pemerintah kabupaten kotabaru -...

69
PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2012-2032 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa untuk merencanakan dan mengarahkan pembangunan di Kabupaten Kotabaru dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memantapkan pertahanan dan keamanan, perlu disusun Rencana Tata Ruang Wilayah; b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor, antar daerah/antar wilayah, dan antar lapisan masyarakat, maka Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan pedoman, acuan dan tolok ukur arahan penataan ruang serta arahan lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat; c. bahwa dalam rangka pengembangan dan pemekaran wilayah dan sinergitas matra darat, laut dan udara maka rencana tata ruang sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 03 Tahun 2002 tentang Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kotabaru perlu ditinjau kembali dan disesuaikan dengan kebijakan dan strategi pengembangan penataan ruang untuk jangka waktu 20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kotabaru Tahun 2012-2032; dan

Upload: trinhthien

Post on 02-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU

NOMOR 11 TAHUN 2012

TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2012-2032

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTABARU,

Menimbang : a. bahwa untuk merencanakan dan mengarahkanpembangunan di Kabupaten Kotabaru denganmemanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna,berhasil guna, serasi, selaras, seimbang danberkelanjutan dalam rangka meningkatkankesejahteraan masyarakat serta memantapkanpertahanan dan keamanan, perlu disusun RencanaTata Ruang Wilayah;

b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduanpembangunan antar sektor, antar daerah/antarwilayah, dan antar lapisan masyarakat, makaRencana Tata Ruang Wilayah merupakan pedoman,acuan dan tolok ukur arahan penataan ruang sertaarahan lokasi investasi pembangunan yangdilaksanakan pemerintah, dunia usaha danmasyarakat;

c. bahwa dalam rangka pengembangan dan pemekaranwilayah dan sinergitas matra darat, laut dan udaramaka rencana tata ruang sebagaimana telah diaturdalam Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor03 Tahun 2002 tentang Revisi Rencana Tata RuangWilayah Kabupaten Kotabaru perlu ditinjau kembalidan disesuaikan dengan kebijakan dan strategipengembangan penataan ruang untuk jangka waktu20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang WilayahKabupaten Kotabaru Tahun 2012-2032; dan

Page 2: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

2

d. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 78 ayat(4) butir c Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007tentang Penataan Ruang perlu membentuk PeraturanDaerah tentang Rencana Tata Ruang WilayahKabupaten Kotabaru;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentangPenetapan Undang-Undang Darurat Nomor 03 Tahun1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II diKalimantan sebagai Undang-Undang (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 1820);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhirdengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008tentang Perubahan Kedua Atas Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentangPenataan Ruang (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 68, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentangPerlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4725);

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5234);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4593);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009tentang Alih Fungsi Lahan Pertanian PanganBerkelanjutan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara

Page 3: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

3

Republik Indonesia Nomor 4593);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentangTata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Hutan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5097);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentangPenertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5098);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentangPenyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5103);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentangBentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat DalamPenataan Ruang (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2010 Nomor 118, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);

12. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2012 tentangTata Ruang Pulau Kalimantan;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 tahun2011 tentang Pembentukan produk Hukum Daerah(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 694);

14. Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 19Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan yangMenjadi Kewenangan Pemerintahan DaerahKabupaten Kotabaru (Lembaran Daerah KabupatenKotabaru Tahun 2007 Nomor 19);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KOTABARU

dan

BUPATI KOTABARU

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATARUANG WILAYAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN2012-2032.

Page 4: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

4

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat,ruang laut dan ruang udara, termasuk ruangdidalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempatmanusia dan makhluk lain hidup, melakukankegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

2. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan polaruang.

3. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusatpermukiman dan sistem jaringan prasarana dansarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatansosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkhismemiliki hubungan fungsional.

4. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruangdalam suatu wilayah yang meliputi peruntukanruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruanguntuk fungsi budidaya.

5. Penataan ruang adalah suatu sistem prosesperencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang danpengendalian pemanfaatan ruang.

6. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatanyang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaandan pengawasan penataan ruang.

7. Pengaturan penataan ruang adalah upayapembentukan landasan hukum bagi pemerintah,pemerintah daerah, masyarakat dalam penataanruang.

8. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untukmeningkatkan kinerja penataan ruang yangdiselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerahdan masyarakat.

9. Pelaksanaan penataan ruang adalah upayapencapaian tujuan penataan ruang melaluipelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatanruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

10. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agarpenyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

11. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untukmenentukan struktur ruang dan pola ruang yangmeliputi penyusunan dan penetapan rencana tata

Page 5: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

5

ruang.

12. Pemanfaatan ruang adalah upaya untukmewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuaidengan rencana tata ruang melalui penyusunan danpelaksanaan program beserta pembiayaannya.

13. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upayauntuk mewujudkan tertib tata ruang.

14. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tataruang.

15. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuangeografis beserta segenap unsur terkait yang batasdan sistemnya ditentukan berdasarkan aspekadministratif dan/atau aspek fungsional.

16. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kotabaruyang selanjutnya disingkat RTRW KabupatenKotabaru adalah arahan kebijakan dan strategipemanfaatan ruang wilayah daerah yang menjadipedoman bagi penataan wilayah yang merupakandasar dalam penyusunan program pembangunan.

17. Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruangyang mempunyai jangkauan pelayanan pada tingkatwilayah

18. Sistem internal perkotaan adalah struktur ruang danpola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanantingkat pada internal perkotaan

19. Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disebutPKW adalah kawasan perkotaan yang berfungsiuntuk melayani kegiatan skala provinsi ataubeberapa kabupaten/kota.

20. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKLadalah kawasan perkotaan yang berfungsi untukmelayani kegiatan skala kabupaten/kota ataubeberapa kecamatan.

21. Pusat Kegiatan Lokal promosi yang selanjutnyadisebut PKLp adalah pusat kegiatan yangdipromosikan untuk dikemudian hari ditetapkansebagai PKL.

22. Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebutPPK merupakan kawasan perkotaan yang berfungsiuntuk melayani kegiatan skala kecamatan ataubeberapa desa.

23. Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnyadisebut PPL adalah pusat permukiman yangberfungsi untuk melayani kegiatan sekala antar desa.

24. Jalan adalah prasarana transportasi darat yangmeliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan

Page 6: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

6

pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkanbagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah,di atas permukaan tanah, di bawah permukaantanah dan/atau air, serta di atas permukaan air,kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan. kabel;

25. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utamalindung atau budidaya.

26. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkandengan fungsi utama untuk melindungi kelestarianlingkungan hidup yang mencakup sumber daya alamdan sumber daya buatan.

27. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkandengan fungsi utama untuk dibudidayakan atasdasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumberdaya manusia dan sumber daya buatan.

28. Kawasan strategis kabupaten adalah wilayah yangpenataan ruangnya diprioritaskan karenamempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkupkabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya danatau lingkungan.

29. Kawasan Peruntukan pertambangan adalah wilayahyang memiliki sumber daya bahan tambang yangberwujud padat, cair atau gas berdasarkan peta/datageologi dan merupakan tempat dilakukannyasebagaian atau seluruh tahapan kegiatanpertambangan yang meliputi penyelidikan umum,eksplorasi, operasi produksi dan pasca tambang, baikdi wilayah darat maupun perairan.

30. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaansumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliransungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnyakurang dari atau sama dengan 2.000 km2.

31. Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratanyang merupakan satu kesatuan dengan sungai dananak-anak sungainya, yang berfungsi menampung,menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal daricurah hujan ke danau atau ke laut secara alami,yang batas di darat merupakan pemisah topografisdan batas di laut sampai dengan daerah perairanyang masih terpengaruh aktivitas daratan.

32. Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalurdan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebihbersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yangtumbuh secara alamiah maupun yang sengajaditanam.

33. Izin Pemanfaatan Ruang adalah yang dipersyaratkandalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 7: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

7

34. Orang adalah orang perseorangan dan/ataukorporasi.

35. Kawasan pesisir adalah kawasan yang merupakanperalihan antara darat dan laut yang dipengaruhioleh perubahan di darat dan laut.

36. Masyarakat adalah orang perorangan, kelompokorang, termasuk masyarakat hukum adat dan badanhukum.

37. Peran Masyarakat adalah partisipasi aktifmasyarakat dalam proses perencanaan tata ruang,pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatanruang.

38. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah yangselanjutnya disebut BKPRD Kabupaten Kotabaruadalah Badan yang dibentuk dengan KeputusanBupati yang bertugas untuk mengkoordinasikanpenataan ruang wilayah Kabupaten Kotabaru.

39. Lingkungan adalah sumberdaya fisik dan biologisyang menjadi kebutuhan dasar agar kehidupanmasyarakat (manusia) dapat bertahan.

40. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengansemua benda, daya, keadaan, dan makhluk hiduptermasuk manusia dan perilakunya, yangmempengaruhi kelangsungan perikehidupan dankesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

41. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasanlingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencanayang memadukan lingkungan hidup, termasuksumberdaya, ke dalam proses pembangunan untukmenjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutuhidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

42. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidupyang merupakan kesatuan utuh, menyeluruh dansaling mempengaruhi dalam membentukkeseimbangan, stabilitas, dan produktivitaslingkungan hidup.

43. Habitat adalah lingkungan fisik, kimia dan biologisdengan ciri-ciri khusus yang mendukung spesiesatau komunitas biologis tertentu.

44. Konservasi adalah pengelolaan pemanfaatan olehmanusia terhadap biosfer sehingga dapatmenghasilkan manfaat berkelanjutan yang terbesarkepada generasi sekarang sementaramempertahankan potensinya untuk memenuhikebutuhan dan aspirasi generasi akan datang (suatuvariasi defenisi pembangunan berkelanjutan).

45. Alur Laut Kepulauan Indonesia yang selanjutnya

Page 8: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

8

disebut ALKI adalah alur laut yang ditetapkansebagai alur untuk pelaksanaan Hak Lintas Alur Lautberdasarkan konvensi hukum laut internasional.

46. Ketentaun umum insentif dan disinsentif adalahperangkat atau upaya untuk memberikan imbalanterhadap pelaksanaan kegiatanyang sejalan denganrencana tata ruang dan juga perangkat untukmencegah, membatasi pertumbuhan, ataumengurangi kegiatan yang tidak sejalan denganrencana tata ruang.

47. Kawasan Pertahanan Negara adalah wilayah yangditetapkan secara nasional yang digunakan untukkepentingan pertahanan.

48. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah,adalah Presiden Republik Indonesia yang memegangkekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesiasebagaimana dimaksud Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945.

49. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkatdaerah sebagai unsur penyelenggara PemerintahanDaerah.

50. Peraturan Daerah adalah peraturan daerahKabupaten Kotabaru.

51. Kabupaten adalah Kabupaten Kotabaru di ProvinsiKalimantan Selatan.

52. Bupati adalah Bupati Kotabaru.

53. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnyadisingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan RakyatDaerah Kabupaten Kotabaru.

BAB II

TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAANRUANG WILAYAH KABUPATEN KOTABARU

Bagian kesatuTujuan

Pasal 2

Tujuan penataan ruang wilayah adalah terwujudnyaketerpaduan struktur ruang dan pola ruang daerahyang efisien dan berkelanjutan untuk mendukungterwujudnya pembangunan Kabupaten Kotabaru yangberkelanjutan menuju masyarakat yang demokratis,religius, adil dan sejahtera.

Page 9: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

9

Bagian KeduaKebijakan dan Strategi

Pasal 3

Kebijakan penataan ruang untuk mewujudkan tujuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, terdiri atas:a. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan

jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi,energi, dan sumber daya air yang terpadu dan meratadi seluruh wilayah kabupaten;

b. peningkatan perlindungan kawasan lindung;

c. pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yangdapat menimbulkan kerusakan kawasan lindung;

d. perwujudan dan peningkatan keterpaduan sertaketerkaitan antarkegiatan budidaya;

e. pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agartidak melampaui daya dukung dan daya tampunglingkungan;

f. peningkatan fungsi kawasan lindung untukmempertahankan dan meningkatkan keseimbanganekosistem, lingkungan hidup, keanekaragamanhayati, keunikan bentang alam dan daya dukung;

g. pengembangan dan peningkatan fungsi kawasanperekonomian wilayah yang produktif, efisien, danmampu bersaing dalam perekonomian nasional;

h. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dankeamanan Negara.

Pasal 4

(1) Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauanpelayanan jaringan prasarana sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 huruf a terdiri atas :

a. meningkatkan kualitas, kuantitas danketerpaduan sistem pelayanan jaringan prasaranatransportasi darat, sungai termasuk anjir, laut,dan udara;

b. mendorong pengembangan prasaranatelekomunikasi;

c. meningkatkan jaringan energi gas dan listrikserta mewujudkan keterpaduan sistempenyediaan tenaga gas dan listrik;

d. meningkatkan kualitas, kuantitas danketerpaduan jaringan prasarana sumberdaya air;dan

e. meningkatkan kualitas, kuantitas danketerpaduan jaringan prasarana sanitasilingkungan dan air limbah.

Page 10: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

10

(2) Strategi untuk peningkatan perlindungan kawasanlindung sebagaimana dalam Pasal 3 huruf b meliputi:

a. menetapkan kawasan lindung di ruang darat,ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang didalam bumi;

b. menetapkan kawasan rawan bencana banjir danlongsor sesuai dengan tipologi dan zonanya;

c. mewujudkan kawasan hutan dalam satu wilayahkabupaten dengan luas paling sedikit 30% (tigapuluh persen) dari luas daerah aliran sungaisesuai dengan kondisi ekosistemnya;

d. mengkonservasi, merehabilitasi dan merestorasikawasan lindung bersama flora dan fauna yangtelah menurun kualitasnya;

e. melakukan penuntasan tata batas kawasanlindung dan disepakati seluruh pemangkukepentingan; dan

f. mengelola kawasan lindung melalui kelembagaanlegal formal otonom dengan melibatkan danmeningkatkan peran serta masyarakatsekitarnya.

(3) Strategi untuk pencegahan dampak negatif kegiatanmanusia yang dapat menimbulkan kerusakankawasan lindung sebagaimana dalam Pasal 3 hurufc meliputi :

a. melakukan upaya pencegahan dan penindakanterhadap kegiatan ilegal dalam kawasan lindung;

b. menyelenggarakan upaya terpadu untukmencegah dan mengurangi pencemaran udara,pencemaran air, pencemaran tanah yangmempengaruhi kawasan lindung;

c. memperluas tutupan vegetasi lahan danmeningkatkan pemeliharaan tegakan serta kanopitumbuhan; dan

d. mengurangi secara bertahap tingkat emisi karbondan efek gas rumah kaca.

(4) Strategi untuk perwujudan dan peningkatanketerpaduan serta keterkaitan antarkegiatanbudidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3huruf d meliputi :

a. menetapkan kawasan budidaya untukpemanfaatan sumber daya alam pada ruangdarat, ruang laut, dan ruang udara, termasukruang di dalam bumi;

Page 11: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

11

b. membangun dan mengembangkan sarana danprasarana terpadu pada kawasan sentra-sentraproduksi, kawasan industri, perdagangan danjasa, kawasan rawan bencana banjir, longsor,kebakaran hutan dan lahan; dan

c. membangun dan mengembangkan industri huludan industri hilir yang didukung peningkatanproduksi budidaya daratan dan budidayaperairan termasuk gugusan pulau-pulau kecil.

(5) Strategi untuk pengendalian perkembangan kegiatanbudidaya agar tidak melampaui daya dukung dandaya tampung lingkungan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 3 huruf e terdiri atas:

a. mengelola pemanfaatan sumberdaya alamterbarukan dan tak terbarukan secara optimal,proporsional dan berkelanjutan;

b. mengembangkan mutu, produksi danproduktivitas komoditas unggulan daerah;

c. mengembangkan dan mempertahankan kawasanpertanian pangan untuk mewujudkan ketahananpangan daerah dan nasional;

d. membatasi perkembangan kegiatan budidayaterbangun dan meningkatkan daya adaptasibencana di kawasan rawan bencana untukmeminimalkan potensi kejadian bencana danpotensi kerugian akibat bencana;

e. membatasi perkembangan kawasan terbangunkawasan perkotaan besar untukmempertahankan tingkat pelayanan prasaranadan sarana kawasan perkotaan melaluioptimalisasi pemanfaaatan ruang secara vertikaldan kompak serta mempertahankan fungsikawasan perdesaan di sekitarnya

f. mengembangkan ruang terbuka hijau denganluas paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dariluas kawasan perkotaan; dan

g. mengembangkan kegiatan budidaya yang dapatmempertahankan keberadaan pulau-pulau kecil.

(6) Strategi peningkatan fungsi kawasan lindungsebagaimana dalam Pasal 3 huruf f terdiri atas :

a. menetapkan kawasan strategis daerah berfungsilindung;

b. mencegah dan membatasi pemanfaatan ruangdalam bentuk pengembangan sarana danprasarana maupun pengolahan lahan di dalamdan di sekitar kawasan strategis kabupaten yangberpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;

Page 12: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

12

c. memelihara dan mengembangkan zonapenyangga yang memisahkan kawasan lindungdengan kawasan budidaya terbangun di sekitarkawasan strategis kabupaten;

d. merehabilitasi dan merestorasi fungsi lindungkawasan yang menurun akibat dampakpemanfaatan ruang yang berkembang di dalamdan di sekitar kawasan strategis kabupaten;

e. melestarikan keaslian fisik sertamempertahankan keseimbangan ekosistemkawasan lindung; dan

f. mengembangkan kegiatan ilmu pengetahuan,teknologi dan kepariwisataan daerah untukmemperkuat kelestarian kawasan lindung.

(7) Strategi untuk pengembangan dan peningkatanfungsi kawasan dalam pengembangan perekonomianwilayah dan nasional sebagaimana dalam Pasal 3huruf g terdiri atas :

a. mendukung penetapan kawasan strategisnasional dan provinsi;

b. menetapkan kawasan strategis kabupaten yangberfungsi meningkatkan, memperkuat danmengembangkan perekonomian daerah;

c. mengembangkan pusat pertumbuhan berbasispotensi sumberdaya alam dan kegiatan budidayaunggulan sebagai penggerak utamapengembangan wilayah;

d. mengembangkan pusat-pusat industri yangterhubung secara terpadu dan terintegrasi dengandaerah-daerah sumber bahan baku, sumberproduksi yang didukung dengan pengembanganpelabuhan laut dan bandar udara serta saranadan prasarana penunjang ekonomi lainnya;

e. membuka akses dan meningkatkan aksesibilitasantara kawasan tertinggal dan pusatpertumbuhan wilayah;

f. mengelola pemanfaatan sumberdaya alam agartidak melampaui daya dukung dan daya tampungkawasan;

g. mengelola dampak negatif kegiatan budidaya agartidak menurunkan kualitas lingkungan hidup danefisiensi kawasan; dan

h. mengintensifkan promosi peluang investasimenciptakan iklim investasi yang kondusif dansaling menguntungkan.

Page 13: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

13

(8) Strategi untuk peningkatan fungsi kawasan untukpertahanan dan keamanan negara, sebagaimanadalam Pasal 3 huruf h meliputi:

a. mendukung penetapan kawasan peruntukanpertahanan dan keamanan;

b. mengembangkan kegiatan budidaya secar selektifdi dalam dan disekitar kawasan pertahanan dankeamanan untuk menjaga fungsi danperuntukannya;

c. mengembangkan kawasan lindung dan ataukawasan budidaya tidak terbangun di sekitarkawasan pertahanan dan keamanan negarasebagai zona penyangga; dan

d. turut serta memelihara dan menjaga aset-asetpertahanan dan keaman

BAB III

RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN

Bagian KesatuUmum

Pasal 5(1) Rencana struktur ruang wilayah kabupaten terdiri

atas :

a. sistem perkotaan;

b. sistem jaringan transportasi;

c. sistem jaringan energi;

d. sistem jaringan telekomunikasi;

e. sistem jaringan sumberdaya air; dan

f. sistem prasarana pengelolaan lingkungan.

(2) Rencana struktur ruang wilayah Kabupatensebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkandalam peta dengan tingkat ketelitian skala 1 : 50.000sebagaimana terlampir dalam Lampiran I yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari PeraturanDaerah ini.

Bagian KeduaSistem Perkotaan

Pasal 6

(1) Sistem perkotaan yang ada di Kabupatensebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) hurufa, terdiri atas :

Page 14: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

14

a. PKW;

b. PKLp;

c. PPK; dan

d. PPL.

(2) Rencana pengembangan sistem perkotaan, meliputi :

a. PKW berada di Kota Kotabaru;

b. PKLp berada di Sebelimbingan, Stagen, Tarjun,Serongga, Sungai Kupang, Bungkukan,Sengayam, Gunung Batu Besar, Tanjung Batu,Mekarpura, Berangas dan Lontar;

c. PPK berada di Tanjung Seloka, Tanjung LalakUtara, Sungai Bali, Marabatuan, Hampang,Bakau, Tanjung Samalantakan, Pudi, SungaiDurian dan Pantai; dan

d. PPL berada di semua Desa pusat pertumbuhanyang tersebar di Kabupaten Kotabaru.

(3) PKW sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf aberfungsi sebagai :

a. simpul transportasi skala wilayah;

b. pusat perdagangan, bisnis, keuangan, dan jasaskala regional dan atau nasional;

c. pusat pelayanan Pemerintahan skala kabupaten;

d. pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan; dan

e. pusat pelayanan umum dan sosial skala regional.

(4) PKLp sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bberfungsi sebagai :

a. simpul transportasi skala lokal;

b. pusat perdagangan, bisnis, keuangan, dan jasaskala lokal dan/atau regional; dan

c. pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan skalalokal dan/atau regional.

(5) PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf cberfungsi sebagai:

a. simpul transportasi skala kawasan;

b. pusat perdagangan, bisnis, keuangan, dan jasaskala kawasan dan atau lokal; dan

c. pusat pelayanan umum dan sosial skalakawasan.

(6) PPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf dberfungsi sebagai:

a. simpul transportasi skala lingkungan;

Page 15: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

15

b. pusat perdagangan, bisnis, keuangan, dan jasaskala lingkungan dan atau kawasan; dan

c. pusat pelayanan umum dan sosial skalalingkungan.

Bagian KetigaSistem Jaringan Transportasi

Pasal 7

Rencana pengembangan sistem jaringan transportasiwilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal5 ayat (1) huruf b, terdiri atas :

a. sistem jaringan transportasi darat;

b. sistem jaringan perkeretaapian;

c. sistem jaringan transportasi laut; dan

d. sistem jaringan transportasi udara.

Pasal 8

(1) Sistem jaringan transportasi darat sebagaimanadimaksud dalam Pasal 7 huruf a meliputi :

a. jaringan jalan;

b. jaringan prasarana Lalu Lintas Angkutan Jalan;

c. jaringan pelayanan Lalu Lintas Angkutan Jalan;dan

d. Jaringan Lalu Lintas Angkutan Sungai, Danaudan Penyeberangan.

(2) Jaringan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a meliputi :

a. jaringan jalan nasional yaitu jalan kolektor primeryang menghubungkan ruas jalan Batulicin(Kabupaten Tanah Bumbu) - Sei Kupang -Manggalau - Kerang (Kabupaten Paser); dan

b. jaringan jalan provinsi yaitu jalan kolektorsekunder yang menghubungkan ruas jalanKotabaru -Sebelimbingan - Tanjung Serdang sertayang menghubungkan ruas jalan Magalau -Sampanahan - Tanjung Batu.

c. jaringan jalan kabupaten terdiri atas :

1) jalan lokal primer yang menghubungkanKotabaru ke Berangas melalui TanjungSerdang, Mekar Putih, Lontar, Tanjung Seloka(Jalan Lingkar Pulau Laut);

2) jalan lokal primer yang menghubungkanMagalau ke Tanjung Samalantakan melalui

Page 16: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

16

Sampanahan, Sepapah, Gunung Batu Besar,dan yang menghubungkan lintas Batulicin-Kaltim dengan Pudi serta TanjungSamalantakan dengan Tanjung Batu;

3) jalan lokal primer yang menghubungkanMagalau ke Bakau melalui Sungai Durian;yang menghubungkan daratan PulauKalimantan – daratan Pulau Laut.

d. rencana pengembangan jaringan jalan meliputi :

1) jalan yang menghubungkan KecamatanPamukan Utara ke Kabupaten Hulu SungaiUtara melalui Sengayam - Halong (HuluSungai Utara);

2) rencana pengembangan jaringan jalan danjembatan berupa pembangunan jembatanpenghubung daratan Pulau Kalimantan(Tarjun) – daratan Pulau Laut (Tanjung Ayun);

3) rencana pengembangan jaringan jalan didaerah perbatasan Provinsi KalimantanSelatan dan Kalimantan Timur yangberpangkal di koridor jalan Batulicin –Sengayam, meliputi: jalan yang berujung diBakau, jalan yang berujung di Sungai Durian,jalan yang berujung di Gunung Batu Besar -Tanjung Samalantakan, jalan yang berujungdi Hampang, jalan yang berujung di TanjungBatu – Pudi dan jalan yang berujung diPantai;

4) rencana pembangunan dan/atau peningkatanjalan lingkar dalam dan lingkar luar,peningkatan jalan Kotabaru – PelabuhanMekar Putih dan Tanjung Seloka, peningkatanjalan lingkar Kotabaru, Pulau Laut;

5) rencana pengembangan jaringan jalan bebashambatan melalui Batas Kabupaten TanahBumbu-Kecamatan Kelumpang Hilir–Kecamatan Kelumpang Hulu-KecamatanKelumpang Barat-Kecamatan Sungai Durian-Kecamatan Pamukan Barat-Batas ProvinsiKalimantan Timur; dan

6) rencana pengembangan jaringan jalanSungup-Ambung-Ambungan.

e. Jalan khusus angkutan komoditas sumberdayamineral, batubara, kehutanan dan perkebunanterdiri atas :

1) rencana peningkatan dan pengembanganjalan pada ruas jalan khusus angkutankomoditas sumber daya mineral, batubara,

Page 17: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

17

kehutanan dan perkebunan di KabupatenKotabaru;

2) jalan khusus angkutan komoditas sumberdaya mineral, batubara, kehutanan danperkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat(3) huruf a dapat berubah dan bertambahsepanjang memenuhi persyaratanadministrasi dan teknis; dan

3) ruas-ruas jalan khusus angkutan komoditaspada ayat (3) huruf b akan dipersiapkanmenjadi cikal bakal jalan umum apabila masakontrak investor telah berakhir dan atauadanya kepentingan pengembangan wilayahdan kepentingan umum.

(3) Jaringan prasarana Lalu Lintas Angkutan dan Jalan(LLAJ) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bmeliputi :

a. terminal penumpang Tipe B di Stagen KecamatanPulau Laut Utara;

b. terminal penumpang tipe C di Seronggakecamatan Kelumpang Hilir dan SengayamKecamatan Pamukan Barat;

c. rencana terminal kota dalam kota Kotabaru; dan

d. rencana terminal tipe C di Cantung KecamatanKelumpang Hulu, Banian Kecamatan SungaiDurian dan Lontar Kecamatan Pulau Laut Barat.

(4) Jaringan pelayanan Lalu Lintas Angkutan dan Jalan(LLAJ) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf cmeliputi :

a. jaringan trayek angkutan orang; dan

b. jaringan lintas angkutan barang.

(5) Jaringan Lalu Lintas Angkutan Sungai, Danau danPenyeberangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf d meliputi :

a. Jaringan transportasi penyeberangan untukmembuka keterisolasian wilayah pulau-pulaukecil terluar yaitu Batulicin-Kotabaru-Barru-Majene (Pulau Sulawesi) yang merupakan bagiandari jaringan penyeberangan sabuk tengah;

b. lintas penyeberangan antar pulau yang berada diTanjung Serdang (Pulau Laut) – Batulicin (PulauKalimantan), Stagen (Pulau Laut) – Tarjun (PulauKalimantan), Berangas (Pulau Laut) – PulauSebuku;

c. angkutan sungai untuk melayani pengangkutanbatubara, hasil hutan dan komoditas unggulan

Page 18: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

18

lainnya berupa jaringan transportasi SungaiSebuku yang menghubungkan pusat-pusatpermukiman di bagian hulu dengan bagian hilirSungai Sebuku; dan

d. angkutan sungai lainnya berada di seluruhsungai wilayah Kabupaten.

Pasal 9

Sistem jaringan perkeretaapian sebagaimana dimaksuddalam pasal 7 huruf b meliputi :

a. jalan angkutan penumpang dan barang antar kotaPKW dan PKL, yaitu ruas Batas Kalimantan Tengah -Banjarmasin – Pelaihari – Asam-Asam – Satui –Pagatan – Batulicin – Serongga – Sei Kupang –Bungkukan - Magalau - Sengayam – BatasKalimantan Timur;

b. rencana pembangunan jaringan prasarana kereta apiuntuk angkutan barang yaitu di Batas KalimantanTimur pada Kabupaten Paser – Kabupaten Kotabaru– Kabupaten Tanah Bumbu; dan

c. rencana pembangunan stasiun kereta api diarahkanpada wilayah Kelumpang dan sekitarnya.

Pasal 10

(1) Sistem jaringan transportasi laut sebagaimanadimaksud dalam pasal 7 huruf c meliputi :

a. tatanan kepelabuhanan; dan

b. alur pelayaran.

(2) Tatanan Kepelabuhanan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a meliputi :

a. pelabuhan utama yaitu Mekar Putih diKecamatan Pulau Laut Barat;

b. pelabuhan pengumpul yaitu, Kotabaru diKecamatan Pulau Laut Utara, Stagen diKecamatan Pulau Laut Utara dan Sebuku diKecamatan Pulau Sebuku.

c. pelabuhan pengumpan yaitu Gunung Batu Besardi Kecamatan Sampanahan;

d. rencana pelabuhan pengumpan lokal SungaiDurian di Kecamatan Sungai Durian, Serongga diKecamatan Kelumpang Hilir, TanjungSamalantakan di Kecamatan Pamukan Selatan,dan Marabatuan di Kecamatan Pulau Sembilan,Tanjung Ayun di Kecamatan Pulau Laut Tengah,Ale-Ale di Kecamatan Pulau Laut Selatan dan

Page 19: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

19

Pulau Kapak dan Tanjug Pengharapan diKecamatan Pulau Laut Timur;

e. rencana pembangunan dermaga Pangkalan TNI-AL pada daerah-daerah tertentu di sepanjangpesisir pantai timur – tenggara Pulau Laut;

f. terminal khusus batubara di TanjungPemancingan, dan terminal khusus industrisemen di Tarjun; dan

g. rencana terminal khusus industri semen diwilayah Teluk Kelumpang.

(3) Alur Pelayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b terdiri atas :

a. alur pelayaran internasional berupa alurpelayaran barang dan jasa dari Mekarputih kekota-kota internasional melalui jalur ALKI II;

b. alur pelayaran nasional berupa alur pelayaranbarang dan jasa dari Kotabaru ke Kota Surabaya,Makasar dan Balikpapan; dan

c. alur pelayaran lokal, berupa alur pelayaranbarang dan jasa dari pelabuhan pengumpan lokalke kota-kota disekitarnya.

Pasal 11

(1) Sistem jaringan transportasi udara sebagaimanadimaksud dalam pasal 7 huruf d meliputi :

a. tatanan kebandarudaraan; danb. ruang udara untuk penerbangan

(2) Tatanan kebandarudaraan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a terdiri atas:

a. pengembangan bandar udara Gt.Sjamsir Alam(Stagen) sebagai bandar udara pengumpul skalatersier;

b. pengembangan bandar udara Lontar di dekatpelabuhan umum Mekar Putih, Air Strip PulauSebuku, Air Strip dan helipad di wilayahKelumpang; dan

c. rencana Pembangunan bandar udara berskalainternasional di Langadai Kabupaten Kotabaruuntuk mendukung fungsi Kabupaten Kotabarusebagai salah satu pusat pengembangan diKalimantan Selatan.

(3) Ruang Udara untuk penerbangan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b diatur lebih lanjutdalam rencana induk bandar udara.

Page 20: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

20

Bagian KeempatSistem Jaringan Energi

Pasal 12

(1) Rencana pengembangan sistem jaringan energisebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) hurufc terdiri atas :

a. jaringan pembangkit dan transmisi tenaga listrik;dan

b. jaringan pipa minyak dan gas bumi.

(2) Jaringan pembangkit dan transmisi tenaga listriksebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiriatas :

a. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), yaituPLTD Kotabaru, PLTD Tanjung Batu, PLTDSungai Bali, PLTD Tanjung Seloka, PLTDMarabatuan, PLTD Sampanahan, PLTD Lontar,PLTD Bungkukan, PLTD Kerasian, PLTDSemaras, PLTD Samalantakan, PLTD Geronggang,PLTD Sungai Kupang;

b. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), yaituPLTU Sigam Kotabaru;

c. rencana pembangunan Pembangkit Listrik TenagaUap (PLTU) lainnya di Pulau Laut;

d. rencana pembangunan Pembangkit Listrik TenagaSurya (PLTS) Komunal kepulauan tersebar diKabupaten;

e. rencana pengembangan pembangkit listrik tenagaair di Sampanahan, Muara Orie dan pembangkitlistrik tenaga mikro hidro;

f. rencana transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi(SUTT), Kabel Laut Pulau Kalimantan (Batulicin -Serongga - Tarjun) - Pulau Laut (Tanjung Ayun,Salino dan Semisir);

g. pengembangan jaringan transmisi untukmelayani pulau-pulau kecil di Kepulauan LautKecil (Pulau Sembilan); dan

h. pengembangan pembangkit listrik pada muluttambang di kawasan pertambangan batubara.

(3) Jaringan pipa minyak dan gas bumi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas :

a. Kilang minyak dan gas bumi meliputi : Kilangminyak/gas bumi Blok Sebuku (Pulau PulauLarilarian), Blok Segiri, Blok Pandang-pandangan,

Page 21: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

21

Blok Sungai Durian dan Kelumpang di KabupatenKotabaru;

b. Depo Bahan Bakar Minyak (BBM), dan gas bumimeliputi : Semayap, Serongga, Sengayam, Stagen,Tarjun, Mekar Putih, Hilir Muara dan wilayahpengembangan lainnya;

c. Jaringan pipa gas dari Blok Sebuku (PulauLarilarian) ke Senipah (Kalimantan Timur) danjaringan pipa migas lainnya; dan

d. Jaringan pipa transmisi dan distribusi minyakdan gas bumi Kutai Timur – Penajam Paser Utara-Paser - Kotabaru - Tanah Bumbu - Tanah Laut,jaringan distribusi Banjarmasin dan jaringandistribusi Balikpapan untuk melayani PKNKawasan Perkotaan Balikpapan - Tenggarong-Samarinda - Bontang, PKW Tanah Grogot , danPKW Kotabaru.

Bagian KelimaSistem Jaringan Telekomunikasi

Pasal 13

(1) Rencana pengembangan sistem jaringantelekomunikasi wilayah kabupaten sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf d terdiri atas :

a. Jaringan Kabel;b. Jaringan nirkabel; danc. Jaringan Satelit

(2) Sistem jaringan kabel sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a, berupa Sentral Telepon Otomat(STO) Kotabaru yang dikembangkan untuk melayanikawasan perkotaan setingkat PKLp.

(3) Sistem jaringan nirkabel sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b, terdiri atas persebaran MenaraTelekomunikasi di seluruh kecamatan denganmemperhatikan potensi ruang wilayah yang tersedia,kepadatan pemakai jasa telekomunikasi dan sesuaidengan kaidah penataan ruang wilayah, kamuflasedan keselarasan dengan lingkungan, keamanan danketertiban lingkungan, estetika dan kebutuhankesinambungan pertumbuhan industritelekomunikasi.

(4) Sistem jaringan satelit sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf c, untuk membuka kawasan tertinggaldan terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil diwilayahKabupaten Kotabaru.

Page 22: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

22

Bagian KeenamSistem Jaringan Sumberdaya Air

Pasal 14

(1) Sistem jaringan sumberdaya air sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf e, terdiri atas:

a. wilayah sungai;

b. waduk;

c. daerah irigasi;

d. prasarana air baku untuk air bersih;

e. jaringan air bersih ke kelompok pengguna; dan

f. sistem pengendalian banjir.

(2) Wilayah Sungai yang berada pada KabupatenKotabaru sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)huruf a adalah WS Cengal - Batulicin dan WS PulauLaut.

(3) Waduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bterdiri atas :

a. waduk Gunung Ulin di kecamatan Pulau LautUtara; dan

b. rencana pengembangan Waduk Gunung Bahalangdi kecamatan Pulau Laut Utara.

(4) Daerah irigasi yang berada pada Kabupaten Kotabarusebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,meliputi:

a. Daerah irigasi kewenangan nasional di kabupatenyaitu di Sungai Bungur;

b. Daerah irigasi kewenangan provinsi di kabupatenyaitu di Bekambit Asri;

c. Daerah irigasi kewenangan kabupaten terdiriatas: DI Berangas, DI Dir Sei Limau, DI Dit.Sebanti, DI Dit. Sei Limau, DI Kulipak, DILangkang, DI Langkang Baru, DI Maniang, DIMegasari, DI Pantai Baru, DI Selaru, DISembuluan, DI Senyiur, DI Sepagar, DI SungaiParing, DI Teluk Mesjid, DI Gunung Sari, DIMekar Pura dan DI Sebanti, DI Limbungan;

d. Rencana pengembangan daerah irigasi terdiriatas: DI Pudi Kecamatan Kelumpang Utara dansekitarnya dan DI Pulau Sebuku Kecamtan PulauSebuku;

e. Sarana dan prasarana pengelolaan irigasimeliputi rehabilitasi, pemeliharaan danpeningkatan jaringan irigasi yang ada; dan

Page 23: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

23

f. Pemeliharaan dan peningkatan jaringan irigasiteknis pada DI untuk meningkatkan luasan lahanpertanian pangan dilakukan di jaringan irigasipada DI Sungai Bungur.

(5) Prasarana air baku untuk air bersih sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf d, terdiri atas :

a. Sumber Mata Air (SMA) di Sungai Cengal,Sampanahan, Sungai Cantung, Seratak, GunungSari, Gunung Ulin, Gunung Bahalang, Tirawan,Sungai Manunggul, Sengayam di KabupatenKotabaru;

b. Saluran Air Baku (SAB) meliputi : SAB PDAMKotabaru, Cantung, Serongga, Sengayam,Bungkukan, Bakau, Lontar, Pudi, Hampang,Pulau Matasirih, dan Sebelimbingan diKabupaten Kotabaru;

c. pengembangan sumber air tanah;

d. pengembangan prasarana dan sarana air bakuuntuk kawasan tertinggal dan terisolasi di pulau-pulau kecil dilakukan di Kepulauan Laut Kecil(Pulau Sembilan).

(6) Jaringan air bersih ke kelompok penggunasebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, yaitudengan :

a. pemanfaatan air permukaan denganpembangunan embung khususnya di daerahdengan ketinggian diatas 600 m dpl;

b. Pemenuhan kebutuhan air untuk kawasanindustri, perdagangan, jasa, fasilitas umum danpermukiman diarahkan menggunakan jasa PDAMdan Proyek Sarana Air Bersih (PSAB) perdesaan;

c. Pemenuhan kebutuhan air untuk industri skalabesar diarahkan untuk memanfaatkan sumber airpermukaan terdekat dan air bawah tanah;

d. sistem truk tangki dan pengembangan air bawahtanah melalui pengembangan mata air pompa(MAP), sumur pompa tangan (SPT) danpembangunan penampungan air hujan (PAH),meliputi seluruh desa di Kabupaten Kotabaru;dan

e. pengembangan potensi air tanah untukmemenuhi kebutuhan domestik pada kawasan-kawasan rawan kekeringan, didukung denganstudi kelayakan.

(7) Sistem pengendalian banjir sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf d meliputi:a. normalisasi sungai;

Page 24: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

24

b. pembangunan tanggul sungai;c. pengembangan lubang-lubang biopori di

permukiman;d. penghijauan di sempadan sungai, waduk dan

lahan-lahan kritis; dane. pembangunan dan pengelolaan bendungan.f. Penataan saluran-saluran sekunder dan tersier

dari lingkungan permukiman ke badan-badansungai

g. pembangunan talud;h. pembangunan kolam pengendali banjir; dani. pembangunan waduk, embung, dan chekdam.

Bagian KetujuhSistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan

Pasal 15

(1) Sistem prasarana pengelolaan lingkungansebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruff, terdiri atas :

a. sistem jaringan persampahan;

b. sistem jaringan air minum;

c. sistem jaringan drainase; dan

d. sistem jaringan pengelolaan limbah.

(2) Sistem Jaringan persampahan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas :

a. sistem pengelolaan persampahan perkotaan yangada di kabupaten menggunakan sistem SanitaryLandfill pada Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)sampah yang tersebar pada wilayah KecamatanPulau Laut Tengah, Kecamatan Kelumpang Hilir,Kecamatan Kelumpang Selatan, Kecamatan PulauLaut Barat, dan Kecamatan Pamukan Barat; dan

b. Tempat Pembuangan Sementara (TPS)dialokasikan tersebar di titik tertentu padamasing-masing ibukota Kecamatan, kawasanstrategis ekonomi dan sosial budaya.

(3) Sistem jaringan air minum sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b, terdiri atas :

a. Peningkatan pelayanan jaringan perpipaan yangmelayani PKW dan PKLp; dan

b. Pengembangan sistem penyediaan air minumpada daerah non perpipaan yang tersebar diseluruh wilayah Kabupaten Kotabaru.

(4) Sistem jaringan drainase sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf c, terdiri atas:

Page 25: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

25

a. pengembangan sistem jaringan drainasedidasarkan atas kesatuan sistem dan sub sistemtata air meliputi jaringan primer berupa sungaiutama, jaringan sekunder berupa parit atausaluran-saluran yang ada di tepi jalan danjaringan tersier berupa saluran-saluran kecil yangmasuk pada kawasan perumahan;

b. Pengembangan sistem jaringan drainase terpaduantara sistem makro dengan sistem mikromengikuti sistem jaringan eksisting dan daerahtangkapan air hujan (catchment area) sehinggalimpasan air hujan (run off) dapat dikendalikanmengikuti jaringan yang ada;

c. peningkatan kapasitas sungai dan jaringandrainase melalui normalisasi alur sungai,pembuatam kolam retensi pada muara sungai,penggelontoran jaringan drenase secara rutin,pengalihan sebagian aliran air melalui pembuatansudetan, pembuatan polder di lengkapi sistempengendali dan pompa;

d. pembangunan sistem pembuangan air hujanyang terintegrasi mulai dari lingkunganperumahan sampai saluran drainase primer yangdilengkapi bangunan pengontrol genangan, bakpenampungan sedimen, pembuatan konstruksibaru berupa turap/senderan, rehabilatasi saluranalam yang ada, pembuatan parit infiltrasi, operasidan pemeliharaan; dan

e. pemisahan antara jaringan drainase denganjaringan irigasi dan jaringan air limbah.

(5) sistem jaringan pengelolaan limbah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf d, terdiri atas:

a. Pengembangan instalasi pengolahankecil/terbatas/tertentu pada sumber-sumberlimbah; dan

b. Pengembangan Instalasi Pengolahan LimbahTerpadu (IPLT) pada kawasan-kawasanfungsional.

BAB IVRENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN

Bagian kesatuUmum

Pasal 16

(1) Rencana pola ruang wilayah kabupaten meliputirencana kawasan lindung dan kawasan budidaya.

Page 26: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

26

(2) Rencana pola ruang wilayah kabupaten digambarkandalam peta dengan tingkat ketelitian 1:50.000sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari PeraturanDaerah ini.

Bagian KeduaRencana Kawasan Lindung

Pasal 17

Kawasan lindung wilayah kabupaten sebagaimanadimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) terdiri atas :

a. kawasan hutan lindung;

b. kawasan perlindungan setempat, meliputi sempadanpantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danauatau waduk, kawasan sekitar mata air, kawasanlindung spiritual dan kearifan lokal lainnya, kawasanRuang Terbuka Hijau Perkotaan;

c. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagarbudaya; meliputi: kawasan suaka alam, cagar alam,taman wisata alam laut, dan kawasan cagar budayadan ilmu pengetahuan;

d. kawasan rawan bencana alam;

e. kawasan lindung geologi; dan

f. kawasan lindung lainnya, meliputi terumbu karang,dan kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota lautyang dilindungi.

Pasal 18

Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud dalamPasal 17 huruf a yang ditetapkan adalah seluas164.075,12 ha, terdiri atas:

a. Kawasan Hutan Lindung Pegunungan Meratusdengan luas kurang lebih 141.227,21 Ha berada diKecamatan Pamukan Barat, Kecamatan SungaiDurian dan Kecamatan Hampang;

b. Kawasan Hutan Lindung Gunung Sebatung denganluas kurang lebih 7.441,14 Ha berada di KecamatanPulau Laut Utara, Kecamatan Pulau Laut Tengah danKecamatan Pulau Laut Timur; dan

c. Kawasan yang ditetapkan sebagai hutan lindungdengan luas kurang lebih 15.406,77 Ha berada diKecamatan Kelumpang Hulu, KecamatanSampanahan, Kecamatan Pulau Laut Timur,Kecamatan Pulau Laut Tengah, Kecamatan PulauLaut Kepulauan, dan Kecamatan Pulau Sebuku.

Page 27: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

27

Pasal 19

(1) Kawasan perlindungan setempat sebagaimanadimaksud dalam Pasal 17 huruf b terdiri atas :

a. kawasan sempadan pantai;

b. kawasan sempadan sungai;

c. kawasan sekitar danau atau waduk; dan

d. Kawasan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan

(2) Kawasan sempadan pantai sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a terdapat di KabupatenKotabaru disesuaikan dengan lekukan garis pantaidan dengan memperhatikan dan mempertimbangkaneksistensi kawasan permukiman penduduk lokal,kawasan pelabuhan, kawasan parawisata danolahraga pantai dan kawasan pertahanan dankeamanan.

(3) Kawasan sempadan sungai sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b dikembangkan bagi seluruhaliran sungai baik yang mengalir di kawasanperkotaan maupun di luar kawasan perkotaandengan memperhatikan dan mempertimbangkankawasan permukiman penduduk lokal padasepanjang sempadan sungai, dermaga sungai dandermaga penyeberangan, kawasan pariwisata dankawasan pertahanan dan keamanan.

(4) Kawasan sekitar danau atau waduk sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c terdapat di WadukGunung Ulin di Kecamatan Pulau Laut Utara danrencana waduk lainnya.

(5) kawasan ruang terbuka hijau perkotaan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf d, tersebar di kawasanperkotaan di Ibukota Kabupaten dan seluruh ibukotakecamatan.

(6) Ketentuan kawasan ruang terbuka hijau perkotaan :

a. RTH privat 10% terdiri atas :

1) pekarangan rumah tinggal;

2) halaman perkantoran, pertokoan, dan tempatusaha;

3) taman; dan

4) lapangan olahraga.

b. RTH publik 20% terdiri atas :

1) RTH taman dan hutan kota terdiri atas:

a) taman RT, taman RW, taman kelurahandan taman kecamatan;

b) taman kota;

Page 28: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

28

c) hutan kota; dan

d) sabuk hijau (green belt)

2) RTH jalur hijau jalan terdiri atas:

a) pulau jalan dan median jalan;

b) jalur pejalan kaki; dan

c) ruang di bawah jalan layang.

3) RTH fungsi tertentu terdiri atas:

a) RTH sempadan rel kereta api;

b) jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi;

c) RTH sempadan sungai;

d) RTH sempadan pantai;

e) RTH pengamanan sumber air baku/mataair;

f) lapangan olahraga; dan

g) pemakaman.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai RTH diatur denganperaturan Bupati.

Pasal 20

(1) Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagarbudaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 hurufc terdiri atas :

a. kawasan suaka alam;

b. kawasan pelestarian alam; dan

c. kawasan cagar budaya.

(2) Kawasan suaka alam sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a berupa : Cagar Alam (CA) seluaskurang lebih 50.504,68 ha, meliputi CA TelukKelumpang, Selat Laut dan Selat Sebuku, CA TelukPamukan, CA Sungai Lulan dan Sungai Bulan;

(3) Kawasan pelestarian alam sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b terdiri atas :

a. Taman Wisata Alam (TWA) Laut meliputi TWALaut Pulau Laut Barat – Selatan, TWA Laut PulauBirah-Birahan, TWA Laut Pulau Pamalikan, TWALaut Kepulauan Sambar Gelap, TWA Laut PulauKunyit dan Pulau Kerayaan, TWA Laut PulauDenawan, dan TWA Pulau Sembilan;

b. Kawasan pantai berhutan bakau seluas kuranglebih 50.806,36 ha; dan

c. Kawasan cagar budaya sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf c meliputi Makam Raja Sigam,

Page 29: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

29

Makam Ratu Intan di Bakau, Makam PangeranAgung di Batu Ganting Bangkalaan Melayu,Makam Kasuma Negara di Kubur Basar di BanuaLawas, Kuburan Belanda di Megasari.

Pasal 21

(1) Kawasan rawan bencana alam sebagaimanadimaksud dalam Pasal 17 huruf d terdiri atas :

a. Kawasan rawan tanah longsor;

b. Kawasan rawan gelombang pasang;

c. Kawasan rawan banjir; dan

d. Kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan.

(2) Kawasan rawan tanah longsor sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi semuakecamatan di Kabupaten.

(3) Kawasan rawan gelombang pasang sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi kawasanpantai di Selat Makassar.

(4) Kawasan rawan banjir sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf c meliputi kawasan di seluruhkecamatan di Kabupaten.

(5) Kawasan rawan kebakaran hutan dan lahansebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf dmeliputi seluruh kecamatan di Kabupaten.

Pasal 22

Kawasan lindung geologi sebagaimana dimaksud dalamPasal 17 huruf e yang ditetapkan meliputi:

a. kawasan cagar alam geologi;

b. kawasan rawan bencana alam geologi; dan

c. kawasan yang memberikan perlindungan terhadapair tanah.

Pasal 23

Kawasan lindung lainnya sebagaimana dimaksud dalamPasal 17 huruf f yang ditetapkan meliputi:

a. kawasan terumbu karang di Teluk Tamiang; dan

b. kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yangdilindungi.

Page 30: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

30

Bagian KetigaRencana Kawasan Budidaya

Pasal 24

Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal16 ayat (1), terdiri atas :

a. kawasan peruntukan hutan produksi;

b. kawasan peruntukan hutan rakyat;

c. kawasan peruntukan pertanian;

d. kawasan peruntukan perikanan;

e. kawasan peruntukan pertambangan;

f. kawasan peruntukan industri;

g. kawasan peruntukan pariwisata;

h. kawasan peruntukan permukiman; dan

i. kawasan peruntukan lainnya.

Pasal 25

(1) Kawasan peruntukan hutan produksi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 24 huruf a, yaitu kawasanhutan produksi tetap seluas 232.896,79 Ha beradadi Kecamatan Pamukan Barat, KecamatanHampang, Kecamatan Kelumpang Hilir, KecamatanKelumpang Barat, Kecamatan Kelumpang Hulu,Kecamatan Kelumpang Tengah, KecamatanKelumpang Utara, Kecamatan Pamukan Selatan,Kecamatan Pulau Laut Barat, Kecamatan PulauLaut Kepulauan, Kecamatan Pulau Laut Tengah,Kecamatan Pulau Laut Selatan, Kecamatan PulauLaut Timur, Kecamatan Pulau Laut Utara,Kecamatan Sungai Durian, Kecamatan PulauSebuku, dan Kecamatan Sampanahan .

(2) Kawasan peruntukan hutan rakyat sebagaimanadimaksud dalam Pasal 24 huruf b, tersebar diseluruh kecamatan.

(3) Kawasan peruntukan pertanian sebagaimanadimaksud dalam pasal 24 huruf c terdiri atas :

a. kawasan peruntukan tanaman pangan seluaskurang lebih 45.270,96 Ha, meliputi :

1) kawasan pertanian lahan basah seluas29.024,64 Ha, dikembangkan di kecamatanPamukan Utara, Pamukan Selatan,Sampanahan, Kelumpang Utara, KelumpangTengah, Kelumpang Selatan, Kelumpang Hilir,Pulau Laut Utara, Pulau Laut Tengah, PulauLaut Timur, Pulau Laut Selatan dan Pulau

Page 31: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

31

Sebuku, Pulau Laut Barat, Kelumpang Huludan Hampang; 6246.321

2) kawasan pertanian lahan kering seluas16.246,32 Ha, dikembangkan tersebar diseluruh Kecamatan; dan

3) Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B)seluas 19.513 Ha dan merupakan bagian darikawasan pertanian lahan basah dan kawasanpertanian lahan kering.

b. kawasan peruntukan holtikultura, dialokasikantersebar di seluruh wilayah kecamatan;

c. kawasan peruntukan perkebunan seluas kuranglebih 424.728,73 Ha dengan komoditas utamakelapa sawit, karet, dan kelapa dalam, terdapathampir diseluruh wilayah Kabupaten Kotabaru;dan

d. kawasan peruntukan peternakan, meliputi :

1) kawasan pusat pembibitan ternak besarmeliputi sapi di Wilayah Kecamatan PulauLaut Tengah;

2) kawasan pengembangan ternak kecil berupakambing tersebar di Kabupaten Kotabaru;

3) kawasan pengembangan ternak unggastersebar di Kabupaten Kotabaru;

4) kawasan pengembangan pembibitan ternaksapi tersebar dalam Kabupaten Kotabaru;

5) kawasan pengembangan ternak kerbau seluas4.000 Ha tersebar di wilayah kecamatan PulauLaut Kepulauan, Pulau Laut Barat, PulauLaut Selatan dan Pulau Laut Tengah, PulauLaut Timur; dan

6) Kawasan pemurnian ternak sapi bali diKecamatan Pulau Sebuku.

(4) Rencana kawasan peruntukan perikanansebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf ddikembangkan di seluruh wilayah kabupaten, terdiriatas :

a. kawasan peruntukan perikanan tangkaptersebar pada wilayah pantai di Kabupaten;

b. kawasan peruntukan budidaya laut dan SeaFarming, di Kecamatan Pamukan Selatan,Pulau Laut Barat, Pulau Laut Selatan, PulauLaut Kepulauan dan Pulau Sembilan;

c. kawasan peruntukan pengolahan ikan tersebardi Kabupaten;

Page 32: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

32

d. kawasan peruntukan pendaratan ikan diKotabaru;

e. kawasan Tempat Pendaratan Ikan (TPI),tersebar di Kabupaten;

f. kawasan Minapolitan di Pulau Laut Utara,Pulau Laut Barat, Pulau Laut Tengah danPulau Laut Kepulauan;

g. kawasan budidaya air tawar di Pulau LautUtara, Pulau Laut Timur, Pulau Laut Tengah,Pulau Sebuku, Kelumpang Hulu, KelumpangTengah, Kelumpang Hilir, Kelumpang Barat,Kelumpang Utara, Hampang, dan PamukanBarat;

h. kawasan konservasi perairan di Pulau LautBarat, Pulau Laut Kepulauan, Pulau Sembilan,Pamukan Selatan, Pulau Sebuku dan BlokSebuku (Pulau Larilarian);

i. kawasan budidaya air payau tersebar pada 14Kecamatan di Kabupaten Kotabaru; dan

j. kawasan pemasaran ikan berada di KabupatenKotabaru.

(5) Rencana pengelolaan kawasan peruntukanpertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal24 huruf e, terdiri atas :

a. kawasan peruntukan pertambangan mineral danbatubara yang meliputi seluruh wilayahkecamatan dalam Kabupaten sesuai dengankondisi geologi dan formasi batuannya; dan

b. kawasan peruntukan pertambangan minyak dangas bumi meliputi wilayah Kabupaten sesuaidengan kondisi geologi dan formasi batuannya.

(6) Rencana pengelolaan kawasan peruntukanperindustrian sebagaimana dimaksud dalam Pasal24 huruf f, adalah seluas kurang lebih 6.701,39 Ha,terdiri atas :

a. Industri besar berupa : kawasan industri Tarjundi kecamatan kelumpang hilir, Desa SarangTiung dan Desa Stagen di kecamatan Pulau LautUtara, Mekarputih di kecamatan Pulau LautBarat, Bungkukan dan Tanjung Keramat dikecamatan Kelumpang Barat, kawasan industriSalino di kecamatan Pulau Laut Tengah;

b. industri menengah berupa Labuan Mas dan Ale-Ale di kecamatan Pulau Laut Selatan,Sembilang di kecamatan Kelumpang Tengah,Gunung Batu Besar kecamatan Sampanahan,dan Manunggul Lama kecamatan Sungai

Page 33: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

33

Durian, Tanjung Pengharapan Kecamatan PulauLaut Timur, Pulau Sebuku.

c. industri kecil atau industri rumah tanggatersebar di seluruh kabupaten, dengan unggulanberupa industri rumput laut, hasil olahanperikanan, dan kerajinan tangan.

(7) Rencana pengelolaan kawasan peruntukanpariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24huruf g, terdiri atas :

a. Kawasan peruntukan wisata alam, meliputi airterjun Tumpang Dua di Kecamatan Pulau LautUtara, Gua Temu Luang di KecamatanKelumpang Hulu, dan air terjun Seratak diKecamatan Pulau Laut Timur, Air Terjun DesaBatuah Kecamatan Pamukan Barat, Gua LowoKecamatan Kelumpang Hilir;

b. Kawasan peruntukan wisata bahari dan wisatapantai, meliputi Teluk Tamiang di KecamatanPulau Laut Barat, terumbu karang Pulau Kunyitdi kecamatan Pulau Laut Barat, PantaiGedambaan di Kecamatan Pulau Laut Utara,Pulau Samber Gelap di Kecamatan PulauSebuku, dan pantai Tanjung Ketapang diKecamatan Pulau Laut Utara, Pantai Teluk AruKecamatan Pulau Laut Kepulauan, PantaiSungai Bulan Kecamatan Pulau laut Selatan,dan Pulau Manti Kecamatan Pulau Sebuku; dan

c. kawasan peruntukan wisata buatan meliputiwaduk Gunung Ulin di kecamatan Pulau LautUtara, Bundaran Sebelimbingan di kecamatanPulau Laut Utara, Taman Wisata Siring Laut dikecamatan Pulau Laut Utara dan Hutan MerantiPutih di kecamatan Pulau Laut Utara;

d. kawasan peruntukan wisata budaya meliputiacara budaya Maceretassi di Desa Gedambaan,acara budaya Mappanretassi di Desa Lontar danKecamatan Pulau Sembilan, acara budayaBabalian dan Bawanang di KecamatanHampang, Sungai Durian dan Kelumpang Hulu.

(8) Rencana pengelolaan kawasan peruntukanpermukiman sebagaimana dimaksud dalam pasal24 huruf h, terdiri atas :

a. Kawasan peruntukan permukiman perkotaanberupa :1) kawasan yang mempunyai kegiatan utama

non pertanian dengan susunan fungsikawasan sebagai tempat permukimanperkotaan, pemusatan dan distribusi

Page 34: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

34

pelayanan jasa pemerintahan, pelayanansosial, dan kegiatan ekonomi; dan

2) arahan Pengembangan kawasan peruntukankawasan permukiman kota/perkotaan diwilayah Kabupaten Kotabaru, meliputi KotaKotabaru, perkotaan Sebelimbingan, Stagen,Serongga, Tarjun, dan Sengayam sertaibukota kecamatan dalam kabupaten.

b. Kawasan peruntukan permukiman perdesaanberupa :1) kawasan yang mempunyai kegiatan utama

pertanian termasuk pengelolaan sumber dayaalam dengan susunan fungsi kawasan sebagaitempat permukiman perdesaan, pelayananjasa sosial, dan kegiatan ekonomi;

2) arahan pengembangan kawasan permukimanperdesaan/transmigrasi di wilayah KabupatenKotabaru, meliputi seluruh desa ditiap-tiapkecamatan dalam Kabupaten;

3) pengembangan kawasan transmigrasi yaituKota Terpadu Mandiri yang tersebar diKecamatan Pamukan Barat, Sungai Duriandan Kelumpang Barat.

(9) Rencana pengelolaan kawasan peruntukanbudidaya lainnya sebagaimana dimaksud dalamPasal 24 huruf i, terdiri atas :a. kawasan peruntukan sarana dan prasarana

wilayah meliputi kawasan peruntukan instalasipembangkit listrik, pelabuhan laut, bandarudara, bendungan;

b. kawasan peruntukan pertahanan dankeamanan, meliputi kawasan peruntukandaerah basis militer, daerah latihan militer,daerah pendaratan, gudang amunisi, daerahpembuangan amunisi, daerah pertahanan darat,daerah pertahanan laut, daerah pertahananudara, dan daerah ujicoba persenjataan; dan

c. kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, meliputidaerah sepanjang pesisir timur pulauKalimantan dan pulau laut, dan pulau-pulaukecil dalam kabupaten.

BAB V

PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS WILAYAHKABUPATEN KOTABARU

Pasal 26

(1) Kawasan strategis yang ada di Kabupaten, terdiriatas:

Page 35: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

35

a. Kawasan Strategis Nasional;

b. Kawasan Strategis Provinsi; dan

c. Kawasan Strategis Kabupaten.

(2) Rencana kawasan strategis digambarkan dalam petadengan tingkat ketelitian 1:50.000 sebagaimanatercantum dalam Lampiran III yang merupakanbagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 27

Kawasan Strategis Nasional yang ada di Kabupatensebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) huruf a,terdiri atas :

a. Kawasan Andalan Laut Pulau Laut yang merupakankawasan strategis dari sudut kepentingan Ekonomi ;dan

b. Kawasan Taman Wisata Alam Laut Pulau Laut Barat,Pulau Laut Kepulauan dan Pulau Laut Selatan sertaPulau Sembilan yang merupakan kawasan strategisdari sudut kepentingan sosial budaya.

Pasal 28

Kawasan Strategis Provinsi yang ada di Kabupatensebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) huruf b,berupa :

a. Kawasan Ekonomi Khusus Mekarputih di KecamatanPulau Laut Barat yang merupakan kawasan strategisdari sudut kepentingan ekonomi;

b. Kawasan Pulau Lari-Larian di Kecamatan PulauSebuku yang merupakan kawasan strategis darisudut kepentingan ekonomi; dan

c. Kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Sengayam diKecamatan Pamukan Barat, Kecamatan SungaiDurian, dan Kecamatan Kelumpang Barat yangmerupakan kawasan strategis dari sudutkepentingan ekonomi.

Pasal 29

(1) Kawasan Strategis Kabupaten sebagaimanadimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) huruf c, terdiriatas :

a. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudutkepentingan ekonomi;

b. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudutkepentingan sosial budaya; dan

Page 36: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

36

c. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudutkepentingan fungsi dan daya dukung lingkunganhidup.

(2) Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomisebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiriatas :

a. Kawasan Pusat Bisnis Kota Kotabaru yang beradadi Kecamatan Pulau Laut Utara;

b. Kawasan Pengembangan S2TS (Stagen,Sebelimbingan, Tarjun dan Serongga), meliputikecamatan Pulau Laut Utara dan KecamatanKelumpang Hilir;

c. Kawasan Agro Industri Pertanian Bungkukan,meliputi Kecamatan Pamukan Barat, KecamatanPamukan Utara, Kecamatan Sungai Durian,Kecamatan Kelumpang Barat, KecamatanKelumpang Tengah dan Kecamatan KelumpangHulu;

d. Kawasan Agro Industri Pertanian Berangas,berada di Kecamatan Pulau Laut Timur;

e. Kawasan Industri Sebuku yang berada diKecamatan Pulau Sebuku;

f. Kawasan Industri Tanjung Pengharapan, beradadi Kecamatan Pulau Laut Timur; dan

g. Kawasan Industri Semisir yang berada diKecamatan Pulau Laut Tengah.

(3) Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudutkepentingan sosial budaya sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b terdiri atas :

a. Kawasan Cagar Budaya Makam Raja-raja Sigam,berada di Desa Sigam, Makam Ratu Intan di DesaBakau, Makam Pangeran Agung di DesaBangkalaan Melayu, Makam Raja Cantung diDesa Banua Lawas;

b. Kawasan Pelestarian dan Pengembangan AdatDayak berada di sepanjang Pegunungan Meratus,dan kawasan pelestarian dan pengembanganadat-adat lainya dalam wilayah Kabupaten;

c. Kawasan Cagar Budaya Ratu Intan di KecamatanPamukan Utara;

d. Kawasan Cagar Budaya di Banua LawasKecamatan Kelumpang Hulu.

(4) Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudutkepentingan fungsi dan daya dukung lingkunganhidup, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf cterdiri atas :

Page 37: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

37

a. Kawasan Lindung Meratus, meliputi KecamatanHampang, Kecamatan Sungai Durian danKecamatan Pamukan Barat;

b. Kawasan Lindung Sebatung, meliputi KecamatanPulau Laut Utara, Kecamatan Pulau Laut Tengahdan Kecamatan Pulau Laut Timur;

c. Kawasan Pengembangan Pesisir, meliputiKecamatan Pamukan Selatan dan KecamatanKelumpang Utara; dan

d. Kawasan Pulau-pulau Kecil, berada di KecamatanPulau Sembilan.

BAB VI

KETENTUAN PEMANFAATAN RUANGWILAYAH KABUPATEN

Pasal 30

(1) Pemanfaatan ruang wilayah kabupaten berpedomanpada rencana struktur ruang dan pola ruang.

(2) Pemanfaatan ruang wilayah kabupaten dilaksanakanmelalui penyusunan dan pelaksanaan programpemanfaatan ruang beserta sumber pendanaannya.

(3) Program pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksudpada ayat (2) disusun berdasarkan indikasi programutama lima tahunan sebagaimana terdapat padaLampiran IV yang merupakan bagian tidakterpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

(4) Pendanaan program pemanfaatan ruang bersumberdari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, investasiswasta, dan/atau kerjasama pendanaan.

(5) Kerjasama pendanaan investasi swasta dilaksanakansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VII

KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANGWILAYAH KABUPATEN

Bagian KesatuUmum

Page 38: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

38

Pasal 31

(1) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang menjadiacuan pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruangdi wilayah Kabupaten.

(2) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruangsebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :

a. ketentuan umum peraturan zonasi;

b. ketentuan perizinan;

c. ketentuan pemberian insentif dan disinsentif; dan

d. arahan pengenaan sanksi.

Pasal 32

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi sistem kabupatensebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2)huruf a digunakan sebagai pedoman bagi pemerintahdaerah dalam menyusun peraturan zonasi.

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi sistem kabupatensebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :

a. ketentuan umum peraturan zonasi strukturruang; dan

b. ketentuan umum peraturan zonasi pola ruang.

Paragraf 1Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Struktur Ruang

Pasal 33

Ketentuan umum peraturan zonasi untuk struktur ruangsebagaimana dimaksud pada Pasal 32 ayat (2) huruf aberupa :

a. ketentuan umum Peraturan zonasi sistem perkotaan;

b. ketentuan umum peraturan zonasi sistem jaringantransportasi;

c. ketentuan umum peraturan zonasi sistem jaringanenergi;

d. ketentuan umum peraturan zonasi sistem jaringantelekomunikasi;

e. ketentuan umum peraturan zonasi sistem jaringansumberdaya air; dan

f. ketentuan umum peraturan zonasi sistem prasaranapengelolaan lingkungan.

Page 39: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

39

Pasal 34

Ketentuan Umum peraturan zonasi sistem perkotaansebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf aditetapkan terdiri atas :

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistemperkotaan meliputi :a. peraturan zonasi untuk PKW;b. Peraturan zonasi untuk PKLp;c. peraturan zonasi untuk PPK; dand. peraturan zonasi untuk PPL.

(2) Ketentuan Umum Peraturan zonasi untuk PKWdisusun dengan memperhatikan pemanfaatan ruanguntuk kegiatan ekonomi berskala provinsi ataubeberapa kabupaten yang didukung denganpembangunan fasilitas dan infrastruktur perkotaandilaksanakan di wilayah kabupaten.

(3) Ketentuan Umum Peraturan zonasi untuk PKLpdisusun dengan memperhatikan pemanfaatan ruanguntuk kegiatan ekonomi berskala kabupaten yangdidukung dengan pembangunan fasilitas daninfrastruktur perkotaan dilaksanakan di wilayahKecamatan Pulau Laut Utara, Kecamatan KelumpangHilir, Kecamatan Kelumpang Hulu, KecamatanKelumpang Barat, Kecamatan Pamukan Barat,Kecamatan Sampanahan, Kecamatan KelumpangTengah, Kecamatan Pulau Laut Tengah, KecamatanPulau Laut Timur dan Kecamatan Pulau Laut Barat.

(4) Ketentuan Umum Peraturan zonasi untuk PPKdisusun dengan memperhatikan pemanfaatan ruanguntuk melayani kegiatan di wilayah Kecamatan PulauLaut Selatan, Kecamatan Pulau Laut Kepulauan,Kecamatan Pulau Sebuku, Kecamatan PulauSembilan, Kecamatan Hampang, KecamatanPamukan Utara, Kecamatan Pamukan Selatan,Kecamatan Kelumpang Utara, Kecamatan SungaiDurian dan Kecamatan Kelumpang Selatan.

(5) Ketentuan Umum Peraturan zonasi untuk PPLdisusun dengan memperhatikan pemanfaatan ruanguntuk melayani kegiatan berskala desa ataubeberapa lingkungan yang didukung denganpembangunan fasilitas dan infrastruktur lingkunganyang di laksanakan di semua desa pusatpertumbuhan yang tersebar di Kabupaten.

Pasal 35

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi sistem jaringantransportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33huruf b terdiri atas :

Page 40: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

40

a. ketentuan umum peraturan zonasi sistemjaringan transportasi darat;

b. ketentuan umum peraturan zonasi sistemjaringan transportasi laut; dan

c. ketentuan umum peraturan zonasi sistemjaringan transportasi udara.

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi sistem jaringantransportasi darat sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf a terdiri atas :

a. sepanjang sistem jaringan jalan nasional (jalankolektor primer) dan jalan provinsi (jalan kolektorsekunder) serta jalan kabupaten tidakdiperkenankan adanya kegiatan yang dapatmenimbulkan hambatan lalu lintas regional danlokal kabupaten serta tidak diperkenankanadanya akses langsung dari bangunan ke jalan;

b. bangunan di sepanjang sistem jaringan jalannasional dan provinsi dan kabupaten harusmemilki sempadan bangunan yang sesuai denganketentuan setengah ruang milik jalan (rumija);

c. lokasi terminal penumpang tipe C diarahkansebagai perpaduan antar moda dan diarahkanuntuk memilki akses ke jalan kolektor primer;

d. pengembangan jaringan pelayanan angkutanorang harus berdasarkan kepada sistemangkutan umum massal sertamempertimbangkan tingkat keselamatan jalan;dan

e. setiap pengembangan kawasan yang dapatmengadakan/ membangkitkan perjalanan harusmembuat dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas(Andal Lalin).

f. Ruang milik jalan paling sedikit memiliki lebarsebagai berikut:

1) jalan bebas hambatan 30 (tiga puluh) meter;2) jalan raya 25 (dua puluh lima) meter;3) jalan sedang 15 (lima belas) meter; dan4) jalan kecil 11 (sebelas) meter.

(3) Ketentuan Umum peraturan zonasi sistem jaringantransportasi laut sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf b terdiri atas :

a. pelabuhan laut diarahkan memiliki kelengkapanfasilitas pokok dan fasilitas penunjang sesuaidengan fungsinya;

b. pelabuhan laut diarahkan untuk memiliki akseske jalan kolektor primer; dan

Page 41: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

41

c. lokasi pelabuhan mengacu pada Rencana IndukPelabuhan, Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) danDaerah Lingkungan Kepentingan (DLKp)pelabuhan pada wilayah daratan dan wilayahperairan yang ditetapkan dengan koordinatgeografis, kelayakan lingkungan serta disepakatisecara bersama dengan pemerintah daerah.

(4) Ketentuan umum peraturan zonasi sistem jaringantransportasi udara sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf c terdiri atas :

a. bandar udara diarahkan memiliki kelengkapanfasilitas pokok dan fasilitas penunjang sesuaidengan fungsinya;

b. bandar udara diarahkan untuk memilki akses kejalan kolektor primer;

c. lokasi bandar udara mengacu pada RencanaInduk Nasional Bandar Udara yang ditetapkandengan koordinat geografis;

d. penentuan dan penetapan lokasi bandar udaradilakukan dengan mempertimbangkan BatasKawasan Kebisingan (BKK), Daerah LingkunganKerja (DLKr), Daerah Lingkungan Kepentingan(DLKp) dan Kawasan Keselamatan OperasionalPenerbangan (KKOP); dan

e. Pertimbangan penentuan dan penetapan lokasibandar udara wajib mendapat rekomendasi daripemerintah daerah.

Pasal 36

Ketentuan umum peraturan zonasi sistem jaringanenergi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf cterdiri atas :

a. lokasi pembangkit jaringan prasarana energi dankelistrikan mengacu dan memperhatikan rencanainduk, sumberdaya yang tersedia, keamanan dankeselamatan dan kelayakan lingkungan;

b. pada ruang yang berada di bawah Saluran UdaraTegangan Tinggi (SUTT) tidak diperkenankan adanyabangunan permukiman, kecuali berada di kiri-kananSUTT sesuai ketentuan yang berlaku; dan

c. jaringan prasarana energi dan kelistrikan agarmemperhatikan keamanan jaringan, keselamatanmasyarakat, estetika dan keindahan.

Page 42: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

42

Pasal 37

Ketentuan umum peraturan zonasi sistem jaringantelekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33huruf d terdiri atas :

a. Ruang bebas di sekitar menara berjari-jari minimumsama dengan tinggi menara; dan

b. Diarahkan untuk menggunakan menaratelekomunikasi secara bersama-sama diantara parapenyedia layanan telekomunikasi.

Pasal 38

Ketentuan Umum peraturan zonasi sistem jaringansumberdaya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33huruf e terdiri atas :

a. jaringan sumberdaya air dapat menjaminketersediaan air baku secara terus menerus untukkepentingan pertanian serta perikanan daratterutama pada musim kemarau;

b. jaringan sumberdaya air dapat mengurangi frekuensi,sebaran dan luasan kejadian banjir melaluikanalisasi, sodetan dan normalisasi sungai terutamapada musim penghujan;

c. ketersediaan air tanah pada daerah pertambanganmelalui pengadaan sumur-sumur bor;

d. mempertahankan dan menambah kawasan-kawasanlindung untuk menjamin ketersedian air padadaerah-daerah yang memiliki bendungan, bendungdan saluran irigasi; dan

e. mempertahankan tanaman spesifik daerah rawa danfisik lahan rawa untuk menjamin ketersediaan airpada daerah-daerah pengairan.

Pasal 39

Ketentuan Umum peraturan zonasi sistem prasaranapengelolaan lingkungan sebagaimana dimaksud dalamPasal 33 huruf f ditetapkan sebagai berikut :

a. TPA tidak diperkenankan terletak berdekatan dengankawasan permukiman;

b. Lokasi TPA harus didukung oleh studi AMDAL atauUKL, UPL sesuai besaran usaha dan/ atau kegiatanyang disetujui oleh Bupati atau sesuai aturan yangberlaku setelah mendapat rekomendasi dari KomisiPenilai Amdal; dan

c. Pengelolaan sampah dalam TPA dilakukan polakerjasama antar pemerintah daerah yang berdekatandengan menggunakan sistem sanitary landfill; dan

d. Dalam lingkungan TPA disediakan prasaranapenunjang pengelolaan sampah.

Page 43: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

43

Paragraf 2Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Pola Ruang

Pasal 40

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi pola ruangsebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) hurufb berupa :a. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan

lindung; danb. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan

budidaya.(2) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan

lindung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hurufa terdiri atas:

a. ketentuan umum peraturan zonasi kawasanhutan lindung;

b. ketentuan umum peraturan zonasi kawasansempadan pantai;

c. ketentuan umum peraturan zonasi kawasansempadan sungai;

d. ketentuan umum peraturan zonasi kawasansekitar danau atau waduk;

e. ketentuan umum peraturan zonasi kawasansempadan mata air;

f. ketentuan umum peraturan zonasi kawasanruang terbuka hijau;

g. ketentuan umum peraturan zonasi kawasancagar alam;

h. ketentuan umum peraturan zonasi kawasantaman wisata alam;

i. ketentuan umum peraturan zonasi kawasanpantai berhutan bakau;

j. ketentuan umum peraturan zonasi kawasancagar budaya;

k. ketentuan umum peraturan zonasi kawasanrawan bencana alam;

l. ketentuan umum peraturan zonasi kawasanlindung geologi; dan

m. ketentuan umum peraturan zonasi kawasanlindung lainnya.

(3) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasanbudidaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)huruf b terdiri atas :

a. ketentuan umum peraturan zonasi kawasanperuntukan hutan produksi;

Page 44: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

44

b. ketentuan umum peraturan zonasi kawasanperuntukan pertanian;

c. ketentuan umum peraturan zonasi kawasanperkebunan;

d. ketentuan umum peraturan zonasi kawasanpeternakan;

e. ketentuan umum peraturan zonasi kawasanperuntukan perikanan;

f. ketentuan umum peraturan zonasi kawasanperuntukan pertambangan;

g. ketentuan umum peraturan zonasi kawasanperuntukan industri;

h. ketentuan umum peraturan zonasi kawasanperuntukan pariwisata;

i. ketentuan umum peraturan zonasi kawasanperuntukan permukiman; dan

j. ketentuan umum peraturan zonasi kawasanperuntukan lainnya.

Paragraf 3Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Lindung

Pasal 41Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan hutanlindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2)huruf a ditetapkan sebagai berikut :

a. dalam kawasan hutan lindung masih diperkenankandilakukan kegiatan lain yang bersifat komplementerterhadap fungsi hutan lindung;

b. tidak diperkenankan adanya kegiatan pertambanganpola terbuka di kawasan hutan lindung kecualidengan peraturan perundang-undangan;

c. kawasan hutan lindung dapat dialihfungsikansepanjang mengikuti prosedur perubahan fungsikawasan hutan dan peruntukan kawasan hutan; dan

d. pembangunan prasarana wilayah yang melintasihutan lindung dapat diperkenankan setelahmendapat perijinan pinjam pakai kawasan hutan.

Pasal 42

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sempadanpantai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2)huruf b ditetapkan sebagai berikut :

a. dalam kawasan sempadan pantai yang termasukdalam zona inti wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

Page 45: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

45

tidak diperkenankan dilakukan kegiatan budidayakecuali kegiatan penelitian, bangunan pengendali air,dan sistem peringatan dini;

b. dalam kawasan sempadan pantai yang termasukzona pemanfaatan terbatas dalam wilayah pesisir danpulau-pulau kecil diperkenankan dilakukan kegiatanbudidaya pesisir, ekowisata, dan perikanantradisional;

c. dalam kawasan sempadan pantai yang termasukzona lain dalam wilayah pesisir dan pulau-pulaukecil diperkenankan dilakukan kegiatan budidayasesuai peruntukan kawasan; dan

d. dalam penentuan sempadan pantai agarmemperhatikan keberadaan perkampungan nelayan,kawasan pariwisata, kawasan pelabuhan/dermaga,kawasan pertahanan dan keamanan dan kawasanrawan bencana alam.

Pasal 43

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sempadansungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2)huruf c ditetapkan sebagai berikut :

a. dalam kawasan sempadan sungai tidakdiperkenankan dilakukan kegiatan budidaya yangmengakibatkan terganggunya fungsi sungai;

b. dalam kawasan sempadan sungai yang telahterlanjur terjadinya kawasan permukiman agardilakukan penataan dan atau revitalisasi yangmendukung kelancaran arus sungai dan keasrianbantaran sungai dan mengupayakan jalan inspeksiyang ramah lingkungan;

c. dalam penentuan sempadan sungai agarmemperhatikan keberadaan perkampungan, kawasanpariwisata, kawasan pelabuhan/dermaga, kawasanpertahanan dan keamanan dan kawasan rawanbencana alam; dan

d. dalam kawasan sempadan sungai masihdiperkenankan dibangun prasarana wilayahsepanjang untuk kepentingan umum secara terbatas.

Pasal 44

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sekitardanau atau waduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal40 ayat (2) huruf d ditetapkan sebagai berikut :

a. dalam kawasan sempadan waduk/danau tidakdiperkenankan dilakukan kegiatan budidaya yangdapat merusak fungsi danau/waduk;

Page 46: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

46

b. dalam kawasan sempadan waduk/danaudiperkenankan dilakukan kegiatan penunjangpariwisata alam secara terbatas; dan

c. dalam kawasan sempadan waduk/danau masihdiperkenankan dibangun prasarana wilayah danutilitas lainnya sepanjang untuk penelitian, kegiatanpenelitian, bangunan pengendali air, dan sistemperingatan dini.

Pasal 45

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sempadanmata air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2)huruf e ditetapkan sebagai berikut :

a. dalam kawasan sempadan mata air tidakdiperkenankan dilakukan kegiatan budidaya yangdapat merusak mata air; dan

b. dalam kawasan sempadan mata air masihdiperkenankan dilakukan kegiatan penunjangpariwisata alam secara selektif dan terbatas.

Pasal 46

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan ruangterbuka hijau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40ayat (2) huruf f ditetapkan sebagai berikut :

a. kawasan ruang terbuka hijau tidak diperkenankandialihfungsikan;

b. dalam ruang terbuka hijau dapat dibangun kebunraya; dan

c. dalam kawasan ruang terbuka hijau masihdiperkenankan dibangun fasilitas pelayanan sosialsecara terbatas dan memenuhi ketentuan yangberlaku.

Pasal 47

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan cagar alamsebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) huruf gditetapkan sebagai berikut :

a. dalam kawasan cagar alam tidak diperkenankandilakukan kegiatan budidaya;

b. dalam kawasan cagar alam dapat dilakukan kegiatanpenelitian; dan

c. merupakan kawasan pengawetan keanekaragamanjenis tumbuhan dan atau satwa besertaekosistemnya.

Page 47: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

47

Pasal 48

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan tamanwisata alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat(2) huruf h ditetapkan sebagai berikut :

a. tidak diperkenankan dilakukan budidaya yangmerusak dan/atau menurunkan fungsi kawasantaman wisata alam;

b. dalam kawasan taman wisata alam dilarang yangmerubah bentang alam dan mempengaruhi fungsikawasan;

c. dalam kawasan taman wisata laut masih diperkenanuntuk kepentingan penelitian dan pendidikan; dan

d. dalam kawasan taman wisata alam masihdiperbolehkan dilakukan pembangunan prasaranayang mendukung fungsi kawasan.

Pasal 49

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan pantaiberhutan bakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40ayat (2) huruf i ditetapkan sebagai berikut :

a. dilarang dilakukan reklamasi dan pembangunanpermukiman yang mempengaruhi fungsi kawasandan merubah bentang alam;

b. penebangan mangrove pada kawasan yang telahdialokasikan dalam perencanaan pengelolaan wilayahpesisir dan pulau-pulau kecil untuk budidayaperikanan diperbolehkan sepanjang memenuhikaidah-kaidah konservasi; dan

c. diperbolehkan dilakukan kegiatan penelitian danwisata alam sepanjang tidak merusak kawasanpantai berhutan bakau dan habitat satwa liar yangada.

Pasal 50

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan cagarbudaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2)huruf j ditetapkan sebagai berikut :

a. kawasan cagar budaya dilindungi dengan sempadansekurang-kurangnya memiliki radius 100 m tidakdiperkenankan adanya bangunan; dan

b. tidak diperkenankan adanya bangunan lain kecualibangunan pendukung cagar budaya.

Page 48: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

48

Pasal 51

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan rawanbencana alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40ayat (2) huruf k ditetapkan sebagai berikut :

a. pengembangan kawasan permukiman yang sudahterbangun di dalam kawasan rawan bencana alamharus dibatasi dan diterapkan peraturan bangunan(building code) sesuai dengan potensibahaya/bencana alam, serta dilengkapi jalurevakuasi;

b. kegiatan-kegiatan vital/strategis diarahkan untuktidak dibangun pada kawasan rawan bencana;

c. dalam kawasan rawan bencana masih dapatdilakukan pembangunan prasarana penunjang untukmengurangi resiko bencana alam dan pemasangansitem peringatan dini; dan

d. dalam kawasan rawan bencana alam masihdiperkenankan adanya kegiatan budidaya lain sepertipertanian, perkebunan, dan kehutanan, sertabangunan yang berfungsi untuk mengurangi resikoyang timbul akibat bencana alam.

Pasal 52

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan lindunggeologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2)huruf l ditetapkan sebagai berikut :

a. pada kawasan cagar alam geologi tidakdiperkenankan adanya kegiatan budidayapermukiman;

b. kegiatan permukiman yang sudah terlanjurterbangun pada kawasan rawan bencana geologiharus mengikuti peraturan bangunan (building code)yang sesuai dengan potensi bencana geologi yangmungkin timbul dan dibangun jalur evakuasi;

c. pada kawasan bencana alam geologi budidayapermukiman dibatasi dan bangunan yang ada harusmengikuti ketentuan bangunan pada kawasan rawanbencana alam geologi;

d. pada kawasan yang memberikan perlindunganterhadap air tanah tidak diperkenankan adanyabangunan terkecuali bangunan yang terkait dengansistem jaringan prasarana wilayah dan pengendaliair;

e. dalam kawasan yang memberikan perlindunganterhadap air tanah masih diperkenankan budidayapertanian, perkebunan dan kehutanan secaraterbatas; dan

Page 49: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

49

f. pada kawasan lindung geologi masih diperkenankandilakukan budidaya pertanian, perkebunan dankehutanan.

Pasal 53

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan lindunglainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2)huruf m ditetapkan sebagai berikut :

a. pada kawasan lindung lainnya tidak diperkenankanadanya kegiatan budidaya terkecuali sarana danprasarana yang mendukung kawasan lindung; dan

b. sistem jaringan sarana dan prasarana wilayah yangmelintasi kawasan lindung lainnya harusmemperhatikan perilaku flora dan fauna yang beradadi dalamnya.

Paragraf 4Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Budidaya

Pasal 54

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukanhutan produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40ayat (3) huruf a ditetapkan sebagai berikut :

a. kawasan hutan produksi diperuntukan untukpengembangan hutan produksi tetap dan hutanproduksi yang dapat dikonversi yang diusahakanoleh pihak swasta atau pemerintah dan mencakupjuga untuk hutan rakyat;

b. dalam kawasan hutan produksi tidak diperkenankanadanya kegiatan budidaya kecuali kegiatankehutanan dan pembangunan sistem jaringanprasarana wilayah dan bangunan terkait denganpengelolaan budidaya hutan produksi;

c. penggunaan kawasan hutan untuk jaringanprasarana wilayah diperkenankan setelah dilakukanpinjam pakai kawasan hutan;

d. kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi dapatdialihfungsikan untuk kegiatan lain di luarkehutanan setelah potensi hutan tersebutdimanfaatkan dan sesuai ketentuan teknis danadministrasi ;

e. kegiatan kehutanan dalam kawasan hutan produksitidak diperkenankan menimbulkan gangguanlingkungan seperti bencana alam;

f. sebelum kegiatan pengelolaan hutan produksidilakukan wajib dilakukan studi kelayakan dan studiAMDAL atau UKL-UPL sesuai besaran usahadan/atau kegiatan yang disetujui oleh Gubernur

Page 50: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

50

setelah mendapat rekomendasi dari Komisi PenilaiAmdal Daerah;

g. kegiatan kehutanan diwajibkan memperhatikanpengelolaan yang berkelanjutan dari aspek produksidan peningkatan sosial ekonomi masyarakatsetempat; dan

h. pemukiman penduduk yang berada dalam kawasanhutan akan dilakukan enclave.

Pasal 55

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukanpertanian tanaman pangan dan hortikulturasebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (3) huruf bditetapkan sebagai berikut :

a. kegiatan pertanian tanaman pangan dan hortikulturapada lahan basah dan lahan kering tidakdiperkenankan menggunakan lahan yang dikeloladengan mengabaikan kelestarian lingkungan, antaralain penggunaan pupuk yang berlebihan danmenimbulkan dampak negatif terhadap lingkunganserta pengolahan tanah yang tidak memperhatikanaspek konservasi;

b. dalam pengelolaan pertanian tanaman pangan danhortikultura lahan basah tidak diperkenankanpemborosan penggunaan sumber air danpenghematan air pada lahan kering melalui teknikkonservasi tanah;

c. mengalokasikan dan menetapkan lahan pertanianpangan dan lahan cadangan pertanian pangansebagai upaya perlindungan lahan pertanian panganberkelanjutan pada kawasan-kawasan pertanian;

d. melindungi lahan pertanian pangan berkelanjutanyang berupa lahan beririgasi, lahan reklamasi rawapasang surut dan non pasang surut (lebak) dan ataulahan tidak beririgasi dari alih fungsi lahan;

e. alih fungsi kawasan pertanian untuk menjadi fungsisektor pertanian tanaman pangan dan hortikulturalainnya dapat diperkenankan sepanjang tidakmengganggu luasan, sebaran, produksi, produktivitaskomoditas pertanian, sesuai dengan peraturanperundang-undangan dan mengikuti kaidah-kaidahlingkungan hidup;

f. pembatasan alih fungsi kawasan pertanian yangketat untuk menjadi fungsi sektor non pertanianlainnya terutama pada kawasan pertanian beririgasi,kawasan tanaman pertanian spesifik daerah yangdisesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah,produksi dan produktivitas dengan deliniasi tatabatas yang jelas;

Page 51: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

51

g. membatasi pemanfaatan/penggunaan lahanpertanian tanaman pangan dan hortikultura yangdisesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah,produksi dan produktivitas untuk menjadi fungsisektor non pertanian lainnya pada sepanjang jalanarteri primer (jalan nasional) dan kolektor primer(jalan provinsi) maksimal 750 meter dari as jalan;

h. pada kawasan budidaya pertanian tanaman pangandan hortikultura diperkenankan adanya bangunanprasarana wilayah dan bangunan yang bersifatmendukung kegiatan pertanian;

i. dalam kawasan pertanian tanaman pangan danhortikultura masih diperkenankan dilakukankegiatan wisata alam secara terbatas, penelitian danpendidikan; dan

j. kegiatan pertanian diwajibkan memperhatikanpengelolaan yang berkelanjutan dari aspek produksidan peningkatan sosial ekonomi masyarakatsetempat.

Pasal 56

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan perkebunansebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (3) huruf cditetapkan sebagai berikut :

a. dalam kawasan perkebunan besar dan perkebunanrakyat komoditas yang ditanam harusmemperhatikan kaidah kesesuaian lahan;

b. kawasan peruntukan perkebunan ditetapkan untuk :

1) pemegang ijin lokasi dan ijin usaha perkebunanyang sudah diberikan sebelum Peraturan Daerahini diundangkan; dan

2) lahan perkebunan diutamakan untuk perkebunanrakyat/plasma dan perkebunan pemerintah.

c. apabila kawasan perkebunan besar akan merubahjenis tanaman perkebunan harus mendapat ijintertulis;

d. dalam kawasan perkebunan besar dan perkebunanrakyat diperkenankan adanya bangunan yangbersifat mendukung kegiatan perkebunan danjaringan prasarana wilayah;

e. kawasan perkebunan besar dan perkebunan rakyatdapat dikembangkan pada lahan kering maupunlahan basah dan sesuai untuk pengembanganperkebunan;

f. kegiatan perkebunan rakyat dapat dilaksanakanmelalui perkebunan swadaya dan pola kemitraan

Page 52: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

52

dengan perkebunan besar swasta dan perkebunanpemerintah;

g. alih fungsi kawasan perkebunan untuk menjadifungsi sektor pertanian lainnya dapat diperkenankansepanjang tidak mengganggu produksi, produktivitaskomoditas perkebunan dan mengikuti kaidah-kaidahlingkungan hidup;

h. sebelum kegiatan perkebunan besar dilakukandiwajibkan untuk dilakukan studi kelayakan danstudi AMDAL atau UKL-UPL sesuai aturan yangberlaku setelah mendapat rekomendasi dari KomisiPenilai Amdal Daerah; dan

i. kegiatan perkebunan diwajibkan memperhatikanpengelolaan yang berkelanjutan dari aspek produksidan peningkatan sosial ekonomi masyarakatsetempat.

Pasal 57

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peternakansebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (3) huruf dditetapkan sebagai berikut :

a. Kawasan pengembangan pembibitan dan usahapeternakan dikembangkan pada lokasi yang tidakmenggangu kebisingan, polusi udara danpencemaran lingkungan pada sekitar permukimanmasyarakat;

b. Kawasan pengembangan pembibitan dan usahapeternakan dapat berintergrasi di kawasan pertaniantanaman pangan hortikultura, dan kawasanperkebunan serta kawasan kehutanan;

c. Kawasan pembibitan dan pengembangan peternakandiwajibkan menyediakan kawasan peternakan danlahan untuk pengembangan hijauan pakanternaknya;

d. Sebelum kegiatan peternakan besar dilakukandiwajibkan untuk dilakukan studi kelayakan danstudi AMDAL atau UKL-UPL sesuai aturan yangberlaku setelah mendapat rekomendasi dari KomisiPenilai Amdal Daerah; dan

e. Kegiatan peternakan diwajibkan memperhatikanpengelolaan yang berkelanjutan dari aspek produksidan peningkatan sosial ekonomi masyarakatsetempat.

Pasal 58

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukanperikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat(3) huruf e ditetapkan sebagai berikut :

a. kawasan budidaya perikanan tidak diperkenankanberdekatan dengan kegiatan yang bersifat polutif;

Page 53: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

53

b. dalam kawasan perikanan masih diperkenankanadanya kegiatan lain yang bersifat mendukungkegiatan perikanan dan pembangunan sistemjaringan prasarana;

c. alih fungsi kawasan perikanan untuk menjadi fungsisektor pertanian lainnya dapat diperkenankansepanjang tidak mengganggu luasan, sebaran,produksi, produktivitas komoditas perikanan danmengikuti kaidah-kaidah lingkungan hidup;

d. dalam kawasan perikanan masih diperkenankandilakukan kegiatan wisata alam secara terbatas,penelitian dan pendidikan; dan

e. kegiatan perikanan diwajibkan memperhatikanpengelolaan yang berkelanjutan dari aspek produksi,lingkungan dan peningkatan sosial ekonomimasyarakat setempat.

Pasal 59

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukanpertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40ayat (3) huruf f ditetapkan sebagai berikut :

a. kegiatan usaha pertambangan sepenuhnya harusmengikuti ketentuan yang berlaku di bidangpertambangan;

b. kegiatan usaha pertambangan dilarang dilakukantanpa izin dari instansi/pejabat yang berwenang;

c. Kawasan pertambangan batubara dan bijih besi dikawasan Pulau Laut Kabupaten Kotabaru ditetapkanberdasarkan izin usaha pertambangan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah daerah sebelumPeraturan Daerah ini diundangkan. Penetapankawasan bukaan pertambangan hanya diberikanmaksimal seluas 6000 Ha pada daerah potensialdengan harus mempertimbangan untuk kawasanpertanian, perkebunan, kawasan industri, kawasanperkantoran dan perumahan rakyat, ruang terbukahijau, kawasan perikanan, daerah aliran sungai,kawasan pariwisata, kawasan peternakan dankawasan lainnya;

d. kawasan pasca tambang wajib dilakukan rehabilitasidan reklamasi sehingga dapat digunakan kembaliuntuk kegiatan lain, seperti pertanian, kehutanan,dan pariwisata;

e. pada kawasan pertambangan diperkenankan adanyakegiatan lain yang bersifat mendukung kegiatanpertambangan;

Page 54: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

54

f. kegiatan permukiman diperkenankan secara terbatasuntuk menunjang kegiatan pertambangan dengantetap memperhatikan aspek-aspek keselamatan;

g. kegiatan pertambangan tidak diperkenankandilakukan di dalam kawasan hutan kecuali adanyaizin pinjam pakai kawasan hutan;

h. sebelum kegiatan pertambangan dilakukan wajibdilakukan studi kelayakan dan studi AMDAL atauUKL-UPL sesuai besaran usaha dan/ atau kegiatanyang disetujui oleh Bupati atau sesuai aturan yangberlaku setelah mendapat rekomendasi dari KomisiPenilai Amdal Daerah; dan

i. kegiatan pertambangan diwajibkan memperhatikanpengelolaan yang berkelanjutan baik tahap reklamasidan kegiatan pasca tambang dan peningkatan sosialekonomi masyarakat setempat.

Pasal 60

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukanindustri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (3)huruf g ditetapkan sebagai berikut :

a. untuk meningkatkan produktifitas dan kelestarianlingkungan pengembangan kawasan industri harusmemperhatikan aspek ekologis;

b. setiap industri baru yang dibangun diwajibkanberada didalam kawasan industri menurut peraturanperundangan yang berlaku;

c. limbah dilarang dibuang keperairan atau dipendamdalam tanah secara langsung tanpa melalui prosespengolahan limbah terlebih dahulu;

d. lokasi kawasan industri baru tidak diperkenankanberbatasan langsung dengan kawasan permukiman;

e. pada kawasan industri diperkenankan adanyapermukiman, sarana dan prasarana wilayahpenunjang kegiatan industri yang dibangun;

f. pengembangan kawasan industri harus dilengkapidengan jalur hijau (greenbelt) sebagai penyanggaantar fungsi kawasan, dan sarana instalasipengolahan limbah;

g. pengembangan zona industri yang terletak padasepanjang jalan arteri atau kolektor harus dilengkapidengan jalan lingkungan untuk kelancaranaksesibilitas;

h. sebelum kegiatan industri dilakukan diwajibkanuntuk dilakukan studi kelayakan dan studi AMDALatau UKL-UPL sesuai aturan yang berlaku setelah

Page 55: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

55

mendapat rekomendasi dari Komisi Penilai AmdalDaerah; dan

i. kegiatan industri rumah tangga yang berpotensimencemari lingkungan diwajibkan memiliki AMDAL.

Pasal 61

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan pariwisatasebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (3) huruf hditetapkan sebagai berikut :

a. pada kawasan pariwisata alam tidak diperkenankandilakukan kegiatan yang dapat menyebabkanrusaknya kondisi alam terutama yang menjadi obyekwisata alam;

b. dalam kawasan pariwisata dilarang dibangunpermukiman dan industri yang tidak terkait dengankegiatan pariwisata;

c. dalam kawasan pariwisata diperkenankan adanyasarana dan prasarana yang mendukung kegiatanpariwisata dan sistem prasarana;

d. pada kawasan pariwisata diperkenankan dilakukanpenelitian dan pendidikan;

e. pada kawasan pariwisata alam tidak diperkenankanadanya bangunan lain kecuali bangunan pendukungkegiatan wisata alam; dan

f. pengembangan pariwisata diwajibkan untukdilakukan studi kelayakan dan studi AMDAL atauUKL-UPL sesuai aturan yang berlaku setelahmendapat rekomendasi dari Komisi Penilai AmdalDaerah.

Pasal 62

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasanpermukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40ayat (3) huruf i ditetapkan sebagai berikut :

a. kawasan permukiman diperkenankan adanya saranadan prasarana pendukung kawasan permukiman;

b. kawasan permukiman harus dilengkapi denganfasilitas sosial dan fasilitas umum termasuk RuangTerbuka Hijau (RTH);

c. pengalokasian ruang dan penyelenggaraan kawasansiap bangun (kasiba), lingkungan siap bangun(lisiba), rumah susun milik (rusunami), rumahsusun sewa (rusunawa) pada kawasan permukiman;

Page 56: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

56

d. pembatasan, perbaikan dan revitalisasi kawasankumuh pada kawasan permukiman perkotaan besardan kawasan metropolitan;

e. dalam kawasan permukiman masih diperkenankanadanya kegiatan industri skala rumah tangga danfasilitas sosial ekonomi lainnya dengan skalapelayanan lingkungan;

f. kawasan permukiman tidak diperkenankan dibangundi dalam kawasan lindung/ konservasi dan lahanpertanian dengan irigasi teknis;

g. dalam kawasan permukiman tidak diperkenankandikembangkan kegiatan yang mengganggu fungsipermukiman dan kelangsungan kehidupan sosialmasyarakat;

h. pembangunan hunian dan kegiatan lainnya dikawasan permukiman harus sesuai denganperaturan teknis antara lain koefisien dasarbangunan, koefisien lantai bangunan, sempadanbangunan; dan

i. kawasan permukiman yang sudah terlanjur beradadalam kawasan hutan agar dapat dilakukan tatabatas untuk dilakukan enclave pada kawasan hutantersebut.

Pasal 63

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukanbudidaya lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal40 ayat (3) huruf j ditetapkan sebagai berikut :

a. pemanfaatan kawasan peruntukan budidaya lainnyadapat dilaksanakan apabila tidak mengganggu fungsiutama kawasan yang bersangkutan dan setelahadanya kajian komprehensif serta setelah mendapatrekomendasi Bupati atau sesuai aturan yang berlakuberdasarkan pertimbangan teknis dan administrasidari Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah; dan

b. penggunaan kawasan peruntukan budidaya lainnyadapat digunakan untuk kegiatan pertahanan dankeamanan sepanjang ditetapkannya keadaandarurat.

Bagian KetigaKetentuan Perizinan

Pasal 64

(1) Ketentuan perizinan sebagaimana yang dimaksuddalam Pasal 31 ayat (2) huruf b merupakan acuanbagi pejabat yang berwenang dalam pemberian izin

Page 57: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

57

pemanfaatan ruang sesuai rencana struktur ruangdan pola ruang yang ditetapkan dalam PeraturanDaerah ini.

(2) Izin pemanfaatan ruang diberikan sesuai norma,standar, prosedur, kriteria standar pelayananminimal oleh pejabat atau badan yang berwenang.

(3) Izin pemanfaatan ruang yang memiliki dampak skalaprovinsi diberikan oleh Gubernur setelah mendapatrekomendasi dari Badan Koordinasi Penataan RuangDaerah.

(4) Izin pemanfaatan ruang yang memiliki dampak skalakabupaten diberikan oleh Bupati setelah mendapatrekomendasi dari Badan Koordinasi Penataan RuangDaerah.

(5) Bentuk perizinan adalah disesuai dengan ketentuanteknis dan administrasi.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai ketentuan perizinanwilayah kabupaten diatur dengan Peraturan Daerah.

Pasal 65

(1) Dalam proses perolehan izin pemanfaatan ruangdapat dikenakan retribusi.

(2) Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan biaya untuk administrasi perizinansesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pasal 66

(1) Izin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksuddalam Pasal 64 ayat (1) dapat berupa :

a. izin prinsip;

b. izin lokasi;

c. izin penggunaan pemanfaatan tanah;

d. izin mendirikan bangunan; dan

e. izin lain berdasarkan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(2) Izin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud padaayat (1) diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten.

Pasal 67

(1) Izin pemanfaatan ruang yang menjadi kewenanganPemerintah dan pemerintah daerah provinsidiberikan kepada calon pengguna ruang berdasarkanketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 58: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

58

(2) Izin pemanfaatan ruang untuk kegiatan pemanfaatansumber daya alam diatur sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 68

(1) Izin prinsip dan izin lokasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 66 ayat (1) huruf a dan huruf bdiberikan berdasarkan rencana tata ruang wilayahkabupaten.

(2) Izin penggunaan pemanfaatan tanah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 66 ayat (1) huruf c diberikanberdasarkan izin lokasi.

(3) Izin mendirikan bangunan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 66 ayat (1) huruf d diberikanberdasarkan rencana detail tata ruang dan peraturanzonasi.

Pasal 69

(1) Pemberian izin pemanfaatan ruang sebagaimanadimaksud dalam Pasal 66 ayat (1) disertai denganpersyaratan teknis dan persyaratan administratifsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Apabila dasar pemberian izin sebagaimana dimaksuddalam Pasal 68 belum ada, maka izin diberikan atasdasar rencana tata ruang yang berlaku

Bagian KeempatKetentuan Insentif dan Disinsentif

Pasal 70

(1) Ketentuan insentif dan disinsentif sebagaimana yangdimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) huruf c merupakanacuan bagi pejabat yang berwenang dalam pemberianinsentif dan pengenaan disinsentif.

(2) Insentif diberikan apabila pemanfaatan ruang sesuaidengan rencana struktur ruang, rencana pola ruang,dan ketentuan umum peraturan zonasi yang diaturdalam Peraturan Daerah ini.

(3) Disinsentif dikenakan terhadap pemanfaatan ruangyang perlu dicegah, dibatasi, atau dikurangikeberadaannya berdasarkan ketentuan dalamPeraturan Daerah ini.

(4) Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dalampemanfaatan ruang wilayah dilakukan oleh

Page 59: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

59

pemerintah kabupateni kepada pemerintahkecamatan dan kepada masyarakat baik peroranganmaupun kelompok.

(5) Pemberian insentif dan pengenaan disinsentifdilakukan oleh instansi berwenang sesuai dengankewenangannya atau Badan Koordinasi PenataanRuang Daerah.

(6) Pemberian insentif dan pengenaan disinsentifdilakukan menurut prosedur sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(7) Insentif dan pengenaan disinsentif diberikan olehBupati setelah mendapat rekomendasi dari BadanKoordinasi Penataan Ruang Daerah.

Paragraf 1Pemberian Insentif dan Disinsentif

Pasal 71

Pemberian insentif dan disinsentif dalam penataan ruangdiselenggarakan untuk:

a. meningkatkan upaya pengendalian pemanfaatanruang dalam rangka mewujudkan tata ruang sesuaidengan rencana tata ruang;

b. memfasilitasi kegiatan pemanfaatan ruang agarsejalan dengan rencana tata ruang; dan

c. meningkatkan kemitraan semua pemangkukepentingan dalam rangka pemanfaatan ruang yangsejalan dengan rencana tata ruang.

Paragraf 2Bentuk dan Tata Cara Pemberian Insentif

Pasal 72

(1) Insentif dapat diberikan untuk kegiatan pemanfaatanruang pada kawasan yang didorongpengembangannya.

(2) Insentif diberikan dengan tetap menghormati hakorang sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 73

(1) Insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 dapatberupa insentif fiskal dan/atau insentif non fiskal.

(2) Insentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dapat berupa:

Page 60: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

60

a. pemberian keringanan pajak; dan/atau

b. pengurangan retribusi.

(3) Insentif non fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dapat berupa:

a. pemberian kompensasi;

b. subsidi silang;

c. kemudahan perizinan;

d. imbalan;

e. sewa ruang;

f. urun saham;

g. penyediaan prasarana dan sarana;

h. penghargaan; dan/atau

i. publikasi atau promosi.

(4) Pemberian insentif fiskal dilaksanakan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian insentifnon fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (3)diatur oleh menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan terkait dengan bidang insentif yangdiberikan.

Pasal 74

Insentif dari pemerintah daerah kepada pemerintahdaerah lainnya dapat berupa:

a. pemberian kompensasi dari pemerintah daerahpenerima manfaat kepada daerah pemberi manfaatatas manfaat yang diterima oleh daerah penerimamanfaat;

b. kompensasi pemberian penyediaan sarana danprasarana;

c. kemudahaan perizinan bagi kegiatan pemanfaatanruang yang diberikan oleh pemerintah daerahpenerima manfaat kepada investor yang berasal daridaerah pemberi manfaat; dan/atau

d. publikasi atau promosi daerah.

Pasal 75

Insentif dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerahkepada masyarakat dapat berupa:

a. pemberian keringanan pajak;

b. pemberian kompensasi;

Page 61: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

61

c. pengurangan retribusi;

d. imbalan;

e. sewa ruang;

f. urun saham;

g. penyediaan prasarana dan sarana; dan/atau

h. kemudahan perizinan.

Pasal 76

(1) Mekanisme pemberian insentif yang berasal daripemerintah daerah kabupaten diatur denganperaturan bupati.

(2) Mekanisme pemberian insentif dari pemerintahdaerah kepada pemerintah daerah lainnya diaturberdasarkan kesepakatan bersama antar pemerintahdaerah yang bersangkutan.

(3) Pengaturan mekanisme pemberian insentifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 77

(1) Disinsentif diberikan untuk kegiatan pemanfaatanruang pada kawasan yang dibatasipengembangannya.

(2) Disinsentif diberikan dengan tetap menghormati hakorang sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 78

(1) Disinsentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77berupa disinsentif fiskal dan disinsentif non fiskal.

(2) Disinsentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat(1) berupa pengenaan pajak yang tinggi.

(3) Disinsentif non fiskal sebagaimana dimaksud padaayat (1), berupa:

a. kewajiban memberi kompensasi;

b. pensyaratan khusus dalam perizinan;

c. kewajiban memberi imbalan; dan/atau

d. pembatasan penyediaan prasarana dan sarana.

Page 62: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

62

(4) Pemberian disinsentif fiskal dilaksanakan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai disinsentif nonfiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diaturoleh menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan terkait dengan bidang disinsentif yangdiberikan.

Pasal 79

Disinsentif dari pemerintah daerah kepada pemerintahdaerah lainnya dapat berupa:

a. pengajuan pemberian kompensasi dari pemerintahdaerah pemberi manfaat kepada daerah penerimamanfaat;

b. pembatasan penyediaan sarana dan prasarana;dan/atau

c. pensyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatanpemanfaatan ruang yang diberikan oleh pemerintahdaerah pemberi manfaat kepada investor yangberasal dari daerah spenerima manfaat.

Pasal 80

Disinsentif dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerahkepada masyarakat dapat berupa:

a. kewajiban memberi kompensasi;

b. pensyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatanpemanfaatan ruang yang diberikan oleh Pemerintahdan pemerintah daerah;

c. kewajiban memberi imbalan;

d. pembatasan penyediaan sarana dan prasarana;dan/atau

e. pensyaratan khusus dalam perizinan.

Pasal 81

(1) Mekanisme pemberian disinsentif yang berasal daripemerintah daerah provinsi diatur dengan peraturangubernur.

(2) Mekanisme pemberian disinsentif yang berasal daripemerintah daerah kabupaten diatur denganperaturan bupati.

(3) Mekanisme pemberian disinsentif dari pemerintahdaerah kepada pemerintah daerah lainnya diaturberdasarkan kesepakatan bersama antarpemerintahdaerah yang bersangkutan.

Page 63: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

63

(4) Pengaturan mekanisme pemberian disinsentifsebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), danayat (3) berpedoman pada ketentuan peraturanperundang-undangan.

Bagian KelimaArahan Sanksi

Pasal 82

(1) arahan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal37 ayat (2) huruf d, merupakan acuan bagipemerintah daerah dalam pengenaan sanksiadministratif kepada pelanggar pemanfaatan ruang;

(2) pengenaan sanksi dilakukan terhadap :

a. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai denganrencana struktur ruang dan pola ruang;

b. pelanggaran ketentuan umum peraturan zonasi;

c. pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruangyang diterbitkan berdasarkan RTRW kabupaten;

d. pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izinpemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkanRTRW kabupaten;

e. pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalampersyaratan izin pemanfaatan ruang yangditerbitkan berdasarkan RTRW kabupaten;

f. pemanfaatan ruang yang menghalangi aksesterhadap kawasan yang oleh peraturanperundang-undangan dinyatakan sebagai milikumum; dan/atau

g. pemanfaatan ruang dengan izin yang diperolehdengan prosedur yang tidak benar.

(3) Terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf a, huruf b, huruf d, huruf e, huruf f,dan huruf g dikenakan sanksi administratif berupa :

a. peringatan tertulis

b. penghentian sementara kegiatan;

c. penghentian sementara pelayanan umum;

d. penutupan lokasi;

e. pencabutan izin;

f. pembatalan izin;

g. pembongkaran bangunan;

h. pemulihan fungsi ruang; dan/atau

Page 64: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

64

i. denda administratif.

(4) Terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf c dikenakan sanksi administratifberupa :

a. peringatan tertulis

b. penghentian sementara kegiatan;

c. penghentian sementara pelayanan umum;

d. penutupan lokasi;

e. pembongkaran bangunan;

f. pemulihan fungsi ruang; dan/atau

g. denda administratif.

Pasal 83

Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadaprencana tata ruang yang telah ditetapkan dapatdikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan bidang penataan ruang

BAB VIIIHAK, KEWAJIBAN, PERAN MASYARAKAT DAN

KELEMBAGAAN

Bagian KesatuHak Masyarakat

Pasal 84

Dalam kegiatan mewujudkan pemanfaatan ruangwilayah, masyarakat berhak:

a. mengetahui rencana tata ruang;

b. menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibatpenataan ruang;

c. memperoleh penggantian yang layak atas kerugianyang timbul akibat pelaksanaan kegiatanpembangunan yang sesuai dengan rencana tataruang;

d. mengajukan keberatan kepada pejabat berwenangterhadap pembangunan yang tidak sesuai denganrencana tata ruang di wilayahnya;

e. mengajukan tuntutan pembatalan izin danpenghentian pembangunan yang tidak sesuai denganrencana tata ruang kepada pejabat berwenang; dan

f. mengajukan gugatan ganti kerugian kepadapemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan

Page 65: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

65

pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tataruang menimbulkan kerugian.

Bagian KeduaKewajiban Masyarakat

Pasal 85

Kewajiban masyarakat dalam penataan ruang wilayahmeliputi:

a. mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;

b. memanfaatkan ruang sesuai dengan izinpemanfaatan ruang yang diberikan;

c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalampersyaratan izin pemanfaatan ruang; dan

d. memberikan akses terhadap kawasan yang olehketentuan peraturan perundang-undangandinyatakan sebagai milik umum.

Bagian KetigaPeran Masyarakat

Pasal 86

(1) Peran masyarakat dalam penataan ruang dilakukanpada tahap :

a. partisipasi dalam proses perencanaan tata ruang;

b. partisipasi dalam pemanfaatan ruang; dan

c. partisipasi dalam pengendalian pemanfaatanruang.

(2) Bentuk partisipasi dalam proses perencanaan tataruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf adapat berupa :

a. memberikan masukan mengenai penentuan arahpengembangan wilayah, potensi dan masalahpembangunan, perumusan rencana tata ruangdan penyusunan rencana struktur dan polaruang;

b. menyampaikan keberatan terhadap rancanganrencana tata ruang;

c. melakukan kerjasama dengan pemerintah,pemerintah daerah dan/atau sesama unsurmasyarakat.

(3) Bentuk partisipasi dalam pemanfaatan ruangsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapatberupa :

Page 66: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

66

a. melakukan kegiatan pemanfaatan ruang yangsesuai dengan kearifan lokal dan rencana tataruang yang telah ditetapkan;

b. menyampaikan masukan mengenai kebijakanpemanfaatan ruang;

c. memberikan dukungan bantuan teknik, keahlian,dan/atau dana dalam pengelolaan pemanfaatanruang;

d. meningkatkan efisiensi, efektivitas, dankeserasian dalam pemanfaatan ruang darat,ruang laut, ruang udara, dan ruang di dalambumi dengan memperhatikan kearifan lokalsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. melakukan kerjasama pengelolaan ruang denganpemerintah, pemerintah daerah dan/atau pihaklainnya secara bertanggung jawab untukpencapaian tujuan penataan ruang;

f. menjaga, memelihara, dan meningkatkankelestarian fungsi lingkungan dan sumberdayaalam;

g. melakukan usaha investasi dan/atau jasakeahlian; dan

h. mengajukan gugatan ganti rugi kepadapemerintah atau pihak lain apabila kegiatanpembangunan yang dilaksanakan merugikan.

(4) Bentuk partisipasi dalam pengendalian pemanfaatanruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf cdapat berupa :

a. memberikan masukan mengenai arahan zonasi,perizinan, pemberian insentif dan disinsentif sertapengenaan sanksi;

b. turut serta memantau dan mengawasipelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang,rencana tata ruang yang telah ditetapkan, danpemenuhan standar pelayanan minimal di bidangpenataan ruang;

c. melaporkan kepada instansi/pejabat yangberwenang dalam hal menemukan kegiatanpemanfaatan ruang yang melanggar rencana tataruang yang telah ditetapkan dan adanya indikasikerusakan dan/atau pencemaran lingkungan,tidak memenuhi standar pelayanan minimaldan/atau masalah yang terjadi di masyarakatdalam penyelenggaraan penataan ruang;

Page 67: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

67

d. mengajukan keberatan terhadap keputusanpejabat public yang dipandang tidak sesuaidengan rencana tata ruang; dan

e. mengajukan gugutan pembatalan izin dan/ataupenghentian pembangunan yang tidak sesuaidengan rencana tata ruang kepadainstansi/pejabat yang berwenang.

(5) Peran masyarakat di bidang penataan ruang dapatdisampaikan secara langsung dan/atau tertuliskepada Gubernur, Bupati dan/atau unit kerjaterkait.

(6) Dalam rangka meningkatkan peran masyarakat,pemerintah daerah membangun system informasidan dokumentasi penataan ruang yang dapat diaksesdengan mudah oleh masyarakat.

Bagian KeduaKelembagaan

Pasal 87

(1) Dalam rangka mengoordinasikan penyelenggaraanpenataan ruang dan kerjasama antar sektor/antardaerah bidang penataan ruang dibentuk BadanKoordinasi Penataan Ruang Daerah.

(2) Tugas, susunan organisasi, dan tata kerja BadanKoordinasi Penataan Ruang Daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur dengan KeputusanBupati.

BAB IXKETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 88

(1) Peraturan Daerah tentang Rencana Tata RuangWilayah Kabupaten Tahun 2012-2032 dilengkapidengan Dokumen Rencana Tata Ruang WilayahKabupaten dan peta dengan tingkat ketelitian1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Album Petayang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dariPeraturan Daerah ini.

(2) Dalam hal adanya peruntukan kawasan budidayayang ditetapkan oleh kabupaten di dalam kawasanhutan yang ditunjuk atau yang masih dalam prosespenetapan oleh Menteri Kehutanan, makapelaksanaan dalam lokasi tersebut setelahpelaksanaan tata batas dan penetapan dilaksanakan

Page 68: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

68

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yangberlaku, kecuali untuk kepentingan umum.

(3) Jangka waktu RTRW Kabupaten berlaku untuk 20(dua puluh) tahun sejak ditetapkan dalam PeraturanDaerah dan dapat ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam5 (lima) tahun.

(4) Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yangberkaitan dengan bencana alam skala besar dan/atauperubahan batas teritorial wilayah kabupaten yangditetapkan dengan peraturan perundang-undangan,RTRW Kabupaten dapat ditinjau kembali lebih dari 1(satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

Pasal 89

Kawasan hutan yang ditunjuk atau yang masih dalamproses penetapan oleh Menteri Kehutanan mengacukepada Tata Ruang.

BAB XKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 90

(1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, makasemua peraturan pelaksanaan yang berkaitan denganpenataan ruang daerah yang telah ada dinyatakantetap berlaku sepanjang belum diganti dan tidakbertentangan dengan Peraturan Daerah ini.

(2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka :

a. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkandan telah sesuai dengan ketentuan PeraturanDaerah ini tetap berlaku sesuai dengan masaberlakunya;

b. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkantetapi tidak sesuai dengan ketentuan PeraturanDaerah ini berlaku ketentuan :1) untuk yang belum dilaksanakan

pembangunannya, izin tersebut disesuaikandengan fungsi kawasan berdasarkanPeraturan Daerah ini; dan

2) untuk yang sudah dilaksanakanpembangunannya, dilakukan penyesuaianberdasarkan ketentuan perundang-undangan.

c. pemanfaatan ruang di daerah yangdiselenggarakan tanpa izin akan ditertibkansesuai dengan Peraturan Perundang-undanganyang berlaku.

Page 69: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenKotabaru-2012-11.pdf20 tahun dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah ... Kalimantan sebagai Undang-Undang

69

BAB XIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 91

(5) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku,Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 03Tahun 2002 tentang Revisi Rencana Tata RuangWilayah Kabupaten Kotabaru dicabut dan dinyatakantidak berlaku.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai hal-hal yang belumdiatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjangmengenai teknis pelaksanaannya diatur denganPeraturan Bupati dan/atau Keputusan Bupati.

Pasal 92

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Daerah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Daerah KabupatenKotabaru.

Ditetapkan di Kotabarupada tanggal 6 Juni 2012

BUPATI KOTABARU,

H.IRHAMI RIDJANI

Diundangkan di Kotabarupada tanggal 6 Juni 2012

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTABARU,

H. SURIANSYAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2012 NOMOR 11