pemerintah provinsi sumatera barat dinas …

21
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 BATANG ANAI Alamat : Jl. Dwi Warna No. 59 Pasar Usang. Telepon/Fax: (0751)471111 E-mail : [email protected] Website : smanbatanganai.sch.id Satuan pendidikan :SMAN 1 Batang Anai Kelas / Semester : XII / Ganjil Mata pelajaran : Sejarah Indonesia Pertemuan Ke- : 1 Materi : Upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit JP A. TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui kegiatan Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discoveri Learning studi literature peserta didik mampu Menganalisis pemberontakan PKI Madiun 1948 Menganalisis pemberontakan DI/TII Menganalisis pemberontakan APRA Menganalisis pemberontakan Andi Aziz Menganalisis pemberontakan RMS Menganalisis pemberontakan PRRI Menganalisis pemberontakan Permesta Menganalisis pemberontakan G 30 S/PKI dengan rasa rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran, bersikap jujur, santun, percaya diri dan pantang menyerah, serta memiliki sikap responsif (berpikir kritis) dan pro-aktif (kreatif), serta mampu berkomukasi dan bekerjasama dengan baik. B. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN KEGIATAN PENDAHULUAN Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa. Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini. Apersepsi materi yang akan disampaikan KEGIATAN INTI Orientasi masalah Guru merumuskan masalah tentang Upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa Merumus kan masalah Peserta didik mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan Upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa Mengajukan hipotesis Peserta didik merumuskan hipotesis sementara tentang Upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa Mengumpulkan informasi Peserta didik bergabung dalam delapan kelompok Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan yang telah diidentifikasi secara kelompok melalui berbagai macam sumber yang terkait dengan tugas sebagai berikut : untuk kelompok 1,2 3 dan 4 membahas tentang : pemberontakan PKI Madiun 1948 pemberontakan DI/TII pemberontakan APRA pemberontakan Andi Aziz Menguji hipotesis Peserta didik menganalisis informasi dari bacaan berbagai buku sumber untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah ditugaskan Mendiskusikan hasil pengolahan data dan memverikasi hasil pengolahan dengan data-data pada sumber terkait materi yang disajikan Menyimpulkan Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi dan masing-masing kelompok

Upload: others

Post on 09-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

DINAS PENDIDIKAN

SMA NEGERI 1 BATANG ANAI Alamat : Jl. Dwi Warna No. 59 Pasar Usang. Telepon/Fax: (0751)471111

E-mail : [email protected] Website : smanbatanganai.sch.id

Satuan pendidikan :SMAN 1 Batang Anai Kelas / Semester : XII / Ganjil

Mata pelajaran : Sejarah Indonesia Pertemuan Ke- : 1

Materi : Upaya bangsa Indonesia dalam

menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa

Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

JP

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui kegiatan Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discoveri Learning studi

literature peserta didik mampu Menganalisis pemberontakan PKI Madiun 1948 Menganalisis

pemberontakan DI/TII Menganalisis pemberontakan APRA Menganalisis pemberontakan Andi

Aziz Menganalisis pemberontakan RMS Menganalisis pemberontakan PRRI Menganalisis

pemberontakan Permesta Menganalisis pemberontakan G 30 S/PKI dengan rasa rasa ingin

tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran, bersikap jujur, santun, percaya diri

dan pantang menyerah, serta memiliki sikap responsif (berpikir kritis) dan pro-aktif (kreatif),

serta mampu berkomukasi dan bekerjasama dengan baik.

B. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

KEGIATAN PENDAHULUAN

Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa.

Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini.

Apersepsi materi yang akan disampaikan

KEGIATAN INTI

Orientasi

masalah Guru merumuskan masalah tentang Upaya bangsa Indonesia dalam

menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa

Merumus

kan masalah

Peserta didik mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan Upaya

bangsa Indonesia dalam menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa

Mengajukan

hipotesis

Peserta didik merumuskan hipotesis sementara tentang Upaya bangsa

Indonesia dalam menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa

Mengumpulkan

informasi Peserta didik bergabung dalam delapan kelompok

Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab

pertanyaan yang telah diidentifikasi secara kelompok melalui berbagai

macam sumber yang terkait dengan tugas sebagai berikut :

untuk kelompok 1,2 3 dan 4 membahas tentang :

pemberontakan PKI Madiun 1948

pemberontakan DI/TII

pemberontakan APRA

pemberontakan Andi Aziz

Menguji

hipotesis Peserta didik menganalisis informasi dari bacaan berbagai buku sumber

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah ditugaskan

Mendiskusikan hasil pengolahan data dan memverikasi hasil pengolahan

dengan data-data pada sumber terkait materi yang disajikan

Menyimpulkan Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi dan masing-masing kelompok

mempresentasikan secara acak

Bagi kelompok yang memberi tanggapan dan jawaban yang tepat akan

diberikan point.

Kelompok yang bisa mengumpulkan point terbanyak maka diberikan

julukan excellent point terbanyak kedua diberikan julukan super team

dan point terbanyak ketiga dengan julukan good team

REFLEKSI DAN KONFIRMASI

Penutup

a. Guru dan siswa sama-sama menyimpulkan dari keseluruhan materi upaya bangsa Indonesia

dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan

pemberontakan

b. Guru memberikan pertanyaan tulisan (terlampir)

c. Guru memberikan evaluasi berupa post test secara acak

d. Guru membimbing peserta didik agar dapat mengambil nilai moral pelajaran dari

pembelajaran hari ini

e. Guru bersama peserta didik merefleksi pembelajaran

f. Menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya

g. Guru mengucapkan salam

C. PENILAIAN PEMBELAJARAN (ASESMEN)

No Aspek yang

dinilai Bentuk Penilaian Instrumen Penilaian Waktu Penilaian

1 Sikap Observasi dan Jurnal Pengamatan sikap (jurnal) Selama KBM

2 Pengetahuan Tes tertulis Soal tes Setelah KBM

3 Keterampilan - Unjuk kerja

- Laporan tertulis

- Pengamatan unjuk kerja

- Penilaian laporan tertulis

- Pada saat presentasi

- Pengumpulan tugas

Mengetahui,

Kepala

Fermazoni, S.Pd

NIP. 196910241999031003

Pasar Usang, Juli 2021

Guru Mata Pelajaran,

Nurlis Suprina, S.Pd, M.Pd

NIP. 197307211999032004

Lampiran

1. Bahan ajar

2. Evaluasi / Penilaian

3. Program Remedial / Pengayaan

Lampiran

1. Bahan ajar

PERJUANGAN MENGHADAPI PERGOLAKAN DALAM NEGERI

Kabinet Ali Sastroamidjojo mengeluarkan Undang Undang No. 1 tahun 1957 yang mengatur

tentang Pokok-Pokok Pemerintahan daerah, dimana didalamnya diatur pembagian kekuasaan dan

keuangan pusat dengan daerah.Pada tanggal 9 April 1957 Kabinet Karya pimpinan Perdana Menteri

Djuanda menggantikan Kabinet Ali Sastroadmijojo II. Kabinet ini secara teoritis bersifat non partai,

namun pada hakikatnya kabinet ini merupakan koalisi antara PNI dan NU.Pada bulan Mei 1957

dibentuklah Dewan Nasional yang terdiri dari 41 wakil golongan fungsionalpemuda, kaum petani,

kaum buruh, kaum wanita, para cendekiawan, pemuka agama, kelompok-kelompok daerah dan lain-

lain] di tambah beberapa anggota ex officio. Dewan Nasional ini langsung dipimpin oleh Presiden

Soekarno, sedangkan pelaksana harian adalah wakil ketuanya Ruslan Abdulgani. Kalangan militer

berusaha menjamin bahwa cara-cara baru yang bersandar pada golongan golongan fungsional yang

berafiliasi dengan partai-partai. Kabinet menjalin hubngan dengan dewan dewan militer daerah yang

telah mengambil alih kekuasaan di daerah daerahnya, bahkan memberi mereka beberapa dana dengan

kedok pembangunan daerah.

Pada tanggal 10 – 14 September 1957 Kabinet Djuanda mengadakan musyawarah nasional di

Jakarta. Ada harapan bahwa musyawarah nasional yang pertama ini akan membawa hasil tentang cara

cara pemecahan riil maslah perimbangan keuangan pusat dan daerah yang dirasakan selama itu tidak

adil. Para wakil dari dewan dewan daerah tampaknya bersedia bekerjasama, tetapi setiap kali

pertemuan selalu tidak mencapai tujuan (selalu menemui jaklan buntu). Pada masa pemerintahan

kabinet ini hubungan pemerintah pusat dengan daerah semakin tidak harmonis. Hal ini terlihat dari

mumculnya berbagai pergolakan di berbagai daerah yang berhubungan dengan perimbangan

perekonomian pusat dengan daerah. Adanya konsepsi presiden tentang Konsep Ekonomi Nasional

menambah ketegangan di daerah. Perkembangan yang terjadi sangat tidak menguntungkan pemerintah

RI. Pertentangan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat yang berpokok pada masalah

ekonomi dan perimbangan keuangan Pusat dan daerah makin lama makin meningkat.

A. Peristiwa Madiun/PKI dan cara yang dilakukan pemerintah dalam penanggulangannya dan

konflik-konflik internal lainnya

Perundingan Renville yang sangat merugikan bangsa Indonesia, akhirnya membawa korban,

yaitu dengan dibubarkannya kabinet Amir Syarifudin dan digantikan oleh Kabinet Hatta. Selanjutnya

Amir Syarifudin merasa sakit hati dan membentuk Front DemokratikRakyat (FDR) pada tanggal 28

Juni 1948, dan memposisikan dirinya sebagai oposisi dari pemerintah kabinet Hatta.FDR pada

kemudian hari akhirnya bergabung dengan Partai Komunis Indonesia pimpinan Muso, Alimin, Semaun

dan Darsono. Bersama PKI, FDR merencanakan suatu perebutan kekuasaan. Sebelum melakukan

perebutan kekuasaan gerakan ini berusaha untuk melakukan agitasi-agitasi dengan cara merongrong,

menyebarkan berita-berita yang tidak benar tentang pemerintahan kabinet Hatta. Mereka berusaha

untuk mempengaruhi rakyat dan menimbulkan kebencian kepada pemerintah.

Puncak dari gerakan PKI ini adalah tanggal 18 September 1948 dengan mengumumkan

berdirinya Negara Soviet Republik Indonesia di Madiun. Menyertai gerakan ini, mereka mengadakan

aksi-aksi kejam, dengan mengadakan penculikan dan pembunuhan terhadap tokoh-tokoh pemerintah

dan agama. Salah satu tokoh pemerintah yang menjadi korban gerakan ini adalah Gubernur Jawa

Timur, R.M. Suryo R.M Soeryo. Gerakan ini merupakan sebuah pengkhianatan dari dalam negeri,

mengingat disaat yang sama pemerintah dan bangsa Indonesia sedang menghadapi Agresi Militer

Belanda dalam rangka mempertahankan kemerdekaan.Untuk menumpas pemberontakan pemerintah

melakukan serangkaian operasi sebagai berikut :

a. Ketika kekacauan di Solo meningkat, pemerintah mengangkat Kolonel Gatot Subroto menjadi

Gubernur Militer Surakarta dan sekitarnya (Semarang. Pati, Madiun).

b. Mengangkat Kolonel Soengkono sebagai Gubernur Militer jawa Timur.

c. Menyerahkan pimpinan operasi penumpasan kepada Panglima Teritorium Jawa Kolonel A.H.

Nasution (karena panglima TNI / Panglima Besar Jenderal Sudirman sedang sakit)

Pada tanggal 30 September 1948 Madiun dapat direbut dan diduduki kembali oleh pasukan

Brigade Siliwangi pimpinan Mayor Ahmad Wiranatakusumah dan Brigade Jawa Timur pimpinan

Kolonel Soengkono. Dalam operasi ini pimpinan PKI Madiun, Muso berhasil ditembak mati pada saat

akan melarikan diri ke Rusia, sedangkan pimpinan yang lain seperti, Semaun, Darsono, Alimin, dan

Amir Syarifudin berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati dalam pengadilan / mahkamah

militer.Dampak dari pemberontakan PKI Madiun ini adalah :

a. Korban pemberontakan PKI dari kedua belah pihak sangat besar, termasuk rakyat yang tidak

mengerti soal politik.

b. Kekuatan bangsa Indonesia dalam perjuangan menghadapi Belanda menjadi lemah dan

dimanfaatkan Belanda untuk melancarkan agresi militernya yang kedua.

c. Keberhasilan menumpas pemberontakan PKI Madiun menimbulkan simpati dari dunia barat,

terutama Amerika Serikat sehingga memperkuat posisi Indonesia dalam perjuangan diplomasi

melawan Belanda.

B. Peristiwa DI/TII dan Cara Yang Dilakukan Pemerintah Dalam Penanggulangannya

Gerakan pemberontakan ini berawal dari gagasan / ide Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo untuk

membentuk sebuah negara Islam. Kartosuwiryo mendirikan Pondok Pesantren Sufah, di Malangbong

Jawa Barat. Di pondok inilah ia menggembeng pasukan Hizbullah dan sabillillah. Ia pernah menjadi

sekretaris partai Masyumi Jawa Barat, bahkan pernah dicalonkan sebagai Menteri Muda Pertahanan.

Namun jabatan ini tidak pernah diembannya.Pada saat terjadi Agresi Militer Belanda I, ia dan

pasukannya melancarkan perang suci melawan Belanda. Puncak dari peristiwa yang meletuskan

pemberontakan Kartosuwiryo adalah hasil perundingan Renville yang mengakibatkan seluruh pasukan

TNI harus melakukan hijrah ke dalam wilayyah RI di Yogyakarta. Pasukan Divisi pimpinan

Kartosuwiryo ( bagian dari Divisi Siliwangi Jawa Barat ), menyatakan tidak bersedia hijrah. Kantong-

kantong TNI yang ditinggal hijrah diisi oleh pasukan Kartosuwiryo, dan meneruskan gerilya melawan

Belanda di Jawa Barat.

Pada bulan Pebruari 1948, Kartosuwiryo mengubah gerakan suci melawan Belanda menjadi

sebuah gerakan politik, dengan menobatkan diri sebagai Imam Negara Islam Indonesia, dan

menamakan pasukannya dengan nama Tentara Islam Indonesia (TII).Kontak senjata pertama terjadi

dengan pasukan TNI dari Divisi Siliwangi yang baru kembali dari Yogyakarta tanggal 25 Januari

1949. Sejak saat itu terjadi perang segi tiga antara pasukan DI/TII – TNI – Belanda.Tindakan

pemerintah dalam menumpas gerakan DI/TII :

a. Pendekatan oleh pimpinan Partai Masyumi : Moh. Natsir melalui surat tidak berhasil, bahkan

Kartosuwiryo secara resmi membalas surat itu dengan memproklamasikan berdirinya Negara

Islam Indonesia pada tanggal 7 Agustus 1949.

b. Bulan September 1949 untuk kedua kali Moh. Natsir membujuk Kartosuwiryo untuk

menghentikan pemberontakan dan kembali ke pangkuan RI, tetapi gagal. Bahkan sejak saat itu

rakyat Jawa Barat mulai mengalami teror dari gerombolan DI/TII yang sering melakukan

pembunuhan, merampas harta benda rakyat untuk memenuhi kebutuhan logistik pasukan /

gerombolan ini.

c. Setelah tindakan persuasif tidak berhasil mengembalikan Kartosuwiryo ke pangkuan ibu

pertiwi, pemerintah bertindak tegas dengan menggelarOperasi Pagar Betis. Operasi yang

dilaksanakan dengan bantuan rakyat Jawa barat ini bertujuan untuk mempersempit ruang gerak

gerombolan. Sehingga semakin hari semakin banyak para pengikut Kartosuwiryo yang

menyerahkan diri dan kembali ke tengah- tengah masyrakat. Gerombolan DI/TII terdesak di

Gunung Geber, Tasikmalaya.

d. Akhirnya tanggal 4 Juni 1962, Kartosuwiryo beserta keluarga dan pengikutnya dapat ditangkap

hidup-hidup dalam sebuah operasi yang diberi nama sandi OperasiBaratayudha. Dan pada

tanggal 16 Agustus Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati.

Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia, ternyata mendapat simpati dari berbagai

daerah di Indonesia, seperti :

a. Jawa Tengah

Gerakan ini diproklamasikan di Desa Pengarasan, kabupaten Tegal pada tanggal 23 Agustus

1949, dan menyatakan diri bergabung dengan Negara Islam Indonesia pimpinan Kartosuwiryo.

Gerakan ini dipimpin oleh Amir Fatah, bekas anggota TNI dari kesatuan Hizbullah. Gerakan

dapat ditumpas melalui Operasi Banteng Negara pimpinan Kolonel Sarbini, Letkol Bachrum

dan Letkol Ahmad Yani, pada tahun 1950.

b. Kebumen

Gerakan ini dipimpin oleh Mohammad Mahfud Abdulrahman atau yang lebih dikenal dengan

sebutan Kyai Sumolangu. Seperti Amir Fatah, gerakan ini juga menyatakan sebagai bagian dari

NII Kartosuwirtyo. Gerombolan ini dapat ditumpas pada tahun 1954 melalui sebuah operasi

militer yang diberi nama Operasi Guntur.

c. Kalimantan Selatan

Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan dipimpin oleh bekas Letnan Dua TNI yang

bernama Ibnu hajar. Ia menamakan pasukannya sebagai Kesatuan Rakyat yang Tertindas

[KRYT]. Semula pemerintah bertindak persuasif terhadap gerakan ini, karena Ibnu Hajar

bersedia kembali bergabung dengan APRIS. Namun tindakan ini ternyata hanya muslihat Ibnu

Hajar supaya pasukannya semakin kuat dana kembali melakukan pemberontakan. Akhirnya

pemerintah bertindak tegas dengan menumpas habis gerakan ini pada tahun 1959.

d. Sulawesi Selatan

Kahar Muzakar memulai gerakannya pada tahun 1951 dan menamakan gerakannya dengan

Komando Gerakan Gerilya Sulawesi Selatan. Ia menuntut supaya pasukannya dimasukkan ke

dalam APRIS dengana nama brigade Hasanudin.Namun tuntutan ini ditolak pemerintah, tetapi

pemerintah memberikan wadah bagi pasukan kahar Muzakar dengan nama Korps Cadangan

Nasional. Awalnya Kahar Muzakar menerima tawaran pemerintah ini. Pada saat pasukan ini

akan dilantik, Kahar Muzakar dan kelompoknya melarikan diri ke hutan dengan membawa

seluruh peralatan militer yanag akan digunakan untuk pelantikan. Penipuan Kahar Muzakar ini

dibalas pemerintah dengan melakukan operasi besar besaran dari Divisi Diponegoro. Pada

bulan Pebruari 1965 Kahar Muzakar tertembak mati

e. Aceh

Kekecewaan Tengku Daud Beureuh kepada pemerintah, karena hilangnya kedudukan militer

dan turunnya status Aceh dari sebuah dari istimewa menjadi karesidenan, menyebabkan Daud

Beureuh menyatakan diri bergabung dengan Negara Islam Indonesia ( 21 September 1953 )

Pemerintah berusaha mengatasi pemberontakan ini dengan mendatangkan pasukan dari

Sumatera Utara dan tengah. Karena terus terdesak pasukan Daud Beureuh melakukan

pemberontakan dari hutan-hutan, di pegunungan Bukit Barisan. Selain tindakan represif,

pemerintah juga melakukan tindakan persuasif dengan mengadakan Musyawarah Kerukunan

Rakyat Aaceh, atas prakarsa Kolonel M. Yasin (Panglima Kodam I Iskandar Muda).

Musyawarah ini membawa hasil yang sangat positif, karena Daud Beureuh akhirnya bersedia

kembali ke tengah tengah masyarakat Aceh dan menerima Amnesti dari pemerintah.

D. Pemberontakan Andi Azis

Adapun faktor yang menyebabkan pemberontakan adalah :

Menuntut agar pasukan bekas KNIL saja yang bertanggung jawab atas keamanan di Negara

Indonesia Timur

Menentang masuknya pasukan APRIS dari TNI

Mempertahankan tetap berdirinya Negara Indonesia Timur

Karena tindakan Andi Azis tersebut maka pemerintah pusat bertindak tegas. Pada tanggal 8 April

1950 dikeluarkan ultimatum bahwa dalam waktu 4 x 24 jam Andi Azis harus melaporkan diri ke

Jakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, pasukannya harus dikonsinyasi, senjata-senjata

dikembalikan, dan semua tawanan harus dilepaskan. Kedatangan pasukan pimpinan Worang kemudian

disusul oleh pasukan ekspedisi yang dipimpin oleh Kolonel A.E Kawilarang pada tanggal 26 April

1950 dengan kekuatan dua brigade dan satu batalion di antaranya adalah Brigade Mataram yang

dipimpin oleh Letnan Kolonel Suharto. Kapten Andi Azis dihadapkan ke Pengadilan Militer di

Yogyakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.

E. RMS

Pemberontakan ini terjadi di Ambon pada tanggal 25 April 1950 yang dilakukan oleh orang-

orang Indonesia bekas anggota KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger) yang pro Belanda.

Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan) dipimpin oleh Dr. Soumokil, bekas Jaksa Agung

Negara Indonesia Timur.Untuk menumpas pemberontakan RMS, pemerintah semula mencoba

menyelesaikan secara damai dengan mengirimkan suatu misi yang dipimpin oleh Dr. Leimena. Akan

tetapi upaya ini tidak berhasil. Oleh karena itu pemerintah segera mengirimkan pasukan ekspedisi di

bawah pimpinan Kolonel AE. Kawilarang. Pada tanggal 25 September 1950 seluruh Ambon dan

sekitarnya dapat dikuasai oleh pasukan pemerintah. Dalam pertempuran melawan pemberontak RMS

ini gugurlah seorang pahlawan ketika memperebutkan benteng Nieuw Victoria, yakni Letnan Kolonel

Slamet Riyadi.Tokoh-tokoh lain dari APRIS (TNI) yang gugur adalah Letnan Kolonel S. Sudiarso dan

Mayor Abdullah.Setelah kota Ambon jatuh ke tangan pemerintah maka sisa- sisa pasukan RMS

melarikan diri ke hutan-hutan dan untuk beberapa tahun lamanya melakukan pengacauan.

F. Pemberontakan PRRI di Sumatera Barat

Gerakan-gerakan di daerah yang menentang kebijakan perimbangan ekonomi pusat dan daerah

muncul pertama kali di Sumatera Barat, dengan berdirinya Dewan Banteng yang dipimpin oleh Letnan

Kolonel Ahmad Husein. Gerakan ini menuntut otonomi daerah kepada Pemerintah Pusat, serta

pergantian kabinet Djuanda. Menyusul Dewan Banteng, berdirilah beberapa Dewan Militer diberbagai

daerah, seperti :

1. Dewan Gajah (Medan) : Kolonel M. Simbolon

2. Dewan Garuda (Palembang) : Kolonel Barlian

3. Dewan Lambung Mangkurat (Kalimantan) : Kolonel M. Basri

4. Dewan Manguni (Menado) : Kolonel Ventje Samuel

Letnan Kolonel Ahmad Husein bersama dengan beberapa tokoh sipil yang lain seperti Syarif

Usman, Burhanudin Harahap, dan Syafrudin Prawiranegara bahkan mengeluarkan ultimatum kepada

pemerintah pusat, bahwa dalam waktu 5 x 24 jam P.M. Djuanda menyerahkan mandatnya kepada

Presiden dan presiden diminta untuk kembali kepada kedudukan semula sebagai presiden yang

konstitusional.Menanggapi berbagai gerakan ini, KSAD segera mengeluarkan larangan bagi para

perwira untuk berpolitik dan memberikan ultimatum akan memecat siapa saja yang terlibat gerakan

politik. Karena merasa tidak diindahkan oleh pemerintah pusat, Gerakan ini semakin mempertegas

sikapnya dengan mengumumkan berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia dibawah

pimpinan Perdana Menteri Syafrudin Prawiranegara {Siapakah dan apakah jasa Syafrudin

Prawiranegera dalam pemerintahan RI ? ]. Gerakan ini bertujuan bukan untuk memisahkan diri dari RI

tetapi gerakan yang bersifat menggantikan pemerintahan yang sah.

Untuk menumpas gerakan ini pemerintah RI melaksanakan beberapa operasi, yaitu :

Operasi Tegas [ mengamankan Riau ] dipimpin oleh Letkol Kaharudin Nasution

Operasi 17 Agustus [ mengamankan Sumatera barat ], dipimpin oleh Kol. A Yani

Operasi Saptamarga [ mengamankan Sumatera Utara ] , dipimpin Brigjen Jatikusumo

Operasi Sadar [ mengamankan Sumatera Selatan ] dipimpin oleh Letkol Ibnu Sutowo.

Pada tanggal 29 Mei 1961, Ahmad Husein berserta pasukannya menyerahkan diri dan

pemberontakan PRRI pun berakhir.Gerakan daerah yang berlatarbelakang perimbangan ekonomi pusat

dan daerah akhirnya meluas ke Sulawesi. Dewan Manguni yang dipimpin oleh Letkol Ventje Samuel

mendukung PRRI dan mengumumkan berdirinya Permesta pada tanggal 2 Maret 1957. Gerakan ini

menuntut dilaksanakannya Repelita dan pembagian pendapatan daerah secara adil (daerah surplus

mendapat 70% dari hasil ekspor ).Untuk menumpas gerakan ini pemerintah melaksanakan Operasi

Merdeka, yang merupakan operasi gabungan dan dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat.

Gerakan penumpasan Permesta merupakan operasi yang sangat sulit, karena medan pertempuran sangat

cocok dengan kondisi pemberontak, serta adanya indikasi keterlibatan pihak asing (AS), yaitu dengan

tertangkapnya pilot helikopter Alan Pope (warga negara Amerika Serikat) yang berhasil ditembak jatuh

oleh pasukan TNI. Pada pertengahan tahun 1961 sisa sisa pemberontakan Permesta menyerahkan diri

dan memenuhi seruan pemerintah untuk kembali ke tengah tengah masyarakat.

G.Terjadinya peristiwa G 30 S / PKI

1. Perubahan Taktik PKI Setelah Kegagalan Tahun 1926 dan 1948

Peristiwa pemberontakan partai Komunis Indonesia yang terjadi pada tahun 1926 di Jawa barat

dan Sumatera barat, serta tahun 1948 di Madiun merupakan indikasi kuat akan adanya keinginan

mendirikan negara komunis, tetapi gagal. Kegagalan ini menyebabkan D.N. Aidit dan H.M. Lukman

yang baru datang dari luar negeri pada bulan Juli 1950 menata kembali partainya. Mereka mengubah

bentuk perjuangannya menjadi MKTBP ( Metode Kombinasi Tiga Bentuk Perjuangan ), yaitu:

peruangan gerilya di desa yang teridiri dari kaum buruh tani dan tani miskin

perjuangan revolusioner kaum buruh di kota-kota, terutama kaum buruh angkutan

bekerja secara intensif di kalangan musuh, terutama di kalangan angkatan bersenjata

Dalam rangka memperlancar MKTBP dibentuk Biro Khusus yang bertugas :

mengembangkan pengaruh dan ideologi PKI ke dalam tubuh TNI guna menyusun potensi dan

kekuatan bersenjata

mengusahakan agar setiap anggota TNI yang bersedia menjadi anggota dapat membina anggota

TNI yang lain.

mencatat anggota TNI yang telah dibina agar sewaktu waktu dapat dimanfaatkan bagi

kepentingannya.

Kondisi sosial ekonomi dan politik Indonesia yang carut marut pada tahun 1950 an ikut

menentukan perkembangan pengaruh PKI, sehingga dapat tumbuh subur. Posisi PKI semakin mantap

setelah terbukti dapat meraih posisi 4 besar dalam Pemilu I tahun 1955. Adanya konsep NASAKOM

dan terbentuknya Kabinet Dwikora pada tanggal 27 Agustus 1964 sangat menguntungkan PKI, karena

di dalam kabinet ini terdapat orang-orang yang telah terpengaruh ideologi PKI dan mempunyai posisi

yang strategis, seperti Dr. Soebandrio (Waperdam I) dan Dr. Chaerul saleh (Waperdam II). PKI juga

berhasil mempengaruhi Kolonel Untung Sutopo, komandan pasukan pengawal presiden dari resimen

Cakra Birawa untuk masuk dalam kelompoknya.

Kepercayaan dan kekuatan yang dimiliki PKI tahun 1965 semakin mantap, sehingga mereka

berani mengusulkan dibentuknya Angkatan ke 5, yaitu Buruh dan Tani yang dipersenjatai. Namun

usulan ini mendapat tantangan keras dari musuh utama PKI, yaitu Angkatan Darat. Permusuhan PKI

dengan Angkatan Darat semakin meruncing, dengan muncul isu Dewan Jenderal yang akan

menggulingkan kekuasaan Presiden Soekarno. Isu ini bermula dari ditemukannya dokumen di rumah

peristirahatan Duta Besar Amerika Serikat, Bill Palmer (Konon dokumen ini ditulis oleh Sir Andrew

Gilchrist Dubes Inggris untuk Dubes AS, sehingga dikenal dengan nama ”Dokumen Gilchrist”) yang

isinya menyebutkan adanya persekongkolan para perwira tinggi Angkatan darat yang tergabung dalam

Dewan Jenderal yang dipimpin oleh Jenderal Abdul Haris Nasution untuk menggulingkan kekuasaan

Presiden Soekarno. (catatan : sampai sekarang kebenaran dokumen ini masih diragukan).

Munculnya isu ini menimbulkan perasaan curiga dan saling tuduh antara PKI dengan Angkatan

Darat. Situasi semakin memanas, dan menimbulkan rencana PKI untukmenyingkirkan para perwira

tinggi Angkatan Darat yang tidak dapat dipengaruhi oleh ideologi PKI.

2. Evaluasi / Penilaian

LAMPIRAN 1 Penilaian

1. Teknik Penilaian:

a. Penilaian Sikap : Observasi

b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis, Lisan dan Penugasan

c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja, Proyek, Produk dan portofolio

2. Bentuk Penilaian:

a. Observasi : Jurnal observasi sikap, Lembar Observasi, Penilaian Diri,

Penilaian Antar Teman

b. Tes tertulis, lisan dan penugasan: Uraian, isian/melengkapi

c. Unjuk kerja : Praktik/Pedoman Penskoran

d. Proyek : Petunjuk mengerjakan proyek/Rubrik Penilaian

e. Produk : Petunjuk/Rubrik Penilaian

f. Portofolio : E-Portofolio

3. Instrumen Penilaian (terlampir)

Program Tindak Lanjut

1. Remedial

Peserta didik yang belum mencapai KKM (75) diberi tugas untuk membaca dam membahas

kembali materi pada indikator yang tidak tuntas, kemudian dilaksanakan ujian ulang

kembali.

2. Pengayaan

Bagi peserta didik mempunyai nilai di atas 75 diberi pengayaan berupa tugas mandiri untuk

membaca dan memahami materi selanjutnya.

Mengetahui, Batang Anai, Juni 2021

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Sejarah

FERMAZONI, S.Pd Nurlis Suprina, S.Pd

NIP. 196910241999031003 Nip. 197307211999032004

SK. PTL.No. 821.22/027/Kpts-2020

Tanggal: 27 Januari 2020

LAMPIRAN 2: INSTRUMEN PENILAIAN PERTEMUAN 1 DAN 2

Langkah Penilaian Proses dan Hasil Belajar

NO LANGKAH PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR

1 Menetapkan tujuan penilaian

2 Menyusun kisi-kisi ujian

3 Mengembangkan instrumen

4 Analisis instrumen

5 Melaksanakan penilaian

6 Mengolah dan menentukan kelulusan siswa

7 Melaporkan

8 Memanfaatkan hasil penilaian

1. Menetapkan Tujuan Penilaian

Secara umum penilaian ini bertujuan untuk:

1) Menilai pencapaian kompetensi peserta didik.

2) Memperbaiki proses pembelajaran;

3) Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar peserta didik.

Secara khusus penilaian ini bertujuan untuk:

1) Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa;

2) Mendiagnosis kesulitan belajar;

3) Memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar;

4) Penentuan kenaikan kelas;

2. Menyusun kisi-kisi penilaian, ini dilaksanakan pada penilaian sikap, pengetahuan dan

keterampilan

3. Mengembangkan instrumen, ini juga dilaksanakan pada penilaian sikap, pengetahuan

dan keterampilan

4. Analisis Instrumen, dilakukan dengan menganalisis kesesuaian antara KD, IPK dan

instrumen penilaian

5. Melaksanakan penilaian. Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran

berlangsung misalnya pengamatan sikap, pengamatan penampilan peserta didik

6. Mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dilakukan setelah pelaksanaan

penilaian

7. Melaporkan hasil penilaian dilakukan setelah dilakukan pengolahan dan penentuan

kelulusan peserta didik. Hal ini dilakukan dari awal hingga akhir semester setelah setiap

kali selesai mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik

8. Memanfaatkan hasil penilaian. Hasil penilaian dimanfaatkan untuk beberapa hal,

diantaranya:

1) Mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik;

2) Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat

penguasaankompetensi;

3) Memperbaiki proses pembelajaran; dan

4) Menyusun laporan kemajuan hasil belajar.

5) Konseling

a. Penilaian Sikap

KISI-KISI PENILAIAN SIKAP

NO

NILAI

KARAKTER/

SIKAP YANG

DINILAI/

DITUMBUHKAN

SUB NILAI KARAKTER/SIKAP YANG

DIKEMBANGKAN

INSTRUMEN

PENILAIAN

SIKAP

1 Religius Menghayati dan mengamalkan ajaran agama

yang dianutnya, cinta damai, toleransi,

menghargai perbedaan agama dan

kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri,

kerjasama antar pemeluk agama dan

kepercayaan, anti buli dan kekerasan,

persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan

kehendak, mencintai lingkungan,

melindungi yang kecil dan tersisih

1. Jurnal

Observasi

Sikap

2. Lembar

Observasi

Sikap

3. Penilaian Diri

4. Penilaian Antar

Teman

2 Integritas Apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga

kekayaan budaya bangsa, rela berkorban,

unggul, dan berprestasi, cinta tanah air,

menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin,

menghormati keragaman budaya, suku, dan

agama

3 Nasionalis Etos kerja (kerja keras), tangguhtahan

banting, daya juang, profesional, kreatif,

keberanian, dan menjadi pembelajar

sepanjang hayat

4 Gotong Royong Etos kerja (kerja keras), tangguh tahan

banting, daya juang, profesional, kreatif,

keberanian, dan menjadi pembelajar

sepanjang hayat

5 Mandiri kejujuran, cinta pada kebenaran,

setia,komitmen moral, anti korupsi,

keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan

menghargai martabat individu (terutama

penyandang disabilitas).

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP:

1. Jurnal Observasi sikap

NO TANGGAL

NAMA

PESERTA

DIDIK

CATATAN

PRILAKU

BUTIR

SIKAP

TINDAK

LANJUT

1

2

3

4

5

dst

Jurnal Observasi sikap dikumpulkan diakhir semester kepada wali kelas

2. Lembar Observasi Sikap

NO NAMA

KARAKTER/SIKAP YANG DIAMATI

RELIGIUS INTEGRITAS NASIONALIS GOTONG

ROYONG MANDIRI

3. Penilaian Diri Peserta Didik

Kelas/No Urut Absen :.................................................

Nama :.................................................

Mapel :.................................................

Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan tulislah skormu sesuai dengan apa yang kamu alami dan

rasakan atau kau lakukan. Angka 5 untuk selalu; 4 untuk sering; 3 untukkadang-kadang; 2 untuk

jarang; dan 1 untuk tidak pernah.

Aspek No Pernyataan Skor

Santun

1 Selama proses pembelajaran saya selalu bersikap santun dalam

berkomunikasi dengan guru

2 Selama proses pembelajaran saya selalu bersikap santun dalam

berkomunikasi dengan teman.

3 Di luar proses pembelajaran saya selalu bersikap santun dalam

berkomunikasi dengan karyawan dan seluruh civitas SMA N 1

Batang Anai

Peduli

4 Selama proses pembelajaran, saya peduli pada guru

5 Selama proses pembelajaran, saya peduli pada teman

6 Selama proses pembelajaran, saya peduli pada teman dan

lingkungan sekitar saya

7 Di luar proses pembelajaran, saya peduli dengan guru; karyawan,

dan teman serta lingkungan sekitar saya.

Jujur

8 Saya mengerjakan tugas dengan jujur

9 Saya mengerjakan ulangan dengan jujur

10 Saya berkata dan bertindak jujur

11 Saya mengerjakan tugas berdasarkan buah pikiran saya

Disiplin

12 Saya datang tepat waktu, sebelum guru memasuki kelas

13 Saya menyelesaikan tugas tepat waktu

14 Saya mengenakan seragam sesuai dengan ketentuan sekolah

15 Saya melakukan presentasi tepat waktu

Percaya

Diri

16 Saya percaya diri dalam mengambil giliran tampil di depan kelas

17 Saya percaya diri dalam mengerjakan tugas

18 Saya percaya diri dalam mengerjakan ulangan

19 Saya percaya diri dalam pergaulan sehari-hari

Tanggung

Jawab

20 Saya mengerjakan tugas secara mandiri dan bertanggung jawab

21 Saya mengerjakan ulangan secara mandiri dan bertanggung

Jawab

22 Perbuatan dan perkataan saya dapat dipertanggungjawabkan

Jumlahkan Skormu

Hitung nilai sikap sosialmu dengan rumus:

Σ skor perolehanmu

_________________ X 100 = NILAI SIKAP SOSIALMU

110

Konversikan NILAI SIKAP SOSIALMU dengan KRITERIA berikut:

SB = Sangat Baik = 80 – 100B = Baik = 70 - 79

C = Cukup = 60 – 69K = Kurang = < 60

Demikian, penilaian diri ini saya isi dengan sebenarnya, dan saya bersedia mempertanggung-jawabkan

dengan perubahan perilaku saya.

Batang Anai, Juni 2021

Guru Mata Pelajaran Sejarah

Nurlis Suprina, S.Pd

Nip. 197307211999032004

Nama siswa Tgl

Apa yang sudah saya ketahui

Apa yang ingin saya ketahui

Apa yang sudah saya pelajari

(Catatan Guru)

1. Penilaian Antar Teman

Uraian Penilai Yang dinilai

Kelas

Nama

No urut

Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan tulislah skor TEMANMU sesuai dengan apa yang kamu

KETAHUI. Angka 5 untuk selalu; 4 untuk sering; 3 untuk kadang-kadang; 2 untuk jarang; dan 1 untuk

tidak pernah.

Aspek No Pernyataan Skor

Santun

1 Selama proses pembelajaran teman saya selalu bersikap santun

dalam berkomunikasi dengan guru

2 Selama proses pembelajaran teman saya selalu bersikap santun

dalam berkomunikasi dengan teman.

3

Di luar proses pembelajaran teman saya selalu bersikap santun

dalam berkomunikasi dengan karyawan dan seluruh civitas SMA N

1 BATANG ANAI

Peduli

4 Selama proses pembelajaran, teman saya peduli pada guru

5 Selama proses pembelajaran, teman saya peduli pada teman

6 Selama proses pembelajaran, teman saya peduli pada teman dan

lingkungan sekitar saya

7 Di luar proses pembelajaran, teman saya peduli dengan guru;

karyawan, dan teman serta lingkungan sekitar saya.

Jujur

8 Teman saya mengerjakan tugas dengan jujur

9 Teman saya mengerjakan ulangan dengan jujur

10 Teman saya berkata dan bertindak jujur

11 Teman saya mengerjakan tugas berdasarkan buah pikiran saya

Disiplin

12 Teman saya datang tepat waktu, sebelum guru memasuki kelas

13 Teman saya menyelesaikan tugas tepat waktu

14 Teman saya mengenakan seragam sesuai dengan ketentuan sekolah

15 Teman saya melakukan presentasi tepat waktu

Percaya

Diri

16 Teman saya percaya diri dalam mengambil giliran tampil di depan

kelas

17 Teman saya percaya diri dalam mengerjakan tugas

18 Teman saya percaya diri dalam mengerjakan ulangan

19 Teman saya percaya diri dalam pergaulan sehari-hari

Tanggung 20 Teman saya mengerjakan tugas secara mandiri dan bertanggung

Jawab jawab

21 Teman saya mengerjakan ulangan secara mandiri dan

bertanggungJawab

22 Perbuatan dan perkataan teman saya dapat dipertanggungjawabkan

Jumlahkan Skormu

Hitung nilai sikap sosial temanmu dengan rumus:

Σ skor perolehan temanmu

_____________________ X 100 = NILAI SIKAP SOSIAL TEMANMU

110

Konversikan NILAI SIKAP SOSIAL TEMANMU dengan KRITERIA berikut:

SB = Sangat Baik = 80 – 100B = Baik = 70 - 79

C = Cukup = 60 – 69K = Kurang = < 60

Demikian, penilaian antar teman ini saya isi dengan sebenarnya.

Batang Anai, Juni 2021

Guru Mata Pelajaran Sejarah

Nurlis Suprina, S.Pd

Nip. 197307211999032004

b. Penilaian Pengetahuan

1. Tes Tertulis

2. Tes Lisan

3. Penugasan

KISI-KISI PENILAIAN PENGETAHUAN

Kompetensi

Dasar IPK MATERI

INDIKATOR

SOAL

BENTUK

SOAL

3.1. Mengevalua

si upaya

bangsa

Indonesia

dalam

menghadapi

ancaman

disintegrasi

bangsa

terutama

dalam

bentuk

pergolakan

dan

pemberonta

kan

4.1 Menyajikan

hasil dalam

bentuk

tertulis

tentang

upaya

bangsa

Indonesia

dalam

menghadapi

ancaman

disintegrasi

bangsa

terutama

dalam

bentuk

pergolakan

dan

pemberonta

kan (antara

lain:PKI

Madiun

1948,

DI/TII,

APRA,

Andi Aziz,

3.1.1 Menganalisis

pemberontakan

PKI Madiun

1948

3.1.2 Menganalisis

pemberontakan

DI/TII

3.1.3 Menganalisis

pemberontakan

APRA

3.1.4 Menganalisis

pemberontakan

Andi Aziz

3.1.5 Menganalisis

pemberontakan

RMS

3.1.6 Menganalisis

pemberontakan

PRRI

3.1.7 Menganalisis

pemberontakan

Permesta

3.1.8 Menganalisis

pemberontakan

G 30 S/PKI

a. Fakta

Bangsa Indonesia

dalam upaya

memepertahan kan

kedaulatan NKRI

terutama dalam

pergolakan dan

pemberontakan di

dalam negeri.

b. Konsep

a. Mengidentifik

asi konflik

internal berupa

ancaman

disintegrasi

bangsa dalam

pergolakan

dan

pemberontaka

n

b. Mengidentifik

asi peran

tokoh

nasional,

ideologi dan

kepentingan

suatu gerakan

dalam sebuah

pergolakan

dan

pemberontaka

n

c. Prinsip

Ketidakpuasan

dalam

pemerintahan yang

mengakibatkan

pergolakan dan

pemberontakan

d. Prosedur

Kesenjangan

politik, ekonomi,

sosial dan agama

mempengaruhi

keamanan Negara

Melihat gambar,

video dan/atau

menyimak

penjelasan guru

mengenai

ancaman

disintegrasi

bangsa

Membuat dan mengajukan

pertanyaan/tanya

jawab tentang

anacaman

disintegrasi

bangsa terutama

dalam bentuk

pergolakan dan

pemberontakan

Mengumpulkan data dari

berbagai sumber

mengenai

ancaman

disintegrasi

bangsa

Menganalisis dan

menarik

kesimpulan dari

data yang

dikumpulkan mengenai

ancaman

disintegarasi

bangsa

Membuat hasil

penelaahan

dalam bentuk

tulisan mengenai

ancaman

disintegrasi

bangsa

Tes lisan

(uraian)

Tes

Tertulis

Penugasan

Penugasan

RMS,

PRRI,

Permesta,

G-30-

S/PKI) dan

menyajikan

nya dalam

bentuk

cerita

sejarah.

e. Metakognitif

Siswa mampu

mengaplikasikan

upaya bangsa

Indonesia dalam

menghadapi

disintegarasi dan

pengaruhnya pada

masa kini.

INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN/SOAL TES

SOAL

Tertulis

1. Salah satu tuntutan Kapten Westerling yang kemudian menjadi penyebab pemberontakan APRA

pada 23 januari 1950 ialah…

a. Bandung harus menjadi daerah administrasi

b. APRA diakui sebagai tentara pasudan

c. APRA harus menjadi APRIS

d. Negara pasudan harus dibubarkan

e. Westerling harus diangkat menjadi pimpinan APRIS

Jawaban : b

2. Gerakan APRA di Jawa Barat sebenarnya didalangi oleh…

a. Tan Malaka

b. Sultan Hamid II

c. Anak Agung Gde Agung

d. Kahar Muzakir

e. Amir Syarifudin

Jawaban : b

3. Pemberontakan DII/TII pertama kali meletus di daerah…

a. Aceh

b. Jawa Barat

c. Jawa Tengah

d. Sulawesi selatan

e. Kalimantan selatan

jawaban : b

4. Pemberontakan DII/TII Jawa Barat dipimpin oleh…

a. Amir fatah

b. Daud beureuh

c. Kahar muzakar

d. Kartasuwiryo

e. Andi aziz

Jawaban : d

5. Untuk menumpas Pemberontakan DII/TII di daerah Jawa tengah, pemerintah membentuk suatu

komando operasi bernama…

a. Operasi Tegas

b. Operasi Pagar Betis

c. Operasi Merdeka

d. Gerakan Benteng Negara

e. Operasi Baratayudha

Jawaban : d

Essay :

1. Meskipun indonesia telah merdeka kondisi ekonomi masa demokrasi liberal masih sangat buruk,

jelaskan pendapatmu mengenai buruknya perekonomian indonesia saat itu!

2. Jelaskan tugas utama dari konstituante?

Penugasan:

RUBRIK PENILAIAN

Rubrik Penilaian tes tertulis, lisan dan penugasan individu

JAWABAN KRITERIA SKOR

1. Jawaban : Buruknya perekonomian Indonesia saat

ini dikarenakan a. Setelah pengakuan kedaulatan dari Belanda

pada tanggal 27 Desember 1949, bangsa

Indonesia menanggung beban ekonomi dan

keuangan seperti yang telah ditetapkan dalam

KMB.

b. Defisit yang harus ditanggung oleh Pemerintah

pada waktu itu sebesar 5,1 Miliar. c. Indonesia hanya mengandalkan satu jenis

eksport terutama hasil bumi

Tepat

3

2. Tugas utama dari konstituante ialah merupakan

UUD yang baru sebagai pengganti UUDS 1950. Kurang

Tepat

2

Rubrik penilaian tugas kelompok

No Nama

Siswa

Aspek Pengamatan

Kerjasama Mengkomunikasi-

kan pendapat Toleransi Kreatifitas

Menghargai

pendapat

teman

Jumlah

skor Nilai Ket

1

2

3

4

dst

Format Nilai Tugas Kelompok

Keterangan Skor : Masing-masing kolom diisi dengan kriteria :

4= Baik Sekali

3= Baik

2= Cukup

1= Kurang

∑ Skor perolehan

Nilai = X 100

Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai

A=88–100 Baik Sekali

B=84 – 87 Baik

C=80 – 83 Cukup

D=76 - 79 Kurang

c. Penilaian Keterampilan

a. Unjuk kerja : Praktik/Pedoman Penskoran

b.Proyek : Petunjuk mengerjakan proyek/Rubrik Penilaian

c. Produk : Petunjuk/Rubrik Penilaian

d.Portofolio : E-Portofolio

Bentuk lain (tes tertulis) : Soal, Rubrik penilaian

Format Nilai Tugas Kelompok

Keterangan Skor : Masing-masing kolom diisi dengan kriteria :

4= Baik Sekali

3= Baik

2= Cukup

1= Kurang

∑ Skor perolehan Nilai = X 100

Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai

A=88 – 100 Baik Sekali

B=84 – 87 Baik

C=80 – 83 Cukup

D=76 – 79 Kurang

KISI-KISI PENILAIAN KETERAMPILAN

Kompetensi

Dasar IPK MATERI

INDIKATOR

SOAL

BENTUK

SOAL/

INSTRUMEN

PENILAIAN

3.1. Mengevalua

si upaya

bangsa

Indonesia

dalam

menghadapi

ancaman

disintegrasi

bangsa

terutama

dalam

bentuk

pergolakan

dan

pemberonta

kan

3.1 Menyajikan

hasil dalam

bentuk

tertulis

tentang

upaya

1. Melihat gambar,

video dan/atau

menyimak

penjelasan guru

mengenai ancaman

disintegrasi bangsa

2. Membuat dan

mengajukan

pertanyaan/ tanya

jawab tentang

anacaman

disintegrasi bangsa

terutama dalam

bentuk pergolakan

dan

pemberontakan

3. Mengumpulkan

data dari berbagai

sumber mengenai

ancaman

disintegrasi bangsa

4. Menganalisis dan

menarik

kesimpulan dari

data yang

1. Fakta

Bangsa Indonesia

dalam upaya

memepertahan kan

kedaulatan NKRI

terutama dalam

pergolakan dan

pemberontakan di

dalam negeri.

2. Konsep

a. Mengidentifikas

i konflik

internal berupa

ancaman

disintegrasi

bangsa dalam

pergolakan dan

pemberontakan

b. Mengidentifikas

i peran tokoh

nasional,

ideologi dan

kepentingan

Membuat dan mengajukan

pertanyaan/tany

a jawab tentang

anacaman

disintegrasi

bangsa terutama

dalam bentuk

pergolakan dan

pemberontakan

Mengumpulkan data dari

berbagai sumber

mengenai

ancaman

disintegrasi

bangsa

Menganalisis

dan menarik

kesimpulan dari

data yang

dikumpulkan

mengenai

Praktik

Proyek

Produk

bangsa

Indonesia

dalam

menghadapi

ancaman

disintegrasi

bangsa

terutama

dalam

bentuk

pergolakan

dan

pemberonta

kan (antara

lain:PKI

Madiun

1948,

DI/TII,

APRA,

Andi Aziz,

RMS,

PRRI,

Permesta,

G-30-

S/PKI) dan

menyajikan

nya dalam

bentuk

cerita

sejarah.

dikumpulkan

mengenai ancaman

disintegarasi

bangsa

5. Membuat hasil

penelaahan dalam

bentuk tulisan

mengenai ancaman

disintegrasi bangsa

suatu gerakan

dalam sebuah

pergolakan dan

pemberontakan

3. Prinsip

Ketidakpuasan

dalam

pemerintahan yang

mengakibatkan

pergolakan dan

pemberontakan

4. Prosedur

Kesenjangan

politik, ekonomi,

sosial dan agama

mempengaruhi

keamanan Negara

5. Metakognitif

Siswa mampu

mengaplikasikan

upaya bangsa

Indonesia dalam

menghadapi

disintegarasi dan

pengaruhnya pada

masa kini.

ancaman

disintegarasi

bangsa

Membuat hasil penelaahan

dalam bentuk

tulisan

mengenai

ancaman

disintegrasi

bangsa

Tes Tertulis

(uraian)

Tes Tertulis

(uraian)

INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN/SOAL TES

1. Praktik

Siswa disuruh kedepan dan mempresentasikan upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi

ancaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan pemberontakan

2. Proyek

Siswa membuat tugas dengan kertas Doublefolio tentang upaya bangsa Indonesia dalam

menghadapi ancaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan

pemberontakan

3. Portofolio

Kumpulan tugas tugas terbaik siswa.

RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN

a. Rubrik penilaian :

Tahapan

Tugas

Skor

1 2 3 4

Persiapan Tidak

membuat

tujuan, topik,

tempat dan

Membuat

tempat dan

waktu

pelaksanaan

Membuat

tujuan dan

topik

kegiatan

Membuat tujuan, topik,

tempat dan waktu

pelaksanaan kegiatan

waktu

pelaksanaan

kegiatan

kegiatan

akan tetapi

tidak

membuat

tujuan dan

topik

kegiatan

akan tetapi

tidak

membuat

tempat dan

waktu

pelaksanaan

kegiatan

Pelaksanaan Data yang

diperoleh

tidak

lengkap,

tidak

terstruktur,

dan tidak

sesuai tujuan

Data yang

diperoleh

lengkap,

terstruktur,

tetapi tidak

sesuai

tujuan

Data yang

diperoleh

lengkap,

sesuai

tujuan tetapi

tidak

terstruktur

Data yang diperoleh

lengkap, terstruktur, dan

sesuai tujuan

Pelaporan

secara tetulis

Pembahasan

data tidak

sesuai dengan

tujuan dan

tidak relevan

Pembahasan

data relevan

tetapi tidak

sesuai

dengan

tujuan

Pembahasan

data sesuai

dengan

tujuan tetapi

tidak

relevan

Pembahasan data sesuai

dengan tujuan dan relevan

Total skor (persiapan + pelaksanaan + pelaporan secara tertulis) = 4 + 4 + 4 = 12

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN

No. Nama Peserta Didik Skor yang diperoleh Nilai Keterangan

1

2

3

4

5

dst

Skor = x 100 = ............

Keterangan:

Skor Rerata Huruf

88 – 100 A

84 – 87 B

80 – 83 C

CONTOH RUBRIK PENILAIAN PROYEK

Mata Pelajaran :

Nama Proyek :

Alokasi Waktu :

Kelas :

Nama Anggota :

1. ........................................

2. ........................................

3. ........................................

4. ........................................

5. Dst (sesuai kebutuhan)

No. ASPEK SKOR

1 PERENCANAAN (25)

a. Pembagian tugas

b. Penjadwalan

2 PELAKSANAAN (25)

a. Keakuratan Sumber Data/Informasi

b. Kuantitas Sumber Data

c. Analisis Data

d. Penarika Kesimpulan

3 LAPORAN PROYEK (40)

a. Sistematika Laporan

b. Relevansi

c. Keaslian

d. Performans

e. Presentasi

Total Skor

NILAI INDIVIDU

No. NAMA NILAI

KELOMPOK

NILAI

TAMBAHAN TOTAL

1

2

3

dst

Ket:

Sangat aktif ditambah 10

Aktif ditambah 5

CONTOH PENILAIAN UNTUK PORTOFOLIO

Nama Siwa Tanggal

Deskripsi kerja

1. Apa yang saya coba lakukan

2. Apa yang sudah saya lakukan

3. Apa yang sudah saya pelajari

4. Apa yang saya sukai dari karya ini

5. Apa yang harus saya perbaiki)

Catatan Guru

3. Program Remedial / Pengayaan

Remedial

a. Membuat rangkuman materi pada indikator yang belum tuntas

b. Menjawab kembali soal-soal pada indikator yang belum tuntas

Pengayaan

Membahas soal-soal pendalaman yang berkaitan dengan materi yang telah dibahas