implementasi sistem pembiayaan pendidikan di smpi …

87
IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI NURUL FALAH BOJONGGEDE Oleh : 103018227367 HIMAH SEPTANIA PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN

PENDIDIKAN DI SMPI NURUL FALAH

BOJONGGEDE

Oleh :

103018227367 HIMAH SEPTANIA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1432 H / 2011 M

Page 2: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …
Page 3: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …
Page 4: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …
Page 5: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

ABSTRAK

Himah Septania, NIM : 103018227367, IMPLEMENTASI SISTEM

PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMP ISLAM NURUL FALAH

BOJONGGEDE BOGOR, skripsi program strata satu (SI) Fakultas Ilmu

Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta 2011.

Penelitian ini bertujuan mengetahui Implementasi Sistem Pembiayaan

Pendidikan Di SMP Islam Nurul Falah Bojonggede Bogor. Metode yang

digunakan adalah deskriptif analisis, dengan mengambil 25 orang guru sebagai

sampel penelitian. Sampel diambil dengan teknik acak sederhana (simple random

sampling), bentuk instrumen yang digunakan adalah kuesioner/angket dan

wawancara dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah rumus persentase.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Implementasi sistem Pembiayaan

Pendidikan di SMP Islam Nurul falah Bojonggede Bogor sudah berjalan dengan

Efektif. Hal ini terbukti dalam enam Indikator, lima diantaranya menyatakan

sangat tinggi, dan satu indikator yang menyatakan sedang yaitu indikator sumber

pembiayaan yang menyangkut dalam sistem pembiayaan di sekolah dalam

meningkatkan Kegiatan belajar siswa.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak

SMP Islam Nurul Falah Bojonggede Bogor sebagai penambah wawasan

pengetahuan pelaksanaan Implementasi Sistem Pembiayaan Pendidikan di

sekolah, sebagai bahan masukan tentang pentinggnya sitem pembiayaan bagi

sekolah yang bersangkutan sehingga apa yang di rencanakan dalam RAPBS

berjalan dengan efektif dan efisien. Dan aktif terhadap penyelenggaran pendidikan

disekolah guna meningkatkan mutu pendidikan.

Page 6: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah

menggenggam setiap kejadian, penyempurna setiap kebahagian, tempat ku

bersandar dan bersyukur atas seluruh nikmat yang tanpa batas telah diberikan.

Sholawat serta salam senantiasa mentelimuti Rosulullah SAW terrcinta beserta

keluarga para pengikutnya hingga akhir zaman.

Skripsi yang berjudul “ Implementasi Sistem Pembiayaan Pendidikan

Di SMP Islam Nurul Falah Bojonggede Bogor “ ini diajukan sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu Pendidikan (S.Pd). Dalam

Penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapakan motivasi, do’a dan bantuan

dari banyak pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakrta

2. Ketua Jurusan dan Seketaris Jurusan Kependidikan Islam Program studi

Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiayah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakrta

3. Abd Rozak, M.Si, pembimbing skripsi dan pembimbing akademik yang telah

memberikan ilmu dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skrisi ini.

4. Seluruh dosen dan staff jurusan kependidikan Islam program Studi

Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan begitu

banyak pengalaman dan ilmu pengetahuan kepada penulis.

5. Staff Perpustakaan Utama dan Fakultas Universitas Islam Negeri Syarif

Hidatullah Jakarta.

6. Kepala Sekolah, staff dan dewan guru SMP islam Nurul Falah yang telah

memberikan izin dan bantuan informasi kepada penulis dalam menyelesaikan

penelitian.

7. Kedua orang tua H. Ahmad Dahlan. S,Pd.i dn Hj. Amiah yang sangat penulis

cintai dan sayangi, hanya karya ini lah yang dapat membuat bangga kalian. Ke

dua adik terrcinta Ainie septiani dan Rizki yanti diani yang telah member

Page 7: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

2

perhatian dan doa, semoga Allah yang membalas semuanya. untuk fatih

terimakasih atas senyum dan candamu untuk penulis.

8. Teman-teman KI_MP angkatan 2003, buat Sahabat-sahabatku, Khusnul

Khotimah, Ade faizatul mutmainah, Asih sumiasih, Ikrimah, Iis umairoh, Siti

hasah, Khorunisa. Keep on Fighting spirit your Friend....

9. AA Teman_Sahabat_Kekasih yang selalu memberikan motifasi dan arti

kesabaran dalam menghadapi pelajaran hidup.

Terima kasih yang tak terhingga kepada semuanya.

Penulis memohon maaf kepada semua pihak yang telah membantu penulis.

Semoga. Semoga amal baik yang diberikan mendafat pahala yang setimpal dari

Allah SWT, amin. Dan harapan penulis semoga tugas akhir ini dapat berguna dan

bermanfaat walau skrifsi jauh dari kata sempurna.

Jakarta 16 September 2010.

Penulis

Page 8: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................. iv DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 4 D. Perumusan Masalah ........................................................................ 4 E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5 F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6 G. Sistematika Penulisan ..................................................................... 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Sistem Pembiayaan Pendidikan ...................................................... 7 1. Pengertian Sistem ....................................................................... 7 2. Pengertian Pendidikan .............................................................. 8 3. Pengelolan Pembiayan ............................................................... 14 4. Komponen dan Sumber Dana Pembiayaan ............................... 14 5. Sumber Pembiayaan Pendidikan .............................................. 15 6. Prinsip-prinsip Dasar formula Pembiayaan yang baik .............. 18 7. Klasifikasi Biaya Pendidikan .................................................... 20 B. Implementasi Pembiayaan Pendidikan ......................................... 21 C. Kerangka Berfikir ......................................................................... 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ........................................................................... 24 B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 24 C. Metode Penelitian .......................................................................... 25 D. Sumber Data .................................................................................. 25 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 26 F. Kisi-kisi Angket ............................................................................. 27 H. Teknik Analisis data dan Pengujian Hipotesis .............................. 29 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Penelitian ......................................................... 40 1. Sejarah Singkat SMP Islam Nurul Falah Bojonggede .............. 40 2. Visi dan Misi SMP Islam Nurul Falah Bojonggede .................. 40 3. Keadaan Guru dan Siswa ........................................................... 41 4. Sarana dan Prasarana ................................................................. 42 B. Deskripsi Data ............................................................................... 43

Page 9: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

2

C. Pengujian Hipotesis ....................................................................... 51 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 54 B. Saran .............................................................................................. 55 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Angket .........................................................................27 Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana .................................................................... 33 Tabel 4.2 Keadaan Guru .............................................................................. .36 Tabel 4.3 Keadaan Siswa ............................................................................. .37 Tabel 4.4 Mengetahui Sistem Perencanaan Pendidikan................................38 Tabel 4.5 Sekolah Memberikan Pengarajan Sebelum Melaksanakan

Pembiayaan ...........................................................................................39

Tabel 4.6 Kepsek Menghargai Pendapat Bawahan ..............................................40

Tabel 4.7 Menbuat RAPBS sebelum memulai KBM.........................................40 Tabel 4.8 Pengorganisasian .........................................................................41 Tabel 4.9 Keterlibatan dalam Pengelolan.........................................................41 Tabel 4.10 Memantau Kegiatan Pengelolan Pembiayaan

Pembiayaan.................42 Tabel 4.11 Partisipasi dalam Penyusunan RAPBS ......................................42 Tabel 4.12 Sumber Pembiayaan di kelola dengan baik.................................43 Tabel 4.13 Pengelolan Pembiayaan

..........................................................................44 Tabel 4.14 Pelaksanaan Pengelolaan Pembiayaan ........................................ 44

Tabel 4.15 Pembiayaan Pendidikan di Pertanggungjawabkan ..................... 44 Tabel 4.16 Kendala pada Pelaksanaan Pembiayaan ...................................... 45 Tabel 4.17 Proses Pelaporan Biaya ................................................................ 45 Tabel 4.18 Pengalokasian Sesuai dengan KBM ........................................... 46 Tabel 4.19 Pengalokasian Pembiayaan Terbesar .......................................... 46

Tabel 4.20 Kegiatan yang diawasi ................................................................. 47 Tabel 4.21 Kordinasi antara Pengawas dengan sekolah ................................ 47

Tabel 4.22 Mengetahui Kapan Kegiatan Pengawasan ................................. 48 Tabel 4.23 Pengawasan di Lakukan Secara Berkala ..................................... 48

Tabel 4.24 Sumber Pembiayaan Pendidikan .................................................. 49 Tabel 4.25 Proses Pengalokasian Pembiayaan ............................................. 50 Tabel 4.26 Partisipasi Guru .......................................................................... 50 Tabel 4.27 Pengalokasian Pembiayaan Tepat Sasaran .................................. 51 Tabel 4.28 Mengetahui Pelaksanaan Evaluasi ............................................. 51 Tabel 4.29 Pelaksanan Evaluasi ................................................................... 52

Page 10: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

3

Tabel 4.30 Guru Ikut Serta dalam Evaluasi ................................................. 52 Tabel 4.31 Pelaksanan sSetelah di Evaluasi ................................................. 53 Tabel 4.32 Upaya Sekolah ........................................................................... 53 Tabel 4.33 Kontribusi Terhadap Keberhasilan ............................................ 54 Tabel 4.34 Nilai Rata-Rata skor Penelitian .................................................. 55

Page 11: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas

sumberdaya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh pertumbuhan

ekonomi suatu bangsa. Hal ini bukan saja karena pendidikan akan berpengaruh

terhadap produktifitas, tetapi juga akan mempengaruhi terhadap fartilitas

masyarakat. Pendidikan menjadi sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan

siap dalam menghadapi perubahan dilingkungan kerja, oleh karena itu tidaklah

heran apabila negara yang memiliki produk dengan tingkat pendidikan yang tinggi

akan mempunyai tingkat pertumbuhan yang pesat.1

Untuk mempunyai pendidikan yang berkualitas maka diperlukan biaya

yang tidak sedikit dengan kata lain pembiayaan dikatakan salah satu komponen

produksi yang menentukan kegiatan proses belajar mengajar di sekolah bersama

dengan komponen-komponen ilmu pendidikan. Komponen tersebut seperti :

Kurikulum merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan

dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun

implisit/tersembunyi. Teori-teori yang dikembangkan dalam komponen ini

meliputi, antara lain, teori tentang tujuan pendidikan, organisasi kurikulum, isi

1 Nanang Fattah, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2001 ), Cet Ke-1, h. 77

1

Page 12: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

2

kurikulum, dan modul-modul pengembangan kurikulum. Belajar merupakan

komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan proses pelaksanaan interaksi

ditinjau dari sudut peserta didik. teori-teori yang dikembangkan dalam komponen

ini meliputi antara lain, teori tentang karakteristik peserta didik, jenis-jenis, dan

kondisi-kondisi belajar. Mendidik dan mengajar merupakan komponen ilmu

pendidikan yang berkaitan dengan proses pelaksanaan interaksi ditinjau dari sudut

pendidikan. teori-teori yang dikembangkan dalam komponen ini meliputi, antara

lain, teori tentang karakteristik pendidikan, karakteristik pembuatan pendidikan

dan mengajar, metode dan teknik mendidik dan mengajar dan sistem pengelolaan

kelas. Lingkungan pendidikan berkenaan dengan situasi dimana interaksi belajar-

mengajar berlangsung. Teori yang berkaitan dengan lingkungan pendidikan

adalah perencanaan pendidikan. manajemen bimbingan konseling, kebijakan

pendidikan (daktik) dan ekonomi pendidikan. Evaluasi berkenaan dengan prinsip,

mental, teknik, dan prosedur dengan cara-cara bagaimana mengenai pencapaian

tujuan pendidikan. sejauhmana kualitas program dan proses pendidikan yang

mutu telah tercapai. Teori-teori yang dikembangkan dalam komponen ini

mencakup teori tentang model-model penilaian, metode dan teknik, seta instrumen

penilaian.

Komponen-komponen ini harus berjalan secara beriringan, apabila tidak

maka cita-cita untuk membuat pendidikan yang berkualitas tidak akan tercapai,

selain komponen-komponen diatas maka dibutuhkan dukungan-dukungan lain

untuk mencapai pendidikan yang berkualitas misalnya perhatian yang ekstra dari

jajaran pendidikan stakeholders dengan dibentuknya komite sekolah yang

bertugas mengawasi jalannya pendidikan.

Biaya-biaya pendidikan yang dibelanjakan oleh murid, orang tua atau

keluarga dan biaya kesempatan pendidikan dalam penelitian itu tidak termasuk

dalam pengertian biaya pendidikan yang bersifat nonbudgetair. pengertian

pembiayaan pendidikan yang bersifat budgetair, yaitu biaya pendidikan yang

diperoleh dan dibelanjakan oleh sekolah sebagai suatu lembaga. Artinya, biaya-

biaya pendidikan yang bersifat budgetair dan nonbudgetair termasuk dalam

pengertian biaya pendidikan dalam arti yang luas.

Page 13: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

3

Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi yang mengakibatkan

mahalnya biaya pendidikan yang tidak disertai naiknya anggaran pendidikan oleh

pemerintah. Hal ini yang menyebabkan beberapa masyarakat memutuskan untuk

tidak menyekolahkan anak-anaknya, yang disertai banyaknya anak putus sekolah

di desa dan di pinggiran kota serta kota-kota besar. Disaat pendapatan perkapita

bangsa tidak mungkin menurun namun pembiayaan pendidikan justru meningkat,

hal ini menyebabkan terjadinya penurunan minat masyarakat terhadap pendidikan.

Dalam hal ini pemerintah memperhatikan secara serius soal sistem

pendidikan dan juga peningkatan mutu, sebagai dasar dalam anggaran Pendapatan

dan Belanja negara serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sudah

diamanatkan anggaran 20 %. Tetapi itu baru kerangka besar dan perlu dijabarkan

alokasinya menurut jalur, jenis pendidikan, dan hal lain yang lebih rinci.

Selain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), terdapat pula sumber dana dari

masyarakat. Baik yang dipungut lembaga pendidikan dari peserta didik maupun

hasil jerih payah lembaga tersebut. Penggunaan dana pendidikan dari negara atau

masyarakat itu perlu ada aturan memungut, menyimpan, menggunakan, serta

mempertanggungjawabkannya. Pembiayaan pendidikan , harus berwatak sosial,

seperti sistem subsidi silang untuk dana yang bersumber dari masyarakat.

Sesuai Undang-Undang Nomor 20/2003 Bab XIII Tentang Pendanaan

Pendidikan Pasal 46, 47, 48, dan 49. RPP yang merupakan turunannya pun

menggaris bahwa sumber pembiayaan pendidikan berasal dari pemerintah dan

masyarakat tidak akan bertentangan dengan prinsip-prinsip pembiayaan yang

berwatak sosial.

Pendidikan pada saat ini memiliki masalah antara lain peningkatan

kualitas, pemerataan kesempatan, keterbatasan angaran yang tersedia dan belum

terpenuhi sumbur daya dari masyarakat secara propesional sesuai dengan prinsip

pendidikan sebagai tanggung jawab bersama.

Pendidikan memiliki nilai ekonomis yang dapat di kaji dari aspek biaya

produksi (proses pendidikan) dan aspek keuntungan (hasil) dan manfaat

perorangan atau individu maupun manfaat secara sosial.

Page 14: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

4

Biaya dan mutu pendidikan mempunyai keterkaitan langsung, biaya

pendidikan memberikan pengaruh yang positif melalui faktor kepemimpinan dan

managemen pendidikan, serta tenaga pendidik yang kompeten dalam

meningkatkan pelayanan pendidikan melalui mutu pendidikan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi proses belajar mengajar.

Biaya pendidikan mencangkup semua pengeluaran yang sudah di

anggarkan melalui RAPBS untuk menunjang proses penyelenggaraan pendidikan

baik yang berbentuk uang maupun berbentuk jasa misalnya siswa adalah biaya

sarana yang bersifat fisik, buku sekolah dan guru yang harus dibayar.

Pengeluaran dan pemasukan uang harus dibukukan dan harus ada

pertanggung jawaban. Pengeluaran biaya harus transparan agar tidak terjadi

ketimpang siuran antara yang satu dengan yang lainnya. Pengelolaan pembiayaan

di lakukan dengan mekanisme dan prosedur yang telah di tetapkan misalnya

dengan di tanggulangi oleh kepala tata usaha.

Pengelolaan keuangan harus dikelola dengan baik dan cermat dalam

penyelenggaran pendidikan. Pengelolaan keuangan yang baik dan cermat

mendapatkan dampak yang baik untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

Dengan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “ Implementasi Sistem Pembiayaan Pendidikan di

SMP Islam Nurul Falah Bojong Gede Bogor “.

Page 15: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

5

B. Identifikasi Masalah Dalam penelitian yang penulis lakukan yang menjadi pembahasan adalah

mengenai sistem pembiayaan pendidikan di SLTP Nurul Falah Bojonggede Bogor

ini adalah “ Bagaimanakah Implementasinya Sistem Pembiayaan Pendidikan di

SLTP Nurul Falah Bojonggede Bogor.

Secara khusus dan melihat pelaksanaan pembiayaan yang terjadi di SLTP

tersebut, maka sehubungan dengan ini dapatlah diidentifikasikan masalah-masalah

tersebut sebagai berikut :

1. Gambaran sumber dana yang diperoleh untuk proses kegiatan belajar

mengajar di SMP Islam Nurul Falah Bojonggede Bogor.

2. Kurang maksimalnya kinerja tenaga yang mengelola system pembiayaan

pendidikan di SMP Islam Nurul Falah Bojonggede Bogor.

3. Kurang transparanya pembiayaan pendidikan.

4. Belum diketahuinya strategi pengelolan penyusunan RAPBS di SMP Islam

Nurul Falah Bojonggede Bogor.

5. Belum efektifnya penggunaan buku kas sekolah

C. Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan penelitian ini maka penulis perlu membatasi masalah

yang di teliti yaitu :

1. Gambaran mengenai sumber dana pendidikan di SMP Islam Nurul Falah

Bojonggede Bogor.

2. Kinerja tenaga pengelola pembiayaan pendidikan di SMP Islam Nurul Falah

Bojonggede Bogor.

3. Mekanisme pengelolaan system pembiayaan pendidikan di SMP Islam

Nurul Falah Bojonggede Bogor

Page 16: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

6

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana gambaran mengenai sumber dana pendidikan di SMP Islam

Nurul Falah Bojonggede Bogor.

2. Bagaimana mekanisme penggelolaan system pembiayaan pendidikan di

SMP Islam Nurul Falah Bojonggede Bogor.

3. Bagaimana kinerja tenaga pengelola pembiayaan pendidikan di SMP Islam

Nurul Falah Bojonggede Bogor.

E. Manfaat penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Menambah wawasan penulis tentang sistem pembiayaan pendidikan.

2. Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi kepala sekolah khususnya

bendahara sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Page 17: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Sistem Pembiayaan Pendidikan

1. Pengertian Sistem

Istilah sistem berasal dari bahasa yunani "systema' yang mempunyai

pengertian sebagai berikut:

a. Suatu keseluruhan yang termasuk dari sekian bayak bagian (Shorde

dan Vich)

b. Hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen

secara teratur.1

Menurut kamus besar bahasa indonesia, sistem adalah perangkat ukur

yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.

2

1 Tatang, M. Amirin, pokok-pokok Teory Sistem, ( Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada,

2001 ), h.1 2 Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :

Balai Pustaka, 1997) edisi ke-2. hal. 950

Jadi

sistem merupakan sehimpunan komponen yang melakukan suatu kegiatan atau

menyusun untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain, istilah sistem adalah

mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan

secara teratur dan merupakan satu keseluruhan. Sebagaimana diketahui

bersama, bahwa sistem secara umum merupakan sehimpunan bagian atau

7

Page 18: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

8

komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu

keseluruhan.

Menurut pendekatan sistem, biaya pendidikan merupakan suatu unsur

yang menentukan dalam mekanisme penganggaran. Penentuan biaya akan

mempengaruhi tingkat efesiensi dan efektivitas kegiatan dalam suatu

organisasi yang akan mencapai tujuan tertentu.

Pembiayaan pendidikan adalah sub sistem dari sebuah sistem yang

bernama sekolah, namun pembiayaan pendidikan pada satu sekolah juga dapat

disebut sistem yang memiliki beberapa sub sistem seperti, biaya langsung,

biaya tidak langsung, dam biaya rutin sekolah.

Sistem pembiayaan pendidikan tidak terlepas dari kegiatan penyusunan

Anggaran Belanja Sekolah atau sering disebut (ABS) format yang digunakan

untuk menyusun RAPBS meliputi sumber pendapatan dan pengeluaran.

Sistem pembiayaan pendidikan harus ditata penggunaannya karena selain dana

dari APBN/APBD, dana pendidikan jiga dipungut dari masyarakat melalui

lembaga –lembaga pendidikan. “dana yang besunber dari APBN dan

masyarakat, semua harus ada aturan bagaimana memungutnya, bagaimana

menggunakan, kemudia bagaimana mempertanggungjawabkananya.” Sistem

pendidikan seharusnya berangkat dari pandangan bahwa pendidikan adalah

hak setiap warga negara, kaya maupun miskin.

Dari beberapa definisi di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa sistem

pembiayaan pendidikan merupakan seluruh pengeluaran yang berupa sumber

daya (imput) baik yang barang atau berupa uang yang dikeluarkan oleh semua

kalangan baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, orang tua, sehingga

tercapai tingkat mutu pendidikan yang diharapkan

2. Pengertian Pembiayaan Pendidikan

Setiap oraganisasi membutuhkan dana untuk membiayai kegiatannya.

Begitu pula dengan organisasi pendidikan, dimulai dari taman kanak-kanak

sampai dengan perguruan tinggi, mengadakan kegiatan senantiasa

membutuhkan biaya pendidikan.

Page 19: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

9

Kamus besar bahasa Indonesia mendefinisikan biaya adalah uang yang

dikeluarkan untuk mengadakan sesuatu3

Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan kualitas

pendidikan dasar menghasilkan manfaat berupa peningkatan kualitas SDM.

Di sisi lain, proritas alokasi pembiayaan dasar seyogianya diorientasikan

Dari definisi biaya dapat disimpulkan bahwa pembiayaan pendidikan

adalah seluruh anggaran yang dikeluarkan untuk biaya pendidikan baik secara

langsung maupun tidak secara langsung. Biaya pendidikan langsung yang

terdiri dari biaya-biya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan

pengajaran dan kegiatan belanja siswa berupa pembelian alat-alat pelajaran,

sarana belajar, gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua

maupun siswa sendiri. Dan biaya tidak langsung berupa keuntungan yang

dibilang (opportunity Cost) yang dikorbankan siswa selama belajar.

Pembiayaan pendidikan menyangkut sisi penerimaan dan sisi pengeluaran.

Semua pembiayaan harus dapat digali, direkam (dipelihara dan

dikonsolidasikan sebaik mungkin) agar penggunaan biaya yang ada dapat

didayagunakan secara tepat guna dan tepat arah. Dalam pengelolaan atau

pengaturan keuangan bukan merupakan tugas yang ringan tetapi memerlukan

berbagai unsur yang diperlukan. Pengaturan pelaksanaan dalam pembiayaan

mempinyai peran yang penting sehingga secara nyata berbeda dengan tugas-

tugas lain. Unsur kepribadian kepercayaan terhadap diri sendiri mempunyai

peran yang utama dan kesadaran akan kepribadaiannya bahwa dirinya

mengabdi kepada negara dan pendukung rancangan pembangunan, di

butuhkan pula dalam pengaturan pelaksanaan pembiayaan.

Konsep biaya ini perlu mendapat perhatian yang cukup besar bagi pra

perencanaan dan pengelolaan pendidikan. Hal ini bertujuan bertujuan

memperluas wawasan dan pengetahuan, meningkatkan kesadaran dan

tanggungjawab dalam pelaksanaan pendidikan dan meningkatkan kemampuan

pelaksanaan pendidikan dalam mengembangkan langkah-langkah pengelolaan

sebagai tindak lanjut alokasi biaya.

3 Departemen Pendidikan dan kebudayaan, hal. 129

Page 20: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

10

untuk mengatasi permasalahan dalam hal aksesibilitas dan daya tampung,

karena itu, dalam mengukur ekfektivitas pembiayaan oendidikan dasar,

terdapat prasyarat yang perlu dipenuhi agar alikasi anggaran yang tersedia

dapat terarah penggunaannya.

Prasyarat efektivitas pembiayaan pendidikan dasar mencangkup

tersedianya standar pembiayaan pendidikan, mengacu pada standardisasi

pelayanan minimal, standardisasi pelayanan teknis, standardisasi satuan

pembiayaan; standar pelayanan minimal meliputi kurikulum, guru,

akreditasi serta standar pelayanan teknis seperti sarana prasarana.

Standardisasi proses penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas

berpatokan pada indikator standar pelayanan minimal pendidikan.

Standardisasi biaya sekolah terkait standar pelayanan minimal pendidikan,

sehingga besar unit cost per siswa per tahun dapat diperhitungkan lebih

rinci, standardisasi biaya ini antara lain memuat penetapan besaran minimal

biaya diperlukan bagi kesejahteraan tenaga kependidikan; kegiatan belajar-

mengajar, kegiatan kesiswaan/ekstrakulikuler, kegiatan peningkatan mutu,

dan biaya lainya. Standardisasi biaya sekolah juga memuat komponen-

komponen biaya tetap dan komponen biaya tidak tetap. Komponen biaya

tetap, antara lain mencangkup penggajian tenaga kependidikan dan biaya

oprasiaonal sekolah, sedangkan komponen biaya tidak tetap mencangkup

pembiayaan pendidikan dasar yang berbaris pada program/kinerja.

Biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost)

seperti telah dijelaskan sebelumnya, biaya langsung adalah segala

pengeluaran yang secara langsung menunjang penyelenggaraan pendidikan

dan biaya tidak langsung adalah segala pengeluaran yang secara tidak

langsung menunjang proses pendidikan.

Biaya pribadi (private cost) adalah pengeluaran keluarga uruk pendidikan,

biaya pendidikan ini dikenal juga dengan pengeluaran rumah tangga (house

hold ex penditure) dan biaya sosial (social cost) adalah biaya yang

dikeluarkan oleh masyarakat untuk pendidikan baik untuk sekolah maupun

Page 21: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

11

melalui pajak yang dihimpun oleh pemerintah dan digunakan untuk

membiayai pendidikan.4

Menurut Departemen Pendidikan Nasional biaya pendidikan adalah

seluruh pengeluaran yang berupa sumber daya (input) baik berupa barang

atau berupa uang yang ditujukan untuk menunjang kegiatan proses belajar

mengajar.

Selain klasifikasi tersebut diatas, biaya juga diihat dari biaya lancar

(recurrwnt cost) dan biaya kapital (copital cost). Biaya lancar adalah biaya

yang dikeluarkan untuk jangka waktu pendek dan relatif, seringkali bisa

diperbaharui atau habis dipakai (persable cost).

5

Menurut Indra Bastian, biaya pendidikan adalah upaya mengumpulan dana

untuk membiayai operasional dan pengembangan sektor pendidikan.

6

Sedangkan menurut Abbas Ghazali, biaya pendidikan dapat didefinisikan

nilai rupiah dari seluruh sumber daya (Input) yang digunakan untuk kegiatan

pendidikan.

7

Biaya-biaya pendidikan yang dibelanjakan oleh murid, atau orang

tua/keluarga dan biaya kesempatan pendidikan dalam penelitian ini tidak

termasuk dalam pengertian biaya pendidikan yang bersifat nonbudgetair.

Pengertian pembiayaan pendidikan yang bersifat budgetair, yaitu biaya

pendidikan yang diperoleh dan dibelanjakan oleh sekolah sebagai suatu

lembaga. Akan tetapi biaya pendidikan yang bersifat budgetair yang dapat

diartikan biaya pendidikan yang diperoleh dan dibelanjakan untuk kemudian

direncanakan, dikelola dan diawasi oleh sekolah sebagai suatu lembaga.

Dari pengertian diatas tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa biaya

pendidikan merupakan seluruh pengeluaran yang bersumber daya baik

berupa barang ataupun uang yang ditunjukan untuk menunjukan proses

belajar mengajar dalam penyelenggaraan pendidikan.

4 Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006), cet. 4. hal.4 5 Departemen Pendidikan Nasional, Pengkajian Pembiayaan Pendidikan Dari Masa Ke Masa,

(Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan Nasional,1999), hal. 5 6 Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Jakarta: Penerbit Erlangga), hal. 160 7 Departemen Pendidikan Nasional, hal. 11

Page 22: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

12

Artinya, biaya-biaya pendidikan yang bersifat budgetair dan nonbudgetair

termasuk dalam pengertian biaya pendidikan dalam arti yang luas.

Dalam Anggaran pemerintah (APBN, APBD propinsi, maupun APBD

kabupaten/kota) harus menjamin pemenuhan biaya tetap, sedangkan untuk

memenuhi komponen biaya tidak tetap dirancang mekanisme

bantuan/subsidi, baik yang berupa blok grant maupun specific grant, bahkan

juga dana hibah bersaing. Standar-standar inilah yang akan menjadi alat

ukur bagi stakeholders untuk menilai efektivitas alokasi anggaran

pendidikan. DPRD dapat menggunakannya untuk menilai kinerja eksekutif,

masyarakat dapat menggunakan untuk menilai kualitas pelayanan

pendidikan. Di sisi lain, evaluasi perencaan, pelaksanaan, dan pengawasan

penyaluran anggaran perlu dilakukan secara sinergis dan integratif antara

stakeholders. Untuk mewujudkan kondisi ini, perlu dibangun rasa saling

percaya, baik internal pemerintah maupun antara pemerintah dengan

masyarakat. Keterbukaan, partisipasi, dan akuntabiliti dalam

penyelenggaraan pendidikan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

pembiayaan, hingga pengawasan menjadi kata-kata kunci untuk

mewujudkan efektivitas pembiayaan pendidikan.

Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan,

atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak,

baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.

Dalam Oxford Advance Learner’s Dictionary dikemukakan bahwa

implementasi adalah :”put something into effect ”(penerapan sesuatu yang

memberikan efek atau dampak).

Implementasi biaya pendidikan meliputi biaya langsung (direct cos) dan

biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung terjadi dari biaya-biaya

yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan

belajar siswa berupa pembelian alat-alat pelajaran, sarana belajar, biaya

transportasi, gaji, guru, baik yang dikeluarkan pemerintah, orang tua,

maupun siswa sendiri. Sedangkan biaya tidak langsung berupa keuntungan

Page 23: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

13

yang hilang (earnig forgone) dalam bentuk biaya kesempetan yang hilang

(opportunity cost) yang dikorbankan oleh siswa selama belajar.8

3. Pengelolaan Pembiayaan

Untuk mengukur biaya pendidikan melalui konsep biaya pendidikan

sifatnya lebih komleks dari keuntungan, karena komponen biaya terdiri dari

lembaga jenis dan sifatnya. Biaya pendidikan bukan hanya berbentuk uang

atau rupiah, tetapi juga dalam bentuk biaya kesempatan (opportunity coct).

Biaya kesempatan ini sering disebut “income forgone”. Income forgone

yaitu potensi pendapatan bagi seorang siswa selama ia mengikuti pelajaran

atau menyelesaikan studi.

Ditinjau dari sudut human capital ( SDM sebagai unsur modal),

pendidikan diperhitungkan sebagai faktor penentuan keberhasilan seseorang,

baik secara sosial maipun ekonomi. Nilai pendidikan merupakan aset modal,

dimana pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam pendidikan

adalah upaya pengumpulan dan untuk membiayai operasianal dan

pengembangan sektor pendidikan. Pendidikan merupakan unsur utama

pengembangan SDM. SDM dianggap lebih bernilai apanola sikap, prilaku,

wawasan, kemampuan, keahlian, serta keterampilan sesuai dengan

kebutuhan sebagai bidang dua sektor. Pendidikan merupakan salah satu alat

pengubah karakter manusia. Dengan pendidikan, manusia dapat

mengetahuai segala sesuatu yang tidak atau belum diketahuai sebelumnya.

Pendidikan merupakan hak seliruh umat manusia. Hak untuk memperoleh

pendidikan harus diakui oleh kesempatan dan kemampuan serta

kemaunanya. Denagn demikian, peranan pembiayaan pendidikan terlihat

jelas dalam peningkatan kualitas SDM agar sejajar dengan manusia lain.

Baik secara regional (otonomi daerah), nasional, maupun internasional

(global).

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pengelolaan adalah proses, cara,

perbuatan mengelola, proses melakukan kegiatan tertentu dengan mengarahkan

8 Nanang Fattah, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan, ( Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2001 ), Cet Ke-1, h. 47

Page 24: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

14

tenaga orang lain, proses yang membantu merumuskan kebijakansanaan dalam

tujuan organisasi, proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang

terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolan meliputi

banyak kegiatan dan semuanya itu bersama-sama menghasilkan suatu tujuan

akhir, yang diberikan informasi bagi penyempurnaan kegiatan. Penganggaran

merupakan bagian dari pengelolaan pembiayaan yang merupakan kegiatan atau

proses penyusunan anggaran (budget). Budget merupakan rancangan oprasional

yang dinyatakan secara kualitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan

sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan lembaga dalam kurun

waktu tertentu, oleh karena itu dalam anggaran tergambar kegiatan-kegiatan yang

akan dilaksanakan oleh suatu lembaga. Penyusunan anggaran merupakan langkah-

langkah positif untuk merealisasikan rencana yang telah disusun. Kegiatan ini

melibatkan pimpinan tiap-tiap unit organisasi.

4. Komponen dan Sumber Dana Pembiayaan.

Komponen biaya pendidikan ditentukan oleh komponen-komponen

kegiatan yang menunjang proses pendidikan di suatu sekolah. Komponen tersebut

meliputi kesejahteraan pegawai (seperti gaji pokok, tunjangan-tunjangan, honor

menguji dan membuat soal dan penghasilan lainnya yang sah), sarana dan

prasarana (seperti ruang belajar, ruang laboratoium, ruang perpustakaan, ruang

kantor, dan tempat ibadah), pelaksanaan pelajaran (seperti buku paket, media

pendidikan, bahan dan alat laboratorium, komputer, dan alat-alat tulis kantor).

Sebagai diketahui bersamana bahwa dalam manajemen keuangan

didalamnya terdapat kegiatan pembiayaan pendidikan, yang harus dilaksanakan

dengan baik dan teliti, oleh karena itu perlu diketahui beberapa konsep dari

pembiayaan pendidikan sebagai berikut:

a. Pembiayaan (Financing)

Pembiayaan (Financing) adalah bagaimana dana atau sumber dan

bagaimana menggunakan dana itu dengan memanfaatkan rencana

biaya standar, memperbesar modal kerja, dan merencanakan kebutuhan

masa datang.

Page 25: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

15

b. Keuangan ( finance )

Urusan keuangan pada suatu institusi, seperti pada lembaga

pendidikan, tidak saja mencangkup uang pembayaran yang sah, tetapi

juga kredit bank, definisi dari keungan itu sendiri adalah seni untuk

mendapatkan alat pembayaran.

c. Penganggaran (Badgeting )

Anggaran adalah sebuah rencana pengeluaran dari penerimaan sekolah

dikemudian hari dalam jangka waktu satu tahun.didalam anggaran

terdapat proses perencanaan dalam pemilihan langkah-langkah dan

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

5. Sumber Pembiayaan Pendidikan

Sumber pendanaan pendidikan di Indonesia, telah diatur dalam Undang-

Undang Republik Indonesia No: 20 tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan

Nasional pada pasal 47 ayat 1dan 2 berbunyi:

Ayat (1): “ Sumber pendanaan pendidikan di tentukan bedasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan berkelanjutan.”Ayat (2): pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat mengerahkan sumber daya yang ada sesuai dengan peraturan perundang- undang yang berlaku.9

Sumber pembiayaan pendidikan berasal dari pemerintah, orang tua dan

masyarakat hal ini sesuai dengan undang-undang SISDIKNAS 2003. esensi

dari sumber pembiayaan mencerminkan bahwa pembiayaan pendidikan

tanggung jawab bersama, oleh karna itu peran serta orang tua dan masyarakat

di pertarukan dalam menunjang proses pendidikan.

10

a. Hasil Penerimaan Umum

Sumber-sumber Biaya Pendidikan dapat dibagi menjadi empat, yaitu

Pada dasarnya merupakan sumber yang terpenting untuk

pembiayaan pemdidikan. Termasuk dalam golongan ini semua

penerimaan pemerintah disemua tingkat pemerintahan, baik pajak,

bantuan luar negeri, maupun pinjaman dari pemerintah. Besarnya

9 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, ( Jakarta

;Sinar Grafika, 2003 ), h. 23-24 10 Jaenudin, Repormasi Pendidikan (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2008),hal.109

Page 26: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

16

biaya pendidikan dan penerimaan pemerintah tersebut ditentukan oleh

aparat keuangan pemerintah ditingkat pusat maupun daerah yang

dipertimbangkan berdasarkan atas proritas-proritas pendidikan

dibandingkan dengan kegiatan pemerintah dibidanglain. Pengeluaran

untuk pendidikan dapat diperbesar hanya bila penerimaan pemerintah

meningkat atau bila bagian yang diperuntukan pendidikan

ditingkatkan, namun hal ini keduanya tidak gampang dilaksanakan

dinegara-negara yang sedang berkembang, karena terbatasnya

kapasitas perpajakan, belum berkembangnya sistim fiscal serta

banyaknya kebutuhan disemua bidang lain.

b. Penghasilan Pemerintah khususnya diperuntukan Pendidikan.

Meskipun itu merupakan dari penerimaan pemerintah, perlu

dipisahkan dalam pembahasan ini. Termasuk dalam golongan ini

bantuan atau pinjaman luar negri yang diperuntukan untuk pemerintah,

seperti UNICEF atau UNESCO, pinjaman dari Bank Dunia dan

Sebagainya usaha khusus pemerintah untuk mengumpulkan dana

pemerintah seperti pajak-pajak khusus yang sebagian atau seluruh

hasilnya diperuntukan sekolah.

c. Iuran Sekolah

Yang termasuk dalam golongan ketiga ini ialah pembayaran

orangtua murid langsung kepada sekolah, berdasarkan jumlah anak

mereka yang dididik disekolah tersebut. Keputusan mengenai sekolah

yang mana anak mereka akan didik da apakah iuran disekolah itu akan

dibayar adalah hak orangtua murid, walaupun jmlah iuran itu biasaya

itentukan oleh pemerntah, sekolah atau yayasan. Peranan orang tua

murd dala menentukan jumlah-jumla itu biasanya terbatas kepada

keanggotaan badan sekolah, yayasan, POMG, dan sebagainya.

d. Sumbangan-sumbangan Sukarela Lainnya.

Sumbangan sukarela termasuk sumbangan perseorangan,

sumbangan dari masyarakat, panti derma atau badan agama baik dalam

negeri maupun luar negeri, berupa uang tunai, barang atau jasa, hadiah-

Page 27: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

17

hadiah, pinjaman dan segala usaha sekolah untuk mengumpulan dana sifat

smbangan tersebut peningkatan smber pembiayaan ini tergantung pada

keinginan dan kemampuan masyarakat untuk memajukan pendidikan dan

pada tim dapat mendorong oleh pemerintah, umpamanya keringan pajak

atau dana imbangan.11

Berdasarkan Undang-undang Dasar 1945 dan Undang-undang No.

20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, dana pendidikan selain gaji pendidikan dan

biaya pendidikan kedinasan mendapat alokasi minimal 29 % dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara dan Daerah (APBN dan APBD).

Pembiayaan pendidikan sebesar 20% itu memang seharusnya dipenuhi dari

anggaran belanja dan bukan dari anggaran pendapatan. Selanjutnya, hal

yang perlu dilakukan adalah menjabarkan anggaran pendapatan 20%

tersebut sesuai dengan jalurnya. Hal ini dapat dilihat gambar dibawah ini:

Dalam situasi bagaimana pun, negara tidak boleh melepaskan

tanggung jawabnya terhadap pembiayan pendidikan. Pada sisi lain, negara

melalui pemerintah harus terus mensosialisasikan pembiayaan pendidikan

dengan mengacu pada standar baku, terutama tentang komponen pendidikan,

proses-mengajar, kurikulum, dan target kompetensi lulusan.

Pembiayaan pendidikan harus ditata penggunaannya karena selain

dari dana APBN/APBD, dana pendidiakn juga bisa dipungut dari

masyarakat melalui lembaga-lembaga pendidikan. Dana yang bersumber

dari APBN dan masyarakat harus diatur tentang pemungutannya,

bagaimana menggunakannya, kemudian mempertanggungjawabkannya.

Pengaturan tetang pengelolaan pembiayaan pendidikan agar memiliki dasar

hukuman yang kuat perlu diatur setingkat Peraturan Pemerintah (PP).

12

11 Departemen Pendidikan, Sumber-sumber Pembiayaan,(Jakarta: Diktorat Jendral

Kebudayaan dan badan Pengembangan Pendidikan), hal21-23 12 Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Jakarta: Penerbit Erlangga), hal. 162

Page 28: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

18

Pendanaan

Hasil penerimaan untuk umum pemerintah pada dasarnya

merupakan sumber yang terpenting untuk pembiyaan pendidikan, dalam hal ini

semua penerimaan pemerintah disemua tingkat pemerintahan baik pajak, bantuan

luar negeri maupun pinjaman oleh pemerintah. Pemerintah khusus diperuntukan

pendidikan dalam pembahasan ini. Termasuk dalam golongan ini bantuan atau

pinjaman luar negeri diperuntukkan pendidikan seperti UNICEF, UNESCO.

Pinjaman dari Bank dunia dan sebagainya, usaha pendidikan seperti pajak-pajak

yang sebagian atau seluruhnya diperuntukkan sekolah.

Setiap unit kerja selalu berhubungan dengan masalah keuangan,

demikian pula sekolah. Soal-soal yang menyangkut keuangan sekolah pada garis

besarnya berkisar pada: uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), uang

kesejahteraan personel dan gaji serta keuangan yang berhubunagan langsung

dengan penyelenggaraan sekolah seperti perbaikan sarana dan sebagainya.13

6. Prinsip-prinsip Dasar Formula Pembiayaan yang Baik

Terdapat empat prinsip kunci dalam rumusan pembiayaan yang

diperbaharui, pertama, metode pembiayaan sekolah sangat diperlukan untuk

mengetahui “foundation level” atau standar pembiayaan minimal secara

nasionalberdasarkan penghitungan per siswa untuk menjamin diselenggarakannya

pendidikan yang “memadai” untuk setiap anak. Prinsip ini secara otomatis juga

menyediakan keadilan yang lebih besar di antara siswa, keluarga, dan

kabupaten/kota. Kedua, metode pembiayaan yang diuraikan dalam rumusan

tersebut juga perlu mengundang unsure-unsur yang menjamin efesiensi

pendidikan dan efesiensi ekonomis yang lebih besar, dan mengurangi pemborosan

13 Drs. B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Di sekolah.( Jakarta : PT Rineka Cipta 2004 ), Cet ke-I, h 131

• 20% APBN dan 20% APBD • Swadaya • Publik Prevate Parnership • Pinjaman Domestik & luar

negeri • Hibab

Kurikulum Infrastruktur Peserta didik Pendidik Teknologi Pendidikan Ekstrakulikuler Fasilitas pendukung

Page 29: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

19

dalam penggunaan sumbe-sumber keuangan. Lebih transparan dan sederhana

dalam metode pembiayaan pendidikan merupakan suatu langkah kunci sehingga

orangtua dan guru dengan mudah dapat mengetahui jumlah yang diberikan oleh

pemerintah pusat untuk setiap siswa. Menyusun pembiayaan atas dasar per siswa

dengan jumlah siswa sesuai dengan, rata-rata kehadiran setiap harinya merupakan

langkah kunci lainnya. Tanpa ini sejumlah besar pendapatan pemerintah pusat

akan sangat mungkin diselewengkan maupun diboroskan. Ketiga, sistem

pembiayaan sanagt perlu menyediakan insentif keuangan untuk mendorong

kabupaten/kota agar membantu dalam pembiayaan pendidikan. Ini karena tingkat

standar pembiayaan “memadai” yang disediakan oleh pemerintah pusat jumlahnya

masih sangat minimal. Keempat, investasi pelayanan umum secara keseluruhan

pada bidang pendidikan oleh Pemerintah Indonesia sekarang ini juga sangat

rendah menurut standar internasional. Investasi pendidikan perlu pada tingkat

yang mampu menyediakan pendidikan yang lebih memadai untuk setiap siswa.

Juga dari segi efisiensi, karena nilai balik (rate of returns) pada pendidikan dasar

sangat tinggi di Indonesia, dan nilai balik non-ekonomis, pendidikan dan efek

berantai (spill-overs) juga lebih tinggi dari pada yang sering disadari, pendidikan

perlu diberi prioritas yang lebih tinggi dalam dukungan dan keputusan-keputusan

fiscal untuk mencapai tujuan pembangunan. Banyak siswa masih tanpa buku, dan

wajib belajar 9 tahun, serta pembangunan sumber daya manusia secara umum

masih belum tercapai. Hal ini sebagian disebabkan oleh terjadinya krisis keuangan

tetapi, tetapi sebagian juga disebabkan karena sistem pembiayaab pendidikan.

7. Klasifikasi Biaya Pendidikan

Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya

yang secara langsung menunjukan efektifitas dan efesiensi pengelolaan

pendidikan.Uang merupakan bagian yang sangat penting bagi setiap lembaga atau

organisasi termasuk sekolah tanpa uang semua kegiatan tidak mungkin dapat

berlangsung.

Biaya uang dari suatu kegiatan ekonomi adalah biaya riil

dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan seperti gaji tenaga kependidikan

Page 30: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

20

dan gaji tenaga non pendidikan, biaya bahan dan peralatan serta biaya gedung.

Sedangakan biaya kesempatan yang sering disebut sebagai biaya alternatif adalah

biaya uang yang hilang karena sumber daya tersebut dialokasikan untuk

penyelenggaraan pendidikan. Hal ini berarti bahwa biaya uang ini mempunyai

penggunaan alternative di bidang yang lain di luar pendidikan, sehingga nilai yang

hilang sebagai akibat melakukan pembiayaan pendidikan tersebut sebagai biaya

kesempatan, jenis biaya ini memiliki teknik tersendiri dan jenis biaya ini tidak

merupakan cangkupan analisis.

Klasifikasi biaya yang lain adalah biaya langsung oleh murid, biaya oleh

sekolah maupun pemerintah. Biaya langsung murid adalah biaya riil yang

dikeluarkan oleh murid untuk kegiatan proses belajar mengajar. Biaya langsung

oleh sekolah adalah biaya yang langsung dikeluarkan aleh sekolah sebagai akibat

dari kegiatan pendidikan.

Selain klasifikasi tersebut, biaya juga bisa dilihat dari biaya lancer

(recurren Cost) atau biaya kapital (capital cost). Biaya lancer adalah biaya yang

dikeluarkan untuk jangka waktu pendek dan relatif sering kali bisa diperbaharui

atau habis pakai (perisable cost). Biaya Kapital adalah biaya investasi yang

dikeluarkan untuk jangka waktu yang relative panjang dan peralatan, biaya

penyelenggaraan dan pembinaan difokuskan ke biaya lancer.

Dalam kaitanya dengan dana pendidikan, Thomas (1985) mengungkapkan

adanya klasifikasi dana dalam pendidikan seperti di bawah ini:

a. Dana Langsung dan Dana Tidak Langsung

Dana langsung ialah segala pengeluaran yang secara langsung

menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dana tidak langsung ialah

pengeluaran yang secara langsung menunjang proses pendidikan,

tetapi memungkinkan proses transportasi ke sekolah, biaya jajan, biaya

kesehatan dan harga kesempatan.

b. Dana Masyarakat dan Dana Pribadi

Dana masyarakat ialah dana yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk

pendidikan, baik melalui sekolah maupun melalui pajak yang

dihimpun oleh pemerintah kemudian digunakan untuk membiayai

Page 31: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

21

pendidikan. Dan pribadi ialah pengeluaran keluarga untuk pendidikan

atau dikenal juga pengeluaran rumah tangga.

c. Dana Bentuk Uang dan Dana Bukan Bentuk Uang

Dalam konteks perencanaan pembiayaan pendidikan, pemahaman

terhadap berbagai aspek pembiayaan pendidikan sangatlah penting.

Pemahaman dimaksud merentang dari hal-hal yang sifatnya mikro

(satuan pendidikan) hingga yang makro (nasional), antara lain meliputi

sumber-sumber pembiayaan pendidikan, system dan mekanisme

pengalokasiannya, efektifitas dan efesiensi dalam penggunannya,

akuntabilitas hasilnya yang diukur dari perubahan-perubahan

kuantitatif dan kualitatif.14

B. Implementasi Pembiayaan Pendidikan

Sumber-sumber keuangan sekolah dapat diklasifikasikan kedalam

beberapa bagian, yaitu: 1) penerimaan dari masyarakat, 2) penerimaan dari

siswa atau orang tua murid, 3) penerimaan dari pemerintahan, 4)

penerimaan dari pengusaha.

Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan,

atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik

berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap. Dalam

Oxford Advance Learner’s Dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah

:”put something into effect ”(penerapan sesuatu yang memberikan efek atau

dampak).

Implementasi biaya pendidikan meliputi biaya langsung (direct cos) dan

biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung terjadi dari biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar siswa

berupa pembelian alat-alat pelajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji, guru,

baik yang dikeluarkan pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri. Sedangkan

biaya tidak langsung berupa keuntungan yang hilang (earnig forgone) dalam

14 Dedi Supradi, Satuan Biaya Pendidikan dasar dan Menengah, ( Bandung, PT Rosdakarya, 2003 ), h. 4

Page 32: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

22

bentuk biaya kesempetan yang hilang (opportunity cost) yang dikorbankan oleh

siswa selama belajar.15

C. Kerangka Berfikir

Untuk mengukur biaya pendidikan melalui konsep biaya pendidikan

sifatnya lebih komleks dari keuntungan, karena komponen biaya terdiri dari

lembaga jenis dan sifatnya. Biaya pendidikan bukan hanya berbentuk uang atau

rupiah, tetapi juga dalam bentuk biaya kesempatan (opportunity coct). Biaya

kesempatan ini sering disebut “income forgone”. Income forgone yaitu potensi

pendapatan bagi seorang siswa selama ia mengikuti pelajaran atau menyelesaikan

studi.

Ditinjau dari sudut human capital ( SDM sebagai unsur modal),

pendidikan diperhitungkan sebagai faktor penentuan keberhasilan seseorang, baik

secara sosial maipun ekonomi. Nilai pendidikan merupakan aset modal, dimana

pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam pendidikan adalah upaya

pengumpulan dan untuk membiayai operasianal dan pengembangan sektor

pendidikan. Pendidikan merupakan unsur utama pengembangan SDM. SDM

dianggap lebih bernilai apanola sikap, prilaku, wawasan, kemampuan, keahlian,

serta keterampilan sesuai dengan kebutuhan sebagai bidang dua sektor.

Pendidikan merupakan salah satu alat pengubah karakter manusia. Dengan

pendidikan, manusia dapat mengetahuai segala sesuatu yang tidak atau belum

diketahuai sebelumnya. Pendidikan merupakan hak seliruh umat manusia. Hak

untuk memperoleh pendidikan harus diakui oleh kesempatan dan kemampuan

serta kemaunanya. Denagn demikian, peranan pembiayaan pendidikan terlihat

jelas dalam peningkatan kualitas SDM agar sejajar dengan manusia lain. Baik

secara regiaonal (otonomi daerah), nasional, maupun internasional (global).

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah peneliti lakukan, peneliti

berpikir bahwa sebuah pembiayaan merupakan salah satu hal yang penting

dalam kegiatan pendidikan. Bisa dikatakan tanpa pembiayaan, pendidikan

15 Nanang Fattah, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan, ( Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2001 ), Cet Ke-1, h. 47

Page 33: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

23

tidak akan mungkin berjalan sesuai dengan rencana dan mencapai tujuan yang

telah ditentukan.

Selain pendapat diatas bahwa pembiayaan bisa dilihat dari biaya lancar

(recurrent cost) dan biaya kapital (capital cost). Biaya lancar adalah biaya

yang dikeluarkan untuk jangka waktu pendek dan relatif sering kali bisa

diperbaharui atau habis pakai (perisable cost). Biaya berkapital adalah biaya

investasi yang dikeluarkan untuk jangka waktu yang relatif panjang dan tidak

habis pakai (durable cost) seperti biaya investasi gedung dan peralatan, biaya

penyelenggaraan dan pembinaan difocuskan kebiaya lancar.

Penelitian juga mempunyai anggapan bahwa pembiayaan suatu

lembaga pendidikan memiliki hubungan terhadap pengelolan pembiayaan di

SLTP Nurul Falah. Anggapan ini muncul karena dengan pembiayaan yang

cukup suatu lembaga pendidikan dapat melengkapi segala yang dibutuhkan

untuk memperlancar kegiatan berjalan mengajar yang diselenggarankan.

Dengan demikian peneliti dapat menggambarkan kerangka berpikir penelitian,

dimana Pengelolan Pendidikan akan sangat ditentukan oleh pembiayaan

pendidikan.

Page 34: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui gambaran mengenai sumber dana pendidikan di SLTP Nurul

Falah Bojonggede Bogor.

2. Mengetahui kinerja tenaga pengelola pembiayaan pendidikan di sekolah

tersebut.

3. Mengetahui mekanisme pengelolan sistem pembiayaan pendidikan di

sekolah tersebut.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan pada waktu Semester Genap,

penelitian ini bertempat di sebuah Yayasan Pendidikan Islam yaitu SLTP Nurul

Falah Pabuaran Bojong Gede Bogor.

24

Page 35: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

25

C. Metode Penelitian

Metode penelitian menggunakan metode penelitian deskriptip analisa, yaitu

menggambarkan situasi apa adanya tentang gejala atau keadaan dari hasil temuan

di lapangan.

Metode deskripsi merupakan metode penelitian non hipotesis sehingga dalam

langkah penelitian.1

D. Sumber Data

Dengan metode diatas penulis menggambarkan mengenai

Implementasi Sistem Pembiayaan Pendidikan yang diselenggarakan di SLTP

Nurul Falah Bojong Gede Bogor.

Untuk memudahkan penelitianini karena keterbatasan waktu, tenaga dan

biaya, maka penelitian akan menggunakan populasi dan sampel untuk

menentukan sasaran penelitian.

1. Populasi, menurut surjana adalah totalitas semua nilai hasil menghitung,

hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif mengenai karakteristik

tertentu dan semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin

dipelajari sifatnya. Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan objek

penelitiannya yakni SMP Nurul Falah Bojonggede. Yang meliputi kepala

sekolah, pelaksanaan bidang keuanggan (TU) dan para guru.

2. Sampel adalah sebagian individu yang akan diteliti. Sampel penelitian

adalah kepala sekolah, pelaksana bidang keuangan, dengan jumlah guru

yang menjadi responden yaitu 25 orang guru.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam observasi penelitian penulis menggunakan

beberapa teknik pengumpulan data dengan :

1. Angket atau kuesioner penulis menyebarkan kepada guru berupa

pertanyaan atau pernyataan

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), cet. Ke 9, h. 203

Page 36: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

26

2. Obsevasi, penulisan mengadakan pengamatan langsung, guna

mengetahui proses implementasi kurikulum yang dilakukan oleh SMP

Nurul Falah.

3. Interview penulisan melakukan pengambilan data dengan menggunakan

tanya jawab yang diajukan kepada kepala sekolah, pelaksana keuangan

(TU), tenaga pendidika lainnya.

4. Dokumentasi yaitu denagn kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan

oleh SMP Nurul Falah.

F. Teknik Analisa Data

Seperti telah dijelaskan diatas, salah satu teknik satu teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket.

Angket terdiri dari pertanyaan yakni dengan menggunakan angket tertutup.

Berdasarkan data yang dikumpulkan, selanjutnaya penulis akan menjabarkan tabel

dengan menggunakan rumus prosentase, kemudian dari hasil penghitungan atau

pengolahan data tersebut penulis akan memberikan interpretasi sesuai dengan

analisis yang ada. Teknik pengukuran dari angket ini menggunakan penghitungan

prosentasi sebagai berikut:

F Dimana : P = Prosentasi setiap katagori

P = N x 100 f = Frekuensi jawaban

N = Jumlah responden

Page 37: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

27

Kisi-Kisi Istrumen Penelitian

No Varabel Sub Variabel indikator No

butir

jml

1 Implementasi

Sistem

Pembiayaan

Pendidikan

a. Perencanaan Sistem

Pembiayaan Pendidikan

b. Pengorganisasian Sistem

Pembiayaan Pendidikan.

c. Pengelolan / pelaksanaan

pembiayaan pendidikan

1. Bagaimana sistem

perencanaan yang diterapkan

disekolah

2. Kepala sekolah memberi

pengarahan sebelum

melaksanakan tugas

3. Kepala sekolah yang

menghargai pendapat

bawahan.

4. Membuat RAPBS sebelum

memulai pelaksanaan

kegiatan

1. Petugas khusus yang

menangani masalah keuangan

2. Keterlibatan guru dalam

penyusunan masalah

keuangan

3. Petugas atau lembaga secara

Indivenden memantau

kegiatan pengelolaan

keuangan

4. Keterlibatan dewan guru

dalam pembuatan

penyusunan RAPBS

1. Bagaimana sumber dana

dikelola

2. Pengelola keuangan

dilakukan sesuai dengan

prosedur yang berlaku

3. Sekolah melakukan

pengelolan dengan baik

4. Siapa yang di pertanggung

jawabkan untuk pengelolan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1

4

4

Page 38: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

28

d. Controling (pengawasan)

e. Sumber Dana

Pembiayaan Pendidikan

f. Evaluasi Pelaksanaan

Pembiayaan Pendidikan

keuangan sekolah.

5. Kendala yang dihadapi dalam

pelaksanaan pendidikan

6. Proses pelaporan keuangan

7. Sekolah mengalokasian biaya

pendidikan berdasarkan skala

prioritas.

8. Pengalokasian biaya yang

terbesar yang dilakukan

sekolah dalam hal apa.

1. Kegiatan apa saja yang harus

diawasi yang berhubungan

dengan pembiayaan

2. Tim pengawas berkordinasi

terlebih dahulu kepada pihak

sekolah sebelum pengawasan.

3. Waktu kegiatan pengawasan

4. Kegiatan pengawasan

dilakukan secara berkala dan

memiliki waktu yang telah

ditentukan

1. Berasal darimana sumber-

sumber pembiayaan

pendidikan

2. Bagaimana proses

pengalokasian biaya

pendidikan tersebut

3. Partisivasi dewan guru dalam

pengalokasian sumber dana

4. Pengalokasian biaya tepat

sasaran

1. Kegiatan evaluasi terhadap

pelaksanaan pembiayaan

pendidikan

2. Waktu pelaksanan evaluasi.

3. Siapa yang melakukan

evaluasi

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

8

4

4

Page 39: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

29

4. Proses perbaikan perencanaan

setelah evaluasi

5. Uapaya sekolah dalam

peningkatan pengelolan

pembiayaan.

6. Hasil Pelaksanaan pengelolan

pembiayaan memberikan

kontribusi terhadap

keberhasilan sekolah.

28

29

30

5

Page 40: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya SMPI Nurul Falah

SMPI Nurul Falah adalah sekolah yang menyelenggarakan proses

pembelajaran yang menekankan pada pembentukan proses pembelajaran yang

menekankan secara pudemental bersifat mengembangkan segala potensi yang

ada didiri peserta didik. SMPI beralamat di Jl Raya Bojonggede KM 18 Gg

masjid Almuawanah No 8/68 Pabuaran Kecamatan Bojonggede Kecamatan

Bojonggede Kabupaten Bogor.

Pendiri Yayasan Pendidikan Islam Nurul Falah adalah H. Hasyim bin H

lahab. H. Hasyim (Almarhum) memiliki 6 orang anak yaitu 3 anak laki-laki

dan 3 anak perempuan, diantaranya H. Amsar, Amsir, H. Ahmad Dahlan, BA.

(Pengelola/ Kepala sekolah MI dan SMPI Nurul Falah), Hj Ai, Nunung, Hj.

Aslamiyah. H. Hasyim (Almarhum) adalah seorang petani yang ulet dan mau

bekerja keras. H. Hasyim tumbuh dengan kepribadian yang agamis cerdas.

Dengan kerja keras dan keuletannya H. Hasyim, sehingga ia dapat

memiliki beberapa bidang tanah, dan beberapa bagian bidang tanah tersebut

diberikan kepada salah satu putranya yaitu H, Ahmad Dahlan (Pengelola/

Kepala sekolah MI dan SMPI Nurul Falah), untuk lembaga pendidikan Islam,

30

Page 41: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

31

akan tetapi pendidikan Islam di sekolah pada waktu itu belum terealisasi

secara akademik di wilayah Pabuaran Kecamatan Bojinggede-Bogor, maka

H. Ahmad Dahlan berinisiatif untuk mendirikan lembaga pendidikan Isalam

tersebut guna memberikan masukan bagi peserta dididik menjadi orang yang

bersikap religius, bertanggungjawab, cerdas, disiplin dan kreatif.

Sebidang tanah yang telah didirikan sekolah dengan luas 850 m²

dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan Islam, yaitu dibangunnya

lembaga pendidikan Madrasah Diniaya Nurul Falah pada tahun 1980, namun

pada saat itu statusnya belum diakui oleh pemerimtah dan hanya sebagai

tambahan belajar bagi siswa yang telah sekolah di pendidikan umum.

Pada tahun 1990 yayasan pendidikan Madrasah Diniyah telah mengalami

renovasi bangunan dan perubahan nama menjadi Madrasah Ibtidaiya Nurul

Falah (MI), dan upaya pihak pengelola yayasan mengajukan secara izin

kepemerintah guru statsus sekolah tersebut diakui sebagai pendidik yang

syah.

Pada tahun 1997 Yayasan pendidikan Islam Nurul Falah

mengembangkan lembaga pendidikan tersebut dengan mengadakan/

mendirikan pendidikan SMPI Nurul Falah ( YAPINA ), SMPI Nurul Falah

sendiri masih menumpang dengan gedung MI ( yang kini 2 lantai setelah

mengalami renovasi gedung bangunan dan sarana prasarana pendidikan

lainnya dari Depdiknas, dan berdasarkan nomor stasistik : 20 4 02 05 26 232 :

7 Juli 1997 SMP Islam Nurul Falah ditetapkan dengan rombongan 1 kelas.

Menurut data rekapitulasi Lembaga Pendidikan SMP Islam Nurul Falah

(YAPINA) dari tahun 1997 – 2008 telah meluluskan sebanyak 415 siswa-

siswinya, Hal berarti ini bahwa lembaga pendidikan yang mencetak siswa-

siswinya pada perkembangan dan kemajuan sesuai dengan harapan agama

dan bangsa.

Profil SMP Islam Nurul Falah Pabuaran Kecamatan Bojonggede

Nama Sekolah : SMP Islam Nurul Falah

Alamat : Jl. Raya Bojonggede KM 18 Gg Masjid Al-

Muawanah No. 8/68 Pabuaran Kecamatan

Page 42: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

32

Bojonggede Kabupaten Bogor Telp. (021) 8783933

Kode Pos 16320.

Yayasan Penyelenggara : Yayasan Islam Nurul Falah ( YAPINA )

Alamat Yayasan : Jl. Raya Bojonggede KM 18 Gg Masjid Al-

Muawanah No. 8/68 Pabuaran Kecamatan

Bojonggede Kabupaten Bogor Telp. (021) 8783933

Kode Pos 16320.

Nama Ketua Yayasan : H. Ahmad Dahlan, S.Pd.I

Nama Dewan Pengasuh : Jalaludin

Nama Kepala Sekolah : H. Ahmad Dahlan, BA

Setatus tanah : Wakaf

Luas Tanah : 850 M2

2. Visi Dan Misi dan tujuan sekolah SMPI Nurul Falah

Dalam melaksanakan manajemen pendidikan, sekolah merumuskan visi

dan misi terlebih dahulu dengan jelas agar arah, tujuan pendidikan terkontrol

dan di evaluasi. Visi adalah sesuatu yang ideal yang akan dicapai oleh

sekolah dimasa yang akan datang. Misi adalah layanan pendidikan seperti apa

yang akan diberikan kepada siswa untuk mencapai misi ysng ditetapkan.

Sedangkan misi yang ingin dicapai oleh SMPI Nurul Falah dengan

program pendidikan yang dilaksanakan adalah “menjadikan siswa dan

siswinya unggul dalam ilmu pengatahuan, beriman dan bertakwa serta

menjadi harapan umat disekitar sekolah.“

Dalam misi yang ngin dicapai oeh SMPI Nurul Falah adalah

menyelenggarakan proses belajar mengajaryang bermutu, menginstrusikan

kepada guru dan non guru untuk meningkatkan kwalitas baik melalui

pendidikan formal dan non formal, menyelenggarakan hari besar islam

dengan prestasi siswa dalam bidang keagamaan, serta secara umum tujuannya

adalah meningkatkan iman dan amal soleh sehingga terlahir sumber daya

manusia (SDM) yang being educated ( manusia yang memiliki kemampuan

intelektual, kemampuan beramal social, kemampuan berdiri sendiri.

Page 43: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

33

Sedangkan tujuan khususnya adalah membuat anak kreatif mandiri dan

berfikir rasional.

3. Sarana dan Prasarana SMPI Nurul Falah Pabuaran Bojonggede

Sekolah SMP Islam Nurul Falah dibangun diatas luas tanah kurang lebih

850 M². dan memiliki sarana dan prasarana antara lain :

Tabel 4.1. Sarana dan Prasarana

No Sarana dan Prasarana Jumlah

1. Ruang Belajar 9 Lokal

2. Ruang Perpustakaan 1 Lokal

3. Ruang Bidang Kurikulum 1 Lokal

4. Ruang BP 1 Lokal

5. Ruang Kesiswaan 1 Lokal

6. Lab Komputer 1 Lokal

7. Kantor dewan Guru 1 Lokal

8 . Kantor Kepala Sekolah 1 Lokal

9. Kantor Tata Usaha 1 Lokal

10. WC Kepala Sekolah 1 Lokal

11. WC Dewan guru 1 Lokal

12. WC Siswa 1 Lokal

13. Dapur 1 Lokal

14. Gudang 1 Lokal

Dalam upaya meningkatkan kwalitas pendidikan maka sekolah perlu

menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai, sehingga mampu menujang

dan meningkatkan mutu pendidikan disekolah tersebut. Karena dengan

penyediaan sarana prasarana dalam pendidikan maka akan tersedia kwalitas-

kwalitas pendidikan yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar dan

dapat memberikan pengaruh yang baik pada peningkatan mutu serta kwalitas

pendidikan tersebut.

Page 44: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

34

Sarana memilikin peranan penting dalam keberhasilan suatu pendidikan

karena sarana dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Di SMPI

Nurul Falah keadaan sarana prasarana bisa dikatakan cukup memadai dalam

keadaan baik untuk melaksanakan proses belajar mengajar seperti ruang

praktek computer yang mempunyai yang mempunyai peranan penting dalam

proses belajar mengajar.

Ruang perpustakan yang kurang memadai jauh dari apa yang diharapkan

meja, kursi, buku-buku referensi yang tidak memadai sehingga terjadi ketik

nyamanan sehingga kurang diminati siswa untuk datang keperpustakaan

untuk membaca buku.

4. Struktur Organisasi SMPI Nurul Falah

Komite Sekolah : Jalaludin

Ketua Yayasan : H. Ahmad Dahlan, S.Pd.I

Kepala Sekolah : H. Ahmad Dahlan, S. Pd.I

Urusan Kerikulum : Cucung Suryati, S.Pd.I

Bimbingan Konseling : Abdul Rozak, S.Pd.I

Urusan Kesiswaan : Amsori

Wali Kelas :

VII A : Ali Rhido, A. ma

VII B : Nadih

VII C : Taufiqqurrahman, S.Ag

VIII A : Topik

VIII B : Dewi Setiawati

IX A : Harni S. Pd.

IX B : Usman Toro

Tata Usaha

Bendahara : Hj. Aminah

Administrasi : Hamimah

Urusan Perpustakaan : Rizki Yanti Diani

Bagian Rumah Tangga : Syamsudin

Page 45: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

35

SMPI Nurul Falah mempunyai pengurus-pengurus yang terorganisir

meliputi beberapa bidang yang diwujudkan dengan struktur organisasi yang

sistematis dalam ruang lingkup SMPI Nurul Falah, adapun pengurus yang

dipilih adalah guru-guru yang kompeten dalam bidangnya masing-masing,

yaitu dengan mengorganisasikan kegiatan yang ingin dicapai struktur

organisasi dalam pendidikan dan pengajaran di SMPI Nurul Falah tujuannya

untuk menyusun dan menetapkan orang-orang yang memiliki kemampuan

tertentu sesuai dengan bidangnya, hal tersebut bertujuan agar mempermudah

jalur kordinasi anatara pengurus atau bukan pengurus.

Kepala sekolah merupakan jabatan tertinggi disekolah menengah pertama

(SMP) dimana kepala sekolah mempunyai peranan penting dalam

mengorganisir segala sesuatu yang berhubungna dengan sekolah maupun luar

sekolah.

Struktur organisasi sekolah islam yang didalamnya terdapat beberapa

personal yang berbeda-beda dan memerlukan suatu wadah yaitu organisasi

agar didalam menjalakan pendidikan disekolah islam dapat mencapai tujuan

yang ingin dicapai. Struktur sekolah menunjukan hubungan antara individu

atau kelompok yang satu samalainya mempunyai hubungan kerjasama yang

baik yaitu dengan memenuhi kewajiban, memenuhi haknya serta mempunyai

tanggungjawab yang besar dalam tata kerja, guna untuk mencapai suatu

tujuan.

Untuk menghasilkan itu semua perlu dijalankan tugas struktur organisasi

di SMPI Nurul Falah yaitu dalam mengambil keputusan dalam suatu masalah

harus selalu melalui rapat secara demokratis. Adapun setiap kegiatan yang

dilakukan oleh kelompok maupun perorangan dalam rangka kegiatan sekolah

merupakan hasil musyawarah yang telah diputuskan didalam rapat.

Adapun penyelenggaraan rapat disekolah sangat berpengaruh dalam

menentukan lancer atau tidaknya program kerja yang ingin dicapai untuk itu

perlu diperhatikan beberapa factor dalam penyelenggaraan rapat itu.

a. Perencanaan waktu dan acara rapat

b. Pimpinan rapat

Page 46: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

36

c. Susunan rapat

d. Keputusan rapat

e. Penilaian (evaluasi) rapat.

5. Keadaan Guru

Keadaan para tenaga pengajar yaitu berjumlah 17 orang dan 2 pegawai

SMPI Nurul Falah adalah lulusan D2, D3, S1 Dari Universitas negeri atau

swasta. Adapun nama para pengajar sebagai berikut :

Tabel 4. 2

Keadaan Guru

N

o

Nama Guru Tempat Tanggal

Lahir

Status

Pegawai

Jabatan Mata Diklat

1 H. Ahmad Dahlan, BA Bgr, 12-06-1957 GTY Kepsek -

2 C. Suryati Bgr, 29-07-1964 GTT Wakur / III B. Indo

3 Amsori Bgr, 02-09-1971 GTT P.Osis/I,II,III Matematika

4 Abdul Rojak Bgr, 01-09-1969 GTT BP / III PAI

5 Muhaya Bgr, 13-04-1970 GTT Guru A. Ahlak

6 Aswandi Bgr, 05-12-1971 GTT Guru PKN

7 Topik Tgrng, 08-05-1972 GTT Guru / VIII A IPA

8 Usman Ibrahim Bgr, 16-05-1967 GTT Guru / IX B IPS

9 Abdul Rahman Bgr, 06-10-1967 GTT Guru PLH

10 Munadih Bgr, 02-03-1974 GTT Guru / VII C IPA

11 Dewi Setiawati Bgr, 17-05-1965 GTT Guru / VIII B KTK

12 Taufiqurrahman Bgr, 25-11-1974 GTT Guru / VII C B. Indo

13 Farida Bgr, 07-07-1982 GTT Guru B. Inggris

14 Ali Ridho Jkt, 14-02-1985 GTT Guru / VII B Penjaskes

15 Rasuyin Handoko Pati, 27-12-1964 GTT Guru IPS

16 Harni Jkt, 25-12-1971 GTT Guru / IX A B. Inggris

17 Nuraidih Bgr, 15-04-1985 GTT Guru TIK

18 Jahrona Bgr, 21-10-1982 GTT Guru IPS

19 Siti Hindun Bgr, 12-05-1974 GTT Guru BK

20 Lusiana Bgr, 24-12-1975 GTT Guru PAI

21 Aminah Jkt, 12-12-1964 GTT TU Bendahara

Page 47: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

37

22 Hamimah Bgr, 01-01-1971 GTT TU Bendahara

23 Nurmawan Bgr, 02-12-1975 GTT Satpam Satpam

24 Jaenabun Bgr, 02-18-1964 GTT Kebersihan Kebersihan

Dari jumlah guru disebutkan diatas baik guru agama taupun guru umumdibagi

dalam 2 kelompok :

1. Guru tetap yayasan yaitu guru yang sudah ditetapkan secara resmi melalui SK

yayasan.

2. guru honorer yaitu guru yang digaji berdasarkan mengajar perhari/jam. Guru

tersebut digaji oleh sekolah

Para guru didalam melaksanakan proses belajar mengajar, tidak terlepas dari

kurikulum yang telah ditetapkan sebagai pedoman disekolah tersebut. Akan tetapi

para guru boleh mengembangkan metode sesuai dengan kondisi dan kecakapan

siswa.

6. Keadaan Siswa

Dari tahun ketahun, jumlah siswa yang mengikuti pendidikan di sekolah

ini terts bertambah, saat ini secara keseluruhan siswa SMPI Nurul Falah

Pabuaran Kecamatan Bojonggede berjumlah 276 orang dengan perincian

sebagai berikut

Tabel 4. 3

Keadaan Siswa

No Kelas L P Jumlah

1 VII A 20 27 47

2 VII B 22 24 46

3 VIII A 20 21 41

4 VIII B 20 20 40

5 VIII C 21 22 43

6 IX A 15 18 33

7 IX C 18 14 32

Jumlah 136 146 282

Page 48: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

38

B. Analisa dan Intersprestasi Data

Data Analisis data merupakan bagian penting dalam metode penelitian untuk

memberikan arti dan makna dalam menjabab masalah penelitian. Seperti yang

telah dikemukan pada bab sebelumnya, salah satu teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan metode angket, untuk

memperoleh data tentang Implementasi Sistem Pembiayaan Pendidikan.

Angket yang disusun berdasarkan pokok penelitian dan indikator dari

variabel yangditeliti, yaitu dengan sistem pembiayaan yang diterapkan, proses

pelaksanaan sistem pembiyaan pendidikan, perencanaan pembiayaan,

pengelolaan, pelaksanaan, kendalala, pertanggungjawaban dan keterlibatan guru

dalam Imlementasi sistem pembiayaan pendidikan.

Data yangdikumpulkan dari hasil angket yang disabarkan kepada guru,Diolah

dengan menggunakan rumus distribusi prosentasi. Maksud dari pengelolaan

tersebut agar data yang di peroleh dapat memberikan arti dan penjelasan untuk

memudahkan menganalisisa dari hasil penelitian tersebut, maka setiap item

disebutkan suatu tabulasi yang disesuaikan dengan teknik analisa data sehingga

dengan demikian dapat ditarik kesimpulan dari masalah yang diteliti.

Untuk lebih jelas dapat diperhadikan tabel berikut :

1. Sistem Perencanaan yang diterapkan disekolah.

Tabel 4. 4

Mengetahui Sistem Perencanaan Pendidikan

No Item Alternatib Jawaban F % 1 Selalu 13 52

Sering 5 20 Kadang-kadang 5 20

Pernah 2 8 Tidak pernah - -

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 52 % responden

menyatakan bahwa mengetahui sistem perencanaan pembiayaan pendidikan.

Sementara 20% sering, 20% menyatakan kadang-kadang, dan 8%

Page 49: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

39

menyatakan pernah. Dengan demikian 72% menyatakan mengetahui sistem

pembiayaan pendidikan di sekolah.

Tabel 4.5

Sekolah memberikan pengarahan sebelum melakasanakan pembiayaan

No Item Alternatib Jawaban F % 2 Selalu 12 48

Sering 8 32 Kadang-kadang 3 12

Pernah 2 8 Tidak pernah - -

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 48 % responden

menyatakan bahwa sekolah memberi pengarahan sebelum pelaksanaan

pembiayaan pendidikan. Sementara 32 % sering, 12 % menyatakan kadang-

kadang, dan 8% menyatakan pernah. Dengan demikian 80 % menyatakan

sekolah memberikan pengarahan sebelum pelaksanaan pembiayaan.

Kepala sekolah adalah admistrator oleh karena itu dalam setiap kegiatan-

kegiatan yang akan dilaksanakan berkaitan dengan proses implementasi

sistem pembiayaan pendidikan perlu diberi pengarahan soal Biaya pendidikan

harus dikelola dengan baik, yang dimulai dari kegiatan pengalokasian biaya

dan sumberdaya pendidikan untuk kegiatan oprasional terutama yang terkait

dengan proses belajar-mengajar agar dapat dipergunakan secara efektif dan

efesien.

Tabel 4. 6

Kepsek menghargai pendapat bawahan

No Item Alternatib Jawaban F % 3 Selalu 14 56

Sering 5 20 Kadang-kadang 4 16

Pernah 2 8 Tidak pernah - -

Jumlah 25 100 Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 56 % responden

menyatakan bahwa sekolah memberi pengarahan sebelum pelaksanaan

Page 50: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

40

pembiayaan pendidikan. Sementara 5 % sering, 20 % menyatakan kadang-

kadang, dan 8 % menyatakan pernah. Dengan demikian 80 % menyatakan.

Kepala sekolah dalam menyikapai pendapat bersikaf demokratis.

Masukan mapun kritikan dari para guru untuk kepala sekolah bersifat

membangun baik untuk kepenting kepala sekolah sendiri maupun untuk

kepentingan sekolah, namun adakalanya pendapat dapat menimbulkan

kontrak atau masalah internal, oleh karena itu perlu adanya penyaringan yang

cukup selektif agar pihak sekolah dapat menerima berbagai masukan yang

positif serta membangun.

Tabel 4. 7

Membuat RAPBS Sebelum memulai KBM

No Item Alternatib Jawaban F % 4 Selalu 8 32

Sering 5 20 Kadang-kadang 8 32

Pernah 4 16 Tidak pernah - -

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 32 % responden

menyatakan bahwa sekolah memberi pengarahan sebelum pelaksanaan

pembiayaan pendidikan. Sementara 20 % sering, 32 % menyatakan kadang-

kadang, dan 4 % menyatakan pernah.

Sebelum memasuki tahun ajaran baru, kepala sekolah dan guru bersama

orang tua bersama oarang tua (Pengurus BP3) biasanya mengadakan rapat

untuk menyusun rencana kegiatan sekolah, meliputi kegiatan akdemik dan

kegiatan admistratif dan besarnya biaya yang diperlukan untuk mendukung

kegiatan tersebut. Rancangan tersebut dituangkan dalam Rancangan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah.

Page 51: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

41

Tabel 4.8

Pengorganisasi

No Item Alternatib Jawaban F % 5 Selalu 12 48

Sering 4 16 Kadang-kadang 7 28

Pernah 2 8 Tidak pernah - -

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 48 % responden

menyatakan bahwa sekolah memberi pengarahan sebelum pelaksanaan

pembiayaan pendidikan. Sementara 16 % sering, 28 % menyatakan kadang-

kadang, dan 8 % menyatakan pernah.

Ketika proses pengorganisasian para guru memang pasti mendapatkan

tugas mengajar sesuai dengan kompetensi serta bidangnya masing-masing.

Bahkan ada sebagian guru ada yang menjabat sebagai wakil kepsek, Waka

Kurikulum, Wali Kelas sehingga dalam melakukan sistem pembiayaan guru

yang menjabat menjadi salah satu bagian dalam perencanaan.

Tabel 4.9

Keterlibatan dan Pengelolaan

No Item Alternatib Jawaban F % 6 Selalu 12 48

Sering 7 28 Kadang-kadang 2 8

Pernah 3 12 Tidak pernah 1 4

Jumlah

Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 48 % responden

menyatakan bahwa sekolah memberi pengarahan sebelum pelaksanaan

pembiayaan pendidikan. Sementara 28 % sering, 8 % menyatakan kadang-

kadang, 12 % menyatakan pernah dan yang menyatakan tidak 4 %, mereka

yang terlibat dalam proses pengelolaan pembiayaan pendidikan hanyalah

guru yang menjabad bidang tertentu.

Page 52: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

42

Tidak semua guru terlibat dalam dalam pengelolan sistem pembiayaan

dikarenakan tugs dan kewajiban guru-guru berbeda dan tidak semua guru

masuk dalam struktur sekolah.

Tabel 4.10

Memantau Kegiatan Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan

No Item Alternatib Jawaban F % 7 Selalu 6 24

Sering 6 24 Kadang-kadang 8 32

Pernah 4 16 Tidak pernah - -

Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 24 % responden

menyatakan bahwa sekolah memberi pengarahan sebelum pelaksanaan

pembiayaan pendidikan. Sementara 24 % sering, 32 % menyatakan kadang-

kadang, dan 4 % menyatakan pernah

Tabel 4.11

Berpartisifasi dalam penyusunan RAPBS

No Item Alternatib Jawaban F % 8 Selalu 11 44

Sering 7 28 Kadang-kadang 5 20

Pernah 2 8 Tidak pernah - -

Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 44 % responden

menyatakan bahwa sekolah memberi pengarahan sebelum pelaksanaan

pembiayaan pendidikan. Sementara 28 % sering, 20 % menyatakan kadang-

kadang, dan 8 % menyatakan pernah

Page 53: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

43

2. Pengelolan Pelaksanaan Pembiayaan Pendidikan

Tabel 4.12

Sumber Pembiayaan dikelola dengan baik

No Item Alternatib Jawaban F % 9 Selalu 11 44

Sering 7 28 Kadang-kadang 5 20

Pernah 2 8 Tidak pernah - -

Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 44 % responden

menyatakan bahwa sekolah memberi pengarahan sebelum pelaksanaan

pembiayaan pendidikan. Sementara 28 % sering, 20 % menyatakan kadang-

kadang, dan 8 % menyatakan pernah.

Sumber pembiayaan yang baik adalah pembiayaan yang dilihat dari

bagaimana sekolah melakukan kegiatan yang menunjang akademik maupun

non akademik yang dapat menarik minat masyarakat serta kwalitas layanan

yang diberikan oleh sekolah kepada masyarakat, sehingga masyarakat sebagai

pelanggan sekolah menentukan pilihannya.

Tabel 4.13

Pengelolan Pembiayaan

No Item Alternatib Jawaban F % 10 Selalu 12 48

Sering 5 20 Kadang-kadang 5 20

Pernah 3 12 Tidak pernah - -

Berdasarkan tabel 4.13 mengetahui bahwa 48% responden menyatakan

bahwa sekolah malksanakan pengelolaan pendidikan dengan baik

berdasarkan RAPBS. Sementara 20 persen sering, 20% menyatakan kadang-

kadang, dan 12 persen menyatakan pernah.

Page 54: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

44

Tabel 4.14

Melaksanakan Pengelolaan Pembiayaan

No Item Alternatif Jawaban F % 11 Selalu 14 56

Sering 5 20 Kadang-kadang 5 20

Pernah 1 4 Tidak pernah - -

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 56 % responden

menyatakan bahwa Selalu Melaksanakan Pengelolan Pembiayaan

pembiayaan pendidikan. Sementara 20 % sering, 20 % menyatakan kadang-

kadang, dan 4 % menyatakan pernah

Tabel 4.15

Pembiayaan Pendidikan di Pertanggungjawabkan

No Item Alternatif Jawaban F % 12 Selalu 15 56

Sering 5 20 Kadang-kadang 3 12

Pernah 2 4 Tidak pernah - -

Jumlah 25 100 Berdasarkan tabel di atas bahwa pembiayaan pendidikan perlu

dipertanggungjawabkan 56% selalu, 20% sering, 12% kadang-kadang, dan

4% pernah.

Proses pertanggung jawabkan diberika kepada yayasan serta sekolah

sedangkan dana yang diperoleh dari pemerintah dipertanggung jawabkan

kepada pemerintah.

Tabel dibawah ini mengetahui tentang kendala pada pelaksanaan

pembiayaan

Page 55: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

45

Tabel 4.16

Kendala pada Pelaksanaan Pembiayaan

No Item Alternatif Jawaban F % 13 Selalu 14 56

Sering 6 24 Kadang-kadang 5 20

Pernah - - Tidak pernah - -

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 56 % responden

menyatakan bahwa sekolah memberi pengarahan sebelum pelaksanaan

pembiayaan pendidikan. Sementara 20% sering, 24 % menyatakan kadang-

kadang.

Dalam setiap pelaksanan pembiayaan, kendala pasti ada nanum setiap

kendala tergantung pada situasi serta kondisi yang ada disekolah. Namun

pelaksanaan pembiayaan biaya selalu berkaitan dengan pembiayaan entah

biaya yang di dapat dari pemerintah maupun dari masyarakat.

Tabel 4.17

Proses Pelaporan Biaya

No Item Alternatif Jawaban F % 14 Selalu 11 44

Sering 5 20 Kadang-kadang 7 28

Pernah 2 8 Tidak pernah - -

Jumlah 25 100

Di lihat dari data tabel 4.17 yang menyatakan bahwa bapak/ibu guru

mengetahui proses pelaporan pembiayaan pendidikan dan yang menyatakan

bahwa 44 % responden menyatakan bahwa sekolah melakukan pelaporan

biaya kepada yang bersabgkutan. Sementara 20 % sering, 28 % menyatakan

kadang-kadang, dan 8 % menyatakan pernah

Page 56: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

46

Proses pelaporan biasanya dipertanggung jawabkan kepada yayasan

serta sekolah sedangkan dana yang diperoleh dari pemerintah dipertanggung

jawabkan kepada pemerintah.

Tabel 4.18

Pengalokasian Pembiayaan Sesuai KBM

No Item Alternatif Jawaban F % 15 Selalu 13 52

Sering 5 20 Kadang-kadang 5 20

Pernah - - Tidak pernah 2 8

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 52 % responden

menyatakan selalu melakukan pengalokasian biaya dengan KBM yg

berlangsung. Sementara 20 % sering, 20 % menyatakan kadang-kadang, dan

8 % menyatakan tidak pernah.

Ketika KBM dilaksanakan maka proses pembiayaan harus disesuikan

dengan kegiatan yang sudah di rencanakan dalam RAPBS. Karena dalam

kegiatan KBM banyak mengeluarkan biaya yang harus terpenuhi semua

kegiatan yang mendukung KBM.

Tabel 4.19

Pengalokasian Pembiayaan Terbesar

No Item Alternatif Jawaban F % 16 Selalu 10 40

Sering 6 24 Kadang-kadang 7 28

Pernah 2 8 Tidak pernah - -

Jumlah 25 100 Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 40 % responden

menyatakan bahwa sekolah mengalokasian biaya terbesar adalah untuk KBM.

Sementara 24 % sering, 28 % menyatakan kadang-kadang, dan 8 %

menyatakan pernah

Page 57: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

47

Dalam pengalokasian pembiayaan terbesar adalah pada kegiatan KBM

karan kegiatan ini mencakum semua bakat dan minat siswa sehingga siswa

memiliki kemampuan belajar dengan baik dengan adanya sarana dan

prasarana yang mendukung dalam setiap aktifitas siswa disekolah

3. Controling ( Pengawasan )

Tabel 4.20

Kegiatan yang Diawasi

No Item Alternatif Jawaban F % 17 Selalu 14 56

Sering 8 22 Kadang-kadang 2 8

Pernah 1 4 Tidak pernah - -

Jumlah 25 100 Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 56 % responden

menyatakan bahwa setiap kegiatan diawasi. Sementara 22 % sering, 8 %

menyatakan kadang-kadang, dan 4 % menyatakan pernah

Dalam setiap kegiatan pasti diawasi awal tidak langsung karena kegiatan

disekolah sangan mendukung bagus atau tidaknya sekolah itu sehingga

menimbulkan simpatik bagi masyarakat untuk memilih sekolah tersebut.

Tabel 4.21

Kordonasi antara Pengawas dan Sekolah

No Item Alternatif Jawaban F % 18 Selalu 6 24

Sering 7 28 Kadang-kadang 7 28

Pernah 5 20 Tidak pernah - -

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel 4.21 mengetahui bahwa 24 % responden menyatakan

bahwa sekolah berkordinasi dengan pengawas. Sementara 28 % sering, 28 %

menyatakan kadang-kadang, dan 20 % menyatakan pernah

Page 58: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

48

Dalam setiap pengawasan dilakukan kordinasi antara sekolah dan

petugas karna dengan adanya kordinasi semua kegiatan sekolah berjalan

dengan baik sesuai dengan yang diharapakan.

Tabel 4.22

Mengetahui Kapan Kegiatan Pengawasan

No Item Alternatif Jawaban F % 19 Selalu 5 20

Sering 12 28 Kadang-kadang 5 20

Pernah 2 8 Tidak pernah - -

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel 4.22 mengetahui bahwa 20 % responden menyatakan

bahwa sekolah mengetahui kapan kegiatan pengawasan dilakukan. Sementara

28 % sering, 20 % menyatakan kadang-kadang, dan 8 % menyatakan pernah

Setiap guru yang ada disekolah tidak semua mengetahui kapan kegiatan

pengaeasan dilakukan hanya guru-guru tertentu yang mengetahui kegiatan

pengawasan titu dilakukan dan biasanya kegiatan ini dilakuakn 2 kali dalam

satu semester.

Tabel 4.23

Pengawasan di Lakukan Secara Berkala

No Item Alternatif Jawaban F % 20 Selalu 9 36

Sering 8 32 Kadang-kadang 5 20

Pernah 2 8 Tidak pernah 1 4

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 36 % responden

menyatakan bahwa pengawasan dilakukan dengan secara berkala. Sementara

32 % sering, 20 % menyatakan kadang-kadang, dan 8 % menyatakan pernah

Dapat dilihat dari proses kegiatan bahwa pengawasan dilakukan secara

berkala karena tidak mungkin pengawasan itu dilakukan setiap saat karna

Page 59: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

49

mengingat waktunya tapi setelah kegiatan dilakukan diadakan evaluasi untuk

mengetahuai hal-hal apa yang sudah dikerjakan.

4. Sumber Dana Pembiayaan Pendidikan

Tabel 4.24

Sumber Pembiayaan Pendidikan

No Item Alternatif Jawaban F % 21 Selalu 10 40

Sering 6 24 Kadang-kadang 5 20

Pernah 3 12 Tidak pernah 1 4

Jumlah 25 100 Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 40 % responden

menyatakan bahwa sumber pembiayaa pendidikan berasal dari pemerintah

dan siswa . Sementara 24 % sering, 20 % menyatakan kadang-kadang, dan 12

% menyatakan pernah

Tingkat kepuasan masyarakat ini akan ikut menentukan besar-kecilnya

pran yang akan diberikan masyarakat kepada sekolah. Di sisi lain, untuk

dapat melakukan kegiatan yang dapat memberikan layanan yang baik dan

memuaskan masyarakat, diperlukan dana yang cukup dan kemampuan

personil yang baik. Untuk ini lah kepala sekolah perlu untuk merencanakan

sumber dana mana saja yang dapat digali untuk kegiatan sekolah sesuai

dengan rencana. Sekolah mempunyai sumber dana dari masyarakat dan dari

pemerintah. Biaya yang berasal dari pemerintah menjadi andalan bagi sekolah

dengan adanya dana BOS akan tetapi biaya yang berasal dari masyarakat juga

sangat membantu terbentuknya layanan yang baik

Tabel 4.25

Proses Pengalokasian Pembiayaan

No Item Alternatif Jawaban F % 22 Selalu 9 36

Sering 3 12 Kadang-kadang 12 48

Pernah 1 4 Tidak pernah - -

Jumlah 25 100

Page 60: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

50

Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 48 % menyatakan kadang-

kadang, 36 % responden menyatakan selalu melakukan proses pengalokasian

pembiayaan pendidikan. Sementara 12 % sering, , dan 4 % menyatakan

pernah.

Pimpinan sekolah harus memeriksa dengan cermat setiap RAPBS,

sehingga alokasi anggaran hanya membiayai kegiatan sekolah yang tercantum

di dalam rencana kegiatan yang telah disusun, kecuali dalah hal yang sangat

insidental, rencana kegiatan dapat dilakukan revisi untuk disesuikan dengan

perubahan yang terjadi.

Tabel 4.26

Partisifasi Guru

Proses Pengalokasian Pembiayaan

No Item Alternatif Jawaban F % 23 Selalu 6 24

Sering 6 24 Kadang-kadang 9 36

Pernah - - Tidak pernah 2 8

Jumlah 25 100 Berdasarkan tabel di atas mengetahui 36 % menyatakan kadang-kadang

24 % responden menyatakan selalu bahwa melaksanakan proses

pengalokasian pembiayaan pendidikan. Sementara 24 % sering, dan 8 %

menyatakan tidak pernah

Dalam hal pelaksanaan pengelolan pembiayan partisifasi guru dan

komitesekolah sangat dibutuhkan karena semua bertangung jawab dalam

kegiatan sekolah

Tabel 4.27

Pengalokasian Pembiayaan Tepat Sasaran

No Item Alternatif Jawaban F % 24 Selalu 8 32

Sering 8 32 Kadang-kadang 5 20

Pernah 3 12 Tidak pernah 1 4

Jumlah 25 100

Page 61: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

51

Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 32 % responden

menyatakan selalu melakukan pengalokasian pembiayaan tepat sasaran.

Sementara 32 % sering, 20 % menyatakan kadang-kadang, 12 % menyatakan

pernah dan 4% menyatakan tidak pernah.

Antara alokasi dengan jenis kegiatan harus sama, artinya apa yang

tertuang di dalam mata anggaran merupakan gambaran dari semua kegiatan

sekolah yang dilakukan pada tahun ajaran.

5. Evaluasi Pelaksanaan Pembiayaan Pendidikan

Tabel 4.28

Mengetahui Pelaksanaan Evaluasui

No Item Alternatif Jawaban F % 25 Selalu 9 36

Sering 5 20 Kadang-kadang 9 36

Pernah 1 4 Tidak pernah 1 4

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 36 % responden

menyatakan selalu mengetahui pelaksanaan evaluasi di sekolah. Sementara

20 % sering, 36 % menyatakan kadang-kadang, 4 % menyatakan pernah dan

4%menyatakan tidak pernah.

Tabel 4.29

Pelaksanaan Evaluasi

No Item Alternatif Jawaban F % 26 Selalu 13 52

Sering 6 24 Kadang-kadang 4 16

Pernah 2 8 Tidak pernah - -

Jumlah 25 100

Page 62: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

52

Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 52 % responden

menyatakan sekolah selalu melaksanakn evaluasi. Sementara 24 % sering, 16

% menyatakan kadang-kadang, dan 8 % menyatakan pernah

Ditetapkan alokasi biaya yang dibutuhkan untuk dapat membiayai

kegiatan, penetapan alokasi biaya dirancang untuk 2 semester sehingga

jumlah biaya yang diperlukan tergambar dalam RAPBS.

Tabel 4.30

Guru Ikut serta dalam Evaluasi

No Item Alternatif Jawaban F % 27 Selalu 9 36

Sering 8 32 Kadang-kadang 5 20

Pernah 3 12 Tidak pernah - -

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 36 % responden

menyatakan guru selalu ikut serta dalam evaluasi pembiayaan pendidikan.

Sementara 32 % sering, 20 % menyatakan kadang-kadang, dan 12 %

menyatakan pernah

Tabel 4.31

Pelaksanaan perbaikan setelah di Evaluasi

No Item Alternatif Jawaban F % 28 Selalu 6 24

Sering 13 52 Kadang-kadang 2 8

Pernah 3 12 Tidak pernah - -

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 24 % responden

menyatakan selalu, Sementara 52 % menyatakan sekolah sering

melakasanakan perbaiikan setelah di evaluasi, 8 % menyatakan kadang-

kadang, dan 12 % menyatakan pernah

Page 63: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

53

Pelaksanaan evaluasi pada dasarnya untuk mengetahui apakah

pelaksanan kegiatan disekolah sudah sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

Hal ini perlu dilakukan agar pelaksanaan program kegiatan sesuai dengan

perencanaan yang telah disusun sebelumnya.

Tabel 4.32

Upaya sekolah

No Item Alternatif Jawaban F % 29 Selalu 14 56

Sering 7 28 Kadang-kadang 4 16

Pernah 2 8 Tidak pernah - -

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 56 % responden

menyatakan bahwa sekolah selalu berupaya meningkatan sistem pembiayaan

yang baik. Sementara 28 % sering, 16 % menyatakan kadang-kadang, dan 8

% menyatakan pernah

Tabel 4.33

Kontribusi Terhadap keberhasilan

No Item Alternatif Jawaban F % 30 Selalu 11 44

Sering 7 28 Kadang-kadang 5 20

Pernah 2 8 Tidak pernah - -

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel di atas mengetahui bahwa 44 % responden

menyatakan selalu melakukan kontribusi terhadap keberhasilan pembiayaan

pendidikan. Sementara 28 % sering, 20 % menyatakan kadang-kadang, dan 8

% menyatakan pernah.

Biaya untuk pelasanaan kegiatan sekolah hanya tersedia sejak tahun

ajaran dimulai. Bagi sekolah-sekolah yang sudah lama beroperasi, dapat

berangkat dari apa yang telah dilakukan pada tahun ajaran sebelumnya.

Page 64: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

54

pendanaan awal dapat didukung dari sisa dana tahun ajaran sebelumnya.

namun kondisi ekonomi masyarakat yang makin lemah seperti sekarang ini,

menuntut para kepala sekolah melukukan langkah-langkah yang stratejik

dalam pengelolaan keuangan.

C. Ulasan Tabel Penelitian

Dari beberapa data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif,

yang perlu dibahas adalah nilai mean atau nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui kondisi dan gambaran msing-masing aspek yang diteliti

berdasarkan tanggapan responden.

Untuk memberikan interprestasi atas nilai rata-rata yang diperoleh digunakan

pedoman interprestasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto,

yaitu sebagai berikut:

- Sangat Tinggi, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100 %

- Tinggi, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 51-75 %

- Sedang, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 26-50 %

- Rendah, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 0-25 %

Untuk menentukan presentase, digunakan perhitungan sederhana dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

- Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan

mengalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi.

- Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya

yang diperoleh dari hasil penelitian.

- Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus:

NS

NH

X 100 %

Berdasarkan skor penelitian yang ada maka dapat disajikan analisis deskriptif

sebagai berikut:

Page 65: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

55

Tabel 4.34

Nilai Rata-Rata Skor Penelitian

Indikator Skor Nilai Harapan

(NH)

Nilai Skor (NS)

NS

NH

X 100 % Ket

Keberhasilan MBS 2546 13 X 5

= 65

2546 : 50

= 50,92

( 50.92 : 65 ) X 100 %

= 78%

Sangat Tinggi

Peran Komite Sekolah 1296 7 X 5

= 35

1296 : 50

= 25,92

( 25.92 : 35 ) X 100 %

= 74%

Tinggi

Bentuk Partisipasi

Masyarakat

1342 7 X 5

= 35

1342 : 50

= 26,84

(26.84 : 35 ) X 100 %

= 77%

Sangat Tinggi

Sumber Partisipasi

Masyarakat

1958 10 X 5

= 50

1958 : 50

= 39,16

( 39.16 : 50 ) X 100 %

= 78%

Sangat Tinggi

Mekanisme

Partisipasi

Masyarakat Melalui

Komite Sekolah

1230 6 X 5

= 30

1230 : 50

= 24,6

( 24.6 : 30 ) X 100 %

= 82%

Sangat Tinggi

Jumlah 8372 215 8372 : 50

= 167,44

( 167.44 : 215 ) X

100% = 78%

Sangat Tinggi

Sebagaimana terlihat pada tabel 4.34 di atas, berdasarkan nilai rata-ratanya

untuk indikator menunjukkan bahwa Implementasi sistem Pembiayaan

Pendidikan di SMP Islam Nurul falah Bojonggede Bogor sudah berjalan dengan

Efektif. Hal ini terbukti dalam enam Indikator, lima diantaranya menyatakan

sangat tinggi, dan satu indikator yang menyatakan cukup yaitu indikator sumber

pembiayaan yang menyangkut dalam simpem biayaan di sekolah dalam

meningkatkan Kegiatan belajat siswa.

Dari tabel-tabel yang tertera diatas dapat disimpulkan bahwa Implementasi

Sistem Pembiayaan Pendidikan di SMPI Nurul Falah. Mulai dari proses

perencanaan baik yang diselenggarakan sekolah maupun guru hingga pelaksanaan

pembiayaan pendidikan serta evaluasi untuk tahapan akhir, semua telah berjalan

dengan baik tampa hambatan atau kendala yang berarti karena semua pelaksanaan

pengalokasian pembiayaan telah direncanakan dengn matang oleh pihak sekolah

Page 66: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

56

sebelumnya, sehingga dalam hal ini pihak kepala sekolah selalu merencanakan

sebelum pelaksanaan KBM berlangsung serta melibatka seluruh dewan guru agar

adanya trasparansi masalah keungan dikelola sekolah.

Pada dasarnya biaya pendidikan harus dikelola dengan baik, yang mulai

dari kegiatan pengalokasian biaya dan sumber dana pendidikan untuk kegiatan

oprasional terutama yang berkaitan dengan proses belajar mengajar agar dapat

dipergunakan secara efektif dan efisien, oleh karena itu dalam hal ini pihak

sekolah bertugas untuk mengelola biaya pendidikan adalah kepala sekolah, karena

kepala sekolah adalah orang yang bertanggungjawab terhadap sistem pengelolan

biaya pendidikan tersebut.

Dalam hal ini di sekolah SMPI Nurul Falah memuli proses

pengelolaan dan pengalokasian biaya pendidikan ini dari perencanaan biaya yakni

penetapan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan oleh sekolah dan perkiraan

besar biaya setiap kegiatan. Setelah jenis-jenis kegiatan ditetapkan dan

diperkirakan jumlah biaya yang dibutuhkan, maka langkah selanjutnya adalah

memilih sumber-sumber dana yang memungkinkan untuk digali dan ditetapkan

sebagi sumber dana pendidikan. Oleh karena itu penyusunan rencana kegiatan

sekolah harus realistik dan dapat dijangkau dengan biaya yang dimiliki oleh

sekolah. Hal-hal seperti ini merupakan tantangan dan sekaligus pelung bagi

sekolah untuk mewujudkan kreatifitas dan kreadibilitas (kemampuan) dan akan

menentukan seberapa besar tingkat pengakuan masyarakat kepada sekolah.

Page 67: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari penelitian sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

dapat dikemukakan beberapa temuan, yaitu:

1. Perencanaan Pembiayaan di SMPI Nurul Falah sudah berjalan sangat baik

meliputi pengarahan tentang pelaksanaan pembiayaan pendidikan,

membuat perencanaan sistem pembiayaan, menerima pendapat bawahan

tentang sistem pembiayaan.

2. Pengelolaan di SMPI Nurul Falah sudah berjalan sangat baik meliputi

sumber pembiayaan, pelaksanaan pembiayaan, pertanggungjawaban

pengorganisasian dan pengalokasian pembiayaan pendidikan.

3. Controlling di SMPI Nurul Falah sudah berjalan sangat baik meliputi

pengawasan setiap kegiatan, koordinasi pengawas dan sekolah,

pengawasan skala berkala dan pertanggungjawaban secara transparan oleh

sekolah.

4. Sumber Pendanaan di SMPI Nurul Falah sudah berjalan baik meliputi

pengalokasian dana yang tepat sasaran, proses pengalokasian dana.

5. Evaluasi Pelaksanaan di SMPI Nurul Falah sudah berjalan sangat baik

meliputi pelaksanaan evaluasi.

SMPI Nurul Falah merupakan salah satu SMPI Swasta yang

membiayai pendidikannya ebih banyak diperoleh dari pemerintah melalui

57

Page 68: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

58

dana BOS ada pula sumbangan dari siswa yang berupa iuaran bulanan untuk

pembiayaan kursus komputer dan extra kulikuler.

RAPBS dalam proses penyusunanya kepala sekolah tidak mengalami

kesulitan sebab tidak lagi segala sesuatunya diatur oleh yayasan, kepala

sekolah mengajukan rencangan kepada yayasan dan untuk oprasionalnya

disediakan sepenuhnya kepada kepala sekolah.

Distribusi dan pemanfaatannya dana yang berasal dari pemerintah

telah jelas penggunaanya karena telah diatur oleh pemerintah sesuai dengan

alokasi dana yang telah ditentukan. Untuk distribusi dan penempatannya dana

yang berasal dari masyarakat sesuai dengan keputusan sekolah bila ingin

mengadakan suatu program. Pengawasan terhadap berasal dari inter dan

exteren, serta Pertanggungjawaban pembiayaan

Upaya peningkatan sistem pembiayaan adalah mengidentipikasikan

dan menganalisis berbagai kebutuhan sekolah, faktor dan kendala yang

berpengaruh dalam penyusunan RAPBS diawal tahun anggaran, mengundang

staf sekolah dalam membuat RAPBS yang didalamnya tercangkup

pembahasan tentang program kerja sekolah dalam pengalokasian anggaran

program kerja sekolah, memproritaskan pengeluaran anggaran pada skala

proritas peningkatan mutu, guna menambah sumber pendanaan untuk

memenuhi kebutuhan sekolah membuat pengajuan proposal kegiatan sekolah

berbagai instansi dan perusahaan, sekolah membuat laporan keungan secara

rutin perbulan, sekolah melakukan proses transparansi keuangan dan evaluasi

kegiatan kepala sekolah diakhir tahun, kendala yang dihadapi dalam

pelaksanaan pengelolaan pendidikan, yaitu dengan adanya kebijakan

pemerintah tentang diberikan dana Blok Grand (dana untuk beban uang SPP)

di lain pihak tersebut harus melaksanakan kebijakan MBS yang melibatkan

masyarakat tentang pendidikan.

Page 69: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

59

B. SARAN

1. Penyusunan RAPBS seharusnya mengikut sertakan seluruh tenaga

pendidik

2. Kepala sekolah dituntut lebih mengupayakan atau meningkatkan kwalitas

sistem pembiayaan pendidikan.

3. Sekolah seharusnya merencanakan strategi dalam penyusunan anggaran

hal ini dilakukan agar anggaran berorentasi pada kebutuhan biaya yang

memang diperlukan sehingga tidak terjadi kebocoran dana atau bahkan

kekurangan dana.

4. Sekolah hendaknya melibatkan komite sekolah dalam penyauran RAPBS

sehingga komite sekolah mengalami tentang upaya-upaya apa saja yang

harus dibiayai oleh sekolah.

Page 70: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 71: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

Komite Sekolah Amsari

Page 72: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

ANGKET IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

DI SMP NURUL FALAH BOJONGGEDE BOGOR

A. Identitas Responden

1. Jabatan :

2. Pendidikan Terakhir :

3. Masa Kerja : Tahun

4. Usia : Tahun

B. Petunjuk Pengisian

1. Berilah tanda silang ( x ) untuk setiap pertanyaan yang diberikan pada

kolom yang tersedia sesuai dengan apa yang pernah Bapak/Ibu

laksanakan.

2. Berilah penjelasan singkat apabila jawaban memerlukan penjelasan

3. Angket ini dibuat untuk melihat gambaran Implementasi Sistem

Pembiayaan Pendidikan.

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah Bapak/Ibu guru mengetahui bahwa sistem pembiayaan

pendidikan yang diterapkan sekolah memilih tujuan yang jelas ?

2. Apakah kepala sekolah memberikan ilustrasi atau pengarahan

sebelum melaksanakan suatu tugas kepala Bapak/Ibu guru.?

3. Apakah Kepala sekolah selalu mendukung dan menghargai

Page 73: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

58

setiap pendapat atau pemikiran kratif Bapak/Ibu guru ?

4. Apakah Bapak/Ibu guru sebelum memulai pelaksanaan

pendidikan membuat RAPBS ?

5. Apakah Bapak/Ibu guru termasuk petugas khusus yang

menangani masalah pembiayaan ?

6. Apakah Bapak/Ibu guru terlibat dalam pembuatan penyusunan

RAPBS ?

7. Apakah petugas atau lembaga secara Indipenden memantau

kegiatan pengelolaan pembiayaan pendidikan. ?

8. Apakah Bapak/Ibu guru berpartisifasi dalam penyusunan

masalak pembiayaan. ?

9. Apakah Bapak/Ibu guru mengetahuai sumber pembiayaan

dikelola dengan baik ?

10. Apakah pengelolan keuangan dilakukan dengan prosedur yang

berlaku

11. Apakah sekolah sudah melaksanakan pengelolaan pembiayaan

dengan baik ?

12 Apakah Bapak/Ibu guru mengetahui kepada siapa pengelolan

pembiayaan di pertanggungjawabkan

13. Adakah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembiayaan

pendidikan ?

14. Adakah proses pelaporan pembiayaan diakhir tahun ajaran

berkaitan dengan kegiatan pembiayaan pendidikan. ?

15. Apakah Bapak/Ibu guru mengetahuai bahwa sekolah

mengalokasikan biaya pendidikan berdasarkan skala prioritas

sesuai dengan kebutuhan KBM. ?

16. Apakah Bapak/Ibu guru mengetahui pengalokasian biaya

terbesar yang dikelurkan sekolah untuk oprasional tertentu.?

17. Tahukah Bapak/Ibu terhadap kegiatan apasaja yang harus

diawasi berhubungan dengan pembiayaan.?

Page 74: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

59

18. Adakah kordinasi terlebih dahulu kepada pihak sekolah oleh tim

pengawas debelum pengawasan dilakukan.?

19. Apakah Bapak/Ibu guru mengtahui kapan kegiatan pengawasan

dilakukan.?

20. Apakah kegiatan pengawasan dilakukan secara berkala dan

memiliki waktu yang telah ditentukan.?

21. Apakah Bapak/Ibu guru mengetahui darimana saja sumber

pembiayaan pendidikan.?

22. Apakah Bapak/Ibu guru mengetahui bagaimana proses

pengalokasian biaya pendidikan tersebut. ?

23. Apakah Bapak/Ibu guru berpartisifasi dalam pengalokasian

sumber pembiayaan.

24. Apakah Bapak/Ibu guru Mengetahui pengalokasian pembiayaan

sudah tepat sasaran. ?

25. Apakah sekolah mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan

pembiayaan pendidikan. ?

26.

.

Adakah pemberitahukan oleh pihak sekolah mengenai waktu

pelaksanaan. ?

27. Apakah Bapak/Ibu guru diikuti sertakan dalam pelaksanaan

evaluasi pembiayan sekolah.?

28 Apakah sekolah melaksanakan perbaikan perencanaan

pembiayaan setelah dilakukan evaluasi.

29. Apakah Bapak/Ibu guru mendukung upaya sekolah dalam

peningkatan, pengelolaan pembiayaan pendidikan.

30. Apakah selama ini hasil pelakasanaan pembiayaan memberikan

kontribusi terhadap keberhasilan sekolah.

Page 75: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

60

Angket Penelitian untuk Tenaga Pendidik Mengenai Sistem Pembiayaan

Pendidikan di SMP Islam Nurul Falah Bojonggede Bogor

Petunjuk Pengisian

Jawaban diisi secara langsung pada lembaran angket dengan tanda contreng pada

alternatib jawaban yang terdapat dalam kolam yang dianggap sebagai jawaban

yang tepat sesuai dengan kondisi yang sebenarnya

Alternatif jawaban sebagai berikut :

SL = Selalu

SR = Sering

KK = Kadang- kadang

PR = Pernah

TP = Tidak Pernah

NO PERNYATAAN SL SR KK PR TP

1. Bapak / ibu guru mengetahui bahwa sistem Pembiayaan

pendidikan diterapkan di sekolak

2. Sekolah Memberikan Pengarahkan sebelum

melaksanakan sistem pembiayaan pendidikan

3. Sekolah selalu mendukung dan menghargai setiap

pendapat atau pemikiran kreatif guru

4. Sekolah Memberitahukan sebelum memulai pelaksanaan

Membuatan RAPBS

5. Sekolah memberikan tugas khusus dalam menangani

Page 76: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

61

masalah Pembiayaan

6. Sekolah melibatkan guru dalam pembuatan Penyusunan

RAPBS

7. Pihak sekolah melibatkan petugas atau lembaga secara

independen memantau kegiatan pengelolaan pembiayaan

pendidikan

8. Sekolah Mengikut sertakan guru dalam berfatisipasi

penyusunan pembiayaan

9. Sekolah memberitahukan sumber pembiayaan sekolah

10. Sekolah dalam melakukan pengelolaan keuangan sudah

dengan prosedur yang berlaku

11. Sekolah sudah melaksanakan pengelolaan pembiayaan

dengan baik

12. Sekolah memberitahukan kepada guru kepada siapa

pengelolan pembiayaan dipertanggung jawabkan

13. Sekolah memberitahuan kendala yang dihadapi dalam

pelaksanaan pembiayaan pendidikan

14. Pihak sekolah melaksanakan proses pelaporan

pembiayaan diakhir tahun berkaitan dengan kegiatan

pembiayaan pendidikan

15. Guru mengetahui bahwa sekolah mengalokasikan biaya

pendidikan berdasarkan skala prolitas sesuai dengan

kebutuhan KBM

16. Guru mengetahui kegiatan apasaja yang harus diawasi

berhubungan dengan pembiayaan pendidikan

17. Guru mengtahui pengalokasian biaya terbesar yang

dikeluarkan sekolah untuk oprasional tertentu

18. Sekolah mengkordinasikan dahulu kepada guru sebelum

19. Guru mengetahui kapan kegiatan pengawasan di lakukan

Page 77: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

62

20. Sekolah melakukan kegiatan pengawasan secara berkala

dan memiliki waktu yang telah ditentukan

21. Dalam pengawasan sumber pembiayan guru mengetahui

dari mana saja sumbernya

22. Sekolah mengikutsertakan guru dalam proses

pengalokasian biaya pendidikan

23. Sekolah memberitahukan bagaimana proses

pengalokasian biaya pendidikan

24. Guru mengetahui apakah pengalokasian pembiayaan

sudah tepat sasaran

25. Sekolah melibatkan guru dalam evaluasi terhadap

pelaksanaan pembiayaan

26. Sekolah menginformasikan kapan waktu pelaksanaan

evaluasi

27. Sekolah mengikut sertakan guru dalam pelaksanaan

evaluasi pembiayaan

28. Sekolah melaksanakan perbaikan perencanaan

pembiayaan setelah dilakukan evaluasi

29. Guru mendukung upaya sekolah dalam peningkatan,

pengelola pembiayaan pendidikan

30. Sekolah selama ini memberikan kontribusi terhadap

keberhasilan pelaksanaan pembiayaan

Page 78: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

63

Rata – Rata Per Item

Item Skor Nilai Harapan

(NH)

Nilai skor (NS)

NS NH X 100% Ket

1. 104 5 104 : 25 = 4,16 (4,16 : 5 ) x 100 = 83 B

2. 102 5 102 : 25 = 4,08 ( 4,08 : 5 ) x 100 = 81 B

3. 106 5 106 : 25 = 4,25 ( 4,25 : 5 ) x 100 = 85 B

4. 92 5 92 : 25 = 3,18 ( 3,18 : 5 ) x 100 = 73 C

5. 101 5 101 : 25 = 4,04 ( 4,04 : 5 ) x 100 = 80 B

6. 101 5 101 : 25 = 4,04 ( 4,04 : 5 ) x 100 = 80 B

7. 88 5 88 : 25 = 3,52 ( 3,52 : 5 ) x 100 = 70 C

8. 102 5 102 : 25 = 4,08 ( 4,08 : 5 ) x 100 = 81 B

9. 105 5 105 : 25 = 4,2 ( 4,2 : 5 ) x 100 = 84 B

10. 102 5 102 : 25 = 4,08 ( 4,08 : 5 ) x 100 = 81 B

11. 108 5 108 : 25 = 4,32 ( 4,32 : 5 ) x 100 = 86 B

12. 108 5 108 : 25 = 4,32 ( 4,32 : 5 ) x 100 = 86 B

13. 109 5 109 : 25 = 4,36 ( 4,36 : 5 ) x 100 = 87 B

14. 96 5 96 : 25 = 3,84 ( 3,84 : 5 ) x 100 = 76 B

15. 102 5 102 : 25 = 4,08 ( 4,08 : 5 ) x 100 = 81 B

16. 99 5 99 : 25 = 3,96 ( 3,96 : 5 ) x 100 = 79 B

17. 109 5 109 : 25 = 4,36 ( 4,36 : 5 ) x 100 = 87 B

Page 79: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

64

18. 89 5 89 : 25 = 3,56 ( 3,56 : 5 ) x 100 = 71 C

19. 96 5 96 : 25 = 3,84 ( 3,84 : 5 ) x 100 = 76 B

20. 97 5 97 : 25 = 3,88 ( 3,88 : 5 ) x 100 = 77 B

21. 96 5 96 : 25 = 3,84 ( 3,84 : 5 ) x 100 = 76 B

22. 95 5 95 : 25 = 3,8 ( 3,8 : 5 ) x 100 =76 B

23. 95 5 95 : 25 = 3,8 ( 3,8 : 5 ) x 100 =76 B

24. 94 5 94 : 25 = 3,76 ( 3,76 : 5 ) x 100 = 75 B

25. 95 5 95 : 25 = 3,8 ( 38 : 5 ) x 100 = 76 B

26. 98 5 98 : 25 = 3,9 ( 39 : 5 ) x 100 = 78 B

27. 97 5 97 : 25 = 3,88 ( 3,88 : 5 ) x 100 = 77 B

28. 99 5 99 : 25 = 3,96 ( 3,96 : 5 ) x 100 = 79 B

29. 115 5 115 : 25 = 4,6 ( 4,6 : 5 ) x 100 = 92 A

30. 102 5 102 : 5 = 4,08 ( 4,08 : 5 ) x 100 = 97 A

Page 80: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

HASIL PENGHITUNGAN ANGKET NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 5 5 5 4 5 5 3 2 3 3 5 5 5 5 5 4 2 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 3 4 5 5 4 5 5 3 3 5 5 3 3 5 2 3 2 4 5 3 4 3 5 4 3 5 4 2 3 3 3 5 2 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 3 3 4 4 3 3 3 5 6 4 4 5 4 5 4 1 2 5 5 5 5 4 5 5 5 7 3 4 3 5 4 2 3 2 4 2 3 3 4 5 2 5 8 2 3 5 3 3 3 5 5 5 4 5 5 3 4 5 4 9 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 3 5 3 10 3 5 5 5 2 5 5 3 3 5 4 4 5 4 4 4 11 5 4 5 5 3 5 4 3 5 5 5 5 5 5 3 3 12 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 3 3 3 2 2 5 13 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 14 3 5 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 5 5 15 5 3 5 5 1 4 4 5 3 3 5 5 1 4 3 5 16 4 4 5 5 3 2 3 5 5 5 3 3 3 2 5 5 17 5 5 4 5 4 5 4 3 5 4 4 4 5 5 5 5 18 3 3 5 5 5 4 3 4 2 4 2 2 2 3 2 4 19 4 5 4 4 5 2 2 3 3 3 4 4 4 4 5 5 20 2 5 4 5 3 2 4 1 3 4 3 4 5 5 3 5 21 4 4 5 5 5 4 5 2 3 3 5 1 2 3 3 3 22 3 3 5 5 5 3 3 5 5 5 4 5 3 3 3 5 23 5 5 1 4 5 4 5 3 3 3 5 3 1 5 3 3 24 5 4 5 4 5 4 1 3 4 4 2 3 2 2 5 5

Page 81: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

58

25 4 3 4 3 3 4 5 5 3 3 5 3 5 5 2 4 26 3 2 5 3 5 4 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 27 5 4 5 5 5 2 3 4 2 4 2 4 3 3 5 2 28 4 3 4 4 4 5 4 4 2 5 2 4 3 4 4 5 29 5 5 5 5 4 5 5 4 3 5 5 5 3 4 5 5 30 5 4 4 5 5 5 5 3 3 4 5 4 2 3 4 5

17 18 19 20 21 22 23 24 25 Jumlah 5 5 5 3 3 4 4 4 2 104 3 3 4 2 5 4 2 2 3 102 5 5 4 4 5 5 5 4 5 106 3 4 5 3 5 2 2 3 5 92 5 5 5 2 3 5 2 4 4 101 5 4 5 3 5 2 3 2 4 101 3 5 4 5 4 3 3 5 3 88 5 5 4 5 4 5 4 2 5 102 4 4 5 4 4 5 5 2 3 105 5 5 3 4 5 5 3 3 2 102 5 3 4 5 4 5 5 5 3 108 5 5 4 5 3 4 5 5 5 108 3 5 5 3 5 5 4 3 3 109 4 3 4 5 3 5 4 4 4 96 5 5 5 4 5 3 5 5 4 102 5 4 3 4 3 3 4 5 5 99 5 5 4 5 4 5 3 3 4 109 5 5 4 3 5 2 4 4 3 89 4 4 4 3 4 4 5 3 4 96

Page 82: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …

59

4 4 4 5 5 5 3 4 5 97 5 5 5 4 4 2 5 5 4 96 3 2 5 5 3 4 3 3 4 95 5 4 3 3 3 3 4 4 4 95 4 5 4 3 4 3 5 3 5 94 5 3 3 5 1 5 3 4 5 95 5 3 5 5 5 3 5 5 4 98 4 3 5 4 5 4 5 5 4 97 4 4 5 5 5 4 2 4 5 99 5 3 4 3 4 4 5 5 4 115 4 5 5 5 3 5 4 4 2 102

Page 83: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …
Page 84: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …
Page 85: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …
Page 86: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …
Page 87: IMPLEMENTASI SISTEM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMPI …