kabupaten demak

33
1. Kabupaten Demak Kurang lebih enam abad silam, berdasarkan letak geografisnya, kawasan Demak ternyata tidak terletak di pedalaman yang jaraknya lebih kurang 30 km dari bibir laut Jawa seperti sekarang ini. Kawasan tersebut pada waktu itu berada di dekat Sungai Tuntang yang sumbernya berasal dari Rawa Pening. Dalam buku yang berjudul “The Soil of East Central Java” (1955) dijelaskan bahwa Demak dahulu terletak di tepi laut, atau lebih tepatnya berada di tepi Selat Silugangga yang memisahkan Pulau Muria dengan Jawa Tengah. Mengenai ekologi Demak, DR.H.J. De Graaf juga menulis bahwa letak Demak cukup menguntungkan bagi kegiatan perdagangan maupun pertanian. Hal ini disebabkan karena selat yang ada di depannya cukup lebar sehingga perahu dari Demak yang akan menuju Rembang dapat berlayar dengan bebas melalui Demak. Namun setelah abad XVII Selat Muria tidak dapat dipakai lagi sepanjang tahun karena pendangkalan. Ditetapkannya tanggal 28 Maret 1503 sebagai hari jadi Kabupaten Demak merujuk pada peristiwa penobatan Raden Patah menjadi Sultan Bintoro yang jatuh pada tanggal 12 Rabiulawal atau 12 Mulud Tahun 1425 Saka (dikonversikan menjadi 28 Maret 1503). Dalam Babat Tanah Jawi, tempat yang bernama Demak berawal dari Raden Patah diperintahkan oleh gurunya (Sunan Ampel) agar merantau ke Barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung hutan/tanaman Gelagah Wangi letaknya berada di Muara Sungai Tuntang yang sumbernya berada di lereng Gunung Merbabu (Rawa Pening). Menurut Prof. Soetjipto Wirjosoeprapto, setelah hutan Gelagah Wangi ditebang dan didirikan tetrukan (pemukiman), baru muncul nama Bintoro yang berasal dari kata bethoro (bukit suci bagi penganut agama hindu. Bukit sucinya adalah Gunung Bethoro (Prawoto) yang sekarang masuk daerah Kabupaten Pati.

Upload: fajrin-wicaksono

Post on 17-Jan-2016

36 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tata kota

TRANSCRIPT

Page 1: Kabupaten Demak

1. Kabupaten Demak

Kurang lebih enam abad silam, berdasarkan letak geografisnya, kawasan Demak ternyata tidak terletak di pedalaman yang jaraknya lebih kurang 30 km dari bibir laut Jawa seperti sekarang ini. Kawasan tersebut pada waktu itu berada di dekat Sungai Tuntang yang sumbernya berasal dari Rawa Pening. Dalam buku yang berjudul “The Soil of East Central Java” (1955) dijelaskan bahwa Demak dahulu terletak di tepi laut, atau lebih tepatnya berada di tepi Selat Silugangga yang memisahkan Pulau Muria dengan Jawa Tengah. Mengenai ekologi Demak, DR.H.J. De Graaf juga menulis bahwa letak Demak cukup menguntungkan bagi kegiatan perdagangan maupun pertanian. Hal ini disebabkan karena selat yang ada di depannya cukup lebar sehingga perahu dari Demak yang akan menuju Rembang dapat berlayar dengan bebas melalui Demak. Namun setelah abad XVII Selat Muria tidak dapat dipakai lagi sepanjang tahun karena pendangkalan.                          

Ditetapkannya tanggal 28 Maret 1503 sebagai hari jadi Kabupaten Demak merujuk pada peristiwa penobatan Raden Patah menjadi Sultan Bintoro yang jatuh pada tanggal 12 Rabiulawal atau 12 Mulud Tahun 1425 Saka (dikonversikan menjadi 28 Maret 1503). Dalam Babat Tanah Jawi, tempat yang bernama Demak berawal dari Raden Patah diperintahkan oleh gurunya (Sunan Ampel) agar merantau ke Barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung hutan/tanaman Gelagah Wangi letaknya berada di Muara Sungai Tuntang yang sumbernya berada di lereng Gunung Merbabu (Rawa Pening). Menurut Prof.  Soetjipto Wirjosoeprapto, setelah hutan Gelagah Wangi ditebang dan didirikan tetrukan (pemukiman), baru muncul nama Bintoro yang berasal dari kata bethoro (bukit suci bagi penganut agama hindu. Bukit sucinya adalah Gunung Bethoro (Prawoto) yang sekarang masuk daerah Kabupaten Pati.

Menurut beberapa sumber lain menyebutkan bahwa nama bintoro diambil dari nama pohon Bintoro yang dulu banyak tumbuh di sekitar hutan Gelagah Wangi. Ciri-ciri pohon Bintoro mulai dari batang, daun dan bunganya mirip dengan pohon kamboja (apocynaceae), hanya saja buahnya agak menonjol seperti buah apel.

Ada beberapa pendapat mengenai asal nama kota Demak, diantaranya :

Prof.DR. Hamka menafsirkan kata Demak berasal dari bahasa Arab “dama” yang artinya mata air. Selanjutnya penulis Sholihin Salam juga menjelaskan bahwa Demak berasal dari bahasa Arab diambil dari kata “dzimaa in” yang berarti sesuatu yang mengandung air (rawa-rawa). Suatu kenyataan bahwa daerah Demak memang banyak mengandung air; Karena banyaknya rawa dan tanah payau sehingga banyak tebat (kolam) atau sebangsa telaga tempat air tertampung. Catatan : kata delamak dari bahasa Sansekerta berarti rawa.Menurut Prof. Slamet Mulyono, Demak berasal dari bahasa Jawa Kuno “damak”, yang berarti anugerah. Bumi Bintoro saat itu oleh Prabu Kertabhumi Brawijaya V

Page 2: Kabupaten Demak

dianugerahkan kepada putranya R. Patah atas bumi bekas hutan Gelagah Wangi. Dasar etimologisnya adalah Kitab Kekawin Ramayana yang berbunyi “Wineh Demak Kapwo Yotho Karamanyo”.Berasal dari bahasa Arab “dummu” yang berarti air mata. Hal ini diibaratkan sebagai kesusahpayahan para muslim dan mubaligh dalam menyiarkan dan mengembangkan agama islam saat itu. Sehingga para mubaligh dan juru dakwah harus banyak prihatin, tekun dan selalu menangis (munajat) kepada Allah SWT memohon pertolongan dan perlindungan serta kekuatan.

Demak merupakan Kesultanan ketiga di Nusantara atau keempat di Asia Tenggara. Ibukotanya Demak yang sekaligus digunakan sebagai pusat pemerintahan dan pusat penyebaran agama Islam yang diprakarsai oleh para Wali (Wali Songo). Ketika orang Portugis datang ke Nusantara, Majapahit yang agung sudah tidak ada lagi. Menurut catatan pada tahun 1515 Kesultanan Bintoro sudah memiliki wilayah yang luas dari kawasan induknya ke barat hingga Cirebon. Pengaruh Demak terus meluas hingga meliputi Aceh yang dipelopori oleh Syekh Maulana Ishak (Ayah Sunan Giri). Kemudian Palembang, Jambi, Bangka yang dipelopori Adipati Aryo Damar (Ayah Tiri Raden Patah) yang berkedudukan di Palembang; dan beberapa daerah di Kalimantan Selatan, Kotawaringin (Kalimantan Tengah). Menurut hikayat Banjar diceritakan bahwa masyarakat Banjar dulu yang meng-islam-kan adalah penghulu Demak (Bintoro) dan yang pertama kali di-islam-kan adalah Pangeran Natas Angin yang kelak dimakamkan di Komplek Pemakaman Masjid Agung Demak. Di daerah Nusa Tenggara Barat perkembangan agama Islam dipelopori oleh Ki Ageng Prapen dan Syayid Ali Murtoko, adik kandung Sunan Ampel yang berkedudukan di Bima.                

Pada masa Kasultanan Demak diperintah oleh Sultan Trenggono, wilayah nusantara benar-benar dapat dipersatukan kembali. Terlebih lagi dengan adanya Fatahillah, Putera Mahkota Sultan Samodera Pasai yang menjadi menantu Raden Patah. Dialah yang berhasil mengusir orang-orang Portugis dari kota Banten dan berhasil menyatukan kerajaan Pasundan yang sudah rapuh. Dengan demikian seluruh pantai utara Jawa Barat sampai Panarukan Jawa Timur (1525-1526) dikuasai oleh Kasultanan Bintoro. Sementara itu Kediri takluk pada tahun 1527 yang berturut-turut kemudian diikuti oleh kawasan yang ada di pedalaman. Sampai akhirnya Blambangan yang letaknya berada di pojok tenggara Jawa Timur menyerah tahun 1546. Disinilah Sultan Trenggono gugur di medan pertempuran ketika berhadapan dengan Prabu Udoro (Brawijaya VII). Bukti sejarah masa kejayaan Kasultanan Bintoro adalah Masjid Agung Demak.

Saat ini, luas wilayah Kabupaten Demak 897,43 km2 atau 2,76% dari total luas wilayah Provinsi Jawa Tengah.Lebih dari separuh luas wilayah (56%) merupakan lahan sawah dan sisanya adalah lahan kering pada tahun 2012. Luas lahan sawah tersebut menyusut 0,09% dari tahun 2011. Di Kabupaten Demak terdapat 13 desa pesisir dan 236 desa bukan pesisir yang berada di daerah daratan Kabupaten Demak. Dari tahun 2007 hingga 2012 tidak

Page 3: Kabupaten Demak

terjadi pemekaran wilayah di Kabupaten Demak, baik dalam bentuk penambahan kecamatan maupun desa/kelurahan. Penambahan kecamatan terakhir terjadi pada tahun 2006.

2. Alun-Alun Kabupaten DemakKabupaten Demak sering disebut sebagai kota tua dan merupakan kota wali, dimana dahulu Sunan Kalijaga pernah singgah didaerah tersebut. Disekitar alun- alun terdapat sebuah peninggalan bersejarah berupa Masjid Agung Demak yang pada jaman Sunan Kalijaga digunakan untuk menyebarkan ajaran Islam dan merupakan bukti kejayaan Kerajaan Islam. Masjid Agung Demak merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia yang terletak di Kelurahan Bintoro, dimana didepan masjid tersebut terdapat alun- alun yang merupakan landmark Kota Demak. Dengan adanya bangunan bersejarah di kawasan tersebut mengakibatkan semakin ramainya kegiatan yang berada di kawasan alun- alun terutama pada hari- hari besar tertentu dan sore hingga malam hari.Alun- alun merupakan ruang terbuka yang memiliki peranan penting bagi suatu kota. Alun- alun menjadi titik pusat kegiatan kota sebagai tempat bertemunya masyarakat untuk melakukan kegiatan bersama. Alun- alun juga merupakan ruang terbuka peninggalan sejarah dan peradaban suatu kota pada masa dahulu. Alun- alun yang terletak di Pulau Jawa merupakan tempat untuk upacara religi, budaya, atau pertandingan olahraga. Hal tersebut sama dengan alun- alun yang ada di Kabupaten Demak. Alun- alun DEmak menjadi ruang terbuka yang menjadi pengikat bangunan penting disekitarnya seperti masjid agung, kantor pemerintahan, penjara, dan pasar.Kawasan alun- alun merupakan ruang terbuka kota yang menjadi peninggalan bersejarah zaman kolonial Belanda dan sejarah Islam pada zaman dahulu. Alun- alun menjadi ruang pengikat bangunan- bangunan disekitarnya yang membentuk pola ruang kota. Pada tahun 1958, alun- alun demak masih dalam keadaan sepi dimana  open space kawasan alun- alun hanya berfungsi sebagai taman kota. Namun, pada awal tahun 2000-an mulai berkembang aktivitas PKL untuk area perdagangan informal akibat terjadi kebakaran pada Pasar Bintoro, sehingga PKL yang ada disekitar pasar sebagian besar pindah ke kawasan alun- alun. selain itu penggunaan lapangan parkir secara informal di kawasan sekitar alun- alun. Dengan adanya hal tersebut, pemerintah Demak mulai mengambil tindakan dengan kebijakan larangan berjualan di alun- alun dan sekitarnya pada pagi hari dan jam kerja. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kekumuhan di lingkungan alun- alun. Selama ini, kebijakan tersebut dapat diterima oleh para pedagang dan tanggapan masyarakat mengenai PKL cukup baik, karena alun- alun demak menjadi sarana hiburan bagi masyarakat Kota Demak yang selama ini menjadi kota yang sepi pada malam hari.Open space di kawasan alun – alun demak sebagai Public domain atau open space dimanfaatkan oleh masyarakat umum yang berupa taman, jalur pejalan kaki, area bermain

Page 4: Kabupaten Demak

anak – anak dan ruang terbuka lainnya. Kawasan alun – alun Demak berfungsi sebagai taman aktif yang berfungsi untuk taman kota. Luas open space di kawasan - alun alun tersebar sebesar ±2 Ha. Pada kawasan alun – alun terdapat pedestrian ways terdapat disepanjang dalam lingkaran alun – alun dengan lebar 3,8 m dan juga sitting group yang terletak di keempat ujung alun – alun.

Gambar 1.1Kondisi Alun- Alun Demak

Kebudayaan yang terdapat di Kawasan Alun- Alun Demak yaitu pada hari- hari besar Islam akan diadakan upacara keagamaan di alun- alun tersebut. Ini merupakan tradisi yang telah dijalankan masyarakat sekitar alun- alun dari zaman nenek moyang. Kombinasi antara masjid dan alun- alun yang ada di Jawa identik dengan yang ada di negara- negara Islam di Timur Tengah dimana masjid- masijd besar selalu memiliki lapangan didepannya yang pada zaman dahulu memiliki fungsi sebagai pusat kegiatan masyarakat kota. Artinya keberadaan Masjid Agung Demak dan alun- alun ini bisa dibaca sebagai simbolisasi Kota Islam seperti halnya kompleks kauman yang ada di kota- kota di Jawa. Bagi umat ISlam khususnya, alun- alun ini sangat berguna terutama pada saat peringatan hari besar Islam yakni untuk melaksanakan sholat pada dua hari raya umat Islam. Pada kenyataannya banyak aktivitas masyarakat kota tradisional pada masa dulu selalu dipusatkan di alun- alun, baik pada masa sebelum Islam maupun sesudahnya, misalnya untuk acara pertemuan antara raja dengan rakyatnya atau untuk sayembara kerajaan juga diselenggarakan di alun- alun. 

3. Kependudukan Kabupaten Demak

Jumlah penduduk Kabupaten Demak berdasarkan hasil registrasi tahun 2012 sebanyak 1.093.622 jiwa. Terdiri atas 542.879 (49,73%) laki-laki dan 549.743 (50,27%) perempuan. Persentase pertumbuhan penduduk Kabupaten Demak tahun 2012 sebesar 1,18%. Dilihat dari kepadatan penduduk pada tahun 2012 kepadatan penduduk  kabupaten Demak mencapai 1.218 jiwa/km2. Adapun jumlah penduduk tersebut dirinci menurut lapangan usaha:

Pertanian : 175.454Manufaktur : 59.985

Page 5: Kabupaten Demak

Perdagangan : 108.745Jasa : 67.343Lainnya : 82.220

Selanjutnya tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan. Adapun yang dimaksud dengan penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur 15-64 tahun. Penduduk usia kerja ini dibedakan sebagai angkatan kerja yang terdiri dari bekerja dan mencari pekerjaan. Penduduk Kabupaten Demak usia 15-64 tahun yang bekerja pada tahun 2012 sebanyak 493.747 jiwa.

4. Sarana dan pra sarana di Kabupaten Demak

Pendidikan

Pendidikan sangat diperlukan oleh setiap penduduk dan mereka berhak untuk mengenyam pendidikan, seperti program pemerintah wajib belajar 12 tahun. Keberhasilan pendidikan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sarana dan prasarana pendidikan seperti sekolah dan tenaga pendidik (guru) yang memadai. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan pada tahun 2012 diketahui ada 992 sekolah di Kabupaten Demak. Pada tahun 2012, angka Melek huruf di Kabupaten Demak sebesar 92,54%. Hal ini menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya 0,01%.

Kesehatan

Peningkatan status kesehatan dan gizi dalam suatu masyarakat sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas manusia dalam aspek lainnya, seperti pendidikan dan produktivitas tenaga kerja. Tercapainya kualitas kesehatan dan gizi yang baik tidak hanya penting untuk generasi sekarang tetapi juga bagi generasi berikutnya. Tersedianya fasilitas meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat. Pelayanan penolong kelahiran bayi yang baik dan aman akan lebih membantu dalam mengurangi resiko kematian bayi dan ibu. Sebagian besar kelahiran di Kabupaten Demak mengandalkan bidan, namun sekitar 4,3% masih memakai dukun bayi sebagai penolong persalinan. Angka harapan hidup penduduk Demak pada tahun 2012 tercatat 71,95 tahun.

Perumahan

Perumahan merupakan hal pokok yang hendaknya terpenuhi. Kondisi perumahan di Kabupaten Demak terlihat semakin membaik dari tahun-tahun sebelumnya yang dapat dilihat dari meningkatnya jumlah rumah tangga yang memiliki rumah berlantai bukan tanah, berdinding tembok, dan beratap layak. Selain itu sebanyak 93,88% rumah tangga telah menguasai rumah dengan status milik sendiri. Sayangnya, pada tahun 2012 masih terdapat 22,45% rumah tangga yang tidak menggunakan jamban untuk buang air besar.

Page 6: Kabupaten Demak

Listrik dan Air

Usaha pemerintah untuk meningkatkan penggunaan air bersih di Kabupaten Demak tampak berhasil dengan meningkatnya jumlah rumah tangga yang menggunakan air bersih dari kemasan dan air ledeng yang di tahun 2011 sebesar 30,89% menjadi 32,62% pada tahun 2012. Kecamatan-kecamatan yang belum menikmati air bersih dari PDAM, pada umumnya memperoleh air bersih dari sumur artetis yang dialirkan menggunakan atau tanpa pompa dan air sungai. Secara keseluruhan Kabupaten Demak telah dialiri listrik. Pemakaian listrik di Kabupaten Demak tahun 2012 mencapai 16.657 MWh.

Komunikasi dan Transportasi

Dalam hal komunikasi, secara umum terdapat perkembangan yang sangat positif khususnya akses penduduk terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi. Dari hasil sensus 2012 menunjukan bahwa 79,9% rumah tangga telah memiliki telepon seluler. Jalan merupakan sarana vital penunjang transportasi darat. Sekitar 4,2% dari total panjang jalan di Kabupaten Demak pada tahun 2012 masih dalam kondisi rusak.

5. Tata Kota Kabupaten Demak

Pembentukan setting kawasan kota-kota di pulau Jawa sangat dipengaruhi oleh perpaduan antara kebudayaan Hindu- Budha, serta Islam. Pada masa perkembangan agama Islam di pulau Jawa-pun, pembentukan setting kawasan lingkungannya pun masih terpengaruh dari unsur Hindu-Budha. Pada masa perkembangan agama Islam di pulau Jawa, kegiatan religius diberi tempat sebagai bagian sentral dari kekuasaan, sebagai contoh pada kerajaan Demak, tata letak masjid yang sengaja didekatkan pada pusat kekuasaan dari kerajaan Demak. Dasar inilah yang mempengaruhi bentuk setting kawasan dari pusat kota-kota Islam di Jawa Pengaruh budaya lokal (Hindu-Budha) pada penataan setting kawasan pada masa perkembangan agama Islam pada saat itu terlihat pada kecenderungan perletakaan antara makam dan masjid menjadi suatu komplek, sebenarnya agama Islam sendiri tidak mengajarkan manusia untuk menghormat kepada makam. Ini merupakan pengaruh budaya lokal pada setting kawasan yang ditafsirkan oleh Wali Songo pada saat itu. Bahkan para Wali tersebut meminta untuk dikuburkan di dekat dengan masjid yang didirikannya, seperti makam dan masjid Sunan Kalijaga di Kadilangu dapat digunakan sebagai contoh. Kaitan antara makam dan pusat peribadatan sebagai suatu tradisi ditunjukkan setelah kerajaan-kerajaan Islam-Jawa berdiri, dari Demak, Kudus, Jepara, sampai Jogjakarta dan Surakarta. Bahkan pada masjid Demak yang pada saat itu merupakan pusat pemerintahan juga menjadi satu dengan kompleks makam pada raja-raja Demak. Melihat peran dan letak masjid dalam perkembangan setting lingkungan di Jawa, bangunan ini menjadi suatu elemen struktur bagi pusat kota. Dalam kenyataan fisiknya, yang disebut kuta atau negara itu selalu memiliki halun-halun,

Page 7: Kabupaten Demak

yang lebih dikenal dengan sebutan alun-alun. Sedangkan bentuk alun-alun yang selalu segi empat, berdasar dari alun-alun merupakan pusat orientasi spatial, yang terdiri dari empat unsur pembentuk keberadaan alam/ bhuwana : air, api, bumi, udara. (adat yang dianut oleh masyarakat Jawa). Dasar inilah yang kemudian diturunkan dalam tata ruang pada kawasan alun-alun.

Setting Kawasan Demak Terdahulu

Kota tua Jawa Islam yang hingga kini masih dapat dilihat Struktur setting kawasannya adalah Demak dan Kudus. Bagian kota Demak yang masih banyak meninggalkan petunjuk gagasan negara kota, nampak pada daerah yang kini disebut Kauman, Pecinan, dan Siti Hinggil.

Setting Kabupaten Demak Bintoro

Pada setting kawasan ini masjid terletak di pusat kota, ini merupakan pengaruh dari prinsip kerajaan Islam pada saat itu yaitu kegiatan religius juga yang merupakan dasar dari pembentukan setting kawasan pada komplek ziarah makam agama Islam dari Wali Songo itu sendiri, hanya dengan skala yang lebih kecil. Struktur pusat Demak kemungkinan merujuk pada ibukota Majapahit dengan skala yang lebih kecil. Di dalam struktur ini alun-alun menjadi struktur pengikat bagi Dalem/ Keraton maupun masjid yang bersangkutan.

Keadaan Masjid Demak Dahulu

Masjid Agung Demak yang merupakan pusat kegiatan religius dan pemerintahan Demak Bintoro pada saat itu. Pada komplek Masjid Demak sendiri juga menyatu dengan komplek dari makam raja-raja Demak Bintoro beserta kerabatnya, yang terletak pada bagian barat dari kompleks masjid.

Setting Kawasan Demak Sekarang 

Setting kawasan dari pusat kota Demak sendiri didominasi oleh bangunan-bangunan baru, kecuali bangunan Masjid Demak. Bangunan-bangunan yang terdapat di sekitar alun-alun kota Demak antara lain: masjid Demak, penjara, kantor pemerintahan.

6. Posisi Geografis Kabupaten Demak

Kabupaten Demak terletak pada 6°43'26" - 7°09'43" LS dan 110°27'58" - 110°48'47" BT dan sekitar 25 km di sebelah timur Kota Demak. Demak dilalui Jalur Pantura yang

Page 8: Kabupaten Demak

menghubungkan Jakarta-Demak-Surabaya-Banyuwangi. Demak sendiri berbatasan langsung secara administrasidengan wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Jepara dan Laut Jawa Sebelah Timur : Kabupaten Kudus dan Kabupaten Grobogan Sebelah Selatan : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak Sebelah Barat : Kota Demak

Kabupaten Demak memiliki luas wilayah ± 1.149,07 KM², yang terdiri dari daratan ± 897,43 KM², dan lautan ± 252,34 KM². Kondisi tekstur tanahnya terdiri atas tekstur tanah halus (liat) dan tekstur tanah sedang (lempung). Dilihat dari sudut kemiringan tanah, kabupaten ini memiliki permukaan tanah yang relatif datar. Ketinggian permukaan tanah wilayah kabupaten Demak mulai dari 0 mdpl sampai 100 mdpl.

Beberapa sungai yang mengalir di wilayah ini, antara lain: Kali Tuntang, Kali Buyaran, dan Kali Serang yang terbesar serta membatasi kabupaten Demak dengan kabupaten Kudus dan Jepara.

Kabupaten Demak mempunyai pantai sepanjang 34,1 Km terbentang di 13 desa, yaitu desa Sriwulan, Bedono, Timbulsloko, Surodadi , Desa Tambakbulusan, Desa Morodemak, Purworejo, Desa Betahwalang, Desa Wedung, Berahankulon, Berahanwetan, Wedung dan Babalan. Sepanjang pantai Demak ditumbuhi vegetasi mangrove dengan luas sekitar 476 Hektar.

7. Kabupaten Demak yang “Beramal”

Secara umum konsep pengembangan kota berkelanjutan didefinisikan sebagai pengembangan kota yang mengedepankan adanya keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan hidup. Keseimbangan ini penting untuk menjamin adanya keberlanjutan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia, tanpa mengurangi peluang generasi yang akan datang untuk menikmati kondisi yang sama.

Kabupaten Demak masih belum bisa dikatakan sebagai kota yang berkelanjutan karena masih menemukan masalah lingkungan dalam kesehariannya. Akan tetapi, Kabupaten Demak terus berusaha melakuhan perbaikan demi menciptakan Kabupaten Demak yang layak huni bagi generasi sekarang dan generasi yang akan datang. Hal ini sesuai dengan motto yang diangkat Kabupaten Demak, yaitu “Beramal” singkatan dari Bersih, Elok, Rapi, Anggun, Maju, Aman dan Lestari.

8. Masalah Umum Kabupaten Demak

Page 9: Kabupaten Demak

Kabupaten Demak tidak memiliki potensi bencana alam yang besar seperti Gunung Berapi, gerakan tanah ataupun tanah longsor. Permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan kondisi topografi dan geologi adalah adanya daerah angin topan, banjir, abrasi dan rawan banjir di Kabupaten Dema. Permasalahan lingkungan tersebut diatas, dapat dijabarkan sebagai berikut :

Angin Topan

Bencana angin topan di kabupaten demak terdapat di Kecamatan Bonang yaitu (Desa Purworejo), Kecamatan Karanganyar (Desa Ketanjung), Kecamatan Sayung (Desa Surodadi, Tugu Dan Gemulak), Kecamatan Dempet (Desa Sidomulyo Dan Gempoldenok) Kecamatan Wonosalam (Desa Botorejo).

Banjir

Adapun daerah yang sering terjadi banjir pada musim penghujan yaitu hanya terdapat di Kecamatan Guntur yang terdapat didesa Blerong. Bencana banjir yang terjadi sering menggangu aktifitas penduduk yang ada di daerah kecamatan Guntur.

Rawan Banjir

Rawan banjir pada musim penghujan berada di sebagian besar kecamatan Demak, Sayung, Karangtengah, Bonang, Karanganyar, Wonosalam, Guntur dan Mranggen. Hal tersebut dikarenakan berbagai aktivitas manusia dan pesatnya perkembangan pembangunan yang mengakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan terhadap lahan. Perubahan penggunaan lahan dari lahan pertanian dan hutan menjadi lahan untuk perumahan, akan berpengaruh pada berkurangnya tingkat peresapan air ke dalam tanah yang menyebabkan banjir pada musim hujan dan menurunnya permukaan air tanah.

Abrasi

Abrasi terjadi di Kawasan Pesisir Daerah Pantai Kabupaten Demak diakibatkan oleh aktivitas manusia (penebangan hutan mangrove untuk diambil kayunya, dan konversi hutan mangrove menjadi tambak) dan proses alami (terpaan gelombang laut yang terjadi secara terus-menerus serta perubahan pola arus yang menyusur pantai). Konfigurasi daratan pantai yang berupa tonjolan(tanjung) memiliki kontribusi utama sebagai penyebab terjadinya pembelokan arus menyusur pantai (AMP) dan defraksi gelombang yang menuju pantai, sehingga berakibat terjadinya abrasi (erosi) di pantai tertentu. Sebagai imbangan terjadinya fenomena abrasi, akan terjadi pula fenomena akresi (sedimentasi), yang mengakibatkan terjadinya tanah timbul di tempat lain. Dari hasil pengamatan terlihat beberapa tempat yang mengalami abrasi antara lain: sebagian daerah pantai utara yaitu kecamatan sayung,

Page 10: Kabupaten Demak

boning dan wedung. Hal tersebut disebabkan kurang mantapnya sistem penyangga pantai, terutama sebagai akibat struktur tanah yang rapuh (dispers) serta kurangnya tanaman pelindung pantai di ketiga sebagian kecamatan yang berbatasan dengan laut tadi

9. RTHRuang terbuka hijau sangat dibutuhkan dalam keberlangsungan suatu kota. Seperti dikatakan dalam peraturan yang ada, ruang terbuka hijau suatu wilayah minimal 30% dari luas wilayah tersebut. Untuk Ruang terbuka Hijau Kabupaten Demak yang baru sebesar 10% dapat dilihat di lampiran.

KESIMPULAN

Kabupaten Demak sering disebut sebagai kota tua dan merupakan kota wali, dimana dahulu Sunan Kalijaga pernah singgah didaerah tersebut. Disekitar alun- alun terdapat sebuah peninggalan bersejarah berupa Masjid Agung Demak yang pada jaman Sunan Kalijaga digunakan untuk menyebarkan ajaran Islam dan merupakan bukti kejayaan Kerajaan Islam. Masjid Agung Demak merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia yang terletak di Kelurahan Bintoro, dimana didepan masjid tersebut terdapat alun- alun yang merupakan landmark Kota Demak. Dengan adanya bangunan bersejarah di kawasan tersebut mengakibatkan semakin ramainya kegiatan yang berada di kawasan alun- alun terutama pada hari- hari besar tertentu dan sore hingga malam hari. Alun- alun merupakan ruang terbuka yang memiliki peranan penting bagi suatu kota. Alun- alun menjadi titik pusat kegiatan kota sebagai tempat bertemunya masyarakat untuk melakukan kegiatan bersama.

Jumlah penduduk Kabupaten Demak berdasarkan hasil registrasi tahun 2012 sebanyak 1.093.622 jiwa. Terdiri atas 542.879 (49,73%) laki-laki dan 549.743 (50,27%) perempuan. Persentase pertumbuhan penduduk Kabupaten Demak tahun 2012 sebesar 1,18%. Dilihat dari kepadatan penduduk pada tahun 2012 kepadatan penduduk  kabupaten Demak mencapai 1.218 jiwa/km2.

Kabupaten Demak masih belum bisa dikatakan sebagai kota yang berkelanjutan karena masih menemukan masalah lingkungan dalam kesehariannya. Akan tetapi, Kabupaten Demak terus berusaha melakuhan perbaikan demi menciptakan Kabupaten Demak yang layak huni bagi generasi sekarang dan generasi yang akan datang. Hal ini sesuai dengan motto yang diangkat Kabupaten Demak, yaitu “Beramal” singkatan dari Bersih, Elok, Rapi, Anggun, Maju, Aman dan Lestari.

Kabupaten Demak tidak memiliki potensi bencana alam yang besar seperti Gunung Berapi, gerakan tanah ataupun tanah longsor. Permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan kondisi

Page 11: Kabupaten Demak

topografi dan geologi adalah adanya daerah angin topan, banjir, abrasi dan rawan banjir di Kabupaten Demak.

Ruang terbuka hijau sangat dibutuhkan dalam keberlangsungan suatu kota. Seperti dikatakan dalam peraturan yang ada, ruang terbuka hijau suatu wilayah minimal 30% dari luas wilayah tersebut. Untuk Ruang terbuka Hijau Kabupaten Demak yang baru sebesar 10%.

4.2 SARAN

Saran merupakan sumbangan pemikiran penulis terhadap permasalahan yang diteliti. Saran–

saran dari penulis adalah sebagai berikut :

1. Masyarakat hendaknya lebih dilibatkan dalam hal pembangunan dan pengembangan kota,

agar kota menjadi lebih tertata.

2. Daerah Aliran Sungai (DAS) hendaknya dikosongkan dari pemukiman masyarakat agar

dampak banjir di Demak dapat diminimalisir.

3. Sebaiknya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Demak ditambah, agar Demak lebih asri dan

lebih sejuk. Untuk memperluas RTH kita juga bisa membuat taman atap di atap-atap

perkantoran.

4. Pemerintah dan Badan-Badan yang terkait sebaiknya lebih berintegrasi satu sama lain

dalam hal konsolidasi lahan agar lahan-lahan yang ada di Demak bisa difungsikan secara

efektif.

Daftar Pustaka

http://demakkab.bps.go.id/index.php?hal=beranda

http://demakkab.bps.go.id/index.php?hal=publikasi_detil&id=4

http://harmonys2dio.blogspot.com/2012/07/sejarah-alun-alun-demak.html

Page 12: Kabupaten Demak

http://id.wikipedia.org/wiki/Demak

http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/96878-[_Konten_]-c6471.pdf

http://pitalogicalicious.blogspot.com/2011/10/perkembangan-kotademak-pendahuluan.html

http://pitalogicalicious.blogspot.com/2011/10/perkembangan-kotademak-pendahuluan.html

http://ppsp.nawasis.info/dokumen/.../bp/... demak / BAB %20I%20 Demak . doc

http://ppsp.nawasis.info/dokumen/.../bp/... demak / BAB %20II%20 Demak . doc

http://ppsp.nawasis.info/dokumen/.../bp/... demak / BAB %20I I I%20 Demak . doc

Lampiran

Page 13: Kabupaten Demak

Alun-alun Kabupaten Demak saat ini

Alun-alun Kabupaten Demak, 1960

Page 14: Kabupaten Demak

JUmlah Penduduk Demak berdasarkan kecamatan, jenis kelamin, dan sex ratio, 2012

Page 15: Kabupaten Demak

Persentase Kemiskinan di Kabupaten Demak, 2012

Luas Kabupaten Demak (dalam Hektar), 2012

Page 16: Kabupaten Demak

Luas Kabupaten Demak (Hektar), 2012

Page 17: Kabupaten Demak

Kepadatan Penduduk Kabupaten Demak, 2012

Page 18: Kabupaten Demak
Page 19: Kabupaten Demak
Page 20: Kabupaten Demak
Page 21: Kabupaten Demak
Page 22: Kabupaten Demak
Page 23: Kabupaten Demak
Page 24: Kabupaten Demak

PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Demak

Page 25: Kabupaten Demak

PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Demak

Page 26: Kabupaten Demak

Realisasi Pendapatan asli daerah Kabupaten Demak, 2012

RTH Kabupaten Demak berdasarkan data dari SIPD Kemendagri