ttttuu ilx{ii llturlr] pewffiffi#mm...g. mengukur, menghitung dan nlenggambar beda tinggi dengan...

148
ttttuu ilx{iI llturlr] pEwffiffi#MM ffi& ffire %WffiWMffi t ', '&" -i,. : ! i -.*

Upload: others

Post on 26-Feb-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ttttuu ilx{iI llturlr]

pEwffiffi#MMffi& ffire%WffiWMffi

t','&"

-i,.

:

!i

-.*

-t-'-

PEKERIAANDASARSURUEI

Triono Budi Astonto

@W

PENERBIT KANISIUS

: : ;+;",=-*

f

Pekerjaan Dasar Survei

0:&]ti

'.- Kmisiu-ilfil1

P E\ E RB IT KANISruS (Anggota IKAPI)

"r. Cempaka 9, Deresan. Yogyakarta 55281

Kotak Pos 1l25Yk, Yogyakarta 55011

Telepon (027 4) 5 887 8 3, 56599 6; F ax (027 4) 5633 49

E-\{ail: [email protected]

kanissrn@yogya. wasantara.net. id

Cetakan ke- 5 4

:^ ,.

tsBN 979-672-512-6

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Dilarang memperbanyak karya tulis tni dalam bentuk dan dengan cal'a apa pui1.

termasuk fotokopi. tanpa izin tertulis dari Penerbit.

; )h rlrA, J(l: Pcr\ JIX'..t1r k rl.,,r'.. \i'!. Ji,rli!

0l

KATA PEIIGAI{TAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas terselesaikannya tulisan ini. Buku ini

dipersiapkan untuk membantu sisu a dan guru dalam mengajar dan memahami materi pelajaran di sekolah. Buku

ini memberikan tuntunan yang sinekat dan jelas mengenai masalah sunei. dilengkapi dengan contoh-contoh

iembar kerja yang telah dikeqakan di lapangan. Contoh itu dipilih secara cermat berdasarkan bobotnya, mulai

y'ang mudah sampai sulit. Keberhasilan contoh-contoh pengukuran ini telah terbukti dapat memberikan manfaat

bagi siswa dalam memahami pekeqaan survei.

Harapan penulis buku ini dapat membantu para guru dalam menjelaskan maten dan membantu siswa dalam

memahami setiap permasalahan dengan melihat contoh-contoh peke{aan ,vang telah ada dalam buku ini.

Tak lupa kami mengucapkan banvak terima kasih pada pihak lain yang telah membantu dalam penulisan dan

penerbitan buku ini. Saran-saran dan pembaca sangat kami harapkan demi sempurnanya buku ini.

Yogyakarta, Mei 1999

Penulis

DAFTAR ISItg€itiE"ts{i!+E:F.i:Eii+W

KATA PENGANTAR

DAFTARISI

BAB I. PENDAHULUANLatihan

B \B II. MEMBUAT GARIS LURUS DENGAN ALAT SEDERHANA

A. Syarat-Syarat Pembuatan Gans Lurus

B, Sumber-Sumber Kesalahan Pembuaun Garis

C. Teknik Pembuatan Garis Lurus

D. Membuat Garis Lurus

Latihan

BAB III. MENGUKUR JARAK DE\GA\.\IAT SEDERHANA

A. Jenis Alat Ukur Jarak dan Sr arat Penggunaannya . .

B. Sumber-Sumber Kesalahan pada Pengukuran Jarak

C. Pemeliharaan Alat Uktr Jarak densan Pita Ukur

D. Mengukur Jarak DaurE. Mengukur Jarak yang Tidak Dapat Secara LanesungTerhalang

F. Mengukur Jarak pada Tanah \linngLatihan

BAB IV. MENGUKUR BEDA TINGGI DE\G.{\.{L{T SEDERHANA

A. Pengertian Penyipat Datar densan .\lat Sederhana

B. Tujuan Penyipat Datar dengan AIat Sederhana

C. Jenis Alat dan Syarat Pengukuran Beda Tingginya

D. Rumus Hitungan Beda Tinggi

E. Sumber-sumber Kesalahan Pengukuran Beda Tinggi dengan Alat Sederhana

F. Teknik Penggambaran Hasil Pengukuran Beda Tinggi

G. Mengukur, Menghitung dan Nlenggambar Beda Tinggi dengan Alat Sederhana

Latihan

BAB V. MENGUKUR BEDA TINGGI DENGA\ AIAT SIPAT DATAR

A. Pengertian Sipat Datar

B. Jenis-Jenis Pengukuran Sipat Datar

C. Syarat-syarat Alat Sipat Datar

D. Sumber Kesalahan Pengukuran Beda Tinggi

E. Teknik Pengukuran Beda Tinggi

F. Teknik Perhitungan Beda Tinggi dengan Alat Sipat Datar

G. Teknik Penggambaran Hasil Pengukuran Beda Tinggi

H. Mengukur, Menghitung dan Menggambar Beda Tinggi dengan Alat Sipat Datar . ..

\l

5

I

6

7

Lurus

1

7

8

12

30

3l

3l36

38

38

44

47

64

66

66

67

68

75

7',|

18

80

106

107

t0T

108

108

115

17118

123

125

140

141DAFTAR PUSTAKA

I

BAB IPEI{DAHULUAN:t],::ii:inrritr_ri;itil;i.iiii!i.:ii.

i:i:irilri:i:iii_::i::- ::,.==\Siili:trtt1i,:

Pekerjaan dasar sunei adaiah neii.!3an vang dilakukan guna menentukankedudukan titik-titik arau penssambar:: \:rdaan fisik yang terdapat di permukaanbumi.

Secara umum tujuan dari pekerr":- i-:.._ adalah:

l. menentukan panjang, arah. ;,:. r::-J-kan posisi dari suatu garis yangmerupakan batas dari suaru iu.:. ":;,i.2. menentukan posisi sembaranr r::*r ', -g berbeda di atas permukaan bumi;

3. menentukan letak ketin_egia:-,. : ;. ... >-;:- :::ik di atas permukaan tanah denganberpedoman pada permukl:,-, :.: :-: '. -: :enang:

4. menentukan bentuk dan rel :: t,:t-.-r-- :;1.]i.

Manfaat dari pekerjaan sjn.. sr:,i::::-.::a:,,ak sekali. antara lain untukmenentukan batas-batas tanah dan :ier. ..--:.'. : sl-:: .].:..ar perencanaan peker;'aan

konstruksi dalam pembuatan lai;:. :c-::-:::: ::l::':- :c:L'angunan seduns.pembuatan saluran irigasi dan iain-larn.

Beberapa ketentuan umum 1,ang dieunakan ,jaian rrekenaan sunei akan di-uraikan pada bagian ini.

Ukuran panjang dinyatakan dalam dua sistem r airu sistem Metrik dan sistemBritish.

1. Metrik: lkilometerI hektometer

1 dekameter

I meter

1 desimeter

I sentimeter

2. British: lmileI yard

I feet

I inchi

1 feet

lmlcm

Ukuran luas yang digunakan, dalam pekerjaan survei yaitu:

I m2, I are = 100 m2. I hektar : 10.000 m2, dan I km: 106 m2.

: l0 hektometer

= l0 dekameter

= 10 meter

= l0 desimeter: l0 sentimeter

= l0 milimeter: 1760 yard

=3feet(11'ard:3'): 13 inchi ( 1': 12" )= 2,54 cm:0,3049 m= 3,23A23 feet= 0.397 inchi

Pekerjaan dasar sur-

t ei meliputi pengukuran ja-rak, pengukuran beda ting-

gi, menentukan garis lurtt:.

dan menghirung beda tinggi.

Pckerj oun dasot' sun e i j t,;.;

nel i p r r i kegiaton petrgtrkw-

ort trnttrk mendopatkatt duttt

,li lopunean. pekerjaon pcr-hitungan dan pengctlahan

dttttt .t'ong clipt'rnleh tltrtiIto:il petrErkut'an. dott pe-

kerj aan menggombor hasil-

htts i I perh i tu ngo n dtta-data

.\'ong (lipcrolclt Llori pt trg-

ukuron.

Skala adalah perbandingan antarajarak di atas peta danjarak yang sama di atas

permukaan bumi. Misalkan:

1. skala i :l-i.000 artinia lkm:4cmdandinamakanpeta4cm,2. skala I : 50.000 artin)'a 1 km:2 cm dan dinamakan peta 2 cm, dan

3. skala I : 100.000 artinra I km: 1 cm dan dinamakan peta I cm.

Peta adalah bayangan ranu diperkecil dari sebagian besar atau sebagian kecil

permukaan bumi. Jenis peta berdasarkan skalanya dibagi menjadi tiga.

l. Petateknikataupetarencana,lensatr skala 1 :5.000daniebihbesar1agi 1 : 100

atau 1 :50.

2. Peta topografi skala 1 : 10.000 sampai 1 : 200.000.

3. Peta geografi dengan skala I : 200.000 dan lebih kecil lagi 1 : 50.000 atau 1 :

200.000.

Secara garis besar. pckerjaan survei mempunyairuang lingkup yang luas. Dalam

bidang teknik sipi l. m..l i puti pekerj aan-pekerj aan untuk pembuatan gedung-gedung,

pembuatan jembatan. perencanaan bendungan/irigasi, dan lain-lain. Dalam garis

besarnya, kegiatan pengukuran menjurus pada kegunaannya, sebagai berikut'

1 . Pengukuran kadaster. yaitu unruk memperoleh gambar batas dari dua buah persil,

mengetahui luas persil, dan lain-lainnya.

2. Pengukuran topografi, yaitu untuk memperoleh gambar topografis suatu areal

atau persil, mengetahui posisi benda-benda alam atau buatanyangterdapat pada

permukaan bumi dan lain-lainnya.

3. Pengukuran teknik sipi1, yaitu pengukuran untuk keperluan teknik sipil,

pembangunan gedung-gedung, dan lain-lainnya. Termasuk di dalamnya rute

dan pengukuran-pengukuran bau'ah tanah.

1. Pengukuran fotogrametri, yaitupekerjaan pengukuran yang salah satuunsurnya

menggunakan foto udara.

5 . Pengukuran hidrografi, yaitu pengukuran untuk memperoleh gambar permukaan

dasar laut. dan lain-lainnya. Selain itu, terdapatjuga pekerjaan pengukuran untuk

menselahui kecepatan arus sungai dan arus laut.

Mencan titik di lapangan adalah suaru pekerjaan pengukuran yang hasilnya

nanti akan dieambar. Sebelum titik diukur. hasil pengukuran diberi tanda terlebih

dulu sehingga dalam pengukuran tanda mudah dilihat dari dekat atau dari jauh.

Dalam pengukuran \,ang terpenting adalah pengukuran titik-titik baik yang sudah

ada atau baru mencan.

Alat pemben tanda titik di lapangan bermacam-macam bentuknya, antatalain

sebagai berikut.

a. Jika titik tersebut hanya dipakai saat pengukuran itu saja, sifat titik ini

sangat semenrara maka disebut titik sementara. Alat untuk memberi tanda

titik tersebut dapat berupa jalon atau rambu ukur'

b. Jika titik tersebut, setelah pengukuran akan dilanjutkan lagi pada hari yang

akan datang atau hari berikutnya, sifat titik ini setengah sementara maka

disebut sebagai titik semi sementara/semi permanen. Alat untuk memberi

tanda titik ini dapat berupa jalon yang ditancapkan, diambil, dan diganti

dengan patok-patok ka1u.

I

,[

"_<

c. Jika titik tersebut setelah pengukuran selesai, akan digunakan sebagai tanda

untuk selamanya harus ada, sifat titik ini adalah tetap maka disebut sebagai

titik teup/permanen. Alat untuk memberi tanda ini berupa bekas jalon yang

ditancapkan, diambil dan diganti dengan pemasangan batu atau beton.

Titik itu sendiri diartikan sebagai posisi dan letak titik yang bersangkutan.

Jenis-jenis titik dalam pekerjaan survei ada beberapa macam yaitu:

1) Titik awal adalah posisi atau letak yang dipakai 'ebaeai

penentu posisi

titik selanjutnya. Dengan demikian. titik ari al ha--;-s diketahui terlebih

dahulu.. 2) Titik ikat adalah titik yang bersama-sama mem'nu_r"; kerangka dasar

baik dalam arah horizontal maupun renrka. Tr::N ::.- J.r'e::Ciar ke

seluruh sektor daerah pen-zuLrrran c3:s.r '\3:i.::ll: \3lq !e-:3.3) Titik detail yairu elemen auu i:rsiir gambar \ang parut drpindahkrn

ke atas peta.

Titik-titik detail diikar .-rleh titik ikat yang terdapat padanya.

4) Titik datum 1.airu titik tundamental yang merupakan awalperhitungan

selanjutnya.

Tanda titik yang bersifat tetap ini selalu dipakai dalam peke{aan peng-

ukuran. Karena selalu dipakai maka tidak boleh rusak dan dipakai

sebagai pangkal pengukuran.

Bahan-bahan yang dipakai untuk membuat titik tetap harus bahan yang

tahan lama dan kuat, biasanya terbuat dari bafu, beton, atau batang

besi. Syarat-syarat tanda titik tetap adalah harus mudah dilihat dari

jauh dan tidak boleh berubah-ubah.

Dalam peke{aan survei banyak sekali peralatan yang digunakan. Akan tetapi,jenis-jenis yang disebut adalah alat-alat yang dipakai pada saat pengukuran pen-

dahuluan. Adapun untuk peralatan pengukuran jarak dan lain-lain disebutkan dalam

setiap memulai pembahasan.

Jenis-jenis peralatan sun ei meliputi:

l. Jalon

Jalon adalah tiang atau tongkat yang akan ditegakkan pada kedua ujung jarak

yang diukur. Jalon terbuat dari kayu, besi (pipa besi), yang merupakan tongkat ber-

penampang bulat atau segitiga sama sisi dengan sisi 4 cm. Agar keiihatan terang

dan dapat dilihat dari jauh maka diberi wama merah putih menyolok. Selang seling

merah dan putih ini sekitar 25 cm - 50 cm. Pada bagian bawah jalon diberi sepatu

besi agar tidak cepat rusak.

Jalon dapat pula berfungsi untuk menemukan kernbali titik yang berada di

kejauhan, misalnya untuk diarahkan kepadanya dengan sifat datar, Panjang jaion

yaitr 2 atau 3 meter dengan tebalnya kira-kira 30 mm (3 cm). Bentuk jalon bulat

lebih banyak dipakai karena sudut pandangan dari semua arah adalah sama.

Syarat-syarat pemasangan jalon dalam pekerjaan survei adalah:

a. Pemancangan jalon harus tegak lurus, artinya harus merupakan proyeksi dari

titik. Titik disini bukan tegak lurus menuju permukaan bumi tetapi tegak lurus

terhadap titik pusat bumi atau searah dengan tarikan bumi.

IIII

ilGamhar l. l. Jalon

c.

d.

Mendirikan jalon di atas permukaan tanah yang lembek dilakukan dengan

kedalaman t 50 cm, sedangkan pada tanah yang keras dapat dibantu dengan

kaki besi.

Menancapkan jalon harus tepat di atas titik yang akan diambil pengukurannya.

Pemancangan jalon pada tanah yang miring untuk menentukan tegak lurusnya

harus menyesuaikan keadaan sekelilingnya, misalnya dengan patokan tegak

Iurus pada pohon didekatnva.

Untuk menyetel jalon agf,r takln benar-benar tegak lurus dapat dilakukan dengan

cara:

l) bantuan sebuah untln{-unirn{:

2) menggunakan sebuah nir o atau \\'aterpass;

3) membidikkan tepi lalon rerhadap garis-garis tegak lurus yang terdapat di

sekitamya (sudut rumah dan sebagarnl a ).

2. Patok

Patok dalam pekerjaan surveiberfungsi unnrk memben tanda batas jalon, dimana

titik setelah diukur dan akan diperiukan lagi pada rvaktu lain, misalnya tanda

bangunan, jalan raya, pengairan dan sebagainya.

Patok biasanya ditanam di dalam tanah dan yang menonjol antara 5 - 10 cm,

dengan maksud agar tidak lepas atau mudah dicabut, dan mudah dilihat dari jauh

maupun dengan tanda yang lain. Patok umumnya ujungnya dibuat runcing untuk

meniudahkan pemasangan.

a. Patok kayu

Pltok 1,'ang terbuat dari kayu, berpenampang bujur sangkar atau persegi dengan

,.,i,.rr3n = 50 mm r 50 mm, dan bagian atas diberi cat. Titik ukur yang akan

C:::::1..:k:n ditanclai pada kepala patok dengan titik potong diagonai yang akan

diraii, :n-: dr,nqan menancapkan paku. Patok kayu sifatnya Sementara.

b. Patc,k :::.': :lau besi

Part x r.:- :erbuat dari besi atau beton biasanya merupakan patok tetap yang

mlsin "^,: ;;pakai kembali dirvaktu-*aktu mendatang. Patok ini terbuat dari

bah.:r :::::-.::lu keras yang bila ditancapkan tidak akan mudah terganggu.

Patr.k-:,:.,. :3ttrn di tepi sungai biasanya memiliki tinggi sekitar 60 cm di atas

tanah.

3. Rsrnbu L kur

Rambu ukur danat terbuat <lari kavu. campuran alurnunium yang diberi skala

pembacaan.Lk-uranieb::nr3=Jsll.oanlanuantaralm-5mpembacaandilengkapi

dengan angka Oan me:r':. ie:illl3:t':. si:l::lllr'k-i rJ3l.l n',tlimeter'

Rambu ukur ini merupakan ti:tk semerl:r: di iapanean pada saat pengukuran.

Biasanya alat ini merupakan perlengk:nan pentukuran dengan menggunakan alat

sipat datar.

Rambu ukur didirikan cli atas titrk r ang telah ditentukan secara tegak lulus

dengan bantuan nivo atau untins-unting'

4. Puncung Kawat (Pitts)

Pancang karvat terbuat dan besi atatt katr at panjangnya 10 cm - l8 cm' Bagian

ujgng pancang kawai rjrbuat nrncins dan yang lain dibulatkan untuk memudahkan

ffilil,l

tiiW

Ganbar 1.2.

Pusak kat,u tlon bamhrr

Gitnthar l.-i.Rttnirtr tthir.

q

pembawaan. Pancang kawat digunakan untuk memberi tanda pada ujung pita ukur

antara kedua ujungjarak yang diukur. Pacang kawat digunakan pula sebagai pem-

bantu langkah pengukuran untuk menghindarkan kesalahan dalam menghitung pada

pengukuran jarak yang panjang. Cara menggunakan pancans kau'at dalam peng-

ukuran jarak adalah dilakukan oleh dua orang dan orang penama di muka menancap-

kan di atas titik pada ujung pita ukur dengan tanda O.

5. Unting-unting

Unting-unting terbuat dari besi atau kunin-ean be$e::,s r3:-. -: delean uiung

bawah lancip dan di ujung atas digantungkan pada -:';. -:.Unting-unting berguna untuk memprol'eksik:: i-lr* i irr. rici l:r. :k:: di

permukaan tanah atau sebaliknya. fuah unting--:.: :._- t:c; r;rt.:-.li :enrpai :ir.rhsejajar dan mengarah ke titik pusat bumi.

Unting-unting cukup digantun-ekan ::Ji .r.:ir-Lulrer rans akan ditentukan

kedataran atau kevertikalannya, atau un:-ii ::emrndahkan suatu titik tegak lurus

dari atas ke bawah atau sebaliknva.

6. llivo (Kotak dan Tabung)

Terdiri dari kotak gelas r ang dusr alkohol. Bagian kecil kotak tidak berisi zat

cair sehingga kelihatan ada gelembung. \iro akan terletak tegak lurus pada garis

tengah vertikal bidang singgung di trtik tengah bidang lengkung atas dalam nivo

mendatar.

Pada pengukuran mendatar maupun tecak sumbunya harus saling tegak iurus,

maka untuk mencapai keadaan ini digunakan niio.Pada penentuan tegak lurus jalon. dapat dilakukan dengan menempelkan nivo

padajalon dan dilihat dan diatur agar nir o selalu di tengah-tengah dan dengan demi-

kian berartijalonnya adalah tegak lurus.

Untuk menghindari kerusakan alat setelah digunakan maka setiap selesai di-pakai dilakukan perawatan dan pengidentifikasi alat-alat yang telah digunakan.

1. Setiap alat diberi nomor sendiri-sendiri sebagai tanda pengenal.

2. Penyimpanan alat harus tetap, di tempat yang teduh tapi tidak lembap.

3. Bagi peralatan kawat, sekalah lebih dahulu dengan kain kering dan diolesi

dengan minyak.

4. Penyimpanan jalon, dengan posisi berdiri, ujung bagian yang runcing diletakkan

di bawah.

5. Penyimpanan pancang kawat diusahakan dalam satu ikatan dan terlebih dahulu

diolesi minyak agar tidak berkarat.

Gtmhar 1.4.

L'trt iug-trnting

-

'ri.,L*lfifi*n

Juwablah pefronltssn di bawsh ini dengan benar!

1. Sebutkan tujuan dan manfaat pekerjaan survei secara umum!2. Apa l ang dimaksud dengan titik sementara dan alat apayangdigunakan untuk

memben unda pada titik tersebut?

3. Apa fungsi titik datum?

4. Sebutkan jenis-jenis peralatan survei dan bagaimana cara penggunaannyat.

5. Apa fungsi unting-unting?

6. Bagaimana cara merawat peralatan survei agar tidak cepat rusak?

BAB IIMEMBUAT GARIS LURUS.$JHB

DENGANFL-sEB.lEtu'-Hi ]l!1.r.\Biti!-E .=.=

ALAT SEDERHANAiffiBffi

=1i.=.:=====i-+t:S

Untuk menggambar sebuah garis tertentu diperlukan dua buah titik. Oleh karenaitu, untuk menentukan sebuah garis yang benar-benar horizontal diperlukan duabuah titik sama tinggi. Menentukan titik-titik di lapangan tentu saja tidak sama dengan

menentukan titik pada sehelai kertas gambar. Bagaimana menenrukan suatu titikhingga membuat garis lurus di lapangan yang berpermukaan tidak rata sama sekali?

A. Syarat-Syarat Pembuatan Garis Lurus

Pembuatan garis lurus memerlukan keteiitian dan ketepatan. Dalampelaksanaanpembuatan garis, kita harus memperhatikan syarat-syarat utamanya, sebagai berikut.

1. Salah satu titik tersebut dapat dilihat. Jika kedua titik tidak dapat dilihat garis

tidak bisa dibuat. Dengan satu titik saja terlihat, titik yang lain dapat dibentukdengan metode-metode tertentu.

2. Digunakan alat bantu berupa jalon, untuk mencari titik-titik yang akan dibuat.Jalon membantu pembidik mengarahkan ke sebuah titik tertentu.

3. Letak jalon harus tegak lurus. Agar benar-benar berdiri tegak lurus dapat dibantudengan unting atau nivo yang ditempelkan pada jalon yang dipegang.

4. Dilakukan pengulangan sebagai kontrol untuk memperkecil kesalahan yangdapat ditempuh dengan mengulangi pengukuran.

5. Pembidikan dengan mata satu, dalam membidik syaratnya mata kedua harusdipejamkan atau ditutup. Dengan dua mata kesulitan membidik jalon satu denganjalon yang lain.

o. Letak titik yang dibidik tidak terlalu jauh. Bila terlalu jauh ketajaman mataberkurang gunakan jarak-jarak dengan kelipatan yang sama.

Sr arat-syarat di atas adalah syarat secara umum yang harus dilaksanakan dalam:rembuat garis lurus, sedangkan syarat yang bersifat teknis seperti jumlah per-sonal, peralatan dan metodenya, dibahas dalam teknik pembuatan garis lurus.

B. Sumber-Sumber Kesalahan Pembuatan Garis Lurus

Kesalahan terkadang terjadi dan biasanya disebabkan oleh tidak dilaksanakannyasyarat-syarat utama pembuatan garis lurus di antaranya sebagai berikut

\

1. Pemasangan jalon tidak atau kurang berdiri tegak lurus, bisa condong ke samping

kanan atau ke kiri. Jalon yang tidak berdiri tegak lurus dapat mengurangi

ketelitian dan ketepatan pengukuran. Untuk mengatasinya jalon di beri nivo

atau untins-unting ) eng diganrungkan.

\lembidik jalon terlalu dekat. sebaiknya jarak antara mata pembidik dan jalon

kira-kira + 30 cm, kalau kurang dari 30 cm, dikhawatirkan yang terlihat besar

hanyajalon yang di depannva, sehinggajalon yang ada di titikjauh tidak begitu

terlihat.

Hasil bidikan tidak dikontrol dari titik yang lain. Dari satu titik dapat dilihat

bahwa titik yang dibuat dalam satu garis mengarah ke titik yang dituju, sedangk-

an kalau dilihat dari titik yang lebih depan melihat ke belakang, temyata ada

yang tidak tepat, jadi pengontrolan harus dilakukan.

Posisijalon tidak sama antara saat bidikan dengan saat penancapan. Pada saat

membidik posisi jalon berada di atas tanah dan tidak menempel permukaan

tanah, untuk memudahkan mengukur dan ketaklurusan, setelah tepat dalam

membidik baru ditancapkan.

Ujung bangunan terlihat bias. Pada pengukuran yang menggunakan ujung

bangunan sebagai titik, ujung bangunan (tembok siku) tentu akan bias karena

warna cat yang sama.

Letak antara titik terlalu jauh. Pada titik yang terlalu jauh jalon yang dibidik

akan terlihat kecil sekali, hasil bidikan tidak teliti lagi.

Pada pembuatan garis yang sudah panjang akan terjadi penyimpangan dan akan

menjadi semakin besar, salah satu cara yang tepat adalah mengulangnya secara

teratur terhadap hasil bidikan.

Pada pengukuran terhalang rintangan, pembuatan garis banflr/penolong tidak tegak

lurus garis semula, selisih sedikit saia, hasil yang didapat akan menyimpang.

1

1

4.

8.

5.

6.

7.

C. Teknik Pembuatan Garis Lurus

Pelaksanaan pembuatan garis Iurus dalam setiap permasalahan memerlukan

teknik tersendiri. Misalnya, pada tanah datar dan tidak datar diperlukan teknik yang

berlainan untuk membuat garis lurus..

l. Pembuatun Garis Lurus

Garis lurus biasanya dibuat dengan cara menempatkan jalon di antara atau di

tengah kedua titik. Hal ini merupakan peke{aan yang tidak begitu rumit bila dilaku-

kan pada tanah yang datar. Misalnyaantara titik A dan titik B dipasang jalon C,

pemasangan dapat dilakukan oleh dua orang. Kedua orang menjaga agar kedua jalon

berada dalam saru garis.

,.-NtlLlK

Sadan PelPustakaao

?l"rt"tt Jawa Timur

Gambar 2.1.

Pembuatan garis lurus dibantu dengan beberapa jalon, cara pengerjaannya adalah

sebagai berikut: (1) memasang jalon di atas titik A dan titik B. jalon harus tegak

lurus; (2) memasang jalon lain sembarang di antara trtik A dan titik B misalnya di

titik C; (3) dengan cara jalon masih terangkat oleh tangan, bidik jalon C dengan titikkelurusan dijalon A dan B. Hal ini dilakukan dengan cara orang pertama di belakang

titik A dan orang kedua memegang jalon C; (4) dengan cara vang sama, diulangi

langkah di atas untuk memasang jalon D dan E dan seterusnl a sesuai kebutuhan.

). .llemperpunjang Garis Lurus

Untuk memperpanjang garis A B dapat dilakukan oleh dua orang dengan cara:

(1) tancapkan jalon di titik A dan titik B; (2) orang pertama mengambil tempat dr

belakangjalon A dan mengarahkan penglihatannya kepada B; (3) orang kedua berdin

di atas titik C dan memegang jalon (4) orang pertama membidik jalon A dan B. dan

memberi perintah pada orang kedua untuk menggeser jalon. Bila sudah tepat di-

tancapkan ke tanah titik dengan demikian jalon A, B, C berada dalam saru garis

':rus dan lebih baik diperiksa lagi. Apabila kita ingin memperpanjang garis lagi,

dapat dilakukan dengan berdiri di depanjalon B dan mengulanei langkah-langkah

di atas.

ftl IIltA B C (]amhcn'2.)

Perpanjangan garis lurus dapat pula dilakukan oleh saru orang. dilakukan dengan

cara meletakkan jalon di atas titik A dan B. Letakkan jalon di depan titik B, dengan

penglihatan diarahkan ke titik B A, bidik dan luruskan jalon C sambil mengarahkan

ke titik BA. Bila dilihat sudah tepat segaris jalon C ditancapkan, sehingga jalon A,

B, C. berada dalam saru garis lurus.

IIIfIGamhar ).3.

3, Pembuatun Garis Lurus Antura Dua Titik Bangunan

Pada pekerjaan tertenfu, titik A dan titik B masing-masing merupakan suatu

bangunan. Bila digunakan kedua cara di atas, yang dapat dilakukan adalah mem-

bongkar salah satu bangunannya terlebih dahulu. Maka harus digunakan dengan

cara tersendiri. yaitu dengan cara: sudut-sudut bangunan dianggap sebuah titik-titikpengukurarr A dan B, letakkan dua batang jalon di titik C dan D. Orang pertama di

titik C membidik ke titik B dan memberi perintah kepada orang kedua di titik Duntuk menggeserkanjalon yang ditancapkan; orang kedua berada di belakangjalonD membidik ke titik A dan memberi perintah kepada orang pefiama di titik C untuk

{D

menggeserkan jalon dan diuncapkan. Demikian seterusnya secara bergantian hingga

titik DCA dan CDB membentuk sebuah garis lurus.

4, Pembuatan Titik Potong di antsra Dua Garis Lurus

Pengukuran yang di maksud adalah titik potong yang di minta, sehingga

pengukuran harus mempunyai tehnik tersendiri, caranya adalah:

l.H'''

Gambar 2.5

Setelah jalon di titik P, Q, R, S ditancapkan. orang pertama berdiri di belakang

jalon P dan membidik ke titik Q dengan memerintahkan orang ketiga untuk

menempatkan jalonnya pada bidik P Q di titik A, orang kedua berdiri di belakang

jalon R dan membidik ke titik S dan menruruh orang ketiga untuk menggeserjalonnya

tepat pada bidikan RS di titik .\. Ganti orang pertama memerintah orang ketiga

supaya menegeser jalonni a pada trtik P, Q di titik A. Dernikian seterusnya hingga di

dapat jalon A se_saris titik PQ dan segaris dengan RS. Akhimya, titik A merupakan

litik potong antara gans lurus BQ dan RS.

5. Pembuatsn Garis Tegak Lurus

Pada saat pengukuran sehubungan dengan pembangunan jalan, saluran air dan

lainnya seringkali harus menentukan garis-garis tegak lurus pada garis-garis yang

ditetapkan. Biasanya akan terjadi dalam mengukurprofil-profil melintang yang selalu

harus diambil tegak lurus terhadap AS jalon. Untuk memperoleh garis pengukuran

tegak lurus dari suatu titik tertentu dapat dikegakan dengan metode-metode:

a. digunakan teori Pythagoras, biasanya digunakan perbandingan 3 : 4 : 5

sehinga titik AC adalah tegak lurusnya. Biasanya untuk menentukan garis

tegak lurus yang jaraknya sangat pendek;

,lA!

T

d

l0

Ganbar 2.6

b. digunakan segitiga sama kaki, pita-pita di tempatkan pada titik B dan C

yang jaraknya dari titik pada garis pengukuran. Apabila pita-pita diren-

tangkan maka BD: CD. Dan di titik D terleuk pada garis tegak lurus A;

c. dengan membagi pita ukur menjadi tiga bag:ar:. 1a::: ::':-ri :K'r:',jangnya 100 meter, jarak A-B ditentukan sebe':: i,' :.. ,::.: iirenunskan

di garis AC sebesar 42 m, dan CB = -11 - -< ! = .' r,' n. \C aclah gans

tegak lurusnya.

Gambar 2.8.

6. Pembuatan Garis Lurus pada Tanah yangTidak Datar

Cara membuat garis lurus, apabila talrrn \ tidak dapat dilihat dari B karena

terhalang suatu rintangan akibat tanahnra \arg :rdr* ;::ar adalah sebagai berikut.

Titik A tidak dapat dilihat dari titik B. tetapi k:c:r rrrrk tersebut terlihat dari titik Catau D. Misalnya untuk pen-eukuran gans s;-,i,-r'bu tcro\\ongan. Caranya, buat garis

yang berdekatan garis AB vaitu C B dan ditempatkan titik D. Tarik garis dari D, ke

titik A dan jalon di titik C dipindahkan ke trtik C, yang terletak pada garis D, A.

Kemudian tarik garis dari titik C, ke titik B dan tancapkan jalon di titik D, lalu

dipindahkan ke titik D, pada garis C. A. Demikian seterusnya hingga garis CD terletak

pada garis pengukuran AB.

7. Pembuatsn Gsris Lurus yang Terhalang oleh Rintangan

Apabila titik-titik ujung tidak dapat dilihat dari titik antara, ada beberapa metode

untuk menyelesaikannya.

a. Pasanglah titik jalon di titik A dan B garis-garis tegak lurus pada AB. Buat

kedua garis tegak lurus sama panjang, Dan didapatkan AE = EF. Bidiklah dari

garis EF dan didapatkan titik G dan H. Pasang garis-garis tegak lurus G dan H.

titik yang dibenruk oleh tegak lurus GH dibuat sama panjang dengan AE dan

BF, dan didapatkan titik C dan D. Maka garis ABCD segaris.

ll

Ganbar 2.12

Gambar 2,10

b. Pada cara kedua ini carilah titik D

di lapangan, sehingga titik A ke-

lihatan dari titik D.

Tariklah garis AD' yang melewati rintangan, tentukan titik B dan suatu garis

BB'yang tegak lurus pada AD. Tentukan di titik c dan titik D dari garis AD

tegak lurus AD. Ukur panjang masing-masing. Hitung dengan perbandingan

AB : BB,: AD : DD.

c. Bila titik ujung A dan B tidak dapat dilihat dari titik

antara,diselesaikan dengan menentukan titik B' dimana

AB' tegak lurus BB dan jarak AB' dan BB' diukur de-

ngan menghitung AB.

D. Membuat Garis Lurus

Untuk mendapatkan suatu garis lurus diperlukan alat-alat, petunjuk, langkah

kerja dan perhitungan yang tepat. Setiap kegiatan peiaksanaan pengukuran memiliki

karakteristik tersendiri.

1. Membuat Gsris Lurus Antars Duu Titik

Pembuatan garis lunrs antara dua titik dapat dilakukan minimal oleh dua personil

secaa bergantian sebagai pembidik dan pemegang jalon.

t2

AB: .,/(ee')']+ (BB')'?

b.

Tujuan

Dengan seperangkat alat-alat sederhana diharapkan dapat:

1) menggunakan alat-alat sederhana unruk pembuatan garis lurus;

2) membuat garis lurus antara dua titik:

3) menggambar hasil pengukuran den-ean skala yang benar.

Petunjuk Umum

l) Pelajari dan ikuti lembaran kena .el'elum pengukuran dimulai.

2) Letak jalon harus benar-benar tes.rk lurus.

3) Gunakan mata satu dalam meng::r.-,a'kelurusan bidikan.

Alat-alat Kerja

Alalalat yang diburuhkan ad:lal: lr- 'rkur. ialon, dan alat-alat tulis.

Keselamatsrt Kerja

1) Hati-hati dalam membari3 l3n menancapkan jalon.

2) Pita ukur jangan sampai basah dan tarikan jangan terlalu kencang

3) Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.

Lokasi Pengukuran

Pengukuran dilakukan di sekitar lokasi halaman sekolah.

Gamhar ).13.

Langkah Kerja

l) Siapkan alat-alat yang dipakai untuk pengukuran.

2) Tancapkan jalon di titik P dan di titik Q.

3) Orang pertama berdiri di belakang jalon di titik P sejauh * 30 cm, ke arah

titik Q dan memberi perintah kepada orang kedua.

4) Orang kedua memegang jalon dengan ibu jari dan telunjuk tidak menempel

tanah mengikuti perintah orang pertama sehingga jalon A segaris P dan Q

baru di tancapkan.

5) Orang kedua menancapkan jalon dengan tegak lurus dimana tempat titikyang sudah di dapat.

6) Orang pertama membidik kembali posisi jalon sehingga benar-benar tam-

pak jalon P, A, Q berimpit.

7) Lakukan seperti di atas pada jalon B, C dan seterusnya.

8) Bila pengukuran sudah selesai maka titik-titik P, A, B, C, Q tampak seperti

satu jalon karena lurus (bila dibidik).

9) Ukur jaraknya masing-masing.

e.

t3

.o

.R

g. Gambar Kerja

,:..,1.1 r:

PABCOAl<_8,2 m >r<_ 8,37 m ,a 13,55 m_____p.1- 2041 m -,*-><-12,8ry---*

Jalon

Gambar 2.14

Skala I :400

h. Data Hasil Pengukuran

Jarak D-A: 8, 2 m. iarak A,-B, : 12,98 m.

Jarak A-B = 8, 37 m. Jarak B,-C, : 10, 50 m.

Jarak B-C: 13, 55 m. Jarak C,-R = 14, 50 m.

Jarak C-Q :20,47 m.

Jarak Q-A,: 12, 8 m.

i. Analisis Data Pengukuran

Jarak lurus PQ : D-A + A-B + B-C + C-Q

= 8,2+8,37 + 13,55 +20,41

Jarak lurus a-R = eT'.1',9, * B,-c, + cl-R

:',l:,;JJil:+ ro' 50 + 14' so

j Menggambar Hasil Pengukuran

III[[ltl[[l[-grm ,. 8,371l--)!s,ss*-----> < 20,41m ----)r qJz,aa-I

Gambor 2.15.

tl

hr.-

IA,O,I

I

B,aII

C..I

I

Ra

Skola I : 800

2, Membuat Perpanjongan Garis Lurus

Pembuatan perpanjangan garis lurus dapat dilakukan oleh saru pcrst.ri:l da:rdua personil. Keduanya memiliki langkah ke{a yang berbeda.

o. Tujuan

Dengan di sediakan seperangkat arat- arat sederhana di h arapk a:: c.: n a i.1) menggunakan alat-alat sederhana untuk pembuaun sans iurus;2) membuat perpanjangan garis lurus;3) menggambar hasil pengukuran den-san skala rans benar.

b. Petunjuk Umum

l) Pelajari dan ikuti lembaran keqa sebelum pengukuran dimulai.2) Letakan jalon harus benar-benar tegak lums.3) Gunakan pandan-ean saru nlata dalam rnembidik kelurusan jalon.4) Dalam memegang jaron sebelum repat. jalon diangk ailjangan menempel

tanah.

c, Alat-Alat Kerja

Peralatan kerja yang diburuhkan anrara lain pita ukur;jalon; alat-alat tulis.

Keselamatan Kerja

1) Hati-hati dalam membaua dan menancapkan jalon.2) Pita ukur jangan sampai basah dan tarikan jangan terlalu kencang.3) Ujungjalon (sepatu jalon) jangan sampai terlepas,

Lokasi Pengukuran

Pengukuran dilakukan di sekitar lokasi halaman sekolah.

15

Gambar 2.17

g. Gambar Kerja

[[

Langkah Kerja

Jika dikerlakan oleh satu orang, langkah kerjanya sebagai berikut.

l) Siapkan alat-alat yang akan dipakai untuk pengukuran.

2) Tancapkan jalon dititik P dengan titik Q.3) Pembidik berdiri di titik A mengarah ke titik PQ (menghadapi PQ), meme-

gang jalon dan dibidik agar segaris lurus dengan jalon P.Q.

4) Tancapkan jalon di A tersebut dengan tegak lurus.

5) Demikian seterusnya hingga perpanjangan selesai.

Jika dike4akan oleh dua orang. langkah ke{anya sebagai berikut,

l) Siapkan alat-alat yang dipakai untuk pengukuran.

2) Tancapkan jalon di titik P dan titik Q.

3) Orang pertama berdiri di belakang jalon titik P sejauh + 30 cm, sejajar titikQ dan memberi perintah pada orang kedua.

4) Orang kedua di titik \ memesang jalon dengan ibu jari dan telunjuk dan

tidak menempel tanah mengikuti penntah orang pertama hingga jalon Asegaris titik P dan Q.

5) Orang kedua menancapkan jalon dengan tegak lurus pada titik yang sudah

didapat.

6) Orang pertama membidik titik Q A kembali posisi jalon. Di titik B pem-

bidikan dilakukan oleh orang kedua dan beri aba-abaagarjalon orang kedua

tepat segaris dengan titik Q A.

7) Demikian seterusnya hingga pengukuran selesai.

8) Ukur jarak masing-masing titik.

lttGanthttr ) lt

I.

h.

POABO< 8,37 , _____+ <_ 9,7 m , <__S,z m i a_8,3 nL___>

Data Hasil Pengukuran

Jarak P-Q = 8,2 m, Jarak l-D = 8, 5 m

Jarak Q-A :9,7 rn, Jarak D-E : 8,0 m

Jarak A-B = 6,2 m, IarakE-Z = 7,5 m

Jarak B-C : 8,3 m,

Jarak C-l : J,5 m.

Analisis Data Pengukuran

JarakP-l : (P-Q)+(Q-A)+(A-B)+(B-C)+(C-l )= 8,2+9,7+6,2+8,3+7,3

39,l0 meter.

larak l-2 = ( l-D)+ (D-E ) + ( E-2 )8,5+8,0+7,5

: 24,00 meter.

16

j Lfengambil Hasil Pengukuran

Skala I : 400

Gamhar 2.19.

Skola I -100

Ganhor 2.)0. Tampak sanping.

#4.00

Gambar 2,21. Tampak atas.

3. Membuat Garis Lurus di Lokasi yung Tidak Datar

Pembuatan garis lurus yang dimaksud adalah pengukuran pada tanah yang tidak

datar dan titik kedua tidak dapat dilihat dari titik vang pefiama.

a. Tujuan

Penyediaan seperangkat alat-alat sederhana dirnaksudkan agar kita dapat:

I ) menggunakan alat-alat sederhana unruk pembuatan garis lurus;

2) membuat garis lurus antara dua titrk di lokasi yang tidak datar;

3) menggambarkan hasil pengukuran dengan skala yang benar.

b. Petunjuk Umum

1) Pelajari dan ikuti lembaran kerja sebelum pengukuran dimulai.

2) Letak jalon harus tegak lurus, dan sebaiknya diangkat sewaktu menentukan

titik.3) Gunakan pandangan satu mata dalam membidik kelurusan jalon.

c. Alat-Alat Kerja

Alat-alat kerja yang dibutuhkan yaitu: pita ukur;jalon; alat-alat tulis.

@B----/

l1

d. Keselamatan Keria

1. Hati-hati dalam membawa dan menancapkan jalon.

2. Pita ukur jangan terlalu kencang.

3. Ujung jalon (sepatu jalon) jangan sampai terlepas.

e. Lokosi Pengukuran

Di sekitar lokasi halaman sekolah yang tanahnya berbukit.

Langkah Kerja

i r Siapkan alat-alat yang akan dipakai untuk pengukuran.

I r Trncapkan jalon di titik A dan B.

-1 r Or:ns pefiama berdiri di depan di titik A menghadap ke arah orang kedu:-

dan ..rang pertama dapat melihat titik B dan juga memegang jalon.

4) Orang kedua berdiri di belakang titik B, menghadap ke arah orang pertarnr

dan orang kedua dapat melihat titik A dan juga memegang jalon.

5) Orang pertama berdiri di belakang jalonnya sejauh + 30 cm, mengara: i.:

titik B dan memberi perintah pada orang kedua.

6) Orang kedua memegang jalon dengan ibu jari dan telunjuk dan tidak :;-nempel tanah mengikuti perintah orang pertama hingga jalonnya sess::

2-B dan baru ditancapkan.

7) Gantian orang kedua berdiri di belakang jalon yang baru ditancapkan sel ,r -:* 30 cm mengarah ke titik A dan rnemberi perintah pada orang pertama.

8) Orang pertama mengikuti perintah t',rang kedua hingga jalonnya segans C;

A-1 dan baru ditancapkan.

9) Demikian seterusnya secara bergantian sehingga kedua-duanya merasa

sudah lurus dalam membidik masing-masing titik'

10) Ukur jarak tanah miringnya.

Gambar Keria

I

I

Yarah

geseran

Gambar 2.22. Tampak samping

18

Gambar 2.23. Tampak alas

h. Data Hasil pengukuran

Jarak AC : 20,1 m.

Jarak CD = 3,2 m.

Jarak DB = 15,6 m.

i. Analisis Data Pengukuran

Jika keempat titik tersebut membentuk garis lurus, maka jaraknl'a bukan jarak

datar yang didapat tetapijarak miring yaitu:

lJ: AC+CD+DB= 20,1+ 3,2 + 15,6

38,9 meter

j Menggambar Hasil Pengukuran

120

110

Gamhor ).)1. Ttmpuk Santpittg

4. Menentukan Titik Potong Antura Dua Garis Lurus

Pengukuran terkadang harus memotong sebuah garis lurus yang telah dibuat

sebelumnya. Titik potong kedua garis tersebut merupakan titik yang menentukan

dalam mengukur jarak,

t9

Gornbar 2.25. Tampak Atas

b.

a. Tujuan

Penyediaan alat-alat sederhana dimaksudkan agar kita dapat:

l) menggunakan alat-alat sederhana untuk pengukuran;

2) mencari titik potong antara dua garis lurus;

3) menggunakan hasil pengukuran dengan skala yang baik.

Petunjuk Umum

l) Pelajari dan ikuti lembaran kerja sebelum praktek dimulai.

2) Dilakukan cukup dengan tiga orang pengukur.

3) Letak jalon harus tegak lurus.

Alat-Alat Keria

Alat-alat ke{a yang dibutuhkan antara lain:jalon; pita ukur kain linen;patok

dan palu kayu; dan alat-alat tulis.

Keselamatan Kerja

l) Hati-hati dalam membau'a dan menancapkan jalon.

2) Gunakan peralaun sesuai dengan fungsinya.

3) Dalam menarik piu ukur jangan terlalu kencang.

Loknsi Pengukuran

Di sekitar lokasi halaman sekolah.

Gambar 2.26.

Langkah Kerja

1) Siapkan peralatan yang akan dipakai sebelum pengukuran.

2) Untukpengukuran ini dapat dilakukan minimal oleh 3 orang dengan jumlah

jalon 5 buah.

3) Tancapkan jalon di titik P, Q, R, S.

4) Orang pertamaberdiri di belakang jalon P membidikke titik Q dan memerin-

tahkan orang ketiga untuk menempatkan jalon pada bidikan PQ di titik A.

5) Orang kedua berdiri di belakang jalon R dan membidik ke titik S dan me-

nyuruh orang ketiga untuk menggeser jalonnya tepat pada bidikan R, S di

titik A'.

6) Bekas jalon yang dicabut di titik A diganti dengan patok kayu yang ditan-

capkan.

7) Gantian orang pertama memerintahkan orang ketiga supaya menggeserkan

jalonnya pada bidikan PQ di titik A".

c.

e.

20

8) Bekas jalon yang dicabut di titik A diganti dengan patok kayu yangditancapkan.

9) Demikian seterusnya secara bergantian dari orang pertama dan orang ketigamemerintahkan orang ketiga hingga didapat; dari orang pertama A, segarisPQ dan dari orang kedua A' segaris RS, dengan demikian titik A" adalahmerupakan titik potong garis lurus pe dan RS.

l0) Ukur jarak-jarak P- A.. e- A.. R- A.. S- A..p-Re-S.

g. Gambar Kerja

Gambar 2.)7.

h. Dari Hasil Pengukuran

Jarak P- A, : 13,95 mJarak Q- A":12,95 m

Jarak R- A,= 12,60 m

i. Analisis Data Pengukuran

Dari hasil pengukuran, maka jarak totalnya adalahJarak P- A, = 13,95 m Jarak R- A, 7,50 mJarak A'-Q = 12.95 r., _ Jarak S-A, = 12.60 m *Jarak total pe = 26,90 m Jarak total RS : 20,10 m

j Menggambar Hasil Pengukuran

t9I

Skalajarak I : 200

:t

[- z,so m --{- i2,50 m ---+

Gambar 2.28.

,/

Gambar 2.29.

5. Membuat Garis Lurus Melului Dua Sudut Bangunan

Sudut bangunan dijadikan sebuah titik untuk membantu pembuatan garis lurus

di antara dua sudut bangunan.

a. Tujuan

Dengan disediakan alat-alat sederhana diharapkan:

l) menggunakan alat-alat sederhana untuk pengukuran dan membuat garis;

2) membuat garis lurus melalui dua sudut bangunan;

3) menggambar hasil peneukuran

b. Petunjuk Umum

1) Pelajari dan ikuti lembaran kerla sebelum praktek dimulai.

2) Dilakukan cukup dengan dua peneukur.

3) Menggambar hasil pengukuran dengan skala .vang baik

c. Alat-Alat Kerja

Alat-alat yang dibutuhkan antara lain:jalon, pita ukur kain linen, dan alat-alat

tulis

d. Keselamatan Kerja

l) Hati-hati dalam membawa dan menancapkan jalon.

2) Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.

3) Dalam menarik pita ukur jangan terlalu kencang.

e. Lokasi Pengukuran

Pengukuran dilakukan di sekitar halaman sekolah.

f. Langkah Kerja

l) Siapkan peralatan yang akan dipakai dalam pengukuran.

2) Tancapkan jalon di titik P dan di titik Q yang merupakan ujung dua bangun-

an.

3) Tentukan jalonA sembarang (orang pertama) dan membidik titik B letakkan

jalon A (orang pertama) sembarang dan membidik jalon Q dan memerin-

tahkan orang kedua untuk membawa jalonnya segaris A dan B di titik B.

4. Orang kedua di titik B membidik ke titik C, dan memerintahkan orang per-

tama untuk menggeser jalonnya sehingga segaris dengan titik P di titik A.

22

5. Orang pertama di titik A membidik ke titik Q dan memerintahkan orang

kedua untuk menggeser jalonnya segaris dengan titik Q segaris B'.6. Demikian seterusnya sehingga dari orang pertama di A'jalon B'segaris

dengan Q, dan dari orang kedua di titik B'' jalon A'segaris dengan P. Dengan

demikian titik A'dan B' segaris dengan titik P dan Q.7. Ukur jarak P- A', dan An- B', B'-Q.

g. Gambar Kerja

B-

Gumhar ) 3l)

l.

Data Hasil Pengukuran

Jarak P - An= 11,23 m

Jarak A'- B' : 12,70 m

Jarak B''- Q = 16,36 m

Anal is is Data P engukur an

Dari hasil pengukuran, jarak totalnya adalah

Jarak P- A'Jarak An- B*

larak B'' - Q

: 11,23 m

= 12,70 m

= 16,36 m

J.

maka jarak totalnya = 40,29 m

Menggambar Hasil Pengukuran

Skolu I 10()

1- 11,23 m --4>1-12,70 m--4r'1- 16,36 m +40,29 m

6. Membuat Garis Tegak Lurus dengan Perbandingan 3 : 4 : 5

Pembuatan garis tegak lurus dapat dilakukan dengan mudah dans sederhana

dengan membuat perbandingan 3 m : 4 m : 5 m.

Gamhar 2.3 l

:l

b.

a. Tujuan

Tersedianya alat-alat sederhana bertujuan agar kita dapat:

1) menggunakan alat-alat sederhana untuk pembuatan garis tegak lurus;

2) membuat garis tegak lurus dengan perbandingan 3 :4:5;3) menggantikan hasil pengukuran dengan skala yang baik.

Petunjuk Umum

1) Pelajari dan ikuti lembaran ke{a sebelum praktek pengukuran dimulai.

2) Letak jalon harus tegak lurus.

3) Gunakanperbandinean 3 m :'l m : 5 m.

Alot-Alat Kerja

Peralatan kerja yang diperlukan antara lain: pita ukur kain linen, jalon dan patok

kayu, dan alat-alat tulis.

Keselamatan Kerja

l) Hati-hati dalam membawa dan menancapkan jalon.

2) Pita-pita ukur jangan sampai basah dan tarikan jangan terlalu kencang.

3) Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.

Lokasi Pengukuran

Pengukuran dilakukan di sekitar lokasi halaman sekolah.

Gambar 2.32.

Langkah Kerja

1) Siapkan peralatan yang dipakai sebelum pengukuran

2) Tancapkan jalon di titik P,Q,A.

3) Melalui titik A ke Q, ukur jarak 4 m (4 bagian) dan didapatkan titik B.

4) Dari titik A ke arah R ukur jarak 3 m (3 bagian) dan didapatkan titik C.

5) Melalui titik B (tidak tetap) ukur 5 m (5 bagian) ke arah titik C sehingga

ujung 3 meter berhimpit dengan titik C. Jika ketiganya sudah berhimpit

maka garis tersebut sudah siku-siku (90).

6) Ukur jarak-jarak ketitik R, D - A, A - Q.

24

g. Gambar Kerja

[.,{'"i.lt

j

Gambar 2.33

h. Data Hasil Pengukuran

Jarak A-P : 10,00 m

Jarak A-B = 4,00 m

Jarak A-Q = 12,00 m

Jarak A-C : 3,00 m

Jarak A-R = 25,00 m

Jarak C-B = 5,00 m

Analisis Data Pengukuran

Garis RA akan tegak lurus P-Q jika membentuk sudut siku-siku.

Rumus Pyhagoras = CB = ,k- - AB,

fU- vJ- ++-

: Jt+r6 = ,lys:5meterBerarti kedua garis tersebut tegak lurus.

Menggambar Has il P engtkuran

Skala L' 300

Gambor 2.34

25

7, Membuat Sudut Siku-siku dengan Segitiga Samakaki

Segitiga samakaki dengan bantuan pita ukur dapat dipakai untuk membuat sudut

siku-siku pada garis vang akan dibuat. Garis lurus dapat diperpanjang dan sudut

siku pun dapat ditenrukan.

a. Tujuan

Dengan disediakan alat-alat sederhana diharapkan kita dapat:

1) menggunakan alat-alat sederhana untuk membuat sebuah garis lurus;

2) membuat garis yang membenruk sudut siku-siku dengan segitiga sama kaki;

3) menggambar hasil pengukuran dengan skala yang baik.

b. Petunjuk Umum

l) Pelajari dan ikuti lembaran ke{a sebelum praktek dimulai

2) Letak jalon harus tegak lurus

3) Bacalah pita ukur dengan teliti

c. Alat-Alar Ketja

Macam-macam alat kerja yang dibutuhkan antara lain: pita ukur kain linen,

jalon, patok kayu, dan alat-alat tulis.

d. Keselamatan Kerja

1) Hati-hati dalam membawa dan menancapkan jalon

2) Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.

3) Penarikan pitajangan terlalu kencang.

e. Lokasi Pengukuran

Pengukuran dilakukan di sekitar halaman sekolah.

U

t

Grmbar 2.35. I

Langknh Kerja

l) Siapkan peralatan yang dipakai sebelum pengukuran.

2) Tancapkan jalon di titik P, Q, R, S.

3) Ukur jarak R ke B pada garis antaraP dan Q, misal5 meter.

4) Ukur jarak R ke C pada garis antara B dan P Sada garis PQ); jaraknya

harus 5 meter lagi (sama kaki).

5) Ukur jarak alas segitiga sama kaki (garis BC) dibagi dua bagian yang sama

panjang di titik A, dan terbentuklah dua garis yang siku-siku.

26 1

g. Gombar Kerja

C:n:;;r ].35

)r:: Hasil Pengukuran

,;rai,: S-R = 10,0 m

Jarak R-B = 5,0 m

Jarak R-C = 5,0 m

Jarak B-A = 4,5 mJarak P-Q = 16,0 m

Jarak C-B = 9,0 m

Jarak C-A = 4,5 m

Analis is Data P engukuran

JarakP-C=3m

t.

Jika jarak RB=5 M, AB=4M maka panjang RA=

RA=/ps-'or: = fr,-45 = 15s-uo.x :.,fus :2.18m.

j Menggambar Hasil Pengukuran

rP

ar'E

Skala 1 : 200

E

", !,,.-\^lu/\/\

I''.[ -= ''

.

E

Gambar 2.37.

27

8. Membuat Garis Lurus Anturu Dua Titik yang Terhalang Bangunan

Pada kasus tertentu pembuatan garis lurus harus terhenti karena terhalang oleh

bangunan dan akibatnya saiah satu titik tidak terlihat.

a. Tujuatt

Dengan disediakan seperangkat alat ukurjarak diharapkan dapat:

l) menggunakan alat-alat sederhana untuk pembuatan garis lurus;

2) membuat garis lurus antara I titik yang terhalang bangunan;

3) menggambar hasil pengrrkuran dengan skala yang benar.

b. Petunjuk (tmum

Pelajari dan ikuti lembaran kena s.'belum pengukuran dimulai.

Letak jalon harus tegak lurus.

Gunakan metode sesuai dengan kondisi di lapangan.

c. Alat-Alat Kerja

Alat-alat yang dibutuhkan sebagai berikut: pita ukur. jalon, dan patok kayu

alat-aiat tulis.

d. Keselamatan Kerja

1) Hati-hati dalam membawa dan menancapkan jalon.

2) Gunakan peralatan sesuai denga fungsinya.

3) Penarikan pita ukurjangan terlalu kencang.

e. Lokasi Penguh.rran

Pengukuran dilakukan di sekitar halaman sekolah.

(idtnhci

Longkah Kerja

1) Srapkan alat-alat sebelum pengukuran dimulai.

2) Tancapkan jalon di titik P dan B.

3) Buat garis sembarang P-R yang tidak terhalang bangunan.

4) Tentukan titik A pada garis PR yang tegak lurus terhadap titik Q dengan

perbandingan3:4:5.Melalui titik A dibuat siku-silru dengan perbandingan 3 : 4 : 5.

Ukur jarak P-S. P-A; Q-A.D PSS - D PAQ maka PS : PA: SS': QAPS . QA: PA.SS'cc'- PS.Q4{.rr, pAMelalui titik SS ukur jarak SS hasil hitungan. Dengan demikian titik S'

telah segaris dengan titik P dan Q.

l)2)

3)

5)

6)

i)

28

*

8) Demikian pula untuk menentukan letak titik N1 dengan cara

PN:PA=NN,:QANN, : +f4

g. Gambar Kerja

P 5,34 sa---------;-----qi;r'Y.:s:

Gambar 2.39

Data Hasil Pengukuran

Panjang PS = 5,80 m

Panjang PS' = 5,34 m

Panjang XN = i.0 mPanjang SN : 23,60 nr

Panjang NN': 14,12 m

Panjang MR = 2,0 m

Panjang NM : 1,0 m

Panjang QM: QM = 14,60 mPanjang MA = AM : 2m

Panjang N'Q: 3,0 m

Analisis Data Penguhran

1) X.,lenentukan panjang PA

2) Menentukan panjang QA =

=

3) Menentukan panjang SS'

4) Menentukan panjang DN :

:5) Menentukan panjang NN' :

PS+SN+NM+N,{A5,8+2,36+1,A+232,60 m

JaM' - -Lt-

,f=ztto:r = 14,46m

qs-Q4_PA

5.8i!#3A = 2,5598 m

PS+SN

5,80+23,60

29,4M

BN.Q4PA

_ 22JJl,+6 _la 1^ll--1() = lr. I/ m

'o,?

h

lq

l. Menggambar Hasil Pengukuran

_a9v

','. -\/ ,/'J-\e'

Gambar 2.40.

-'{ s4' .l 't.4'

Latihan

1. Sebutkan syarat-syarat pembuatan garis lurus!

2. Pada pembuatan garis lurus sering muncul beberapa kesalahan, sebutkan sum-

ber-sumber kesalahan tersebut!

3. Pada pembuatan garis lurus, ternyata kita harus melewati sebuah bukit kecil.Jelaskan:

a. alat yang digunakan!

b. cara kerjanya!

c. gambar kerjanya!

4. Dalam suatu pengulorran ternyata kita harus memotong garis lain dalam peng-

ukuran tersebut. Jelaskan cara pembuatan titik potong garis tersebut dan berapa

personil yang dibutuhkan!

30

BAB IIIMENGUKUR JARAK*t-&SS=-i=.-:':=

DENGAi{:1,i+;;ii,rii,l;L*;,i-":.':,,i#,i',,'::1.+1=S,:::::i:=-:3$i{h[id

ALAT SEDERHAI\A+ii:::..l rii:-liiiiiiti:l,r" . .aii+i i:+: : j::i.t:rii"t ::rii::.i + :

Mengukur jarak sebenarn\a adrlln :r'rcniiikur panjang penggal garis antar dua

buah titik tertentu. Penggal san: in. n:ei'rpakan sambungan penggal-penggal garis

lurus yang lebih kecil.

Bagainranakah.;arak ini hams drukur di lapangan yang tidak rata dan terhalang

bangunan, turnbuhan aiau sun-qal'l .\lat paling sederhana macam apakah yang di-perlukan?

A. Jenis Alat Ukur Jarak dan Svarat Pengukurannya

Pengukuran jarak adalah penentuan jarak antara dua titik di permukaan bumi,

biasanya yang digunakan adalah jarak horisontainya. Pengukuran jarak adalah

pekerjaan pengukuran antara dua buah titik baik secara langsung maupun tidak

langsung yang dilaksanakan secara serentak atau dibagi menjadi beberapa bagian.

Pengukuran jarak dibedakan menjadi beberapa macam.

L Pengukuranjarak tidak langsung

Pengukuran ini biasanya menggunakan instrumen ukur jarak takimetri dan

metode optik. Pengukuran jarak langsung ada beberapa macam, di antaranya

pengukuran jarak dengan kira-kira. Cara ini bisa menggunakan langkah dan

menggunakan skala pada peta.

2. Pengukuran jarak langsung

Pengukuran jarak langsung biasanya menggunakan instrumen atau alat ukurjaraklangsung misalnya pita ukur iangkah, alat ukur jarak elektronik, dan lain-lain.

Berikut ini kita akan mempelajari cara mengukur jarak menggunakan skala pada peta.

Pengukuran ini dilakukan pada peta, yaitu dengan mengukur jarak pada peta

dan dikalikan dengan skala peta tersebut. Pengukuran ini dilakukanjika hasil yang

diperoleh cukup mendekati saja, jadi tidak perlu tepat sekali, Karena ketelitiannya

rendah, langkah ini hanya digunakan untuk membantu penggunaan alat sipat datar

di tengah-tengah antara dua titik. Untuk mempertahankan jarak yang tetap sangat

sulit, sehingga untuk mengukur jarak 100 meter, kesalahan yang dibuat sampai

beberapa meter. Untuk menghitung jaraknya adalah:

D = jarak;

n: jumlah langkah;

L = jarak satu langkah.

31

D=n.L

Pengukuran jarak langsung yang kedua adalah pengukuran jarak dengan alat

ukur. Bermacam-macam alat ukur jarak, di antaranya sebagai berikut.

1. Kayu Ukur

Pada umumnya ukuran kayu ukur adalah 2 meter atau 5 meter. Terbuat dari

kayu yang kedua ujungnya diberi sepatu tembaga untuk mengukur jarak-jarak jauh

bisa digunakan dua batang kayu ukur. Caranya, letakkan kalu ukur yang pertama

tepat pada titik dan kemudian pada arah garis yang akan diukur, letakkan kayu ukur

yang kedua dengan hati-hati tepat di ujung pertama dengan arahyangsama. Angkat

kayu yang pertama dan dengan hati-hati letakkan kalu ukur di ujung kayu ukur

kedua, demikian seterusnya. Kayu akan dapat ditumpangi dengan waterpas guna

memperoleh kedataran.

2. Rantai LIkur

Rantai ukur terbuat dari baja tipis dengan diameter 3-4 mm. Tiap ujung rantai

diberi mata yang dihubungkan satu sama lain dan dipasang cincin kuningan untuk

tiap panjang 1 meter, 10 meter, 20 metc'r. 1,5 meter. dan 30 meter. Pemakaian alat ini

harus menggunakanpocket balance dengan ga).a tarik 10-15 m diberi tanda guna

memudahkan pembacaan.

Pengukuran jarak dengan rantai mempunyai ketelitian 0.2 - 0,1 persen dan

sekarang ini pengukuran jarak dengan rantai sudah jarang dilakukan. Sebagai

pelengkap danrantai ukur disediakan beberapa buah pen. guna rnenghindarkan ke-

salahan-kesalahan pengukuran. Dalam penarikan rantat ukur. harus diperhatikan

mata rantai tidak boleh kusut dan terlipat.

Rantai dapat dibaca langsung sampai titik :arnbungan terdekat (panjangnya

200 mm), dan setiap sambungan ke-i0 diberitanda angka'

Syarat pengukuran dengan rantai ukur:

a. jika panjang satu jalur melebihipanjang rantai, maka jalan rantai tersebut

ditandai dengan batang penentu jarak yang berwama terang;

b. jalur-jalur rantai menjangkau daerah yang penting lainnya;

c. titik yang akan diukur saling terlibat;

d. tim minimum 2 orung.

3. .llistsr

Alat ini han.va dapat digunakan untuk jarak-jarak yang sangat kecil. Adapun

untuk mengarur jarak-jarak jauh alat ini tidak rnemadai. biasanya panjang maksimum

adalah 1 meter.

4. Pitu L'kur dari Kain Linen (Linen Tape)

Pita ukur linen bisa berlapis plastik atau tidak, dan kadang-kadang diperkuat

dengan benang serat. T\Pita initersedia dalam ukuran panjang l0 meter, l5 meter,

20 meter, 25 atau3O meter. Pita ukur ini biasanya dibagi pada interval 5 mm atau l0

mm tergantung pada sifat ketelitian pitanya.

Kelebihannya alat ini bisa ditarik dan digulung kembali, dan kekurangannya

adalah kalau ditarik akan memanjang, lekas rusak dan mudah putus, tidak tahan air.

Jadi untuk kegiatan pengukuran tanah kurang memadai.

32

Pita ukur sebaiknya dilapisi plastik untuk menghindari pemelaran, pita ukurkain dijalin dengan benang fosfor brons.

5. Pita Ukur Metalik (Metalic Cloth)

Pta terbuat dari kain dan anyaman halus dari kuningan rembaga, lebih fleksibeltetapi mudah rusaUputus, pemuaianya besar. dan ketelitiannr a rendah.

Gantbar 3. 3. Pedontetet Gamhar 3.,/.

Pita ttkur dengan compurun strata gelas tlan serrtt ktn:,.;

-1J

Guwbar i.l. Pit,t tri-rr, hurt

Gambur 3.). Pitu ukur liain.

G ttmba r -J. 5. Cu rvinteter.

Gambur 3.6. Rrmtoi ukur bttic bulot

Gambar 3.8. Pita ukur kain.

Gombar 3.7. Pita ukur baja.

Gambor 3.9. Pita ukur baja.

6. Pitu Lkur SersbSerat Gelas (Fiber Glass Tape)

Pita ukur ini terbuat dari serat rami yang diperkuat dengan anyaman kawat

halus campuran serat gelas (fiber glass) dan serat kimia. Biasanya pita ukur ini

dibungkus dengan lapisan cat, berangka tanda graduasi.

Kelebihan prtaulrttr fiber glass ini adalah sifatnya aman dipakai dekat alat-alat

iistrik. nn-san. tidak mudah bengkok serta mudah pemakaiannya. Kelemahannya

adalah sangat mudah memuai dan menyusut akibat pengaruh kelembapan udara.

Jadi ketelitiannla agak rendah.

Panjang pira.fiber gla.ss adalah 10, 20, 30, dan 50 meter, dengan graduasi 5 mm

serta lebar pita 16 mm. Angka toleransi unruk temperafur dan tegangan standar.

Dilihat dari besarnl'a kesalahan relatif 1,aitu .j,, - 600L yang berarti angka

ketelitiannya rendah. Pada saat menggulung piu tidak boleh terlipat.

7. Pits Ukur dari Baja (Steel Tap)

Alat ukur ini disebut juga pita ukur kadaster, terbuat dari baja berkualitas tinggi

yang tebalnya kira-kira 0,4 mm. Pita ukur baja mempunyai ketelitian yang tinggi

dan ketahanan cukup lama, lebih tahan air, dan pemuaianya kecil, sehingga pita

ukur baja ini banyak digunakan untuk pengukuran teliti yaitu pada pelaksanaan

konstruksi dan penempatan titik-titik kontrol.

Pita ukur baja lebarnya kira-kira 12 mm - 20 mm dan 28 mm, tebal0,3 mm -0,4 mm, panjangnya 20 m, 30 m, dan 50 m. Bagian ujung baja diberi pegangan dan

34

garis nol ditempatkan + 10 cm dari pegangan. Tingkat ketelitiannya tinggi, sampai

milimeter. Ujung-ujung pita baja ditumpu oleh tripod (tumpuan tiga kaki) yang salah

satunya dipasangi mikoskop untuk membaca pita ukur.

Pita ukur baja terbuat dari baja karbon atau baja anti karat yang dibungkus cat

putih/metalik. Cat ini berfungsi untuk meningkatkan ketahanan terhadap asam dan

karat, gradasinya I mm. Pemuaian dan penyusutan disebabkan oleh temperatur dan

tegangan, sedangkan kelembaban udara tidak berpengaruh.

Toleransi kalibrasi untuk pita ukur baja adalah I mm untuk 5 meter 10 mm

untuk 50 m. Jadi ketelitiannya cukup tinggi yaitu fr6. Untuk pengukuran dengan

ketelitian yang tinggi sebelum dan sesudah pengukuran sebaiknya mengkalibrasikan

konstanta dari angka karakteristiknr a. Guna memberikan koreksi terhadap hasil

pengukuran, selama pengukuran harus diketahui temperatur pada ketegangan

tertentu. Pita ukuran dikatakan sudah standar apabila panjang antara tanda-tanda

ujungnya ditentukan dengan tepat pada kondisi temperatur dan tarikan yang ter-

kontrol. Koreksi-koreksi tenebut adalah

koreksi lenduun = ;+; fturangi)-+. -

koreksi tarikan Lq- P'lr (mmbah)

koreksi suhu = (t - t,) cL ltambah)

keterangan: L = panjang

W = berat bagian pita antara tripod

P : tarikan di lokasi

P, : tarikan standar

A = luas penampang melintang pita ukur (Mr)

E : modulus elastisitas young pita

t : suhu di lokasi

t. : suhu standar

a : koefisien muai panjang

8) Pita ukur lnvar (steel alloy tape)

Pita ukur invar terbuat dari campuran baja dan nikel, berbentuk semacam kawat

berdiameter 1,7 mm, atau berbentuk pita berpenampang (0,5 x 4) mm yang

panjangnya 25 m. Gradasinya diternpatkan pada kedua ujung skala, yaitu dengan

jarak 8 cm dan interval I mm.

Pita ukur ini digunakan untuk mengukur garis batas (Basic Line) dimana

kesalahan relatif yang diizinkan hanya sebesar 5#oo - #*U . Peke{aan seperti

ini misalnya penempatan titik jaringan triangulasi tingkat pertama, pengukuran

perubahan bentuk, dan pengukuran pelaksanaan jembatan.

Kelebihan alat ini adalah koefisien muai liniernyahanya sebesar I x l0{/oCyang berarti tt6 au.i pita ukur baja. Bagaimanapun stabilnya peralatan, bila digunakan

dapat berubah juga, maka perlu dikalibrasi yaitu berdasarkan panjang gelombang

cahaya Ifu86.

35

9. Roda Ukur

Alat ini berupa roda yang diberi tongkat pegangan, ukuran bulatan roda antara

30 cm - -10 cm. Pencatat jarak diletakkan di antara roda, skalanya dimulai dari cm,

m, dan km. Roda ukuran dilengkapi pula jarum penunjuk batas. Alat ini banyak

dipakai pada pekerjaan jalan raya. Alat ini harus bekerja secala lurus, jangan sering

berkelok-kelok. Unruk tanah-tanah dengan permukaan rata, ketelitian sampai 2oh,

dan untuk yang kasar dan tidak rata, ketelitiannya sangat kurangjarak yang diperoleh

lebih besar daripada vang sebenamya.

10. Speedometer

Alat ini gunanya untuk menghir.:ng antka. iumlah langkah dicapai menyatakan

jarak yang diinginkan. speedometer L'enr,rknr a sepeni arloj i i'ang dilengkapijarum.

Jika alat bergerak angkanla iuea akan bergerak.

11. Cun'imeter

Alat ini gunanya untuk mengukur jarak di atas peta, terutama Jarak-jarak yang

berbentuk garis lengkung. Setiap gerakan roda menyebabkan jarum berputar.

12. Pedometer

Pedometer digunakan untuk menghitung langkah agar pengukur tidak usah

menghitung jumlah langkah yang diambil. Jumlah langkah yamg dihasilkan

menyatakan jarak yang diperolehnya. Bentuk pedometer seperti arlojiyang diikatkan

di kaki, pedometer dilengkapi dengan jarum, tiap kali bergerak jarum akan bergerak

pada angka-angka yang tertera, setelah selesai baru dihitung dan dilihat berapa jumlah

langkahnya.

B. Sumber-Sumber Kesalahan pada Pengukur Jarak

Kesalahan-kesalahan pada pengukur jarak biasanya disebabkan oleh petugas

sendiri. instrumen dan karena pengaruh alami, di antaranya

1. Kesalahan Alami

Kesalahan alami yang sering terjadi pada pengukuran jarak biasanya disebabkan

oleh pengaruh sinar matahari langsung dan pengaruh lengkung bumi.

a. Pengaruh Sinar Matahari Langsung

Pengaruh sinar matahari langsung menyebabkan pita ukur memuai, karena

suhunya naik, dan akan menyusut kembali jika suhunya kembali normal. Akan tetapi

ada beberapa pita ukur yang sudah mempunyai skala suhu untuk mengoreksinya.

Pada pita ukur yang memuai data yang diperoleh lebih pendek.

b. Pengaruh Lengkung Bumi

Karena pengaruh permukaan bumi tidak datar, tetapi berbentuk speris, maka

dapat menyebabkan jarak yang diperoleh adalah jarak miring.

36

2. Kesalahan Oleh Pengukur

a. Pembacaan angka tidak tepat, misalnya 2,7 padahal sebenamya 2,76 meter.

b. Pengukuran dengan pita ukur tidak dirnulai dari titik 0, biasanya pada pita ukurterdapat dua macam satuan yaitu dalam inchi dan dalam metel keduanya ter-

kadang mempunyai titik awal yang tidak sama, dan dalam pengukuran dianggap

sama. Bila pembacaan ujung yang satu dan yang lain dibaca orang berlainanberarti ada yang menambah dan mengurangi pembacaan.

c. Keliru pencatatan data oleh pencatat. Misalnya 50,8 dicatat 58,0 biasanl a karena

suara yang tidak keras maupun jauh. Sedangkan pembaca tidak memberitahukan

hasilnya dengan suara yangjelas.

d.Pada tanah yang miring, tidak digunakan waterpas tangan dan unting-unting

sebagai penanda kedataran dan titik akhir yang tidak lurus. Bila pada tanah

miring tidak mempertimbangkan besarnla keminngan maka metode lang di-

gunakan keliru.

e. Pengukuran jarak tidak pada earis lurus. Terkadang jarak yang diukur tidak

lurus, ini mengakibatkan jarak yang terukur menjadi lebih panjang.

f.Pita ukur tidak permanen; maksudnya panjang pita ukur dapat berbeda de-

ngan pita ukur yang lainnya, maka harus diadakan kalibrasi.

g. Pita ukur tidak horizontal. Pengukuran ini harus dibantu dengan waterpas tangan.

h.Pita ukur tidak lurus. Hal ini bisa disebabkan oleh benda atau tumbuhan kecilyang menghalangi sehingga pita ukur tidak lurus sempuma.

i.Pita ukur tidak kencang; pengukuran pita ukur tidak kencang mengakibatkan

ukuran yang diperoleh lebih panjang.

j Gaya tarikan pada pita ukur. Pita ukur bersifat elastis saat direntangkan jikapenarikan lebih besar dari standar gaya tarik, maka pita ukur mengalami per-

panjangan.

k. Lenturan pita ukur. Pada saat pita ukur dibentangkan seluruhnya mengalami

akan terjadi lenturan sendiri oleh gaya berat pada pita ukur itu sendiri.

3. Kesalahon yang Diperkenankan

Besamya kesalahan yang diperkenankan untuk setiap lokasi berbeda-beda, yaitu

pada lapangan datar, besamya kesalahan yang diperkenankan adaiah:

Sr= 0,008 JD + orloo3D + olrs

Pada lapangan berlereng, besamya kesalahan yang diperkenankan adalah:

S:: 0,010 JD + oJtoo+D + oss

Pada lapangan yang curam, besarnya kesalahan yang diperkenankan adalah:

5,=0,012 {6 + 0r0005D + 0J5

Keterangan: S, = kesalahan yang diperkenankan pada lapangan datar (m);

S: : kesalahan yang diperkenankan pada lapangan berlereng

0n);S-, = kesalahan yang diperkenankan pada lapangan Curam (m);

D : panjang pengukuran (m).

37

C. Pemeliharaan Alat Ukur Jarak dengan Pita Ukur

L Jika pita ukur basah. sekalah lebih dulu dengan kain kering kemudian dengan

kain berminyak.

2. Tiap pita ukur harus mempunyai nomor sendiri-sendiri, sebagai tanda pe-

ngenalnya.

3. Pita yang putus dapat disambung dengan kelingan atau dengan memasang pita

penyambung, tetapi pita sambunean jangan digunakan pada pekerjaan penting.

4. Pita harus disimpan pada kili-kili atau menjadi ikalan melingkar.

5. Mengingat luas penampang rata-rata prta baja dan tegangan yang diperbolehkan,

sebuah tarikan tak akan merusakkannl'a. tetapi bila pita itu terpuntir dengan

tarikan yang berat bisa putus karenanya selalu dicek agar tidak ada puntiran

atau ikalan sebelum dikenakan pada tegangannya.

6. Pita ukur baja harus dibakukan atau dikoreksi dulu untuk suhu, tegangan setelah

habis dipakai.

D. Mengukur Jarak Datar

Ada beberapa cara )'ang digunakan untuk mengukur jarak datar, misalnya dengan

pedometer (walking measure), curvimeter, pita ukur, dan rantai ukur. Keempat cara

itu merupakan cara pengukuran secara langsung.

l. Mengukur Jarak dengan Pedometer (Walking Meusure)

Untuk melakukan pengukuran jarak dengan pedometer (walking measure),

ikutilah langkah-langkah berikut ini.

a, Tuiuan

Dengan disediakan seperangkat alat ukur diharapkan dapat:

I ) menggunakan alat ukur jarak pedometer;

2) melakukan pengukuran jarak dengan alat ukur jarak pedometer;

3 ) menghitung jumlah jarak yang diperoleh dari hasil pengukuran;

1) menggambar hasil pengukuran jarak dengan skala yang benar.

b. Pennjuk L"nrurn

1) Pelajari dan ikuti iembaran kerja sebelum pengukuran.

2) Peletakan pedometer harus dekat getaran kaki.

c. Alat-Alat Kerja

Peralatan kerja yang dibutuhkan antara lain: pedometer, alat tulis, dan jalon.

d. Keselamatan Kerja

1) Gunakan topi dan pakaian kerja.

2) Ikatkan pedometer dengan kencang.

38

e. Lokasi Pengukuran

Pengukuran dilakukan di sekitar halaman Sekolah Menengah Kejuruan.

Gambar 3.10.

Langkah Kerl,t

i) Siapkan peralatan ukur r;iak.2) Tentukan letak titik-titrk rang akan diukur (A,2,4,6,8).3) Tancapkan jalon dititik .\. :. 1. 6. B.

4) Ikatkan pedometer pada kaki sebelah kanan (dekat tumit dengan kencang).

5) Berjalanlah pada garis yang diukur. mulai dari langkah kiri di titik A.

6) Tiap kaki kanan menventuh tanah. jarum akan bergerak menunjuk angka

pada pedometer, dan teruskan ke titik l. 1. 6 dan B.

7) Di titik B langkah 2 hentikan, pedometer dilepas serta lihat angkanya.

Garnbar Kerja

Pedometer

Ganbar 3.11.

Data Hasil Pengukuran

Dari hasil pengukuran temyata angka pedometer menrmjuk 136.

U

A

i. Analisis Data Pengukuran

Jumlah jarak (IJ) : z.L.P

= 2.(40).136

10880 crn

= 108,80 m

Keterangan LP

Panjang langkah

Jarum pedometer

39

j Gambar Hasil Pengukuran

108,80 m

Mengukur Jarak dengan Curvimeter

Untuk melakukan pengukuran jarak dengan curvimeter, ikutilah uraian berikut

ml.

a. Tujuan

b.

Dengan disediakan seperangkat alat ukurjarak diharapkan dapat:

1) menggunakan alat ukur jarak curvimeter;

2) melakukan pengukuran jarak dengan alat ukur jarak curvimeter;

3) menghitung jumlah jarak yang diperoleh dari hasil pengukuran.

Petunjuk (Jmum

1) Pelajari dan ikuti lembaran kerja sebelum pengukuran

2) Pembacaan curvimeter diusahakan seteliti mungkin.

Alat-Alat Kerja

Peralatan yang dibutuhkan antara lain: peta, alat tulis, dan curvimeter.

Keselamatan Kerja

1) Hati-hati dalam menyentuh peta agar tidak sobek.

2) Usahakan curvimeter tidak jatuh.

Langkah Kerja

l) Siapkan peta dan curvimeter.

2) Pilih curvimeter yang sesuai dengan skala petanya.

3) Letakan curvimeter di atas tempat titik yang akan diukur di dalam peta.

4) Jalankan roda curvimeter pada garis yang diukur di dalam peta dimana

setiap roda bergerak jarum dalam curvimeter juga akan bergerak. Roda

dijalankan sampai di titik akhir dengan hati-hati.

5) Bacalah jarum pada curvimeter. Catat dalam daftar pengukuran.

Data Hasil Pengukuran

Dari hasil gerakan roda curvimeter, diketahuijarum menunjuk angka 5,2.

Analis is D ata P engukuran

Pada pengukuran dengan curvimeter, skala peta 1:1000

Jumlah jaraknya : IJ = skala peta x angka di dalam curvimeter.

= 1000 x 5,2

5200 meter

-t

Gambar 3. I )

o6'

40

3.

q.

ln1.

Mengukur Jarak dengan Pita Ukur

Untuk melakukan pengukuran jarak dengan pita ukur, ikutilah uraian berikut

Tujuan

Dengan disediakan seperangkat alat ukurjarak diharapkan dapat

1) menggunakan alat ukur jarak pita ukur;

2) melakukan Pengukuran jarak dengan alat ukur jarak pita ukur;

3) menghitung jumlah jarak r anu diperoleh dari hasil pengukuran;

4) menggambar hasil penuukuran jarak dengan skala yang benar.

Petunjuk (imwn

l) Pelajan dan ikuti lembaran kc'rja sebelum pengukuran.

2) Pembacaan pita ukur diusahakan sampai dengan milimeter.

3) Alat harus dikalibrasikan dengan alat yang lainnya.

Alat-Alat Kerja

Alat-alat yang dibutuhkan antara lain: pita ukur kain linen/Pita ukur saja/pita

ukur fiberglass, alat-alat tulis, dan jalon.

Keselamatan Kerja

1) Pergunakan pita ukur dengan pita ukur (u aktu rnenasukkan -iangan terlipat.jangan sampai basah terkena air).

2) Gunakan topi dan pakaian keq'a dengan baik.

Lokasi Pengukuran

Pengukuran dilakukan di sekitar halaman Sekolah Menengah Kejuruan.

)u.

L.

e.

U

Gombar 3.13.

Langkah Kerja

1) Siapkan peralatan ukurjarak.2) Tentukan titik yang akan di ukur (A, B)3) Tancapkan jalon di titik A , l, dan 2.

4) Bidik jalon hingga ketiganya membentuk garis lurus betul.

5) Rentangkan pita ukur antara dua titik yaitu A dan l. Usahakan agar tidak

terlalu kencang dalam menarik, tidak bengkok, dan tidak putus.

6) Bacalah angka yang tertera dan catat dalam daftar pengukuran.

41

Garybar 3.14.

7) Bentangkan pita ukur antar titik I dan 2, bacalah angka yang tertera dan

catat dalam daftar pengukuran.

8) Pindahkan jalon di A dan 1, tempatkan di titik 3 dan -1

9) Bidik jalon ketiganya hingga membentuk sebuah gans 1urus.

l0) Ukur jaraknya dan demikian seterusnya hingga pengukuran sedia.

g Gambar Kerja

12

h. Data Hasil Pengukuran

Jarak (m)

17,00

15,00

16,00

16,00

16,50

16,50

15,00

15,60

Gambar 3.15

i. Analisis Data Pengukuran

Pada pengukuran dengan pita ukur, dan tanah dianggap memiliki kemiringan

kurang dan3o/o maka jumlah jaraknya adalah jarak-jarak setiap titik yang digabung.

IJ = Jo-, *J,,rfJ:_:tJr_.*J, s+J. o*B: 17,00 + 15,60 + 16,00 + 16,00 + 16,50 + 15,00 + 15,00: 111,7 meter

j Menggambar Hasil Pengukuran

111 ,7 m

4. Mengukur Jarsk dengan Runtai Ukur

Untuk mengukur jarak dengan rantai ukur, ikutilah langkah-langkah berikut.

A- 1

1-22-33-44-54-55-66*B

r( 17,00 >< 15,60 >( 16,00 >( 16,00 >( 16,50 >( 15.00 >< 15.50 >l

Aa

a. Trjuan

Dengan disediakan seperangkat alat ukurjarak diharapkan dapat

l) menggunakan alat ukuriarak rantai ukur dan pen ukur;

2) melekukan pengukuran tarrk densan alai :kur rantai ukur;

3) menghirung jumlah jarek r:nu C;perol.'h urr-. hasil peneukuran;

4) men-egambar hisri pcngukurun larak dengln sk:la rans besar.

Petunjuk L'nunt

Pelajari dan ikuti lembar kerja sebelum pengukuran.

Penempatan rantai ukur dan banyaknyaruntai ukur harus tepat.

Penancapan pen ukur harus disesuaikan dengan rantai ukur.

Alat-Alat Kerja

Alat-alat kerja yang diburuhkan antara lain:jaltrn. pen ukur. rantai ukur. dan

alat tulis.

Keselatnattut Ket'jct

1) Pen ukurjangan sampai ketinggalan di lokasi pengukuran

2) Gunakan dan letakkan rantai ukur dengan baik.

3) Hitung jumlah rantai ukur dan pen ukur setiap akan pindah titik.

Loknsi Pengularan

Pengukuran dilakukan di sekitar halaman sekolah.

Langkah Kerja

l) Siapkan peralatan ukurjarak2) Tentukan titik-titik yang akan diukur ( A,2, 4, 6,8 ).3) Tancapkan jalon di titik A, l, 2.

4) Bidik jalon hingga ketiganya membentuk garis lurus.

5) Bentangkan rantai ukur, orang pertama memegang ujung rantai dan

orang kedua memegang ujung rantai ukur yang lain.

6) Tancapkan pen ukur di ujung rantai ukur (orang pertama). di atas titik Adan orang kedua rentangkan rantai ukur pada garis A-l-2, dengan me-

nancapkan pen ukur setiap ujung rantai yang lain.

1)

2)

3)

d.

c.

e.

J:

U

Gambctr 3. I 4

j

,i

fl

+,1

1) Pindahkan, pen di titik A dicabut dan dipindahkan di tempat pen kesatu

yang ditinggalkan oleh orang kedua, sedang orang kedua maju ke arah

titik 2.

8) Kaitkan ujung rantai ukur pada pen kesatu (orang pertama), dan orang

kedua merentangkan rantai ukur, kemudian tancapkan pen kedua pada

ujung rantainYa.

9) Orang pertama mencabut pen pertama sambil dipindahkan ke tempat pen

kedua 1,ang ditinggalkan orang kedua kemudian orang kedua maju ke

arah 3.

l0) Selanjutnya dengan cara ,vang sama? lakukan hingga pen ukur yang dibawa

batas. Berarti orang pertama memegang pen ukur 1 ditambah dengan jum-

lah pen yang dipegang orang kedua, yaitu20'

g. Data Hasil Pengukuran

Jumlah pen Yang dibawa 2l buah.

Panjang rantai ukur 10 meter.

h. Analisis Data Pengulruran

Menghitung jumlah jarak

RumusnYa: " j r,'r:+"D{rI;rtr}'

xj = l3J'J;"1'

i. Menggambar Hasil Pengttkuran

Keterangan: Lj : jumlah jarak (m)

D = panjangrantai ukur

(m)

n = jumlah Pen

Gambar 3.17

E. Mengukur Jarak yang Tidak Dapat Diukur Secara LangsunglTerhalang

Tujuan yang akan dicapai dalam pengukuran jarak adalah membuat garis yang

benar-benar lurus sehingga jaraknya dapat diukur dengan pasti' Bila terhalang sungai

yang lebar, bangunan dan danau, maka pengukuran seperti ini memerlukan langkah-

langkah tersendiri.

1. Terhulang oleh Bangunan

Bila jarak antaratitik B dan G (antara dua titik) tidak dapat diukur secara lang-

sung atau tidak memungkinkan pembidikan dan pengukuran dilakukan secara lang-

sung dapat di gunakan metode-metode sebagai berikut'

44

fu

rh

rg

la

a. Garis AC dan BD tegak lurus AB, panjang

AC = BD. Pada perpanjangan garis DC, pan-

jang EF = CD, garis GE dan HF tegak lurus

EF. Apabila GE = HF =AC maka GH terletak

pada perpanjangan AG = CE.

Garis BC dicariagar BA =.\C dan sudut di A= 900. Titik D ditentukan dan perpanjangan

BC. Titik E dan F ditentuk:: .:s:r GF tegak

lurus GE, maka panl'ang DF = DB lan panjang

DE: DC. Titik G dite:r-s.:. r:,1a tarak yang

sama dengan AC dari kedua titrk. Gads GF

terletak pada perpanjangan garis B.\ dar pan-

jang AG: CE.

Pada prinsipnya sama dengan nomor I hanva

di sini tidak digunakan segitiga siku-silu me-

lainkan segitiga sama kaki ABC, DEF, GHK.AH dicari dengan 4g = (BD -AB - GH) atau

AH:BE-2AB.

ln(e

va

n-

b.

Gqmbar 3.18

Gumbar 3.19.

I

J--'

*[

lo'b

1g

ai

h-

c.

d. Tarik garis secara acak (garis AC) yang

tidak

terhalang, BC tegak lurus AC dan jarak

AB =JAC * BC'

a

Cnu,Uo,'i.Zt

2. Terhalang oleh Sungai

Bila jarak antara kedua titik tidak dapat diukur secara langsung karena harus

melalui sungai yang membentang di depannya, maka digunakan metode-metode

sebagai berikut,

a. Pada garis AB letaknya titik C dan D dekat

sungai ditarik garis CO tegak lurus AB.

Jarak CD = laqAa

)-

t-,

Gambar 3.20.

*_r

)-:...*rr,, .-

'-.(, r \ (('lt.l , (l)i9rl?

/ : :'.'/"-i_\, \ P B

Gambar 3.22.

45

b. Apabila AC tegak lurus AB, D tertentu pada

garis AD, E ditentukan pada garis BDsehingga EC tegak lurus DC.

Jarak AB: (4%;aa

a.

d. Pada garis AB diletakkan titik D dan C.

Tarik garis DE tegak lurus AB perpanjangan

CE sampai G. Tarik garis GF tegak lurus AB.

Dan jarak cD: #l3+Gambar 3.25

J. Tbrhulang oleh Danau

Bila jarak antaratitik A dan B tidak dapat di ukur secara langsung akibat adanyadanau di antara kedua titik pengukuran tersebut, maka dapat drlakukan pengukurandengan metode-metode sebagai berikut.

Jika AC = BD, maka AB: CD

Gambar 3.26

Jika AC dan BC diukur. maka

AB: JBCLA6-

Garis CB tegak lurus AC dan BC diukur, maka jarak

AB: JBCr +Ac-

b.

L.

Gambar 3.28,

46

Gomltar 3.)9

Jika ABC adalah segrtiga sama kaki

AC dan BC diukur: CD dan CE diukur

DE diukur maka AB - \c ' DE('E

F. Mengukur dan N{enghitung Jarak yang Terhalang

Ada beberapa langkah kerja khusus yang harus drlakuk.:. rr':iii: penuuii,.:::jarak yang kita kerjakan terhalang sesuatu. Uraian selengk;rnra disajikan berikui

ini.

l. Mengukur Jurak yang Terhalang oleh Bungunat

Salah satu penghalang 1'ang kita t'rrukan adalah bangunan. Jika hal ini terjadi,

hal-hal yang harus kita perhatikan adalah sebagai berikut.

a. Tujuan

Mengukur jarak yang terhalang oleh bangunan mempunyai beberapa tujuan

yang akan dicapai yaitu:

1) meggunakan alat-alat ukur jarak atau dapat melakukan pengukuran jarak

yang terhalang oleh bangunan;

2) menggambar hasil pengukuran dengan skala yang benar;

3) mengetahui penggunaan alat-alat ukur jarak pada lokasi yang terhalang

bangunan;

4) menghitung jarak yang sesungguhnya berdasarkan pengukuran yang telah

dilakukan.

b. Petunjuk (Jmum

1) Pelajari lebih dahulu lembar kerja setelah meiakukan pekerl'aan.

2) Perhatikan langkah-langkah yang keiiru seperti pembacaan pita ukur tidakteliti dan penentuan titik yang kurang tepat.

3) Jalon harus tegak lurus

-. .llat-Alat Kerja

Peralatan kerja yang dibutuhkan antara lain: jalon, pita Lrkur, alat tulis, dan

unting-unting.

d. Keselamatan Kerja

1) Pakailah pakaian kerja pada saat pengukuran.

2) Lakukan pembacaan pita ukur dengan teliti.3) Gunakanjalon sesuai dengan fungsinya.

l-

e. Lokasi Pengukuran

Pengukuran dilakukan di sekitar halaman Sekolah Menengah Kejuruan.

Gambar 3.30

f Langkah-Lorrykolt Keja

Dari gambar lokasi di atas diketahui bahwa, untuk mengukur jarak dari A ke G

hanya dapat dilakukan dengan metode pertama (dalarn teori di atas), dengan langkah

sebagai berikut.

1) Tentukan titik B dan titik H yang terhalang oleh bangunan sekolah dan

tancapkan jalon di atas titik B dan titik H2) Melalui titik B, buat sudut siku-siku (D) yang tegak lurus BH. Gunakan

cara perbandingan 3 :4:5.3) Melalui titik A, buat sudut siku-siku (di titik C) yang tegak lurus BH.

Gunakan perbandingan 3 : 4 : 5.

4) Lkur jarak BD dan ukur jarak AC, jarak BD = AC.

5) Tentukan titik E pada garis DC dengan membuat perpanjangan garis DC

dan ketemu titik E.

6) Melalui titik E buat sudut siku-siku yang tegak lurus DC (yaitu titik G)

Gunakan cara perbandingan 3 :4 :5,l) Ukur jarak BD = AC = GE dengan demikian maka titik E terletak pada

garis DC.

8) Ukur jarak DC, CE, GH, dan gunakan dengan skala yang baik.

g. Gambar Kerja

.1.-7m d

-t<-

7m ---rl

T6m

I

48

Gambar 3.31

A.BB-D: AC

D-C

G-E

G-H

E-F

H-F

C-E

h. Data Hasil Pengukuran

i. Analisis Data Pengtkuran

Sesuai dengan teori di atas jika garis AC dan BD tegak lurus AB, Panjang

AC = BD = 6 meter, panjang EF = CD = 7 meter. Dan garis-garis GE dan HF tegak

lurus EF. Apabila GE = HF =AC.+ 6= 6= 6 Berarti samadengan teori di atas.

Berarti GH terletak pada perpanjangan BA dan panjang AG = CE yaitu jaraknya

sama dengan 20 meter.

j Menggambar Hasil Pengukuran

Untuk menggambar hasil pengukuran ada beberapa langkah yang harus di penuhi

antara, lain: tentukan skala jarak, tentukan letak titik di kertas gambar, ukur jarak

masing-masing.

3.̂-li

?-

7 m --+lGambar 3.32.

5. Mengukur Jarak yong Terhalang oleh Sungai

Selain bangunan, pengukuran jarak yang kita kerjakan dapat terhalang oleh

sungai. Jika hal ini terjadi, hal-hal yang harus kita perhatikan adalah sebagai berikut.

a. Tujuan

Mengukur jarak yang terhalang oleh sungai mempunyai beberapa tujuan yang

akan dicapai yaitr,r:

1 ) mengetahui penggunaan alat ukurjarak pada lokasi yang terhalang sungai;

2) melakukan pengukuranjarak yang terhalang oleh sungai;

3) mengetahui metode yang digunakan untuk mengatasi pada pengukuran

yang terhalang sungai;

16m

ISkala jarak I cm = 150 cnr

20m

D

l+- 7m

49

b.

4) menghitungjarak yang sesungguhnya berdasarkan pengukuran yang telah

dilakukan;

5) menggambar hasil pengukuran dengan skala yang benar.

Petunjuk Umum

l) Pelajari lebih dahulu lembaran kerja sebelum melakukan peke{aan.

2) Perhatikan langkah-langkah yang keliru sepertipita ukur dibaca tidak tepat,

pita ukur tertekuk.

3) Jalon harus berdiri tegak lurus.

Alat-Alat Kerja

Alat-alat kerja yang dibutuhkan antara lain: pita ukur, jalon, unting-unting, dan

alat tulis

Keselamatan Ket'f a

1) Gunakan jalan sesuai dengan fungsinya.

2) Lakukan pembacaan pita ukur dengan teliti.

3) Pakailah pakaian keqa pada saat pengukuran.

Lokasi Pengukuran

Pengukuran dilakukan di sekitar lokasi sungai kecil dekat sekolah.

0,t,,i4.1, -i -i-i

f. Langkah Kerja

Dari gambar lokasi di atas, diketahui bahu'a untuk mengukur jarak dari C-B

hanya dapat dilakukan dengan metode yang pefiama. sebab sekelilingnya telah dike-

lilingi bangunan dan hanva ada satu sisi 1'airu sebelah utaranya.

Langkah-langkah unruk metode ini adalah sebagai berikut.

1) Tentukan garis AB dengan menancapkan jalon titik A dan di titik B.

2) Tancapkan jalon C pada garis AB.

3) Tancapkan jalon di titik O, dimana jarak antara OC harus tegak lurus dengan

AB.

4) Ukur jarak OC dan jarak AC.

e.

\ \\a, /\ U

r-E

,)(.o\\o I)-/

/@ I\ir \tt\\ i(/)\\t(/

i '.'

50

g. Gambar Kerja

h. Data Hasil Pengukuran

i. Analisis Datu Pengukuran

Pada metode )'ang pertama jika pada gans AB dilerakltan t:::s C :. iekat sungai

dan ditarik garis ke titik O tesak lums \B rraka ,arak CD :c: ":CB : Iq{),

S = + = 4,5meter

Jadi jarak CD adalah 4,5 Meter

' Menggambar Hasil Pengukuran

AC<__ 8 m ____|

ijJ

Untuk menggambar hasil pengukuran

ada beberapa langkah-langkah yang ha-

rus dipenuhi antara lain tentukan skala

jarak letak titik di kertas gambar. dan

ukur j araknya masing-masin g.

Gombar 3.35.

..\\\/.. ")\. ',.t \/

.t..

/

\' "

'\.

-( .'r,"'-,-('--""\\tl<- 4,5 m--->

AC{---8m __---__}

6. Mengukur Jarak yang Terhalang oleh Danuu

Jika di dekat lokasi pengukuran terdapat danau yang rnenghalangi pekerjaan

kita, hal-hal berikut ini harus kita perhatikan secara khusus.

a. Tujuan

Mengukur jarak yang terhalang oleh danau mempunyai beberapa tujuan yang

akan di capai antara lain:

1 ) mengetahui penggunaan alat ukur jarak pada lokasi yang terhalang danau;

l) melakukan pengukuran jarak yang terhalang oleh danau;

3) mengetahui metode yang digunakan untuk mengatasi permasalahan danau;

5t

Trtik Jarak (m)

A-C

o-co-A

8

6

10

e.

b.

4) menghitung jarak yang sesungguhnya berdasarkan pengukuran jarak yang

telah dilakukan;

5) menggambar hasil pengukuran dengan skala yang benar.

Petunjuk Umum

1) Jalon harus berdiri tegak.

2) Pelajari terlebih dahulu lembaran kerja sebelum melakukan pengukuran.

3) Perhatikan langkah-langkah yang keliru seperti tidak siku-siku garis yang

dibuat.

Alat-Alat Kerja

Peralatan keq'a yang dibutuhkan antara lain: pita ukur, jalon, unting-unting,

dan alat tulis.

Keselamaton Kerja

l) Gunakan jalon sesuai dengan fungsinya.

2) Lakukan pembacaan pita ukur dengan teliti.

3) Pakailah pakaian ke{a pada saat pengukuran.

Lokasi Pengukuran

Pengukuran dilakukan di sekitar lembah dekat sekolah.

Gambar 3.36.

f. Langkah Kerja

Dari gambar lokasi di atas, diperkirakan untuk mengukur jarak dari A-B dapat

dilakukan dengan berbagai cara. Pada pengukuran kali ini dipakai metode yang

ketiga, sebab di sekelilingnya ada sungai.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

l) Tancapkan jalon di titik A dan di titik B.

2) Tancapkanjalon C di sebelah danau, bebas letaknya.

3) Tentukan garis tegak lurus AC dengan menggunakan perbandingan3 '.4 : 5,

diperpanjang hingga lurus mengarah ke jalan B.

4) Ukur jarak AC, jarak CB.

52

g. Gambar Kerja

h. Data Hasil Pengukuran

i. Analisis Data Penguhtran

Pada metode vang ketiea ini. sans CB tesak iurus .\C. tika gar

BC = 16 m, maka:

Jarak AB : r BC: -.\Cl-.-',- V16- + ll-

I- v400: 20 Meter

Jadi jarak AB = 20 Meter

Menggambar Has il P engukuran

\L

Skala I :200

Untuk menggambar hasil pengukuran

harus ditentukan terlebih dahulu skala

jaraknya, letak titik di kertas gambar dan

ukur j araknya masing-masing.

Gambar 3.38.

G. Mengukur Jarak pada Thnah Miring

Untuk mengukur jarak pada tanah miring, ikutilah langkah-langkah kerja

berikut.

53

Gambor 3.40.

l. Metode Pengukuran Jaruk pada Tsnah Miring

Unfuk mengukur jarak mendatar pada tanah yang miring, tidak dilakukan dengan

mengukur jarakantara dua titik langsung. Lihat gambar di bawah ini.

Jika diamatr daiam gambar, temyata jarak sesugguhnya jarak

A-B adalah garis yang mendatar (garis AO). Adapun garis antara

titik A dan B adalah merupakan jarak miring. Kadang-kadang

oleh para pengukur hal ini dianggap hal biasa, padahal bisa

berbeda, antaru miring dan jarak sesungguhnya.

Garis AO dianggap horizontal, yang berarti bahwa setelah

dilakukan sipat datar (baik sederhana maupun pesawat) terhadap

titikAdan titik B ada perbedaan tinggi yang besar. Titik B berada

tepat di atas O yang berarti panjang garis AB merupakan jarak miring (slope dis-

tance), sedang garis AO disebut garis horizontal.

Pada beberapa pekerjaan peneukuran ada yang memperhi-

tungkan lengkung permukaan bumi. seperti lihat dalam gambar.

Pada gambar, jika dilihat tern\ ata 1'ang diukur adalah jarak

miring dari lengkung bumi. Untuk mengukur dalam skala besar

harus diperhitungkan. tetapi dalarn kajian ini tidak dibahas lebih

lanjut.

Jarak horizontal adalah faktor terpenting dalam pengukur-

an jarak, akan tetapi pada pengukuran jarak biasa, hasil angka

yang diperoleh biasanya adalah jarak miring sehingga perlu dicarikan cara penyeie-

saian agarjarak horizontal sesungguhnya bisa dicari. Teknik/cara penyelesaian dalam

pengukuran jarak pada tanah miring dapat dilakukan dengan cara yaitu:

a. dilakukan koreksi,

b. dilakukan secara bertingkat, dan

c. dilakukan secara terpotong-polong (braking tape).

{t. Formula Korel*i

Formula koreksi dilakukan pada pengukuran jarak pada tanah yang miring

(slopel dengan kemiringan 3 - 10 persen, untuk kemiringan 1 - 2 persen jarak miring-

nya secara langsung diambil sebagaijarak horizontalnya. Koreksi ini dilakukan dengan

mengukur jarak langsung pada tanah yang landai (kemiringan 3 - 10 persen, atau

tanah yang agak iandar). Formula ini dapat diiakukan dengan meletakkan sebatang

kayu ukur yang berukuran s di atas tanah. Kemudlan tancapkan patok kalu yang

ujungnya dihimpitkan pada ka1'u ukur. Kavu uk-ur diangkat hingga mendatar h. Jarak

kayu yang diangkat dengan tanah adalah r'ldiukurjarak v). Jikajarak miring sudah

diketahui (9) dan beda tinggi v sudah drketahui maka kita harus mengurangijarak

sebesar ( 2Y] ) dari jarak mirine s untuk menentukan jarak mendatar.

Kemiringan (slope)= * * 100 %

Keterangan:

h : jarak horizontal

t : jarak yang diukur

v : beda tinggi/r'ertikal.

54

(ionthar 3..! i

Dengan dalilPyhagoras maka gambar di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:

hr + v2 : s'](dalil Pythagoras): sl-- v2

a)Vs- - v-

Gamhur -1.12

Jadi koreksinya adalah ,'-, don

Jarak horizontalnya adalah h : s -Contoh pada perhitungan:

h

hl

h

h

\'lr-s

Gunhar 3.13

Kemiringannya:

Dari pengukuran diperoleh. panjang s :5 metcr dan panjanr i = 0.1 meter.

Tr,.ntukan pintang t.irlk horizontal (h).

Harga koreksi = t: - 2sr) t.l

l5

= {)ifll = O,OO1

Panjang horizontalny,a : h.

SloPe = *"tOO%

x 100%

-! u

-1.999 rneter

Catatan: Koreksi hanya berlaku pada kemiringan maksimal 109/o dan untuk

kemiringan 1% - 2 % biasanya j arak honzontalnya dapat diambil

langsung darijarak miringnva karena beda jaraknya sangat sedikit.

b. Bertingkat

Cara menyelesaikan pengukuran di tanah yang miring dilakukan secara

bertingkat; dilakukan pada tanah dengan kemiringan antara 3 sampai 10 persen.

Dalam kemiringan ini cara koreksipun bisa menggantikan metode bertingkat. Akan

tetapi lebih baik jika metode bertingkat dikombinasikan dengan koreksinya.

Biasanya, pada pengukuran secara bertingkat, setiap kali pengukuran horizon-

tal memanfaatkan seluruh panjang pitaukumya. Untuk membuat garis iurus kebawah,

maka pada ujung pita ukur digantungi unting-unting. Unting-unting merupakan pro-

yeksi pita ukurke perrnukaan tanah. Titik yang dibuat oleh unting-unting merupakan

titik arval pengukuran selanjutnya. Berikut ini disajikan contoh-contoh benhrk peng-

ukiiran berlingkat.

.:h : q- '

0.r

\,1s- -t.s

0.1

-'\- l- 1.5

55

Gambar 3.46. Tanah miring dengan waterpas, tongkat ukur. .

Jarak kedua titik dicari dengan menggunakan koreksi yaitu h:, - *h adalah jarak mendatamya, sedangkan jumlah jaraknya dihitung dengan caramenjumlahk an jarak mendatar seluruhnya.

c. Terpotong

cara penyelesaian dengan cara terpotong merupakan pengukuran pada tanahyang miring dengan kemiringan di atas 10 persen. pada saat pengukuran jarak hori-zontal dengan metode terpotong ini tidak menggunakan seluruh panjang pita ukur,tetapi dipotong-potong setiap tanahnya bukan pada kedatarannya. Secara umumlangkah-langkahnya sama dengan metode bertingkat. Cara koreksi pada pengukuranmetode terpotong ini adalah dengan melakukan dua kali pengukuran pada saat titikyang sama. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan angka rata-ratadan hasil peng-ukuran yang akurat.

Berikut ini disaj ikan conroh-conroh pengukuran terpotong.

- Oitaukur

Gambtu' 3.11. Tanah sedikit miring titik A, B.

Jarak mendatar

L benang

rllllunting-unting

20m pita ukur

targg ^,..-

- ,1 m

u nting-unling

waterpas tangantongkat ukur

I benang

lalon

kemiringan 33%

+ benang

Gambar 3.45 Tanah sedikit miring titik AB, C, D

56

Garnbar 3.47. Pengukuran perpotongan titik A - B

unting-unting

waterpas tangantongkat ukurjalon

T

waterpas tangan

tongkat ukur

potongan kayu

Gambar 3.49. pengukuran di punggung tanah.

Jarak diperoleh dengan menjumlah jarak-jarak mendatarnva.

mendatarnya diperoleh dengan menerapkan rumus p\lhasoras \ aitu

Adapun jarak

H. Mengukur dan Menghitung Jarak pada Tanah

Untuk mengukur dan menghitung jarak padamemperhatikan beberapa hal yang mempengaruhi.

l. Mengukur larak pado Tanuh Miring secura Bertingkat

Pengukuran jarak pada tanah miring secara bertingkat dilakukan pada kemi_ringan 3% - l0%. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.

o. Tujuan

Dengan penyediaaan alat ukur jarak, diharapkan dapat mencapai tujuan berikut:1) melakukan pengukuran jarak dengan alat-alat ukur jarak;2) melakukan pengukuran jarak pada tanah yang miring;3) menghitung jumlah jarak dan menghitung koreksinya;4) menggambar hasil pengukuran jarak dengan skala yang benar.

b. Petunjuk (Jmum

1) Pelajari terlebih dahulu lembaran kerja sebelum melakukan pengul-uran.2) Letakkan unting-unting harus di atas tanah.3) Pembacaan pita secermat mungkin dengan bacaansampai milimeter.

6=f;Miring

tanah miring, kita harus

Gambar 3.48. Pengukuran titik A. B. C. D

57

C, Alar-.4.lat Kariu

.\1at-alat r ang dibutuhkan antara lain: pita ukur, tongkat ukur, benang dan unting-

unting. aiat ruiis. patok ka1u. dan uaterpas tangan.

Ka'.' i.tnt ttt tttt Kej u

i r Pakailah pakaian kerja pada saat melakukan pensukuran.

I ) Bersihkan peralatan sehabis dipakai.

3) Jagalah agar waterpas tidak jatuh ke tanah.

Lokasi Pengukuran

Pengukuran dilakukan di daerah miring di sekitar sekolah.

Grtnthur -l -irl Iofta.il pengukuran tantpok samping.

Langkah Keja

l) Tenrukan titik.A, dan titik B sebagaititik yang akan diukur jaraknya.

2) Pasang pada titik A sebuah patok kayu.

3) Letakkan sebatang tongkat ukur dengan titik awal di titik A (ujung tongkat,

di A).

4) Letakkan rvaterpas tangan di atas ton-ukat ukur, aturlah sehingga gelembung-

nya tepat berada di tengah (mendatar).

5) Pegang sebuah unting-unting dengan bantuan benang, gantungkan di ujung

tongkat ukur sampai di atas tanah r 5 cm. Tepat di bawah unting-unting

diberi patok kayu.

6) Ulorr tinggi tongkat ukur sampai permukaan tanah.

7) Ukur jarak titik A ke titik 1 (arak miring).

8) Letakkan tongkat ukur dengan titik awal di titik satu tepat di atas patok.

9) Demikian dilakukan seterusnya (dimulai nomor 3) hingga pengukuran se-

lesai.

Gambar Kerja

e.

58

Gambar 3.5l

Titik Jarak miring Tinggi (v)

A-lt-2

3-4

4-5

5-6

6-7

1-8

8-9

9-B

3,01 5

3,010

3,013

3,007

3,015

3,012

3,012

0,130

3,014

3,013

0,30

0,25

0,28

0,20

0,30

0,21

0,27

0,28

0,29

0,28

h. Data Hasil Pengukuran

Analisis Data Pengukuran

1) Mencari koreksi

Rumusnya:

a

Koreksi = t-

h;$-- *

Dalam perhitungan ini, harga koreksi antara.

Titik A dan titik I = 1** = 0,0149 meter

Titik 1 dan titik 2 : ,?,i,la = 0,0104 meter

Tirik 2 dan titik 2 = j+; = 0,0130 meter

Titik 3 dan titik 4 = ,l#r; : 0,0066 meter

Titik 4 dan titik 5 : ,r.l,,S = 0,0149 meter

Titik5dantitik6 = *i# = 0,0121 meter

Titik6dantitikT = -*th : 0,0121 meter

Titik 7 dan titik 8 = ,^ro"u* = 0,0130 meter

Titik 8 dan titik 9 = *fru = 0,0139 meter

Titik 9 dan titik B = .5* = 0,0130 meter

2) Mencari jarakhoizontal antara dua titik

Rumusnya:

Keterangan:

r = iinlgi permukaan tanah

s;nrpar trrngkat ukur (m)

s = jarak mrnns tml

Ke(erongon:

h : jarak horizontal

s = jarak miring

v = tinggi pennukaan tanah

sampai tongkat ukur

59

Dari data di atas maka jarak horizontal antara'.

TitikAdantitik 1 = 3,015-ffl#l = 3,000 meter

Titik i dan titik 2 : 3,010 - (jf,(* ) : 3,000 meter

Titik2dantitik3 : 3,013-(*#;) : 3,000meter

Titik 3 dan titik 4 : 3,007 - tffi1 = 3,000 meter

Titik4dantitik5 = 3,015-tf*l = 3,000meter

Titik 5 dan titik 6 = 3,012 - fffi1 : 3,000 meter

Titik 6 dan titik 7 : 3,012 -1ffi I : 3,000 meter

Trtik-dantitik8 = 3,013-t**"1 = 3,000meter

Titik 8 dan titk 9 = 1.01+ -, ,l,th ) : 3,000 meter

TitikgdantitikB = 3,013-(+) = -1.000meter

3) Mencari jarak horizontal titik awal sampai titik akhir

Rumusnya:.. r,::tri ,f , r,: ,,-,:,,.jr ::.,:r:,,:.iiti-:. itr, .1r, l '

a) ,,.ff5.:'i#, 1i,r +'fi9* q, + h* + fa, + lrn +'ql4 hr;+% + L,= 3,000 + 2,999 + 3,000 + 3,000 + 3,000 + 3,000 +3,000 + 3,000

+ 3,000 + 3,000

= 30,000 meter

b) EJ ES lkoreksi

IS = 3,015 + 3,010 + 3,013 +3,007 + 3,015 + 3,012 + 3,012

+ 3,013 + 3,014 + 3,013

= 30,124

Xkoreksi: 0,0149 + 0,0104 + 0,013 + 0,0066 + 0,0149 + 0,0121 + 0,0121

+ 0,0i21 + 0,013 + 0,0139 + 0,013

= 0,124

Jadi IJ = 30,124 - 0,724: 30,000 meter

Perhitungan di atas dapat dirangkum menjadi sebuah tabel sebagai berikut.

Titik Tinggi (v)(m)

Jarak miring(m)

Koreksiv2LS

Jarak horizontalv2S-*

L.t

A-1

t-22-33-44-55-6

6-7

7-8

B-9

9-B

0,300,250,280,200,300,2'7

0,270,28

0,29

0,28

3,015

3,0103,013

3,0073,015

3,0123,0120,013

3,0143,013

0,00,0

0,0

0,0(

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

4904

.30

)66

149

t2lt21t30t39t30

3,0003,0003,0003,0003,0003,0003,0003,0003,0003,000

Jumlah 34,124 0,1240 30,000

60

j Gambar Hasil Pengukuran

15,00 m

+ 3,00'->tII Gambar 3.5)

Skalajarak I .

Skala tinggi I

+3,00-;t-3,00 i

Gamhar 3 i3

2. Mengukur Jarak pado Tanah lliing setars Terprong (Eeniringon >l(lNtt

Jika kemiringan tanah \3119 irr:r rr..: -r-1.:-:.--..: :t t ;-': -, --'berikut ini harus diperhatikan secara khus;s

a. Tujuan

c,

Penyediaan alat ukur jarak, diharapkan dapat membantu kita mencapai tu.;uan

berikut:

t) melakukan pengukuranjarak dengan alat ukurjarak;2) melakukan pengukuran jarak pada tanah yang miring;

3) mengukurjarak pada tanah yang miring dengan kemiringan lebih dari 10%;

4) menggambar hasil pengukuran jarak dengan skala yang benar.

Petuniuk Umum

I ) Pelajari dan ikuti langkah-langkah pada lembaran kerja sebelum melakukan

pengukuran.

2) Letak penyangga harus benar-benar tegak lurus.

3) Pembacaan pita ukur diusahakan sampai milimeter.

Alat-Alat Kerja

Peralatan yang dibutuhkan antara lain: pita ukur, tongkat ukur, benang dan

unting-unting, waterpas tangan, patok kayu, dan potongan kayu.

100

30I

I

IF.,. I

soo

b.

61

Keselamatan Kerja

i) Pakailah pakaian kerja pada saat melakukan pengukuran.

2) Jagalah waterpas agar tidak jatuh ke tanah.

3) Gunakan potongan kayu sesuai dengan tujuan semula.

Lokosi

Lokasi pengukuran di bukit kecil di dekat sekolah.

Ganir,i, -" -i: ..

f Langkah Kerja

1) Tentukan patok di titikA dan titik B sebagai titik i'ang akan diukur jaraknya.

2) Tancapkan patok kayu (potongan kalut di titik pangkal A sebagai titik o

awal.

3) Letakkan sebatang tongkat ukur. ujungnr a ditaruh di atas unah dan pangkal-

nya ditempatkan pada potongan kayu. Pegang keduanl a secara bersamaan.

4) Pasang sebuah unting-unting di pangkal tongkat ukur dan potongan kayu.

Aturlah agar potongan kalu bisa tegak lurus.

5) Letakkan waterpas tangan di atas tongkat ukur, aturlah hingga gelembung

tepat berada di tengah-tengah (mendatar) dengan cara menggeser naik atau

turun tongkat ukur.

6) Ukur tinggi tongkat sampai permukaan tanah.

7) Ukur jarak titik A ke titik I (arak miring). Titik I adalah ujung tongkat

ukur.

8) Letakkan potongan kalu tepat di ujung tongkat ukur.

9) Demikian seterusnya, (lakukan mulai langkah 3) hingga pengukuran selesai.

g. Gambar Kerja

62

Gambar 3.55.

'; Data Hasil Pengukuran

Titik I Jarak miringIA-r | 4,20

1-2 I s.0s

2-3 | s,rtj-4 I s.zoI4-s I s.:-,

5-6 I s.lot__O- I I +--'\-l

7-B | +.so

8-9 s.05

9-B I 5,45

Tinggi (v)

0,8

1,0

1,5

3,0

3,0

3,0 (-)1,5 (-)1,0 (-)0,9 (-)0.6 (-)

Keterangan:

(-) adalah ketinggiannya turun

Analisis Data Pengukurcnr

1) \{encarijarak horizonral ani::. C::a titik

Rumusny'a:

Keterangan:L la l1={s--v- h =jarakhorizontal

s = jarak mirin,s (m)

r = tinesi dan pennukaan tanah

sampai tongkat ukur (m)

Dari data pengukuran di atas, maka jarak horizontal antara:

Titik A dan titik I : lAxl, -0s, 4,1231 meter

Titik 1 dan titik 2 : lCtt _ ml : 4,9500 meter

Titik 2 dan titik 3 : S.rt= = 5,0311 meter

Titik 3 dan titik.l = !C:0,L{f : 4,2473 meter

Titik 4 dan titik 5 = ,!:ii- - 311- : 4,4297 meter

Titik 5 dan titik 6 = i!10' -1d 4,2473 meter

Titik 6 dantitik 7 = Jta5, -ls 4,2956 meter

TitikT dan titik 8 : .,[sor lrt' = 4,6946 meter

Titik 8 dan titik 9 : {ms, -,}r; : 4,9691 meter

Titik 9 dan titik B : vE+s, - 0j, 5,416g meter

3) Mencarijarak horizontal antara titik awal dan titik akhir

Rumusnya:

a),EI = h; i + h,, + hr, + huo * h+s * h* + ho.r+ hrs * hs-n + hne

: 4,1231 + 4,950 + 5,031 1 + 4,2473 + 4,429 7+ 4,2473 + 4,2956+ 4,6946 + 4,969l + 5,4169

46,4046 meter

63

Dari perhitungan di atas dapat dibuat sebuah tabel sebagai berikut:

Titik Jarak Miring Tinggi (v)Jarak iorizontalh = .f,'J

A- 1

t-2/.- 3

3-44*55-66-77-88-99-B

4,20

5,05

5?5

5,20

5,35

5,20

4,55

4,80

5,05

5,45

0,8

1,0

1,5

3,0

3,0

3,0 (-)1,5 (-)1,0 (-)0,9 (-)0.6()

4,1 l3 1

4,9-i00

5,031 I

4,2473

4,4291

4,2473

4,2956

4,6946

4,9691

5,4168

Jumlah 46,4046

j Gambar Hasil Peng*uran

Skala jarakSkala tinggi

46,40 m

Gambar 3.56.

L*tlh&n,,'

l) Apa yang dimaksud dengan jarak horizontal (arak datar)?

2) Pengukuranjarak dibedakan menjadi dua macam. Apa yang dimaksudjarak

langsung pada pekerjaan survei?

3) Sebutkan alat-alat untuk mengukur jarak langsung antara dua titik?4) Apa syarat pengukuran dengan rantai ukur dan bagaimana cara pengukuran

dengan rantai ukur?

5) Pengukuran jarak biasanya rawan terhadap kesalahan dalam pengukuran

tersebut. Apa penyebab timbulnya kesalahan-kesalahan yang dialami peng-

ukur?

6) Pada pengukuranjarak dengan pita ukur kita akan bertemu dengan berbagai

hambatan. Terangkan langkah ke{a dan gambarkan sketsanya bila peng-

ukuran

200

20

64

a) terhalang oleh bangunan

b) terhalang oleh sungai

c) terhalang oleh danau

7) Bagaimana teknik/cara pengukuran jarak pada tanah yang miring?8) Pengukuran jarak dengan sistem bertin_ekat diukur dengan menggunakan

pita ukur baja sepanjang 10 meter. Setiap kali pengukuran jarak dengan pitaukur ditancapkan pancang kau ar. Pancang kaw atyangdibawa ada 1 0 buah.

Bila seluruh pancang kariat relah habis terpakai,tetapi titik yang diukurmasih kurang 3,2 meter. sedanekan pada awal pengukuran ditancapkanpatok, berapa panjang daerah rane diukur?

6s

BAB IV

MENGUKURBEDA TINGGI::il-itil

DE,I{GAI{ ALATli1.i.+-q:i1l:i:::,.,:ir';r i;ill:i:l::lilflrili.:flliiriilii:ir:il,rllitil :.:.: ::

SE,DE,RHANAili:til:rl':;:lli:i::: jr,i:i:,1:iii.::i,i,,1t' ,.,,:i itir:liii.i,+rii,i:ii:ii:j,itti:i.. i+

Mengukur perbedaan tinggi antara dua buah titik adalah mengukur jarak antara

sebuah titik terhadap sebuah bidang horizontal yang melewati titikyang lain, sebagai

bidang acuan.

Ada sebuah bidang yang melewati kedua titik tersebut dan tegak lurus bidang

horizontal (bidang acuan). Terhadap garis hasil perpotongan kedua bidang inilah

beda tinggi kedua titik ditentukan. Terhadap garis itu juga sudut elevasi yang menun-

jukkan beda tinggi dapat diukur.

Akan tetapi bagaimanakah garis itu dapat ditentukan secara teliti dengan alat

sederhana di lapangan?

A. Pengertian Penf ipat Datar dengan .{lat Sederhana

Yang dimaksud dengan penripat datar adalah proses penenruan ketinggian dari

sejumlah titik. Penguk-uran sipat datar diartikan pula sebagai perbedaan pengukuran

elevasi, yaitu perbedaan vertikal antara dua titik ataujarak dari bidang referensi yang

telah ditetapkan ke suatu titik tertentu sepanjang garis vertikal. Biasanya permukaan

air laut rata-rata yang digunakan sebagai bidang referensinya; sedangkan sebagai bidang

referensi pengukuran lokal dipergunakan suatu bidang dengan perjanjian tertentu.

*

H = elevasi titik A

Gambar 4.1. Elevasi di titikA

Pengukuran jarak vertikal secara langsung atau tidak langsung untuk menentu-

kan beda tinggi antara dua tempat atau titik merupakan proses penentuan ketinggian

sejumlah titik. Beda tingginya adalah jarak vertikal antara dua bidang datar di mana

titik tersebut berada. Jarak vertikalantara suatu titik dengan bidang acuan/permukaan

air laut disebut ketinggian titik. Penentuan elevasi atau perbedaan tinggi diperlukan

dalam pembuatan gedung, pembuatan jalanraya,pembuatan saluran air dan pembuat-

an jalan kereta api, karena permukaan bumi ini tidaklah seluruhnyadafar; ada ppnung,

lembah dan bukilbukit maupun dataran rendah.

66

tu

Air Iaut dijadikan dasar dalam mengukur tinggi sesuatu dan sebagai permukaan

perbandingan; sehingga permukaan tersebut harus benar-benar datar.

Gunthor 1.2. Pt'tlgtltulttan rumhu sipul datut sr,r/.'r'lr.;i'.;

Pada gambar di atas, ketinggian relatiftitik{itik A. l. l. -1 J:r B ;rp;t drtentukan

dengan menegakkan rambu/.jalon secara berturut-rurur Dr,j: :lrir, re rsebut dan mem-

baca angka yang terpotong garis datar. Titik .\ diradrkrn sebagai acuan pada inter-

val tertentu. Alat penyipat datar dipasane pada p..,sisr baru. pembacaan pada rambu/jalon yang pertama (l) dari posisi baru drsebur penibacaan ke belakang, dan pem-

bacaan rambu,'ialon terakhrr rl ) sr''beiLinr memindahkan alat disebut pembacaan ke

muka. Pembacaan ketincuian r.ing lclah diperoleh dicatat dengan cara yang sama,

tetapi ketinggian datum ltitik A) dihituns dengan cara yang berbeda.

B. Tujuan Penyipat Datar dengan Alat Sederhana

Seperti telah diuraikan di atas. penyipat datar adalah proses penentuan ketins-siln

dari sejumlah titik. Berdasarkan uraian tersehut dap:r dinn.-.:'-'*r i,: f::.',:,:datar yairu:

l.2.

J.

'4.

menentukan perbedaan bcda tinggr antara dua rrtik:

menenfukan letak ketinggian (elevasi) sesuatu titik i,ang berada di atas atau di

bawah bidang pedoman adalah pennukaan air laut yang tenang;

rnelakukan pengukuran jarak antara dua titik;menentukan perbedaan tinggi antara titik awal dan titik akhir yang letaknyajauh dari salah satu titik;

5. menggambar lokasi kedua titik setelah pengukuran.

Catatan:

Pengertian belakang dan muka Cigambarkan sebagai berikut.

Jika kita pergi dari Yogyakarta ke Jakarla,yang disebut belakang adalahYogya-

karta, dan Jakarta disebut muka. kemudian pergi lagi dari Jakarta ke Bandung,

yang disebut belakang adalah Jakarta, dan muka adalah Bandung, Perhatikan

gambar 4.3.

Illlttl---- vh-- tB;B

Gambar 4.3. Pengertian muka dan belakang

67

C. Jenis Alat dan Syarat Pengukuran Beda Tinggi

Untuk mengukur perbedaan tinggi kita menggunakan alat-alat sebagai berikut.

1. Unting-unting dan Segitiga Kaya

Alat penyipat datar sederhana lainnya untuk mendapatkan bidang-bidang datarsecara langsung adalah sebuah segitiga yang terbuat dari kayu, yang bertiang tengahvertikal dipasang unting-unting dan di ujung bau'ah batang horizontal dibuat lukisansegitiga. Bila unting-unting berada tepat di atas lukisan segitiga bidang permukaandi mana alat tersebut diletakkan, berarti bidang permukaannya adalah datar. Alat inicocok untuk pemeriksaan rel kereta api 1,an_e terbuat dari baja.

Gambar 4.5. Alat pen.vipat datar dengan unting-uiling.

Prinsip kerja alat ini adalah berdasarkan titik berat unting-unting secara vertikalyang dikombinasikan dengan bidang datarlhorizontal dari segitiga kayu. Kayu dibuat

tegak lurus dengan bidang datarkayu. Seperti diketahui, gaya-gayayangbekeqa secara

bersama-sama dalam unting-unting dalam arah tegak lurus, mengarah ke bumi dalam

satu titik berat. Titik berat akan selalu mengarah tegak lurus ke bumi.

Syarat alat ini adalah, (1) bidang horizontal yang dibentuk oleh segitiga kayu

harus tegak lurus dengan letak paku, tempat pak-u diletakkan, dan tempat benang

dikaitkan; (2) benang dan unting-unting harus bebas bergerak tanpa tersentuh oleh

penghalang; (3) segitiga kayu harus berdiri tegak lurus dan tidak boleh condong ke

samping kanan atau kiri.Cara menggerakkan alat ini, letakkan segitiga dan unting-unting di atas bidang

datar, biarkan agar tenang dan lihat ujung unting-unting. Jika tepat berada di atas

lukisan segitiga berarti bidang dinyatakan datar; apabila belum berarti bidang yang

diukur tidak datar.

Gttnthur J.J -leglrlgo {rr.r'rr

68

2. Hand Level (ll/aterpas Tangan)

Penyipat datar dengan hand level merupakan penyipat datar dengan alatsederhana yang digunakan untuk menentukan garis horizontal pada suatu permukaan,

iika kemiringannya tidak diketahui dengan pandangan mata. Dengan alat ini dapat

drtentukan garis horizontal kedua titiknya, karena pada alat ini terdapat tabungpandangan yang dilengkapi dengan lubang bidikan pada salah saru ujungnya dan

tanda silang sebagai tandahonzontal pada ujung lainnya. Di dalam mbung terdapatpula gelembung udara sebagai indikator pengukuran.

Jika gelembung udara terdapat di tengah bidikan. n"i. .;.:n. \-rtk:naupunrambu merupakan garis datar.

Gambur 4.6. Hand let,el

Untuk mencari perbedaan tinggi, alat diletakkan di atas tongkat. Syarat-syaratnya

adalah rambu harus tegak lurus, gelembung nivo harus berada tepat di tengah, danjaraknya diusahakan agar seimbang.

Bt= B*M

Beda tinggi :Bacaan Belakang - Bacaan Muka

Jarak

-----lCara menggunakan:

a. Letakkan rambu di titik A dan B.

b. Ukurjarak A dan B (catat dalam daftar).

c. Letakkantongkatpenyanggadi antaratitikAdanB,letakkan handlevel diatas

tongkat penyangga. Atur hingga gelembung berada tepat di tengahtengah.

d. Baca rambu belakang dan muka (catat dalam daftar).

e. Ulangi langkah di atas untuk titik yang lainnya.

Gambar 4.7

69

3. Alat Tabung U

Alat tabung U adalah pipa U yang diisi dengan cairan, jika diletakkan maka

permukaan air pada kedua kaki akan bergerak untuk membentuk permukaan yang

horizontal. Bidang daramya adalah bidang permukaan air. Alat ini sangat sederhana

dan mudah menggunakannya. Alat ini memiliki ketelitian yang kurang bagus.

Prinsip kerja alat tabung U ini adalah bekerja berdasarkan prinsip bejana ber-

hubungan dan diusahakan alat pengukurjarak berhimpit dengan tabung dan tepat

pada permukaan airnya.

Permukaan air

Tabung muka

Bt=B-M

Beda tineei =

Bacaan Belakang Bacaan Muka

Gctmbor 4.6.

Cara penggunaan alat harnpir sama dengan penggunaan menggunakan llandlevel, hanya bedanya penyangga sudah satu rangkaian dengan prpa tabung ini se-

hingga lebih mudah menggunakannya. Jarak yang diperbolehkan dalam pengukuran

dengan tabung tidak boleh melebihi jarak antara kedua tabLrng.

Jenis lain waterpas tabung, yaitu tabung dihubungkan satu sama lain dengan

slang karet, Tabung terdiri dari dua buah tabung gelas tanpa dasar Kedua tabung

diisi dengan air hingga penuh. Kedua tabung ada sumbatnya, dan bila sumbat dibuka,maka air akan berjalan dan lama-lama tenang. Permukaan air keduanya (ika sudah

tenang) membentuk garis mendatar di antara keduanya. Dengan penghubung slangjarak uniuk pengukuran dengan alat ini relatiflebih panjang dari tabung U yang diatas. Jaraknya tergantung panjang slangnya. Syarat yang harus dipenuhi adalah tidakada gelembung di dalam slang, slang tidak tertekuk, dan tidak bocor.

Garis datarPenyumbat

Permukaan air

Gambar 4.9.

Permukaan air

Tabung

4. Waterpas

Waterpas terbuat dari sebatang kayu atau baja yang di dalamnya dipasang nivo.Nivo adalah tabung/kaca yang sedikit lentur sebagian kecil yang diperuntukkan bagi

penguapan, nivo diisi dengan zat calr (eter) kedua uiung tabungnya tefiutup, ge-

10

iembung yang ada di dalam nivo akan selalu bergerak ke arah -vang seialu tinggi.

\Vaterpas dalam keadaan seimbang horizontal jika gelembung !'ang ada di dalam

nivo berada dalam titik izang paling tinggi.

Untuk mengetahui peka tidaknya gelembung uap, pada taburg digoreskan

beberapa buah garis. Jika gelembung berada tepat di tengah gan! .i: ::."k: u ater:l:dapat dikatakan seimbang. Garis singgung yang ada di dalar: i.:r-r!. d, i.n:j:.

-uaris-garis pembagi disebut garis bidik. Jika gelembung be:-:c= :. :.:.r::-:::.i::.garis pembidik, garis bidik horizontaluntuk mengontrol nir o ,t::.: j =r. -r.:- i:r -l:ljalan menyetel sepotong atau sebilah papan. Kemudian te:.rr.': - :::i:::,-.yang berlawanan, maka akan didapat gelembung berada ,i, :<::.-- .-_-:.- . :.: . l:ndemikian berarti nivo sudah menyimpang.

Cairan eter yang ada memenuhi tabung hingga kec'r: ,gelembung. Geiembung akan selalu berada di atas. Bi:..- . ,yang bidang atasnya sejajar dengan bidang bauah.

Syarat yang harus dipenuhi adalah:

a. gelembung harus di tengah-tengah.

b. jarak disesuaikan panjang tongkat uku::.'.,. ;-c. waterpas harus bersih agar keLhat:n

gelembungnya.

Cara Ia. Tinggi dari A sampai tongkat ukur

diukur = bacaan belakang

b. Tinggi dari B sampai tongkat ukur

diukur: bacaan muka

Keterangan:

B : bacaan mistar belakang di AM = bacaan mistar muka di B

Bt = beda tinggiB

t-.^L t

--: "-- -l-l J:l ir'C.ldt- : := -: =.UnliniUm

Gumbar 4.10

Pengukuran dengan \\aterDas lit-jl'.::-r. :"-- r-. -t:- t,i-l: :::igi secara kasar,

karena alat mudah bergt-,rrnC P:;; tJ.:r,::i::- t':-.-..-:r: :.J-:;kan alat bantu

seperti tongkat ukur. prta L:KLlr'. rin:rn---.::,i:-,a. ,r..:r r":. :. ?-:.'. :i: jf,Iar diletakkan

dr atas tongkat ukur dan ditempelkan pada.laltrn \Jng s..J;: i;-::r .uruS. Untuk

membuat jalon berdiri tegak lurus digunakan unting-untinu :c'0.1:r.ir alat bantunya,

pada ujung jalon diberi unting-unting dan diamkan supaya berada dr tengah-tengah.

Pengukuran penyipat datar dapat dilakukan dengan rneletakkan salah satu ujung

tongkat ukur di atas tanah dan ujung tongkat yang satunya digerakkan naik dan

" turun, agar gelembung rvaterpas yang ada di atas tongkat ukur tepat berada di tengah-

ten-eah. Ujung tersebut diberi unting-unting ke bawah unfuk menentukan letaknya.

Pengganti tongkat ukur dapat pula digunakan benang, tetapi hasilnyajauh lebih

kasar dari tongkat kayu. Untuk melakukan pengukuran dengan waterpas tangan

dapat dilakukan rninimal oleh tiga orang. Jarak antara kedua titik yang diukur tidak

boleh melebihi parlang tongkat ukur.

Penggunaannya dalam mencari beda tinggi di atas tongkat ukur.

t1

Gumbur 4.ll

Untuk mencari perbedaan tinggi antara dua titik dapat dicari

bacaan belakang dengan bacaan muka

dengan mengurangi

Contoh:

1. Bacaan belakang

Bacaan muka

Beda tinggi titik A dan B

Bacaan belakang

Bacaan depan

A

I

Bt=B*M

0,124 meler

= 1,426 meter

2.

-1,302 meter (turun)

0,927 meter

0,215 meter

T-,.cc n'u(a

-F L.lnilnC-Unl rOI

+I

a. Tinggi dari A sampai benang

diukur : bacaan belakang

b. Tinggi dari B sampai benang

diukur: bacaan muka

Keterangan:

B - tinggi benang di atas AM : tinggi benang di atas B

Bt : beda tinggi

Beda tinggi titik A dan B 0,712 meter (naik)

Cara IIPenggunaan dalam mencari beda tinggi di atas benang

B1

l

Gamhar 1.12.

Untuk mencari perbedaan tinggi

rangi bacaan belakang dengan bacaan

antara dua titik dapat dicari dengan mengu-

muka.

Contoh:

Bacaan belakang

Bacaan muka

Bt=B *M

= 0,935 meter

0,630 meter

Beda tinggi titik A dan B : +0,035 meter (naik)

5. Slang Plastik

Slang plastik dapat digunakan untuk menentukan beda tinggi antara dua titik.

Prinsip kerja slang plastik dalam pengukuran adalah bahwa bagian atas dari suatu

zat cair akan selalu berada dalam keadaan mendatar.

Slang plastik hanya digunakan untuk jarak-jarak yang pendek, misalnya bangun-

an-bangunan gedung. Alat ini termasuk alat yang sederhana dan mudah diperoleh.

Untuk penggunaan slang plastik ada beberapa syarat yang harus diperhatikan antaru

lain sebagai berikut.

a. Slang plastik tidak boleh mengandung gelembung-gelembung udara. Jadi kita

harus sering memeriksa apakah slang masih dapat berfungsi dengan baik dengan

melihat gelembung-gelembung udara di dalam slang, jika ada gelembung harus

segera dikeluarkan. Unfuk mencegah gelembung-gelembung masuk dalam slang

72

b.

waktu pengisian, letak air harus berada pada tempat yang lebih tinggi dan

dibiarkan mengalir ke ujung yang lebih rendah. Jika masih ada gelembung,

biarkan air mengalir sampai gelembungnya tidak ada.

Slang plastik tidak boleh kotor, karena menyulitkan pembacaan letak datarnya,

dan sulit dilihat apakah ada gelembung atau tidak.

Pada saat digunakan, slang plastik tidak boleh terlipat atau tertekuk, lipatanpada slang menyebabkan tersumbatnya aliran air sehingga tidak datar lagi. Untukmelewati tanah yang lebih tinggi sekali alat ini tidak bisa dipakai.

Pada saat digunakan, slang plastik salah satu ujungnya tidak boleh tem.itup

karena akan mengakibatkan air di dalam slang tidak bisa bergerak karena udara

yang masuk tidak bisa menembus air di dalam slang.

Posisi jalon atau mistar yang digunakan untuk mengukur kedataran tidak boleh

miring, baik ke depan, ke belakang atau ke samping. Posisi mistar yang tidak

tegak lurus akan menyebabkan elevasi kedatarannya tidak tepat (bisa menambah

maupun mengurangi tinggi elevasinya).

Jangan ada slang plastik yang bocor, kebocoran pada slang plastik menyebab-

kan elevasi semakin berkurang, sehingga memungkinkan masuknya gelembung

ke dalam slang.

Prinsip kerja slang plastik berdasarkan prinsip bejana berhubungan yaitu bila

air sudah tenang berarti kedua permukaan datar. Slang plastik yang digunakan

biasanya bergaris tengah 10 mm. benvarna benins. dan diisi air. Saat digunakan

slang plastik dilengkungkan membenruk hurul L

Beda tinggi pada pengukuran antara dua titik dihiruns dengan cara:

Tinggi permukaen air di A-tinggi permukaan ui, Ai g

Dalam pembahasan ini disajikan dua pekerjaan pengukuran penyipat datar dengan

slang plastik untuk pengukuran terbuka dan pengukuran tertutup (keliling).

Kesimpulannya dengan menggunakan slang plastik dapat dengan mudah

ditentukan beda tinggi antaradua titik yang berdekatan, dengan mempekerjakan

personil sebanyak empat orang.

Beda tinggi = Bacaan mistar belakang - Bacaan mistar muka

ITinggi air di A

(Bacaan mistar belakang)

e.

f.

tTinggi air di B

| (Bacaan mistar muka)

I

I:," l.: 1 A..: : :..:-:.1 : ;.1 :.: :...:. :.;.:.1 :.:..:,,'.:.. : l.: :... i. B l :': :.:.. :" r:.:'" ,^-^',--!

Gambar 4.13. Peng*uron dengwt slung plastik.

73

Untuk mencari perbedaan tinggi antara dua titik dapat dican dengan mengurangi

bacaan mistar belakang oleh bacaan mistar muka.

0,840 meter

0,820 meter

B : + 0,020 meter (naik)

air dari A sampai

'lir dari B sampai

muka air diukur : belakang

muka air diukur = bacaan muka

Gcnih,ir -1. I i. Ki;rt,tnr;t.r.

6. Klinometer

Klinometer adalah alat penyipat datar yang berfungsi untuk mengukur sudut

kemiringan dari suatu daerah (areal). Alat ini diusahakan agar pada waktu kita mem-

bidik obje,k gelembung nivo selalu berada ditengah-tengah. Ada bermacam-macam

jenis klinometer, tetapi yang umum dipakai adalah Abne.v let,el yaifi penyipat datar

tangan dengan gelembung udara dapat diputar pada keadaan verlikal.

Cara pemakaian klinometer diletakkan jauh dari rambu, arah bidikan ditujukan

pada rambu sehingga garis pandang akan paralel dengan tanah. Saat bidikan di-

arahkan ke suatu rambu, gelembung dalam tabung bergerak dan dengan cara memutar

knop pada lengan penunjuk sampai gelembung dalam tabung terletak pada tanda

silang penunjuk. Setelah gelembung tepat berada di tengah, dengan lengannya pe-

nunjuk akan menunjukkan sudut kemiringan dari tanah yang bersangkutan. Dengan

pembacaan pada skala lengan penunjuk, alat tersebut langsung menentukan kemi-

ringan dan jaraknya bisa dicari.

Jarak data antara titik A dan B dapat dicari dengan mengalikan jarak dengan

sudutnya

Keterangan:

d = dm.cos s dm adalah jarak miring,

d adalahjarak, dan

s adalah sudut yang dibentuk antua garis batas

dan titik yang diukur.

Bila sudut kemiringan sudah diketahui, beda tinggi antara kedua titik dapat

dihitung dengan mengalikan jarak miring dengan harga sinus sudutnya'

Bt adalah beda tinggi, dm adalah jarak miring dan

o, adalah sudut yang diperoleh dari klinometer.

Contoh:

Bacaan belakang

Bacaan muka

Beda tinggi titik A dan

i-- '- ; r;-, r;

, Tnggi: f.'-.:

74

Bt = dm.sintx

Syarat utama pemakaian alat ini adalah

a. gelembung harus tepat di tengah

b. jalon/rambu harus tegak lurus

c. jaraknya tidak terlalujauhtI

Bt = Beban tir

I

I

I

I

Jalonhambu

Contoh:

Sudut miring r anr ,trpe:- .e:

Jarak minn_rnra = 10 me:::maka jarak datar (d)

Beda tinggi titik A dan B (Bt)

Contoh:

Bacaan mistar belakang (B) =

Bacaan mistar muka (M)

maka beda tingginya =

Keterangan:

Bt = beda tinggi antara dua titikB : bacaan mistar belakang

M = bacaan mistar muka

Keterangan:

Bt = beda tinggi titik awal dan akhir

I(b) = jumlah bacaan belakang

)(M) = jumlah bacaan muka

I(+) = jumlah beda tinggi +

I(-) : jumlah beda tinggi-

Ganfiar 4.15

,tr.-.v= 39'

= dm. cos o= lrl.cos 30,,

= t.r*i(l meter

= ,ir: s:n Ct

= 1g..in _1r I

= 5 meter

D. Rumus Perhitungan Beda Tinggi

Ada beberapa rumus yang digunakan untuk menyelesaikan perhirung3n peng-

ukuran beda tinggi.

1. Mencari beda tinggi antara dua titikRumusnya:

" tst = B*M,

1,429M1,196 M

+0,133 M (naik)

l. Mencari beda tinggi antara titik awal dan titik akhir.

Rumusnya:

a. Bt = I(b) - E(M)

b. Bt: I(+)-r(*)

c. Bt * Tinggi titik akhir-tinggititik awal

75

Contoh:

a. Jumlah bacaan belakang (f,b) = 17,421 m

Jumlah bacaan muka ()m) = 74,020 m _Maka beda tingginya = *3,401m (naik)

b. Jumlah beda tinggi + (I +) = 2,421

Keterangan:

Jika hasilnya + berarti Maka beda tingginya : +1,474 m (naik)

tanahnya naik

- i:i: hasilnya - berarti c' Ii"*ititik akhir (B) 99'366 m

::nahn1'aturunTinggititikawal(A):100'000mMaka beda tingginya = -0,234 m (turun)

3. Mencari ketinggian titik yang diukur jika tanpa koreksi

"Untuk mencari tinggi titik masing-masing titik yang diukur adalah tinggi titik

sebelumnya ditambah atau dikurangi dengan beda titngginya"

Contoh:

Tinggi titik A 100.000

Beda tinggi titik A dan 1 adalah : -0.068

Maka tinggi titik I 100.000 - 0.065

99.9il4. Mencari koreksi beda tinggi

Rumusnya: Keterangan"

a. At=IG)-EN) At :koreksibedatinggi

L(B) :jumlah bacaan belakang

b. At=E(+)-IF) I(M)=jumlahbacaanmukal(+) : jumlah beda tinggi +

Contoh: I(-) : jumlah beda tinggi -a. Jumlah bacaan belakang 16,252 m

Jumlah bacaan muka : 15,250 m _Maka koreksi beda tinggi = * 1,002 m (naik)

b. Jumlah beda tinggi (+) 0,592 m

Jumlah beda tinggi (-) = 0,378 m

Maka koreksi beda tinggi = *0,214 m (naik)

5. Mencari koreksi pada setiap titikRumusnya:

a r Kelerangan:

a. ltn = ? Atn : koreksi di titik ke-n

dn :jarak di titik ke-n

b ar,r= $ x at il:,;#:ll,,ilt,r**,n = jumlah titik yang diukur

76

Contoh:

a. Koreksi beda tingginya = * 0,1 13 m

Jumlah titik yang diukur = 10 buah

Maka koreksi setiap titik = a# : 0,0113 m

b. Jumlah jarak seluruhnya = 450 rn

Koreksibeda tinggi : 0,116 m

Jarak titik A ke-l = 50 m

Maka koreksi di titik tersebut adalah: Atn : jS " O,t,U

: 0.013 m

Jika hasil koreksi pada setiap titik negatif maka dalam perhitungan dianggap

positif dan sebaliknya jika koreksinr a positif maka dalam perhinrngan di-anggap negatif.

Mencariketinggian titik rang d::i,uriika ada koreksi

"Untuk mencari tinggr tirik mri::ls-masing titik yang diukur adalah tinggi titiksebelumnl a ditambah .l'.3- i.r-r:r.-: xda tingginya dan ditambah atau dikurangi

dengan harga kL)rek:n\J "

Contoh:

Tinggi titik ABeda tinggi titik A dan

Koreksi di titik Bjadi tinggi titik B

- - llt{l.rtil(i

B = - r.tll0"020

= + 101,221

E. Sumber-Sumber Kesalahan Pengukuran Beda Tinggi dengan AlatSederhana

Kesalahan-kesalahan pada pengukuran sipat dengan alat sederhana secara umum

dapat diklasihkasikan sebagai berikut.

1. Kesalahan oleh pengukur

a. Disebabkan oleh petugas

l) Pengaturan instrumen yang tidak sempurna (misalnya: penempatan ge-

lembung nivo yang tidak sempuma), ketidaktepatan gelembung udara

akan menyebabkan kesalahan yang berpengaruh pada ketepatan keting-gian yang dibaca, semakin jauh letak titik yang akan diukur, hendaknya

gelembung harus tepat di tengah-tengah.

2) Kesalahan pembacaan, contoh: harusnya 3,92 dlbaca3,82.3) Kesalahan pencatatan,bacaan belakang dicatat sebagai bacaan muka

4) Penembakan ke depan tidak dilakukan pada titik yang sama (geser dari

tempatnya).

b. Disebabkan oleh mistar atau jalon

1) Penempatan mistar/jalon yang kurang tegak. Jika condong ke depan,

maka akan terbaca data elevasi yang lebih rendah dari yang sebenarnya.

Jika condong ke belakang maka akan terbaca data elevasi yang lebih

tinggi dari yang sebenamya. Untuk mengatasinya digunakan unting-

unting agar rambu benar-benar tegak.

77

2) Terbenamnya mistar ukur/jalon karena tidak ditempatkan pada tumpuan

yang keras.

3) Jarak titik ataujalon yang terlalu panjang.

2. Kesalahan oleh instrumen

a. Disebabkan oleh petugas

1) Pandangan mata kurang cermat (paralaks).

2) Gelembung tidak datar (pada waterpas tangan).

b. Disebabkan oleh rambu

1) Graduasi pita ukur yang tidak teliti.

2) Adanya kesalahan indeks dari pita ukur.

3) Sambungan awal pita ukur yang tidak sempuma.

3. Kesalahan alami

a. Pengaruh sinar matahari langsung. dapat mengubah garis kolimasi.

b. Perubahan posisi alat penf ipat data dan jalon/tongkat ukur, misalnr a oleh

angin iang kencang.

c. Pengaruh rettaksi cahala. akibatnl'a pembacaan/ketepatan pandang tidak

teliti.

d. Pengaruh lengkung bumi (bisa diabaikan dengan membuat jarak yang

sama ).

Cara-cara mengatasi kesalahan-kesalahan tersebut di atas atau minimal me-

ngurangi dengan cara:

a. pembacaan belakang dan ke muka diusahakan pada jarak yang sama;

b. menggrmakan nivo pada jalon agar bisa menunjukkan vertikal tidaknya

rambu/jalon;

c. menggunakan metode pencatatan pengamatan yang telah diakui dengan

kontrol-kontrol untuk mendeteksi adanya salah hitung'

F. Teknik Penggambaran Hasil Pengukuran Beda Tinggi

Langkah terakhir dalam penyipat datar dengan alat sederhana adalah meng-

gambarkan profil hasil pengumpulan yang telah dilaksanakan. Untuk menggambar

hasil pengukuran ada beberapa macam langkah-langkahnya.

1. Buatlah empat garis yang sejajar t 2 cm pada kertas gambar di bagian paling

bawah sendiri.

2. Pada garis pertama, tulislah dan gambarkan letak titiktitik yang telah diukur

berdasarkan skala jarak tertentu (skala panjang).

3. Tuliskan jarak-jarak antwa ke dua titik pada garis kedua.

4. Antara garis pertama dan kedua juga untuk menuliskan jumlah jarak darijumlah

jarak-jarak yang telah dilewati, dimulai dari titik awal pengukuran (0,000) sam-

pai titik yang terakhir.

5. Antara garis kedua dan ketiga untuk menuliskan tinggi masing-masing titikyang diukur

6. Antara garis ketiga dan keempat, untuk menuliskan kemiringan suatu rencana

profil. Besar kemiringan adalah beda tinggi dibagi jarak dan dikalikan 100%.

1. Tentukan letak titik-titik berdasarkan ketinggiannya dan tentukan pula skala

tinggi.

78

a. Tentukan titik tertinggi dan dibulatkan ke atas dalam meter, misalnya* 179,216 dibulatkan menjadi 180,000.

b. Tentukan titik terendah dan dibulatkan ke bau'ah dalam meter misalnya,+167,7 24 dibulatkan menjadi 1 67,000.

Dari data di atas, jarak terringgi dan terendah adalah 3m (yaitu 1g0,000 -167,000:3,000 m) maka dapat ditenrukan skala rinseinra.

8. Tentukan ietak titik-titik berdasarkan ketinssian ma-rinq-nasine dan hubungkantitik-titik tersebut" Dari sini tergambarlah h:s:i pentukurin \ans relah dilaku-kan.Untuk lebih jelasnya lihat gambar I ir,

Keterangan:

Dalam menggambar hasil peneukuran diperlukan dua3enis skala, yairu skalajarak (skala panjang) dan skala tinggi. Skala jarak dibuat lebih kecil daripada skala tinggi dan biasanra dibuat skaia tinggi 10 kali lebih besar dariskala jarak.

Skalojarak I : 1000

Skalatinggi 1. 100

0,000

Gambar 4.16.

F;II - '': -^- |

-

-:l

-------]ll

Tirik

r-;_l1,,,1I rinooi I

I ritir I#I

x"ri'i.g.. I

(1)

(2)

(3)

(4)2,n1,51LW0,50

ooo

A = 18,00

O16

3& ,rnn

oO4

30.00

ooo

20.00

Oqo

25 0a

a=N

35,00

Oo-ON

@

s-NN

Oo@N

N

6N

@N.

N

ON

N

@$-@N

No-tsN

@rN

0,5410 0,700k

79

h.

(.

G. Mengukur, Menghitung dan Menggambar Beda Tinggi dengan Alat

Sederhana

Untuk mengukur, menghitung, dan menggambar beda tinggi dengan alat

sederhana, kita perlu mempelajan beberapa hal berikut.

1. Menyipat Dutar Sederhano dengan Waterpas Tangan

Pengukuran penyipat datar sederhana dengan waterpas tangan dilakukan

mengikuti langkah-langkah di bawah ini.

a. Tujuan

Menyipat datar sederhana dengan waterpas tangan mempunyai beberapa rujuan

yang akan dicapai yairu:

1) mengetahui beda tinggi antara dua titik;

2) mengetahui beda tinggi antara titik au al dan titik akhir;

3) mengetahui ketinggian masins-masing titik vang diukur;

4) menggambar hasil perhirungan dan data r ang diperoleh;

5) dapat melakukan pengukuran jarak dan beda tinggr.

Petunjuk (Jmum ":

1) Pelajari lebih dahulu lembaran ke{a sebelum melakukan pekeqaan peng-

ukuran.

2) Tiap regu (kelompok) paling sedikit menggunakan dua tongkat ukur

(metlat).

Alat-Alat Keria

Peralatan kerja yang dibutuhkan adalah: tongkat ukur, waterpas tangan, jalon,

alat tulis, unting-unting, dan meteran suhr-r/mistar.

d. Lokasi Pengukuran

Sekitar lokasi halaman sekolah.

U

1

80

Gambar 4.17.

e. Keselamatan Keria

1) Pakailah pakaian kerja pada saat pengukuran.

2) Gunakan jalon sesuai dengan fungsrnya.

3) Pakailah alat dencan benar, khusus waterpas jangan dijaruhkan.

f. Langkah Kerlu

I ) Tenrukan alat-alat yang akan digunakan untuk disiapkan.

2 ) Letakkan jalon per-tama di titik A sebagai titik awal pengukuran.

3) Letakkan jalon kedua di atas titik 1, kemudian ukur jarak antara titik Adan titik 1 (diusahakan tidak melebihijarak/panjang tongkat ukur).

4) Berilah tongkat ukur di antarajalon A dan 1, pegang erat-erat.

5) Di atas tongkat ukur kita letakkan waterpas tangan, dan ujung tongkat ukurdi jalon I dinaikkan atau diturunkan sehingga gelembung waterpas ransan

betul-betul berada di tengah.

6) Beri tanda coretan di bawah tepat tongkat itu dalam jalon.

7) Ukur tinggi coretan di jalon A dimulai dari tangan dengan meteruR I r seba-eai

bacaan belakang). ukur tinggi coretan dijalon I dimulai dan ranah dengan

meteran I (sebagai bacaan muka) dan catat dalam daftar pengukuran.

Pengukuran seperti di atas belum memberikan data l ane akurar. Agar lebih telitidapat dilakukan dengan cara berikut.

1. Tentukan alat-alat yang akan digunakan dan disiapkan.

7. Ujung tongkat ukur A diletakkan di antara titik A (titik awal pengukuran).

3. Di atas ton_skat ukur diletakkan waterpas tangan dan ujung tongkat ukur yang

lain dinaikkan atau diturunkan sehingga gelernbung waterpas tangan betul-betul

di tengah.

4. Ukur jarak antara brdan_e atas tongkat ukur sampai di titik A. Ukur juga jaruk

antara bidang atas tongkat uklr sampai titik 1.

5. Gantungkan unting-unting pada ujung tongkat ukur dan tongkat ukur kedua

diletakkan pada titik-titik 1 dan dibuat mendatar dengan menggunakan waterpas

tangan.

6. Ukur jarak antara bidang atas tongkat ukur kedua sampai titik I (merupakan

pembacaan belakang), ukur jarak juga bidang atas tongkat ukur sampai titik 2(merupakan pembacaan muka), catat dalam daftar pengukuran.

7. Demikian seterusnya sampai pada titik terakhir (B).

g. Gambar Kerja

U

II

),

Gqmhar 4.18

Keterangan:

Bt : beda tinggi antara

dua titikB : bacaan belakang

M = bacaan muka

Gambar 4.19.

h. Data Hasil Pengukuran

t. Analisis Data Pengukuran

l. Mencari beda tinggi antara dua titikRumusnya:

Bt*B *M

Dalam perhitungan ini, beda tinggi antara:

Titik A dan titik I : 0,400 - 0,410 : - 0,01

Titik ldantitik 2=0,500-0,500= 0

Titik 2 dan titik 3 : 0,550-0,490 = 0,06

Titik 3 dantitik 4:0,460*0,540: - 0,08

Titik 4 dan titik 5 : 0,500 - 0,450: 0,5

Titik 5 dan titik 6 = 0,400 - 0,390: 0,01

Titik 6 dan titik 7 : 0,500 -0,420 = 0,08

Titik 7 dan titik 8 = 0,500 -0,469 = 0,04

Titik 8 dan titik 9 : 0,590 - 0,490: 0,01

Titik 9 dan titik 10 = 0,490 - 0,530 = - 0,04

Titik 10 dan titik l1 = 0,500 - 0,600 = - 0,10

Titik 11 dan titik B : 0,570 - 0,600 : - 0,03

Nomor titikPembacaan Mistar

Jarak (m)Belakang Muka

AI

21J

4

5

6

7

8

9

t0l1

B

0.400

0,500

0,550

0.460

0,500

0,400

0,500

0,500

0,500

0,490

0,500

0,570

0,400

0.s00

0.490

0.510

0.150

0.390

0.110

0,460

0,490

0,530

0,600

0,600

2,00

2,00

2,00

2,00

2,00

2,00

2,00

2,00

2,00

2,00

2,00

2.00

82

2. Mencari beda tinggi antara titik awal dari titik akhir

Keterangan:

Bt = beda tinggi titik awal dan

titik akhir

I(B) : jumlah bacaan belakang

I(M) : jumlah bacaan muka

EB = (0,4+9,519,55+0,46+0,5+0,4+0,5+0,5+0,5+0,49+0,5*0,53) : 5,g7

IM = (0,4 I +0, 5+0,49+0,5 4+0,45+0,39+0,42+0,46+0,49+0, 5 3 +0.6*0,6)

= 5,88

Bt = IB_IH,t

= 1il;,1;11,,

b. Br E X.(+).:- f, (-)

I(+) = 0,0610,05+0,01+0,08+0,04+0,01 Keterangan:

= 0,25 Bt : beda tinggi titik awal

Rumusnya:

A, Bt=IB_T,M

I (-) = 0,01+0,08+0,04+0,10+0,03

= 0,26

Bt = I(+)-I(-)-=:'" - 0'26

{,01 (turun)

3. Mencari ketinggian titik yang diukur

dan titik akhir

I(+) : jumlah beda tinggi +

I(-) = jumlah beda tinggi -

Untuk mencari tinggi titik masing-masing titik yang diukur adalah tinggititik sebelumnya ditambah atau dikurangi dengan beda tingginya. Pada

perhirungan ini, tinggi masing-masing titik adalah, jika:titik A tingginl'a ditenrukan -100,000, maka:

tinggititik 1=100.00-0.01 = 99.99

tinggititik 2: 99.99- 0 - 99.99

tinggititik 3: 99,99- 0.06=100.05tinggi titik 4 = 100,05 - 0,0 99.97

tinggi titik 5- 99,97+ 0,05:100,02tinggititik 6= 100,02 + 0,01 =100.03tinggi titik 7 : 100,03 + 00,8 = 100,11

tinggi titik 8 = 100,11 + 0,04 = 100,15

tinggititik 9 = 100,15 + 0,01 :100,16

tinggi titik 10 = 100,16 - 0,04 = 100,12

tinggi titik 11 : 100,12 - 0,10 = 100,02

tinggititik B = 100,02 - 0,03 = 99,99

Dari tinggi masing-masing titik di atas dan perhitungan beda tinggi dapat

dimasukkan dalam tabel:

83

Nomor

TitikPembacaan Mistar

Jarak (m)Beda tinggi Tinggi

TitikBelakang Muka +

A

1

2

aJ

4

5

6

1

8

9

l0

11

B

0,400

0,500

0,550

0,460

0,500

0,400

0,500

0,500

0,500

0.s00

0,490

0,500

0,570

0,410

0.s00

0.190

0,540

0,450

0,390

0.120

0.160

0.190

0.530

0,600

0,600

0

0,06

0,05

0,01

0,08

0.04

0.0 i

0,01

0.08

0,04

0,10

0.03

100,00

99,99

99,99

100,05

99,91

100,02

100,03

100,11

1 00,1 5

I 00,1 6

100,12

100,02

99,99

Jumlah 5,870 5,880 I r,t.l-< 0 26

Untuk mencari beda tinggi antara titik au'al dan titik akhir dapat juga dikontrol

dengan tinggi titik awal dan tinggi titik akhir.

Bt = Tinggi titik akhk - tinggr titik awal

: 99,990 - 100,000

= -0,010 (nrrun)

Ternyata hasil yang diperoleh tetap sama, jadi perhitungan di atas dianggap benar.

J. Menggambar Hasil Pengukuran

Langkah-langkah penggambaran hasil pengukuran adalah sebagai berikut.

1. Membuat 4 garis pada kertas gambar bagian bawah dengan jarak + 2 cm.

2. Letak notasi titik A, 1,2,3, 4, 5, 6, J,8,9, 10, 11, B. dengan menggunakan

skala jarak pada garis pertama.

3. Letakkan jarak masing-masing titik dalam titik-titik yang dibuat oleh garis pada

garis ke dua, yaitu jarak A dan I = 2,00, jaruk 1 dan 2 :2,00, jarak 2 dan

3 =2,00,jarak 3 dan 4: 2,00, jarak4 dan5:2,00,jarak 5 dan 6 = 2,00, jarak

6 danT:2,00, jarakT dan 8 =2,00, jarak 8 dan 9 = 2,00, jarak 9 dan l0:2,00,jarak l0 dan 11 =2,00,jarak 1l dan B:2,00.

4. Letakkan tinggi masing-masing titik di antara garis kedua dan ketiga.

5. Letakkan persentase % kemiringan rencana profil di antara garis ketiga dan

keempat. ,, i,,,

Carilah kemiringan profrl dulu yaitu : q#P * IOOX

84

Kemiringan titik A dan titik I - 99'99 100'00 x fi}% = -0,5 (turun)

Kemiringan titik I dan titik I = ee'ee -)929 x rc}% = 0 (tetap/datar)

Kemiringan titik2 dantitik -l = 10Q$-99-99 >: 100% = 3 (naik)

Kemiringan titik 3 dan titik 1 = el2.9r -lo{)'(ll r 1000,0 = -4 (turun)

Kemiringan titik 4 dan titik 5 = t{t l i229l x 100% = 2.5 (naik)

Kemiringan titik 5 dan titik 6 = lnqJ;10Q2 x 100% = 0,5 (naik)

Kemiringantitik6dantitik 7= 100.11=1QQ,3 x 100% = 4(naik)

Kemiringan titik T dan titik 8 - lEIlS- Q0-1-1 x rc}% = 2 (naik)

Kerniringan titik 8 dan titik 9 = lQQJq rrcO'E x 100% = 0,5 (naik)

Kemiringan titik 9 dan titik l0 x 100% = -1,5 (turun)

Keminnean titik t0 dan titiklt = IAQ2-rlqJ2 x 100% : -5 (rurun)

Keminngan titik 11 dan titik B : 9999.'@, x 100% = -1,5 (turun)

6. Tentukan titik reningr: ;.a: i:rer,i.eh. da:r buar inrenalnra.Dari hirungan tinggi trtrk di ai::. r:iti ie:::.:g: .:::. i=sr. :e-::-:grr rc= .--

100,16 dibulatkan ke atas menjadi 100.10.1en:.:. ,:. ::::::n. r '.I r'.: .,terendah dari hasil hitungan adalah 99,97 dibulatkan ke bau r: r:.:-rdr v',.*dan titik ini terletak di titik nomor 4. Iadi ada empat tingkatan inten al 1'airu

99,90,100,00,100,10 dan 100,20.

7 . Membuat skala tinggi l:100 dan garis mendatar juga dibuat.

8. Tentukan letak masing-masing berdasarkan tinggi titik yang bersangkutan dari

pengukuran.

9. Hubungkan titik-titik secara berurutan dan terbentuk gambar profil dari

pengukuran.

2. Menyipat Datar Sederhunu dengan Slang Plastik

Menyipat datar sederhana dengan slang plastik rnempunyai beberapa tujuan antara

lain:

a. mengctahui beda tinggi antara dua titik;

b. mengetahui beda tinggi antara titik awal dan titik akhir;

c. mengetahui ketinggian masing-masing titik yang diukur.

Dalam kajian ini, pengukuran dengan slang plastik disajikan dua bentuk peng-

ukuran dengan cara terbuka dan cara tertutup (keliling).

a. Pengukuran Penyipat Datar Terbuka dengan Slang Plastik

1) Tujuan

Dengan seperangkat alat slang plastik diharapkan siswa dapat:

a) melakukan pengukuran penyipat datar dengan slang plastik;

85

50

a

I:-

<

\UUq

E\ a-:\cs- -:, :-S,U)ss\

+5ri

-e-F> saa aa \J

bb bb

c0 tzCqN

:1 ZZ z0'00 L

6-5'I :

OO-

i:X AZ sr'001

ca6=

Oo-N

00 8r I t'00 L

o-='r ,f

ooN

00 9r 9t'00t

6-'6oc

6

N

o

OO.N

00,L It 00t

=6NC

oO.N

;: z.

t-tl=ll.-t

OoN

00 01 z0'00 I

a-=OGIC

OO.N

00'8 L6'66

6-5N=

oqN

009 90'00 t

cf

'1 :

oo-N

00't 66 66

:G

oc

oO.N

00'z 66'66

GOE

OqN

00'0 00'00 t

oE--J

)

,

,

Ev

v/,z

1Y?,

ru,

v

a

2,%

7u

\

2

,,

cGo.C

:< :EEo:z

'6-Cr-F'

G:-Oryoo

O

OO

oo-OO

oo-oo

86

s)

b) menghitung hasil pengukuran menyipat datar dengan slang plastik yang

meliputi beda tinggi ankra dua titik. beda tinggi anura titik awal dan titikakhir, menghirung keting-eian masing-masing titik yang akan diukur;

c) menggambar profil memanjang dengan skala jarak dan skala tinggi.

Petunjuk L'ntunt

a) Pelajari lebih dahulu lembar kerja sebelum melakukan pekelaan peng-

ukuran.

b) Perhatikan langkah pertama pada waktu pengukuran, diantara n1is121'jalon

tidak boleh miring, slang jangan sampai tertekuk, salah satu ujungniajangan tertutup dan bentangan slang plastik tidak boleh terlalu kencang.

Alat-Alat Kerja

Peralatan kerja yang dibutuhkan antaralain: slang plastik, pita ukur/mistar ukur.

patok, jalon, dan alat-alat tulis.

Keselamatan Kerja

a) Berhati-hati dalam memindahkan slang plastik supava air tidak rumpah

b) Lakukan pembacaan mistar dengan telitic) Gunakan jalon sesuai dengan fungsinl'a

Gambor Keju

a) di titik A hanra diperoieh data belakang

b) di titik I ada dua buah data. y'airu bacaan muka dan bacaan belakang

c) di titik 2 ada dua buch data. vaitu bacaan muka dan bacaan belakang

d) di titik 3 hanra diper,-.ir'h data muka saja.

Jalon dan rnistar

tfinggi air

I

<__ d, _-___1'Jarak A-1

<__ d2 t- d: --__1,'Jarak 1-2 Jarak 2-3

Gambar 4.)1.

Keterottgon:

B belakans

\l = muiia

D = jarak

87

6) Lokasi Pengukuran

Sekitar lokasi halaman sekolah.

-l

,IGLtmbur 4.22

7) Gambar Kerja

8) Langkah Keria

a) Siapkan alat-alatyang digunakan.

b) Isi slang plastik dengan air sampai tidak ada gelembungnya'

c) Pasang jalon di titik A dan di titik 1 yang jaraknya kurang dari panjang

slang yang digunakan atau disesuaikan dengan medannya. Jalon harus tegak

lurus.

d) Bentangkan slang plastik yang sudah diisi air di antara titik A dan titik I

dan tempelkan melekat dengan jalon yang tegak lurus, biarkan supaya kedua

permukaan air tenang dengan sendirinya'

e) Setelah air di daiam slang tenang, beri tanda coretan pada jalon A dan

jalon 1 dan lepaskan slang plastik, selama melepaskan slang plastik, di-

usahakan kedua ujungnya ditutup denganjari agar air tidak keluar (tumpah).

0 ukur ketinggian muka air slang plastik ujung A dan muka air slang plastik

di ujung I dengan mistar ukur atau meteran saku, catat dalam daftar peng-

ukuran. Ketinggian muka air di ujung A disebut sebagai bacaan belakang

dan ketinggian muka air di ujung I sebagai bacaan muka'

g) Ukur jarak antara jalon A dan jalon 1, catat dalam daftar pengukuran sebagai

jarakantaraA dan I

h) Pindahkan jalon A ke titik 2 dan lakukan langkah d) sampai g) hingga

pekerjaan selesai.

88

Nomor TitikPembacaan Mistar

Jarak (m)Belakang Muka

A

I

2

3

4

5

B

0,452

4,642

0,610

0,250

0,550

0.400

0,520

0,588

0,700

0,350

0,420

0,560

4,210

3,92A

3,500

3,680

3,700

3,520

9) Data Hasil Pengukuran

l0) Gambar Pengukuran

Gontbat'1.)4.

ll) Analisis Data Pengukuran

a) Mencari beda tinggi antara dua titik

Rumusnya: Bt = B-M

Keterangan' Bt = beda tinggi antara dua titikB = bacaan Belakang

M = bacaan rnuka

Maka dalam perhitungan ini, beda tinggi antara:

TitikAdantitikl = 0,452*0,52 = -0,068Titik I dantitik 2 = 0,642-0,588 = *0,054

Titik2dantitik 3 : 0,610-0,700 : -0,090Titik3dantitik 4 = 0,250-0,350 = -0,100Titik4 dan titik 5 = 0,550 -0,420 = -t-0,130

Titik 5 dan titikB : 0,400 -0,560 : -0,160b) Mencari beda tinggi antara titik awal dan titik akhir

Rumusnya:

( l) Bt = EB - EM Keterangan"

Bt = beda tinggi titik awal dan titik akhir

lB = jumlah bacaan belakang

lM= jumlah bacaan muka

slangplastik

Jalon+ meteran

89

,t : t:i;;+ 0,642 + 0,610 + 0,250 + 0,550 + 0,400)

,*: !:i11-

0,588 + 0.700 + 0,350 + 0,420 + 0,s60)

Bt = IB - IM = 1.901 - 3,138 : - 0,234(turun)

(2) st = E(+)-Et-t

It;;trangan. I(+) = 0,054 + 0,130 = 0.181

B: = beda tinggi titik awal ,(-) : 0,068 + 0,090 + 0.100 + 0,160 = 0418

dan titik akhir Bt = I(+) _ I(_)I -, = jumlah beda tinggi + = 0,184 - 0,418

I, -, = jumlah beda tinggi - = -0,234 (turun)

c) Mencari ketinggian titik yang diukur

Untuk mencari tinggi titik masing-masing titik yang diukur adalah tinggi titik

sebelumnya ditambah atau dikurangi dengan beda tingginya.

Pada perhitungan ini, tinggi masing-masing titiknl a adalah:

Jika tinggi titik A ditentukan:100,000 maka:

Tinggi titik 1 = 100,000 - 0,068 : 99,932

Tinggi titikz:99,932 + 0,054 = 99,986

Tinggi titik 3 = 99,986- 0,090 = 99,896

Tinggi titik4 = 99,896- 0,100 : 99,196

Tinggi titik 5: 99,796 + 0,130 : 99.926

Tinggi titik B : 99,926- 0.160 = 99.166

Dari tinggi masing-masing titik di aus dapat dimasuklian ke dalam tabel:

Nomor Pembacaan \listar , Jarak

Titik@ (m)

Beda tinggi

--T-r Tinggi

A

I

2

J

4

5

B

0,452

0,642

0,610

0,250

0,550

0,400

0,520

0,588

0,700

0,350

0,420

0,520

4,20

0,054

0,1 30

0,160

0,068

0,090

0,100

100,000

99,932

99p86

99,896

99,796

99,920

99,766

3,92

3,50

3,68

3,70

?<?

\ED 5)Jumlah 2,904 3,1 38 0,1 84 0,418

Untuk mencari beda tinggi antaratitik awal dan titik akhir dapat juga dihitung

dengan melihat tinggi titik awal dan tinggi titik akhir.

Bt = Tiaggi titik akhir+inggi titik awal

= tinggi titik akhir (B) - tinggi titik awal (A)

= 99,366 - 100,000

= 4,234 (turun)

90

Dari ketiga cara untuk menentukan beda tinggi titik awal dan titik akhir ternyata

akan menghasilkan besar yang sama yaitu 4,234. Dalam perhitungan dapat diguna-

kan satu perhitungan saja, dan yang lain sebagai pengontrol.

ll) Penggambaran Hasil Pengtkuran

Dalam menggambar digunakan dua skala yaitu skala jarak dengan skala tinggidengan harapan jarak yang relatifjauh dapat digambarkan pada kertas. Sebelum

menggambar can titik tertinggi dan hasil perhitungan dan dibulatkan ke atas dan

cari titik terendah dan perhirungan dan dibulatkan ke bawah. Dari hasil pembulatan

digunakan untuk menentukan interval titik tertinggi dan titik terendah. Dalam per-

hitungan di atas, titik tertinggi 100,000 tidak dibulatkan, tetap 100,000 yaitu titik A.Titik terendah ada di titik B yaitu 99,'166 dibulatkan menjadi 99,700. Jadi ada empat

tingkatan yaitu 99,700, 99,800, 99,900, 100,000.

Langkah-langkah penggambaran:

a) Buat 4 garis pada kertas gambar bagian bawah dengan jarak t 2 cm.

Letakkan notasi titik A, 1,2,3,4, 5, B menggunakan skala jarak pada

garis pertama.

b) Letakkan notasi titik A. 1. 2, 3, 4, 5,B menggunakan skalajarakpada garis

pertama.

c) Letakkan jarak ma.ing-masins titik dalam titik-titik 1,ang dibuat pada garis

kedua, yairu padajarak Adan i = l.ltl. jarak I dan I = i.9l:iarak I dan -1

= 3,50;jarak 3 dan 4:3,68: jarak -1 dan i = l-t-ir,r' :.irax j da: B = -r.-<1.

d) Letakkan tinggimasing-masing titik 1airu anrara gans kedua dan ketiga.

e) Letakkan persentase (%) kemiringan rencana profil di atas garis ketiga

dan keempat.

Cara mencari kemiringan profil adalah

= Effiscr x 100%

Kemiringan titik A dan titik 1 = 99$?#qpqQ , 100% = - 1,615 (turun)

Kemiringan titik I dan titik 2 = 99235#232 x 100% = 1,377 (naik)

Kemiringan titik 2 dan titik 3 = 91S90#?eE0 x fi1% = -2,5J1 (turun)

Kemiringantitik3 dantitik4 = 9WeZ;:i9'825 x 100% :_ 2,717 (turun)

Kemiringan titik 4 dan titik 5 = 99pt#'% x 100% = 3,513 (naik)

Kemiringantitik5 dantitikB = Wf6+#L-e20 x 100% =_ 4,545(turun)

0 Tentukan titik tertinggi dan terendah, dan buat empat interval seperti hasil

perhitungan di atas.

g) Buat garis mendataq dengan skala tinggi l:100,

h) Tentukan letak masing-masing berdasarkan tinggi titik yang bersangkutan

dari hasil pengukuran.

i) Hubungkan titik secara berurutan dan terbentuk gambar profil hasil peng-

ukuran,

9l

029'a

00'6 t

00e'9 t

Il:.lN=

e0'001 | N =

N

Ood

029'L!20 00r

/6'66

r=N=t-

ONc!

\zt'890'00 t

66'66

Ntslo-'6rC+

ooc!

ooa v

00'0

bb tlb

00'00r

@_@c-jf

l-

.<-s!

<

I

I

+

?

!

<

:l\

\\ :\= a-

rilSuv

k)<*, ")

!!c-,- v) v

Coo-C;< :-

Ec)Y

'6::OEC;-F

65ooo

ooo-o)o

o@-O)o

oO\o

92

b. Pengukuran Penyipat Datar Tertutup (Keliling) dengan Slang Plastik

Pengertian penyipat datar keliling atau tertutup adalah pengukuran dimana titikawal pengukuran juga merupakan titik akhir pengukuran. Cara pelaksanaan peng-

ukuran di lapangan adalah sama dengan cara pelaksanaan pengukuran menyipat

datar terbuka dengan slang plastik. Analisis data yang digunakan juga sama, cara

mencari beda tinggi, beda tinggi titik awal dan titik akhir sebagian besar sama dengan

analisis data cara terbuka. Yang membedakan antara terbuka dan tertutup adalah

pada pengukuran penyipat datar tertutup harus diberlakukan adanya koreksi beda

tinggi. Hal rni disebabkan titik awal : titik akhir, jadi tinggi titik awal harus sama

dengan tin_egi titik akhir. Padahal dalam pelaksanaannya tidak begitu, mesti ada

selisihnya. selisrh:'.: r:r i ans dijadikan koreksi dengan membagi sesuai jaraknya.

1) Tujuan

Dengan drsediakan alat slang plastik diharapkan siswa dapat:

a) melakukan pengukuran menyipat datar dengan slang pla-srik.

b) menghitung hasil pengukuran yang meliputi beda tingg: ::'-:i-: r-; irrik

beda tinggi antara titik awal dan titik akhir dan mensh:r-:: ^i:.nggianmasins-masing titik yang diukur;

c) menghirung koreksi beda tinggi di setiap titik vang dr-s-r-:

d) mens,gambar profil memanjane dengan skala larak &: :kala tin.egi,

2) Petunjuk L-ntLutt

a) Pelajari lebih dahulu lembar ker,1a sebelum r:.e ,e.,;k-:: :ekeqaan peng-

ukuran.

b) Perhatikan langkah-langkah yaang keliru seperti;alon mrnng. slang rer-

tekuk, salah satu ujung slang tertutup dan bentangan tidak terlalu kencan_q.

c) Titik awal tidak merupakan titik akhir.

3) Lokasi Pengukuran

Sekitar lokasi halaman sekolah.

lL

tI-tLJ

l'[r

U

93

Gambar 4.26.

Alat-Alat Kerja

Alat-alat ke{a yang dibutuhkan adalah: slang plastik, pita ukur, mistarimeteran

saku, patok, kalon, dan alat tulis.

Keselamatan Kerja

Berhati-hati dalam memindahkan slang plastik.

Lakukan pembacaan mistar dengan teliti.

Gunakan jalon sesuai dengan fungsinya.

6) Langkah Kerja

Siapkan alat- alat yang di gunakan.

Isi slang plastik dengan air sampai tidak ada gelembungnya.

Pasang jalon di titik A dan titik 1 i'ang jaraknya kurang dari panjang slang

iang digunakan atau disesuaikan dengan medannya dan usahakan jalon

harus tegak lurus.

Bentangkan slang plastik rang sudah diisi air di antara titik A dan titik 1

dan tempatkan melekat dengan.lalon rang tegak lurus. Biarkan sampai

kedua permukaan air tenang dengan sendinnr a.

Setelah air di dalam slang tenang, ben tanda catatan pada jaion A dan '-

jalon 1 dan lepaskan slang plastik. Selama melepaskan slang plastik, di-

usahakan kedua ujungnya ditutup dengan ibujari agar air tidak keluar.

Ukur ketinggian muka air slang plastik ujung A dan muka air slang plastik

ujung 1 dengan mistar ukur atau meteran saku, catat dalam daftar peng-

ukuran. Ketinggian air di ujung A dicatat sebagai bacaan belakang dan

ketinggian air di ujung 1 dicatat sebagai bacaan muka.

Ukurjarak antarajalon A danjalon 1, catat dalam daftar pengukuran sebagai

jarakantar A dan 1.

Pindahkan jalon A ke titik 2 dan lakukan langkah d) sarnpai g) hingga

pekerj aan selesai. Pengukuran selanjutnya juga demikian.

7) Gambar Kerja

a)

b)

c)

a)

b)

c)

d)

e)

h)

94

Gambar 4.27

Nomor TitikPembacaan Mistar

Jarak (m) lBelakang Muka

A

1

2

aJ

4

5

6

8

9

10

11

A

0,452

0,642

0,610

0.1s0

0.6:0

0.10(.)

0,540

0,460

0,570

0,610

0,580

0,430

0,520

0,420

0.620

0.510

t-r. F. tlt',

rr. jlr(_i.-l I r,r

U.-ill

0,600

0,530

0,460

0,410

4,200

3,920

3,500

3,680

3,620

_ 3.680

_1.100

_1.105

- -r.105

-:.1 '

_1._<,

i- 3.o.lc,

Ganbar 4.28

8) Data Hasil Pengukuran

Analisis hasil pengukuran:

a) Mencari bcda tinggi antar dua titik

Rumusnya: Bt=B-M

Contoh: pada pengukuran antara titik:

A dan l Bt=0,452-0,520= -0,0681 dan 2 Bt:0,642 - 0,420 = 0,222

2 dan 3 Bt= 0,610- 0,620= -0,0103 dan 4Bt=0,450-0,540= -0,0904 dan 5 Bt: 0,620 - 0,600 = - 0,020

5 dan 6Bt=0.400-0,520= -0,1206 dan 7 Bt:0.540 - 0,410 = 0,130

7 dan 8 Bt: 0,460 - 0,520 = - 0,060

8 dan 9Bt=0,570-0,600= -0,0309 dan 10 Bt = 0.610 - 0,530 = 0,080

10 dan 11 Bt = 0,580 - 0,460 = 0,120

11 dan A Bt = 0,430 - 0,410 = 0,020

Keterangan'Bt = beda tinggi

B = bacaan belakang

M : bacaan muka

95

s)

Alat-Alat Kerja

Alat-alat kerja yang dibutuhkan adalah: slang plastik, pita ukur, mistar,/meteran

saku, patok, kalon, dan alat tulis.

Keselamatan Kerja

a) Berhati-hati dalam memindahkan slang plastik.

b) Lakukan pembacaan mistar dengan teliti.

c) Gunakan jalon sesuai dengan fungsinya.

Langkah Kerja

a) Siapkan alat-alat yang digunakan,

b) Isi slang plastik dengan air sanrnri tidak ada gelembungnya.

c) Pasang jalon di titik A dan trrr I ', :rq taraknya kurang dari panjang slang

yang digunakan atau disesuaii<.in dengan medannya dan usahakan jalon

harus tegak lurus.

d) Bentangkan slang plastik \ang :-*: Cr:sr air di antara titik A dan titik 1

dan tempatkan melekat denean '.i: '.::_{ rc'sak lurus. Biarkan sampai

kedua permukaan air tenang den:": sei^.c.nn\ a.

e) Setelah air di dalam slang tenang. bei-r t:nda catatan pada jalon A dan..jalon 1 dan lepaskan slang plastik. Selama melepaskan slang plastik, di-

usahakan kedua ujungnya diturup dengan ibu ian agar air tidak keluar.

f) Ukur ketinggian muka air slan_s plastik utuns \ dan muka air slang plastik

ujung 1 dengan mistar ukur atau meteran saku. catat dalam daftar peng-

ukuran. Ketinggian air di ujung .\ dic:::: seo.rclr bacaan belakang dan

ketinggian air di ujung 1 dicatat sebasai brcaan muka.

g) Ukurjarak antarajalon A danjalon 1 . catr dairnr danar pengukuran sebagai

jarakantar A dan 1.

h) Pindahkan jalon A ke titik 2 dan lakukan iangkah d.; sampai g) hingga

pekerjaan selesai. Pengukuran selanj utnya j uga demikian.

Gambar Keria ,

4

94

Gamhor 4.27

Nomor Titik

8)

Gambar 4.28.

Data Hasil Pengukuran

Pembacaan \fistar

Belakang

Analisis hasil peneukuran:

a) Mencari beda tinggi antar dua trtik

Rumusnya: Bt=B-M

Contoh: pada pengukuran antara titik:

Jarak (m)

4.200

beda tinggi

bacaan belakang

bacaan muka

A

1

2

J

I+

5

6

1

8

9

10

l1

A

0,452

0.611

0.51 I,r

o.J_i r'r

0.610

0.+00

0.540

0,460

0,570

0,610

0,580

0,430

A dan I Bt = 0,452 - 0,520 =

l dan 2Bt:0,642-0,420=2 dan 3 Bt = 0,610 - 0,620 =

3 dan 4 Bt:0,450 - 0,540 =

4 dan 5 Bt = 0,620 - 0,600 =

5 dan 6 Bt = 0,400 - 0,520 =

6 dan 7 Bt = 0,540 - 0,410 =

7 dan 8 Bt: 0,460 - 0,520 =

8 dan 9 Bt: 0,570 - 0,600 =

9 dan l0 Bt : 0,61 0 - 0,530 =

10 dan 11 Br = 0,580 - 0,460 =

11 dan A Bt : 0,430 - 0,410 =

Keterangan.'Bt =

B=M_

r,r.5l0

0.+20

0.620

0,540

0,600

0,520

0,410

0,520

0,600

0,530

0,460

0,410

- 0,069

0,222

- 0,010

- 0,090

- 0,020

- 0,120

0,1 30

- 0,060

- 0,030

0,080

0,1 20

0,020

3,920

3.500

3.680

3,620

3,680

3,200

3,305

3,405

3,600

3,500

3.600

95

b) Mencari beda tinggi antara titik awal dan titik akhir

_ '_- _ Rumusnya: 1) Bt = Beda tinggi titik akhir * beda tinggi titik awal

: = :,:.Jr t::ttri 2) Bt = x(b) - I(m)--: = -:-..hbacaan:e.rkanc 3) Br : x(+) - I(-)I - = --nhh bacaan muka

I - ,= runtlah [sf,2 lipcoi +

r,-,= jumlah u.ou tiolli ;tllror'$iT*' ini digunakan ntmus vang ketiga terlebih dahulu'

I(+) = 0,222+ 0,020+0,130 +0,080+ 0,120+ 0,020=0,592

I(-) : 0,068 +0,010+ 0,090 + 0,120+0,060+ 0,030=0,378Jadi Bt : f1+1- I(-)

= 0,592 - 0,378 = +0,214 (naik)

c) Menentukan koreksi beda tinggi

Rumusnya: a. Dt = IG) - L(m)Keterangan.

!lo,= ffi:f l;*1"'' b Dt = r(+) - E(-)

belakang Dalam perhitungan ini digunakan rumus nomor 2)

I(m): jumlah bacaan muka Dt: I(+) - I(-)I(+)= jumlah beda tinggi (+) = 0,592 - 0,378

I(-): jumlah beda tinggi (-) = 0,214

d) Mencari koreksi pada setiap titik

Rumusnya: a. Ah = *Keterangan:

AL= koreksi di titik ke-n A_b. at-= g. xatd, = jarak di titik ke n v' aln Ld "'ld= jumlah jarak

At = koreksi beda tinggi Bila koreksi titik bertanda *, maka koreksi setiap titik bertambah negatif,.

n = jumlah titik Sebaliknya bila koreksi bertanda negatif koreksi setiap titik bertanda positif.

Dalam perhitungan inidigunakan rumus yangke-2

At-= ii xAt"Io

jumlah jarak (ld)= 4,20 +3,92+ 3,5 + 3,68+ 3,62+ 3,680 + 3,2+3,305 + 3,405 + 3,6 + 3,5 + 3,6

= 43,21

padatitik 1= Dt, = ffi x0,214=0,0208+0,0000001 :0,0208001

pada titik 2 = Dt. = ffi x 0,214= 0,0194138

pada titik 3 = Dt, = o-4zlt x 0,214 : 0,0173337

padatitik 4= Dt^= ffi "0,214=0,0182252

96

pada titik 5

pada titik 6

pada titik 7

pada titik 8

pada titik 9

pada titik 10

pada titik 1 1

pada titik A

x 0,214:

x 0,274:

x 0,274 =

x 0,274 =

x 0.21-l =

.0.111=

, (,).1 l1 :, 0.111 :

0,0179280

0,0182252

0,0158480

0.0163680

0.0168632

0.4178290

0,0173331

0,0178290

Dt,:

Dtu =

Dt?:

Dti:

Dtq:

Dt=:Dt =

=lt=

Jumlah seluruhnya : 0.1i-r991-)l) - 0,0000001 :0,214

Karena hasil koreksi pada seriap titik adalah positif, maka dalam perhitungan

menjadi negatif yaitu menjadi --r-t.ll-1. agar tetap 4,214 maka salah satu titikkoreksinya ditambah 0.0000001 pada titik I menjadi 0,0208001.

e) Mencari tinggi masing-masrng titikUntuk mencari tinggi titik masing-masing titik yang diukur adalah titik sebelum-

nya ditambah atau dikurangi dengan beda tinggi dan ditambah atau dikurangi

koreksi setiap titiknya. Pada perhitungan ini, tinggi masing-masing titiknya

dihitung sebagai berikut.

Jika tinggi titik A: 100,000, maka

ringgi titik I : 100,000 + (-0,068) - 0,0208001 = 99,91120

tinggi titik 2 :99,9112 + 0,222 - 0,0194138 = 100,11379

tinggititik 3 = 100,11379-0,010-0,0173337 = 100,08646

tinggi titik 4 : 100,08646 - 0,090 -0,0182252 = 99,978235

tinggi titik 5 :99.918235 * 0,020 - 0.0179280 = 99.980i0-tinggi titik 6 =99.980307-0.110-0.0181151 = 99.!l:(.,!:tinggi titik - = 99.S-1:0rl -r,t.'-lr-i - tl.r'i ji-lir-r = !'.:i':-: '

tinggi titik ri = 99.9-i6:-r; r. ,t\1.' - ....r-:r:. = ''-.i--.--tinggi titik 9 = 99.8:9E66 - [r.rr-ir,r rr.rr,r'r,6r-i' = is.r-]'-r'

-i

tinggi titik l0 :99,833003 - 0.0t0 - 0.01-.ils9 = 99.s9-<6-

tinggi titik ll : 99,89567 + 0,120- 0.0173337 = 99,99834

tinggi titik A :99,99834 + 0.020 - 0,0178290 = 100,00052

Dari tinggi masing-masing titik di atas dapat disimpulkan bahwa tinggi titik A: 100,0000 sama dengan tinggi titik akhir di A : 100,000

Sesuai dengan penjelasan di atas bahwa dalam pengukuran keliling atau tertutup

tinggi titik awal dan tinggi titik akhir adalah sama.

97

Ha-sil perhitungan analisis data di atas dapat diringkas dalam tabel b'enkut

\tlr:1trf Pembacaan mtstarJarak (m) Beda tinssi

'a+trtik Belakang Muka

.\I

2

3

4

5

6

7

8

9

i0

1i

A

0.1il

0,642

0,6 l0

0,450

0,620

0,400

0,540

0,460

0,570

0,61 0

0,580

0,439

0,520

0,420

0,620

0,s40

0,600

0,520

0,41 0

0,520

0,600

0,530

0,460

0,41 0

4,200I 0,068

0.222 |

I o,o, o

I 0,0e0

0020 |

| 0,,,0

o.rio I

I 0.060

I o.o:o

0.080

0. l:00.0:0

0.0

0.(l

0,0

0,0

00

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

- ,r1.000

gll-rr .re91ll

-i_1,1- ,.111

82151 |

iorr.rl86

79280 ee.9-8

82151 eq 980

58180 q9.812

63680 : 99.956l

63680 S9.E79

6863r i ee.833

782e0 I ee.8e5I

73337 | qq.9q8

78290 I +roo.ooo

1 q?0

I 500

3,680

3.620

3,680

3.200

3,305

3,405

3,600

3,500

3.600

Jumlah E(B)-6,364 I(m)=6,1s ,d-43,21 I(+) =0.5s: Ir i -0,:28 n? 40000

0 Menggambar hasil pengukuran

Menggambar hasil pengukuran merupakan langkah terakhir dalam pekerjaan

ini. Dalam menggambar diperlukan dua skala l airu skala jarak dan skala tinggi

dengan harapanjarak yang relatifjauh dapat dieambarkan pada kertas dengan

skala yang kecil, dan beda tinggi digambarkan dengan skala yang lebih besar,

biasanya 10 kali skala jarak. Dalam tuiisan ini disunakan skala jarak I cm : I m,

dan skala tinggi I cm : 0.1 m.

Ada dua besaran ) ang diperlukan dalam menggambar yaitu jarak antara titik

dan tinggi masing-masing titik. Sebelum menggambar, terlebih dahulu tentukan

titik tertinggi dari hasil perhitungan dan dibulatkan ke atas, dan tentukan titik

terendah dari hasil perhitungan dan dibulatkan ke bawah, Dari hasil pembulatan

tersebut dapat ditentukan interval titik tertinggi dan titik yang terendah diguna-

kan untuk menentukan skala tinggi.

Misal titik tertinggi di titik 2 yaitu 100,1l3 dibulatkan menjadi 100,200.

Titik terendah di titik 9 yaitu 99,833 dibulatkan menjadi 99,800.

Jadi ada 5 interval yaitu 99,900, 100,000, 100,200 dan 99,800.

Langkah-langkah dalam menggambar adalah sebagai berikut.

(1) Buat 4 garis pada kertas gambar bagian bawah dengan jarak t 2 cm.

(2) Letakkan notasi titik+itik dengan menggunakan skala jarak pada garis per-

tama.

(3) Letakkan jarak masing-masing-masing titik (antara ke dua titik) dalam titik-

titik yang dibuat pada garis kedua.

(4) Letak:kan tinggi masing-masing titik di antara garis kedua dan ketiga.

(5) Letakkan persentase (%) kemiringan rencana profil di antaru garis ke-3

dan ke-4.

Cara mencari kemiringan profil adalah: tttx#lttt x 100%

Contoh pada perhitungan diatas, kemiringan antara titik A dan titik I adalah

pggt;a@ x loo%

2,119 (turun)

98

(6) Tentukan titik tertinggi dan dibulatkan ke atas, tenrukan juga titik terendahdan dibulatkan ke bawah. Dari hasil pembulatan tersebut dapat ditentukaninterval titik tertinggi dan titik rerendah.

(7) Buat skala tinggi r :r 00, yaitu dibuat garis mendatar sejauh 1 cm.(8) Tentukan letak masing-masing berdasarkan tinggi titik vang bersangkutan

dari hasil pengukuran.

(9) Hubungkan titik-titik secara berurutan, hingga terbenruk eambar prof rl hasilpengukuran.

100.200

1 00,1 00

99.900

99,800

Skolajaraklcm= lmeterSkala tinggi I cm - 0, I meter

Gombar 4'2g Penampang profir pengtkuran sipat trotar srang prastik tertutup

@Oc

+20,2 -27 _10.8

'at( :LrL^ tJ.un

99

oo@-

tz't, 000'00r

866'66

oG+=

oaq

z9'6e

968 66

Lt'9e

OO@-

008 66

O$-

L9'ZT

618'66

3=l=

Od

90L,6Z

996',66

N-=NLr=

@

oN.

09.ZZ

08'92

zr8'66

o*-=rGrC+

+

!<

1l

!

:

=<v-:

rs:::=\=.-- i

l=crJa_

--:< i.tr5n\i^c.

==-r\qq v

Coo-c;\ .tr

Eo:<

Ov

FN5

o

Oo

OOO.oO

oOqoo

ooo.o

i..2,

2

",%

,//z./z

7

%

100

il*

c. Menvipat Datar Sederhana dengan Linometer

l1 Tujuan

Menyipat datar sederhana dengan klinometer mempunyai beberapa tujuan yang

akan dicapai yairu:

a) mengetahui beda tinggi antara dua titik;b) mensetahui ketinggian masing-masing titik yang diukur;c) melakukan pengukuran jarak dan beda tinggi dengan klinometer.

2) Petunjuk L'nntnt

a) Pela.lan lebih dahulu lembar kerja sebelum melakukan pekerjaan peng-

ukuran

b) Gunakan tabel sinus atau kosinus atau kalkulator untuk menyelesaikan

hirunean

c) Letak jalon harus tegak lurus

3) Alat-Alar Kiri,t

Alat-alat rang drperlukan adalah: pesawat klinometer, penyangga klinometer,

pita ukur (meteran r. :lat rulis. dan unting-unting.

4) Lokasi Pengukuran

Sekitar lokasi lembah dekat sekolah.

Keselamatan Kerja

a) Pakailah pakaian kerja pada saat pengukuran.

b) Gunakan jalon sesuai dengan fungsinya.

c) Klinometer jangan ditaruh sembarang di atas tanah.

Langkah Kerja

a) Letakkan jalon di titik A dan di titik 1 , atur kedudukan jalon agar letaknya

tegak dengan unting-unting.

b) Pasang jalon dengan jalon 10 meter dari tempat berdirinya alat.

c) Cabut jalon dari titik A, dan gantidengan patok.

d) Pasang klinometer di atas patok A.

e) Ukur titik klinometer dari tanah dan aturlah posisi nivo tabung agar terletak

horizontal.

U

s)

61

l0l

0 Bidikkan atau arahkan melaluai tabung pembidik klinometer dan arahkan

ke titik 1, sesuaikan ketinggian bidikan pada jalon 1.

g) Lihat berapa sudutnya (sudut miring) dan ukur jarak miring dari titik Asampai titik 1 dengan pita ukur.

h) Demikian seterusnya untuk titik-titik selanjutnya danlakukan dengan cara

yang sama.

Gambar Kerja

Bt = Beda tinggi

Gamhor 4.32.

8) Data Hasil Pengukuran

Nomor

TitikSudut

0Jarak minng

dm (m)

A

I

2

1J

4

5

6

1

B

300

34'

270

160

130

600

340

450

1qs

155

4,40

3,60

4,60

2,00

3,60

2,00

t02

Analisis Data Pengukuran

a) Mencari jarak datar

Rumusnya: d: dm.cosu

Dalam perhitungan ini. jarak datar anlara'.

Titik A dan titik 1 - 3.95 cos 30o = 3,4 meter

Titik 1 dan titik I = 3.55 cos 34o = 3,0 nneter

Titik 2 dan titik i = 1.40 cos 27o : 4,0 meter

Titik 3 dan rrrik -l = 3.60 cos 16o : 3,5 meter

Titik 4 dan ritik 5 = 4,60 cos 13o : 4.5 meter

Titik 5 dan titik 6 = 2,00 cos 60o = 1.0 meter

Titik 6 dan titik I : 3,60 cos 34o : 3.0 rneter

Titik 7 dan tiiik B: 2,00 cos 45o = 1.414 meter

b) Mencan beda tinggi antara dua titik

Keterangan:

d : jarak datar (meter)

dm : jarak miring (meter)

0 = sudut yang dibentuk

antara garis datar dan

titik yang diukur

Keterangan:

dm = jarak miring (meter)

Bt = beda tinggi

0 = sudut yang dibenruk

antara garis daur d-:titik yang diuk'::

Rumusnya: Bt = dm. sin a

Dari beda tinggi antara dua titik:Titik A dan titik I : 3,95 sin 30o = 2,0

Titik 1 dan titik 2: 3,55 sin 34o : 2,0

Titik 2 dan titik 3 : 4,40 sin2lo : 2,0

Titik 3 dan titik 4: 3,60 sin 16o : 1,0

Titik 4 dan titik 5 : 4,60 sin 13o : 1,0

Titik 5 dan trtik 6 : 2.00 sin 60" = 1.73

Titik 6 dan trtik 7 : 3.60 sin 3-l' = 1.0

Titik 7 dan titik B : 2,00 sin 45" : 1,414

c) Mencari ketinggian titik yang diukur

Untuk mencari tinggi titik masing-masing tinggi titik yang diukur adalah tinggi

titik sebelumnya ditambah dengan beda tingginya. Pada perhitungan ini, tinggi

masing-masing titik adalah:

Titik A tingginS,a ditentukan = 100,000

Tinggi ririk I = 100.000 - 2.00 = 99.000

Tinggititikl= 98.00-1.00 = 96.000

Tinggi titrk -r = 96.00 - 1.00 = 91.000

Tinggi trtik-1 = 9-{.00 - 1.00 = 9i.000Tinggititik5= 93,00-1,00 = 92,000

Tinggi titik 6 = 92,00 - 1,732 = 90,268

Tinggi titik 7 = 90,268 -2 : 88,268

Tinggi titik B= 88,268 -1,414 = 86,850

r03

d) Mencari beda tinggi antara titik awal dan titik akhir

Rumusnya: Bt = tinggi titik akhir * tinggi titik awal

= tinggi titik akhir di B - tinggi titik awal di A

= 86,850 - 100,000: -13,15 m (turun)

Dari perhitungan di atas dapat dirangkurn dalam sebuah tabel:

8) Menggambar Hasil Penguhrrart

PetUnjuk penggambaran Sama dengan petunjuk pada penggambaran pengukuran

dengan slang plastik.

Gambar hasil pengukuran ditunjukkan oleh gambar 4'33'

Nomor

TitikSudut

0Jarak miring Jarak datar

dm(m) d=dcosoBeda tinggi

Bt=dsinsTinggi

Titik

A

1

2

J

4

5

6

7

B

300

340

21"

16"

3,95 -1.100 2,000100,000

98,000

96,000

94,000

93,000

92,000

90,268

98,268

86,850

1 55 I r'rr'r0 2,000

4,40 l.r,t-rr-l 2,000

3,60 -1. jlr r 1,000

130 4,60 | -l.5tlrt 1,000

600 2,00 I r.000 1.732

340 3,60 | i.000 2.000

450 2,00 I 1.llt 1,414

Jumlah

104

1 00,000 678

oa6$o 3,20 o

oR

3,00 0oOO

4,00

ooo

3,50

O$@

4,50

O$-o

^l $YI.-t,-;3,oo 'l lll.l

t,;l:I

aOq@6

OEa o

@o

ooo-$o

OOO

,,lt lt,, I

ItrtrltI r{ r.l rl r{r

llil llill'0,00{)lttrrrr

*28 "/

t

tUttrr r

Or.,ttttl',tr I ii

Latihan

1. Jelaskan yang dimaksud dengan penyipat datar dan apa tujuannyal

2. Sebutkan alat-alat sederhana dalam pengukuran beda tinggi dan cantumkan

s1'arat masin g-masing alatny al

i. Bagaimana cara penggunaan hand level?

1. Dalam pengukuran diperlukan hitungan-hitungan, bagaimana cara menghitung

a. beda tinggi antara dua titik;

b. beda tinggi titik awal dan titik akhir;

c. ketinggian masing-masing titik!

5. Pengukuran beda tinggi den-ean alat-alat sederhana memungkinkan adanya

beberapa kesalahan .vang disebabkan oleh petugas, intrumen (alat) dan alami.

Sebutkan dan jelaskan penyebab kesalahan oleh petugas, alat dan pengaruh

alami tersebut! Bagaimana cara mengatasinya?

6. Pengukuran dengan slang plastik, berhrjuan menentukan beda tinggi antara titik

awal dan titik akhir.

a. Sebutkan alat-alat yang digunakan!

b. Bagaiman cara kerjanya?

c. Jika datanya seperti di bawah ini, isilah tabel. penr elesaian hirung dengan

rumus hitungan analisis data!

Jarak Beda ttngstPembacaan Mistar

A

I

2

3

B

0,632

0.432

0.550

0.620

0.611

0.542

0,601

0,405r (+):...

Jumlah

106

BAB V

MENGUKURBEDA TII{GGIDENGANii.i:fr,'..+ia:iiiii':'::;ii1ii+':ji-'itt.:r:i,i"rii:rr::]!ir.!,1 ,:r.rrij:,{i:.+

ALAT SIPAT DATAR

Men-sukur :eda tinggi antaradua buah titik adalah mengukur jarak antara salah

satu titik terhadap :rdang horizontal (bidang acuan) yang melewati titik lain. Bilabidang khal'al ini sud:h diketahui letaknya dengan bantuan alat sipat datar maka

beda tinggi dapat diLrk::r

Di lapangan yang berpern:uksan tidak rata, bahkan banyak rintangan, bagai-

manakah bidang horizontal acu.rr ::..: harus ditenfukan, dan bagaimana pula beda

tinggi harus diukur?

Dan bagaimanakah setiap r13t sifat datar dapat membantu pengukuran beda

tinggi secara teliti, mengingat kekhasan masing-masing alat membantu menentukan

kedataran suatu garis acuan pengukrran.

A. Pengertian Sipat Datar

Sipat datar adalah proses peninluan ketinggian dari sejumlah titik atau peng-

ukuran perbedaan elevasi. Perbedaan lang dimaksud adalah perbedaan tinggi di

atas air laut kesuatu titik tertentu sepanrang garis vertikal. Perbedaan tinggi antara

tltik-titik akan dapat ditentukan dengan sans sumbu pada pesawat yang ditunjukkan

pada rambu yang vertikal.

Tujuan dari pengukuran menyipat datar adalah mencari beda tinggi antara dua

titik yang diukur. Bila salah satu titiknya telah diketahui ketinggiannya terhadap

permukaan air laut, maka ketinggian titik yang lain dapat ditentukan lewat peng-

ukuran.

Dalam bab sebelumnya telah dibicarakan cara pengukuran ketinggian dengan

alat-alat soderhana yang mempunyai keuntungan tersendiri, tetapi yang paling tetap

dan teliti adalah menggunakan pesawat sipat datar.

Garis bidik

thB

t,

IhA

Gambar 5.1.

107

Dengan pesawat sipat datar kita dapat menentukan selisih-selisih ketinggian

melalui suatu bidang horizontal. Garis bidik adalah suatu garis horizontalyang me-

nembus titrk tengah teropong. Apabila teropong berputar maka garis bidik akan

membenruk suatu bidang dan bila teropongnya horizontal maka garis bidiknya pun

akan horizontal. Pada saat menentukan beda trnggi antara titik A dan B, garis bidikharus dalam keadaan horizontal. Leuat g,rris bidik yang horizontal kita mengukur

tinggi garis bidik dari tanah baik di titik .{ maupun di titik B.

Bumi mempunyaipermukaan ketinggi:n r:ng tidak sama atau mempunyai selisih

tinggi. Apabila selisih tinggi dari dua buah titik dap:r .|ketahur maka tinggi titik kedua

dan seterusnya dapat dihitung setelah titik pertama cikerahur tineginva.

B. Jenis-Jenis Pengukuran Sipat Datar

Ada beberapa macam pengukuran menyipat datar di antaranya:

1. menvipat datar memanjang, yang dibedakan lagi menjadi:

a. memanjang terbuka;

b. memanjang keliling (terrutup);

c. memanjang terbuka terikat sempuma;

d. memanjang pergi pulang;

e. memanjang double stond.

2. menyipat datar profil. yang dibedakan menjadi:

a. profil memanjang;

b. profil melintang.

3. menyipat datar resiprokal

4. menyipat datar luas

Dalam bab ini hanl'a akan disajikan pengukuran sipat datar memanjang, baik

terbuka maupun keliling.

Dalam siruasi tertenu, jarak antara dua titik, yaitu titik A dan titik B yang harus

dibedakan tingginya, dapat panjang sekali dan tidak dapat dijangkau oleh pita ukur.

Rambu ukurnya tidak terbaca atau terbaca namun kurang teliti, dan garis-garis bidiktidak memotong mistar karena jatuh di bawah atau di atas mistar, Pada kondisi inijarak antara titik A dan titik B dibagi dalamjarak-jarak yang kecil, sehingga peng-

ukuran dapat dilakukan dengan mudah. Cara pengukuran seperti ini disebut peng-

ukuran menyipat datar memanjang.

C. Syarat-Syarat Alat Sipat Datar

Pengukuran sipat datar memerlukan dua alat utama yaitu sipat datar dan rambu

ukur alat sipat datar. Biasanya alat ini dilengkapi dengan nivo yang berfungsi untuk

mendapatkan sipatan mendatar dari kedudukan alat dan unting-unting untuk men-

dapatkhn kedudukan alat tersebut di atas titik yang bersangkutan. Dua alat ini me-

miliki persy aratan tersendiri.

1. Pesawat Sipat Datar

Pesawat sipat datar yang kita gunakan dapat ditemukan pada beberapa alat

berikut.

108

it,'riiirlililli:r ir,,ili; :rlj;

a. Dumpy Level

Alat sipat datar inimempunyai kelebihan yaitu teleskop-

nya hanya bergerak pada suatu bidang yang menylldut 90o

terhadap sumbu rotasinya. Alat ini adalah alatyang paling

sederhana. Bagian-bagian dump.v level meliputi trivet stuge

(landasan statif), levelling sc/?rs (pengatur nivo). tribrach( landasan ketiga sekrup). teleskop (teropong), dan spirit level(niro tabung). \'ane harus diperhatikan dari pesawat iniadalah jika gelembung nir o tabung berada di tengah berarti

sumbu c-c setejer s,.:n:bu b-b sumbu c-c tegak lurus sumbu

ke satu.

S.varat-.'.::'. r.:i sipat datar dumpy adalah:

l) sari: :r:;':.;..1:ar benang silang harus tegak lurus pada

SLilll ^.. r.':]fu.2) garls :,.:i ;3y{-rpong harus sejajar dengan arah nivo;

3) elrflS -rilr. ::\rr harus tegak lurus pada sumbu kesatu.

Petunjuk fienSr\rr'riS.rt -lwnplmulai dengan menyetel statif, arah sumbu diatur

oleh kepala t/t,rc'iiiii-g ,;.-i.i. n.'lat paralel disekrupkan pada statif, sumbu irotasi

teleskop tegak lurus drdapat ..icnc.lii .lra menvetel secara tepat, tabung gelembung

pada teleskop diputar sampai sejalar densan sekrup penyetel, sekrup penyetel di

putar sampai gelernbung berada di ten\rah. tabung -eelembung diputar 90" dan gelem-

bung udara disetel dengan sekrup tisa. Pekenaan inr diulang-ulang agar gelembung

udara tepat berada di tengah. .lika sudah dr teneah berarti teleskop sudah terletak

pada bidang horizontal. Dumpy /elel merupakan pesasat sipat datar lane sudah

lama dan mempunyai lima bagian utama sepefit tersebut di atas.

sumbu vertikal

mur-mur penyetel

nivo secarapermanen

+, objektif

Gumhot' 5.2, Dumpt' Let'el

-1

-\ Pelat

,z/ paralel

Vry_ sumbu_sumbu

sekerup penyetel

Gambar 5.3. Bagan penyipat datur duntp.t'lang penting

(a) 't'{ _ryye__

tt

(b) t3l. z',t'ol 't

Gambar 5.4. Menyetel penyipat datar dumpy.

109

a

Gambar 5.5. Dn ntitt.tni i:.titi! leyelb

b. Tilting Let e I

Perbedaan rilrittg level dan durnpy level adalah teleskopnya tidak dapat dipaksa

bergerak seiaiar dengan plat paralel di atas. Penl'etelan pesawat ungkit ini lebih

mudah dibandingkan dengan dumpy level, setelah sekrupnr a sampai nivo lingkaran

benar-benar sentral berarti alat ini sudah datar. Pesasat r:itirtg level teropongnya

dapat diungkit naik atau turun terhadap sendinya, dan rnenrpunl ai dua nivo yaitu

nir o kotak dan nivo tabung.

Dalam tilting level terdapat sekrup pengungkit teroponc dan hanya terdiri dari

tiga bagian saja. Sekrup pengungkit dipakai untuk mengatur gelembung nivo tabung

agar tepat di tengah+engah sejajar teropong. Pengungkitan akan mengubah gelem-

bung nivo dan menggerakkan posisi teroponu pada kedudukan mendatar. Bagian

tilting level yang utama adalah dudukan alat. terrrprrng. dan niro utama.

Pengoperasian agar garis kolimasi sqatar sumbu niro adalah menggunakan

metode patok sebagaimana halnya penvetelan instrumen sipat datar tabung dan

menyetel sekrup pengungkit agar gradasin\ a (a - r ) pada rambu dapat dibaca.

sekru p

pengu ngkit

Gambar 5.6.

Kon.s tr r tks i i n s tnmte n s ipot dol or u n gkit it ilti n g.

110

Gombar 5.7. Instrumen sipat dutar ungkititilting.

@

@

@

GunL.ur ! LlLttLtr olonlalti\

Lensa objektif (depan

Lensa objektif (belakang)

Lensa pengfokus

Kilimator pembidik

Prisma kompensatorPrisma tetapPelembabPrisma pemilih

Pegangan

Lensa pembidrk

Grnil,,tr -i. !. [7771-t17'i11. '

c. Attomatic' Let'el

Pada alat ini yang otomatis adalah sistem pengaturan garis bidik yang tidak lagi

tergantung pada nivo yang terletak di atas teropong. Alat ini hanya mendatarkan

bidang nivo kotak rnelalui tiga sekrup penyetel dan secara otomatis sebuah bandul

menggantikan fungsi nivo tabung dalam mendatarkan garis nivo ke target yang

" dikendaki.

Bagian-bagian dari alat sipat datar otonratis di antaranya: kip bagian bawah

(sebagai landasan pesa\\ at ) ans menurllpu pada kepala statif), sekrup penyetel

kedataran (untuk menyetel ni\ o). tr'ropong. ni\ o kotak (sebagai pedoman penyetelan

rambu kesatu yang tegak lurus nilo), lingkaran rnendatar (skala sudut), dan tombol

pengatur lbkus (menyetel ketajaman gambar objek).

Keistimervaan utama dari penyipat datar otomatis adalah garis bidiknya yang

melalui perpotongan benang silang tengah selalu horizontal meskipun surnbu optik

alat tersebut tidak horizontal. Pesawat ini muncul karenau,aktu menyetel instrumen-

instrumen penyipat datar memerlukan banyak waktu dan selama pentbacaannya pun

selalu diadakan pengontrolan apakah gelembung uap berada di tengah-tengah nivo.

Oleh karena itu. timbul kebutuhan akan penyipat darar otomatis.

Pengoperasian alat ini dirnulai dengan memasangkan pesawat pada suatu kakitiga dengan bantuan ketiga sekrup penyetelkita arahkanpadanivo kotak. Pembidikan

instrumen pada sebuah bak dilakukan dengan cara yang sama seperti pada instrumenpenyipat datar tradisional, yaitu diarahkan dan disetel secara cermat dengan sekrup

penyetel halus. Benang-benang silang dan gambaran objek disetel dan diatur.

Syarat utama dari alat ini adalah garis pada nivo tabung harus sejajar dengangaris bidik dan pengontrol instrumen juga merupakan syarat yang harus ada.

1.

2

3.

4.

5.

6,

7.

B.

9.

10.

11. Sekrup penyetel pegangan

12. Pusat

13. Lingkaran horizontal'14. Landasan speris

15. Sekrup krem andasan speris16 Sekrup pularan horizontal'- Se<'-: ::^..rpa1-cjatar1 a ). ,- :-.a(rn-l c:." ,-da<an

,': /' i'iiL/1 l0l0r otonlolis.

,o@@@@o@@@

ir

t1l

ar darr rambu

---lL

I

I

---tI

----t

I

I

I

lensa perlc, -s

Guntbut' 5. I 0. Dus,ri. i,.,;

ii

I

i, I l, t t' ( ) I ( t n1i tl I \'

Dalam gambar di atas, sinar mendatar d.rri rambu menembus lensa objektifpada ketinggian A. perpotongan benan_s ril.rn::. Ruang yang terlihat adalah tempat

prisma. beberapa di antaranya bebas berar r.rn :rllrCfti bandul teredam. Karena sifat

gerakan ini. maka prisma memantulkan sinr.rr r::rg nrclalui A secara horizontal untuk

semua posisi teleskop.

(lumbor 5.1 l. Karn utrtontutit' lcycl

2. Rambu Ukur

Rambu ukur diperlukan untuk mempermudah/membantu mengukur beda tinggiantara garis bidik dengan permukaan tanah. Rambu ukur terbuat dari kayu atau

campuran logam aluminium. Ukurannya, tebal 3 cm - 4 cm , lebamya + l0 cm dan

panjang 2 m,3 m,4 m atau 5 m. Pada bagian bawah diberi sepatu, agar tidak aus

karena sering dipakai.

Rambu ukur dibagi dalam skala, angka-angka menunjukkan ukuran dalam

desimeter. Ukuran desimeter dibagi dalam sentimeter oleh E dan oleh kedua garis.

Oleh karena itu, kadang disebut rambu E. Ukuran meter yang dalam rambu ditulisdalam angka romawi. Angka pada rambu ukur tertulis tegak atau terbalik. Pada

bidang lebamya ada lukisan milimeter dan diberi cat merah dan hitam dengan cat

dasar putih agar saat dilihat darijauh tidak menjadi silau. Meter teratas dan meter

terbawah berwarna hitam, dan meter di tengah dibuat berwama merah.

n2

Fungsi rambu ukur adalah sebasai alat banru dalam menenrukan beda tinggidan mengukur jarak dengan nrenssunak:n pesJ\\ai. Rambu ili,..r :r:sa:ra dib:calangsung oleh pembidik.

Berdasarkan br'ritik hiintlhra. ranrbu clikelornpokkan nterlach dua nracanra. Rambu nesatii r r. r aitu ratlbu yang letak angkanya terbalik. Letak huruf sama

hanra huruth,va yang terbalik, angka nolnyatetap dibawah. Rambu ini diper-untukkan bagi pesawat yang belum dilengkapi lensa pembalik.

b. Rambu positif (+), yairu rambu yang letak angkanya tegak. Letak huruf danangka nol tetap berada di bawah. Rambu ini diperuntukkan bagipesawat yangsudah dilengkapi dengan lensa pembalik. pesawat yang sekarang banyak dipakaisudah memakai rambu ini.Pembacaan rambu ukur dapat dilakukan oleh pembidik dengan melihat lensa

di dalam pesa\\'at dengan cara: mulai milimeter, sentimeter, desimeter, dan meter,milimeter, sentimerer, desimeter di belakang koma, yaitu 0,000 atau M, DCM :meter, desi senri mili. misal 1.250.

Imm=5

I+i Tf; r '?,,

Ti I Ii !-,-1r -0 !r:t! -0.910 -0.900 -

R.;

Keterangctn:

seliapsutu I i/i,o.r..r - .:.-

Pada gambar dalam teropong akan terlihat J iracam Denlnq. r aitu benang atas.bawah, tengah, tegak. Adapun yang dipakai dalam perhitungan adalah bacaan benangtengah. Akan tetapi, pembacaan terhadap benang tengah belum tentu benar. sehin_ugadalam pengukuran harus diadakan koreksi pembacaan. Rumus-rumus unruk mencarikoreksi atau kebenaran pembacaan benang tengah atau mmus koreksi pembacaanrambu adalah:

Benang atas

Benang lengah

Benang bawah

Benang tegak

HE50

EITt= lommEIY

Bacaan benang atas

Bacaan benang tengah

Bacaan benang bawah

113

a.

b.

pembacaan benang atas dikurangi pembacaan benang tengah = pembacaan

benang tengah dikurangi pembacaan benang bawah

BA-BT=BT-BB

pembacaan benang atas ditambah pembacaan benang bawah = dua kalipembacaan benang tengah.

BA+BB=lBT

pembacaan benang atas ditambah pemb:caan benang bawah kemudian dibagi

dua = benang tengah.

BB =BT

1.9s Contoh:

bacaan benang atas = . :::bacaan benang tengah = ..--{-i

bacaan benang bawah 1 .. ::koreksi pembacaan:

Dengan rumus 1 BA - BT = B. - 3)l.il-i-I.:i: = .-i:- ..:5

l-r.r'r- = . ,- :er.inr pernbacaan benar

rumus 2 B.{-BT =:BT1.-r:-<-:..:-< = l.r1.l,i5 t

l.5l = 1.51 berarti pembacaan benar

rumui_l Bl-BB= BT

r.i=Uqi = 1,255-1,255 = 1,255 berarti pembacaan benar

Di dalam pengukuran tidak usah digunakan ketiga-tiganya, cukup gunakan salah

satu dan rumus di atas, bila hasilnya seperti di atas berarti pembacaan sudah benar.

Contoh lain:

bacaan benang atas = 1,535

bacaan benang tengah = 1,420

bacaan benang bawah = 1,325

Koreksi pembacaan: BA - BT = BT - BB

1,535 - 7,42 : 1,42 - 1,325

0,115 = 0,095 berarti pembacaan harus

diulangi karena hasilnya tidak benar.

Dalam pembacaan rambu, koreksi adalah keharusan, karena pembacaan rambu

akan berpengaruh terhadap hasil pengukuran. Akibat dari ketidaktepatan pembacaan

rambu dapat mengakibatkan beda tinggi dan data yang didapat tidak benar.

Cara memegang rambupun akan mempengaruhi hasil pembacaan, untuk itu

harus dibantu dengan nivo dan letak tangan terutama jarilari tidak menutupi angka

dan simbol dalam rambu. Jadi dalam memegang rambu diusahakan pada pegang-

annya atau jari-jari tidak menutup angka-angkanya.

BA+':t

2,152

2.20

Gambar 5.14.

P ent bac aan rambu r r kn' negoti f

114

Berkaitan dengan rambu ukur, terdapat syarat-syaratyangharus diikuti diantaranya sebasai berikut.

a. Pembacaan rambu dimulai dari benang atas, dan baru benang tengah, benangbawah.

b. Pembacaan rambu dilakukan pada ketiga benang dan tidak boleh langsunghen::: :::ruahnya saja.

: S.:.:: r-,- - pembacaan rambu harus dilakukan koreksi terhadap pembacaannya.&. :,:-r--: :-':*h dalam teropong diusahakan berhimpit dalam satu garis dengan

jl- : .--r_.:l r ang ada dalam rambu ukur.: \3:-:-kan rambu harus tegak lurus (vertikal), har ini bisa dibantu dengan

-;ir;ts-unting atat nivo yang diletakkan pada rambu.:. Saat pembacaan posisi rambu jangan terlalu banyak berubah-ubah (bergerak-

gerak).

g. Pembacaan rambu dilakukanjikapesawat sudah siap dioperasikan vans,liran,Jadengan letak gelembung yang berada di dalam pesawatberada di tensah-rensah.

Pembacaan rambu selain lakukan koreksi yang disebutkan : ,:"s. i.:srl pem-bacaan rambu dapat juga digunakan untuk menentukan j3.:rr'.,:s diukur antarapesa\L'at dengan rambu, jarak yang diperoleh dari hasil hr:::_:.: r:,-.lan rambu disebutjarak optis. Rumus-::: -s ::::\ :::::::k:: ,.::.. ..-: -.: . :,::.:.;aan rambu adalah:

a, (Bf-BBi '."'=-=:,.: .:..b. [lge - Brr - rB: BB . . ,, = -:::r. rrrriS

Keterangan: BA = benanc .l:;sBT : benan_u tenurh

BB : benans barr rh

Contoh:

bacaan benan-g atas = I _11_<

" bacaan benang tengah = 1.1-i5

bacaan benang bau'ah : 1.185

a. Jarak optis (BA - BB1 x 1gg

( 1,325 - 1.1 85) x 196

0,14 x 100

14 meter

b. Jarak optis [(BA - BT) - ler BB)] x 169

Gambar 5.15. Rambu

[(1,325 - 1,225)-r (1,225 - 1,185)] x lgg= [(0,07) + (0,07)] x IQQ

[0,14 ] x lgg14 meter

D. Sumber-Sumber Kesalahan pada Pengukuran Beda Tinggi

Ada beberapa sumber kesalahan pada pengukuranbedatinggi, sebagai berikut.

Kesalahan yang disebabkan oleh rambu ukur adarah sebagai berikut.

1' Kesalahan skala rambu yang sudah lama tidak dikalibrasi dan tidak dikoreksi.2. Penempatan rambu yang tidak betul-betul vertikal, kesalahan akibat terjadinya

kemiringan rambu dapat membuat elevasi yang didapat tidak tepat, jika rambu

rEEvl1 TE__

lEs ll l=ti- il il-l- ll ll-lil i-rll ltrL , il, ll-I: ED I-

I L I ldlh ltI > Iil..iil\ t_

IETHP IE]FZT- E|-ilil-l=3ll lEil-ilil-tE_A)t tF

trkur dilihat dari terctL., ,::

I l5

condong ke depan maka elevasi yang dibaca lebih rendah dari elevasi yang

benar. Jika rambu condons ke belakang maka elevasi yang dibaca lebih tinggi

dari elevasi yang benar. Jika rambu condong ke samping kiri atau kanan menga-

kibatkan garis vertikal pesawat tidak sejajar dengan garis vertikal pada rambu.

3. Rambu terbenam karena tidak ditempatkan pada tumpuan yang keras, lokasi

penempatan rambu dilapisi tanah lunak. Sebaiknya ditancapkan patok terlebih

dahulu sebagai landasan rambu.

4. Permukaan ujung rambu tidak rata, karena sering dipakai ranrtu lnenjadi tidak

rata dan agak miring.

5. Sambungan rambu yang tidak sempurna terutama pada tipc' perparlangan.

6. Kesalahan dan kebingungan dalam membaca rambu.

1 . Kesalahan graduasi nol rambu, penggunaan rambu yang tidak sanra untuk titikmula dan akhir.

8. Pembacaan rambu yang jaraknya terlalu jauh akan mengurangi kc'relitian.

1

Rambu ukur

ffiN{ruqkT+il* ll

II.,NI

lk=;il

ll,kllkllr-T--n

E$c. Rambu ukur negatiJ

T--lrEII

E-_

=ITI

E:lrlrr l

[EI rl-L --I

b. Rambu uhr positif.

rIIIIIIIIII!!rII!IIIrIaIIIIIIIIII!rIIIIItIIIIrIIII

116

Berikut ini disajikan beberapa kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh instrumen

sipat datar.

1. Lokasi penempatan sipat datar ditempatkan pada tanah lunak yang tidak dilan-

dasi patok.

2. Pengaturan instrumen sipat datar pada gelembungnya tidak benar-benar di

tengah.

3. Penempatan sipat datar tidak dilakukan pada jarak 1'ang sama.

4. Kesalahan sumbu kolimasi, yaitu garis kolimasi tidak sejajar dengan sumbu

nivo tabung.

5. Kaki statif tidak tertancap betui-berul pada permukaan tanah, terutama pada

tanah yan-e lunak. nrengakibatkan statif amblas pada saat dioperasikan.

6. Kesalahan akibat lamanya rvaktu pengamatan yang akan meningkat secara Inierkarena amblasny'a instrumen atau rambu yang tidak vertikal.

7. Penembakan ke belakang dan ke depan tidak dilakukan pada titik yang sama.

8. Kesalahan akibat pandangan mata yang kurang cermat dan kurang terfokusnya

lensa mengakibatkan kesalahan yang bersifat acak, biasanya disebut kesalahan

paralaks.

Adapun kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh pengaruh alam antara lain

sebagai berikut.

1. Pengaruh lengkung bumi: pemukaan bumi tidak datar akibatnva lengkung bumi

harus diperhitungkan jika ingin mendapatkan perhirunean i ans baik.

2. Pengaruh sinar matahari langsung: sinar matahari dapar mengubah kondisi alat

sipat datar dan mengubah garis kolimasi, juga menyebabkan pemuaian parsial

pada alat sipat datar.

3. Pengaruh refraksi cahaya: pengaruh ini akan menyulitkan pembacaan rambu,

cahaya di atas permukaan tanah direfraksikan dan mengganggu pengukuran.

E. Teknik Pengukuran Beda Tinggi

Dalam pelaksanaan pengukuran menl rpat datar unruk

antara dua titik, ada tiga cara per{,r\lrl: lnenr ipat datar.

ukuran ini didasarkan pada peni:.::.:,-. -i'.if,tn\a.1. Pesawat didirikan pada salah

satu titik.

menentukan beda tinggi

Ketrga cararteknik peng-

garis bidik

Pesawat didirikan di atas trtrir

A, dan diukur tinggipesas at-

nya dari permukaan tanah

hingga lensa pesawat (TP r.

Pada titik B didirikan rambu

dan baca benang tengahnya.

maka beda tinggi antara titikA dan titik B = tinggi pesawat

dikurangi benang tengah.

ll =Tp'* bt

1

Tp

D = jarak

BT

_*_

Gambar 5.17

t17

a

Pesawat didirikan di antara

dua titik.Pesawat diletakkan di antara

dua titik, A dan B. Didirikan

rambu pada titik A dan B dan

baca benang tengahnya, ma-

sing-masing bacaan belakang

dan bacaan muka. Beda tinggi

antara titik A dan titik B =bacaan benang tengah bela-

kang dikurangi bacaan benang

tengah muka.

BT =B * M

;=-- :\ \

t

u-u.'uz-l

Gambar 5.18.

3. Pesawat didirikan di luar titik A dan titik B

l.---"--D-lGamhar -\.19. Gunthur 5.)rt

Pesawat didirikan di luar titik A dan titik B, dirikan rambu di atas titik A dan

titik B. Baca benang tengahnya, masing-masing benang tengah di trtik A dan

benang tengah di titik B,. Beda tinggi di anlara dua titik A dan B : bacaan

benang tengah di A dikurangi bacaan benang tengah di B.

BT=bto-bt*

Teknik ketiga ini dilakukan dalam keadaan terpaksa jika harus melalui rintangan

niisalnya sungai dan tidak memungkinkan penggunaan cara pertama dan kedua.

Dari ketiga teknik pengukuran beda tinggi di atas, cara kedua yaitu dengan

meletakkan pesawat di antara dua titik adalah cara yang paling baik dan iebih teliti.

Hal ini disebabkan karena dengan cara kedua ini kesalahan dapat diperkecil, terutama

kesalahan yang disebabkan oleh garis bidik yang tidak sejajar dengan garis arah

nivo (gelembung).

F. Teknik Perhitungan Beda Tinggi dengan Alat Sipat Datar

Seperli yang dijelaskan di atas tentang teknik pengukuruan pen,vipat datar ada

tiga macam, maka teknik perhitungannya masing-masing berbeda, yaitu:

118

l. Pesawat di atas salah satu titik.Beda tinggi antara kedua titik adalah

BT=Tp-Bt

Keterangan:

Tp : tinggr pesau,at

Bt : benang tengah

BT : beda tinggi

Contoh:

Di titik A.

Tinggi pesrri:t (Tp)

Di titik B.

bacaan ber.ins atas

bacaan t,e:::ng tengah

bacaan ber;ns ba*'ah

2.

: 1,35 meter

(,untlrttr 5.2l

1,435 meter

1,360 meter

1,285 meter

A Kontr.,. :embacaan rambu BA + BB=2.87

1,435 + 1,285 : 2. 1,360

2,72 = 2.72bbenar

Jarak optrs rlnu ,Jidapat = {BA * BB) x 169

= (7,435-1,285) x 169

= 15 meter

Beda tinggi antara 2 titik = Tp * Bt

= 1,35 - 1,36: -0,01 (di atas garis bidik)

C.

Pesawat di antara dua titikBeda tinggi antara dua titik adalah

Contoh:

Di titik A (belakang)

bacaan benang atas = 1,375

bacaan benang tengah : 1,309

bacaan benang bawah : 1,243.

Di titik B, (muka)

bacaan benang atas : 1,230

bacaan benang tengah = 1,764

bacaan benang bawah : 1,098

BT=Bto*Bt*,

Keterangon:

BT = beda tinggi

Bt* = benang tengah

di titik B belakang

Bt.= benang tengah

di titik muka

B 1.-D-->l

1t9

a. Kontrol pembacaan rambu

ABF-d,

----*1.--dr.rlD.----.---.-------.---.-----------.-------_l

Di titiK A, BA + BB

1,375 + 1,243

2,618

Di titiK B, BA + BB

1.230 + 1,098

2328

= 2BT

= 2.1,309: 1,618 F benar

2BT

2.1,764

2,328bbenarGanbar 5.22

b. Jarak optis yang didapat

Antara pesarvat dan titik A :

.\ntara pesa\\at dan titrk B =

(BA-BB)x 1sg

(1,375 - 1,243.y r 1gg

13.1 meter

(BA-BB)x 100

(1,230- 1,098) x lgg13,2 meter

Jumlah jaraknya

= antera pe$awat dan titik A + antara pesawat dan titik B

: 73,2 + 13,2

= 26,4 meter

c. Beda tinggi antara 2 titik = BtB - BtM

: 1,309 - 1,164

= 0,145 meter

Pesawat di luar kedua titikBeda tinggi antara dua titiknya adalah =

BT = Bte - Bte Keterangan:

BT = beda tinggi

Bto = benang tengah di ABt, = benang tengah di B

Contoh pada bentuk (a).

Dititik A, Di titik B,

bacaan benang atas = 1,475 bacaan benang atas =

bacaan benang tengah = 1,400 bacaan benang tengah

bacaan benang bawah = 1,325 bacaan benang bawah

a. Kontrol pembacaan rambu

Di titiK A, BA + BB = 2BT

1,475+1,325 :2.1,400

2,8 = 2,8 =+ benar

1,210

1,225

1,180

120

Di titiK B, BA + BB

1,270 + 1,180

2.45

2BT

2.1,225

2,45 +benar

b. Jarak optis yang didapat

Antara pesawat dan titik A =

(BA-BB;x 1gg

= (1,475 - 1,325) x 196

= 15 meter

Antara pesawat dan titik B =

(BA-BB)x196

( 1.270 - 1,180) x l$$= 9 meter

|.-dr------l

d2+l

Gontho,. 5 )-l

Jarak antara titik A dan B adalah

= antara pesawat dan titik A - antara pesawat dax titik B

= 15-9= 6 meter

c. Beda tinggi antara dua titik = BtA - BtB

: 1,400 -1,225= 0.175 meter

Secara khusus. teknik perhirunuan i'ang disajikan di au-. ad.:.':. :B:: :*:+:untuk menentukan beda tinggi antara I ritik *aja. Padalel :a& tfli-r--j :t;rdatar.kitadihadrpr::.:rJ.::<t--itr::::i:':-:r:iis::ii:-;r-r.r,'.::r;-.-;iru, diburuhkan hL':L':::i i;r.- r. t- .---+- -+ -:---r:r_.:6: {:- }.-- -:-::jhasil pengukuran \rns .e::r::

1. Teknik penentuan beda tinggi antara ntrk airai dar titrk a"-ri:

Rumusnya: a. tsT = E(b) *I(m)

b. g1=f,{+)_E(*)Keterangan:

BT = beda tinggi titik anur,awal dan akhrr

c. BT= TinggiTirikAkhir-Tinggi rirrkAwal llol = jumlah bacaan rel"k'::

Contoh: ev vP

I(m) : jumlah bacaan muii'

I(+) : jumlah bed-a ::::: -a. Jumiah bacaan belakang (lb) = 18,321 m IC) = jumlah '.ec: :.:.:; -

Jumlah bacaan muka ()m) = 12,620 m

Maka beda tingginya = 5,701 m (naik)

b. Jumlah beda tinggi + (I+) = 6,596 m

Jumlah beda tinggi - (I-) = 1,195 m

Maka beda tingginya = 5,701 m (naik)

l<- D+l

Maka beda tingginya 5,701 m (naik)

Jika hasilnya (+) berarti tanahnya naik dan

Jika hasilnya (-) berarti tanahnya turun

2. Teknik penentuan ketinggian titik jika tanpa koreksi yaitu

tinggi titik sebelumnya ditambah atau dikurangi beda tingginya

c. Tinggi titik akhir

Tinggi titik awal

Contoh:

Tinggi I titik ABeda tinggi titik A dan titik 1

Maka tinggi titik I

(B) 95,701 m

(A) = 100,000 m

= 100,000

= 0,075

= 100,000 - 0,075

= 99.925 meter

3. Teknik penentuan koreksi beda tinggi

Rumusnya: a. At = X(B) - I(m)

b. rt = X(+) - I(-)

Contoh:

a. Jumlah bacaan belakang I(b) 1-.869 nr

Jumlah bacaan muka I(m) : 16.50-1 m

Maka koreksi beda tingginl'a = 1.106

Jumlah beda trnggr It-t 1.668

Jumlah beda tinggi li-l 0,362

m

m

m

Maka koreksi beda tingginya = 1,306 m

4. Teknik penentuan koreksi pada setiap titik

ArRumusnya: a, At, = ? Keturangan:

Keterangan:

rt : koreksi beda tinggi

Atn = koreksi di titik ke-n

dn = jarak di titik ke-n

In : jumlah jarak

At = koreksi beda tinggi

11 = jumlah titik yang diukur

b.

b. Afir= S*o,

Contoh:

a. Koreksi beda tinggi = 1,306 m

Jumlah titik yang diukur = 15 buah titik

Maka koreksi setiap titik = lJa6 :0,08706 m

b. Jumlah jarak seluruhoyu : 350,000 m

Koreksi beda tinggi = 1,306 m

Jarak titik A ke titik I : 23,33 m

t22

Maka koreksi di titik tersebut adalah A tn =dnED

XAt

: # x 1'306

: 0,08706

ditulis -0,08706

Jika hasil koreksi pada setiap titik negatif maka dalam perhitungan dianggap

positif dan sebaliknya jika koreksinya positifmaka dalam perhitungan dianggap

negatif.

5. Teknik penentuan ketinggian titik jika ada koreksi

Ketinggian titik-titik yang diukur = tinggi titik sebelumnya ditambah (+) atau

dikurangi (-) beda tingginya dan ditambah (+) atau dikurangi (-) dengan harga

koreksinya.

= L l,l( l.l,lr-,{ rl,l il:

-l.l 0rU nr

-0,8706 m

= 97,8050 m

Penggunaan rumus-rumus koreksi biasanya dipakai pada bentuk pengukuran

dengan metode menutup atau keliling di mana titik awal juga merupakan titik akhir

dari pengukuran, yang berarti tinggi awal harus sama dengan tinggi akhir pengukuran.

Namun terkadang hasil pengukuran yang diperoleh tidak tepat, tetapi ada keiebihan

dan kelebihan ini drjadikan sebagai koreksinya.

G. Teknik Penggambaran Hasil Pengukuran Beda Tinggi

Untuk dapat menggambar diperlukan daftar pengukuran yang sudah siap untuk

digambar. Artinya data-datatentang jarak dan tinggi titiknya sudah dihitung dengan

baik. Untuk menggambar hasil pengukuran dapat dilakukan dengan cara berikut.

1. Siapkan kertas gambar milimeter dan alat-alat gambar yang diperlukan.

2. Pada bagian bawah kertas milimeter buatlah empat buah garis mendatar berjarak

2 cm.

3. Pada garis pertama untuk menuliskan titik-titik utama maupun titik-titik detail

yang berjarak sesuai dengan jaraknya masing-masing. Jarak ini diukur berdasar-

kan skalajarak.

4. Antara garis pertama dan kedua, untuk menuliskan jarak masing-masing titikyang diawali dari titik pertama dengan jarak 0,00 meter,

5. Antara garis kedua dan ketiga, dipergunakan untuk menuliskan ketinggian

masing-masing titik.6. Antaragaris ketiga dan keempat unfuk menuliskan persentase kemiringan suatu

rencana proyek. Besar kemiringan adalah beda tinggi dibagijarak dan dikalikan

100%.

7. Pada garis keempat untuk menuliskan jarak setiap 5Q meter (0,5 hm) yang

dimulai dari titik pertama dengan jarak 0,00 hm.

Contoh;

Tinggi titik.\Beda tinggi titik A dan titik BKoreksi di titik B

Maka tinggi titik B

8. Melalui titik-titik pada garis pertama tadi buatlah garis tipistipis ke atas, dan

pada bidang ini buatlah garis-garis mendatar yang berjarak sesuai dengan skala

tingginya. Banyaknya garis tergantung beda tinggi antara titik tertinggi dan

titik terendah.

a. Tentukan titik tertinggi dan dibulatkan ke atas dalam meter, misalnya:

+17 9,560 dibulatkan menjadi 1 80,000.

b. Tentukan titik terendah dan dibulatkan ke bawah dalam meter, misalnya:

-161,520 dibulatkan menjadi 1 67,000.

Dari data di atas, maka jarak tertinggi dan terendah adalah 3 meter yaitu

180.000 - 167.000 : 3,000 meter, sehingga skala tingginya sudah didapat'

g . Tenrukan letak dan kedudukan masing-masing titik berdasarkan ketinggian profil

rnem3nang :tau hasil pengukuran beda tingginya.

Dalam mensi::'.r:r hasrl pl'ngukuran beda tinggi diperlukan dua jenis skala,

yaitu skala jarak tskai; pir-.,:.i , c;r skaia tinggi. Skala jarak dibuat lebih kecil daripada

skalatinggidanbiasanradiouarskaiatinsci l0kalilebihbesardariskalajarak.

Alasan menggunakan skala rang berbcd: adalah bahr.va biasanya jarak me-

manjang jauh lebih besar dari pada jarak pada beda tinggini a. Bila kita menggunakan

skala yang sama dengan skala kecil, maka panjang dapat kita gambarkan, tetapi

beda tinggi tidak dapat digambar. Demikian pula sebaliknya bila digunakan skala L

yang besar, maka beda tinggi dapat digambarkan, tetapijarak memanjang tidak dapat

digambarkan.

Besar skala tinggi biasanya diambil 10 kali, 50 kali, atau 100 kali dari skala

panjang. Hal ini sangat tergantung dari daerah yang diukur. Untuk itu diperlukan

kejelian dalam memilih kedua skaia agar hasil pengukuran dapat digambar dengan

baik.

100,000

99,500

98,500

96.500

50,00

(iambar 5.24. Contoh penampang proJil.

124

H. Nlengukur, Menghitung dan Menggambar Beda Tinggi dengan Alat Sipat

Datar

Pengukuran beda tinggi yang akan dilaksanakan adalah menyipat datar

tnemanjang terbuka jarak langsung dan tertutup jarak optis. Dengan dua bentuk

tersebut, dapat memberikan dasar kemampuan untuk mengukur, menghitung dan

menggambar pada bentuk menyipat datar yang lain.

l. ^ltenyipat Datur Memanjang Terbuks Jsrak Langsung

Pengukuran terbuka jarak langsung adalah pengukuran yang dimulai dari titiktertenru dan jarak diukur langsung dengan pita ukur.

Hal pertama yang akan kita pelajari adalah menyipat datar memanjang terbukajarak langsune. Langkah kerja yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Tu.jutut

Dengan disediakan seperangkat pesawat waterpas (sipat datar) diharapkan dapat:

1) menr etel pesa\\'at sipat datar hingga siap untuk dioperasikan dengan cepat

dan benrr:

2) melakukan pengukuran menyipat datar memanjang terbukajarak langsung;

3) menghitung hasil pengukuran yang meliputi: beda tinggi antar dua titik.

beda tinggi antaratitik awal dan titik akhir, dan ketinggian masing-masing

titik yang diukur:

4) menggambar profil memanjang dari hasil pengukuran.

b. Petunjuk lJmum

l) Pengukuran menyipat datar memanjang terbuka adalah pengukuran meman-

jang, dimana titik awalpengukuran diketahuiketinggiannl'a. sehingga titik-.i titik yang lain dapat dihitung ketinggiannya.

2) Pelajari lebih dahulu lembaran kerja dengan sebaik-baiknya sebelum

memulai pengukuran.

3) Kerja sama antara kelompok sangat diperlukan.

4) Jaga peralatan jangan sampai ada yangketinggalan.

c. Alat-Alat Kerja

Alat-alat yang dibutuhkan adalah: pesawat waterpas, statif, pita ukur, dan rambu

ukur.

d. Lokosi Pengukuran

Sekitar lokasi halaman sekolah.

125

Gambar 5.25

e. Keselamatan Kerla

Pesawat harus selalu dipayungi agar terhindar dari panas matahari dan hujan.

Gunakan bagian pesawat sesuai dengan tungsinya masing-masing.

Hati-hati dalam memasang, mendinkan. maupun membawa pesawat.

f Langkah Kerja

Siapkan semua peralatan tersebut di atas se:el..::r nremulai pengukuran.

Menuju ke lokasi pengukuran, ukur iarak :::.:: I rrtik A dan B dengan

pita ukur, bagi dua sama panjang unnrk ir.lrli :esa\\'at. misalnya titik Pr

(Catat dalam daftar pengukuran).

Dirikan pesawat di atas titik P1 dan seiei :::ig.l sr.ip untuk dioperasikan.

Arahkan pesawat ke titik belakang t.\ r r;ng t.'i:h dtpasang rambu ukur,

baca benang tengahnya dan dikontr..l keLrenarannl'a dengan membaca

benang atas dan bawah (catat dahi:: J":ar pen-uukuran).

Pesawat diarahkan ke titik muka tB r r:ng telah berdiri rambu pula, baca

benang tengahnya dan dikontrol kebt'nrrannr a dengan bacaan benang atas

dan bawah. (Catat dalam daftar pergr:kuran L

Ukurjarak antaratitik B dan titrk C.,terg:n prta ukur. Bagi dua jarakini

sama panjang untuk tempat pesa\\ at 'ncnkutni a. misal di titik Pr.

Dirikan pesawat di titik P., setel hingga siap dioperasikan, lakukan langkah-

langkah kerja dan nomor 5) dan 5 r.

Demikian seterusnya hingga penuiikuran selesai pada titik terakhir yang

ditentukan.

g. Gambar Kerja

1)

2)

3)

1)

z)

3)

4)

5)

6)

1)

8)

t26

l+- dr -- Pz- 6, ,l

h.

Gambar 5.27.

Tahei Hasil Pengukuran

Anali.sis Dtlt,; .:).,. :.,- .,''.;i:

1) \lencan be.r::.:5_:: ttnra 2 titik

Rumusnya: Bt: Bt. - Bt-.

Keterangan:

Bt = beda tinggi antar 2 titikBt, = bacaan benang tengah belakang

Bt,, = bacaan benang tengah muka

Dalam perhitungan ini beda tinggi antara:

titikAdantitikB = 1,327 - 1.365 : -0,044titikBdantitikC :1,440 - 1,480: -0,040titik C dan titik D = 1,460 - 1,330 : 0,130

titik D dan titik E : 1,560 - 1,220: -0,340titik E dantitik F : 1,320 - 1,260 : -0,060titik F dan titik G = 1,430 - i,370 = 0,160

i_

Pesan.li \omor TitikBacaan Rambu

Jarak (m)Belakang Muka

Pi\ 1.311 r - ' . I ll I

2) Mencari beda tinggi antara titik awal dan titik akhir

Rumusnya:

a, BT = I(B) - Ir\l)

BT = bedatinggititikawal I(M):1,365- i.:: - -1-: - 1.110+ 1,260+ 1,370:8,025

dan akhir BT : I(B) - Ir\1I(B) : jumlah bacaan belakang : 8,531 - S.li:j

I(M) = jumlah bacaan muka = 0,506 (naik r

b. BT = I(+) - I(-)Keterangan. I(+) : 0,130 + 0.11(.,- . r, = rt.59

BT : beda tinggi titik awal I(-) : 0,044 + 0.0-1[t

dan akhir BT : ,(+) _ I(_)I(+) : jumlah beda tinggi positif = 0,59 - 0.081

I(-) : jumlahbedatingginegatif = 0,506 (naikt

3) Mencari ketinggian titik 1.:: : -' --

Tinggi masing-masing titik \ 3t: J:*.'*' : - : .- . ::gi ritik sebelumnya ditambah ,

atau dikurangi dengan beda r::.:g.:. -' ' : '-' :'-:::rungan ini tinggi masing- 'masing titik adalah:

tinggi titik A ditentukan = I QQ.!r.tr r. *'. '..'

tinggititikDtingginr: = v-.- -- . .-:"='r|{r.r.U6tinggi titik E ttnggrr,,j =' r''.'lt' - r1.-i{tt = iUU.i86

tinggi titik F tingg:nr: = irxl.-ii6 - 0.060 : 100,446

tinggititik G tinggrnra = 100.{-16 * 0,060 :100,446

Hasil perhirunean-perhirungan di atas dapat dimasukkan dalam tabel sebagai

berikut.

Nomor

Titik

Pembacaan Rambu Jarak

(m)

Beda tinggiTinggi

Belakang Muka +

A 1,321 23,0 0,044 100,000

B 1,440 1,365 99,95624,00 0,040

C 1,460 1,480 99,91620,50 0,1 30

D 1,560 1,330 100,04620,60 0,340

E 1,320 1,220 100,3 8620,80 0,060

F [,430 1,260 100,44621,00 0,060

G 1,370 100,s06129,90 0,590 0,084

Jumlah 8,531 8,025

128

l.

Untuk menentukan beda ting,ei antara titik au,al dan titik akhir dapat dilakukandengan melihat tinggi titik aual dan ringgi titik akhir.

Bt = Tinggi titik akhir-tinggi iirik :rr ai

= 100,506 - 100.00(r: 0,506 (naikt

Temyata hasil r anc drp.'rtrleh tetap sar..: ', : :- -t1.506, sehingga dapat dikatakanbahwa perhinrngan di atas benar.

Menggambar Hasil Pengukururi

Langkah-langkah penggambaran ;J: j :.:r:.:. xrikut.1) Pada kertas gambar bagian

'r',,.: : : ,: j g.rns yang berjarak 2 cm.

2) Pada garis pertanta unruk : .- - :r :- . . -..t.r urama yang sesuai dengan

jaraknya masing-masin5 . .-,. - :,: -' ::.::J\:n skala jarak titiknya adalah

A, B, C, D, E, F. G.

3) Pada garis kedua uni.... --- - -. i- :::.r-_t.trik antara kedua titik yaitu

23.0,24,0A 10'5tt: l'''^ - - '

4) Antara -uaris pcrt:::r J.:- :--' .- t-.:. -,:" unruk ntenuhskan jumlah jrak

titik-titik\ans:i j: j j - --= I -. -.- :.:tulardantitikaualpengukuranyaifu0.0oo. l: , -- I --: r.n'la.9fr

titikr::.:: -.--. - - , , -- -:- -'- ''- r -: ",i'i :'.6 1f)f).JJ6:

l0t r.-< ^

6) .\:.:-,:, -:I . ..-..-r: --:l-. r,';t]..'.:. ..1....:. ",1... ...;'- ..-l'.L--:'- .-.;... l.'l'.-

.:1- l:r\11 . \ JttL. = Betla ti.eei

l;- x t00o/o

Kemiringan titik .{ dan titik B = ee'e59. #Faaa x 100% : -0,191 (turun)

Kemiringan titik B dan ririk C = q'q!r..el95 x 100% : -0,166 (turun)

Kemiringan titik C dan titik D = 1(!!{-#t" x 100o/o = 0,634 (naik)

Kemiringan titik D dan titik E : l(x)j^81E0 1-00'J46 , 100% = 1,650 (naik)

Kemiringan titik E dan titik F - 100''+'{t - 100'386 x 100% : 0,288 (naik)

Kemiringan titik F dan titik 6 = 'l-0'0.5il6ftljfA446 x 100%: 0,286 (naik)

Letaklian besamya jarak setiap 50 meter yang dimulai dari titik pertama dengan

jarak 0,000 meter pada garis keempat.

Buatlah garis-garis tipis ke atas, melalui titik-titik pada garis pertama dan pada

bidang ini buatlah garis-garis mendatar yang berjarak sesuai dengan skala tinggi-

nya.

Tentukan titik tertinggi dan terendah kemudian dibuat intervalnya. Dari hitungan

tinggi titik di atas, titik tertinggi dari hasil hitungan adalah 100,506, dibulatkan

ke atas menjadi 100,600, dan titik ini terletak di titik G. Titik terendah dari

hasil perhitungan adalah 99,916, dibulatkan ke bawah menjadi 99,900 dan titikini terletak pada titik C. Jadi ada 7 tingkatan/interval yaitu 99,900; 100,000;

100,100; 100,200; 100,300; 100,400; 100,500.

7)

8)

e)

119

TA,

!.-

_=

o@-oN

m'st

oqo

O I.BB

I

Sa,',

OqON

09'/9 9ic t,

OoN

00 /, 9t6 66

@_

=-=t-

OO.ON

00'e z

000'0

v9b bb

00'00 t

o_

o#

oO.OO

ooO

oN-OO

1l()

cGoC

Eq):<

'6r vCr-F

O6OO

Oo-OO

O

ooOo-oo

t0)

1r)

t2)

Tentukan letakmasing-masing titikberdasarkan ketinggian masing-masing titikyang bersangkutan dari hasil pengukuran.

Hubungkan titik-titik secara berurutan dan terbentuk gambar profil memanjang

dari hasil pengukuran.

Cantumkan skala tinggi dan skala mendatamya.

2. Menyipat Dstar Memanjang Tertutup (Keliling) Jarak Optis

Pengukuran keliling jarak optis dilakukan dari suatu titik tertentu dan berakhirpada titik tersebut. Pengukuran jarak dilakukan tidak menggunakan pita ukur tetapi

dengan menghitung dari hasil pembacaan rambu. Langkah kerja untuk menyipat

datar memanjang tertutup (keliling) jarak optis adalah sebagai berikut.

a. Tujuan

Dengan disediakan seperangkat pesawat sipat datar diharapkan dapat:

1) terampil menyetel pesawat sipat datar sehingga siap untuk dioperasikan;

2) melakukan pengukuran menyipat datar memanjang keliling jarak optis;

3) menghitung hasil pengukuran yang meliputi: beda tinggi antara kedua titik,koreksibeda tinggi untuk setiap titik, ketinggian masing-masing titik yang

diukur;

4) menggambar profil memanjang hasil pengukuran.

b. Peruniuk L'mum

1 ) \lenr rpai daur keliling adalah menr ipat datar dimana :iik sr:. :r.:-.----i11oj -3-.-ir,:l- ill.( .1..:,:: :e:S-j'-:::

2l Pelala: .;t.t:r:r r -t: I -:-i-t -.-:j:r -=t -- - - : J:: i:- lr:---ukuran.

3. Dalam p-[.ii-:::.::*.:- -;,--: >: ]atas. benan { :i:..:: ::- :.: - .- . :.: .' : -

c. Alat-Alat Keja

Peralatan kerya i J:.! J.r*i-:.r:r. :r..:r: .:.r.

ukur, jalon, rol metelpita ukur. dan alat-aiar

d. Lokasi Pengukuran

Sekitar lokasi halaman sekolah.

l'::.:," :l : lLtlrl: uJ.L f'i_\ !i.1i

l3r

e. Keselamatan Kerja

1) Pesawat harus seialu dipayungi agar terhindar dari panas matahari dan

hujan.

2) Gunakan bagian dari pesau at sesuai dengan fungsinya masing-masing.

3) Hati-hati dalam memasang pesau,at, mendirikan pesawat maupun mem-

bawa pesawat.

Langkah Kerja

1) Siapkan semua peralatan seperti terse3 L:: dl lt3s sebelum mulai pengukuran

2) Menuju ke lokasi pengukuran dan dirikan p$a\\:: ir .rntara dua titik bela-

kang A dan titik muka B kira-kira di tengah+engah. oa:r stel pesawat hingga

siap dioperaskan.

3) Arahkan teropong ke titik belakang (A) yang telah didinkan rambu. Baca

benang atas, benang tengah dan benang bawah. Kontrol pembacaan rambu

ini dan catat dalam daftar pengukuran sebagai pembacaan rambu belakang.

4) Putar pesawat dan diarahkan ke titik muka (B) yang telah berdiri rambu.

Baca benang atas, benang tengah dan benang bawah. Hasilnya dicatat dalam

daftar pengukuran sebagai data pembacaan rambu muka.

5) Pindahkan pesawatkira-kira di pertengahan titik B dan titik C, aturpesawat

hingga siap untuk dioperasikan. Lakukan pekerjaan seperti langkah 3) dan

4). Semua pembacaan rambu dicatat dalam daftar pengukuran.

6) Demikian seterusnya hingga pengukuran selesai pada titik yang telah di-

tentukan (titik terakhir).

1) Buatlah laporan hasil pengukuran dengan lengkap dan beful.

Gambar Kerja

J

Gantbar 5.30

P --P

o6'

I )_

Gambar 5.31

h. Data Hasil Pengukuran

Pembacaan Rambu

Belakang \lulia

Keterangon;

?:: lae-aan rambu yaitu:B.{ = benang atas

BT = benang tengah

BB = benang bau,ah' .J'i'i

713

0,640

0,567

1,805

1.283

1,705

.^ 16

,.,.95]

l._r25

i.5-1t,t 1.-1.15

0.66-1 1,322I,t5t I,905

A I l.ls5

133

Analisis Data P engukuran

l) Mencari jarak optis

Mencari jarak muka dan jarak belakang di gunakan dengan rumus:

1={Ba-Bb)x 169

Keterangan:

J - jarak datar optis

Ba : bacaan benang atas

Bb = bacaan benang bawah

= selisih, berlaku untuk rambu tegak maupun rambu terbalik

100 = konstanta pesawat

'ul = 11.-{ meter

It'r'r = 10.6 meter

33,0 meter

6,0 meter

22,8 metertitik P- = (1.085 - 1,025) x 100 =

titik C = 11.6.18 - 1,420) xx 100=Tr:rk B dar:

Titik P-dan

JaraktitikB danC

Titik C dan titik P., : (0,943 - 0,767) x

Titik Pr dan titik D = (1,568 - 1,322) x

Jarak titik c dan D

Titik D dan titik P, : (0,877 0.663 x

Titik P,dan titik E : (1.905 - 1.705) x

Jarak titik D dan E

Titik E dan titik P. : (1,152 - 0,982) x

Titik P. dan titik F : (1 ,283 - 1,007) x

iarak titik E dan F

Titik F dan titik Pu = (0,935 - 0,765) x

Titik P6 dan titik G : (1,306 - 1'164) x

Jarak titik F dan G

Titik G dan titik P, : (0,713 - 0,567) x

Titik P, dan titik H = (7,334 - 1,1 16) x

Jarak titik G dan H

Titik H dan titik P, = (1 ,411 - 1,279)

Titik P8 dan titik 1 : (0,952 - 0'728)

Jarak titik H dan I

Titik I dan titik P, = (1,527 - 1,323)

Titik P, dan titik l : (1,325 - 1,185)

Jarak titik I dan J

= 28,8 metet

100 : 17,6 meter

100 : 24,6 meter

42,2 meter

100 2 i.,1 meter

100 : 20,0 meter

41,4 meter

100 17.0 meter

100 : 27.6 meter

= 44,6 meter

100 = 17,0 meter

100 : 14,2 meter

31,2 meter

100 : 14,6 meter

100 : 21,8 meter

36,4 meter

100 13,2 meter

100 = 22,4 meter

35,6 meter

100 : 20,4 meter

100 : 14,0 meter

X

X

X

x

134

= 34.4 meter

Titik J dan titik P,,, : (1,372 - 1,108) x 100 = 26,4 meterTitik Pr.dan titik A = (1,225 - 1.08,i) r 100 = 14,0 meter

Jarak titik J dan A = -10.1 meter

Jumlah jarak A sampai A lagi: I-' = -:h'\.r merer

2) Mencari beda tinggi antara dua rir:r

Rumusnya: BT = Bt, - Btu,

Kelerangan:

BT = beda tins-:. =: .1 -; - ".,..

Bta : benar; :r: r, - rr r-:-rBtr.r = benr:_: .:-..- - --r :

Pada pengukuran ini. t:J: : -1; -- :-: - +

AdanB,BT = l._::,,_ .. _-. . .._- *:::r rnaik)

C dan D. BT - ::: -: i*, :erer (rurun)

D dan E. Bl = :- : . -^r merer (turun)

E dan F. B. = r- -: - . \ meter (turun)

FdanC.:. = .: :i: = - -:.irneter(turun)G dan H. B- = :-: : .-. .i ]-< neier rrurun r

I dan J. Bl = --: ':r = .: ,, :ii:a: :.= rJdan.\.B- = __ :: = r{ -;.:.- -:.

a) BT = l-::. :: i .--- : - -:_i t' . r. : .r.:.

b) BT=I: I-

c.r B;=I-r It r

KL'ler0ng0n:

BT beda tinggi

I(b) : jumlah bacaan belakang

I(m) = jumlah bacaan rnuka

I(+) = jumlah beda tinggi +

I(-) : jumlah beda tinggi-

Dalam perhitungan ini dicoba digunakan cara ketiga, terlebih dahulu meng-hirung jurnlah

I(+) = 0,327 +0,505 + 8,2 + 0,085 = 1,117

,(-) : 0,479 + 0,59 + 0,265 +8 ,078 + 0,3g5 + 0,5g5 = 2.3g2Jadi BT = I(+) - I(-)

: 1,117 -2,382= -1,265 (turun)

1-1r

4) Mencari koreksi beda tinggi

Rumusnya: Keturangan;

a) AT = I(b) - I(m) At : koreksi beda tinggi

b) at = r(+)-E(-) i3:ililillil:::ll'ill"*I(+) : jumlah beda tinggi +

I(-) = jumlah beda tinggi -Dalam perhirungan ini digunakan rumus yang kedua yaitu:

At = l-l- I(-)= I l1-7_1 192t.tLt -rJ

= -1.165 (turun)

5) \lencan k,-)reksi pada setiap titikRumusnr a:

Keterangan:

a) A* = * Atn = koreksi titik ke-n

dn = jarak titik ke-n

. dn ID : jumlah jarako I atn = ;o x at At = koreksi beda tinggi .-

n = tumlah titik

Bila koreksi titik bertanda plus (-). maka koreksi setiap titik bertanda negatif

(-). Sebaliknya bila koreksi titik bertanda negatif l-t. maka koreksi setiap titik

bertanda positif (+). Dalam perhitungan ini digunakan rumus yang kedua yaitu:

.dnAtn = j6 xAt

Besar koreksi pada titik:

TitikB AtB : # x -1,265 = 0.113'14

Titik C Atc = ffi x _1,265 : 0.09901

TitikD AtD : % x -1,265 = 0.1-1500

TitikE AtE : ** x_t,26s = 0.11230

TitikF AtF = H x _1,265 : 0.15330

Titikc Atc = # x-1,265 : O,1Ol25

Titik H AtH = # x -1,265 = 0,12520

Titikl At, = # x_1,265 =0,12237

TitikJ Atr =#x-1,265 =0,11825

Titik A AtA = H x _1,265 : 0,13887

Jumlah seluruhnya adalah= 1,265

136

Karena hasil koreksi pada setiap titik adalah negatif, maka dalam perhitunganmenjadi positif yaitu menjadi 1,265.

6) Mencari tinggi masing-masing titikUntuk mencari tinggi masing-masing titik yang diukur adaiah tinggi titik sebelum-

nya ditambah atau dikurangi beda tinggi dan ditambah koreksi setiap titiknya.Pada perhitungan ini tinggi masing-masing titiknya adalah:

Tinggi titikA = 100,000 (ditetapkan/sudah diketahuitTinggititikB = 100,000 +0,321 +0,11344 : 100.11044

Tinggi titik C = 100.44044 -0,479+ 0,09901 = 100.06016

Tinggi titik D = 100,06046 -0,590 + 0.145()0 = 99.61516TinggititikE = 99,61546-0,265 - 0.l-ttlrI = 99.49216Tinggi titik F -- 99,49276 - 0,078 - 9.1-r,1-10 = 99,56806

Tinggi titik G = 99,56806 - 0.385 - 0.10-l,i 99,29031TinggititikH = 99,29031 -0.58-i-0.11-s20 = 98,83051

Tinggititikl = 98,83051 *0.56-i -0.12231 : 99,45788

TinggititikJ = 99.45788 -0.:-0.11825 = 99,77613Tinggi titikA = 99;t7613 *0.085-0,13887 :100,00000

Dari hasil perhitungan tinggi masing-masing titik di atas dapat dilihat bahwa

tinggi titik A awal =100,000 sama dengan tinggi titik akhir di A =100,000. Jadi

sesuai dengan keterangan di atas bahwa dalam pengukuran keliling atau terrutup

tinggi titik awaldan tinggititik akhir adalah sama yairu 100,000.

Hasil perhitungan analisis data di atas dapat diringkas dalam tabel:

\omor

titik

Pembacaan benang tengahJarak (m)

Beda tin'tsj Tinssi

- - K':.ek'i ,i,ir.:Belakang Muka

A t.350

i t/ 1

! 3f r.-rl- l. l 1 -i,1,{

I

| 1r. 1.-1-!) i0^09902

100.000

B r.055 t00.440

C 0,85,s I 00.060

I .rt.+,5

+ 0 590 0. lrl-s00D I.5+rl e9.6 r 5

41.4 0"265 0, I 4230E 1,067 1,805 99,492

44.6 0,078 0. t 5330F 0.8s0 I ,l+5 qg s6R

J l._ 0.3 85 0. 1 0725(i 0.640 1.235 gg lq036.4 8.585 0"1 2520

H 1.345 |.225 98,8300.505 0,12231

1.425 0.840 99,15 -31.4 0.20 0.r 1825

J I .)/n t.D.5 99,17 640.4 0.085 0.13887

A l.l 55 100.000I D=i68 f1+) 1,1)7 I t r-2.382 1.26500

Jumlah IB=1r.367 I N{=12.632

131

:*- ;t :\or Ha-sil Pengtkuran

Langkah-langkah penggambaran adalah sebagai berikut.

1t Buat empat garis yang be{arak 2 cmpada kertas bagian bawah.

2) Tuliskan titik A, B, C, D, E, F, G, H, I, J pada garis pertama sesuai skala

jaraknya.

3) Tuliskan jarak antara kedua titik yaitu: 33; 28,8; 42,2; 41,4; 44,6;31,2;

36,4;35,6;3-l.l: 10.1 pada garis kedua.

4) Tuliskan jumlah iarak dimulai 0,000; 33,000; 61,8; 1 04, 145,4; 190; 221,2;

257,6;293,2: il-.6: -1t': ditulis diatara garis pertama dan kedua.

5) Tuliskan tinggi nrasing-rnrsrns titik di antara garis kedua dan ketiga.

6) Tuliskan kemiringan di :nura sans ketiea dan keempat yaitu:

Kemiringan titik.\ da:r B - I :- - I l'l' l[tti o

= i.-t_l-l rnaikt

Kemiringan titik B dan C = lttQ'Q6!- !0Q'+0 x 100%

= -1,319 (turun)

KemiringantitikcdanD = 2A%#@ x 100%

= -1,055 (turun)

Kemiringan titik D dan E - 99'492 .99'61s x 100%

= -0,29'7 (turun)

Kemiringan titik E dan p = qe'r5-:912r r lOgozir

= 0.170 (naik)

Keminngan titik F dan G = e9190 99J6t x 100%

= -0,891 (turun)

KemiringantitikcdanH = %2#H x100%

= -1,264 (turun)

Kemiringan titik H dan I = 99'45#&EiA x fi1%= 1,761 (naik)

Kemiringan titik I dan J - 99'710-29'4s7 x fi1%= 0,930 (naik)

Kemiringan titik J dan A = Ea!ffiry]o x fi1%= 0,555 (naik)

7. Tentukan tingkat/intervalnya, titik tertinggi 100,440 dibulatkan ke atas

menjadi 101,000 dan titik terendah 98,830 dibulatkan ke bawah menjadi

98,000; intervalnya ditentukan 98,000; 99,000; 100,000; 101,000.

8, Tentukan letak masing-masing titik berdasarkan ketinggiannya.

9. Hubungkan titik-titik secara berurutan hingga terbentuk gambarnya.

138

oqO6

oO.oo

Oo-OO

oo

8.

ooOoO)

O

o)o

Ooo-O

oO

I

00'89e 000'00t

3=o-9-L

09'/zt

$o

9L/'66

3xo_E

@-oo

0z't6z /9V'66

rC(o=r_=

s

09'LgZ

@o

0€8'86

N

DZ'17.2

o

aaz aa

@

t

00'06 t 89S',66

o

co

o

0t'9, r

N

00 r0t

N

s r 9'66

6=o?

oN

0B'r9 0r'7'00l,o-

-jf,t-

O,o

00't0

000'0

0rr'00 t

00'00 t

o-6-c

,r2

Y '%.

I

,Z

7

i,,a,

,.2

v

I

7v

%cGo)C

E0):l

P{Ct-j-r

139

Latihan

l. Jelaskan yang dimaksud dengan perbedaan elevasi dan apa tujuan pengukuran

menyipat datar?

2. Jenis-jenis pengukuran sipat datar ada bermacam-macam. Sebutkanl

3. Sebutkan alat-alat yang dipakai untuk sipat datar!

4. Bagaimana perbedaan antara pesawat dumpy level, tilting level dan automatic

level?

5. Ada dua jenis rambu ukur. Sebutkan dan terangkan apa fungsinya masing-

masing!

6. Berkaitan dengan rambu ukur, dalam pembacaan perlu dilakukan koreksi

terhadap hasil pembacaannva. Bagaimana mengoreksi hasil pembacaannya?

7. Pada pengukuran beda tinggi dengan alat sipat datar, kesalahan dapat muncul

oleh rambu, alat sipat datar, dan pengaruh alam. Terangkan maksudnya!

8. Teknik pengukuran adatiga macam. Sebutkan dan bagaimana cara mencari

beda tingginya masing-masing?

9. Bagaimana langkah-langkah penggambaran hasil pengukuran?

10. Kita akan melakukan pengukuran antara titik A dan titik B secara memanjang

tertutup.

a. Sebutkan alat-alat yang digunakan!

b. Bagaimana langkah ke{anya?

c. Jika hasil pengukuran seperti tercantum dalam tabel di bawah ini, selesaikan

hitungannya dan gambarkan hasil pengukurannyal

Pembacran benang tentah B.'da tinggi

Be lakan e \luka

l.lltrr.360

r 300

; 0.980

r | 0,805

140

-]i----. :,

r

DAFTAR PUSTAKAr. r+,.":,i ,,oli.rirl;,r:+ ,.+,i.,liili.':..::.:, : ' :' ":':

Anonim. 198A. Ihu rJkur ll':".:.,;,; ,' .i;kafia: Depdikbud.

Beet, F. 1980. Meten en il.::.::.,; L.'iden; Spruit, Van Mantgen & Des Does B.V

Beets', P. cs. 1980. .\ltt,ti ,,: ::i:aften. Leiden: Spruyt. \an Mantgen & De Does.

Brighty S.G. 198S..!. .,:-.- Out Aquide For Site Engineer. London: D.M. Stirling.

Brighty, S.G. l9rr -!.nrg uti Aqui de For Site Enginer. BSP. Second edition. Br

D \1 S::: Lrng BSP Profesional Book. For London edisi Burgh Bostrrn

P:... \it.r \lelboume.

. 1979. kori Dan Praktek Ukur Tanah L lakarta Depdikbud.

. 1980. Ilmu L-ktr il;,,i''ult. Jakarla: Depdikbud.

Dugdale, R.H. 1986. Ilmu Ukur Ttutalt. Jakafia: Eriangga.

Heinz Frick. 1985. .4lat L'kur Tcnult dut Pettggunaanrrir. \'rgrakarta: Kanisius.

Jacob Rais. 196). l.',,:;, t-|:;r Tanah. Semaranq: C:::...:

karta. Pradn\.: ?;::.r' '.-:

Muchidin Noor dan D. Hidarat. i9-9. Ttt)i', LtLui Pi',i;.i.',. Lt:iri Ttutcrit 1. Jakarta:

Depdikbud.

Nurhasan, M. 1986. Ilmu [Jkur Tanah. Jakarta: Erlangga (Terjemahan).

Russel C. Brinker & Paul R. \!'alf. 1986. Dasar Pengukuran Tttnuh Sun'eying. Ja-

'. karta: Erlangga.

Sutomo Wongso Tjitro. 1980. llmu Uhr Truuh. Yogl,akarta: Kanisius.

Yusuf Bayo, M. 1983. Pengukuran TopograJi Dan Teknik Pemetaan. Jakarta: PT.

Pradnya Pramita.

t41