Page 155: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

143

10

Kegiatan bazar dan

entrepreneur day

11

Hasil karya praktek

siswa dan siswi

12

Hasil karya praktek

siswa dan siswi

Page 156: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

144

13

Hasil karya praktek

siswa dan siswi

12

Kegiatan

pengembangan diri,

outing class ke

bogor kreatif

14

Kegiatan

pengembangan diri

outing class ke pt

sosro

Page 157: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau
Page 158: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau
Page 159: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau
Page 160: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau
Page 161: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau
Page 162: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau
Page 163: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau
Page 164: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

145

PROFIL

SMP ISLAM MENTARI INDONESIA

Kurikulum

Kurikulum sekolah yang membedakan SMP Islam Mentari Indonesia dengan

sekolah lain yang sejenis adalah:

1. Adanya Bidang Studi Enterpreneurship yang diajarkan dengan sistem yang

berbasis CTL (Contekstual, Teaching, and Learning)

2. Media Pembelajaran berbasis ICT (Information Communication Technology)

3. Pembiasaan nilai-nilai keislaman (ta'widh) dan model pembelajaran ISLAMI

(Interactive, Student Centre, Language Collaborate, Active, Modeling, ICT

Based)

Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler pilihan :

a. Photography

b. Karya Ilmiah Remaja

c. Drum Band

d. Palang Merah Remaja

e. Pramuka

f. Paskibra

g. Seni tari

h. Marawis

i. Nasyid

j. Paduan Suara

Ekstrakurikuler wajib :

Pengembangan Enterpreneurship

English Club

Pramuka

Karate

Page 165: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

146

Visi: Menjadi Lembaga Pendidikan Islam Berkarakter Entrepreneur Yang Unggul

Dalam Iman, Ilmu, Akhlaq.

Misi :

Berikut misi SMP Islam Mentari Indonesia yang dirumuskan berdasarkan visi

sekolah, sebagai berikut:

1. Menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai landasan kegiatan.

2. Menumbuh kembangkan jiwa entrepreneurship yang berlandaskan

keislaman dengan mengembangkan kurikulum yang berbasis CTL

(Contextual Teaching and Learning)

3. Memberikan hasil terbaik bagi para stakeholder (Yayasan, Pengguna

Jasa, dan Civitas Akademik).

4. Menggunakan multi kurikulum untuk mendukung implementasi kwalitas

peserta didik yang handal.

5. Mendukung pengembangan jalur informasi dan ilmu pengetahuan

melalui koneksi internet.

6. Menjadikan sekolah sebagai laboratorium pendidikan yang menghasilkan

hasil penelitian yang mutakhir.

7. Membangun kerjasama yang baik dengan Dinas Pendidikan, serta

sekolah menengah di dalam dan luar negeri.

Kedepannya, setiap lulusan SMP Islam Mentari Indonesia diharapkan

akan memiliki:

1. Akhlak yang baik dan melandaskan hidup dengan semangat keislaman.

2. Unggul dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terkini.

3. Mandiri, kreatif, serta memiliki semangat dan jiwa entrepreneurship

sehingga mampu bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara.

Logo Sekolah

Logo SMP Mentari Indonesia memiliki makna sebagai berikut :

Page 166: PENANAMAN NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DI SMPI MENTARI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32927... · 2017-09-15 · Sedangkan faktor penghambat atau

147

Bunga Matahari dengan jumlah mahkota 11 berwarna kuning melambangkan jumlah

Rukun Islam dan Rukun Iman

Lingkaran berwarna Merah dan Putih melambangkan Bendera Indonesia

Dua Bintang di kanan dan kiri melambangkan cita-cita yang tinggi

Bola Dunia berwarna hijau melambangkan bumi Allah yang terhampar luas

Tulisan Iman-Ilmu-Akhlaq menandakan Visi Sekolah

Tulisan SMP Mentari Indonesia menunjukkan Identitas Sekolah

Program Unggulan

1. Pengembangan karakter entrepreneur siswa.

2. Pemanfaatan IT yang integral dalam pembelajaran.

3. Penerapan Cambridge Curriculum pada pelajaran Math, Science, dan

English.

Sarana Prasarana

1. Kelas multimedia dengan koneksi internet

(Kapasitas maksimal 20 orang).

2. Luas lahan yang proporsional untuk kegiatan belajar mengajar (KBM)

3. Bersekolah di lingkungan taman yang hijau dan indah.

4. Sarana peribadatan

5. Library e-book

6. Green school

7. Auditorium sekolah

8. Laboratorium IPA