pen ye baran

4
Penyebaran Daerah penyebaran E. thrax adalah di seluruh Asia Tenggara dan Timur termasuk Indonesia, Malaysia, Indocina, China dan Filipina (Satuhu & Supriyadi 1999). Hama ini juga tersebar di wilayah India dan Mauritius (Feakin 1972) . Di Malaysia, hama ini tidak dianggap penting karena tidak menimbulkan kerugian pada produksi buah pisang. Daerah yang sering menjadi sasaran serangan hama ini adalah daerah yang kering dan terlindung dari angin. (Satuhu & Supriyadi 1999). Gejala Serangan Daun yang diserang ulat biasanya digulung sehingga menyerupai tabung, dan apabila dibuka akan ditemukan larva di dalamnya. Larva memotong bagian tepi daun kemudian digulung mengarah ke dalam. Larva yang masih muda memotong tepi daun secara miring, lalu digulung hingga membentuk tabung kecil. Apabila daun dalam gulungan tersebut sudah habis, maka larva akan pindah ke tempat lain dan membuat gulungan yang lebih besar. Di dalam gulungan tersebut larva akan memakan daun dan biasanya gulungan tersebut menjadi layu (Feakin 1972). Larva ditutupi oleh semacam lilin berwarna putih. Kepompongnya berwarna coklat. Apabila serangan berat, daun akan habis dan tinggal pelepah daun yang penuh dengan gulungan daun sehingga dapat menurunkan produksi pisang. Morfologi dan Biologi E. thrax L. termasuk ke dalam famili Hesperidae, Ordo Lepidoptera. Telur berwarna kuning dan menetas setelah mencapai umur 5-8 hari setelah diletakkan (Satuhu & Supriyadi 1999). Imago meletakkan telur secara berkelompok kira-kira

Upload: fitri-melinda

Post on 06-Nov-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ftf

TRANSCRIPT

PenyebaranDaerah penyebaran E. thrax adalah di seluruh Asia Tenggara dan Timurtermasuk Indonesia, Malaysia, Indocina, China dan Filipina (Satuhu & Supriyadi1999). Hama ini juga tersebar di wilayah India dan Mauritius (Feakin 1972) . DiMalaysia, hama ini tidak dianggap penting karena tidak menimbulkan kerugianpada produksi buah pisang. Daerah yang sering menjadi sasaran serangan hamaini adalah daerah yang kering dan terlindung dari angin. (Satuhu & Supriyadi1999).Gejala SeranganDaun yang diserang ulat biasanya digulung sehingga menyerupai tabung,dan apabila dibuka akan ditemukan larva di dalamnya. Larva memotong bagiantepi daun kemudian digulung mengarah ke dalam. Larva yang masih mudamemotong tepi daun secara miring, lalu digulung hingga membentuk tabung kecil.Apabila daun dalam gulungan tersebut sudah habis, maka larva akan pindah ketempat lain dan membuat gulungan yang lebih besar. Di dalam gulungan tersebutlarva akan memakan daun dan biasanya gulungan tersebut menjadi layu (Feakin1972). Larva ditutupi oleh semacam lilin berwarna putih. Kepompongnyaberwarna coklat. Apabila serangan berat, daun akan habis dan tinggal pelepahdaun yang penuh dengan gulungan daun sehingga dapat menurunkan produksipisang.Morfologi dan BiologiE. thrax L. termasuk ke dalam famili Hesperidae, Ordo Lepidoptera. Telurberwarna kuning dan menetas setelah mencapai umur 5-8 hari setelah diletakkan(Satuhu & Supriyadi 1999). Imago meletakkan telur secara berkelompok kira-kira25 butir pada permukaan bawah daun yang utuh pada malam hari (Kalshoven1981).Larva yang masih muda warnanya sedikit kehijauan dan tubuhnya tidakdilapisi lilin. Larva yang ukurannya lebih besar berwarna putih kekuningan dantubuhnya dilapisi lilin. Larva muda yang baru menetas memotong daun pisangsecara miring mulai dari bagian tepi daun lalu menggulung potongan tersebut(Kalshoven 1981). Satu larva hidup dalam satu gulungan daun (Feakin 1972).Stadium larva berlangsung selama 28 hari. Larva makan dari bagian dalamgulungan tersebut, kemudian membentuk gulungan yang lebih besar sesuaidengan perkembangan larva sampai instar akhir. Mortalitas larva cukup tinggipada larva muda karena pada permukaan tubuhnya belum ditutupi lilin dangulungan daunnya masih terbuka (Kalshoven 1981).Stadium prapupa lamanya adalah tiga hari, sedangkan stadium pupaselama tujuh hari. Serangga berkepompong dalam gulungan daun ( Samoedi &Indarto 1969 dalam Nurzaizi, 1986). Pupa berada di dalam gulungan daun,berwarna kehijauan dan dilapisi lilin. Panjang pupa lebih kurang 6 cm danmempunyai belalai (probosis).Imago E. thrax adalah kupu-kupu berwarna coklat dengan bintik kuningpada kedua sayapnya. Panjang rentangan sayapnya kira-kira 7.5 cm (Feakin1972). Imago menghisap madu atau nektar bunga pisang. Imago aktif pada sorehari dan pagi hari. Siklus hidup E. thrax di Bogor 5 6 minggu (Kalshoven 1981).Musuh AlamiMusuh alami E. thrax yang penting diantaranya adalah parasit telurOoencyrtus erionotae Ferr. (Hymenoptera: Encyrtidae), Agiommatus sp.(Hymenoptera: Pteromalidae) dan Anastatus sp. (Hymenoptera: Eupelmidae).Secara bersama-sama ketiga parasit tersebut dapat memarasit 50% - 70% telur.Parasit larva muda, yaitu Apanteles erionotae Wlk. (Hymenoptera: Braconidae),memarasit tidak melebihi 10%. Yang memarasit pupa adalah Brachymeria sp.(Hymenoptera: Chalcididae) dan Xanthopimpla sp. (Hymenoptera:Ichneumonidae) (Kalshoven 1981).PengendalianPengendalian E. thrax dapat dilakukan dengan cara mekanis dan kimia.Pengendalian mekanis dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan telur, larvadan daun yang menggulung, kemudian melenyapkannya. Pengendalian ini kurangefisien karena tidak cocok pada pertanaman yang luas. Pengendalian secara kimiadilakukan dengan insektisida racun kontak maupun racun perut misalnyainsektisida yang mengandung bahan aktif diazinon, endosulfan, dieldrin dandimethoathe. Penyemprotan dilakukan pada saat telur baru menetas (Satuhu &Supriyadi 1999).Menurut Feakin 1972, pengendalian serangga E. thrax secara kimia tidakmenguntungkan karena larva terlindung atau berada di dalam gulungan daun.Pengendalian yang efektif dilakukan dengan mengumpulkan dan membakarbagian daun yang berisi larva atau pupa. Terdapat juga pengendalian alamiterhadap E. thrax oleh musuh alaminya yaitu Ooencyrtus, Agiommatus danAnastatus yang merupakan parasitoid telur E. thrax.Kerusakannya berupa larva yang baru menetas memakan daun pisang dengan membuat gulungan daun. Gulungan daun dibuat dengan cara memotong sebagian daun, dimulai dari pinggir daun dan sejajar dengan tulang daun utama serta direkat dengan benang-benang halus yang dikeluarkan oleh larva . jika makanan atau daun cukup tersedia maka larva dapat hidup terus sampai membentuk pupa dalam satu gulungan daun, gulungan tersebut makin lama makin membesar. Tetapi, apabila makanan kurang tersedia, larva ini dapat pindah ke bagian daun yang lain dengan membentuk gulungan daun yang baru. Bila populasi hama ini tinggi maka daun pisang dimakan habis, yang tertinggal hanyalah tulang daun yang tegak dengan gulungan-gulungan daun yang menggantung.Pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.a. Memangkas daun yang terserang kemudian dibakar. b. Menggunakan musuh alami seperti Casinaria sp. (parasitoid larva) c. Penyemprotan insektisida berbahan aktif Kuinalfos dan Triklorfon. Insektisida yang bersifat sistemik akan lebih efektif mengingat ulat daun ini tersembunyi dalam gulungan daun.