bab 3 analisis data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2008-2-00324-jp bab 3.pdf20 bab...

26
20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba Matsuri, khususnya pada Hon Matsuri berdasarkan kegiatan dalam matsuri tersebut, yakni : analisis pengaruh Shinto pada tujuan diadakannya Aoba Matsuri, arak-arakan Aoba Jinja Mikoshi Togyo, dan parade sebelas yamaboko. 3.1. Analisis Hubungan antara Shinto dengan Tujuan diadakannya Aoba Matsuri Aoba Matsuri adalah matsuri yang diadakan di kota Sendai, prefektur Miyagi. Aoba Matsuri dilaksanakan untuk memperingati kematian Date Masamune. Date Masamune adalah orang yang dianggap pahlawan karena telah berjasa membangun kota Sendai. Matsuri ini diadakan pada setiap minggu ketiga di bulan Mei. Saat ini, Aoba Matsuri menjadi salah satu dari tiga matsuri besar di Sendai. Matsuri ini terdiri dari Yoi Matsuri dan Hon Matsuri. Perayaan Aoba Matsuri berlangsung selama dua hari. Yoi Matsuri diadakan pada hari Sabtu yang berisi Geinou Sai (pertunjukkan festival kebudayaan) dan kontes Suzume odori, sedangkan Hon Matsuri diadakan pada hari Minggu yang merupakan acara utama dari Aoba Matsuri. Pada acara ini dapat dilihat Aoba Jinja Mikoshi Togyo dan parade sebelas kereta tradisional (yamaboko). Menurut analisis saya, terdapat pengaruh Shinto dalam tujuan diselenggarakannya Aoba Matsuri, yakni tujuan dilaksanakannya matsuri tersebut untuk menghormati Date Masamune, yang merupakan orang yang dianggap pahlawan karena telah berjasa membangun kota Sendai, yang kemudian dihormati sebagai kami. Menurut Ono (1998 : 6), Kami merupakan objek penyembahan dalam Shinto. Menurut Danandjaja (1997 : 192-193), bentuk dewa Shinto bisa beragam, adakalanya berwujud tokoh. Menurut

Upload: duonghanh

Post on 07-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

20

Bab 3

Analisis Data

Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba Matsuri,

khususnya pada Hon Matsuri berdasarkan kegiatan dalam matsuri tersebut, yakni :

analisis pengaruh Shinto pada tujuan diadakannya Aoba Matsuri, arak-arakan Aoba Jinja

Mikoshi Togyo, dan parade sebelas yamaboko.

3.1. Analisis Hubungan antara Shinto dengan Tujuan diadakannya Aoba Matsuri

Aoba Matsuri adalah matsuri yang diadakan di kota Sendai, prefektur Miyagi.

Aoba Matsuri dilaksanakan untuk memperingati kematian Date Masamune. Date

Masamune adalah orang yang dianggap pahlawan karena telah berjasa membangun kota

Sendai. Matsuri ini diadakan pada setiap minggu ketiga di bulan Mei. Saat ini, Aoba

Matsuri menjadi salah satu dari tiga matsuri besar di Sendai. Matsuri ini terdiri dari Yoi

Matsuri dan Hon Matsuri. Perayaan Aoba Matsuri berlangsung selama dua hari. Yoi

Matsuri diadakan pada hari Sabtu yang berisi Geinou Sai (pertunjukkan festival

kebudayaan) dan kontes Suzume odori, sedangkan Hon Matsuri diadakan pada hari

Minggu yang merupakan acara utama dari Aoba Matsuri. Pada acara ini dapat dilihat

Aoba Jinja Mikoshi Togyo dan parade sebelas kereta tradisional (yamaboko).

Menurut analisis saya, terdapat pengaruh Shinto dalam tujuan diselenggarakannya

Aoba Matsuri, yakni tujuan dilaksanakannya matsuri tersebut untuk menghormati Date

Masamune, yang merupakan orang yang dianggap pahlawan karena telah berjasa

membangun kota Sendai, yang kemudian dihormati sebagai kami. Menurut Ono (1998 :

6), Kami merupakan objek penyembahan dalam Shinto. Menurut Danandjaja (1997 :

192-193), bentuk dewa Shinto bisa beragam, adakalanya berwujud tokoh. Menurut

Page 2: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

21

Agency for Cultural Affairs (1990 : 14), yang dikatakan sebagai kami adalah gunung,

sungai, batu karang, pohon, burung, dan manusia yang mempunyai mutu yang luar biasa,

seperti kaisar, pahlawan, uji atau keluarga leluhur juga dikenal sebagai kami.

Menurut Yanagita dalam Madubrangti (2008 : 22), matsuri pada hakekatnya

adalah kegiatan yang diyakini atau dipercayai oleh masyarakat Jepang sebagai ritual

terhadap pemujaan kepada para leluhur dan kepada alam semesta. Orang memohon dan

memanjatkan rasa syukur atas kemakmuran, kesejahteraan dan keselamatan yang

diperolehnya.

3.2. Analisis Pengaruh Shinto pada Arak-arakan Aoba Jinja Mikoshi Togyo dalam

Aoba Matsuri

Mikoshi, yaitu miniatur kuil Shinto yang dapat dibawa-bawa. Biasanya mikoshi

berbentuk bangunan miniatur dengan palar, dinding dan atap. Bagian utamanya terdiri

dari dua sisi tiang untuk diusung. Mikoshi biasanya dihias dengan sangat menarik.

Menurut Picken (1994 : 179), mikoshi merupakan miniatur kuil yang dapat

diangkat dan dipindahkan. Mikoshi dapat dikategorikan sebagai salah satu peralatan

yang dipakai dalam Shinto. Biasanya mikoshi diangkat dan diarak-arak keliling jalan

dengan penuh semangat.

Gambar 3.2 : Mikoshi

Sumber : http://www.armour.org.uk/worldreligion/

shinto/images/mikoshi.jpg

Page 3: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

22

Aoba Jinja Mikoshi Togyo adalah mikoshi dari kuil Aoba untuk memperingati klan

pemimpin Sendai, yaitu Date Masamune, orang yang dianggap pahlawan dan dihormati

sebagai kami. Aoba Jinja Mikoshi Togyo diangkat oleh ujiko (jemaat kuil). Para ujiko

tersebut memakai pakaian putih. Upacara ini dilaksanakan di kuil Aoba di Sendai.

Gambar 3.3 : Aoba Jinja Mikoshi Togyo

Sumber : http://pepepapa.main.jp/sounyu/aoba/0001.jpg

Penganut Shinto mempercayai bahwa mikoshi adalah miniatur kuil yang membawa

kami ketika parade tersebut diselenggarakan. Sewaktu berlangsung parade, para peserta

membawa mikoshi di pundak mereka. Mereka membawa mikoshi dari kuil dan mulai

berkeliling di sekitar pemukiman di mana para penduduknya bersembahyang di sekitar

kuil tersebut.

Menurut analisis saya, dalam Aoba Jinja Mikoshi Togyo terdapat pengaruh Shinto

karena mikoshi tersebut adalah miniatur kuil Shinto yang dipergunakan saat Aoba

Matsuri berlangsung. Mikoshi ini berfungsi sebagai tempat tinggal sementara kami. Hal

Page 4: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

23

ini sesuai dengan pendapat Ono (1998 : 68), yang mengatakan bahwa mikoshi adalah

tempat tinggal sementara kami.

3.3. Analisis Pengaruh Shinto pada Parade Sebelas Yamaboko dalam Aoba Matsuri

Dalam sub bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto pada parade sebelas

buah yamaboko dalam Aoba Matsuri, yakni Masamunekou Yamaboko, Masamunekou

Kabuto Yamaboko, Goshinsen Yamaboko, Karajishi Yamaboko, Odai Yamaboko, Ebisu

Yamaboko, Daikokuten Yamaboko, Shichifuku Odaiko Yamaboko, Aobagoma Yamaboko,

Miyabi Yamaboko, Hayashi Yamaboko.

3.3.1. Analisis Pengaruh Shinto pada Masamunekou Yamaboko dalam Aoba

Matsuri

Masamunekou Yamaboko adalah yamaboko urutan pertama dalam parade.

Masamunekou Yamaboko ini panjangnya 6,35 meter dan tingginya 5,8 meter.

Masamunekou Yamaboko adalah simbol dari kemuliaan Date Masamune yang memulai

pembangunan jalan baru untuk kota Sendai. Pada yamaboko ini terdapat lambang dari

kota Sendai, karena Date Masamune adalah orang yang membangun kota Sendai.

Dulunya yamaboko ini merupakan kendaraan yang dipakai oleh Date Masamune. Date

Masamune lahir pada tanggal 5 September 1657 dan meninggal dunia pada tanggal 27

Juni 1636. Dia adalah seorang samurai Jepang pada zaman Azuchi-Momoyama.

Yamaboko ini dipersembahkan untuk menghormati Date Masamune yang telah berjasa

dalam membangun kota Sendai.

Yamaboko berasal dari kata yama dan hoko. Yama yaitu kereta hias yang memuat

patung-patung dalam ukuran manusia yang melambangkan tokoh-tokoh sejarah maupun

mitologi. Hoko yaitu kereta hias yang mempunyai roda-roda raksasa.

Page 5: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

24

Gambar 3.4 : Yamaboko

Sumber : Shinto Japan’s Spiritual Roots

Menurut Ozawa (1999 : 114), yamaboko digunakan untuk menghalau iblis yang

bertanggung jawab atas penyebab wabah dan bencana alam lainnya.

Menurut analisis saya, dalam Masamunekou Yamaboko terdapat pengaruh Shinto

karena yamaboko ini dipersembahkan untuk Date Masamune yang dianggap pahlawan

karena telah berjasa dalam membangun kota Sendai, yang kemudian dihormati sebagai

kami. Dalam Shinto, arwah nenek moyang dan para pahlawan dihormati sebagai kami.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Ono (1998 : 7), yang mengatakan bahwa di antara

objek dan fenomena yang telah ada pada zaman dahulu, yang dikatakan sebagai kami

adalah kualitas pertumbuhan, kesuburan dan produktivitas; fenomena alam, seperti angin

dan guntur; objek alam, seperti matahari, gunung, sungai, pohon dan batu karang;

Page 6: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

25

beberapa binatang dan roh-roh leluhur, seperti roh kaisar, roh keluarga bangsawan dan

roh pahlawan nasional.

Gambar 3.5 : Masamunekou Yamaboko

Sumber : http://www.aoba-matsuri.com/2007/img/1001s.jpg

3.3.2. Analisis Pengaruh Shinto pada Masamunekou Kabuto Yamaboko dalam

Aoba Matsuri

Masamunekou Kabuto Yamaboko adalah yamaboko urutan kedua dalam parade.

Yamaboko ini panjangnya 6,3 meter dan tingginya 5 meter. Pada yamaboko ini terdapat

patung Date Masamune yang berwujud dari kepala sampai dada. Tinggi dari patung ini

yaitu 7 meter. Patung ini terbuat dari baja. Hal ini sesuai dengan namanya yaitu

Masamunekou Kabuto Yamaboko. Kabuto disini berarti topi baja, karena Date

Masamune dulunya sering memakai topi baja. Date Masamune adalah seorang samurai

dari periode Azuchi- Momoyama sampai awal periode Edo. Dia merupakan ahli waris

dari daimyo terkuat di daerah Tohoku, dia juga menjadikan kota Sendai sebagai kota

yang modern. Dia merupakan seorang ahli taktik dan membuat gayanya sendiri dengan

Page 7: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

26

penutup matanya dan dipanggil dengan sebutan dokuganryu atau naga bermata satu.

Date Masamune adalah anak tertua dari Date Terumune. Pada tahun 1584 di umur 18

tahun, Date Masamune menjadi pengganti ayahnya yang pensiun sebagai daimyo. Date

Masamune lebih dikenal daripada daimyo lainnya, hal ini karena dia memakai helm

perang dengan hiasan bulan sabit yang menandakan keganasan dan kekejamannya.

Semasa kecil, dia kehilangan mata kanannya karena penyakit mata yang parah dan

mengharuskan organ matanya diambil.

Gambar 3.6 : Date Masamune Kabuto

Sumber : http://www.oriental-weaponry.co.uk/acatalog/HW2088Close-date-

masamune-helmet.jpg

Yamaboko ini dipersembahkan untuk Date Masamune dan istrinya, yaitu Date

Megohime. Di dalam yamaboko ini juga terdapat seorang gadis berusia 12 tahun yang

berperan sebagai Megohime, karena pada waktu umur 12 tahun Megohime menikah

dengan Date Masamune. Klan Date telah membangun aliansi dengan klan tetangga

dengan cara menikahkan keluarganya dengan keluarga lain. Oleh karena itu Date

Page 8: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

27

Masamune dinikahkan dengan Megohime. Pada yamaboko ini terdapat juga lambang

klan Date.

Menurut analisis saya, terdapat pengaruh Shinto dalam Masamunekou Kabuto

Yamaboko. Pada Masamunekou Kabuto Yamaboko terdapat patung Date Masamune

yang berwujud dari kepala sampai dada. Dalam Shinto, patung merupakan benda yang

digunakan untuk menghormati kami. Hal ini sesuai dengan perkataan Ono (1998 : 34),

yang mengatakan bahwa dalam Shinto, patung merupakan salah satu benda yang

digunakan untuk menghormati kami. Biasanya patung dari pahlawan lokal atau beberapa

tokoh terkemuka yang berhubungan dengan masyarakat setempat.

Gambar 3.7 : Masamunekou Kabuto Yamaboko

Sumber : http://piakitten.hp.infoseek.co.jp/aoba.html

3.3.3. Analisis Pengaruh Shinto pada Goshinsen Yamaboko dalam Aoba Matsuri

Goshinsen Yamaboko adalah yamaboko urutan ketiga dalam parade. Yamaboko ini

panjangnya 6,4 meter dan tingginya 5,5 meter. Yamaboko ini bentuknya seperti kapal

Page 9: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

28

laut dan yamaboko ini dipersembahkan untuk tujuh dewa keberuntungan (Shichifukujin).

Pada yamaboko ini terdapat orang-orang yang bergaya seperti Shichifukujin (tujuh dewa

keberuntungan).

Menurut Frances (1999), Shichifukujin adalah sekelompok dewa yang paling

populer di puja di Jepang. Masyarakat kota Sendai juga memuja Shichifukujin. Dewa ini

terdiri dari dewa-dewa yang berasal dari India, Cina dan Jepang. Shichi berarti tujuh,

fuku berarti keberuntungan dan jin berarti dewa. Jadi Shichifukujin berarti tujuh dewa

keberuntungan. Kecuali satu dewa (Ebisu), yang lainnya bukan berasal dari Jepang, tiga

dari mereka berasal dari India (Daikokuten, Bishamonten dan Benzaiten) dan tiga dari

Cina (Hotei, Jurojin dan Fukurokuju). Ke tujuh dewa ini memberikan kesejahteraan,

kemakmuran dan keinginan dari semua orang yang datang memujanya. Shichifukujin

masuk ke Jepang pada abad ke-14 (zaman Muromachi) dan menjadi populer di Jepang

pada abad ke-17 (zaman Edo).

Gambar 3.8 : Shichifukujin

Ebisu Daikokuten Bishamonten

Benzaiten Fukurokuju Jurojin

Page 10: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

29

Hotei

Sumber : http://home.inter.net/eds/oldtokyo/shichifukujin.html

Menurut analisis saya, terdapat pengaruh Shinto dalam Goshinsen Yamaboko,

karena yamaboko ini dipersembahkan untuk tujuh dewa keberuntungan (Shichifukujin).

Shichifukujin merupakan dewa Shinto. Hal ini sesuai dengan konsep dasar Shinto adalah

kepercayaan terhadap kedewaan, maka di dalam Shinto juga terdapat dunia para dewa.

Dewa-dewa yang berada di dunia adalah dewa-dewa yang dipuja oleh para pengikut

Shinto. Menurut Honda (2006 : 148), beberapa di antara dewa-dewa Shinto tersebut

adalah Shichifukujin (tujuh dewa keberuntungan), yang di dalamnya termasuk :

1. Ebisu (恵比須), yaitu dewa kemakmuran.

2. Daikokuten (大黒天), yaitu dewa kekayaan.

3. Benzaiten (弁財天), yaitu dewa kesusastraan, kesenian dan ilmu pengetahuan.

4. Bishamonten (毘沙門天), yaitu dewa keberuntungan.

5. Hotei (布袋), yaitu dewa kebahagiaan.

6. Fukurokuju (福禄寿), yaitu dewa umur panjang.

Page 11: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

30

7. Jurojin (寿老人), yaitu dewa kebijaksanaan.

Menurut Picken (1994 : 120), Shichifukujin (tujuh dewa keberuntungan) berlayar

dengan menggunakan kapal harta karun Takarabune. Di dalam kapal itu berisi topi yang

membuat orang menjadi tidak kelihatan dan tas uang yang tidak akan pernah kosong.

Gambar 3.9 : Goshinsen Yamaboko

Sumber : http://dobashi.jp/machikado/images/245.jpg 3.3.4. Analisis Pengaruh Shinto pada Karajishi Yamaboko dalam Aoba Matsuri

Karajishi Yamaboko adalah yamaboko urutan keempat dalam parade. Yamaboko

ini panjangnya 6,4 meter dan tingginya 5,3 meter. Karajishi berarti patung singa atau

disebut juga komainu (anjing koma). Di Jepang, patung singa awalnya diletakkan di

istana kaisar. Sewaktu baru dikenal di Jepang, patung singa disebut shishi komainu.

Shishi yang mulutnya terbuka diletakkan di sebelah kiri, sedangkan komainu yang

mulutnya tertutup diletakkan di sebelah kanan. Karajishi masuk ke Jepang pada abad ke-

7. Pada yamaboko ini terdapat karajishi, yaitu patung singa.

Page 12: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

31

Gambar 3.10 : Karajishi

Sumber : http://eos.kokugakuin.ac.jp/modules/xwords/entry.php?entryID=259

Menurut analisis saya, pada Karajishi Yamaboko terdapat pengaruh Shinto, karena

pada yamaboko ini terdapat Karajishi, yakni patung singa. Dalam Shinto, patung singa

diletakkan di depan pintu masuk kuil. Patung singa ini digunakan untuk menakuti roh

jahat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ono (1998 : 33), yang mengatakan bahwa di

pintu masuk kuil Shinto biasanya dijaga oleh sepasang patung singa dan anjing. Patung

singa yang sebelah kiri mulutnya terbuka, sedangkan patung anjing yang di sebelah

kanan mulutnya tertutup. Patung ini ditaruh di depan pintu kuil untuk menakuti roh jahat.

Menurut Schumacher (1995), dalam Shinto dikatakan bahwa karajishi digunakan untuk

mengusir roh jahat. Karajishi secara kebiasaan ditempatkan di dekat seorang bayi yang

baru lahir karena kekuatan gaib singa dipercaya dapat melindungi anak bayi tersebut

dari roh-roh jahat dan kemalangan.

Page 13: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

32

Gambar 3.11 : Karajishi Yamaboko

Sumber : http://homepage2.nifty.com/ku0926/maturi/mat0121.htm

3.3.5. Analisis Pengaruh Shinto pada Odai Yamaboko dalam Aoba Matsuri

Odai Yamaboko adalah yamaboko urutan kelima dalam parade. Yamaboko ini

panjangnya 6,35 meter dan tingginya 5,5 meter. Kata odai (大鯛 ) berasal dari kanji

ookii (大 ) yang berarti besar dan kanji tai (鯛 ) yang berarti ikan kakap merah. Jadi

oodai berarti ikan kakap merah yang besar. Odai Yamaboko adalah yamaboko yang

ditujukan sebagai permohonan kepada kami agar kebahagiaan terus berlanjut. Pada

yamaboko ini terdapat patung ikan tai dan jala. Di sekitar jala terdapat banyak gambar

kuda yang digambar pada sebuah lembaran kayu yang berbentuk segi lima, yang disebut

dengan ema.

Gambar 3.12 : ikan tai

Page 14: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

33

Sumber : http://piakitten.hp.infoseek.co.jp/aoba.html Menurut analisis saya, terdapat pengaruh Shinto dalam Odai Yamaboko. Dalam

Odai Yamaboko terdapat patung ikan tai. Patung ikan pada Odai Yamaboko sama

dengan ikan yang dibawa oleh dewa Ebisu, yaitu ikan tai. Menurut Honda (2006 : 148),

beberapa di antara dewa-dewa Shinto tersebut adalah Shichifukujin (tujuh dewa

keberuntungan), yang di dalamnya termasuk Ebisu (恵比須). Menurut Tanaka (1997 :

325), ikan tai melambangkan kebahagiaan dan kemakmuran. Biasanya digunakan pada

saat acara-acara yang membahagiakan, seperti pernikahan.

Gambar 3.13 : Ema

Sumber : http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://upload.wikimedia.org

Ema merupakan salah satu benda yang dianggap penting dalam Shinto. Menurut

Picken (1994 : 183), satu lagi yang utama dari kuil, yaitu lembaran kayu yang

didalamnya ditulis permohonan atau doa. Lembaran kayu ini disebut dengan ema, yang

berarti gambar kuda. Dahulu, kuda merupakan persembahan tradisional untuk kami. Saat

ini, sebagai penggantinya di kuil dijual ema.

Page 15: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

34

Gambar 3.14 : Odai Yamaboko

Sumber : http://piakitten.hp.infoseek.co.jp/aoba.html

3.3.6. Analisis Pengaruh Shinto pada Ebisu Yamaboko dalam Aoba Matsuri

Ebisu Yamaboko adalah yamaboko urutan keenam dalam parade. Yamaboko ini

panjangnya 6,35 meter dan tingginya 5,4 meter. Ebisu Yamaboko adalah yamaboko yang

namanya diambil dari nama salah satu dewa dalam Shichifukujin (tujuh dewa

keberuntungan), yaitu dewa Ebisu dan yamaboko ini dipersembahkan untuk

menghormati dewa Ebisu. Pada yamaboko ini terdapat patung dewa Ebisu. Patung dewa

Ebisu pada Ebisu Yamaboko digambarkan dengan menggunakan kimono, celana lebar

atau hakama dan sebuah topi tinggi yang terlipat setengah yang disebut dengan kazaori

eboshi. Selain itu dia juga memegang alat pancing ikan atau kail di tangan kanannya dan

membawa seekor ikan tai di tangan kirinya.

Page 16: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

35

Gambar 3.15 : Dewa Ebisu

Sumber : http://photos22.flickr.com/33884190_b28c9326d4_b.jpg

Menurut analisis saya, terdapat pengaruh Shinto pada Ebisu Yamaboko dalam

Aoba Matsuri, yakni terdapatnya patung dewa Ebisu dalam yamaboko tersebut. Dewa

Ebisu adalah dewa Shinto yang dipercaya sebagai dewa kemakmuran yang membawa

berkat-berkatnya dari laut. Oleh sebab itu Ebisu digambarkan memegang alat pancing

ikan atau kail di tangan kanannya dan membawa seekor ikan tai di tangan kirinya. Hal

ini sesuai dengan pernyataan Honda (2006 : 148), beberapa di antara dewa-dewa Shinto

tersebut adalah Shichifukujin (tujuh dewa keberuntungan), yang di dalamnya termasuk

Ebisu (恵比須). Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Picken (1994 : 119- 120), yang

mengatakan bahwa dewa Ebisu adalah satu-satunya dewa dari ketujuh dewa yang ada

dalam Shichifukujin yang berasal dari Jepang. Dewa Ebisu sangat populer sebagai dewa

Page 17: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

36

kemakmuran yang membawa berkat-berkatnya dari laut. Dalam Shinto, Ebisu sama

dengan Kotoshironushi no mikoto. Ebisu pada umumnya digambarkan memegang alat

pancing ikan atau kail di tangan kanannya dan membawa seekor ikan tai di tangan

kirinya.

Gambar 3.16 : Ebisu Yamaboko

Sumber : http://piakitten.hp.infoseek.co.jp/aoba.html

3.3.7. Analisis Pengaruh Shinto pada Daikokuten Yamaboko dalam Aoba Matsuri

Daikokuten Yamaboko adalah yamaboko urutan ketujuh dalam parade. Yamaboko

ini panjangnya 6,35 meter dan tingginya 5,2 meter. Daikokuten Yamaboko adalah

yamaboko yang namanya diambil dari nama salah satu dewa dalam Shichifukujin, yaitu

dewa Daikokuten dan yamaboko ini dipersembahkan untuk menghormati dewa

Daikokuten. Pada yamaboko ini terdapat patung dewa Daikokuten. Patung dewa

Daikokuten pada Daikokuten Yamaboko digambarkan bertubuh gemuk dan berwajah

tersenyum. Dia digambarkan sedang berdiri atau duduk di atas dua karung beras dan

memegang sebuah palu kayu ajaib pengabul keinginan yang disebut uchide no kozuchi

Page 18: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

37

di tangan kanannya dan membawa tas karung besar yang berisi harta yang digantungkan

di pundak kirinya.

Gambar 3.17 : Dewa Daikokuten

Sumber : http://sentabi.da-te.jp/c545_1.html

Menurut analisis saya, terdapat pengaruh Shinto pada Daikokuten Yamaboko dalam

Aoba Matsuri, yakni terdapatnya patung dewa Daikokuten dalam yamaboko tersebut.

Dewa Daikokuten adalah dewa Shinto yang dipercaya sebagai dewa kekayaan dan

merupakan salah satu dari tujuh dewa keberuntungan (Shichifukujin) dalam Shinto. Oleh

sebab itu Daikokuten digambarkan sedang berdiri atau duduk di atas dua karung beras

dan memegang sebuah palu kayu ajaib pengabul keinginan yang disebut uchide no

kozuchi di tangan kanannya dan membawa tas karung besar yang berisi harta yang

digantungkan di pundak kirinya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Honda (2006 : 148),

yang mengatakan bahwa beberapa di antara dewa-dewa Shinto tersebut adalah

Shichifukujin (tujuh dewa keberuntungan), yang di dalamnya termasuk Daikokuten (大

Page 19: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

38

黒天). Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Picken (1994 : 120), yang mengatakan

bahwa Daikokuten adalah salah satu dari tiga dewa yang berasal dari India yang terdapat

dalam Shichifukujin. Dalam Shinto, Daikokuten sama dengan Okuninushi no Mikoto.

Daikokuten biasanya digambarkan bertubuh gemuk dan berwajah tersenyum. Dia

digambarkan sedang berdiri atau duduk di atas dua karung beras dan memegang sebuah

palu kayu ajaib pengabul di tangan kanannya dan membawa tas karung besar yang berisi

harta yang digantungkan di pundak kirinya. Dewa Daikokuten merupakan dewa

kekayaan.

Gambar 3.18 : Daikokuten Yamaboko

Sumber : http://sentabi.da-te.jp/c545_1.html

3.3.8. Analisis Pengaruh Shinto pada Shichifuku Odaiko Yamaboko dalam Aoba

Matsuri

Shichifuku Odaiko Yamaboko adalah yamaboko urutan kedelapan dalam parade.

Yamaboko ini panjangnya 6,4 meter dan tingginya 5,4 meter. Odaiko (大太鼓) berasal

Page 20: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

39

dari kanji ookii (大) yang berarti besar dan kanji taiko (太鼓) yang berarti genderang

besar. Sesuai dengan namanya, pada yamaboko ini terdapat taiko. Diameter dari taiko ini

adalah 2,2 meter. Taiko adalah genderang besar. Pada zaman dahulu, ada kebiasaan

memberitahu waktu melalui genderang besar di dada. Yamaboko ini memelihara tradisi

tersebut. Yamaboko ini diarak-arak untuk membagi keberuntungan pada orang-orang.

Gambar 3.19 : Taiko

Sumber : http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://bp1.blogger.com

Menurut analisis saya, terdapat pengaruh Shinto pada Shichifuku Odaiko

Yamaboko, yakni adanya sebuah taiko sebagai salah satu bentuk persembahan untuk

menghibur kami. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sudjianto (2002 : 107), yang

mengatakan bahwa alat musik taiko berasal dari Cina, di Jepang pada mulanya

dimainkan oleh para petani dan nelayan sebagai media untuk memanjatkan doa agar

memperoleh hasil panen atau hasil nelayan dengan baik, atau dimainkan untuk

Page 21: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

40

menenangkan arwah nenek moyang mereka. Menurut Picken (1994 : 183), Dalam Shinto,

taiko diletakkan di semua kuil dan bunyi dari taiko merupakan tanda dimulainya ritual.

Gambar 3.20 : Shichifuku Odaiko Yamaboko

Sumber : http://piakitten.hp.infoseek.co.jp/aoba.html

3.3.9. Analisis Pengaruh Shinto pada Aobagoma Yamaboko dalam Aoba Matsuri

Aobagoma Yamaboko adalah yamaboko urutan kesembilan dalam parade.

Yamaboko ini panjangnya 6,4 meter dan tingginya 5,3 meter. Pada yamaboko ini

terdapat patung miharu goma, yakni patung kuda. Pada waktu zaman Nara sampai

dengan zaman Heian terdapat festival yang bertujuan untuk memilih kuda terbaik dan

mempersembahkannya ke istana.

Menurut Munsterberg (2000 : 95), Miharu goma adalah kuda kayu yang berasal

dari daerah Tohoku. Miharu goma digunakan sebagai jimat yang dipercaya saat anak

kecil bermain dengan kuda tersebut, mereka tidak akan jatuh sakit dan anak yang lemah

akan memperoleh kekuatan.

Page 22: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

41

Gambar 3.21 : Miharu goma

Sumber : http://piakitten.hp.infoseek.co.jp/aoba.html

Menurut analisis saya, terdapat pengaruh Shinto dalam Aobagoma Yamaboko,

karena pada Aobagoma Yamaboko terdapat patung miharu goma, yakni patung kuda. Di

dalam Shinto, kuda merupakan salah satu binatang yang dianggap suci. Menurut Picken

(1994 : 183), dahulu kala, kuda biasanya dipersembahkan sebagai persembahan

tradisional untuk kami. Menurut Ono (1998 : 33), patung kuda merupakan simbol dari

kuda tunggangan kami.

Gambar 3.22 : Aobagoma Yamaboko

Sumber : http://piakitten.hp.infoseek.co.jp/aoba.html 3.3.10. Analisis Pengaruh Shinto pada Miyabi Yamaboko dalam Aoba Matsuri

Miyabi Yamaboko adalah yamaboko urutan kesepuluh dalam parade. Yamaboko ini

panjangnya 6,35 meter dan tingginya 5,5 meter. Miyabi Yamaboko adalah yamaboko

Page 23: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

42

yang dibuat seperti kuil Osaki Hachimangu. Miyabi berasal dari kanji ga (雅) yang

berarti keindahan atau kemewahan. Oleh karena itu, Yamaboko ini dibuat dengan indah

dan megah. Yamaboko ini merupakan salah satu persembahan untuk kami.

Kuil Osaki Hachimangu dibangun oleh Date Masamune pada tahun 1607. Kuil

Osaki Hachimangu di bangun di kota Sendai. Sekarang kuil Osaki Hachimangu menjadi

harta benda nasional Jepang. Kuil Osaki Hachimangu baru-baru ini dipugar dan

diperbaharui strukturnya. Aula dari kuil ini di cat dengan warna hitam, emas dan orange.

Gambar 3.23 : Kuil Osaki Hachimangu

Sumber : http://www.SendaiTravelOsakiHachimanguShrine.mht

Menurut analisis saya, terdapat pengaruh Shinto dalam Miyabi Yamaboko, yakni

Miyabi Yamaboko dibuat menyerupai kuil Osaki Hachimangu yang merupakan kuil

Shinto. Kuil Osaki Hachimangu dibangun oleh Date Masamune. Yamaboko ini

dipersembahkan untuk menghormati Date Masamune, karena Date Masamune adalah

orang yang telah membangun kuil Osaki Hachimangu. Bagi masyarakat kota Sendai,

Date Masamune dianggap sebagai kami, karena jasa-jasanya terhadap kota Sendai. Hal

Page 24: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

43

ini sesuai dengan pernyataan Ono (1998 : 7), yang mengatakan bahwa di antara objek

dan fenomena yang telah ada pada zaman dahulu, yang dikatakan sebagai kami adalah

kualitas pertumbuhan, kesuburan dan produktivitas ; fenomena alam, seperti angin dan

guntur; objek alam, seperti matahari, gunung, sungai, pohon dan batu karang; beberapa

binatang dan roh-roh leluhur, seperti roh kaisar, roh keluarga bangsawan dan roh

pahlawan nasional.

Gambar 3.24 : Miyabi Yamaboko

Sumber : http://www.travelblog.org/Photos/2329827.html

3.3.11. Analisis Pengaruh Shinto pada Hayashi Yamaboko dalam Aoba Matsuri

Hayashi Yamaboko adalah yamaboko urutan terakhir, yaitu urutan kesebelas.

Yamaboko ini panjangnya 6,35 meter dan tingginya 5,7 meter. Yamaboko ini adalah

yamaboko dengan iringan musik yang ramai. Hal ini sesuai dengan namanya, yaitu

Page 25: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

44

hayashi yang berarti iringan musik yang ramai. Pada yamaboko ini tidak hanya terdapat

iringan musik saja, melainkan terdapat juga kagura (tarian-tarian suci), drama (Noh) dan

nyanyian. Parade yamaboko dalam Aoba Matsuri bertujuan untuk menghormati Date

Masamune (orang yang berjasa dalam pembangunan kota Sendai) sebagai kami. Date

Masamune adalah budayawan yang menghargai seni.

Gambar 3.25 : Hayashi Yamaboko

Sumber : http://homepage2.nifty.com/ku0926/maturi/mat0121.htm

Menurut analisis saya, terdapat pengaruh Shinto dalam Hayashi Yamaboko, yakni

terdapatnya iringan musik dan kagura serta drama dan nyanyian sebagai bentuk hiburan

yang bertujuan untuk dipersembahkan kepada kami. Dalam Shinto berbagai bentuk

hiburan dilakukan untuk dipersembahkan kepada kami. Hal ini sesuai dengan yang

dikatakan Ono (1998 : 55), berbagai bentuk dari pertunjukkan, seperti tarian, drama, seni

memanah dan gulat, adalah beberapa kegiatan yang dilakukan untuk menghormati dan

menyembah kami.

Page 26: Bab 3 Analisis Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00324-JP Bab 3.pdf20 Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh Shinto dalam Aoba

45

Menurut Ono (1998 : 83), bahwa berbagai bentuk hiburan yang diadakan di kuil

Shinto antara lain tarian-tarian suci (kagura), musik klasik (gagaku), nyanyian, tarian-

tarian klasik (bugaku) dan drama (noh).

Menurut Picken (1994 : 178), kagura merupakan tarian Jepang klasik yang

dimainkan oleh gadis kuil (miko). Tarian mempunyai tempat yang sangat penting dalam

Shinto, tarian itu merupakan tarian yang membuat Amaterasu keluar dari gua. Tarian ini

dilakukan untuk membuat dewa senang. Sedangkan bugaku merupakan aliran lain dari

tarian Jepang klasik dengan musik spesial. Biasanya bugaku sering diadakan di kuil.

Cerita dari drama noh merupakan akar dalam Shinto. Dalam drama noh, kami

digambarkan dalam berbagai macam syair kepahlawanan.