pemerintah kabupaten demak dinas sosial...
TRANSCRIPT
PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK
DINAS SOSIAL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK
JL. KYAI SINGKIL NO. 42/TELP.FAX (0291) 685745 DEMAK
i
KATA PENGANTAR
engan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa atas rahmat dan Karunianya, kami telah dapat
menyelesaikan penyusuan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKj IP) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Tahun 2017. LKj IP Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Tahun 2017 merupakan bentuk komitmen nyata Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam
mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah
(SAKIP) yang baik sebagai mana diamanatkan dalam PP Nomor 8 tahun 2006
tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah yang diatur
kemudian dalam Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan secara teknis diatur dalam
Peraturan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
LKj IP adalah wujud pertanggungjawaban pejabat publik kepada
masyarakat tentang kinerja lembaga pemerintah selama satu tahun anggaran.
Proses kinerja Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak telah diukur, dievaluasi, dianalisis dan dijabarkan dalam bentuk LKj IP
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Tujuan penyusunan LKj IP adalah untuk menggambarkan penerapan
Rencana Strategis (Renstra) dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
organisasi di masing-masing perangkat daerah, serta keberhasilan capaian
sasaran saat ini untuk percepatan dalam meningkatkan kualitas capaian
kinerja yang diharapkan pada tahun yang akan datang. Melalui penyusunan
LKj IP juga dapat memberikan gambaran penerapan prinsip-prinsip good
governance, yaitu dalam rangka terwujudnya transpransi dan akuntabilitas di
lingukungan pemerintah.
D
ii
Demikian LKj IP ini kami susun semoga dapat digunakan sebagai
bahan bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya untuk peningkatan
kinerja di masa mendatang
Demak, 30 Januari 2018
KEPALA DINAS
SOSIAL, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
KABUPATEN DEMAK
Dra. LESTARI HANDAYANI, M.Si
Pembina Utama Muda NIP. 19580524 198603 2 006
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................ i
Daftar Isi ......................................................................... iii
Bab I Pendahuluan ............................................................ 1
A. Gambaran Umum Organisasi ............................... 1
B. Fungsi Strategis Dinas ......................................... 6
C. Permasalahan Utama yang dihadapi Dinas .......... 7
Bab II Perencanaan Kinerja ............................................... 8
A. Rencana Strategis ………………………………………. 8
B. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2017 ...... 12
C. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2017 ...................... 13
Bab III Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017 ............................ 21
A. Capaian Kinerja Organisasi .................................. 21
B. Realisasi Anggaran ................................................ 50
Bab IV Penutup .................................................................... 54
A. Tinjauan Umum Keberhasilan Dinas .................... 54
B. Strategi untuk Peningkatan Kinerja di Masa Datang 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 5 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten
Demak, bahwa Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Kabupaten Demak merupakan unsur pelaksana Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah di bidang sosial dan
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang berkedudukan
dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Susunan Organisasi, Kedudukan Tugas dan fungsi serta Tata Kerja Dinas
Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten
Demak selanjutnya diatur dalam Peraturan Bupati Demak Nomor 43 Tahun
2016 tentang Susunan Organisasi, Kedudukan Tugas dan fungsi serta Tata
Kerja Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Demak. Adapun Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak mempunyai Tugas membantu Bupati melaksanakan
fungsi pelaksana Urusan Pemerintahan di bidang Sosial, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak yang menjadi kewenangan Daerah.
Untuk melaksanakan Tugas sebagaimana dimaksud di atas, Dinas
Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mempunyai
fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis bidang sosial, pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis bidang sosial, pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang sosial, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak;
d. Pelaksanaan administrasi dinas bidang sosial, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak;
BAB I
2
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait tugas dan
fungsinya.
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Demak beralamat di Jl. Kyai Singkil No. 42 Demak dengan
nomor Fax /Telpon (0291) 685745.
Adapun Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Kabupaten Demak dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
didukung oleh PNS sebagai berikut :
Susunan Organisasi Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Demak terdiri dari :
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat yang membawahkan:
1. Sub Bagian Program;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
c. Bidang Perlindungan dan Jaminan sosial yang membawahkan:
1. Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana;
2. Seksi Jaminan Sosial.
d. Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin yang
membawahkan:
1. Seksi Pemberdayaan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial;
2. Seksi Kepahlawanan, Kesetiakawanan dan Pengelolaan Sumber
Dana Kesejahteraan Sosial;
3. Seksi Penanganan Fakir Miskin.
e. Bidang Rehabilitasi sosial yang membawahkan:
1. Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas;
2. Seksi Rehabilitasi Sosial Anak, Lanjut Usia dan Tuna Sosial.
f. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang
membawahkan:
1. Seksi Kualitas Hidup Perempuan dan Keluarga;
2. Seksi Perlindungan Perempuan dan Anak;
3. Seksi Kualitas Hidup Anak.
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas.
h. Kelompok jabatan fungsional.
3
Adapun Struktur Organisasi Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak Kabupaten Demak dapat digambarkan sebagai
berikut :
4
DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, DAN PERLINDUNGAN ANAK
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAGIAN PROGRAM
SUB BAGIAN KEUANGAN
SEKRETARIS
SUB BAGIAN UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL
DAN PENANGANAN FAKIR MISKIN
SEKSI PEMBERDAYAAN POTENSI DAN SUMBER KESEJAHTERAAN
SOSIAL
SEKSI PENANGANAN FAKIR
MISKIN
SEKSI KEPAHLAWANAN, KESETIAKAWANAN SOSIAL, DAN
PENGELOLAAN SUMBER DANA KESEJAHTERAAN SOSIAL
BIDANG REHABILITASI SOSIAL
SEKSI REHABILITASI SOSIAL
PENYANDANG DISABILITAS
SEKSI REHABILITASI SOSIAL ANAK, LANJUT USIA, DAN TUNA
SOSIAL
BIDANG PERLINDUNGAN DAN
JAMINAN SOSIAL
SEKSI PERLINDUNGAN SOSIAL
KORBAN BENCANA
SEKSI JAMINAN SOSIAL
BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
SEKSI KUALITAS HIDUP
PEREMPUAN DAN KELUARGA
SEKSI KUALITAS HIDUP ANAK
SEKSI PERLINDUNGAN
PEREMPUAN DAN ANAK
KEPALA DINAS SOSIAL,
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, DAN PERLINDUNGAN ANAK
U P T D
5
Sumber daya manusia Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Demak per 29 Desember 2017, dapat dirinci
sebagai berikut :
No, URAIAN JUMLAH PEGAWAI
1 2 3
1. Pegawai berdasarkan Kualifikasi
Pendidikan
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Sarjaana Muda (D I – D III)
e. S1 dan D IV
f. S2
-
1
19
2
11
7
Jumlah 40
2. Pegawai berdasarkan Pangkat/Golongan
a. Golongan I
b. Golongan II
c. Golongan III
d. Golongan IV
e. Honorer
1
7
24
8
18
Jumlah 58
3. Pegawai berdasarkan Jabatan
a. Eselon I
b. Eselon II
c. Eselon III
d. Eselon IV
e. Staf
0
1
4
17
18
Jumlah 40
4. Pejabat Fungsional 1
Jumlah 1
6
Sementara untuk mendukung tugas fungsi tersebut Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak memiliki sarana dan
prasarana terdiri dari :
No. JENIS SARANA DAN PRASARANA JUMLAH
1 2 3
1. Tanah 3 bidang
2. Peralatan dan Mesin :
Alat-alat Angkutan
Alat-alat bengkel
Alat-alat Kantor dan Rumah
tangga
Alat-alat studio dan komunikasi
48 unit
15 unit
456 unit
18 unit
3. Gedung dan Bangunan 19 unit
Jumlah 563
B. Fungsi Strategis Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
Berdasarkan pada tugas dan fungsi Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Demak dimaksud, maka
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak secara
umum memiliki Fungsi strategis yaitu : Meningkatkan taraf kesejahteraan
masyarakat, khususnya bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) dan masyarakat tidak mampu yang berkaitan dengan kemiskinan,
keterlantaran baik anak maupun lanjut usia, kecacatan/Penyandang
Disabilitas, ketuna sosial, bencana alam/sosial, korban tindak kekerasan
serta menurunkan angka kekerasan terhadap anak dan perempuan,
meningkatnya kualitas kehidupan serta perlindungan hukum terhadap
perempuan dan anak.
7
Secara singkat Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Demak memiliki mandat yang harus
dipertanggung jawabkan dalam kaitannya penggunaan sumber daya, yaitu:
1. Meningkatkan pendidikan dan ketrampilan bagi Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Perempuan
2. Menurunkan angka Kemiskinan, populasi Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS), menurunnya kasus kekerasan terhadap
anak dan perempuan
3. Meningkatkan Perlindungan dan Kesejahteraan bagi PMKS serta
perlindungan hokum terhadap anak dan perempuan.
C. Permasalahan Utama yang dihadapi Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak
Adapun permasalahan utama Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Demak yang harus
diselesaikan dalam rangka memberikan pelayanan di bidang Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kabupaten Demak,
secara singkat dapat dirinci sebagai berikut :
a. Tingginya angka Kemiskinan, populasi Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
b. Terbatasnya sarana dalam penanganan PMKS
c. Masih ada tingkat ketergantungan PMKS dan PSKS
d. Belum optimalnya Potensi Sosial Kesejahteraan Sosial (PSKS) untuk
mendukung penanganan PMKS
e. Belum optimalnya kesetaraan dan keadilan gender dalam
pembangunan, ditandai dengan capaian IPG, IDG;
f. Kekerasan terhadap perempuan dan anak semakin meningkat;
g. Jabatan publik perempuan di eksekutif dan legislatif masih rendah;
h. Belum optimalnya pemenuhan hak anak, terlihat dari pencapaian
Kabupaten Layak Anak.
8
PERENCANAAN KINERJA
elaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah
Daerah bersama-sama dengan para pemangku kepentingan
(stakeholder) memerlukan perencanaan baik jangka
panjang, menengah maupun pendek agar dapat berjalan pada jalur yang
tepat.
A. RENCANA STRATEGIS
Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang
Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, didalam Pasal 272
ayat (1) Perangkat Daerah menyusun Rencana Strategis dengan
berpedoman pada RPJMD.
Renstra adalah dokumen yang disusun oleh Organisasi Perangkat
Daerah sebagai landasan dalam melaksanakan program dan kegiatan
selama lima tahun. Renstra Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Demak tahun 2016-2021, disusun sebagai
dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah (5 tahun), yang
memuat Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan yang
mengacu pada tugas dan fungsi yang diselaraskan dengan Program
Prioritas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam RPJMD
Kabupaten Demak Tahun 2016-2021 dan Organisasi Tata Kerja.
Rencana Strategis Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Tahun 2016–2021 dibuat berdasar pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Demak
Tahun 2016–2021 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Demak Nomor 11 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Demak Tahun 2016–2021, dan
sudah ditetapkan dengan Peraturan Bupati Nomor 66 Tahun 2016.
1. VISI
Dalam penyusunan Rencana Strategis setiap Perangkat Daerah
tidak lagi menyusun visi dan misi perangkat daerah. Sebagai salah satu
P
BAB II
9
unsur perangkat daerah di jajaran Pemerintah Kabupaten Demak,
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Demak menjalankan tugas dalam rangka mewujudkan visi
Kabupaten Demak yang telah tertuang dalam RPJMD Kabupaten
Demak tahun 2016-2021 dengan visinya yaitu “Terwujudnya
Masyarakat Demak yang Agamis, Lebih Sejahtera, Mandiri, Maju,
Kompetitif, Kondusif, Berkepribadian dan Demokratis”.
2. MISI
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Rumusan misi menjadi penting
untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah
kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan
ditempuh untuk mencapai visi. Adapun misi Kabupaten Demak tahun
2016-2021 yaitu:
1. Menjadikan nilai-nilai agama melekat pada setiap kebijakan
pemerintah dan perilaku masyarakat
2. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih bersih, efektif,
efisien, dan akuntabel
3. Meningkatkan kedaulatan pangan dan ekonomi kerakyatan
berbasis potensi lokal serta mengurangi tingkat pengangguran
4. Mengakselerasikan pembangunan infrastruktur strategis,
kewilayahan dan meningkatkan keterpaduan perkembangan kota
dan desa
5. Meningkatkan kualitas Pendidikan dan kesehatan sesuai standar
serta perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan
6. Menciptakan keamanan, ketertiban dan lingkungan yang kondusif
7. Mengembangkan kapasitas pemuda, olahraga, seni-budaya,
meningkatkan keberdayaan perempuan, perlindungan anak dan
mengendalikan pertumbuhan penduduk
8. Mewujudkan kualitas pelayanan Investasi dan meningkatkan
kualitas pelayanan publik.
9. Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup dalam pengelolaan
Sumber daya alam
Dari Visi dan Misi tersebut Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak mengambil peran yaitu pada Misi ke 5 (lima)
10
yaitu Meningkatkan kualitas Pendidikan dan kesehatan sesuai standar
serta perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan dan
Misi ke 7 (tujuh) yaitu Mengembangkan kapasitas pemuda, olahraga,
seni-budaya, meningkatkan keberdayaan perempuan,
perlindungan anak dan mengendalikan pertumbuhan penduduk.
3. Tujuan dan sasaran
Adapun Tujuan dan sasaran Bupati dan Wakil Bupati Demak
terpilih yang sebagai acuan Dinsos P2PA adalah :
Tujuan : Meningkatkan Jaminan dan Perlindungan Sosial
dan penurunan angka kemiskinan
Sasaran 1 : Meningkatnya penanganan PMKS dan
penanggulangan kemiskinan secara terpadu
Tujuan : Meningkatkan keberdayaan masyarakat,
perlindungan perempuan dan anak
Sasaran 1 : Meningkatnya kesetaraan dan keadilan gender dan
anak
Adapun Tujuan dan sasaran yang ingin diwujudkan Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Demak
untuk mencapai Misi Bupati dan Wakil Bupati Demak terpilih
sebagaimana tersebut, adalah :
1. Tujuan : Meningkatkan Jaminan, Rehabilitasi,
Pemberdayaan, dan Perlindungan Sosial bagi
PMKS
Sasaran 1 : Meningkatnya Jaminan Sosial dan perlindungan
Sosial bagi PMKS
Sasaran 2 : Meningkatnya Rehabilitasi Sosial bagi PMKS
Sasaran 3 : Meningkatnya penanganan PMKS dan
penanggulangan kemiskinan secara terpadu
2. Tujuan : Meningkatkan kinerja PSKS dalam penanganaan
PMKS
Sasaran 1 : Meningkatnya kualitas PSKS dalam penanganan
PMKS
3. Tujuan : Menurunkan Resiko Korban bencana pada pra
bencana, tanggap darurat dan pasca bencana
Sasaran 1 : Meningkatnya kualitas penanganan korban
11
bencana
4. Tujuan : Meningkatkan nilai-nilai kepahlawanan dan
kesejahteraan veteran serta keluarga pejuang
Sasaran 1 : Meningkatnya kualitas hidup veteran dan keluarga
pahlawan/pejuang
5. Tujuan : Meningkatkan perlindungan perempuan dari
tindak kekerasan dan TPPO
Sasaran 1 : Meningkatnya pencegahan dan penanganan
perempuan korban kekerasan dan TPPO
6. Tujuan : Meningkatkan kualitas perlindungan terhadap
anak
Sasaran 1 : Meningkatnya pencegahan dan penanganan anak
korban kekerasan anak, serta perlindungan bagi
anak yang memerlukan perlindungan khusus
Sasaran 2 : Meningkatnya kualitas kelembagaan PUG dan
PUHA
7. Tujuan : Meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender
Sasaran 1 : Meningkatnya Implementasi pengaurusutamaan
Gender dalam pembangunan
8. Tujuan : Meningkatkan kualitas pemenuhan hak anak bagi
semua anak
Sasaran 1 : Meningkatnya implementasi Kabupaten Layak
Anak
Berdasarkan Perjanjian Kinerja antara Kepala Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan Bupati Demak
tahun 2017, upaya untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan
terus dilakukan. Guna mewujudkan target kinerja yang telah diperjanjikan
pada tahun 2017, maka Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak telah melaksanakan 17 program 80 kegiatan yang
didukung oleh APBD Kabupaten sebesar Rp. 9.970.094.500,--
Secara singkat gambaran mengenai keterkaitan antara
Tujuan/sasaran, Indikator dan Target Kinerja yang telah disepakati antara
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
dengan Bupati Tahun 2017, secara lengkap dibawah ini :
12
B. Rencana Kinerja Tahunan ( RKT ) Tahun 2017
Penjabaran yang termuat dalam RPJMD Kabupaten Demak
sebagaimana RPJMD lainnya hanya berisikan perencanaan yang global
dengan penjelasan hanya sampai kepada Program. Oleh karenanya
diperlukan perencanaan yang bersifat detail yaitu penjabaran kegiatan.
Perencanaan yang lebih detail tadi disebut dengan Rencana Kerja.
Dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2017 Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Demak
sasaran, indikator dan target yang hendak dicapai adalah sebagaimana
tercantum dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 2.1
Rencana Kinerja Tahunan (Tahun 2017)
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4
1 Meningkatnya Jaminan Sosial dan perlindungan Sosial bagi PMKS
Persentase (%) Fakir Miskin yang mendapatkan perlindungan sosial
30,17%
2 Meningkatnya Rehabilitasi Sosial bagi PMKS
a. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar anak di luar panti
13,13%
b. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar lanjut usia terlantar di luar panti
1,65%
c. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya pengemis dan gelandangan di luar panti
15,06%
d. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas di luar panti
3,31%
e. Persentase (%) Eks penyandang penyakit sosial (eks Narapidana, PSK, Eks
Psikotis dan penyakit Sosial Lainnya) yang telah terbina
26,72%
3 Meningkatnya penanganan PMKS dan penanggulangan kemiskinan secara terpadu
Persentase (%) PMKS yang mendapatkan perlindungan sosial
28,02%
4 Meningkatnya kualitas PSKS dalam penanganan PMKS
a. Persentase lembaga pengumpul sumbangan sosial yang mendapat ijin
1,85%
b. Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi
42 Lembaga
5 Meningkatnya kualitas penanganan korban bencana
a. Persentase (%) perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana bagi korban bencana kab/kota
7,56%
13
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4
b. Persentase (%) korban bencana (alam dan sosial) Kabupaten/ kota yang mendapatkan layanan dukungan psikososial pada saat pasca bencana
100%
6 Meningkatnya kualitas hidup veteran dan keluarga pahlawan/ pejuang
Persentase Veteran, keluarga pahlawan yang mendapat bantuan
30,77%
7 Meningkatnya pencegahan dan penanganan perempuan korban kekerasan dan TPPO
a. Rasio perempuan korban kekerasan termasuk TPPO
0,88
b. Kasus kekerasan terhadap perempuan yang ditangani
23 Kasus
8 Meningkatnya pencegahan dan penanganan anak korban kekerasan anak, serta perlindungan bagi Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus
a. Persentase anak korban kekerasan
0,013
b. Menurunya kasus kekerasan terhadap anak
57 Kasus
c. Anak yang berhadapan dengan hukum
23 Kasus
9 Meningkatnya implementasi Kab/kota layak anak
Tingkat capaian Kabupaten/Kota Layak Anak
635
10 Meningkatnya kualitas kelembagaan PUG dan PUHA
Persentase Kelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA) aktif
38,50%
11 Meningkatnya Implementasi pengaurusutamaan Gender dalam pembangunan
a. Persentase Sumbangan pendapatan perempuan dalam keluarga
36,00%
b. Persentase perempuan di lembaga legislatif
14,00%
c. Persentase perangkat daerah yang menyusun Perencanaan dan Penganggaran Reponsif Gender (PPRG)
57,14%
C. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2017
Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah lembar/dokumen yang
berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada
pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan
program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian
kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara
penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan
tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang
disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun
bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud
akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja
14
yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan
tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap
tahunnya.
Tujuan disusunnya Perjanjian Kinerja adalah :
1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah
untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan
kinerja Aparatur.
2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja
aparatur.
3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan
sanksi.
4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring,
evaluasi dan supervisi atas perkembangan/ kemajuan kinerja
penerima amanah.
5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif,
transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, Kepala Dinas
Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten
Demak pada tahun 2017 telah melakukan Perjanjian Kinerja dengan
Bupati Demak untuk mewujudkan target kinerja sesuai tabel berikut.
Perubahan dalam dokumen perjanjian kinerja Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak disebabkan
pengurangan Dana Alokasi Umum yang diberikan pada Kabupaten/Kota,
sehingga penganggaran program kegiatan perlu dilakukan rasionalisasi,
yaitu :
1. Terjadi pengurangan anggaran / rasionalisasi anggaran di seluruh
SKPD se Kabupaten Demak.
2. Terjadi pergeseran anggaran (disesuaikan dengan prioritas kebutuhan
pendanaan).
Adapun perubahan dimaksud sebagaimana telah ditetapkan
dalam Perjanjian Kinerja (PK) yang telah disepakati antara Kepala Dinas
Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan Bupati
Tahun 2017, yaitu sebagai berikut :
15
Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2017
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4
1 Meningkatnya Jaminan Sosial dan perlindungan Sosial bagi PMKS
Persentase (%) Fakir Miskin yang mendapatkan perlindungan sosial
30,17%
2 Meningkatnya Rehabilitasi Sosial bagi PMKS
a. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar anak di luar panti
13,13%
b. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar lanjut usia terlantar di luar panti
1,65%
c. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya pengemis dan gelandangan di luar panti
15,06%
d. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas di luar panti
3,31%
e. Persentase (%) Eks penyandang penyakit sosial (eks Narapidana, PSK, Eks Psikotis dan penyakit Sosial Lainnya) yang telah terbina
26,72%
3 Meningkatnya penanganan PMKS dan penanggulangan kemiskinan secara terpadu
Persentase (%) PMKS yang mendapatkan perlindungan sosial
28,02%
4 Meningkatnya kualitas PSKS dalam penanganan PMKS
a. Persentase lembaga pengumpul sumbangan sosial yang mendapat ijin
1,85%
b. Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi
42 Lembaga
5 Meningkatnya kualitas penanganan korban bencana
a. Persentase (%) perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana bagi korban bencana kab/kota
7,56%
b. Persentase (%) korban
bencana (alam dan sosial) Kab/kota yang mendapatkan layanan dukungan psikososial pada saat pasca bencana
100%
6 Meningkatnya kualitas hidup veteran dan keluarga pahlawan/pejuang
Persentase Veteran, keluarga pahlawan yang mendapat bantuan
30,77%
7 Meningkatnya pencegahan dan penanganan perempuan korban kekerasan dan TPPO
a. Rasio perempuan korban kekerasan termasuk TPPO
0,88
b. Kasus kekerasan terhadap perempuan yang ditangani
23 Kasus
8 Meningkatnya pencegahan dan penanganan anak korban kekerasan anak, serta perlindungan bagi
a. Persentase anak korban kekerasan
0,013
b. Menurunya kasus kekerasan terhadap anak
57 Kasus
16
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4
Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus
c. Anak yang berhadapan dengan hukum
23 Kasus
9 Meningkatnya implementasi Kab/kota layak anak
Tingkat capaian Kabupaten/Kota Layak Anak
635
10 Meningkatnya kualitas kelembagaan PUG dan PUHA
Persentase Kelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA) aktif
38,50%
11 Meningkatnya Implementasi
pengaurusutamaan Gender dalam pembangunan
a. Persentase Sumbangan pendapatan perempuan dalam
keluarga
36,00%
b. Persentase perempuan di lembaga legislatif
14,00%
c. Persentase perangkat daerah yang menyusun Perencanaan dan Penganggaran Reponsif Gender (PPRG)
57,14%
No. PROGRAM ANGGARAN KETERANGAN
1 Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
Rp 135.000.000 APBD Kabupaten
2 Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Rp 1.557.889.500 APBD Kabupaten
3 Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma
Rp 188.000.000 APBD Kabupaten
4 Pembinaan Panti Asuhan/ Panti Jompo
Rp 461.529.000 APBD Kabupaten
5 Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba, dan Penyakit Sosial Lainnya)
Rp 110.000.000 APBD Kabupaten
6 Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Rp 423.000.000 APBD Kabupaten
7 Peningkatan Jaminan Sosial Rp 600.100.000 APBD Kabupaten
8 Penanganan Korban Bencana Rp 150.000.000 APBD Kabupaten
9 Pengembangan Nilai-nilai Kepahlawanan
Rp 342.500.000 APBD Kabupaten
10 Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
Rp 90.000.000 APBD Kabupaten
11 Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
Rp 469.200.000 APBD Kabupaten
12 Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
Rp 140.000.000 APBD Kabupaten
13 Peningakatn Peran serta dan Kesetaraan jender dalam Pembangunan
Rp 125.000.000 APBD Kabupaten
17
No. PROGRAM ANGGARAN KETERANGAN
14 Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
Rp 135.000.000 APBD Kabupaten
Sedangkan apabila dicermati antara PK dengan PK Perubahan,
maka terdapat perbedaan target dan juga anggarannya yang ditetapkan
sebagai berikut :
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET
Sebelum Perubahan
Setelah Perubahan
1 2 3 4 5
1 Meningkatnya Jaminan Sosial dan perlindungan Sosial bagi PMKS
Persentase (%) Fakir Miskin yang mendapatkan perlindungan sosial
30,17% 30,17%
2 Meningkatnya Rehabilitasi Sosial bagi PMKS
a. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar anak di luar panti
13,13% 13,13%
b. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar lanjut usia terlantar di luar panti
1,65% 1,65%
c. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya pengemis dan gelandangan di luar panti
15,06% 15,06%
d. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas di luar panti
3,31% 3,31%
e. Persentase (%) Eks penyandang penyakit sosial (eks Narapidana, PSK, Eks Psikotis dan penyakit Sosial Lainnya)
yang telah terbina
26,72% 26,72%
3 Meningkatnya penanganan PMKS dan penanggulangan kemiskinan secara terpadu
Persentase (%) PMKS yang mendapatkan perlindungan sosial
28,02% 28,02%
4 Meningkatnya kualitas PSKS dalam penanganan PMKS
a. Persentase lembaga pengumpul sumbangan sosial yg mendapat ijin
1,85% 0,93%
b. Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi
42 Lembaga
42 Lembaga
18
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET
Sebelum Perubahan
Setelah Perubahan
1 2 3 4 5
5 Meningkatnya kualitas penanganan korban bencana
a. Persentase (%) perlindungan & jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana bagi korban bencana kab/kota
7,56% 7,56%
b. Persentase (%) korban bencana (alam dan sosial) Kab/kota yang mendapatkan layanan dukungan psikososial pada saat pasca bencana
100% 100%
6 Meningkatnya kualitas hidup veteran dan keluarga pahlawan/pejuang
Persentase Veteran, keluarga pahlawan yang mendapat bantuan
30,77% 15,38%
7 Meningkatnya pencegahan dan penanganan perempuan korban kekerasan dan TPPO
a. Rasio perempuan korban kekerasan termasuk TPPO
0,88 0,88
b. Kasus kekerasan terhadap perempuan yang ditangani
23 Kasus 23 Kasus
8 Meningkatnya pencegahan dan penanganan anak korban kekerasan anak, serta perlindungan bagi Anak yg Memerlukan Perlindungan Khusus
a. Persentase anak korban kekerasan
0,013 0,013
b. Menurunya kasus kekerasan terhadap anak
57 Kasus 57 Kasus
c. Anak yang berhadapan dengan hukum
23 Kasus 23 Kasus
9 Meningkatnya implementasi Kab/kota layak anak
Tingkat capaian Kabupaten/Kota Layak Anak
635 635
10 Meningkatnya kualitas kelembagaan PUG dan PUHA
Persentase Kelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA) aktif
38,50% 38,50%
11 Meningkatnya Implementasi pengaurusutamaan Gender dalam pembangunan
a. Persentase Sumbangan pendapatan perempuan dalam keluarga
36,00% 36,00%
b. Persentase perempuan di lembaga legislatif
14,00% 14,00%
c. Persentase perangkat daerah yang menyusun Perencanaan dan Penganggaran Reponsif Gender (PPRG)
57,14% 57,14%
Dengan adanya penundaan DAU dari Kementerian Keuangan pada
Kabupaten Demak maka Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak juga kena pengurangan anggaran sebesar
19
Rp. 587.947.000,-- dari Rp. 6.107.261.500,-- sehingga total anggaran
Perubahan menjadi sebesar Rp. 5.519.314.500,-- sebagai berikut :
No. PROGRAM
ANGGARAN
KETERANGAN SEBELUM PERUBAHAN
(Rp.)
SETELAH PERUBAHAN
(Rp.)
1 Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan PMKS Lainnya
135.000.000 135.000.000 APBD Kabupaten
2 Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
1.557.889.500 816.879.500 APBD Kabupaten
3 Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma
188.000.000 233.000.000 APBD Kabupaten
4 Pembinaan Panti Asuhan/ Panti Jompo
461.529.000 469.329.000 APBD Kabupaten
5 Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba, dan Penyakit Sosial Lainnya)
110.000.000 110.000.000 APBD Kabupaten
6 Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
423.000.000 393.209.000 APBD Kabupaten
7 Peningkatan Jaminan Sosial
600.100.000 600.100.000 APBD Kabupaten
8 Penanganan Korban Bencana
150.000.000 232.500.000 APBD Kabupaten
9 Pengembangan Nilai-nilai Kepahlawanan
342.500.000 171.225.000 APBD Kabupaten
10 Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
90.000.000 87.000.000 APBD Kabupaten
11 Penguatan Kelembagaan
Pengarusutamaan Gender dan Anak
469.200.000 477.875.000 APBD Kabupaten
12 Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
140.000.000 148.425.000 APBD Kabupaten
13 Peningakatn Peran serta dan Kesetaraan jender dalam Pembangunan
125.000.000 125.000.000 APBD Kabupaten
14 Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
135.000.000 117.900.000 APBD Kabupaten
21
AKUNTABILITAS KINERJA
TAHUN 2017
ebagai tindak lanjut pelaksanaan PP 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan
Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah dan tata cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah, setiap instansi pemerintah wajib menyusun Laporan Kinerja
yang melaporkan progres kinerja atas mandat dan sumber daya yang
digunakannya.
Dalam rangka melakukan evaluasi keberhasilan atas pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi sebagaimana yang telah ditetapkan pada
perencanaan jangka menengah, maka digunakan skala pengukuran sebagai
berikut :
Tabel 3.1
Skala Pengukuran Kinerja
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
NO SKALA CAPAIAN KINERJA KATEGORI
1 Lebih dari 100% Sangat Baik
2 75 – 100% Baik
3 55 – 74 % Cukup
4 Kurang dari 55 % Kurang
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Pada tahun 2017, Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Demak telah melaksanakan seluruh
Program dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya.
S
BAB III
22
Sedangkan Tujuan dan sasaran Bupati dan Wakil Bupati Demak
yang ada pada RPJMD Kabupaten Demak Tahun 2016-2021 digunakan
sebagai acuan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak adalah :
Tujuan : Meningkatkan jaminan dan perlindungan sosial dan
penurunan angka kemiskinan
Untuk mengukur sejauhmana pencapaian tujuan tersebut, telah
ditetapkan 1 (satu) sasaran strategis sebagai tolak ukur keberhasilan
atau kegagalannya. Adapun pengukuran satu sasaran tersebut adalah
sebagai berikut :
Sasaran : Meningkatnya penanganan PMKS dan penanggulangan
kemiskinan secara terpadu
Pembangunan kesejahteraan sosial dilaksanakan untuk
meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi
penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dan masyarakat tidak
mampu. Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan
material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan
mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi
sosialnya. Dan pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan dasar
setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial kepada mereka yang
memiliki kehidupan tidak layak dan memiliki masalah kemiskinan,
ketelantaran baik anak maupun lanjut usia, kecacatan/Penyandang
Disabilitas, ketuna sosial, bencana alam/sosial, korban tindak
kekerasan dan masalah sosial lainnya.
Kemiskinan merupakan ketidakmampuan penduduk dari sisi
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan
makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Angka kemiskinan di
Kabupaten Demak, sejak Tahun 2015 terus mengalami penurunan,
sehingga terjadi peningkatan persentase penduduk di atas garis
kemiskinan.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja Sasaran, Indikator
kinerja, target, dan realisasinya tercermin pada tabel sebagai berikut :
23
No Indikator Kinerja Utama
Capaian 2016
2017 Target Akhir
RPJMD (2021)
Capaian s.d thn 2017
terhadap 2021 (%)
Target Realisasi % Realisasi
1. Persentase PMKS yang mendapatkan perlindungan sosial
24,44% 28,02% 28,97% 103,39% 34,73,% 83,41%
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran, dari 1 indikator
kinerja sebagai tolak ukurnya tergambar bahwa secara umum capaian
kinerja dari 1 indikator kinerja dicapai melebihi dari target yang telah
ditetapkan.
Mengacu pada hasil pengukuran di atas terlihat bahwa,
Persentase (%) PMKS yang mendapatkan perlindungan sosial melebihi
dari target yang ditetapkan tercapai 28,97% karena adanya kegiatan
Program Keluarga Harapan (PKH) yang sudah dimulai dari tahun 2012
yaitu dengan terbantunya warga miskin dengan PKH yaitu program
perlindungan sosial melalui pemberian uang tunai kepada Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) dengan terlayani dan terbantunya, adanya
Kartu Keluarga Sosial (KKS), Kegiatan Sistem Layanan Rujukan
Terpadu (SLRT) dan Program-Program Lainnya.
Adapun realisasi capaian target RPJMD Kabupaten Demak Tahun
2016-2021 sampai dengan pada tahun 2017, pada sasaran baru tercapai
83,41%, dibandingkan dengan tahun 2016 sasaran sudah mencapai
90,00%, karena ini baru tahun pertama pelaksanaan RPJMD Kabupaten
Demak.
Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran
tersebut adalah sebesar Rp. 4.550.989.970,-- atau 99,73% dari total
pagu anggaran sebesar Rp. 4.563.114.500,--
Pencapaian sasaran Meningkatnya penanganan Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan penanggulangan kemiskinan
secara terpadu sesungguhnya tidak terlepas dari dilaksanakan Program-
program antara lain :
a) Pemberdayaan Fakir miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya
b) Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
24
c) Pembinaan Para Penyandang cacat dan Trauma
d) Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo
e) Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK,
Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya)
f) Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
g) Peningkatan Jaminan Sosial
h) Penanganan Korban Bencana
i) Pengembangan Nilai-Nilai Kepahlawanan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian
sasaran Meningkatnya penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) dan penanggulangan kemiskinan secara terpadu adalah
1. Dengan adanya program Nasional yaitu Program Keluarga Harapan
(PKH), dengan kegiatan Pemberian uang tunai kepada Keluarga
Penerima Manfaat, pengunaan sumber daya keuangan dari dana
APBN yang langsung diberikan kepada masyarakat adalah sebesar
Rp. 79.201.910.000,--
2. Mengentaskan Kemiskinan;
3. Adanya kerjasama dengan LK3 "Wening Ati", PPCI, Rehabilitasi
Berbasis Masyarakat (RBM) setempat dan relawan yang peduli
Kesejahteraan Sosial;
4. Koordinasi dengan panti Rehabilitasi dalam pembatasan pengiriman
sesuai kapasitas panti serta yang tidak terkirim diadakan pembinaan
5. Pembinaan dan Pelatihan serta diberikan Bantuan kepada PMKS
yang potensial;
6. Mengoptimalkan kemampuan TKSK, Lembaga Kesejahteraan Sosial
(LKS), Taruna Siaga Bencana (Tagana), Karang Taruna, Relawan
Pekerja sosial, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM).
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan
pencapaian kinerja sasaran adalah :
1. Bertambahnya Penduduk miskin;
2. Banyaknya PMKS yang membutuhkan jaminan, rehabilitasi,
pemberdayaan dan perlindungan sosial;
3. Banyaknya Lanjut usia PMKS tidak potensial dan Penyandang Cacat
ganda yang butuh jaminan dan perlindungan sosial;
4. SDM Penerima Manfaat banyak yang belum potensial;
25
5. Belum adanya pendampingan untuk keluarga rawan Psikologis,
Anak Jalanan, Anak Terlantar, Anak Nakal dan PMKS Lainnya;
6. Terbatasnya fasilitas proses pengiriman dan penerimaan PMKS;
7. Belum adanya tenaga/relawan terampil dari penyandang disabilitas
berat;
8. Terbatasnya Panti tempat penampungan hasil razia dan belum
adanya pendampingan untuk Eks PGOT dan Penyandang penyakit
Sosial lainnya;
9. Kurang meningkatnya kualitas LKS, orsos/ Panti, Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS).
Sedangkan kurang berhasil / kegagalan dalam pencapaian
sasaran pada program-program yaitu :
1. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial khususnya
pada kegiatan Pembangunan rumah singgah/shelter belum
terlaksana/terbangun.
2. Program Peningkatan Jaminan Sosial khususnya persentase (%)
penyandang cacat fisik dan mental (Cacat Ganda), serta lanjut usia
tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial kurang dari
target yang telah ditetapkan yaitu 7,57% dari target 9,56% namun
demikian sesuai Indikator SPM yaitu persentase (%) penyandang cacat
fisik dan mental (Cacat Ganda), serta lanjut usia tidak potensial yang
telah menerima jaminan sosial target 9,56%, masih dibawah target
capaian Nasional 40% dan target capaian Provinsi 30%. Penyebab
capaiannya masih dibawah target capaian Nasional, apabila dianalisis
lebih lanjut sesungguhnya disebabkan oleh masih tingginya Populasi
PMKS khususnya penyandang cacat fisik dan mental (Cacat Ganda),
serta lanjut usia tidak potensial dan masih ada tingkat
ketergantungan PMKS serta minimnya dana anggaran APBD
Kabupaten.
3. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
khususnya Persentase lembaga pengumpul sumbangan sosial yang
mendapat ijin karena tahun 2016 belum ditargetkan dan ini
merupakan kewenangan Urusan Sosial di Kabupaten/Kota yang
berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 pada
Lampirannya. Dan Kegiatan Pengembangan Model Kelembagaan
26
Perlindungan Sosial ini tidak terlaksana karena adanya pengurangan
dana DAU.
Sedangkan Strategi / upaya penyelesaian masalah :
1. Perbaikan pelayanan kepada masyarakat.
2. Memberdayakan dan meningkatkan peran tokoh masyarakat dan
tokoh agama dalam setiap penyelesaian permasalahan.
3. Mengoptimalkan kemampuan TKSK, Tagana, Karang Taruna,
Relawan Pekerja sosial.
4. Penyebarluasan Informasi PMKS melalui Tokoh masyarakat dan
Tokoh agama.
Tujuan : Meningkatkan keberdayaan masyarakat, perlindungan
perempuan dan anak
Adapun pengukuran satu sasaran tersebut adalah sebagai
berikut :
Sasaran : Meningkatnya kesetaraan dan keadilan gender dan anak
Kesadaran terhadap kesamaan gender lahir sejalan dengan
kemajuan sosial ekonomi yang demikian cepat. Berkembangnya isu
deskriminasi terhadap perempuan merupakan salah satu akibat dari
kultur yang selama ini berkembang dalam masyarakat kita yang tanpa
disadari selalu mengedepankan laki-laki dan hanya menempatkan
perempuan sebagai pendamping.
Ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender juga merupakan salah
satu bentuk akibat dari ketimpangan pembangunan yang selama ini
dilakukan, yang mana dalam pelaksanaannya belum sepenuhnya
mempertimbangkan manfaat adil bagi laki-laki dan perempuan.
Kesenjangan gender dalam pembangunan ditandai oleh masih
rendahnya keikutsertaan perempuan dalam berbagai bidang
pembangunan. Rendahnya tingkat partisipasi perempuan dalam bidang
pendidikan telah mengakibatkan kurangnya akses dan kontrol
perempuan yang pada gilirannya mengakibatkan rendahnya kesempatan
yang dimiliki perempuan untuk bekerja dan berusaha serta rendahnya
akses mereka terhadap sumber daya ekonomi terutama di sektor formal
apalagi untuk dapat terjun ke dalam dunia perpolitikan. Walaupun
27
berbagai upaya telah dilakukan, kenyataan sampai sekarang masih
terjadi kesenjangan gender.
Berdasarkan data dari Dinsos, P2PA Kabupaten Demak, bahwa
masih tingginya kekerasan terhadap anak. Hal ini menandakan masih
adanya penindasan terhadap anak yang seharusnya dilindungi. Anak
tidak bisa terlepas dari kedua orang tua terutama orang tua perempuan.
Adanya kekerasan terhadap anak menandakan ketidakmampuan/
ketidakberdayaan seorang perempuan/ibu untuk melindungi buah
hatinya. Hal inilah yang menjadi indikator bahwa adanya kekerasan
terhadap anak berarti masih ada ketimpangan gender terhadap
perempuan secara tidak langsung.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja Sasaran, Indikator
kinerja, target, dan realisasinya tercermin pada tabel sebagai berikut :
No Indikator Kinerja Utama
Capaian 2016
2017 Target Akhir
RPJMD (2021)
Capaian s.d thn 2017
terhadap 2021 (%)
Target Realisasi % Realisas
i
1. Menurunnya kasus kekerasan terhadap anak
58 Kasus 57 Kasus 39 Kasus 131,58% 53 Kasus 126,42%
2. Kasus Kekerasan terhadap Perempuan
yang ditangani
31 Kasus 23 Kasus 2 Kasus 191,30% 15 Kasus 186,67%
Rata-rata sasaran 161,44% 156,54%
Mengacu pada hasil pengukuran di atas terlihat bahwa,
Menurunnya kasus kekerasan terhadap anak dari target yang
ditetapkan 57 kasus terjadi 39 Kasus atau tercapai 131,58%, lebih
rendah dari tahun 2016 terjadi 58 Kasus, dari data tersebut
memperlihatkan bahwa anak-anak sangat rentan mengalami
kekerasan. Bahkan yang lebih memprihatinkan pelaku-pelaku
kekerasan terhadap anak sebagian adalah orang-orang yang telah
dikenal oleh korban atau orang-orang di lingkungan terdekatnya.
Sedangkan pada tahun 2017 kasus kekerasan terhadap perempuan
yang ditangani hanya terjadi 2 Kasus (191,30%) lebih rendah dari
tahun 2016 terjadi 31 kasus, dan untuk pencapaian rata-rata sasaran
161,44% atau capaian Sangat Tinggi.
28
Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran
Meningkatnya kesetaraan dan keadilan gender dan anak tersebut
adalah sebesar Rp. 955.800.000,-- atau 99,96% dari total pagu
anggaran sebesar Rp. 956.200.000,--
Pencapaian sasaran Meningkatnya kesetaraan dan keadilan
gender dan anak sesungguhnya tidak terlepas dari dilaksanakan
Program-program antara lain :
a) Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
b) Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
c) Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
d) Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam
pembangunan
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam
pencapaian sasaran Meningkatnya kesetaraan dan keadilan gender dan
anak adalah :
1. Adanya kelembagaan organisasi pemerintah yang membidangi
Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan anak
2. Perencanaan resposif gender dalam pembangunan menjadi bagian
dari kegiatan Dinas.
3. Adanya Komitmen OPD dalam mewujudkan Kabupaten Demak Layak
Anak.
4. Meningkatnya upaya pelayanan terhadap korban kekerasan berbasis
gender dan anak;
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan dalam pencapaian
sasaran adalah :
1. Belum semua OPD melaksanakan sesuai dengan Peraturan Bupati
Nomor 52 Tahun 2017 tentang Perencanaan dan Penganggaran
Responsif Gender (PPRG);
2. Pelaksanaan ARG belum menjadi komitmen bersama sesuai
Peraturan Bupati;
3. Belum banyaknya masyarakat yang memanfaatkan PPT sebagai
Lembaga layanan bantuan konseling korban
4. Kabupaten Demak Layak Anak belum menjadi prioritas/komitmen
Tim Gugus Tugas KLA Kabupaten;
29
5. Belum terpenuhinya kuota 30% perempuan di Lembaga Legeslatif;
6. Masih banyaknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Sedangkan strategi / upaya penyelesaian masalah :
1. Perbaikan pelayanan kepada masyarakat;
2. Mengupayakan peningkatan peran serta masyarakat dalam untuk
melaporkan adanya tindak kekerasan terhadap perempuan dan
anak;
3. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan seluruh lembaga
pendidikan baik formal maupun non formal;
4. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk pencegahan;
5. Penyebarluasan Informasi Lembaga PPT melalui Toma dan Toga;
6. Melakukan advokasi, pembinaan dan mengadakan sosialisasi
Kabupaten Layak Anak;
7. Melakukan advokasi dan mengadakan sosialisasi kepada organisasi
perempuan dan aktivis perempuan.
Hingga akhir tahun 2017, Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak hampir seluruh kegiatan yang menjadi
tanggungjawabnya telah dilaksanakan, hanya beberapa program
kegiatan yang belum terlaksana 100%. Adapun seluruh capaian tujuan
yang diuraikan dalam capaian sasaran dapat dilihat sebagai berikut :
3.1 Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2017
Tabel 3.2
Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2017
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % % rata-rata pencapaian
sasaran
1 2 3 4 5 6 7
Meningkatnya Jaminan Sosial dan perlindungan Sosial bagi PMKS
Persentase (%) Fakir Miskin yang mendapatkan perlindungan sosial
% 30,17 26,14 86,64
86,64
Meningkatnya Rehabilitasi Sosial bagi PMKS
a. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar anak di luar panti
% 13,13 9,21 70,14
102,30
b. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar lanjut usia terlantar di luar panti
% 1,65 2,08 126,06
c. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya pengemis dan
% 15,06 13,97 92,76
30
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % % rata-rata pencapaian
sasaran
1 2 3 4 5 6 7
gelandangan di luar panti
d. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas di luar panti
% 3,31 3,94 119,03
e. Persentase (%) Eks penyandang penyakit sosial (eks Narapidana, PSK, Eks Psikotis dan penyakit Sosial Lainnya) yang telah terbina
% 26,72 27,65 103,48
Meningkatnya penanganan PMKS dan penanggulangan kemiskinan secara terpadu
Persentase (%) PMKS yang mendapatkan perlindungan sosial
% 28,02 28,97 103,39 103,39
Meningkatnya kualitas PSKS dalam penanganan PMKS
a. Persentase lembaga pengumpul sumbangan sosial yang mendapat
ijin
% 0,93 0,93 100,00
98,81 b. Sarana sosial seperti
panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi
Lembga
42 41 97,62
Meningkatnya kualitas penanganan korban bencana
a. Persentase (%) perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana bagi korban bencana kabupaten/kota
% 7,56 6,50 85,98
92,99 b. Persentase (%) korban
bencana (alam dan
sosial) Kabupaten/kota yang mendapatkan layanan dukungan psikososial pada saat pasca bencana
% 100,00 100 100,00
Meningkatnya kualitas hidup veteran & keluarga pahlawan/pejuang
Persentase Veteran, keluarga pahlawan yang mendapat bantuan
% 15,38 15,38 100,00 100
Meningkatnya pencegahan dan penanganan
perempuan korban kekerasan dan TPPO
a. Rasio perempuan korban kekerasan termasukTPPO
% 0,88 0,08 190,91
191,10 b. Kasus kekerasan
terhadap perempuan yang ditangani
Kasus 23 16 130,43
Meningkatnya pencegahan dan penanganan anak korban kekerasan anak, serta perlindungan bagi Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus
a. Persentase anak korban kekerasan
% 0,013 0,011 115,38
109,86
b. Menurunya kasus kekerasan terhadap anak
Kasus 57 48 115,75
c. Anak yang berhadapan dengan hukum
Kasus 23 27 82,61
Meningkatnya
implementasi Kab/kota layak anak
Tingkat capaian
Kabupaten/Kota Layak Anak
635 635 100,00 100
Meningkatnya kualitas kelembagaan PUG dan PUHA
Persentase Kelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA) aktif
% 38,50 37,04 96,21 96,21
Meningkatnya Implementasi pengaurusutamaan
a. Persentase Sumbangan pendapatan perempuan dalam keluarga
% 36,00 36,00 100,00
88,27
31
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % % rata-rata pencapaian
sasaran
1 2 3 4 5 6 7
Gender dalam pembangunan
b. Persentase perempuan di lembaga legislatif
% 14,00 14,00 100,00
c. Persentase perangkat daerah yang menyusun Perencanaan dan Penganggaran Reponsif Gender (PPRG)
% 57,14 37,04 64,82
Dari 22 Indikator kinerja Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak Tahun 2017, dari 22 indikator kinerja sebagai
tolak ukurnya tergambar bahwa secara umum capaian kinerja dari
8 indikator kinerja dicapai kurang dari target yang telah ditetapkan,
6 indikator kinerja dicapai sesuai dari target yang telah ditetapkan dan
8 indikator kinerja dicapai melebihi dari target yang telah ditetapkan.
Dan dari 22 indikator kinerja tersebut sebanyak 8 indikator kinerja
memiliki capaian lebih dari 100%, 12 indikator kinerja memiliki 75%-
100%, 2 indikator kinerja memiliki 56%-74%.
Berdasarkan skala nilai peringkat kinerja pada Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 terdapat 8 indikator kinerja
menunjukkan capaian tinggi/amat baik, 12 indikator kinerja dengan
capaian baik, dan 2 indikator kinerja cukup yaitu Persentase (%)
rehabilitasi sosial dasar anak di luar panti dan Persentase perangkat
daerah yang menyusun Perencanaan dan Penganggaran Reponsif
Gender (PPRG).
Penghitungan persentase pencapaian target kinerja
menggunakan dua cara, yaitu :
1. Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang
semakin baik, maka digunakan rumus :
% pencapaian kinerja = realisasi x 100% target
2. Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian
kinerja, maka digunakan rumus :
% pencapaian kinerja = Rencana-(Realisasi-Rencana) x 100% Rencana
Penerapan rumus pertama digunakan untuk menghitung
persentase capaian pada seluruh indikator. Dimana khusus untuk
32
indikator jumlah kasus dihitung dengan menggunakan rumus kinerja
negatif.
3.2 Perbandingan Realisasi Kinerja Selama Lima Tahun
Tabel 3.3 Perbandingan Realisasi Kinerja Selama 5 Tahun
Indikator Kinerja Satuan Realisasi
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8
Persentase (%) Fakir Miskin yang mendapatkan perlindungan sosial
% 22,23 26,14 - - - -
a. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar anak di luar panti
% 12,79 9,21 - - - -
b. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar lanjut usia terlantar di luar panti
% 1,24 2,08 - - - -
c. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya pengemis dan gelandangan di
luar panti
% 10,04 13,97 - - - -
d. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas di luar panti
% 3,06 3,94 - - - -
e. Persentase (%) Eks penyandang penyakit sosial (eks Narapidana, PSK, Eks Psikotis dan penyakit Sosial Lainnya) yang telah terbina
% 17,82 27,65 - - - -
Persentase (%) PMKS yang mendapatkan perlindungan sosial
% 24,44 28,97 - - - -
a. Persentase lembaga pengumpul sumbangan sosial yang mendapat ijin
% 0,00 0,93 - - - -
b. Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi
Lembga 42 41 - - - -
a. Persentase (%) perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana bagi korban bencana kab./kota
% 7,56 6,50 - - - -
b. Persentase (%) korban bencana
(alam dan sosial) Kab./kota yang mendapatkan layanan dukungan psikososial pada saat pasca bencana
% 100,00 100 - - - -
Persentase Veteran, keluarga pahlawan yang mendapat bantuan
% 15,38 15,38 - - - -
a. Rasio perempuan korban kekerasan termasuk TPPO
% 0,92 0,08 - - - -
b. Kasus kekerasan terhadap perempuan yang ditangani
Kasus 25 16 - - - -
a. Persentase anak korban kekerasan
% 0,013 0,011 - - - -
b. Menurunya kasus kekerasan terhadap anak
Kasus 58 48 - - - -
c. Anak yang berhadapan dengan hukum
Kasus 25 27 - - - -
Tingkat capaian Kabupaten/Kota Layak Anak
500 635 - - - -
33
Indikator Kinerja Satuan Realisasi
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8
Persentase Kelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA)
aktif
% 37,33 37,04 - - - -
a. Persentase Sumbangan pendapatan perempuan dalam keluarga
% 35,90 36,00 - - - -
b. Persentase perempuan di lembaga legislative
% 14,00 14,00 - - - -
c. Persentase perangkat daerah yang menyusun Perencanaan dan Penganggaran Reponsif
Gender (PPRG)
% 45,61 37,04 - - - -
3.3 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d Tahun 2017 dengan Target
Jangka Menengah
Tabel 3.4
Perbandingan Realisasi Kinerja s.d Tahun 2017 dengan Target Jangka Menengah
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan
Target
Akhir
RPJMD
Realisasi
s.d
tahun
2017
%
1 2 3 4 5 6
Meningkatnya Jaminan Sosial dan perlindungan Sosial bagi PMKS
Persentase (%) Fakir Miskin yang mendapatkan perlindungan sosial
% 32,25 26,14 81,06
Meningkatnya Rehabilitasi Sosial bagi PMKS
a. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar anak di luar panti
% 14,51 9,21 63,45
b. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar lanjut usia terlantar di luar panti
% 4,13 2,08 50,31
c. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya pengemis dan gelandangan di luar panti
% 25,40 13,97 54,99
d. Persentase (%) rehabilitasi
sosial dasar penyandang disabilitas di luar panti
% 4,33 3,94 90,94
e. Persentase (%) Eks penyandang penyakit sosial (eks Narapidana, PSK, Eks Psikotis dan penyakit Sosial Lainnya) yang telah terbina
% 45,08 27,65 61,33
Meningkatnya penanganan PMKS dan penanggulangan kemiskinan secara terpadu
Persentase (%) PMKS yang mendapatkan perlindungan sosial
% 34,73 28,97 83,41
Meningkatnya kualitas PSKS dalam penanganan PMKS
a. Persentase lembaga pengumpul sumbangan sosial yang mendapat ijin
% 10,37 0,93 8,97
b. Sarana sosial seperti panti
asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi
Lembga 42 41 97,62
34
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan
Target
Akhir
RPJMD
Realisasi
s.d
tahun
2017
%
1 2 3 4 5 6
Meningkatnya kualitas penanganan korban bencana
a. Persentase (%) perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana bagi korban bencana kab./kota
% 7,56 6,50 85,98
b. Persentase (%) korban bencana (alam dan sosial) Kabupaten/kota yang mendapatkan layanan dukungan psikososial pada saat pasca bencana
% 100 100 100,00
Meningkatnya kualitas
hidup veteran dan keluarga pahlawan/pejuang
Persentase Veteran, keluarga
pahlawan yang mendapat bantuan
% 53,35 15,38 28,83
Meningkatnya pencegahan dan penanganan perempuan korban kekerasan dan TPPO
a. Rasio perempuan korban kekerasan termasuk TPPO
% 0,73 0,08 189,04
b. Kasus kekerasan terhadap perempuan yang ditangani
Kasus 15 16 130,43
Meningkatnya pencegahan dan penanganan anak korban kekerasan anak, serta perlindungan bagi Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus
a. Persentase anak korban kekerasan
% 0,09 0,011 12,22
b. Menurunya kasus kekerasan terhadap anak
Kasus 53 48 115,75
c. Anak yang berhadapan dengan hukum
Kasus 15 27 20,00
Meningkatnya implementasi Kab/kota layak anak
Tingkat capaian Kabupaten/Kota Layak Anak
750 635 84,67
Meningkatnya kualitas kelembagaan PUG dan PUHA
Persentase Kelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA) aktif
% 45,00 37,04 82,31
Meningkatnya Implementasi pengaurusutamaan Gender dalam pembangunan
a. Persentase Sumbangan pendapatan perempuan dalam keluarga
% 36,50 36,00 98,63
b. Persentase perempuan di lembaga legislative
% 18,00 14,00 77,78
c. Persentase perangkat daerah yang menyusun Perencanaan dan Penganggaran Reponsif
Gender (PPRG)
% 100 37,04 37,04
Dari 22 Indikator kinerja Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak sebagaimana tercantum dalam Renstra Dinas
tahun 2016-2021, sampai target RPJMD tahun 2021 realisasinya pada
tahun 2017 dari 22 indikator kinerja sebagai tolak ukurnya tergambar
bahwa secara umum capaian kinerja dari 18 indikator kinerja dicapai
kurang dari target yang telah ditetapkan, 1 indikator kinerja dicapai
sesuai dari target yang telah ditetapkan dan 3 indikator kinerja dicapai
melebihi dari target yang telah ditetapkan.
35
Tingkat ketercapaian ini menunjukkan pelaksanaan urusan yang
terkait dicapai melalui dukungan penganggaran dan kerja keras
seluruh stakeholder dalam mendukung capaian sejumlah indikator
tersebut. Untuk sejumlah target kinerja SKPD yang tingkat
pencapaiannya belum mencapai 100 % masih diperlukan upaya kinerja
yang lebih keras, fokus, dan terarah dengan pertimbangan sejumlah
analisa yang mempengaruhi.
Dari 22 indikator kinerja tersebut sebanyak 3 indikator kinerja
memiliki capaian lebih dari 100%, 10 indikator kinerja memiliki 75%-
100%, 2 indikator kinerja memiliki 56%-74%, dan ada 7 indikator yang
menunjukkan kinerja dibawah 55% yaitu Persentase (%) rehabilitasi
sosial dasar tuna sosial khususnya pengemis dan gelandangan di luar
panti, Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar lanjut usia terlantar di
luar panti, Persentase perangkat daerah yang menyusun Perencanaan
dan Penganggaran Reponsif Gender (PPRG), Persentase Veteran,
keluarga pahlawan yang mendapat bantuan, Anak yang berhadapan
dengan hukum, Persentase anak korban kekerasan dan Persentase
lembaga pengumpul sumbangan sosial yang mendapat ijin baru
terealisasi 0,93% dari target 10,37% atau 8,97%
Berdasarkan skala nilai peringkat kinerja pada Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010, sampai target RPJMD tahun 2021
realisasinya pada tahun 2017 terdapat 3 indikator kinerja
menunjukkan capaian tinggi/amat baik, 10 indikator kinerja dengan
capaian baik, 2 indikator kinerja cukup dan 7 indikator kinerja
kurang/gagal.
3.4 Faktor Pendukung Keberhasilan dan Penyebab Kegagalan
3.4.1 Sasaran 1 Meningkatnya Jaminan Sosial dan perlindungan
Sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS)
Persentase (%) Fakir miskin yang mendapatkan perlindungan
sosial kurang dari target yang ditetapkan hanya tercapai 26,14%,
karena adanya kegiatan Program Keluarga Harapan (PKH) yang sudah
dimulai dari tahun 2012 yaitu dengan terbantunya warga miskin
dengan PKH yaitu program perlindungan sosial melalui pemberian
uang tunai kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan terlayani
dan terbantunya.
36
Penyebab menurunnya capaian kinerja sasaran Meningkatnya
Jaminan Sosial dan perlindungan Sosial bagi PMKS Tahun 2017
sesungguhnya mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan
tahun 2015 yaitu 23.454 KPM sedangkan tahun 2016 yaitu 42.618 KPM,
terjadinya penurunnya disebabkan antara lain :
1. Adanya Program Keluarga Harapan yaitu program perlindungan
sosial melalui pemberian uang tunai kepada Keluarga Penerima
Manfaat (KPM), dengan terlayani dan terbantunya 40.771 KPM
2. Meningkatnya dana APBN untuk Penanganan PMKS dan PMKS
yang memperoleh bantuan sosial.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian
sasaran Meningkatnya Jaminan Sosial dan perlindungan Sosial bagi
PMKS adalah :
1. Dengan adanya program Nasional yaitu Program Keluarga Harapan
(PKH), dengan kegiatan Pemberian uang tunai kepada Keluarga
Penerima Manfaat, pengunaan sumber daya keuangan dari dana
APBN yang langsung diberikan kepada masyarakat adalah sebesar
Rp. 79.201.910.000,-- atau 100% dari total pagu anggaran sebesar
Rp. 79.201.910.000,--
2. Adanya warga masyarakat yang tertangani dan terlanyani.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan
pencapaian kinerja sasaran tersebut adalah :
1. Bertambahnya Penduduk miskin;
2. Banyaknya Lanjut usia PMKS tidak potensial dan Penyandang
Cacat ganda yang butuh jaminan dan perlindungan social serta
pendampingan;
3. SDM Keluarga Penerima Manfaat banyak yang belum potensial.
3.4.2 Sasaran 2 : Meningkatnya Rehabilitasi Sosial bagi
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar anak diluar panti yang
mendapatkan layanan hanya tercapai 9,21% dari target 13,13%, dan
Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya
pengemis dan gelandangan di luar panti yang mendapatkan layanan
kurang target yang telah ditetapkan, sedangkan Persentase (%)
37
rehabilitasi sosial dasar lanjut usia terlantar di luar panti yang
mendapakan layanan, Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar
penyandang disabilitas di luar panti yang mendapatkan layanan dan
Persentase (%) Eks penyandang penyakit sosial (eks Narapidana, PSK,
Eks Psikotis dan penyakit Sosial Lainnya) yang telah terbina indikator
kinerja melebihi target yang ditetapkan.
Bahwa Lanjut Usia terlantar merupakan salah satu prorgam
nasional yang bertujuan untuk meringankan beban lansia miskin dan
terlantar dalam memenuhi kebutuhan dasar dan pemeliharaan
kesehatan serta menikmati taraf hidup yang wajar. Perlindungan sosial
bagi lanjut usia dilaksanakan untuk mencegah dan menangani resiko
dari guncangan dan kerentanan sosial agar kelangsungan hidup lanjut
usia dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian
sasaran adalah :
1. Adanya lembaga yang peduli kesejahteraan sosial/ instansi
pemerintah, Balai rehabilitasi milik swasta/ pemerintah;
2. Bekerjasama dengan BRSBD Solo, Balai Rehab Kudus, Balai Rehab
Temanggung, Balai Rehab Rembang, Balai Rehab Boja dan lainnya;
3. Banyaknya PMKS yang tertangani, terlanyani dan Terehabilitasi.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan
pencapaian kinerja sasaran adalah :
1. Bertambahnya Penduduk miskin;
2. Banyaknya PMKS yang membutuhkan pelayanan dan rehabilitasi;
3. Masih tertutupnya keluarga Korban Tindak Kekerasan dan tidak
melaporkan;
4. Belum adanya pendampingan untuk keluarga rawan Psikologis,
Anak Jalanan, Anak Terlantar, Anak Nakal dan PMKS Lainnya;
5. Terbatasnya Panti tempat penampungan hasil razia.
3.4.3 Sasaran 3 : Meningkatnya penanganan PMKS dan
penanggulangan kemiskinan secara terpadu
Pembangunan kesejahteraan sosial dilaksanakan untuk
meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi
38
penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dan masyarakat
tidak mampu. Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya
kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat
hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya. Dan pelayanan sosial untuk
memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi
rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan
perlindungan sosial kepada mereka yang memiliki kehidupan tidak
layak dan memiliki masalah kemiskinan, ketelantaran baik anak
maupun lanjut usia, kecacatan/Penyandang Disabilitas, ketuna sosial,
bencana alam/sosial, korban tindak kekerasan dan masalah sosial
lainnya.
Kemiskinan merupakan ketidakmampuan penduduk dari sisi
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan
makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Angka kemiskinan di
Kabupaten Demak, sejak Tahun 2015 terus mengalami penurunan,
sehingga terjadi peningkatan persentase penduduk di atas garis
kemiskinan.
Mengacu pada hasil pengukuran di atas terlihat bahwa,
Persentase (%) PMKS yang mendapatkan perlindungan sosial melebihi
dari target yang ditetapkan tercapai 28,97% karena adanya kegiatan
Program Keluarga Harapan (PKH) yang sudah dimulai dari tahun 2012
yaitu dengan terbantunya warga miskin dengan PKH yaitu program
perlindungan sosial melalui pemberian uang tunai kepada Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) dengan terlayani dan terbantunya, adanya
Kartu Keluarga Sosial (KKS), Kegiatan Sistem Layanan Rujukan
Terpadu (SLRT) dan Program-Program Lainnya.
Bahwa fakir miskin salah satu jenis PMKS yang mendapatkan
pelayanan sistem layanan dan rujukan terpadu (SLRT) sebanyak 1.126
keluarga, sedangkan yang terealisasi mendapatkan layanan kesehatan
dan pendidikan sebanyak 296 keluarga.
Untuk mendorong keberhasilan dalam peningkatan pemerataan
dan penanggulangan kemiskinan, penataan kelembagaan diantaranya
diarahkan untuk mengembangkan Sistim Layanan dan Rujukan
Terpadu (SLRT) di Pusat Kesejahteraan Sosial (PUSKESOS) di tingkat
desa/kelurahan agar tepat sasaran dan tepat guna dalam memberikan
pelayanan publik bidang sosial dengan layanan dan rujukan bagi fakir
39
miskin (perorangan, keluarga, kelompok) dan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Akses Sistim Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) ada 2 jenis,
yang pertama penerima manfaat (PM) datang ke Pusat kesejahteraan
Sosial (Puskesos) di terima oleh front office dilakukan pengecekan data.
Jika belum masuk dalam data, maka dilakukan verifikasi validasi data
oleh petugas Puskesos diantaranya pekerja sosial masyarakat (PSM).
Kedua, apabila penerima manfaat sudah terdata, dicatat pengaduannya
terhadap program apa, misalkan bidang pendidikan, bidang kesehatan
dan bidang pemerintah lainnya, maka di akomodir di back office pada
desk masing-masing bidang pemerintah, akan ditindaklanjuti ditempat
misalkan belum memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia
Sehat (KIS) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
Walaupun capaian kinerja pada sasaran Persentase (%) PMKS skala
kab/kota yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan
kebutuhan dasar tahun 2017 capaiannya kurang dari target yang
ditetapkan 28,02% tercapai 28,97%, namun demikian sesuai Indikator
SPM yaitu Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang memperoleh bantuan
sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar yaitu realisasinya 28,97%,
masih dibawah target capaian Nasional 80% dan target capaian Provinsi
40%. Penyebab capaiannya masih dibawah target capaian Nasional,
apabila dianalisis lebih lanjut sesungguhnya disebabkan oleh masih
tingginya Populasi PMKS dan masih ada tingkat ketergantungan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) serta minimnya
dana anggaran APBD Kabupaten.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian
sasaran meningkatnya penanganan PMKS dan penanggulangan
kemiskinan secara terpadu adalah :
1. Adanya program dari pemerintah pusat mengenai Sistem Layanan
dan Rujukan Terpadu (SLRT) dalam menangani warga miskin yang
mengadu terhadap bidang Kesehatan (KIS), bidang pendidikan
(KIP). Dan juga ada Kartu Kesejahteraan Sosial (KKS) dan Program
Keluarga Harapan (PKH);
2. Mengentaskan kemiskinan
40
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan
pencapaian kinerja sasaran adalah :
1. Bertambahnya Penduduk miskin;
2. Banyaknya masyarakat umum dan mampu yang membutuhkan
pelayanan dan rehabilitasi.
3.4.4 Sasaran 4 : Meningkatnya kualitas PSKS dalam penanganan
PMKS
Mengacu pada hasil pengukuran di atas terlihat bahwa,
Persentase lembaga pengumpul sumbangan sosial yang mendapat ijin
mencapai 0,93% (100%) karena tahun 2016 belum ditargetkan dan ini
merupakan kewenangan Urusan Sosial di Kabupaten/Kota yang
berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 pada
Lampirannya, dan juga Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo
dan panti rehabilitasi mengalami penurunan 1 Panti yang tidak diurus
SIOP nya.
Kegagalan pada Kegiatan Pengembangan Model Kelembagaan
Perlindungan Sosial tidak terlaksana dikarenakan ada penundaan
pencairan DAU dari Kementerian Keuangan pada Kabupaten Demak
dan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
juga kena pemotongan tersebut. Dan masih banyaknya lembaga
pengumpul sumbangan dalam mencari sumbangan tidak mempunyai
ijin dari Dinas Sosial Kabupaten/Kota.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan
pencapaian kinerja sasaran adalah :
1. Banyaknya lembaga pengumpul sumbangan tidak memiliki ijin;
2. Masyarakat umum tidak mengetahui lembaga pengumpul
sumbangan harus memiliki ijin.
3. CRS dari perusahaan belum membantu PMKS yang ada
disekitarnya.
Strategi yang dilaksanakan dalam pemecahan masalah :
1. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan seluruh Potensi
Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam penanganan PMKS;
41
2. Mengadakan sosialisasi kepada Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh
Masyarakat, Perusahaan mengenai pengumpul sumbangan harus
memiliki ijin.
3.4.5 Sasaran 5 : Meningkatnya kualitas penanganan korban
bencana
Persentase (%) perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan
setelah tanggap darurat bencana bagi korban bencana kabupaten/kota
kurang dari target yang telah ditetapkan, Persentase (%) korban
bencana (alam dan sosial) Kabupaten/kota yang mendapatkan layanan
dukungan psikososial pada saat pasca bencana dicapai sesuai dari
target yang telah ditetapkan.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis. Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko bencana,
baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun kerentanan
pihak yang terancam bencana. Sedangkan Tanggap darurat bencana
adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat
kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan,
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta
benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan
pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana,
Penanggulangan Bencana adalah keseluruhan aspek perencanaan
kebijakan pembangunan yang berisiko bencana yang meliputi
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang mencakup
kegiatan sebelum, pada saat, dan setelah terjadinya bencana yang
terdiri dari pencegahan bencana, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap
darurat dan pemulihan kembali kondisi yang lebih baik sebagai akibat
dampak bencana.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian
sasaran adalah :
1. Kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah cukup tinggi;
42
2. Adanya komunikasi yang baik antara pemerintah dengan
masyarakat.
3. Adanya kerjasama masyarakat, tagama, imstansi pemerintah dan
lembaga swasta dalam menangani bencana (alam dan Sosial).
Strategi / upaya penyelesaian masalah :
1. Di bentuk Kampung/desa siaga bencana.
2. Mensosialisasikan kepada masyarakat untuk tanggap darurat
dalam bencana atau kesiapsiagaan
3.4.6 Sasaran 6 : Meningkatnya kualitas hidup veteran dan
keluarga pahlawan/pejuang
Persentase (%) Veteran, keluarga pahlawan yang mendapat
bantuan sesuai target yang telah ditetapkan, pada tahun 2016
capaiannya hanya 14,76% mengalami peningkatan menjadi 15,38%.
Dan untuk capaian terhadap target akhir Renstra SKPD tahun 2017
adalah baru mencapai 28,56% dari target yang ditetapkan.
Belum semuanya veteran dan keluarga veteran yang
mendapatkan bantuan, jumlahnya 325 orang yang mendapkan hanya
50 orang.
3.4.7 Sasaran 7 : Meningkatnya pencegahan dan penanganan
perempuan korban kekerasan dan TPPO
Mengacu pada hasil pengukuran di atas terlihat bahwa, Rasio
perempuan korban kekerasan termasuk TPPO direncanakan 0,88
hanya terjadi 0,08, Kasus kekerasan terhadap perempuan yang
ditangani, yang direncanakan 23 Kasus tetapi terjadi hanya 2 Kasus.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pencapaian kinerja sasaran adalah :
1. Menurunnya Kasus kekerasan perempuan;
2. Adanya Sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan pencegahan
kekerasan terhadap perempuan, pencegahan pernikahan usia dini;
3. Adanya komitmen Tim PPT, dalam penanganan korban;
4. Adanya pembinaan terhadap perempuan dan organisasi
perempuan.
43
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan
pencapaian kinerja sasaran adalah :
1. Belum banyaknya masyarakat yang memanfaatkan PPT sebagai
Lembaga layanan bantuan konseling korban;
2. Terkait dengan pelaporan kasus masyarakat lebih mantap datang
ke aparat penegak hokum.
3. Adanya pengaruh lingkungan dan tehnologi informasi.
4. Memudarnya pendidikan keluarga dan masyarakat yang lebih
mengedepankan materi.
Strategi yang dilaksanakan dalam pemecahan masalah :
1. Meningkatkan pelayanan bagi korban kekerasan terhadap
perempuan;
2. Meningkatnya upaya pemulihan korban kekerasan;
3. Mengupayakan peningkatan peran serta masyarakat dalam
mencegah terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan dan
anak.
3.4.8 Sasaran 8 : Meningkatnya pencegahan dan penanganan anak
korban kekerasan anak, serta perlindungan bagi Anak yang
Memerlukan Perlindungan Khusus
Persentase anak korban kekerasan direncanakan 0,013
realisasinya menurun menjadi 0,011, Menurunnya kasus kekerasan
terhadap anak, kasus yang direncanakan 57 kasus hanya terjadi
39 Kasus, karena semakin tingginya kesadaran hukum masyarakat
sedangkan Anak yang berhadapan dengan hukum direncanakan
23 Kasus kenyataan melonjak menjadi 27 Kasus, naiknya kasus
tersebut dikarenakan adanya kenakalan anak pada era globalisasi saat
ini tidak lagi merupakan fenomena yang sederhana, namun meluas
menjadi isu yang sangat mengkuatirkan seperti yang terjadi di
Kabupaten Demak.
Banyaknya orang tua lebih mementingkan mencari uang karena
faktor ekonomi dibandingkan memperhatikan/memikirkan kepribadian
anak-anaknya, ada juga kurangnya media yang menyenangkan di
dalam keluarga sehingga anak mencari hiburan di luar rumah.
44
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan
pencapaian kinerja sasaran adalah :
1. Masih tingginya kasus kekerasan terhadap anak;
2. Anak yang berhadapan dengan hukum masih banyak;
3. Longgarnya pergaulan anak dimasyarakat;
4. Memudarnya rasa persaudaraan masyarakat dengan
lingkungannya, egois dan materialisme menjadi simbolik di
masyarakat.
5. Belum banyaknya masyarakat yang memanfaatkan PPT sebagai
Lembaga layanan bantuan konseling korban.
Strategi yang dilaksanakan dalam pemecahan masalah :
1. Meningkatnya pelayanan bagi korban kekerasan terhadap anak;
2. Sosialisasi tentang layanan terpadu untuk korban kekerasan
terhadap perempuan dan anak yang telah disediakan pemerintah.
3. Peningkatan komitmen tim dalam pelaksanaan pencegahan.
3.4.9 Sasaran 9 : Meningkatnya implementasi Kab/kota layak anak
Tingkat capaian Kabupaten/Kota Layak Anak mendapatkan skor
635 tetapi Kabupaten Demak tidak mendapatkan penghargaan dari
kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
sebagai Kabupaten Layak Anak, Kabupaten Demak sudah pernah
mendapatkan Kabupaten Layak Anak Tingkat Pratama, diharapkan
Tahun 2017 mendapatkan Kabupaten Layak Anak Tingkat Madya
kenyataannya gagal, karena kurang komitmen satgas KLA (Dinas
Instansi terkait) dan kurangnya data dukung.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan
pencapaian kinerja sasaran adalah :
1. Kabupaten Demak Layak Anak belum menjadi prioritas utama Tim
Gugus Tugas KLA Kabupaten;
2. Belum adanya inovasi pengembangan Kabupaten Layak Anak.
3. Mewujudkan Kabupaten Demak layak anak masih menjadi tugas
Dinas Instansi yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan
perlindungan Anak
45
Strategi yang dilaksanakan dalam pemecahan masalah :
1. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan seluruh instansi
pemerintah yang termasuk dalam tim Satgas KLA;
2. Melakukan advokasi, pembinaan dan mengadakan sosialisasi
Kabupaten Layak Anak.
3.4.10 Sasaran 10 : Meningkatnya kualitas kelembagaan
Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pengarusutamaan Hak
Anak (PUHA)
Persentase Kelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan
Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA) aktif ditargetkan mencapai
38,50%, tetapi tercapai baru 37,04%, artinya kelembagaan PUG dan
PUHA belum sepenuhnya terlaksana dengan baik karena belum semua
Dinas Instansi/OPD yang ada di Kabupaten Demak melaksanakannya
sesuai dengan Peraturan Bupati.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan pencapaian
kinerja sasaran adalah :
1. Kabupaten Demak masuk nominasi 10 (sepuluh) besar dalam
pelaksanaan evaluasi Gerakan Sayang ibu dan Bayi (GSIB) tingkat
Provinsi Jawa Tengah;
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan
pencapaian kinerja sasaran adalah :
1. Penataan organisasi pemerintah, penggabungan Dinas/Instansi
yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
dengan Instansi lain.
2. Rolingisasi pejabat/staf yang memerlukan pelatihan secara terus
menerus untuk memiliki jiwa responsif terhadap perempuan dan
anak.
3. Dampak/hasil dari pelaksanaan kegiatan pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak tidak dapat langsung tampak, tetapi baru
bisa dirasakan setelah berjalannya waktu.
Strategi yang dilaksanakan dalam pemecahan masalah :
1. Advokasi pada pengambil kebijakan terkait PUG dan PUHA
2. Pelaksanaan sosialisasi secara berkelanjutan
46
3. Pelaksanaan PPRG di semua bidang pembangunan.
3.4.11 Sasaran 11 : Meningkatnya Implementasi pengaurusutamaan
Gender dalam pembangunan
Persentase Sumbangan pendapatan perempuan dalam keluarga
Persentase perempuan di lembaga legislatif, Persentase perangkat
daerah yang menyusun Perencanaan dan Penganggaran Reponsif
Gender (PPRG)
Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan pencapaian
kinerja sasaran adalah :
1. Sudah ada 20 OPD yang membentuk tim fokal point PUG;
2. Sudah ada sebagian OPD yang menyusun ARG sesuai dengan
Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2017 tentang Perencanaan dan
Penganggaran Responsif Gender (PPRG);
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan
pencapaian kinerja sasaran adalah :
1. Perempuan yang duduk dilembaga legislatif belum mencapai kuota
30%;
2. Belum semua OPD melaksanakan sesuai dengan Peraturan Bupati
Nomor 52 Tahun 2017 tentang Perencanaan dan Penganggaran
Responsif Gender (PPRG);
3. Pelaksanaan ARG belum menjadi komitmen bersama sesuai
Peraturan Bupati;
Sedangkan strategi / upaya penyelesaian masalah :
1. Diadakanya pelatihan perencanaan penganggaran responsive
gender bagi OPD di Kabupaten Demak.
2. Adanya regulasi hokum dalam pelaksanaan untuk OPD.
3. Melibatkan pihak swasta, dunia usaha untuk mewujudkan
kesetaraan gender dalam semua bidang pembangunan.
4. Tidak membeda-bedakan antara laki – laki dan perempuan.
47
3.5 Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya dan Program Kegiatan Pendukung Keberhasilan
Tabel di bawah ini menunjukkan efisiensi anggaran yang digunakan
untuk pencapaian kinerja sasaran tahun 2017 yang mencapai 100 %.
Dari 11 sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra, 7 sasaran
menunjukkan capaian 100 %.
Tabel 3.5 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Program % Capaian
Kinerja Keseluruhan
% Penyerap
an Anggaran
Tingkat Efisiensi
(%)
1 2 3 4 5
1 Meningkatnya Jaminan Sosial dan perlindungan Sosial bagi PMKS
Persentase (%) Fakir Miskin yang mendapatkan perlindungan sosial
Program Peningkatan Jaminan Sosial
88,48 99,70
2 Meningkatnya Rehabilitasi Sosial bagi PMKS
a Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar anak di luar panti
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
102,30 100,00
b Persentase (%)
rehabilitasi sosial dasar lanjut usia terlantar di luar panti
c Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya pengemis dan gelandangan di luar panti
d Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas di luar panti
Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma
100,00
e Persentase (%) Eks penyandang penyakit sosial (eks Narapidana, PSK, Eks Psikotis dan penyakit Sosial Lainnya) yang telah terbina
Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks
Narapidana, PSK, Narkoba, dan Penyakit Sosial Lainnya)
100,00
3 Meningkatnya penanganan PMKS dan penanggulangan kemiskinan secara terpadu
Persentase (%) PMKS yang mendapatkan perlindungan sosial
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan PMKS Lainnya
91,06 100,00
4 Meningkatnya kualitas PSKS dalam penanganan PMKS
a Persentase lembaga pengumpul sumbangan sosial yang mendapat ijin
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
98,81 100,00
b Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi
Program Pembinaan Panti Asuhan/ Panti Jompo
99,99
48
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Program % Capaian
Kinerja Keseluruhan
% Penyerap
an
Anggaran
Tingkat Efisiensi
(%)
5 Meningkatnya kualitas penanganan korban bencana
a Persentase (%) perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana bagi
korban bencana kabupaten/kota
Program Penanganan Korban Bencana
92,99 99,73
b Persentase (%) korban bencana (alam dan sosial) Kabupaten/kota yang mendapatkan layanan dukungan psikososial pada saat
pasca bencana
6 Meningkatnya kualitas hidup veteran dan keluarga pahlawan/pejuang
Persentase Veteran, keluarga pahlawan yang mendapat bantuan
Program Pengembangan Nilai Nilai Kepahlawanan
100,00 100,00
7 Meningkatnya pencegahan dan penanganan perempuan korban kekerasan dan TPPO
a Rasio perempuan korban kekerasan termasuk TPPO
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
103,05 99,73
b Kasus kekerasan terhadap perempuan yang ditangani
8 Meningkatnya pencegahan dan penanganan anak korban kekerasan anak, serta perlindungan bagi Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus
a Persentase anak korban kekerasan
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender Anak
58,86 100,00
b Menurunya kasus kekerasan terhadap anak
c Anak yang berhadapan
dengan hukum
9 Meningkatnya implementasi Kab/kota layak anak
Tingkat capaian Kabupaten/Kota Layak Anak
Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
100 100,00
10 Meningkatnya kualitas kelembagaan PUG dan PUHA
Persentase Kelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA) aktif
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender
Anak
96,21 100,00
11 Meningkatnya Implementasi pengaurusutamaan Gender dalam pembangunan
a Persentase Sumbangan pendapatan perempuan dalam keluarga
Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan
88,27 100,00
b Persentase perempuan di lembaga legislatif
c Persentase perangkat daerah yang menyusun Perencanaan dan Penganggaran Reponsif Gender (PPRG)
Efisiensi berbicara mengenai input dan output serta terkait
dengan hubungan antara output yang dihasilkan dengan sumber daya
yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Suatu program
atau kegiatan dikatakan efisien apabila mampu menghasilkan output
49
tertentu dengan input serendah-rendahnya atau dengan input tertentu
mampu menghasilkan output sebesar-besarnya. Pengukuran efisiensi
dilakukan dengan cara membandingan realisasi dengan standar biaya.
Singkatnya efisiensi adalah rasio atau perbandingan antara input dan
output. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa efisiensi
merupakan sebuah metode perbandingan antara usaha yang
dilakukan dengan hasil yang ingin dicapai dalam melakukan kegiatan.
3.6 Program Kegiatan Penunjang Keberhasilan / Kegagalan
Tabel di bawah ini menunjukkan program penunjang baik
keberhasilan maupun penghambat menjadikan kegagalan dalam
suatu kegiatan yang digunakan untuk pencapaian kinerja sasaran
tahun 2017.
Program kegiatan penunjang keberhasilan yang
dilaksanakan oleh Dinas Soial Pemberdaayaan Perempuan dan
perlindungan Anak Kabupaten Demak, terlihat padatabel berikut:
Tabel 3.6
Program Kegiatan Penunjang Keberhasilan
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Program dan Kegiatan
Pendukung Sasaran
%
Penyerapan
Anggaran
1 2 3 4 5
1 Meningkatnya Jaminan Sosial dan perlindungan Sosial bagi PMKS
Persentase (%) Fakir Miskin yang mendapatkan perlindungan sosial
Program Peningkatan Jaminan Sosial
99,70
1 Asistensi orang dengan Kecacatan berat dan Lanjut Usia Non Potensial
100
2 Pendampingan Program
Keluarga Harapan
99,65
3 Pemberian Kesejahteraan bagi Anak Terlantar
100,00
2 Meningkatnya Rehabilitasi Sosial bagi PMKS
a Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar anak di luar panti
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
100,00
1 Pengembangan Kebijakan tentang Akses Sarana dan Prasarana Publik bagi Penyandang Cacat & Lansia
100,00
b Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar lanjut usia terlantar di luar panti
2 Penyusunan Kebijakan Pelayanan dan Rehabilitasi Bagi PMKS
100,00
3 Pelaksanaan KIE Konseling dan Kampanye Sosial Bagi PMKS
100,00
4 Pelatihan Keterampilan dan Praktek Belajar Kerja bagi Anak Terlantar Termasuk Anak Jalanan,
Anak Cacat, Anak Nakal
100,00
50
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Program dan Kegiatan
Pendukung Sasaran
% Penyerapan
Anggaran
c Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya pengemis dan gelandangan di luar panti
5 Pelayanan dan Perlindungan Sosial, Hukum bagi Korban Eksploitasi, Perdagangan Perempuan dan Anak
100,00
6 Pelayanan Psikososial Bagi PMKS di Trauma Centre Termasuk Bagi Korban Bencana
100,00
d Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas di luar panti
Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma
100,00
1 Pembangunan Sarana dan
Prasarana Perawatan Para penyandang Cacat dan Trauma
100,00
2 Pendidikan dan Pelatihan Bagi Penyandang Cacat dan Eks Trauma
100,00
3 endayagunaan Para Penyandang Cacat dan Eks Trauma
100,00
e Persentase (%) Eks penyandang penyakit sosial (eks Narapidana, PSK, Eks Psikotis dan penyakit Sosial Lainnya) yang telah terbina
Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba, dan Penyakit Sosial Lainnya)
100,00
1 Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Bagi Eks Penyandang Penyakit Sosial
100,00
2 Pemantuan Kemajuan Perubahan Sikap Mental Eks Penyandang Penyakit Sosial
100,00
3 Pemantuan Kemajuan Perubahan Sikap Mental Eks Penyandang Penyakit Sosial
100,00
3 Meningkatnya penanganan PMKS dan penanggulangan kemiskinan secara terpadu
Persentase (%) PMKS yang mendapatkan perlindungan sosial
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan PMKS Lainnya
100,00
1 Pelatihan Ketrampilan berusaha bagi keluarga miskin
100,00
2 Fasilitasi Manajemen
Usaha Bagi Keluarga Miskin
100,00
3 Pengadaan Sarana Prasarana Pendukung Usaha Bagi Keluarga Miskin
100,00
4 Pelatihan Keterampilan
bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
100,00
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesos
99,66
1 Operasional Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT)
99,66
4 Meningkatnya kualitas PSKS dalam penanganan PMKS
a Persentase lembaga pengumpul sumbangan sosial yang mendapat ijin
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan
Sosial
100,00
1 Peningkatan Peran Aktif Masyarakat dan Dunia Usaha
100,00
51
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Program dan Kegiatan
Pendukung Sasaran
% Penyerapan
Anggaran
2 Peningkatan Jejaring Kerjasama Pelaku-Pelaku Usaha Kesejahteran Sosial Masyarakat
100,00
3 Peningkatan Kualitas SDM Kesejahteraan Sosial Masyarakat
100,00
4 Fasilitasi Penerbitan ijin pengumpul sumbangan sosial
100,00
b Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti
rehabilitasi
Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo
99,99
1 Operasi dan Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana Panti Asuhan/Jompo
99,99
5 Meningkatnya kualitas penanganan korban bencana
a Persentase (%) perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana bagi korban bencana kabupaten/kota
Program Penanganan Korban Bencana
99,73
1 Pemetaan wilayah rawan bencana alam dan sosial
100,00
b Persentase (%) korban bencana (alam dan sosial) Kabupaten/kota yang mendapatkan layanan dukungan psikososial pada saat pasca bencana
2 Pelatihan ketrampilan penanganan bencana
99,53
3 Penyediaan Sarana dan Prasarana serta bantuan bencana
100,00
6 Meningkatnya kualitas hidup veteran dan keluarga pahlawan/pejuang
Persentase Veteran, keluarga pahlawan yang mendapat bantuan
Program Pengembangan Nilai Nilai Kepahlawanan
100,00
1 Rehabilitasi dan pemeliharaan Taman Makam Pahlawan
100,00
2 Peningkatan Kesejahteraan Veteran, Janda Veteran dan Keluarganya
100,00
3 Peningkatan Nilai-Nilai Kepahlawanan
100,00
7 Meningkatnya pencegahan dan penanganan perempuan korban kekerasan dan TPPO
a Rasio perempuan korban kekerasan termasuk TPPO
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
99,73
1 Pelaksanaan Kebijakan perlidungan perempuan di
daerah
100,00
b Kasus kekerasan terhadap perempuan yang ditangani
2 Pelatihan bagi pelatih (TOT) SDM pelayanan dan Pendampingan korban KDRT
99,33
3 Sosialisasi sistem pencatatan dan pelaporan KDRT
100,00
8 Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
a Persentase anak korban kekerasan
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender Anak
100,00
1 Advokasi dan Fasilitasi PUG bagi Perempuan
100,00
2 Fasilitasi Pengembangan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan (P2TP2)
100,00
b Menurunya kasus kekerasan terhadap anak
3 Pemetaan potensi organisasi dan lembaga masyarakat yang berperan dalam Pemberdayaan perempuan dan anak
100,00
52
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Program dan Kegiatan
Pendukung Sasaran
% Penyerapan
Anggaran
4 Penguatan kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
100,00
c Anak yang berhadapan dengan hukum
5 Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan Pemberdayaan perempuan dan anak
100,00
6 Evaluasi Pelaksanaan PUG
100,00
7 Pengembangan Sistem Informasi Gender dan Anak
100,00
8 Evaluasi Pelaksanaan
PUG
100,00
9 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
100,00
9 Meningkatnya implementasi Kab/kota layak anak
Tingkat capaian Kabupaten/Kota Layak Anak
Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
100,00
1 Perumusan kebijakan peningkatan peran dan posisi perempuan di bidang politik dan Jabatan publik
100,00
2 Pelaksanaan sosialisasi yang terkait dengan kesetaraan gender, Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
100,00
10 Meningkatnya kualitas kelembagaan PUG dan PUHA
Persentase Kelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA) aktif
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender Anak
100,00
1 Workshop peningkatan peran perempuan dalam pengambilan keputusan
100,00
2 Pemberdayaan lembaga yang berbasis gender
100,00
11 Meningkatnya Implementasi pengaurusutamaan Gender dalam pembangunan
a Persentase Sumbangan pendapatan perempuan dalam keluarga
Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan
100,00
b Persentase perempuan di lembaga legislatif
1 Pembinaan organisasi perempuan
100,00
c Persentase perangkat
daerah yang menyusun Perencanaan dan Penganggaran Reponsif Gender (PPRG)
2 Bimbingan manajemen
usaha bagi perempuan dalam pengelolaan usaha
100,00
4. REALISASI ANGGARAN
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas
Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten
Demak, pada Tahun Anggaran 2017, di dukung dana APBD dengan
Anggaran murni Rp. 11.258.041.500,-- karena adanya penundaan DAU
53
dari Kementerian Keuangan pada Kabupaten Demak maka Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga kena
pengurangan anggaran sebesar Rp. 1.287.947.000,-- sehingga dana
APBD dengan Anggaran perubahan sebesar Rp. 9.970.094.500,-- secara
ringkas komposisi penggunaan sebagai berikut :
Belanja tidak langsung sebesar Rp. Rp. 4.450.780.000,-- realisasi
sebesar Rp. 3.874.061.653,-- (87,04%)
Sedangkan Belanja langsung realisasinya terdiri dari :
1. Belanja Pegawai, sebesar Rp. 195.793.000,--
2. Belanja Barang dan Jasa, sebesar Rp. 4.565.569.970,--
3. Belanja Modal, sebesar Rp. 745.427.000,--
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Demak menggunakan dana kurang dari dana yang
dianggarkan. Hal ini berarti terjadi efisiensi 5,91% dari anggaran yang
disediakan dari anggaran APBD Kabupaten, maka realisasi belanja tidak
langsung adalah sebesar Rp. 3.874.061.653,-- (87,04%) dari anggaran
yang tersedia sebesar Rp. 4.450.780.000,--, sedangkan belanja langsung
dari anggaran APBD Kabupaten sebesar Rp. 5.519.314.500,--
direlaisasikan sebesar Rp. 5.506.789.970,-- (99,77 %).
53
Tabel 3.7
Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2017
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kinerja Anggaran
Satuan Target Realisasi % Pagu Realisasi %
Meningkatnya Jaminan Sosial dan perlindungan Sosial bagi PMKS
Persentase (%) Fakir Miskin yang mendapatkan perlindungan sosial
% 30,17 26,14 86,64 600.100.000 598.315.000 99,70
Meningkatnya Rehabilitasi Sosial bagi PMKS
a. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar anak di luar panti
% 13,13 9,21 70,14 816.879.500 815.216.500 99,80
b. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar lanjut usia terlantar di luar panti
% 1,65 2,08 126,06
c. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya pengemis dan gelandangan di luar panti
% 15,06 13,97 92,76
d. Persentase (%) rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas di luar panti
% 3,31 3,94 119,03 233.000.000 233.000.000 100
e. Persentase (%) Eks penyandang penyakit sosial (eks Narapidana, PSK, Eks Psikotis dan penyakit Sosial Lainnya) yang telah terbina
% 26,72 27,65 103,48 110.000.000 110.000.000 100
Meningkatnya penanganan PMKS dan penanggulangan kemiskinan secara terpadu
Persentase (%) PMKS yang mendapatkan perlindungan sosial
% 28,02 28,97 103,39 135.000.000 135.000.000 100
Meningkatnya kualitas PSKS dalam
penanganan PMKS
a. Persentase lembaga pengumpul sumbangan sosial yang mendapat ijin
% 0,93 0,93 100,00 393.209.000 393.195.000 100
b. Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi
Lembga 42 41 97,62 469.329.000 469.263.745 100
Meningkatnya kualitas penanganan korban bencana
a. Persentase (%) perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana bagi korban bencana kabupaten/kota
% 7,56 6,50 85,98 232.500.000 231.880.000 100
54
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kinerja Anggaran
Satuan Target Realisasi % Pagu Realisasi %
b. Persentase (%) korban bencana (alam dan sosial) Kabupaten/kota yang mendapatkan layanan dukungan psikososial pada saat pasca bencana
% 100,00 100 100,00
Meningkatnya kualitas hidup veteran dan
keluarga pahlawan/pejuang
Persentase Veteran, keluarga pahlawan yang mendapat bantuan
% 15,38 15,38 100,00 171.225.000 171.225.000 100
Meningkatnya pencegahan dan penanganan perempuan korban kekerasan dan TPPO
a. Rasio perempuan korban kekerasan termasuk TPPO
% 0,88 0,08 190,91 148.425.000 148.025.000 99,73
b. Kasus kekerasan terhadap perempuan yang ditangani
Kasus 23 16 130,43
Meningkatnya pencegahan dan penanganan anak korban kekerasan anak, serta perlindungan bagi Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus
a. Persentase anak korban kekerasan % 0,013 0,011 115,38 477.875.000 477.875.000 100
b. Menurunya kasus kekerasan terhadap anak Kasus 57 48 115,75
c. Anak yang berhadapan dengan hukum Kasus 23 27 82,61
Meningkatnya implementasi Kab/kota layak anak
Tingkat capaian Kabupaten/Kota Layak Anak 635 635 100,00 87.000.000 87.000.000 100
Meningkatnya kualitas kelembagaan PUG dan PUHA
Persentase Kelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA) aktif
% 38,50 37,04 96,21 117.900.000 117.900.000 100
Meningkatnya Implementasi
pengaurusutamaan Gender dalam pembangunan
a. Persentase Sumbangan pendapatan perempuan dalam keluarga
% 36,00 36,00 100,00 125.000.000 125.000.000 100
b. Persentase perempuan di lembaga legislatif % 14,00 14,00 100,00
c. Persentase perangkat daerah yang menyusun Perencanaan dan Penganggaran Reponsif Gender (PPRG)
% 57,14 37,04 64,82
55
PENUTUP
istem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada
dasarnya adalah Instrumen yang digunakan oleh Instansi
Pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan Keberhasilan dan Kegagalan
dalam pelaksanaan Misi organisasi.
SAKIP terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan
yaitu: Perencanaan Stratejik (Renstra), Perencanaan Kinerja Tahunan (RKT),
Pengukuran Kinerja dan Pelaporan kinerja.
A. Tinjauan Umum Pencapaian Target Kinerja Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Demak sebagai SKPD merupakan Unsur Pelaksana Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah daerah di bidang Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang mempunyai
tugas membantu Bupati melaksanakan fungsi pelaksana Urusan
Pemerintahan di bidang Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak yang menjadi kewenangan Daerah, mempunyai
fungsi Perumusan kebijakan teknis bidang sosial, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak; Pelaksanaan kebijakan teknis bidang
sosial, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; Pelaksanaan
evaluasi dan pelaporan bidang sosial, pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak; Pelaksanaan administrasi dinas bidang sosial,
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; Pelaksanaan fungsi
lain yang diberikan oleh Bupati terkait tugas dan fungsinya. Agar
pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut berjalan secara optimal maka
diperlukan pengelolaan SDM, sumber dana dan sarana secara efektif dan
efisien mungkin.
S
BAB IV
56
Dengan memperhatikan uraian dan beberapa data tersebut di atas,
maka dapat dikatakan bahwa Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak dalam melaksanakan tugasnya dapat dikatakan
berhasil, karena semua target sasaran yang telah ditetapkan dicapai
dengan ketegori Baik. Hal tersebut didukung dengan data sebagai berikut
a. Hasil Pengukuran Pencapian Sasaran (PPS) 11 sasaran dicapai
92,55%, dengan rincian :
1) Sasaran 1 : Meningkatnya Jaminan Sosial dan
perlindungan Sosial bagi PMKS, telah mencapai
86,48%.
2) Sasaran 2 : Meningkatnya Rehabilitasi Sosial bagi PMKS,
telah mencapai 102,30%;
3) Sasaran 3 : Meningkatnya Pemberdayaan Sosial bagi PMKS,
telah mencapai 91,06%;
4) Sasaran 4 : Meningkatnya kualitas PSKS dalam
penanganan PMKS, telah mencapai 98,81%;
5) Sasaran 5 : Meningkatnya kualitas penanganan korban
bencana, telah mencapai 92,99%
6) Sasaran 6 : Meningkatnya kualitas hidup veteran dan
keluarga pahlawan/pejuang, mencapai 100%
7) Sasaran 7 : Meningkatnya pencegahan dan penanganan
perempuan korban kekerasan dan TPPO, telah
mencapai 103,05%
8) Sasaran 8 : Meningkatnya pencegahan dan penanganan
anak korban kekerasan anak, serta
perlindungan bagi Anak yang Memerlukan
Perlindungan Khusus, telah mencapai 58,86%
9) Sasaran 9 : Meningkatnya implementasi Kab/kota layak
anak, telah mencapai 100%
10) Sasaran 10 : Meningkatnya kualitas kelembagaan PUG dan
PUHA, telah mencapai 96,21%
11) Sasaran 11 : Meningkatnya Implementasi pengaurusutamaan
Gender dalam pembangunan, telah mencapai
88,27%
57
b. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Demak menggunakan dana kurang dari dana yang
dianggarkan. Hal ini berarti terjadi efisiensi 5,91% dari anggaran yang
disediakan dari anggaran APBD Kabupaten, maka realisasi belanja
tidak langsung adalah sebesar Rp. 3.874.061.653,-- (87,04%) dari
anggaran yang tersedia sebesar Rp. 4.450.780.000,--, sedangkan
belanja langsung dari anggaran APBD Kabupaten sebesar
Rp. 5.519.314.500,-- direlaisasikan sebesar Rp. 5.506.789.970,--
(99,77 %).
B. Strategi Untuk Peningkatan Kinerja di Masa Datang
Strategi yang diperlukan guna meningkatkan kinerja Dinas Sosial,
Tenaga kerja dan Transmigrasi di masa datang, antara lain :
1. Mengoptimalkan kerjasama lintas sektoral, kemitraan yang baik
dengan Organisasi Sosial (Orsos), Lembaga Kesejahteran Sosial (LKS),
masyarakat, relawan yang peduli untuk mendukung penanganan
PMKS.
2. Mengajukan untuk mendapatkan sarana dan prasarana pelayanan;
3. Membangun paradigma “Pembangunan Kesejahteraan sosial Fungsi
Masyarakat”;
4. Pembinaan, Pemberdayaan, Perlindungan dan Pemberian Bantuan
kepada masayarakat Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS)
5. Mengadakan sosialisasi program Kesejahteraan sosial, Pembinaan dan
mendorong (menggugah) kepada Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama,
PSM, TKSK, Tagana, Karang Taruna dan Dunia Usaha untak dapat
membantu warga masyarakat dan penanganan PMKS
6. Di OPD untuk dapat melaksanakan sesuai dengan Peraturan Bupati
Nomor 52 Tahun 2017 tentang Perencanaan dan Penganggaran
Responsif Gender (PPRG)
7. Melakukan advokasi, pembinaan dan mengadakan sosialisasi
Kabupaten Layak Anak kepada masyarakat, organisasi perempuan
dan aktivis perempuan
8. Meningkatkan pelayanan bagi korban kekerasan terhadap perempuan
dan anak serta peningkatan upaya pemulihan korban kekerasan.
58
Keberhasilan Program dan Kegiatan di bidang Kesejahteraan sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kabupaten Demak
bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak semata. Namun pertisipasi dan dukungan
dari berbagai pihak senantiasa sangat kami harapkan baik di lingkungan
Lembaga Kesejahteraan Sosial, Organisasi Sosial, Pekerja Sosial, Organisasi
Masyarakat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Forum Anak, Gabungan
Organisasi Wanita (GOW) masyarakat luas dan Instansi / Lembaga terkait dan
stakeholder lainnya.
Demikian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) dari Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Demak Tahun
2017 dapat kami susun dan sajikan sebagai masukan serta bahan
pertimbangan / evaluasi Pemerintah Daerah Kabupaten Demak untuk
kegiatan / kinerja yang akan datang.
Demak, 30 Januari 2018
KEPALA DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN DEMAK
Dra. LESTARI HANDAYANI, M.Si
Pembina Utama Muda NIP. 19580524 198603 2 006