pemetaan sebaran kebutuhan guru geografi...

126
PEMETAAN SEBARAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI SMA DI KOTA TANGERANG SELATAN PADA TAHUN 2019 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Nurjannah 11150150000119 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PEMETAAN SEBARAN KEBUTUHAN GURU

    GEOGRAFI SMA DI KOTA TANGERANG SELATAN

    PADA TAHUN 2019

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh:

    Nurjannah

    11150150000119

    PROGRAM STUDI

    PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

    HIDAYATULLAH JAKARTA

    2020

  • LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

    Skipsi berjudul “ (Pemetaan Sebaran Kebutuhan Guru Geografi SMA di Kota

    Tangerang Selatan Pada Tahun 2019)” oleh Nurjannah, NIM. 11150150000119,

    diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguran, Universitas Islam Negeri

    Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah

    pada tanggal 23 Juli 2020 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak

    memperoleh gelar Sarjana (S1) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan

    Sosial.

    Jakarta, 23 Juli 2020

    Panitia Ujian Munaqosah

    Tanggal Tanda Tangan

    Ketua Sidang (Ketua Jurusan T.IPS)

    Dr. Iwan Purwanto, M.Pd.

    NIP. 19730424 2008011 012

    10 8

    2020

    Sekretaris Sidang (Ketua Jurusan T.IPS)

    Andri Noor Ardiansyah, M.Si.

    NIP. 19840312 201503 1 002

    10 8

    2020

    Dosen Penguji I

    Dr. Iwan Purwanto, M.Pd

    NIP. 19730424 2008011 012

    10 8

    2020

    Dosen Penguji II

    Andri Noor Ardiansyah, M.Si.

    NIP. 19840312 201503 1 002

    10 8

    2020

  • LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

    PEMETAAN SEBARAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI SMA DI

    KOTA TANGERANG SELATAN PADA TAHUN 2019

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

    Pendidikan (S.Pd) Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial

    Disusun Oleh:

    Nurjannah

    NIM. 11150150000119

    Di bawah bimbingan:

    Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

    Dr. Sodikin, M.Si Neng Sri Nuraeni, M. Pd

    NIDN : 2022028704 NIDN : 2005058801

    JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2020

  • LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

    Skripsi berjudul Pemetaan Sebaran Kebutuhan Guru Geografi SMA di Kota

    Tangerang Selatan Pada Tahun 2019 disusun oleh Nurjannah, NIM

    11150150000119, Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan

    dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang

    munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

    Jakarta, 5 Februari 2020

    Yang mengetahui,

    Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

    Dr. Sodikin, M.Si Neng Sri Nuraeni, M. Pd

    NIDN : 2022028704 NIDN : 2005058801

  • LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI

    Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul

    “Pemetaan Sebaran Kebutuhan Guru Geografi SMA di Kota Tangerang

    Selatan Pada Tahun 2019 disusun oleh Nurjannah, NIM 11150150000119,

    Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah diuji kebenarannya

    oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 5 Februari 2020

    Jakarta, 5 Februari 2020

    Yang mengetahui,

    Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

    Dr. Sodikin, M.Si Neng SriNuraeni,M. Pd

    NIDN : 2022028704 NIDN : 2005058801

  • SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Nurjannah

    NIM : 11150150000119

    Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

    Alamat : Ds.Sungai Paku, Kec. Singingi Hilir, Kab. Kuantan

    Singingi. Prov. Riau

    MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

    Bahwa skripsi yang berjudul Pemetaan Sebaran Kebutuhan Guru Geografi SMA

    di Kota Tangerang Selatan Pada Tahun 2019 adalah benar hasil karya sendiri di

    bawah bimbingan dosen:

    Nama Pembimbing I : Dr. Sodikin, M.Si

    NIDN : 2022028704

    Nama Pembimbing II : Neng Sri Nuraeni, M.Pd

    NIDN : 2005058801

    Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

    menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

    sendiri.

    Jakarta, 5 Februari 2020

    Yang Menyatakan

    Nurjannah

  • i

    ABSTRAK

    Nurjannah (11150150000119), Pemetaan Sebaran Kebutuhan Guru

    Geografi SMA di Kota Tangerang Selatan 2019. Skripsi Jurusan

    Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial Program Studi Geografi Fakultas

    Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    Penelitan ini bertujuan mengambarkan sebaran kebutuhan guru

    geografi SMA di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2019 yang disajikan

    dalam bentuk peta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    deskriftif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,

    kuisioner, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yaitu perhitungan

    menggunakan rumus kebutuhan guru SMA dan persentase serta interpolasi

    menggunakan aplikasi QuantumGIS. Hasil dalam penelitian ini yaitu: (1)

    Berdasakan hasil penelitian, guru yang mengajar mata pelajaran geografi

    di SMA Kota Tangerang Selatan sebanyak 24 guru. Diantaranya 22 guru

    yang sesuai dengan kualifikasi pendidikan geografi atau sebanyak 92%,

    sedangkan jumlah guru geografi yang tidak sesuai dengan latar belakang

    sebanyak 2 orang atau 8% (2) Berdasarkan rumus perhitungan kebutuhan

    guru di Kota Tangerang Selatan belum tercukupi dikarenakan ketersediaan

    guru yang sesuai dengan kualifikasi hanya sebanyak 22 sedangkan

    kebutuhan guru sebanyak 23 orang (3) Berdasarkan peta sebaran guru

    geografi SMA di Kota Tangerang Selatan belum merata karena terdapat 2

    sekolah yang mengalami kelebihan jam mengajar dan tidak sesuainya

    kebutuhan dengan ketersediaan yang ada.

    Kata Kunci: Kebutuhan guru geografi, Latar belakang pendidikan,

    Sebaran

  • ii

    ABSTRACT

    Nurjannah (11150150000119), Distribution Mapping Geography

    Teacher Needs School in South Tangerang, 2019. Thesis Department

    of Education Science Education Social Studies and Geography Faculty

    Teaching Tarbiyah Syarif Hidayatullah State Islamic University

    Jakarta.

    This research aims to portray the distribution needs of high school

    geography teacher in South Tangerang City in 2019 were presented in map

    form. The method used in this research is descriptive quantitative. The

    data collection is done by observation, questionnaires, interviews and

    documentation. The data analysis is the calculation using the formula

    needs high school teacher and the percentage and interpolation using

    QuantumGIS applications. The results in this study are: (1) Based on the

    calculation formula needs a geography teacher in South Tangerang excess

    due to the availability of teachers, amounting to 24 people while the

    teacher needs only 22 people (2) Match background Rear education high

    school teacher of teachers of geography in accordance with the

    background of S1 geography education teachers as much as 22 or 92%.

    whereas, geography teacher numbers that do not match the background as

    much as 2 people or 8% (3) Based on the distribution map high school

    geography teacher in South Tangerang City uneven. because terdapat 2

    geography teacher who does not have the educational background of

    geography, and there are two schools that do not fit the required amount of

    geography subject teachers at the school with the teacher needs standard.

    Keywords: Needs geography teacher, education background,

    Distribution Needs Teacher

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr.Wb

    Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wata‟ala pencipta alam

    semesta. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah

    Shalallahu‟alaihi wasallam yang telah menyampaikan agama yang sempura

    kepada umat manusia. Dengan izin Allah Subhanahu wata‟ala penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini dengan judul” Pemetaan Sebaran Kebutuhan Guru

    Geografi SMA di Kota Tangerang Selatan 2019”

    Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat yang diterapkan

    dalam rangka mengakhiri studi pada jenjang Strata Satu (S1) Fakultas Ilmu

    Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Selanjutnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

    kesempurnaan sebuah karya ilmiah, sebab itu penulis mengharapkan kritik atau

    saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Selelsainya skripsi ini tidak

    lepas dari bantuan banyak pihak. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan

    hati dan penuh rasa hormat penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan

    yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah mendukung atau

    memberikan bantuan moril atau materil baik langsung maupun tidak langsung

    dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, penulis sampaikan kepada:

    1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullaah Jakarta, yaitu Ibu Prof.

    Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, M.A.

    2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universita Islam Negeri

    SyarifHidayatullah Jakarta, yaitu ibu Dr. Sururin, M.Ag.

    3. Ketua Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Islam

    Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd.

    4. Sekretaris Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas

    Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu Bapak Andri Noor

    Ardiansyah, M.Si.

    5. Anissa Windarti, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah

    memberikan nasehat dan dukungan kepada penulis

  • iv

    6. Dr. Sodikin, S,Pd, M.Si dan Neng Sri Nuraeni, M.Pd yang telah bersedia

    meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi arahan serta nasehat

    kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

    7. Seluruh Dosen Pendidikan IPS yang selama ini selalu dengan sabar

    memberikan pengetahuan kepada penulis selama penulis mengambil

    studi di Jurusan Pendidikan IPS

    8. Kedua orang tua penulis yaitu H. Syahrel dan Hj. Mimi Mariani yang yang

    telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan selalu mendoakan

    penulis tiada henti dan selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam

    menjalani studi

    9. Segenap Keluarga Marel yang senantiasa memberi penulis dukungan, baik

    secara materi dan non materi.

    10. Sahabat-sahabat yang telah menemani penulis dalam suka duka dan memberi

    perhatian semangat selama di perantauan diantaranya, Imas, Auliya, Anis,

    Fida, Heni, Sasa, Elysa dan Rahma

    11. Seluruh teman-teman Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan

    2012 khususnya konsentraasi geografi yang selalu memberikan semangat

    serta keceriaan yang mengisi hari-hari penulis selama berkuliah di UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta

    Terimakasih atas do‟a, bantuan dan semangat yang sangat berharga, Penulis

    tidak dapat membalas kebaikan semua pihak terlibat, semoga Allah SWT

    membalas kebaikannya. Aamiin. Aamiin Ya Robbal „alamiin. Penulis juga

    menyadari bahwa masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan dalam

    penyusunan skripsi ini sehingga dengan segala kerendahan hati maka saran dan

    kritik yang bersifat membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan.

    Wassalamualaikum Wr.Wb

    Jakarta, 2020

    Penulis

    Nurjannah

  • v

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

    LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

    ABSTRAK……………………………...………………………………………....i

    ABSTRACT……...………………..……...…………………………………….....ii

    KATA PENGANTAR ………………….....…………..………..…………….…iii

    DAFTAR IS…..……………...………….….……………………………….........v

    DAFTAR TABEL ……………………...….………………………………..….vii

    DAFTAR GAMBAR …………………..…………………………………........viii

    DAFTAR LAMPIRAN……………………………...…………………………...ix

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1

    B. Identifikasi Masalah ........................................................................................................ 7

    C. Pembatasan Masalah ....................................................................................................... 8

    D. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 8

    E. Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 8

    F. Manfaat Penelitian ........................................................................................................... 8

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 10

    A. Deskripsi Teorits ........................................................................................................... 10

    1. Peta dan Pemetaan .................................................................................................... 10

    2. Guru Geografi ............................................................................................................ 20

    3. Kulifikasi Guru Geografi ....................................................................................... 23

    4. Kebutuhan Guru ...................................................................................................... 24

    5. Sebaran Guru ............................................................................................................. 33

    B. Penelitian Relevan ......................................................................................................... 34

    C. Kerangka Berpikir ......................................................................................................... 35

  • vi

    BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 38

    A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................................... 38

    B. Metode Penelitian.......................................................................................................... 39

    C. Populasi dan Sampel .................................................................................................... 40

    D. Bahan dan Alat ............................................................................................................... 40

    E. Sumber Data ................................................................................................................... 43

    F. Variabel Penelitian ........................................................................................................ 43

    G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................................... 44

    H. Instrumen Penelitian ..................................................................................................... 46

    I. Teknik Analisis Data Penelitian ................................................................................ 47

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 50

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................................ 50

    1. Kondisi Fisik Lokasi Penelitian ............................................................................ 50

    2. Kondisi Sosial Lokasi Penelitian.......................................................................... 56

    3. Deskripsi Responden ............................................................................................... 60

    B. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................................... 63

    1. Hasil Obesrvasi Lokasi Sekolah ......................................................................... 63

    2. Hasil Wawancara .................................................................................................... 64

    3. Hasil Analisis Data Angket .................................................................................. 65

    4. Hasil Kebutuhan Guru Geografi ......................................................................... 69

    5. Hasil Pemetaan Sebaran Guru Goegrafi ........................................................... 72

    D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................................... 73

    E. Keterbatasan Penelitian ............................................................................................... 75

    BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 81

    A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 81

    B. Implikasi .......................................................................................................................... 82

    C. Saran ................................................................................................................................. 82

    DAFTAR PUSTAKA

  • vii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. 1 Jumlah SMA Negeri dan Guru Geografi di Kota Tangerang Selatan..... 5

    Tabel 2. 1 Penelitian Relevan................................................................................. 34

    Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian................................................................................... 39

    Tabel 3. 2 Hasil Ploting .......................................................................................... 46

    Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara ........................................................... 46

    Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Instrumen Kusioner ............................................................... 46

    Tabel 4. 1 Jumlah dan Luas Kecamatan di Kota Tangerang Selatan ..................... 51

    Tabel 4. 2 Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara Menurut Bulan di Kota

    Tangerang Selatan 2016 ................................................................. 52

    Tabel 4. 3 Tinggi dan Presentase Topografi di Kota Tangerang Selatan ............... 54

    Tabel 4. 4 Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara Menurut Bulan di Kota

    Tangerang Selatan 2016 ........................................................................ 56

    Tabel 4. 5 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.................................... 60

    Tabel 4. 6 Karakteristik Responden Menurut Umur .............................................. 61

    Tabel 4. 7 Karakteristik Responden Menurut Lama Mengajar .............................. 62

    Tabel 4. 8 Titik Koordinat SMA Negeri di Kota Tangerang Selatan .................... 63

    Tabel 4. 9 Data Kebutuhan Guru geografi di SMA Kota Tangerang Selatan

    2019……… ........................................................................................... 64

    Tabel 4. 10 Kualifikasi Pendidikan guru geografi ................................................. 65

    Tabel 4. 11 Kompetensi keilmuan guru geografi lulusan PTN .............................. 66

    Tabel 4. 12 Pentingnya Kegiatan Pencinta Alam untuk Calon Guru Geografi ..... 66

    Tabel 4. 13 Keikutsertaan Guru Geografi dalam Kegiatan Seminar ..................... 67

    Tabel 4. 14 Keikutsertaan Guru Geografi dalam Karya ilmiah ............................. 67

    Tabel 4. 15 Menerapkan Pembelajaran Geografi dengan Fenomena-Fenomena

    Aktual .................................................................................................. 68

    Tabel 4. 16 Keikutsertaan dalam Kegiatan Kebersihan Lingkungan. .................... 68

    Tabel 4. 17 Keikutsertaan dalam Komunitas Studi Guru Geografi ....................... 69

    Tabel 4. 18 Partisipasi dalam Kegiatan Sosialisasi ................................................ 69

    Tabel 4. 19 Hasil Rekapitulasi Kebutuhan Guru Geografi di Kota Tangerang

    Selatan pada Tahun 2019 .................................................................... 70

  • viii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2. 1 Kerangka Berfikir .............................................................................. 37

    Gambar 3. 1 Peta Lokasi Penelitian Kota Tangerang Selatan ............................... 38

    Gambar 3. 2 Alur Analisis Interpolasi ................................................................... 49

    Gambar 4. 1 Grafik Curah Hujan Menurut Stasiun Klimatologi Pondok Betung

    Kota Tangerang Selatan Tahun 2016 ............................................... 52

    Gambar 4. 2 Piramida Penduduk Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Umur dan

    Jenis Kelamin Tahun 2016 57

    Gambar 4. 3 Grafik Jumlah Penduduk Kota Tangerang Selatan berdasarkan

    Pekerjaan Pada 2016 ........................................................................ 58

    Gambar 4. 4 Diagram Jumlah Penduduk Kota Tangerang Selatan Berdasarkan

    Agama 2016 ..................................................................................... 60

    Gambar 4. 5 Peta Sebaran Kebutuhan Guru Geografi SMA di Kota Tangerang

    Selatan .............................................................................................. 72

  • ix

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    LAMPIRAN 1 PEDOMAN OBSERVASI

    LAMPIRAN 2 LEMBAR WAWANCARA KEBUTUHAN GURU

    LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN

    LAMPIRAN 4 HITUNGAN KEBUTUHAN GURU

    LAMPIRAN 5 DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN

    LAMPIRAN 6 SURAT- SURAT PENELITIAN

    LAMPIRAN 7 BIODATA PENULIS

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia

    untuk mendapatkan sebuah hasil berupa pemikiran yang lebih

    bermartabat. Dengan melaksanakan suatu proses belajar, pendidikan dapat

    dijadikan sebagai tolak ukur kemajuan suatu negara. Pendidikan sangat

    dibutuhkan untuk memberikan sumbangsih dalam persaingan di era global

    yang semakin canggih. Dengan pendidikan juga bisa membuat pemikiran

    manusia lebih modern untuk mengembangkan kemampuan, pemikiran,

    kecerdasan, pola sikap dan tingkah laku, yang merupakan bekal untuk

    memajukan peradaban suatu negara. Dalam al-Qur‟an surah Al-

    Mujadalah / 58: 11) Allah SWT berfirman:1

    ْوُشُزوا َفاْوُشُزوا ِقيَل اَيا َأُيَها اَّلِذيَه آَمُىىا ِإَذا ِقيَل َّلُكْم َتَفَّسُحىا ِفي اّْلَمَجاِّلِس َفاْفَّسُحىا َيْفَّسِح اّلّلُه َّلُكْم ۖ َوِإَذا

    َيْزَفِع اّلّلُه اَّلِذيَه آَمُىىا ِمْىُكْم َواَّلِذيَه ُأوُتىا اّْلِعّْلَم َدَرَجاٍت ۚ َواّلّلُه ِبَما َتْعَمّلىَن َخِبيٌز

    Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:

    "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya

    Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:

    "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan

    meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-

    orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah

    Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

    Dari ayat diatas ditegaskan bahwa betapa pentingnya ilmu

    pengetahuan dalam Al-Qur‟an. Ilmu pengetahuan bisa didapatkan dalam

    dunia pendidikan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya pendidikan

    merupakan salah satu unsur utama dalam memajukan suatu negara.

    Mamajukan sebuah negara dengan pendidikan harus memperhatikan

    1 Surah Al-qur‟an Al-Mujadilah(58:11)

    http://www.indoquran.web.id/quran/viewAyat/5115 diakses pada Pukul 10.24 WIB tanggal 06

    April 2019

    http://www.indoquran.web.id/quran/viewAyat/5115

  • berbagai hal yang menjadi pendorong kemajuan pendidikan tersebut.

    Dalam dunia kependidikan di Indonesia terdapat unsur-unsur penting

    yakni; peserta didik, pendidik, interaksi edukatif, tujuan pendidikan,

    materi pendidikan, alat atau media dan metode serta lingkungan

    pendidikan. Unsur-unsur pendidikan inilah yang kemudian akan

    menetukan keterlaksanaan proses pelaksanaan pendidikan di Indonesia.

    Dalam proses pelaksanaan kependidikan di Indonesia, kita mengalami

    masalah-masalah penting terkait dengan pendataan beberapa elemen

    penting dalam dunia kependidikan.

    Pendidikan dapat diperoleh melalui jalur non formal dan formal.

    Seperti halnya di sekolah yang merupakan jalur formal bagi peserta didik

    untuk mendapatkan pendidikan, melalui kegiatan belajar mengajar yang

    dilakukan antara guru dengan peserta didik ataupun aktivitas lainnya yang

    dikenal dengan istilah pembelajaran. Sedangkan untuk pendidikan non

    formal dapat diperoleh melalui les, kursus dan proses pembelajaran lain

    yang tidak terikat oleh sebuah instansi. Setiap proses pembelajaran, hal

    yang utama untuk menentukan proses perkembangan siswa tidak lepas

    oleh peran seorang guru.

    Pemerintah sudah memperjelas pengertian guru dalam Undang-

    Undang Guru dan Dosen dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Republik

    Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen dinyatakan

    bahwa yang dimaksud dengan guru adalah pendidik profesional dengan

    tugas utama pendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

    menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini

    jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.2

    Salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan dan pemerataan

    pendidikan adalah dengan menyediakan guru yang berkualitas dan

    professional. Sebab guru merupakan salah satu komponen yang

    mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan mutu

    pendidikan. Hampir seluruh kegiatan yang dikelola selalu berkaitan

    2 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat (1)

    2

  • dengan tenaga guru. Kegiatan pokok sekolah tidak akan berjalan lancar

    bila tidak didukung oleh tenaga guru yang berkualitas.

    Guru juga diharapkan tidak hanya memiliki kualifikasi akademik,

    namun juga harus memiliki kompetensi yang memenuhi persyaratan. Oleh

    karena itu untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang baik maka guru

    harus memiliki kemampuan dasar mengajar yang sesuai dengan latar

    belakang pendidikan. Maka banyak hal yang harus diperhatikan terutama

    oleh instansi terkait yang mengurusi penempatan guru seperti pemerintah

    daerah maupun dinas pendidikan, yaitu mengenai sebaran guru. Sebaran

    guru di sini adalah merata atau tidak meratanya sebaran guru khususnya

    guru geografi pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Merata dalam

    hal ini, bahwa kesesuaian jumlah guru terhadap jumlah siswa, jumlah

    kelas dan jumlah jam mata pelajaran per minggu, sehingga tidak terdapat

    kelebihan atau pun kekurangan jumlah guru di suatu sekolah, dan

    kebutuhan akan guru terpenuhi sehingga pembelajaran dapat berjalan

    dengan optimal.

    Pembelajaran yang optimal salah satunya juga ditentukan oleh guru

    yang professional. Maksud dari guru yang professional di sini adalah guru

    diharapkan memiliki kemampuan dasar mengajar sesuai dengan latar

    belakang pendidikan. Seperti yang ditegaskan pada pasal 29 PP RI Nomor

    19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional yang berbunyi

    pendidik pada pendidikan dasar dan menengah masing-masing memiliki :

    1) Kualifikasi akademik minimal S1 atau D4

    2) Latar Belakang pendidikan tinggi yang sesuai dengan mata pelajaran

    yang diajarkan,

    3) Sertifikasi profesi guru dengan jenis dan tingkat sekolah tempat

    kerjanya, dan dalam melaksanakan tugas, guru memiliki kewajiban

    untuk melaksanakan wajib mengajar 24 (dua puluh empat) jam tatap

    muka.3

    3 Undang-undang Republik Indonesia pasal 29 PP RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang

    Standar Pendidikan Nasional

    3

  • Berdasarkan penjelasan diatas guru mata pelajaran seperti

    geografi haruslah memiliki relevansi dengan latar belakang pendidikannya

    yang seharusnya juga geografi. Guru merupakan faktor utama dalam

    rangka menentukan efektif tidaknya proses belajar mengajar. Oleh karena

    itu dibutuhkan perencanaan yang baik tentang persebaran guru pada setiap

    instansi pendidikan. Lebih khusus jumlah kebutuhan guru secara umum

    maupun setiap bidang studi dan setiap sebaran guru secara merata per

    daerah, persekolah dan bidang studi tertentu. Karena dengan jumlah guru

    yang berkualitas dan diikuti dengan persebaran yang merata maka

    peningkatan mutu pendidikan dapat tercapai dengan baik.

    Hal penting yang harus mendapatkan perhatian serius bagi Dinas

    Pendidikan diberbagai daerah, adalah dengan memperhatikan sebaran guru

    mengajar, untuk disesuaikan dengan kualifikasi bidang studi yang

    diajarkan di setiap sekolah. Dengan sebaran guru yang sesuai pada setiap

    daerah dapat membuat kegiatan belajar mengajar dapat terjalin dengan

    baik. hal ini penting, karena pada setiap tempat pendidikan di sekolah

    untuk SMA khususnya di wilayah Kota Tangerang Selatan persebaran

    kebutuhan guru masih belum merata. Dengan tidak meratanya kebutuhan

    guru khususnya guru mata pelajaran geografi dapat mengganggu dan

    menjadikan optimalnya dalam penyampaian materi pelajaran siswa.

    Salah satu faktor yang sangat penting dalam upaya pembangunan

    pendidikan di Indonesia adalah ketersediaan guru yang memadai, baik

    secara kuantitas maupun kualitas. Ketersediaan guru, yang memadai

    dihadapkan pada dua masalah pokok, yakni pemenuhan kebutuhan tenaga

    guru yang belum sesuai dengan kebutuhan daerah dan peningkatan

    kualitas profesional yang belum memenuhi standar minimal. Seperti yang

    disajikan pada Tabel 1.1.4

    4 Sumber: Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintahan Kota Tangerang

    Selatan 2018

    4

  • Tabel 1. 1 Jumlah SMA Negeri dan Guru Geografi di Kota

    Tangerang Selatan

    No Nama Sekolah Alamat Guru

    Geografi

    1 SMA Negeri 1 Ciputat 2

    2 SMA Negeri 2 Setu 2

    3 SMA Negeri 3 Pamulang 1

    4 SMA Negeri 4 Ciputat Timur 2

    5 SMA Negeri 5 Pondok Aren 2

    6 SMA Negeri 6 Pamulang 3

    7 SMA Negeri 7 Serpong Utara 2

    8 SMA Negeri 8 Ciputat Timur 2

    9 SMA Negeri 9 Ciputat 2

    10 SMA Negeri 10 Ciputat 1

    11 SMA Negeri 11 Ciputat 2

    12 SMA Negeri 12 Serpong 2

    Jumlah 24

    Dari data Tabel 1.1 tersebut terlihat bahwa jumlah guru pada

    setiap sekolah bervariasi atau berbeda-beda dan belum diketahui

    kebutuhan guru di Kota Tanggerang Selatan sudah terpenuhi atau belum,

    karena dari data tersebut hanya melihatkan jumlah ketersediaan guru di

    setiap sekolah.

    Menurut Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan ada

    banyak guru dan tenaga pendidikan yang belum memenuhi kualifikasi

    hingga sertifikasi di periode 2015-Semester I-2017. Laporan ini

    didapatkan oleh BPK setelah melakukan pemeriksaan kepada Kementerian

    Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan 63 Pemerintah Daerah

    yang terdiri dari 22 Pemerintah Provinsi, 36 Pemerintah Kabupaten dan 5

    Pemerintah Kota. Ketua BPK Moemahardi Soerja Djananegara

    mengatakan, dari pemeriksaan ini ada 5 poin yang diperiksa oleh

    5

  • pihaknya. Kualifikasi, sertifikasi, kesejahteraan dan data base serta

    distribusi. "Dari kualifikasi ada banyak guru dan kepala sekolah tahun

    2016 yang belum memenuhi kualifikasi S1 dan D4. Ada sebanyak 211.208

    orang S1 dan 5.684 orang D4," Untuk sertifikasi, ada sebanyak 1.596.968

    orang guru dan kepala sekolah yang belum bersertifikasi pendidik. Adapun

    guru belum bersertifikat pendidik linier dengan mata pelajaran ampu

    sebanyak 13.819 dan kepala sekolah belum bersertifikat sebanyak

    167.718. Lalu untuk kesejahteraan, masih ada banyak guru yang sudah

    memiliki kualifikasi dan sertifikasi yang belum sepenuhnya tepat waktu,

    tepat jumlah dan tepat penerima. Juga Pemerintah daerah belum

    sepenuhnya meningkatkan kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan.

    Selanjutnya untuk database, masih banyak Data Pokok Kependidikan

    (Dapodik) yang tidak update dan tidak akurat. Kemudian Distribusi, ada

    banyak analisis kebutuhan jumlah guru dan tenaga kependidikan belum

    tersedia dan kompetensi guru, kepala sekolah, pengawas yang belum

    merata

    Hal ini juga pernah diteliti oleh Gusti Bina Sari dalam skripsinya

    yang berjudul “Pemetaan Sebaran dan Kebutuhan Guru Geografi Sekolah

    Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung Tahun

    2014. Hasil dalam penelitian ini yaitu: (1) Peta Sebaran guru geografi

    SMA per wilayah Kecamatan di Kabupaten Pringsewu, bahwa di

    Kabupaten Pringsewu sebaran guru geografi masih belum merata di

    beberapa wilayah Kecamatan, seperti Kecamatan Gadingrejo, Kecamatan

    Pringsewu, Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Pagelaran. (2) Faktor

    yang memengaruhi sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu

    yaitu SK (Surat Keterangan) kepegawaian dari Pemerintah,

    keterjangkauan (aksesibilitas) dan jarak tempuh serta adanya lowongan

    pekerjaan sebagai guru geografi pada saat itu (3) Relevansi latar belakang

    pendidikan guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu memiliki

    presentase yaitu 85,18% relevan (sesuai) dan 14,81% tidak relevan (tidak

    sesuai) (4) Kebutuhan guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu, ada

    6

  • kesenjangan antara jumlah guru yang ada dengan jumlah kebutuhan yang

    harus dipenuhi, walaupun jumlahnya tidakah jauh berbeda dari jumlah

    yang ada yaitu 27 orang guru geografi dan kebutuhan yang harus dipenuhi

    28 orang guru, ini dikarenkan sebaran guru yang belum merata pada

    beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Pringsewu.

    Di Kota Tangerang Selatan belum adanya penelitian terkait

    kesesuaian guru geografi SMA di Kota Tangerang Selatan Pada Tahun

    2019 berdasarkan kualifikasi guru geografi dilihat dari latar belakang

    pendidikannya. Kemudian untuk pemetaan lokasi SMA Negeri yang ada di

    Kota Tangerang Selatan saat ini belum dipetakan secara konvensional

    ataupun digital serta belum adanya data yang menyajikan informasi ditiap-

    tiap SMA. Peta dapat digunakan untuk mengetahui berbagai informasi

    yang termuat di dalam peta tersebut, misalnya persebaran guru. Peta dapat

    digunakan untuk melihat bagaimana persebaran guru geografi yang ada di

    Kota Tangerang Selatan dan dapat dilihat bagaimana pola penyebaran guru

    tersebut, apakah pola penyebaran guru tersebut merata atau tidak.

    Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas yang menjadikan

    dasar untuk melakukan penelitian tentang pemetaan sebaran kebutuhan

    guru geografi SMA. Dengan melakukan pemetaan diharapkan dapat

    diketahui dan dapat mengkaji pola sebaran guru SMA di wilayah Kota

    Tangerang Selatan, maka menjadi perhatian untuk melakukan penelitian

    tentang “Pemetaan Sebaran Kebutuhan Guru Geografi SMA di wilayah

    Kota Tangerang Selatan Pada Tahun 2019”.

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa

    identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut:

    1) Belum adanya peta sebaran kebutuhan guru geografi di wilayah Kota

    Tangerang Selatan Pada Tahun 2019

    2) Belum adanya penelitian terkait kesesuaian kualifikasi guru geografi

    SMA di Kota Tangerang Selatan Pada Tahun 2019 berdasarkan latar

    belakang pendidikannya.

    7

  • 3) Belum diketahui pola sebaran guru geografi di SMA Kota Tangerang

    Selatan Pada Tahun 2019

    C. Pembatasan Masalah

    Mengingat keterbatasan waktu, cakupan dan aktifitas, penelitian

    ini membatasi masalah hanya terfokus pada peta sebaran kebutuhan guru

    geografi di wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun Pada Tahun 2019

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan Identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah

    dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Pemetaan Sebaran Kebutuhan

    Guru Geografi Pada setiap SMA di Kota Tangerang Selatan Pada Tahun

    2019?

    E. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang ingin

    dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi tentang

    persebaran kebutuhan guru geografi di setiap SMA di Kota Tangerang

    Selatan Pada Tahun 2019

    F. Manfaat Penelitian

    Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka

    penelitian in diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidian baik secara

    langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini ada 2

    yaitu secara teoritis dan praktis sebagai berikut:

    1) Manfaat Teoritis, dari penelitian ini dapat berguna menjadi referensi

    dan memberikan wawasan keilmuan bagi peneliti dan memberikan

    sumbangan konsep-konsep baru yang berkenan dengan dengan dunia

    pendidikan

    2) Manfaat Praktis, yakni diharapkan dapat berguna baik secara langsung

    maupun tidak langsung dalam praktek kehidupan sehari-hari.

    a) Bagi Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, penelitan ini

    berguna untuk dijadikan bahan informasi dan pertimbangan

    mengenai kebutuhan guru geografi sehingga tidak terdapat

    8

  • sekolah yang mengaami kekurangan atau kelebihan guru geografi

    di setiap sekolah SMA Negeri di wilayah Tangerang Selatan

    b) Masyarakat, penelitian ini diharapkan memberi informasi tentang

    kualitas dan kuantitas guru yang mengajar di sekolah.

    c) Guru, penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang

    sebaran guru berdasarkan kualifikasi guru.

    d) Sekolah, penelitian ini dapat menjadikan acuan untuk

    perbandingan kualitas guru antar sekolah.

    e) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi

    peneliti yang akan meneliti masalah-masalah lain yang relevaan

    dan memberikan sumbangan bagi ilmu pendidikan.

    9

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Deskripsi Teorits

    1. Peta dan Pemetaan

    a. Pengertian Peta

    Peta merupakan gambaran atau lukisan seluruh atau

    sebagian gambaran dari permukaan bumi yang digambarkan pada

    bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu

    dan dijelaskaan dalam bentuk simbol dan dibuat mengikuti ukuran

    sama luas, sama bentuk, sama jarak dan sama arah.

    Secara umum peta didefenisikan sebagai gambaran dari

    unsur-unsur alam manapun buatan manusia yang berada diatas

    maupun dibawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu

    bidang datar dengan skala tertentu1. Beberapa ahli mendefinisikan

    peta dari berbagai sudut pandang. Meskipun definisi yang

    dijabarkan berbeda, pada dasarnya peta memilki arti yang sama.

    Menurut Internasional Cartographic Association (ICA)

    peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur kenampakan

    abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya

    dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, pada

    umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan

    diperkecil/diskala.2

    b. Fungsi Peta

    Fungsi peta menurut Aryono Prihandito diantaranya adalah:

    1) Menunjukkan posisi atau lokasi relatif ( letak suatu tempat

    dalam huungannya dengan tempat lain di permukaan bumi)

    2) Memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daerah

    dan jarak-jarak diatas permukaan bumi)

    1 Peraturan Pemerintah (PP) tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk Penataaan Ruang

    Wilayah No.10 Tahun 2002 2 Nur Fitriana Sari, Ensiklopedia Geografi Peta, ( Klaten, Cempaka Putih 2018) hlm, 3

    10

  • 3) Memperlihatkan bentuk (misalnya bentuk dari benua-benua,

    negara, gunung dan lain-lainnya), sehingga dimensinya dapat

    terlihat dalam peta

    4) Mengumpulkan dan menyeleksi data-data dari suatu tempat

    dan menyajikannya dalam suatu peta3.

    c. Klasifikasi Peta

    Menurut Indarto, klasifikasi peta dikategorikan dalam 3

    golongan, yaitu:

    1) Penggolongan peta menurut isi:

    Secara umum peta digolongkan berdasarkan isi menjadi 2

    yaitu peta umum dan tematik:

    a) Peta Umum

    Pada jenis peta ini menggambarkankenampakan secara

    umum, baik karakteristik alam maupun karakteristik buatan

    manusia. Contoh peta umum adalah peta topografi, peta

    dunia, peta negara.

    b) Peta Tematik

    Peta tematik merupakan peta yang menonjulkan tema

    tertentu, sehingga hanya memberikan gambaran

    kenampakan atau objek yang sifatnya tertentu di permukaan

    bumi. Biasanya untuk membuat peta tematik diperlukan

    peta dasar yang berasal dari peta umum dan data-data yang

    mendukung kegiatan tersebut. Data tersebut dapat berupa

    data primer dan data sekunder.

    2) Penggolongan peta menurut skala:

    a) Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala

    lebih dari 1:5.000

    b) Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala lebih

    dari 1: 75.000

    3 K. Endro Sariyono dan M. Nursa‟ban, Kartografi Dasar (Jogjakarta, Jurdik Geografi –

    Fise UNY 2010) hlm. 4

    11

  • c) Peta skala sedang adalah peta peta yang mempunyai skala

    antara 1: 75.000 - 1:1.000.000

    d) Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala lebih

    kecil dari

    1: 1.000.000

    3) Penggolongan peta menurut penggunaannya

    a) Peta pendidikan

    b) Peta ilmu pengetahuan

    c) Peta informasi umum

    d) Peta turis

    e) Peta navigasi

    f) Peta aplikasi teknik dan perencanaan.

    d. Pengertian Pemetaan

    Pemetaan merupakan suatu proses pengukuran, perhitungan

    dan penggambaran dengan menggunakan cara atau metode tertentu

    sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta

    yang berbentuk data spasial vector maupun raster, pemetaan juga

    dapat diartikan sebagai proses pembuatan peta.4 Tujuan utama

    pemetaan adalah untuk menyediakan deskripsi dari suatu fenomena

    geografi, informasi spasial dan non-spasial, informasi tentang jenis

    fitur (titik, garis, polygon).

    Dalam buku “Desain dan Komposisi Peta Tematik”

    karangan Juhadi dan Dewi Liesioner, disebutkan bahwa tahapan

    pembuatan peta secara sistematis yang dianjurkan adalah: 5

    1) Menetukan daerah dan tema peta yang akan dibuat

    2) Mencari dan mengumpulkan data

    3) Menentukan data yang akan digunakan

    4 Pemetaan Situasi, Modul 5 Universitas Indonesia hlm.5 dari

    https://www.ecademia.edu/27442736/pemetaan_Situasi_Modul_5_ diakses pada Tanggal 06 Mei

    2019Pukul 10.14 WIB 5 Ensiklopedia Pramuka Penggalang https://books.google.co.id diakses pada tanggal 06 Mei

    2019

    Pukul 10.24 WIB

    12

    https://www.ecademia.edu/27442736/pemetaan_Situasi_Modul_5_https://books.google.co.id/

  • 4) Mendesain symbol data dan symbol peta

    5) Membuat peta dasar

    6) Mendesain komposisi(lay out) unsur peta dan kertas

    7) Pencetakan peta

    8) Lettering dan pemberian symbol

    9) Reviewing

    10) Editing

    11) Finishing

    Menurut Hidayat proses pembuatan peta harus mengikuti

    pedoman dan prosedur tertentu agar dapat dihasilakan peta yang

    baik, benar, serta memilki unsur seni dan keindahan. Secara umum

    pembuatan peta meliputi beberapa tahapan dari pencarian dan

    pengumpulan data hingga sebuah peta dapat digunakan. Proses

    pemetaan tersebut harus dilakukan dengan urut dan runtun, karena

    tidak dilakukan dengan urut dan runtun, tidak akan diperoleh peta

    yang baik dan benar. Proses atau tahapan-tahapan pemetaan ada 4

    yaitu:

    1. Tahap pencarian dan pengumpulan data

    Ada beberapa cara dalam mencari dan mengumpulkan data,

    yaitu:

    a) Secara Langsung

    Cara pencarian data secara langsung dapat melalui

    metode konvesional yaitu meninjau secara langsung ke

    lapangan dimana daerah tersebut akan dijadikan objek dari

    peta yang dibuat. Cara ini disebut dengan teristris. Dengan

    cara ini dilakukan pengukuran medan menggunakan thedolit,

    GPS, dan alat lainyang diperlukan serta pengamatan

    informasi ataupun wawancara dengan penduduk setempat

    secara langsung sehingga didapat data yang nantinya akan

    diolah.

    13

  • Dapat pula dilakukan secara fotogrameti, yaitu dengan

    metode foto udara yang dilakukan dengan memotret

    kenampakan alam dari atas denganbantuan pesawat dengan

    jalur khusus menurut bidang objek. Atau dapat pula

    menggunakan citra dari satelit serta cara-cara lain yang dapat

    digunakan.

    b) Secara tak langsung

    Melalui cara ini tentu saja tidak usah repot-repot

    meninjau langsung ke lapangan melainkan kita hanya

    mencari data dari peta atau data-data yang sudah ada

    sebelumnya. Data yang diperoleh dari pencarian data secara

    tak langsung ini disebut data sekunder, sedangkan peta yang

    digunakan sebagai dasar pembuatan peta disebut sebagai peta

    dasar.

    2. Tahap pengolahan data

    Data yang telah dikumpulkan merupakan data spasial

    yang tersebar dalam keruangan. Data yang telah

    diperolehtersebut kemudian dikelompokkan misalnya data

    kualitatif dan data kuantitatif, kemudian data kuantitatif

    dilakukan penghitungan yang lebih rinci. Langkah selanjutnya

    yaitu pemberiansimbol atau simbolisasi terhadap data-data

    yang ada.

    Dalam tahapan ini akan udah dengan menggunakan

    komputer karena data yang masuk akan langsungdiolah oleh

    software atau aplikasi tertentu sehingga data tersebut akan

    langsung jadi dan siap untuk disajikan.

    3. Tahap penyajian dan penggambaran data

    Tahap ini merupakan tahap pembuatan peta dari data

    yang telah diolah dan dilukiskan pada media. Dalam tahap ini

    dapat digunakan cara manual dengan menggunakan alat-alat

    yang fungsional, namun cara ini sangat

    14

  • membutuhkanperhitungan dan ketelitian yang tinggi agar

    didapat hasil yang baik.

    Akan lebih baik jika digunakan teknik digital melalui

    komputer, penggambaran peta dapat menggunakan aplikasi-

    aplikasi pembuatan peta yang mendukung, misalnya, ARC

    View, ARC Info, AutoCAD Map, QuantumGIS dan software

    yang lainnya. Setelah peta telah tergambar dalam komputer,

    kemudian data yang telah disimbolisasi dalam bentuk digital

    dimasukkan dalam peta yang telah di gambar pada komputer,

    pemberian informasi yang kemudian proses printing atau

    pencetakan peta.

    4. Tahap penggunaan data.

    Tahap ini sangatlah penting dalam pembuatan peta,

    karena dalam tahap ini menentukan baik atau tidaknya sebuah

    peta. Dalam tahap ini pembuat peta diuji apakah petanya dapat

    dimengerti oleh pengguna atau malah susah dalam memaknai.

    Peta yang baik tentunya peta yang dapat dengan mudah

    dimengerti dan dicerna maksud peta oleh pengguna. Selain

    itu, pengguna dapat memberikan respon misalnya tanggapan,

    kritikan, dan saran agar peta tersebut dapat disimpurnakan

    sehingga terjadi timbal balik antara pembuat peta ( map maker)

    dengan pengguna peta ( map user).

    e. Sistem Informasi Geografi

    1) Pengertian Sistem Informasi Geografi

    Pemetaan saat ini menggunakan sistem informasi

    geografi. Menurut Aronaff, Sistem Informasi Geografi (SIG)

    adalah sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan

    dalam menangani data bererferensi geografi, meliputi

    teknikpemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan

    pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data serta

    keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir SIG dapat

    15

  • dijadikan acuan pengambilan keputusan pada masalah yang

    berhubungan dengan geografi.

    Perkembangan SIG dari waktu ke waktu memunculkan

    definisi-definisi baru tentang SIG. Pada tahun 1980-an, para

    pakar mendefinisikan SIG sebagai sistem pengelolaan data

    keruangan. Calkin dan Tomlinson mengartikan SIG sebagai

    sistem komputerisasi data yang penting.

    Burrough menggambarkan SIG sebagai sistem berbasis

    komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan,

    mengelola, menganalisis dan mengaktifkankembali data yang

    mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan

    berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Chrisman

    mendefinisikan SIG sebagai sistem yang terdiri atas perangkat

    keras, perangkat lunak, data, manusia (brainware), serta

    organisasi dan lembaga untuk mengumpulkan, menyimpan,

    menganalisis, danmenyebarkan informasi –informasi mengenai

    daerah-derah dipermukaan bumi.

    Menurut Eddy Prahasta bahwa “SIG merupakan sejenis

    perangkat lunak, perangkat keras (manusia, prosedur, basis

    data dan fasilitas jaringan komunikasi) yang dapat digunakan

    untuk menfasilitasi proses pemasukan, penyimpanan,

    manipulasi, menampilkan dan keluaran data/informasi

    geografis berikut atribut-atribut terkait”.6

    Menurut Andree Ekadinata bahwa SIG adalah “sebuah

    sistem atau teknologi berbasis komputer yang dibangun

    dengan tujuan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah

    dan menganalisa, serta menyajikan data dan informasi dari

    6 Sistem Informasi Geografi dari https://www.academia.edu/ 11300741/BAB

    _II_LADASAN_TEORI_-_Sistem_informasi_Geografi_Persebaran_BTS_pada_PT_XL_Axiata

    diakses pada Rabu, 17 Juli 2019 Pukul 08..59 WIB

    16

    https://www.academia.edu/%2011300741/BAB%20_II_LADASAN_TEORI_-_Sistem_informasi_Geografi_Persebaran_BTS_pada_PT_XL_Axiatahttps://www.academia.edu/%2011300741/BAB%20_II_LADASAN_TEORI_-_Sistem_informasi_Geografi_Persebaran_BTS_pada_PT_XL_Axiata

  • suatu objek atau fenomena yang berkaitan dengan letak atau

    keberadaannya di permukaan bumi”.7

    Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan para ahli

    dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Geografi (SIG)

    adalah sebuah sistem informasi yang digunakan untuk

    memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah,

    menganalisis, dan menghasilkan data berferensi geografi atau

    data geospasial.

    Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka SIG

    dapat berfungsi sebagai bank data terpadu, yaitu dapat

    memandu data spasial dan non spasial dalam suatu basis data

    terpadu. Sistem modelling dan analisa dapat digunakan sebagai

    sarana evaluasi potensi wilayah dan perencanaan spasial.

    Sistem pengelolaan yang bereferensi geografis, berguna untuk

    mengelola operasional dan administrasi lokasi geografis. SIG

    juga berguna sebagai sistem pemetaan komputasi yang dapat

    menyajikan suatu peta yang sesuai dengan kebutuhan.

    SIG dapat digunakan untuk investigasi ilmiah,

    pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan,

    kartografi dan perencanaan rute. Misalnya dalam kasus ini SIG

    yang dirancang dapat membantu menampilkan informasi

    lokasi akurat pada persebaran kebutuhan guru geografi di

    Kota Tangerang Selatan pada tahun 2019. Selain itu dapat

    menampilakan informasi seperti peta jumlah kebutuhan guru.

    Pada sistem informasi geografi ini menggunakan aplikasi

    QuantumGis.

    2) Sejarah Singkat Sistem Informasi Geografi

    Awal dikenalnya Sistem Informasi Geografi (SIG)

    tidak lepas dari adanya kemajuan dalam bidang teknologi

    7 Andree Ekadinata, Sonya Dewi dkk, Sistem Informasi Geografi Untuk Penginderaan Jauh

    menggunakan ILWIS Open Soure (Bogor World Agroforestry Centre, 2008) hlm. 123

    17

  • terutama komputer. Selama perang kedua pemprosesan data

    mengalami kemajuan yang pesat terutama untuk memenuhi

    kebutuhan militer dalam memprediksi trayektor balistik. Pada

    awal tahun 1960-an perkembangan dalam ilmu komputer

    semakin pesat dan siap digunakan untuk bidang lain di luar

    militer. Para ahli metereorologi, geologi, dan geofisika mulai

    menggunakan komputer dalam pempuatan peta.

    Tahun 1963 di kanada muncul CGIS(Canadian

    Geogrphic Information system), dan selanjutnya menjadi SIG

    pertama di dunia . dua tahun kemudian di Amerika Serikat

    beroperasi sistem serupa bernama MIDAS yang berguna untuk

    memproses data-data sumber daya alam.

    3) Komponen- komponen Sistem Informasi Geografi

    Komponen-komponen pendukung SIG terdiri dari lima

    komponen yang bekerja secara terintregrasi yaitu:8

    a) Perangkat Keras ( Hardware)

    Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat

    fisik yang merupakan bagian dari sistem komputer yang

    mendukung analisis geografi dan pemetaan. Perangkat

    keras SIG memiliki kemampuan untuk menyajikan citra

    dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta

    mendukung operasi basis data dengan volume yang besar

    secara tepat. Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa

    bagian untuk menginput data, mengolah data, mencetak

    hasil proses. Berikut ini pembagian berdasarkan proses:

    Input data: mouse, digitizer, scanner

    Olah data: harddisk, processor, RAM, VGA Card

    Output data: Plotter, printer, screening

    8 Sistem Informasi Geografi https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem _informasi_geografis di

    askses pada Rabu, 17 Juli 2019 Pukul 11.59 WIB

    18

  • b) Perangkat Lunak (software)

    Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses

    menyimpan, menganalisa, memvisualkan data-data baik

    data spasial maupun non-spasial. Perangkat lunak yang

    harus terdapat dalam komponen software SIG adalah:

    Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG

    Data Base Management System (DBMS)

    Alat untuk menganalisa data-data

    Alat untuk menampilkan data dan hasil analisa

    c) Data

    Pada prinsipnya terdapat dua jenis data untuk

    mendukung SIG yaitu :

    1) Data Spasial

    Data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah

    yang terdapat di permukaan bumi. Umumnya

    direpresentasikan berupa grafik, peta, gambar dengan

    format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y

    (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki

    nilai tertentu.

    2) Data Non Spasial (Atribut)

    Data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana

    tabel tersebut berisi informasi- informasi yang dimiliki

    oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk

    data tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial

    yang ada.

    d) Manusia

    Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena

    manusia adalah perencana dan pengguna dari SIG.

    Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem

    informasi lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang

    mendesain dan mengelola sistem, sampai pada pengguna

    19

  • yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaannya

    sehari-hari.

    e) Metode

    Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda

    untuk setiap permasalahan. SIG yang baik tergantung pada

    aspek desain dan aspek realnya.

    2. Guru Geografi

    a. Pengertian Guru Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik

    Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen

    dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan guru adalah pendidik

    profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

    mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

    pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

    dasar, dan pendidikan menengah.9 Dari pengertian tersebut, tersirat

    bahwa seorang guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan

    yang sangat strategis dalam pembangunan nasional khususnya di

    bidang pendidikan.

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia guru diartikan

    sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya)

    mengajar.10

    Pengertian guru menurut KBBI di atas, masih sangat

    umum dan belum bisa menggambarkan sosok guru yang

    sebenarnya, sehingga untuk memperjelas gambaran tentang

    seorang guru diperlukan definisi-definisi lain menurut para ahli.

    Banyak para ahli tokoh pendidikan yang memberikan rambu-

    rambu tentang guru. Guru sebagai penentu masa depan tidak boleh

    asal saja. Guru harus mampu memahami hakikat dirinya dalam

    mengemban amanah suci untuk mencerdaskan anak bangsa, untuk

    itu ada beberapa pendapat tokoh tentang hakikat seorang guru.

    9 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 (1)

    10 Guru KBBI dari https://kbbi.web.id/guru diakses pada tanggal 21 Mei 2018 pukul 17.06

    WIB

    20

    https://kbbi.web.id/guru

  • Menurut Mulyasa, pengertian guru adalah seseorang yang

    memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen

    pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta mampu mewujudkan

    tujuan pendidikan nasional. Drs. M. Uzer Usman mengemukakan

    guru adalah setiap orang yang berwenang dan bertugas dalam

    dunia pendidikan dan pengajaran lembaga pendidikan formal.

    Guru adalah pemeran utama dalam proses pembelajaran,

    yang membentuk sumberdaya manusia yang berkualitas dan

    pribadi yang berpengaruh besar dalam proses pembelajaran. Oleh

    karena itu, guru harus bisa membawa peserta didik ke tujuan yang

    ingin dicapai serta guru harus memiliki wawasan luas dan

    wibawa.11

    Ki Hajar Dewantara, bapak Pendidikan Indonesia memiliki

    semboyan yang senantiasa melekat pada diri seorang guru.

    Semboyan ini ada pada symbol pendidikan. Semboyan itu

    berbunyi, ʻ ʻ Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa,

    tut wuri handayani”. Menurut Sardiman, guru merupakan salah

    satu Komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang

    ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia

    yang potensial di bidang pembangunan.12

    Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa seorang

    guru dengan segala keilmuannya mampu mengembangan potensi

    dari setiap anak didiknya. Guru dituntut untuk peka dan tanggap

    terhadap perubahan-perubahan, pembaharuan,serta ilmu

    pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang sejalan dengan

    tuntutan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman.

    11

    Faulana Sundari, Peran Guru Sebagai Pembelajaran dalam Memotivasi Peserta Didik

    Usia SD Prosiding Diskusi Panel Pendidikan “Menjadi Guru Pembelajaran” Keluarga Alumni

    Universitas Indraprasta PGRI Jakarta,8 April 2017 dari

    http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/repository/article/viewFile/1665/1287 diakses pada

    Tanggal 22 Mei 2018 pukul 12.06 WIB 12

    Sadirman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali, 2007 hlm.

    123

    21

    http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/repository/article/viewFile/1665/1287

  • b. Pengertian Geografi

    Kata geografi berasal dari geo(s) dan graphein. Geo(s)

    artinya bumi, graphein artinya menggambarkan, mendeskripsikan

    ataupun ataupun mencitrakan. Ungkapan itu pertama kali disitir

    oleh Eratosthenes yang mengemukakan kata “geografika”. Jadi

    kata geographika dalam bahasa Yunani, berarti lukisan tentang

    bumi atau tulisan tentang bumi. Secara harfiah Geografi adalah

    ilmu yang menggambarkan tentang bumi. Istilah geografi juga

    dikenal dalam berbagai bahasa, seperti kata geography berasal dari

    bahasa Inggris, geographie (Prancis) diegeograpie / dieerdkunde

    (Jerman), geografie / aardijkskune(Belanda) dan kata geographike

    (Yunani).13

    Pengertian bumi dalam geografi tersebut, tidak hanya

    berkenaan dengan fisik alamiah saja, melainkan juga meliputi

    segala gejala dan prosesnya. Oleh karena itu, dalam hal gejala dan

    proses kehidupan melibatkan kehidupan tumbuh-tumbuhan,

    binatang dan manusia sebagai penghuni bumi tersebut.

    Menurut Bintarto ilmu pengetahuan yang mencitrakan,

    menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisis gejala-gejala alam, dan

    penduduk, juga mempelajari unsur bumi dalam ruang dan waktu.

    Disini menjelaskan bahwa geografi tidak hanya memepelajari alam

    dan gejalanya saja, akan tetapi geografi juga mempelajari manusia

    serta semua bebudayaanya.14

    Menurut Nikmah, Guru geografi adalah guru yang

    mengampu mata pelajaran geografi. Tugas guru geografi adalah

    memberikan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang ada

    dalam mata pelajaran geografi, sehingga dapat membentuk siswa

    yang mampu mengembangkan darma baktinya untuk menjalin

    kerja sama dan mengurangi konflik, sehingga siswa dapat

    13

    Hendro Murtianto,Modul Belajar Geografi Universitas Pendidikan Indonesia 2008 14

    Sapto Wasono dan Agus Bustanul, Mini Book Master Geografi& Sosiologi (PT.

    WahyuMedia Jakarta Selatan 2012) hlm. 4

    22

  • bertindak secara sosial, spasial, dan ekologis serta bertanggung

    jawab, sebagai bekal hidupnya di masyarakat. 15

    Kompetensi yang dimiliki guru geografi sama dengan

    kompetensi guru lainnya, namun terdapat beberapa kompetensi

    khusus. Daldjoeni mengemukakan lima kemampuan yang harus

    dimiliki oleh guru georgafi, sehingga dapat dibedakan dengan guru

    lainnya. Kelima kompetensi tersebut merupakan syarat untuk

    menjadi guru geografi yang ideal, yaitu:

    1) Mempunyai perhatian yang cukup banyak kepada

    permasalahan kemanusiaan

    2) Mempunyai kemampuan untuk menemukan sendiri faktor-

    faktor lokatif, polapola regional dan relasi keruangan yang

    terkandung oleh, ataupun tersembunyi di belakang gejala

    sosial.

    3) Mampu dan menyenangi kegiatan observasi secara mandiri di

    lapangan.

    4) Memiliki kemampuan mensintesakan data yang berasal dari

    berbagai sumber.

    5) Mampu membedakan serta memisahkan kausalitas yang

    sungguh, dari hal-hal yang sifatnya kebetulan belaka.

    3. Kulifikasi Guru Geografi

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi kualifikasi

    adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau

    menduduki jabatan tertentu.16

    Dalam definisi lain kualifikasi diartikan

    sebagai hal-hal yang dipersyaratkan baik secara akademis dan teknis

    untuk mengisi jenjang kerja tertentu. Jadi kualifikasi mendorong

    seseorang untuk memilki suatu keahlian atau kecakapan khusus.

    15

    Skripsi Universitas Negeri Semarang Kompetensi Profesional Guru Geografi yang Sudah

    Sertifikasi pada SMA Negeri di Kabupaten Wonogiri Tahun 2015/2016 16

    Kualifikasi KBBI dari https://kbbi.web.id/kualifikasi.html diakses Pada Pukul 08.24 WIB Tanggal 07 Juli 2019

    23

    https://kbbi.web.id/kualifikasi.html

  • Dalam dunia pendidikan, kualifikasi dimengerti sebagai keahlian atau

    kecakapan khusus dalam bidang pendidikan, administrasi pendidikan

    dan seterusnya.

    Kualifikasi guru adalah Keahlian yang diperlukan untuk

    melakukan pekerjaan guru melalui pendidikan khusus keahlian. Guru

    yang qualified adalah guru yang memenuhi kualifikasi pendidikan

    yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dalam

    Undang-undang Pasal 29 PP RI NO 19 Tahun 2005 menyatakan

    bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi

    sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, serta memilki

    kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

    Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang

    harus dimiliki guru sebelum melaksanakan tugas sebagai pendidik

    professional dan sebagai persyaratan dalam Dalam Undang-undang

    Pasal 29 PP RI NO 19 Tahun 2005 tersebut, Meliputi:

    1) Kualifikasi akademik minimal S1 atau D4

    2) Latar belakang pendidikan tinggi yang sesuai dengan mata

    pelajaran yang diajarkan.

    3) Sertifikasi profesi guru dengan jenis dan tingkat sekolah tempat

    kerjanya, dalam melaksanakan tugas, guru memilki kewajiban

    untuk melaksanakan wajib mengajar 24 jam tatap muka.17

    Dari penjabaran tersebut dapat diartikan kualifikasi guru

    geografi adalah kualifikasi akademik Pendidik/ guru yang memiliki

    latarbelakang minimum D-IV atau S1, memilki latar belakang

    Pendidikan Geografi serta sertifikat profesi guru geografi.

    4. Kebutuhan Guru

    a. Pengertian Kebutuhan Guru Poerwadarminta mengemukakan bahwa “kebutuhan

    berasal dari butuh yaitu: (1) Barang apa yang diperlukan, hajat,

    keperluan, (2) Perlu akan atau memerlukan”. Selanjutnya menurut

    17

    Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Dosen Pasal 29 (4)

    24

  • 25

    pidarta mengungkapkan bahwa “ kebutuhan adalah merupakan

    kesenjangan antara apa yang ada sekarang dan bagaimana hal itu

    seharusnya’. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

    kebutuhan adalah merupakan kesenjangan antara apa yang ada

    sekarang dengan seharusnya diperlukan.

    Gaffar mengemukakan bahwa “kebutuhan akan tenaga guru

    (teacher demand) adalah tuntutan pemakai jasa profesional guru

    untuk memberikan pelayanan pendidikan terhadap anak didik pada

    lembaga pendidikan pemakai jasa guru itu.”18

    Pasal 24 UUD Guru dan Dosen No 14 Th 2005,

    mewajibkan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan guru.

    Pemenuhan kebutuhan guru harus merata untuk menjamin

    keberlangsungan satuan pendidikan yang meliputi :

    1) Dalam jumlah

    2) Kualifikasi akademik

    3) Kompetensi

    Sehubungan dengan penelitian ini, yang dimaksud dengan

    kebutuhan guru adalah kebutuhan akan tenaga guru atau tenaga

    pendidikan yaitu tuntutan pemakai jasa profesional guru untuk

    memberikan pelayanan pendidikan terhadap anak didik pada

    lembaga pendidikan. Untuk mengetahui kebutuhan guru geografi

    pada setiap SMAN di wilayah Kota Tangerang Selatan, dilakukan

    analisis berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus setelah

    memperoleh data beberapa komponen dari hasil kuesioner atau

    angket. Sehingga kebutuhan guru Geografi pada setiap SMA di

    wilayah Kota Tangerang Selatan dapat diketahui secara jelas.

    Adapun rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:

    KG =

    18

    Laporan Penelitian PNBP, Proyeksi Ketersediaan, Kebutuhan dan Distribusi Guru

    Sekolah Menengah Pertama di Kota Batu Universitas Negeri Malang.

  • Keterangan:

    KG = Kebutuhan Guru

    JK = Jumlah Kelas

    JBP = Jumlah Jam Mengajar Per Minggu

    JMG = Jumlah Maksimal Wajib Mengajar Guru Per Minggu

    (Biro Perencanaan Depdikbud, 1987. Perencanaan Akan

    Kebutuhan Guru. Sekjen Depdikbud. Jakarta).

    b. Persyaratan Guru

    Di dalam Bab IV Pasal 8 Undang-undang Republik

    Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen,

    disebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik,

    kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta

    memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan

    Nasional. 19

    Terkait dengan hal di atas, terdapat beberapa persyaratan

    untuk menjadi guru. Adapun persyaratan menjadi guru menurut

    Roestiyah N. K yaitu sebagai berikut:20

    1) Persyaratan fisik, yaitu kesehatan jasmani, maksudnya seorang

    calon guru harus berbadan, tidak berpenyakit menular, dan

    tidak memiliki cacat tubuh yang dapat mengganggu kelancaran

    tugasnya mengajar di muka kelas

    2) Persyaratan psikis, yaitu tidak mengalami gangguan penyakit

    jiwa atau penyakit syaraf, yang tidak memungkinkan

    menunaikan tugasnya dengan baik, selain itu juga diharapkan

    memiliki bakat dan minat keguruan.

    3) Persyaratan moral, yaitu sifat susila dan budi pekerti luhur,

    maksudnya calon guru dan pendidikan adalah mereka yang

    sanggup berbuat suatu kebajikan, serta bertingkah laku yang

    dapat dijadikan teladan bagi masyarakat.

    19

    Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 8 tentang guru dan

    dosen Bagian Kesatu ( Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi) 20

    Roestiyah. N.K, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2012, Cet. 8, hlm 76

    26

  • 4) Persyaratan intelektual dan akademis, yaitu yang mengenai

    pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari

    lembaga pendidikan guru yang memberikan bekal untuk

    memberikan tugas pendidikan formal di sekolah.

    5) Persyaratan kualifikasi akademik adalah keahlian atau

    kecakapan khusus dalam bidang pendidikan baik sebagai

    pengajar pelajaran, administrasi pendidikan dan seterusnya

    yang diperoleh dari proses pendidikan dapat diartikan sebagai

    tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang

    pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat

    keahlian yang relevan.

    6) Persyaratan kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan,

    keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,

    dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan

    tugas keprofesionalan.

    7) Persyaratan sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan

    untuk meningkatkan kompetensi profesional. Oleh karena itu,

    sertifikasi guru merupakan keniscayaan masa depan untuk

    meningkatkan kualitas dan martabat guru, menjawab arus

    globalisasi dan menyiasati sistem desentralisasi.

    Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa

    tidak semua orang dapat menjadi seorang guru, karena selain

    dibutuhkan kecerdasan intelektual, seorang guru juga harus

    memiliki kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Selain

    itu, tugas seorang guru adalah menciptakan sumber daya manusia

    yang berkualitas dan semakin bertanggung jawab dalam

    melaksanakan tugas keprofesionalannya.

    1) Kompetensi Guru

    Istilah kompetensi memiliki banyak makna. Terdapat

    beberapa definisi tentang pengertian kompetensi yaitu:

    27

  • a) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan

    bahwa kompetensi adalah kewenangan(kekuasaan) untuk

    menentukan (memutuskan sesuatu)21

    b) Dalam UU RI No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

    disebutkan bahwa kompetensi adalah seperangkat

    pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus

    dimiliki, dihayati, dikuasai oleh guru atau dosen dalam

    melaksanakan tugas keprofesionalan22

    c) Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd. berpendapat bahwa

    kompetensi adalah perpaduan dari penguasaan

    pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang

    direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak

    dalam melaksanakan tugas/pekerjaannya

    d) Menurut Agus Dharma, kompetensi guru adalah

    kemampuan atau kecakapan yang diperlihatkan seseorang

    ketika melakukan sesuatu. Kompetensi dapat diletakkan

    dalam suatu kontinum yang beranjak dari sangat tidak

    berkompeten pada satu ujung sampai dengan sangat

    berkompeten pada ujung yang lain.23

    Menurut Gordon sebagaimana yang dikutip oleh E.

    Mulyasa, bahwa ada enam aspek atau ranah yang terkandung

    dalam konsep kompetensi, yaitu sebagai berikut :24

    1) Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang

    kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara

    melakukan identifikasi kebutuhan , dan bagaimana

    21

    Kompetensi dalam KBBI dari http://Kbbi.web.id/kompetensi.html di akses pada Tanggal 02 April 2019 Pukul 15.07 WIB

    22 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2005 Tentang Guru dan

    Dosen(10) 23

    Jurnal Penelitian Dwija Utama, Forum Komunikasi Guru Pengawas Surakarta(

    Surakarta, 2008) hlm. 32

    https://books.google.co.id/books diakses pada Pukul 16.07 WIB Tanggal 02 April 2019 24

    E. Mulyasa . Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru(Bandung: Remaja Rosdakarya,

    2007. Hlm. 38

    28

    http://kbbi.web.id/kompetensi.htmlhttps://books.google.co.id/books

  • melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai

    dengan kebutuhannya.

    2) Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif

    dan afektif yang dimiliki oleh individu, misalnya seorang

    guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus

    memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan

    kondisi peserta didik.

    3) Kemampuan (skill), adalah sesuatu yang dimiliki oleh

    individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang

    dibebankan kepadanya, misalnya kemampuan guru

    dalam memilih dan membuat alat peraga sederhana

    untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta

    didik.

    4) Nilai (value), adalah suatu standar perilaku yang telah

    diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri

    seseorang, misalnya standar perilaku guru dalam

    pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan

    lain-lain)

    5) Sikap (attitude) yaitu perasaan (senang, tak senang, suka,

    tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang

    datang dari luar, reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan

    terhadap kenaikan gaji, dan lain-lain.

    6) Minat (interest), adalah kecenderungan seseorang untuk

    melakukan suatu perbuatan, misalnya minat untuk

    melakukan sesuatu atau untuk mempelajari sesuatu.

    Dari keenam aspek yang terkandung dalam konsep

    kompetensi di atas, jika ditelaah secara mendalam mencakup

    empat bidang kompetensi yang pokok bagi seorang guru

    yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

    kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Keempat

    29

  • jenis kompetensi tersebut harus sepenuhnya dikuasai oleh

    guru25

    a) Kompetensi Pedagogik

    Berdasarkan Undang-Undang No. 19 tahun 2005

    tentang Guru dan Dosen Pasal 28 ayat (3) butir a

    dijelaskan bahwa kompetensi pedagogik merupakan

    kemampuan seorang guru dalam mengelola proses

    pembelajaran yang berhubungan dengan peserta didik,

    meliputi pemahaman wawasan atau landasan

    kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik,

    pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan

    pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik

    dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran,

    evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik

    untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

    dimilikinya.26

    Berdasarkan definisi diatas, dapat dirumuskan

    bahwa professional adalah orang yang memegang suatu

    jabatan atau pekerjaan yang mana pekerjaan tertsebut

    menunutut adanya sbidang ilmu, keterampilan, keahlian,

    dan kemampuan tertentu diluar jangkauan khalayak

    ramai (tidak setiap orang dapat melakukannya) dan

    memerlukan pendidikan dan pelatihan dalam waktu yang

    panjang.

    Kompetensi professional guru adalah

    kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan

    atau menjalankan profesi keguruannya, yang mana

    pekerjaan/ jabatan guru tertsebut menunutut adanya

    bidang ilmu, keterampilan, keahlian, dan kemampuan

    25

    Ibid, hlm.40 26

    Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan Kompetensi Guru Pasal 28 butir a

    30

  • tertentu di luar jangkauan khalayak ramai (tidak setiap

    orang dapat melakukannya) dan memerlukan pendidikan

    dan pelatihan dalam waktu yang panjang. Atau dengan

    kata lain kompetensi professional guru adalah orang

    yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam

    bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas

    dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan

    maksimal.

    b) Kompetensi Kepribadian

    Dalam Standart Nasional Pendidikan, penjelasan

    pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang

    dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah

    kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,

    dewasa , arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi

    peserta didik, dan berakhlak mulia..27

    Kompetensi kepribadian yaitu merupakan

    kemampuan kepribadian yang meliputi: (1). Bertindak

    sesuai dengan norma agama, sosial dan kebudayaan

    nasional Indonesia. (2). Menampilkan diri sebagai

    pribadi yang jujur dan berakhlak mulia dan teladan

    terhadap peserta didik dan masyarakat. (3).

    Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif dan

    bijaksana. (4). Menunjukkan etos kerja dan tanggung

    jawab yang tinggi, rasabangga menjadi guru dan percaya

    diri. (5). Menjunjung tinggi kode etik profesi guru

    c) Kompetensi Profesional

    Profesional dalam Kamus Besar Bahasa

    Indonesia disebutkan, bahwa profesional adalah

    bersangkutan dengan profesi memerlukan kepandaian

    27

    Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan

    Kompetensi Guru Pasal 28 butir b.

    31

  • khusus untuk menjalankannya Dalam Standar Nasional

    Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir c

    dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi

    profesional adalah kemampuan penguasaan materi

    pembelajaran secara luas dan mendalam yang

    memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi

    standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam Standart

    Nasional Pendidikan.28

    Kompetensi profesional juga dapat berarti

    kewenangan dan kemampuan guru dalam menjalankan

    profesinya. Adapun yang termasuk komponen

    kompetensi professional antara lain: (a) Menguasai

    materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

    mendukung mata pelajaran yang diampu. (b) Menguasai

    StandarKompetenasi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

    mata pelajaran yang diampu. (c) Mengembangkan

    keprofesionalan secara berkelanjutan denganmelakukan

    tindakan reflektif. (d) Memanfaatkan teknologi informasi

    dengan baik

    d) Kompetensi Sosial

    Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan

    pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa yang

    dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan

    guru sebagai bagian dari masyarakat untuk

    berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta

    didik, sesame pendidik, dan masyarakat sekitar.29

    Kompetensi social merupakan kemampuan

    pendidik sebagai bagian di masyarakat diantaranya; guru,

    28

    Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan Kompetensi Guru Pasal 28 butir c

    29 Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan

    Kompetensi Guru Pasal 28 butir d

    32

  • di mata masyarakat dan siswanya merupakan panutan

    yang dicontoh dan teladan dalam kehidupan sehari-

    hari.Ia adalah tokoh yang diberi tugas membina dan

    membimbing manusia pada umumnya dan para siswanya

    pada khususnya ke arah norma yang berlaku di

    lingkungan sosial oleh karena itu guru perlu membekali

    dirinya dengan kemampuan sosial dengan masyarakat

    sekitar dalam rangka penyelenggaraan pembelajaran

    yang efektif dan efisien di mana hubungan antara

    sekolah dengan masyarakat akan berlangsung lancar

    5. Sebaran Guru

    Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan

    perbedaan fenomena geosfer dari sudut pandang kelingkungan atau

    kewilayahan dalam konteks keruangan.30

    Berdasarkan Pengertian

    tersebut dapat diambil simpulan bahwa geografi mempelajari gejala-

    gejala / fenomena dipermukaan bumi dengan sudut pandang

    kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. Gejala

    gejala atau fenomena ini berupa kejadian yang terjadi dipermukaan

    bumi baik alam maupun sosial. Salah satu fenomena tersebut yaitu

    sebaran guru dalam suatu wilayah.Dalam hal ini adalah guru geografi

    pada SMAN di wilayah Kota Tangerang Selatan.

    Sebagaimana terdapat empat prinsip-prinsip geografi, salah

    satunya yaitu prinsip distribusi atau persebaran.31

    Prinsip distribusi

    atau persebaran adalah suatu gejala dan fakta yang tersebar tidak

    merata di permukaan bumi, yang meliputi bentang alam, tumbuhan,

    hewan, dan manusia.

    Ketersediaan tenaga pendidik atau guru pada tiap SMAN di

    wilayah Kota Tangerang Selatan akan beragam jumlahnya. Hal ini

    30

    Seminar Lokakarya IGI Semarang, didigitalkan pada 04 Oktober 2008) diakses dari

    http://sobatmater.com//definisi-geografi-menurut-seminar-lokarya-1988 pada Tanggal Tanggal 02

    April 2019 Pukul 16.27 WIB 31

    Sri Mintarjo, Ensiklopedia Geografi, Subtansi Geografi(Cempaka Putih, 2014) hlm.48

    33

    http://sobatmater.com/definisi-geografi-menurut-seminar-lokarya-1988

  • sesuai dengan prinsip persebaran yang telah diungkapkan sebelumnya,

    bahwa gejala atau masalah yang terdapat di ruang muka bumi

    persebaranya bervariasi. Masalah yang dimaksud dalam penilitian

    adalah persebaran guru geografi. Persebaran guru geografi ini dapat

    disajikan dalam bentuk peta, sehingga akan lebih mudah untuk

    mengetahui bentuk atau pola persebarannya. Apakah sudah tersebar

    secara merata atau bergerombol di wilayah tertentu saja.

    B. Penelitian Relevan

    Penelitian Relevan adalah suatu penelitian sebelumnya yang

    sudah pernah dibuat dan dianggap cukup relevan/ mempunyai

    keterkaitan dengan judul dan topik yang akan diteliti yang berguna

    untuk meghindari terjadinya pengulangan penelitian dengan pokok

    permasalah yang sama. Penelitian relevan dalam penelitian ini

    diantaranya dapat dilihat pada Tabel 2.1.

    Tabel 2. 1 Penelitian Relevan

    Judul Hasil Persamaan Perbedaan

    Analisis

    Sebaran dan

    Kebutuhan

    Guru geografi

    SMA di

    Wilayah

    kabupaten

    Pesawaran–

    Nufais201632

    (Skripsi)

    Hasil penelitian ini menunjukkan

    informasi bahwa kualifikasi guru di

    wilayah Kabupaten Pesawaran sudah

    relevan karena memenuhi ketentuan

    lulusan S1 Pendidikan Geografi dan telah

    di sertifikasi, namun persebaranguru tiap

    wilayah tersebut 24 orang. Dapat

    dinyatakan bahwa sebaran guru geografi

    SMA di wilayah Kabupaten Pesawaran

    Provinsi Lampung tahun 2015 belum

    merata dan tidak sesuai dengan jumlah

    guru yang dibutuhkan.

    Deskriptif Perbedaan

    dengan

    penelitian

    sebelumnya

    beda lokasi

    penelitian

    Pemetaan

    Persebaran

    Penyakit di

    Kab.

    Tanggamus

    Prov.Lampung

    2013 (Jurnal)33

    Hasil penelitian ini adalah kasus penyakit

    di Kab. Tanggamus tersebar di 20

    kecamatan dan terdiri dari 3 zona, zona

    barat terdapat lima jenis penyakit.Zona

    tengah, terdapat empat penyakit yaitu

    penyakit,DBD, Diare, Malaria, dan Kusta.

    Zonatimur 5 penyakit

    Persamaan

    penelitian

    tentang

    pemetaan

    dan

    persebaran

    Perbedaan

    membahas

    terkait

    kesehatan

    (penyakit)

    32

    Nurfaisa, Analisis Sebaran dan Kebutuhan Guru geografi SMA di Wilayah kabupaten

    Pesawaran– Nufais2016, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 2016 33

    Selvindari Dwi, Pemetaan Persebaran Penyakit di Kabupaten Tanggamus Provinsi

    Lampung Tahun 2013, Universitas Lampung. 2013

    34

  • Tabel 2.1 ( Lanjutan)

    Judul Hasil Persamaan Perbedaan

    Pemetaan

    Kebutuhan Guru

    Geografi

    Tingkat SMA di

    Kabupaten Way

    Kanan tahun

    201334

    (Jurnal)

    Hasil Penelitian ini, dapat dinyatakan

    bahwa sebaran guru geografi SMA di

    Kabupaten Way Kanan Provinsi

    Lampung tahun 2013 kurang merata dan

    tidak sesuai dengan jumlah guru yang

    dibutuhkan pada setiap SMA di

    Kabupaten Way Kanan tahun 2013

    Deskriptif Perbedaan

    dengan

    penelitia