pemerintah provinsi gorontalo renja 2016 dinas...
TRANSCRIPT
RENJA 2016
i
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
KATA PENGANTAR
Rencana Kerja (RENJA) Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Gorontalo Tahun 2016 merupakan pelaksanaan tahun ke–4 dari Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017 dan Rencana
Strategis (RENSTRA) Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017.
Sebagai dokumen perencanaan tahunan, RENJA SKPD Dinas Koperindag Tahun
2016 berisi visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan beserta indikator kinerja yang
hendak dicapai, yang berfungsi sebagai arah kebijakan pembangunan di bidang koperasi,
UMKM, perindustrian dan perdagangan bagi seluruh pelaku dan pemangku kepentingan
selang tahun 2016. Disamping itu pula, di dalam RENJA SKPD Tahun 2016 diuraikan
capaian kinerja pembangunan bidang koperasi, UMKM, perindustrian dan perdagangan
tahun 2015 dan progres 2015, sebagai bahan masukan dalam rangka penetapan program
dan kegiatan tahun 2016 dan prakiraan maju 2017.
Semoga Dokumen Renja ini bisa menjadi pedoman dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta sarana sinkronisasi program baik pusat,
provinsi, kabupaten/kota, lintas sektor dan lintas pelaku, sekaligus menjadi alat ukur
pencapaian kinerja tahun 2015 dan lima tahunan SKPD Dinas Koperindag Provinsi
Gorontalo Tahun 2012 – 2017.
Gorontalo, Maret 2015 Kepala Dinas
Drs. ABDUL HARIS HADJU, MM Pembina Utama Madya
NIP.195903091990031066
RENJA 2016
ii
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................................. i
Daftar Isi ........................................................................................................................ ii
Daftar Tabel .................................................................................................................. iii
Bab I Pendahuluan .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Landasan Hukum .................................................................................... 5
1.3. Maksud dan Tujuan ................................................................................ 6
1.4. Sistimatika Penulisan .............................................................................. 6
Bab II Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun 2014 ............................................. 8
2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun 2014 dan ............................ 8
Capaian Renstra SKPD
2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD .......................................................... 31
2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD .................. 34
2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPD Provinsi Gorontalo ............... 36
Tahun 2016
2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat ........................ 39
Bab III Tujuan Sasaran Program Dan Kegiatan .......................................................... 43
3.1. Telaahan terhadap Kebijakan Nasional ................................................... 43
3.2. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD ........................................................... 46
3.3. Program dan Kegiatan ............................................................................ 48
Bab IV Penutup ............................................................................................................ 54
LAMPIRAN – LAMPIRAN
RENJA 2016
iii
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Data Perkembangan Koperasi ...................................................................... 8
Tabel 2.2. Data Keragaan Koperasi Per Kabupaten/Kota Tahun 2014 ......................... 9
Tabel 2.3. Data Perkembangan Usaha Koperasi Per Kabupaten/Kota ........................ 9
Tahun 2014
Tabel 2.4. Realisasi KUR Tahun 2014 ......................................................................... 11
Tabel 2.5. Perkembangan UMKM ................................................................................ 12
Tabel 2.6. Perkembangan IKM ..................................................................................... 15
Tabel 2.7. Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja SKPD dan ....................... 28
Pencapaian Renstra SKPD s/d Tahun 2014 Dinas Koperasi
UMKM Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo
Tabel 2.8. Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Koperasi UMKM ................... 32
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo
Tabel 2.9. Usulan Program dan Kegiatan dari Para Pemangku Kepentingan ............. 40
Tahun 2015
Tabel 3.1. Perbandingan Jumlah Program Kegiatan dan Anggaran ............................ 49
Tabel 3.2. Perbandingan Program, Kegiatan dan Anggaran RKPD dan ..................... 49
Renja 2015
Tabel 3.3. Rumusan Rencana Program SKPD Tahun 2015 dan Perkiraan ................ 50
Maju Tahun 2016 Dinas Koperasi UMKM Perindustrian
dan Perdagangan Provinsi Gorontalo
RENJA 2016
1
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemberdayaan koperasi, UMKM, Perindustrian dan perdagangan merupakan
upaya yang penting untuk meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha dalam
rangka meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus mengurangi kemiskinan.
Kegiatan koperasi, UMKM, perindustrian dan perdagangan yang mencakup hampir
seluruh lapangan usaha dan tersebar di kecamatan dan desa, dan menjangkau hingga
wilayah pelosok dan terpencil. Oleh karena itu, pemberdayaan koperasi, UMKM,
perindustrian dan perdagangan menjadi pilihan yang strategis dalam kerangka
pembangunan daerah, mengingat perannya sebagai penyeimbang pemerataan,
penyerapan tenaga kerja dan penyumbang pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan
meningkatkan peran dan kemampuan koperasi, UMKM, perindustrian dan
perdagangan, maka kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat akan meningkat.
Sejalan dengan perkembangan otonomi daerah di Indonesia yang ditandai
dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 jo. Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah, maka Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo terus mereformasi diri
menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi, baik dari sisi
regulasi maupun sisi perkembangan ekonomi daerah, regional, nasional dan
internasional demi memantapkan perannya dalam pembangunan daerah sebagai
fasilitator pembangunan koperasi, UMKM, Industri Kecil Menengah (IKM) dan
perdagangan di Provinsi Gorontalo.
Dalam kerangka pembangunan daerah tersebut, maka Dinas Kumperindag
Provinsi Gorontalo menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah
disingkat Renja SKPD sebagai dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu)
tahun, yang memuat rencana kebijakan, program dan kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai sasaran pembangunan, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah
daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Dalam
aktualisasinya, penyusunan Renja SKPD diawali dengan penyusunan Rancangan
Renja SKPD sebelum disempurnakan menjadi dokumen Renja SKPD yang definitif.
RENJA 2016
2
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
Perumusan Renja Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo Tahun 2016 telah
melalui beberapa tahapan penyusunan secara berjenjang, partisipatif dan transparan,
yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, antara lain pelaku usaha koperasi,
UMKM, industri kecil menengah, agen dan distributor, pedagang besar, kecil dan
eceran, asosiasi pengusaha, SKPD kabupaten/kota, SKPD provinsi serta
Kementerian/Lembaga terkait. Beberapa tahapan penyusunan tersebut antara lain :
1. Musrenbang Kabupaten/Kota Tahun 2015;
2. Forum SKPD Provinsi Gorontalo Tahun 2015; dan
3. Forum SKPD Bidang Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Tingkat Provinsi
Gorontalo Tahun 2015;
4. Musrenbangda Provinsi Gorontalo Tahun 2015.
Sebagai dokumen perencanaan tahunan, Renja Dinas Kumperindag Provinsi
Gorontalo Tahun 2016 merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) Dinas
Kumperindag Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017, yang penyusunannya mengacu
pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Gorontalo Tahun 2016.
Disamping itu, penyusunan Renja Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo Tahun 2016
juga memperhatikan dokumen perencanaan tahunan Kementerian/Lembaga dan
SKPD Kabupaten/Kota, yang meliputi :
1. Renja Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah RI Tahun
2016;
2. Renja Kementerian Peridustrian RI Tahun 2016; dan
3. Renja Kementerian Perdagangan RI Tahun 2016; serta
4. Renja SKPD Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo Tahun 2016.
Dengan demikian, maka Renja Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo Tahun
2016 secara berjenjang merupakan bagian dari dokumen perencanaan pembangunan
daerah baik jangka panjang, jangka menengah maupun tahunan, dengan tata urutan
keterkaitan sebagai berikut :
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Gorontalo
Tahun 2007 – 2025;
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo
Tahun 2012 – 2017;
3. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo Tahun 2012 –
2017;
4. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Gorontalo Tahun 2016; dan
5. Rencana Kerja (Renja) Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo Tahun 2016.
RENJA 2016
3
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
Sejalan dengan hal itu, maka dalam Perda Nomor : 03 Tahun 2012 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2012 –
2017 ditetapkan Visi Pembangunan Daerah “Terwujudnya Percepatan
Pembangunan Berbagai Bidang Serta Peningkatan Ekonomi Masyarakat Yang
Berkeadilan Di Provinsi Gorontalo”, yang dijabarkan kedalam 5 (lima) Misi, yakni :
1. Memfokuskan peningkatan ekonomi atas dasar optimalisasi potensi kewilayahan,
mendorong laju investasi, percepatan pembangunan infrastruktur pedesaan,
sekaligus mengembangkan potensi unggulan dengan mengakselerasi secara
cerdas terhadap pencapaian kesejahteraan rakyat.
2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendekatan kesesuaian
keahlian serta pemenuhan mutu kwalitas penyelenggaraan pendidikan dan
kesehatan.
3. Mengembangkan manajemen pengelolaan potensi sumberdaya kelautan,
pertanian, peternakan, kehutanan, danau limboto dan potensi lingkungan lainnya
yang lebih baik, saling terintegrasi serta lestari demi kepentingan kemakmuran
rakyat.
4. Mengembangkan nilai-nilai religi, dalam kehidupan beragama yang rukun penuh
kesejukan sekaligus memelihara keragaman budaya. Serta memperkuat peran
pemberdayaan perempuan, perlindungan terhadap anak, termasuk issue
kesetaraan gender dalam pembangunan.
5. Menciptakan sinergitas diantara pemerintah provinsi dengan pemerintah
kabupaten/kota di Gorontalo dalam kaidah otonomi daerah sekaligus untuk
meningkatkan kinerja pelayanan publik, menurunkan angka kemiskinan serta
menjalankan sistem tata pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi birokrasi.
Untuk mewujudkan Visi dan Misi tersebut, ditetapkan 10 (sepuluh) Arah
Pembangunan Daerah, yang meliputi :
Mengembangkan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal di masing-masing
wilayah.
Pengembangan koperasi, usaha kecil menengah dan kredit usaha rakyat.
Meningkatkan laju serta kwalitas iklim investasi
Meningkatkan kwalitas sumberdaya manusia.
Penyelenggaraan pendidikan dan kesehatan gratis
Percepatan pembangunan infrastruktur pedesaan dan penunjang sektor produksi,
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan kelautan dan pariwisata.
RENJA 2016
4
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
Meningkatkan integrasi manajemen pengelolaan lingkungan, khususnya tata kelola
potensi sumberdaya kelautan, hutan, tanah, air dan danau limboto secara lebih
baik.
Peningkatan nilai-nilai pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Mengembangkan nilai-nilai religi serta keragaman agama dan budaya.
Meningkatkan kwalitas manajemen tata pemerintahan yang baik terhadap kwalitas
pelayanan publik.
Dalam rangka mendukung pencapaian Visi, Misi dan Arah Pembangunan
Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017, maka Dinas Kumperindag Provinsi
Gorontalo selaku SKPD yang menjalankan tugas dan fungsi sebagai penggerak
pembangunan bidang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Industri
Kecil Menengah (IKM) serta Pelaku Usaha di sektor Perdagangan, menetapkan Visi
dan Misi yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kumperindag
Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017, dengan Visi : “Percepatan Pembangunan
Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan yang Berdaya Saing”.Untuk
mewujudkan visi tersebut ditetapkan Misi:
1. Mendorong Pertumbuhan dan Perluasan Usaha Koperasi dan UKM;
2. Meningkatkan Kualitas Manajemen Pengelolaan Industri Kecil Menengah;
3. Meningkatkan Kelancaran Distribusi Barang dan Jasa serta Perluasan Akses
Pasar Luar Negeri; dan
4. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik.
Visi dan Misi Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo selanjutnya dijabarkan
dalam Tujuan, Sasaran, Indikator Kinerja Sasaran, Strategi dan Kebijakan yang
menjadi dasar perumusan Renja Dinas Kumperindagsetiap tahunnya selang periode
2012 – 2017.Selanjutnya Program dan Kegiatan yang terdapat dalam Renja Dinas
Kumperindag Provinsi GorontaloTahun 2016 ditetapkan melalui Kebijakan Umum
APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS),untuk menjadi
pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah (RKA-SKPD).Selanjutnya RKA-SKPD menjadi dasar penyusunan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Provinsi Gorontalo Tahun 2016
untuk dibahas bersama dengan DPRD, sebelum ditetapkan menjadi Peraturan Daerah
tentang APBD Provinsi Gorontalo Tahun 2016.
RENJA 2016
5
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
1.2. Landasan Hukum
Landasan hukum yang mendasari penyusunan Renja Dinas Kumperindag
Provinsi Gorontalo Tahun 2015 adalah sebagai berikut :
1. Undang - Undang No 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
8. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 – 2014;
9. Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Gorontalo;
RENJA 2016
6
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
10. Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 15 Tahun 2013 Perubahan Atas
Peraturan Daerah Povinsi Gorontalo No. 02 Tahun 2012 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Tahun 2012-2017;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor : 54 Tahun 2010
tentang tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 Tahapan,
Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah.
1.3. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo
Tahun 2016 dimaksudkan untuk menjadi pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi program dan kegiatan pembangunan koperasi, UMKM,
perindustrian dan perdagangan selang Tahun 2016, dengan tujuan :
1. Menjadi dasar dalam rangka penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan
Kerja Perangkat Daerah(RKA-SKPD) yang akan dituangkan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2016.
2. Menjadi alat koordinasi, sinkronisasi dan penyelarasan prioritas dan sasaran
program dan kegiatan lintas Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah
Pusat serta pelaku usaha, masyarakat, organisasi profesi, LSM, perguruan tinggi,
lembaga donor selaku pemangku kepentingan (stakeholder) di sektor koperasi,
UMKM, perindustrian dan perdagangan.
3. Menjadi sarana untuk mengukur tingkat capaian sasaran program dan kegiatan
SKPD dalam mendukung pencapaian sasaran RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun
2012 – 2017.
1.4. Sistematika Penulisan
Renja Dinas KumperindagTahun 2016 disusun dengan sistematika sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN, dalam Bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum
penyusunan rancangan Renja SKPD, yang meliputi Sub BabLatar
Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan serta Sistematika
Penulisan.
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN 2014, Bab ini memuat
kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun
2013 dan perkiraan capaian tahun 2015, yang dikaitkan dengan capaian
RENJA 2016
7
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
kinerja pelayanan SKPD berdasarkan indikator kinerja yang telah
ditentukan beserta isu-isu yang melingkupi pelaksanaan tugas dan fungsi
SKPD, serta kajian terhadap rancangan awal RKPD dan telaah usulan
program dan kegiatan masyarakat, Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD
Tahun 2016 dan Capaian Renstra SKPD, yang meliputi Sub Bab Evaluasi
Pelaksanaan Renja SKPD Tahun 2014 dan Capaian Renstra SKPD,
Analisis Kinerja Pelayanan SKPD, Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas
dan Fungsi SKPD, Review terhadap Rancangan Awal RKPD serta
Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat.
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN, Bab ini diawali dengan
kajian kebijakan nasional yang mempengaruhi pencapaian pembangunan
daerah sesuai tugas dan fungsi SKPD, kajian terhadap isu-isu penting yang
mendasari perumusan tujuan, sasaran, program dan kegiatan SKPD dalam
rangka mendukung pencapaian visi dan misi Kepala Daerah yang tertuang
dalam RPJMD, yang meliputi Sub Bab Telaahan terhadap Kebijakan
Nasional, Tujuan dan Sasaran Renja SKPD serta Program dan Kegiatan.
BAB IV PENUTUP, Bab ini menguraikan catatan-catatan penting yang perlu
diperhatikan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran Renja, kaidah-
kaidah pelaksanaan serta rencana tindak lanjut.
RENJA 2016
8
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN 2014
2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun 2014 dan Capaian
Renstra SKPD
Pelaksanaan program dan kegiatanbidang Koperasi, Usaha Mikro Kecil
Menengah, Industri Kecil Menengah dan Perdagangan di Provinsi Gorontalo tahun
2013 sebagai tahun kedua pelaksanaan RPJMD Tahun 2012 – 2017 dan perkiraan
tahun berjalan 2014 sebagai tahun ketiga pelaksanaan RPJMD Tahun 2012 – 2017,
menunjukkan adanya peningkatan kinerja jika dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya. Evaluasi pelaksanaan program tahun 2014 dan progres 2014 dilakukan
terhadap indikator kinerja hasil program sebagai berikut.
Meningkatnya jumlah koperasi, dengan realisasipeningkatan sebanyak 1.131
koperasi dari target yang ditetapkan 1.060 koperasi dengan persentase pencapaian
kinerja sebesar 106,69 %.Capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh data keragaan
koperasi berikut:.
Tabel 2.1. Data Perkembangan Koperasi
NO U R A I A N 2012 2013 2014
1. Jumlah Koperasi (Unit) 1.036 1.101 1.131
- Koperasi Aktif 648 706 734
- Koperasi Tidak Aktif 388 395 397
2. Jumlah Anggota (Org) 126.574 131.950 135.831
3.
Permodalan (Rp. 000) 330.427.462 378.374.871 375.979.502
- Modal Sendiri 125.113.131 140.882.246 145.702.326
- Modal Luar 215.321.158 237.492.625 230.276.588
4. Total Asset (Rp. 000) 330.427.462 360.499.349 401.119.873
5. Volume Usaha (Rp. 000) 294.539.322 336.555.441 353.777.798
6. SHU (Rp. 000) 17.419.582 22.111.391 27.133.743
Data diatas menunjukkan peningkatan jumlah koperasi ditahun 2014 mencapai
30 unit koperasi baru, atau tumbuh sebesar 2.74%, dari 1.101 unit ditahun 2013
menjadi 1.131 unit ditahun 2014.
Sejalan dengan itu, pembangunan koperasi di Gorontalo perlu diberengi
dengan upaya dan kerja keras semua pihak terkait, utamanya dalam rangka
RENJA 2016
9
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
merevitalisasi kembali koperasi yang sudah tidak beroperasi, dimana pada tahun 2014
jumlahnya mencapai 397 koperasi tidak aktif, atau 35,1% dari total jumlah koperasi di
Gorontalo, sebagaimana ditunjukkan data berikut ini.
Tabel 2.2. Data Keragaan Koperasi Per Kabupaten/Kota Tahun 2014
Kabupaten/Kota
Jumlah Koperasi Jumlah Anggota Tenaga Kerja
Aktif Tidak Aktif
Total L P Total L P Total
Kota Gorontalo 141 116 263 20.418 20.952 41.370 227 169 396
Kab. Gorontalo 229 76 375 24.828 13.978 38.806 690 355 1045
Kab. Boalemo 63 60 123 10.099 6.415 16.514 690 79 264
Kab. Pohuwato 78 39 117 6.219 3.819 10.038 183 38 71
Kab. Bone Bolango 62 58 120 11.759 4.637 16.396 33 103 324
Kab. Gorut 66 35 101 5.333 4.734 10.067 221 10 27
Prov Gorontalo 19 13 32 2.005 635 2.640 17 27 214
Jumlah 734 397 1.131 77.661 55.170 135.831 1.558 781 2.341
Tabel 2.3. Data Perkembangan Usaha Koperasi Per Kabupaten/Kota Tahun 2014
Kabupaten/Kota Total Asset
(Rp.000)
Modal Sendiri
(Rp.000)
Modal Luar (Rp.000)
Volume Usaha (Rp.000)
S H U (Rp.000)
Kota Gorontalo 119.622.592 45.880.048 67.452.624 108.335.676 16.296.897
Kab. Gorontalo 129.698.109 50.193.439 73.718.635 170.277.537 5.786.033
Kab. Boalemo 58.611.989 12.302.571 45.629.075 28.430.540 496.673
Kab. Pohuwato 11.093.093 3.276.913 6.143.447 9.236.168 563.308
Kab. Bone Bolango 46.675.765 17.089.423 25.328.525 17.968.119 1.568.847
Kab. Gorut 12.120.823 6.176.618 3.659.553 8.755.929 1.143.460
Prov. Gorontalo 23.369.502 10.783.314 8.344.729 10.773.829 1.280.525
Jumlah 401.119.873 145.702.326 230.276.588 353.777.798 27.133.743
Disamping itu, meskipun dari sisi permodalan koperasi mengalami penurunan
sebesar 7,6% dan total asset turun 3,8% dibanding tahun 2013, namun dari sisi
volume usaha koperasi mengalami peningkatan sebesar 10,4% dari Rp. 336,5 milyar
di tahun 2013 menjadi Rp. 353,7 milyar pada tahun 2014. Hal ini mengindikasikan
produktivitas koperasi melalui usaha yang dijalankan semakin baik dan bisa
memberikan nilai tambah bagi peningkatan kapasitas usaha.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian target kinerja peningkatan
jumlah koperasi antara lain :
a. Pelaksanaan sejumlah kegiatan strategis dalam bentuk pembinaan dan sosialisasi,
pengawasan, monitoring dan evaluasi serta fasilitasi baik kepada koperasi aktif
maupun tidak aktif, juga terhadap kelompok masyarakat atau badan usaha yang
hendak membentuk koperasi baru.
RENJA 2016
10
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
b. Terealisasinya pembentukan koperasi baru yang difasilitasi badan hukumnya
melalui notaris sebanyak 20 koperasi, yang tersebar di 6 kabupaten/kota.
c. Makin baiknya koordinasi lintas pusat, provinsi dan kabupatenkota sehingga
tercipta sinkronisasi pelaksanaan program pengembangan koperasi.
d. Makin baiknya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya berkoperasi.
Pada tahun 2015, upaya pemberdayaan Koperasi disamping tetap diarahkan pada
program dan kegiatan sebagaimana tahun 2014, juga dikembangkan beberapa bentuk
fasilitasi bagi koperasi, antara lain :
a. Fasilitasi pendirian Badan Hukum untuk koperasi baru sebesar Rp.
2.500.000/koperasi yang disediakan bagi 20 koperasi baru;
b. Bantuan modal usaha bagi 20 koperasi baru masing-masing Rp. 10.000.000/
koperasi;
c. Perluasan dan penyebaran informasi serta fasilitasi Kredit Usaha Rakyat (KUR)
bagi koperasi dan UMKM.
d. Tersedianya database koperasi yang up to date sehingga memudahkan
pengembangan kebijakan.
Dengan penambahan kegiatan tersebut pada tahun 2015 diaharapkan koperasi akan
tumbuh dan berkembang dengan targetpenumbuhan 20 koperasi baru.
Koperasi Berkualitas, dengan persentase pencapaian target kinerja sebesar
100% yang diindikasikan dengan bertambahnya jumlah Koperasi Berprestasi
sebanyak 15 koperasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian target kinerja
tersebut antara lain:
a. Berhasilnya pelaksanaan kegiatan penilaian dan penghargaan Koperasi
Berprestasi, yang diumumkan pada saat Peringatan Hari Ulang Tahun Koperasi
Tingkat Provinsi Gorontalo.
b. Makin baiknya koordinasi pelaksanaan program dan kegiatan dengan
kabupaten/kota.
c. Meningkatnya kesadaran pengurus dan pengawas untuk meningkatkan kualitas
kelembagaan dan manajemen usaha koperasi, yang ditandai dengan makin
meningkatnya jumlah koperasi yang menerapkan manajemen usaha modern,
system akuntasi serta komputerisasi dan internet (IT).
Pada tahun 2015, penilaian dan penghargaan bagi Koperasi Berkualitas akan
dibarengi dengan pemberian dana stimulus dan bantuan pengembangan
kelembagaan, sehingga akan meningkatkan motivasi pengurus untuk meningkatkan
RENJA 2016
11
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
kualitas kelembagaan koperasi. Dengan begitu maka target Koperasi Berkualitas untuk
2015 ditetapkan sebanyak 15 koperasi.
Namun demikian dibalik capaian kinerja sasaran serta program dan kegiatan
tersebut diatas, masih terdapat sejumlah permasalahan yang perlu menjadi perhatian
bersama, antara lain :
1. Secara umum kualitas SDM pengurus dan pengawas koperasi perlu ditingkatkan,
khususnya dalam hal manajemen organisasi, pengelolaan keuangan, pemasaran
hasil dan pemanfaatan teknologi informasi.
2. Masih tingginya jumlah koperasi tidak aktif mengakibatkan peran koperasi sebagai
soko guru perekonomian menjadi kurang optimal.
3. Permasalahan internal koperasi yang sering menjadi penyebab tidak berjalannya
roda organisasi adalah perselisihan antar pengurus dan pengawas, sehinga
mengakibatkan tingkat pelayanan kepada anggota rendah, bahkan bisa berakibat
tidak aktifnya koperasi.
4. KUR merupakan program pemerintah yang ditujukan untuk membantu koperasi
dan UMKM yang usahanya layak untuk dibiayai tetapi memiliki keterbatasan
modal, sehingga perlu diberikan modal hingga batas tertentu tanpa agunan.
Namun pada kenyataannya, mekanisme perbankan yang mengharuskan adanya
jaminan/agunan menyebabkan KUMKM sulit untuk bisa mengakses KUR.
5. System perbankan yang merahasiakan nasabah mengakibatkan data penerima
KUR by name by address sulit untuk diperoleh, sehingga Dinas Kumperindag
Provinsi Gorontalo dan SKPD kabupaten/kota sulit untuk memonitor dan
mengevaluasi tingkat keberhasilan UMKM setelah menerima KUR.
Meningkatnya Jumlah Penyaluran Kredit Perbankan, dengan persentase
pencapaian target kinerja hasil program sebesar 888%, yang dihasilkan dari realisasi
penyaluran KUR sebesar 6.131 KUKM dari target yang ditetapkan sebesar 690 KUKM.
Berikut data perkembangan realisasi KUR tahun 2014 menurut Bank Indonesia.
Tabel 2.4. Realisasi KUR Tahun 2014
No Sektor Ekonomi Realisasi KUR (Milyar)
Realisasi Debitur
1 Pertanian, Perikanan & Peternakan 86.920.700 8.557
2 Pertambangan 7.604.000.000 936
3 Industri Pengolahan 42.328.593.701 2.067
4 Listrik, Gas & Air 5.757.000.000 100
5 Konstruksi 3.010.000.000 34
6 Perdagangan, Restoran & Hotel 485.330.219.961 45.464
7 Pengangkutan, Pergudangan & Komunikasi 19.223.636.223 2.085
RENJA 2016
12
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
8 Jasa-jasa Dunia Usaha 22.091.261.221 3.737
9 Jasa-jasa Sosial/ Masyarakat 44.780.000.000 2.730
10 Lain-lain 485.330.219.961 4.431
TOTAL 771.090.774.121 70.141
Sumber : Bank Indonesia 2014
Beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian target tersebut antara lain :
a. Makin banyaknya KUMKM yang memiliki usaha yang bankable (layak dari sisi
usaha untuk didanai bank) sehingga kepercayaan bank terhadap KUMKM juga
meningkat.
b. Membaiknya kinerja Tim Fasilitasi KUR yang dibentuk oleh Pemprov Gorontalo
dalam rangka sosialisasi, pendampingan/fasilitasi serta penyelesaian masalah
KUMKM dalam mengakses KUR.
c. Terjalinnya koordinasi yang baik antara Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo
dengan BI dan Bank Pelaksana di daerah dalam rangka penyaluran dan monitoring
evaluasi KUR.
Pada tahun 2015 kegiatan sosialisasi dan fasilitasi KUR akan lebih diintensifkan
termasuk pelibatan perguruan tinggi serta konsultan bisnis guna memfasilitasi koperasi
dalam mengakses KUR. Disamping itu, akan dibentuk Front Desk KUR (Unit
Pelayanan KUR) sebagai sarana pelayanan bagi KUMKM dalam mengakses KUR.
Dengan begitu maka target penyaluran KUR pada tahun 2015 hingga mencapai target
yang telah ditetapkan.
Meningkatnya Jumlah UMKM dengan realisasi 70.590 UMKM dari target yang
ditetapkan sebesar 65.705 UMKM, dengan tingkat pencapaian sebesar 107%.
Perkembangan UMKM di Provinsi Gorontalo ditunjukkan oleh data berikut ini.
Tabel 2.5. Perkembangan UMKM
Indikator 2012 2013 2014 Trend (%)
Jumlah UMKM 62.054 63.434 70.590 10,13
- Usaha Mikro 53.192 54.128 56.166 3,62
- Usaha Kecil 8.540 8.981 11.754 23,59
- Usaha Menengah 321 325 2.669 87,82
Tenaga Kerja 37.453 38.878
Asset (Rp. 000) 347.602.280 360.449.349
Omzet (Rp. 000) 992.464.960
1.075.429.661
RENJA 2016
13
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
Jumlah UMKM pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 10,13%
dibanding tahun 2013. Demikian halnya dengan jumlah tenaga kerja meningkat 3,7%,
Asset sebesar 8,6% dan omzet meningkat 4,2%. Kenaikan ini mengindikasikan
semakin membaiknya kinerja sektor riil didaerah, seiring dengan peningkatan
kontribusi sektor perdagangan terhadap Produk Domestik Regional Bruto daerah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian target program antara lain :
a. membaiknya iklim usaha dan iklim investasidi daerah yang ditandai dengan makin
tingginya motivasi masyarakat untuk berusaha yang mendorong pertumbuhan
usaha baru;
b. membaiknya akses masyarakat terhadap permodalan baik KUR maupun skim
kredit lainnya baik yang disediakan oleh perbankan maupun oleh lembaga non
bank;
c. makin tersedianya informasi pasar baik lokal, regional, nasional maupun
internasional;
d. membaiknya koordinasi program dengan kabupaten/kota dan pusat.
Untuk tahun 2015 ditargetkan jumlah UMKM akan terus bertambah dengan
mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan UMKM, antara lain melalui:
a. Penyempurnaan database UMKM.
b. Pengembangan diklat kewirausahaan bagi calon wirausaha baru atau wirausaha
baru.
c. Optimalisasi peran Klinik Bisnis dalam memfasilitasi pengembangan usaha UMKM.
d. Mendorong kemudahan perijinan melalui kerjasama dengan pemda
kabupaten/kota.
e. Mengembangkan peran koperasi sebagai mitra usaha UMKM.
f. Meningkatkan kemampuan permodalan bagi Wira Usaha Baru (WUB) baik dari
kalangan KK Miskin, UMKM Potensial maupun Mahasiswa.
g. Memfasilitasi penyediaan sarana berusaha bagi pedagang kaki lima (PKL) melalui
kegiatan sektor perdagangandan koperasi.
h. Membina kemitraan dengan perguruan tinggi dan perbankan serta BUMN yang
beroperasi di Provinsi Gorontalo dalam rangka pengembangan dan pemberdayaan
UMKM.
Meningkatnya Jumlah Wira Usaha Baru yang Difasilitasi Modal Usaha,
dengan persentasi capaian indikator sasaran sebesar 154%, yang dihasilkan dari
pelampauan target penciptaan WUB sebanyak 850 UMKM dari target yang ditetapkan
RENJA 2016
14
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
sebanyak 550 UMKM. Beberapa faktor yang mempengaruhi capaian kinerja hasil
tersebut antara lain :
a. Membaiknya tingkat partisipasi pemda kabupaten/kota baik SKPD, Pemerintah
Kecamatan maupun Desa/Kelurahan dalam memfasilitasi proses identifikasi calon
WUB penerima bantuan.
b. Membaiknya sistem dan mekanisme identifikasi, verifikasi dan proses penetapan
calon WUB.
c. Ketersediaan dana relatif memadai yang memungkinkan hampir seluruh proses
dari identifikasi, verifikasi, penetapan, pendidikan pelatihan, dan penyaluran
bantuan kepada WUB KK Miskin berjalan dengan baik.
Namun dalam pelaksanaan dilapangan, masih terdapat beberapa
permasalahan yang perlu menjadi perhatian, antara lain :
a. Perbedaan Database KK Miskin antara data BPS dengan data BPMD-PK dan
Pemerintah Kecamatan/Desa/Kelurahan, sehingga perlu dilakukan updating agar
memudahkan identifikasi awal calon penerima bantuan.
b. Lokasi calon penerima bantuan tersebar dan berjauhan sehingga memerlukan
waktu, tenaga dan biaya dalam jumlah besar. Kedepan proses identifikasi awal
merujuk pada calon penerima yang letaknya relatif dekat dengan jenis usaha yang
berbeda, kecuali untuk wilayah tertentu yang dikarenakan kondisi geografi, maka
perlu ditunjang dengan dana operasional yang memadai.
c. Dari hasil evaluasi terhadap penerima bantuan ditemukan adanya penggunaan
dana untuk kegiatan konsumtif dan bukan produktif atau tidak sesuai peruntukan.
Kedepan proses pembinaan, monitoring dan pengawasan terhadap WUB penerima
bantuan perlu ditingkatkan yang ditunjang dengan dana operasional yang
memadai.
Pada tahun 2015, sasaran penciptaan wira usaha baru lebih diperluas tidak
saja untuk KK miskin dan WUB mahasiswa di 3 (tiga) perguruan tinggi, tetapi juga
kepada UMKM Potensial yang dianggap memiliki kelayakan usaha dan semangat
berusaha yang tinggi. Melalui program ini diharapkan bisa meningkatkan kinerja sektor
riil di daerah serta akan mendorong percepatan pertumbuhan dan pemerataan
ekonomi daerah.
PeningkatanJumlah IKM, dengan persentase capaian indicator sasaran
sebesar 104,%, yang dihasilkan dari pencapaian target peningkatan jumlah IKM tahun
2014 sebanyak 13.688 IKM dari target yang ditetapkan sebanyak 13.075 IKM.
RENJA 2016
15
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
Tabel 2.6. Perkembangan IKM
No Uraian Capaian Trend
Naik(%) 2012 2013 2014
1. Jumlah IKM (unit) 12.360 12.921 13.688 2,3
- Industri Mikro 11.909 12.470 13.237 5,7
- Industri Kecil 436 436 436 0
- Industri Menengah 15 15 15 0
2. Jumlah Tenaga Kerja (org) 31.910 34.564 36.978 6,5
3. Nilai Investasi (Milyar Rupiah) 132,94 134.144 150.230 10,7
4. Nilai Produksi (Milyar Rupiah) 510,02 476.005 530.844 10,3
Pada tahun 2013, jumlah IKM mengalami peningkatan sebanyak 767 unit
usaha atau tumbuh 2.3% dibanding tahun 2012. Pertumbuhan tertinggi dialami oleh
industri mikro yang meningkat sebesar 5,7%, sedangkan industri kecil dan menengah
tidak mengalami peningkatan. Disamping itu, nilai investasi IKM mengalami
peningkatan yang signifikan yakni sebesar 10,7%, dimana peningkatan ini diikuti oleh
peningkatan jumlah tenaga kerja sebesar 6,5% dan nilai produksi sebesar 10,3%.
Beberapa faktor yang mempengaruhi capaian kinerja hasil tersebut antara lain :
a. Beroperasinya Rumah Kemasan Gorontalo yang berlokasi di Kampus Universitas
Gorontalo hasil kerjasama Kementerian Perindustrian RI, Diskumperindag Provinsi
Gorontalo, Diskumperindag dan UMKM Kabupaten Gorontalo dan Universitas
Gorontalo, yang diarahkan untuk membantu IKM dalam peningkatan kualitas
kemasan produk, sehingga mendorong peningkatan daya saing dan nilai jual
produk IKM.
b. Meningkatnya tingkat partisipasi pemda kabupaten/kota baik SKPD, Pemerintah
Kecamatan maupun Desa/Kelurahan dalam mendukung program dan kegiatan
pengembangan industri kecil menengah di daerah.
c. Kondusifnya iklim usaha di daerah sehingga memberi ruang gerak tumbuhnya
industri kecil menengah.
d. Meningkatnya kinerja pelayanan publik SKPD melalui pelaksanaan program dan
kegiatan yang mendorong perkembangan usaha dan pertumbuhan industri kecil di
daerah.
e. Meningkatnya dukungan pendanaan Kementerian Perindustrian RI dalam
pemberdayaan IKM di Gorontalo.
RENJA 2016
16
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
Namun dibalik capaian tersebut masih terdapat beberapa permasalahan di
bidang industri, antara lain :
a. Masih relatif rendahnya kualitas SDM pengrajin, sehingga berpengaruh terhadap
tingkat produktivitas industri kecil menengah di daerah.
b. Keterbatasan bahan baku dan bahan penolong industri olahan, sehingga
mengakibatkan rendahnya daya saing produk industri Gorontalo, baik dari sisi
kualitas, kemasan produk maupun harga.
c. Masih rendahnya akses IKM terhadap permodalan melalui perbankan, karena
kebanyakan dari IKM belum memiliki ijin usaha.
d. Peran Kawasan Industri Agro Terpadu (KIAT) yang diharapkan bisa menjadi
inkubator sekaligus wadah belajar IKM dalam pengembangan usaha belum
berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Untuk tahun 2015, pengembangan industri kecil menengah diarahkan pada
peningkatan manajemen usaha, kualitas mutu dan kemasan produk, mendorong
pertumbuhan wirausaha baru industri di daerah dan memfasilitasi terciptanya 1 kluster
industri di daerah, meningkatkan kinerja KIAT serta mengoptimalkan peran dan fungsi
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) sebagai wadah pembinaan,
pengembangan dan pemberdayaan industri kecil menengah di daerah. Disamping itu,
upaya pengembangan sentra IKM dilakukan melalui bantuan sarana Produksi bagi
IKM baru.
Jumlah Sentra IKM, dengan persentase tingkat capaian kinerja sasaran
sebesar 100%, yang diindikasikan dengan terpenuhinya target jumlah sentra IKM di
Gorontalo tahun 2014 sebanyak 289 sentra. Beberapa faktor yang mempengaruhi
capaian kinerja hasil tersebut antara lain :
1. Upaya untuk menumbuhkembangkan IKM dalam satu kawasan semakin intens
dilakukan sehingga memudahkan untuk mengelompokkan dan mengarahkannya
menjadi sentra IKM.
2. Membaiknya iklim usaha dan iklim investasi di daerah, yang ditandai dengan
peningkatan jumlah industri kecil menengah sebagai sektor riil penggerak ekonomi
daerah.
3. Bantuan Sarana Produksi bagi IKM, pengembangan Desa Industri Mandiri
Namun demikian masih terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi antara
lain :
a. Tingkat penyebaran IKM di Gorontalo cukup tinggi sehingga upaya
pengelompokan menjadi sentra industri agak mengalami kendala.
RENJA 2016
17
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
b. Produktivitas IKM perlu ditingkatkan agar bisa mendorong tumbuhnya IKM
disekitarnya, dengan begitu maka akan lebih mudah menjadikannya sebagai
sentra industri.
c. Upaya promosi produk IKM perlu ditingkatkan yang dibarengi dengan peningkatan
kualitas produk, kemasan serta tingkat produksi yang tinggi sehingga bisa
memberikan nilai tambah yang cukup besar bagi pelaku IKM.
Untuk itu, pada tahun 2015 peningkatan produktifitas dan promosi produk IKM
diarahkan untuk meningkatkan manajemen usaha, kualitas SDM dan penyediaan
bantuan peralatan produksi sehingga akan berdampak pada peningkatan daya saing
produk IKM. Salah satu upaya untuk memfasilitasi IKM melalui pendirian Rumah
Kemasan Gorontalo akan lebih ditingkatkan, guna memfasilitasi IKM dalam hal
kemasan produk dan standar mutu produk olahan.
Jumlah Kluster Industri, dengan persentase tingkat capaian kinerja sasaran
sebesar 100%, yang diindikasikan dengan terpenuhinya target kluster industri di
Gorontalo tahun 2014 sebanyak 1 Kluster Jagung yang berpusat di Pondok Pesantren
Salafiyah Assyafi’iyah, Randangan Kabupaten Pohuwato. Beberapa faktor yang
mempengaruhi capaian kinerja hasil tersebut antara lain :
1. Tingkat koordinasi antara Pusat, Provinsi dan Kab/Kota terjalin dengan baik,
sehingga memudahkan dalam pelaksanaan program dan kegiatan di lapangan.
2. Adanya dukungan pendanaan Kementerian Perindustrian RI dan Diskumperindag
Provinsi Gorontalo sangat besar terhadap rintisan kluster di Pohuwato sejak tahun
2009, sehingga memungkinkan terbentuknya Kluster Jagung.
3. Pembangunan Desa Industri Mandiri (DIM) di Kabupaten Bone Bolango sangat
berpengaruh positif terhadap perkembangan industri di daerah, khususnya dalam
mendorong produktifitas komoditi Pupuk Organik Cair
Namun demikian masih terdapat beberapa permasalahan yang perlu menjadi
perhatian bersama, antara lain :
a. Upaya untuk mendorong berkembangnya kluster industri di daerah diperlukan
dukungan pendanaan yang besar dan disertai dengan upaya pembinaan dan
pemberdayaan dari tingkat hulu (petani) hingga hilir (pasar).
b. Kluster industri membutuhkan dukungan penuh bahan baku dan bahan penolong,
dimana hingga saat ini keterbatasan bahan baku/penolong masih menjadi masalah
yang serius Gorontalo.
Untuk itu pada tahun 2015 perlu ditingkatkan kerjasama dan kolaborasi
program dan kegiatan antara pusat dan daerah serta sektor swasta dalam mendorong
RENJA 2016
18
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
perkembangan IKM di daerah, sehingga dengan sendirinya akan menunjang kluster
industri Jagung.
Jumlah Sarana Distribusi Barang/Jasa yang dibangun, dengan persentase
capaian indicator sasaran sebesar 100%, yang dihasilkan dari tercapainya target
pembangunan pasar tradisional sebanyak 4 unit, yakni Pasar tangga Jaya di
Kabupaten Boalemo, Pasar Panipi & Pasar Bululi di Kabupaten Gorontalo, serta pasar
Moodu di Kota Gorontalo. Beberapa factor yang mempengaruhi pencapaian target
indicator kinerja sasaran antara lain :
1. Adanya koordinasi yang baik antara Pemerintah Provinsi dan Pemda Kota
Gorontalo, khususnya dalam penentuan lokasi pasar tradisional dan kelengkapan
berkas administrasi yang menjadi syarat pembangunan pasar.
2. Dukungan pedagang yang ada di 4 pasar tersebut terhadap program Dinas
Kumperindag Provinsi Gorontalo dalam rangka meningkatkan ketersediaan sarana
prasarana pasar.
Namun demikian, masih dirasakan adanya sejumlah permasalahan di
lapangan, antara lain :
1. Peningkatan jumlah pasar tradisional di kab/kota se Provinsi Gorontalo belum
dibarengi dengan ketersediaan sarana prasarana di setiap pasar tradisional,
sehingga hal ini mengurangi tingkat kelayakan pasar sebagai sarana jual beli.
2. Peran pasar tradisional sebagai sarana jual beli belum sepenuhnya didukung oleh
penggunaan Alat Ukur, Takar, Timbang dan Peralatannya (UTTP) yang akurat,
sehingga tidak merugikan konsumen.
3. Daya dukung anggaran untuk pengembangan pasar tradisional masih rendah,
mengingat banyaknya pasar yang memerlukan perbaikan dan penyediaan sarana
prasarana.
Untuk itu, tahun 2015 telah dianggarkan dana untuk revitalisasi pasar
tradisional sebanyak Rp. 600.000.000,- untuk pengembangan 4 pasar masing-masing
di 2 pasar di Kab. Bone Bolango, 1 pasar di Kab. Boalemo dan 1 pasar di Pohuwato..
Revitalisasi pasar tradisional ini diharapkan akan mendorong pertumbuhan sektor riil di
daerah sehingga peran sektor perdagangan terhadap perekonomian daerah makin
meningkat.
Jumlah Perdagangan Antar Pulau, dengan realisasi tingkat capaian sasaran
sebesar hanya sebesar 8,70%, hal ini dikarenakan kurangnya jumlah perdagangan
jumlah komoditi ekspor di tahun 2014.
RENJA 2016
19
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
Sejumlah permasalahan yang dihadapi dalam perdagangan antar pulau antara
lain :
1. Peningkatan produksi komoditi pertanian dalam arti luas relatif rendah, yang
menyebabkan jumlah stok dan pasokan barang juga tidak banyak meningkat.
Produksi Jagung Gorontalo baik produktifitas maupun luas panen perlu
ditingkatkan dalam rangka mendorong peningkatan ekspor daerah dan antar pulau.
2. Fluktuasi harga dan tingkat permintaan juga menjadi salah satu faktor relative
kecilnya peningkatan perdagangan antar pulau Gorontalo. Jika harga di Surabaya
turun, maka pedagang pengumpul melempar produknya ke pasar ekspor.Demikian
halnya jika permintaan antar pulau melemah, maka pengumpul cenderung
menahan barang dan menjualnya jika harga membaik, atau melepasnya ke
eksportir.
3. Biaya pengapalan dan ongkos tambat kapal pelabuhan di Gorontalo relative lebih
tinggi dibandingkan dengan pelabuhan laut di Sulawesi, sehingga barang diantar
pulaukan melalui darat, dimana hal ini sangat sulit untuk dihitung besarannya.
4. Sarana Pelabuhan Gorontalo dan Pelabuhan Anggrek sebagai pintu gerbang
ekspor perlu ditingkatkan kapasitasnya sehingga mampu melayani ekspor dan
antar pulau secara cepat, efektif dan efisien dalam waktu bersamaan.
5. Dukungan pendanaan untuk program dan kegiatan yang terkait langsung dengan
upaya mendorong peningkatan perdagangan antar pulau perlu di tingkatkan,
demikian halnya dengan sarana dan prasarana pendukung operasional, sehingga
bisa meningkatkan kinerja SKPD.
Pada tahun 2015 Diskumperindag Provinsi Gorontalo akan lebih
mengefektifkan pelaksanaan pasar lelang agro forward dalam rangka meningkatkan
pemasaran komoditi unggulan daerah, mengoptimalkan fungsi Kantor Perwakilan
Dagang Gorontalo di Surabaya sebagai perpanjangan tangan pemerintah provinsi
dalam memfasilitasi perdagangan antar pulau, serta mengefektifkan pelaksanaan misi
dagang dan temu usaha sebagai wadah untuk memfasilitasi pelaku usaha dalam
memasarkan produk dan komoditi Gorontalo di luar daerah.
Meningkatnya kualitas Informasi Harga dan Stok Barang Strategis, dengan
realisasi tingkat pencapaian sasaran sebesar 100%. Hal ini diindikasikan dengan
tingkat penyebaran informasi harga dan stok barang strategis melalui media massa
tercapai sesuai target yakni selama 365 hari atau 1 tahun.
Faktor-faktor yang mendukung pencapaian target kinerja sasaran tersebut
antara lain :
RENJA 2016
20
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
1. Meningkatnya kelancaran arus barang dan jasa yang beredar, yang diikuti dengan
pengendalian dan pengawasan terhadap ketersediaan bahan kebutuhan pokok
masyarakat.
2. Selang tahun 2014 fluktuasi harga barang strategis yang sangat berpengaruh
terhadap inflasi di Gorontalo seperti BARITO (Bawang, Rica dan Tomat) relatif
lebih stabil.
3. Efektifnya penyebaran informasi harga dan stok barang strategis melalui media
massa (Koran dan radio) setiap hari sehingga masyarakat memiliki cukup informasi
tentang fluktuasi harga barang di daerah.
4. Semakin baiknya koordinasi lintas instansi dalam pelaksanaan pengawasan
barang beredar.
Penanganan Kasus Pengaduan Konsumen, dengan tingkat capaian kinerja
sasaran sebesar 100%, yang diindikasikan dengan pemberkasan dan penanganan
kasus pengaduan konsumen terhadap seluruh kasus yang diadukan, yakni sebanyak 4
(empat) kasus pelanggaran terhadap konsumen. Pelaksanaan Tera dan Tera Ulang
Alat UTTP, dengan tingkat capaian kinerja sasaran mencapai 117%, yang
diindikasikan dengan pelaksanaan tera-tera ulang alat UTTP sebanyak 12.044 UTTP
dari target yang ditetapkan sebanyak 12.000 UTTP. Pelaksanaan Pasar Tertib Ukur,
dengan tingkat capaian kinerja sasaran mencapai 100%, yang diindikasikan dengan
tercapainya 2 Pasar Tertib Ukur di Provinsi Gorontalo yakni Pasar Marisa Kab
Pohuwato dan Pasar Tilamuta Kab. Boalemo, dari target yang ditetapkan sebanyak 2
Pasar Tertib Ukur.
Beberapa faktor yang mendukung pencapaian target kinerja tersebut antara
lain :
1. Makin efektifnya koordinasi lintas instansi dan kabupaten/kota dalam rangka
perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan di daerah.
2. Makin membaiknya kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap standarisasi
dan batas waktu penggunaan produk-produk dalam kemasan yang dikonsumsi
sehari-hari.
3. Seiring dengan itu tingkat kesadaran pelaku usaha, utamanya pedagang yang
menggunakan alat Ukur Takar dan Timbang serta Perlengkapannya (UTTP) juga
semakin tinggi, yang diindikasikan dengan tercapainya target tera-tera ulang alat
UTTP yang mencapai 13.884 UTTP.
Namun dibalik pencapaian target tersebut, terdapat beberapa permasalahan
yang perlu menjadi perhatian antara lain :
RENJA 2016
21
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
a. Sarana dan prasarana pengawasan barang beredar masih sangat terbatas, seperti
belum adanya kendaraan operasional khusus pengawasan barang dan belum
adanya Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) di tingkat
kabupaten/kota menjadi penyebab belum optimalnya pelaksanaan fungsi
perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan di daerah.
b. Keterbatasan sarana prasarana dan SDM laboratorium Metrologi Daerah serta
peralatan Pos Ukur Ulang merupakan salah satu kendala yang perlu secepatnya
diatasi.
Pada tahun 2015 program dan kegiatan perlindungan konsumen dan
pengamanan perdagangan akan lebih diintensifkan dalam bentuk penyebarluasan
informasi dan sosialisasi Undang-undang Perlindungan Konsumen serta peningkatan
efektifitas pengawasan barang beredar dan jasa di daerah.
Jumlah Komoditi Ekspor, dengan tingkat capaian kinerja sasaran sebesar
100%, yang diindikasikan dengan jumlah ekspor komoditi unggulan Gorontalo
menurun sebesar 6 Komoditi dari target yang ditetapkan sebesar 6 Komoditi
Faktor-faktor yang mendukung tingkat pencapaian target kinerja tersebut
antara lain :
1. Faktor lingkungan dan iklim yang tidak mendukung penanaman tanaman jagung
sehingga banyak petani tidak menanam.
2. Iklim yang menentu banyak tanaman jagung yang mati/puso.
3. koordinasi lintas sektor dengan SKPD terkait baik provinsi maupun kabupaten/kota
untuk tetap mendorong semua pihak dalam ekspor Gorontalo.
Namun dibalik pencapaian target tersebut, masih terdapat beberapa
permasalahan dan hambatan yang perlu diantisipasi, antara lain :
a. Pemahaman dan pengetahuan eksportir tentang prosedur, mekanisme dan
standarisasi mutu barang ekspor-impor perlu terus ditingkatkan, seiring dengan
dinamika kebijakan ekspor-impor baik nasional maupun negara tujuan ekspor.
b. Produksi Jagung Gorontalo baik produktifitas maupun luas panen perlu
ditingkatkan dalam rangka mendorong peningkatan ekspor daerah.
c. Sarana Pelabuhan Gorontalo dan Pelabuhan Anggrek sebagai pintu gerbang
ekspor perlu ditingkatkan kapasitasnya sehingga mampu melayani ekspor dan
antar pulau secara cepat, efektif dan efisien dalam waktu bersamaan.
d. Peningkatan koordinasi dengan PT. Pelindo dan Administrasi Palayaran (Adpel)
Gorontalo dalam mendukung peningkatan dan percepatanarus perdagangan antar
pulau dan ekspor.
RENJA 2016
22
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
e. Ekspor sangat tergantung pada tingkat permintaan pasar luar negeri, sehingga
manakala terjadi krisis seperti pada akhir 2010 hingga 2011 maka akan
berpengaruh terhadap volume ekspor daerah.
f. Perlunya media informasi yang lebih cepat, murah dan mudah diakses sehingga
akan memperlancar pemasaran dan market intelegent komoditi unggulan
Gorontalo.
Bercermin dari permasalahan tersebut, maka pada tahun 2015 pelaksanaan
program dan kegiatan lebih diarahkan untuk mengikutsertakan pelaku usaha dalam
pameran/expo di luar daerah, serta meningkatkan promosi dan penyebaran informasi
produk unggulan daerah melalui operasionalisasi Nasional Single Window (NSW).
Disamping itu juga pelaksanaan Bimtek Ekspor Impor untuk penguatan SDM pelaku
usaha serta mengefektifkan koordinasi lintas pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam
rangka mendorong ekspor komoditi unggulan daerah.
Pelaksanaan Pengujian Mutu, dengan realisasi tingkat capaian kinerja
sasaran sebesar 100%, yang diindikasikan dengan terpenuhinya target pengujian
mutu komoditi unggulan oleh UPTD Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang
(BPSMB) sebanyak 200 kali pengujian. Dan pelaksanaan Penerbitan Sertifikat Mutu,
dengan realisasi tingkat capaian kinerja sebesar 100%. Hal ini ditunjukkan oleh
tercapainya target penerbitan sertifikat mutu sebanyak 12 sertifikat untuk komoditi
Jagung dan Rumput Laut yang diantar pulaukan maupun tujuan ekspor.
Beberapa hal yang menunjang pencapaian target kinerja sasaran tersebut
antara lain :
1. Makin efektifnya penyebaran informasi fungsi Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu
Barang (BPSMB) dan sosialisasi standar mutu serta pentingnya sertifikasi mutu
barang kepada pelaku usaha, khususnya eksportir dan pedagang antar pulau.
2. Terakreditasinya laboratorium BPSMB pada awal 2011 oleh Komite Akreditasi
Nasional (KAN), sehingga mulai tahun 2011 laboratorium BPSMB bisa
menerbitkan sertifikat mutu barang sebagai salah satu dokumen yang
dipersyaratkan pada barang ekspor.
Namun demikian masih terdapat beberapa permasalahan penting yang perlu
segera diatasi antara lain :
a. Keterbatasan sarana dan prasarana laboratorium BPSMB, utamanya peralatan uji
mutu barang. Untuk saat ini pengujian mutu barang masih terbatas pada 2 (dua)
komoditi yakni Jagung dan Rumput Laut.
RENJA 2016
23
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
b. Keterbatasan SDM pengelola laboratorium dan keterbatasan anggaran sangat
dirasakan pengaruhnya terhadap pencapaian target kinerja.
Untuk itu pada tahun 2015 pelaksanaan program peningkatan standarisasi
mutu barang lebih diarahkan pada optimalisasi peran BPSMB dalam memfasilitasi
pengujian dan sertifikasi mutu barang/produk unggulan Gorontalo, dan tidak hanya
terbatas pada komoditi Jagung dan Rumput Laut, tetapi juga akan dilakukan
penambahan 2 lingkup sertifikasi yakni Kakao dan Kopi. Mulai dioperasikannya
tambahan ruang laboratorium BPSMB pada tahun 2015 diharapkan bisa meningkatkan
peran BPSMB, termasuk dalam mendukung bekerjanya Sistem Resi Gudang di
daerah.
Persentase Peningkatan Koordinasi dan Sinkronisasi Program dan
Kegiatan Lintas Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota, Lintas Sektor dan Lintas
Pelaku, dengan realisasi tingkat capaian kinerja sasaran sebesar 100%, yang
diindikasikan dengan tercapainya target persentase peningkatan koordinasi dan
sinkronisasi program dengan pusat, antar SKPD provinsi dan kabupaten/kota sebesar
90%. Persentase Ketersediaan Dokumen Perencanaan dan Evaluasi Program
dan Kegiatan SKPD, dengan realisasi tingkat capaian kinerja sasaran sebesar 100%,
yang diindikasikan dengan tercapainya target ketersediaan dokumen perencanaan
berupa Rencana Strategis (Renstra) SKPD Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo
Tahun 2012 – 2017 dan Rencana Kerja (Renja) SKPD Dinas Kumperindag Provinsi
Gorontalo Tahun 2014, serta dokumen evaluasi berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo Tahun 2014 dan
Laporan Monev Program, dengan persentase kenaikan sebesar 100%.
Beberapa faktor pendorong tercapainya target kinerja program antara lain :
a. Membaiknya kualitas pelaksanaan rapat koordinasi dan Forum SKPD Tingkat
Provinsi Gorontalo sebagai forum perencanaan bidang Kumperindag, yang
diindikasikan dengan tingkat partisipasi stakeholder dalam forum perencanan dan
pembahasan program dan kegiatan.
b. Membaiknya kualitas koordinasi dan sinkronisasi program dan kegiatan lintas
pusat, provinsi dan kabupaten/kota baik sehingga tercipta sinergi dalam hal
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program/kegiatan.
c. Makin tingginya kualitas dan relevansi program dan kegiatan antara provinsi dan
kabupaten/kota yang diindikasikan dengan makin banyaknya usulan program dan
kegiatan kabupaten/kota yang terakomodir dalam Renja SKPD Dinas Kumperindag
Provinsi Gorontalo Tahun 2015.
RENJA 2016
24
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
d. Sebagai wujud dari membaiknya kualitas koordinasi dan sinkronisasi antara pusat dan
daerah dicerminkan dengan meningkatnya alokasi anggaran Kementerian
Perdagangan RI melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Tugas Pembantuan Tahun
Tahun 2014 yang tersebar di 6 kabupaten/kota dan provinsi, serta Tugas Pembantuan
dari Kementerian Koperasi dan UKM RI yakni Pembangunan Gedung PLUT – KUKM.
Namun demikian, masih ditemui beberapa permasalahan yang perlu dibahas dan
carikan solusi terbaik, antara lain :
a. Keterbatasan anggaran tahun 2014 menyebabkan banyaknya program dan
kegiatan yang langsung menyentuh kepentingan masyarakat belum terakomodir
dalam DPA SKPD Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo.
b. Sesuai tupoksi Dinas Kumperindag menjalankan 3 kewenangan yakni Koperasi
dan UKM, Perindustrian dan Perdagangan. Ditingkat pusat, ketiga kewenangan ini
dilaksanakan oleh 3 Kementerian. Dengan perbandingan ini terlihat beban dan
volume pekerjaan yang melekat pada Dinas Kumperindag sangat besar dan
memerlukan sumberdaya yang besar pula untuk melaksanakannya. Beberapa
dukungan sumberdaya yang diperlukan dalam rangka penguatan peran SKPD
antara lain SDM, sarana prasarana kantor, ketersediaan kendaraan dinas
operasional, dukungan pendanaan APBD dan APBN.
c. Kualitas SDM dalam hal perencanaan dan evaluasi program masih dirasakan
minim, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, sehingga diperlukan
reformulasi system pembinaan dan pengembangan SDM perencana baik internal
SKPD maupun melalui kegiatan yang diinisiasi oleh Bappeda mesin dan motor
penggerak perencanaan pembangunan daerah.
Untuk itu, pada tahun 2015 program peningkatan kualitas perencanaan bidang
Kumperindag diarahkan untuk mengefektifkan pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi
dan relevansi program dan kegiatan baik melalui forum perencanaan, Forum SKPD
Tingkat Kabupaten/Kota, koordinasi ke pusat, antar provinsi dan lintas kabupaten/kota,
lintas instansi, dan lintas pemangku kepentingan, sehingga kinerja hasil program dan
output kegiatan bidang Kumperindag akan bisa mendorong pencapaian visi dan misi
Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2012 – 2017. Demikian halnya dengan
perubahan paradigma kemitraan antara SKPD dengan DPRD Provinsi Gorontalo, yang
telah banyak memberi ruang bagi SKPD dalam mengembangkan program dan
kegiatan.
Persentase Pelayanan Jasa Administrasi Perkantoran, dengan realisasi
tingkat capaian kinerja sasaran sebesar 100%, yang diindikasikan dengan tercapainya
RENJA 2016
25
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
target persentase pelayanan administrasi perkantoran dalam menunjang pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi SKPD sebesar 100%. Dan Persentase Ketersediaan Sarana
Prasarana SKPD, dengan tingkat capaian kinerja sasaran sebesar 100% yang
diindikasikan dengan tercapainya target persentase ketersediaan sarana dan
prasarana SKPD yang mendukung penyelenggaraan kewenangan dan tupoksi SKPD
sebesar 100%.
Beberapa faktor yang mendukung pencapaian target kinerja sasaran antara
lain :
1. Membaiknya kinerja Sekretariat SKPD dalam mendukung dan menunjang
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi melalui pelayanan jasa administrasi
perkantoran yang professional.
2. Meningkatnya pembinaan terhadap PNS yang mendorong peningkatan disiplin dan
budaya kerja kearah yang lebih baik.
3. Penyediaan kendaraan operasional roda dua untuk menunjang pelaksanaan tugas-
tugas kesekretariatan.
4. Pembangunan tambahan gedung Metrologi yang secara langsung menunjang
peningkatan fungsi dan peran Kemetrologian Daerah..
Namun demikian masih terdapat beberapa permasalahan dan hambatan antara
lain :
a. Belum tersedianya system manajemen portofolio SDM aparatur SKPD,
menyebabkan pemetaan dan distribusi SDM lingkup SKPD serta pemenuhan
prosedur kenaikan pangkat dan gaji berkala belum optimal.
b. Belum ditetapkan dan diterapkannya struktur jabatan fungsional di tingkat SKPD,
dimana Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo sangat memerlukan jabatan
fungsional seperti widyaiswara untuk Diklat dan Bimtek bagi Koperasi, UMKM dan
IKM, fungsional pengawasan barang, fungsional kemetrologian, fungsional
pengujian mutu, fungsional industri, dan lain-lain sesuai tupoksi SKPD.
c. Dukungan kendaraan operasional khususnya Roda Empat baik dinas maupun
Kendaraan Dinas Operasional (KDO) sewa, dimana pada tahun 2014 Dinas
Kumperindag Provinsi Gorontalo hanya memperoleh 1 (satu) unit KDO, dengan
beban urusan kewenangan mencakup 1 (satu) urusan wajib Koperasi dan UKM
serta 2 (dua) urusan pilihan yakni perindustrian dan perdagangan. Demikian halnya
jika ditinjau dari jumlah pejabat eselon 3 yang mencapai 7 pejabat, jumlah 1 unit
KDO sangat tidak memadai untuk memenuhi fungsi pelayanan publik yang
diemban oleh SKPD.
RENJA 2016
26
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
Pada tahun 2015 program pelayanan administrasi perkantoran diarahkan pada
upaya peningkatan kualitas pelayanan administrasi secara cepat, efisien dan terukur,
sehingga bisa menciptakan kepastian waktu dan kejelasan prosedur pelayanan dalam
rangka pelayanan publik. Sedangkan untuk program peningkatan sarana dan
prasarana perkantoran diarahkan untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana
operasional dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan
SKPD.
Persentase pelayanan dan akuntabilitas keuangan SKPD, dengan realisasi
tingkat capaian kinerja sasaran sebesar 100%. Hal ini diindikasikan dengan
tercapainya target peningkatan persentase pelayanan dan akuntabilitas keuangan
SKPD sebesar 100%. Beberapa faktor yang menunjang pencapaian target kinerja
tersebut antara lain :
1. Membaiknya tata kelola keuangan SKPD yang ditandai dengan waktu pelayanan
keuangan yang semakin cepat, efektif dan efisien.
2. Meningkatnya jumlah SDM keuangan yang mengikuti bimtek dan diklat bagi
pengelola keuangan SKPD, yang ditandai dengan laporan keuangan tepat waktu
dan pelayanan adminisitrasi keuangan secara cepat dan akurat.
3. Penyempurnaan SIMDA oleh Badan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo.
4. Semakin intensifnya pembinaan dan pengawasan keuangan daerah oleh
Inspektorat Provinsi Gorontalo telah mendorong terciptanya penyelenggaraan
keuangan yang baik dan akuntabel.
Pada tahun 2015 program peningkatan pengembangan sistem pelaporan
capaian kinerja dan keuangan akan lebih ditingkatkan dalam rangka percepatan
penyerapan anggaran belanja publik.
Penyelenggaraan program dan kegiatan tahun 2014 dan 2015 tidak lepas dari
perubahan nomenklatur program dan kegiatan serta alokasi anggaran, yang pada
prinsipnya tetap difokuskan pada pencapaian indikator kinerja utama sasaran
pembangunan koperasi, UMKM, perindustrian dan perdagangan perencanaan jangka
menengah RPJMD 2012 – 2017, sehingga penyesuaian-penyesuaian arah kebijakan
dan prioritas pembangunan daerah, termasuk di sector KUMKM, perindustrian dan
perdagangan.
Sebagai bagian dari dinamika pembangunan daerah, maka perkembangan
tuntutan dan kebutuhan daerah tersebut perlu direspon secara cepat,tepat dan terukur,
agar dampak yang ditimbulkannya bisa memberikan multiplier effectterhadap hajat
hidup orang banyak dan perekonomian daerah.
RENJA 2016
27
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
Untuk lebih jelasnya capaian kinerja hasil program dan output kegiatan tahun
2014 dan progress 2015 diuraikan dalamTabel 2.2.Rekapitulasi Evaluasi Hasil
Pelaksanaan Renja SKPD dan Pencapaian Renstra SKPD s/d Tahun 2014 Dinas
Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo sebagai berikut.
RENJA 2016
28
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
Tabel 2.7. Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja SKPD dan Pencapaian Renstra SKPD s/d Tahun 2014 Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemda & Program/ Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(Outcome)/Kegiatan
(Output)
Target
Capaian
Renstra
SKPD Tahun
2012-2017
Realisasi
target
kinerja
hasil
program &
keluaran
kegiatan sd
tahun 2013
Target & Realisasi kinerja hasil program
& keluaran kegiatan SKPD 2014 Target
Program/
Kegiatan
Renja SKPD
Thun 2015
Perkiraan Realisasi Capaian
Target Program/Kegiatan
Renstra SKPD s/d Tahun 2015
Catatan
Target Realisasi
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi
Capaian (posisi
Pebruari)
Tingkat
Capaian
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
URUSAN WAJIB
BIDANG KOPERASI
Program Pengembangan
KUKM
Kegiatan : Penumbuhan
Koperasi Jumlah koperasi
986
koperasi
1.101
koperasi
1.080
koperasi
1.131
Koperasi 100
1.105
koperasi 1.148 koperasi 68%
Kegiatan : Fasilitasi
Pengembangan Koperasi
Berkualitas
Koperasi Berkualitas 15 koperasi 15 koperasi 15 koperasi 15 koperasi 100 15 koperasi - 0
Kegiatan : Fasilitasi
Penyaluran Kredit
Perbankan Kepada KUKM
Jumlah KUKM yang di
fasilitasi penyaluran KUR
4.240
KUKM
15.542
KUKM 690 KUKM
6.131
KUKM 888 6.131 KUKM 770 KUKM 0
BIDANG UMKM
Program Pengembangan
UMKM
Kegiatan : Fasilitas Pos Daya
dan SHAT
Meningkatnya Jumlah
UMKM (unit)
70.274
UMKM
63.434
UMKM
65.705
UMKM
70,590
UMKM 107 68.829 UMKM 70.590 UMKM 102,55
Kegiatan: Promosi Produk
UMKM
Meningkatnya Jumlah
UMKM ( unit)
70.274
UMKM
63.434
UMKM
65.705
UMKM
70,590
UMKM 107 68.829 UMKM 70.590 UMKM 102,55
RENJA 2016
29
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kegiatan : Penyusunan
database UMKM
Meningkatnya Jumlah
UMKM (Unit)
70.274
UMKM
63.434
UMKM
65.705
UMKM
70,590
UMKM 107 68.829 UMKM 70.590 UMKM 102,55
SEKRETARIAT & KEUANGAN
Program Peningkatan
Perencanaan Evaluasi dan
Pelaporan
Kegiatan : Koordinasi
Sinkronisasi dan Monev
Program Kumperindag
Persentase peningkatan
koordinasi & sinkronisasi
program KUMKM lintas Pusat,
provinsi dan Kab/Kota, lintas
sektor dan lintas pelaku
100% 90% 90% 100 90% 90% 25% 25%
Kegiatan : Penyusunan
Laporan Keuangan
Persentase Pelayanan dan
Akuntabilitas Keuangan SKPD 100% 90% 90% 100 100% 90% 25% 25%
Program Pelayanan
Administrasi, Sarana
Prasarana dan SDM
Aparatur
Kegiatan : Pelayanan Jasa
Administrasi Perkantoran
Persentase pelayanan jasa
administrasi perkantoran 100% 95% 95% 100 95% 100% 30% 30%
Kegiatan : Peningkatan
Sarana dan Prasarana
Perkantoran
Persentase ketersediaan
sarana prasarana SKPD 100% 90% 95% 100 95% 95% 15% 15%
Kegiatan : Peningkatan
SDM Aparatur
Jumlah SDM aparatur yang
mengikuti bmtek 28 PNS 25 PNS 12 PNS 25 PNS 208% 12 PNS 4 33%
PERDAGANGAN
Program Peningkatan dan
Pengembangan Ekspor
Kegiatan : Promosi dan
Pengembangan ekpor
Perkembangan Ekpor
102,070 ton 72,608 ton 71,13% 200,056 72,608 ton 0
Jumlah Komoditi Ekpor 6 Komoditi 4 komoditi 6 komoditi 6 komoditi 100 6 komoditi 2 komidit 33%
Program Peningkatan
Efisiensi Perdagangan
Dalam Negeri
RENJA 2016
30
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kegiatan Pengendalian
Harga Kebutuhan pokok
Masyarakat
Informasi harga dan stok
barang strategis 365 hari 365 hari 365 hari 365 hari 100 365 hari 60 hari 16%
Kegiatan : Revitalisasi
Pasar Tradisional
Jumlah sarana distribusi
barang/jasa yang dibangun 23 pasar 4 pasar 4 pasar 4 pasar 100 4 pasar 2 50%
Program Perlindungan
Konsumen dan
Pengamanan Perdagangan
Kegiatan : Peningkatan
Pengawasan Peredaran
Barang/Jasa & UTTP
Persentase tingkat
penyelesaian pengaduan
konsumen
90% 90% 90% 90% 100% 90% 20% 20%
UPTD BALAI METROLOGI
Program Perlindungan
Konsumen dan
Pengamanan Perdagangan
Kegiatan : Sidang
Tera/Tera Ulang
Meningkatnya jumlah UTTP
yang bertanda Tera Sah yang
berlaku
13.800
UTTP
12.000
UTTP 12.750 UTTP
12.750
UTTP 100 13.100 UTTP 12.750 UTTP
Kegiatan : Pasar Tertib
Ukur Jumlah Pasar Tertib Ukur 2 pasar 2 pasar 2 pasar 2 pasar 100 2 pasar 2 pasar 100%
Kegiatan Pelayanan dan
Pengembangan UPT Dinas
Kemetrologian Daerah
Meningkatnya jumlah UTTP
yang bertanda Tera Sah yang
berlaku
13.800
UTTP
12.000
UTTP 12.750 UTTP
12.750
UTTP 100 13.100 UTTP 12.750 UTTP 97%
UPTD BPSMB
Program Peningkatan
Standarisasi Mutu Barang
Kegiatan : Pengujian dan
Sertifikasi Mutu Barang Pengujian mutu 667 kali 243 kali 200 kali 224 kali 121 200 20 kali 10 %
Kegiatan : Penunjang
Operasional UPTD BPSMB
Pemeliharaan Akreditasi Lab
BPSMB
3 lingkup
Akreditas
2 lingkup
akreditas
2 lingkup
akreditas
2 lingkup
akreditas 100
2 lingkup
akreditas
2 lingkup
akreditas 100
RENJA 2016
31
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kegiatan : Bimtek dan
sosialisasi Mutu barang Sertifikasi Mutu Barang 28 sertifikat 12 kali 12 kali 12 kali 100 12 kali 2 16%
PERINDUSTRIAN
Program Pengembangan
Industri Kecil Menengah
Kegiatan : Penumbuhan
IKM Jumlah IKM 14.025 IKM 12.842 13.075 13.668 104 13.323 13.668 102%
Kegiatan : Promosi dan
Pengembangan IKM Jumlah IKM 14.025 IKM 12.842 13.075 13.668 104 13.323 13.668 102%
Kegiatan : Pengembangan
Dekranasda Jumlah Kluster 1 kluster 1 kluster 1 kluster 1 kluster 100 2 kluster 1 kluster 50%
Kegiatan : Festifal Karawo Jumlah sentra IKM 321 sentra 289 sentra 289 sentra 289 sentra 100 312 sentra 289 sentra 92%
2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD
Analisis kinerja pelayanan SKPD dilakukan terhadap capaian indikator kinerja sesuai target Renstra Dinas Kumperindag Tahun
2012 – 2017 yang mendukung pencapaian sasaran dan indikator kinerja RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017, sebagaimana
ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.
RENJA 2016
32
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
Tabel 2.8. Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD
Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo
No Indikator SPM/Std Nas
IKK
Target Renstra SKPD Realisasi & Perkiraan Capaian Proyeksi Catatan Analisis
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015 Tahun 2015 Tahun 2012 Tahun 2013* Tahun 2015 Tahun 2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11 12 13
1 Jumlah Koperasi (unit) 1.011 koperasi 1.036 koperasi 1.061 koperasi 1.086 koperasi 1.030 koperasi 1.034 koperasi 1.061 koperasi 1.086 koperasi
2 Jumlah Koperasi Berkualitas (unit) 15 koperasi 15 koperasi 20 koperasi 20 koperasi 15 koperasi 15 koperasi 20 koperasi 20 koperasi
3 Pameran luar dan dalam daerah - - - 2 kali - - 2 kali 2 kali
4 Jumlah UMKM (unit) 61.887 UMKM 65.020 UMKM 66.646 UMKM 68.312 UMKM 62.054 UMKM 62.054 UMKM 66.646 UMKM 68.312 UMKM
5 Jumlah Wirausaha Baru (WUB) yg 330 UMKM 450 UMKM 550 UMKM 550 UMKM 500 UMKM 550 UMKM 550 UMKM 550 UMKM
difasilitasi modal usaha (UMKM)
6 Jumlah IKM (unit) 12.140 IKM 12.706 IKM 13.075 IKM 13.323 IKM 12.360 IKM 12.706 IKM 13.075 IKM 13.323 IKM
7 Jumlah Sentra IKM (unit) 280 sentra 289 sentra 297 sentra 312 sentra 280 sentra 280 sentra 297 sentra 312 sentra
8 Berkembangnya kluster industri 1 kluster 1 kluster 2 kluster 2 kluster 1 kluster 1 kluster 2 kluster 2 kluster
9 Jumlah sarana distribusi barang/ jasa yang dibangun
1 pasar tradisional
2 pasar tradisional
4 pasarTradisiona
l
4 pasarTradisio
nal
1 pasarTradisio
nal
4 pasarTradisio
nal
4 pasarTradisio
nal
4 pasarTradisio
nal 10 Jumlah perdagangan antar pulau
(ton)
754.062 ton 810.617 ton 871.413 ton 936.769 ton 760.414 ton 810.617 ton 871.413 ton 936.769 ton
11 Informasi harga dan stok barang 365 hari 365 hari 365 hari 365 hari 365 hari 365 hari 365 hari 365 hari
Strategis
12 Penanganan kasus pengaduan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Konsumen
13 4 pintu gerbang terawasi - - -
4 pintu gerbang
- - 4 pintu gerbang
4 pintu gerbang
14 Jumlah Tera dan Tera Ulang alat 12.000 UTTP 12.400 UTTP 12.750 UTTP 13.100 UTTP 14.044 UTTP 12.400 UTTP 12.750 UTTP 13.100 UTTP
UTTP
15 Pasar Tertib Ukur 1 pasar 2 pasar 2 pasar 2 pasar 2 pasar 2 pasar 2 pasar 2 pasar
16 Fasilitasi penerbitan SKA untuk 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
komoditi ekspor daerah
RENJA 2016
33
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
17 Peningkatan daya saing ekspor dan promosi ekspor gorontalo
68.046 ton 102.070 ton 142.897 ton 200.056 ton 83.528,53 ton 102.070 ton 142.897 ton 200.056 ton
18 Pengujian komoditi 200 kali 200 kali 200 kali 200 kali 200 kali 200 kali 200 kali 200 kali
19 Penerbitan sertifikat mutu 12 kali 12 kali 12 kali 12 kali 12 kali 12 kali 12 kali 12 kali
20 Persentase pelayanan jasa 85% 90% 95% 100% 85% 90% 95% 100%
administrasi perkantoran
21 Persentase ketersediaan sarana 80% 85% 100% 100% 80% 85% 100% 100%
prasarana SKPD
22 Persentase pelayanan dan 90% 90% 100% 100% 90% 90% 100% 100%
akuntabilitas keuangan SKPD
23 Persentase ketersediaan dok 90% 100% 100% 100% 90% 100% 100% 100%
perencanaan & evaluasi program
dan kegiatan SKPD
24 Persentase peningkatan 75% 80% 85% 90% 75% 80% 85% 90%
koordinasi & sinkronisasi program
dan kegiatan lintas pusat, provinsi
dan kabupaten/kota, lintas
sektor dan lintas pelaku
RENJA 2015
34
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD
Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo
menjalankan tugaspokok dan fungsi berdasarkan Perda Nomor 12 Tahun 2013
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi
Gorontalo. Dalam Perda tersebut disebutkan bahwa tugas pokok Dinas
Kumperindagsebagai pelaksana kewenangan pemerintah daerah di bidang koperasi,
usaha mikro, kecil dan menengah, perindustrian dan perdagangan, kewenangan
dekonsentrasi serta tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah.
Dalam menjalankan tugas pokok tersebut, Dinas Kumperindag memiliki fungsi
sebagai berikut :
1. Penyusunan perencanaan bidang koperasi dan usaha mikro, kecil menengah,
perindustrian dan perdagangan;
2. Perumusan kebijakan teknis bidang koperasi dan usaha mikro, kecil menengah,
perindustrian dan perdagangan;
3. Pelaksanaan pelayanan umum bidang koperasi dan usaha kecil menengah,
perindustrian dan perdagangan;
4. Pembinaan, koordinasi, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang
koperasi dan permodalan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah,
perindustrian dan perdagangan;
5. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas Koperasi dan Perdagangan;
6. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Koperasi Perindustrian
dan Perdagangan; serta
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Berdasarkan hasil kajian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPD
menunjukkan tingkat capaian kinerja pelayanan SKPD sangat terkait dengan beberapa
isu penting baik internal maupun eksternal, antara lain :
Isu-isu Internal :
1. Kualitas SDM aparatur. Kualitas SDM merupakan salah satu faktor kunci
keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD, karena ketersediaan SDM yang
memiliki skil, keahlian dan pengetahuan terhadap pekerjaan akan sangat
menentukan kualitas kebijakan dan pelayanan publik SKPD. Kondisi SDM Dinas
Kumperindag relatif cukup tersedia, berpengalaman, ahli dibidangnya dan memiliki
tingkat responsibilitas yang tinggi terhadap tugas dan tanggungjawab yang
diberikan. Namun salah satu kelemahan Dinas Kumperindag adalah belum
RENJA 2015
35
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
diterapkannya jabatan fungsional, padahal bidang, tugas dan fungsi Dinas
Kumperindagsangat memerlukan jabatan fungsional, antara lain PPNS Bidang
Perdagangan, Perindustrian, dan KUMKM, fungsional perencana, fungsional
perdagangan, perindustrian dan KUMKM, dan lain-lain.
2. Iklim dan budaya kerja yang terbangun dilingkungan SKPD. Ini merupakan salah
satu faktor pendorong (positif) atau justru sebaliknya menjadi penghambat (negatif)
dalam pencapaian kinerja SKPD. Sejauh ini iklim dan budaya kerja dilingkungan
Dinas Kumperindag cukup kondusif dalam mendukung pencapaian kinerja SKPD,
meskipun belum sepenuhnya optimal.
3. Sarana dan prasarana pendukung. Kedudukan sarana dan prasarana hampir sama
pentingnya dengan ketersediaan SDM yang memadai. Kondisi sarana dan
prasarana penunjang di lingkungan Dinas Kumperindag masih sangat terbatas.
4. Koordinasi internal lintas Sub Dinas (Subdin) dalam SKPD. Koordinasi merupakan
sarana komunikasi yang efektif dalam sebuah organisasi. Koordinasi yang
terbangun di lingkungan Dinas Kumperindag belum sepenuhnya optimal, terutama
dalam hal sinkronisasi dan keterpaduan pelaksanaan program dan kegiatan SKPD.
Nuansa ego sektoral masih dirasakan dalam pelaksanaan tupoksi SKPD, namun
tidak sampai pada level kritis yang bisa menghambat pencapaian kinerja SKPD.
5. Koordinasi dan sinkronisasi perencanaan, pelaksanaan dan monev program lintas
pusat, provinsi dan kabupaten/kota.Secara umum koordinasi yang terbangun relatif
semakin baik, meskipun belum optimal.
Isu-isu Eksternal :
1. Isu-isu strategis di bidang Koperasi dan UMKM adalah masih rendahnya tingkat
pertumbuhan dan perluasan usaha koperasi dan UKM di Gorontalo. Hal ini
diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain masih rendahnya kesadaran
masyarakat untuk berkoperasi, rendahnya kualitas pengelolaan, keterampilan dan
kewirausahaan KUMKM, rendahnya produktivitas, kualitas kelembagaan akses
permodalan dan pemasaran produk KUMKM, serta belum berkembangnya iklim
usaha yang lebih berpihak kepada Koperasi dan UMKM.
2. Isu strategis di bidang perindustrian adalah masih rendahnya kualitas manajemen
pengelolaan industri kecil menengah di daerah. Faktor penyebabnya antara lain
masih rendahnya kualitas SDM industri kecil menengah dalam hal skill,
manajemen usaha dan akses terhadap permodalan, rendahnya produktivitas dan
pemasaran produk IKM, baik pasar lokal, regional, nasional dan internasional,
serta belum berkembangnya sentra dan kluster industri di daerah, yang
mengakibatkan jumlah dan investasi dibidang industri rendah.
RENJA 2015
36
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
3. Isu strategis di bidang perdagangan adalah belum baiknya system distribusi
barang dan jasa serta masih rendahnya akses pasar luar negeri. Hal ini ditandai
dengan masih panjangnya rantai distribusi barang, tingginya disparitas harga antar
wilayah dan fluktuasi harga di tingkat konsumen dalam kondisi tertentu seperti
pada saat hari besar keagamaan. Belum membaiknya system distribusi barang ini
merupakan dampak dari jaringan distribusi yang belum tertata dengan baik (sarana
pasar dan infrastruktur transportasi), belum transparannya ketersediaan pasokan di
tingkat distributor dan agen, serta terbatasnya sarana penyimpanan (pergudangan,
silo, pendingin) di tingkat produksi. Demikian halnya dengan kebijakan
perdagangan antar pulau untuk mendukung peningkatan transaksi antar pulau
yang belum sinergi baik antar provinsi maupun antar kawasan strategis di
Sulawesi. Disamping itu, permasalahan lainnya yang perlu memperoleh perhatian
adalah masih lemahnya pengamanan pasar dalam negeri, yang ditandai oleh
lemahnya pengawasan barang beredar dan perlindungan konsumen.
Sedangkan rendahnya akses pasar luar negeri merupakan dampak dari belum
berkembangnya sistem informasi pasar termasuk rendahnya kemampuan pelaku
usaha dalam mengakses pasar luar negeri, baik dari sisi kuantitas dan kualitas
produk, promosi dan pemasaran (termasuk market intelegent), kapasitas usaha,
dan permodalan sehingga belum mampu mengakselerasi peningkatan ekspor
komoditi unggulan daerah.
Beberapa isu-isu penting tersebut diatas merupakan tantangan sekaligus
peluang yang menjadi starting pointsekaligus dasar penyusunan program dan kegiatan
pembangunan Koperasi dan UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Tahun 2015,
dalam rangka mendukung tercapainya visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur
Gorontalo yang tertuang dalam RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017.
2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPD Provinsi Gorontalo Tahun
2016
Dalam rangka penyusunan program dan kegiatan yang akan dituangkan dalam
Rencana Kerja (Renja) Dinas Kumperindag Tahun 2016, maka dilakukan review
terhadap Rancangan Awal RKPD Provinsi Gorontalo Tahun 2016 sebagai berikut.
Tahun 2016 merupakan tahun kedua pelaksanaan pembangunan daerah
tertuang dalam RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017, dengan Visi
“Terwujudnya Percepatan Pembangunan Berbagai Bidang Serta Peningkatan
Ekonomi Masyarakat Yang Berkeadilan Di Provinsi Gorontalo”. Berdasarkan visi
RENJA 2015
37
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
dan misi pembangunan daerah ditetapkanlah Prioritas Pembangunan Daerah Tahun
2016 meliputi :
Pendidikan, dengan memprioritaskan pada peningkatan pelayanan
pendidikan dasar, menengah dan atas, serta memberikan subsidi pendidikan untuk
memastikan anak usia sekolah dapat melanjutkan pendidikannya dan kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan di seluruh Desa dengan fasilitas dan jumlah guru yang
memadai juga diutamakan pada pembangunan infrastruktur dan mutu pendidikan,
serta pencapaian MDGs.
Kesehatan, dengan memprioritaskan pada pemberian jaminan pelayanan
kesehatan gratis bagi masyarakat miskin, peningkatan pelayanan pos pelayanan
terpadu, pusat kesehatan masyarakat pembantu, dan pusat kesehatan masyarakat di
tingkat kabupaten dan kota, serta meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
peningkatan pelayanan pos kesehatan di tingkat Desa.
Percepatan pembangunan infrastruktur, diarahkan pada pembangunan
infrastruktur dasar, dukungan pelayanan transportasi terpadu, energi, penataan
permukiman, air bersih dan sanitasi dan persampahan melalui pendekatan kawasan
dan Kecamatan ber-IPM dibawah rata-rata IPM Provinsi.
Pengembangan Ekonomi Kerakyatan, membangun ekonomi kerakyatan
diarahkan pada pengembangan sektor pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan,
peternakan, Koperasi dan UMKM serta pariwisata melalui pemberdayaan kelompok
usaha petani, peternak, nelayan, perdagangan, serta usaha mikro dan kecil serta
fasiliitasi terhadap akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk melembagakan kegiatan
produktif dan meningkatkan pendapatan warga di tingkat Desa.
Pertama, ”Mewujudkan Percepatan Pembangunan di bebagai
bidang”, Aspek ini merupakan target kinerja aksi pemerintah daerah untuk
melaksanakan pembangunan daerah dalam konteks pemerataan melalui optimalisasi
segala sumber daya yang ada. Artinya, semua pihak harus lebih berinovasi, sekaligus
membangun sikronisasi antar daerah kabupaten/kota untuk mendorong akselerasi
pembangunan daerah.
Kedua, ”Peningkatan Ekonomi Masyarakat yang Berkeadilan”,
Merupakan suatu tindakan yang mengedepankan produktifitas dan nilai tambah bagi
masyarakat, dengan menyediakan tuntutan kebutuhan dasar, membangkitkan etos
kerja Wirausaha, meningkatkan kinerja sektor unggulan daerah, meningkatkan laju
investasi, mengurangi pengangguran, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat
Provinsi Gorontalo.
RENJA 2015
38
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
Berdasarkan visi, misi dan program prioritas tersebut Pemerintah Provinsi
Gorontalo menetapkan Tema Pembangunan dalam RKPD Tahun 2016 yakni
"Memantapkan Perekonomian Daerah Melalui Penguatan Pembangunan
Infrastruktur Dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat", dengan 3 (tiga) Sasaran Pembangunan
meliputi :
1. Memantapkan Perekonomian Daerah, dengan fokus pembangunan meliputi
peningkatan daya saing daerah, mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan,
dan meningkatkan ketahanan ekonomi;
2. Penguatan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Sumberdaya Manusia,
dengan fokus meliputi penyediaan infrastruktur dasar dan strategis, dan
Pengembangan sektor pendidikan dan kesehatan dan menciptakan SDM yang
berdaya saing;
3. Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat, dengan fokus pembangunan meliputi
mengurangi kemiskinan dan pengangguran serta peningkatan kesejahteraan sosial
lainnya.
Disamping itu, dalam RKPD Tahun 2016 juga ditetapkan sejumlah sasaran
pembangunan yang hendak dicapai, dimana dari beberapa sasaran tersebut, yang
terkait dengan tupoksi Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo antara lain :
1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah. Arah kebijakan yang
ditempuh untuk mencapai sasaran tersebut adalah :
a. Mendorong peningkatan perdagangan barang dan jasa antar pulau dan ekspor;
b. Meningkatkan kelancaran arus dan distribusi barang/jasa di daerah
2. Berkurangnya persentase masyarakat miskin. Arah kebijakan yang akan ditempuh
antara lain mengupayakan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat miskin dan
mendorong peningkatan ekonomi masyarakat miskin.
Sebagai aktualisasi terhadap tema pembangunan daerah Tahun 2016, maka
ditetapkanlah program dan kegiatan prioritas SKPD dalam Rancangan RKPD Tahun
2016. Adapun hasil perbandingan antara program dan kegiatan dalam Rancangan
RKPD Tahun 2016 dengan analisis kebutuhan yang tertuang dalam Renja Dinas
KumperindagTahun 2016 sebagai berikut.
1. Terdapat penyederhanaan beberapa program dan kegiatan yang diakibatkan oleh
perubahan sebelumnya yang dilakukan akibat perbedaan anggaran dalam Renja
2015 dengan APBD 2015, sehingga penyusunan Renja 2016 mengacu pada
program, kegiatan dan anggaran yang tertuang dalam APBD 2016 yang
RENJA 2015
39
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
dikompilasi dengan usulan program dan kegiatan kabupaten/kota dan analisis
kebutuhan provinsi Tahun 2016.
2. Terdapat kegiatan baru dalam Renja 2015 yang belum tertuang dalam RKPD
2015.
3. Terdapat perbedaan besaran anggaran antara RKPD 2015 dengan hasil analisis
kebutuhan Renja 2015.
4. Perbandingan Rancangan RKPD Provinsi Gorontalo Tahun 2016 dengan
Kebutuhan Renja 2016 adalah sebagai berikut :
URAIAN JUMLAH
PROGRAM ANGGARAN
RKPD 2016 10 Program 17.941.000.000
RENJA 2016 10 Program 17.941.000.000
2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
Dalam rangka perumusan program dan kegiatan Renja Dinas Kumperindag
Provinsi Gorontalo Tahun 2016, telah dilaksanakan beberapa kali forum perencanaan
yang melibatkan seluruh stakeholder di bidang Koperasi, UMKM, Perindustrian dan
Perdagangan, baik Kementerian/Lembaga, SKPD Kabupaten/Kota, KADIN,
Dekranasda, Tim Penggerak PKK, LSM, perguruan tinggi, pelaku UMKM dan IKM,
serta masyarakat. Forum perencanaan dimaksud antara lain Focus Group Discussion
(FGD) Bidang Kumperindag, Forum SKPD Bidang Kumperindag Tingkat Provinsi
Gorontalo, Forum SKPD Tingkat Provinsi Gorontalo dan Musrenbangda Provinsi
Gorontalo Tahun 2015 dalam rangka Penyusunan RKPD Tahun 2016.
Berbagai usulan stakeholder yang disampaikan dalam forum perencanaan
tersebut telah ditampung, diolah dan disesuaikan nomenklaturnya, untuk kemudian
dituangkan kedalam usulan program dan kegiatan Renja 2016. Beberapa usulan
program dan kegiatan masyarakat tersebut adalah sebagai berikut.
RENJA 2015
40
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
Tabel 2.9. Usulan Program dan Kegiatan dari Para Pemangku Kepentingan Tahun 2016
No. Program/Kegiatan Lokasi Indikator Kinerja Besaran/
Volume Catatan
1 2 3 4 5 6
1 Pengembangan Industri Kecil Menengah
Kota Gorontalo, Kab.
Gorontalo, Bone
Bolango, Gorut,
Pohuwato
Terlatihnya SDM industri
pengolahan pangan berbasis
Jagung
100 orang Prioritas SKPD
2
Bantuan modal usaha bagi wirausaha baru
dari kalangan KK Miskin, UMKM potensial,
anggota koperasi dan mahasiswa
Kota Gorontalo, Kab.
Gorontalo, Bone
Bolango, Gorut,
Boalemo, Pohuwato
Tersedianya bantuan dana Rp.
5jt/UMKM 750 UMKM Prioritas SKPD
3 Pembenahan Pasar Batudaa Kec. Batudaa Kab.
Gorontalo Optimalnya fungsi Pasar Batudaa 1 unit los pasar Prioritas SKPD
4 Pengembangan dan Penataan Pedagang
kaki Lima
Kab. Gorontalo,
Boalemo, Pohuwato Tersedianya gerobak dan kanopi
Kanopi 60 unit
Gerobak 60 unit Prioritas SKPD
5 Pengembangan Penataan Pedagang Kaki
Lima (PKL) Kota Gorontalo
Kel. Limba U I Kec.
Kota Selatan Kota
Gorontalo
Tersedianya etalase bagi PKL 100 unit Diusulkan ke Kemen KUKM
6 Pengembangan Industri Pengolahan Kelapa
(Sentra Industri Kelapa Terpadu)
Kec. Tibawa Kab.
Gorontalo
1. Tersedianya mesin/peralatan
produksi
2. Pelatihan teknis
1 paket
2 kali
Rintisan kluster industri
Kelapa
7 Penataan Pedagang Kaki Lima Kec. Botutonuo, Kab.
Bone Bolango
Petak/Kios bagi PKL dan Penataan
Pasar 1 paket
Diusulkan ke Kementerian
Perdagangan RI
8
Penyuluhan Perkoperasian untuk Koperasi
Sektoral, KSP/USP Kopwan, Koperasi
Wanita Tani (KWT)
Gorut, Bonbol, Boalemo,
Kota Gto, Kab. Gto
Meningkatnya pemahaman
perkoperasian bagi pengurus dan
pengawas
5 paket
penyuluhan Prioritas SKPD
9 Bantuan Peralatan dan Bahan Bagi IKM Kab. Gorontalo Utara,
Bonbol, Kota Gorontalo Alat dan bahan 10 unit
Diakomodir melalui
kegiatan Dekranasda
RENJA 2015
41
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
1 2 3 4 5 6
10 Pengadaan Alat Perbengkelan Kec. Telaga & Limboto
Kab. Gorontalo Utara Alat Bengkel 1 paket Prioritas SKPD
11 Revitalisasi Pasar Desa Buloila Kec.
Sumalata
Desa Buloila Kec.
Sumalata Kab. Gorut Rehab Pasar 1 paket
Diusulkan ke Kementerian
Perdagangan
12 Pengadaan Alat Jahit Menjahit Kwandang, Suwawa,
Kabila, Batudaa
Mesin Jahit
Mesin Obras
20 unit
4 unit Diusulkan ke K/L
13 Pengadaan Mesin Penggiling Tepung
Kab. Gorut, Kab.
Gorontalo, Kota
Gorontalo, Bone
Bolango, Pohuwato,
Boalemo
Mesin penggiling tepung 60 unit Prioritas SKPD
14 Pengadaan Alat Masak Gula Aren
Kab. Bone Bolango,
Gorut, Boalemo, Kab.
Gorontalo, Pohuwato
Peralatan pengolahan gula aren 40 unit OVOP Kab. Bonbol
15 Pembangunan Pasar Jajan
Desa Pasalae Kec.
Gentuma Raya Kab.
Gorut
Los pasar 1 unit
16 Pelatihan Keterampilan Kerang Laut Desa Dudepo Kec.
Anggrek Kab. Gorut
Meningkatnya keterampilan
pengrajin 20 IKM
17 Rintisan Kluster Industri Pangan Berbasis
Jagung
Kab. Pohuwato, Kab.
Gorontalo & Kab.
Boalemo
Kluster industri pangan berbasis
Jagung 3 kluster Prioritas SKPD
18 Revitalisasi Pasar Tradisional
Kab. Pohuwato, Kab.
Bonbol, Kab. Gorontalo,
Kab. Boalemo, Kota Gto
Pembangunan los pasar dan kios 12 los pasar
dan 60 kios Prioritas SKPD
19 Pengembangan Kluster Industri Kreatif
(Rumah Kemasan, IKM Dirgantara) Kota Gorontalo
Bantuan peralatan mesin
Bimtek
Magang
10 unit mesin
2 kali bimtek
1 kali
Prioritas SKPD
RENJA 2015
42
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
1 2 3 4 5 6
20 Pengembangan Kluster Industri Pengolahan
Ikan Kab. Gorontalo Utara
Bantuan alat dan bahan
Bimtek
Magang
10 unit mesin
2 kali bimtek
1 kali
Prioritas SKPD
21 Pengembangan Kluster Industri Pengolahan
Kakao Kab. Bone Bolango
Bantuan alat dan bahan
Bimtek
Magang
10 unit mesin
2 kali bimtek
1 kali
Prioritas SKPD
22 Pengembangan Sentra Kerajinan Desa Mongolato Kec.
Telaga Kab. Gorontalo
Pembangunan showroom
Bantuan bahan baku
Konsultan desa wisata
Penataan lingkungan
20 unit
1 paket
3 bulan
1 paket
Prioritas SKPD
23 Pengembangan Sanggar Kegiatan Belajar
Industri
Kec. Tapa Kab. Bonbol
dan Kec. Limboto Kab.
Gorontalo
Rehab Gedung Sanggar
Bantuan Peralatan Belajar
Bimtek bagi Pengelola Sanggar
1 gedung
2 paket
2 kali bimtek
Untuk Kec. Tapa sudah
diakomodir dlm APBD 2012
24
Bimtek Penerapan Cara Pengolahan Produk
Olahan yang Baik (CPPOB) dan Bantuan
Peralatan
Kota Gorontalo Bimtek
Bantuan alat
Bimtek 1 kali
Alat 1 paket Prioritas SKPD
25 Pelatihan Penerapan Teknologi Tepat Guna
dan Bantuan Mesin Peralatan Kab. Boalemo
Bimtek
Bantuan alat
Bimtek 1 kali
Alat 1 paket
Prioritas SKPD
26 Peningkatan Peran Dekranasda Provinsi
Gorontalo dalam Pembinaan IKM Provinsi Gorontalo Penunjang operasional Dekranasda
Dana
operasional Prioritas SKPD
27 Bantuan Rice Milling Unit (RMU) bagi
Koperasi
Kab. Boalemo, Kab.
Gorontalo, Kab.
Pohuwato, Bonbol
Tersedianya RMU 12 unit Prioritas SKPD
28 Peningkatan Pasar Ternak Bongomeme Kec. Bongomeme Kab.
Gorontalo
Pembangunan los pasar
Penataan lingkungan pasar
1 unit
1 paket Prioritas SKPD
RENJA 2015
43
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
BAB III
TUJUAN SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1. Telaahan terhadap Kebijakan Nasional
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 –
2014 mengusung Visi Indonesia 2014 yaitu TERWUJUDNYA INDONESIA YANG
SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN, dengan 5 (lima) Agenda
Pembangunan Nasional, yang meliputi (1) Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan
Kesejahteraan Rakyat; (2) Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan; (3) Penegakan Pilar
Demokrasi; (4) Penegakkan Hukum Dan Pemberantasan Korupsi, dan (5)
Pembangunan Yang Inklusif Dan Berkeadilan.
Untuk mewujudkan Visi Indonesia 2014 tersebut, maka setiap tahun
pemerintah pusat menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP) sebagai penjabaran
dari RPJMN 2010 – 2014. Sesuai dengan visi tersebut dan situasi kekinian, maka tema
RKP Tahun 2015 adalah Memantapkan Perekonomian Nasional Bagi Peningkatan
Kesejahteraan Rakyat Yang Berkeadilan. Penetapan tema RKP tersebut didasarkan
pada tinjauan pencapaian kinerja tahun 2015 dan perkiraan tahun 2016, yang
dikaitkan dengan dinamika perkembangan dunia yang mempengaruhi tatanan social
ekonomi Indonesia.
Masalah dan tantangan secara keseluruhan yang akan dihadapi Tahun 2016
masih cukup berat dan harus ditangani secara cermat agar memberikan hasil
pembangunan yang optimal. Masalah dan tantangan tersebut diantaranya ada yang
berasal dari lingkungan eksternal, dan ada juga yang berasal dari lingkungan internal.
Tantangan eksternal yang dihadapi pada Tahun 2016 antara lain adalah
meningkatnya ketidakpastian global terutama terkait harga-harga komoditi seperti
bahan pangan, minyak dan gas bumi serta produk-produk ekspor dari hasil pertanian.
Kondisi eksternal ini antara lain: gejolak politik di Timur Tengah ; krisis fiskal di Eropa,
walau sudah menunjukkan gejala perbaikan namun efeknya masih tetap ada hingga
Tahun 2015; perubahan iklim dengan berbagai cuaca ekstrim; serta bencana alam
khususnya gempa dan tsunami di perairan Sendai – Jepang pada tanggal 11 Maret
2011. Untuk mengatasinya perekonomian nasional perlu diperkuat dengan melakukan
percepatan dan perluasan pertumbuhan ekonomi dan dengan mengelola sumber-
sumber secara berkelanjutan.
Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat diperlukan upaya-upaya untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, menjaga stabilitas harga, serta
RENJA 2015
44
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
langkah-langkah perluasan/pemerataan untuk mengurangi kesenjangan melalui
kebijakan yang berpihak kepada masyarakat miskin dan tertinggal. Salah satu
prakarsa baru sebagai pengungkit (leverage) bagi percepatan dan perluasan
pertumbuhan ekonomi nasional adalah Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025. MP3EI merupakan langkah
awal untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju dan termasuk 10 (sepuluh)
negara besar di dunia pada tahun 2025, dan 6 (enam) negara besar dunia pada tahun
2050 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif, berkeadilan dan
berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut, diharapkan pertumbuhan ekonomi riil
rata-rata sekitar 7%-8% per tahun secara berkelanjutan.
Sejalan dengan MP3EI tersebut maka kebijakan nasional yang terkait dengan
pembangunan Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan diarahkan untuk
mendorong pertumbuhan (pro-growth), memperluas lapangan kerja (pro-job),
menanggulangi kemiskinan (pro-poor) serta merespon persoalan-persoalan perubahan
iklim (pro-environment). Aktualisasi dari kebijakan nasional tersebut antara lain :
1. Sasaran pembangunan industri nasional adalah peningkatan pertumbuhan industri
pengolahan non migas. Untuk itu kebijakan industri untuk tujuan jangka pendek
diarahkan pada pengamanan pasar domestik dari produk impor serta berbagai
upaya harmonisasi tarif. Sedangkan untuk tujuan jangka panjang diarahkan pada
revitalisasi industri, penumbuhan klaster industri berbasis sumber daya alam,
sumber daya manusia terampil, dan industri untuk memenuhi permintaan pasar
dalam negeri yang difokuskan pada: (1) Revitalisasi industri, khususnya industri
pupuk, industri gula, dan revitalisasi berbagai rumpun (cluster) industri prioritas
sesuai dengan Kebijakan Industri Nasional; dan (2) Penumbuhan rumpun industri
berbasis minyak sawit (oleochemical) serta rumpun industri berbasis kondensat
minyak dan gas bumi.
2. Sasaran perdagangan internasional adalah meningkatnya angka pertumbuhan
ekspor. Dalam rangka meningkatkan akses pasar, Indonesia melakukan multitrack
strategy, yaitu strategi diplomasi di fora multilateral, regional, dan bilateral. Melalui
multitrack strategy ini, Indonesia telah berhasil memperkuat perannya di berbagai
fora internasional, baik di forum WTO melalui G-20, G-33, dan NAMA 11, di forum
ASEAN, ASEAN – Mitra dan Sub Regional ASEAN serta forum Bilateral.
3. Sasaran perdagangan dalam negeri adalah memperkuat konektivitas nasional
yang terintegrasi secara lokal dan terhubung secara internasional (locally
integrated, internationally connected). Penguatan konektivitas nasional ditujukan
RENJA 2015
45
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
untuk memperlancar distribusi barang dan jasa, dan mengurangi biaya transaksi
(transaction cost) logistik.
4. Sasaran pembangunan koperasi dan UKM adalah peningkatan jumlah dan peran
Koperasi dan UMKM dalam perekonomian nasional, yang diwujudkan dalam
bentuk peningkatan pemberdayaan Koperasi dan UMKM, peningkatan daya saing
produk koperasi dan UKM dengan mendorong kemampuan Koperasi dan UKM
dalam mengembangkan produk-produk kreatif, inovatif, berkualitas dan berdaya
saing, peningkatan pemasaran produk Koperasi dan UKM melalui perkuatan
kelembagaan dan jaringan pemasaran serta pangsa pasar produk Koperasi dan
UKM, meningkatkan akses pembiayaan dan penjaminan Koperasi dan UMKM
melalui penyediaan skema dan memperluas akses pembiayaan yang sesuai
dengan kebutuhan Koperasi dan UMKM, terutama KUR, pengembangan
Wirausaha Koperasi dan UMKM baru, serta perbaikan iklim usaha yang lebih
berpihak kepada Koperasi dan UMKM.
Sejalan dengan kebijakan nasional tersebut diatas, maka kebijakan
pembangunan Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan di Provinsi Gorontalo
diarahkan pada :
1. Pemberdayaan Koperasi dan UMKM yang lebih koordinatif dan partisipatif, yg
didukung kebijakan nasional dan daerah, dalam rangka meningkatkan kualitas
kelembagaan dan usaha, SDM pelaku KUMKM, pemasaran, kemitraan serta akses
permodalan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan usaha Koperasi
dan UMKM;
2. Pemberdayaan IKM yang didukung kebijakan pusat dan daerah, melalui
pendekatan OVOP dan kluster industri dengan mengelompokkan industri yang
saling berhubungan dan mendukung dalam mendorong tumbuhnya IKM potensial
sebagai penggerak pertumbuhan industri di daerah;
3. Pengembangan jaringan distribusi dan logistik, informasi harga dan pasar
domestik, promosi serta pengawasan barang dan perlindungan konsumen yang
didukung dengan kebijakan pusat dan daerah, serta mendorong peran aktif
masyarakat dan kelembagaan perdagangan dalam membangun iklim investasi dan
perdagangan yang kondusif didaerah; dan
4. Peningkatan kualitas dan jangkauan layanan publik dengan mengoptimalkan
sumberdaya SKPD melalui penataan manajemen organisasi, sarana prasarana,
kualitas perencanaan, pelaksanaan, monev dan pelaporan serta koordinasi yang
efektif lintas pusat, lintas daerah, lintas sektor dan lintas pelaku.
RENJA 2015
46
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
3.2. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD
Tujuan dan sasaran Renja Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Gorontalo Tahun 2016 disusun berdasarkan Rencana Strategis (Renstra)
Dinas Kumperindag Tahun 2012 – 2017, yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran,
strategi dan kebijakan serta program/kegiatan dan pagu indikasi, yang bertujuan untuk
mendukung pencapaian Visi dan Misi Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo
sebagaimana tertuang dalam RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017.
Visi Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017 adalah
“Percepatan Pembangunan Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan
yang Berdaya Saing”, dengan Misi :
1. Mendorong Pertumbuhan dan Perluasan Usaha Koperasi danUKM
2. Meningkatkan Kualitas Manajemen Pengelolaan Industri Kecil Menengah
3. Meningkatkan Kelancaran Distribusi Barang dan Jasa serta Akses Pasar Luar
Negeri
4. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik SKPD
Berdasarkan visi dan misi tersebut, maka Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Bidang Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Tahun 2016 adalah sebagai
berikut :
Tujuan 1 Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Usaha KUMKM, dengan
Sasaran :
a. Meningkatnya jumlah Koperasi Berkualitas/Koperasi Mandiri Berprestasi
sebagai Koperasi Percontohan di daerah, dengan Indikator Kinerja
Sasaran:
1) Meningkatnya jumlah koperasi sebanyak 1.131 koperasi;
2) Jumlah Koperasi Berkualitas sebanyak 15 koperasi;
3) Jumlah penyaluran KUR sebesar 6.131 UMKM.
b. Meningkatnya jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang berdaya
Saing, dengan Indikator Kinerja Sasaran:
1) Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebanyak 70.590 UMKM;
2) Bantuan modal usaha bagi Wira Usaha Baru (WUB) sebanyak 850
UMKM, meliputi kalangan KK Miskin sebanyak 150 UMKM, UMKM
Potensial 650 UMKM, dan Mahasiswa 50 UMKM.
Tujuan 2 Peningkatan Kapasitas Manajemen Kelembagaan dan Produktivitas
Industri Kecil Menengah, dengan Sasaran :
a. Berkembangnya Industri Kecil Menengah di Daerah, dengan Indikator
Kinerja Sasaran :
RENJA 2015
47
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
1) Jumlah IKM sebanyak 13.668 IKM;
2) Jumlah sentra IKM 289 sentra;
3) Jumlah kluster industri 2 kluster.
Tujuan 3 Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri, denganSasaran :
a. Meningkatnya kelancaran arus dan distribusi barang/jasa di daerah,
dengan Indikator Kinerja Sasaran :
1) Jumlah sarana distribusi barang/jasa yang dibangun 4 pasar
tradisional, untuk pasar percontohan menjadi kewenangan pusat
sehingga tidak lagi dimasukkan dalam renja;
2) Informasi harga dan stok barang strategisuntuk 12 komoditi selama
365 hari (1 tahun).
3) Jumlah perdagangan antar pulau 66.126 ton.
b. Meningkatnya pengawasan barang beredar dan perlindungan
konsumen, dengan Indikator Kinerja Sasaran :
1) Penanganan kasus pengaduan konsumen dengan tingkat capaian
100%;
2) Tera dan Tera Ulang alat UTTP sebanyak 12.044 UTTP;
3) Pasar Tertib Ukur sebanyak 2 pasar;
4) Daerah Tertib Ukur sebanyak 2 daerah (kab/kota).
Tujuan 4 Peningkatan Akses Pasar Luar Negeri Produk dan Komoditi Unggulan
Gorontalo, dengan Sasaran :
a. Meningkatnya kinerja ekspor komoditi unggulan daerah, dengan
Indikator Kinerja Sasaran :
1) Fasilitasi penerbitan SKA produk ekspor daerah dengan tingkat
capaian 100%;
2) Pengembangan ekspor 72.608 ton.
b. Meningkatnya standarisasi mutu barang ekspor, dengan Indikator
Kinerja Sasaran :
1) Pengujian komoditi sebanyak 200 kali pengujian;
2) Penerbitan sertifikat mutu dengan tingkat capaian 100% (12 kali).
Tujuan 5 Peningkatan Kinerja Layanan dan Akuntabilitas Publik SKPD, dengan
Sasaran:
a. Meningkatnya kinerja pelayanan administrasi dan keuangan internal
SKPD, dengan Indikator Kinerja Sasaran :
1) Persentase pelayanan jasa administrasi perkantoran sebesar 100%;
2) Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD sebesar 100%;
RENJA 2015
48
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
3) Persentase pelayanan dan akuntabilitas keuangan SKPD sebesar
100%.
b. Meningkatnya kualitas perencanaan, pelaksanaan dan monev program
dan kegiatan SKPD, dengan Indikator Kinerja Sasaran :
1) Persentase peningkatan koordinasi dan sinkronisasi program dan
kegiatan lintas pusat, provinsi dan kabupaten/kota, lintas sektor dan
lintas pelaku sebesar 85%
3.3. Program dan Kegiatan
Program dan kegiatan dalam Renja Tahun 2016 merupakan penjabaran dari
tujuan dan sasaran Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo yang tertuang dalam
Renstra SKPD Tahun 2012 – 2017. Sebagai aktualisasi dari Visi dan Misi SKPD, maka
program dan kegiatan Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo Tahun 2015 disusun
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah, dimana indikator kinerja hasil program
dan output kegiatan secara langsung mendukung pencapaian sasaran RPJMD
Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017.
2. Prioritas Pembangunan Daerah yang tertuang dalam Rancangan RKPD Provinsi
Tahun 2016, meliputi :
1) Peningkatan Sumber Daya Manusia yang dititikberatkan pada sektor
pendidikan dan kesehatan;
2) Percepatan pembangunan infrastruktur, dan;
3) Pengembangan Ekonomi Kerakyatan.
3. Rumusan program dan kegiatan Dinas Kumperindag Tahun 2016 memiliki
relevansi dengan pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s),
sebagaimanatertuang dalam Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Target
MDGs 2010 – 2014, dimana program dan kegiatan Dinas Kumperindag
mendukung pencapaian beberapa tujuan MDGs, antara lain :
a. TUJUAN 1 : Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan, dengan target :
1) TARGET 1A: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk dengan
tingkat pendapatan kurang dari US$ 1 (PPP) per hari dalam kurun waktu
1990 – 2015;
2) TARGET 1B : Menciptakan kesempatan kerja penuh dan produktif dan
pekerjaan yang layak untuk semua, termasuk perempuan dan kaum muda;
b. TUJUAN 3 : Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
RENJA 2015
49
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
4. Program dan kegiatan Dinas Kumperindag merupakan bagian integral dari
kebijakan strategis Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam mengoptimalkan
pemanfaatan potensi ekonomi daerah, yang meliputi pertanian, perikanan,
peternakan, perkebunan, kehutanan, perdagangan, hotel dan restoran, jasa-jasa,
industri pengolahan, koperasi dan UMKM sebagai sektor riil penggerak ekonomi
daerah.
Berikut diuraikan perbandingan program, kegiatan dan anggaran APBD T.A.
2015 dan Renja SKPD 2016.
Tabel 3.1. Perbandingan Jumlah Program Kegiatan dan Anggaran
URAIAN JUMLAH
PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN
APBD T.A. 2015 10 Program 27 Kegiatan 16.470.000.000
RENJA 2016 10 Program 27 Kegiatan 17.941.000.000
Tabel 3.2. Perbandingan Program, Kegiatan dan Anggaran RKPD dan Renja 2015
URAIAN JUMLAH
PROGRAM ANGGARAN
RKPD 2016 10 Program 17.941.000.000
RENJA 2015 10 Program 13.337.000.000
Berdasarkan masukan dan pertimbangan sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya, maka Program dan Kegiatan Renja Dinas Kumperindag Provinsi
Gorontalo Tahun 2065 adalah sebagai berikut.
RENJA 2016
50
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
Tabel 3.3. Rumusan Rencana Program SKPD Tahun 2015 dan Perkiraan Maju Tahun 2016 Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo
Kode Urusan/Bidang Urusan Pemda &
Program/ Kegiatan Indikator Kinerja Program
(Outcome)/Kegiatan (Output)
Rencana Tahun 2016
Catatan Penting
Prakiraan Maju Rencana Tahun 2017
Lokasi Target
Capaian Kinerja
Kebutuhan Dana/Pagu
Indikatif
Sumber Dana
Target Capaian Kinerja
Kebutuhan Dana/Pagu
Indikatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
I URUSAN WAJIB
BIDANG KOPERASI DAN UKM 8.341.000.000 10.200.000.000
1 Program Pengembangan KUKM Jumlah Koperasi & Jumlah Koperasi Berkualitas
25 koperasi baru
2.500.000.000 25 koperasi
baru
2.500.000.000
1. Fasilitasi Penumbuhan Koperasi Baru
Jumlah Koperasi Baru yang difasilitasi pembentukannya
6 kab/kota 25 Koperasi Baru
750.000.000 APBD Berjalan 25 koperasi
baru
850.000.000
2. Revitalisasi Koperasi Jumlah Koperasi Berkualitas yang di fasilitasi & Jumlah Koperasi yang di revitalisasi
6 kab/kota 30 koperasi berkualitas
850.000.000 APBD Baru 15 koperasi
berkualitas
850.000.000
3. Fasilitasi Kredit Perbankan Kepada UMKM
Pendampingan KUR, Monev dan Temu Bisnis
15 kecamatan
750 KUKM 400.000.000 APBD Berjalan 750 KUKM 800.000.000
4. Pengembangan UPTD PLUT- KUKM Persentase Pelayanan terhadap KUKM
Provinsi 90% 500.000.000 APBD baru 90% 600.000.000
2 Program Penciptaan Wira Usaha Baru (WUB)
Jumlah WUB yang difasilitasi modal usaha
1000 UMKM 2.241.000.000 1000 UMKM
3.000.000.000
1. Fasilitasi Pengembangan Wira Usaha Baru (WUB)
Jumlah WUB yang difasilitasi modal usaha
6 kab/kota 1000 UMKM 2.241.000.000 APBD Berjalan 1000 UMKM
3.000.000.000
3 Program Pengembangan UMKM Meningkatnya jumlah UMKM 68.829 UMKM
1.100.000.000 67.413 UMKM
1.400.000.000
1. Fasilitasi Pendampingan Posdaya dan SHAT
Meningkatnya Jumlah UMKM 6 kab/kota 68.829 UMKM
450.000.000 APBD Berjalan 68.829 UMKM
750.000.000
RENJA 2016
51
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. Promosi Produk Usama Mikro Kecil Menengah
Meningkatnya Jumlah UMKM Provinsi & Luar
Daerah
68.829 UMKM
500.000.000 APBD Berjalan 68.829 UMKM
500.000.000
3. Up Date Database UMKM Provinsi Gorontalo
Meningkatnya Jumlah UMKM 68.829 UMKM
150.000.000 APBD Baru 68.829 UMKM
150.000.000
4 Program Peningkatan Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur
Persentase pelayanan jasa administrasi perkantoran, sarana Prasarana SKPD dan SDM Aparatur
100% 1.500.000.000 100% 2.000.000.000
1. Pelayanan Jasa Administrasi Perkantoran Dinas Kumperindag
Pelayanan administrasi dan kesekretariatan kantor
Provinsi 100% 550.000.000 APBD Berjalan 100% 700.000.000
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkantoran
Persentase Ketersediaan Sarana dan Prasarana SKPD
Provinsi 100% 750.000.000 APBD Berjalan 100% 1.000.000.000
5. Peningkatan Kualitas SDM Aparatur Bimtek dan Diklat PNS Luar Daerah
12 PNS 200.000.000 APBD Berjalan 12 PNS 300.000.000
5 Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Persentase peningkatan perencanaan dan monev program serta pelayanan keuangan SKPD
100% 1.000.000.000 100% 1.300.000.000
1. Penatausahaan & Pelaporan Keuangan SKPD
PersentasePelayanan dan akuntabilitas keuangan SKPD
Provinsi 100% 200.000.000 APBD Berjalan 100% 300.000.000
2. Koordinasi, dan Sinkronisasi Program /Kegiatan Kumperindag
Persentase Peningkatan Koordinasi & Sinkronisasi Program KUKM Lintas Pusat, Provinsi, Kab/kota, lintas sektor dan Pelaku Usaha
Provinsi, kab/ kota & pusat
100% 500.000.000 APBD Berjalan 100% 750.000.000
3. Peningkatan Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi
Persentase Peningkatan Perencanaan dan Monev
Provinsi Kab/kota & Pusat
100% 300.000.000 APBD Baru 100% 500.000.000
II URUSAN PILIHAN
A BIDANG PERINDUSTRIAN 3.800.000.000 4.200.000.000
1 Program Pengembangan Industri Kecil Menengah
Meningkatnya Jumlah IKM 13.696 IKM 3.800.000.000 13.696 IKM
4.200.000.000
1. Pengembangan DEKRANASDA Provinsi Gorontalo
Meningkatnya Sentra IKM Provinsi 13.696 IKM 700.000.000 APBD Berjalan 13.696 IKM
700.000.000
RENJA 2016
52
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. Pengembangan Industri Terpadu Jumlah Industri Terpadu Bone Bolango
1 Industri Terpadu
725.000.000 APBD Baru 1 Industri terpadu
1.000.000.000
3. Penumbuhan IKM Meningkatnya Jumlah IKM 6 Kab/Kota 13.696 IKM 800.000.000 APBD Berjalan 13.696 IKM
1.000.000.000
4. Festival Karawo Meningkatnya Sentra IKM (karawo)
Provinsi 312 Sentra 1.000.000.000 APBD Berjalan 312 Sentra 1.500.000.000
B BIDANG PERDAGANGAN 5.800.000.000 8.450.000.000
1 Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
Meningkatnya volume perdagangan antar pulau
810.617 ton 2.575.000.000 844.663 ton
4.500.000.000
1. Bazar Murah dan Pengendalian Harga Kebutuhan Masyarakat
Meningkatnya volume perdagangan antar pulau
6 kab/kota 879.294 ton 1.500.000.000 APBD Berjalan 879.294 ton
2.500.000.000
2. Revitalisasi Pasar Tradisional Jumlah Sarana Distribusi yang di bangun
6 Kab/kota 6 pasar tradisional
1.500.000.000 APBD Berjalan 6 pasar tradisional
2.000.000.000
3. Lomba Pasar Sehat Jumlah Pasar Bersih dan Sehat di Provinsi Gorontalo
kota 1 pasar 75.000.000 APBD Baru 2 pasar 150.000.000
2 Program Perlindungan Konsumen & Pengamanan Perdagangan
Persentase tingkat penyelesaian pengaduan konsumen
90% 600.000.000 90% 750.000.000
1. Peningkatan Pengawasan Peredaran Barang dan Jasa dan UTTP
Persentase tingkat penyelesaian pengaduan konsumen
Provinsi 90% 600.000.000 APBD Berjalan 90% 750.000.000
Program Perlindungan Konsumen & Pengamanan Perdagangan
Meningkatnya jumlah UTTP yang bertanda tera sah yang berlaku
13.500 UTTP 1.300.000.000 13.500 UTTP
1.350.000.000
2. Sidang Tera-Tera Ulang Meningkatnya jumlah UTTP yang bertanda tera sah yang berlaku
6 kab/kota 13.500 UTTP 950.000.000 APBD Berjalan 13.500 UTTP
1.000.000.000
3. Pasar Tertib Ukur Meningkatnya jumlah UTTP yang bertanda tera sah yang berlaku
6 kab/kota 13.500 UTTP 350.000.000 APBD Berjalan 13.500 UTTP
350.000.000
3 Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
Peningkatan daya saing komoditi ekspor & promosi komoditi ekspor Gorontalo
6 komoditi 400.000.000 6 komoditi 600.000.000
1. Promosi dan Pengembangan Produk Ekspor Daerah
Peningkatan daya saing komoditi ekspor & promosi komoditi ekspor Gorontalo
Pusat, Provinsi
dan 6 Kab/Kota
6 komoditi ekspor
400.000.000 APBD Berjalan 6 komoditi ekspor
600.000.000
RENJA 2016
53
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4 Program Peningkatan Standarisasi Barang
Jumlah pengujian dan penerbitan sertifikat mutu barang
200 kali pengujian & 12 sertifikat
mutu
1.000.000.000 200 kali pengujian
& 12 sertifikat
mutu
1.250.000.000
1. Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang
Jumlah Pengujian Provinsi 200 kali pengujian
750.000.000 APBD Berjalan 200 kali pengujian
1.000.000.000
2. Bimtek dan Sosialisasi Standarisasi Mutu Komoditi
Penerbitan Sertifikat Mutu Barang
Provinsi 12 sertifikat 250.000.000 APBD Berjalan 12 sertifikat
250.000.000
TOTAL ANGGARAN DISKOPERINDAG (URUSAN WAJIB + URUSAN PILIHAN)
17.941.000.000 23.700.000.000
RENJA 2015
54
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
BAB IV
PENUTUP
Rencana Kerja (RENJA) Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan
(KUMPERINDAG) Provinsi Gorontalo Tahun 2016 disusun dengan mengacu pada Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Gorontalo Tahun 2016 dan Rencana Strategis
(RENSTRA) Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo Tahun
2012 - 2017. Kedua dokumen acuan tersebut merupakan penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017,
yang diarahkan untuk mewujudkan Visi Provinsi Gorontalo 2017 “Terwujudnya Percepatan
Pembangunan Berbagai Bidang Serta Peningkatan Ekonomi Masyarakat Yang
Berkeadilan Di Provinsi Gorontalo”.
Sebagai aktualisasi dari Visi Provinsi Gorontalo tersebut diatas, maka didalam
Renstra SKPD ditetapkan Visi Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo “Percepatan
Pembangunan Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan yang Berdaya
Saing”, dengan Misi :
1. Mendorong Pertumbuhan dan Perluasan Usaha Koperasi dan UKM;
2. Meningkatkan Kualitas Manajemen Pengelolaan Industri Kecil Menengah;
3. Meningkatkan Kelancaran Distribusi Barang dan Jasa serta Akses Pasar Luar Negeri;
4. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik SKPD.
Selanjutnya, visi dan misi SKPD tersebut diuraikan kedalam tujuan, sasaran,
indikator sasaran, strategi dan kebijakan pembangunan Koperasi, UMKM, Perindustrian dan
Perdagangan, dan dioperasionalkan melalui program dan kegiatan tahunan untuk selang
waktu 2012 - 2017.
Dengan memperhatikan uraian pada Bab-bab sebelumnya, danmempertimbangkan
situasi terkinibeserta peluang dan tantangan kedepan, maka pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo akan semakin berat. Karena di satu sisi,
masih banyak warisan permasalahan yang belum dapat diselesaikan dengan pelaksanaan
program dan kegiatan pada tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan disisi lain, ketersediaan
sumberdaya yang dimiliki Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo sangat terbatas, baik
SDM, sarana prasarana dan pendanaan.
Menghadapi situasi tersebut, maka perlu dikembangkan langkah-langkah strategis
guna mengatasi berbagai permasalahan di bidang Koperasi, UMKM, Perindustrian dan
Perdagangan, yang juga sekaligus bisa menutupi keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki
SKPD dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sehingga roda pembangunan tetap
berjalan sebagaimana yang diharapkan. Langkah-langkah strategis tersebut antara lain :
RENJA 2015
55
DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
1. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi program, kegiatan dan anggaran SKPD
dengan Kementerian/Lembaga,SKPD Provinsi dan SKPD Kabupaten/Kota, sehingga
dengan sinergitersebut akantercipta efisiensi sumberdaya namun tetap memiliki daya
dorong yang kuat terhadap peningkatan kinerja sektor Koperasi, UMKM, Perindustrian
dan Perdagangan di daerah.
2. Mendorong partisipasi dan peran aktif sektor swasta dan BUMN dalam penyelenggaraan
pembangunan daerah, yang disesuaikan dengan lingkup aktifitas dengan proporsi yang
berimbang, sehingga partisipasi tersebut disamping meringankan tugas dan
tanggungjawab SKPD, juga akan menghasilkan nilai tambah bagi usahanya dan
masyarakat.
3. Mengembangkan kerjasama dan kemitraan dengan instansi vertikal terkait,perbankan,
asosiasi profesi, perguruan tinggi, lembaga donor,dan organisasi lainnya dalam rangka
pemberdayaan Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan di daerah.
4. Penyempurnaan organisasi, revitalisasi program dan kegiatan serta indikasi anggaran
Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo harus senantiasa diselaraskan dengan dinamika
terkini dan proyeksi perkembangan pembangunan selang waktu 2012 – 2017.
Semoga Dokumen Renja ini bisa menjadi pedoman dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta sarana sinkronisasi program baik pusat,
provinsi, kabupaten/kota, lintas sektor dan lintas pelaku, sekaligus menjadi alat ukur
pencapaian kinerja Tahun 2015 dan lima tahunan SKPD Dinas Kumperindag Provinsi
Gorontalo Tahun 2012 – 2017.
Gorontalo, Maret 2015
Kepala Dinas
Drs. ABDUL HARIS HADJU, MM Pembina Utama Madya 195903091990031066