pemeriksaan pernafasan dengan spirometri

19
PEMERIKSAAN PERNAFASAN DENGAN SPIROMETRI Monica Sandra 102011329 D6 Email : [email protected] FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA ____________________________________________________________________ _____________ Pendahuluan Pernafasan atau respirasi sangat penting bagi tubuh mahluk hidup karena jika tanpa sistem respirasi maka mahluk hidup tidak dapat melakukan sistem metabolisme tubuh. Dalam sistem pernafasan diperlukan oksigen sebagi gas yang diperlukan sebagai sumber energi yang akan diubah oleh organ tubuh menjadi gas karbondioksida dan energi. Karbondioksida yang dihasilkan itu akan dibuang keluar tubuh dan energi dipakai untuk kepentingan tubuh. Organ yang terpenting dalam sistem respirasi adalah paru. Disini paru perlu mendapat lingkungan yang terbebas dari pencemaran sehingga pernafasan berjalan dengan baik. Selain itu berbagai hormon dan sistem peredaran darah secara tidak langsung mempengaruhi proses pernafasan. Jika terjadi gangguan pernafasan maka proses metabolisme tubuh akan terganggu. Untuk itu dalam ilmu kedokteran kita perlu

Upload: monica-sandra

Post on 30-Nov-2015

50 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

pemeriksaan untuk menguju volume pernafasan

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Pernafasan Dengan Spirometri

PEMERIKSAAN PERNAFASAN DENGAN SPIROMETRI

Monica Sandra

102011329

D6

Email : [email protected]

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

_________________________________________________________________________________

Pendahuluan

Pernafasan atau respirasi sangat penting bagi tubuh mahluk hidup karena jika tanpa sistem

respirasi maka mahluk hidup tidak dapat melakukan sistem metabolisme tubuh. Dalam sistem

pernafasan diperlukan oksigen sebagi gas yang diperlukan sebagai sumber energi yang akan

diubah oleh organ tubuh menjadi gas karbondioksida dan energi. Karbondioksida yang

dihasilkan itu akan dibuang keluar tubuh dan energi dipakai untuk kepentingan tubuh. Organ

yang terpenting dalam sistem respirasi adalah paru. Disini paru perlu mendapat lingkungan

yang terbebas dari pencemaran sehingga pernafasan berjalan dengan baik. Selain itu berbagai

hormon dan sistem peredaran darah secara tidak langsung mempengaruhi proses pernafasan.

Jika terjadi gangguan pernafasan maka proses metabolisme tubuh akan terganggu. Untuk itu

dalam ilmu kedokteran kita perlu menggunakan spirometri untuk mengukur kapasitas vital

paru-paru dan memeriksa apakah paru-paru masih berfungsi dengan baik atau tidak.

Pembahasan

Pernafasan atau respirasi adalah proses pengambilan oksigen (O2) dari udara bebas

saat bernafas, dimana oksigen itu akan melewati saluran bronkus dan sampai pada dinding

alveoli (kantong udara), kemudian oksigen akan ditransfer ke pembuluh darah yang

didalamnya mengalir sel-sel darah merah untuk dibawa ke sel-sel di berbagai organ tubuh

lain sebagai energi dalam proses metabolisme, lalu sisa-sisa metabolisme yaitu

Page 2: Pemeriksaan Pernafasan Dengan Spirometri

karbondioksida (Co2) akan dibawa kembali ke pembuluh darah hingga paru-paru untuk

dibuang ke udara.1 Sistem pernafasan berperan dalam homeostatis dengan pertukaran O2 dan

CO2 antara atmosfer dan darah. Darah mengangkut O2 dan CO2 antara sistem pernafasan dan

jaringan. Fungsi utama respirasi adalah memperoleh O2 untuk digunakan oleh sel tubuh dan

untuk mengeluarkan CO2 yang diproduksi oleh sel.2

Sistem respirasi dibagi atas;1,2,3

1. Respirasi internal yaitu proses pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan

(berlangsung diseluruh sistem tubuh). Respirasi internal disebut juga respirasi sel,

dimana prosesnya merujuk pada proses-proses metabolik intrasel didalam

mitokondria, yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 selagi mengambil energi

dari molekul nutrien.

2. Respirasi eksternal yaitu proses pertukaran gas antara darah dan atmosfer, atau

pertukaran antara sel dengan lingkungan. Respirasi eksternal merujuk pada seluruh

rangkaian kejadian dalam pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel

tubuh.

Udara secara bergantian dimasukan ke dan dikeluarkan dari paru sehingga

udara dapat dipertukarkan antara atmosfer (lingkungan eksternal) dan

kantungg udara (alveolus) paru. Pertukaran ini dilaksanakan oleh tindakan

mekanis bernafas atau ventilasi. Kecepatan ventilasi diatur untuk

menyesuaikan aliran udara antara atmosfer dan alveolus sesuai kebutuhan

metabolik tubuh akan penyerapan O2 dan pengeluaran CO2.

Oksigen dan karbondioksida dipertukarkan antara udara di alveolus dan darah

didalam kapiler paru melalui proses difusi, dimana pertukaran itu berlangsung

dari tekanan tinggi ke tekanan yang rendah.

Darah mengangkut O2 dan CO2 antara paru dan jaringan.

Oksigen dan karbondioksida dipertukarkan antara jaringan dan darah melalui

proses difusi menembus kapiler sistemik (jaringan).

3. Respirasi Enzimatik yaitu pemanfaatan oksigen yang memerlukan enzim pernafasan

atau sitokrom.

Page 3: Pemeriksaan Pernafasan Dengan Spirometri

Sistem respiratorius dibagi atas 2 bagian :

1. Bagian konduksi, berfungsi sebagai penyalur udara.

A. Hidung (Nasal).1,4

Hidung merupakan organ pertama yang dilalui pada sistem pernafasan, dimana

hidung memiliki fungsi yaitu sebagai saluran udara, menyaring udara dari partikel

debu kasar dan halus (filtrasi), menghangatkan udara pernafasan(heating),

melembabkan udara pernafasan(humidifikasi), dan alat pembau. Proses filtrasi

partikel-partikel yang ada dalam pernafasan akan disaring oleh silia khususnya

partikel-partikel yang berukuran >2mm. Proses heating terhadap udara pernafasan

dilakukan oleh pembuluh darah yang ada dilapisan mukosa hidung. Humidifikasi

udara pernafasan dilakukan oleh mukosa hidung terhadap udara yang kering dengan

tujuan agar tidak mengiritasi saluran pernafasan.

B. Faring.4

Setelah udara melewati cavum nasal, kemudian udara menuju faring. Faring

merupakan rongga dibelakang cavum nasi yang menghubungkan traktus digestivus

dengan traktus respiratorius, yang juga merupakan persimpangan antara

kerongkongan dan tenggorokan. Terdapat katup yang disebut epiglotis (anak tekak)

yang berfungsi sebagai pengatur jalan masuk ke kerongkongan dan tenggorokan.

Faring dibagi atas tiga bagian yaitu

Nasofaring, merupakan epitel bertingkat torak bersilia dan bersel goblet. Di

nasofaring terdapat osteum faringeum tuba auditiva yang merupakan muara

dari saluran yang menghubungkan rongga hidung dan telinga tengah.

Orofaring, merupakan epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, yang

terletak pada bagian belakang rongga mulut dan permukaan belakang lidah.

Laringofaring, sebagian besar merupakan epitel gepeng tanpa lapisan tanduk,

yang terletak dibelakang laring.

C. Laring.1,4

Laring adalah pangkal tenggorokan yang terdiri datas kepingan tulang rawan yang

membentuk jakun. Pada laring terdapat kotak suara yang mengandung pita suara.

Diantara pita suara tersebut terdapat ruang yang berbentuk segitiga dengan nama

glotis yang bermuara ke dalam trakea. Pada saat menelan, laring akan bergerak ke

atas, glotis menutup dan epiglotis yang berbentuk daun, mempunyai gerak seperti

pintu juga menutup. Proses tersebut menyebabkan tidak terjadinya apirasi. Apabila

Page 4: Pemeriksaan Pernafasan Dengan Spirometri

ada benda asing yang masuk sampai diluar glotis, maka laring akan mengeluarkan

benda asing tersebut dari saluran pencernaan dengan membatukannya. Rangka laring

mempunyai 9 tulang rawan yaitu

Tulang rawan hialin : 1 tulang rawan tiroid, 1 tulang rawan trikoid, 2 tulang

rawan aritenoid (ujung tulang ini disebut tulang rawan elastis).

Tulang rawan elastin : 1 tulang rawan epiglotis, 2 tulang rawan kuneiformis, 2

tulang rawan kornikulata.

Laring memiliki dua muskulus yaitu

Muskulus intrinsik laring yang merupakan kontraksi otot skelet yang

menyebabkan perubahan bentuk sehingga menyebabkan elah puta suara.

Berperan untuk donasi

Muskulus extrinsik laring yang berhubungan dengan otot dan ligamentum

sekitarnya dan berperan untuk proses menelan.

Epiglotis merupakan katup laring dimana epiglotis selalu dalam keadaan terbuka, dan

hanya menutup jika ada makanan yang masuk ke kerongkongan. Epiglotis memiliki

dua permukaan yaitu

Permukaan lingual yang merupakan bagian anterior yang menghadap ke lidah

dan berperan pada proses menelan. Memiliki epitel berlapis gepeng tanpa

lapisan tanduk.

Permukaan laringeal yang merupakan bagian posterior yang menghadap ke

laring dan berkontak langsung dengan makanan.

Epiglotis juga memiliki dua lipatan mukosa yang menonjol ke lumen laring yaitu4

Plika ventrikularis, pada bagian atas epiglotis yang disebut juga pita suara

palsu.

Plika vokalis, pada bagian bawah yang disebut juga pita suara sejati.

D. Trakea.5

Trakea tersusun dari cincin tulang rawan yang terletak di depan kerongkongan dan

berbentuk pipa. Bagian dalam trakea licin dilapisi oleh selaput lendir dan mempunyai

lapisan yang terdiri dari sel-sel bersilia. Lapisan bersilia ini berfungsi untuk menahan

debu atau kotoran dalam udara agar tidak masuk ke paru-paru. Dinding trakea terdiri

dari tiga lapisan yaitu

Lapisan luar yang terdiri atas jaringan ikat

Lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan, dan

Page 5: Pemeriksaan Pernafasan Dengan Spirometri

Lapisan dalam terdiri atas jaringan epitelium bersilia

E. Bronkus.4

Trakea akan bercabang menjadi bronkus kanan dan bronkus kiri, tempat

percabangannya disebut karina. Karina banyak mengandung saraf serta dapat

menimbulkan bronkospasme hebat dan batuk bila saraf-saraf tersebut terangsang.

Struktur bronkus sama dengan trakea, hanya dindingnya lebih halus. Kedudukan

bronkus kiri lebih datar dibanding bronkus kanan sehingga bronkus kanan lebih

mudah terserang penyakit.

F. Bronkiolus terminalis4

Bronkus-bronkus akan bercabang lagi menjadi segmen lobus kemudian menjadi

bronkiolus. Bronkiolus dipisahkan menjadi dua yaitu bronkiolus terminalis dan

bronkiolus respiratorius. Bronkiolus terminalis merupakan bagian akhir dari saluran

udara. Semua O2 yang diangkut akan terkumpul di bronkiolus terminalis. Memiliki

epitel selapis bertorak bersilia.

2. Bagian respirasi, yang merupakan bagian paru yang berhubungan dengan proses

pertukaran gas.

A. Bronkiolus respiratorius.

Bronkiolus respiratorius merupakan lanjutan dari bronkiolus terminalis, dimana

bronkiolus respiratorius merupakan organ pertama dalam proses pertukaran gas.

Memiliki epitel selapis kubis, ada yang bersilia dan ada yang tidak bersilia. Diantara

sel kubis terdapat sel clara yang fungsinya ikut berperan dalam pembentukann cairan

bronkiolar yang mengandung protein, glikoprotein dan kolesterol.

B. Duktus alveolaris, yang merupakan pintu masuk ke sakus alveolaris.

C. Sakus alveolaris, yang terbentuk dari kantong-kantong alveolus. Terdapat serat elastin

dan serat retikulin yang melingkari muara sakus alveoli.

D. Alveolus.4

Alveolus berupa saluran udara buntu yang membentuk gelembung-gelembung udara,

dindingnya titip, yaitu setebal selapis sel, lembap, dn berlekatan dengan kapiler darah.

Alveolus berfungsi sebagai permukaan respirasi dengan luas total mencapai 100m2

(50 x luas permukaan tubuh), yang cukup untuk melakukan pertukaran gas keseluruh

tubuh. Antara alveolus satu dan yang lain dipisahkan dinding tipis atau septa. Pada

septa terdapat lubang-lubang kecil yang disebut pori-pori Kohn. Setiap paru-paru

terdapat sekitar 300 juta alveolius. Paru-paru merupakan jaringan yang elastis yang

dibungkus oleh pleura, terdiri atas pleura viseral yang langsung melapisi paru-pari dan

Page 6: Pemeriksaan Pernafasan Dengan Spirometri

pleura parietal pada bagian luarnya (melapisi rongga torak). Diantara pleura viseral

dan pleura parietal terdapat ruang (rongga pleura) yang berisi cairan pleura yang

berguna untuk mempermudah pergerakan paru selama fase respirasi. Disekitar

alveolus terdapat serat elastin yang pada proses inspirasi akan melebar dan sebaliknya

saat ekspirasi akan menciut, serat kolagen yang mencegah reganggan yang berlebihan

sehingga kapiler dan septum interalveolaris tidak rusak. Di dinding alveolus terdapat

lubang kecil yang berbentuk bulat/lonjong disebut stigma alveolaris yang penting

apabila terjadi sumbatan disalah satu abang bronkus/bronkiolus karena udara dapat

mengalir dari alveolus satu ke alveolus lain.

Struktur pelengkap sistem pernafasan3

1. Dinding dada atau dinding toraks; dibentuk oleh tulang, otot, serta kulit.

2. Tulang pembentuk rongga dada

Tulang iga (12 buah)

Vertebrata torakalis (12 buah)

Sternum (1 buah)

Klavikula (2 buah)

Skapula (2 buah)

3. Otot pembatas rongga dada

a. Otot ekstremitas superior

Muskulus pektoralis mayor

Muskulus pektoralis minor

Muskulus serratus anterior

Muskulus subklavius

b. Otot antero abdominal

Muskulus abdominal oblikus eksternus

Muskulus rektus abdominis

c. Otot toraks intrinsik

Muskulus interkostalis eksterna

Muskulus interkostalis interna

Muskulus sternalis

Muskulus toraksis transversus

Page 7: Pemeriksaan Pernafasan Dengan Spirometri

4. Otot pernafasan.

Otot pernafasan dibagi atas otot untuk inspirasi dimana ada otot insiprasi utama

(muskulus interkostalis eksterna, muskulus interkartilaginus parasternal, otot

diafragma), otot inspirasi tambahan yang berguna untuk membantu nafas (Muskulus

skelenus anterior, muskulus skalenus medius, muskulus skalenus posterior), dan otot

ekspirasi tambahan (Muskulius interkostalis interna, muskulus interkatilaginus

parasternal, muskulus rektus abdominis, muskulus oblikus abdominis eksternus). Saat

nafas biasa (quiet breathing), untuk ekspirasi tidak diperlukan kegiatan otot, cukup

dengan daya elastis paru saja udara didalam paru akan keluar saat ekspirasi. Namun

saat terjadi sesak nafas, sering dibutuhkan active breathing yang memerlukan

kontribusi otot-otot ekspirasi tambahan.

5. Diafragma

Diafragma merupakan suatu septum berupa jaringan muskulotendineus yang

memisahkan rongga toraks dengan rongga abdomen. Ada tiga apertura pada

diafragma, yaitu

Hiatus aortikus yang dilalui oleh aorta rongga desenden, vena azigos dan

duktus torasikus

Hiatus esofagus yang dilalui oleh esofagus

Apertura yang dilalui oleh vena kava inferior

6. Pleura

Pleura dibentuk oleh jaringan yang berasal dari mesodermal yang dibedakan menjadi

pleura viseral dan pleura parietalis.

Proses respirasi dapat dibagi menjadi empat mekanisme yaitu pertama ventilasi paru yang

berarti masuk dan keluarnya udara antara atmosfir dan alveoli, kedua adalah difusi dari

oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan darah, ketiga adalah transportasi dari oksigen

dan karbondioksida dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel, pengaturan ventilasi dan

hal-hal lain dari respirasi.6

Inspirasi dan Ekspirasi

Page 8: Pemeriksaan Pernafasan Dengan Spirometri

1. Inspirasi2

Sebelum inspirasi dimulai, otot dalam keadaan lemas, tidak ada udara yang mengalir,

dan tekanan intra-alveolus setara dengan tekanan atmosfer. Otot inspirasi utama yang

merupakan otot yang berfungsi dalam inspirasi tenang adalah diafragma dan otot

interkostal eksternal. Ketika diafragma berkontraksi (yang distimulasi saraf frenikus),

difragma turun dan memperbesar volume rongga toraks dengan meningkatkan ukuran

vertikal (atas ke bawah). Dinding abdomen akan menonjol keluar saat inpirasi karena

diafragma yang turut menekan isi abdomen ke bawah dan ke depan. Kontraksi otot

interkostal eksternal, yang serat-seratnya berjalan kebawah dan depan antara antara

dua iga yang berdekatam, memperbesar rongga toraks dalam dimensi lateral (sisi ke

sisi) dan antero-posterior (depan-belakang). Ketika berkontraksi, otot interkostal

eksternal mengangkat iga dan sternum ke atas dan ke depan yang diaktifkan saraf

interkostal. Sebelum inspirasi, pada akhir ekspirasi sebelumnya tekanan intra-alveolus

sama dengan tekanan atmosfer, sehingga tidak ada udara mengalir masuk atau pun

keluar paru. Sewaktu rongga thoraks membesar, paru juga dipaksa mengembang

untuk mengisi rongga thoraks yang lebih besar. Sewaktu paru membesar, tekanan

intra-alveolus turun karena jumlah molekul udara yang sama kini menempati volume

paru yang lebih besar. Karena tekan intra-alveolus sekarang lebih rendah daripada

tekanan atmosfer, maka udara mengalir ke dalam paru mengikuti penurunan gradien

tekanan dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Udara akan terus masuk hingga tidak

ada lagi gradien yaitu sampai tekanan alveolus sama dengan tekanan atmosfer. Pada

otot-otot inspirasi tambahan, kontraksi otot-ototnya akan mengangkat sternum dan

dua iga pertama, memperbesar bagian thoraks. Dengan membesarnya volume rongga

thoraks dibanding saat istirahat maka paru semakin mengembang dan menyebabkan

tekanan intra-alveolus semakin turun. Akibatnya, terjadi peningkatan keseimbangan

dengan tekanan atmosfer yaitu tercapai pernafasan yang lebih dalam.

2. Ekspirasi2

Pada akhir inspirasi, otot inspirasi melemas. Dimana diafragma mengambil posisi

semula begitu juga dengan otot interkostal eksternal, sangkar iga yang sebelumnya

terangkat akan turun karena gravitasi. Terjadilah reoil dimana dinding dada dan paru

kembali pada bentuk semula. Saat paru kembali mengecil, tekanan intra-alveolus

meningkat, karena jumlah molekul udara yang lebih banyak yang semula terkandung

di dalam volume paru yang lebih besar pada akhir inspirasi temampatkan pada

volume yang lebih kecil. Udara kini meninggalkan paru menuruni gradien-gradien

Page 9: Pemeriksaan Pernafasan Dengan Spirometri

tekananannya dari tekanan intra-alveolus yang lebih tinggi ke tekanan atmosfer yang

lebih rendah sehingga menyebabkan pemberhentian aliran udara keluar atmosfer.

Selain ekspirasi normal, ada juga ekspirasi paksa otot-otot ekspirasi lebihh

berkontraksi sehingga mengurangi volum rongga thoraks dan paru. Otot ekspirasi

yang terpenting adalah otot dinding abdomen, dimana saat kontraksi terjadi

peningkatan tekanan intra-abdomen yang menimbulkan gaya keatas pada diafragma

yang menyebabkan ukuran ventrikal rongga thoraks menjadi mengecil.

Transport O2 dan CO2.2

Kadar O2 dalam atmosfer kira-kira 160 mmHg dan tekanan CO2 hanya 0,23 mmHg

tekanan atmosfer berbeda dengan tekanan di paru karena bertabrakan denga udara

sebelumnya di ruang rugi pernafasan. Tekanan ini lebih besar daripada tekanan di

arteri pulmonalis yang hanya berkisar 40 mmHg. Hal ini menyebabkan O2 berpindah

dari paru ke dalam kapiler darah. Tekanan O2 dalam pembuluh darah vena

pulmonalis meningkat setelah terjadi difusi menjadi kira-kira 100 mmHg. Tekanan ini

masih lebih besar daripada tekanan O2 di jaringan sehingga O2 kembali berdifusi ke

dalam jaringan. Masuknya O2 ke jaringan menyebabkan tekanannya di darah

berkurang lagi dan kembali menjadi 40 mmHg.3

Selama terjadinya pertukaran O2, gas CO2 juga ikut berpindah hal ini dikarenakan

tekanan CO2 dalam jaringan lebih besar karena merupakan hasil dari metabolisme

dan respirasi selular. CO2 yang berlebihan ini masuk ke darah dan diangkut sampai ke

paru dimana tekanan CO2 ini lebih kecil di paru sehingga gas karbon dioksida

tersebut berpindah ke paru. Maka transport O2 dan CO2 dapat berlangsung karena

adanya sifat gas yang dapat berdifusi.

Efektivitas mekanisme ventilasi paru-paru dipengaruhi oleh bebeapa faktor antara lain4

1. Konsentrasi oksigen atmosfer.

Konsentrasi oksigen sangat menentukan terhadap fungsi pernafasan. Konsentrasi

oksigen atmosfer di dataran tinggi lebih rendah dibanding dengan konsentrasi oksigen

di bawah permukaan laut. Kurangnya konsentrasi oksigen didalam tubuh seseorang

akan memunculkan tanda-tanda hipoksia.

2. Kondisi jalan nafas.

Udara pernafasan keluar masuk tubuh melalui oragan-oragn respirasi yang merupakan

jalan nafas. Kondisi jalan napas ini sangat menentukan terhadap efektivitas ventilasi.

Page 10: Pemeriksaan Pernafasan Dengan Spirometri

Jalan napas yang tidak baik dapat menyebabkan mekanisme ventilasi menjadi tidak

efektif. Hal ini disebabkan oleh obsruksi mekanik seperti benda asing pada

trakheobronkhial, mukus yang tertahan, lidah yang menutupi jalan napas, dan reaksi

alergi yang menyebabkan bronkospasme seperti pada asma.

3. Kemampuan compliance dan recoil paru-paru.

Kemampuan paru-paru mengembang disebut compliance. Kembalinya paru-paru pada

posisi semula setelah compliance disebut recoil. Kemampuan compliance dan recoil

sangat berpengaruh dalam menentukan efektif tidaknya proses ventilasi. Kemampuan

ini bisa tidak sempurna disebabkan antara lain oleh kerusakan jaringan paru seperti

edema, tumor, parase/paralise, serta kifosis.

4. Pengaturan pernafasan.

Banyak sedikitnya oksigen yang masuk dan karbindioksida yang keluar dari paru-paru

dalam proses ventilasi dipengaruhi pula oleh irama, kedalaman, dan frekuensi

pernafasan. Irama pernafasan yang teratur menyebabkan terjadinya keseimbangan

antara jumlah oksigen yang dihirup dengan karbondioksida yang dikeluarkan. Namun

sebaliknya, jika pada orang yang berlari ketakutan, irama napasnya menjadi tidak

teratur sehingga menyebabkan oksigen yang dihirup lebih sedikit. Kedalaman

pernafasan juga mempengaruhi terhadap ventilasi.

Frekuensi pernafasan merupakan jumlah complience dan recoil paru-paru dalam satu menit.

Irama, frekuensi dan kedalaman pernafasan sangat bergantung pada kerja pusat pengaturan

pernafasan yang terdapat pada medula dan pons. Ada tiga pusat pengaturan pernafasan yaitu:6

Pusat respirasi yaitu terletak pada formatio retikularis medula oblongata sebelah

kaudal. Pusat respirasi ini terdiri dari pusat inspirasi dan pusat ekspirasi.

Pusat apneustik yaitu terletak pada pons bagian bawah. Mempunyai pengaruh tonik

terhadap inspirasi. Pusat apneustik ini dihambat oleh pusat pneumotaksis dan impuls

aferen vagus dari reseptor paru-paru. Bila pengaruh pneumotaksis dan vagus

dihilangkan, maka terjadi apneustik.

Pusat pneumotaksis yaitu terletak pada pons bagian atas. Bersama-sama vagus

menghambat pusat apneustik secara periodik. Pada hipernea, pusat pneumotaksis ini

merangsang pusat respirasi.

Melalui proses ventilasi tersebut dapa diketahui bagaimana volume kapasitas paru-paru

dalam menerima maupun mengeluarkan udara pernafasan. Alat yang digunakan untuk

mengukur kemampuan tersebut adalah spirometer.4

Page 11: Pemeriksaan Pernafasan Dengan Spirometri

Spirometer.4

Spirometer terdiri atas drum yang terbalik di atas usatu ruangan berisi air dan drum

diseimbangkan oleh suatu beban. Didalam drum terdapat campuran gas pernapasan, biasanya

udara atau oksigen, suatu pipa dihubungkan mulut dengan ruang gas. Bila seseorang menarik

napas atau meniupkan napasnya ke ruangan ini, maka drum akan turun dan naik dan

perekaman yang selayaknya dibuat di atas lembaran kertas yang bergerak. Spirometer akan

menghasilkan gambaran volume dan kapasitas paru-paru.

a. Volume paru-paru

1) Volume tidal (TV) yaitu volume udara yang diinspirasi atau diekspresi

setiak kali bernapas normal. Jumlahnya sekitar 500 ml.

2) Volume cadangan inspirasi (IRV) yaitu volume udara ekstra yang

dapat diinspirasi di atas volume tidal. Jumlahnya sekitar 3.000 ml.

3) Volume cadangan ekspirasi (ERV) yaitu volume udara ekstra yang

masih dapay dikeluarkan dengan ekspirasi kuat setelah akhir suatu

ekspirasi yang normal. Jumlahnya sekitar 1.100 ml.

4) Volume sisa (RV) yaitu volume yang masih tetap berada dalam paru-

paru setelah ekspirasi maksimal. Jumlahnya sekitar 1.200 ml.

b. Kapasitas paru-paru

1) Kapasitas inpirasi = TV + IRV, yaitu jumlah udara yang dapat

diinspirasi setelah akhir ekspirasi biasa. Jumlahnya sekitar 3.500 ml.

2) Kapasitas residu fingsional = ERV + RV, yaitu jumlah udara yang

tersisa dalam paru-paru pada akhir ekspirasi normal. Jumlahnya sekitar

2.300 ml.

3) Kapasitas vital = IRV + TV + ERV, yaitu volume udara maksimum

yang dapat dikeluarkan dengan ekspirasi maksimal setelah suatu

inspirasi maksimal. Jumlahnya sekitar 4.000 ml.

4) Kapasitas paru-paru total = VC + RV, yaitu volume udara total di

dalam paru-paru setelah inspirasi maksimal. Jumlahnya sekitar 6.000

ml.

Cara penggunaan spirometri :

a) Pakai penjepit hidung

b) Lakukan pengukuran TV (volume tidal), Op melakukan inspirasi biasa diluar dan

ekspirasi biasa ke dalam spirometer.

Page 12: Pemeriksaan Pernafasan Dengan Spirometri

c) Nafas biasa, secara teratur

d) Lakukan pengukuran TV + ERV (Volume tidal + Volume cadangan respirasi), Op

melakukan inspirasi biasa diluar, kemudia ekspirasi maksimum ke dalam spirometer.

e) Nafas biasa kembali

f) Pengukuran VC = IRV + TV + ERV (Volume vital = Volume cadangan inspirasi +

Volum tidal + Volum cadangan ekspirasi)

Daftar Pustaka

1. Suryo J. Herbal penyembuhan gangguan sistem pernafasan. Yogyakarta: B First;

2010.h.3-9.

2. Sherwood L. Fisiologi Manusia. 6th Ed. Jakarta: EGC; 2011.h.497-509.

3. Djojodibroto RD. Respirologi. Jakarta: EGC; 2009.h.3-9.

4. Asmadi. Tehnik prosedural keperawatan: konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien.

Jakarta: Salemba Medika; 2008.h.16-8.

5. Aryulina. Biologi. Jakarta: Erlangga; 2006.h.190.

6. Guyton AC.Buku ajar fisiologi kedokteran. 7th Ed. Jakarta: EGC; 1994.h.149.