pemeriksaan pendengaran blok 6
DESCRIPTION
manfaatTRANSCRIPT
Laporan Praktikum FisiologiBlok 6Neuroscience
Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida WacanaJakarta 2010
KELOMPOK E -1NoNamaNIMTTD
1Piter Pical
10.2010.235
2Margareth
10.2010.257
3Kevin Purna S
10.2010.259
4Agrippina Perdiani
10.2010.264
5Raras Aftri Wigati
10.2010.092
6Michael
10.2010.280
7Florensia Marafe
10.2010.285
8Maria Jane N A M
10.2010.304
9Nurul Syahidah M Z
10.2010.380
PEMERIKSAAN PENDENGARAN Tujuan : Melakukan pemeriksaan fungsi pendengaran menurut cara : Rinne Weber Schwabach Alat : 1. Penala dengan berbagai frekuensi 2. Kapas untuk menyumbat telinga
I. Cara Rinne
Cara kerja :
1. Getarkanlah penala (frekuensi 256 atau yang lain) dengan cara memukulkan salah satuh satuh ujung jarinnya ketelapak tangan. Jangan sekali-kali memukulkanya pada benda yang keras.2. Tekanlah ujung tangkai penala pada prosessus mastoideus salah satu telinga orang percobaan.3. Tanyakanlah kepada orang percobaan apakah ia mendengar bunyi penala mendengung di telinga yang di periksa, bila demikian orang percobaan harus segera memberi tanda bila dengunagan bunyi itu menghilang.4. Pada saat itu pemeriksa mengangkat penala dari proc. Mastoideus orang percobaan dan kemudian ujung jari penala ditempatkan sedekat-dekatnya di depan liang telinga yang sedang diperiksa itu.5. Catatlah hasil pemeriksaan rinne sebagai berikut:a. Positif : bila orang percobaan masih mendengar dengungan secara hantaran aerotimpanalb. Negatif : bila orang percobaan tidak lagi mendengar dengungan secara hantaran aerotimpanal.
Hasil :
Frekuensi (Hz)
Tempat percobaan573.3256
Processus mastoideus kananDengungan masih kedengaranDengungan masih kedengaran
Depan liang telinga kananDengungan masih kedengaranDengungan masih kedengaran
Processus mastoideus kiriDengungan masih kedengaranDengungan masih kedengaran
Depan liang telinga kiriDengungan masih kedengaranDengungan masih kedengaran
1. Pada os. Pcocesus mastoideus orang percobaan ada getaran 2. Dan pada depan liang telinga terdengar bunyi dengungan3. Hasil positif karena orang percobaan mendengar secara hantaran aerotimpanal.
II. Cara Webber
Cara Kerja :
1. Getarkanlah penala (frekuensi 256 atau yang lain) dengan cara seperti no. A.1.2. Tekanlah ujung tangkai penala pada dahi orang percobaan di garis median.3. Tanyakan kepada orang percobaan apakah ia mendengar dengungan bunyi penala sama kuat di kedua telinganya ataukah terjadi lateralisasi.4. Apa yang dimaksud dengan lateralisasi ?5. Bila pada orang percobaan tidak terdapat lateralisasi, maka untuk menimbulkan lateralisasi secara buatan, tutuplah salah satu telinganya dengan kapas dan ulangi pemeriksaannya.Hasil :
Penggunaan Kapas
Frekuensi (Hz)
Kapas tidak digunakanKapas digunakan
Telinga kananTelinga kiri
573.3Lateralisasi negatifLateralisasi di telinga kiriLateralisasi di telinga kanan
256Lateralisasi negatifLateralisasi di telinga kiriLateralisasi di telinga kanan
III. Cara Schwabach
Cara Kerja :
1. Getarkanlah penala (frekuensi 256 atau yang lain) dengan cara seperti no. A.1.2. Tekanlah ujung tangkai penala pada proc.mastoideus salah satu telinga orang percobaan.3. Suruhlah orang percobaan mengacungkan tangannya pada saat dengungan bunyi menghilang4. Pada saat itu dengan segera pemeriksa memindahkan penala dari procesus mastoidnya sendiri. Pada pemeriksaan ini telinga si pemeriksa dianggap normal. Bila dengungan penala setelah dinyatakan berhenti oleh orang percobaan masih dapat didengar oleh si pemeriksa maka hasil pemeriksaan ialah schwabach memendek.5. Apabila dengungan penala setelah dinyatakan berhenti oleh orang percobaan juga tidak dapat didengar oleh pemeriksa maka hasil pemeriksaan mungkin schwabach normal atau schwabach memanjang. Untuk memastikan hal ini maka dilakukan pemeriksaan sebagai berikut : Penala digetarkan, ujung tangkai penala mula-mula ditekankan ke proc.mastoideus si pemeriksa sampai tidak terdengar lagi, kemudian ujung tangkai penala segera ditekankan ke procesus mastoideus orang percobaan. Bila dengungan (setelah dinyatakan berhenti oleh si pemeriksa) masih dapat didengar oleh orang percobaan hasil pemeriksaan adalah schwabach memanjang. Bila dengungan (setelah dinyatakan berhenti oleh si pemeriksa) juga tidak dapat didengar oleh orang percobaan hasil pemeriksaan adalah schwabach normal.Hasil :1. Hasil dari orang percobaan menunjukkan schawabach memendek (440 Hz), ketika orang percobaan sudah tidak mendengar dengungan tetapi orang pemeriksa masih mendengar adanya dengungan.2. Pada pemeriksaan selanjutnya pada frekuensi 216 Hz, schawabach memanjang atau normal karena ketika pada orang percobaan dan juga pada pemeriksa tidak mendengar dengungan.
Sikap dan Keseimbangan BadanTujuan :
A. Mendemonstrasikan kepentingan kedudukan kepala dan mata dalam mempertahankan keseimbangan badan pada manusia. B. Mendemonstrasikan dan menerangkan pengaruh percepatan sudut dengan : kursi Barany berjalan mengelilingi statif
Alat dan Bahan :1. Kursi putar Barany2. Tongkat atau statif yang panjang
I. Pengaruh kedudukan kepala dan mata yang normal terhadap keseimbangan badan Cara Kerja :1. Suruhlah orang percobaan berjalan mengikuti suatu garis lurus dilantai dengan mata terbuka dan kepala serta badan dalam sikap yang biasa. Perhatikan jalannya dan tanyakan apakah ia mengalami kesukaran dalam mengikuti garis lurus tersebut.2. Ulangi percobaan diatas (no.1) dengan mata tertutup.3. Ulangi percobaan diatas (no.1 dan 2) dengan : Kepala dimiringkan dengan kuat kekiri Kepala dimiringkan dengan kuat kekananHasil :1. Jalan dengan kepala dan badan dalam sikap biasa namun dengan mata tertutup, orang percobaan berjalan miring kekanan.2. Jalan dengan kepala dimiringkan kuat kekiri, orang percobaan berjalan miring kekiri.3. Jalan dengan kepala dimiringkan kuat kekanan, orang percobaan berjalan miring kekanan.
II. Percobaan dengan kursi barany
A. Nistagmus
Cara Kerja :
1. Suruhlah orang percobaan duduk tegak di kursi barany dengan kedua tangannya memegang erat tangan kursi.2. Tutup kedua matanya dengan saputangan dan tundukkan kepalanya 30o kedepan.3. Putarlah kursi kekanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur tanpa hentakan.4. Hentikan pemutaran kursi dengan tiba-tiba.5. Bukalah saputangan (buka mata) dan suruhlah orang percobaan melihat jauh kedepan.6. Perhatikan adanya nistagmus. Tetapkan arah komponen lambat dan cepat nistagmus tersebut. Apa yang dimaksud dengan rotatory nistagmus dan postrotatory nistagmus ?Hasil :1. Mata bergerak kekiri dan kekanan namun gerakan mata involunter kekiri lebih cepat dibandingkan yang kekanan.
B. Proses penyimpangan penunjukan (past pointing test of barany)
Cara Kerja :
1. Suruhlah orang percobaan duduk tegak dikursi barany dan tutuplah kedua matanya dengan saputangan.2. Pemeriksa berdiri tepat dimuka kursi barany sambil mengulurkan tangan kirinya kearah orang percobaan.3. Suruhlah orang percobaan meluruskan lengan kanannya kedepan sehingga dapat menyentuh jari tangan pemeriksa yang telah diulurkan sebelumnya.4. Suruhlah orang percobaan mengangkat lengan kanannya ke atas dan kemudian dengan cepat menurunkannya kembali sehingga dapat menyentuh jari pemeriksa lagi. Tindakan 1-4 merupakan persiapan untuk tes yang sesungguhnya sebagi berikut :5. Suruhlah sekarang orang percobaan dengan kedua tangannya memegang erat tangan kursi, menundukkan kepala 30 ke depan.6. Putarlah kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur tanpa sentakan.7. Segera setelah pemutaran, kursi dihentikan dengan tiba-tiba, suruhlah orang percobaan menegakkan kepalanya dan melakukan tes penyimpangan penunjukan seperti di atas.8. Perhatikan apakah terjadi penyimpangan penunjukan oleh orang percobaan. Bila terjadi penyimpangan, tetapkanlah arah penyimpangannya. Teruskanlah tes tersebut sampai orang percobaan tidak salah lagi menyentuh jari tangan pemeriksa.
Hasil :1. Apabila diputar cepat, kepala OP miring ke kanan, tetapi OP merasakan kepalanya jatuh ke kiri.
C. Tes jatuh
Cara kerja :
1. Suruhlah orang percobaan duduk di kursi Barany dengan kedua tangannya memegang erat tangan kursi. Tutuplah kedua matanya dengan sapu tangan dan bungkukkan kepala dan badannya sehingga posisi kepala membentuk sudut 120 dari posisi normal.2. Putarlah kursi ke kanan 10 kali dalam 10 detik secara teratur dan tanpa sentakan.3. Segera setelah pemutaran kursi dihentikan dengan tiba-tiba, suruhlah orang percobaan menegakkan kembali kepala dan badannya.4. Perhatikan ke mana dia akan jatuh dan tanyakan kepada orang percobaan ke mana rasanya ia akan jatuh.5. Ulangi tes jatuh ini, tiap kali pada orang percobaan lain dengan :a. Memiringkan kepala kearah bahu kanan sehingga kepala miring 90 terhadap posisi normal.b. Menengadahkan kepala ke belakang sehingga membuat sudut 606. Hubungkan arah jatuh pada setiap percobaan dengan arah aliran endolimfe pada kanalis semisirkularis yang terangsang.Hasil : 1. Posisi kepala OP jatuh ke bawah, tetapi OP merasakan kepalanya jatuh ke kiri.
D. Kesan (sensasi)
1. Gunakan orang percobaan yang lain. Suruhlah orang percobaan duduk di kursi Barany dan tutuplah kedua matanya dengan sapu tangan.2. Putarlah kursi tersebut ke kanan dengan kecepatan yang beransur-ansur bertambah dan kemudian kurangilah kecepatan putarannya secara beransur-ansur pula sampai berhenti.3. Tanyakan kepada orang percobaan arah perasaan berputar :a. Sewaktu kecepatan berputar masih bertambah.b. Sewaktu kecepatan putar menetap.c. Sewaktu kecepatan putar dikurangi.d. Segera setelah kursi dihentikan.4. Berikan keterangan tentang mekanisme terjadinya arah perasaan berputar yang dirasakan oleh orang percobaan.
Hasil :
III. Percobaan sederhana untuk kanalis semisirkularis horisontalis
1. Suruhlah orang percobaan, denganmata tetutup dan kepala ditundukkan 30, berputar sambil berpegangan pada tongkat atau statif, menurut arah jarum jam, sebanyak 10 kali dalam 30 detik.2. Suruhlah orang percobaan berhenti, kemudian membuka matanya dan berjalan lurus ke muka.3. Perhatikan apa yang terjadi.4. Ulangi percobaan ini dengan putaran menurut arah yang berlawanan dengan arah jarum jam.
Hasil :
Posisi kepalaJenis dan arah nistagmusArah penyimpangan penunjukanGerakan kompensasiSensasi
30 ke depan
60 ke belakang
120 ke depan
Miring 90 ke bahu kanan