pemulihan ekonomi indonesia pasca covid-19 dana ......vol. v, edisi 13, juli 2020 dana investasi...

16
Vol. V, Edisi 13, Juli 2020 Dana Investasi Pemerintah Dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) p. 8 ISO 9001:2015 Certificate No. IR/QMS/00138 ISSN 2502-8685 Tantangan Reformasi Subsidi Listrik Menjadi Bansos p. 12 Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 p. 3

Upload: others

Post on 31-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Dana ......Vol. V, Edisi 13, Juli 2020 Dana Investasi Pemerintah Dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) p. 8 ISO 9001:2015 Certificate

Vol. V, Edisi 13, Juli 2020

Dana Investasi Pemerintah Dalam Program Pemulihan

Ekonomi Nasional (PEN)p. 8

ISO 9001:2015Certificate No. IR/QMS/00138 ISSN 2502-8685

Tantangan Reformasi Subsidi Listrik Menjadi Bansos

p. 12

Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19

p. 3

Page 2: Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Dana ......Vol. V, Edisi 13, Juli 2020 Dana Investasi Pemerintah Dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) p. 8 ISO 9001:2015 Certificate

2 Buletin APBN Vol. V. Ed. 13, Juli 2020

Terbitan ini dapat diunduh di halaman website www.puskajianggaran.dpr.go.id

Dalam rangka menghadapi ancaman pandemi Covid-19 yang membahayakan perekonomian nasional dan juga stabilitas sistem keuangan, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Salah satu dalam program yang dicetuskan dalam PP tersebut adalah pemberian dukungan tambahan dana kepada BUmN melalui dana investasi pemerintah. Dana Investasi tersebut diberikan kepada PT. Garuda Indonesia Tbk dan PT. Krakatau Steel Tbk. meskipun diberi dana investasi di masa pandemi, kedua perusahaan tersebut sudah mengalami masalah jauh sebelum terjadinya pandemi.

Dalam rangka meningkatkan efektivitas subsidi listrik, pemerintah akan melakukan reformasi subsidi listrik menjadi bantuan sosial (bansos) melalui kartu sembako mulai tahun 2021. Namun, pada Program Sembako sendiri terdapat permasalahan akurasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). TNP2K (2020) menyebutkan bahwa saat ini tingkat exclusion/inclusion error pada DTKS sebesar 20 persen. Selain itu, saat ini rasio elektrifikasi Indonesia belum mencapai 100 persen.

Kritik/Saran

http://puskajianggaran.dpr.go.id/kontak

Dewan RedaksiRedaktur

Dwi Resti PratiwiRatna Christianingrum

Martha CarolinaAdhi Prasetio SW.

EditorAde Nurul Aida

Marihot Nasution

JUmlah kasus Covid-19 di Indonesia saat ini telah mencapai lebih dari 75 ribu dan diprediksi masih akan terus bertambah. Peningkatan penyebaran yang diikuti oleh anjloknya kinerja perekonomian menuntut pemerintah untuk segera melaksanakan kebijakan pemulihan ekonomi. meskipun telah menyasar pada kedua sisi perekonomian, kebijakan pemerintah dinilai masih belum all-out. Oleh karena itu, proses pemulihan ekonomi Indonesia diprediksi akan melambat dan membutuhkan waktu lebih lama. Untuk mempercepat pemulihan ekonomil tersebut, pemerintah perlu mengevaluasi kembali prioritas kebijakan pemulihan ekonomi.

Penanggung JawabDr. Asep Ahmad Saefuloh, S.E.,

M.Si.Pemimpin Redaksi

Slamet Widodo

Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 p.3

Dana Investasi Pemerintah Dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)p.8

Tantangan Reformasi Subsidi Listrik Menjadi Bansos p.12

Page 3: Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Dana ......Vol. V, Edisi 13, Juli 2020 Dana Investasi Pemerintah Dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) p. 8 ISO 9001:2015 Certificate

3Buletin APBN Vol. V. Ed. 13, Juli 2020

Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19

oleh Nadya Ahda*)

Fransina Nathalia Mahudin**)

Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini, tidak hanya berdampak bagi kesehatan

masyarakat tetapi juga berdampak besar bagi perekonomian. Penurunan signifikan pada kinerja perekonomian kemudian menjadi justifikasi bagi pemerintah untuk melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) agar mempercepat proses pemulihan ekonomi. Namun per 13 Juli 2020, jumlah kasus positif telah mencapai lebih dari 75 ribu dan diprediksi masih akan terus bertambah. Jika penyebaran virus semakin masif dan tidak diimbangi dengan kebijakan penanganan yang efektif, maka hal tersebut akan berdampak pada proses pemulihan. Tulisan ini akan meninjau bagaimana prediksi pemulihan ekonomi Indonesia, dan menimbang dampak ekonomi yang telah ditimbulkan dari pandemi.

Dampak Ekonomi Pandemi Tabel 1 menunjukkan perekonomian Indonesia pada triwulan (TW)1-2020 masih tumbuh positif pada level 2,97 persen (yoy). Namun jika dibandingkan dengan kinerja TW4-2019 yang mencapai level 4,97 persen, kinerja TW1-2020 dapat dikatakan

terkontraksi relatif dalam. Dilihat dari komponen pengeluaran, kontraksi juga dialami oleh permintaan domestik secara umum. Hal ini terlihat dari perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi pada TW1-2020. Perlambatan ini sedikit terkompensasi dengan pertumbuhan pengeluaran pemerintah yang cukup baik sebagai imbas besarnya intervensi pemerintah dalam penanganan pandemi. Sebaliknya, kinerja ekspor neto cenderung menunjukkan perbaikan. Apabila dilihat dari sisi komponen lapangan usaha, beberapa lapangan usaha unggulan juga mengalami perlambatan. Sebagai contoh, sektor tersier penyokong pariwisata mengalami penurunan angka pertumbuhan, begitu juga dengan sektor primer yang dapat dikatakan hampir tidak tumbuh.

Guncangan kinerja perekonomian dapat ditelusuri dari sisi permintaan dan sisi penawaran. Tabel 1 juga menampilkan beberapa indikator yang dapat jadi proksi dari masing-masing sisi. Dari sisi permintaan misalnya, upah riil harian pada TW1-2020 mengalami penurunan. Hal ini senada dengan penurunan kinerja indeks penghasilan saat ini, sebagai salah satu subkomponen dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).

AbstrakJumlah kasus Covid-19 di Indonesia saat ini telah mencapai lebih dari 75

ribu dan diprediksi masih akan terus bertambah. Peningkatan penyebaran yang diikuti oleh anjloknya kinerja perekonomian menuntut pemerintah untuk segera melaksanakan kebijakan pemulihan ekonomi. meskipun telah menyasar pada kedua sisi perekonomian, kebijakan pemerintah dinilai masih belum all-out. Oleh karena itu, proses pemulihan ekonomi Indonesia diprediksi akan melambat dan membutuhkan waktu lebih lama. Untuk mempercepat pemulihan ekonomi tersebut, pemerintah perlu mengevaluasi kembali prioritas kebijakan pemulihan ekonomi.

*) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: [email protected]**) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: [email protected]

makroekonomi

Page 4: Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Dana ......Vol. V, Edisi 13, Juli 2020 Dana Investasi Pemerintah Dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) p. 8 ISO 9001:2015 Certificate

4 Buletin APBN Vol. V. Ed. 13, Juli 2020

Penurunan pendapatan masyarakat akibat pandemi akan menyebabkan penurunan daya beli. Hal ini juga dijelaskan pada kinerja indeks pembelian durable goods yang juga mengalami penurunan. Tidak hanya itu, konsumen juga menunjukkan persepsi pesimis pada tersedianya lapangan kerja saat ini, dengan penurunan indeks ketersediaan lapangan kerja yang relatif tajam. Kemudian, dari sisi penawaran, survei kegiatan dunia usaha (SKDU) menujukkan perlambatan pada kegiatan usaha yang dicerminkan dari angka saldo bersih tertimbang (SBT) mencapai level negatif pada -5,56 persen. Sementara itu, kapasitas produksi terpakai juga tercatat mengalami penurunan. Tidak hanya itu, SBT penggunaan tenaga kerja dan investasi juga mengalami penurunan yang signifikan. Data di atas mencerminkan bahwa pandemi ini berdampak pada kedua sisi, baik pada sisi permintaan maupun penawaran. Hal ini kemudian menuntut pemerintah untuk melaksanakan strategi konkret dalam memulihkan perekonomian.

Kebijakan Pemulihan Pandemi Momentum pemulihan ekonomi sangat bergantung pada respon kebijakan pemerintah. Kebijakan yang dilaksanakan semestinya merupakan jawaban atas dampak ekonomi yang ditimbulkan. Keterbatasan ruang fiskal menjadi tantangan tersendiri, oleh karena itu perumusan kebijakan yang efektif harus menjadi prioritas utama. Mengutip dari publikasi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, berikut beberapa kebijakan pemulihan yang tengah diupayakan oleh pemerintah, antara lain, pertama, dukungan pada sektor kesehatan seperti menanggung seluruh biaya penanganan Covid-19, mengupayakan massive testing, serta insentif tambahan bagi tenaga kesehatan. Kedua, untuk meningkatkan kinerja sisi permintaan, program social safety net juga diluncurkan terutama bagi masyarakat rentan dan berpenghasilan rendah, seperti bantuan pangan (sembako), Bantuan Langsung Tunai (BLT), subsidi

Tabel 1. Indikator Ekonomi Indonesia Pra dan Selama COVID-19

*) Data rata-rata kuartalan. **) Data sudah tersedia hingga Mei 2020. Sumber: BPS, 2020; Bank Indonesia, 2020 (diolah)

Indikator TW4-2019

TW1-2020 Indikator TW4-2019 TW1-2020

I. Pertumbuhan Ekonomi Secara Umum (%) 4,97 2,97 I. Kesejahteraan dan Daya Beli (Sisi Permintaan)

Sisi Pengeluaran 1. Upah Riil Harian Buruh Tani (Rp)* 52.571,00 52.219,00

1. Konsumsi Rumah Tangga 4,97 2,84 2. Upah Riil Harian Buruh Bangunan (Rp)* 85.981,00 85.684,00

2. Pengeluaran Pemerintah 0,48 3,74 Jan-Feb 2020

Mar-Mei 2020

3. Investasi 4,06 1,70 3. Indeks Keyakinan ** 119,70 92,13

4. Ekspor -0,39 0,24 3.1. Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini 107,55 72,27

5. Impor -8,05 -2,19 3.1.1. Penghasilan Saat Ini 115,75 76,10

Sisi Lapangan Usaha 3.1.2. Ketersediaan Lapangan Kerja 93,85 51,80

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, & Perikanan 4,26 002 3.1.3. Pembelian Durable Goods 113,00 88,93

2. Pertambangan & Penggalian 0,94 0,43 TW4-2019 TW1-2020

3. Industri Pengolahan 3,66 2,06 III. Kegiatan Dunia Usaha (Sisi Penawaran) (%)

4. Konstruksi 5,79 2,90 1. Perkembangan Kegiatan Usaha (Saldo Bersih Tertimbang/SBT) 7,79 -5,56

5. Perdagangan, Penyediaan Akomodasi, & Makanan-Minuman 4,65 1,67 2. Kapasitas Produksi 74,41 74,09

3. SBT Penggunaan Tenaga Kerja 0,95 -1,13

4. SBT Investasi 9,89 2,61

Page 5: Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Dana ......Vol. V, Edisi 13, Juli 2020 Dana Investasi Pemerintah Dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) p. 8 ISO 9001:2015 Certificate

5Buletin APBN Vol. V. Ed. 13, Juli 2020

dan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) untuk mendorong kinerja perekonomian domestik.

Prediksi Pemulihan Ekonomi Pasca PandemiPara ekonom dunia menggambarkan pola pemulihan ekonomi yang dialami oleh suatu negara dengan berbagai pola grafik (Gambar 1). Secara umum, terdapat 6 pola pola pemulihan. Pertama, pola Z, yaitu terjadi penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) akibat guncangan; kemudian setelah kondisi membaik, terjadi lonjakan PDB sementara sebelum akhirnya kembali pada baseline. Kedua, pola V, yaitu terjadi penurunan PDB; kemudian setelah kondisi membaik, permintaan agregat mulai kembali naik namun tidak ada temporary boom, sebelum akhirnya kembali pada baseline. Ketiga, pola U dan Nike Swoosh, yaitu ketika terjadi penurunan PDB; kemudian setelah kondisi membaik, permintaan agregat mulai naik dengan pace lambat sebelum akhirnya kembali pada baseline. Keempat, pola W, yaitu terjadi penurunan PDB; kemudian setelah kondisi membaik, PDB kembali naik, namun turun kembali dengan tingkat keparahan yang lebih ringan sebelum kembali pada baseline. Terakhir, pola L, yaitu terjadi penurunan PDB dan

listrik, dan kartu pelatihan prakerja. Ketiga, untuk mendorong kinerja sisi penawaran sebagaimana tercantum pada PP RI No. 23 Tahun 2020 tentang Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), pemerintah meluncurkan insentif perpajakan berupa pembebasan pajak untuk industri dan pekerja yang terdampak. Penyertaan modal negara (PMN) dan investasi pemerintah untuk pemulihan korporasi/BUMN strategis yang melaksanakan penugasan khusus juga dilakukan. Tidak hanya ditujukan kepada dunia usaha level industri dan BUMN saja, pemerintah juga mensubsidi, merestrukturisasi, serta melakukan penjaminan atas kredit bagi pelaku usaha levelusaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Kemudian, bagi lembaga keuangan dan pembiayaan yang melaksanakan penugasan tersebut, pemerintah juga memberikan suntikan likuiditas. Untuk ekonomi sektoral, misalnya bagi lapangan usaha penyokong pariwisata, pemerintah juga menyediakan hibah pemerintah daerah untuk stimulasi fiskal di sektor pariwisata yang akan dilaksanakan pasca pandemi (KEMPPKF 2021). Sebagai pendukung, kebijakan moneter akomodatif juga diluncurkan. Hal ini tercermin dari penurunan tingkat suku bunga acuan (BI7DDR) hingga pada level 4,25 persen per 18 Juni 2020, quantitative easing,

Gambar 1. Skenario Pola Pemulihan Ekonomi

Sumber: Brookings, 2020

Page 6: Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Dana ......Vol. V, Edisi 13, Juli 2020 Dana Investasi Pemerintah Dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) p. 8 ISO 9001:2015 Certificate

6 Buletin APBN Vol. V. Ed. 13, Juli 2020

kemudian PDB tidak bisa kembali pada baseline (permanent damage).

Perlu diingat bahwa struktur perekonomian Indonesia masih didominasi oleh komponen konsumsi rumah tangga hingga lebih dari 55 persen. Tidak hanya itu, mengutip dari salah satu penelitian Basri et al. (2016) bahwa konsumsi akan mendorong investasi satu triwulan kemudian, namun tidak vice versa. Artinya, jump start kebijakan pemulihan ekonomi harus dimulai dari sisi permintaan, secara spesifik meningkatkan level kesejahteraan dan daya beli masyarakat. Sejauh ini, kebijakan pemerintah pada sisi permintaan, berupa berbagai bentuk social safety net, dinilai belum mampu sepenuhnya meningkatkan daya beli masyarakat secara umum. Jika dilihat dari perkembangan realisasi penyerapan anggaran pada program social safety net, realisasi masih tergolong rendah. Realisasi program diskon listrik baru 4,3 persen, BLT Dana Desa 7,6 persen, bansos sembako 1,9 persen, bansos tunai 21,5 persen, kartu prakerja sebesar 3,3 persen, serta kartu sembako pun baru 28,2 persen (Kemenkeu, 2020). Akibatnya, kebijakan di sisi penawaran maupun sektor moneter pun akan kurang efektif. Hal ini dapat tercermin bagaimana realisasi insentif bagi dunia usaha baru mencapai 15 persen, yang disebabkan oleh banyak penerima potensial yang belum merespon baik terhadap kebijakan ini dengan tidak memanfaatkan insentif, dan realisasi stimulus untuk UMKM juga baru sekitar 23 persen (Kemenkeu, 2020).

Meskipun pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan di sektor

kesehatan, kebijakan tersebut pun dinilai masih jauh dari maksimal. Misalnya, data Worldometers menunjukkan bahwa rasio testing Indonesia tidak sampai 3.000 orang per 1 juta populasi (peringkat 164 dari 192 negara). Realisasi penyerapan anggaran stimulus di bidang kesehatan pun belum mencapai 5 persen. Secara umum, pengalokasian anggaran yang besar namun masih diikuti dengan daya serap yang rendah menunjukkan kurang sigapnya pemerintah dalam penanganan pandemi. Hal ini terlihat dari realisasi belanja negara semester I terhadap target APBN (Perpres 72 Tahun 2020) baru mencapai 39 persen (Kemenkeu, 2020). Hal ini menjadikan Indonesia akan membutuhkan sedikit waktu lebih banyak untuk pulih kembali (pola U). Pola Z dan V dinilai terlalu optimistik bagi Indonesia dan lebih cocok bagi negara-negara dengan penanganan pandemi yang lebih masif, seperti Islandia dengan rasio testing lebih dari 200 ribu orang per 1 juta populasi atau Jepang dengan dukungan BLT pada rumah tangga dan usaha kecil senilai USD1,1 triliun (April 2020). Indonesia perlu mewaspadai pola lain, seperti pola W, yang disebabkan oleh kemungkinan gelombang kedua Covid-19 akibat kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia yang beragam, menyebabkan beberapa sektor ekonomi tidak bisa mengikuti pembatasan sosial, terlebih apabila diperparah oleh kebijakan kesehatan masyarakat yang kurang masif. Bahkan, apabila kurang masifnya kebijakan kesehatan masyarakat ini diperparah oleh kebijakan ekonomi yang masih belum optimal, Indonesia perlu berhati-hati terhadap pola pemulihan L, ketika Indonesia tidak dapat lagi kembali pada baseline sebelum pandemi.

RekomendasiUntuk mempercepat pemulihan ekonomi serta menghindarkan Indonesia dari skenario pemulihan terburuk, Indonesia perlu mengevaluasi kembali prioritas pelaksanaan kebijakan pemulihan ekonomi, pertama, dukungan pada sektor kesehatan yang lebih kuat untuk mengatasi banyaknya existing cases yang

Page 7: Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Dana ......Vol. V, Edisi 13, Juli 2020 Dana Investasi Pemerintah Dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) p. 8 ISO 9001:2015 Certificate

7Buletin APBN Vol. V. Ed. 13, Juli 2020

sudah terjadi saat ini harus menjadi prioritas utama. Kedua, memprioritaskan pemulihan sisi permintaan terlebih dahulu dengan meningkatkan kesejahteraan dan daya beli seluruh masyarakat terdampak melalui social safety net. Prioritas tetap pada masyarakat miskin dan rentan miskin, tetapi masyarakat kelas menengah bawah (aspiring middle class) pun juga harus dibantu karena konsumsi masyarakat Indonesia secara umum disokong oleh konsumsi kelas menengah. Kemudian, kebijakan sisi penawaran dan kebijakan moneter dapat menjadi komplementer, karena ketika permintaan sudah tidak lagi lesu, maka dunia usaha akan merespon lebih baik terhadap kebijakan yang mendukung. Ketiga, mengevaluasi kembali efektivitas per program kebijakan pemulihan ekonomi dari sisi penyerapan anggaran, termasuk di dalamnya mekanisme dan waktu penyaluran serta ketepatan penerima manfaat akan memberikan dampak yang signifikan bagi pemulihan ekonomi secara umum.

Daftar PustakaBadan Kebijakan Fiskal. 2020. [Tanya BKF] Program Pemulihan Ekonomi Nasional Hari Ini. Kementerian Keuangan. Diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=UWIg2rp4wFQ.

Badan Pusat Statistik. 2020. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I-2020. Berita Resmi Statistik.

Bank Indonesia. 2020. Survei Kegiatan Dunia Usaha Triwulan I 2020. Publikasi Bank Indonesia.

Bank Indonesia. 2020. Survey Konsumen Januari-Mei 2020. Publikasi Bank Indonesia.

Basri, Muhamad Chatib. 2020. Ekonomi dalam Normal Baru. Kompas. Diakses dari https://kompas.id/baca/opini/2020/06/08/ekonomi-dalam-normal-baru/.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko. 2020. [Infografis] Perbandingan Stimulus Negara G-20 Untuk Pemulihan Ekonomi. Publikasi Kementerian Keuangan.

IDN Financials. 2020. Japan Up To COVID-19 Stimulus. IDN Financials. Diakses dari https://www.idnfinancials.com/news/34183/japan-covid-stimulus.

Kementerian Keuangan. 2020. Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2021.

Kementerian Keuangan. 2020. Realisasi Semester I Tahun 2020 dan Outlook APBN 2020. Rapat Kerja Kemenkeu dan Badan Anggaran.

Sheiner, Louise dan Kadija Yilla. 2020. The ABCs of the post-COVID economic recovery. BROOKINGS. Diakses dari https://www.brookings.edu/blog/up-front/2020/05/04/the-abcs-of-the-post-covid-economic-recovery/.

Worldometers. 2020. COVID-19 Coronavirus Pandemic. Diakses dari https://www.worldometers.info/coronavirus/#countries.

Page 8: Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Dana ......Vol. V, Edisi 13, Juli 2020 Dana Investasi Pemerintah Dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) p. 8 ISO 9001:2015 Certificate

8 Buletin APBN Vol. V. Ed. 13, Juli 2020

Dalam rangka menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan juga

stabilitas sistem keuangan, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 23/2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Dalam Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara Untuk Penanganan Pandemi Covid-19 Dan/Atau Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional Dan/Atau Stabilitas Sistem Keuangan, Serta Penyelamatan Ekonomi Nasional untuk melaksanakan ketentuan Pasal 11 Ayat (7) Perppu 1/2020. PP No. 23/2020 secara umum juga mengatur mengenai mekanisme intervensi pemerintah dalam pelaksanaan Program PEN, yaitu melalui penyertaan modal negara, penempatan dana, investasi pemerintah, dan penjaminan. Pilihan skema intervensi dimaksud akan disesuaikan dengan kebutuhan yaitu target kelompok pelaku usaha yang akan diberikan stimulus dengan tetap mempertimbangkan kemampuan keuangan negara.Anggaran program PEN ditujukan kepada sektor kesehatan, sektor

perlindungan sosial, sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dukungan dunia usaha, dan dukungan untuk sektoral. Pemerintah juga akan memberikan dukungan tambahan dana kepada 12 Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dukungan tambahan dana kepada BUMN diberikan melalui berbagai skema pembayaran salah satunya melalui Dana Investasi. Dana investasi ini bertujuan sebagai working capital jangka pendek agar BUMN bisa produktif kembali. Dana investasi akan diberikan kepada dua perusahaan BUMN, dengan total senilai Rp11,5 triliun. Untuk itu dalam tulisan ini akan dibahas hal-hal yang perlu menjadi perhatian atau kemungkinan risiko yang akan terjadi atas alokasi dana investasi tersebut, mengingat dana yang disalurkan cukup besar terlebih di tengah keterbatasan fiskal. Sekilas Dana Investasi PemerintahDana investasi pemerintah diberikan kepada BUMN sebagai modal kerja atau sifatnya pinjaman. Penempatan dana investasi pemerintah ini telah diatur dalam Undang-Undang (UU) No.

Dana Investasi Pemerintah dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)

oleh Rosalina Tineke Kusumawardhani*)

AbstrakDalam rangka menghadapi ancaman pandemi Covid-19 yang membahayakan

perekonomian nasional dan juga stabilitas sistem keuangan, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Salah satu dalam program yang dicetuskan dalam PP tersebut adalah pemberian dukungan tambahan dana kepada BUmN melalui dana investasi pemerintah. Dana Investasi tersebut diberikan kepada PT. Garuda Indonesia Tbk dan PT. Krakatau Steel Tbk. meskipun diberi dana investasi di masa pandemi, kedua perusahaan tersebut sudah mengalami masalah jauh sebelum terjadinya pandemi. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengkaji kemampuan keuangan kedua BUmN tersebut dan mendorong kedua BUmN tersebut dalam perbaikan kinerja perusahaan, serta melakukan koordinasi antar kementerian terkait untuk menetapkan mekanisme penyaluran dan pengembalian dana investasi dengan prinsip kehati-hatian.

*) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: [email protected]

pendapatan & pembiayaan

Page 9: Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Dana ......Vol. V, Edisi 13, Juli 2020 Dana Investasi Pemerintah Dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) p. 8 ISO 9001:2015 Certificate

9Buletin APBN Vol. V. Ed. 13, Juli 2020

2/2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1/2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Covid-19, dan PP No. 63/2019 tentang Investasi Pemerintah. Seperti disampaikan sebelumnya bahwa dana investasi pemerintah ini bertujuan sebagai working capital jangka pendek agar BUMN bisa produktif kembali. Namun sifatnya tidak seperti PMN yang ditujukan sebagai penambahan modal secara permanen sehingga harus dikembalikan oleh BUMN terkait. Dana investasi pemerintah awalnya akan diberikan kepada lima BUMN yaitu PT. Garuda Indonesia Tbk, PT. Perkebunan Nusantara (Persero), PT. Kereta Api Indonesia (Persero), PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk, dan Perum Perumnas. Namun, hanya dua BUMN yang mendapatkan dana investasi pemerintah, yaitu PT. Garuda Indonesia Tbk dan PT. Krakatau Steel Tbk. Bantuan kepada tiga BUMN lainnya diusulkan untuk menjadi PMN disebabkan oleh ketiga perusahaan BUMN ini sahamnya 100 persen dimiliki oleh pemerintah sehingga lebih baik diberikan PMN atau penambahan modal secara permanen. Penyebab PT. Garuda Indonesia Tbk dan PT. Krakatau Steel Tbk mendapatkan dana investasi adalah kedua BUMN tersebut merupakan perusahaan terbuka (Tbk) yang sahamnya sebagian dimiliki oleh publik dan sebagian dimiliki oleh pemerintah. Saham PT. Garuda

Indonesia Tbk sebesar 60,58 persen sahamnya dikuasai pemerintah dan sebagian sahamnya dikuasai publik. Begitupula, PT. Krakatau Steel Tbk yang sudah melantai di bursa efek sejak tahun 2010 dimana 80 persen sahamnya dikuasai oleh pemerintah dan sebagian sahamnya dikuasai publik. Jika kedua perusahaan ini menggunakan skema PMN, maka konsekuensinya perlu ada penambahan persentase saham milik pemerintah yang akan mengurangi persentase saham kepemilikan publik (terdilusi). PT. Garuda Indonesia Tbk akan memanfaatkan dana investasi pemerintah untuk modal kerja yang mengalami kesulitan likuiditas akibat pandemi Covid-19. Urgensi dukungan dana dari pemerintah ini menyangkut status PT. Garuda Indonesia Tbk sebagai maskapai nasional yang menghubungkan kepulauan nusantara dan untuk menghindarkan monopoli penerbangan. Di sisi lain, dana investasi untuk PT. Krakatau Steel Tbk digunakan untuk memberikan relaksasi pembayaran pada konsumen. Dana investasi ini diharapkan bukan hanya untuk menyelamatkan PT. Krakatau Steel Tbk melainkan industri baja nasional secara umum karena akan membantu pelaku industri di sektor hilir dan pengguna baja untuk melakukan pemesanan bahan baku ke PT. Krakatau Steel Tbk sehingga tetap berproduksi.Penyaluran dana investasi pemerintah kepada PT. Garuda Indonesia Tbk

Sumber: Kementerian BUMN

Tabel 1. Penerima Dana Investasi Pemerintah

BUMN Nominal Dana Investasi Tujuan

PT. Krakatau Steel Tbk Rp3.000.000.000 Relaksasi di industri hilir dan industri pengguna.

PT. Garuda Indonesia Tbk Rp8.500.000.000

Mendukung kinerja perusahaan yang terkena dampak Covid-19 yang menyebabkan penurunan penumpang sebanyak 95 persen.

Page 10: Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Dana ......Vol. V, Edisi 13, Juli 2020 Dana Investasi Pemerintah Dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) p. 8 ISO 9001:2015 Certificate

10 Buletin APBN Vol. V. Ed. 13, Juli 2020

dan PT. Krakatau Steel Tbk dilakukan dengan mekanisme pasar. Pemerintah sepakat untuk memberikan dana investasi pemerintah dalam bentuk obligasi wajib konversi (mandatory convertible bond/MCB). Sebagai gambaran, MCB merupakan surat utang atau obligasi yang dapat dikonversikan menjadi saham dari suatu perusahaan penerbit. Rasio konversi akan ditentukan saat penerbitan dilakukan. Dalam dana investasi pemerintah dengan skema MCB ini, PT. Garuda Indonesia Tbk akan mendapatkan sebesar Rp8,5 triliun dan PT. Krakatau Steel Tbk senilai Rp3 triliun. Sehingga, total dana investasi yang akan diberikan kepada dua perusahaan BUMN tersebut adalah Rp11,5 triliun. Skema dengan menggunakan MCB ini tengah dibahas oleh Kementerian BUMN dengan Kementerian Keuangan. Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjaatmadja, mengatakan bahwa skema yang paling mungkin saat ini adalah menggunakan two step loan melalui PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero)/SMI. Nantinya pemerintah akan menyalurkan dana kepada perusahaan ini, lalu SMI akan membeli MCB yang diterbitkan kedua perusahaan (cnbcindonesia.com).Jangka waktu yang diusulkan yaitu 3 tahun dengan pemerintah dan PT. SMI. Tenor tersebut dipilih untuk memberikan kesempatan kepada manajemen perusahaan untuk memperbaiki pendapatan fundamental perseroan dan beban biaya perusahaan. Selain itu, tenor tiga tahun dipilih karena manajemen mencermati konsensus yang berkembang, jika kondisi ekonomi akan pulih 100 persen pada tahun 2023. Setelah 3 tahun atau mencapai masa waktu jatuh tempo, terdapat beberapa kemungkinan penyelesaian MCB yang disiapkan. Pertama, perusahaan membayar dana investasi tersebut sesuai dengan bunga. Kedua, jika pendapatan tak kunjung membaik dan target operasional meleset maka perusahaan akan me-refinancing utang tersebut. Ketiga, apabila dua skema

itu tidak berjalan mulus, MCB akan dikonversi menjadi penempatan modal dari pemerintah. Riwayat Kinerja Keuangan yang Kurang BaikSejarah perusahaan pelat merah yang terlilit utang kepada negara menjadi alarm bagi sejumlah BUMN yang tengah mengajukan permohonan dana bantuan kepada pemerintah. Persamaan PT. Garuda Indonesia Tbk dan PT. Krakatau Steel Tbk adalah kinerja mereka sudah sama-sama terganjal bahkan sebelum pandemi Covid-19. Bahkan kedua emiten pelat merah ini pernah mendapatkan PMN. Namun kinerja perusahaan belum kunjung membaik. Dalam 3 tahun terakhir, PT. Garuda Indonesia Tbk baru sekali mencetak profit, yaitu pada tahun 2019. PT. Krakatau Steel Tbk selalu rugi dalam 8 tahun terakhir, kecuali pada kuartal I/2020. Bahkan PT. Garuda Indonesia Tbk memiliki utang obligasi dalam dolar sebesar USD 500 juta yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat, sementara perseroan menghadapi kondisi bisnis berat di tengah terpukulnya industri penerbangan. Tak menutup kemungkinan pemberian dana investasi pemerintah saat ini berujung gagal bayar, dan dikhawatirkan perusahaan kembali meminta konversi utang menjadi ekuitas. Selain itu jangan sampai bantuan ini justru terpakai untuk menambal kerugian yang bukan disebabkan pandemi Covid-19.Risiko Terdilusinya Pemegang Saham MinoritasSkema penyaluran dan pengembalian dana investasi pemerintah sampai saat ini masih menjadi pembahasan pemerintah terkait. Jika tujuan dana investasi untuk menstimulus BUMN seharusnya mekanisme penyaluran dan pengembalian dana investasi sebaiknya segera dilakukan tanpa mengesampingkan prinsip kehati-hatian. Semakin pemerintah mengulur waktu maka dampak yang ditimbulkan kepada perusahaan akan semakin

Page 11: Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Dana ......Vol. V, Edisi 13, Juli 2020 Dana Investasi Pemerintah Dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) p. 8 ISO 9001:2015 Certificate

11Buletin APBN Vol. V. Ed. 13, Juli 2020

besar. Selain itu pada rencana skema pengembalian dana investasi pemerintah melalui MCB, jika BUMN tidak dapat mengembalikan pinjaman selama tenor yang telah ditetapkan (3 tahun), maka dana investasi tersebut akan dikonversi menjadi penempatan modal pemerintah, sehingga dalam skema ini, terdapat kemungkinan para pemegang saham minoritas akan terdilusi. Untuk itu, perlu dipastikan keberlangsungan pengembalian dana oleh BUMN ke depan, dan mengkaji dengan seksama skema yang akan digunakan mengingat tujuan awal dana investasi ini adalah agar pemegang saham minoritas tidak terdilusi.Daftar PustakaCnbcindonesia.com. 2020. Sah! DPR Setujui Garuda & KRAS Terbitkan MCB Rp 11,5 T. Diakses dari https://www.cnbcindonesia.com/market/20200715182826-17-173021/sah-dpr-setujui-garuda-kras-terbitkan-mcb-rp-115-t, 16 Juli 2020.Idx.co.id. 2020. Detail Profile Perusahaan Tercatat. Diakses dari https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/profil-perusahaan-tercatat/detail-profile-perusahaan-tercatat/?kodeEmiten=KRAS, 10 Juli 2020. Kompas.com. 2020. Nasib Saham

CT Corp di Garuda Saat Pemerintah Talangi Rp 8,5 Triliun. Diakses dari https://money.kompas.com/read/2020/07/15/171509426/nasib-saham-ct-corp-di-garuda-saat-pemerintah-talangi-rp-85-triliun?page=all, 10 Juli 2020

RekomendasiTerdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian pemerintah, mengingat riwayat keuangan dari kedua perusahaan BUMN yang kurang baik, serta adanya risiko yang dapat terjadi atas dialokasikannya dana investasi tersebut. Untuk itu, pemerintah perlu mengkaji kemampuan kondisi keuangan PT. Garuda Indonesia Tbk dan PT. Krakatau Steel Tbk, serta mendorong kedua BUMN tersebut agar mampu memperbaiki kinerja perusahaan untuk mengurangi risiko gagal bayar dan terpuruknya perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut perlu adanya koordinasi antar kementerian terkait untuk menetapkan mekanisme penyaluran dan pengembalian dana investasi dengan prinsip kehati-hatian agar dana investasi yang diberikan pemerintah tidak menimbulkan risiko terdilusinya pemegang saham minoritas.

Page 12: Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Dana ......Vol. V, Edisi 13, Juli 2020 Dana Investasi Pemerintah Dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) p. 8 ISO 9001:2015 Certificate

12 Buletin APBN Vol. V. Ed. 13, Juli 2020

Gambar 1. Perkembangan Subsidi Listrik (dalam triliun Rupiah)

Sumber: LKPP 2015-2018, 2019 Unaudited, Lapsem I TA 2020, Kemenkeu

Subsidi listrik merupakan bantuan yang diberikan oleh pemerintah dalam bentuk tarif tenaga

listrik yang lebih rendah dari tarif keekonomiannya. Apabila dengan jumlah pemakaian yang sama, konsumen yang memperoleh tarif bersubsidi akan membayar tagihan listrik lebih rendah dari konsumen yang tidak mendapatkan subsidi. Selisih tarif antara yang bersubsidi dengan tarif keekonomian tersebut akan ditanggung Pemerintah dan dibayarkan kepada PT. PLN (Persero). Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang (UU) No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, bahwa untuk penyediaan tenaga listrik pemerintah menyediakan dana bagi kelompok masyarakat tidak mampu, pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik di daerah yang belum berkembang, pembangunan tenaga listrik di daerah terpencil dan pembangunan listrik perdesaan. Pada periode 2016-2018, realisasi subsidi listrik melampaui pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Realisasi tersebut dipengaruhi oleh perkembangan asumsi dasar dan ekonomi makro, terutama ICP dan nilai tukar rupiah. Realisasi subsidi listrik semester I tahun 2020 adalah Rp22,9 triliun atau sebesar 42,1 persen dari pagu pada Peraturan Presiden (Perpres)

No. 72/2020 tentang Perubahan atas Perpres No. 54/2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian APBN. Terdapat permasalahan pada subsidi listrik yaitu adanya beban kompensasi karena adanya gap yang cukup besar pada tarif listrik bersubsidi dengan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik. Tarif listrik bersubsidi tidak naik sejak 2014, dimana tarif listrik bersubsidi 450VA adalah Rp415 per kWh dan tarif listrik bersubsidi 900VA yaitu sebesar Rp605 per kWh. Angka tersebut cukup jauh dari biaya pokok penyediaan (BPP) listrik, dimana outlook BPP listrik pada

AbstrakDalam rangka meningkatkan efektivitas subsidi listrik, pemerintah akan

melakukan reformasi subsidi listrik menjadi bantuan sosial (bansos) melalui kartu sembako mulai tahun 2021. Namun, pada Program Sembako sendiri terdapat permasalahan akurasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). TNP2K (2020) menyebutkan bahwa saat ini tingkat exclusion/inclusion error pada DTKS sebesar 20 persen. Selain itu, saat ini rasio elektrifikasi Indonesia belum mencapai 100 persen. Pemerintah seharusnya menyiapkan data yang mutakhir dan valid serta meningkatkan akses listrik yang merata di seluruh penjuru tanah air terlebih dahulu sebelum kebijakan ini mulai dilaksanakan.

Tantangan Reformasi Subsidi Listrik Menjadi Bansos

oleh Ervita Luluk Zahara*)

*) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: [email protected]

belanja pemerintah pusat

Page 13: Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Dana ......Vol. V, Edisi 13, Juli 2020 Dana Investasi Pemerintah Dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) p. 8 ISO 9001:2015 Certificate

13Buletin APBN Vol. V. Ed. 13, Juli 2020

tahun 2020 adalah sebesar Rp1.546,98 per kWh. (BKF, 2020). Di sisi lain, saat ini keuangan PLN terkena imbas dari pandemi Covid-19 dimana rugi bersih PLN mencapai Rp38,87 triliun pada kuartal I tahun 2020. Meskipun terdapat dana kompensasi subsidi listrik periode 2018-2019 yang harus dibayarkan oleh pemerintah sebesar Rp45 triliun dan Rp3 triliun untuk tambahan subsidi diskon tarif rumah tangga terdampak pandemi Covid-19. Namun, pemerintah baru membayarkan utang sebesar Rp14,3 triliun pada bulan Juli 2020 untuk 2 BUMN yaitu PLN dan Pertamina. (Kompas, 2020)Reformasi Subsidi Listrik Menjadi Bantuan Sosial (Bansos)Mulai tahun 2020, subsidi listrik hanya diberikan kepada golongan R1 450VA dan R1 900VA bersubsidi.Untuk meningkatkan ketepatan sasaran, Pemerintah berencana melakukan transformasi subsidi listrik menjadi bansos secara bertahap mulai tahun 2021. Konsep reformasi subsidi listrik menjadi bansos yaitu auto tariff adjustment dan integrated energy support for the poor. Transformasi subsidi listrik ini akan diikuti dengan kebijakan penerapan tariff adjustment listrik untuk pelanggan non subsidi. Tarif listrik yang akan diberlakukan disesuaikan secara berkala mengikuti harga keekonomian listrik yang berlaku dengan tetap memperhatikan efisiensi penyediaan harga listrik. Tarif keekonomian ini berlaku untuk semua pelanggan, namun khusus untuk penerima subsidi R1 450VA dan R1 900VA (bersubsidi) sosial, bisnis kecil, industri kecil, publik dan lain-lain akan tetap diberikan dalam bentuk subsidi. Bantuan bagi masyarakat prasejahtera akan diberikan dalam jumlah rupiah tertentu dengan mekanisme cash transfer yang diintegrasikan dengan Program Sembako. Besaran bantuan merupakan hasil perhitungan dari selisih tarif dan BPP listrik saat ini dikalikan dengan rata-rata konsumsi listrik per bulannya. Adapun sasaran penerima manfaat yaitu rumah tangga dengan golongan R1 450VA dan R1 900VA

miskin dan rentan mengacu pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).Transformasi subsidi listrik ini dapat memunculkan masalah baru jika bansos diberikan dalam jumlah yang sama yaitu masalah keadilan bagi keluarga prasejahtera yang memiliki karakteristik berbeda. Misalnya, keluarga prasejahtera dengan jumlah anggota keluarga yang lebih banyak maka kemungkinan penggunaan listriknya lebih banyak dibandingkan lainnya. Di samping itu, tidak semua Keluarga Penerima Manfaat (KPM) berada di wilayah yang dialiri listrik yang baik. Kebijakan ini juga cenderung menambah beban utang karena pemerintah harus menyediakan fresh money. Jika melihat kondisi ekonomi saat ini, maka kebijakan ini dapat menekan penerimaan perpajakan. Sehingga konsekuensi agar bansos tetap dapat berjalan, pemerintah harus berhutang kepada pihak ketiga melalui Surat Berharga Negara (SBN) atau pinjaman luar negeri. Padahal jika mekanisme yang digunakan seperti subsidi saat ini, pemerintah dapat behutang terlebih dahulu ke PT. PLN (Persero) yang merupakan milik negara. Tantangan Pemutakhiran DTKSSaat ini pengelolaan data sosial dikelola Kementerian Sosial melalui DTKS. Terdapat sistem penargetan nasional yang merupakan sistem penetapan sasaran keluarga yang berhak menerima program perlindungan/jaminan sosial dari pemerintah. Sistem penargetan dapat dikatakan efektif jika mampu secara tepat mengurangi exclusion error dan inclusion error. Exclusion error artinya terdapat masyarakat prasejahtera yang tidak mendapatkan bantuan dan sebaliknya inclusion error yang berarti terdapat kelompok masyarakat yang mampu namun menerima bantuan dari pemerintah. Saat ini tingkat exclusion/inclusion error pada DTKS adalah sekitar 20 persen (TNP2K, 2020). Dalam Rapat Gabungan Komisi VIII pada 1 Juli 2020, Menteri Sosial menyebutkan terdapat 92 kabupaten/kota yang tidak pernah melakukan verifikasi dan validasi DTKS sejak tahun 2015. Kemudian sebanyak 319 kabupaten/kota telah melakukan

Page 14: Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Dana ......Vol. V, Edisi 13, Juli 2020 Dana Investasi Pemerintah Dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) p. 8 ISO 9001:2015 Certificate

14 Buletin APBN Vol. V. Ed. 13, Juli 2020

update data, namun data kemiskinan yang di-update tidak sampai 50 persen dan sebanyak 103 kabupaten/kota melakukan update data kemiskinan lebih dari 50 persen. Selain itu, data kemiskian secara nasional terakhir kali dilakukan pada tahun 2015, dimana sejak tahun 2015 tidak pernah dianggarkan untuk pemutakhiran data karena terkendala peraturan perundangan, sehingga verifikasi dan validasi dipegang oleh daerah. Hasil Laporan IHPS II 2019 BPK menyebutkan jika permasalahan pada pengelolaan DTKS tidak segera diatasi maka akan memengaruhi efektivitas dalam penyaluran bansos. Terdapat temuan yaitu pelaksanaan verifikasi dan validasi data masih belum memadai dalam menghasilkan data input yang berkualitas sehingga DTKS yang dijadikan dasar penyaluran menjadi kurang andal dan akurat. Pemerintah harus segera membenahi DTKS karena sangat banyak kasus exclusion error di daerah, dimana masyarakat pra sejahtera belum terdaftar pada DTKS.Saat ini total pelanggan listrik bersubsidi sekitar 31,2 juta jiwa, terdiri dari pelanggan R1 450 VA tidak mampu sebanyak 23,9 juta jiwa dan golongan R1 900VA bersubsidi sebanyak 7,3 juta jiwa. Laporan APBN Semester I 2020 menyebutkan bahwa pendapatan masyarakat miskin, rentan miskin, dan pekerja sektor informal paling terdampak Covid-19 dan mengalami penurunan pendapatan. Selain itu dalam laporan tersebut juga menyebutkan bahwa berdasarkan hasil survei BPS yang rilis per 1 Juni 2020, terdapat 2,52 persen responden yang mengalami PHK, 18,34 persen dirumahkan sementara, dan 35,78 responden mengalami penurunan pendapatan. Sementara target penerima Program Sembako di tahun 2021 adalah 20 juta penerima manfaat, angka tersebut cukup jauh dari jumlah penerima subsidi listrik saat ini. Hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah, jangan sampai kebijakan reformasi subsidi ini justru akan menambah permasalahan sosial karena saat ini kondisi ekonomi sangat sulit di tengah pandemi covid-19 yang tidak dapat dipastikan kapan akan berakhir.

Penyediaan Akses ListrikPemerintah juga memiliki tantangan dalam penyediaan akses listrik yang merata. Untuk mengukur jangkauan penyediaan listrik di Indonesia, digunakan rasio elektrifikasi yang mengukur jumlah rumah yang tersambung listrik. Berdasarkan data Kementerian ESDM per tahun 2019, realisasi rasio elektrifikasi Indonesia berada di angka 98,89 persen. Angka tersebut hanya naik sebesar 0,59 persen dari tahun 2018. Artinya, masih ada 1,11 persen rumah tangga di Indonesia yang belum menikmati listrik. Adapun rasio elektrifikasi yang masih tergolong rendah adalah di Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu 85 persen. Kemudian berdasarkan data BPS dan verifikasi PT. PLN (Persero), hingga akhir 2019, masih terdapat 710.008 rumah tangga miskin yang sebenarnya sudah ada jaringan listrik di lingkungannya, namun masyarakat tidak mampu untuk membayar sambungan pasang baru. Tahun ini, PT. PLN (Persero) berencana mengalirkan listrik di 433 desa yang sebagian besar di wilayah timur Indonesia melalui pembangunan Stasiun Pengisian Energi Listrik yang menggunakan sumber energi seperti tenaga surya, micro-hydro, dan biomassa. Program ini berkolaborasi dengan pemerintah daerah setempat, dimana untuk pembuatan tabung listrik dapat menggunakan Dana Desa atau APBD. Terdapat kendala yang dihadapi dalam penyediaan listrik di wilayah tersebut yaitu keterbatasan infrastruktur, kondisi geografis serta adanya Gambar 2. Rasio Elektrifikasi 2015-2020

(dalam persen)

Sumber: Kementerian ESDM

Page 15: Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Dana ......Vol. V, Edisi 13, Juli 2020 Dana Investasi Pemerintah Dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) p. 8 ISO 9001:2015 Certificate

15Buletin APBN Vol. V. Ed. 13, Juli 2020

RekomendasiSebelum kebijakan transformasi subsidi listrik menjadi bansos ini diterapkan, Pemerintah seharusnya fokus pada perbaikan DTKS dan tercapainya 100 persen rasio elektrifikasi terlebih dahulu. Pemerintah perlu segera melakukan pemutakhiran DTKS secara tepat, karena masih terdapat baik exclusion error dan inclusion error pada DTKS. Penetapan target penerima manfaat harus diiringi dengan proses pengumpulan data yang valid. Sehingga diperlukan sinergitas antara kementerian terkait untuk memastikan DTKS berdasarkan by name by address dan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Selain itu, diperlukan pula koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah dalam sinkronisasi data serta peningkatan kompetensi SDM di daerah dalam pemutakhiran DTKS. PT. PLN (Persero) juga harus segera menyelesaikan target rasio elektrifikasi 100 persen. Jangan sampai ketika masyarakat menerima bantuan listrik dalam bentuk bansos, namun ternyata masih belum terjangkau listrik.

Daftar PustakaBadan Kebijakan Fiskal. 2020. Paparan pada Webinar Reformasi Subsidi Energi.Badan Pemeriksa Keuangan. 2020. IHPS II Tahun 2019. CNN Indonesia. 2020. PLN Kucurkan Rp735M Untuk Alirkan Listrik Ke 433 Desa. https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200403140941-85-490028/pln-kucurkan-rp735-m-untuk-alirkan-listrik-ke-433-desa. Diakses pada 14 Juli 2020.Kementerian ESDM. 2020. Infografis Rasio Elektrifikasi.Kementerian Keuangan. 2020. Kebijakan Subsidi Energi KEM PPKF 2021.Paparan Panja Asumsi Dasar, Kebijakan Fiskal, Pendapatan, Defisit dan Pembiayaan dalam Rangka Pembicaraan Pendahuluan RAPBN TA 2021.Kementerian Keuangan. 2020. Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2021.

pandemi Covid-19 (CNN Indonesia, 2020). Pemerintah seharusnya jangan terburu-buru menetapkan kebijakan ini dimulai tahun depan, karena jika rasio elektrifikasi belum 100 persen maka

akan ada sekelompok masyarakat prasejahtera yang belum mendapat akses listrik namun menerima bansos listrik tersebut sehingga berpotensi menciptakan pembengkakan alokasi anggaran.

Kompas. 2020. Pemerintah Sudah Bayar Utang ke PLN dan Pertamina Rp14,3 Triliun. https://money.kompas.com/read/2020/07/06/103800826/pemerintah-sudah-bayar-utang-ke-pln-dan-pertamina-rp-14-3-triliun. Diakses pada 9 Juli 2020.Laporan Pemerintah Tentang Pelaksanaan APBN Semester I Tahun 2020. Siyaranamual, Martin. 2020. Mitigasi Kesalahan Targeting Penyaluran Bantuan Sosial di Masa Pandemik. TNP2K, Universitas Padjajaran. Tempo. 2020. Data Kemiskinan Bermasalah, Bappenas: Ada Eselon I Dapat Bansos. https://bisnis.tempo.co/read/1360026/data-kemiskinan-bermasalah-bappenas-ada-eselon-i-dapat-bansos. Diakses pada 3 Juli 2020.Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan.

Page 16: Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Dana ......Vol. V, Edisi 13, Juli 2020 Dana Investasi Pemerintah Dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) p. 8 ISO 9001:2015 Certificate

“Siap Memberikan Dukungan Fungsi Anggaran Secara Profesional”

Buletin APBNPusat Kajian AnggaranBadan Keahlian DPR RI

www.puskajianggaran.dpr.go.idTelp. 021-5715635, Fax. 021-5715635

Twitter: @puskajianggaranInstagram: puskajianggaran_dprri