pemerintah propinsi jawa timur peraturan daerah … timur_30_2000.pdf · ... adalah ilmu...
TRANSCRIPT
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMURPERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR
NOMOR 30 TAHUN 2000TENTANG
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROPINSI JAWA TIMURDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR JAWA TIMUR
Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan pelaksanaan pembangunan di
bidang perindustrian dan perdagangan di lingkungan
Pemerintah Propinsi sesuai kewenangan dan ketentuan
berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah, maka perlu melakukan pcnataan
kembali Organisasi Dinas Perindustrian Propinsi Jawa Timur
sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Propinsi Daerah
Tingkat I Jawa Timur Nomor 4 Tahun 1994 ;
b. bahwa penataan Organisasi Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Propinsi Jawa Timur merupakan penggabungan
kewenangan antara urusan/kewenangan yang ditangani
Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan
dengan Dinas Perindustrian Propinsi Jawa Timur ;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b, perlu menata kembali Organisasi Dinas
TPerindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Timur dengan
menuangkan ketentuan-ketentuannya dalam Peraturan
Daerah.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Propinsi Jawa Timur juncto Undang-undang Nomor 18 Tahun 1950
Peraturan tentang Mengadakan Perubahan Dalam Undang-undang
Tahun 1950 Nomor 2 dari hal Pembentukan Propinsi Jawa Timur
(Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 32);
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1
2. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal
(Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 11);
3. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3214);
4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian
(Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3279);
5. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) (Lembaran Negara Tahun 1997
Nomor 43) ;
6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan
Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) (Lembaran
Negara Tahun 1997 Nomor 67 Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3698);
7. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara
Tahun 1999 Nomor 33 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3817);
8. Undang-undang Nornor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821);
9. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60) ;
10.Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 72) ;
11.Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1983 tentang Tarip Biaya
Tera (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 35 Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3257) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1986 (Lembaran Negara
Tahun 1986 Nomor 22 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3329);
12.Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1985 tentang Wajib dan
Pembebasan untuk ditera dan / atau ditera ulang serta syarat-
syarat bagi Alat Ukur TakarTimbang dan Per-lengkapannya
(Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3283);
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 2
13.Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1987 tentang Satuan
Turunan, Satuan Tambahan dan Satuan Lain yang berlaku
(Lembaran Negara Tahun 1987 Nomor 17);
14.Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1991 tentang Standar
Nasional Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 343);
15.Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan
Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) (Lembaran
Negara Tahun 1997 Nomor 57);
16.Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kevvenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54 , Tambahan Lembaran
Negara 3952);
17.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2000
tentang Pedoman Organigsasi Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2000 Nomor 165) ;
18.Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1989 tentang Dewan
Standarisasi Nasional ;
19.Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 1991 tentang Penyusunan,
Penerapan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia ;
20.Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk
Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah,
Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 70).
Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TENTANG DINAS
PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROPINSI JAWA TIMUR
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 3
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini , yang dimaksud dengan :
a. Pemerintah Propinsi , adalah Pemerintah Propinsi Jawa
Timur;
b. Gubernur , adalah Gubernur Jawa Timur ;
c. Sekretaris Daerah, adalah Sekretris Daerah Propinsi Jawa
Timur ;
d. Dinas Perindustrian dan Perdagangan, adalah Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Timur ;
e. Kepala Dinas, adalah Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Propinsi Jawa Timur ;
f. Wakil Kepala Dinas, adalah Wakil Kepala Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Propinsi Jawa Timur ;
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah Unit Pelaksana Teknis
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Timur;
h. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan
mentah, bahan baku, bahan setengah jadi dan atau barang jadi
menjadi barang yang nilainya lebih tinggi untuk
penggunaanya termasuk kegiatan rancang bangun dan
perekayasaan industri ;
i. Perdagangan, adalah kegiatan jual beli barang atau jasa yang
dilakukan secara terus menerus dengan tujuan pengalihan atas
barang/jasa dengan disertai imbalan atau kompensasi ;
j. Standarisasi, adalah proses merumuskan, merevisi,
menetapkan dan menerapkan standar, dilaksanakansecara
tertib dan bekerjasama dengan semua pihak ;
k. Sertifikasi, adalah proses yang berkaitan dengan kegiatan
pemberian sertifikat;
l. Pengujian, adalah suatu kejadian teknis yang terdiri atas
penetapan, penentuan satu atau lebih sifat atau karakteristik
dari suatu produk, bahan, peralatan, organisme, fenomena fisik,
proses atau jasa sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 4
m. Kalibrasi, adalah serangkaian kegiatan yang membentuk
hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen
pengukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh
bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang
berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.
Dengan kata lainkalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan
kebenaran konvensional nilai penunjukan alatukur dan bahan
ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukurnya
yang mampu telusur (treceble) ke standar nasional untuk satuan
ukuran dan/atau internasional ;
n. Kelompok Industri adalah bagian-bagian utama kegiatan industri
yakni kelompok industri hulu atau disebut juga kelompok industri
dasar, kelompok industri hilir dan kelompok industri kecil ;
o. Xabang Industri adalah bagian suatu kelompok industri yang
mempunyai ciri umum yang sama dalam proses produksi ;
p. Bidang Usaha Industri adalah lapangan kegiatan yang
bersangkutan dengan Cabang Industri atau jenis Industri ;
q. Bahan baku' industri adalah bahan mentah yang diolah atau
yang tidak diolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana
produksi dalam industri ;
r. Teknologi industri adalah cara pada proses pengolahan yang
diterapkan dalam industri ;
s. Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin
adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada
konsumen ;
t. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa
yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri
sendiri, keluarga, orang lain maupun makluk lain dan tidak untuk
diperdagangkan ;
u. Lembaga Perlindungan konsumen Swadaya Masyarakat
adalah lembaga non pemerintah yang terdaftar dan diakui oleh
Pemerintah yang mempunyai kegiatan menangani
perlindungan konsumen ;
v. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen adalah Badan yang
bertugas menangani dan menyelesaikan sengketa antara
pelaku usaha dan konsumen ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 5
w. Badan Perlindungan Konsumen Nasional adalah Badan yang
dibentuk untuk membantu upaya pengembangan
perlindungan konsumen ;
x. Metrologi, adalah ilmu pengetahuan tentang ukur-mengukur
secaraluas ;
y. Metrologi Legal, adalah metrologi yang mengelola satuan-
satuan ukuran, metoda-metoda pengukuran dan alat-alat ukur.
"yang menyangkut persyaratan teknik dan peraturan
berdasarkan Undang-undang yang bertujuan melindungi
kepentingan uimim dalam hal kebenaran pengukuran ;
z. Balai Pelayanan Kemetrologian, adalah unitkerja dilingkungan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan berupa cabang-
cabangnya yang berada di eks Karesidenan yangditunjuk selaku
penyelenggara dan pelaksana pelayanan kemetrologian ;
aa.Standar Satuan Ukuran, adalah standar besaran fisik dari
satuan ukuran yang sah dipakai sebagai dasar pembanding ;
bb.Alat Ukur,adalah alat yang diperuntukkan atau dipakai bagi
pengukuran kuantitas dan atau kualitas ;
cc. Tempat Usaha, adalah tempat yang digunakan untuk kegiatan-
kegiatan perdagangan, industri, produksi, usaha jasa,
penyimpanan-penyimpanan dokumen yang bcrkenaan dengan
perusahaan, juga kegiatan-kegiatan penyimpanan atau
pameran barang-barang termasuk rumah tempat tinggal yang
sebagian digunakan untuk kegiatan-kegiatan tersebut ;
dd.Menera, adalah hal menandai dengan tanda-tanda tera sah atau
tnda tera batal yang berlaku, atau memberikan keterangan-
keterangan tertulis sebagai pengganti tanda tera yang berlaku,
dilakukan oleh pegawai-pegawai yang berhak melakukannya
berdasarkan pengujian yang dijalankan atas alat-alat ukur yang
belum dipakai ;
ee.Menera Ulang, adalah hal menandai berkala dengan tanda-
tanda tera sah atau tanda tera batal yang berlaku atau
memberikan keterangan-keterangan tertulis sebagai pengganti
tanda tera yang berlaku, dilakukan oleh pegawai-pegawai yang
berhak melakukannya berdasarkan pengujian yang dijalankan
atas alat-alat ukur yang telah ditera ;
ff. Pegawai berhak, adalah Pejabat Fungsional Penera yang diberi
hak untuk melaksanakan kemetrologian;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 6
gg.Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah bermacam hak
yang timbu'l clari adanya produk-produk hasil pemikiran
manusia yang terus berkembang, baik kualitas maupun
kuantitasnya sesuai dengan perkembangan kehidupan dan
kreatifltas manusia itu sendiri, misalnya hak cipta, hak merek,
hak indikasi geograils, hak rancangan industri, hak paten, hak
clesain layout dari lingkaran elektronik terpadu, hak ;
hh.Perlindungan terhadap rahasia dagang dan hak pengendalian
praktek- praktek persaingan tidak sehat dalam perjanjian lisensi.
B A B II
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 2
(1) Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah unsur pelaksana
pemerintah Propinsi di bidang perindustrian dan perdagangan;
(2) Dinas Perindustrian dan Perdagangan dipimpin oleh seorang
Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris
Daerah.
Pasal 3
Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan desentralisasi dan tugas dekonsentrasi di
bidang perindustrian dan perdagangan.
Pasal 4
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,
Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai fungsi :
a. perencanaan, yang merupakan segala usaha dan kegiatan
pengumpulan data, pengolahan data, penilaian dan
penyusunan rencana untuk melaksanakan tugas ;
b. pelaksanaan kegiatan fasilitasi di bidang pembinaan sarana
industri ;
c. penyelenggaraan fasilitasi pembinaan dan pengembangan
komoditi industri serta penyedia dukungan penciptaan
lingkungan usaha industri yang bebas pencemaran ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 7
d. pelaksanaan kegiatan fasilitasi di bidang pembinaan dan
pengembangan perdagangan dalam negeri ;
e. pelaksanaan kegiatan fasilitasi di bidang pembinaan dan
pengembangan perdagangan luar negeri;
f. pelaksanaan kegiatan di bidang metrologi;
g. pelaksanaan pengujian dan sertifikasi mutu barang ;
h. pemberian perizinan dibidang perindustrian dan perdagangan;
i. pelaksanaan fasilitasi kerja sama antar Kabupaten/kota dibidang
perindustrian dan perdagangan ;
j. pembinaan dan pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas ;
k. pelaksanaan tugas-tugas ketatausahaan ;
BAB III
ORGANISASI
Bagian Pertama
Susunan Organisasi
Pasal 5
(1) Susunan Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan
terdiri atas :
a. Kepala Dinas ;
b. Wakil Kepala Dinas ;
c. Bagian Tata Usaha ;
d. Sub Dinas Penyusunan Program ;
e. Sub Dinas Bina Produksi ;
f. Sub Dinas Bina Sarana ;
g. Sub Dinas Bina Usaha ;
h. Sub Dinas Perclagangan Dalam Negeri ;
i. Sub Dinas Perclagangan Luar Negeri ;
j. Sub Dinas Metrologi ;
k. Kelompok Jabatan Fungsional ;
l. Unit Pelaksana Teknis Dinas ;
(2) Bagian dan masing-masing Sub Dinas dipirnpin oleh seorang
Kepala Bagian dan Kepala Sub Dinas yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 8
Bagian Kedua
Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas
Pasal 6
Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin, melakukan koordinasi,
pengawasan dan pengendalian dalam menyelenggarakan kegiatan di
bidang perindustnan clan perdagangan .
Pasal 7
Wakil Kepala Dinas mempunyai tugas :
a. mewakili Kepala Dinas dan memimpin Dinas apabila Kepala
Dinas berhalangan ;
b. memimpin kegiatan pengawasan interen Dinas ;
c. malaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Bagian Ketiga Bagian Tata Usaha
Pasal 8
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas mclaksanakan ndministrasi,
koordinasi dan pembinaan dalam administrasi umum, kepegawaian,
keuangan dan perlengkapan serta kerumahtanggaan.
Pasal 9
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8, Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :
a. pengelolaan urusan surat-menyurat, kearsipan, keprotokolan,
kerumah tanggaan, ketertiban, keamanan, penyelenggaraan
rapat dan perjalanan dinas ;
b. pengelolaan barang dan perlengkapan ;
c. pengelolaan urusan kepegawaian ;
d. pengelolaan urusan keuangan ;
e. pengelolaan urusan organisasi dan ketatalaksanaan ;
f. pengelolaan urusan hukum dan hubungan masyarakat ;
g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 9
Pasal 10
(1) Bagian Tata Usaha terdiri atas :
a. Sub Bagian Umum ;
b. Sub Bagian Keuangan ;
c. Sub Bagian Kepegawaian ;
d. Sub Bagian Perlengkapan ;
(2) Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bagian Tata Usaha.
Pasal 11
(1) Sub Bagian Umum mempunyai tugas :
a. melaksanakan urusan surat menyurat , pengetikan dan
penggandaan ;
b. melaksanakan tata usaha kearsipan ;
c. melaksanakan adrninistrasi perjalanan dinas keprotokolan;
d. melaksanakan penyelenggaraan rapat dinas ;
e. melaksanakan tugas-tugas kerumahtanggaan dan
keamanan kantor;
f. menyiapkan bahan koordinasi kehumasan dengan instansi
terkait;
g. melaksanakan tugas - tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bagian Tata Usaha ;
(2) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :
a. melaksanakan tata usaha keuangan untuk anggaran rutin dan
pembangunan ;
b. melaksanakan pengelolaan keuangan dan pembayaran gaji
pegawai ;
c. menyusun laporan pertanggungan jawab keuangan ;
d. melakukan verifikasi dan bimbingan dalam rangka pertanggung
jawaban keuangan anggaran rutin dan pembangunan ;
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
KepalaBagian Tata Usaha ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 10
(3)Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas :
a. menyelenggarakan tata usaha kepegawaian ;
b. menyelenggarakan administrasi kepegawaian dalam
rangka mutasi kepegawaian ;
c. menyiapkan formasi pegawai dan perencanaan pegawai ;
d. menyiapkan bahan dalam rangka upaya peningkatan
disiplin pegawai dan pemberian hak-hak pegawai serta upaya
peningkatan ketrampilan pegawai dalam rangka peningkatan
fungsi dan karier;
e. mengurus kesejahteraan pegawai ;
f. melaksanakan analisis organisasi, jabatan dan
ketatalaksanaan ;
g. melaksanakan advokasi hukum kaitannya dengan
pelaksanaan tugas dinas ;
h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bagian Tata Usaha ;
(4) Sub Bagian Perlengkapan mempunyai tugas ;
a. menghimpun dan mengelola data perlengkapan serta
menyelenggarakan analisa kebutuhan perlengkapan ;
b. melaksanakan pengadaan perlengkapan dinas ;
c. menyelenggarakan tata usaha penyimpanan dan distribusi
barang-barang inventaris Dinas;
d. mengurus pemeliharaan dan perbaikan peralatan serta
penghapusan barang-barang Dinas;
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bagian Tata Usaha ;
Bagian Keempat
Sub Dinas Penyusunan Program
Pasal 12
Sub Dinas Penyusunan Program mempunyai tugas menyusun,
merumuskan kebijaksanaan teknis, menyusun program-program
perencanaan anggaran, melaksanakan kegiatan analisa serta
pemantauan, pengendalian dan penilaian terhadap program dan
proyek pembangunan, mengLimpulkan data dan menyusun informasi
serta melaksanakan dan meng-koordinasikan upaya-upaya kerjasama
lintas sektor ; lintas Kabupaten/Kota di bidang perindustrian dan
perdagangan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 11
Pasal 13
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
12, Sub Dinas Penyusunan Program, mempunyai fungsi :
a. pengumpulan, Pengolahan dan mensistimatisasikan data
sebagai bahan penyusunan rencana program dan anggaran ;
b. pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dengan
unit organ isasi di lingkungan Dinas dalam rangka
penyusunan perencanaan;
c. pelaksanaan monitoring. pengawasan, evaluasi dan
pelaporan ;
d. pengembangan informasi perindustrian dan perdagangan ;
e. pelaksanaan koordinasi kerjasama lintas sektor ; kerjasama
antar instansi ;
f. kerjasama lintas Kabupaten/Kota di bidang perindustrian dan
perdagangan ;
g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas.
Pasal 14
(1) Sub Dinas Penyusunan Program terdiri atas :
a. Seksi Pengumpulan dan Pengolahan Data ;
b. Seksi Perencanaan ;
c. Seksi Evaluasi dan Pelaporan ;
d. Seksi Kerjasama;
(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas
Penyusunan Program.
Pasal 15
(1) Seksi Pengumpulan dan Pengolahan Data mempunyai
tugas :
a. mengumpulkan, mengolah dan rnensistimatisasikan serta
menganalisa data ;
b. mengembangkan jaringan informasi perindustrian dan
perdagangan ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 12
c. mengembangkan sistempendataan sesuai kebutuhan ;
d. menyediakan dukungan data dan informasi untuk
kebutuhan penyusunan program dan kegiatan ;
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Penyusunan Program ;
(2) Seksi Perencanaan mempunyai tugas :
a. mengkoordinasikan usulan program , kegiatan dan
anggaran ;
b. menghimpun, mengolah, mengkaji dan meneliti data
dalam rangka penyusunan rencana program dan anggaran ;
c. melaksanakan pemantauan, analisa dan penilaian
pelaksanaan program ;
d. membuat kajian hasil pengolahan data sebagai bahan
informasi guna perencanaan program dan anggaran untuk
tahun berikutnya ;
e. menyiapkan bahan untuk pembuatan produk hukum
kedinasan ;
f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Penyusunan Program ;
(3) Seksi Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas :
a. menyiapkan bahan pembinaan monitoring dan evaluasi
program ;
b. melaksanakan pengawasan dan penilaian terhadap
pelaksanaan kegiatan program ;
c. menyusun laporan pertanggung jawaban pelaksanaan
program dan anggaran serta publikasi atas kegiatan beserta
hasil - hasilnya ;
d. melaksanakan tugas - tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Sub Dinas Penyusunan Program ;
(4)Seksi Kerjasama mempunyai tugas :
a. menyiapkan bahan koordinasi pelaksanaan kerjasama
antar lintas sektor maupun kerjasama lintas Kabupaten/ Kota ;
b. menyusun dan mempersiapkan rencana kerjasama
pembinaan dan pengembangan Industri dan Perdagangan
dengan Instansi lainnya atau dengan pemerintah
Kabupaten/Kota ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 13
c. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kerjasama lintas
sektor ;
d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Sub Dinas Penyusunan Program Bagian.
Bagian Kelima
Sub Dinas Bina Produksi
Pasal 16
Sub Dinas Bina Produksi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di
bidang pengembangan teknologi proses produksi, diversiflkasi produk,
pengendalian bahan baku terhadap produk industri serta standariisasi
dan HAKI.
Pasal 17
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dirnaksud dalain Pasal
16, Sub Dinas Bina Produksi mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana kerja / kegiatan dibidang bina produksi ;
b. pelaksanaan fasilitasi di bidang penggunaan teknologi proses
produksi ;
c. pelaksanaan fasilitasi di bidang pengembangan dan
diversiflkasi produk industri ;
d. pelaksanaan fasilitasi terhadap kegiatan penggunaan bahan
baku ;
e. pelaksanaan kegiatan fasilitasi , pengawasan pengendalian
terhadap standardisasi dan HAKI;
f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas.
Pasal 18
(1) Sub Dinas Bina Produksi terdiri atas :
a. Seksi Pengembangan Telcnologi Proses Produksi ;
b. Seksi Diversiflkasi Produk ;
c. Seksi Pengendalian Bahan Baku ;
d. Seksi Standardisasi dan HAKI.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 14
(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas
Bina Produksi.
Pasal 19
(1) Seksi Pengembangan Teknologi Proses Produksi mempunyai
tugas:
a. melakukan penyusunan rencana kegiatan dalam rangka
pengembangan teknologi proses produksi ;
b. melaksanakan fasilitasi dalam penggunaan teknologi
proses produksi ;
c. memberikan bimbingan tentang penggunaan teknologi
proses produksi yang tepat guna ;
d. menyebarluaskan dan memberikan informasi lentang
teknologi proses produksi inovasi baru ;
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Sub Dinas Bina Produksi;
(2) Seksi Diversifikasi Produk mempunyai tugas :
a. membuat dan menyebarluaskan petunjuk teknis dalam rangka
deversifikasi produk ;
b. membuat prototype/desain produk untuk pengembangan produk
industri ;
c. mengadakan pengkajian produk-produk Industri yang
sesuai dengan permintaan pasar ;
d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Sub Dinas Bina Produksi ;
(3) Seksi Pengendalian Bahan Baku mempunyai tugas :
a. mempersiapkan informasi tentang sumber-sumber perolehan
bahan baku baik di dalam negeri maupun dan Iuar negeri ;
b. melaksanakan bimbingan teknis dalam pemilihan bahan
baku/bahan penolong untuk peningkatan kualitas
produksi ;
c. melaksanakan bimbingan terhadap penggunaan bahan
baku agar lebih berhasil guna bagi sesuatu jenis produksi ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 15
d. mengupayakan terjadinya suatu kerjasama dan keterkaitan
antar semua industri yang dapat saling mengisi/membantu
tersedianya bahan baku secara kontinyu ;
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Bina Produksi ;
(4) Seksi Standardisasi dan HAKI mempunyai tugas :
a. mengadakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
penerapan standard produk industri ;
b. mengadakan pembinaan dan fasilitasi pengembangan
produk industri dalam rangka penarapan HAKI ;
c. mempersiapkan petunjuk teknis tentang Standardisasi
produk industri ;
d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Bina Produksi.
Bagian Keenam
Sub Dinas Bina Sarana
Pasal 20
Sub Dinas Bina Sarana mempunyai tugas menyusun dan
menyelenggarakan penyusunan rencana kegiatan usaha, pengawasan
pelaksanaan serta fasilitasi dibidang Sarana Usaha, promosi investasi,
pengembangan informasi produk melaksanakan kegiatan perizinan
usaha industri.
Pasal 21
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20, Sub Dinas Bina Sarana, mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana kegiatan dibidang sarana usaha ;
b. penyusunan pedoman pemakaian dan pengembangan mesin
dan peralatan ;
c. pengawasan pelaksanaan pedoman dan standard promosi
investasi ;
d. pelaksanaan-pengembangan informasi produk ;
e. pelaksanaan kegiatan pemeriksaan dan pengawasan perizinan
usaha ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 16
f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas.
Pasal 22
(1) Sub Dinas Bina Sarana terdiri atas :
a. Seksi Pengembangan Mesin dan Peralatan ;
b. Seksi Pengembangan Investasi;
c. Seksi Pengembangan Informasi Produk ;
d. Seksi Perijinan Usaha Industri ;
(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh kepala Seksi yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas Bina
Sarana.
Pasal 23
(1) Seksi Pengembangan mesin dan peralatan mempunyai tugas :
a. mempersiapkan model-model tata ruang, tata letak mesin dan
peralatan yang baik dalam.menciptakan efisiensi kerja dari
sesuatu industri ;
b. mempersiapkan bahan informasi tentang data teknis dan data
ekonomis dari sesuatu jenis mesin atau alat produksi ;
c. memberikan bimbingan dalam pemilihan penggunaan mesin
dan alat-alat produksi untuk sesuatu jenis industri ;
d. member! bimbingan dalam upaya peningkatan kualitas mesin
dan peralatan ;
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Bina Sarana
(2) Seksi Pengembangan Investasi mempunyai tugas :
a. mempersiapkan informasi tentang besarnya suatu mvestasi
yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuatu jenis
industri ;
b. melaksanakan kajian dan Informasi Investasi yang
dibutuhkan dalam suatu kegiatan industri ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 17
c. mengadakan promosi kegiatan-kegiatan industri yang
masih terbuka dan potensial untuk dikembangkan ;
d. mengusahakan adanya pertambahan investasi baik untuk
industri-industri barn maupun untuk perluasan ;
e. mengatur terciptanya keseimbangan pertumbuhan
investasi industri agar lebih meluas dan lebih merata antar sub
sektor industri ;
f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Bina Sarana.
(3) Seksi Pengembangan Informasi Produk mempunyai tugas :
a. menyiapkan bahan-bahan informasi produk ;
b. melaksanakan penyusunan data base produk ;
c. mengadakan monitoring penggunaan informasi produk ;
d. mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan sistim jaringan
informasi ;
e. mendorong penggunaan informasi kepada produk
masyarakat industri ;
f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Sub Dinas Bina Sarana .
(4) Seksi Perijinan Usaha mempunyai tugas :
a. menyiapkan pedoman teknis dibidang perizman di bidang usaha
industri ;
b. melaksanakan kegiatan fasilitasi dibidang perizinan usaha
industri ;
c. melaksanakan pengawasan pelaksanaan pedoman teknis
dibidang perizinan usaha industri ;
d. melaksanakan pengawasan dan pencegahan terhadap
usaha-usaha industri yang belurn memenuhi ketentuan
sesuai pedoman teknis perizinan usaha industri ;
e. melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan pedoman
perizinan usaha industri ;
f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Sub Dinas Bina Sarana ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 18
Bagian Ketujuh
Sub Dinas Bina Usaha
Pasal 24
Sub Dinas Bina Usaha mempunyai tugas melaksanakan kegiatan serta
fasilitasi keterkaitan dan penataan struktur industri, pengembangan
Sumber Daya Manusia, pengendalian lingkungan dan penataan
kawasan industri .
Pasal 25
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
24, Sub Dinas Bina Usaha mempunyai fungsi :
a. penyusunan dan rencana kegiatan dibidang bina usaha;
b. pelaksanaan fasilitasi pembinaan dan pengendalian kegiatan
penataan struktur dan kawasan industri ;
c. pelaksanaan fasilitasi pembinaan dan pengembangan pembin dan
pelaku usaha industri ;
d. pelaksanaan fasilitasi pembinaan dan pengembangan
keterkaitan antar usaha industri ;
e. pengawasan preventif pada perusahaan industri yang
menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan ;
f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Pasal 26
(1) Sub Dinas Bina Usaha terdiri atas :
a. Seksi Penataan Struktur Industri ;
b. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia ;
c. Seksi Pembinaa Lingkungan Industri ;
d. Seksi Penataan Kawasan ;
(2) Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas
Bina Usaha.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 19
Pasal 27
(1) Seksi Penataan Struktur Industri mempunyai tugas :
a. menyusun rencana kegiatan pembinaan keterkaitan dan
penataan Struktur Industri;
b. mengadakan monitoring kapasitas terpasang industri
dalam rangka keterkaitan ;
c. melaksanakan penyusunan informasi usaha industri dan
penilaian pelaksanaan program pembinaan usaha industri ;
d. melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan teknis
bimbingan dan pengembangan pelaksanaan keterkaitan
usaha industri dan penataan Struktur ;
e. mendorong kemampuan masyarakat industri guna
peningkatan usaha ;
f. memberikan informasi industri dan hal-hal yang berkaitan
dengan penataan struktur industri ;
g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Bina Usaha ;
(2) Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai
tugas:
a. menyusun rencana kegiatan bimbingan pengembangan
Sumber Daya Manusia ;
b. menyediakan dukungan terhadap peningkatan ketrampilan dan
kemampuan Sumber Daya Manusia, Industri Kecil, Menengah di
bidang industri ;
c. menyediakan dukungan dan sosialisasi peraturan
perundang-undangan maupun kebijaksanaan pemerintah dalam
pembinaan dan pengembangan industri ;
d. menyediakan dukungan penyiapan program kegiatan
pendidikan dan pelatihan bagi pembina dan pelaku usaha ;
e. penyediaan dukungan hubungan kerjasama dengan
lembaga-lembaga ilmiah dan industri dalam rangka
penyelenggaraan pendidikan dan latihan ;
f. menyediakan dukungan pelaksanaan identifikasi
kebutuhan penyuluhan industri ;
g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Bina Usaha ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 20
(3) Seksi Pembinaan Lingkungan Industri mempunyai tugas:
a. menyusun rencana kegiatan dibidang pembinaan ingkungan
industri ;
b. menyusun pedoman teknis di bidang pengendalian limbah
industri ;
c. melaksanakan pengawasan dan pengendalian kualitas limbah
industri ;
d. mengadakan pemantauan dan penilaian sarana pengelolaan
limbah industri ;
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Bina Usaha ;
(4) Seksi Penataan Kawasan mempunyai tugas :
a. menyusun rencana kegiatan penataan kawasan industri ;
b. mengadakan dukungan inventarisasi potensi wilayah ;
c. mengadakan dukungan penelitian tentang penataan
kawasan industri ;
d. menyediakan dukungan sosialisasi hasil penelitian
penataan kawasan industri ;
e. memberikan bimbingan usaha industri yang memanfaatkan
kawasan industri ;
f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Bina Usaha.
Bagian Kedelapan
Sub Dinas Perdagangan Dalam Negeri
Pasal 28
Sub Dinas Perdagangan Dalam Negeri mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan pemberian bimbingan teknis terhadap
pelaksanaan kebijaksanaan pembinaan pengembangan Usaha dan
Sarana Perdagangan, Persaingan Usaha, Pengadaan dan Penyaluran,
Perlindungan Konsumen, Promosi serta Pendaftaran Perusahaan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 21
Pasal 29
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
28, Sub Dinas Perdagangan Dalam Negeri mempunyai fungsi :
a. penyusunan pedoman teknis pembinaan dan penyiapan
perizinan dalam mendukung pengembangan usaha di bidang
Perdagangan Dalam Negeri ;
b. penyiapan pemberian bimbingan teknis pembinaan dan
pengembangan usaha dan sarana perdagangan, persaingan
usaha, pengadaan dan penyaluran, perlindungan konsumen,
promosi serta pendaftaran perusahaan ;
c. penyiapan pembinaan dan pengembangan kerjasama antar daerah
dalam bidang kegiatan Perdagangan Dalam Negeri ;
d. peningkatan kerjasama dengan dunia usaha di bidang
Perdagangan Dalam Negeri ;
e. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijaksanaan di
bidang Perdagangan Dalam Negeri ;
f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Pasal 30
(1) Sub Dinas Perdagangan Dalam Negeri terdiri atas :
a. Seksi Sarana dan Persaingan Usaha ;
b. Seksi Pengadaan Penyaluran dan Perlindungan;
c. Seksi Promosi dan Peningkatan Penggunaan Produksi ...
Dalam Negeri ;
d. Seksi Pendaftaran dan Informasi Perusahaan ;
(2) Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas
Perdagangan Dalam Negeri.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 22
Pasal 31
(1) Seksi Sarana dan Persaingan Usaha mempunyai tugas :
a. melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis pembinaan
pengembangan usaha, sarana perdagangan lembaga
perdagangan serta persaingan usaha ;
b. mengumpulkan dan mengolah data dalam rangka
penyusunan dan program pembinaan usaha dan sarana
perdagangan serta persaingan usaha ;
c. menyiapkan sarana dan melakukan pembinaan usaha
perdagangan jasa lainnya ;
d. melakukan kerjasama dengan Komisi Pengawas
Persaingan Usaha dan instansi terkait dalam rangka
pembinaan dan pengawasan praktek monopoli. Dan
persaingan usaha ;
e. memberikan fasilitas tentang proses penanganan perkara yang
berkaitan dengan larangan praktek monopoli dan persaingan
usaha ;
f. melakukan pemantauan dan evaluasi serta peningkatan
kerjasama dengan dunia usaha ;
g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Perdagangan Dalam Negeri ;
(2) Seksi Pengadaan Penyaluran dan Perlindungan Konsumen
mempunyai tugas :
a. melakukan penyiapan bahan teknis pembinaan
pengembangan pengadaan penyaluran dan perlindungan;
b. mengumpulkan dan mengolah data informasi mengenai
perkembangan produksi, kebutuhan, produsen dan harga
barang dan jasa dalam rangka pengeridalian intlasi cli daerah ;
c. monitoring dan pengendalian kelancaran distribusi barang
kebutuhan pokok masyarakat serta kerjasama dengan dunia
usaha di bidang pengadaan penyaluran ;
d. melakukan pembinaan pasar dan pendaftaran pergudangan
serta pemantauan sistem pemanfaatan gudang ;
e. melakukan pemantauan dan pengawasan pcredaran barang-
barang di pasar berkaitan dengan standardisasi barang,
keamanan, keselamatan umum, kesehatan lingkungan dan
moral ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 23
f. memberikan fasilitas tentang proses penyelesaian sengketa
konsumen ;
g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Perdagangan Dalam Negeri ;
(3) Seksi Promosi dan Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam
Negeri mempunyai tugas :
a. melakukan penyiapan bahan bimbingan,.tekriis pembinaan
promosi dan peningkatan penggunaan produksi dalam negeri
dan kemitraan usaha ;
b. mempersiapkan dan mengusulkan kegiatan pameran dan
promosi sehubungan dengan peningkatan penggunaan
produksi dalam negeri baik yang dilaksanakan oleh Pusat,
Propinsi dan Kabupaten/Kota ;
c. mempersiapkan kegiatan lainnya dalam rangka
peningkatan penggunaan produksi dalam negeri baik yang
meliputi penerbitan brosur, leaflet, katalog dan publikasi ;
d. melaksanakan pameran, promosi dan peragaan mata
dagangan produksi dalam negeri ;
e. melakukan pemantauan dan evaluasi serta peningkatan
kerjasama dengan dunia usaha di bidang peningkatan
penggunaan produksi dalam negeri, promosi dan penyiapan
buku daftar peserta pameran ;
f. monitoring dan pengendalian kelancaran kegiatan pameran
yang dilaksanakan oleh pihak swasta (dunia usaha);
g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Perdagangan Dalam Negeri ;
(4) Seksi Pendaftaran dan Intbrmasi Perusahaan mempunyai
tugas :
a. mengkoordinasikan, membina, mengendalikan dan mengamati
penyelenggaraan Wajib Daftar Perusahaan yang dilakukan oleh
Kepala Pendaftaran Perusahaan Kabupaten/Kota di Jawa
Timur;
b. menghimpun, mengolah, menyajikan dan memberikan copy
saljnan dan atau petikan resmi yang berasal dari daftar
perusahaan kepada dunia usaha/masyarakat yang memerlukan;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 24
c. mempersiapkan aparat Penyidik Pegawai Negeri Sipil Wajib
Daftar Perusahaan dan melaksanakan penyuluhan dalam
rangka pemahaman dan pemasyarakatan Wajib Daftar
Perusahaan ;
d. mempersiapkan dan menyajikan buku daftar perusahaan
maupun informasi lainnya di bidang pendaftaran perusahaan
kepada pihak yang memerlukan serta menyimpan dan
memelihara data dan arsip Wajib Daftar Perusahaan ;
e. melakukan pengawasan dan penyidikan, dalam rangka wajib
daftar perusahaan bekerjasama dengan instansi;
f. menyampaikan laporan secara berkala penyelenggaraan Wajib
Daftar Perusahaan;
g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Perdagangan Dalam Negeri.
Bagian kesembilan
Sub Dinas Perdagangan Luar Negeri
Pasal 32
Sub Dinas Perdagangan Luar Negeri mempunyai tugas menyusun
rencana program, kegiatan pedoman dan standard, pcmbinaan dan
pengembangan ekspor/impor, promosi dan kerja sama luar negeri
serta pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kebijaksanaan tehnik di
bidang perdagangan luar negeri.
Pasal 33
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
32, Sub Dinas Perdagangan Luar Negeri mempunyai fungsi :
a. penyusunan program dan rencana kegiatan di bidang
perdagangan luar negeri serta penyusunan petunjuk teknis
pembinaan dan penyiapan perizinan serta pedoman kegiatan
usaha di bidang perdagangan luar negeri;
b. pelaksanaan pemberian izin/persetujuan ekspor terhadap
barang-barang yang diatur dan diawasi ekspornya dan
pengawasan mutu barang ekspor ;
c. pelaksanaan. pemberian izin impor dan persetujuan impor
terhadap barang-barang yang diatur dan dia.wasi impornya ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 25
d. pelaksanaan kegiatan promosi dagang di luar negeri dan
penyebaran informasi kegiatan perdagangan luar negeri ;
e. peningkatan pelaksanaan kerja sama dibidang perdagangan luar
negeri ;
f. pelaksanaan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan di
bidang perdagangan luar negeri ;
g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepada Kepala
Dinas.
Pasal 34
(1) Sub Dinas Perdagangan Luar negeri terdiri atas :
a. Seksi Ekspor Hasil Industri ;
b. Seksi Ekspor Hasil Non Industri;
c. Seksi Impor;
d. Seksi Promosi dan Kerjasama Luar Negeri ;
(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
berada di bawah dan bertanggung-jawab kepada Kepala Sub Dinas
Perdagangan Luar Negeri ;
Pasal 35
(1) Seksi Ekspor Hasil Industri mempunyai tugas :
a. menyusun program dan rencana kegiatan ekspor hasil industri;
b. melaksanakan bimbingan teknis pembinaan dan
pengembangan ekspor hasil industri ;
c. melaksanakan pemberian izin/persetujuan ekspor, hasil
industri ;
d. melaksanakan pengadministrasian Surat Keterangan Asal
(SKA) dan penunjukan sebagai Perusahaan Eksportir
Tertentu Produsen (PET- Produsen) ;
e. melaksanakan pelayanan informasi dan pengawasan mutu
barang ekspor hasil industri;
f. melaksanakan pengawasan dan evaluasi kegiatan ekspor hasil
industri ;
g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Perdagangan Luar Negeri ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 26
(2) Seksi Ekspor Hasil Non Industri mempunyai tugas :
a. menyusun program dan rencana kegiatan ekspor basil non
industri ;
b. melaksanakan bimbingan teknis pembinaan dan
pengembangan ekspor basil non industri ;
c. melaksanakan pembinaan izin/persetujuan ekspor tcrhadap
barang-barang yang diatur dan diawasi, hasil non industri ;
d. melaksanakan pengadministrasian Surat Keterangan Asal
(SKA) dan penunjiikan sebagai Perusahaan Eksportir
Tertentu Non Produsen (PET-Non Produsen);
e. melaksanakan pelayanan informasi, pengawasan mutu
barang ekspor hasil non industri ;
f. melaksanakan pengawasan dan evaluasi kegiatan ekspor hasil
non industri ;
g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Perdagangan Luar Negeri ;
(3) Seksi Impor, mempunyai tugas :
a. menyusun program dan rencana kegiatan impor;
b. melaksanakan bimbingan teknis pembinaan dalam rangka
pengendalian impor ;
c. melakukan kegiatan pembinaan peningkatan kemampuan
pengusaha dalam melaksanakan transaksi dan distribusi barang
impor;
d. melakukan pembinaan pengusaha daiam rangka
pelaksanaan kegiatan impor, terutama kemampuan
menejemen perdagangan luar negeri dan kewiraswastaan serta
penerapan standard mata dagangan impor;
e. melaksanakan pemberian izin/persetujuan impor terhadap
barang-barang yang diatur dan diawasi impornya ;
f. melaksanakan pemantauan dan analisa kegiatan impor serta
pengawasan mutu barang impor ;
g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Perdagangan Luar Negeri ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 27
(4) Seksi Promosi dan Kerjasama Luar Negeri, mempunyai
tugas:
a. menyusun program dan rencana kegiatan promosi dan
kerjasama luar negeri ;
b. melaksanakan penyusunan bahan bimbingan teknis
pembinaan promosi dagang di luar negeri dan kerjasama luar
negeri ;
c. melaksanakan penyusunan bahan bimbingan pengarahan dan
petunjuk teknis dalam rangka pembinaan dan
peningkatan promosi dagang di luar negeri ;
d. mengumpulkan dan mengolah data peserta pameran dan misi
dagang dalam rangka untuk berperan serta pada promosi di
luar negeri ;
e. menyiapkan data dan informasi secara berkala mengenai
perkembangan ekspor dari pengusaha yang telah
mengikuti promosi dagang di luar negeri ;
f. melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan promosi dan
kerjasama luar negeri ;
g. melaksanakan tugas-tugas lain yang di berikan oleh kepala Sub
Dinas Perdagangan Luar Negeri.
Bagian Kesepuluh
Sub Dinas Metrologi
Pasal 36
Sub Dinas Metrologi mempunyai tugas menyiapkan pembinaan
pengelolaan standard/laboratorium, peneraan/pengujian alat-alat
pengawasan dan penyidikan tindak pidana pelangaran Undang-
undang Metrologi Legal (UUML), pembinaan dan penyuluhan
kemetrologian, pengelolaan sarana kemetrologian, serta melakukan
pembinaan Balai Pelayanan Kemetrologian.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 28
Pasal 37
Untuk meiaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
36, Sub Dinas Metrologi mempunyai fungsi :
a. penyususnan rencana/program pembinaan dan pelaksanaan
pengelolaan standar dan laboratorium metrologi yang
meliputi verifikasi/pengujian dan interkomparasi ;
b. pemeliharaan ketelusuran standard dan perlengkapannya
kepusat;
c. penyusunan rencana / program pembinaan pelaksanaan
tera/tera ulang dan kalibrasi alat-alat ukur ;
d. penyusunan rencana/program dan pelaksanaan kegiatan
pengawasan alat-alat ukur, metoda pengukuran dan hasil
pengukuran, serta barang dalam keadaan terbungkus (BDKT) dan
pembebasan tera ulang alatukur ;
e. pengkoordinasian pelaksanaan penyidikan terhadap pelaku tindak
pidana Undang-undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi
Legal ;
f. penyusunan rencana / program dan pelaksanaan bimbingan dan
penyuluhan kemetrologian ;
g. penyusunan rencana / program dan pelaksanaan pengelolaan
tanda-tanda tera serta sarana kemetrologiannya lainnya ;
h. pembinaan pengusaha dan reparatur alat-alat ukur;
i. pengendalian dan memberikan rekomendasi perizinan dibidang
kemetrologian ;
j. pengkoordinasian dan membina pelaksanaan tugas pelayanan
kemetrologian yang diselenggarakan oleh Balai Pelayanan
Kemetrologian ;
k. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Pasal 38
(1) Sub Dinas Metrologi terdiri atas :
a. Seksi Pengelolaan Standard dan Laboratoriurn ;
b. Seksi Pengawasan dan Penyidikan Pelanggaran UUML ;
c. Seksi Bimbingan dan Penyuluhan Kemetrologian ;
d. Seksi Sarana kemetrologian ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 29
(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, yang
berada di bavvah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub
Dinas Metrologi.
Pasal 39
(1) Seksi Pengelolaan Standard dan Laboratorium meinpunyai fungsi :
a. menyiapkan pedoman teknis pengelolaan dan pelaksanaan
veriflkasi, pengujian dan interkomparasj standard tingkat III di
bidang kuran, takaran, timbangan dan perlengkapannya ;
b. menyiapkan pedoman teknis pengelolaan dan
pemeliharaan standard kerja untuk tera, tera ulang dan
pengujian milik Balai Pelayanan Kemetrologian ;
c. menyiapkan pedoman pengelolaan dan pemeliharaan
laboratorium Balai Pelayanan Kemetrologian ;
d. melaksanakan kalibrasi alat ukur metrologi teknis ;
e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Metrologi ;
(2) Seksi Pengawasan dan Penyidikan, mempunyai tugas :
a. menyusun rencana/program pembinaan pelaksanaan kegiatan
pengawasan alat-alat ukur, metoda pengukuran dan hasil
pengukuran ;
b. melaksanakan kegiatan pembinaan pengawasan barang
dalam keadaan terbungkus (BDKT) ;
c. menyusun rencana/program pembinaan kegiatan
penyidikan pelanggaran UUML bekerja sama dengan Balai
Pelayanan Kemetrologian ;
d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Metrologi ;
(3) Seksi Bimbingan dan Penyuluhan Kemetrologian.
mempunyai tugas :
a. menyusun rencana/program kegiatan bimbingan dan
penyuluhan kemetrologian ;
b. melaksanakan kegiatan pembimbingan tatacara
penggunaan alat-alat ukur takar timbang dan perlengkapannya
dan metoda pengukuran dengan bekerjasama dengan Balai
Pelayanan Kemetrologian ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 30
c. melaksanakan penyuluhan di bidang kemetrologian ;
d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Metrologi ;
(4) Seksi Sarana Kemetrologian mempunyai tugas :
a. menyusun rencana/program pengadaan sarana
kemetrologian;
b. melaksanakan pengelolaan dan pengendalian sarana
kemetrologian ;
c. melaksanakan pengelolaan dan pengendalian cap tanda tera ;
d. menyusun rencana/program kerjasama lintas Kabupaten Kota di
bidang kemetrologian ;
e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Metrologi.
Bagian Kesebelas
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 40
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas teknis sesuai bidang keahlian dan ketrampilan.
Pasal 41
(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal
40, terdiri atas sejumlah pegawai dalam jenjang Jabatan fungsional
yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang
keahliannya ;
(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang
ditunjuk oleh Gubernur dan dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas ;
(3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja ;
(4) Jenis Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 31
Bagian Keduabelas
Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pasal 42
Unit Pelaksana Teknis Dinas Perindustrian dan Perdagangan, adalah
unsur pelaksana Dinas di lapangan.
Pasal 43
Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 terdiri
atas :
1. Balai Pengujian Sertifikasi Mutu Barang dan Lembaga
Tembakau berkedudukan di Surabaya ;
2. Balai Pengujian Sertifikasi Mutu Barang dan Lembaga
Tembakau berkedudukan di Jember ;
3. Balai Latihan Industri dan Perdagangan berkedudukan di
Surabaya ;
4. Balai Pelayanan Kemetrologian berkedudukan di Surabaya ;
5. Balai Pelayanan Kemetrologian berkedudukan di Malang ;
6. Balai Pelayanan Kemetrologian berkedudukan di Jember;
7. Balai Pelayanan Kemetrologian berkedudukan di Kediri ;
8. Balai Pelayanan Kemetrologian berkedudukan di Madiun ;
9. Balai Pelayanan Kemetrologian berkedudukan di Bojonegoro;
10.Balai Pelayanan Kemetrologian berkedudukan di Pamekasan;
11.Balai Pelayanan Teknis Industri Logam, Perekayasaan dan
Lingkungan Industri Kecil (LIK) yang berkedudukan di Sidoarjo
;
12.Balai Pelayanan Teknis Industri Keramik yang berkedudukan di
Malang ;
13.Balai Pelayanan Teknis Industri Kulit dan Lingkunga Industri
Kecil (LIK) yang berkedudukan di Magetan ;
14.Balai Pelayanan Teknis Industri Kayu yang berkedudukan di
Pasuruan ;
15.Balai Pelayanan Teknis Aneka Industri dan Kerajinan yang
berkedudukan di Lamongan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 32
Pasal 44
(1) Balai Pengujian Sertifikasi Mutu Barang dan l.embaga Tembakau
di Surabaya dan Jember mempunyai tugas melaksanakan
pengujian dan sertifikasi mutu barang, kalibrasi teknis ;
(2) Susunan Organisasi Balai Pengujian Sertifikasi Mutu Barang dan
Lembaga Tembakau di Surabaya dan Jember sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :
1. Kepala Balai ;
2. Sub Bagian Tata Usaha ;
3. Seksi Jaminan Mutu ;
4. Seksi Pengujian ;
5. Seksi Kalibrasi ;
6. Kelompok Jabatan Fungsional (Penguji Mutu Barang).
Pasal 45
(1) Balai Latihan Industri dan Perdagangan di Surabaya mempunyai
tugas melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan pada dunia
usaha di bidang manajemen dan leknologi eksport import untuk
meningkatkan keahlian dan ketrampilan dalam rangka
pengembangan industri dan perdagangan sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Pemerintah Propinsi ;
(2) Susunan Organisasi Balai Latihan Industri dan Perdagangan
berkedudukan di Surabaya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas :
a. Kepala Balai ;
b. Sub Bagian Tata Usaha ;
c. Seksi Penyiapan Program Diklat dan Evaluasi ;
d. Seksi Pelaksana Diklat;
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 46
(1) Balai Pelayanan Kemetrologian (Surabaya, Malang, Jember, Kediri,
Madiun, Bojonegoro dan Pamekasan) mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan administrsi umum, pemeliharaan standar
keija dan laboratorium, tera / tera ulang dan pengujian alat-alat
ukur, arus panjang dan volume serta ukur ulang dan BDKT ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 33
(2) Susunan Organisasi Balai Pelayanan Kemetrologian cli
Surabaya, Malang, Jember, Kediri, Madiun Bojonegoro dan
Pamekasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdin atas :
a. Kepala Balai ;
b. Sub Bagian Tata Usaha ;
c. Seksi Massa dan Timbangan ;
d. Seksi Ukuran, Arus, Panjang danVolume ;
e. Seksi Ukur Ulang dan BDKT ;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 47
(1) Balai Pelayanan Teknis Indutri Logam, Perekayasaan dan
Lingkungan Industri Kecil (LIK) di Sidoarjo mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan teknis dan transfer teknologi,
perekayasaan dan pengembangan desain, serta menyediakan
sarana usaha industri secara terpadu ;
(2) Susunan Organisasi Balai Pelayanan Industri Logam clan
Perekayasaan dan Lingkungan Industi Kecil (LIK)
berkedudukan di Sidoarjo sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas :
a. Kepala Balai ;
b. Sub Bagian Tata Usaha ;
c. Seksi Litbang ;
d. Seksi LIK ;
e. Seksi Pelayanan Teknis ;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 48
(1) Balai Pelayanan Teknis Industri Kulit dan Lingkungan Kecil (LIK) di
Mageian mempunyai tugas melaksanakan pelayanan leknis dan
transier teknologi, serta menyediakan sarana usah;i secara
terpadu;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 34
(2) Susunan Organisasi Balai'Pelayanan Teknis Industri Kulit dan
Lingkungan Industri Kecil (LIK) berkedudukan di Magetan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :
a. Kepala Balai ;
b. Sub Bagian Tata Usaha ;
c. Seksi Litbang ;
d. Seksi LIK ;
e. Seksi Pelayanan Teknis ;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 49
(1) Balai Pelayanan Teknis Industri Keramik di Malang mempunyai
tugas melaksanakan pelayanan tekms dan transfer teknologi, serta
menyediakan sarana usaha industri ;
(2) Susunan Organisasi Balai Pelayanan Teknis Industn Keramik yang
berkedudukan di Malang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri alas :
a. Kepala Balai ;
b. Sub Bagian Tata Usaha ;
c. Seksi Litbang ;
d. Seksi Pelayanan Teknis ;
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 50
(1) Balai Pelayanan Teknis Industri Kayu di Pasuruan mempunyai'
tugas melaksanakan pelayanan teknis dan transfer teknologi, serta
menyediakan sarana usaha industri ;
(2) Susunan Organisasi Balai Pelayanan Teknis Industn Kayu yang
bekedudukan di Pasuruan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas :
a. Kepala Balai ;
b. Sub Bagian Tata Usaha ;
c. Seksi Litbang ;
d. Seksi Pelayanan Teknis ;
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 35
Pasal 51
(1) Balai Pelayanan Teknis Aneka Industn dan Kerajman yang
berkedudukan di Lamongan mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan dan transfer teknologi, serta menyediakan sarana usaha
industri ;
(2) Susunan Organisasi Balai Pelayanan Teknis Aneka Industri clan
Kerajinan yang berkedudukan di Lamongan sebngaimana
dimaksLid pada ayat (1) terdiri atas :
a. Kepala Balai ;
b. Sub Bagian Tata Usaha ;
c. Seksi Litbang ;
d. Seksi Pelayanan Teknis ;
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 52
Semua unit kerja dilingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi, simplikasi dan sinkronisasi.
Pasal 53
(1) Setiap Pimpinan unit kerja di lingkungan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan, bertanggung jawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan
bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan ;
(2) Setiap Pimpinan unit kerja di lingkungan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan wajib menyampaikan laporan pelaksanaan tugas
secara berkala kepada atasannya ;
(3) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan Unit Kerja dan
bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan
penyusunan lebih lanjut dan petunjuk kepada bawahan;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 36
(4) Setiap Laporan disampaikan kepada pejabat lain yang secara
fungsional mempunyai hubungan kerja.
Pasal 54
(1) Dalam rangka koordinasi dan pemberian bimbingan kepada
bavvahan setiap pimpinan unit kerja mengadakan rapal berkala ;
(2) Setiap pimpinan unit kerja wajib mengawasi bawahannya dan
mengambil langkah-langkah yang diperlukan apabila bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB V
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN
Pasal 55
(1) Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan
oleh Gubernur dari Pegawai Negeri Sipil yang inemenuhi syarat
atas usul Sekretaris Daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku ;
(2) Kepala Bagian, Kepala Sub Dinas, Kepala Sub Bagian, Kepala
Seksi, Kepala Balai dan Kepala Lembaga Tembakau serta jabatan-
jabatan lain di lingkungan Dinas Perindustrisn dan Perdagangan
diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dari Pegawai Negeri
Sipil yang memenuhi syarat atas usul Kepala Dinas melalui
Sekretaris Daerah sesuai dengan "peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 56
Bagan susunan Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan clan
Unit Pelaksana Teknis Dinas sebagaimana tercantum dalam lampiran
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 37
Pasal 57
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah
Propinsi Jawa Timur Nomor 20 Tahun 1994 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrisn dan Perdagangan
Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 58
Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang
mengenai pelaksanaannya akan ditetapkan lebih lanjut oleh Gubernur.
Pasal 59
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan menetapkannya dalam Lembaran Daerah
Propinsi Jawa Timur.
Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal 18 Desember 2000
GUBERNUR JAWA TIMUR
ttd.
IMAM UTOMO. S
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 38
Diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur tanggal 2 Januari
2001 Nomor 4 Tahun 2001 Seri D.
A.n. GUBERNUR JAWA TIMUR
Sekretaris Daerah
ttd.
Drs. SOENARJO, MSi
Pembina Utama Madya
NIP 510 040 479
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 39
SUSUNAN ORGANISASI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR
PROPINSI JAWA TIMUR TANGGAL : 18 DESEMBER 2000
NOMOR : 30 TAHUN 2000
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWATIMUR
NOMOR 30 TAHUN 2000
TENTANG
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
PROPINSI JAWATIMUR
I. PENJELASAN UMUM
Dengari mengacu pada Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, bahwa kewenangan Propinsi sesuai
dengan kedudukannya sebagai daerah otonom meliputi penyelenggaraan kewenangan
pemerintah otonom yang bersifat lintas Kabupaten/Kota dan kewenangan pemerintahan
bidang lainnya, sedangkan kewenangan Propinsi sebagai wilayah administrasi merupakan
pelaksanaan kewenangan Pemerintah yang didekonsentrasikan kepada Gubernur untuk
rincian kewenangan Propinsi di bidang Perindustrian dan Perdagangan sebagaimana diatur
dalam pasal 3 ayat (5) angka 5 terdiri dari:
a. Penyediaan dukungan pengembangan industri dan perdagangan ;
b. Penyediaan dukungan kerjasama antar Kabupaten/Kota dalam bidang industri dan
perdagangan ;
c. Pengelolaan laboratorium kemetrologian.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas perlu dilakukan penataan kembali organisasi
Dinas Perindustrian sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I
Jawa Timur Nomor 4 Tahun 1994 dalam suatu Peraturan Daerah yang merupakan
penggabungan kewenangan antara urusan/kewenangan yang ditangani Kantor Wilayah
Departemen Perindustrian dan Perdagangan dengan Dinas Perindustrian Propinsi Jawa
Timur.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 sampai
dengan 23 :
Pasal 24 ayat (4) :
Pasal 25 sampai
dengan 28 :
Pasal 29 huruf a :
Pasal 30 :
Pasal 31 ayat (1)
huruf c :
Pasal 32 sampai :
dengan 34
Pasal 35 ayat (1) :
huruf c
Pasal 35 ayat (1) :
huruf d
Cukup jelas
Yang dimaksud dengan penyiapan pedoman teknis dan pemberian
perizinan usaha adalah, penyiapan pengaturan dan atau pemberian
perizinan usaha di bidang industri, sepanjang kewenangan masih ada di
Pemerintah Propinsi.
Cukup jelas.
Yang dimaksud dengan penyusunan pedoman teknis dan penyiapan
perizinan adalah pengaturan dan atau pemberian perizinan usaha di
bidang Perdagangan Dalam Negeri, sepanjang kewenangan masih ada
di Pemerintah Propinsi.
Cukup jelas.
Yang dimaksud denganj asa lainnya adalah usaha jasa diluar jasa
umum antara lain Jasa Penilai, Jasa Surveyor, Perwakilan Dagang
Asing, Agen/Distributor, Jasa Makelar, Usaha Sewa Beli, E-Commerce.
Cukup jelas
Yang dimaksud dengan melaksanakan pemberian
perizinan/persetujuan adalah melaksanakan pemberian izin dan atau
persetujuan ekspor, sepanjang kewenangan masih berada di
Pemerintah Propinsi.
Yang dimaksud dengan melaksanakan pengadministrasian Surat
Keterangan Asal (SKA) dan penunjukari sebagai Eksportir Tertentu
(PET_Produsen) adalah pengadministrasian SKA dan PET-Produsen
sepanjang kewenangan masih berada di Pemerintah Propinsi.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 2
Pasal 35 ayat (1) :
huruf e
Pasal 35 ayat (2) :
huruf c
Pasal 35 ayat (2) :
huruf d
Pasal 35 ayat (2) :
huruf e
Pasal 35 ayat (2) :
huruf e
Pasal 35 ayat (2) :
huruf f
Pasal 36 sampai :
dengan 59
Yang dimaksud dengan Pengawasan Mutu adalah pengawasan
administrasi mutu barang yang dipersyaratkan untuk ekspor.
Yang dimaksud dengan melaksanakan pemberian
perizinan/persetujuan adalah melaksanakan pemberian izin dan atau
persetujuan ekspor sepanjang kewenangan masih berada di
Pemerintah Propinsi.
Yang dimaksud dengan melaksanakan pengadministrasian Surat
Keterangan Asal (SKA) dan penunjukan sebagai Eksportir Tertentu
(PET_Non Produsen) adalah pengadministrasian SKA dan PET_Non
Produsen sepanjang kewenangan masih berada di Pemerintah
Propinsi.
Yang dimaksud dengan Pengawasan Mutu adalah pengawasan
administrasi mutu barang yang dipersyaratkan untuk ekspor.
Yang dimaksud dengan pemberian izin persetujuan adalah pemberian
izin dan atau persetujuan impor sepanjang kewenangan masih berada
di Pemerintah Propinsi.
Yang dimaksud dengan pengawasan mutu barang adalah pengawasan
administrasi mutut barang yang dipersyaratkan untuk barang impor.
Cukup jelas.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 3