pemeriksaan terdakwa : eddie widiono soewondho filemendapatkan pendanaan dari apln untuk lanjutan...

81
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011 Selasa, 30 November 2011 Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho Hakim Ketua : Silahkan. Kita mulai pemeriksaan diri saudara hari ini ya. Saudara pernah diperiksa oleh penyidik KPK ya? Terdakwa : Pernah Yang Mulia. Hakim Ketua : Pernah. Sebelum saudara menandatangani berita acara tersebut saudara membacanya ya? Terdakwa : Iya Yang Mulia. Hakim Ketua : Benar keterangan saudara di sana? Terdakwa : Benar Yang Mulia Hakim Ketua : Baik. Coba ceritakan dari awal mengenai CIS RISI ini? Terdakwa : Baik Yang Mulia. Hakim Ketua : Saudara menjabat Dirut PLN tahun berapa? Terdakwa : Saya menjabat Dirut PLN tahun 2001 bulan Maret. Hakim Ketua : Sampai dengan? Terdakwa : Sampai dengan bulan Maret tahun 2008. Hakim Ketua : Sebelum itu saudara menjabat sebagai apa? Terdakwa : Sejak tahun 1998-2001 saya menjabat sebagai Direktur Pemasaran dan Distribusi PLN. Hakim Ketua : Ketika PLN mengadakan kerja sama dengan pihak ITB, jabatan saudara apa?

Upload: nguyenduong

Post on 18-May-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Selasa, 30 November 2011

Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho

Hakim Ketua : Silahkan. Kita mulai pemeriksaan diri saudara hari ini ya. Saudara

pernah diperiksa oleh penyidik KPK ya?

Terdakwa : Pernah Yang Mulia.

Hakim Ketua : Pernah. Sebelum saudara menandatangani berita acara tersebut saudara

membacanya ya?

Terdakwa : Iya Yang Mulia.

Hakim Ketua : Benar keterangan saudara di sana?

Terdakwa : Benar Yang Mulia

Hakim Ketua : Baik. Coba ceritakan dari awal mengenai CIS RISI ini?

Terdakwa : Baik Yang Mulia.

Hakim Ketua : Saudara menjabat Dirut PLN tahun berapa?

Terdakwa : Saya menjabat Dirut PLN tahun 2001 bulan Maret.

Hakim Ketua : Sampai dengan?

Terdakwa : Sampai dengan bulan Maret tahun 2008.

Hakim Ketua : Sebelum itu saudara menjabat sebagai apa?

Terdakwa : Sejak tahun 1998-2001 saya menjabat sebagai Direktur Pemasaran dan

Distribusi PLN.

Hakim Ketua : Ketika PLN mengadakan kerja sama dengan pihak ITB, jabatan saudara

apa?

Page 2: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Terdakwa : Pada saat kerja sama itu sebelum tahun 1998 Yang Mulia, saya bekerja

sebagai Direktur Niaga dan Pengembangan Usaha pada PT. PLN, anak

perusahaan PT.PLN pembangkitan Jawa-Bali 1.

Hakim Ketua : Menyangkut kerja sama PLN dengan ITB, apa yang saudara ketahui itu?

Terdakwa : Saya tidak mengetahui kerja sama PLN Disjaya dengan ITB sampai

tahun 2000, pada saat mana General Manager PLN Disjaya melaporkan

pada saya bahwa PLN Disjaya mendapat kesulitan karena tidak bisa

menerapkan system informasi. Baru pada saat itu say diberi masukan-

masukan mengenai progress atau status terakhir dari kerja sama PLN

Disjaya dengan Politeknik ITB.

Hakim Ketua : Terus?

Terdakwa : Dari laporan saudara Margo Santoso pada saat itu, saya mendapat

kesimpulan bahwa project implementasi SIMPEL RISI tersebut

mengalami keterlambatan yang sangat parah terutama karena

ketidaksiapan PLN dalam menyediakan SDM dan peralatan hardware?

Hakim Ketua : SIMPEL RISI ini kerja sama PLN dengan ITB ya?

Terdakwa : Ya PLN dengan ITB.

Hakim Ketua : Terus?

Terdakwa : Pada waktu itu Pak Margo melaporkan pada saya, bahwa beliau gagal

mendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang

sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

pada saya, apakah ada jalan keluar? Terus terang saja, saya tidak

mempunyai jalan keluar, saya justru menambahkan kepada beliau bahwa

“wah ini situasinya gawat kalau TDL jadi naik di akhir tahun 2000 dan

Pak Margo belum siap dengan system informasi”. Beliau setuju bahwa

ini menjadi masalah yang besar. Itulah introduksi saya pada

permasalahan SIMPEL RISI kira-kira bulan Mei tahun 2000 Yang

Mulia.

Page 3: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Hakim Ketua : Hmm. Terus?

Terdakwa : Selanjutnya saya tidak mendengar apa-apa mengenai masalah ini ya.

Ada sekali saja Pak Margo bercerita pada saya tahun 1995 eh maaf tahun

1999 bulan Mei tiba-tiba SIMPEL RISI ini di SIDAK oleh Dirut pada

waktu itu dan kemudian sebagian dari tugas Politeknik yaitu SIMKEU

dan SIMMAT kalau saya tidak salah itu dikeluarkan dari kontrak. Saya

mendapat kesan tentang kontrak itu belum ditutup. Tetapi posisinya PLN

berada dalam posisi kurang lebih berhutang karena tidak bisa

menyelesaikan tidak bisa menutup dan pada saat yang sama juga

membutuhkan suatu system informasi. Kejadian ini diikuti dengan bulan

September sekitar pertengahan atau akhir bulan di September.

Hakim Ketua : Di tahun?

Terdakwa : Tahun 2000 masih Yang Mulia. Saya mendapat tembusan surat dari

Netway pada waktu itu, mohon kesempatan untuk presentasi. Kemudian

saya mendapat informasi dari Pak Margo, bahwa memang Netway

merencanakan untuk mengajukan suatu proposal yang pada waktu itu

disebut CIS Outsourcing Solution, dan atas informasi tersebut, saya

membuka pintu dan menyediakan waktu untuk mendengarkan

presentasi. Setahu saya, sebelum presentasi di tempat kami, di Direktorat

Pemasaran, Netway sudah melakukan presentasi di PLN Disjaya, di

tempat saya kalau tidak salah tanggal 27 September. Di Disjaya tanggal

21 September. Pada waktu mereka datang mengajukan presentasinya,

saya berkesimpulan bahwa presentasi ini banyak kesesuaian dengan

kebutuhan PLN pada waktu itu. Perlu kami sampaikan, bahwa berbeda

dengan apa yang dicatat dalam beberapa BAP rekan-rekan, presentasi

pertama dari Netway, sama sekali tidak menyinggung masalah SIMPEL

RISI atau CIS RISI. Ini pernyataan saya. Karena pada waktu itu, Netway

hanya menyatakan saya mempunyai solusi CIS Outsourcing Solution.

Netway juga menunjukan kepada kami, bahwa mereka sudah siap

dengan data-data yang cukup dan itu ditunjukkan dan juga saya

sampaikan di dalam BAP, yang menarik perhatian saya, presentasi itu

dibuat dalam bahasa Inggris. Jadi presentasi pertama tidak detail, saya

Page 4: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

tidak mempunyai latar belakang system informasi.Oleh karenanya saya

tidak tertarik pada masalah IT nya. Untuk Bapak Hakim Yang Mulia

ketahui, masalah IT itu dikomandoi oleh Divisi Sistem Informasi di

bawah Direktorat Perencanaan. Direktorat saya Pemasaran dan

Distribusi, berkaitan dengan Pelayanan pelanggan dan pengembangan

usaha. Oleh karenanya saya melihat dari aspek pengembangan usaha ya.

Karena dalam tawaran mereka, mereka menyadarkan bahwa mereka

akan menyedikan dana investasi untuk memenuhi kebutuhan investasi

PLN di bidang IT. Kemudian untuk itu mereka minta untuk di kontrak

selama 5 tahun dengan tawaran pada waktu itu, angka yang disebut

belum tawaran yang resmi sekitar 5 ribu Rupiah per pelanggan. Tapi

modus kerja nya adalah Outsourcing seluruh pekerjaan. Pada waktu itu

yang ditwarkan sekali lagi bukan CIS RISI, tetapi tawarannya adalah

mereka akan membawa modernisasi system informasi ini menjadi CIS

IBP (Industrial Best Practice) yang berarti yang berarti saya belakangan

ketahui bahwa itu tingkatnya adalah di atas CIS RISI apakah CIS RISI

Standard, CIS RISI Standarad Plus itu belum mencapai IBP. Atas

presentasi tersebut saya melapor kepada Pak Dirut, dalam rangka

Dipotong oleh Hakim Ketua

Hakim Ketua : Siapa Dirut nya?

Terdakwa : Pak Kuntoro Mangkusubroto. Dan kalau Bapak Hakim Yang Mulia

Melihat, ini keberadaan rapat Direksi yang membahas masalah ini

walaupun sebentar sekali juga dikonfirmasi oleh dua saksi yaitu Pak

Tunggono dalam BAP nya, beliau hadir dan Pak Azis Sabarto. Di sana

saya melaporkan bahwa ada usulan ada gagasan dari pihak swasta untuk

melakukan Outsource dari pekerjaan ini. Sebagai latar belakang Yang

Mulia kami sampaikan, pada tahun 2000 tersebut, PLN dalam keadaan

rugi yang sangat parah. Sejak tahun 1997 seingat saya PLN terus merugi

dan tahun 2000 itu kondisi terparah pada saat mana kerugian kita

mencapai 26 Triliun. Satu tahun itu. Mengapa ini bisa merugi? Ini tidak

lain karena kejatuhan harga Rupiah terhadap Dollar dan karena hampir

70% dari biaya PLN itu terkait dibayarkan dalam Dollar, antara lain

Page 5: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

listrik swasta, pembelian BBM dan sebaginya, sedangkan pendapatan

PLN dalam Rupiah, maka otomatis timbul kerugian yang sangat besar

yang tidak bisa ditutupi dari sumber-sumber di PLN. Kami jelaskan latat

belakang yang lain, atas kerugian yang cukup besar tadi, pemerintah

merencanakan untuk merestrukturisasi sector ketenagalistrikan dan itu

dimulai dampaknya di PLN setahu saya, pada tahun 1994 itu ada tim dari

Universitas Indonesia, yang melakukan kajian dampak resutrkturisasi

PLN, kemudian diikuti dengan pembentukan anak perusahaan, PJB 1

dan PJB 2. ini merupakan respon PLN terhadap krisis listrik yang terjadi

krisis perekonomian yang terjadi pada waktu itu. Tetapi pada saat yang

sama pemerintah mendapat tekanan dari IMF dan Bank Dunia.

Pemerintah untuk segera membuka pasar ketenagalistrikan di Indonesia,

dan itu diwujudkan tahun 1996, ada konsultan yang dibiayai Bank

Dunia, yaitu Anderson Consulting, menyelesaikan suatu studi yang

disebut ITSP (Information Technology Strategic Plan) yang sangat

controversial waktu itu. Kemudian pemerintah mengkontrak Copperson

konsultan yang juga dibiayai Bank Dunia, yang memberikan gagasan

bagaimana memecah pasar listrik Indonesia, atas secara vertical, ada

pasar pembangkitan, nanti ada pasar distribusi dan ada sisi monopoli

yang disebut wire business. Studi tersebut diambil oleh pemerintah

menjadi yang disebut white paper pemerintah pada waktu itu Menterinya

Pak Kuntoro, masih. Nah white paper ini sudah menggambarkan PLN

akan mengalami yang disebut unbundling. Pemisahan fungsi

pembangitan, fungsi kawat, wire business fungsi transmisi dan distribusi,

dan fusngsi retail. Kemudian dalam studi itu disampaikan bahwa PLN

Distribusi Jakarta akan dijadikan Strategic Business Unit (SBU)

kemudian akan di Strategic Partner kan dengan pihak asing. Jadi istilah

kami Disjaya akan dijual. Begitu. Itu merupakan sebuah informasi yang

merata, tahun 1999 pada waktu Dirut nya Pak Adi Satria. Akhir 1999

karena masalah listrik swasta, Pak Adi Satria mundur dan digantikan

Pak Kuntoro yang sudah turun dari Menteri menjadi Dirut PLN.

Hakim Ketua : Ya langsung saja pada masuknya Netway ya.

Page 6: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Terdakwa : Baik Yang Mulia. Yang ingin kami gambarkan adalah

Hakim Ketua : Latar belakang sudah tadi ya.

Terdakwa : Tahun 2000 tersebut kami semua berpendapat bahwa satu-satunya jalan

keluar, bagi PLN untuk keluar dari krisis, yang terutama adalah kita

harus menaikkan TDL. Kenaikan TDL itu berlangsung di tengah suasana

penolakan. Karena beban masyarakat akibat krisis sudah cukup berat.

Oleh karena itu kami sangat berhati-hati, jangan sampai kenaikan TDL

ini memicu suatu penolakan dari masyarakat. Salah satu kelemahan dari

Distribusi Jakarta adalah tahun 1999 Distribusi Jakarta mengalami re

organisasi. 7 cabang dirubah menjadi 35 area pelayanan. Re organisasi

tadi maksudnya baik, tetapi karena system informasi nya terlambat,

maka koordinasi dari 35 AP tersebut menjadi kacau. Akibatnya di akhir

tahun 2000, kami semua mendapat laporan dari KAP (Kantor Akuntan

Publik) bahwa PLN kemungkinan akan kehilangan status wajar tanpa

persyaratan, karena di PLN Distribusi Jakarta itu ada dana pendapatan

PLN hampir 800 Miliar yang gagal di rekonsiliasi akibat datanya tidak

baik. Jadi ada pressure dari kebutuhan tersebut. Juga di tahun 2000 itu

meskipun kami sudah berusaha mencegah muncul ke permukaan dimana

oknum PLN ini berhasil menyembunyikan uang pendapatan, memutar

sekitar hampir 6 miliar dan itu dan itu muncul sebagai berita besar pada

waktu itu yang disebut sebagai Kapyanto Gate. Berita-berita ini sangat

memukul kita dalam persiapan kita menghadapi kenaikan Tarif Dasar

Listrik. Oleh karena itu pada waktu Pak Margo mengeluh pada saya dan

melaporkan bahwa kita harus mencari terobosan, ya saya menganggap

bahwa keberadaan suatu system informasi, menjadi mutlak diperlukan.

Pak Margo juga melaporkan pada saya bahwa system informasi

SIMPEL RISI itu sebenarnya mendapat restu dari Bank Dunia. Dan

sudah akan didanai Bank Dunia sebesar 39 Juta Dollar, di akhir tahun

1999 tersebut, tapi Bank Dunia menarik diri. Saya berkoordinasi dengan

Direktur Keuangan dan mendapat informasi dari Direktur Keuangan,

bahwa

Hakim Ketua : Siapa itu?

Page 7: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Terdakwa : Pak Parno Isworo. Bahwa dengan menarik dirinya Bank Dunia ini,

karena situasinya PLN, paling cepat dana Bank Dunia itu baru akan

masuk ke PLN tahun 2003, masuk kembali ke PLN tahun 2003.Nah

masalahnya adalah sebenarnya Bank Dunia punya program, yang

mendukung ITSP yang dibuat Anderson Consulting, yaitu pendanaan

sebesar 250 Juta Dollar. Dan itu sudah disiapkan tetapi karena krisis tadi,

berhenti juga. Jadi dari tahun 2001 sampai 2003, kita sudah perkirakan

bahwa kita akan menjadi sasaran tembak. Tariff naik, kita tidak mampu

mengamankan, pendapatan karena tidak mempunyai system informasi,

dan oleh karena itu tawaran Netway, untuk membiayai investasi yang

pada waktu itu tidak mungkin dilakukan oleh PLN, menjadi suatu

tawaran yang sangat menarik. Lebih menarik lagi bagi saya, karena saya

berlatar belakang sebetulnya pemasaran dan pengembangan usaha. Saya

melihat bahwa pada tawaran tersebut ada suatu kesempatan bagi PLN

untuk bisa mengembangkan bisnisnya di luar sector ketenagalistrikan.

Dan ini dimungkinkan oleh Undang-Undang yang rencananya akan

dibangun. Mungkin Bapak hakim bisa memaklumi PLN pada waktu itu

berusaha mencari pendapatan di luar sector listrik, karena sector listrik

itu tergantung pada tariff. Kami mencari pendapatan di luar sector listrik,

kami berusaha mencari pendapatan dalam US Dollar, karena berusaha

mengurangi gap antara pendapatan Rupiah dan biaya US Dollar. Dan

untuk itu Pak Kuntoro pada tahun 2000 merestui dan membentuk PT.

Icon Plus, anak perusahaan telematika PLN, yang pada waktu itu

ditugasi untuk memanfaatkan asset PLN, antara lain kabel-kabel fiber

optic, kemudian kemampuan computer kita, untuk bisa dikerjasamakan

dengan sector telekomunikasi. Yang pada saat itu sedang booming. Jadi

ini bagian strategi besar, bahwa kita ingin men-tap pendapatan dari

sector telekomunikasi, dan sector perbankan yang kita perkirakan akan

tumbuh. Oleh karena itu, ide Netway untuk membentuk OSCO

(Outsourcing Company) itu saya anggap dari sisi pengembangan usaha

merupakan suatu opportunity bagi PLN, dan karena nya kami mencoba

sejauh mungkin meng-entertain ide ini. Kami lanjutkan situasi yang lain

adalah di tahun 2000 karena situasi demikian krisis dan PLN itu harus

berfokus kepada perubahan-perubahan strategis, maka Pak Kuntoro

Page 8: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

mengeluarkan Dekrit Desentralisasi kewenangan penuh kepada para

GM, untuk masalah operasional. Jadi semua kegiatan operasional

dikeluarkan dari PLN Pusat. Semua esselon 1 di bawah Direktur, yang

berkaitan dengan operasi dihapuskan. Wilayah-wilayah diwajibkan

berdiri sendiri. Sedemikian drastisnya sehingga keluar yang disebut SK

075, SK Pengadaan 075 pada waktu itu, bulan Oktober tahun 2000, yang

menyatakan bahwa batasan kewenangan pemimpin wilayah (GM) untuk

anggaran APLN itu tidak terbatas. Jadi berapa pun mereka mau

melakukan pengadaan, silahkan. semua kewenangan , hak dan

kewenangan diserahkan. PLN pusat berkonsetrasi kepada masalah-

masalah strategis. Dalam kaitan dengan CIS RISI OSCO, karena

Outsourcing Company ini merupakan suatu pembentukan anak

perusahaan baru, maka saya menganggap ini masalah strategis dan kita

berusaha untuk membantu Distribusi Jakarta di dalam membangun

OSCO tersebut. Singkat kata, sebetulnya ada suatu cacat yang

fundamental dalam usulan PLN Disjaya megenai OSCO, yaitu Disjaya

menganggap bahwa PLN Disjaya ingin bekerja sama dengan Netway,

membentuk anak perusahaan, anak perusahaan ini diberi pekerjaan di

Disjaya, setelah besar nanti dipakai untuk “berjualan” PLN Disjaya

“berjualan” di wilayah-wilayah PLN yang lain. Ide dasarnya sebenarnya

demkian. Namun karena harus berdasarkan governance yang baik,

rasanya tidak mungkin pimpinan PLN Disjaya sebagai bohir dari

pekerjaan itu juga sekaligus sebagai pemegang saham dari anak

perusahaan tersebut. Oleh karena itu dalam ide arahan kami selanjutnya

kepada Disjaya adalah “Hei tolong kamu kembali kepada fungsi anda

sebagai pemberi pekerjaan, dan serahkan masalah kerja sama ini dengan

anak perusahaan PLN yang lain yang disebut Icon Plus, yang memang

bidangnya adalah telematika. Itu saya nyatakan dalam surat 15 Januari

Yang Mulia. Namun sebelum surat 15 Januari ini, memang karena

mungkin situasinya pada waktu itu demikian gawat bagi Disjaya, ada

serangkaian tindakan yang pada waktu itu memicu hal-hal yang tidak

diinginkan. Misalnya PLN Disjaya menulis surat pada kami tanggal 6

Oktober, minta izin mengeluarkan Letter of Intent untuk melakukan

negosiasi. Izin tersebut, permohonan izin tersebut tidak kami respon

Page 9: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

karena sebetulnya pada waktu itu belum pernah ada izin formal bagi

Distribusi Jakarta untuk melakukan Outsourcing. Hasil konsultasi kami

dengan Direksi, mengizinkan Outsourcing. Sehingga itulah yang kami

jawab. Kami tidak memberikan izin Letter of Intent, karena pada waktu

itu pemahaman kami. Letter of Intent ini sudah mempunyai nilai

keterikatan. Meskipun dikatakan di situ tidak megikat, tetapi secara

moril kalau sudah mengeluarkan Letter of Intent kepada suatu

perusahaan ini sifatnya mengikat. Surat kami menyatakan kepada GM,

tolong konsentrasi pada pekerjaan persiapan. Buat rencana masukan

anggaran, dan lakukan sosialisasi. I’tikad kami menyampaikan hal itu

adalah, karena OSCO ini kerja sama Outsourcing Company ini, sesuatu

yang baru di PLN, ini sangat mudah disalah mengerti. Begitu. Jadi

perintah kami pada waktu itu, lakukan sosialisasi, lakukan perencanaan.

Tetapi mungkin karena ketergesaan, Disjaya langsung melakukan

pembicaraan dengan Netway, dan bulan Desember Disjaya megeluarkan

suatu surat, kepada kami yang isinya meminta izin kerja sama dengan

rincian. Sebenarnya rinciannya financial model tapi disebutkan tahun

pertama sekitar ratusan miliar, tahun kedua ratusan miliar. Dan surat

tersebut adalah surat terbuka, sehingga akhir tahun 2000 tersebut, PLN

pusat gempar karena nadanya seolah-olah Direktur Pemasaran akan

menunjuk langsung suatu perusahaan dengan nilai 900 Miliar. Padahal

itu sangat premature sekali, dan belum pernah ada angka pembicaraan

menyangkut itu. Karena timbul masalah ini khususnya timbul pendapat

juga kritik dari Sunggu Aritonang pada waktu itu Divisi Sistem

Informasi, yang menyatakan “Kenapa kok Disjaya berani menyebutkan

produknya CIS-IBP?” padahal berlum pernah konsultasi dengan tim

CIS-IBP di PLN pusat. Di PLN pusat itu ada tim, terdiri beberapa divisi

yang merumuskan CIS-IBP itu seperti apa binatangnya? Nah itu belum

pernah konsultasi. Jadi awal Januari kami mengarahkan supaya

Distribusi Jakarta tetap berposisi sebagai Bohir serahkan ownership

kerjasamanya kepada Icon, dan kemudian telaah dengan tim IBP PLN

pusat apa-apa saja yang. Salah satu keberatan lain adalah kerja samanya

kenapa 5 tahun? Karena mereka sudah mendapat informasi bahwa

sekitar 2003 dana dari Bank Dunia akan masuk. Kalau dana dari Bank

Page 10: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Dunia akan masuk maka ITSP akan jalan dan PLN akan mengadakan

tender CIS-IBP. Begitu. Karena dalam surat 15 Januari, kami juga

mengarahkan supaya masa kerja sama pembentukan OSCO itu

diturunkan dari 5 tahun menjadi 3 tahun. Atas arahan kami, Disjaya

membentuk tim dan melakukan berbagai kajian. Setelah itu bulan Maret

saya diangkat menjadi Dirut dan saya ketahui Pak Margo tanggal 14

Maret menulis surat kepada Direktur Pemasaran. Sayangnya pada waktu

saya diangkat menjadi Dirut, saya juga diberhentikan sebagai Direktur

Pemasaran, sehingga surat Pak Margo pada waktu itu tidak terjawab

karena jabatan Dirsar lowong pada waktu itu. Tidak ada pejabatnya.

Saya naik menjadi Dirut, kemudian hari ada ketetapan Pak Tunggono

yang menjadi Dirsar, tetapi itu sudah berkisar bulan Juli. Jadi sampai

bulan Maret itu, Pak Margo sudah seingat saya menulis 3 surat yang

minta izin. Supaya diizinkan bekerja sama dengan Netway. Dan belum

pernah satu kali pun kami mengeluarkan suatu izin. Karena kita ingin

persiapan pekerjaannya lebih. Lebih keras lagi. Rupanya karena surat 14

Maret ini tidak terjawab, maka pada tanggal 31 Mei, Pak Margo menulis

surat kepada Dirut juga minta izin untuk menunjuk Netway sebagai

partner. Ini mohon Yang Mulia kami beri penekanan, karena dalam

konsep Outsourcing Company tadi, kita harus menyelesaikan vehicle nya

dulu. Baru setelah itu kita pikirkan ini mau diberi pekerjaan bagaimana.

Begitu. Nah usul penunjukkan langsung Netway ini pernah dibicarakan

sebagai partner ini pernah dibicarakan dalam rapar direksi. Memang

betul anggota direksi pernah menyarankan yaitu Pak Hardiv pernah

menyarankan bahwa menunjuk partner itu harus kuat dasar hukumnya.

Misalnya melalui tender. Sebagai seseorang yang mempunyai

background di bidang pengembangan usaha, pada waktu itu sudah saya

coba jelaskan kepada Pak Hardiv, bahwa di dunia nyata itu tidak ada

orang memilih partner melalui proses tender. Kalau pendagadaan iya,

tetapi memilih partner itu pertimbangannya banyak sekali. Jadi ini tidak

bisa dilakukan dengan tender terbuka dalam konsep pengadaan.

Kemudian saya katakan bahwa OSCO ini hanya bekerja sebagai

perantara saja. Sampai 2003. pada saat mana nanti kita melakukan tender

untuk CIS IBP. Nah kelanjutan dari OSCO ini apabila ada tender

Page 11: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

tersebut, itu juga dipertanyakan. Kalau OSCO sudah milik PLN

sebagian, apakah nanti bisa PLN itu level dalam tender CIS IBP. Kalau

ada peserta lain yang tidak me Roll Out seperti PLN. Oleh karena itu

dalam pembicaraan strategi, pada waktu itu bulan Mei itu, saya

menyarankan coba diselidiki kemungkinan siapa saja memang yang

berminat untuk masuk di CIS IBP. Dan coba lakukan pendekatan dengan

vendor-vendor itu juga mengenai perjanjian Outsourcing Company.

Begitu. Jadi intinya sebenarnya adalah pendekatan Outsourcing dan itu

terus terang saja bukan dari kami. Dirut tahun 2000, dalam RKAP 2001,

Pak Dirut, Pak Kuntoro sudah menyampaikan dan juga didukung oleh

pemegang saham agar mencari upaya melepaskan ketergantungan PLN

dari pendanaan pemerintah. Oleh karenya kerja sama dengan swasta

menjadi sesuatu yang harus ditempuh pada waktu itu. Sebagai ujung

tombaknya adalah kerja sama di bidang pembangkitan yang pada waktu

itu dikenal dengan nama TMP. Total Maintenance Timesheet, Total

Maintance Contract di mana pembangkit milik PLN, seluruh proses

pembiayaannya mulai dari beli spare part, masang, sampai menjamin

keandalannya itu dilakukan oleh pihak swasta dan itu sudah berjalan dari

tahun 1997 tapi baru naik ke permukaan sekitar tahun 2000. Tahun 2001

ada 11 kontrak semacam itu dan sudah dilaksanakan oleh PLN. Oleh

karena itu, Outsourcing di bidang distribusi itu merupakan konsekuensi

logis dari situasi PLN pada waktu itu yang tidak mampu melakukan

pendanaan investasi.

Hakim Ketua : Akhirnya ditunjuk ya?

Terdakwa : Belum Yang Mulia. Belum. Jadi bulan Agustus, direksi belum mencapai

satu kesepahaman. Dalam berbagai rapat belum mencapai kesepahaman.

Mau di apakan usulan Distirbusi Jakarta tanggal 31 Mei itu. Bertepatan

dengan itu kami menerima satu surat dari Setwapres, Sekretariat Wapres

yang menyatakan bahwa ini ada surat kaleng yang menyatakan bahwa

proses penunjukkan Netway itu tidak transparan. Menunjukkan kepada

Direksi itu tidak professional dalam anunya. Terus kami diminta

membuat penjelasan kepada Sekretariat Wapres mengenai hal itu. Atas

Page 12: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

kejadian tersebut, kami kumpulkan Direksi dalam rapat, panggil GM

Disjaya, suruh kami minta mempresentasikan lagi, dan kemudian atas

usulan Disjaya tadi, ada 4 rentang keputusan yang kami arahkan untuk

diambil Direksi. Yang pertama setuju. Maaf, yang pertama tidak setuju

terhadap usulan Distribusi Jakarta. Yang kedua setuju dengan catatan ya.

Ada pembatasan dalam lingkup. Yang ketiga kita angkat saja

masalahnya ke Dekom atau RUPS, kalau Dekom dan RUPS setuju, kita

teruskan. Kalau nggak, ya nggak. Yang ke-empat setuju dan megizinkan

Distribusi Jakarta untuk membuat Letter to Proceed. Jadi surat

permohonannya sebenarnya minta izin menunjuk Netway dan

mengeluarkan Letter to Proceed. Yang Mulia, yang ke-empat ini

pendapat saya sangat riskan. Karena Letter to Proceed itu berarti Netway

boleh berinvest, sudah mulai belanja ,sudah boleh melakkan mobilisasi,

meskipun pembicaraan belum selesai. Oleh karena itu yang ke-empat

kita drop. Yang ke-tiga ini memang sebagian juga menyarankan coba

konslutasi dulu. Oleh karena itu konsultasi informal coba kami lakukan.

Dan jawabannya memang dari Dekom, kalau belum bisa diidentifikasi

benar oleh Direksi, mereka belum mau memberikan pendapat. Jadi rapat

Direksi tanggal 7 Agustus, merumuskan 4 rentang keputusan, dan 4

rentang keputusan tadi baru diambil keputusannya tanggal 9 Agustus

karena kami pada tanggal 9 Agustus mengundang Serikat Pekerja.

Karena kami menggunakan momentum surat kaleng dari Serikat Pekerja

tadi untuk menyatukan pendapat Direksi. Itu momentum yang kami

pakai. Jadi Serikat Pekerja datang, kami tanya kepada serikat pekerja,

apakah betul surat ini merupakan surat serikat pekerja. Lalu serikat

pekerja menyatakan bahwa ada aspirasi pekerja, tetapi itu bukan surat

serikat pekerja. Nah karena itu dibuka diskusi dan akhirnya seluruh

direksi sepakat untuk mengambil alternative kedua. Yaitu mengizinkan

Disjaya untuk membuat OSCO dengan catatan bahwa OSCO ini tidak

sampai kepada CIS-IBP. Karena CIS-IBP harus ditender. Hanya harus

sampai kepada CIS RISI saja. Kami harus menyampaikan bahwa dalam

rapat tanggal 9 Agustus, 1 orang anggota direksi tidak hadir yaitu Pak

Hardiv Harris. Tapi beliau juga tidak menyatakan dissenting. Jadi

seluruh rapat tadi, hasilnya kami laporkan kepada Dekom, dan untuk

Page 13: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

informasi, pada bulan Agustus tersebut belum ada negosiasi harga. Jadi

apa yang ada di Distribusi Jakarta adalah suatu financial model. Yang

financial model ini 900 Miliar. Yang Mulia kami perlu menyampaikan

bahwa ada salah pengertian mengenai angka 900 miliar ini, seolah-olah

ini menjadi kewajiban PLN akan membayar 900 miliar. 900 miliar itu

dalam financial model dalam pendekatan pengembangan usaha itu

berarti volume usaha dari anak perusahaan tadi besarnya adalah 900

miliar. Ini penting kami sampaikan karena pengembangan usaha,

masalah utama adalah mencari pendanaan pinjaman dan semakin besar

nilai proyek, umumnya semakin mudah mendapatkan pinjaman. Jadi

kalau ada angka 900 milar yang belum diteliti tidak diutak-atik dulu

salah satu pertimbangan barangkali adalah skalanya harus dibuat seksi

kalau istilah orang keuangan. Harus seksi supaya pendanaan bisa masuk.

Ini penting karena kondisi PLN pada waktu itu, kalau gadis sudah sangat

tidak cantik dan berkurap sehingga tidak ada satupun investor yang mau

pada waktu itu mau bekerja sama dan menitipkan uangnya. Bahkan

investor yang sudah ada, listrik swasta, itu berusaha Caplost cashing in

dan minta negosiasi supaya bisa diganti rugi oleh PLN. Situasi seperti itu

tidak mungkin PLN maju sendiri dan mencari pendanaan. Apalagi

dengan rugi yang demikian besar. Sejak bulan Agustus tadi kami

melakukan surat menyurat dengan Dekom untuk menjelaskan mengenai

ide gagasan ini. Surat Dekom yang pertama sangat responsive dan sangat

baik. Pak Sofyan Djalil pada waktu itu menyampaikan bahwa Dekom

prinsipnya mendukung upaya ini cuma minta dijelaskan. Tetapi surat

kedua, saya ingat suratnya No.123 kalau tidak salah itu tiba-tiba berubah

drastis nadanya. Itu menimbulkan kekecewaan kami, mengapa kok

Dekom tiba-tiba menarik garis. Salah satu bentuk yang mengecewakan

kami adalah dikatakan OSCO ini, pendekatan OSCO 700 mlliar, saya

tidak tahun angka 700 milar dari mana. Karena yang saya tahu dalam

surat itu 900 miliar. OSCO yang 700 miliar ini dibandingkan dengan

upaya membentuk pekerjaan yang sama di Bandung Timur yang nilai

900 juta. Begitu. Bagi kami ini suatu perbandingan yang apple to apple,

maaf agak menyinggung perasaan terus terang saja. Apa iya Direksi PLN

melakukan kebodohan demkian besar mengerjakan suatu pekerjaan yang

Page 14: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

900 miliar yang seharusnya pekerjaan bisa 900 juta. Tapi karena itu

ditulis dalam suatu surat, maka kami sendiri terkaget-kaget mengapa bisa

demikian. Belakangan hari baru saya ketahui, Dekom mendapat

masukan dari pihak luar yang notabenya mendiskreditkan konsep OSCO

tersebut. Tapi kita tidak tahu. Kami mencoba dengan itikad baik

menjawab ya, setiap Dekom membuat surat, kami coba jelaskan dan

jawab sampai melalui rapat-rapat itu terlihat juga bahwa jurang

perbedaan pendapat ini melebar bukan menyempit di antara Dekom dan

Direksi. Sampai suatu titik kami dipanggil, saya sendiri dipanggil,

diundang oleh Dekom untuk hadit dalam rapat di Bimasena dan

undangan tersebut hanya untuk Dirut. Tidak boleh dihadiri oleh Direksi

yang lain. Kami sendiri cukup heran dengan undangan seperti itu, tapi

sekali lagi dengan i’tikad baik kami datang. Di gedung Bimasena telah

berkumpul semua anggota Dekom, saya ingat ada Pak Komut, kemudian

Pak Sofyan Djalil, Komut nya adalah Pak Endro, Pak Martiono, Pak..

siapa namanya mantan Dirut PLN, Pak Yamin, dan satu orang lagi saya

tidak ingat namanya. Dan pada waktu kami datang, langsung

perntanyaan, ditanyakan kepada kami mengapa kok kita/Direksi begitu

ngotot memperjuangkan OSCO? Khususnya saya yang ditanya. Saya

katakana OSCO ini adalah ide yang sangat baik, berdasarkan

pengalaman saya, dalam pengembangan usaha. Pada waktu itu saya

diminta secara lisan, “Udah, ini sudah ramai di luar, cabut usulanmu”.

Begitu. Permintaannya kepada saya. Saya katakan, “Pak, ini surat

menyurat sudah demikian gencar, saya tidak mungkin mencabut hanya

atas perintah lisan. Jadi kalau saya memang diperintahkan mencabut,

saya minta Dekom membuat jawaban yang tertulis. Sebenarnya

korespondensi kami dengan Dekom sudah mengindikasikan bahwa

Dekom memilih pendekatan yang disebut pendekatan Non OSCO.

Pendekatan Non Osco itu berarti PLN yang mengerjakan, kemudian

dibantu oleh Konsultan. Nah tapi sudah kami jelaskan, “Pak kalau

pendekatannya Non-OSCO, satu, PLN harus punya cukup orang untuk

mengerjakannya. Kebutuhan orangnya kira-kira 200, dan Pak Margo

dalam laporan ke Direksi menyatakan Distribusi Jakarta paling banyak

bisa menyediakan 80. Jadi harus ada 120 lebih ,140 orang yang harus

Page 15: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

dicari dari Outsourcing Company. Itu yang pertama. Yang kedua, kita

tidak cukup dana untuk investasi membeli hardware. Kalaupun ada

apakah hardware itu bisa datang tepat pada waktunya. Saya sampaikan

juga laporan dari hasil kajian Pak Margo mengenai SIMPEL RISI

dimana proyek ini tertunda-tunda karena salahnya di PLN bukan di

rekanannya. Tapi pada waktu itu saya di desak bahkan dibacakan juga

hak-hak komisaris bahwa komisaris bisa memecat anggota direksi,

sehingga situasi pada rapat tersebut agak memanas saya ditarik keluar

dari ruang rapat dan kemudian diberi nasihat oleh para senior saya

supaya menghadapinya dengan kepala dingin. Setelah saya kembali ke

ruang rapat, ternyata Pak Komut yang cukup keras dengan kami, itu

sudah meninggalkan sidang, meninggalkan rapat, Pak Sofyan Djalil yang

menggantikan. Saya sampaikan ke Pak Sofyan Djalil, saya tetap posisi

saya, apapun yang diperintahkan Dekom akan kami laksanakan selama

itu tertulis. Setelah rapat itu kami membahas sedikit mencapai suatu

kesepakatan-kesepakatan, akhirnya saya menyetujui konsep Non OSCO

yang diarahkan oleh Dekom. Baik, kalau memang Dekom mintanya Non

OSCO, akan saya sampaikan kepada Disjaya. Begitu Pak. Seminggu

berselang saya tidak mendapatkan surat apapun sehingga saya telepon

Pak Sofyan Djalil, dan Pak Sofyan mengatakan, “Oh notulennya sudah

siap”. Akan saya kirim. Akhirnya saya mendapatkan kiriman notulen

dari Pak Sofyan Djalil dan atas dasar notulen tersebut saya minta

sekretaris perusahaan, untuk mindahkan atau menterjemahkan arahan

dari Dekom tersebut dalam bentuk suatu surat yang akan saya layangkan

kepada GM Disjaya. Saya tahu bahwa Sekper tidak ingat masalah itu,

tapi barangkali sebagai satu hal yang perlu dipertimbangkan surat yang

saya tanda tangani hasil itu mempunyai 2 nomor. Nomor 1, satu nomor

menggunakan nomor Sekper. Kalau suratnya itu datang dari Dirut,

nomor suratnya adalah nomor Dirut. Tapi baiklah barangkali Sekper

pada waktu itu juga banyak kegiatan, kami juga terus terang saja melihat

dan mengkoreksi sedikit kemudian saya tanda tangani surat tersebut,

saya kirimkan kepada Distribusi Jakarta. Intinya adalah Distribusi

Jakarta agar menempuh pola Non OSCO. Yaitu tertulis di sana bahwa

kontrak dengan Netway, hanya untuk Software, Roll Out Software dan

Page 16: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Implementasinya. Itu adalah sesuai dengan arahan Dekom. Yang lain

dikeluarkan dari sana. Nah itulah titik dimana menurut saya ini adalah

suatu milestone penting dimana proses ini karena ide Outsourcing

Company itu sudah mati sejak tanggal 8 November pada saat Dekom

bersikeras bahwa pendekatannya harus Non OSCO dan akhirnya kami

sepakati. Jadi apa yang terjadi menyangkut Outsourcing Company, 700

miliar, 900 miliar dan sebaganinya itu, sudah tutup buku Pak. Dengan

surat tersebut kami minta Disjaya untuk membicarakan dengan Netway.

Mengapa dengan Netway? Karena Netway ini masih memegang CIS

RISI. Kami perlu melaporkan bahwa di tengah proses kita melakukan

atau minta mencoba meyakinkan Dekom dengan OSCO tadi, Distribusi

Jakarta karena kepepet dengan kenaikan TDL, bulan Mei atau Juli tahun

2001, tanpa sepengetahuan kami dan tidak meminta izin pada kami,

memang itu adalah hak nya Disjaya, Disjaya melakukan kontrak

penunjukkan langsung dengan Netway. Untuk dukungan operasi

SIMPEL RISI. Saya mengetahuinya bulan Agustus pada pada saat kami,

saya ajak Pak Margo untuk mengkonsep surat, saya tanya,”Ini Netway

harus disebut sebagai apa?” Calon rekanan? Kemudian Pak Margo

mengatakan “Sudah bisa disebut rekanan Pak”. Saya sudah menunjuk

dia bulan lalu. Katanya begitu. Jadi ini kejadian yang terjadi. Dalam

proses surat menyurat kami dengan Dekom, kami di BAP juga ditanya

mengenai masalah pendaftaran Hak Cipta yang kalau tidak salah di

dalam dakwaan juga disebutkan bahwa seolah-olah Dirut minta kepada

saudara Gani untuk melakukan pendaftaran Hak Cipta. Ini bersumber

dari perbedaan tanggal dalam surat kami ke Dekom dimana di dalam

surat itu kami menyatakan bahwa Hak Cipta ada di tangan Netway,

tetapi Hak Pakai ada di Disjaya. Kata-kata ini adalah kami ambil dan in

memang juga dikonsep dalam waktu mengonsep itu ada Pak Margo juga,

dari laporannya Pak Margo, di depan rapat Direksi tanggal 7 Agustus.

Ada di dalam manage, jadi bukan invention/penemuan dari Dirut pada

waktu itu. Tetapi kami betul-betul hanya menyatakan apa yang

dinyatakan GM Disjaya.

Hakim Ketua : Suara hakim kurang terdengar jelas

Page 17: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Terdakwa : Bagaimana Pak?

Hakim Ketua : Suara hakim kurang terdengar jelas

Terdakwa : Belum Pak. Jadi belum ada surat penunjukkan. Selama tahun 2001 itu

pembicaraan dengan Dekom

Hakim Ketua : Kedudukan sebagai apa?

Terdakwa : Kalau yang menyangkut PLN Pusat, itu baru pada 2003, maaf Pak. 2004.

Itu saja. Tetapi memang untuk dukungan operasi yang disebut 6 kontrak

kecil, Pak Margo melakukan penunjukkan langsung sejak bulan Juli

tahun 2001. Jadi apa yang kami bicarakan dengan Dekom, mengenai

OSCO dan sebagainya itu masih Shadow Boxing, belum ada apa-apanya.

Belum ada. Bahkan Letter to Proceed saja saya tidak setujui dikeluarkan.

Letter of Intent sebenarnya juga saya tidak setuju tetapi Pak Margo

mengeluarkan juga pada waktu itu. Jadi demikian situasinya sampai

akhir tahun 2001 ya Pak. Sebenarnya masih ada satu cerita lagi,

kelanjutan dari pertemuan rapat November tadi yaitu sekitar tanggal 27

November dalam rapat konsultasi Direksi dan Dekom, di sana kami

melaporkan bahwa kami sudah mengeluarkan surat tertanggal 21

November kepada Disjaya yang isinya menindaklanjuti permintaan

Dekom. Pada waktu kami menyatakan itu, situasinya sedang tidak baik.

Terus terang saja sebelum rapat tersebut, kami terlambat hadir di rapat,

Pak Komut menelpon saya dan dengan nada keras menanyakan mengapa

saya mengeluarkan surat itu. Saya katakan bahwa surat itu adalah

kesepakatan kami dengan anggota Dekom yang lain, setelah bapak tidak

ada adalah melanjutkan pesan atau arahan Dekom yang kami terima

apda waktu itu berdasarkan Notulen Rapat Direksi. Saya tidak tahu

bahwa dalam notulen rapat Dekom yang tidak dibagikan kepada kami itu

dikatakan kepada kami bahwa Dekom tidak menerima hal itu. Tapi

sesungguhnya saya tidak pernah menerima informasi suruh mencabut

surat itu kembali. Memang dalam pembicaraan telephone, waktu beliau

marah kepada saya, saya katakan “Pak kalau saya disuruh mencabut

surat itu, berarti notulennya juga dicabut Pak”. Begitu. Karena saya

Page 18: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

mendasarkan pada notulen tersebut. Satu hal yang penting ingin kami

sampaikan bahwa tanpa Outsourcing, tanpa pembentukan OSCO, maka

kalau mengikuti arahan Dekom tadi, maka masalahnya hanya menjadi

permasalahan konsultan dan itu bagi kami tidak mempunyai nilai

strategis. Oleh karena itu, setelah rapat 27 November dengan Dekom,

saya berkata kepada Direktur Pemasaran pada waktu itu “Pak, sudah.

Sekarang serahkan Distribusi Jakarta saja yang menyelesaikan karena

arahannya adalah konsultan. Saya tidak melihat arti strategis dari

pekerjaan ini. Dalam surat kami, sebenarnya kami minta GM untuk lapor

perkembangnnya akhir Januari 2002. Tetapi laporan itu tidak pernah

datang, sampai kurang lebih bulan Agustus. Tiba-tiba Pak Margo

menulis surat kepada saya melaporkan bahwa telah ada kesepakatan

dengan Netway untuk menurunkan biaya itu menjadi 155 Miliar tetapi

tidak ada kesepakatan mengenai biaya lisensi sebesar 35 miliar. Mohon

petunjuk dari Dirut. Saya menolak memberikan jawaban karena masalah

itu benar-benar masalah teknis. Kenapa tidak bisa dijustifikasi, di situ

dikatakan bahwa biaya lisensi tadi berkaitan dengan penggunan

teknologi trietier yang dibandingkan dengan teknologi client server yang

ada. Jadi karena masalah teknis saya serahkan kepada Direktur Teknis

terkait Pak Tunggono untuk menyelesaikan. Tidak adanya tanggapan

barangkali membuat pada tahun 2002 tim Re-evaluasi dan Re-negosiasi

tidak bisa membuat suatu rumusan yang final sampai pada akhirnya

bulan Desember, ketua tim menyatakan menghentikan negosiasi. Jadi

akhir Desember 2001, ide Outsourcing Company habis. Akhir 2002

dengan menghentikan negosiasi itu sebetulnya peran PLN pusat juga

sudah habis. Tetapi saya tidak mengetahui sekali lagi mengapa sebabnya

di akhir Januari 2003, Pak Margo membentuk tim penunjukkan

langsung. Tim penunjukkan langsung ini juga tidak dilaporkan kepada

kami, dan baru kami ketahui pada bulan Juni, pada waktu kami

mendapat tembusan surat Pak Margo kepada Pak Sunggu Aritonang

selaku Direktur Niaga yang melaporkan bahwa mereka telah

menyelesaikan negosiasi, tim penunjukkan langsung telah

menyelesaikan negosisasi, dengan hasil kalau saya tidak salah 137 Miliar

biayanya. Jadi sesuai dengan Tupoksi Direksi, memang masalah IT itu

Page 19: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

ditangani kalau zaman saya jadi Dirsar itu ditangani Diran (Direktur

Perencanaan). Tetapi sejak 2003, IT pindah ke Direktur Niaga.

Kebetulan Direkturnya Pak Sunggu Anwar Aritonang adalah mantan

Kepada Divisi Sistem Informasi. Jadi saya kita itu suatu peralihan yang

sangat logis dibandingkan kalau itu tetap dipegang oleh Direktur yang

lain. Jadi pada saat itulah proses berjalan kembali, saya tadi lupa

menjelaskan bahwa setelah rapat 27 November tadi, Dekom meskipun

tidak menyetujui surat saya, 27 November 2001, maaf, Dekom ternyata

menyetujui RKAP yang berisi CIS RISI

Hakim Ketua : RKAP kapan?

Terdakwa : Itu RKAP 2002 Pak. Sehingga pada RUPS RKAP 2002, pemegang

saham membuat keputusan yang menyatakan bahwa pekerjaan Roll Out

CIS RISI di PLN Disjaya dapat dilaksanakan bila telah terbukti proven

dan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Catatan ini sebagai respon

atas butir didalam rencana kerja dan anggaran perusahaan tahun 2002

dimana kami menyatakan bahwa ada program dari tahun 2001-2005

untuk mengembangkan IT di distribusi dan pada tahun 2002 kami akan

me Roll Out CIS pada waktu itu disebut CIBS (Costumer Information

and Billing System) di seluruh Jakarta dengan biaya 150 Miliar. Juga

dikatakan di sana di tahun 2004, nanti PLN akan menenderkan CIS IBP.

Jadi ini akan menjelaskan secara garis besar bahwa CIS yang kami

usulkan tadi adalah suatu solusi antara sebelum kita menunggu CIS IBP.

Ini saya kira sejalan/konsisten dengan rapat 8 Mei 2001 di antara Direksi

yang memang pada waktu itu alur pikirnya adalah CIS ini sementara

saja. Jadi di RUPS RKAP 2002, sudah jelas ada persetujuan RUPS

mengenai anggaran ini. Kemudian di tahun 2002 di pertengahan tahun

terjadi pergantian Dekom. Pak Endro diganti Pak Lulu dan Pak Lulu

mantan Dirjen Listrik, itu meneruskan suatu hal yang dimulai pada

zaman Pak Endro yaitu Pak Endro di tahun menanyakan mengapa

kontrak-kontrak Multi Years PLN tidak sesuai dengan Anggaran Dasar

yaitu mendapat persetujuan RUPS terlebih dahulu. Sebenarnya ini cerita

panjang yang kami harus awali dengan penyusunan Anggaran Dasar

Page 20: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

1998, pada waktu itu PLN mendapati kontrak-kontrak listrik swasta yang

sangat besar itu Direksi dipanggil oleh Menteri Pertanian dan diminta

menandatangani kontrak pada waktu itu di depan kepala Negara di luar

Negeri misalnya tanpa mendapat persetujuan RUPS sebelumnya. Oleh

karena itu di tahun 1998, ada upaya untuk memasukkan dalam Anggaran

Dasar bahwa kontrak-kontrak listrik swasta, ini sebenarnya

penekanannya pada kontrak listrik swasta, itu harus minta persetujuan

RUPS. Namun, di dalam penyusunan kata-katanya ada satu kalimat yang

hilang sehingga ini bisa ditafsirkan semua kontrak yang sifatnya Multi

Years harus melalui izin RUPS. Ini sesuatu hal yang pada waktu itu

bahkan sampai sekarang pun tidak mungkin dilakukan karena dengan

pendelegasian kewenangan operasi kepada wilayah, maka wilayah itu

sebetulnya boleh melakukan pengadaan untuk kepentingan operasi tanpa

harus melalui persetujuan PLN Pusat. Itu sesuai dengan SK 075 pada

waktu itu. Jadi kalau diminta lagi persetujuan RUPS maka itu harus

kemabli ke pusat dan kontrak semacam itu Yang Mulia Bapak bisa

bayangkan bahwa satu kantor cabang itu paling tidak mempunyai 4 atau

5 kontrak cater yang sifatnya Multi Years pada saat itu. Di PLN ada 240-

270 cabang pada tahun sekitar itu. Sekarang sudah hampir 400

cabangnya. Jadi tidak mungkin semua kontrak itu naik harus mendapat

persetujuan RUPS. Ini sebetulnya menjadi suatu permasalahan terbuka di

tahun 2001 bahkan dalam rapat konsultasi Dekom dengan Direksi

tanggal 16 Agustus 2001 akhirnya di situ dituliskan bahwa untuk

kontrak-kontrak Multi Years, cukup kalau dimasukkan dalam RUPS

RKAP, atau kebijikannya diketahui oleh RUPS. Jadi sudah ada

pelunakan. Di tahun 2002, Pak Luluk menyatakan lagi bahwa untuk

kontrak-kontrak investasi yang Multi Years itu cukup dilampirkan di

RKAP. Maka itu bagian yang tidak terpisahkan dari RKAP. Perstujuan

RUPS nya semacam itu. Jadi perkembangan ini berkembang lebih lanjut

lagi sehingga tahun 2005, kami mempunyai rekaman/catatan wakil atau

kuasa pemegang saham dalam RUPS RKAP 2005 menyatakan bahwa

dia minta Direksi menandatangani suatu kesepakatan bahwa apapun

yang sudah disepakati di dalam RUPS RKAP itu tidak perlu lagi

dimintakan izin lagi kepada Menteri BUMN. Karena permintaan izin

Page 21: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

tersebut akan memakan waktu lama, dan di sana tidak ada yang proses,

nanti Direksi mempunyai alasan untuk menyatakan bahwa itu menunggu

izin dari BUMN. Ini otentik disampaikan oleh Pak Roes Arya, kami

mempunyai rekamannya untuk itu dan itu menggambarkan proses

persetujuan konrtrak Multi Years untuk pekerjaan khususnya pekerjaan-

pekerjaan operasional itu tidak pernah berjalan dalam inteprestasi yang

disampaikan bahwa itu harus minta izin RUPS dan sebagainya. Tidak

pernah berlangsung di PLN baik sebelum masa saya atau sesudah masa

saya. Karena di tahun 2007, akhirnya Anggaran Dasar tersebut di

Amandemen dan dinyatakan bahwa selama itu tidak materiil yaitu

batasannya adalah 10% dari kontrak, maa, 10% dari pendapatan atau 5%

dari equity, itu boleh dilaksanakan cukup dengan izin komisaris. Asal

dilakukan di daerah wilayah. Begitu Anggaran Dasar 2007. Jadi in

menggambarkan bahwa seluruh proses yang kami laksanakan untuk CIS

RISI sampai 2003-2004 itu sebenarnya sudah mengikuti aturan-aturan

yang ada.

Hakim Ketua : Silahkan kepada Penuntut Umum

PU : Izin bertanya Yang Mulia. Saudara terdakwa ya, tadi terdakwa

menerangkan ada presentasi di PLN Disjaya oleh Netway ya, terdakwa

bisa menjelaskan siapa yang melakukan presentasi di Disjaya oleh Pihak

Netway?

Terdakwa : Saya tidak tahu. Pada waktu itu saya tidak tahu. Apakah saya bisa

menjawab berdasarkan BAP yang saya baca karena di BAP itu baru saya

melihat bahwa rapat di Disjaya dihadiri oleh GM Disjaya serta manager-

manager nya dan itu ada undangan resmi dari GM Disjaya tanggal 14,

19, dan akhirnya rapatnya tanggal 21 September 2007. Ini dari

pengakuan saudara Dodoh Rahmat yang saya baca dari BAP nya.

Page 22: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

PU : Jadi terdakwa tidak tahu ya siapa yang melakukan presentasi di Disjaya

sana ya?

Terdakwa : Saya tidak tahu persisnya.

PU : Kemudian, apakah selanjutnya pihak Netway ada melakukan presentasi

di PLN pusat?

Terdakwa : Benar, seperti yang saya sampaikan, Netway meminta memberi

presentasi, dan presentasi itu sangat brief, bukan seperti presentasi yang

digambarkan seolah-olah bicara mengenai aplikasi SIMPEL RISI, tidak,

sama sekali tidak. Yang dibicarakan adalah konsep CIS Outsourcing

Solution. Mereka menjelaskan kenapa harus Outsourcing. Kenapa harus

Netway. Berapa biayanya kalau pakai Outsourcing, berapa biayanya

kalau pendekatannya non OSCO. In disampiakan. Tentu sangat masuk

akal bahwa Direksi, khususnya Direktur Pemasaran pada waktu itu tidak

ada kaitannya dengan masalah-masalah teknis IT. Tetapi mereka

menunjukkan bahwa mereka siap kalau memang bahwa disetujui

konsepnya mereka akan siap menjalankan buktinya ditunjukkan. Saya

sendiri kaget-kaget bahwa cukup detail sampai mereka tahu setiap

cabang kekuatan hardware kita dan sebagainya.

PU : Pada waktu presentasi, bisa saudara terdakwa terangkan siapa-siapa yang

hadir dari PLN Disjaya yang hadir, kemudian dari pihak Netway siapa

yang melakukan presentasi?

Terdakwa : Saya tidak ingat dari PLN Disjaya, yang jelas Pak Margo hadir. Dari

PLN pusat karena presentasinya di Direktorat Pemasaran hanya saya dan

beberapa kepala Divisi, saya kira Pak Azis Sabarto hadir dan apa

namanya, kemudian alau tidak salah satu atau dua eselon 1 kami juga

hadir disana.

PU : Dari Netway siapa yang hadir?

Terdakwa : Yang saya ingat yang hadir adalah saudara Gani, dan satu India ya yang

mungkin, bukan Chaula namanya. Saya lupa namanya.

Page 23: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

PU : Saudara Harmet?

Terdakwa : Harmet Harmet. Iya betul

PU : Baik. Setelah selesai saudara Gani melakukan presentasi di hadapan

terdakwa, apakah pada saat itu ada perintah terdakwa? Kepada Gani atau

kepada saudara Margo?

Terdakwa : Bapak JPU menggunakan kata perintah. Pada waktu itu seorang Direktur

sangat jarang memberikan perintah karena era nya adalah era

desentralisasi.

Hakim Ketua : (suara Hakim Ketua tidak terdengar karena tidak menggunakan mic)

Terdakwa : Jadi setelah saya presentasi, lazimnya, saya tanya pendapat dari GM,

“bagaimana pak GM, atas presentasi tersebut?” Pak GM, seingat saya,

menjawab, “Pak, ini..” (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua : Ada tidak yang berupa petunjuk, arahan, atau perintah?

Terdakwa : Kalau dikatakan arahan, baik, yang disebut arahan hanya, “oke kalau

begitu silahkan ditindaklanjuti, dibicarakan lebih lanjut, di tempat

saudara”. Karena.. (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua : Saudara katakan seperti itu?

Terdakwa : Ya. Tapi arahan tersebut, karena pak Margo sudah menyampaikan

bahwa idenya ini sesuai dengan masalah yang dihadapi yaitu, Disjaya

tidak mempunyai cukup tenaga SDM untuk menangani masalah terkait.

PU : Baik ya, apakah arahan tersebut berupa, saudara meminta kepada

saudara Gani untuk melakukan penawaran dengan mengajukan proposal

ke PT. Netway.. ke PLN Disjaya, dan kemudian meminta Margo agar

mengkaji proposal yang diajukan oleh Netway tersebut. Apakah

demikian arahan terdakwa?

Hakim Ketua : Ada tidak arahan seperti itu?

Page 24: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Terdakwa : Tidak ada. Saya normatif saja menyampaikan bahwa, “oke, kalau idenya

baik, silahkan ditindaklanjuti, dibicarakan di Disjaya.” Dan kalau

memang memerlukan dukungan Pusat, pak Margo pada waktu itu

mengatakan, “ya, kami membutuhkan dukungan Pusat, nanti laporkan

pada saya.” Begitu. Karena sebenarnya, kalau masalah pengadaannya,

pak Margo mempunyai kekuasaan penuh, tanpa harus minta izin ke

Direksi.

PU : Terdakwa kenal dengan saudara Gani sejak kapan?

Terdakwa : Saya kira.. Bukan, bukan saya kira. Persisnya, saya bertemu saudara

Gani itu kira-kira pertengahan tahun 2000, ya, pertengahan tahun 2000

di lobby, ya. Beliau, kalau saya tidak salah, beliau waktu itu dengan

siapa gitu, kemudian saya sedang di jalan keluar, dan beliau

memperkenalkan diri, menyebut nama kakaknya yang kebetulan juga

bersekolah di Elektro ITB. Tapi kalau saudara Gani sendiri, saya tidak

kenal. Sebelumnya saya tidak pernah kenal.

PU : Baik. Apakah terdakwa pernah meminta Gani untuk melakukan

presentasi di PLN Disjaya?

Terdakwa : Tidak pernah. Tidak pernah.

PU : Tidak pernah ya. Karena dari keterangan.. (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua : (suara Hakim Ketua tidak terdengar karena tidak menggunakan mic)

PU : Apakah terdakwa juga pernah meminta Gani untuk membuat suatu

proposal pada saksi Sunggu Anwar Aritonang?

Terdakwa : Saya tidak pernah minta pak Gani melakukan apapun, dari sehabis rapat

itu, selain mempersilahkan untuk menindaklanjuti dengan pak Margo.

Hakim Ketua : Tidak pernah ya?

Terdakwa : Tidak pernah.

Page 25: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

PU : Setelah dilakukan presentasi dihadapan terdakwa, apakah kemudian

terdakwa pernah menerima surat perkenalan.. tembusan, dari PT.

Netway, yang ditujukan kepada GM Disjaya, yang ditembuskan kepada

terdakwa?

Terdakwa : Saya kira terbalik urutannya. Urutannya terbalik. Karena sebelum..

seingat saya, surat itu saya bawa ke rapat Direksi, ya. Surat itu saya

bawa ke rapat Direksi, dan itu terjadinya sesudah presentasi. Sesudah

presentasi.

PU : Baik ya. Di sini ada surat no. NET. DIR.. nanti juga kita ajukan sebagai

barang bukti.. tanggal 27 September 2000, dari Netway, berupa CIS

outsourcing solution, yang ditujukan kepada Margo Santoso, dengan

tembusan kepada Bapak Ir. Eddie Widiono. Pernah ini di terima oleh

terdakwa, surat ini?

Terdakwa : Saya tidak ingat apakah saya menerima tembusannya, atau saya

menerima bersama dengan pak Margo. Tetapi, ya, surat itu ada terlampir

juga dalam surat pak Margo tanggal 6 Oktober, yang ditujukan kepada

saya. Ia minta jawaban, ya,dan sebenarnya surat itu yang membuat saya

agak berhati-hati, karena di sana, dalam.. kalau saya tidak salah dalam

surat No. 1 itu, seolah-olah sudah ada kesepakatan, antara Netway

dengan Disjaya. Itu yang membuat saya agak berhati-hati, untuk

menyetujui kata-kata “Letter of Intent”, ya. Karena kalau keluar letter of

intent, sebetulnya itu seolah-olah mengkonfirmasi bahwa ada

kesepakatan. Padahal, masih jauh dari kesepakatan.. Bahkan scope of

work nya saja belum jelas pada waktu itu.

PU : Baik. Apakah kemudian terdakwa juga ada menerima surat dari Margo

Santoso. Ini suratnya tertanggal 13.. suratnya nomor 1308, tertanggal 6

Oktober 2000, perihal CIS outsourcing solution?

Terdakwa : Ya, itu yang saya refer tadi.

Page 26: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

PU : Oh, baik. Selanjutnya, apakah saudara ada memberikan suatu tanggapan

terhadap surat yang dikirim oleh saksi Margo?

Terdakwa : Ya, saya menjawab dengan surat tanggal 13 Oktober tahun 2000.

PU : Bisa saudara jelaskan, apa balasan.. surat balasan yang.. (dipotong oleh

Hakim Ketua)

Hakim Ketua : Saudara menanyakan surat-surat bukti itu kan? Tunjukan sajalah.

PU : Baik. Oke, lanjut, yang Mulia. Di dalam surat saudara, ya, kami bacakan,

“menunjukan surat saudara no. 1308, tanggal 6 Otober 2000, perihal

tersebut di atas, setelah konsultasi melalui rapat Direksi”, ya. Jadi surat

ini saudara buat, saudara mau rapat konsultasi dengan Direksi.

Pertanyaan kami adalah, apakah benar saudara melakukan rapat Direksi

dengan pembuatan surat ini?

Terdakwa : Iya betul. Tadi sudah saya sampaikan bahwa, kami melaporkan hal ini.

Hakim Ketua : Ada ya?

Terdakwa : Ada.

PU : Siapa yang membuat surat.. tadi kan.. surat 4323, ya, siapa yang ketua

perintahkan untuk membuat surat tersebut?

Hakim Ketua : (ucapan Hakim Ketua tidak terdengar karena tidak menggunakan mic)

PU : Ini balasan dari..

Hakim Ketua : Nah itu saudara tunjukkan saja. Benar tidak surat ini, kan begitu.

PU : Lanjut yang Mulia. Tadi saudara ada yang menerangkan mengenai..

dalam surat 4323, ada yang mengatakan mengenai, meminta kepada

Margo untuk mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk rencana

implementasi berikut anggaran, maksudnya apa ini terdakwa?

Page 27: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Terdakwa : Jadi, setiap program atau setiap keinginan, dari pimpinan untuk

melakukan sesuatu, itu harus diuraikan dalam suatu program dan

rencana. Program yang tadi, harus berisikan jadwal, jumlah tenaga kerja

yang diperlukan, dan jumlah dana yang diperlukan. Pada waktu saya

menulis surat itu, sudah bulan Oktober, sedangkan RKAP 2002.. 2001,

maaf, itu sudah dalam proses akan masuk ke Dekom dan RUPS. Oleh

karenanya, saya tekankan di sana, selesaikan perencanaannya dulu.

Begitu. Dan, lakukan sosialisasi. Kalau pak Penuntut Umum membaca,

jelas sekali tekanan saya di saya, bukan kepada negosiasinya, tetapi

kepada selesaikan perencanaan, dan sosialisasikan. Karena saya

mengetahui bahwa ide outsourcing company tadi, adalah suatu ide yang

sangat masih baru, ya, dan ini sangat mudah sekali memancing reaksi,

karena tentu ini akan ada pergeseran-pergeseran.

PU : Baik ya. Terdakwa, setelah presentasi.. jadi kan ada presentasi Netway di

PLN Pusat ya?

Terdakwa : Ya.

PU : Di hadapan terdakwa. Kemudian setelah itu, apakah ada lagi presentasi-

presentasi yang dilakukan oleh Netway di hadapan terdakwa?

Terdakwa : Saya tidak ingat persisnya, pak JPU, tapi memang setelah keluarnya

surat pak Margo Desember tahun 2001, dimana pak Margo menuliskan

bahwa biayanya mencapai sekian ratus miliar selama sekian tahun, yang

kalau di jumlah totalnya 900 miliar, pada waktu itu, seperti saya katakan

tadi, timbul suatu kegemparan di PLN Pusat. Makanya saya dorong pak

Margo, segera sosialisasikan, jelaskan apa yang anda rencanakan ini, ya.

Karena kalau tidak, ini berkembang menjadi.. tentu saya tidak bisa

menjelaskan dengan bahasa yang lebih baik, ya. Bapak Hakim bisa

menyadari bahwa dalam situasi PLN yang tengah mengalami tekanan

berat pada waktu itu, setiap issue menjadi peluang untuk

mendiskreditkan Direksi. Oleh karenanya, saya minta supaya segera

dilakukan sosialisasi, dan kalau saya tidak salah, beberapa kali ada

sosialisasi dengan berbagai pihak, kalau saya tidak salah, dengan

Page 28: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Direktorat Keuangan yang harus menyetujui anggaran, dengan

Direktorat Perencanaan karena CCIT nya ya. Intinya, kalau dengan

Direktorat Perencanaan, sebenarnya simple saja. Kita ingin meyakinkan,

bahwa outsourcing company ini tidak dimaksudkan untuk mengambil

kewenangan Direktorat Perencanaan mengenai masalah IT. IT-nya tetap

Direktorat Perencanaan yang harus, tetapi konsep pembentukan anak

perusahaan OSCO ini, yang merupakan domain dari pengembangan

usaha, biarkan kami yang menggarap. Sebenarnya intinya demikian.

Tetapi rupanya, di Direktorat Perencanaan, sudah ada pemikiran untuk

menunggu saja sampai 2003, pada waktu CIS IBP, atau dananya Bank

Dunia turun, ya. Karena dikatakan di situ, konsep ITSP, itu konsepnya

adalah membeli packaged programme. Konsep yang dilakukan oleh

Disjaya adalah customize, atau custom-made programme. Ini dua

pendekatan yang sama sekali berbeda. Kalau kita menggunakan

packaged programme, ya, makanya PLN harus menyesuaikan diri

dengan program tersebut. Dan itu sangat berat, pada situasi tahun 2000,

dimana ketidakpuasaan sedang begitu tinggi, ya. Lebih mudah bagi kami

untuk membuat program yang mengikuti, apa yang sudah dipahami oleh

kawan-kawan di Distribusi Jakarta. Nah, tapi kembali lagi, karena ini

sebetulnya, domainnya adalah domain di Perencanaan untuk

menentukan, kami harus menyampaikannya dengan hati-hati. Makanya

kami tekankan kepada pak Margo, “tolong sosialisasikan baik-baik,

jangan sampai kawan-kawan di Perencanaan itu menganggap kita mau

mengambil porsi pekerjaannya beliau”, begitu.

PU : Lanjut ya. Kemudian, apakah benar ini, dalam satu presentasi ya,

presentasi yang dilakukan oleh Ir. Gani, setelah Ir. Gani Abdul Gani

selesai melakukan presentasi, terdakwa ada menyampaikan sebagai

berikut, “ini adalah peluang bagi PLN dalam memenuhi kebutuhan

Sistem Informasi Pelanggan yang terintegrasi dengan resiko kegagalan

yang ditanggung oleh PT. Netway Utama. Selanjutnya terdakwa dalam

beberapa kesempatan rapat di kantor Pusat PT. PLN, yang juga dihadiri

Margo Santoso dan Dodoh Rahmat, menegaskan bahwa, secara teknis

proposal PT. Netway Utama merupakan peluang bisnis yang menarik

Page 29: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

dan dapat menguntungkan kedua belah pihak, dengan kerja sama dalam

bentuk joint investment project atau joint venture company, dalam

mengembangkan sistem pelayanan pelanggan, dan tawaran PT. Netway

Utama sudah dikenal di PLN Disjaya dalam mengerjakan SIMPEL RISI,

sebagai pelaksana atas kontrak Politeknik ITB dengan PT. PLN

Disjaya”. Pernah terdakwa mengemukakan hal ini?

Terdakwa : Saya tidak ingat apakah persisnya saya menggunakan kata-kata itu.

Tetapi, apa yang tersirat.. (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua : Yang saudara baca itu, dari mana itu? (bertanya kepada PU)

PU : Keterangan saksi yang ada di dakwaan, Yang Mulia. Ini juga kita muat

di dakwaan juga.

Hakim Ketua : Ada saudara menyampaikan seperti itu? (bertanya kepada Terdakwa)

Terdakwa : Saya tidak ingat menyatakan seperti itu, Yang Mulia. Namun memang,

ada beberapa pokok pemikiran yang ada di dalam statement seperti itu,

yang sesuai dengan pola pikir saya. Yaitu misalnya, tadi saya sudah

laporkan.. (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua : Penilaian saudara ya?

Terdakwa : Ya, penilaian kami, ini pengembangan usaha. Jadi pengembangan usaha,

merupakan domain kami selaku Direktur Pemasaran, ini memang

merupakan opprtunity. Bahwa ini bisa memindahkan resiko, ya, resiko

pengembangan sistem IT dari PLN, seperti yang terjadi pada waktu

SIMPEL RISI itu kan resiko, yang Mulia, tertunda dan sebagainya.

Dipindahkan kepada pihak luar, ya, itu memang merupakan salah satu

keunggulan dari konsep outsourcing yang saya pelajari di sekolah bisnis,

yang Mulia.

Hakim Ketua : Apalagi? (bertanya kepada PU)

Page 30: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

PU : Saudara terdakwa ya, apakah terdakwa pernah juga menerbitkan surat

No. 36 tanggal 15 Januari 2001?

Hakim Ketua : Ditunjukan saja nanti.

PU : Baik. Kita ini kan dulu Yang Mulia, suratnya. Pernah?

Terdakwa : Ya, tadi saya sudah singgung surat tersebut, yaitu surat yang meminta

Distribusi Jakarta.. (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua : (ucapan Hakim Ketua tidak terdengar karena tidak menggunakan mic)

PU : Baik, baik, Yang Mulia. Kemudian di sana saksi ada.. dalam surat ini ya,

saksi ada memerintahkan atau menyatakan dalam surat ini, pertama

adalah, menugaskan.. meminta kepada PLN Disjaya dan Tangerang

melanjutkan negosiasi dengan Netway. Kemudian, menugaskan tim IBP

Industrial Best Practice, ya. Maksudnya apa ini?

Terdakwa : Ya, surat itu menjawab surat Desember tahun 2000, yang tadi saya

sampaikan, menimbulkan kegemparan di PLN Pusat, karena menyebut

angka 900 miliar, dan menyatakan bahwa kerja sama ini akan membawa

Disjaya ke CIS IBP. Padahal di PLN Pusat ada tim Eselon 1 yang sedang

merumuskan apa itu CIS IBP. Nah, tim ini protes kepada saya, “kenapa

Distribusi Jakarta gampang-gampang menyatakan CIS IBP tidak pernah

konsultasi kepada kami”. Salah satu yang protes itu pak Aritonang.

Oleh karena itu, dalam surat kami, kami katakan, “sebelum anda

mengatakan CIS IBP, tolong koordinasi dulu dengan tim PLN Pusat”.

Nah, tim CIS IBP tersebut, bukan tim kami, tapi tim antar Direktorat.

Jadi ada Direktorat kami, ada Direktorat Keuangan, ada Direktorat

Perencanaan, dan kalau saya tidak salah, Ketua atau Wakil Ketuanya

adalah pak Aritonang, dan salah satu di antaranya pak Azis Sabarto

sebagai pimpinan tim tersebut.

PU : Selanjutnya ya, ini pada bulan Februari 2001, dalam satu pertemuan di

ruang rapat Dirsar PT. PLN Pusat, yang dihadiri Azis Sabarto, Sunggu

Anwar Aritonang, Supanca, Margo Santoso, Dodoh Rahmat, Pandu

Page 31: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Angklasito, dan Antoni Dewono, ada memerintahkan agar CIS

outsourcing ditawarkan PT. Netway Utama, diimplementasikan sesegera

mungkin. Selanjutnya, Margo mengarahkan tim.. Benar ini?

Terdakwa : Tidak benar dan tidak masuk akal. Karena pada waktu itu, belum matang

ini, katanya.

Hakim Ketua : (ucapan Hakim Ketua tidak terdengar karena tidak menggunakan mic)

PU : Lanjutkan Yang Mulia.

Hakim Ketua : Ya. Lanjutkan.

PU : Saudara terdakwa, terkait dengan kontrak, saya sedikit.. Tadi saudara

menyampaikan ada desentralisasi terkait pelaksanaan. Setahu saudara,

kegiatan Roll-Out CIS RISI ini memang kewenangan dari Disjaya atau

masuk dalam ranah Pusat?

Terdakwa : Kewenangannya ada di Disjaya. Sebagai user, sebagai pihak yang

mengadakan pengadaan ada di Disjaya.

PU : Apakah terdakwa tahu, siapa yang menandatangani kontrak terkait

pengadaan ini?

Terdakwa : Kontrak 2001, yang.. (dipotong oleh PU)

PU : 2004

Terdakwa : Oh 2004, ditandatangani pak Fahmi Mochtar, GM Disjaya.

PU : Pernahkah, terkait dengan pelaksanaan kontrak tadi, saudara

memberikan surat kuasa kepada Fahmi Mochtar untuk menandatangani

kontrak tersebut?

Terdakwa : Surat kuasa yang bapak JPU maksud, barangkali adalah yang kami sebut

SKK, Surat Kuasa Khusus. Surat Kuasa Khusus tersebut, di minta oleh

GM kepada saya, seingat saya melalui satu surat. Tapi saya tidak

Page 32: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

membaca suratnya, akhirnya beliau membawa surat tersebut kepada

saya, hand carry. Kemudian dia katakan bahwa, “pak, saya

membutuhkan surat kuasa dari bapak, untuk..”, yang disampaikan

kepada saya waktu itu adalah untuk mengurus masalah hak intelektual

dari CIS RISI. Saya tidak membaca suratnya, kebetulan bersama dengan

beliau, ada saudara Rex Panambunan, pada waktu itu adalah Kepala

Divisi Hukum PLN. Saya tanyakan kepada saudara Rex, “Rex, saya kok

tidak pernah menandatangani surat kuasa yang lain, selain surat kuasa

umum?” Surat kuasa umum itu ditandatangani dan diberikan kepada

semua GM di PLN, sebagai bentuk desentralisasi. Terus saya tanyakan

kepada Rex, “ini kenapa kok begini?” Terus pak Rex katakan, “pak,

penandatanganan kontrak, surat kuasa bapak itu sudah memberi kuasa

yang di minta oleh pak Fahmi. Tapi kalau untuk kepentingan mengurus

ke pengadilan, memang dibutuhkan surat kuasa tersendiri.” Begitu.

Hakim Ketua : Di pengadilan?

Terdakwa : Di pengadilan. Karena penjelasannya pada saya, mengurus Hak Cipta,

itu bisa berujung sampai ke pengadilan. Ini yang saya tangkap pada

waktu itu. Atas penjelasan dari saudara Rex tersebut, saya katakan,

“Rex, jadi ini bagaimana? Saya tanda tangan atau tidak?” Lalu pak Rex

bilang, “pak, sebetulnya itu sama saja dengan SKU yang sudah bapak

keluarkan. Kalau ini memberikan kenyamanan, comfort, kepada pak

Fahmi, untuk pak Fahmi, silahkan ditandatangani.” Terus saya katakan

kepada pak Rex, “kalau memang ini di setujui oleh Divisi Hukum, you

paraf dulu, baru saya tanda tangan.” Di paraf oleh pak Rex, barulah saya

tanda tangani. Begitu ceritanya. Jadi, bertentangan dengan apa yang

terjadi, atau yang dikesankan, itu sama sekali bukan surat perintah. Itu

justru inisiatif datang dari pak Fahmi, kepada saya.

Hakim Ketua : (ucapan Hakim Ketua tidak terdengar karena tidak menggunakan mic)

PU : Sebelum terdakwa menandatangani surat kuasa itu, membaca dulu ya?

Membaca tidak?

Page 33: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Terdakwa : Iya saya baca, tapi dalam posisi saya berada di luar, tidak di kantor, dan

ada Kepala Divisi Hukum saya yang meyakinkan.

PU : Melanjutkan Yang Mulia. Saudara terdakwa, saudara tadi menyinggung-

nyinggung surat dari Seswapres.

Terdakwa : Setwapres.

PU : Setwapres, ya?

Terdakwa : Ya.

PU : Surat dari Setwapres itu mempertanyakan tentang apa?

Terdakwa : Suratnya hanya meminta penjelasan, apakah surat yang berkop Serikat

Pekerja ini, ya, benar isinya. Begitu. Jadi, agar dibuatkan penjelasan

mengenai surat tersebut. Dan ini ada surat pengantar resmi dari

Setwapres, kantor Setwapres, ibu Susi pada waktu itu.

PU : Saudara jawab surat Setwapres itu?

Terdakwa : Iya, kami jawab.

PU : Tertulis?

Terdakwa : Tertulis.

PU : Bisa saudara jelaskan apa yang saudara jawab?

Terdakwa : Jadi, kami menjawab surat tersebut setelah rapat tanggal 9 Agustus,

dimana Serikat Pekerja menyatakan bahwa, surat tersebut tidak

mencerminkan pendapat atau posisi Serikat Pekerja mengenai CIS RISI.

Karena pada rapat tanggal 9 Agustus tersebut, saya beri kesempatan, di

depan para Direksi, kepada Serikat Pekerja, “silahkan, anda menyatakan

apakah ini benar posisinya Serikat Pekerja atau tidak.” Begitu. Jawaban

dari Ketua Serikat Pekerja pada waktu itu, “selama lingkupnya adalah

CIS RISI, kami tidak keberatan.” Saya katakan lagi, “apakah saya boleh

Page 34: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

mencantumkan dalam surat saya, kepada Setwapres bahwa, Serikat

Pekerja menyatakan bahwa ini bukan posisi Serikat Pekerja.” Terjadi

perdebatan di dalam. Saya ingat, ada satu anggota Serikat Pekerja yang

menyatakan, “kan tidak semua isi dalam surat itu salah.” Begitu. Di surat

itu selain kata-kata itu, ada juga kata-kata yang menuduh bahwa Direksi

tidak profesional, Direksi tidak transparan, dan sebagainya. Saya diam,

saya tunggu sampai Ketua Serikat Pekerja menyelesaikan. Akhirnya

Ketua Serikat Pekerja menyatakan, “saya harus bicarakan dengan rekan-

rekan, ini bukan posisi Serikat Pekerja. Silahkan bapak tulis di sana,

bantahan dari Serikat Pekerja ini.” Nah, atas dasar itu, kami membuat

surat kepada Setwapres yang menyatakan bahwa, yang pertama, proses

CIS RISI itu masih dalam proses. Yang kedua, yang tadi saya laporkan

bahwa, Netway adalah rekanan PLN Disjaya, dan seterusnya. Yang

ketiga, bahwa surat tersebut adalah surat kaleng, tidak mencerminkan

posisi Serikat Pekerja.

PU : Saya garis bawahi, yang nomor dua. Saudara menyatakan dalam surat

tersebut, bahwa Netway adalah rekanan PLN Disjaya. Surat itu 14 Juli

2001 yang saudara buat. Betul?

Terdakwa : Bukan. Agustus.

PU : Tanggal 14 Juli 2001, nomor 2093.

Terdakwa : Keliru. Surat itu, seingat saya, Agustus 2001.

PU : Baik. Apa betul di dalam surat tersebut, saudara menyatakan bahwa,

Netway itu sebagai rekanan PLN Disjaya, dengan mencantumkan

kontrak antara PLN Disjaya dengan Politeknik ITB?

Terdakwa : Itu adalah masukan yang saya terima dari pak Margo, pada waktu itu,

karena saya bertanya kepada pak Margo, “ini Netway harus disebut apa

di sini?” Dan beliau memberi masukan, “dia sudah bisa disebut rekanan

pak. Karena saya sudah beri kontrak bulan Juli” Begitu penjelasannya.

Page 35: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

PU : Kenapa pada waktu itu kontrak bulan Juli tidak saudara masukkan dalam

surat saudara, tetapi yang saudara masukkan kontrak di tahun 1996?

Terdakwa : Sekali lagi, juga karena penjelasan pak Margo bahwa, Netway itu

menyatakan bahwa mereka ikut di dalam proses tersebut. Proses kontrak

tersebut. Sebagai bagian dari Politeknik ITB.

PU : Tahun 1998 saudara sebagai Dirsar, betul?

Terdakwa : Ya.

PU : Dirsar itu, apakah juga turut sebagai yang mengawasi terhadap proyek

Politeknik ITB?

Terdakwa : Tidak. Karena IT-nya itu berada di dalam scope dari Divisi Sistem

Informasi Direktorat Perencanaan.

PU : Sebagai Dirsar, apakah ada rapat-rapat Direksi untuk menetapkan

tentang proyek Politeknik ITB dengan Disjaya?

Terdakwa : Tidak ada.

PU : Tidak ada. Baik. Pada waktu 4 Juli, surat saudara ke Setwapres itu kan

menurut saudara tadi tanggal 9 Agustus ya?

Terdakwa : Setelah rapat tanggal 9 Agustus.

PU : Ya.

Terdakwa : Seingat saya mungkin tanggal 14 Agustus.

PU : Oke. 14 Agustus ya. Surat itu saudara sampaikan setelah ada perjanjian,

enam perjanjian yang di buat oleh Margo Santoso dengan Netway?

Terdakwa : Salah. Belum ada enam perjanjian itu. Baru satu yang pak Margo

laporkan kepada saya.

Page 36: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

PU : Iya, maksud saya, satu di antara enam yang kemudian perjanjian itu kan

terus-menerus sampai 2003. Perjanjian antara Disjaya dengan Netway,

sebesar Rp. 8.500.000.000 (delapan miliar lima ratus juta rupiah), itu

pada tanggal 4 Juli 2001.

Terdakwa : Iya, betul.

PU : Saudara dilaporkan ini sama.. (dipotong oleh Terdakwa)

Terdakwa : Saya tidak dilaporkan. Tadi sudah kami jelaskan bahwa kami

mendapatkan informasi itu pada waktu.. (dipotong oleh PU)

PU : Saudara dapat informasi itu pada waktu sebelum menjawab surat

Setwapres kan?

Terdakwa : Pada waktu mengkonsep surat Setwapres bersama pak Margo.

PU : Artinya antara bulan empat.. antara tanggal 4 Juli sampai Agustus ya?

Terdakwa : Tidak. Tidak. Setelah 9 Agustus.

PU : Setelah 9 Agustus?

Terdakwa : Setelah 9 Agustus.

PU : Saudara mengetahui itu ya?

Terdakwa : Iya betul.

PU : Pada waktu itu, pekerjaan yang seperti ini, apakah juga masuk di dalam

RKAP di 2001?

Terdakwa : Pekerjaan yang seperti ini maksudnya apa?

PU : Pekerjaan perjanjian kerja sama antara Disjaya, ya, yang kontraknya

kemudian ini terus-menerus sampai 2003 ini.

Page 37: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Terdakwa : Baik. Saya harus me-refer kepada penjelasan yang mungkin sudah

disampaikan kepada pak JPU oleh saudara Parno, sebagai Direktur

Keuangan. Jadi, anggaran operasi bagi setiap unit bisnis itu, tidak

menyebutkan secara detail, apa pekerjaan di dalam sana. Jadi selama pak

Margo menggunakan anggaran operasi, sesuai dengan SK 75, APLN, itu

sepenuhnya hak dan tanggung jawab ada di GM Disjaya. Tidak perlu

melaporkan ke PLN Pusat. Tadi karena sudah disampaikan, mengapa itu

terjadi, karena PLN Pusat dilepaskan dari tanggung jawab operasional

sejak zaman pak Kuntoro.

PU : Sebagai ini.. dalam kontrak tersebut, ini kan di adendum, sehingga dia

itu berlanjut terus, multi years, untuk pekerjaan yang juga masalahnya

adalah CIS RISI di 2001 itu.

Terdakwa : Saya tidak tahu dengan detail masalah ini.

PU : Oke.

Terdakwa : Tetapi kalau dari apa yang saya baca, lingkup pekerjaannya berbeda.

PU : Pada waktu 4 Juli 2001 terjadi kontrak itu, apakah saudara tahu bahwa,

kontrak antara Disjaya dengan Politeknik ITB masih berlangsung?

Terdakwa : Yang pertama, saya tidak tahu kontrak antara Politeknik ITB dengan

PLN Disjaya. Yang kedua, saya juga tidak tahu waktu kontrak itu

ditandatangani pada bulan Juli.

PU : Waktu serah terima pekerjaan antara ITB dengan Disjaya, saudara tahu?

Terdakwa : Tidak tahu.

PU : Tidak dilaporkan kepada saudara selaku Dirut?

Terdakwa : Tidak. Seperti saya sampaikan tadi, lingkup pekerjaan sistem informasi

adalah tanggung jawab Direktur Perencanaan.

Page 38: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

PU : Baik. Pada tahun 2004, apakah saudara tahu bahwa, di wilayah lain di

bawah.. di PLN wilayah, juga ada melaksanakan pengadaan yang

semisal CIS RISI?

Terdakwa : Tidak pada tahun 2004. Saya ketahuinya sekitar tahun 2006, atau 2005,

pada waktu salah satu Kepala Divisi saya melaporkan feedback dari

pelaksanaan SK 138. Jadi, saya agak sedikit menjelaskan mengenai SK

138. SK 138 mengenai outsourcing, itu ditandatangani tahun 2002, lahir

sebagai antisipasi PLN terhadap Undang-Undang Konsumen, ya. Dan

juga antisipasi kita terhadap Undang-Undang Tenaga Kerja, yang

membatasi pemberi pekerja hanya boleh memberikan kontrak PKWT,

isitilahnya, kontrak outsourcing.. kontrak honorer, itu maksimum dua

tahun. Perlu diketahui bahwa, pegawai PLN ada 48.000, dan 140.000

atau 150.000, pegawai honorer. Oleh karena itu, keluarnya keputusan

Undang-Undang tersebut, juga merupakan suatu hal yang harus

diantisipasi dari awal, oleh PLN. Nah, solusi yang dipilih pada waktu itu

adalah, tenaga-tenaga honorer ini, harus di tampung dalam perusahaan-

perusahaan yang berkontrak dengan PLN. Dari pendekatan kita dengan

Departemen Tenaga Kerja, langkah itu disetujui dengan syarat, bahwa

PLN menjamin hak-hak normatif dari pekerja yang masuk di perusahaan

outsourcing company tadi. Mengingat waktu dan jumlah pekerjaan yang

demikian banyak, maka tidak mungkin itu dilakukan melalui proses

tender. Karena initnya, sebenarnya adalah, memberi baju, memberi

rumah kepada tenaga honorer, yang 140.000 tadi. Oleh karena itu, SK

138, outsourcing, itu memberikan izin untuk melakukan penunjukan

langsung, dengan tujuan untuk menyelamatkan orang-orang ini, yang

sebelumnya statusnya pegawai harian. Perlu diketahui bahwa mereka

sudah kerap kali demo ke PLN Pusat, minta di angkat menjadi pegawai

tetap. Dan itu semakin hari semakin ganas demonya, sehingga..

(dipotong oleh PU)

PU : Saya lanjutkan ya. Kalau saudara cerita tentang tadi outsourcing,

kemudian ada peraturan Kep 138 tentang outsourcing, apakah

outsourcing Roll-Out CIS RISI termasuk juga di dalam lingkup 138?

Page 39: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Terdakwa : Begini, justru karena.. setelah kami mengevaluasi pelaksanaan SK 138,

ya, ada masukan kepada saya, bahwa SK 138 ini dalam bentuk yang

mengizinkan penunjukan langsung, ini pernah mendapat suatu kritik,

atau suatu teguran, ya, bahwa seolah-olah SK tersebut diboncengi

kepentingan untuk melakukan penunjukan langsung. Seingat saya,

setelah itu SK tersebut di revisi. SK tersebut di revisi, dan itu juga hasil

kerja dari tim di PLN Pusat, yang melakukan itu. CIS Roll-Out itu dalam

surat saya 23 November tidak menyinggung masalah outsourcing. 23

November 2001, ya. Pada waktu tahun 2002, juga tidak ada isu

outsourcing dari Roll-Out CIS RISI ini. Saya tidak tahu apakah pak

Margo mempertimbangkan ini pada waktu menyusun tim penunjukan

langsung, ya. Karena tim penunjukan langsungnya pak Margo ini,

bertentangan dengan surat saya yang 23 November, tidak menyertakan

orang PLN Pusat sama sekali. Jadi, betul-betul ini inisiatif dari GM, ya.

PU : Saya lanjutkan ya. Pada waktu saudara memberi izin kepada Margo

Santoso untuk melaksanakan evaluasi terhadap proyek CIS RISI ini,

apakah pada waktu itu sudah ada TOR yang di buat oleh Disjaya?

Terdakwa : Kalau bapak JPU me-refer yang disebut izin itu sebagai surat saya 23

November 2001, jelas belum ada TOR. Karena perintahnya hanya

menyampaikan apa yang diperintahkan oleh Dewan Komisaris pada

waktu itu.

PU : Tadi saudara sebutkan bahwa, kemudian tiba-tiba Margo Santoso

menyampaikan hasil panitia lelang.. panitia..

Terdakwa : Panitia penunjukan langsung.

PU : Panitia penunjukan langsung pada saudara. Sementara saudara katakan,

saudara belum kasih izin apapun.

Terdakwa : Pada waktu itu belum.

PU : Belum?

Page 40: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Terdakwa : Belum.

PU : Apakah saudara memberi teguran kepada Margo, bahwa ini harus

dibatalkan?

Terdakwa : Begini. Yang pertama, surat bulan Juni tahun 2003 itu, tidak ditujukan

kepada saya selaku Dirut. Itu ditujukan kepada saudara Aritonang,

selaku Diraga. Dan ini memang sudah sesuai dengan Tupoksinya, ya.

Dan saudara Aritonang sudah membuat suatu.. memerintahkan kepada

saudara Zulkifli untuk melakukan penelitian mengenai apakah ini bisa

dipertanggungjawabkan atau tidak, ya. Jadi saya memang tidak berada

pada posisi untuk memberikan komentar apapun, sampai pak Aritonang

membawa ini ke rapat Direksi, ya. Karena memang demikian

Tupoksinya. Ini tanggung jawab Direktur Niaga, yang memproses itu.

PU : Apakah ada rapat Direksi khusus untuk menentukan PL, dengan

menunjuk langsung rekanan PT. Netway?

Terdakwa : Tidak ada. Sebenarnya begini, sebenarnya begini, yang muncul adalah

usulan dari Disjaya, ya, 11 Juni, di proses oleh Direktorat Niaga, dan di

bawa ke rapat Direksi tanggal 8 September, ya, tahun 2003.

PU : Makanya saya tanya, dalam rapat Direksi, apakah ada khusus untuk

penunjukan langsung rekanan PT. Netway, dalam pelaksanaan Roll-Out..

outsourcing Roll-Out CIS RISI?

Terdakwa : Kurang jelas maksudnya. Usulannya memang usulan penunjukan

langsung.

PU : Ya, terhadap usulan itu, apakah ada rapat Direksi yang sepakat bulat

untuk menyetujui PL itu?

Terdakwa : Iya, karena Direksi menyetujui dari rapat tanggal 8. Jadi begini, rapat

tanggal 8, masuk, kemudian Direksi menentukan, ini langkah-langkah

yang dilakukan.

Page 41: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

PU : Direksi yang ikut rapat siapa saja?

Terdakwa : Yang saya ingat adalah Direktur Sumber Daya, Direktur Keuangan

semua ikut, ya, pak Parno dan pak Juanda.

PU : Pak Parno dan pak Juanda?

Terdakwa : Ya, dan pak Aritonang, sebagai Direktur yang bertanggung jawab atas

masalah itu. Saya kira, kalau tidak salah, salah satu dari Direktur yang

lain juga ada.

PU : Baik, saya kira untuk materi yang ini kami cukupkan. Tapi kami mohon

Yang Mulia, kami akan bertanya tentang apakah saudara terdakwa

pernah melaporkan LHKPN-nya, tentang harta bendanya, seusai dengan

Pasal 37 A, bahwa “terdakwa wajib memberikan keterangan tentang

seluruh harta bendanya, dan harta benda istri atau suami, anak, dan harta

benda setiap orang atau korporasi yang di duga mempunyai hubungan

dengan perkara yang didakwakan.” Saudara terdakwa, apakah saudara

pernah membuat laporan harta kekayaan?

Terdakwa : Saya selalu mengikuti aturan dalam penyusunan LHKPN.

Hakim Ketua : Ada ya?

Terdakwa : Ada.

PU : Terakhir saudara membuat LHKPN tahun berapa?

Terdakwa : Saya tidak ingat. Tapi, sesudah saya berhenti menjadi Dirut.

PU : Tahun 2008 ya?

Terdakwa : Tahun 2008, ya.

PU : Apakah seluruh yang ada di dalam data yang saudara laporkan sudah

benar, dan sudah terdata semua laporan harta kekayaan saudara?

Terdakwa : Sudah saya laporkan, dan apa yang terdata di situ sudah benar.

Page 42: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

PU : Di dalam LHKPN ini, ada empat item harta tidak bergerak, tanah dan

bangunan. Pertanyaan saya, apakah saudara memiliki rumah di Jalan

Brawijaya 5?

Terdakwa : Rumah di Jalan Brawijaya 5 itu, pada waktu itu di beli bersama keluarga,

sebagai suatu investasi tahun 2003, kalau saya tidak salah, dan di jual

pada tahun 2005, setelah kami menemukan bahwa itu tidak

menghasilkan seperti yang kita perkirakan semua.

PU : Baik. Akta perjanjiannya, aktanya di tanggal 16 Desember 2004, ya?

Terdakwa : 2004, iya.

PU : Masih ingat saudara beli dari siapa?

Terdakwa : Saya tidak mengurus pembelian itu, ya. Saya tidak.. (dipotong oleh PU)

PU : Apakah saudara masih ingat dengan nama Yozua Makes?

Terdakwa : Saya kira pemilik sebelum kami, yang itu.

PU : Iya, betul. Bapak Yozua Makes.

Terdakwa : Iya betul.

PU : Berapa harganya, masih ingat?

Terdakwa : Pada waktu itu 2 miliar, 2 miliar lebih. Saya tidak ingat persisnya.

PU : Saudara masih ingat bagaimana cara pembayarannya kepada Yozua

Makes?

Terdakwa : Macam-macam. Yang menjual itu, pada waktu itu minta secara rinci

kepada.. kebetulan yang mengurus adalah kakak, ya, kepada kakak saya,

ada cara pembayarannya ke account ini, ke account itu, ke sekian, saya

tidak ingat persisnya bagaimana.

Page 43: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

PU : Masih ingat saudara, apakah ada pembayaran yang saudara lakukan

melalui Mandiri Traveler Cheque?

Terdakwa : Tidak ada.

PU : Tidak. Nanti akan kita perlihatkan di persidangan, ya. Bahwa ada surat

dari Bank Mandiri, yang kami minta konfirmasi pembayaran.. (dipotong

oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua : (ucapan Hakim Ketua tidak terdengar karena tidak menggunakan mic)

PU : Ya. Apakah saudara kenal dengan Arthur Pelupessy?

Terdakwa : Ya, saya tahu.

PU : Apakah saudara pernah mendapatkan Mandiri Traveler Cheque, dari

Arthur Pelupessy, sebesar 850 jutam untuk pembayaran rumah

saudara?

Terdakwa : Tidak benar.

PU : Baik. Nanti kita.. (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua : Cukup?

PU : Ya, satu lagi, Yang Mulia. Saudara kenal dengan Mustafa Sulaiman

atau Mustafa Suaket?

Terdakwa : Mustafa, iya, adik dari ipar kami.

PU : Adik ipar saudara ya. Sepengetahuan saudara, apakah antara Mustafa

dan Arthur Pelupessy, ada perjanjian kerja?

Terdakwa : Saya tidak tahu.

PU : Tidak tahu. Antara saudara dengan Arthur Pelupessy?

Terdakwa : Tidak ada.

Page 44: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

PU : Tidak ada. Selain sebagai Dirut PLN, apakah saudara memiliki pekerjaan

lain? Sebagai penghasilan saudara?

Terdakwa : Mohon dijelaskan yang dimaksud dengan pekerjaan lain itu apa?

PU : Apakah saudara selaku Dirut PLN pada saat itu, juga melakukan

kegiatan-kegiatan bisnis lain, di luar tugas saudara sebagai Dirut PLN?

Terdakwa : Saya tidak, tapi keluarga saya iya.

PU : Keluarga saudara ada ya. Apakah saudara pernah melakukan transaksi

keuangan untuk pembelian saham dengan pihak-pihak lain?

Terdakwa : Iya, saya kira pernah.

PU : Di tahun 2004?

Terdakwa : Iya, saya mendapat.. saya ikut dalam beberapa pembelian saham, yang

tentunya kalau itu direkomendasi, oleh kawan-kawan.

PU : Baik. Apakah itu saudara laporkan juga dengan di LKHPN saudara?

Terdakwa : Transaksinya tidak. Karena.. (dipotong oleh PU)

PU : Depositonya saudara laporkan?

Terdakwa : Saya laporkan.

PU : Rekening depositonya dilaporkan?

Terdakwa : Dilaporkan.

PU : Apakah saudara benar pernah memiliki rekening deposito di Bank

Danamon Pondok Gede?

Terdakwa : Bank Danamon Pondok Gede.. Iya, seingat saya iya.

PU : Pernahkah ada masuk uang yang hasil pembelian saham di Bank

Danamon, sebesar empat koma sekian miliar?

Page 45: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Terdakwa : Oh baik, saya jelaskan mengenai masalah itu. Sebenarnya masalah itu

adalah bukan dana milik saya. Jadi pada waktu itu, saya mengenal

seorang Marketing staff di sana, karena saya mempunyai account di situ,

dan mengapa saya mempunyai account di situ, karena Bank itu buka hari

Sabtu dan Minggu, dan dekat dengan rumah. Itu alasan yang pertama.

Yang kedua, karena saya kenal dengan Marketing dari Bank Danamon

itu, suatu saat dia menawarkan bahwa ada produk kerja sama antara

Bank Danamon dengan Danareksa, yang disebut Dana Optima, ya. Nah,

saya pada waktu itu tidak mempunyai cukup uang untuk masuk di sana.

Saudara Mustafa, pada waktu itu, menyatakan bahwa dia sedang dalam

persiapan untuk membeli saham salah satu perusahaan, pada waktu itu.

Dia punya dana untuk di belikan saham. Terus saya tawarkan pada dia,

kenapa tidak sambil menunggu, pasang di Optima saja, karena itu

bunganya cukup baik, ya. Tetapi, saudara Mustafa tidak mempunyai

account Bank Danamon. Padahal, account Optima yang baik itu, ada di

Bank Danamon. Oleh karena itu, saya izinkan dia mengirimkan uang itu

kepada account saya, di Danamon, untuk dibelikan Optima, ya. Tetapi

belum sampai dibelikan Optima, yang bersangkutan berubah pikiran,

karena PGN, sahamnya keluar. Akhirnya mereka.. dia minta supaya itu

dikirimkan kepada Bank.. kepada PGN, untuk dibelikan PGN, saya lupa

banknya bank apa. Tapi, sekali lagi, itu bukan dana saya, dan itu

memang lewat pada account saya, karena pada waktu itu akan membeli

dana Optima tadi.

PU : Apakah ada kaitan antara transaksi saham saudara ini, dengan saudara

Emir Muis?

Terdakwa : Saya tidak tahu.

PU : Saudara tidak tahu.

Terdakwa : Saya tidak tahu. Saya tahu, bahwa saudara Mustafa ini bersahabat dekat

dengan keluarganya Emir Muis.

PU : Saudara Mustafa?

Page 46: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Terdakwa : Iya.

PU : Kami kira sementara cukup.

Hakim Ketua : Kita berikan kesempatan kepada Penasehat Hukum.. kita skors dulu dua

menit, ya, dua menit saja.

(Sidang diskors dua menit)

(Sidang dilanjutkan kembali)

Hakim Ketua : Skors di cabut..

(Palu diketuk)

Hakim Ketua : Sidang di buka kembali. Silahkan saudara Penasehat Hukum.

PH (MI) : Baik. Terima kasih Yang Mulia. Saudara terdakwa ya, saya sebelum

masuk ke pertanyaan-pertanyaan materi mengenai apa yang disebut di

dalam surat dakwaan, ya, yang pertama saya mau tahu terlebih dahulu,

saudara terdakwa itu bekerja di PLN itu sejak kapan?

Terdakwa : Saya bekerja di PLN sejak selesai sekolah dari ITB, tahun.. Februari

tahun 1977.

PH (MI) : Sampai tahun?

Terdakwa : Sampai bulan Maret 2008, pada waktu berhenti jadi Direksi PLN.

PH (MI) : Jadi tidak pernah terhenti bekerja di.. (dipotong oleh Terdakwa)

Terdakwa : Tidak pernah terhenti.

PH (MI) : Oke. Sesudah bekerja di PLN, kemudian saudara terdakwa bekerja

dimana?

Terdakwa : Setelah saya bekerja di PLN, saya melamar menjadi anggota Dewan

Energi Nasional, dan diterima menjadi salah satu pemangku kepentingan

Page 47: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

di Dewan Energi Nasional. Saya juga merangkap, pada waktu itu,

menjadi Sekretaris Timnas Hemat Energi, dengan Keppres dari Presiden.

PH (MI) : Sampai sekarang masih?

Terdakwa : Timnas rasanya sudah.. memang tidak pernah di cabut, tetapi dengan

adanya Direktorat Jenderal PBTKE, maka sebagian peran dari Timnas

Penghematan Energi, di ambil oleh Dirjen. Tetapi, Timnas sendiri saya

tidak pernah menerima pemberhentian, dan sekarang memang kami,

kerja sama dengan LSM masih kita lakukan untuk itu.

PH (MI) : Di Dewan Energi, saudara diberhentikan atau bagaimana? Sudah ada

pelepasan jabatannya belum?

Terdakwa : Hingga saat ini, masa jabatan saya masih berlangsung, dan belum

diberhentikan, dan mudah-mudahan tidak diberhentikan.

PH (MI) : Sehubungan dengan lama masa kerja saudara terdakwa di PLN, ya,

apakah saudara juga pernah mendapatkan penghargaan-penghargaan dari

negara? Dari PLN? Atau dari mana, begitu?

Terdakwa : Saya kira.. begini, saya tidak mendapat penghargaan dari pemerintah, ya,

meskipun hal-hal.. banyak yang kami lakukan, adalah untuk pemerintah.

Tetapi, sebagai Direksi PLN, saya juga memberi penghargaan kepada..

dan sebagai Dirut mewakili PLN, saya menerima beberapa penghargaan,

hampir tiap tahun, mengenai prestasi yang dicapai di dalam lingkungan

PLN.

PH (MI) : Begitu ya. Apa saja yang saudara ingat, yang di capai oleh PLN, dan

diberi penghargaan itu?

Terdakwa : Misalnya pelayanan prima, itu adalah satu bentuk penghargaan dari

Departemen SDM, yang diberikan kepada unit-unit PLN, dan ini

merupakan suatu pengakuan bahwa ada layanan atau perbaikan-

perbaikan yang dilakukan di dalam PLN, melayani masyarakat.

Page 48: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

PH (MI) : Sejak kapan penghargaan layanan prima ini diberikan kepada PLN,

seingat saudara terdakwa?

Terdakwa : Seingat saya sudah.. ini sudah tradisi lama, tapi sempat terhenti pada

waktu PLN mengalami krisis, ya, tahun 1998 sampai kira-kira 2002, dan

2003.. 2003 kembali dilaksanakan lagi. Seingat saya begitu.

PH (MI) : Oke. Kemudian saya teruskan ke soal lain, saudara terdakwa ya. Tadi

atas pertanyaan Penuntut Umum, saudara terdakwa menjelaskan bahwa

ada surat menyurat yang berbalas antara terdakwa dengan pak Margo

Santoso, ya. Mulai dari September tahun 2000, Oktober dan seterusnya

itu. Betul seperti itu ya?

Terdakwa : Ada yang berbalas, ada yang tidak berbalas.

PH (MI) : Pertanyaan saya adalah, balasan-balasan surat yang saudara sampaikan

ini, fungsinya sebagai keputusan saudara sebagai Direksi, atau hanya

memberikan penjelasan saja terhadap satu kondisi, atau satu keadaan?

Terdakwa : Baik. Sebagaimana yang pernah diungkapkan di sidang, bahwa suatu

keputusan Direksi mempunyai format surat keputusan, ya. Dan surat

menyurat kami dengan pak Margo, ini adalah surat menyurat biasa,

istilahnya, ya, yang memberikan arahan-arahan, tetapi tidak merupakan

surat keputusan yang mengikat.

PH (MI) : Oke. Kemudian yang kedua, tadi saudara terdakwa menyebut soal.. atas

pertanyaan JPU juga, menyebut soal presentasi, atau menerima,

mendengarkan presentasi dari Netway. Ketika saudara masih menjadi

Direktur Pemasaran, ya, apakah presentasi dari perusahaan-perusahaan

ini biasa dilakukan? Biasa diterima oleh saudara sebagai Direktur

Pemasaran ketika itu?

Terdakwa : Ya, dalam RUPS RKAP 2001, misalnya, Dekom menegaskan bahwa

fungsi Direktorat Pemasaran adalah menjadi ujung tombak partnership

dengan pihak swasta, di PLN. Oleh karena itu, bagi kami, selaku Dirsar,

Direktur Pemasaran, rutin menerima masukan-masukan, menerima ide,

Page 49: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

menerima presentasi-presentasi mengenai kemungkinan-kemungkinan

kerja sama dengan PLN.

PH (MI) : Oke. Fungsi dari presentasi itu, apakah langsung mengambil keputusan,

sesudah mendengarkan presentasi? Pernah tidak saudara terdakwa

lakukan seperti itu?

Terdakwa : Wah.. Bapak Pembela, dari presentasi sampai mengambil keputusan, ini

bisa tahun ukurannya, ya. Yang pertama, kita mendengarkan gagasannya

dulu, ya. Dan sebagai organisasi yan besar, memang PLN kalau dalam

bekerja sama tentu harus menimbang betul-betul, apa yang di minta dari

PLN, ya. Kalau ini dalam lingkup Direksi, ya terus harus disosialisasikan

dulu. Karena kalau tidak, nanti diputuskan di Direksi, tidak dijalankan di

bawah, ya. Jadi proses mendengarkan sampai menjadi suatu keputusan,

rata-rata hampir satu tahun. Itu kalau gagasan itu berhasil. Jadi, saya

pernah sebagai Direktur Niaga di PJB, juga melaksanakan fungsi yang

sama. Kami mempunyai hampir.. jadi dari presentasi muncul, terus

biasanya menjadi MoU. Dari MoU sampai menjadi gagasan itu, kalau

10% saja yang jadi, itu sudah bagus. Di bawah 10%, yang jadi.. jadi 100

presentasi, 70 jadi MoU, kalau 7 saja bisa menjadi kerja sama yang

betul, itu sudah prestasi yang sangat bagus. Tetapi kalau kita tidak

terima, yang 100 tadi, maka hasilnya lebih kecil lagi dari 7, gitu. Jadi itu

proses yang harus dilakukan dalam pengembangan usaha.

PH (MI) : Oke. Fungsi atau gunanya presentasi yang disampaikan oleh PT. Netway

ke hadapan saudara terdakwa ketika itu, apakah kemudian sesudah itu

saudara terdakwa mengambil keputusan-keputusan sejak adanya

presentasi itu?

Terdakwa : Belum. Tidak ada. Tidak ada keputusan yang berarti, yang bisa dipakai.

Maksudnya begini, keputusan menyangkut CIS, menyangkut proposal

Netway OSCO, itu hanya satu, yaitu pada tanggal 9 Agustus, dimana

Direksi menyetujui usulan untuk menunjuk Netway sebagai partner, dan

kemudian di coba untuk dijelaskan, atau dibawakan ke Dekom. Itu saja

Page 50: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

keputusan yang.. satu-satunya yang menyangkut Direksi, dan

menyangkut proposal dari Netway.

PH (MI) : Kemudian masih menyangkut hal yang terakhir ini tadi ya, mengenai

OSCO ya. Tadi saudara terdakwa menyatakan bahwa itu di “dihentikan”

atau “di bunuh” oleh Komisaris, ya. Dihentikan lah, begitu ya. Nah,

sesudah ini dihentikan, ya, apakah ada tindakan-tindakan saudara

terdakwa sebagai Dirut, untuk mencoba menghidupkan kembali, agar

supaya OSCO ini bisa dijalankan bersama oleh Netway, dan Disjaya?

Terdakwa : Tidak ada. Jadi setelah konsep OSCO ini di bunuh oleh Dekom, saya

menganggap.. seperti tadi saya sampaikan bahwa, masalah pengadaan

konsultan Netway, itu adalah masalah non-strategic, itu urusannya pak

Margo. Kami di Direksi berkonsentrasi di tahun 2002 tadi, untuk

menerbitkan suatu surat keputusan menyangkut information technology

strategic plan, ya. Dan akhirnya terbit Desember 2002. Jadi, selama

tahun 2002, Direksi itu, karena melihat usulan yang OSCO ini di tolak,

maka harapan kita tinggal, dari sisi PLN Pusat, adalah memastikan

bahwa 2003 kita siap untuk menenderkan CIS IBP. Itu sebabnya

kemudian 2002, kami berkonsentrasi dalam menyelesaikan konsep ITSP,

yang kalau dalam konsep aslinya, diterapkan ini akan membawa

perpecahan bagi PLN. Sehingga kami diskusi-diskusi untuk membuat ini

menjadi lebih implementable di PLN. Jadi 2002 itulah kita

menyelesaikan konsep ITSP yang pertama, dan sebelum disahkan kami

presentasikan ke Dekom. Yang tadi, pada waktu setelah presentasi itu,

demikian impresifnya presentasi kami, sehingga Dekom pada waktu itu

menyatakan, “ya sudah kalau begitu CIS RISI-nya stop saja.” Begitu.

Ada di dalam notulen rapat Dekom, yang menyatakan bahwa, Komut

pada waktu itu memerintahkan.. karena PLN sudah bagus, sudah

konsentrasi di CIS IBP, itu dihentikan saja. Begitu. Dan itu saya yakin

ditindaklanjuti oleh pak Margo, karena kemudian tidak lama setelah itu,

tim re-evaluasi dan negosiasi menyatakan dalam laporan akhir, bahwa

mereka menghentikan negosiasi.

Page 51: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

PH (MI) : Oke. Berhubungan dengan keterangan saudara ini tadi, mengenai tim re-

evaluasi dan negosiasi ya, peran saudara terdakwa dalam pembentukan

tim, atau penunjukan anggota tim, itu ada atau tidak?

Terdakwa : Saya tidak menunjuk anggota tim, karena itu kewenangannya pak

Margo. Dalam surat kami memang, kami hanya menyebutkan supaya

melibatkan personil Pusat. Dan ini tidak perlu di sebut sebetulnya,

karena pak Margo sendiri tahu, siapa di PLN Pusat, orang-orang yang

mempunyai interest mengenai masalah ini, dan saran itu adalah saran

supaya mereka bisa di rangkul, dan di ajak merumuskan bagaimana pola

yang terbaik bagi Distribusi Jakarta.

PH (MI) : Oke, apakah yang disebut tadi kemudian masuk ke team itu Aziz

Sabarto, Kemudian Sunggu Anwar Aritonang, ya.. itu atas permintaan

saudara terdakwa, agar supaya mereka masuk dari team itu sebagai

apapun disitu, atau hanya karena saudara membuat surat supaya

dilibatkan orang-orang pusat, kemudian orang-orang inilah yang di pilih

oleh Margo Santoso?

Terdakwa : Em.. saya tidak pernah menyebutkan nama kepada pak Margo Santoso,

kecuali memang pada waktu CIS IBP, pada waktu CIS IBP bulan Januari

2001 memang pada waktu itu karena, saya masukan dari pak Azizi

Sabarto, pak Sunggu Aritonang sangat keras, emm.. apa namanya?

Tentangannya pada proyek OSCO tersebut, maka saya menelfon pak

Aritonang, dan saya mengatakan.. “pak Aritonang, saya dengar CIS

IBP ini distribusi Jakarta keterlanjuran menyebutkan CIS IBP, jadi

tolonglah bapak bina, bombing, supaya ide merekan mengenai CIS IBP

yang akan direncanakan itu sama dengan pemikiran yang dipusat. Itu

sekalian saya pernah menelfon pak Aritonang, tapi untuk team re-

evaluasi dan negosiasi, karena kondisi saya pada waktu itu saya kecewa

dengan penolakkan Dekom ya, dan saya merasa bahwa masalah

selanjutnya itu bukan lagi tanggung jawab, atau bukan lagi level saya

untuk menyelesaikan, maka saya tidak ikut sama sekali kelanjutannya,

saya serahkan kepada pak Tunggono selaku Direktur Pemasaran untuk

Page 52: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

melanjutkan, em.. karena sifat strategis dari konsep ini sudah hilang,

dengan tidak disetujuinya OSCO.

PH (MI) : Oke baik, saya beralih ke soal lain ya.. ini mengenai pekerjaan, tadi

saudara terdakwa juga sudah menyebut mengenai pekerjaan yang

dilakukan oleh Netway tahun 2001, dan sampai sebelum perjanjian itu

ditanda tangani, nah,, apakah ketika itu menurut pengetahuan saudara

terdakwa persoalan-persoalan ini juga dilaporkan Margo Santoso

kepada Direktur Pemasaran? Kontrak-kontrak yang dia buat yang

berhubungan dengan, dengan PT. Netway itu?

Terdakwa : em.. pada waktu kontrak itu ditanda tangani saya sudah jadi Dirut, dan

Direktur Pemasaran pak Tunggono, em..secara, em.. kedinasan ya,

memag harus ada suatu bentuk laporan, dari GM kepada Direktur Niaga

ya, tetapi saya juga harus menyampaikan, dengan agak barangkali riset

mengenai hal ini, yaitu memang bahwa hubungan antara pak Tunggono

dengan pak Margo ini tidak terlalu harmonis pada waktu itu, terutama

barang kali.. karena em.. pak Tunggono waktu itu pernah menjabat

sebagai GM Distribusi Jakarta, dan sebelumnya, em.. pada waktu

diangkat Direktur Produksi, beliau ini sekaligus mengangkat GM

Disjaya sampai tahun ’99 awal kira-kira begitu.. ya, kemudian ’99 awal

sampai 2001, beliau konsentrasi di Direktur Produksi, setelah jabatan

sebagai Direktur Produksi, itu urutannya dengan Disjaya adalah efisiensi

draft Program, mengurus langkah-langkah efisiensi di Disjaya. Nah jadi

saya meraksakan memang bahwa pak Margo barangkali formil saja

hubungannya dengan pak Tunggono ya, em.. barang kali ada

kecendrungan pak Margo akan lebih mudah membuka pembicaraan

dengan saya selaku Dirut, dibandingkan dengan pak Tunggono, mengapa

karena pak Margo bisa tergolong senior saya, jadi beliau cukup, saya

cukup sangat menghargai beliau dalam tugasnya begitu.

PH (MI) : Oke, saya teruskan pak ya.. yang tadi masih berhubungan dengan

pekerjaan ya, yang saudara terdakwa katakana mengenai yang di

Bandung timur dan Jawa timur, atas pertanyaan penuntut umum tadi,

apakah terhadap project-project seperti ini ya, saudara terdakwa

Page 53: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

menetahuinya secara baik, atau tidak? Atau ini sepenuhnya merupakan

kewenagan dari GM, maka itu langsung dikerjakan oleh GM, dan apakah

mendapatkan persetujuan dari direktur yang berkenaan dengan masalah

IT ini?

Terdakwa : em.. apa yang terjadi di Jawa timur saya ketahu dari kulinya saja,

kebiasaan yang berlaku seorang General Manager bila dikunjungi oleng

Direksi atau Dirut dia akan berusaha menunjukkan apa yang dia capai,

jadi seingat saya, saya mendapat explosure dari CMS di Surabaya itu,

em.. pada kesempatan saya meninjau hasil dari masalah yang terjadi dari

lumpur lapindo. Saya di ajak ke Siduarjo, saya di tunjukkan “ini loh pak,

saya sekarang sudah bisa mengtrol semua pendapatan PLN laptop, dari

handhelp computer saya” begitu pada saat GM menggambarkan kepada

saya, prosesnya bagaimana? Saya tidak tahu sebagai Dirut, karena tidak

dilaporkan kepada saya, dan hubungan pelaporannya dari GM untuk

masalah seperti ini adalah kepada Direktur terkait. Saya tidak tahu secara

persis apa yang dilaporkan dan bagaiman reaksi dari Direktur yang

bersangkutan.

PH (MI) : kalau yang di Bandung timur?

Terdakwa : Em.. Bandung timur juga sama, Bandung timur itu terjadinya sebetulnya

em.. di tahun 2001 ya, di tahun 2001. jadi Bandung timur itu adalah

inisiatif dari pegawai-pegawai Distribusi Jabar, yang di monitori ole

salah seorang, kepala bagian yang berasal dari divisi IT PLN pusat, sdr.

Permadi. Dia bekerja sama dengan Konsultan dan membuat satu

program yang di terapkan di Bandung timur ya, karena ini menggunakan

anggaran dari bukan anggaran dari Unit Bisinis, tapi anggaran di sisi apa

namanya? tingkat yang rendah di UP di AP amaka anggarannya tidak

besar, dan pada saat ditunjukkan kepada saya juga, em.. dari sisi

tampilan memang sama ya, dalam satu kesempatan dimana kami harus

menjawab kepada Dekom ya, (02:14:49) kami kumpulkan GM Disjaya,

GM Disjabar, dan anggota-anggotanya kita minta presentasi untuk

membandingkan di depan Direksi ya, dan kesimpulan dari rapat Direksi

pada waktu itu, ada ahli-ahli IT dari Jakarta, dari Bandung, maupun dari

Page 54: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Pusat ya, memang bahwa em.. meskipun secara tampilan tidak banyak

berbeda, tapi jumlah fitur, pengalamannya dan sebagainya yang ada di

CIS RISI itu jauh lebih komplek dari pada yang di Unit bisnis Bandung

timur. Saya meskipun mempunyai pendidikan di elektro, saya tidak bisa

mengenali perbedaan tersebut ya, emm.. yang tahu adalah para ahli IT

yang jelaskan, oh,, di pakai PProyektor jadi bisa begini, itu gak bisa dan

sebagainya. Makanya pada waktu SekDekom menyatakan bahwa CIS

RISI sama dengan Bandung timur, saya agak berang terus terang saja.

Karena saya ketahui Dekom ini latar belakang ilmunya adalah latar

belakang ilmu mecanichal saya saja yang belajar computer tidak bisa

mengenali itu, tapi beliau bisa mengatakan demikian menurut saya

sangat berlebihan, tapi kami pada waktu itu serahkan pada ITnya.

Gimana sih sebenarnya ini? Nah.. dibuatlah table, oh.. yang ini 8 bit dan

yang ini 16 bit dan sebagainya, sangat teknis sekali, sangat teknis sekali,

makanya pada waktu kami menyampaikan ke Dekom bahwa ini secara

teknis lebih unggul CIS RISI, Dekompun juga kesulitan menerima

penjelasan ini. Begitu ya.. begitu kira-kira pak.

PH (MI) : Saya mau tahu, tadikan disebut-sebut seolah-olah ada perbedaan yang

mendasar antara Bandung timur dengan CIS RISI terutama menyangkut

biayanya.

Terdakwa : Ya ya..

PH (MI) : Saya ingat betul ada saksi yang mengatakan didepan sidang yang

terhormat ini, nah pengetahuan saudara terdakwa terhadap persoalan ini

ya, bisa tidak di jelaskan kepada kita disini?

Terdakwa : Jadi perbedaan angka tersebut munculnya disurat Dekom dan Direksi,

dimana dekom menyatakan dari hasil surveinya Dekom yang tidak di

dampingin oleh Managemen em.. Unit Bandung timur, diperoleh

keterangan bahwa Bandung timur hanya menghabiskan sekitar 800 Juta

rupiah untuk mengembangkan IT seperti itu. Nah.. tidak ada penjelasan

detail 800 Juta itu untuk apa? Apakah termasuk Hardware, jelas kalo

menurut pandangan-pandangan di Direktu pemasaran pasti dilihat

Page 55: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

dengan hardware, karena gak mungkin untuk melayani itu hardwarenya

saja sudah lebih dari 5 Miliyar sebetulnya, barangkali ini adalah biaya

untuk mengembangkan software dari TUL 94 yang di terapkan disana.

Dan sebenarnya ada satu ukuran yang bisa menggambarkan berapa

kompleksnya jadi yang pada waktu itu yang di tanya sebenarnya dan

tidak muncul jawabannya adalah kalau kita membandingkan berapa lain

program? Istilahnya berapa line program itu berapa baris yang di buat

kan tadi ahli IT menyatakan bahwa CIS RISI itu mula-mula 600,

kemudian XS 600 AX di tambah menjadi X jadi 600 + 800 =1400

ditambah lagi 800 lagi menjadi 2400. 2400 lah yang program, nah..

berapa line programnya Bandung timur? Nah.. itu tidak pernah keluar,

karena menurut mereka pada waktu itu, emm.. apa? Informasi ini masih

dipegang oleh konsultan. Jadi kita sulit membandingkan, sebenarnya ini

kalau bisa di Bandingkan 600 dengan 600 barangkali ada satu level plan

sheet ya berapa bulan perkiraannya, itupun belum membahas quality

atau kedalaman ya, 600 line program kalao tidak, kalau fokusnya

kepada.. apa namanya? Em.. em.. penyusunan table misalnya, barangkali

sangat berbeda dengan 600 line program yang sudah ada system

pengamannya ya, itu keterangan yang saya peroleh pada waktu itu yang

sangat detail tentunya disini saya juga kesulitan untuk menjelaskan

kepada yang mulia Majelis Hakim.

PH (MI) : Oke baik, saya ingatkan ketika kita dalam membuat Eksepsi dulu salah

satu yang kami temukan didalam berkas Berita Acara ini adalah adanya

seorang saksi yang bernama Lindasari Hendayani yang katanya itu

pernah menerima Traveler Cheque Mandiri sebesar 500.000.000,- (lima

ratus juta rupiah) berhubungan dengan pekerjaan yang mereka lakukan

di PLN Disjaya, ya, apakah mengenai hal ini saudara mengetahuinya?

Terdakwa : Emm.. saya tidak mengetahuinya, saya membaca BAP yang

bersangkutan yang diberikan kepada saya, saya tidak tahu. Dan mungkin

perlu kami jelaskan pak Hakim, bahwa membaca BAP nya pun saya

tidak mengerti kaitannya dengan saya apa itu?

Page 56: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

PH (MI) : Tidak tahu ya.. saya mau Tanya kepada saudara, apakah saudara masih

ingat bahwa ada satu risalah rapat Dewan Komisaris PT. PLN tahun

2001, pada tanggal 16 Agustus tahun 2001 yang mengatakan bahwa

kontrak-kontrak yang melebihi satu tahun anggaran ya, agar disetujui

oleh RUPS atau minimal polusinya dimasukkan dalam RUPS saudara

pernah baca itu ya?

Terdakwa : Itu ada didalam em.. notulen rapat konsultasi Direksi dan Dekom, saya

tidak ingat, em.. kalimatnya dengan persis seperti yang kami jelaskan

tadi, memang di tahun 2001, pada waktu TMC (Total Manage Contract)

itu diangkat oleh Direksi, oleh Pak Guntoro dan pak Tunggono selaku

Direktur pemakaian produksi ke RUPS ada komentar dari Dekom, yang

menanyakan ini kan kontrak multiyears apa ada persetujuan dari RUPS?

Begitu. Nah.. pada waktu itu sudah di jawab bahwa karena ini kontrak

menggunakan anggaran Operasi, dan anggaran operasi itu tidak pernah

dibahas secara detail maka tidak ada persetujuan dari RUPS dalam

pengertian surat yang khusus. Em.. tapi dekom masih berpendapat ini

perlu di angkat masalah ini setelah pak Endro ganti tadi, pak Lulu

memulai lagi masalah seperti itu, dan saya ingat ada satu surat dari GM

Disjaya pak Margo kepada pak Lulu ya, melalui direktur pemasaran pak

Tunggono menanyakan sebenarnya maksudnya Dekom ini bagaimana?

Karena ini ada kontrak-kontrak yang multiyears sifatnya yang jumlahnya

banyak yang rasanya tidak mungkin tiap kali dimintakan persetujuan ke

RUPS, apakah pada waktu itu pak Margo minta supaya diberi suatu

blanket agreement, suatu persetujuan menyeluruh bahwa ini ini ini bisa

dilakukan multiyearsnya. Surat itu tidak dijawab oleh, setahu saya tidak

di jawab oleh Dekom. Dekom memasukkan dalam RUPS RKAP 2002,

suatu steatmen bahwa untuk kontrak-kontrak investasi, dia tidak bilang

operasi, kontrak investasi yang sifatnya multiyears agar dilampirkan

dalam RKAP ya, sebagai bagian yang tidak dipisahkan dari RKAP, saya

menganggap bahwa itu adalah solusi yang di tawarkan Dekom, untuk

mendapatkan persetujuan dari RUPS tanpa menulis surat kepada

Pemegang Saham. Di tahun 2003, memang kita mengeluarkan satu surat

ke Pemegang saham untuk mohon izin persetujuan multiyears yaitu atas

Page 57: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

kontrak pengadaan muara tawar, dan kenapa kita ajukan kepada RUPS?

Karena langsung kepada menteri BUMN, karena pengadaan kontrak

PLTU muara tawar itu tidak direncanakan di dalam RKAP, barangkali

disini sumber em.. apanamanya misunderstandingnya bahwa kontrak-

kontrak Operasi seingat saya, sudah saya cek dalam draft surat-menyurat

yang kami lakukan tidak pernah dimintakan izin ke RUPS karena itu

sudah selesai dibahas di RUPS.

PH (MI) : Baik, saya kembali kepada pokok urusan Roll Out ini, apakah terdakwa

ingat bahwa dalam RKAP PT. PLN tahun 2002, ya, ada keputusan

RUPS berkenaan dengan Roll Out CIS RISI Distribusi Jaya dan

Tangerang ini apa yang saudara ingat mengenai keputusan RUPS itu?

Terdakwa : Baik, keputusan RUPS itu bahwa em.. apa namanya? Em.. program ini..

program Roll Out CIS RISI ini dapat dilaksanakan apabila telah terbukti

proven dan telah meningkatkan perusahaan dan komentar tersebut

seingat saya dengan catatan Dekom bahwa proses pengadaannya belum,

em.. apa? Atau prosesnya belum memuaskan Dekom, sehingga dalam

rapat Direksi Dekom tanggal 27 November 2001 Dekom pada waktu itu

menyarankan ini di teruskan RKAP tapi diberi bintang, di beri bintang

itu artinya masih harus mail ke Dekom, untuk terus diangkat bintangnya.

Nah jadi sebenarnya disetujui tapi bersyarat pada persetujuan Dekom,

nah kalau kita melihat di tahun 2003, Dekom mengeluarkan surat nomor

19 di tujukan kepada Direksi PLN yang nomor 18 menyatakan setuju

Roll Out, dan yang nomor 19 mendukung pelaksanaan Roll Out, dengan

tembusan kepada Pemegang Saham. Jadi sebenarnya apa yang diminta

oleh pemegang saham 2002 sudah di setujui dan sudah di respond oleh

Dekom, meskipun telah di ajukan kepada Direksi yang di tembuskan

kepada pemegang saham. Jadi, prosesnya sudah tertutup sudah pernah

disetujui dan sekarang sudah didukung oleh Dekom.

PH (MI) : Apakah betul didalam RKAP di tahun 2002 itu dianggarkan dana sebesar

150 Miliyar rupiah?

Terdakwa : Benar.

Page 58: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

PH (MI) : Yang masuk dalam dana Administrasi?

Terdakwa : Em.. biaya Administrasi yang merupakan biaya dari anggaran operasi

PLN Distribusi Jakarta, benar.

PH (MI) : Itu untuk apa itu?

Terdakwa : em.. ya itu.. itu tadinya adalah untuk em.. konsep awalnya barangkali

untuk outsourcing OSCO, karena OSCO itu biayanya per tahun sekitar

150-1n Miliyar ya, kalau di kali 5 mungkin sekitar.. anu..angkanya dari

situ.. jadi programnya sudah jelas Roll Out CIS RISI tetapi apakah

polanya Outsourcing atau polanya non-Outsourcing itu masih, em..

antara PLN dengan antara Direksi dengan Dekom pada waktu itu.. em..

pada waktu RKAP ini maju ke RUPS itu belum Final.

PH (MI) : Kemudian menurut ingatan saudara terdakwa apakah biaya ini yang di

anggarkan dalam RKAP tahun 2002 itu, itu sudah digunakan?

Terdakwa : Em.. belum. Belum digunakan. Tahun 2002 belum digunakan sama

sekali.

PH (MI) : Kemudian di tahun berikutnya di jadikan apa itu?

Terdakwa : Em.. tahun 2002 untuk RKAP tahun 2003 di usulkan lagi sebagai

luncuran jadi kea pa namanya? 2003 ada lagi anggaran yang sama.

PH (MI) : Dan itu di setujui dana luncuran?

Terdakwa : Di setujui. Di setujui.

PH (MI) : Oke, saya mau tahu juga, apakah dalam rapat-rapat ya.. antara Direksi

dan komisaris, menurut ingatan saudara terdakwa ya, khusus

menyangkut terutama yang menyangkut tahun 2003 mengenai roll out

ini, apakah memang sudah ada keputusan yang disepakati, bahwa ini

akan dilaksanakan oleh PLN Disjaya?

Page 59: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Terdakwa : Jadi tadi.. keputusan di rapat Direksi tanggal 8 dan tanggal 16 September

untuk melanjutkan atau untuk meneruskan usulan Distribusi Jaya

Jakarta, dengan nilai 137 Miliyar ke Dekom, kemudian pada tanggal 29

Oktober Direksi dalam hal ini Direktur Niaga pak Aritonang

mempresentasikan usulan GM ini ke rapat Direksi dan Dekom. Pada

waktu itu ditanyakan perbandingannya dengan kewajaran harganya

ditanyakan, setelah itu em.. oke setelah itu salah satu keputusannya

adalah akan di Tanyakan kepada GM-GM yang lain, dibandingkan

dengan GM-GM yang lain, pada tanggal 6 November dan tanggal 7

November ada rapat konsultasi Dekom dan Direksi, dan pada tanggal 7

November saya tidak hadir pada waktu itu karena ada tugas, saudar

direktur niaga mempresentasikan lagi dengan mengajak team dari

Disjaya, dan pada waktu itu disepakati bahwa harus dekom minta suatu

Negosiasi ulang untuk biaya langsung personil, jadi pada waktu itu

dekom menyatakan biaya langsung personilnya kenapa jumlah orangnya

sekian banyak? ini bagaimana? kalo ini di kurangi? dan sebagainya.

Biaya langsung personilnya. Dan biaya langsung personil ini kemudian

oleh direktur niaga dimintakan untuk re-negosiasi kepada Disjaya, dan

disjaya diminta melaporkan kembali ya, seingat saya kemudian kita ada

rapat lagi dengan komisaris tanggal 20 November, nah dalam rapat

tanggal 20 November itu komisaris menyatakan untuk biaya langsung

personil sudah oke, sekarang biaya langsung non personil yang

kemahalan, masih bisa di efisienkan tapi pada waktu itu em.. direktur

niaga menyatakan bahwa “pak, ini waktunya sudah mendesak harus

masuk ke RKAP, kemudian biaya langsung non personil ini biayasanya

kan on actual basis, jadi berapa?” em.. jadi konsultan tidak dibolehkan

mengambil untung dari biaya langsung non personil ini. Berapa dia

bayar kepada penyewaan mobil, penyewaan rumah, itulah yang dibayar

oleh.. jadi atas rapat itulah kemudian muncul istilah bahwa kontrak ini

harus on actual basis, kalau untuk biaya langsung personil tadi dikatakan

dekom memberi batasan “ oke, ini biaya maksimum ya, biaya langsung

yang maksimum, tidak boleh lebih dari sekian man mounth ini, dan

setiap 6 bulan coba di evaluasi kalau bisa diturunkan, kalau memang

tidak terpakai tidak usah di bayar”, begitu petunjuknya. Setelah rapat

Page 60: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

tanggal 20 itu Dekom mengeluarkan satu surat kepada kami yang isinya

antara lain adalah mendukung program ini ya, mendukung pelaksanaan

itu, kemudian meskipun demikian masih ada em.. mantan biaya yang

masih dapat di efisienkan, untuk itu.. nah itu dibawahnya ya, untuk itu

agar dalam pengisian kontrak dibuat on actual basis, berbeda dengan

surat yang tanggal 7 Nevember, tanggal 7 November jelas, ada Negosiasi

ulang kembali lapor pada kita tanggal 20 itu menyatakan “oke, masih

ada yang bisa di perbaiki tapi lakukan on actual basis”, itulah yang.. dari

2 surat ini di tembuskan ke pada pemegang saham sehingga kami berani,

atau beranggapan bahwa itu sudah final dengan dekom, pada waktu itu.

PH (MI) : Ya kemudian apakah kegiata ini seingat terdakwa itu di laporkan dalam

laporan managemen tahun 2004 dan 2005?

Terdakwa : Ya, em.. tahun 2004 kami melaporkan dalam laporan managemen bahwa

kontrak sudah di tandatangani bahwa progresnya ini sudah ada kalau

tidak salah hampir 2,5 lembar dengan laporan managemen, dan laporan

managemen tadi di tanda tangani tidak osaja oleh Direksi, tetapi juga

oleh Dekom. Laporan managemen merupakan dasar bagi em.. pemegang

saham untuk memberikan em.. aqua a de charge di akhir tahun em..

anggaran berlangsung ya, sebagai evaluasi akhir tahun.

PH (MI) : Oke, dan apakah memang betul kepada direksi selalu di berikan aqua a

de charge?

Terdakwa : Selalu diberikan, kalau kita menyimak pak pemegang saham pada waktu

itu dia sebenarnya untuk CIS RISI ini dia menyatakan bahwa saya berani

karena CIS RISI ini jelas membawa keuntungan bagi perusahaan.

PH (MI) : Oke, saya sekarang, saudara terdakwa ya saya mau coba pindah kea pa

yang di sebut secara riil dari surat dakwaan ini? Ya, kalau disini saudara

terdakwa ini di dakwa bersama-sama dengan Margo Santoso, Fahmi

Mochtar, bersamapula Gani Abdul Gani, dan seterusnya ya, karena

dianggap terbukti melakukan perbuatan pidana ya, yang nanti aka nada

uraiannya, nah.. pertanyaan saya apakah sepanjang saudara menjadi

Page 61: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

tersangka atau sampai menjadi terdakwa sekarang ini, saudara pernah

diperiksa bersama-sama atau sendiri-sendiri menjadi saksi ya, dalam

perkaranya Margo Santoso, Fahmi Mochtar, atau Gani Abdul Gani?

Terdakwa : Tidak pernah.

PH (MI) : Tidak pernah ya, nah kemudian disini dikatakan juga bahwa saudara

Fahmi Mochtar, dan Margo Santoso, dan saudara masing-masing

memperkaya diri sendiri sebesar 2 Miliyar, 1 Miliyar, dan 1 Miliyar, dari

Gani Abdul Gani dari PT. Netway?

Terdakwa : Tidak benar.

PH (MI) : Tidak benar. Sudah pernah ditanya soal ini?

Terdakwa : Em.. saya tidak pernah ditanya mengenai ini pada waktu pemeriksaan

saya.

PH (MI) : Apakah ketika saudara terdakwa di periksa sebagai tersangka pernah

juga di tunjukkan adanya bisnis plan PT. Netway Utama yang mencatat

bahwa saudara terdakwa pernah menrima uang sebesar 2 Miliyar,

Margo Santoso 1 Miliyar, Fahmi Mochtar 1 Miliyar?

Terdakwa : Tidak pernah.

PH (MI) : Tidak pernah di tunjukkan?

Terdakwa : Tidak pernah.

PH (MI) : Disini pada halaman ke tiga dari surat dakwaan pada alenia pertam di

katakana terdakwa selaku direktur pemasaran dan distribusi atau dirsar

PT. PLN disjaya menjabat sejak tahun 1998 telah mengetahui bahwa PT.

PLN Disjaya dan Tangerang telah bekerja sama dengan Poli-Teknik ITB

sejak tahun 1994, untuk membuat dan seterusnya ya, rencana induk

SIMPEL RISI yang memiliki fungsi 1 sampai 6 sesuai dengan pedoman,

petunjuk tata Usaha Melanggan Manual TULMAN dalam lampiran

keputusan Direksi dengan nomor 021.K/0599/DIR/1995 tanggal 23 Mei

Page 62: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

1995 apakah fakta ini yang di sebut dalam surat dakwaan ini saudara

ketahui?

Terdakwa : Tidak saya ketahui, sudah saya jelaskan tadi TUPOKSI Direktur

pemasaran tidak menyangkut masalah Information Technology dan

tahap itu adalah tahap yang tanggung jawabnya Direktur Perencana.

PH (MI) : nah.. kemudian pada liniknya kedua dikatakan terdakwa juga

mengetahui bahwa melalui perjanjian kerja sama, antar PT. PLN Disjaya

dan Tangerang dengan Poli-Teknik ITB dan perubahan-perubahannya

Aplikasi SIMPEL RISI tersebut pada tahun 1999 berhasil di

Implementasikan di 9 Lokasi, dalam wilayah PT. PLN Disjaya dan

Tangerang, yaitu kantor Disjaya dan Tangerang, kantor Gambir, kantor

cabang Tangerang, kantor Rayon Cempaka Putih, Kantor Rayon Kiayi

Tapa, Kantor Rayon Cengkareng, kantor Rayon Serpong, kantor Rayo

Cikupa, dan kantor Rayon sepatan, yang mana Ir. Gani Abdul Gani

salah seorang dosen Poli-teknik ITB di ikut sertakan dalam mengerjakan

Aplikasi tersebut. Apakah saudara terdakwa tahu adanya fakta ini?

Terdakwa : em.. saya tidak tahu.. pada waktu di laporin akhir tahun 2000 justru

sebaliknya saya mendapat laporan dari GM bahwa pelaksanaannya

terlambat karena kekurangan dan keterlambatan dari pihak PLN.

PH (MI) : Kemudian alenia ke 3 dalam surat dakwaan ini dikatakan terdakwa pada

akhir bulan September tahun 2000 bersepakat dengan Gani Abdul Gani

untuk melaksanakan Aplikasi Implementasi Simpel RISI, yang sudah

ada tersebut, diseluruh kantor cabang atau PT. PLN Disjaya, dan

Tangerang, melalui perjanjian kerja sama antara PT. PLN Disjaya dan

Tangerang dengan PT. Netway Utama, yang mana Ir, Gani Abdul Gani

Adalah Direktur Utama atau Dirut dan selanjutnya meminta Gani Abdul

Gani membuat proposal serta melakukan presentasi terlebih dahulu di

PT. PLN Disjaya dan Tangerang. Pertanyaan saya, apakah betul pada

tahun 2000 seperti disebut dalam fakta ini, saudara meminta Gani Abdul

Gani seperti yang disebutkan disini?

Page 63: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Terdakwa : Tidak benar.

PH (MI) : Kemudian alenia ke 4 dikatakan,

Hakim Ketua : Cukup dengan pertanyaan saudara sajalah ga usah di baca lagi

(selanjutnya tidak jelas karena Hakim berbicara tanpa MIC)

PH (MI) : Baik, apakah betul saudara terdakwa pernah mempersiapkan proposal

kegiatan outsourcing CIS RISI PT. PLN dengan nilai, untuk

direncanakan pelaksanaanya 5 tahun dengan nilai 905 Miliyar rupiah dan

seterunya bersama Gani Abdul Gani?

Terdakwa : Tidak benar. Saya tidak mempunyai kemampuan untuk itu.

PH (MI) : Apakah betul,

Hakim Ketua : (suara Hakim tidak Jelas karena tidak menggunakan MIC)

Terdakwa : Baik.

Hakim Ketua : Saudara pernah membaca surat dakwaan?

Terdakwa : em.. pernah yang mulia.

Hakim Ketua : Apakah dakwaan dari Penuntut Umum terhadap terdakwa itu benar atau

tidak?

Terdakwa : Tidak ada yang benar yang mulia.

PH (MI) : Baik, akan diteruskan yang mulia.. Terimakasih.

PH (MR) : Terimakasih.. saudara terdakwa.

Hakim Ketua : Jangan diulangi lagi pertanyaannya ya.

PH (MR) : Baik. Saudara terdakwa ketika membuat surat tanggal 23 November

2001, nomor 3163 saudara ingat ya? Em.. disitu di nomor 4 disebutkan

ya, adapun hal-hal yang perlu di perhatikan dalam negosiasi antara lain

Page 64: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

dan seterusnya, kenapa didalam surat tersebut ya, saudara sudah

menyebutkan kata-kata atau kalimat negosiasi? Saudara bisa

menjelaskan itu apa pertimbangannya pada waktu itu?

Terdakwa : Negosiasi antara Disjaya dengan Netway itu sudah berlangsung sejak

tahu 2000, dan itu dilaporkan bahkan didalam surat 31 Mei mereka

minta izin sambil melanjutkan negosiasi mohon izin untuk mengeluarkan

letter to prosit, in yang saya beri izin itu hanya melanjutkan

negosiasinya, artinya apa? Kita tidak izinkan dia melakukan ikatan

apapun dengan Netway yang bisa di pakai untuk menuntut kembali

PLN.. letter to prosit tuh maksudnya Netway boleh mengeluarkan

memobilisasi orang, memobilisasi peralatan, dengan biaya mereka

sendiri selama negosiasinya berjalan.

PH (MR) : Apakah pengertian dalam negosiasi ini bukan penunjukkan langsung?

Terdakwa : Sama sekali bukan, karena negosiasi ini di maksudkan untuk melakukan

re-Orientasi dari SCOPE OF WORK ya, yang tadinya outsourcing

company, dirubah menjadi non-outsourcing Company sesuai permintaan

Dekom. Jadi karena penawarannya itu dari Netway ya tolong di tanyakan

kepada Netway mau nggak dia begitu? Kira-kira begitulah garis

besarnya.

PH (MR) : Baik, kalau demikian didalam huruf B disini juga disebut ya, kontrak

dengan Netway adalah Roll out software dan support implementasinya

kenapa disini sudah di sebut adanya kontrak ya? Dengan Netway adalah

Roll Out, kenapa saudara sebutkan seperti itu?

Terdakwa : Baik, em.. kontrak disini menggambarkan suatu pekerjaan.kalau disini

adalah satu pekerjaan, kalau jadi di kontrak, jadi bukan kontrak

dokumen, tapi pekerjaannya, SCOPEnya.. itu yang kami maksud.

Hakim Ketua : Kalau jadi..

Terdakwa : Kalau jadi..

Page 65: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

PH (MR) : Baik, saudara terdakwa ya.. saudara mengetahui siapa yang berwenang

untukmenunjuk, em.. berwenang untuk memberikan keputusan

penunjukkan langsung dalam ini, dalam pekerjaan ini?

Terdakwa : Baik, berdasarkan SK 038 yang di Amander oleh SK nomor 075 pada

tahun 2000 ya, pada periode tersebut yang berhak menunjuk adalah GM

setempat.

PH (MR) : GM setempat ya, baik saya kembali kepada surat ya, ini ada surat 03618

ya, tanggal emm.. oh maaf, 03282 14 November 2003, ini di tujukan

kepada Dekom ya, Dewan Komisari ini em… didalam surat ini saudara

menandatangani dan ditembuskan kepada Direksi dan SEKPER ya?

SEKPER itu Sekertaris Perusahaan?

Terdakwa : Sekertaris Perusahaan,

PH (MR) : Nah.. didalam surat ini saudara menyebutkan, atas hasil re-negosiasi

tersebut di atas Direksi berkesimpulan bahwa angka tersebut adalah

harga yang wajar. Harga yang wajar disini adalah 137 Miliyar ya?

132.000.000,- (seratus tiga puluh dua juta) disebutkan disni. Pertanyaan

saya pertama adalah yang membuat konsep surat ini siapa?

Terdakwa : em.. surat itu di konsepkan berdasarkan parafnya itu oleh Deputi

Direktur Sistem.. “STI” Technology Informasi saudara Zulkifli,

disetujui oleh Direktur Niaga yang ada parafnya juga disana, jadi

konseptornya adalah Direktur Niaga.

PH (MR) : Direktur Niaga, apakah dalam konsep CIS RISI itu Konseptornya selalu

Diraga?

Terdakwa : Iya, karena memang TUPOKSInya demikian.

PH (MR) : Baik, em.. didalam surat ini ya.. saya kembali ke surat ini, saudara

katakana em.. direksi berkesimpulan bahwa angka tersebut adalah angka

yang wajar, dasar atau petimbangan apa saudara membuat bahwa harga

tersebut sudah wajar?

Page 66: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Terdakwa : Em.. bai, jadi.. konsepnya sudah berbunyi demikian pertimbangan saya

pada waktu manandatanagi adalah pada waktu usulan tersebut diajukan

ke Dekom, itu harganya 142 Miliyar..

PH (MR) : Rp.142.191.000.000,-

Terdakwa : Bahwa Direksi sudah menyetujui pengusulan tersebut ke Dekom,142

Miliyar itu adalah harga yang.. pokonya Direksi sudah anggap wajar,

atas permintaan Dekom supaya melakukan penurunan harga lagi kita

minta kepada Disjaya, dan Disjaya melaporkan bahwa ini sudah harga

terendah yang bisa dicapai, jadi kalau 142 saja itu sudah dianggap wajar,

terus ini di turunkan disjaya lapor ini sudah harga terendah, maka saya

kira masuk akal kalau Pak Aritonang mengkonsepkan surat itu ini

sudah harga wajar.

PH (MR) : Saudara sudah menanyakan kepada pak Aritonang apakah benar harga

ini sudah di kaji dengan baik?

Terdakwa : Em.. iya. Saya tentu menanyakan masalah itu, saya tanyakan :kok ini

bisa turun? Bagaimana ceritanya pak Aritonang?” pak Aritonang

menyatakan ini ada pint-point yang dihilangkan yaitu em.. emm.. apa

namanya? Kunjungan keluar Negeri, dan sebagainyalah.. persisnya saya

tidak tahu itu.

PH (MR) : Baik, Kemudian ada surat 03618 ya, 22 Desember 2003 ya? Ini saudara

tujukan kepada General Manager Disjaya tentang run, saudara disini

ditembuskan ke Dewan Komisaris PLN dan Direksi ya? Perihalnya

adalah CIS RISI, em.. siap konseptor dari surat ini maksud saya.

Terdakwa : em.. sama konseptornya dari Direktur Niaga, pak Aritonang dan pak

Zulkifli.

PH (MR) : Jadi gitu ya.. em.. didalam.. tata kelola surat ini apakan selalu ada lembar

konsep surat ini ya?

Terdakwa : Ya.

Page 67: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

PH (MR) : Lembar Surat atau nota Dinas Dirut ya?

Terdakwa : Em.. iya. Jadi sebelum pada waktu surat itu di tanda tangani oleh dirut

ya, konsepnya dimasukkan dan oleh secretariat Dirut itu di beri nomor

konsepnya dicatat dari siapa, dan nanti surat keluarnya nomor berapa,

nanti dicatat juga oleh secretariat.

PH (MR) : Didalam lembar tersebut ya konseptornya siapa ya?

Terdakwa : Disebut konseptornya.

PH (MR) : Disini memang disebut Diraga?

Terdakwa : Diraga. Ya.

PH (MR) : Baik, em.. pertimbangannya apa? Saya menanyakan kepada saudara

terdakwa ya surat tanggal 22 Desember 2003 tadi, kenapa dimasukkan

ya adanya pertimbangan surat tanggal 23 November 2001? Disini

disebutkan menunjuk surat Direktur Utama surat nomor 3163 dan

seterunya, 23 November 2001? Kenapa surat yang tanggal 23 November

2001 dimasukkan didalam surat yang menjadi pertimbangan untuk

persetujuan pekerjaan outsourcing ini?

Terdakwa : Baik, em.. itu juga yang saya tanyakan kepada konseptor, pak Aritonang

pada waktu itu terutama karena saya menunjukkan Pak Aritonang, surat

saya tanggal 23 November itu sifatnya non-outsourcing, karena arahan

Dekom adalah menyetujui pendekatan non-OSCO, mengapa ini dikait-

kaitkan kesana? Padahal ini kontrak outsourcing? Pak Aritonang

menjawab. “Memang ada kerancuan di Distribusi Jakarta mengenai

istilah outsourcing, tapi pak, waktunya sudah sangat mendekat

menjelang RKAP, kita selesaikan di RUPS RKAP saja”,em.. itu satu

point. Ada satu poin yang berbeda yang saya tunjukkan, dalam surat saya

tahun 2001, kami katakana bahwa pengadaan Hardware bisa dilakukan

sewa lissing ya, dalam surat yang di konsepkan dan minta di tanda

tangani oleh saya dirubah menjadi sewa langsung. Saya katakana “ini

pengertiannya beda, sewa lissing itu caranya, kalau sewa langsung bisa

Page 68: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

diartikan penunjukkan langsung loh”. “enggak pak nanti ini sudah sesuai

arahan Dekom” nah.. itulah pak sebabnya kalau bapak melihat pada

waktu em.. apa? Didalam notulen atau didalam keputusan RUPS RKAP

2004 ya, penjelasan pendapat Dekom menyebutkan mengenai pengadaan

hardware secara sewa. Ada disana ya.. dan kemudian petunjuk RUPS

adalah Direksi harus melaksanakan Outsourcing. Jadi ini pengertian saya

adalah hasil dari em.. katakanlah.. apa namanya? Penyampaian dari pak

Sunggu Aritonang kepada pemegang saham dan kepada Komut bahwa

ini tolong diterima dahulu suratnya seperti ini meskipun ada perbedaan

pendapat, itu yang di koreksi didalam Rapat Umum Pemegang Saham,

sesuai apa yang dikatakan pak Aritonang kepada saya.

PH (MR) : Ya. Saudara.. terdakwa..

Terdakwa : Mungkin ada tambahan sedikit pak disitu, perlu diketahui setelah saya

pelajari dalam nota pak Aritonang ke Zulkifli, em.. bulan September

itu.. sudah ada perintah coba cari benang merah, antara pengadaan ini

dengan pengadaan tahun 2001, dan setahu saya Zulkifli tidak menjawab

pertanyaan pak Aritonang itu. Butir ke empat kalau tidak salah, tidak

ada jawabannya.

PH (MR) : Baik, memang konsepnya seperti itu ya?

Terdakwa : Memang konsepnya seperti itu.

PH (MR) : Em.. saudara terdakwa ya.. ini ada 6 kontrak ya, yang sudah berulangkali

di ungkapkan dalam persidangan perkara ini, ada 6 kontrak, yang di buat

oleh Pak Margo dari Disjaya..dan Gani Abdul Gani dari Netway ya..

ini kontrak yang terakhir adalah dari 6 kontrak ini yang terkhir adalah 29

September 2003, apakah kontrak-kotrak ini adalah kontrak-kontrak

pekerjaan SIMPEL RISI? Pengetahuan saudara, kalau saudara tahu.

Terdakwa : Em.. saya tidak tahu persis

PH (MR) : Saudara tidak tahu persis? Baik.

Page 69: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Terdakwa : Sering disebut kontrak dukungan Operasi SIMPEL RISI, tapi.. isinya apa

saya tidak tahu.

PH (MR) : Ya ya, tidak tahu persis ya? Nah.. berkaitan dengan 6 kontrak ini ya, tadi

yang saya katakana yang terakhir dibuat dengan nomor 322, 2323, dan

seterusnya ya, ini tanggal 23 September 2003, kemudian pada tanggal 17

Febuari 2003 ya, ini ada nota Dinas dari pak Margo Santoso nomornya

002 dan seterunya tanggal 17 Febuari 2003, yang isinya memerintahkan

team penunjukkan langsung segera memproses Administrsi dan

Negosiasi pengadaan jasa dan pekerjaan tersebut dengan cara

penunjukkan langsung kepada PT. Netway Utama, nah pertanyaan saya,

berkaitan dengan kontrak yang tadi saya sebutkan, kontrak yang terakhir

yaitu tanggal 29 September 2003, di sela-sela ini saudara Margo

Santoso membuat Nota penunjukkan langsung tanggal 17 Febuari 2003,

ini tentang pengadaan Jasa Roll Out CIS RISI, saudara mengetahui tidak

adanya PL ini?

Terdakwa : Em.. saya tidak mengetahui dan tidak dilaporkan kepada saya, mengenai

hal itu dan saya baru membacanya setelah melihat BAP.

OH (MR) : Apakah memang dalam hal penunjukkan langsung tidak perlu adanya

laporan kepada Direksi?

Terdakwa : Seperti yang kami sampaikan pada SK nomor 075 keputusan dan

penetapan apakah itusuatu penunjukkan langsung atau tender, itu ada di

wilayah General Manager sebagai User, ada di tangan User dalam hal ini

General Manager dari wilayah yang menggunakan hasil dari pengadaan

tersebut.

PH (MI) : Oke bai, kemudian saya beralih sedikit ya, mundur sedikit, apakah

saudara menghadiri rapat tanggal 8 September 2003?

Terdakwa : 8 September? Ya saya hadir.

PH (MI) : Hadir ya, kemudian tanggal 16 September 2003, saudara hadir?

Page 70: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Terdakwa : Ya, hadir.

PH (MI) : Em.. dalam rapat itu apakah Diraganya menyampaikan presentasi

tentang permintaan atau usulah dari.. em.. Disjaya?

Terdakwa : Ya, Diraga yang menyampaikan, dan itu TUPOKSI sebagai direktur

yang membidangi bidang itu, dia yang membawa masalah itu ke rapat

Direksi, dan direksi memberikan pengayaan ya, di tambah ini, tambah

itu, atau pertanyaan kalau ada, dan kemudian kembali lagi antara tanggal

8 sampai 16 September itu ada proses untuk memperoleh kajian dari

Penasehat Hukum, dan tanggal 16 meskipun belum ada kajiannya selesai

tapi SEKPER sudah melaporkan bahwa kajiannya positif, sehingga

usulan bisa diteruskan.

PH (MR) : Baik, saudara terdakwa ya, pada rapat tanggal 8 September 2003, yang

menghadiri selain saudara siapa saja?

Terdakwa : Direktur Keuangan, Direktur SDM, em.. Diraga, itu yang saya ingat.

Tentu ada deputi-deputi terkait ya.

PH (MR) : Kemudian yang tanggal 16 September sama juga?

Terdakwa : Sama.

PH (MR) : Apakah pada waktu rapat tanggal 8 dan 16 September 2003 adakah

keberatan dari salah seorang direksi terhadap roll out CIS RISI?

Terdakwa : Em.. tidak ada keberatan sama sekali.

PH (MR) : Tidak ada ya, kemudian saudara terdakwa ya.. ketika rapat konsultasi

dengan komisaris, dengan Dewan Komisaris yang terakhir adalah 29

Oktober 2003, saudara masih ingat?

Terdakwa : em… itu bukan rapat yang terakhir. Iya ada, 29 Oktober ada, tapi itu

bukan yang terakhir.

PH (MR) : Bukan yang terakhir ya?

Page 71: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Terdakwa : Bukan. 29 Oktober adalah presentasi dari Diraga ke Dekom (Dewan

Komisaris) dari Diraga ke Dewan Komisaris.

PH (MR) : Em.. didalam rapat 29 Oktober 2003 ini ya, didalam rapat tersebut

apakah ada perintan d ari Dewan Komisaris untuk dilakukan, atau

Direksi diminta untuk mengadakan RUPS, berkaitan dengan CIS RISI

ini?

Terdakwa : Em.. saya tidak ingat dalam rapat Dekom yang mana? Tapi, posisi

Dekom selalu “Kita mendukung, ini cepat-cepat kita selesaikan agar kita

mendapatkan persetujuan RUPS” itu kata-kata yang sering saya dengar

pada rapat-rapat Dekom, mengenai masalah CIS RISI ini. Jadi bahkan di

Dekompun, meskipun ada pertanyaan-pertanyaan tapi suasananya

adalah.. “ini segera dilakukan! Segera dilakukan!” memang disadari

bahwa CIS RISI ini membawa manfaat yang demikian besar ya. Jadi

tinggal masalahnya “coba selesaikan masalahnya yang rapih” nah.. kira-

kira begitu. Tapi tidak ada tentangan sama sekali dari Dekom maupun

Direksi.

PH (MR) : Engga, maksud saya apakah ada saran dan perintah yang spesifik ya,

meminta kepada direksi untuk menyelenggarakan RUPS?

Terdakwa : Em..tidak. tidak RUPS khusus masalah ini ya, tetapi pada waktu itu kita

semua bekerja untuk bisa mengejar dedline pengusulan RKAP 2004,

begitu,

PH (MR) : Begitu ya.. kemudian selama saudara menjadi Dirut ya, apakah selain

dari PLTGU Muara tawar ya, itu ada RUPS tersendiri ya? Bukan di

RKAP?

Terdakwa : Em.. PLTGU Muara Tawar, kami kirimkan surat yang menjadi suatu

RUPS tertulis.

PH (MR) : Apakah selama saudara menjadi dirut ya, telah suatu program kerja itu

di,,sebutkan di dalam RKAP apakah masih harus diperlukan adanya

persetujuan tersendiri? Dan terpisah dengan RKAP?

Page 72: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Terdakwa : Em.. seperti yang kami sampaikan tadi, khususnya untuk listrik swasta,

jadi pada waktu ’98 anggaran dasar ini dirubah sebetulnya yang ingin di

maksudkan minta persetujuan RUPS adalah..

Hakim Ketua : Pertanyaan dari Penasehat Hukum, ada ga?

Terdakwa : Ada, jadi listrik swasta, hanya listrik swasta, itupun karena alas an bukan

Anggaran Dasar, tapi karena menteri Energi Sumber Daya dan Mineral

untuk mengeluarkan keputusan harga selalu minta bukti persetujuan

RUPS ats listrik swasta tersebut.

PH (MR) : Cukup. Terimakasih yang mulia.

PH (MI) : Yang mulia, saya ada satu pertanyaan yang belum..

Hakim Ketua : Satu saja.

PH (MI) : Satu saja. Saudara terdakwa ya, kita belum pernah mendengar apakah

ada laporan dari Disjaya mengenai manfaat tertutama yang berhubungan

dengan keuangan dan pelanggan mengenai CIS RISI ini?

Terdakwa : Dalam proses usulan Disjaya mengeluarkan angka-angka janji, kalau ini

dilaksanakan ini komitmen kami, kami akan mencapai penurunan jumlah

piutang sekian, dan sebagainya-sebagainya ya. Janji itu kami pegang.

Dalam surat pernyataan GM itu juga ada ya, setelah kontrak

dilaksanakan hanya sekali, em.. saya melihat, hanya sekali saya

mendapat laporan Dirut ya mendapatkan laporang mengenai hasil yang

di capai, setelah itu karena begitu gencarnya masalah ini.. em.. di

bicarakan dan juga, apa namanya? Disjaya sedikit menahan diri untuk

tidak menyampaikan hasil-hasil yang dicapai, tetapi rapat-rapat

managemen itu sangat terlihat, secara nyata perbaikan em.. apanamanya?

Efisiensi penurunan kali piutang dan sebagainya yang kami coba

gambarkan sekali lagi bahwa itu jauh diatas biaya yang dikeluarkan, jadi

sebagai TOP managemen saya merasa pekerjaan ini telah mencapai

sasarannya yaitu member manfaat yang besar bagi PLN ya.

Page 73: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Hakim Ketua : Cukup ya. Penuntut Umum, Barang Bukti yang akan di tunjukkan?

(PU, Penasehat Hukum, Terdakwa ke meja Hakim)

PU : Terdakwa ya, bb 674 SK pengangkatan?

Terdakwa : Ya.

PU : Bb 675 terdakwa tahu?

Terdakwa : Ya.

PU : Bb 676 terdakwa tahu?

Terdakwa : Ya.

PU : Bb 677?

Terdakwa : Ya.

PU : Terdakwa tahu. Bb 29?

Terdakwa : Surat 29 itu.. Surat tanggal.. (kurang jelas tidak menggunakan MIC)

PU : Ya saudara tahu?

Terdakwa : Ya.

PU : 281?

Terdakwa : Ya.

PU : Terdakwa tahu. 291?

Terdakwa : Tahu.

PU : Terdakwa tahu. Bb 293?

Terdakwa : Tahu.

Page 74: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

PU : Terdakwa tahu. Bb 296?

Terdakwa : Tahu.

PU : Terdakwa tahu. Bb 271?

Terdakwa : Em.. saya tidak tahu.

PU : Tidak tahu ya. Bb 38?

Terdakwa : Ya, saya tahu.

PU : Saudara tahu ya. Bb 33?

Terdakwa : Ya.

PU : Terdakwa tahu. Bb 34?

Terdakwa : Tahu.

PU : Terdakwa tahu. Bb 740?

Terdakwa : Ya, tahu.

PU : Terdakwa tahu. Bb 210?

Terdakwa : Ya tahu.

PU : Terdakwa tahu. 270?

Terdakwa : Tahu.

PU : Terdakwa tahu. BB 283?

Terdakwa : Em.. BB 283 tanda pernyataannya pak Margo ya.

PU : Terdakwa tahu. BB 37?

Terdakwa : Ya, tahu.

Page 75: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

PU : Terdakwa tahu. BB 431?

Terdakwa : Ya.

PU : Terdakwa tahu. BB 284?

Terdakwa : Tahu.

PU : Terdakwa tahu. BB 299?

Terdakwa : Tidak tahu

PU : Budi Harsono ya, yang di jadikan laporan Margo ke terdakwa?

Terdakwa : Oh.. lampirannya aja ya? Iya betul, tahu-tahu.

PU : Terdakwa tahu ya. BB 599?

Terdakwa : Ya. Tahu.

PU : Terdakwa tahu. BB 433?

Terdakwa : 433 ini? Ya saya tahu.

PU : Terdakwa tahu. BB 434?

Terdakwa : Ya tahu.

PU : BB 435?

Terdakwa : Ya. Tahu.

PU : 435 saudara tahu ya. BB 301? Fahmi Mochtar.

Terdakwa : Ini yang saya tidak tahu,tapi rupanya di terima oleh saaudara Lex ya jadi

saya tidak tahu.

PU : Terdakwa tidak tahu ya. BB 247?

Terdakwa : Ya saya tahu.

Page 76: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

PU : Saudara tahu ya. Sebentar, BB 31.29?

Terdakwa : Saya tahu.

PU : Saudara tahu?

PU : Ya, sebentar. Tadi sudah saya tanyakan ini sertfikat rumah Brawijaya

ya? Josua Macas ya, sudah di ganti ini pembelinya.. Mira? Sumira?

Terdakwa : Ya.

PU : Isteri saudara ya?

Terdakwa : Ya, ini saya laporkan kepada LHKPM dan LHKPM tahun 2005, sudah

dilaporkan bahwa ini sudah di jual..(dipotong oleh PU)

PU : LHKPM saudarakan 2002, 2006, dan 2008?

Terdakwa : Em.. saya bisa tunjukan.

Hakim Ketua : Ya anti di Pledoi aja ya. Supaya tidak berdebat.

PU : Kemudian akta jual belinya tanggal 16 Desember 2004 ya?

Terdakwa : Ya.

PU : 16 Desember 2004, ini tanda tangan isteri saudara?

Terdakwa : Ya.

PU : Ini ada surat dari Bank Mandiri kita konfirmasi ke Josua Macas tentang

pembayaran, dan menyatakan dengan MTC, bank Mandiri menjelaskan

ada tanggal 15 Desember 2001,

Terdakwa : MTCnya ata nama siapa?

PU : Tanggal 15 Desember 2004 di cairkan MTC.

Terdakwa : Iya MTCnya atas nama siapa?

Page 77: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

PU : Ya? 475.000.000,- 375.000.000,- masuk kedalam bayaran rumah ini.

Terdakwa : Dari mana ini?

PU : MTC dari Bank Mandiri

Hakim Ketua : Atas nama siapa?

PU : MTC itu di beli oleh Arthur dan Umir Astianti yang pada saat itu di

tahun 2004 itu sedang memegang proyek Di Jawa Timur.

Terdakwa : Sebentar-sebentar.. ini saya tidak ketahui. Saya tidak melihat ada

hubungan antara saudara Arthur dengan proses ini ya, jadi ini juga tidak

pernah ditunjukkan kepada saya, pada waktu pemeriksaan ini, jadi kalau

diberi kesempatan saya harus teliti dulu. Yang di tujukan kepada saya

adalah pengakuan dari saudara Josua Macas, ya. Dan itu kami sudah

tolak ya.

PU : Jadi masuk tanggal 15 Desember,

PH (MR) : Keperluannya apa pak?

PU : Bayar rumah. 15 Desember melalui, saudara tadi katakana Mustafa

Suwaqet Salim Adik ipar saudara?

Terdakwa : Ini tidak benar.

PU : Jadi Mustafa ini siapa?

Terdakwa : Iya benar..

PU : Ipar saudarakan..

Terdakwa : Benar, tapi kalau Mustafa Salim mengeluarkan Cek Mandiri untuk

membayar ini itu tidak benar.

PU : Baik-baik. Ini Travell Check no. 204131, dan ini satu kesatuan juga

dengan yang disana 184531. Tadi sampai 204160, kemudian 184531.

Page 78: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Sampai dengan 204150 ya, 184540, ini pembeliannya dua kali pertama

di beli 184521, 18450, 204494,204495 di beli oleh Arthur.

Hakim : Tahu tidak saudara dengan MTC?

Terdakwa : Saya tidak tahu, dan saya tidak bisa membuktikan apakah ini..(dipotong

PU)

PU : Ya, Silahkan. Ini kita Cuma sampaikan semua ini untuk

membuktikannya.

Terdakwa : Em.. mohon pertanyaan pak JPU, apakah ini data ini ada dalam berkas

yang saya terima?

PU : Tidak. Ini kita mengenai harta terkait saudara yang kita temukan dan ini

kita minta konfirmasi kepada Bank Mandiri, ya.

Terdakwa : Baik, saya teliti semua hal yang menyangkut ini, dalam lembar berkas

ya, dan tidak menemukannya.

PU : Betul. Karena ini harta benda saudara yang ditelusuri tentang pembelian

rumah yang pembayarannya dengan MTC kepada Josua Macas.

Sebanyak 19 lembar ya, dan 20 lembar.

Terdakwa : Pak Hakim, apakah proses seperti ini tidak sewajarnya pada waktu di

BAP, karena sudah ada pertanyaan mengenai masalah ini, dan sudah

saya jelaskan dan sudah saya jawab, tiba-tiba muncul masalah ini.

Hakim Ketua : Dalam Pledoi saja ya.

Terdakwa : Baik.

PU : Ini yang tadi saya tanyakan, rincian transaksi dengan Emir Moeis.

Sebesar 4579 ya,

Terdakwa : Emir Moeis?

Page 79: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

PU : yang ini merupakan rangkaian seperti di BAP saudara, tentang Mustofa

Salim 4,431 kepada Eddie Widiono,

Terdakwa : Masuk.

PU : No rek. 33 Danamon dengan dari sini masuk ke rek. Emir Moeis Bank

BRI beli saham di BRI, saudara masih ingat?

Terdakwa : Engga. Kepada saya du tujukan bahwa nota penerimaan uang ini adalah

untuk membeli saham EGM, tidak jadi membeli Optima. Tidak jadi

membeli Optima dipake untuk membeli EGM atas nama Mustafa

Salim.

PU : Saudara tidak ada kaitannya dengan Emir Moeis dalam hal ini?

Terdakwa : Em.. saya tidak-tidak ada kaitannya

(PU dan Hakim berbicara tidak jelas, tidak menggunakan MIC)

PU : Majelis masih ada, sampai 4 saja. BB 28? Tentang perjanjian Operasi?

Terdakwa : Tidak tahu.

PU : Saudara tidak tahu ya? BB 26?

Terdakwa : Saya tidak tahu.

PU : Saudara tidak tahu, BB 102? Sama?

Terdakwa : Sama, saya tidak tahu.

PU : BB 101?

Terdakwa : Tidak tahu.

PU : Tidak tahu. Cukup yang mulia.

(PU, Terdakwa, Penasehat Hukum kembali ketempat masing-masing)

Page 80: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011

Hakim Ketua : Ya, pemeriksaan atas diri terdakwa telah selesai.

Terdakwa : Terimakasih.

Hakim Ketua : Tinggal giliran Penuntut Umum untuk menyampaikan tuntutan dari

Penuntut Umum saudara, apakah saudara terbukti bersalah atau tidak, ya

untuk waktu acara tuntutan tersebut Majelis memberikan waktu kepada

Penuntut Umum satu minggu kedepan tanpa penundaan, demikianpula

nanti pledoi, satu minggu kedepan juga tanpa penundaan, putusan pun

satu minggu tanpa penundaan ya. Untuk saudara tanggal 7 Desember

hari Rabu jam 9, jam 1? Ya.. jam 1 lah ya biar lancer ya. Sebelum sidang

di tutup ada hal yang ingi saudara sampaikan?

Terdakwa : Tidak ada yang mulia, saya rasa sudah cukup.

Hakim Ketua : Penasehat Hukum?

PH (MI) : Cukup yang mulia.

Hakim ketua : Penuntut Umum?

PU : Cukup.

Hakim Ketua : Baik, untuk mempersilahkan Penuntut Umum untuk mempersiapkan

tuntutan kepada saudara terdakwa diajukan kembali pada hari yang

sama, Rabu tanggal 7 Desember 2011, jam 1, dengan perintah kepada

Penuntut Umum untuk menghadirkan terdakwa pada hari, tanggal, dan

jam tersebut. Atas demikian sidang kami nyatakan ditutup.

(Palu diketuk)

Page 81: Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho filemendapatkan pendanaan dari APLN untuk lanjutan dari kontrak yang sudah tiga kali mengalami addendum. Sehingga waktu itu menanyakan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Rabu, 30 November 2011