pemulihan ekonomi indonesia

24
PEMULIHAN EKONOMI INDONESIA MELALUI PEMBERDAYAAN EKONOMI RAKYAT ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sangat pesat sebelum krisis moneter menyebabkan terlenanya para pelaku ekonomi dan institusi pemegang kebijakan. Kesusksesan ini menimbulkan suatu optimisme yang berlebihan dan di pihak lain terjadi keteledoran yang ditunjukkan oleh kegiatan-kegiatan ekonomi dari pelaku tanpa pengawasan dan lepas kendali. Ketika terjadi devaluasi terhadap ”bath” mata uang Thailand pada Juli 1997, maka mata uang Indonesia terkena imbasnya sehingga terjadilah krisis moneter di Indonesia yang meruntuhkan bangunan modern dalam tubuh ekonomi bangsa. Untuk mengatasinya, pemerintah mengambil tindakan-tindakan penyehatan, seperti injeksi modal, upaya-upaya rekapitalisasi, restrukturisasi 1

Upload: matogu

Post on 23-Jun-2015

276 views

Category:

Documents


32 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemulihan Ekonomi Indonesia

PEMULIHAN EKONOMI INDONESIA

MELALUI PEMBERDAYAAN EKONOMI RAKYAT

ABSTRAK

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sangat pesat sebelum krisis moneter

menyebabkan terlenanya para pelaku ekonomi dan institusi pemegang kebijakan.

Kesusksesan ini menimbulkan suatu optimisme yang berlebihan dan di pihak lain

terjadi keteledoran yang ditunjukkan oleh kegiatan-kegiatan ekonomi dari pelaku

tanpa pengawasan dan lepas kendali.

Ketika terjadi devaluasi terhadap ”bath” mata uang Thailand pada Juli

1997, maka mata uang Indonesia terkena imbasnya sehingga terjadilah krisis

moneter di Indonesia yang meruntuhkan bangunan modern dalam tubuh ekonomi

bangsa. Untuk mengatasinya, pemerintah mengambil tindakan-tindakan

penyehatan, seperti injeksi modal, upaya-upaya rekapitalisasi, restrukturisasi

perbankan dan korporasi-korporasi. Tindakan penyehatan ini ternyata tidak

mampu mengatasi krisis moneter. Sektor finansial dan korporasi masih tetap

terpuruk. Namun, akibat-akibat negatif ini dihadapi rakyat banyak dengan suatu

resistensi dan kreativitas ekonomi yang militan dalam suatu komunitas ekonomi

rakyat.

Sektor tradisional yang selama ini dianggap sebagai sektor yang tidak

penting/prioritas dan dianggap sebagai penghambat pertumbuhan ekonomi,

ternyata dapat berperan sebagai pengganti dari peranan sektor modern yang

1

Page 2: Pemulihan Ekonomi Indonesia

ambruk itu. Berdasarkan hasil kajian sejumlah pakar ekonomi dapat dirumuskan

strategi pemberdayaan ekonomi rakyat dalam rangka pemulihan ekonomi

Indonesia melalui :

(1) Mengembangkan ekonomi rakyat berlandaskan sistem ekonomi Pancasila;

(2) Melakukan pendekatan institusional dalam hal ini pemerintah dan

parlemen menciptakan iklim usaha yang kondusif, kepastian hukum, akses

permodalan, teknologi, dan akses pasar;

(3) Membangun sinergi yang saling menguntungkan antara ekonomi rakyat

dengan swasta nasional (korporasi-korporasi besar dan maju) dalam hal

permodalan, teknologi, pemasaran, dan pengembangan sumber daya

manusia (SDM).

Kata kunci : ekonomi rakyat

2

Page 3: Pemulihan Ekonomi Indonesia

PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sangat pesat sebelum krisis moneter

patut dibanggakan. Pendapatan per kapita meningkat menjadi 2x lipat antara 1990

dan 1997. Perkembangan ini didukung oleh suatu kebijakan moneter yang stabil:

tingkat inflasi dan bunga yang rendah, tingkat perkembangan nilai tukar mata

uang yang terkendali rendah, APBN yang berimbang, kebijakan ekspor yang

terdiversifikasi (tidak saja tergantung pada migas), kebijakan neraca modal yang

liberal, baik bagi modal yang masuk maupun yang keluar. Kesuksesan ini

menimbulkan suatu optimisme yang luar biasa di satu pihak dan di pihak lain

keteledoran yang tidak tanggung-tanggung. Suatu optimisme yang mendorong

kebijakan-kebijakan ekonomi dan tingkah laku para pelaku ekonomi dalam dan

luar negeri sepertinya lepas kendali.

Kesuksesan pembangunan ekonomi Indonesia demikian memukau para

kreditor luar negeri yang menyediakan kredit tanpa batas dan tanpa meneliti

proyek-proyek yang diberi kredit itu. Keteledoran ini juga terjadi di dalam negeri,

yaitu kegiatan-kegiatan ekonomi dan para pelakunya berlangsung tanpa

pengawasan dan tidak dilihat “cost benefit” secara cermat. Kredit jangka pendek

diinvestasikan ke dalam proyek-proyek jangka panjang. Didorong oleh optimisme

dan keteledoran ini ekonomi didorong bertumbuh di atas kemampuannya sendiri

(“bubble economics”). Pertumbuhan ini ambruk ketika kebijakan pemerintah

Thailand pada Juli 1997 untuk mengambangkan mata uang Thailand “bath”

3

Page 4: Pemulihan Ekonomi Indonesia

terhadap dolar US. Selama itu mata uang bath dan dolar US dikaitkan satu sama

lain dengan suatu kurs yang tetap.

Devaluasi mendadak dari “bath” ini menimbulkan tekanan terhadap mata

uang-mata uang negara ASEAN dan menjalarlah tekanan devaluasi di wilayah ini

(Frans Seda, 2002). Pengendalian/intervensi, namun pada medio Agustus

1997 terpaksa melepaskan pengendalian/intervensi melalui sistem “band”

tersebut. Rupiah langsung terdevaluasi. Pada September/Oktober 1997 rupiah

telah terdevaluasi 30% sejak Juli 1997. Pada Juli 1998 dalam setahun rupiah

sudah terdevaluasi sebesar 90%, yang diikuti oleh kemerosotan IHSG di pasar

modal Jakarta dengan besaran sekitar 90% pula dalam periode yang sama. Dalam

perkembangan selanjutnya dan selama ini, ternyata Indonesia paling dalam dan

paling lama mengalami depresi ekonomi. Pada tahun 1998 pertumbuhan ekonomi

Indonesia merosot menjadi –13,7% dari pertumbuhan sebesar +4,9% pada tahun

sebelumnya (1997) atau jatuh sebesar 18,6% dalam setahun (Frans Seda, 2002).

Sementara itu terjadi pula suatu perombakan yang drastis dalam strategi

pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang selama ini adalah “State”

dan “Government-led” beralih menjadi “led by private initiatives and market”.

Utang pemerintah/resmi/negara turun dari USD 80 miliar menjadi USD 50 miliar

pada akhir tahun 1996, sementara utang swasta membubung dengan cepatnya.

Jika pada tahun 1996 utang swasta masih berada pada tingkat USD 15 miliar,

maka pada akhir tahun 1996 sudah meningkat menjadi antara USD 65 miliar–

USD 75 miliar (Frans Seda, 2002).

Frans Seda (2002) menyatakan bahwa proses swastanisasi/privatisasi dari

4

Page 5: Pemulihan Ekonomi Indonesia

pelaku utama pembangunan berlangsung melalui proses liberalisasi dengan

mekanisme deregulasi diliputi visi dan semangat liberal. Dalam waktu sangat

singkat bertebaran bank-bank swasta di seluruh tanah air dan bertaburan

korporasi-korporasi swasta yang memperoleh fasilitas-fasilitas tak terbatas. Proses

swastanisasi ini berlangsung tanpa kendali dan penuh KKN. Ketika diserang krisis

mata uang sikonnya belum siap dan masih penuh kerapuhan, terlebih dunia

perbankan dan korporasi. Akhirnya, Indonesia, yang mengikuti

system mengambang terkendali pada awalnya bertahan dengan memperluas

runtuhlah bangunan modern dalam tubuh ekonomi bangsa. Di samping itu,

kerapuhan ternyata sangat mendalam dan meluas sehingga tindakan-tindakan

penyehatan, seperti injeksi modal oleh pemerintah, upaya-upaya rekapitalisasi,

restrukturisasi perbankan dan korporasi-korporasi tampaknya tidak mempan

selama dan sesudah lima tahun ini. Sektor finansial dan korporasi masih tetap

terpuruk. Rapuhnya sektor-sektor modern ini adalah dalam hal organisasi,

manajemen, dan mental orang-orang/para pelakunya, dalam hal bisnis serta akhlak

dan moral. Suatu kerapuhan total dan secara institusional pula.

Namun, akibat-akibat negatif ini dihadapi rakyat banyak dengan suatu

resistensi dan kreativitas ekonomi yang militan (Frans Seda, 2002). Sektor

tradisional yang selama ini dianggap sebagai sector yang tidak penting/prioritas,

malahan dianggap sebagai penghambat pertumbuhan ekonomi, tidak hanya

menampung reruntuhan dari ambruknya sector modern, tetapi juga memainkan

peran sebagai pengganti dari peranan sektor modern yang ambruk itu. Hal yang

mengesankan adalah peran dari asas kekeluargaan. Mereka yang di-PHK-kan

5

Page 6: Pemulihan Ekonomi Indonesia

ditampung dalam sektor tradisional dan sektor informal yang merupakan bagian

dari resistensi ekonomi rakyat dalam krisis tersebut.

Dalam pemberdayaan ekonomi rakyat diperlukan strategi yang dibangun

dari komitmen bersama dari seluruh komponen bangsa yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Komponen-komponen bangsa

tersebut adalah pemerintah dan parlemen yang berperan penting dalam

merumuskan kebijakan dan regulasi ekonomi, akademisi sebagai perumus konsep

dan teori ekonomi nasional, pengusaha besar atau kecil atau usaha kecil dan

menengah sebagai pelaku ekonomi di lapangan, dan institusi perbankan sebagai

pengelola dan penyalur modal. Semua komponen tersebut harus berkarya dan

berbuat sesuai dengan kapasitasnya dalam suatu komunitas pemulihan ekonomi

nasional untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan amanat

dalam landasan konstitusional UUD’45 dan landasan idiil Pancasila.

6

Page 7: Pemulihan Ekonomi Indonesia

RESISTENSI EKONOMI RAKYAT DALAM KRISIS

MONETER

Bayu Krisnamurthi (2002) menyatakan bahwa ekonomi rakyat merupakan

korban dari krisis moneter yang terjadi belum lama ini, terutama akibat timbulnya

berbagai masalah setelah krisis terjadi (bukan oleh krisis moneter itu sendiri). Di

samping itu, akibat pilihan kebijakan yang diterapkan sebagai usaha mengatasi

krisis. Sehubungan dengan itu, yang harus dilakukan terutama adalah untuk

mengubah pendekatan kebijakan yang tidak memihak kepada ekonomi rakyat.

Namun, Frans Seda (2002) menyatakan bahwa resistensi, kreativitas

ekonomi rakyat, produktivitas sector tradisional, dan berfungsinya asas

kekeluargaan merupakan kekuatan ekonomi yang riil yang telah mampu menahan

kemerosotan ekonomi yang disebabkan oleh krisis itu. Malahan, telah mampu

pula mengangkat pertumbuhan ekonomi kembali pada permukaan pertumbuhan

ekonomi dengan pertumbuhan +13,7% dengan tercapainya tingkat +0% pada

tahun 1999 dilanjutkan dengan pertumbuhan +4,8% pada tahun 2000, yang

hampir sama dengan pertumbuhan ekonomi prakrisis (1997, +4,9%).

Tentu tidak semuanya oleh ekonomi rakyat. Dalam bahasa resmi ekonomi,

pemulihan ekonomi selama dua tahun itu disebabkan oleh peningkatan ekspor

(nonmigas), investasi, dan konsumsi. Dalam hal ekspor dan konsumsi peranan

ekonomi rakyat adalah menonjol. Dalam hal ekspor cukup berperan ekspor hasil

perkebunan rakyat sehingga di Manado yang unggul dalam hal cengkeh. Hal ini

7

Page 8: Pemulihan Ekonomi Indonesia

menunjukkan bahwa ekonomi rakyat memiliki resistensi tinggi terhadap akibat

yang ditimbulkan oleh krisis moneter walaupun kebijakan yang diambil

pemerintah tidak memihak kepada ekonomi rakyat.

Bukti kebijakan pemerintah yang tidak memihak pada ekonomi rakyat

adalah swastanisasi/privatisasi dari pelaku utama pembangunan melalui proses

liberalisasi dengan mekanisme deregulasi berbasis visi dan semangat liberal.

Swastanisasi ini berlangsung tanpa kendali dan penuh KKN. Sebagai akibatnya

runtuhlah ekonomi modern dalam tubuh ekonomi bangsa yang kondisinya

berbeda dengan eksistensi ekonomi rakyat yang memiliki resistensi tinggi dalam

krisis multidimensi ini. Resistensi ekonomi rakyat ini disebabkan oleh asas

kekeluargaan yang betuh-betul hidup di masyarakat dan merupakan asas

solidaritas dalam kehidupan ekonomi rakyat terutama dalam krisis ekonomi

Indonesia. Hendaknya para pakar/pengamat yang selama ini meragukan

berfungsinya asas kekeluargaan seperti tercantum dalam Pasal 33 UUD 1945

berpikir ulang untuk memahami dan mengkaji asas kekeluargaan untuk diterapkan

menjadi suatu kebijakan pemerintah dalam mengatasi krisis ekonomi (Frans Seda,

2002).

Hernando De Soto (2000) dengan menyakinkan menunjuk pada ”berlian”

di negara-negara berkembang yang tak pernah dikenali, baik oleh pemerintah

maupun para perencana pembangunan. Berlian dimaksud adalah potensi

domestik, yaitu kekuatan “ekonomi rakyat” yang telah terbukti tahan banting

dalam situasi krismon dan telah menyelamatkan ekonomi Indonesia dari

kehancuran total. Ekonomi Indonesia hanya mengalami kontraksi (pertumbuhan

8

Page 9: Pemulihan Ekonomi Indonesia

negatif) satu tahun, yaitu pada tahun 1998, sedangkan mulai tahun 1999 dan

seterusnya sudah tumbuh positif (meskipun kecil). Hal ini hendaknya dicatat

sebagai bukti bahwa sektor ekonomi rakyat dalam waktu pendek telah pulih

kembali meskipun ekonomi sektor modern masih menghadapi kesulitan

(Mubyarto, 2003).

Kiranya menjadi jelas bagaimana kehidupan ekonomi rakyat sepanjang

tahun 2002 sampai awal 2003 ini. Pertumbuhan ekonomi nasional yang

dilaporkan BPS 3,5% jelas-jelas merupakan sumbangan ekonomi rakyat yang

dapat diandalkan ketahanannya. Ekonomi rakyat bukanlah ekonomi tersembunyi

(hidden economy), melainkan ekonomi wong cilik yang dapat dengan mudah

dilihat dan ditemukan di mana-mana di sekitar kita, baikdi desa-desa maupun di

kota-kota. Menjamurnya pedagang kaki lima di mana-mana di kota-kota besar dan

kecil merupakan indicator penemuan ekonomi rakyat pada habitatnya yang benar

ketika ekonomi sektor industry modern makin tertutup dan bermasalah. Jika

pemerintah menganggap menjamurnya pedagang kaki lima sebagai masalah yang

memusingkan, ditinjau dari para pelaku ekonomi rakyat ia merupakan pemecahan

masalah (solution). Jalan keluar atau pemecahan masalah ini sama sekali tidak

memperoleh bantuan modal dari pemerintah atau bank-bank pemerintah, tetapi

semuanya dengan modal mereka sendiri.

Ekonomi rakyat menjadi pendukung utama perekonomian nasional

meskipun hampir tidak pernah dipihaki kebijakan-kebijakan pemerintah.

Pemulihan ekonomi nasional dari krisis yang berkepanjangan justru terletak pada

ekonomi rakyat (Mubyarto, 2003).

9

Page 10: Pemulihan Ekonomi Indonesia

PEMBERDAYAAN EKONOMI RAKYAT

Pemberdayaan ekonomi rakyat merupakan sesuatu yang harus dilakukan

untuk memulihkan ekonomi nasional. Jatuhnya ekonomi nasional yang begitu

dalam dan cepat pulih dalam dua tahun berikutnya dikatakan oleh sebagian besar

pakar ekonomi disebabkan oleh sumbangan yang besar dari ekonomi rakyat.

Namun, Frans Seda (2002) mengatakan bahwa pulihnya ekonomi dalam waktu

singkat tersebut disebabkan oleh factor kepercayaan pada program pemerintah

dalam kerja sama dengan IMF dan hilangnya panik ekonomi yang turut berperan

di samping peranan yang memang besar dari ekonomi rakyat.

Ekonomi rakyat masih perlu diberdayakan dan pemberdayaan itu

dilakukan melalui “link and match” dengan sektor swasta. Melalui pemberdayaan

sector swasta maka diharapkan/dianggap ekonomi rakyat akan dapat diberdayakan

pula. Jika pembangunan selama ini adalah “top down”, maka proses ini tidak

langsung beralih ke sistem “bottom up”, namun melalui sistem (peng)antara

“middle down” dan “middle up”. Kita tahu apa yang telah terjadi. Bukan proses

“memberdayakan”, melainkan proses “memperdayakan”. “Up” dan “down”

diperdayakan oleh si “middle”. Dengan demikian, terjadilah krisis ekonomi yang

berkelanjutan ini (Frans Seda, 2002).

Dainy Tara (2001) membuat perbedaan yang tegas antara ‘ekonomi rakyat’

dengan ‘ekonomi kerakyatan’. Menurutnya, ekonomi rakyat adalah satuan (usaha)

yang mendominasi ragaan perekonomian rakyat. Sebaiknya, ekonomi kerakyatan

10

Page 11: Pemulihan Ekonomi Indonesia

lebih merupakan kata sifat, yakni upaya memberdayakan (kelompok atau satuan)

ekonomi yang mendominasi struktur dunia usaha. Dalam ruang Indonesia kata

rakyat dalam konteks ilmu ekonomi selayaknya diterjemahkan sebagai kesatuan

besar individu aktor ekonomi dengan jenis kegiatan usaha berskala kecil dalam

permodalannya, sarana teknologi produksi yang sederhana, menejemen usaha

yang belum bersistem, dan bentuk kepemilikan usaha secara pribadi. Kelompok

usaha dengan karakteristik seperti inilah yang mendominasi struktur dunia usaha

di Indonesia (Fredrik Benu, 2002).

Menurut Frans Seda (2002) kemampuan resistensi ekonomi rakyat adalah

pada tingkat “subsistence economy”. Ekonomi rakyat juga merupakan ekonomi

“from hand to mouth”. Apa yang dihasilkan, dihabiskan! Tidak ada kelebihan

untuk melanjutkan dan mendinamisasikan kegiatan. Jika hal itu diperlukan, maka

dilaksanakan melalui utang. Itulah sebabnya peran “lintah darat” besar dalam

ekonomi rakyat. Di samping itu, juga dikatakan bahwa hal ini dikemukakan tidak

dengan maksud untuk memojokkan ekonomi rakyat, namun untuk

mengungkapkan kenyataan yang dihadapi yang perlu diperbaiki agar tugas

nasional yang diserahkan kepada ekonomi rakyat dapat terlaksana dengan baik

dan penuh prospek dan perspektif. Tugas nasional tersebut adalah mengatasi

pengangguran, kemiskinan, utang. Ketiga target ini memang mengena pada

kepentingan ekonomi rakyat dan merupakan tantangan bagi ekonomi rakyat.

Dengan demikian, dalam menghadapi tugas besar/tugas nasional ini para pelaku

ekonomi rakyat perlu di”upgrade” atau diberdayakan.

Dalam Sistem Ekonomi Pancasila, Mubyarto (2003) menjelaskan bahwa

11

Page 12: Pemulihan Ekonomi Indonesia

para pemimpin ekonomi Indonesia, baik dari kalangan pemerintah, dunia bisnis,

maupun kalangan pakar agar berpikir keras menyusun aturan main atau sistem

ekonomi baru yang mengacu pada sistem sosial dan budaya Indonesia sendiri.

Jika Pancasila kita terima sebagai ideologi bangsa, maka kita tidak perlu merasa

ragu-ragu mengacu pada Pancasila lengkap dengan lima silanya dalam menyusun

sistem ekonomi yang dimaksud. Sistem Ekonomi Pancasila mencakup

kesepakatan ”aturan main etik” sebagai berikut.

(1) Ketuhanan Yang Maha Esa: perilaku setiap warga negara

digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial, dan moral.

(2) Kemanusiaan yang adil dan beradab: ada tekad seluruh bangsa

untuk mewujudkan kemerataan nasional ekonomi modern ke

sektor ekonomi rakyat dan tidak benar adanya pengangguran besar-

besaran akibat PHK (Mubyarto, 2002).

Hasil survei ini juga menunjukkan bahwa tidak terjadi

kemerosotan kesejahteraan dan standar hidup akibat krismon seperti anggapan

umum. Ternyata 87% responden menyatakan standar hidup mereka tidak berubah

(tetap) atau bahkan membaik, sedangkan yang melaporkan memburuk hanya 13%.

Terkait dengan kualitas hidup, 83,9% responden menyatakan memadai (69,4%)

atau lebih dari memadai (14,5%), yang berarti bahwa keluarga yang merasakan

kualitas hidup mereka tidak memadai hanya 16,1%. Terkait dengan kualitas hidup

yang menyangkut pemenuhan kebutuhan pangan, 90,7% responden menyatakan

memadai atau lebih dari memadai, sedangkan tentang pemeliharaan kesehatan,

85% responden menyatakan memadai dan 4% menyatakan lebih dari memadai

12

Page 13: Pemulihan Ekonomi Indonesia

(Mubyarto, 2002).

Berdasarkan hasil kajian SAKERTI, Mubyarto (2002) menyimpulkan

bahwa dampak negatif krismon terhadap ekonomi rakyat dapat dihindari atau

disikapi sedemikian rupa hingga tidak dirasakan dampaknya dengan cara-cara

atau ”seni” khas ekonomi rakyat, yang dikenal dengan istilah strategi penyikapan

(coping strategy), baik dalam produksi, perilaku berkonsumsi, maupun sekedar

strategi bertahan hidup (survival strategy).

Hasil survei Sakerti 1, 2, 2+, dan 3 secara meyakinkan mengungkapkan

bagaimana 10.000 lebih keluarga dan 43.000 orang yang diwawancarai

menanggapi krismon dengan cara-cara mereka, yang tidak dikenal dan tidak

termuat dalam buku-buku teks ilmu ekonomi terbitan Amerika. Sakerti mampu

mengungkap perilaku ekonomi riil rakyat Indonesia (real life economics) yang

melalui analisis mendalam akan menghasilkan ilmu/ teori ekonomi riil (Paul

Ekins dan Manfred Max-Neef, 1992).

Kiranya jelas bahwa tulisan ini berusaha meyakinkan tidak akan terjadi

kebangkrutan atau kelumpuhan ekonomi nasional jika Indonesia memutuskan

secara sepihak untuk tidak lagi mencari utang-utang baru dari luar atau bahkan

dalam negeri. Tanpa ikatan kerja sama dengan IMF, pemerintah dan bangsa

Indonesia dapat memusatkan perhatian pada usaha dan program-program

pemberdayaan ekonomi rakyat. Sektor ekonomi rakyat banyak yang sejak

krismon lima tahun lalu tidak saja tidak hancur, tetapi malah telah menunjukkan

ciri khasnya yaitu tahan banting dan mampu menunjukkan keandalan dan

kemandiriannya. Bukti-bukti dari Sakerti 3 telah sangat memperkuat berbagai

13

Page 14: Pemulihan Ekonomi Indonesia

data penelitian lapangan optimistik sebelumnya. Bangsa Indonesia harus percaya

diri. Jika pada saat proklamasi kemerdekaan tahun 1945 bangsa Indonesia

memiliki rasa percaya diri amat besar untuk merdeka secara politik, kinilah

saatnya bangsa Indonesia memiliki rasa percaya diri di bidang ekonomi.

Manifesto Politik Perhimpunan Indonesia tahun 1925 di negeri Belanda (dipimpin

oleh Moh. Hatta) dapat jadikan acuan rasa percaya diri itu (Mubyarto, 2002).

14

Page 15: Pemulihan Ekonomi Indonesia

KESIMPULAN

Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak tahun 1998 merupakan

hikmah yang harus disyukuri karena krisis ekonomi menyebabkan ambruknya

perekonomian Indonesia. Korporasi-korporasi besar atau perusahaan-perusahaan

besar ambruk total, tetapi usaha kecil yang merupakan ciri ekonomi rakyat tetap

eksis dan tahan banting. Kondisi ini membuat semua komponen bangsa sadar

bahwa ekonomi rakyat yang kurang mendapat perhatian dari institusi pemegang

kebijakan ternyata dapat mengawal perekonomian Indonesia hingga terhindar dari

kehancuran total. Berangkat dari pengalaman ini maka semua komponen bangsa

harus membangun komitmen bersama untuk memulihkan ekonomi nasional

melalui pemberdayaan ekonomi rakyat. Berdasarkan hasil kajian dan curah

pemikiran dari sejumlah pakar ekonomi maka dapat dirumuskan strategi

pemberdayaan ekonomi rakyat dalam rangka pemulihan ekonomi Indonesia

melalui :

1. Mengembangkan ekonomi rakyat berlandaskan Sistem Ekonomi Pancasila;

2. Melakukan pendekatan institusional dalam hal ini pemerintah dan parlemen

menciptakan iklim usaha yang kondusif, kepastian hukum, akses

permodalan, teknologi, dan akses pasar;

3. Membangun sinergi yang saling menguntungkan antara ekonomi rakyat

dengan swasta nasional (korporasi-korporasi besar dan maju) dalam hal

permodalan, teknologi, pemasaran, dan pengembangan sumber daya

manusia (SDM).

15