pemilihan alat transportasi yang paling efektif untuk presiden dalam perjalanan ke luar kota...

19
PEMILIHAN ALAT TRANSPORTASI YANG PALING EFEKTIF UNTUK PRESIDEN DALAM PERJALANAN KE LUAR KOTA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Yuliana Rachmawaty (10522154), Sandinintyas Prasanthi (10522166) Praktikum Analisa Keputusan dan Data Mining Teknik Industri FTI UII ABSTRACT In traveling the state leadership (the President) out of the city is required to determine the transportation he used to travel out of town. Moreover, due to the rise of an accident which caused many casualties a matter of considerable influence in areas such as travel with a long time (not timely), the lack of security and comfort level as well as expenses incurred for travel is high. The problem is, what are the factors that led to the President of personal transportation such as bicycles or automobile alternatives such as buses, trains, or aeroplane for the trip out of town. By determining the factors that influence decision making and determine how much influence we can use the method of Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP is used to solve complex problems where data and statistical information of the problems faced very little. In this application, the user is allowed to determine what criteria are used along with the weight of these criteria. With a blend of criteria and weighting the data entered by users who have existing transport alternative scan then be determined what the best transportation alternatives that have been previously determined. Kata Kunci: Analytical Hierarchy Process (AHP), factor analysis, transportation PENDAHULUAN Dalam kehidupan manusia, tak lepas dari suatu pikiran yang bimbang dan akhirnya manusia akan membuat atau mengambil keputusan dan melaksanakannya, hal ini tentu dilandasi asumsi bahwa segala tindakannya secara sadar merupakan pencerminan hasil proses pengambilan keputusan dalam pikirannya. Pengambilan keputusan ini terjadi karena banyak alternatif, pilihan atau tindakan sehingga manusia dipaksa untuk memilih salah satu diantara alternatif-alternatif tersebut yang merupakan hasil keputusan yang baik. Kepadatan lalu lintas kendaraan bermotor di jalan antar kota akhirakhir ini telah semakin bertambah dan padat merayap, sehingga sering menimbulkan kemacetan lalu lintas terutama di jalanjalan protokol dan jalanjalan utamanya. Dengan meningkatnya jumlah alat transportasi darat bisa disebabkan oleh beberapa hal, yaitu semakin banyaknya produksi kendaraan bermotor (oleh industri kendaraan bermotor), dan semakin tidak mencukupi, tidak kenyamanan, dan tidak amannya kondisi jalanan, dll. Kondisi ini mendorong Presiden yang sangat membutuhkan pemilihan alternatif untuk melakukan tugas tugas dalam setiap kegiatan kePresidenan yang Ia jalankan. Penambahan sarana tansportasi umum maupun pelebaran jalan-jalan utama bukanlah solusi yang memadai mengingat jumlah kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Solusi alternatif yang mengalihkan penggunaan kendaraan pribadi perlu dicari untuk mencapai hasil yang optimal serta paling efektif dari alternatif alat transportasi lainnya. Permasalahannya, faktorfaktor apa yang menyebabkan masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada alternatif lainnya (bus dan kereta api). Kesalahan dalam memilih alat transportasi yang digunakan, dapat menimbulkan dampak yang cukup fatal. Misalnya dalam segi waktu jika seorang Presiden terlambat dalam menghadiri rapatnya di suatu kota menyebabkan durasi waktu dalam pembahasan rapat yang sebenarnya dapat lebih lama menjadi lebih sebentar dikarenakan adanya kegiatan Presiden lainnya. Dengan menentukan faktorfaktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan, serta besarnya pengaruh dalam pemilihan alat transportasi Presiden yang efektif dalam melakukan

Upload: yuliana-rachmawaty

Post on 02-Dec-2015

103 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PEMILIHAN ALAT TRANSPORTASI YANG PALING

EFEKTIF UNTUK PRESIDEN DALAM PERJALANAN KE

LUAR KOTA MENGGUNAKAN METODE

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Yuliana Rachmawaty (10522154), Sandinintyas Prasanthi (10522166) Praktikum Analisa Keputusan dan Data Mining Teknik Industri FTI UII

ABSTRACT

In traveling the state leadership (the President) out of the city is required to determine the

transportation he used to travel out of town. Moreover, due to the rise of an accident

which caused many casualties a matter of considerable influence in areas such as travel with a long time (not

timely), the lack of security and comfort level as well as expenses incurred for travel is high. The problem

is, what are the factors that led to the President of personal transportation such

as bicycles or automobile alternatives such as buses, trains, or aeroplane for the trip out of town. By

determining the factors that influence decision making and determine how much influence we can use

the method of Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP is used to solve complex problems where

data and statistical information of the problems faced very little. In this application, the user is allowed to

determine what criteria are used along with the weight of these criteria. With a blend of

criteria and weighting the data entered by users who have existing transport alternative scan then be

determined what the best transportation alternatives that have been previously determined.

Kata Kunci: Analytical Hierarchy Process (AHP), factor analysis, transportation

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan manusia, tak lepas dari suatu pikiran yang bimbang dan akhirnya manusia

akan membuat atau mengambil keputusan dan melaksanakannya, hal ini tentu dilandasi

asumsi bahwa segala tindakannya secara sadar merupakan pencerminan hasil proses

pengambilan keputusan dalam pikirannya. Pengambilan keputusan ini terjadi karena banyak

alternatif, pilihan atau tindakan sehingga manusia dipaksa untuk memilih salah satu diantara

alternatif-alternatif tersebut yang merupakan hasil keputusan yang baik.

Kepadatan lalu lintas kendaraan bermotor di jalan antar kota akhir–akhir ini telah

semakin bertambah dan padat merayap, sehingga sering menimbulkan kemacetan lalu lintas

terutama di jalan–jalan protokol dan jalan–jalan utamanya. Dengan meningkatnya jumlah alat

transportasi darat bisa disebabkan oleh beberapa hal, yaitu semakin banyaknya produksi

kendaraan bermotor (oleh industri kendaraan bermotor), dan semakin tidak mencukupi, tidak

kenyamanan, dan tidak amannya kondisi jalanan, dll. Kondisi ini mendorong Presiden yang

sangat membutuhkan pemilihan alternatif untuk melakukan tugas – tugas dalam setiap

kegiatan kePresidenan yang Ia jalankan.

Penambahan sarana tansportasi umum maupun pelebaran jalan-jalan utama bukanlah

solusi yang memadai mengingat jumlah kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Solusi

alternatif yang mengalihkan penggunaan kendaraan pribadi perlu dicari untuk mencapai hasil

yang optimal serta paling efektif dari alternatif alat transportasi lainnya. Permasalahannya,

faktor–faktor apa yang menyebabkan masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi

daripada alternatif lainnya (bus dan kereta api). Kesalahan dalam memilih alat transportasi

yang digunakan, dapat menimbulkan dampak yang cukup fatal. Misalnya dalam segi waktu

jika seorang Presiden terlambat dalam menghadiri rapatnya di suatu kota menyebabkan

durasi waktu dalam pembahasan rapat yang sebenarnya dapat lebih lama menjadi lebih

sebentar dikarenakan adanya kegiatan Presiden lainnya.

Dengan menentukan faktor–faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan, serta

besarnya pengaruh dalam pemilihan alat transportasi Presiden yang efektif dalam melakukan

perjalanannya ke luar kota, dapat diusulkan dengan menentukan alternatif, kriteria, dan

subkriteria. Laporan ini membahas bagaimana menganalisis faktor–faktor yang dapat

ditentukan berdasarkan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) yang dikembangkan oleh

Saaty.

Melihat kondisi seperti di atas, maka kiranya diperlukan suatu alat transportasi yang

bisa sampai tepat waktu (on waktu), tidak mengeluarkan banyak biaya, fasilitas yang

memadai seperti electricity (charger) dalam menggunakan notebook atau handphone untuk

kepentingan pekerjaan, situasi yang nyaman, bersih, serta memberikan keamanan yang

terbaik untuk Presiden beserta karyawan yang terlibat di dalamnya. Sistem pendukung

keputusan akan menggunakan metode AHP agar para pengambil keputusan akan dengan

mudah menentukan alat transportasi berdasarkan nilai kriteria yang diperoleh dalam proses

seleksi. Adanya prosedur ini setidaknya dapat membantu sistem dalam memproses aktivitas

data dalam penyesuaian dengan sistem seleksi yang ada serta memperoleh informasi

mengenai proses perjalanan yang cepat, aman, tepat dan akurat sehingga tidak terjadi

pemborosan waktu, biaya, dll.

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, permasalahan yang terjadi

untuk memilih alat transportasi yang paling efektif dapat dirumuskan antara lain, apa sajakah

kriteria yang melingkupi pada permasalahan pemilihan alat transportasi yang paling efektif

digunakan untuk Presiden, bagaimana hasil analisis permasalahan dalam pengambilan

keputusan menggunakan metode AHP, dan bagaimana uji konsistensi yang didapatkan dalam

perhitungan metode AHP?

Berkaitan dengan latar belakang diatas, maka tujuan penelitian adalah membangun

sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) tujuan utama dari studi kasus ini adalah untuk

mengetahui faktor yang dominan dalam memilih alternatif transportasi Presiden yang paling

efektif dalam melakukan perjalanan ke luar kota dan mengetahui hasil analisis dalam

pengambilan keputusan dalam penggunaan metode AHP. Memperoleh bobot prioritas dari

setiap kriteria dan setiap subkriteria yang dipertimbangkan. Kriteria – kriteria tersebut antara

lain biaya, aman, kenyamanan, waktu, dan fasilitas. Menetapkan peringkat setiap alternatif

pilihan.

Rumusan masalah dalam laporan antara lain yaitu, penyelesaian permasalahan dengan

menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), menentukan kriteria berdasarkan

studi kasus dalam memilih transportasi alternatif Presiden yang efektif dalam melakukan

perjalanan ke luar kota, dan menentukan subkriteria berdasarkan kriteria yang telah dipilih.

TINJAUAN PUSTAKA

Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan teori umum mengenai pemilihan

pengambilan keputusan. Empat macam skala pengukuran yang biasanya digunakan secara

berurutan adalah skala nominal, ordinal, interval dan rasio. Skala yang lebih tinggi dapat

dikategorikan menjadi skala yang lebih rendah, namun tidak sebaliknya. Pendapatan per

bulan yang berskala rasio dapat dikategorikan menjadi tingkat pendapatan yang berskala

ordinal atau kategori (tinggi, menengah, rendah) yang berskala nominal. Sebaliknya jika pada

saat dilakukan pengukuran data yang diperoleh adalah kategori atau ordinal, data yang

berskala lebih tinggi tidak dapat diperoleh. AHP mengatasi sebagian permasalahan itu.

(Saaty,2001).

Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi

kriteria yang kompleks menjadi suatu hierarki, menurut Saaty (1993), hierarki didefinisikan

sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur

multi level dimana level pertama adalah tujuan (goal), yang diikuti level faktor, kriteria,

subkriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif.

Tahapan dalam metode AHP dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut

(Kadarsyah Suryadi dan Ali Ramdhani, 1998):

a. Menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi

b. Penilaian kriteria dan alternatif

c. Penentuan prioritas

d. Konsistensi logis

Misalnya didalam memilih kriteria pada studi kasus dalam memilih transportasi

alternatif Presiden yang efektif dalam melakukan perjalanan ke luar kota. Mana yang lebih

penting antara faktor waktu dan aman? Mana yang lebih penting antara faktor aman dan

biaya, waktu dan biaya, dan seterusnya. Mengingat faktor-faktor tersebut diukur secara relatif

antara satu dengan yang lain, skala pengukuran relatif 1 hingga 9, seperti yang tertera dalam

tabel 1 , diusulkan untuk dipakai oleh Saaty.

Tabel 1. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan

Sumber: Decision Making For Leaders (Saaty,2001)

Intensitas Kepentingan Keterangan

1 Kedua elemen sama pentingnya

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada

elemen yang lainnya

5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya

7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada

elemen lainnya

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-

pertimbangan yang berdekatan

Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan menilai

tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya Proses perbandingan berpasangan,

dimulai dari level hierarki paling atas yang ditujukan untuk memilih kriteria. Untuk

menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala bilangan dari 1 sampai 9

seperti pada Tabel 1. Penilaian ini dilakukan oleh seorang pembuat keputusan yang ahli

dalam bidang persoalan yang sedang dianalisa. Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu

dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif

kemudian diolah untuk menentukan peringkat alternatif dari seluruh alternatif. Baik kriteria

kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai dengan penilaian yang telah

ditentukan untuk menghasilkan bobot dan proritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan

manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik.

Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingatkan secara konsisten sesuai

dengan suatu kriteria yang logis. Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara

berpasangan tersebut harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal. Hubungan tersebut

dapat ditunjukkan sebagai berikut (Suryadi & Ramdhani, 1998):

a. Hubungan cardinal : aij . ajk = aik

b. Hubungan ordinal : Ai > Aj, Aj > Ak maka Ai > Ak

METODE PENELITIAN

Studi kasus telah ditentukan sesuai dengan nomer asisten laboratorium data mining yang di

mana kelompok kami mendapatkan studi kasus memilih transportasi alternatif Presiden yang

efektif dalam melakukan perjalanan ke luar kota dengan ketentuan alternatif antara lain mobil

pribadi, kereta api, dan bus. Dari studi kasus tersebut, kami menentukan 5 kriteria antara lain,

biaya, aman, kenyamanan, waktu, dan fasilitas. Dan dari ke-5 kriteria tersebut kami

memberikan 3 subkriteria, masing-masing dari kriteria biaya, kenyamanan (kemampuan

untuk beristirahat, kebersihan, dan kapasitas), dan fasilitas (lampu, AC, dan televisi).

Metode yang digunakan yaitu Analytic Hierarchy Process (AHP) yang merupakan

suatu model pendukung keputusan yang didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah

permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level di mana level pertama adalah

tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, subkriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level

terakhir dari alternatif.

Gambar 1. Struktur Hierarki

HASIL

Penelitian mengenai ”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Alat Transportasi

Presiden ke Luar Kota Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)” ini,

memiliki kriteria-kriteria yang sesuai tentunya dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Faktor Biaya

Meliputi biaya langsung yang dikeluarkan dalam melakukan perjalanan. Seperti biaya

bahan bakar jika menggunakan kendaraan pribadi (mobil), biaya tol, harga tiket jika

menggunakan kereta api dan bus.

2. Faktor Aman

Keamanan seperti gangguan selama perjalanan, yaitu rasa aman dari adanya tindakan

kriminalitas, keselamatan dari resiko kecelakaan dan dari lingkungan sekitar yaitu

gangguan sebelum dan sesudah melakukan perjalanan serta keadaan cuaca yang tidak

menentu.

3. Faktor Kenyamanan

Dapat ditentukan dari kebersihan kendaraan tersebut, tempat duduk yang nyaman,

serta kapasitas yang cukup luas dan memadai.

4. Faktor Waktu

Menyatakan lama waktu untuk melakukan perjalanan, yang didalamnya yang

menginginkan ketepatan waktu sampai tujuan, kelancaran selama perjalanan, dan

bebas melakukan perjalanan kapan saja.

5. Faktor Fasilitas

Dalam melakukan perjalanan, sebagai seorang Presiden pengadaan fasilitas yang

memadai juga menjadi kebutuhan. Merujuk kepada faslitas yang tersedia selama

dalam perjalanan, tersedianya fasilitas AC, lampu, dan televisi sebagai hiburan selama

perjalanan.

a. Perbandingan berpasangan

Pemilihan kriteria dan subkriteria

1. Faktor biaya tidak lebih penting dibandingkan faktor kenyamanan.

Biaya meliputi biaya langsung yang dikeluarkan dalam melakukan perjalanan.

Seperti biaya bahan bakar jika menggunakan kendaraan pribadi (mobil), biaya tol,

harga tiket jika menggunakan kereta api dan bus.

2. Faktor kenyamanan sedikit lebih penting dibandingkan faktor biaya.

Kenyamanan dapat ditentukan dari kebersihan kendaraan tersebut, tempat duduk

yang nyaman, serta kapasitas yang cukup luas dan memadai. Faktor kenyamanan

mempunya subkriteria sebagai berikut:

a. Bisa istirahat

Sebagai seorang Presiden yang memiliki banyak jadwal, menyebabkan

kurangnya waktu istirahat di rumah. Sehingga, dalam melakukan

perjalanannya Ia membutuhkan istirahat. Dan pada faktor ini, mobil pribadi

peluangnya lebih besar dibandingkan dengan kereta api dan bus.

b. Kebersihan

Kebersihan di kendaraan itu sangat penting. Karena, jika keadaan kendaraan

tidak bersih, dapat menyebabkan penyakit. Apalagi, jika penumpangnya

adalah seorang Presiden, hal itu menjadi sesuatu yang menjadi keharusan.

c. Luas Kendaraan (kapasitas)

Pada subkriteria ini, Presiden pun membutuhkannya. Terkadang Presiden

melakukan perbincangan dengan klien atau rekan – rekannya dan itu

dilakukukan di dalam kendaraan. Oleh karena itu, kapasitas kendaraan yang

cukup memadai dan luas kendaraan akan memberikan kenyamanan yang

lebih.

3. Faktor fasilitas cukup penting dibandingkan biaya. Dalam melakukan perjalanan,

sebagai seorang Presiden pengadaan fasilitas yang memadai juga menjadi

kebutuhan. Merujuk kepada faslitas yang tersedia selama dalam perjalanan,

tersedianya fasilitas AC, lampu, dan televisi sebagai hiburan selama perjalanan.

Faktor fasilitas mempunyai subkriteria sebagai berikut:

a. Air Conditioner (AC)

AC berfungsi sebagai pendingin ruangan. Sebagaimana yang kita ketahuin, di

Indonesia khusunya memiliki iklim yang cukup tropis sehingga sangat

membutuhkan fasilitas AC tersebut dalam melakukan perjalannya apalagi

pada kendaraan tertutup.

b. Lampu

Sebagai penerangan jika melakukan perjalanan malam.

c. Televisi

Sebagai pemberi informasi jika Presiden sedang melakukan perjalan ke luar

kota. Informasi tersebut baik seputar dalam maupun luar negeri.

4. Faktor aman sangat penting dibandingkan faktor biaya. Keamanan seperti

gangguan selama perjalanan, yaitu rasa aman dari adanya tindakan kriminalitas,

keselamatan dari resiko kecelakaan dan dari lingkungan sekitar yaitu gangguan

sebelum dan sesudah melakukan perjalanan serta keadaan cuaca yang tidak

menentu. Faktor aman mempunyai subkriteria sebagai berikut:

a. Resiko Kecelakaan

Presiden merupakan orang penting, sehingga bagi para pengemudi,

membutuhkan kemampuan ekstra dalam melakukan pekerjaannya. Tetapi, jika

pengemudi Presiden sudah melakukan kehati-hatian yang ekstra sedangkan

pengemudi lain tidak hati-hati akan menimbulkan kecelakaan yang fatal

tentunya.

b. Resiko Kejahatan

Disebabkan Presiden sebagai orang penting, isu-isu akan terjadinya kejahatan

sangat ada kemungkinan untuk terjadi ketika dalam perjalanan.

c. Cuaca

Keadaan cuaca yang kurang mendukung menyebabkan terhambatnya kegiatan.

Misalnya keadaan jalanan yang banjir jika menggunakan kendaraan pribadi.

5. Faktor waktu mutlak penting dibandingkan faktor biaya. Menyatakan lama waktu

untuk melakukan perjalanan, yang didalamnya yang menginginkan ketepatan

waktu sampai tujuan, kelancaran selama perjalanan, dan bebas melakukan

perjalanan kapan saja.

b. Struktur permasalahan dalam bentuk AHP

Gambar 2. Struktur Hierarki

c. Perbandingan berpasangan antara kriteria dengan tujuan

Tabel 1. Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria

Menentukan

transportasi Biaya Kenyamanan Kecepatan Keaman Fasilitas

Biaya 1,00 0,33 0.11 0.14 0.20

Kenyamanan 3,00 1,00 0.14 0.20 0.33

Kecepatan 9,00 7,00 1,00 3,00 5,00

Keamanan 7,00 5,00 0.33 1,00 3,00

Fasilitas 5,00 3,00 0.20 0.33 1,00

25,00 16,33 1.79 4.68 9.53

Tabel 2. Perbandingan Berpasangan Antar Sub-kriteria Kenyamanan

Kenyamanan

Bisa

Istirahat Kebersihan

Keluasan

Kendaraan

Bisa Istirahat 1,00 2,00 5,00

Kebersihan 0,50 1,00 3,00

Keluasan Kendaraan 0,20 0,33 1,00

1,70 3,33 9,00

Tabel 3. Perbandingan Berpasangan Antar Sub-kriteria Keamanan

Kemanan

Resiko

Kejahatan

Resiko

Kecelakaan Cuaca

Resiko Kejahatan 1,00 0,50 4,00

Resiko Kecelakaan 2,00 1,00 3,00

Cuaca 0,25 0,33 1,00

3,25 1,83 8,00

Tabel 4. Perbandingan Berpasangan Antar Sub-kriteria Fasilitas

Fasilitas AC Lampu Televisi

AC 1,00 2,00 5,00

Lampu 0,50 1,00 3,00

Televisi 0,20 0,33 1,00

1,70 3,33 9,00

d. Perbandingan berpasangan antara alternatif dengan kriteria

Tabel 5. Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Untuk Sub-kriteria Bisa Istirahat

Bisa Istirahat Mobil Kereta api Bus

Mobil 1,00 5,00 3,00

Kereta api 0,20 1,00 0,33

Bus 0,33 3,00 1,00

1,53 9,00 4,33

Tabel 6. Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Untuk Sub-kriteria Kebersihan

Kebersihan Mobil Kereta api Bus

Mobil 1,00 5,00 7,00

Kereta api 0,20 1,00 2,00

Bus 0,17 0,50 1,00

1,37 6,50 10,00

Tabel 7. Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif

Untuk Sub-kriteria Luas Kendaraan

Luas Kendaraan Mobil kereta api bus

Mobil 1,00 0,14 0,17

Kereta api 7,00 1,00 2,00

Bus 6,00 0,50 1,00

14,00 1,64 3,17

Tabel 8. Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif

Untuk Sub-kriteria Resiko Kejahatan

Resiko Kejahatan Mobil Kereta api Bus

Mobil 1,00 0,20 0,25

Kereta api 5,00 1,00 2,00

Bus 4,00 0,50 1,00

10,00 1,70 3,25

Tabel 9. Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif

Untuk Sub-kriteria Resiko Kecelakaan

Resiko Kecelakaan Mobil Kereta api Bus

Mobil 1,00 2,00 0,33

kereta api 0,50 1,00 0,25

Bus 3,00 4,00 1,00

4,50 7,00 1,58

Tabel 10. Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Untuk Sub-kriteria Cuaca

Cuaca Mobil Kereta api Bus

Mobil 1,00 3,00 5,00

kereta api 0,33 1,00 2,00

Bus 0,20 0,50 1,00

1,53 4,50 8,00

Tabel 11. Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Untuk Sub-kriteria AC

AC Mobil Kereta api Bus

Mobil 1,00 5,00 4,00

kereta api 0,20 1,00 0,50

Bus 0,25 2,00 1,00

1,45 8,00 5,50

Tabel 12. Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Untuk Sub-kriteria Lampu

Lampu Mobil Kereta api Bus

Mobil 1,00 3,00 4,00

kereta api 0,33 1,00 2,00

Bus 0,25 0,50 1,00

1,58 4,50 7,00

Tabel 13. Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Untuk Sub-kriteria Televisi

Televisi Mobil Kereta api Bus

Mobil 1,00 3,00 5,00

kereta api 0,33 1,00 3,00

Bus 0,20 0,33 1,00

1,53 4,33 9,00

Tabel 14. Perbandingan Berpasangan Alternatif dengan Kriteria

Kriteria Bobot Sub-kriteria Bobot Bobot

Sesungguhnya Mobil Kereta Api Bus

Biaya 0,035 - - 0,035 0,167 0,500 0,333

Kenyamanan 0,068

Bisa Istirahat 0,581 0,039 0,633 0,106 0,260

Kebersihan 0,309 0,021 0,734 0,167 0,100

Luas kendaraan 0,110 0,007 0,070 0,580 0,350

Kecepatan 0,503 - - 0,503 0,648 0,230 0,122

Keamanan 0,260

Resiko Kejahatan 0,360 0,094 0,098 0,568 0,334

Resiko Kecelakaan 0,512 0,133 0,239 0,137 0,623

Cuaca 0,128 0,033 0,648 0,230 0,122

Fasilitas 0,134

Pendingin Udara (AC) 0,581 0,078 0,681 0,118 0,201

Lampu Penerangan 0,309 0,042 0,623 0,239 0,137

Televisi 0,110 0,015 0,633 0,260 0,106

Alternative Weight Evaluation 0,523 0,247 0,229

Berdasarkan hasil perhitungan pada table 14, maka urutan alternatif yang terpilih adalah

mobil, kereta api, dan bus.

e. Uji konsistensi perbandingan berpasangan untuk kriteria

Eigen vector = total / 3

Eigen value = perkalian matriks / eigen vector

λmaks = total eigen vector / 3

CI = (λmaks – N) / (N – 1)

CR = CI / RI

RI didapatkan dengan melihat tabel random RC

Tabel 15. Uji Konsistensi Perbandingan Antar Kriteria

Kriteria Biaya Kenyamanan Kecepatan Keamanan Fasilitas Total Eigen

Vector

Matriks

Perbandingan

Kriteria x Eigen

Vector

Eigen

Value λ maks CI CR

Biaya 0,04 0,02 0,06 0,03 0,02 0,17 0,03 0,18 5,09

5,24 0,06 0,05

Kenyamanan 0,12 0,06

0,43

0,08 0,04 0,03 0,34 0,07 0,34 5,03

Kecepatan 0,36 0,56 0,64 0,52 2,51 0,50 2,74 5,46

Keamanan 0,28 0,31 0,19 0,21 0,31 1,30 0,26 1,41 5,43

Fasilitas 0,2 0,18 0,11 0,07 0,10 0,67 0,13 0,70 5,20

1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 5,00 1,00 5,37 26,21

Tabel 16. Uji Konsistensi Antar Sub-kriteria Kenyamanan

Kenyamanan

Bisa

Istirahat Kebersihan

Keluasan

kendaraan Total

Eigen

Vector

Matriks Perbandingan

Sub-kriteria

Kenyamanan x Eigen

Vector

Eigen

Value λ maks CI CR

Bisa Istirahat 0,59 0,60 0,56 1,74 0,58 1,75 3,01

3,004 0,002 0,003 Kebersihan 0,29 0,30 0,33 0,93 0,31 0,93 3,00

Keluasan

Kendaraan 0,12 0,10 0,11 0,33 0,11 0,33 3,00

1,00 1,00 1,00 3,00 1,00 3,00 9,01

Tabel 17. Uji konsistensi Antar Sub-kriteria Keamanan

Aman Resiko

Kejahatan

Resiko

Kecelakaan Cuaca Total Eigen Vector

Matriks Perbandingan Sub-

kriteria Aman x Eigen Vector

Eigen

Value

λ

maks CI CR

Resiko

Kejahatan 0,31 0,27 0,50 1,08 0,36 1,13 3,13

3,11 0,05 0,09 Resiko

Kecelakaan 0,62 0,55 0,38 1,54 0,51 1,62 3,16

Cuaca 0,08 0,18 0,13 0,38 0,13 0,39 3,04

1,00 1,00 1,00 3,00 1,00 3,13 9,33

Tabel 18. Uji Konsistensi Antar Sub-kriteria Fasilitas

Fasilitas AC Lampu Televisi Total Eigen

Vector

Matriks Perbandingan Sub-kriteria

Fasilitas x Eigen Vector

Eigen

Value λ maks CI CR

AC 0,59 0,60 0,56 1,74 0,58 1,75 3,01

3,0037 0,0018 0,0032 Lampu 0,29 0,30 0,33 0,93 0,31 0,93 3,00

Televisi 0,12 0,10 0,11 0,33 0,11 0,33 3,00

1,00 1,00 1,00 3,00 1,00 3,00 9,01

f. Uji konsistensi perbandingan berpasangan untuk alternatif

Eigen vector = total / 3

Eigen value = perkalian matriks / eigen vector

λmaks = total eigen vector / 3

CI = (λmaks – N) / (N – 1)

CR = CI / RI

Ri didapatkan dengan melihat tabel random RC

Tabel 19. Uji Konsistensi Biaya Untuk Alternatif

Biaya Mobil Kereta Api Bus Total Eigen Vector Matriks Perbandingan

Alternatif x Eigen Vector

Eigen

Value

λ

maks CI CR

Mobil 0,17 0,17 0,17 0,50 0,17 0,50 3,00

3,00 0,00 0,00 Kereta Api 0,50 0,50 0,50 1,50 0,50 1,50 3,00

Bus 0,33 0,33 0,33 1,00 0,33 1,00 3,00

1,00 1,00 1,00 3,00 1,00 3,00 9,00

Tabel 20. Uji Konsistensi Kenyamanan Untuk Alternatif

Kenyamanan Mobil Kereta Api Bus Total Eigen Vector Matriks Perbandingan

Alternatif x Eigen Vector

Eigen

Value λ maks CI CR

Mobil 0,74 0,79 0,64 2,17 0,72 2,27 3,14

3,07 0,03 0,06 Kereta Api 0,15 0,16 0,27 0,58 0,19 0,59 3,04

Bus 0,11 0,05 0,09 0,25 0,08 0,25 3,01

1,00 1,00 1,00 3,00 1,00 3,11 9,20

Tabel 21. Uji Konsistensi Sub-kriteria Bisa Istirahat Untuk Alternatif

Bisa

Istirahat Mobil Kereta Api Bus Total Eigen Vector

Matriks Perbandingan

Alternatif x Eigen Vector

Eigen

Value λ maks

CI CR

Mobil 0,65 0,56 0,69 1,90 0,63 1,95 3,07 3,039

0,019

0,033

Kereta api 0,13 0,11 0,08 0,32 0,11 0,32 3,01

Bus 0,22 0,33 0,23 0,78 0,26 0,79 3,03

1,00 1,00 1,00 3,00 1,00 3,06 9,12

Tabel 22. Uji Konsistensi Sub-kriteria Kebersihan Untuk Alternatif

Kebersihan Mobil Kereta Api Bus Total Eigen Vector Matriks Perbandingan

Alternatif x Eigen Vector

Eigen

Value λ maks CI CR

Mobil 0,73 0,77 0,70 2,20 0,73 2,26 3,09

3,08 0,04 0,06 Kereta api 0,15 0,15 0,20 0,50 0,17 0,51 3,08

Bus 0,12 0,08 0,10 0,30 0,10 0,31 3,06

1,00 1,00 1,00 3,00 1,00 3,08 9,23

Tabel 23. Uji Konsistensi Sub-kriteria Luas Kendaraan Untuk Alternatif

Luas

kendaraan Mobil Kereta Api Bus Total Eigen vector

Matriks Perbandingan

Alternatif x Eigen Vector

Eigen

value λ maks CI CR

Mobil 0,07 0,09 0,05 0,21 0,07 0,21 3,01

3,03 0,02 0,03 Kereta api 0,50 0,61 0,63 1,74 0,58 1,77 3,05

Bus 0,43 0,30 0,32 1,05 0,35 1,06 3,04

1,00 1,00 1,00 3,00 1,00 3,04 9,10

Tabel 24. Uji Konsistensi Kecepatan Untuk Alternatif

Kecepatan Mobil Kereta Api Bus Total Eigen

Vector

Matriks Perbandingan

Alternatif x Eigen Vector

Eigen

Value λ maks CI CR

Mobil 0,65 0,67 0,63 1,94 0,65 1,95 3,01

3,00 0,002 0,003 Kereta Api 0,22 0,22 0,25 0,69 0,23 0,69 3,00

Bus 0,13 0,11 0,13 0,37 0,12 0,37 3,00

1,00 1,00 1,00 3,00 1,00 3,01 9,01

Tabel 25. Uji Konsistensi Keamanan Untuk Alternatif

Keamanan Mobil Kereta Api Bus Total Eigen

Vector

Matriks Perbandingan

Alternatif x Eigen Vector

Eigen

Value λ maks CI CR

Mobil 0,63 0,67 0,57 1,87 0,62 1,89 3,03

3,02 0,01 0,02 Kereta Api 0,21 0,22 0,29 0,72 0,24 0,72 3,01

Bus 0,16 0,11 0,14 0,41 0,14 0,41 3,01

1,00 1,00 1,00 3,00 1,00 3,03 9,06

Tabel 26. Uji Konsistensi Sub-kriteria Resiko Kejahatan Untuk Alternatif

Resiko

Kejahatan Mobil Kereta api Bus Total

Eigen

Vector

Matriks Perbandingan

Alternatif x Eigen Vector

Eigen

Value λ maks CI CR

Mobil 0,10 0,12 0,08 0,29 0,10 0,30 3,01

3,02 0,01 0,02 Kereta api 0,50 0,59 0,62 1,70 0,57 1,73 3,04

Bus 0,40 0,29 0,31 1,00 0,33 1,01 3,03

1,00 1,00 1,00 3,00 1,00 3,03 9,07

Tabel 27. Uji Konsistensi Sub-kriteria Resiko Kecelakaan Untuk Alternatif

Resiko

Kecelakaan Mobil Kereta Api Bus Total

Eigen

Vector

Matriks Perbandingan

Alternatif x Eigen Vector

Eigen

Value λ maks CI CR

Mobil 0,22 0,29 0,21 0,72 0,24 0,72 3,01

3,02 0,01 0,02 Kereta api 0,11 0,14 0,16 0,41 0,14 0,41 3,01

Bus 0,67 0,57 0,63 1,87 0,62 1,89 3,03

1,00 1,00 1,00 3,00 1,00 3,03 9,06

Tabel 28. Uji Konsistensi Sub-kriteria Cuaca Untuk Alternatif

Cuaca Mobil Kereta

api Bus Total

Eigen

Vector

Matriks Perbandingan

Alternatif x Eigen Vector

Eigen

Value λ maks CI CR

Mobil 0,65 0,67 0,63 1,94 0,65 1,95 3,01

3,004 0,002 0,003 Kereta api 0,22 0,22 0,25 0,69 0,23 0,69 3,00

Bus 0,13 0,11 0,13 0,37 0,12 0,37 3,00

1,00 1,00 1,00 3,00 1,00 3,01 9,01

Tabel 29. Uji Konsistensi Kriteria Fasilitas Untuk Alternatif

Fasilitas Mobil Kereta Api Bus Total Eigen

Vector

Matriks Perbandingan

Alternatif x Eigen Vector

Eigen

Value λ maks CI CR

Mobil 0,65 0,50 0,71 1,86 0,62 1,95 3,16

3,09 0,04 0,07 Kereta Api 0,13 0,10 0,06 0,29 0,10 0,29 3,02

Bus 0,22 0,40 0,24 0,85 0,28 0,88 3,08

1,00 1,00 1,00 3,00 1,00 3,12 9,26

Tabel 30. Uji Konsistensi Sub-kriteria AC Untuk Alternatif

AC Mobil Kereta Api Bus Total Eigen

Vector

Matriks Perbandingan

Alternatif x Eigen Vector

Eigen

Value λ maks CI CR

Mobil 0,69 0,63 0,73 2,04 0,68 2,08 3,05

3,02 0,01 0,02 Kereta api 0,14 0,13 0,09 0,35 0,12 0,35 3,01

Bus 0,17 0,25 0,18 0,60 0,20 0,61 3,02

1,00 1,00 1,00 3,00 1,00 3,04 9,07

Tabel 31. Uji Konsistensi Sub-kriteria Lampu Untuk Alternatif

Lampu Mobil Kereta Api Bus Total Eigen

Vector

Matriks Perbandingan

Alternatif x Eigen Vector

Eigen

Value λ maks CI CR

Mobil 0,63 0,67 0,57 1,87 0,62 1,89 3,03

3,02 0,01 0,02 Kereta api 0,21 0,22 0,29 0,72 0,24 0,72 3,01

Bus 0,16 0,11 0,14 0,41 0,14 0,41 3,01

1,00 1,00 1,00 3,00 1,00 3,03 9,06

Tabel 32. Uji Konsistensi Sub-kriteria televisi Untuk Alternatif

Televisi Mobil Kereta Api Bus Total Eigen

Vector

Matriks Perbandingan

Alternatif x Eigen Vector

Eigen

Value λ maks CI CR

Mobil 0,65 0,69 0,56 1,90 0,63 1,95 3,07

3,04 0,02 0,03 Kereta api 0,22 0,23 0,33 0,78 0,26 0,79 3,03

Bus 0,13 0,08 0,11 0,32 0,11 0,32 3,01

1,00 1,00 1,00 3,00 1,00 3,06 9,12

PEMBAHASAN

Dalam pemilihan kriteria dan sub-kriteria pada studi kasus ini, kami memilih sebanyak lima

kriteria yang di mana tiga dari lima kriteria tersebut dijabarkan kembali menjadi sub-kriteria.

Pada sub bab perbandingan berpasangan hasil point a merupakan penjelasan kenapa memilih

kriteria yaitu biaya, kenyamanan, fasilitas, aman, dan waktu yang alternatifnya telah

ditentukan dalam studi kasus dalam memilih transportasi alternatif Presiden yang efektif

dalam melakukan perjalanan ke luar kota menggunakan yaitu mobil pribadi, kereta api, dan

bus.

Tiga dari kriteria tersebut (aman, kenyaman, dan fasilitas) mempunyai sub-kriteria.

Kriteria aman mempunyai sub-kriteria resiko kecelakaan, resiko kejahatan, dan cuaca

sebagaimana dengan penjelasan yang ada di sub bab pembahasan. Kriteria kenyamanan

mempunyai sub-kriteria luas kendaraan, kebersihan, dan kemampuan untuk bisa beristirahat.

Dan pada kriteria fasilitas mempunyai sub-kriteria Air Conditioner (AC), lampu penerangan,

dan televisi.

Setelah kita menentukan kriteria dan sub-kriteria adalah sesuai dengan tahapan dalam

AHP, kita membuat struktur hierarki AHP dalam studi kasus ini. Struktur hierarki AHP

dalam studi kasus ini dapat dilihat pada Gambar 2, yaitu struktur hierarki AHP dalam

pemilihan alat transportasi yang paling untuk Presiden untuk dalam perjalanan keluar kota.

Pada point c, perbandingan berpasangan antara kriteria dengan tujuan dalam Tabel 1 dalam

pemberian bobot kami memberikan bobot berdasarkan tingkat kepentingan dari masing-

masing kriteria. Sedangkan urutan jika dilihat dari tingkat kepentingan pada kriteria ini

adalah waktu, aman, fasilitas, kenyamanan, dan harga. Dalam tabel 2 memberikan bobot

paling tinggi pada sub-kriteria kemampuan untuk bisa istirahat diikuti sub-kriteria lainnya

yaitu kebersihan dan luasnya kendaraan. Dalam Tabel 3, menurut kami tingkat kepentingan

dalam sub-kriteria ini adalah resiko kecelakaan, resiko kecelakaan, dan cuaca. Dalam Tabel 4

kami memberikan bobot paling tinggi sampai yang paling rendah yaitu pada sub-kriteria Air

Conditioner (AC), lampu penerangan, dan televisi.

Pada perbandingan berpasangan antara alternatif dan kriteria Pada tabel 5 dan 6,

mobil dianggap lebih bisa digunakan untuk istirahat serta lebih bersih dibandingkan kereta

api dan bus karena sifatnya yang diguakan untuk pribadi. Pada tabel 7, jelas kereta api lebih

luas dibandingkan bus dan jau lebih luas dibandingkan mobil. Pada tabel 8 alternatif kereta

api dan bus memiliki resiko kejahatan lebih besar dibandingkan mobil karena jika berpergian

dengan kereta api dan bus akan memungkinkan bertemu dengan banyak orang yang mungkin

memiiki niat buruk. Pada tabel 9, kereta api menjadi alternatif paling kecil memiliki resiko

kecelakaan dibandingkan mobil dan bus karena mobil dan bus berada di jalur jalan raya yang

lebih beresiko terjadi kecelakaan, dibandingkan kereta api yang memiliki jalur sendiri. Pada

tabel 10, mobil lebih bisa melindungi dari gangguan cuaca dibandingkan kereta api dan bus.

Pada tabel 11 sampai 13 mobil lebih unggul dalam fasilitas ac, lampu dan televisi, alasannya

jelas karena kereta api merupakan kendaraan yang sifatnya digunakan pribadi, sedangkan

kereta api merupakan kendaraan umum yang biasanya tidak memiliki fasilitas yang cukup

lengkap.

Setelah menghitung semua perbandingan berpasangan seperti pada tabel 1 sampai

tabel 13, maka pengambilan keputusan didasarkan pada perhitungan perbandingan

berpasangan bobot antar alternatif terhadap kriteria (tabel 14). Mengacu pada perhitugan

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan kriteria biaya, kenyamanan, kecepatan,

keamanan, dan fasilitas serta sub-kriteria bisa istirahat, kebersihan, luas kendaraan, resiko

kejahatan, resiko kecelakaan, cuaca, ac, lampu, dan televisi, maka transportasi yang dipilih

Presiden adalah mobil. Untuk mengetahui tingkat konsistensi dari masing masing

perbandingan berpasangan, maka dilakukan uji konsistensi dengan menggunakan rumus yang

telah disebutkan di atas. Dimana apabila CR ≤ 0,1 maka data dapat dibenarkan. Berdasarkan

tabel 15 sampai dengan tabel 32 seluruh perbandingan berpasangan memiliki nilai CR ≤ 0,1

maka dapat dinyatakan bahwa seluruh data konsisten.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari studi kasus dalam memilih transportasi alternatif Presiden yang efektif

dalam melakukan perjalanan ke luar kota kriteria yang digunakan yaitu biaya, kenyamanan,

fasilitas, aman, dan waktu. Kriteria aman mempunyai sub-kriteria resiko kecelakaan, resiko

kejahatan, dan cuaca sebagaimana dengan penjelasan yang ada di sub bab pembahasan.

Kriteria kenyamanan mempunyai sub-kriteria luas kendaraan, kebersihan, dan kemampuan

untuk bisa beristirahat. Dan pada kriteria fasilitas mempunyai sub-kriteria Air Conditioner

(AC), lampu penerangan, dan televisi. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode

AHP ini kami dapat menganalisis bahwa alat transportasi yang paling efektif digunakan oleh

Presiden yaitu mobil pribadi. Dari hasil perhitungan rasio konsistensi dengan menggunakan

metode AHP, kami dapat menyimpulkan bahwa data yang kami gunakan semuanya konsisten

karena hasil dari rasio konsistensi kami semuanya ≤ 0,1.

Sebagai saran, sebaiknya diiperlukan pengembangan dalam pengambilan sampel yang

lebih merata, menambahkan pertimbangan-pertimbangan lain dalam memberikan penilaian

terhadap alternatif transportasi dan membangun struktur hierarki level serta membuat analisa

yang lebih baik lagi. Dalam melakukan penilaian terhadap perbandingan berpasangan harus

memperhatikan konsep-konsep AHP agar perbandingan berpasangan tersebut dapat

dilakukan lebih konsisten. Dalam memilih alat transportasi yang paling penting adalah

ketepatan waktu ketika melakukan perjalanan ke luar kota. Dalam studi kasus ini, kami

menentukan lima kriteria yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat disarankan untuk

kedepannya, dalam memilih alat transportasi dapat ditambahkan kriteria lainnya untuk

menghasilkan model yang baik dari metode AHP ini.

DAFTAR PUSTAKA

Teknomo, Kardi. 1999. “Penggunaan Metode AHP Dalam Menganalisa Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Pemilihan Moda ke Kampus”, Jurnal Teknik Sipil, Volume 1 Nomor

1. Universitas Kristen Petra, Jakarta.

Wicaksono, Sabdo. “Analisa Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda

Transportasi Penduduk Kerja di Kecamatan Sukmajaya Depok Menuju Tempat

Kerja Dengan Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process, Skripsi,

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas

Gunadarma, Jakarta.