pemetaan rumah tinggal dosen fakultas …/pemetaa… · kata pengantar assalamu’alaikum...

112
PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS) SURAKARTA TAHUN 2007 Skripsi Oleh : Alindasari Nurhidayah K5404014 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: tranhanh

Post on 31-Jan-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS) SURAKARTA

TAHUN 2007

Skripsi

Oleh :

Alindasari Nurhidayah

K5404014

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

ii

PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS) SURAKARTA

TAHUN 2007

Oleh :

Alindasari Nurhidayah

K5404014

Skripsi

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 3: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

iii

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing II,

Rahning Utomowati, S.Si NIP. 19671114 199903 2 001

Pembimbing I,

Setya Nugraha, S.Si, M.Si NIP. 19670825 199802 1 001

Page 4: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

iv

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : ………………

Tanggal : ………………

Tim Penguji Skripsi : Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Partoso Hadi, M.Si ………………

Sekretaris : Drs. Sarwono, M.Pd ………………

Anggota I : Setya Nugraha, S.Si, M.Si ………………

Anggota II : Rahning Utomowati, S.Si ………………

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP.

MOTTO

Page 5: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

v

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya

bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari

suatu urusan) tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).”

(Q.S. Al-Insyirah 5-7)

Page 6: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan

Kepada :

1. Ayah dan Ibu (yang selalu memberikan

dukungan dan semangat)

2. Adikku (yang selalu membantu)

Page 7: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat

dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk memenuhi

sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.

Selesai penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,

maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan ijin melaksanakan penelitian.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

ijin melaksanakan penelitian.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin melaksanakan

penelitian.

4. Bapak Setya Nugraha, S.Si, M.Si, selaku pembimbing I yang telah banyak

memberikan arahan dan masukan kepada penulis.

5. Ibu Rahning Utomowati, S.Si, selaku pembimbing II yang dengan sabar

membimbing dan memberikan motivasi serta mengarahkan pemikiran

penulis.

6. Bapak Drs. Sarwono, M.Pd, selaku pembimbing akademis yang membimbing

penulis dari awal kuliah hingga selesai.

7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan

ilmu selama penulis menempuh studi.

8. Bapak Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk membantu

penulis dalam memperoleh data.

9. Eka, Wita (teman berbagiku), Tina, Sukma, Habib, Sholeh, Arif (teman-

teman seperjuanganku), Budi, Anto, Asep, Mas Agung, Mas Eko (yang telah

Page 8: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

viii

banyak membantuku), dan teman-teman geografi 2004 yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, semoga kita selalu bersahabat.

Menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan dan penyempurnaan. Akhir kata semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Surakarta, Agustus 2009

Penulis

Page 9: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

ix

ABSTRAK

Alindasari Nurhidayah, PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS) SURAKARTA TAHUN 2007. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2009.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Memetakan rumah dosen FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2007, (2) Mengetahui pola persebaran perumahan dosen FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2007, (3) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola persebaran perumahan dosen FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif geografis. Teknik sampling yang digunakan adalah populasi, dan stratified random sampling (sampel acak terstratifikasi) dengan rumus alokasi proporsional. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis peta, teknik analisis parameter tetangga terdekat dan analisis tabel silang.

Hasil penelitian ini adalah : (1) Persebaran rumah dosen FKIP UNS Surakarta tahun 2007 sebagian besar tersebar di Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar sejumlah 112 rumah dosen (32%). Berturut-turut besar jumlah dosen di Kabupaten Sukoharjo sejumlah 79 rumah dosen (22%), di Kabupaten Klaten sejumlah 17 rumah dosen (5%), di Kabupaten Boyolali sejumlah 13 rumah dosen (4%), di Kabupaten Sragen sejumlah 11 rumah dosen (3%), dan di Kabupaten Wonogiri sejumlah 6 rumah dosen (2%). (2) Pola persebaran rumah dosen FKIP UNS Surakarta tahun 2007 adalah mengelompok dengan nilai T = 0,31917. Rumah dosen FKIP UNS Surakarta mengelompok di Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar. (3) Faktor yang mempengaruhi pola persebaran rumah dosen adalah : (a) Tingkat pendapatan, (b) Transportasi, (c) Perbedaan keinginan, (d) Hak milik pribadi, dan (e) Kedekatan dengan fasilitas/pelayanan.

Page 10: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

x

ABSTRACT

Alindasari Nurhidayah, THE CARTOGRAPHY OF LECTURER’S HOUSING OF FACULTY OF TEACHER TRAINING AN EDUCATION (FTTE) SEBELAS MARET UNIVERSITY (UNS) SURAKARTA IN 2007. Thesis, Surakarta: Faculty Of Teacher Training An Education, Sebelas Maret University Surakarta, August 2009.

This research aims to: (1) Map the FKIP Lecturer’s housing, Sebelas Maret University Surakarta in 2007, (2) Know the distribution pattern of the Lecturer’s housing of FKIP, Sebelas Maret University Surakarta in 2007, and (3) Know the factors affecting the distribution pattern of the Lecturer’s housing of FKIP, Sebelas Maret University Surakarta.

This research used descriptive-geographic method related to the research purposes. The sampling techniques used are population technique and stratified random sampling technique with proportional allocation formula. Data collection techniques used are documentation observation, and interview. Data analysis used are map analysis, analysis technique of nearest-neighbor parameter, and cross-table analysis.

The results of this research are: (1) Most of the lecturer’s housing of FKIP Sebelas Maret University Surakarta in 2007 are in Surakarta Region and Karanganyar Regency that the total is 112 lecturer’s housing (32%). The number of lecturer’s housing in Sukoharjo regency is 79 housing (22%), in Klaten Regency is 17 housing (5%), in Boyolali Regency is 13 housing (4%), in Sragen Regency is 11 housing (3%), and in Wonogiri Regency is 6 housing (2%). (2) The distribution pattern of the lecturer’s housing of FKIP Sebelas Maret University Surakarta in 2007 is a grouping pattern with the T-value = 0,24951. The Lecturer’s housing of FKIP Sebelas Maret University Surakarta is centered in Surakarta region and Karanganyar regency. (3) The factors affecting the distribution pattern of the lecturer’s housing are: (a) the income rate, (b) the transportation, (c) a differential desirability, (d) the private ownership, and (e) the closeness with the facility or services.

Page 11: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ v

HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR PETA ............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

BAB. I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ....................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

BAB. II. LANDASAN TEORI ....................................................................... 10

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 10

B. Penelitian yang Relevan ................................................................. 35

C. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 41

BAB. III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 44

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 44

B. Metode Penelitian .......................................................................... 45

C. Sumber Data .................................................................................. 45

D. Teknik Sampling ............................................................................ 46

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 47

F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 48

Page 12: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xii

G. Prosedur Penelitian ........................................................................ 59

BAB. IV. HASIL PENELITIAN .................................................................... 63

A. Deskripsi Daerah Penelitian ........................................................... 63

1. Letak, Luas dan Batas ............................................................. 63

2. Kondisi Kependudukan di Eks Karesidenan Surakarta ............. 69

3. Dosen FKIP Universitas Sebelas Maret di Eks Karesidenan

Surakarta ................................................................................. 72

4. Aksesibilitas di Eks Karesidenan Surakarta ............................ 73

B. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................. 76

1. Distribusi Spasial Rumah Tinggal Dosen FKIP Universitas

Sebelas Maret Surakarta di Eks Karesidenan Surakarta

Tahun 2007 ............................................................................. 76

2. Pola Persebaran Rumah Tinggal Dosen FKIP Universitas Sebelas

Maret Surakarta Tahun 2007 ................................................... 85

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Persebaran Rumah

Tinggal Dosen FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta ....... 96

BAB. V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ................................. 124

A. Kesimpulan .................................................................................... 124

B. Implikasi ........................................................................................ 124

C. Saran ............................................................................................. 125

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 126

LAMPIRAN .................................................................................................. 129

Page 13: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xiii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perumahan dan permukiman adalah dua hal yang sulit dipisahkan dan

saling terkait erat dengan aktivitas ekonomi, industrialisasi dan pembangunan.

Sekarang ini kebutuhan akan perumahan semakin bertambah seiring dengan

pertumbuhan penduduk yang terus bertambah. Permukiman menurut Kurniasih

(2007 : 1) berarti sebagai perumahan atau kumpulan rumah dengan segala unsur

serta kegiatan yang berkaitan dan yang ada di dalam permukiman.

Menurut D. van der Zee dalam Ritohardoyo (1989 : 6) pengertian

pemukiman dan permukiman berbeda namun saling berkaitan. Pemukiman

merupakan proses bagaimana orang bermukim atau bertempat tinggal, sedangkan

permukiman adalah tempat tinggal yang merupakan hasil proses orang menempati

suatu wilayah. Pemukiman dan permukiman tersebut berasal dari dua arti kata

settlement.

Satuan lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam

berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan

sarana lingkungan yang terstruktur. Permukiman adalah bagian dari lingkungan

hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun

perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan

hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat

tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana

lingkungan. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang

Perumahan Dan Permukiman)

Menurut Dicken dan Forrest R. Pitts dalam Dahroni (1998 : 23)

permukiman atau tempat tinggal secara khusus sering disebut perumahan yang

meliputi semua jenis tempat perlindungan (shelters) buatan manusia seperti

Page 14: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xiv

tempat kediaman, gudang, bengkel, sekolah, gereja, toko, depot, atau dengan kata

lain bentuk bangunan rumah secara fisik.

Menurut Pedoman Perencanaan Lingkungan Permukiman dalam

Ritohardoyo (1989 : 8) batasan permukiman secara khusus atau perumahan adalah

suatu tempat di mana terdapat rumah-rumah tempat tinggal penduduk atau salah

satu sarana hunian yang sangat erat kaitannya dengan tata kehidupan masyarakat.

Batasan itu kurang jelas karena bila terdapat salah satu saja dari sarana hunian

sudah dapat disebut perumahan. Namun batasan itu tampaknya mengacu ke

kelompok rumah beserta sarana hunian atau fasilitas perumahan. Jadi perumahan

adalah suatu tempat di mana terdapat bangunan-bangunan rumah tempat tinggal

beserta fasilitasnya.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992

Tentang Perumahan dan Permukiman, rumah adalah bangunan yang berfungsi

sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah

tinggal secara umum tidak hanya sebuah bangunan (struktural) tetapi juga tempat

kediaman yang memenuhi syarat kehidupan yang layak jika dipandang dari

berbagai segi kehidupan. Menurut Kurniasih (2007 : 4-5) ukuran atau penilaian

yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas permukiman meliputi kepadatan

penduduk, kerapatan bangunan, kondisi jalan, sanitasi dan pasokan air bersih,

serta kualitas konstruksi perumahan.

Pengertian pola dan sebaran permukiman memiliki hubungan yang

sangat erat. Sebaran permukiman menjelaskan mengenai hal di mana terdapat

permukiman dan atau tidak terdapat permukiman dalam suatu wilayah, sedangkan

pola permukiman merupakan sifat sebaran, lebih banyak berkaitan dengan akibat

faktor-faktor ekonomi, sejarah dan faktor budaya. Persebaran pemukiman bersifat

menentukan terhadap keanekaan pola permukiman. Pola permukiman menurut

Hagget dalam Ritohardoyo (1989 : 53) dibedakan menjadi 3 yaitu uniform

(seragam), random (acak), dan clustered (mengelompok). Pola permukiman

menurut Singh dalam Ritohardoyo (1989 : 54) dikelompokkan menjadi pola

mengelompok, semi mengelompok, dan menyebar. Pola persebaran permukiman

tersebut ditentukan menggunakan analisis tetangga terdekat.

Page 15: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xv

Dalam penentuan atau pemilihan lokasi tempat tinggal, diperlukan

pertimbangan yang baik. Pertimbangan itu yang menjadi alasan seseorang untuk

tinggal atau tidak di suatu daerah. Pertimbangan yang dipakai seseorang untuk

memilih lokasi tempat tinggal menurut Prihartini (1999 : 63-64) dapat berupa

saingan (terkait dengan tingkat pendapatan), hak milik pribadi (private

ounership), perbedaan keinginan (terkait masalah pribadi, prestise, kenyamanan,

dan sebagainya), topografi, transportasi (terkait dengan aksesibilitas), struktur asal

(inertia of carlier structure), dan tanah. Hal lain yang dapat menjadi pertimbangan

dalam menentukan lokasi tempat tinggal menurut Sastra dan Marlina (2006 : 39-

42) adalah bangunan/rumah dan networks/jaringan. Bangunan/rumah pada

prinsipnya dapat digunakan untuk kegiatan manusia yang berdasarkan fungsinya

berupa layanan masyarakat, fasilitas rekreasi/hiburan, pusat perdagangan dan

pemerintahan, industri, pusat transportasi, dan sebagainya. Networks atau jaringan

merupakan sistem buatan maupun alam yang menyediakan fasilitas untuk

kelangsungan kegiatan suatu wilayah pemukiman.

Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta merupakan fasilitas

pelayanan pendidikan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan pendidikan

masyarakat. Dalam upaya memenuhi kebutuhan pendidikan bagi masyarakat

sekitar, UNS memerlukan tenaga pengajar atau dosen. Tenaga pengajar atau

dosen yang ada di UNS tahun 2007 sejumlah kurang lebih 1.430 dosen. Tenaga

pengajar tersebut terbagi dalam sembilan fakultas yang meliputi 168 dosen

Fakultas Pertanian, 108 dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(MIPA), 95 dosen Fakultas Kedokteran, 387 dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP), 83 dosen Fakultas Hukum, 88 dosen Fakultas Sosial dan

Politik, 110 dosen Fakultas Ekonomi, 156 dosen Fakultas Sastra dan Seni Rupa,

dan 235 dosen Fakultas Teknik. Jumlah dosen UNS tahun 2007, disajikan pada

Tabel 1.

Page 16: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xvi

Tabel 1. Jumlah Dosen Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2007.

No. Fakultas Jumlah Dosen

1 Fakultas Pertanian 168

2 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(MIPA)

108

3 Fakultas Kedokteran 95

4 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) 387

5 Fakultas Hukum 83

6 Fakultas Sosial dan Politik 88

7 Fakultas Ekonomi 110

8 Fakultas Sastra dan Seni Rupa 156

9 Fakultas Teknik 235

Jumlah 1.430 Sumber: Buku Pedoman Fakultas UNS Tahun Akademik 2007-2008

Penelitian ini mengkaji tentang rumah tinggal dosen FKIP UNS, karena

rumah tinggal dosen FKIP mampu mewakili sebaran rumah tinggal dosen UNS.

Rumah tinggal dosen UNS sebagian besar berlokasi di Eks Karesidenan

Surakarta, begitu juga lokasi dosen FKIP UNS yang sebagian besar ada di Eks

Karesidenan Surakarta. Lokasi rumah tinggal dosen itu dipengaruhi oleh

pertimbangan keberadaan Universitas Sebelas Maret yang berlokasi di Kota

Surakarta. Hal itu juga yang menjadi salah satu pertimbangan pemilihan lokasi

penelitian di Eks Karisidenan Surakarta. Dasar pertimbangan lainnya adalah:

bahwa dalam pemilihan lokasi rumah tinggal ada berbagai faktor pertimbangan.

Faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi rumah tinggal

meliputi: tingkat pendapat, perbedaan keinginan, transportasi, hak milik pribadi,

dan fasilitas atau pelayanan umum.

Data tenaga pengajar atau dosen di FKIP UNS sudah ada dan disajikan

dalam bentuk data statistik. Data dosen FKIP UNS ini mengalami pertambahan

yang terlihat dari jumlah dosen pada tahun 2007. Berdasarkan data statistik

tersebut diketahui jumlah dosen dan alamat rumah dosen FKIP UNS di tiap

kabupaten. Namun, lokasi di mana rumah tinggal dosen itu berada belum

Page 17: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xvii

diketahui oleh karena itu perlu dibuat distribusi spasial dari rumah tinggal dosen

tersebut. Dari distribusi spasial tersebut dapat dilihat lokasi rumah tinggal dosen

tersebut berada. Untuk mengetahui distribusi spasial rumah tinggal dosen tersebut

perlu dibuat peta. Peta merupakan sarana penyajian yang paling baik untuk

mengetahui distribusi spasial atau sebaran keruangan rumah tinggal dosen. Untuk

itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui distribusi spasial rumah tinggal

dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta.

Pola persebaran rumah tinggal dosen memiliki arti terdapat rumah tinggal

dosen atau tidak terdapat rumah tinggal dosen di dalam suatu wilayah. Ada

berbagai cara untuk mengetahui pola persebaran rumah tinggal dosen, salah

satunya dengan menggunakan analisis tetangga terdekat. Pola persebaran rumah

tinggal dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta dapat diketahui apakah

mengelompok, seragam atau acak (menyebar tidak merata) dengan menggunakan

teknik analisis tetangga terdekat (T). Dalam teknis analisis tetangga terdekat

apabila T = 0 berarti mengelompok, T = 1 berarti acak (menyebar tidak merata),

dan T = 2,15 berarti seragam.

Dalam pemilihan lokasi rumah atau tempat tinggal, dosen mempunyai

berbagai pertimbangan. Pertimbangan yang dimaksud adalah alasan dosen dalam

memilih lokasi rumah atau tempat tinggal. Pertimbangan dalam pemilihan lokasi

rumah tinggal tersebut meliputi tingkat pendapatan, transportasi, hak milik

pribadi, perbedaan keinginan, dan tersedianya fasilitas/pelayanan umum.

Berdasarkan pertimbangan tersebut dapat diketahui faktor yang berpengaruh

dalam pemilihan rumah tinggal dosen. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui faktor yang mempengaruhi pola persebaran rumah tinggal dosen

FKIP UNS.

Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana distribusi

spasial, pola persebaran, dan faktor yang mempengaruhi pola persebaran rumah

tinggal dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta tahun 2007. Berdasarkan

konteks permasalahan tersebut, penulis perlu mengadakan penelitian dalam rangka

penyusunan skripsi dengan judul : “PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN

Page 18: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xviii

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS) SURAKARTA TAHUN 2007”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas bisa dirumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana distribusi spasial rumah tinggal dosen FKIP Universitas Sebelas

Maret Surakarta pada tahun 2007?

2. Bagaimana pola persebaran rumah tinggal dosen FKIP Universitas Sebelas

Maret Surakarta di Kota Surakarta pada tahun 2007?

3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pola persebaran rumah tinggal dosen

FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka penelitian ini mempunyai

tujuan sebagai berikut :

1. Memetakan rumah tinggal dosen FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

pada tahun 2007.

2. Mengetahui pola persebaran rumah tinggal dosen FKIP Universitas Sebelas

Maret Surakarta pada tahun 2007.

3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola persebaran rumah tinggal

dosen FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini sebagai bentuk presentasi data yang berupa angka

atau tulisan-tulisan tentang informasi rumah tinggal dosen UNS pada tahun 2007

ke dalam bentuk peta, sehingga bisa digunakan sebagai studi keruangan tentang

aspek-aspek geografi yang mempelajari :

Page 19: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xix

a. Distribusi spasial rumah tinggal dosen FKIP Universitas Sebelas Maret

Surakarta pada tahun 2007.

b. Pola persebaran rumah tinggal dosen FKIP Universitas Sebelas Maret

Surakarta pada tahun 2007.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran rumah tinggal dosen FKIP

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

d. Sebagai acuan untuk pengembangan penelitian yang sejenis selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai langkah penerapan ilmu pengetahuan di bangku kuliah yang berupa

teori-teori dengan kenyataan sesungguhnya bagi penulis.

b. Sebagai masukan bagi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna arahan

pembangunan rumah tinggal dan fasilitas atau layanan umum atau sosial.

c. Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam materi pembelajaran geografi di

sekolah, antara lain pembelajaran Geografi SMA kelas X, kelas XI/IPS, dan

kelas XII/IPS. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat dalam Standar Kompetensi

dan Dasar Kompetensi pada Tabel 2 berikut :

Page 20: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xx

Page 21: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xxi

BAB I

PENDAHULUAN

E. Latar Belakang Masalah

Perumahan dan permukiman adalah dua hal yang sulit dipisahkan dan

saling terkait erat dengan aktivitas ekonomi, industrialisasi dan pembangunan.

Sekarang ini kebutuhan akan perumahan semakin bertambah seiring dengan

pertumbuhan penduduk yang terus bertambah. Permukiman menurut Kurniasih

(2007 : 1) berarti sebagai perumahan atau kumpulan rumah dengan segala unsur

serta kegiatan yang berkaitan dan yang ada di dalam permukiman.

Menurut D. van der Zee dalam Ritohardoyo (1989 : 6) pengertian

pemukiman dan permukiman berbeda namun saling berkaitan. Pemukiman

merupakan proses bagaimana orang bermukim atau bertempat tinggal, sedangkan

permukiman adalah tempat tinggal yang merupakan hasil proses orang menempati

suatu wilayah. Pemukiman dan permukiman tersebut berasal dari dua arti kata

settlement.

Satuan lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam

berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan

sarana lingkungan yang terstruktur. Permukiman adalah bagian dari lingkungan

hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun

perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan

hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat

tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana

lingkungan. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang

Perumahan Dan Permukiman)

Menurut Dicken dan Forrest R. Pitts dalam Dahroni (1998 : 23)

permukiman atau tempat tinggal secara khusus sering disebut perumahan yang

meliputi semua jenis tempat perlindungan (shelters) buatan manusia seperti

Page 22: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xxii

tempat kediaman, gudang, bengkel, sekolah, gereja, toko, depot, atau dengan kata

lain bentuk bangunan rumah secara fisik.

Menurut Pedoman Perencanaan Lingkungan Permukiman dalam

Ritohardoyo (1989 : 8) batasan permukiman secara khusus atau perumahan adalah

suatu tempat di mana terdapat rumah-rumah tempat tinggal penduduk atau salah

satu sarana hunian yang sangat erat kaitannya dengan tata kehidupan masyarakat.

Batasan itu kurang jelas karena bila terdapat salah satu saja dari sarana hunian

sudah dapat disebut perumahan. Namun batasan itu tampaknya mengacu ke

kelompok rumah beserta sarana hunian atau fasilitas perumahan. Jadi perumahan

adalah suatu tempat di mana terdapat bangunan-bangunan rumah tempat tinggal

beserta fasilitasnya.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992

Tentang Perumahan dan Permukiman, rumah adalah bangunan yang berfungsi

sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah

tinggal secara umum tidak hanya sebuah bangunan (struktural) tetapi juga tempat

kediaman yang memenuhi syarat kehidupan yang layak jika dipandang dari

berbagai segi kehidupan. Menurut Kurniasih (2007 : 4-5) ukuran atau penilaian

yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas permukiman meliputi kepadatan

penduduk, kerapatan bangunan, kondisi jalan, sanitasi dan pasokan air bersih,

serta kualitas konstruksi perumahan.

Pengertian pola dan sebaran permukiman memiliki hubungan yang

sangat erat. Sebaran permukiman menjelaskan mengenai hal di mana terdapat

permukiman dan atau tidak terdapat permukiman dalam suatu wilayah, sedangkan

pola permukiman merupakan sifat sebaran, lebih banyak berkaitan dengan akibat

faktor-faktor ekonomi, sejarah dan faktor budaya. Persebaran pemukiman bersifat

menentukan terhadap keanekaan pola permukiman. Pola permukiman menurut

Hagget dalam Ritohardoyo (1989 : 53) dibedakan menjadi 3 yaitu uniform

(seragam), random (acak), dan clustered (mengelompok). Pola permukiman

menurut Singh dalam Ritohardoyo (1989 : 54) dikelompokkan menjadi pola

mengelompok, semi mengelompok, dan menyebar. Pola persebaran permukiman

tersebut ditentukan menggunakan analisis tetangga terdekat.

Page 23: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xxiii

Dalam penentuan atau pemilihan lokasi tempat tinggal, diperlukan

pertimbangan yang baik. Pertimbangan itu yang menjadi alasan seseorang untuk

tinggal atau tidak di suatu daerah. Pertimbangan yang dipakai seseorang untuk

memilih lokasi tempat tinggal menurut Prihartini (1999 : 63-64) dapat berupa

saingan (terkait dengan tingkat pendapatan), hak milik pribadi (private

ounership), perbedaan keinginan (terkait masalah pribadi, prestise, kenyamanan,

dan sebagainya), topografi, transportasi (terkait dengan aksesibilitas), struktur asal

(inertia of carlier structure), dan tanah. Hal lain yang dapat menjadi pertimbangan

dalam menentukan lokasi tempat tinggal menurut Sastra dan Marlina (2006 : 39-

42) adalah bangunan/rumah dan networks/jaringan. Bangunan/rumah pada

prinsipnya dapat digunakan untuk kegiatan manusia yang berdasarkan fungsinya

berupa layanan masyarakat, fasilitas rekreasi/hiburan, pusat perdagangan dan

pemerintahan, industri, pusat transportasi, dan sebagainya. Networks atau jaringan

merupakan sistem buatan maupun alam yang menyediakan fasilitas untuk

kelangsungan kegiatan suatu wilayah pemukiman.

Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta merupakan fasilitas

pelayanan pendidikan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan pendidikan

masyarakat. Dalam upaya memenuhi kebutuhan pendidikan bagi masyarakat

sekitar, UNS memerlukan tenaga pengajar atau dosen. Tenaga pengajar atau

dosen yang ada di UNS tahun 2007 sejumlah kurang lebih 1.430 dosen. Tenaga

pengajar tersebut terbagi dalam sembilan fakultas yang meliputi 168 dosen

Fakultas Pertanian, 108 dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(MIPA), 95 dosen Fakultas Kedokteran, 387 dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP), 83 dosen Fakultas Hukum, 88 dosen Fakultas Sosial dan

Politik, 110 dosen Fakultas Ekonomi, 156 dosen Fakultas Sastra dan Seni Rupa,

dan 235 dosen Fakultas Teknik. Jumlah dosen UNS tahun 2007, disajikan pada

Tabel 1.

Page 24: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xxiv

Tabel 1. Jumlah Dosen Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2007.

No. Fakultas Jumlah Dosen

1 Fakultas Pertanian 168

2 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(MIPA)

108

3 Fakultas Kedokteran 95

4 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) 387

5 Fakultas Hukum 83

6 Fakultas Sosial dan Politik 88

7 Fakultas Ekonomi 110

8 Fakultas Sastra dan Seni Rupa 156

9 Fakultas Teknik 235

Jumlah 1.430 Sumber: Buku Pedoman Fakultas UNS Tahun Akademik 2007-2008

Penelitian ini mengkaji tentang rumah tinggal dosen FKIP UNS, karena

rumah tinggal dosen FKIP mampu mewakili sebaran rumah tinggal dosen UNS.

Rumah tinggal dosen UNS sebagian besar berlokasi di Eks Karesidenan

Surakarta, begitu juga lokasi dosen FKIP UNS yang sebagian besar ada di Eks

Karesidenan Surakarta. Lokasi rumah tinggal dosen itu dipengaruhi oleh

pertimbangan keberadaan Universitas Sebelas Maret yang berlokasi di Kota

Surakarta. Hal itu juga yang menjadi salah satu pertimbangan pemilihan lokasi

penelitian di Eks Karisidenan Surakarta. Dasar pertimbangan lainnya adalah:

bahwa dalam pemilihan lokasi rumah tinggal ada berbagai faktor pertimbangan.

Faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi rumah tinggal

meliputi: tingkat pendapat, perbedaan keinginan, transportasi, hak milik pribadi,

dan fasilitas atau pelayanan umum.

Data tenaga pengajar atau dosen di FKIP UNS sudah ada dan disajikan

dalam bentuk data statistik. Data dosen FKIP UNS ini mengalami pertambahan

yang terlihat dari jumlah dosen pada tahun 2007. Berdasarkan data statistik

tersebut diketahui jumlah dosen dan alamat rumah dosen FKIP UNS di tiap

kabupaten. Namun, lokasi di mana rumah tinggal dosen itu berada belum

Page 25: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xxv

diketahui oleh karena itu perlu dibuat distribusi spasial dari rumah tinggal dosen

tersebut. Dari distribusi spasial tersebut dapat dilihat lokasi rumah tinggal dosen

tersebut berada. Untuk mengetahui distribusi spasial rumah tinggal dosen tersebut

perlu dibuat peta. Peta merupakan sarana penyajian yang paling baik untuk

mengetahui distribusi spasial atau sebaran keruangan rumah tinggal dosen. Untuk

itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui distribusi spasial rumah tinggal

dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta.

Pola persebaran rumah tinggal dosen memiliki arti terdapat rumah tinggal

dosen atau tidak terdapat rumah tinggal dosen di dalam suatu wilayah. Ada

berbagai cara untuk mengetahui pola persebaran rumah tinggal dosen, salah

satunya dengan menggunakan analisis tetangga terdekat. Pola persebaran rumah

tinggal dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta dapat diketahui apakah

mengelompok, seragam atau acak (menyebar tidak merata) dengan menggunakan

teknik analisis tetangga terdekat (T). Dalam teknis analisis tetangga terdekat

apabila T = 0 berarti mengelompok, T = 1 berarti acak (menyebar tidak merata),

dan T = 2,15 berarti seragam.

Dalam pemilihan lokasi rumah atau tempat tinggal, dosen mempunyai

berbagai pertimbangan. Pertimbangan yang dimaksud adalah alasan dosen dalam

memilih lokasi rumah atau tempat tinggal. Pertimbangan dalam pemilihan lokasi

rumah tinggal tersebut meliputi tingkat pendapatan, transportasi, hak milik

pribadi, perbedaan keinginan, dan tersedianya fasilitas/pelayanan umum.

Berdasarkan pertimbangan tersebut dapat diketahui faktor yang berpengaruh

dalam pemilihan rumah tinggal dosen. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui faktor yang mempengaruhi pola persebaran rumah tinggal dosen

FKIP UNS.

Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana distribusi

spasial, pola persebaran, dan faktor yang mempengaruhi pola persebaran rumah

tinggal dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta tahun 2007. Berdasarkan

konteks permasalahan tersebut, penulis perlu mengadakan penelitian dalam rangka

penyusunan skripsi dengan judul : “PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN

Page 26: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xxvi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS) SURAKARTA TAHUN 2007”.

F. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas bisa dirumuskan masalah

sebagai berikut :

4. Bagaimana distribusi spasial rumah tinggal dosen FKIP Universitas Sebelas

Maret Surakarta pada tahun 2007?

5. Bagaimana pola persebaran rumah tinggal dosen FKIP Universitas Sebelas

Maret Surakarta di Kota Surakarta pada tahun 2007?

6. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pola persebaran rumah tinggal dosen

FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta?

G. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka penelitian ini mempunyai

tujuan sebagai berikut :

4. Memetakan rumah tinggal dosen FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

pada tahun 2007.

5. Mengetahui pola persebaran rumah tinggal dosen FKIP Universitas Sebelas

Maret Surakarta pada tahun 2007.

6. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola persebaran rumah tinggal

dosen FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

H. Manfaat Penelitian 3. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini sebagai bentuk presentasi data yang berupa angka

atau tulisan-tulisan tentang informasi rumah tinggal dosen UNS pada tahun 2007

ke dalam bentuk peta, sehingga bisa digunakan sebagai studi keruangan tentang

aspek-aspek geografi yang mempelajari :

Page 27: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xxvii

e. Distribusi spasial rumah tinggal dosen FKIP Universitas Sebelas Maret

Surakarta pada tahun 2007.

f. Pola persebaran rumah tinggal dosen FKIP Universitas Sebelas Maret

Surakarta pada tahun 2007.

g. Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran rumah tinggal dosen FKIP

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

h. Sebagai acuan untuk pengembangan penelitian yang sejenis selanjutnya.

4. Manfaat Praktis

d. Sebagai langkah penerapan ilmu pengetahuan di bangku kuliah yang berupa

teori-teori dengan kenyataan sesungguhnya bagi penulis.

e. Sebagai masukan bagi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna arahan

pembangunan rumah tinggal dan fasilitas atau layanan umum atau sosial.

f. Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam materi pembelajaran geografi di

sekolah, antara lain pembelajaran Geografi SMA kelas X, kelas XI/IPS, dan

kelas XII/IPS. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat dalam Standar Kompetensi

dan Dasar Kompetensi pada Tabel 2 berikut :

Page 28: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xxviii

Page 29: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xxix

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Kegiatan penelitian dilakukan di Eks Karesidenan Surakarta, Propinsi

Jawa Tengah. Lokasi penelitian ini mencakup Kota Surakarta, Kabupaten

Karanganyar, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten,

Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Sragen. Obyek dalam penelitian ini adalah:

seluruh dosen FKIP yang bertempat tinggal di Eks Karesidenan Surakarta.

Pemilihan lokasi penelitian di Eks Karesidenan Surakarta berdasarkan

pertimbangan bahwa pada umumnya sebagian besar dosen bertempat tinggal di

Wilayah Surakarta dan sekitarnya. Hal ini disebabkan lokasi Universitas Sebelas

Maret yang berada di Surakarta. Pertimbangan lainnya bahwa dalam pemilihan

lokasi rumah, ada berbagai faktor yang dipertimbangan dosen. Faktor yang

dijadikan pertimbangan dalam pemilihan lokasi rumah tinggal meliputi: tingkat

pendapatan, perbedaan keinginan, transportasi, hak milik pribadi, dan kedekatan

dengan fasilitas atau pelayanan umum.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai dari tahap persiapan hingga penyusunan

laporan. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai dari Bulan Februari tahun

2008 sampai Bulan Juli 2009. Kegiatan penelitian disajikan pada Tabel 5:

Tabel 5. Kegiatan Penelitian.

No Kegiatan Bulan

Februari 2008

Maret 2008

Juli 2008

Agustus 2008

Sept-Jan. 2008- 2009

Februari-Mei 2009

Mei-Juli 2009

1. Persiapan 2. Penyusunan

Proposal

3. Penyusunan

Page 30: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xxx

Instrumen 4. Pengumpulan

Data

5. Pengolahan dan Analisis Data

6. Penyusunan Laporan

B. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah salah satu cara yang digunakan untuk mencapai

tujuan penelitian yang benar-benar sesuai dengan situasi dan kemampuan guna

mengungkapkan desain penelitian. Pada penelitian ini menggunakan bentuk

metode penelitian berupa metode penelitian deskriptif geografis dengan analisis

peta, analisis data primer, data sekunder dan tetangga terdekat. Dalam penelitian

ini, analisis peta diwujudkan dalam persebaran rumah dosen, pola persebaran

rumah dosen.

C. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer menurut Tika (1997: 67) merupakan data yang diperoleh

dari responden atau obyek yang diteliti, atau ada hubungannya dengan yang

diteliti. Data primer diperoleh dengan cara observasi dan wawancara. Data yang

diperoleh melalui observasi adalah data titik koordinat lokasi FKIP UNS dengan

menggunakan GPS (Global Positioning System). Data yang diperoleh melalui

wawancara adalah alasan dosen dalam memilih tempat tinggal/rumah. Data itu

meliputi hak milik pribadi, perbedaan keinginan, aksesibilitas (transportasi), dan

tingkat pendapatan.

2. Data Sekunder

Data sekunder menurut Tika (1997: 67) merupakan data yang telah lebih

dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi di luar diri peneliti

sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli. Data

sekunder yang digunakan dalam penelitian adalah:

a. Data alamat rumah dosen FKIP UNS diperoleh dari Buku Pedoman

Akademik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Tahun 2007/2008.

Page 31: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xxxi

b. Semua Peta Rupa Bumi Indonesia untuk daerah penelitian bersumber dari

BAKOSURTANAL.

c. Data kependudukan bersumber dari Kantor Statistik.

d. Data jarak antar Kota/Kabupaten, data permukaan jalan, data kondisi jalan,

data jalan nasional dan jalan propinsi di Eks Karesidenan Surakarta yang

bersumber dari Kantor Statistik.

D. Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi menurut Tika (1997: 32) adalah himpunan individu atau obyek

yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas. Menurut Alfandi (2001: 50) populasi

adalah keseluruhan atau himpunan semua hal yang ingin diketahui atau kadang-

kadang ada yang menyebutnya sebagai universum. Populasi dalam penelitian

adalah dosen FKIP UNS yang bertempat tinggal di Eks Karesidenan Surakarta.

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 350 dosen.

2. Teknik Sampling

Menurut Tika (1997: 33) sampel adalah sebagian dari obyek atau

individu-individu yang mewakili suatu populasi. Cara pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu sampel populasi dan stratified

random sampling (sampel acak terstratifikasi).

Teknik sampling yang digunakan adalah metode stratified random

sampling (sampel acak terstratifikasi) dengan rumus alokasi proporsional.

Besarnya sampel penelitian adalah porposional 10% dari jumlah populasinya.

Berdasarkan jumlah dosen yang bertempat tinggal di Eks Karesidenan Surakarta

maka jumlah sampel yang diambil sebanyak 10% atau sebesar 35 sampel. Sampel

diambil berdasarkan daerah tempat tinggal. Jumlah sampel di Kota Surakarta 11

sampel, Kabupaten Karanganyar 11 sampel, Kabupaten Sukoharjo 8 sampel,

Kabupaten Wonogiri 1 sampel, Kabupaten Klaten 2 sampel, Kabupaten Boyolali

1 sampel, dan Kabupaten Sragen 1 sampel.

Page 32: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xxxii

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut Alfandi (2001: 48) adalah cara-cara

yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data. Dalam penelitian ini,

digunakan teknik pengumpulan data berupa teknik observasi, teknik dokumentasi,

dan wawancara.

1. Observasi

Observasi menurut Tika (1997: 67-68) adalah teknik pengumpulan data

dengan melakukan pengamatan dan pencatatan langsung secara sistematis

terhadap gejala atau fenomena yang terjadi di lapangan. Data yang diambil

melalui pengukuran di lapangan berupa data koordinat lokasi FKIP UNS.

Pengambilan data dilakukan dengan Global Positioning System (GPS).

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang bisa

memberikan informasi secara pasti dan cukup akurat guna dipertanggungjawab-

kan. Teknik pengumpulan data pada penelitian dilakukan dengan mengutip dari

sumber data yang telah tersedia. Data yang diperoleh dari dokumentasi ini adalah

data alamat rumah dosen FKIP UNS yang diketahui dari buku pedoman akademik

FKIP UNS tahun 2007/2008.

3. Wawancara

Wawancara atau interview menurut Sugiarto (2003: 17) adalah suatu cara

mengumpulkan data dengan menanyakan langsung kepada informan atau pihak

yang kompeten dalam suatu permasalahan. Wawancara pada penelitian ini

digunakan untuk memperoleh data alasan dosen FKIP UNS dalam memilih lokasi

rumah tinggal. Hal itu digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi

Page 33: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xxxiii

pola persebaran rumah yang meliputi tingkat pendapatan, hak milik pribadi,

perbedaan keinginan, alam/fisik, dan transportasi.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

data primer, data sekunder dan analisis peta. Analisis data sekunder dilakukan

dengan cara mentabulasi data ke dalam tabel melalui perhitungan-perhitungan

yang sesuai dengan sifat datanya.

1. Distribusi Spatial Rumah Tinggal Dosen FKIP Universitas Sebelas Maret

Surakarta Tahun 2007.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis peta. Analisis peta digunakan untuk mengetahui distribusi spasial dari

rumah tinggal dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta. Distribusi

spasialnya diketahui dengan menggunakan pemetaan choropleth. Pemetaan

choropleth dalam Sinaga (1999: 35) merupakan pemetaan dengan tujuan

untuk menunjukkan jumlah kuantitas suatu unsur yang terdapat dalam satu

unit luas/daerah administrasi.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk pembuatan peta persebaran

rumah tinggal dosen FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, sebagai

berikut:

a. Mempersiapkan peta dasar.

Peta Digital Rupa Bumi Indonesia yang digunakan sebagai peta

dasar, mempunyai skala yang lebih besar dari pada peta tematik yang

akan dibuat. Pada pemetaan sebaran rumah tinggal dosen FKIP

menggunakan peta rupa bumi skala 1: 25.000.

b. Membangun tipologi ke dalam peta dasar.

Detail topografi yang digunakan di dalam pembuatan peta

sebaran rumah tinggal dosen FKIP berupa:

1) Grid/UTM.

Page 34: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xxxiv

Pada peta dasar, grid ini merupakan garis-garis lurus yang

saling berpotongan dan membentuk sudut tegak lurus (siku-siku).

Kegunaan grid ini untuk mengetahui dan menentukan koordinat titik

di atas peta.

2) Pola Aliran.

Pola aliran adalah salah satu bagian penting dari peta dasar

untuk keperluan orientasi. Pola aliran berupa sungai (saluran yang

disebabkan oleh alam).

3) Bentuk Perhubungan.

Jalan dan jalan kereta api adalah bagian yang sangat penting

dalam peta dasar untuk keperluan orientasi. Bentuk perhubungan ini

sangat erat hubungannya dengan masalah aksesbilitas.

4) Nama-nama Geografi.

Nama-nama tempat permukiman, sungai, unit administrasi,

kantor pemerintahan, daerah-daerah geografis lainnya dicantumkan

dalam peta dasar. Sehingga dapat diambil sebagai nama bagian

untuk digunakan dalam pembuatan peta tematik.

c. Labeling (data atribut).

Dalam pemetaan sebaran rumah tinggal dosen menggunakan

simbol kualitatif dan simbol kuantitatif. Simbol kualitatif menyatakan

identitas atau melukiskan keadaan asli dari unsur, tidak menyajikan

besar/jumlah/banyaknya dari unsur yang diwakilinya. Simbol kualitatif

dalam peta sebaran rumah tinggal dosen berupa rumah tinggal. Simbol

kuantitatif di samping menyatakan identitas atau melukiskan keadaan asli

unsur-unsur juga menunjukkan besar/jumlah/banyaknya dari unsur yang

diwakilinya. Simbol kuantitatif dapat juga berbentuk titik, garis dan luas.

Simbol kuantatif berbentuk sungai, jalan, jalan kereta api, dan kantor

pemerintahan.

Desain simbol peta persebaran rumah tinggal Dosen FKIP UNS

di Eks Karesidenan Surakarta dapat dilihat pada Tabel 6:

Tabel 6. Desain Simbol Peta Persebaran Rumah Tinggal Dosen FKIP

Page 35: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xxxv

UNS di Eks Karesidenan Surakarta Jenis Kenampakan

(Komponen) Sifat Data

Variabel Visual

Persepsi Simbol Contoh Simbol

Persebaran rumah tinggal dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta tahun 2007

Nominal Form (bentuk)

Assosiative perception

Titik (dot)

d. Layout peta.

Layout merupakan sebuah proses menata dan merancang

bentuk-bentuk properti peta. Layout sangat membantu pengguna peta

untuk memperoleh informasi peta.

2. Pola Persebaran Rumah Tinggal Dosen FKIP Universitas Sebelas Maret

Surakarta Tahun 2007.

Dari data alamat rumah tinggal dosen FKIP UNS akan dicari pola

persebarannya dengan menggunakan analisis tetangga terdekat. Penentuan

pola persebaran dengan analisis tetangga terdekat dengan formula sebagai

berikut :

h

u

jj

T

Di mana :

T = indeks penyebaran tetangga terdekat.

uj = jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya

yang terdekat.

hj = jarak rata-rata yang diperoleh andaikata semua titik mempunyai pola

random.

= p2

1

p = kepadatan titik dalam tiap kilometer persegi yaitu jumlah titik (N)

dibagi dengan luas wilayah dalam kilometer persegi (A), sehingga

menjadi AN .

Page 36: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xxxvi

Analisis tetangga terdekat ini penerapannya mendasarkan pada

analisis jarak dengan bantuan peta. Jarak yang dimaksud dalam rumusan

tersebut adalah jarak di peta, sehingga data jarak (Ju dan Jh) diperoleh dari

pengukuran antara titik rumah dosen satu dengan rumah dosen lain di peta.

Indeks penyebaran tetangga terdekat tersebut dimasukkan dalam klasifikasi

pola persebaran. Klasifikasi pola persebaran ditentukan dengan nilai T jika

nilai T = 0 berarti memiliki pola persebaran mengelompok, T = 1 memiliki

pola persebaran random atau acak dan T = 2,15 memiliki pola persebaran

seragam.

Pada daerah penelitian yang dianalisis dengan analisis tetangga

terdekat untuk mengetahui pola persebarannya dapat diasumsikan sebagai

berikut:

a. Daerah yang dianalisis memiliki tingkat aksesibilitas yang seragam dan

tidak ada hambatan.

b. Jika ada hambatan, tidak dapat dilihat sebagai titik terdekat.

c. Objek yang diteliti memiliki kekuatan yang sama.

d. Jarak terdekat ditentukan oleh peneliti.

e. Jumlah titik yang dianalisis memenuhi persyaratan sampel besar beberapa

sumber menyebutkan minimum 30). (http://repository.ui.ac.id)

Pola persebaran rumah tinggal dosen diketahui dari analisis tetangga

terdekat dan dideskripsikan dengan analisis peta. Data diklasifikasikan sesuai

dengan sifat dan skala datanya. selanjutnya dilakukan desain peta, baik desain

isi peta maupun desain simbol peta yang telah disesuaikan dengan tujuannya,

yaitu untuk melihat pola persebaran rumah tinggal dosen FKIP.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk pembuatan peta pola

persebaran rumah tinggal dosen FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta,

sebagai berikut:

a. Mempersiapkan peta dasar.

Peta Digital Rupa Bumi Indonesia yang digunakan sebagai peta

dasar, mempunyai skala yang lebih besar dari pada peta tematik yang

Page 37: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xxxvii

akan dibuat. Pada pemetaan pola persebaran rumah tinggal dosen FKIP

menggunakan peta rupa bumi skala 1: 25.000.

b. Membangun tipologi ke dalam peta dasar.

Detail topografi yang digunakan di dalam pembuatan peta pola

persebaran rumah tinggal dosen FKIP berupa:

1) Grid/UTM.

Pada peta dasar, grid ini merupakan garis-garis lurus yang

saling berpotongan dan membentuk sudut tegak lurus (siku-siku).

Kegunaan grid ini untuk mengetahui dan menentukan koordinat titik

di atas peta.

2) Pola Aliran.

Pola aliran adalah salah satu bagian penting dari peta dasar

untuk keperluan orientasi. Pola aliran berupa sungai (saluran yang

disebabkan oleh alam).

3) Bentuk Perhubungan.

Jalan dan jalan kereta api adalah bagian yang sangat penting

dalam peta dasar untuk keperluan orientasi. Bentuk perhubungan ini

sangat erat hubungannya dengan masalah aksesbilitas.

4) Nama-nama Geografi.

Nama-nama tempat permukiman, sungai, unit administrasi,

kantor pemerintahan, daerah-daerah geografis lainnya dicantumkan

dalam peta dasar. Sehingga dapat diambil sebagai nama bagian

untuk digunakan dalam pembuatan peta tematik.

c. Labeling (data atribut).

Dalam pemetaan pola persebaran rumah tinggal dosen

menggunakan simbol kualitatif dan simbol kuantitatif. Simbol kualitatif

menyatakan identitas atau melukiskan keadaan asli dari unsur, tidak

menyajikan besar/jumlah/banyaknya dari unsur yang diwakilinya. Simbol

kualitatif dalam peta sebaran rumah tinggal dosen berupa simbol titik

Page 38: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xxxviii

(rumah tinggal) dan simbol garis yang menghubungkan antar titik.

Simbol kuantitatif di samping menyatakan identitas atau melukiskan

keadaan asli unsur-unsur juga menunjukkan besar/jumlah/banyaknya dari

unsur yang diwakilinya. Simbol kuantitatif dapat juga berbentuk titik,

garis dan luas. Simbol kuantatif berbentuk sungai, jalan, jalan kereta api,

dan kantor pemerintahan.

Simbol yang digunakan dalam peta ini menggunakan simbol

titik (point) dengan prinsip dot dan simbol garis (line). Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7:

Tabel 7. Desain Simbol Peta Pola Persebaran Rumah Tinggal Dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta.

Jenis Kenampakan (Komponen)

Sifat Data

Variabel Visual

Persepsi Simbol Contoh Simbol

Persebaran rumah tinggal dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta tahun 2007

Nominal Form (bentuk)

Assosiative perception

Titik (point)

Jarak antara titik Nominal Form (bentuk)

Assosiative perception

Titik (point)

d. Layout peta.

Layout merupakan sebuah proses menata dan merancang

bentuk-bentuk properti peta. Layout sangat membantu pengguna peta

untuk memperoleh informasi peta.

3. Faktor yang Mempengaruhi Pola Persebaran Rumah Tinggal Dosen FKIP

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Faktor yang mempengaruhi pola persebaran rumah tinggal dosen

FKIP UNS diketahui dari hasil wawancara. Hasil wawancara yang diperoleh

dimasukkan dalam tabel silang yang menunjukkan alasan dosen memilih

lokasi tempat tinggal. Alasan tersebut meliputi tingkat pendapatan,

transportasi, hak milik pribadi, perbedaan keinginan, dan fasilitas/pelayanan

umum. Analisis yang digunakan untuk rumusan masalah ini adalah analisis

tabulasi silang.

Page 39: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xxxix

Faktor yang mempengaruhi pola persebaran rumah tinggal dosen

diketahui dari hasil wawancara dosen. Faktor itu, agar lebih mudah dalam

pemahaman keruangannya dilakukan pemetaan. Pada peta tentang faktor

yang mempengaruhi pola persebaran rumah tinggal dosen tersebut dianalisis

dengan analisis peta. Data diklasifikasikan sesuai dengan sifat dan skala

datanya. Selanjutnya dilakukan desain peta yaitu desain isi peta dan desain

simbol peta. Desain peta disesuaikan dengan tujuannya, yaitu untuk melihat

faktor yang mempengaruhi dosen dalam menentukan lokasi rumah tinggal.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk pembuatan peta faktor yang

mempengaruhi pola persebaran rumah tinggal dosen FKIP Universitas

Sebelas Maret Surakarta, sebagai berikut:

a. Mempersiapkan peta dasar.

Peta Digital Rupa Bumi Indonesia yang digunakan sebagai peta

dasar, mempunyai skala yang lebih besar dari pada peta tematik yang

akan dibuat. Pada pemetaan faktor yang mempengaruhi pola persebaran

rumah tinggal dosen FKIP menggunakan peta rupa bumi skala 1 : 25.000.

b. Membangun tipologi ke dalam peta dasar.

Detail topografi yang digunakan di dalam pembuatan peta faktor

yang mempengaruhi pola persebaran rumah tinggal dosen FKIP berupa:

1) Grid/UTM.

Pada peta dasar, grid ini merupakan garis-garis lurus yang

saling berpotongan dan membentuk sudut tegak lurus (siku-siku).

Kegunaan grid ini untuk mengetahui dan menentukan koordinat titik

di atas peta.

2) Pola Aliran.

Pola aliran adalah salah satu bagian penting dari peta dasar

untuk keperluan orientasi. Pola aliran berupa sungai (saluran yang

disebabkan oleh alam).

3) Bentuk Perhubungan.

Page 40: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xl

Jalan dan jalan kereta api adalah bagian yang sangat penting

dalam peta dasar untuk keperluan orientasi. Bentuk perhubungan ini

sangat erat hubungannya dengan masalah aksesbilitas.

4) Nama-nama Geografi.

Nama-nama tempat permukiman, sungai, unit administrasi,

kantor pemerintahan, daerah-daerah geografis lainnya dicantumkan

dalam peta dasar. Sehingga dapat diambil sebagai nama bagian

untuk digunakan dalam pembuatan peta tematik.

c. Labeling (data atribut).

Dalam pemetaan sebaran rumah tinggal dosen menggunakan

simbol kualitatif dan simbol kuantitatif. Simbol kualitatif menyatakan

identitas atau melukiskan keadaan asli dari unsur, tidak menyajikan

besar/jumlah/banyaknya dari unsur yang diwakilinya. Simbol kualitatif

dalam peta sebaran rumah tinggal dosen berupa rumah tinggal. Simbol

kuantitatif di samping menyatakan identitas atau melukiskan keadaan asli

unsur-unsur juga menunjukkan besar/jumlah/banyaknya dari unsur yang

diwakilinya. Simbol kuantitatif dapat juga berbentuk titik, garis dan luas.

Simbol kuantatif berbentuk sungai, jalan, jalan kereta api, dan kantor

pemerintahan.

Simbol yang digunakan dalam peta ini menggunakan simbol

diagram batang dan simbol area. Desain simbol faktor yang

mempengaruhi pola persebaran rumah tinggal dapat dilihat pada tabel-

tabel berikut:

1) Tingkat Pendapatan

Desain simbol pada peta tingkat pendapatan dosen FKIP

UNS di Eks Karesidenan Surakarta, dapat diketahui pada Tabel 8:

Tabel 8. Desain Simbol Peta Jumlah Pendapatan Dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta.

Jenis Kenampaka

n (Komponen

)

Sifat Data

Variabel Visual Persepsi Simbol Contoh Simbol

Page 41: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xli

Jumlah pendapatan

dosen Rasio

Size (Ukuran

)

Quantitative perception

Diagram Batang

Tingkat pendapatan Ordinal Color

(Warna) Selective

perception

Area

2) Transportasi

Pada transportasi dapat diketahui dari sarana transportasi,

jarak tempuh, dan waktu tempuh. Desain simbol pada peta sarana

transportasi dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta, dapat

diketahui pada Tabel 9:

Tabel 9. Desain Simbol Peta Sarana Transportasi Dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta.

Jenis Kenampakan (Komponen)

Sifat Data

Variabel Visual Persepsi Simbol Contoh Simbol

Jumlah sarana

transportasi Rasio Size

(Ukuran) Quantitative perception

Diagram Batang

Jenis sarana transportasi Nominal Color

(Warna) Selective

perception

Area

Desain simbol pada peta jarak tempuh dosen FKIP UNS di

Eks Karesidenan Surakarta, dapat diketahui pada Tabel 10:

Tabel 10. Desain Simbol Peta Jarak Tempuh Dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta.

Jenis Kenampakan (Komponen)

Sifat Data

Variabel Visual Persepsi Simbol Contoh Simbol

0

5

10

0

10

< 2 juta

2-5 juta

> 5 juta

Mobil

Sepeda Motor

Angkuta Umum

Jalan Kaki

Page 42: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xlii

Jumlah jarak tempuh Rasio

Size (Ukuran

)

Quantitative

perception

Diagram Batang

Jarak tempuh Nominal Color (Warna)

Selective perception

Area

Desain simbol pada peta waktu tempuh dosen FKIP UNS di

Eks Karesidenan Surakarta, dapat diketahui pada Tabel 11:

Tabel 11. Desain Simbol Peta Waktu Tempuh Dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta.

Jenis Kenampaka

n (Komponen

)

Sifat Data

Variabel Visual Persepsi Simbol Contoh Simbol

Jumlah waktu

tempuh Rasio

Size (Ukuran

)

Quantitative

perception

Diagram

Batang

Waktu tempuh

Nominal

Color (Warna)

Selective perception Area

3) Perbedaan Keinginan

Desain simbol pada peta perbedaan keinginan dosen FKIP

UNS di Eks Karesidenan Surakarta, dapat diketahui pada Tabel 12:

Tabel 12. Desain Simbol Peta Perbedaan Keinginan Dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta

Jenis Kenampakan (Komponen)

Sifat Data

Variabel Visual Persepsi Simbol Contoh Simbol

0

10

0

10

1-7 km

8-14 km

15-21 km

22-28 km

29-35 km

36-42 km

< ½ jam

½-1 jam

> 1 jam

Page 43: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xliii

Jumlah perbedaan keinginan

Rasio Size (Ukuran)

Quantitative perception

Diagram Batang

Perbedaan keinginan Nominal Color

(Warna) Selective

perception Area

4) Hak Milik Pribadi

Desain simbol pada peta kepemilikan rumah tinggal dosen

FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta, dapat diketahui pada

Tabel 13:

Tabel 13. Desain Simbol Peta Kepemilikan Rumah Tinggal Dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta.

Jenis Kenampakan (Komponen)

Sifat Data

Variabel Visual Persepsi Simbol Contoh Simbol

Jumlah kepemilikan

rumah tinggal

Rasio Size

(Ukuran)

Quantitative

perception

Diagram

Batang

Kepemilikan rumah tinggal

Nominal

Color (Warna)

Selective perception Area

5) Fasilitas/Pelayanan Umum

Desain simbol pada peta fasilitas/layanan umum yang dekat

dengan rumah dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta, dapat

diketahui pada Tabel 14:

Tabel 14. Desain Simbol Peta Fasilitas Umum di Dekat Rumah Tinggal Dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta

Jenis Kenampaka

n (Komponen

)

Sifat Data

Variabel Visual Persepsi Simbol Contoh Simbol

0

10

0

10

Prestise

Pribadi

Prestise

Milik Sendiri

Milik Orang Tua HGB

Kontrak/Kos/ Sewa

Page 44: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xliv

Jumlah fasilitas umum

Rasio Size

(Ukuran)

Quantitative

perception

Diagram

Batang

Fasilitas umum

Nominal

Color (Warna)

Selective perception Area

d. Layout peta.

Layout merupakan sebuah proses menata dan merancang

bentuk-bentuk properti peta. Layout sangat membantu pengguna peta

untuk memperoleh informasi peta.

G. Prosedur Penelitian

Secara garis besar beberapa tahap yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Persiapan

Pada tahap persiapan dicari semua referensi yang dapat menguatkan

penelitian. Hal ini dilakukan dengan kajian teoritik menggunakan kepustakaan

atau literatur yang relevan dengan masalah. Orientasi lapangan dilakukan untuk

mengetahui jenis dan kelengkapan data lainnya yang diperlukan dalam penelitian,

dengan jalan menghubungi atau mendatangi kantor atau instansi yang berkaitan

dengan penelitian.

2. Penyusunan Proposal

0

10

Transportasi

Kesehatan Ekonomi Hiburan

Olahraga

Pendidikan

Ibadah

Page 45: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xlv

Tahap penyusunan proposal merupakan tahap awal penelitian. Proposal

dibuat menurut kaidah penulisan karya ilmiah yang meliputi tiga bab yang terdiri

dari pendahuluan, landasan teori, dan metode penelitian. Ketiga bab tersebut

mencakup tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

landasan teori serta metodologi yang dipakai dalam penelitian.

3. Penyusunan Instrumen

Pada tahap penyusunan instrumen disiapkan seluruh keperluan yang

menyangkut penelitian. Pada tahap ini dilakukan penyusunan daftar pertanyaan

wawancara. Tabulasi data mengenai data alamat rumah dosen FKIP UNS agar

lebih memudahkan dalam melakukan pencatatan data yang diperlukan. Pertanyaan

yang diajukan dalam wawancara mengenai alasan dosen memilih bertempat

tinggal di rumahnya.

4. Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dilakukan guna mengumpulan data primer dan

sekunder. Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi:

Data alamat rumah dosen FKIP UNS.

Titik koordinat lokasi FKIP UNS.

Wawancara dengan dosen FKIP UNS.

Peta rupa bumi sebagai peta dasar daerah penelitian.

Alamat rumah dosen FKIP UNS diperoleh dari data alamat dosen yang

tercantum pada buku pedoman akademik FKIP UNS tahun 2007/2008. Titik

koordinat lokasi FKIP UNS diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung ke

lapangan menggunakan Global Positioning System (GPS). Faktor yang

mempengaruhi pola persebaran rumah tinggal dosen FKIP UNS diperolah dari

hasil wawancara kepada dosen FKIP UNS.

5. Pengolahan Data dan Analisis Data

Pada tahap analisis data dilakukan kegiatan menganalisis data dan

mengorganisasi data yang diperoleh. Pada penelitian menggunakan beberapa

Page 46: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xlvi

analisis data yang meliputi analisis data primer dan analisis peta. Dalam tahap ini

dilakukan pengklasifikasian data, penggambaran peta, dan analisis peta.

Pengklasifikasian data meliputi pemilahan data yang diperlukan dan

dikelompokkan sesuai dengan kegunaan data tersebut. Penggambaran data

meliputi kegiatan desain tata letak, desain peta dasar, dan dessain isi peta

berdasarkan kaidah-kaidah kartografi. Analisis peta dilakukan secara deskriptif

geografis dengan menggunakan analisis peta.

6. Penyusunan Laporan

Pada penyusunan laporan ini merupakan tahap akhir setelah tahap-tahap

terdahulu selesai dilakukan kemudian disusun dalam sebuah skripsi. Penyusunan

laporan penelitian disesuaikan dengan kaidah penulisan laporan karya ilmiah.

Laporan penelitian dibuat dalam bentuk skripsi yang dilengkapi dengan peta-peta

dan lampiran-lampiran.

Penelitian mempunyai alur prosedur yang rumit, sehingga perlu diambil

langkah-langkah agar dapat berjalan lancar, tepat waktu dan rencana yang telah

ditetapkan. Pada penelitian dibuat diagram prosedur penelitian agar dapat

mengenai tujuan dan perumusan permasalahan yang ada, seperti di bawah ini:

Page 47: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xlvii

Wawancara

Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000

Alasan Pemilihan Lokasi Rumah/ Tempat Tinggal : 1. Tingkat Pendapatan 2. Transportasi 3. Hak Milik Pribadi 4. Perbedaan Keinginan 5. Fasilitas/Pelayanan Umum

Ploting ke Peta Dasar

Faktor yang Mempengaruhi Pola Persebaran Rumah Dosen FKIP UNS

Tahun 2007

Data Alamat Rumah Dosen FKIP

UNS Tahun 2007

Distribusi Spasial Rumah Dosen FKIP UNS

Analisis Tetangga Terdekat

Pola Persebaran Rumah Dosen FKIP

UNS

Lokasi

Page 48: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xlviii

Gambar.11. Diagram Alir Penelitian

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Daerah Penelitian

1. Letak, Luas dan Batas

a. Letak

Eks Karesidenan Surakarta meliputi tujuh kabupaten yang ada di

Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten yang terletak di Eks Karesidenan Surakarta

adalah Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kota

Surakarta, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, dan Kabupaten

Sragen. Berdasarkan Peta Rupa Bumi Lembar Kaliurang, Boyolali, Kartasura,

Surakarta, Ngablak, Ampel, Simo, Salatiga, Karanggede, Gemolong,

Ngandul, Wiru, Kedungjati, Juwangi, Timoho, Pakem, Jabung, Cawas,

Klaten, Ceper, Sukoharjo, Manyaran, Wonogiri, Jumantono, Karanganyar,

Paranggupito, Kalak, Pracimantoro, Giriwoyo, Eromoko, Bungur, Arjosari,

Pulorejo, Talun, Nawangan, Girimarto, Slogohimo, Kismantoro, Purwantoro,

Tawangmangu, Poncol, Magetan, Sragen, Ngrambe, Karangpandan, Masaran,

Sukodono, Walikukun, Gesi, Mantingan, Tanjungsari skala 1 : 25.000 secara

astronomis Eks Karesidenan Surakarta terletak di antara 110o38’00” BT

sampai dengan 111o32’00” BT dan 07o14’00” LS sampai dengan 08o21’00”

LS.

b. Luas

Luas Eks Karesidenan Surakarta secara administratif adalah 5.722,38

km2. Eks Karesidenan Surakarta terdiri dari satu kota dan enam kabupaten

yang terbagi 124 kecamatan, dan 1.565 desa/kelurahan. Hal tersebut dapat

dilihat dalam rincian pada Tabel 15 berikut:

Page 49: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xlix

Tabel 15. Luas Kabupaten, Jumlah Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2007

No. Wilayah Luas (km2) Kecamatan Desa/Kelurahan

1. Kota Surakarta 44,03 5 51

2. Kabupaten Karanganyar 772,20 17 177

3. Kabupaten Sukoharjo 466,66 12 167

4. Kabupaten Wonogiri 1.822,37 25 294

5. Kabupaten Klaten 655,56 26 401

6. Kabupaten Boyolali 1.015,07 19 267

7. Kabupaten Sragen 946,49 20 208

Jumlah 5.722,38 124 1.565 Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka 2007 (BPS, 2008: 27).

Berdasarkan Tabel 15. diperoleh informasi tentang luas Eks

Karesidenan Surakarta dan luas kota/kabupaten yang berada di Eks

Karesidenan Surakarta. Eks Karesidenan Surakarta memiliki luas sebesar

5.722,38 Km2. Kabupaten Wonogiri luasnya 1.822,37 km2 merupakan

kabupaten terluas yang memiliki 25 kecamatan dan 294 desa atau kelurahan.

Kota yang luasnya terkecil adalah Kota Surakarta dengan luas 44,03 km2

yang memiliki 5 kecamatan dan 51 desa/kelurahan. Kabupaten Klaten

merupakan kabupaten yang memiliki jumlah kecamatan dan jumlah

desa/kelurahan paling banyak di Eks Karesidenan Surakarta yaitu 26

kecamatan dan 401 desa/kelurahan.

c. Batas

Eks Karesidenan Surakarta, secara administratif termasuk dalam

Propinsi Jawa Tengah. Batas administrasi Eks Karieidenan Surakarta adalah

sebagai berikut:

Page 50: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

l

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten

Grobogan.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Magelang, Kabupaten

Semarang, Kota Salatiga dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Ngawi, Kabupaten

Magetan, Kabupaten Ponorogo, dan Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa

Timur.

Peta administratif Eks Karesidenan Surakarta ditampilkan untuk

melihat Eks Kaesidenan Surakarta secara administratif seperti letak secara

astronomis, batas propinsi, batas kabupaten, batas kecamatan, serta lokasi

Kantor Pemerintahan Kota, lokasi Kantor Pemerintahan Kabupaten, lokasi

Kantor Pemerintahan Kecamatan, sungai, jalan dan lain-lain.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk pembuatan peta administrasi

Eks Karesidenan Surakarta:

e. Mempersiapkan peta dasar.

Peta Digital Rupa Bumi Indonesia yang digunakan sebagai peta

dasar, mempunyai skala yang lebih besar dari pada peta tematik yang

akan dibuat. Pada pemetaan administrasi Eks Karesidenan Surakarta

menggunakan peta rupa bumi skala 1: 25.000.

f. Membangun tipologi ke dalam peta dasar.

Detail topografi yang digunakan di dalam pembuatan peta

administrasi Eks Karesidenan Surakarta berupa:

5) Grid/UTM.

Pada peta dasar, grid ini merupakan garis-garis lurus yang

saling berpotongan dan membentuk sudut tegak lurus (siku-siku).

Kegunaan grid ini untuk mengetahui dan menentukan koordinat titik

di atas peta.

6) Pola Aliran.

Page 51: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

li

Pola aliran adalah salah satu bagian penting dari peta dasar

untuk keperluan orientasi. Pola aliran berupa sungai (saluran yang

disebabkan oleh alam).

7) Bentuk Perhubungan.

Jalan dan jalan kereta api adalah bagian yang sangat penting

dalam peta dasar untuk keperluan orientasi. Bentuk perhubungan ini

sangat erat hubungannya dengan masalah aksesbilitas.

8) Nama-nama Geografi.

Nama-nama tempat permukiman, sungai, unit administrasi,

kantor pemerintahan, daerah-daerah geografis lainnya dicantumkan

dalam peta dasar. Sehingga dapat diambil sebagai nama bagian

untuk digunakan dalam pembuatan peta tematik.

g. Labeling (data atribut).

Pada peta administrasi Eks Karesidenan Surakarta menggunakan

simbol kualitatif dan simbol kuantitatif. Simbol kualitatif menyatakan

identitas atau melukiskan keadaan asli dari unsur, tidak menyajikan

besar/jumlah/banyaknya dari unsur yang diwakilinya. Simbol kualitatif

dalam peta sebaran rumah tinggal dosen berupa simbol titik (rumah

tinggal) dan simbol garis yang menghubungkan antar titik. Simbol

kuantitatif di samping menyatakan identitas atau melukiskan keadaan asli

unsur-unsur juga menunjukkan besar/jumlah/banyaknya dari unsur yang

diwakilinya. Simbol kuantitatif dapat juga berbentuk titik, garis dan luas.

Simbol kuantatif berbentuk sungai, jalan, jalan kereta api, dan kantor

pemerintahan.

Desain simbol Peta Administrasi Eks Karisidenan Surakarta

dapat dilihat di Tabel 16 berikut:

Tabel 16. Desain Simbol Peta Administrasi Eks Karesidenan Surakarta Jenis Kenampakan

(Komponen) Sifat Data

Variabel Visual Persepsi Simbol Contoh Simbol

1. Kantor Pemerintahan a. Kantor

Kecamatan b. Kantor Walikota/

Kabupaten

Ordinal Size (Ukuran)

Selective perception

Titik (point)

S

G

Page 52: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lii

2. Batas Administrasi a. Batas Kecamatan b. Batas

Kota/Kabupaten

Ordinal Value (Nilai)

Selective perception

Garis (line)

3. Jalan a. Jalan Arteri b. Jalan Kolektor c. Jalan Kereta Api

Ordinal Size (Ukuran)

Selective perception

Garis (line)

4. Sungai Ordinal Size (Ukuran)

Ordered perception

Garis (line)

5. Waduk Nominal Color (Warna)

Selective perception

Area

h. Layout peta.

Layout merupakan sebuah proses menata dan merancang

bentuk-bentuk properti peta. Layout sangat membantu pengguna peta

untuk memperoleh informasi peta.

Daerah administratif Eks Karisidenan Surakarta dapat dilihat pada Peta 1

berikut:

Page 53: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

liii

Page 54: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

liv

2. Kondisi Kependudukan di Eks Karesidenan Surakarta

Berdasarkan kondisi kependudukan di Eks Karesidenan Surakarta dapat

diketahui gambaran secara umum kependudukannya. Kondisi kependudukan yang

dimaksud tersebut adalah kepadatan penduduk, komposisi penduduk menurut

umur dan jenis kelamin.

a. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk

dengan luas daerah yang diolah atau ditempatinya. Berdasarkan hasil

registrasi penduduk tahun 2007, jumlah penduduk di Eks Karesidenan

Surakarta tercatat sebesar 6.015.583 jiwa. Kepadatan Penduduk di Eks

Karesidenan Surakarta Tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 17 berikut:

Tabel 17. Kepadatan Penduduk di Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2007

No Kabupaten Luas (Km2)

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

1 Kota Surakarta 44,03 512.898 11.648,83

2 Kabupaten Karanganyar 772,20 799.595 1.035,48

3 Kabupaten Sukoharjo 466,66 813.657 1.743,58

4 Kabupaten Wonogiri 1.822,37 978.808 537,11

5 Kabupaten Klaten 655,56 1.126.165 1.717,87

6 Kabupaten Boyolali 1.015,07 928.164 914,38

7 Kabupaten Sragen 946,49 856.296 904,71

Jumlah 5.722,38 6.015.583 18.501,96 Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka 2007 (BPS, 2008: 57)

Berdasarkan Tabel 17. dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk

yang paling tinggi berada di Kota Surakarta yaitu sebesar 11.648,83 jiwa/km2

Page 55: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lv

dengan jumlah penduduk 512.898 jiwa dan luas wilayah 44,03 km2.

Kepadatan penduduk yang paling rendah terdapat di Kabupaten Wonogiri

sebanyak 537,11 jiwa/km2 dengan jumlah penduduk 978.808 jiwa dan luas

wilayah 1.822,37 km2.

b. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin merupakan

variabel penting dalam demografi yang dapat memberikan gambaran adanya

penduduk usia produktif dan non produktif. Berdasarkan komposisi penduduk

menurut umur dan jenis kelamin dapat dihitung rasio beban tanggungan

(Dependensi Rasio). Komposisi penduduk menurut jenis kelamin di Eks

Karesidenan Surakarta dapat diketahui secara rinci pada Tabel 18 berikut:

Tabel 18. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2007.

No Kabupaten Jenis Kelamin (Jiwa)

Jumlah Sex Rasio L P

1 Kota Surakarta 254.259 258.639 512.898 98

2 Kabupaten Karanganyar 394.425 405.170 799.595 97

3 Kabupaten Sukoharjo 403.403 410.254 813.657 98

4 Kabupaten Wonogiri 475.518 503.290 978.808 94

5 Kabupaten Klaten 552.650 573.515 1.126.165 96

6 Kabupaten Boyolali 455.832 472.332 928.164 97

7 Kabupaten Sragen 407.868 448.428 856.296 91

Jumlah 2.943.955 3.071.628 6.015.583 96 Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka 2007 (BPS, 2008: 54)

Berdasarkan Tabel 18. tersebut diketahui tentang besarnya sex rasio

atau perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk

perempuan yang berada di Eks Karesidenan Surakarta. Penduduk laki-laki di

Eks Karesidenan Surakarta memiliki jumlah sebesar 2.943.955 jiwa, dan

penduduk perempuan sebesar 3.071.628 jiwa. Berdasarkan data tersebut dapat

diketahui besarnya sex ratio di Eks Karesidenan Surakarta yang dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

Sex Ratio (SR) = 푥 100

Page 56: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lvi

Keterangan:

SR = rasio jenis kelamin

a = jumlah penduduk laki-laki

b = jumlah penduduk perempuan

Besarnya sex ratio penduduk di Eks Karesidenan Surakarta dapat

dihitung sebagai berikut:

Sex Ratio (SR) = . .. .

푥 100

= 96

Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui bahwa besarnya sex rasio

di Eks Karesidenan Surakarta adalah 96. Hal itu berarti bahwa terdapat 96

penduduk laki-laki dalam setiap 100 penduduk perempuan.

Komposisi penduduk dilihat dari kelompok umur dapat digunakan

untuk mengetahui besar rasio beban tanggungan (dependensy ratio).

Komposisi penduduk di Eks Karesidenan Surakarta menurut kelompok umur

pada tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 19. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2007

No Kabupaten Kelompok Umur (Tahun)

Jumlah Dependency

Ratio 0-14 15-64 65+

1 Kota Surakarta 116.289 369.015 27.594 512.898 39

2 Kabupaten Karanganyar 199.191 537.428 62.976 799.595 49

3 Kabupaten Sukoharjo 191.646 552.435 69.576 813.657 47

4 Kabupaten Wonogiri 208.643 652.325 117.840 978.808 50

5 Kabupaten Klaten 262.805 745.470 117.890 1.126.165 51

6 Kabupaten Boyolali 228.798 607.464 91.902 928.164 53

7 Kabupaten Sragen 215.376 561.126 79.794 856.296 53

Jumlah 1.422.748 4.025.263 567.572 6.015.583 49 Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka 2007 (BPS, 2008: 55)

Berdasarkan Tabel 19. diperoleh informasi tentang dependensi ratio

adalah perbandingan penduduk yang produktif (15-64 tahun) dan penduduk

non produktif (0-14 tahun dan ≥ 65 tahun) yang ada di Eks Karesidenan

Surakarta dan disebut juga rasio beban tanggungan. Jumlah penduduk

produktif (15-64 tahun) Eks Karesidenan Surakarta sebesar 4.025.263 jiwa,

Page 57: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lvii

jumlah penduduk non produktif (0-14 tahun dan ≥ 65 tahun) sebesar

1.990.320 jiwa. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui besarnya sex ratio

di Eks Karesidenan Surakarta yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Dependensi ratio (DR) = 푥 100

Keterangan:

DR = rasio beban tanggungan

Pnp = jumlah penduduk non produktif (0-14 tahun dan ≥ 65 tahun)

Pp = jumlah penduduk produktif (15-64 tahun)

Besarnya rasio beban tanggungan penduduk di Eks Karisidenan

Surakarta dapat dihitung sebagai berikut:

Sex Ratio (SR) = . .. .

푥 100

= 49

Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui bahwa besarnya rasio

beban tanggungan penduduk di Eks Karesidenan Surakarta sebesar 49. Hal ini

berarti bahwa setiap 100 penduduk produktif menanggung 49 penduduk non

produktif.

3. Dosen FKIP Universitas Sebelas Maret di Eks Karisidenan Surakarta

Dosen menurut Buku Pedoman Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

adalah tenaga pengajar di lingkungan fakultas yang berada di bawah program

studi dan bertanggung jawab langsung pada Dekan. Dosen terdiri atas dosen biasa,

dosen luar biasa dan dosen tamu. Jenis dan jenjang kepangkatan tenaga pengajar

diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dosen

mempunyai tugas utama mengajar, membimbing, dan melatih mahasiswa serta

melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.

Data dosen FKIP UNS tahun 2007 diperoleh dari Buku Pedoman

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan tahun 2007/2008. Data dosen yang

Page 58: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lviii

berkaitan dengan judul penelitian ini adalah: data jumlah dosen dan alamat rumah

dosen FKIP UNS tahun 2007. Secara rinci data alamat dosen FKIP UNS tahun

2007 dapat dilihat pada Tabel Daftar Nama dan Alamat Dosen Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Tahun 2007 di lampiran.

Data jumlah dosen FKIP UNS tahun 2007 yang bertempat tinggal di Eks

Karesidenan Surakarta berdasarkan kabupatennya dapat dilihat pada Tabel 20

berikut:

Tabel 20. Jumlah Rumah Tinggal Dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2007

No Kota/Kabupaten Jumlah Dosen

1. Kota Surakarta 112

2. Kabupaten Sukoharjo 79

3. Kabupaten

Karanganyar

112

4. Kabupaten Wonogiri 6

5. Kabupaten Boyolali 13

6. Kabupaten Klaten 17

7. Kabupaten Sragen 11

TOTAL 350 Sumber: Buku Pedoman FKIP UNS Tahun Akademik 2007-2008.

Berdasarkan Tabel 20. dapat diketahui jumlah dosen FKIP UNS tahun

2007 yang bertempat tinggal di Eks Karesidenan Surakarta adalah 350 dosen.

Jumlah dosen yang paling banyak bertempat tinggal di Kota Surakarta dan

Kabupaten Karanganyar yaitu sebesar 112 dosen. Jumlah dosen yang paling

sedikit bertempat tinggal di Kabupaten Wonogiri.

4. Aksesibilitas di Eks Karesidenan Surakarta

Aksesibilitas menurut Tamin dalam Miro (2005: 18) adalah mudahnya

suatu lokasi dihubungkan dengan lokasi lainnya lewat jaringan transportasi yang

ada, berupa prasarana jalan dan alat angkut yang bergerak di atasnya.

Page 59: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lix

Aksesibilitas berarti kemudahan dalam melakukan pergerakan di antara dua

tempat. (Khisty dan Lall, 2002: 66)

Indeks aksesibilitas dapat ditentukan dengan model Hansen. (Khisty dan

Lall, 2002: 80) Rumusnya sebagai berikut:

Aij =

Di mana :

Aij = Indeks aksesibilitas dari zona asal i ke berbagai zona tujuan j.

Ej = Total pekerja.

dij = Jarak antara i dan j.

b = Eksponen.

Berdasarkan rumus tersebut dapat dicari nilai indeks aksesibilitas ( Aij )

kabupaten/kota di Eks Karesidenan Surakarta. Indeks aksesibilitas yang ada di

Eks Karisidenan Surakarta terhadap FKIP UNS sebagai tempat kerja dapat dilihat

pada Tabel 21 berikut:

Tabel 21. Indeks Aksesibilitas (Aij) Kabupaten/Kota di Eks Karesidenan Surakarta terhadap FKIP UNS.

No Kabupaten/Kota Populasi Penduduk

(Jiwa)

Jumlah

Dosen

Jarak ke UNS

(km) Aij

1 Kota Surakarta 512.898 112 0,5 * 700

2 Kabupaten Karanganyar 799.595 112 13 27

3 Kabupaten Sukoharjo 813.657 79 14 25

4 Kabupaten Wonogiri 978.808 6 31 11

5 Kabupaten Klaten 1.126.165 17 36 10

6 Kabupaten Boyolali 928.164 13 27 13

7 Kabupaten Sragen 856.296 11 27 13

Jumlah 6.015.583 350 Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka 2007(BPS, 2008: 6).

* Jarak rumah terdekat di Surakarta ke UNS.

Berdasarkan Tabel 21. dapat diketahui nilai indeks aksesibilitas (Aij)

kabupaten tempat tinggal dosen ke FKIP UNS yang paling besar adalah di Kota

Surakarta dengan indeks aksesibilitas sebesar 700. Nilai indeks aksesibilitas ( Aij)

kabupaten tempat tinggal dosen FKIP UNS paling kecil adalah di Kabupaten

Klaten yaitu sebesar 10.

Page 60: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lx

Aksesibilitas yang baik juga didukung oleh jaringan transportasi yang

baik pula. Kondisi jaringan transportasi yang perlu diperhatikan untuk mendukung

aksesibilitas adalah jenis permukaan jalan dan kondisi jalan yang menghubungkan

dua daerah. Kondisi jaringan jalan di Eks Karesidenan Surakarta yang berdasakan

jenis permukaan jalannya dapat dilihat pada Tabel 22:

Tabel 22. Panjang Jalan Kabupaten/Kota Menurut Jenis Permukaan di Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2006 (Km)

No Kabupaten/Kota Jenis Permukaan

Jumlah Aspal Kerikil Tanah Tidak Dirinci

1 Kota Surakarta 467,93 97,55 1,37 109,01 675,86

2 Kabupaten Karanganyar 766,70 33,80 16,70 - 817,20

3 Kabupaten Sukoharjo 479,86 5,63 - - 485,49

4 Kabupaten Wonogiri 979,04 228,56 8,50 9,30 1.225,40

5 Kabupaten Klaten 691,09 - 85,91 - 777,00

6 Kabupaten Boyolali 532,08 10,05 9,70 - 551,83

7 Kabupaten Sragen 973,97 96,33 6,00 12,20 1.088,50

Jumlah 4.890,67 471,92 128,18 130,51 5.621,28 Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka 2007 (BPS, 2008: 380).

Berdasarkan Tabel 22. dapat diketahui jenis permukaan jalan yang

terdapat di Eks Karesidenan Surakarta adalah aspal, kerikil, tanah, dan tidak

dirinci. Panjang jalan dengan jenis permukaan yang diperkeras dengan aspal

adalah 4.890,67 km. Jalan dengan jenis permukaan kerikil di Eks Karesidenan

Surakarta panjangnya 471,92 km, untuk jenis permukaan jalan berupa tanah

panjangnya 128,18 km, dan jalan yang tidak dirinci jenis permukaannya ada

130,51 km.

Kondisi jalan yang terdapat di Eks Karesidenan Surakarta ini dapat

dilihat pada Tabel 23 berikut:

Tabel 23. Panjang Jalan Kabupaten/Kota Menurut Kondisi Jalan di Eks

Page 61: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxi

Karesidenan Surakarta Tahun 2006 (km)

No Kabupaten/Kota Kondisi Jalan

Jumlah Baik Sedang Rusak Rusak Berat

1 Kota Surakarta 412,78 255,27 5,79 2,02 675,86

2 Kabupaten Karanganyar 359,32 325,18 65,60 67,10 817,20

3 Kabupaten Sukoharjo 126,03 192,70 119,01 50,75 488,49

4 Kabupaten Wonogiri 605,66 539,60 68,44 11,70 1.225,40

5 Kabupaten Klaten 215,17 174,82 248,84 138,17 777,00

6 Kabupaten Boyolali 120,63 158,72 89,56 182,93 551,84

7 Kabupaten Sragen 715,43 230,98 80,90 61,19 1.088,50

Jumlah 2.555,02 1.877,27 678,14 513,86 5.624,29 Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka 2007(BPS, 2008: 381).

Berdasarkan Tabel 23. dapat diketahui bahwa kondisi jalan yang ada di

Eks Karesidenan Surakarta dikelompokan menjadi empat yaitu baik, sedang,

rusak, dan rusak berat. Kondisi jalan yang masih baik di Eks Karesidenan

Surakarta panjangnya 2.555,02 km, kondisi jalan yang sedang sepanjang 1.877,27

km, kondisi jalan yang rusak sepanjang 678,14 km, dan kondisi jalan yang sudah

rusak berat ada sepanjang 513,86 km. Hal itu berarti bahwa sebagian besar

kondisi jalan di Eks Karesidenan Surakarta cukup baik.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian meliputi distribusi spasial, pola persebaran rumah tinggal

dosen FKIP UNS Surakarta pada tahun 2007, dan faktor yang mempengaruhi pola

persebaran rumah tinggal dosen FKIP UNS Surakarta. Hasil penelitian yang

diperoleh dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Distribusi Spasial Rumah Dosen FKIP Universitas Sebelas Maret

Surakarta di Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2007.

Analisis yang dilakukan untuk mengetahui distribusi spasial rumah

tinggal dosen yang ada di Eks Karesidenan Surakarta adalah analisis spasial

dengan menggunakan peta. Dalam penelitian ini peta digunakan sebagai media

penyaji dalam menampilkan lokasi persebaran rumah tinggal dosen FKIP UNS.

Rumah tinggal dosen FKIP UNS dalam penggambarannya di peta disimbolkan

Page 62: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxii

menggunakan titik atau point. Pada peta persebaran rumah tinggal dosen FKIP

UNS satu titik yang terdapat di peta menunjukkan satu rumah dosen di permukaan

bumi. Lokasi titik tersebut menggambarkan kedudukannya di permukaan bumi.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk pembuatan peta jumlah dosen

FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta:

a. Mempersiapkan peta dasar.

Peta Digital Rupa Bumi Indonesia yang digunakan sebagai peta

dasar, mempunyai skala yang lebih besar dari pada peta tematik yang akan

dibuat. Pada pemetaan jumlah dosen FKIP menggunakan peta rupa bumi

skala 1: 25.000.

b. Membangun tipologi ke dalam peta dasar.

Detail topografi yang digunakan di dalam pembuatan peta jumlah

dosen FKIP berupa:

1) Grid/UTM.

Pada peta dasar, grid ini merupakan garis-garis lurus yang saling

berpotongan dan membentuk sudut tegak lurus (siku-siku). Kegunaan

grid ini untuk mengetahui dan menentukan koordinat titik di atas peta.

2) Pola Aliran.

Pola aliran adalah salah satu bagian penting dari peta dasar

untuk keperluan orientasi. Pola aliran berupa sungai (saluran yang

disebabkan oleh alam).

3) Bentuk Perhubungan.

Jalan dan jalan kereta api adalah bagian yang sangat penting

dalam peta dasar untuk keperluan orientasi. Bentuk perhubungan ini

sangat erat hubungannya dengan masalah aksesbilitas.

4) Nama-nama Geografi.

Nama-nama tempat permukiman, sungai, unit administrasi,

kantor pemerintahan, daerah-daerah geografis lainnya dicantumkan

dalam peta dasar. Sehingga dapat diambil sebagai nama bagian untuk

digunakan dalam pembuatan peta tematik.

c. Labeling (data atribut).

Page 63: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxiii

Dalam pemetaan jumlah dosen menggunakan simbol kualitatif dan

simbol kuantitatif. Simbol kualitatif menyatakan identitas atau melukiskan

keadaan asli dari unsur, tidak menyajikan besar/jumlah/banyaknya dari unsur

yang diwakilinya. Simbol kualitatif dalam peta jumlah dosen berupa simbol

diagram lingkaran (pie graph). Simbol kuantitatif di samping menyatakan

identitas atau melukiskan keadaan asli unsur-unsur juga menunjukkan

besar/jumlah/banyaknya dari unsur yang diwakilinya. Simbol kuantitatif

dapat juga berbentuk titik, garis dan luas. Simbol kuantatif berbentuk sungai,

jalan, jalan kereta api, dan kantor pemerintahan.

Desain simbol peta jumlah Dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan

Surakarta dapat dilihat pada Tabel 24:

Tabel 24. Desain Simbol Peta Jumlah Dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta.

Jenis Kenampakan (Komponen)

Sifat Data

Variabel Visual

Persepsi Simbol Contoh Simbol

Persebaran rumah tinggal dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta tahun 2007

Nominal Form (bentuk)

Ordered perception

Titik (dot)

d. Layout peta.

Layout merupakan sebuah proses menata dan merancang bentuk-

bentuk properti peta. Layout sangat membantu pengguna peta untuk

memperoleh informasi peta.

Desain simbol peta persebaran rumah tinggal Dosen FKIP UNS di Eks

Karesidenan Surakarta dapat dilihat pada Tabel 7. Jumlah dosen FKIP UNS di

Eks Karesidenan Surakarta tahun 2007 dapat dilihat pada Peta 2, dan persebaran

rumah tinggal dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2007 dapat

dilihat pada Peta 3:

Page 64: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxiv

Page 65: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxv

Page 66: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxvi

Dosen FKIP UNS Surakarta pada tahun 2007 adalah sebesar 387 orang

dosen. Rumah tinggal dosen FKIP UNS tersebut berada di Eks Karesidenan

Surakarta sebesar 350 dosen, di luar Eks Karesidenan Surakarta sebesar 35 dosen,

dan belum dicantumkan alamatnya sebanyak 2 dosen. Jumlah dosen FKIP UNS

berdasarkan lokasi rumah tinggalnya dapat dilihat pada Tabel 25:

Tabel 25. Jumlah Dosen FKIP UNS Tahun 2007 Berdasarkan Lokasi Rumah Tinggalnya

No Lokasi

Jumlah Dosen

Persentase (%)

1. Eks Karesidenan Surakarta 350 90

2. Luar Eks Karesidenan Surakarta 35 9

3. Belum Dicantumkan Alamatnya 2 1

JUMLAH 387 100

Sumber: Buku Pedoman FKIP UNS Tahun Akademik 2007-2008. Dosen FKIP UNS Surakarta pada tahun 2007 yang bertempat tinggal di

Eks Karesidenan Surakarta sebanyak 350 orang dosen. Persebaran rumah tinggal

dosen FKIP UNS Surakarta pada tahun 2007 berlokasi di Kabupaten Wonogiri 6

rumah dosen, di Kabupaten Boyolali 13 rumah dosen, di Kabupaten Klaten 17

rumah dosen, di Kota Surakarta 112 rumah dosen, di Kabupaten Sukoharjo 79

rumah dosen, di Kabupaten Karanganyar 112 rumah dosen, dan di Kabupaten

Sragen 11 rumah dosen. Persebaran rumah tinggal dosen FKIP UNS dapat dilihat

pada Tabel 26:

Tabel 26. Data Sebaran Lokasi Rumah Tinggal Dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2007

No Kota/Kabupaten Jumlah % Kecamatan Jumlah 1. Surakarta 112 32 Banjarsari 36

Page 67: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxvii

Laweyan 42 Serengan 5 PasarKliwon 8 Jebres 22 2. Sukoharjo 79 22 Mojolaban 24 Kartasura 30 Grogol 13 Bendosari 1 Baki 5 Tawangsari 1 Sukoharjo 3 Weru 1 Gatak 1 3. Karanganyar 112 32 Jaten 62 Colomadu 34 Tawangmangu 1 Karanganyar 7 Kebakkramat 2 Tasikmadu 4 Gondangrejo 1 4. Wonogiri 6 2 Wonogiri 3 Selogiri 2 Jatipuro 1 5. Boyolali 13 4 Boyolali 2 Teras 1 Ngemplak 5 Nogosari 1 Mojosongo 1 Banyudono 1 Andong 1 Sawit 1 6. Klaten 17 5 Delanggu 4 Wonosari 2 Jogonalan 1 Jatinom 2 Karangdowo 1 Ceper 3 Kalikotes 1 Karanganom 1 Klaten Utara 1 Ngawen 1 7. Sragen 11 3 Sidoharjo 1 Sragen 4 Masaran 3 Karangmalang 3 TOTAL 350 100 350

Page 68: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxviii

Sumber: Buku Pedoman FKIP UNS Tahun Akademik 2007-2008

Penyajian data persebaran rumah tinggal dosen FKIP UNS di Eks

Karesidenan Surakarta menggunakan peta. Peta persebaran rumah tinggal dosen

tersebut dibuat dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG), dengan

mengolah data atribut berupa titik lokasi rumah tinggal dosen FKIP UNS

kemudian dimasukkan ke dalam peta dasar yang dikompilasikan dari Peta

Rupabumi Indonesia. Hasil akhir dari pengolahan data yang dilakukan

menggunakan SIG, berupa peta persebaran rumah tinggal dosen FKIP UNS di Eks

Karesidenan Surakarta. Peta Rupabumi yang digunakan sebagai peta dasar ini

adalah gabungan dari beberapa peta, dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 27:

Tabel 27. Lembar Peta Rupabumi Indonesia di Eks Karesidenan

No Peta Rupabumi Indonesia

No Peta Rupabumi Indonesia

Nama Lembar Nomor lembar Nama Lembar Nomor lembar

1 Kaliurang 1408-244 27 Kalak 1407-642

2 Boyolali 1408-333 28 Pracimantoro 1407-643

3 Kartasura 1408-334 29 Giriwoyo 1407-644

4 Surakarta 1408-343 30 Eromoko 1408-321

5 Ngablak 1408-522 31 Talun 1408-322

6 Ampel 1408-611 32 Bungur 1507-433

7 Simo 1408-612 33 Arjosari 1507-434

8 Salatiga 1408-613 34 Pulorejo 1508-111

9 Karanggede 1408-614 35 Nawangan 1508-112

10 Gemolong 1408-621 36 Girimarto 1508-113

11 Ngandul 1408-623 37 Slogohimo 1508-114

12 Wiru 1408-631 38 Kismantoro 1508-121

13 Kedungjati 1408-632 39 Purwantoro 1508-123

14 Juwangi 1408-641 40 Tawangmangu 1508-131

15 Timoho 1408-224 41 Poncol 1508-132

16 Pakem 1408-242 42 Magetan 1508-141

17 Jabung 1408-313 43 Sragen 1508-411

18 Cawas 1408-314 44 Ngrambe 1508-134

19 Klaten 1408-331 45 Karangpandan 1508-133

20 Ceper 1408-332 46 Masaran 1408-622

Page 69: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxix

21 Sukoharjo 1408-341 47 Sukodono 1408-624

22 Manyaran 1408-323 48 Walikukun 1508-412

23 Wonogiri 1408-324 49 Gesi 1508-413

24 Jumantono 1408-342 50 Mantingan 1508-414

25 Karanganyar 1408-344 51 Tanjungsari 1508-432

26 Paranggupito 1407-641

Sumber: BAKOSURTANAL

Penentuan jumlah titik rumah tinggal dosen didasarkan pada jumlah

keseluruhan populasi rumah tinggal dosen FKIP UNS yang terletak di Eks

Karesidenan Surakarta. Jumlah populasi yang ada di Eks Karesidenan Surakarta

sebanyak 350 dosen yang tersebar di Kota Surakarta, Kabupaten Karanganyar,

Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten, Kabupaten

Boyolali, dan Kabupaten Sragen. Persebaran rumah tinggal dosen FKIP UNS

tahun 2007 yang paling banyak terdapat di Kota Surakarta dan Kabupaten

Karanganyar yaitu masing-masing sebanyak 112 dosen (32%) dari jumlah dosen

FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta. Persebaran rumah tinggal dosen FKIP

UNS tahun 2007 di Kota Surakarta yang paling banyak terdapat di Kecamatan

Laweyan 42 dosen. Persebaran rumah dosen FKIP UNS tahun 2007 di Kabupaten

Karanganyar yang paling banyak terdapat di Kecamatan Jaten sebanyak 62 dosen.

Di Kabupaten Sukoharjo terdapat 79 dosen (22%), di Kabupaten Klaten sebanyak

17 dosen (5%), di Kabupaten Boyolali sebanyak 13 dosen (4%), di Kabupaten

Sragen sebanyak 11 dosen (3%), dan di Kabupaten Wonogiri sebanyak 6 dosen

(2%).

Persebaran rumah tinggal dosen FKIP UNS yang terbanyak ada di Kota

Surakarta dan Kabupaten Karanganyar. Hal itu disebabkan oleh pertimbangan

jarak tempuh rumah tinggal yang dekat dengan UNS sebagai tempat kerja, dan

waktu tempuh yang singkat. Waktu tempuh yang singkat dari rumah yang singkat

dipengaruh dari jarak tempuh yang dekat. Kota Surakarta dipilih responden

sebagai tempat tinggal karena dipengaruhi oleh beberapa hal. Hal-hal itu yang

dijadikan pertimbangan dosen dalam memilih lokasi tempat tinggal. Persebaran

rumah tinggal dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Tingkat pendapatan akan

berpengaruh pada besar biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya sewa atau

Page 70: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxx

pembelian rumah tinggal dan biaya pengeluaran lainnya. Kota Surakarta dan

Kabupaten Karanganyar dipilih sebagai tempat tinggal karena beberapa hal. Hal

itu meliputi: jarak rumah tinggal yang dekat dengan tempat kerja, waktu tempuh

yang singkat, dekat dengan lokasi pusat fasilitas umum, mudah memperoleh

sarana tranportasi, aksesibilitas mudah, dan biaya transportasi yang lebih murah

dibandingkan di daerah lain. Jarak yang dekat menyebabkan waktu tempuh ke

tempat kerja semakin singkat. Kedekatan jarak dan singkatnya waktu tempuh jika

didukung sarana transportasi yang baik akan berpengaruh pada biaya transportasi

dan aksesibilitas. Biaya transportasi yang lebih murah, jika jaraknya dekat, waktu

tempuh singkat, dan dekat dengan layanan fasilitas umum yang diperlukan.

Kedekatan dengan fasilitas umum memberi keuntungan bagi responden.

Keuntungan itu berupa kemudahan untuk mencapai dan memperoleh layanan dari

fasilitas umum saat diperlukan. Aksesibilitas yang mudah di Kota Surakarta dan

Kabupaten Karanganyar menyebabkan semakin mudah untuk mencapai tempat

kerja ataupun tempat tujuan lainnya. Hal itu dapat dilihat pada tabel indeks

aksesibilitas pada Tabel 21. Berdasarkan pertimbangan tersebut, responden tetap

memilih Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar meskipun biaya sewa dan

harga lahannya mahal. Daya tarik lain Kabupaten Karanganyar yaitu harga sewa

atau jual lahan yang lebih murah dari Kota Surakarta, memiliki lahan yang lebih

luas, dan lingkungan masyarakat nyaman. Responden tetap tinggal di Kabupaten

Karanganyar, meskipun biaya dan waktu transportasi yang diperlukan lebih

banyak dibandingkan di Kota Surakarta.

2. Pola Persebaran Rumah Tinggal Dosen FKIP Universitas Sebelas Maret

Surakarta Tahun 2007

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui pola persebaran rumah tinggal

dosen FKIP UNS tahun 2007 digunakan analisis tetangga terdekat. Beberapa

langkah yang harus diperhatikan dalam menggunakan analisis tetangga terdekat:

a. Menentukan batas wilayah yang diselidiki.

b. Mengubah pola persebaran objek dalam peta menjadi pola persebaran acak.

c. Memberikan nomor urut bagi tiap titik untuk mempermudah menganalisanya.

Page 71: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxxi

d. Mengukur jarak yang terdekat yaitu jarak garis pada garis lurus antara satu

titik dengan titik lainnya yang merupakan tetangga terdekatnya dan mencatat

ukuran jarak tersebut.

e. Menghitung besar parameter tetangga terdekat (T) dengan menggunakan

rumus :

푇 =̅̅

Di mana:

T : indeks penyebaran tetangga terdekat.

퐽푢̅ : jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya yang

terdekat (Km)

퐽ℎ̅ : jarak rata-rata yang diperoleh andaikata semua titik mempunyai pola

random

= √

p : kepadatan titik dalam tiap kilometer persegi yaitu jumlah titik (N) dibagi

dengan luas wilayah dalam kilometer persegi (A) sehingga menjadi

Parameter tetangga terdekat mengukur kadar kemiripan pada titik

terhadap pola random. Untuk memperoleh 퐽푢̅ digunakan cara dengan

menjumlahkan semua jarak tetangga terdekat dan kemudian dibagi dengan jumlah

titik yang ada.

Parameter tetangga terdekat (T) dapat ditunjukkan pula dengan rangkaian

kesatuan (continuum) untuk mempermudah perbandingan antara pola titik yaitu:

T = 0 : untuk pola mengelompok

T = 1 : untuk pola acak

T = 2,15 : untuk pola seragam

Pada penelitian ini sebagai perhitungan indeks parameter tetangga

terdekat adalah peta pola persebaran rumah tinggal dosen FKIP UNS Eks

Karesidenan Surakarta. Peta tersebut merupakan hasil analisis antara Peta

persebaran rumah tinggal dosen FKIP UNS Eks Karesidenan Surakarta dan

perhitungan parameter tetangga terdekat.

Page 72: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxxii

Peta persebaran rumah tinggal dosen FKIP UNS Eks Karesidenan

Surakarta dari data jumlah dosen yang bertempat tinggal di Eks Karesidenan

Surakarta tahun 2007 adalah 350 dosen. Letak rumah dosen tersebut tersebar di

Kabupaten Wonogiri 6 rumah dosen, di Kabupaten Boyolali 13 rumah dosen, di

Kabupaten Klaten 17 rumah dosen, di Kota Surakarta 112 rumah dosen, di

Kabupaten Sukoharjo 79 rumah dosen, di Kabupaten Karanganyar 112 rumah

dosen, dan di Kabupaten Sragen 11 rumah dosen. Persebaran rumah tinggal dosen

yang berdekatan memungkinkan saling bertumpuknya simbol dalam peta. Hal itu

menyebabkan perlu dilakukan perbesaran peta pada daerah yang jarak antar

rumah tinggal dosennya saling berdekatan dalam menghitung parameter tetangga

terdekat.

Dalam Peta 4. dapat dilihat jarak antar rumah dosen di Kota Surakarta,

Kabupaten Karanganyar, dan Kabupaten Sukoharjo sangat dekat sehingga saling

bertumpukan. Rumah tinggal dosen yang saling bertumpukan itu tidak dilakukan

pergesaran karena ukuran kertas dan skala peta. Dalam menentukan pola

persebaran rumah tinggal dosen salah satu penentu yang menjadi perhitungan

adalah jarak antara rumah tinggal dosen dengan rumah tinggal dosen terdekat.

Pada peta pola persebaran rumah dosen ini menggunakan skala 1: 350.000, artinya

satu satuan di peta berbanding 350.000 satuan di lapangan.

Desain simbol peta pola persebaran rumah tinggal Dosen FKIP UNS di

Eks Karesidenan Surakarta dapat dilihat pada Tabel 8.

Pada Peta 4. persebaran rumah tinggal dosen saling bertumpukan pada

beberapa tempat, maka pada tempat yang rumah tinggal dosennya saling

bertumpukan dilakukan perbesaran skala sehingga rumah tinggal dosen tersebut

tidak saling bertumpukan. Skala yang digunakan pada perbesaran tempat di Peta 5

adalah 1: 35.000.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk pembuatan peta pola persebaran

sebagian rumah tinggal dosen FKIP Kota Surakarta Tahun 2007, sebagai berikut:

a. Mempersiapkan peta dasar.

Peta Digital Rupa Bumi Indonesia yang digunakan sebagai peta

dasar, mempunyai skala yang lebih besar dari pada peta tematik yang akan

Page 73: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxxiii

dibuat. Pada pemetaan pola persebaran sebagian rumah tinggal dosen FKIP

Kota Surakarta Tahun 2007 menggunakan peta rupa bumi skala 1 : 25.000.

b. Membangun tipologi ke dalam peta dasar.

Detail topografi yang digunakan di dalam pembuatan peta pola

persebaran sebagian rumah tinggal dosen FKIP Kota Surakarta Tahun 2007

berupa:

1) Grid/UTM.

Pada peta dasar, grid ini merupakan garis-garis lurus yang saling

berpotongan dan membentuk sudut tegak lurus (siku-siku). Kegunaan

grid ini untuk mengetahui dan menentukan koordinat titik di atas peta.

2) Pola Aliran.

Pola aliran adalah salah satu bagian penting dari peta dasar

untuk keperluan orientasi. Pola aliran berupa sungai (saluran yang

disebabkan oleh alam).

3) Bentuk Perhubungan.

Jalan dan jalan kereta api adalah bagian yang sangat penting

dalam peta dasar untuk keperluan orientasi. Bentuk perhubungan ini

sangat erat hubungannya dengan masalah aksesbilitas.

4) Nama-nama Geografi.

Nama-nama tempat permukiman, sungai, unit administrasi,

kantor pemerintahan, daerah-daerah geografis lainnya dicantumkan

dalam peta dasar. Sehingga dapat diambil sebagai nama bagian untuk

digunakan dalam pembuatan peta tematik.

c. Labeling (data atribut).

Dalam pemetaan pola persebaran rumah tinggal dosen menggunakan

simbol kualitatif dan simbol kuantitatif. Simbol kualitatif menyatakan

identitas atau melukiskan keadaan asli dari unsur, tidak menyajikan

besar/jumlah/banyaknya dari unsur yang diwakilinya. Simbol kualitatif dalam

Page 74: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxxiv

peta pola persebaran sebagian rumah tinggal dosen FKIP Kota Surakarta

Tahun 2007 berupa simbol titik (rumah tinggal) dan simbol garis yang

menghubungkan antar titik. Simbol kuantitatif di samping menyatakan

identitas atau melukiskan keadaan asli unsur-unsur juga menunjukkan

besar/jumlah/banyaknya dari unsur yang diwakilinya. Simbol kuantitatif

dapat juga berbentuk titik, garis dan luas. Simbol kuantatif berbentuk sungai,

jalan, jalan kereta api, dan kantor pemerintahan.

Desain simbol peta pola persebaran sebagian rumah tinggal Dosen

FKIP UNS di Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel 28.

Tabel 28. Desain Simbol Peta Pola Persebaran Sebagian Rumah Tinggal Dosen FKIP UNS Kota Surakarta Tahun 2007

Jenis Kenampakan (Komponen)

Sifat Data

Variabel Visual

Persepsi Simbol Contoh Simbol

Persebaran rumah tinggal dosen FKIP UNS di Kota Surakarta tahun 2007

Nominal Form (bentuk)

Assosiative perception

Titik (point)

Jarak antara titik Nominal Form (bentuk)

Assosiative perception

Titik (point)

d. Layout peta.

Layout merupakan sebuah proses menata dan merancang bentuk-

bentuk properti peta. Layout sangat membantu pengguna peta untuk

memperoleh informasi peta.

Pola persebaran rumah tinggal dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan

Surakarta pada tahun 2007 dapat dilihat pada Peta 4. Perbesaran skala pada tempat

yang rumah dosennya saling bertumpukan dapat dilihat pada Peta inset di Peta 4

dan di Peta 5:

Page 75: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxxv

Page 76: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxxvi

Page 77: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxxvii

Peta yang digunakan mempunyai skala 1: 350.000. Hal ini mengandung

pengertian bahwa setiap jarak 1 cm di dalam peta mewakili jarak 350.000 cm atau

3,5 km di lapangan. Jarak antara titik-titik yang mewakili rumah dosen FKIP UNS

pada peta tersebut dicari dengan menggunakan fungsi ArcView SIG. Satuan jarak

di peta tersebut derajat karena map units yang digunakan pada peta adalah

decimal degrees. Pada peta 1o lintang adalah 69 mil sama dengan 111,042 km.

(Villanueva, 1978: 34) Hasil jarak tersebut berupa derajat harus diubah ke dalam

satuan km dengan dikalikan 111,042 km.

Berdasarkan hasil perhitungan di ArcView yang terdapat pada lampiran

dengan menyesuaikan dengan peta di atas dapat diperoleh hasil perhitungan

sebagai berikut:

a. Jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya yang

terdekat (퐽푢̅) di Eks Karesidenan Surakarta.

Pada peta persebaran rumah tinggal dosen FKIP UNS Eks

Karesidenan Surakarta baik skala 1: 350.000 maupun perbesarannya terdapat

350 titik atau rumah tinggal dosen (N = 350) dan jarak antar titik rumah

tinggal dosen satu dengan lainnya adalah 176, 856 km (J = 176, 685).

Perhitungan jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik

tetangganya yang terdekat (퐽푢̅) di Eks Karesidenan Surakarta sebagai berikut:

퐽푢̅ =

= ,

Page 78: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxxviii

= 0,505 km.

Jarak rata-rata yang diukur antara satu titik rumah tinggal dosen

deng titik rumah tinggal dosen lain yang terdekatnya di Eks Karesidenan

Surakarta adalah 0,505 km.

b. Jarak rata-rata yang diperoleh andai kata semua titik mempunyai pola random

(퐽ℎ̅).

Luas Eks Karesidenan Surakarta adalah 5.722,38 km2 (A). Jumlah

rumah tinggal dosen ada 350 titik (N). Pada perhitungan Jh harus diketahui

nilai p terlebih dahulu. Nilai p diperoleh dari perhitungan berikut:

p =

= . ,

= 0,061 titik/km2

Jh di Eks Karesidenan Surakarta dapat dihitung setelah nilai p

diketahui dengan rumus berikut:

퐽ℎ̅ = √

= √ ,

= ,

= ,

= 2,024

Nilai jarak rata-rata yang diperoleh andaikata semua titik

mempunyai pola random (Jh) di Eks Karesidenan Surakarta adalah 2,024.

c. Indeks penyebaran tetangga terdekat (T)

Indeks penyebaran tetangga terdekat (T) di Eks Karisidenan

Surakarta dapat dihitung setelah nilai Ju dan Jh-nya diketahui. Nilai T dapat

dihitung dengan rumus:

Page 79: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxxix

푇 =̅̅

= ,,

= 0,24951

Maka nilai T di Eks Karesidenan Surakarta adalah 0,24951.

Berdasarkan nilai tersebut jika dicocokkan dengan pola persebaran

menurut Bintarto dan Surastopo dapat diketahui bahwa pola persebaran

rumah tinggal dosen FKIP UNS di Eks Karisidenan Surakarta adalah pola

persebaran mengelompok (cluster) atau mendekati mengelompok. Hal ini

berarti bahwa jarak rumah dosen satu dengan rumah dosen lain yang

berdekatan adalah cenderung mengelompok di tempat-tempat tertentu. Pola

persebaran rumah tinggal dosen mengelompok di tempat yaitu Kota Surakarta

dan Kabupaten Karanganyar.

Pola persebaran rumah tinggal dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan

Surakarta tahun 2007 ini adalah pola persebaran mengelompok di Kota Surakarta,

Kabupaten Karanganyar, dan Kabupaten Sukoharjo. Rumah dosen FKIP UNS ini

sebagian besar mengelompok terutama di daerah Kota Surakarta dan di

Kabupaten Karanganyar yang berdekatan dengan Kota Surakarta, serta sebagian

Kabupaten Sukoharjo yang berdekatan dengan Kota Surakarta. Sebagian kecil

dari rumah tinggal dosen FKIP UNS tersebut tersebar di Kabupaten Klaten,

Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sragen, dan di daerah

timur Kabupaten Karanganyar.

Pola persebaran rumah tinggal dosen yang mengelompok di Kota

Surakarta dan Kabupaten Karanganyar karena terutama yang dekat dengan

Surakarta, sangat erat kaitannya dengan faktor lokasi dan faktor pertimbangan

yang mempengaruhi dosen dalam memilih lokasi rumah tinggal. Faktor lokasi

yang mempengaruhi itu antara lain: jarak rumah tinggal yang dekat dengan tempat

kerja, waktu tempuh yang singkat, dekat dengan lokasi pusat fasilitas umum,

mudah memperoleh sarana tranportasi, aksesibilitas mudah, dan biaya transportasi

yang lebih murah dibandingkan di daerah lain. Jarak yang dekat menyebabkan

waktu tempuh ke tempat kerja semakin singkat. Kedekatan jarak dan singkatnya

Page 80: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxxx

waktu tempuh yang didukung sarana transportasi yang baik akan berpengaruh

pada biaya transportasi dan aksesibilitas. Biaya transportasi yang lebih murah, jika

jaraknya dekat, waktu tempuh singkat, dan dekat dengan layanan fasilitas umum

yang diperlukan. Kedekatan dengan fasilitas umum memberi keuntungan.

Keuntungan itu berupa kemudahan untuk mencapai dan memperoleh layanan dari

fasilitas umum saat diperlukan. Lokasi rumah tinggal dosen yang dekat dengan

UNS ini memiliki nilai indeks aksesibilitas yang lebih tinggi karena jarak tempat

kerja dosen tersebut dekat dari rumah tinggal dosen. Aksesibilitas yang mudah di

Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar menyebabkan semakin mudah untuk

mencapai tempat kerja ataupun tempat tujuan lainnya. Hal itu dapat dilihat pada

tabel indeks aksesibilitas pada Tabel 21. UNS merupakan tempat kerja bagi dosen,

sehingga dosen yang rumahnya dekat dengan UNS lebih mudah mencapai tempat

kerja dibandingkan dengan dosen yang rumahnya jauh dari UNS. Berdasarkan

pertimbangan tersebut, responden tetap memilih Kota Surakarta dan Kabupaten

Karanganyar meskipun biaya sewa dan harga lahannya mahal. Daya tarik lain

Kabupaten Karanganyar yaitu harga sewa atau jual lahan yang lebih murah dari

Kota Surakarta, memiliki lahan yang lebih luas, dan lingkungan masyarakat

nyaman. Responden tetap tinggal di Kabupaten Karanganyar, meskipun biaya dan

waktu transportasi yang diperlukan lebih banyak dibandingkan di Kota Surakarta.

Selain itu adanya beberapa pertimbangan bagi dosen dalam memilih lokasi tempat

tinggalnya sehingga mendukung pengelompokan rumah tinggal dosen yang ada di

Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar.

Pertimbangan dosen yang mempengaruhi pemilihan tempat tinggalnya

ini meliputi tingkat pendapatan, transportasi, hak milik pribadi, perbedaan

keinginan, dan ketersediaan fasilitas/layanan umum. Tingkat pendapatan menjadi

pertimbangan dalam memilih rumah tinggal ini dapat dilihat pada Tabel 30. Pada

tabel tersebut dapat diketahui bahwa responden dengan pendapatan > 2 juta, 50%

memilih bertempat tinggal di Kota Surakarta. Dari segi tingkat pendapatan,

responden memilih tinggal dekat tempat kerja dengan pertimbangan, dapat

memperkecil biaya transportasi ke tempat kerja meskipun harus mengeluarkan

biaya yang lebih untuk pengadaan tempat tinggal. Sedangakan pertimbangan bagi

Page 81: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxxxi

responden yang memilih tinggal jauh dari tempat kerja adalah: masalah pribadi,

misalnya pertimbangan untuk bertempat tinggal dekat keluarga, tinggal bersama

keluarga, agar dekat dengan tempat belajar anak, dan agar dekat dengan tempat

kerja keluarga. Hal itu seperti responden yang pendapatannya < 2 juta tinggal di

Kabupaten Sragen karena alasan tertentu. Alasan itu adalah belum mampu

membeli rumah sendiri. Hal itu yang menjadi alasan responden tinggal di daerah

tersebut bersama keluarga, meski harus mengeluarkan biaya transportasi yang

lebih besar.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Persebaran Rumah Dosen

FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Data alasan pemilihan lokasi tempat tinggal diperoleh dari responden

yang telah ditentukan sebelumnya sebagai sampel dan dipilih dari dosen FKIP

UNS yang bertempat tinggal di Eks Karesidenan Surakarta. Alasan pemilihan

lokasi tempat tinggal ini dapat digunakan sebagai faktor yang mempengaruhi pola

persebaran rumah dosen FKIP UNS. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

meliputi data tingkat pendapatan, transportasi, perbedaan keinginan, hak milik

pribadi, dan fasilitas/pelayanan umum. Data tersebut dicari dengan melakukan

wawancara kepada responden yang hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:

a. Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan berpengaruh pada kemampuan ekonomi yang

akan mempengaruhi baik tidaknya lokasi tempat tinggal. Tingkat pendapatan

menjadi salah satu pertimbangan responden dalam memilih lokasi tempat

tinggal. Lokasi tempat tinggal memiliki nilai jual atau tarif-sewa lahan yang

berbeda berdasarkan letaknya dari suatu pusat. Dalam memilih tempat

tinggal, dengan pendapatan tertentu, belum tentu bisa mendapatkan semua

kepuasan yang diinginkan, ada salah satu hal yang harus dikorbankan.

Misalnya dengan pendapatan sedikit lebih memilih tinggal dekat tempat kerja

untuk memperoleh kenyamanan dari segi transportasi, meski harus

mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk mendapat tempat tinggal.

Alonso dalam Khisty dan Lall (2002 : 70) mengansumsikan bahwa

sebuah kota mempunyai satu daerah pusat bisnis (DPB) di mana seluruh

Page 82: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxxxii

pekerjaan berada dan bahwa seluruh biaya transportasi berhubungan secara

linier dengan jarak dari DPB, maka kurva tarif-sewa pada daerah pemukiman

akan semakin tinggi jika jarak dengan PDB semakin dekat dan begitu pula

sebaliknya. Berdasarkan teori tersebut dapat diasumsikan tarif-sewa lahan di

Eks Karesidenan Surakarta semakin mahal jika semakin mendekati Surakarta

karena lokasi UNS sebagai tempat kerja berada di Surakarta.

Pada penelitian ini, pendapatan yang dikaji berupa pendapatan kotor

dosen berdasarkan gaji dosen setiap bulan. Tingkat pendapatan responden

bisa diketahui dari Tabel Induk Hasil Wawancara yang dapat dilihat pada

lampiran. Berdasarkan Tabel Induk tersebut pada lampiran dapat diketahui

bahwa tingkat pendapatan responden dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu

tingkat pendapatan kurang dari 2 juta, tingkat pendapatan antara 2-5 juta, dan

tingkat pendapatan lebih dari 5 juta. Untuk lebih jelasnya tingkat pendapatan

responden dapat dilihat pada Tabel 29:

Tabel 29. Tingkat Pendapatan Dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2007

No. Tingkat Pendapatan Jumlah Dosen Persentase (%) 1. < 2 juta 4 11 2. 2-5 juta 21 60 3. > 5 juta 10 29

Jumlah 35 100 Sumber : Hasil Data Wawancara Dosen FKIP UNS

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa tingkat pendapatan

responden yang paling banyak adalah antara 2-5 juta yaitu sebanyak 21

responden atau 60%. Berturut-turut tingkat pendapatan > 5 juta sebanyak 10

responden (29%) dan < 2 juta sebanyak 4 responden (11%). Tabel tersebut

menunjukkan bahwa dosen FKIP UNS sebagian besar berpendapatan antara

2-5 juta. Banyaknya dosen yang berpendapatan antara 2-5 juta berhubungan

dengan pemilihan lokasi tempat tinggal dosen tersebut. Hubungan antara

Tingkat pendapatan per bulan dengan pemilihan tempat tinggal dosen FKIP

UNS ini dapat dilihat pada Tabel 30:

Tabel 30. Hubungan Tingkat Pendapatan per Bulan dengan Pemilihan Lokasi Rumah Tinggal Dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2007

Page 83: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxxxiii

Tingkat Pendapatan Dosen per Bulan (Juta)

Jumlah < 2 % 2-5 % > 5 %

Surakarta 2 50 6 28,6 3 30 11 Karanganyar - - 6 28,6 5 50 11 Sukoharjo 1 25 6 28,6 1 10 8 Wonogiri - - 1 4,8 - - 1 Klaten - - 1 4,8 1 10 2 Boyolali - - 1 4,8 - - 1 Sragen 1 25 - - - - 1

Jumlah 4 100 21 100 10 100 35 Sumber : Hasil Data Wawancara Dosen FKIP UNS

Berdasarkan Tabel 30. diketahui bahwa hubungan antara tingkat

pendapatan dosen dengan pemilihan lokasi tempat tinggal sangat erat.

Responden dengan tingkat pendapatan per bulan kurang dari 2 juta 50%

memilih bertempat tinggal di Kota Surakarta, 25% memilih bertempat tinggal

di Kabupaten Sukoharjo, dan 25% memilih bertempat tinggal di Kabupaten

Sragen. Responden dengan tingkat pendapatan per bulan antara 2-5 juta

cenderung memilih tempat tinggal di Kota Surakarta sebanyak 28,6%, di

Kabupaten Karanganyar sebanyak 28,6%, di Kabupaten Sukoharjo sebanyak

28,6%, di Kabupaten Wonogiri sebanyak 4,8%, di Kabupaten Klaten

sebanyak 4,8%, dan di Kabupaten Boyolali sebanyak 4,8%. Responden

dengan tingkat pendapatan per bulan lebih dari 5 juta cenderung memilih

tempat tinggal di Kabupaten Karanganyar masing-masing sebanyak 50%, di

Kota Surakarta sebanyak 30%, di Kabupaten Sukoharjo sebanyak 10%, dan

Kabupaten Klaten sebanyak 10%.

Pada tabel di atas, diketahui bahwa di setiap daerah memiliki

responden dengan tingkat pendapatan yang berbeda besarnya. Di Kota

Surakarta terdiri dari: 2 responden berpendapatan < 2 juta, 6 responden

berpendapatan 2-5 juta, dan 3 responden berpendapatan > 5 juta. Di

Kabupaten Karanganyar terdiri dari: 6 responden berpendapatan 2-5 juta dan

5 responden berpendatan > 5 juta. Di Kabupaten Sukoharjo terdiri dari: 1

responden berpendapatan < 2 juta, 6 responden berpendapatan 2-5 juta, dan 1

responden berpendapatan > 5 juta. Di Kabupaten Wonogiri terdiri dari: 1

responden berpendapatan 2-5 juta. Di Kabupaten Klaten terdiri dari: 1

Page 84: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxxxiv

responden berpendapatan 2-5 juta dan 1 responden berpendapatan > 5 juta. Di

Kabupaten Boyolali terdiri dari: 1 responden berpendapatan 2-5 juta. Di

Kabupaten Sragen terdiri dari: 1 responden berpendapatan < 2 juta.

Tingkat pendapatan berpengaruh pada pemilihan lokasi rumah

tinggal yang bisa memberikan kepuasan bagi pemiliknya. Kepuasan tersebut

merupakan nilai lebih dari suatu lokasi tempat tinggal, seperti kenyaman

suatu tempat untuk dijadikan tempat tinggal. Berdasarkan Tabel 18.

responden dengan pendapatan < 2 juta 50% memilih bertempat tinggal di

Kota Surakarta. Hal ini disebabkan Kota Surakarta mampu memberikan

kepuasan bagi responden yang tinggal di daerah tersebut. Kepuasan atau nilai

lebih yang diberikan berupa kedekatan dengan lokasi tempat kerja, sehingga

dapat memberikan kemudahan dalam transportasi. Kemudahan melakukan

transportasi ini menyebabkan semakin mudahnya akses ke tempat kerja dari

tempat tinggal. Kota Surakarta memiliki indeks aksesibilitas yang tinggi.

Untuk lebih jelasnya besar indeks aksesibilitas Kota Surakarta dapat dilihat

pada Tabel 21. Di Kota Surakarta ini memberikan kemudahan untuk

menjangkau pusat-pusat pelayanan yang banyak tersedia. Berdasarkan

kemudahan-kemudahan itu membuat Kota Surakarta mampu memberikan

nilai lebih dan kenyamanan bagi responden yang tinggal di situ. Dibalik

kemudahan itu, ada hal yang harus dikorbankan jika tinggal di Kota

Surakarta. Hal itu berupa: polusi, lahan tempat tinggal yang sempit dengan

harga yang mahal. Lahan di Kota Surakarta selain sempit, harganya juga

cukup mahal sesuai dengan pendapat Alonso di atas.

Dari Tabel 18. dosen dengan tingkat pendapatan > 5 juta paling

banyak bertempat tinggal di Karanganyar sebesar 5 responden (50%). Pada

tingkat pendapatan ini besarnya pendapatan kurang berpengaruh dalam

pemilihan lokasi tempat tinggal dosen. Hal ini disebabkan dosen mempunyai

pertimbangan lain seperti kenyamanan, dekat atau tinggal bersama keluarga,

kemudahan bagi keluarga, lingkungan masyarakatnya. Meski begitu dosen

masih mempertimbangkan kedekatan dengan UNS sebagai tempat kerja.

Dosen yang bertempat tinggal di Kabupaten Sukoharjo dengan pendapatan >

Page 85: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxxxv

5 juta juga memiliki pertimbangan yang hampir sama dengan pertimbangan

dosen yang bertempat tinggal di Kabupaten Karanganyar. Pada dosen dengan

pendapatan hampir sama yang bertempat tinggal di Kabupaten Wonogiri

lebih mempertimbangkan masalah pribadi seperti kenyamanan, dekat atau

tinggal bersama keluarga, kemudahan bagi keluarga dibandingkan masalah

kedekatan dengan tempat kerja. Untuk dosen yang bertempat tinggal di Kota

Surakarta sebesar 30% (3 responden) memiliki beberapa pertimbangan seperti

kedekatan dengan tempat kerja, tinggal bersama keluarga, dan cocok dengan

lingkungan masyarakatnya.

Desain simbol pada peta tingkat pendapatan dosen FKIP UNS di Eks

Karesidenan Surakarta, dapat diketahui pada Tabel 9. Tingkat pendapatani

dosen FKIP UNS di Eks Karisidenan Surakarta tahun 2007 dapat dilihat pada

Peta 6.

Page 86: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxxxvi

Page 87: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxxxvii

b. Transportasi

Transportasi berpengaruh terhadap waktu dan biaya perjalanan. Hal

ini berpengaruh terhadap lokasi dan penyebaran permukiman jika dikaitkan

dengan kesediaan dan kemampuan financial. Transportasi ini terkait dengan

sarana transportasi, waktu dan jarak tempuh yang diperlukan. Transportasi

yang digunakan responden bisa diketahui dari Tabel Induk Hasil Wawancara

yang dapat dilihat pada lampiran.

Sarana transportasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

aksesibilitas. Berdasarkan Tabel Induk pada lampiran dapat diketahui bahwa

sarana transportasi responden dibagi menjadi empat sarana yaitu: mobil,

sepeda motor, angkutan umum, dan jalan kaki. Dosen yang menggunakan

mobil sebagai sarana transportasi sebanyak 13 responden, 22 responden

memakai sepeda motor, 3 responden memakai angkutan umum, dan 0

responden untuk jalan kaki. Sarana transportasi berhubungan dengan

pemilihan lokasi tempat tinggal dosen tersebut. Hubungan antara sarana

transpotasi yang digunakan oleh responden dengan pemilihan lokasi tempat

tinggal dapat dilihat pada Tabel 31:

Tabel 31. Hubungan Sarana Transportasi dengan Pemilihan Lokasi Rumah Dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2007

Lokasi (Kota/Kabupaten)

Sarana Transportasi Mobil % Sepeda

Motor % Angkutan

Umum % Jalan

Kaki %

Surakarta 3 23 8 36 - - - - 11 Karanganyar 6 46 5 22 - - - - 11 Sukoharjo 2 15 6 27 2 67 - - 10 Wonogiri 1 8 - - - - - - 1 Klaten 1 8 1 5 1 33 - - 3

Page 88: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxxxviii

Boyolali - - 1 5 - - - - 1 Sragen - - 1 5 - - - - 1

Jumlah 13 100 22 100 3 100 - - 38 Sumber : Hasil Data Wawancara Dosen FKIP UNS

Berdasarkan Tabel 31. diketahui bahwa hubungan antara sarana

transportasi yang digunakan dengan pemilihan lokasi tempat tinggal sangat

erat. Responden yang menggunakan mobil sebagai sarana transportasinya ini

terdiri dari: 46% bertempat tinggal di Kabupaten Karanganyar, 23% di Kota

Surakarta, 15% di Kabupaten Sukoharjo, masing-masing 8% di Kabupaten

Wonogiri dan Kabupaten Klaten. Responden yang memakai sepeda motor ini

terdiri dari: 36% bertempat tinggal di Kota Surakarta, 27% di Kabupaten

Sukoharjo, 22% di Kabupaten Karanganyar, 5% di Kabupaten Klaten, 5% di

Kabupaten Boyolali, dan 5% di Kabupaten Sragen. Responden yang memakai

angkutan umum ini terdiri dari: 67% bertempat tinggal di Kabupaten

Sukoharjo dan 33 % di Kabupaten Klaten.

Di Kota Surakarta sarana transportasi yang dipakai meliputi: mobil

(3 responden) dan sepeda motor (8 responden). Di Kabupaten Karanganyar

sarana transportasi yang dipakai meliputi: mobil (6 responden) dan sepeda

motor (5 responden). Di Kabupaten Sukoharjo sarana transportasi yang

dipakai meliputi: mobil (2 responden), sepeda motor (6 responden), dan

angkutan umum (2 responden). Di Kabupaten Wonogiri sarana transportasi

yang dipakai adalah mobil (1 responden). Di Kabupaten Klaten sarana

transportasi yang dipakai meliputi: mobil (1 responden), sepeda motor (1

responden), dan angkutan umum (1 responden). Di Kabupaten Boyolali

sarana transportasi yang dipakai adalah sepeda motor (1 responden). Di

Kabupaten Sragen sarana transportasi yang dipakai adalah sepeda motor (1

responden).

Sarana transportasi berpengaruh terhadap pemilihan lokasi tempat

tinggal responden. Semakin baik dan mudahnya sarana transportasi di suatu

tempat, maka semakin mudah aksesibilitasnya. Sarana transportasi yang

digunakan responden untuk pergi ke tempat tujuan, berpengaruh terhadap

kemudahan aksesibilitas ke tempat tujuan. Kota Surakarta dan Kabupaten

Page 89: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

lxxxix

Karanganyar dipilih responden sebagai tempat tinggal dengan pertimbangan

sarana transportasinya. Ketersediaan sarana transportasi umum banyak

dimiliki. Meskipun demikian, responden memilih sarana transportasi pribadi

seperti: mobil dan sepeda motor, karena lebih mudah dan lebih cepat untuk

mencapai tempat tujuan dibandingkan sarana transportasi umum. Keuntungan

sarana transportasi pribadi dibandingkan dengan sarana transportasi umum

antara lain: lebih cepat, tidak perlu berganti kendaraan, dan bisa digunakan

sewaktu-waktu. Berdasarkan tabel di atas, sarana transportasi yang paling

banyak digunakan responden adalah sepeda motor.

Desain simbol pada peta sarana transportasi dosen FKIP UNS di Eks

Karesidenan Surakarta, dapat diketahui pada Tabel 9. Sarana transportasi

dosen FKIP UNS di Eks Karisidenan Surakarta tahun 2007 dapat dilihat pada

Peta 7.

Page 90: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xc

Page 91: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xci

Jarak adalah salah satu faktor yang berpengaruh pada kemudahan

dalam melakukan pergerakan di antara dua tempat. Berdasarkan tabel induk

pada lampiran dapat diketahui bahwa jarak tempuh responden untuk

mencapai tempat kerja dikelompokkan menjadi enam kelas yaitu 1-7 km, 8-

14 km, 15-21 km, 22-28 km, 29-35 km dan 36-42 km. Dosen yang jarak

tempuhnya 1-7 km sebanyak 20 responden, 10 responden menempuh jarak 8-

14 km, 23 responden menempuh jarak 15-21 km, 1 responden menempuh

jarak 22-28 km, 1 responden menempuh jarak 29-35 km, dan 1 responden

menempuh jarak 36-40 km. Jarak tempuh dosen ke tempat kerja berhubungan

dengan pemilihan lokasi tempat tinggal dosen tersebut. Hubungan antara

jarak tempuh dari rumah tinggal responden ke tempat kerja dengan pemilihan

lokasi tempat tinggal dapat dilihat pada Tabel 32:

Tabel 32. Hubungan Jarak Tempuh dari Rumah Tinggal ke Kampus dengan Pemilihan Lokasi Rumah Tinggal Dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2007

Lokasi (Kota/Kabupaten)

Jarak Tempuh Dari Rumah Ke Kampus (Km) 1-

7 % 8-14 % 15-

21 % 22-28 % 29-

35 % 36-42 %

Surakarta 10 50 1 10 11 Karanganyar 6 30 4 40 1 50 11 Sukoharjo 4 20 4 40 8 Wonogiri 1 100 1 Klaten 1 50 1 100 2 Boyolali 1 10 1 Sragen 1 100 1

Jumlah 20 100 10 100 2 100 1 100 1 100 1 100 35 Sumber : Hasil Data Wawancara Dosen FKIP UNS

Berdasarkan Tabel 32. diketahui bahwa hubungan antara jarak

tempuh dengan pemilihan lokasi tempat tinggal sangat erat. Responden yang

menempuh jarak 1-7 km dari rumah tinggalnya 50% (10 responden) berada di

Page 92: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xcii

Kota Surakarta, 30% (6 responden) di Kabupaten Karanganyar, dan 20% (4

responden) di Kabupaten Sukoharjo. Responden yang menempuh jarak 8-14

km dari rumah tinggalnya ini terdiri dari: 40% (4 responden) bertempat

tinggal di Kabupaten Karanganyar, 40% (4 responden) di Kabupaten

Sukoharjo, dan 10% (1 responden) di Kabupaten Boyolali. Responden yang

menempuh jarak 15-21 km dari rumah tinggalnya ini terdiri dari: 50% (1

responden) bertempat tinggal di Kabupaten Klaten dan 50% (1 responden) di

Kabupaten Karanganyar. Responden yang menempuh jarak 22-28 km 100%

(1 responden) bertempat tinggal Kabupaten Sragen. Responden yang

menempuh jarak 22-28 km 100% (1 responden) bertempat tinggal Kabupaten

Boyolali. Dan responden yang menempuh jarak 36-42 km sebanyak 100% (1

responden) bertempat tinggal di Kabupaten Klaten.

Jarak tempuh berpengaruh pada pemilihan lokasi tempat tinggal

responden. Semakin dekat jarak tempat tinggal ke lokasi tujuan, maka

semakin mudah aksesibilitasnya. Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar

dipilih responden sebagai tempat tinggal dengan pertimbangan kedekatan

jarak tempuh yang lebih dekat. Nilai lebih yang diperoleh dari kedekatan

jarak tempuh antara lain: waktu tempuh menjadi relatif singkat, sehingga

tempat tujuan dapat dicapai lebih cepat dan tidak tergesa-gesa. Hal lain yang

dipertimbangkan responden dalam memilih tempat tinggal antara lain:

kemudahan memperoleh sarana transportasi dan sarana pendukung lainnya.

Sarana pendukung tersebut seperti: pom bensin, bengkel dan lain-lain. Sarana

pendukung itu membuat aksesibilitas dari tempat tinggal ke tempat tujuan

semakin mudah. Pelayanan fasilitas umum dapat diperoleh responden dengan

cepat, jika tempat tinggal berdekatan dengan lokasi fasilitas umum. Jarak

tempuh yang dekat berpengaruh pula terhadap besar biaya transportasi yang

dikeluarkan responden. Berdasarkan tabel di atas, jarak tempuh yang paling

banyak pada jarak 1-7 km. Hal itu disebabkan oleh pertimbangan seperti

pertimbangan di atas.

Desain simbol pada peta jarak tempuh dosen FKIP UNS di Eks

Karesidenan Surakarta, dapat diketahui pada Tabel 10. Jarak tempuh dosen

Page 93: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xciii

FKIP UNS di Eks Karisidenan Surakarta tahun 2007 dapat dilihat pada Peta

8.

Page 94: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xciv

Waktu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemudahan

melakukan pergerakan di antara dua tempat. Berdasarkan Tabel Induk pada

lampiran dapat diketahui bahwa waktu tempuh responden untuk mencapai

tempat kerja dikelompokkan menjadi enam kelas yaitu < ½ jam, ½ - 1 jam,

dan > 1 jam. Dosen yang waktu tempuh < ½ jam sebanyak 23 responden, 9

responden memerlukan waktu tempuh > 1 jam, 3 responden memerlukan

waktu tempuh 1 jam. Waktu tempuh dosen ke tempat kerja berhubungan

dengan pemilihan lokasi tempat tinggal dosen tersebut. Hubungan antara

waktu tempuh dari rumah tinggal responden ke tempat kerja dengan

pemilihan lokasi tempat tinggal dapat dilihat pada Tabel 33:

Tabel 33. Hubungan Waktu Tempuh dari Rumah Tinggal ke Kampus dengan Pemilihan Lokasi Rumah Tinggal Dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2007

Lokasi (Kota/Kabupaten)

Waktu Tempuh Dari Rumah Ke Kampus (Jam) Jumlah < ½ % ½ - 1 % > 1 % Surakarta 11 48 - - - - 11

Karanganyar 8 35 3 33 - - 11

Sukoharjo 4 17 4 45 - - 8

Wonogiri - - - - 1 33 1

Klaten - - - - 2 67 2

Boyolali - - 1 11 - - 1

Sragen - - 1 11 - - 1

Jumlah 23 100 9 100 3 100 35 Sumber : Hasil Data Wawancara Dosen FKIP UNS

Berdasarkan Tabel 33. diketahui bahwa hubungan antara waktu

tempuh dengan pemilihan lokasi tempat tinggal sangat erat. Responden yang

memerlukan waktu tempuh kurang dari ½ jam ini terdiri dari 48% (11

responden) berada di Kota Surakarta, 35% (8 responden) di Kabupaten

Page 95: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xcv

Karanganyar, dan 17% (4 responden) di Kabupaten Sukoharjo. Responden

yang memerlukan waktu tempuh antara ½-1 jam ini terdiri dari: 45% (4

responden) berada di Kabupaten Sukoharjo, 33% (3 responden) di Kabupaten

Karanganyar, 11% (1 responden) di Kabupaten Boyolali, dan 11% (1

responden) di Kabupaten Sragen. Responden yang memerlukan waktu

tempuh lebih dari 1 jam, 67% (2 responden) bertempat tinggal di Kabupaten

Klaten dan 33% (1 responden) di Kabupaten Wonogiri.

Waktu tempuh berpengaruh pada pemilihan lokasi tempat tinggal

responden. Semakin cepat waktu tempuh dari tempat tinggal ke lokasi tujuan,

maka semakin mudah aksesibilitasnya. Kota Surakarta dan Kabupaten

Karanganyar dipilih responden sebagai tempat tinggal karena faktor waktu

tempuh yang cukup singkat atau cepat. Hal-hal yang dipertimbangkan

responden antara lain: kedekatan dengan tempat kerja, kemudahan sarana

transportasi, kedekatan dengan lokasi pusat layanan atau fasilitas umum yang

lengkap, dan biaya transportasi yang lebih murah dari daerah lain. Faktor

waktu tempuh yang relatif singkat memberi nilai lebih bagi responden seperti:

memiliki waktu yang cukup banyak untuk sampai ke tempat kerja, dapat

menghindari kemacetan, memberi waktu untuk beristirahat sebentar setelah

sampai di tempat kerja dan dapat menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan

selama bekerja. Berdasarkan tabel di atas, waktu tempuh yang paling banyak

dibutuhkan responden adalah kurang dari ½ jam.

Desain simbol pada peta waktu tempuh dosen FKIP UNS di Eks

Karesidenan Surakarta, dapat diketahui pada Tabel 11. Waktu tempuh dosen

FKIP UNS di Eks Karisidenan Surakarta tahun 2007 dapat dilihat pada Peta

9.

Page 96: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xcvi

Page 97: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xcvii

c. Perbedaan Keinginan

Perbedaan keinginan merupakan penilaian terhadap lokasi rumah

yang berbeda satu sama lainnya. Hal ini berkaitan dengan masalah pribadi,

prestise, sosial, dan sebagainya. Masalah pribadi yang dimaksud meliputi:

alasan pemilihan tempat tinggal yang terkait dengan keinginan responden

seperti keinginan untuk tinggal dekat keluarga, tinggal bersama keluarga,

memberi kemudahan bagi keluarganya, dan kenyamanan. Masalah prestise ini

maksudnya masalah yang dapat memberi nilai lebih pada responden karena

bertempat tinggal di daerah tersebut. Masalah sosial ini maksudnya adalah

masalah yang terkait dengan lingkungan masyarakatnya.

Data perbedaan keinginan ini dapat dilihat pada Tabel Induk hasil

wawancara yang terdapat di lampiran. Berdasarkan tabel tersebut diketahui

bahwa alasan pribadi menjadi alasan paling banyak berpengaruh pada

pemilihan lokasi tempat tinggal responden. Besarnya responden yang

mempertimbangkan alasan pribadi dalam menentukan lokasi tempat tinggal

sebanyak 35 responden. Hal ini berarti bahwa dalam memilih tempat tinggal

alasan pribadi menjadi salah satu pertimbangan bagi responden. Responden

yang mempertimbangkan lingkungan sosialnya sebanyak 8 responden, dan

responden yang memilih tempat tinggal berdasarkan alasan prestise sebanyak

2 responden. Banyaknya responden yang mempertimbangkan alasan pribadi

ini berhubungan dengan lokasi tempat tinggalnya sekarang. Hubungan antara

perbedaan keinginan dengan pemilihan lokasi tempat tinggal dapat dilihat

pada Tabel 34:

Page 98: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xcviii

Tabel 34. Hubungan Perbedaan Keinginan dengan Pemilihan Lokasi Rumah Tinggal Dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2007

Lokasi (Kota/Kabupaten)

Perbedaan Keinginan Jumlah Masalah

Pribadi Masalah

Sosial % Masalah Prestise %

Surakarta 10 11 1 12 - - 11 Karanganyar 10 14 2 25 2 100 14 Sukoharjo 6 9 3 38 - - 9 Wonogiri 2 2 - - - - 2 Klaten 4 6 2 25 - - 6 Boyolali 2 2 - - - - 2 Sragen 1 1 - - - - 1

Jumlah 35 45 8 100 2 100 45 Sumber : Hasil Data Wawancara Dosen FKIP UNS

Berdasarkan Tabel 34. diketahui bahwa hubungan antara perbedaan

keinginan dengan pemilihan lokasi tempat tinggal sangat erat. Hal itu

diketahui dari pembagian perbedaan keinginan menjadi tiga yaitu: masalah

prestise, masalah sosial, dan masalah pribadi. Responden dengan alasan

masalah pribadi 28,5% bertempat tinggal di Kota Surakarta, 28,5% di

Kabupaten Karanganyar, 17% di Kabupaten Sukoharjo, 11% di Kabupaten

Klaten, 6% di Kabupaten Wonogiri, 6% di Kabupaten Boyolali, dan 3%

Kabupaten Sragen. Responden dengan alasan masalah sosial terdiri dari: 38%

bertempat tinggal di Kabupaten Sukoharjo, 25% di Kabupaten Karanganyar,

25% di Kabupaten Klaten, dan 12% Kota Surakarta. Responden dengan

alasan masalah prestise terdiri dari: 100% memilih bertempat tinggal di

Kabupaten Karanganyar.

Perbedaan keinginan berpengaruh pada pemilihan lokasi tempat

tinggal responden. Berdasarkan perbedaan keinginan, Kota Surakarta dan

Kabupaten Karanganyar dipilih responden sebagai tempat tinggal. Hal itu

disebabkan keinginan responden untuk dekat dengan lokasi tempat kerja,

Page 99: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

xcix

dekat dengan fasilitas/layanan umum, kemudahan aksesibilitas, dan biaya

transportasi yang lebih mudah dari daerah lain. Sedangkan responden lain

memilih bertempat tinggal di daerah yang jauh dari tempat kerja karena ingin

bersama atau dekat dengan keluarga, memberikan kemudahan bagi keluarga

untuk melakukan kegiatannya, kenyamanan dengan lingkungan. Kenyamanan

lingkungan tersebut seperti sedikit polusi, masyarakat yang ramah, terbuka,

dan saling bergotong royong, serta harga lahan yang lebih murah atau

terjangkau. Hal itu diperkuat dari salah satu hasil wawancara dengan

responden dari Kabupaten Klaten yang mengungkapkan alasan memilih

tinggal di Kecamatan Ceper. Alasannya karena ingin dekat dengan tempat

kerja istrinya, dan suasana lingkungan tempat tinggal. Suasana lingkungan

tempat tinggal itu seperti: masyarakatnya yang ramah, memiliki rasa saling

gotong royong, dan dapat dipercaya sehingga tidak ada kekhawatiran untuk

meninggalkan rumah untuk bekerja. Berdasarkan tabel di atas, perbedaan

keinginan yang paling banyak dijadikan pertimbangan adalah alasan pribadi.

Desain simbol pada peta perbedaan keinginan dosen FKIP UNS di

Eks Karesidenan Surakarta, dapat diketahui pada Tabel 12. Perbedaan

keinginan dosen FKIP UNS di Eks Karisidenan Surakarta tahun 2007 dapat

dilihat pada Peta 10.

Page 100: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

c

Page 101: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

ci

d. Hak Milik Pribadi

Hak milik pribadi yang dimaksudkan adalah kepemilikan dari tempat

tinggal responden. Kepemilikan rumah tinggal responden dikelompokkan

menjadi empat yaitu: milik sendiri atau pribadi, hak guna bangunan (HGB),

milik orang tua, dan kontrak atau sewa. Kepemilikan rumah tinggal dosen

dapat dilihat pada Tabel Induk yang terdapat di lampiran.

Berdasarkan Tabel Induk tersebut diketahui bahwa kepemilikan

rumah tinggal dosen di Eks Karesidenan Surakarta yang paling banyak adalah

milik sendiri atau pribadi sebanyak 26 rumah responden. Berturut-turut

jumlah kepemilikan rumah tinggal dosen yang berupa milik orang tua

sebanyak 4 rumah tinggal responden, berstatus hak guna bangunan sebanyak

3 rumah tinggal responden, dan berstatus kontrak atau sewa sebanyak 2

rumah tinggal dosen. Pemilihan lokasi tempat tinggal dosen terkait erat

dengan kepemilikan rumah tinggalnya. Hubungan antara kepemilikan rumah

tinggal dengan pemilihan lokasi tempat tinggal dapat dilihat pada Tabel 35:

Tabel 35. Hubungan Kepemilikan Rumah Tinggal dengan Pemilihan Lokasi Rumah Tinggal Dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2007

Lokasi (Kota/Kabupaten)

Kepemilikan Rumah

Jumlah Milik Sendiri %

Hak Guna

Bangunan %

Milik Orang Tua

% Kontrak/ Sewa/Kos %

Surakarta 8 31 - - 2 50 1 50 11

Karanganyar 9 34 1 33 1 25 - - 11

Sukoharjo 5 19 2 67 - - 1 50 8

Wonogiri 1 4 - - - - - - 1

Klaten 2 8 - - - - - - 2

Boyolali 1 4 - - - - - - 1

Sragen - - - - 1 25 - - 1

Page 102: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

cii

Jumlah 26 100 3 100 4 100 2 100 35

Sumber : Hasil Data Wawancara Dosen FKIP UNS Berdasarkan Tabel 35. diketahui bahwa hubungan antara hak milik

pribadi dengan pemilihan lokasi tempat tinggal sangat erat. Hal itu terkait

dengan kepemilikan lokasi tempat tinggal yaitu: milik sendiri, hak guna

bangunan (HGB), milik orang tua, dan sewa/kos/kontrak. Responden yang

rumah tinggalnya milik sendiri atau pribadi: 34% berada di Kabupaten

Karanganyar, 31% di Kota Surakarta, 19% di Kabupaten Sukoharjo, 8% di

Kabupaten Klaten, 4% di Kabupaten Wonogiri, dan 4% di Kabupaten

Boyolali. Responden yang tempat tinggalnya memiliki ijin HGB: 33% berada

di Kabupaten Karanganyar dan 67% di Kabupaten Sukoharjo. Respoden yang

tempat tinggalnya milik orang tua: 50% berada di Kota Surakarta, 25% di

Kabupaten Karanganyar, dan 25% di Kabupaten Sragen. Responden yang

tempat tinggalnya menyewa/kontrak/kos: 50% berada di Kota Surakarta dan

50% berada di Kabupaten Sukoharjo.

Hak milik pribadi berpengaruh pada pemilihan lokasi tempat tinggal,

terutama kepemilikan rumah tinggal. Alonso dalam Khisty dan Lall (2002 :

70) berasumsi bahwa kurva tarif-sewa pada daerah pemukiman akan semakin

tinggi jika jarak dengan DPB semakin dekat dan begitu pula sebaliknya.

Berdasarkan teori tersebut, diasumsikan semakin mendekati Kota Surakarta

tarif-sewa lahan semakin mahal. Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar

tetap dipilih responden sebagai tempat tinggal. Jarak kedekatan dengan lokasi

tempat kerja dijadikan responden sebagai salah satu pertimbangan dalam

memilih tempat tinggal. Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar terdapat

fasilitas umum yang baik dan memadai, sehingga kemudahan pelayanan

fasilitas umum diperoleh responden. Berdasarkan tabel di atas, kepemilikan

tempat tinggal responden yang paling banyak milik sendiri dan berada di

Kabupaten Karanganyar. Hal itu karena harga lahan di Kabupaten

Karanganyar lebih murah dari Kota Surakarta.

Desain simbol pada peta kepemilikan rumah tinggal dosen FKIP

UNS di Eks Karesidenan Surakarta, dapat diketahui pada Tabel 13.

Page 103: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

ciii

Kepemilikan rumah tinggal dosen FKIP UNS di Eks Karisidenan Surakarta

tahun 2007 dapat dilihat pada Peta 11.

Page 104: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

civ

e. Fasilitas/Pelayanan Umum

Fasilitas/pelayanan umum berupa bangunan yang menjadi wadah

bagi manusia yang memiliki fungsi sendiri-sendiri. Jumlah fasilitas/pelayanan

umum dapat dilihat pada Tabel Induk di lampiran. Fasilitas umum yang

tersedia di dekat tempat tinggal dosen FKIP ini dapat dilihat pada Tabel 36

berikut:

Tabel 36. Fasilitas/Pelayaan Umum yang Tersedia di Dekat Tempat Tinggal Dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2007

No Fasilitas/Pelayanan Umum Jumlah Persentase

1. Kesehatan 71 21

2. Pendidikan 33 10

3. Ekonomi 109 32

4. Ibadah 39 11

5. Transportasi 41 12

6. Olahraga 30 9

7. Hiburan 16 5

Jumlah 339 100 Sumber : Hasil Data Wawancara Dosen FKIP UNS

Berdasarkan Tabel 36. dapat diketahui bahwa fasilitas umum yang

paling banyak adalah fasilitas ekonomi yaitu sebanyak 109 (32%). Berturut-

turut jumlah fasilitas kesehatan sebanyak 71 (21%), fasilitas transportasi

sebanyak 41 (12%), fasilitas ibadah sebanyak 39 (11%), fasilitas pendidikan

sebanyak 33 (10%), fasilitas olahraga sebanyak 30 (9%), dan fasilitas hiburan

sebanyak 16 (5%). Fasilitas umum yang ditunjukkan tabel tersebut adalah

fasilitas ekonomi yang paling banyak. Jumlah fasilitas umum berhubungan

dengan pemilihan lokasi tempat tinggal dosen. Hubungan antara Tingkat

Page 105: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

cv

pendapatan per bulan dengan pemilihan tempat tinggal dosen FKIP UNS ini

dapat dilihat pada Tabel 37:

Tabel 37. Hubungan Kedekatan Lokasi Fasilitas/Pelayaan Umum dengan Pemilihan Lokasi Rumah Tinggal Dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2007

Fasilitas/

Pelayanan

Lokasi (Kota/Kabupaten) Jumlah

Surakarta Karanganyar Sukoharjo Wonogiri Klaten Boyolali Sragen

Kesehatan 20 23 20 2 2 2 2 71

% 28 32 28 3 3 3 3 100

Pendidikan 11 10 7 1 2 1 1 33

% 33 30 22 3 6 3 3 100

Ekonomi 38 35 22 4 5 2 3 109

% 35 32 20 4 4 2 3 100

Ibadah 11 13 9 1 2 1 2 39

% 28 33 23 3 5 3 5 100

Transportasi 14 14 7 1 2 1 2 41

% 34 34 18 2 5 2 5 100

Olahraga 10 10 5 1 2 1 1 30

% 33 33 17 3 7 3 3 100

Hiburan 6 5 3 - - - 2 16

% 38 31 19 - - - 12 100

Jumlah 110 110 73 10 15 8 13

Sumber : Hasil Data Wawancara Dosen FKIP UNS Berdasarkan Tabel 37. dapat diketahui bahwa hubungan antara

kedekatan lokasi fasilitas/pelayanan umum dengan pemilihan lokasi tempat

tinggal sangat erat. Hal itu dapat diketahui dari kedekatan tempat tinggal

dengan fasilitas/pelayanan umum yang terdiri dari: fasilitas kesehatan,

pendidikan, ekonomi, transportasi, ibadah, olahraga, dan hiburan. Responden

yang tinggal didekat dengan fasilitas kesehatan meliputi: 32% berada di

Kabupaten Karanganyar, 28% di Kota Surakarta, 28% di Kabupaten

Sukoharjo, 3% di Kabupaten Wonogiri, 3% di Kabupaten Klaten, 3% di

Page 106: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

cvi

Kabupaten Boyolali, dan 3% di Kabupaten Sragen. Responden yang tinggal

didekat dengan fasilitas pendidikan adalah: 33% berada di Kota Surakarta,

30% di Kabupaten Karanganyar, 22% di Kabupaten Sukoharjo, 6% di

Kabupaten Klaten, 3% di Kabupaten Wonogiri, 3% di Kabupaten Boyolali,

dan 3% di Kabupaten Sragen. Responden yang tinggal didekat fasilitas

ekonomi meliputi: 35% berada di Kota Surakarta, 32% di Kabupaten

Karanganyar, 20% di Kabupaten Sukoharjo, 4% di Kabupaten Klaten, 4% di

Kabupaten Wonogiri, 3% di Kabupaten Sragen, dan 2% di Kabupaten

Boyolali. Responden yang tinggal didekat fasilitas ibadah meliputi: 33%

berada di Kabupaten Karanganyar, 28% di Kota Surakarta, 23% di Kabupaten

Sukoharjo, 5% di Kabupaten Klaten, 3% di Kabupaten Wonogiri, 5% di

Kabupaten Sragen, dan 3% di Kabupaten Boyolali. Responden yang tinggal

didekat fasilitas transportasi meliputi: 34% di Kabupaten Karanganyar, 34%

di Kota Surakarta, 18% di Kabupaten Sukoharjo, 5% di Kabupaten Klaten,

2% di Kabupaten Boyolali, 2% di Kabupaten Wonogiri, dan 5% di Kabupaten

Sragen. Responden yang tinggal didekat fasilitas olahraga meliputi: 33% di

Kabupaten Karanganyar, 33% di Kota Surakarta, 16% di Kabupaten

Sukoharjo, 6% di Kabupaten Klaten, 3% di Kabupaten Boyolali, 3% di

Kabupaten Wonogiri, dan 6% di Kabupaten Sragen. Responden yang tinggal

didekat fasilitas hiburan meliputi: 38% berada di Kota Surakarta, 31% di

Kabupaten Karanganyar, 19% di Kabupaten Sukoharjo, dan 12% di

Kabupaten Sragen.

Fasilitas/layanan umum yang tersedia di suatu tempat berpengaruh

pada pemilihan lokasi tempat tinggal. Ketersediaan fasilitas/layanan yang

lengkap dan memadai menjadi pertimbangan dalam memilih tempat tinggal.

Jika dilihat dari ketersediaan fasilitas/layanan umum, seperti pada Tabel 37.

bahwa sebagian besar responden memilih bertempat tinggal di Kota Surakarta

dan Kabupaten Karanganyar.

Alonso dalam Khisty dan Kall (2002: 70) berasumsi bahwa sebuah

kota mempunyai satu daerah pusat bisnis di mana seluruh pekerjaan berada,

maka Kota Surakarta dapat dianggap sebagai daerah pusat bisnis di Eks

Page 107: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

cvii

Karesidenan Surakarta. Fasilitas/layanan umum yang dimiliki Kota Surakarta

selaku pusat bisnis, sangat lengkap dan memadai. Itulah yang dijadikan

pertimbangan oleh responden, sehingga Kota Surakarta dipilih sebagai tempat

tinggalnya. Fasilitas umum terdiri dari: fasilitas kesehatan, pendidikan,

ekonomi, perdagangan, perhubungan, dan lain-lain. Fasilitas kesehatan yang

tersedia di Kota Surakarta seperti: rumah sakit (RS), puskesmas, poliklinik,

dokter praktik, apotik, dan sebagainya. Rumah sakit yang terdapat di Kota

Surakarta antara lain: RS. Moewardi, RS. dr. Oen, RS. Panti Waluyo, RS.

Kustati, dan lain-lain. Fasilitas ekonomi dan perdagangan terdiri dari: bank,

pusat pertokoan, pusat perbelanjaan, pasar tradisional yang lengkap, dan lain-

lain. Bank yang terdapat di Kota Surakarta antara lain: Bank Mandiri, Bank

BCA, Bank Muamalat, dan lain-lain. Pusat perbelanjaan dan pertokoan terdiri

dari Solo Gran Mall, Pasar Grosir Surakarta, BTC, Luwes Swalayan, pusat

pertokoan di daerah Coyudan, dan lain-lain. Di Kota Surakarta masih banyak

tersedia fasilitas umum yang lain. Nilai lebih yang diperoleh dari Kota

Surakarta antara lain pelayanan dari fasilitas umum dapat dicapai dan

diperoleh dengan mudah sehingga biaya transportasi bisa diminimalkan

pengeluarannya. Itulah yang dijadikan pertimbangan responden sehingga

memilih tinggal di Kota Surakarta. Faktor lain yang dipertimbangkan yaitu:

kedekatan dengan tempat kerja, tingkat pendapatan, dan transportasi.

Kabupaten Karanganyar dipertimbangkan responden sebagai tempat

tinggal karena lokasinya dekat Kota Surakarta yang merupakan lokasi tempat

kerja dan pusat bisnis. Hal itu dapat memberi kemudahan untuk mencapai

fasilitas yang ada di Kota Surakarta dibandingkan daerah lain. Seiring

perkembangan fasilitas umum di Kota Surakarta terjadi pula perkembangan

fasilitas umum di Kabupaten Karanganyar. Daya tarik lain yang dimiliki

Kabupaten Karanganyar berupa lahannya luas dan harga lahan murah. Selain

nilai lebih dan daya tarik, Kabupaten Karanganyar memiliki kekurangan

seperti masih diperlukan biaya tambahan untuk transportasi.

Desain simbol untuk peta fasilitas/layanan umum yang dekat dengan

rumah dosen FKIP UNS di Eks Karesidenan Surakarta, dapat diketahui pada

Page 108: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

cviii

Tabel 14. Fasilitas/layanan umum yang dekat dengan rumah dosen FKIP

UNS di Eks Karesidenan Surakarta tahun 2007, dapat dilihat pada Peta 12.

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisi data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Persebaran rumah dosen FKIP UNS Surakarta tahun 2007 sebagian besar

tersebar di Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar sejumlah 112 rumah

dosen (32%), di Kabupaten Sukoharjo sejumlah 79 rumah dosen (22%), di

Kabupaten Klaten sejumlah 17 rumah dosen (5%), di Kabupaten Boyolali

sejumlah 13 rumah dosen (4%), di Kabupaten Sragen sejumlah 11 rumah

dosen (3%), dan di Kabupaten Wonogiri sejumlah 6 rumah dosen (2%).

2. Pola persebaran rumah dosen FKIP UNS Surakarta tahun 2007 adalah

mengelompok dengan nilai T = 0,31917. Rumah dosen FKIP UNS Surakarta

mengelompok di Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar.

3. Faktor yang mempengaruhi pola persebaran rumah dosen adalah sebagai

berikut: tingkat pendapatan dosen, transportasi dapat dilihat dari sarana

transportasi, waktu tempuh, dan jarak tempuh, perbedaan keinginan, hak

milik pribadi, dan kedekatan dengan fasilitas/pelayanan umum.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat dijelaskan implikasinya

sebagai berikut :

1. Dengan mengetahui distribusi spasial, pola persebaran dapat dijadikan

pertimbangan dalam penentuan lokasi fasilitas/pelayanan umum yang

diperlukan.

Page 109: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

cix

2. Dengan mengetahui faktor yang berpengaruh pada pemilihan lokasi rumah

dosen dapat dijadikan pertimbangan dalam penentuan lokasi pembangunan

perumahan untuk dosen.

3. Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam pembelajaran geografi di sekolah

antara lain untuk pembelajaran geografi di SMA kelas X, kelas XI, dan kelas

XII. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 2.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran-saran yang dikemukakan

adalah sebagai berikut :

1. Hendaknya pihak universitas lebih memperhatikan masalah pendirian dan

penyediaan rumah tinggal bagi tenaga pengajar maupun karyawan.

2. Perlu penelitian yang lebih mendalam lagi dan sejenis mengenai persebaran

rumah tinggal dosen di fakultas yang lain sebagai pembanding, dan kinerja

dosen dilihat dari lokasi rumah tinggal dosen.

Page 110: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

cx

DAFTAR PUSTAKA

Alfandi, Widoyo. 2001. Epistemologi Geografi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Anonim. 2008. Tinjauan Pustaka : Pola Persebaran Permukiman. http://www.google.com/polapersebaranpermukiman/TinjauanPustakaPolaPersebaranPermukiman«Perencanaanwilayahdanpembangunanpendidikan.htm. Diakses pada Selasa 8 April 2008.

Arinto, Fendya Jauhari Budi. 2006. Pemetaan Tingkat Kriminalitas Di Kota Surakarta Tahun 1999-2003. Skripsi S1 Pendidikan Geografi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. (Tidak Dipublikasikan)

Aziz, Lukman dan Rochman, Ridwan. 1997. Peta Tematik. Bandung : Departemen Geodesi, Institut Teknologi Bandung.

Bintarto dan Hadisumarno, Surastopo. 1991. Metode Analisis Geografi. Jakarta : LP3ES.

Kantor Pusat Statistik. 2008. Jawa Tengah Dalam Angka 2007. Semarang : Kantor Pusat Statistik.

Budihardjo, Eko. 1984. Sejumlah masalah pemukiman kota. Bandung : Alumni.

Dahroni, H. Dan Sugiharto Budi Santoso. 1998. Geografi Pemukiman Buku II. Sukoharjo : Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Geografi Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta : Departeman Pendidikan Nasional.

Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan Kota. Jakarta : Yayasan Badan Penerbit PU.

Direktorat Tata Kota dan Tata Daerah dan Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. 1983. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota. Bandung : Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2007. Pedoman Akademik Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Tahun 2007/2008. Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 111: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

cxi

Khisty, C. Jotin dan Lall, B. Kent. 2005. Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Kostelnick, John C., Dobson , Jerome E., Egbert, Stephen L., dan Dunbar, Matthew D. 2008. Cartographic Symbols for Humanitarian Demining. The Cartographic Journal 45 (1), 19. http://www.ingentaconect.com. Diakses tanggal 31 Agustus 2009.

Kurniasih, Sri. 2007. Usaha Perbaikan Pemukiman Kumuh Di Petukangan Utara-Jakarta Selatan. http://peneliti.bl.ac.id/wp-content/uploads/2007/06/srikurniasih-sna2007.pdf. Diakses pada Senin 7 April 2008.

Kurniawan, M. Fauzan. 2006. Pemetaan Produksi Sertifikat Tanah Di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Tahun 2000-2004. Sripsi S1 Pendidikan Geografi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. (Tidak Dipublikasikan)

Medynska-Gulij, Beata. 2008. Point Symbols: Investigating Principles and Originality in Cartographic Design. The Cartographic Journal 45 (1), 62. http://www.ingentaconect.com. Diakses tanggal 31 Agustus 2009.

Miro, Fidel. 2005. Perencanaan Transportasi Untuk Mahasiswa, Perencana, Dan Praktisi. Jakarta : Erlangga.

Nurekawati, Endah Evy. 2007. Pemetaan Tingkat Penggunaan Jalur Pelayanan Alat Kontrasepsi Dalam Keluarga Berencana (KB) Menurut Tingkat Pendidikan, Pendapatan Dan Umur Pasangan Usia Subur (PUS) Di Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun 2005. Sripsi S1 Pendidikan Geografi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. (Tidak Dipublikasikan)

Prihandito, Aryono. 1989. Kartografi. Yogyakarta : PT. Mitra Gama Widya.

Prihartini, Inna. 1999. Geografi Desa/Kota. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Press.

Ritohardoyo, Su. 1989. Beberapa Dasar Klasifikasi Dan Pola Permukiman. Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.

Sastra M., Suparno dan Marlina, Endy. 2006. Perencanaan dan Pengembangan Perumahan Sebuah Konsep, Pedoman, dan Strategi Perencanaan dan Pengembangan Perumahan. Yogyakarta : ANDI.

Sinaga, Maruli. 1999. Pemetaan Data Statistic (Statistical Mapping). Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.

Page 112: PEMETAAN RUMAH TINGGAL DOSEN FAKULTAS …/Pemetaa… · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, ... 3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

cxii

--------- 1999. Pengetahuan Peta. Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.

Subagio. 2003. Pengetahuan Peta. Bandung : Penerbit ITB.

Sugiarto, dkk. 2003. Teknik Sampling. Jakarta : P. T. Gramedia Pustaka Umum.

Tika, Moh. Pabundu. 1997. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : P.T. Sun Printing.

TIM. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Undang-Undang No. 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman. 1992. http://www.theceli.com/dokumen/produk/1992/uu4-1992.htm. Diakses pada Rabu 12 Maret 2008.

Villanueva, K. J. 1978. Kartografi (Sejarah dan Pengantar). Bandung : Departemen Geodesi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Bandung.

Yousman, Yeyep. 2004. Sistem Informasi Geografi dengan MapInfo Professional. Yogyakarta : ANDI.

Yunus, Hadi Sabari. 2007. Subject Matter Dan Metode Penelitian Geografi Permukiman Kota. Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.

http://www.wikimedia/pemetaan.htm. Diakses pada Kamis 2 Juli 2009.

http://repository.ui.ac.id/ di akses pada tanggal 9 Oktober 2009.