pemeriksaan parasit pada komoditas …repository.unair.ac.id/57583/2/pkl pk bp 126-16 wig p.pdf ·...

91
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS PERIKANAN KONSUMSI DI BALAI KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN (BKIPM) KELAS I DENPASAR, BALI LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN Oleh: DWI ADI WIGUNA GRESIK – JAWA TIMUR FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

Upload: lydieu

Post on 06-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS PERIKANAN KONSUMSI DI BALAI KARANTINA IKAN PENGENDALIAN

MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN (BKIPM) KELAS I DENPASAR, BALI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN

Oleh:

DWI ADI WIGUNA GRESIK – JAWA TIMUR

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA 2016

Page 2: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : N a m a : DWI ADI WIGUNA

N I M : 141211132030

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan PKL yang berjudul : PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS PERIKANAN KONSUMSI DI BALAI KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN (BKIPM) KELAS I DENPASAR, BALI, adalah benar hasil karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam laporan PKL tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik yang berlaku di Universitas Airlangga, termasuk berupa pembatalan nilai yang telah saya peroleh pada saat ujian dan mengulang pelaksanaan PKL. Demikian surat pernyataan yang saya buat ini tanpa ada unsur paksaan dari siapapun dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Page 3: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

ii

PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS PERIKANAN KONSUMSI DI BALAI KARANTINA IKAN PENGENDALIAN

MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN (BKIPM) KELAS I DENPASAR, BALI

Praktek Kerja Lapang sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan Pada Program Studi S-1 Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Oleh:

DWI ADI WIGUNA NIM. 141211132030

Page 4: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

iii

PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS PERIKANAN KONSUMSI DI BALAI KARANTINA IKAN PENGENDALIAN

MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN (BKIPM) KELAS I DENPASAR, BALI

Oleh :

DWI ADI WIGUNA NIM : 141211132030

Setelah mempelajari dan menguji dengan sungguh-sungguh, kami berpendapat bahwa

Praktek Kerja Lapang (PKL) ini, baik ruang lingkup maupun kualitasnya dapat diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

Telah diujikan pada Tanggal : 1 September 2015 KOMISI PENGUJI Ketua : Dr. Kismiyati, Ir, M.Si A n g g o t a : Dr. Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., MP.

Muhammad Arief, Ir., M.Kes.

Page 5: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

iv

RINGKASAN

DWI ADI WIGUNA. Pemeriksaan Parasit Pada Komoditas Perikanan Konsumsi Di Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas I Denpasar Bali. Dosen Pembimbing Dr. Kismiyati, Ir., M.Si.

Lalu lintas komoditas perikanan konsumsi baik ekspor maupun impor

memerlukan penanganan khusus untuk mencegah masuk, keluar dan tersebarnya

hama dan penyakit ikan karantina dari wilayah negara Republik Indonesia. Salah

satu hama dan penyakit ikan karantina yang menyebabkan kerugian baik dari segi

penurunan produksi maupun hasil dari budidaya perikanan adalah serangan

terhadap parasit. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada

komoditas perikanan konsumsi.

Praktek kerja Lapang ini di laksanakan di Balai Karantina Ikan

Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas I Denpasar

Bali pada tanggal 12 Januari-20 Februari 2015. Tujuan dari Praktek kerja lapang ini

adalah untuk mengetahui frekuensi pemeriksaan dan mengetahui faktor-faktor yang

perlu diperhatikan dalam pemeriksaan parasit pada komoditas perikanan konsumsi

yang dilalu-lintaskan di Balai Karantina Ikan.Metode kerja yang digunakan dalam

Praktek Kerja Lapang ini adalah dengan melakukan pemeriksaan dan pengamatan

langsung sehingga diperoleh data primer dan data sekunder. Pengambilan data

dilakukan dengan cara studi pustaka, wawancara, partisipasi aktif dan observasi.

Pemeriksaan parasit pada komoditas perikanan konsumsi di Balai Karantina

Ikan Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas I

Denpasar Bali yaitu dengan melakukan pengamatan dan identifikasi langsung

menggunakan mikroskop cahaya. Frekuensi pemeriksaan parasit pada komoditas

perikanan konsumsi dilakukan sesuai dengan permintaan pengguna jasa.

Page 6: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

v

SUMMARY

DWI ADI WIGUNA. Parasites Inspection in Consumption Fisheries Commodities in Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas I Denpasar Bali. Academic Advisor Dr. Kismiyati, Ir., M.Si.

Traffic of consumption fisheries commodities both export and import

requires special handling to prevent entering, exiting and also spreading of pests

and diseases of quarantine fish from Indonesian territory. One of the quarantine

pests and diseases that cause loss both in terms of decreasing production as well as

aquaculture result is attacking the parasite. Therefore, it is necessary to do the

parasites inspection in consumption fisheries commodities.

The field work practice was conducted at Balai Karantina Ikan Pengendalian

Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas I Denpasar Bali on 12th

January to 20th February, 2015. The purposes of this field work practice are to

determine the frequency of inspection and determine the factors which is considered

in parasites inspection for consumption fisheries commodities which passed

through Balai Karantina. The work method was implemented in this field work

practice by doing the inspection and observe directly in order to obtain the primary

and secondary data. The data collection was done by literature study, interview,

active participation and observation.

The parasites inspection in consumption fisheries commodities at Balai

Karantina Ikan Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM)

Kelas I Denpasar Bali has been done by direct observation and identification using

a light microscope. The parasites inspection frequency in consumption fisheries

commodities was carried out in accordance to the demand of user service.

Page 7: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat, taufiq dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapang (PKL)

tentang Pemeriksaan Parasit Pada Komoditas Perikanan Konsumsi Di Balai

Karantina Ikan Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM)

Kelas I Denpasar Bali. Penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya

kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis pada saat pelaksanaan maupun

penyelesaian Praktek Kerja Lapang (PKL) ini. Laporan Praktek Kerja Lapang

(PKL) ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Perikanan pada Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan

Universitas Airlangga Surabaya.

Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah Praktek Kerja Lapang (PKL) ini

masih belum sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan Karya Ilmiah ini. Akhirnya penulis

berharap semoga Karya Ilmiah ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi

kepada semua pihak, khususnya bagi Mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan,

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya guna kemajuan

serta perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang perikanan, terutama budidaya

perairan.

Surabaya, Juli 2016 Penulis

Page 8: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Mirni Lamid. drh., MP selaku Dekan Fakultas Perikanan dan

Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.

2. Bapak Agustono, Ir., M.Kes. selaku koordinator pelaksana Praktek Kerja

Lapang dan selaku dosen wali.

3. Dr. Kismiyati, Ir., M.Si. selaku dosen pembimbing PKL yang telah

memberikan bimbingan, arahan serta motivasi mulai dari penyusunan

usulan hingga selesainya laporan Praktek Kerja Lapang.

4. Ibu Dr. Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., MP. dan Muhammad Arief, Ir., M.Kes.

selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran atas

perbaikan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini.

5. Bapak Ir. Habrin Yake, M.M. selaku Kepala Balai dan Bapak Didik Srinoto,

S.Pi, MP. selaku Kasie Tata Pelayanan Balai Karantina Ikan Pengendalian

Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas I Denpasar, Bali

6. Ibu Ide Fammy Panjaitan, S.Pi dan Ibu Sulis Nurhidayah, S.Pi dan semua

staff serta pegawai Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu Dan

Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas I Denpasar, Bali selaku

pembimbing teknis di lapangan yang senantiasa membimbing dan

memberikan bantuan selama pelaksanaan PKL.

7. Semua pihak yang telah membantu kelancaran kegiatan hingga penulisan

laporan Praktek Kerja Lapang ini dapat terselesaikan yang tidak dapat saya

sebutkan satu persatu.

Page 9: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... iii

RINGKASAN ........................................................................................ iv

SUMMARY ........................................................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................... vi

UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiii

I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Tujuan ....................................................................................... 2

1.3 Manfaat ..................................................................................... 3

II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 4

2.1 Ikan Kerapu Tikus (Chromileptes altivelis) ............................... 4 2.1.1 Klasifikasi ........................................................................ 4 2.1.2 Morfologi ......................................................................... 4 2.1.3 Habitat dan Penyebaran ................................................... 5

2.2 Ikan Kakap Merah (Lutjanus erythropterus) ............................. 6 2.2.1 Klasifikasi ........................................................................ 6 2.2.2 Morfologi ......................................................................... 6 2.2.3 Habitat dan Penyebaran ................................................... 7

2.3 Lobster (Panulirus ornatus) ...................................................... 8

Page 10: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

ix

2.3.1 Klasifikasi ........................................................................ 8 2.3.2 Morfologi ......................................................................... 8 2.3.3 Habitat dan Penyebaran ................................................... 10

2.4 Parasit Pada Ikan Kerapu Tikus (C. altivelis), Ikan Kakap Merah (L. erythropterus), dan Lobster (P. ornatus)................. 10

2.4.1 Ergasilus salmini ............................................................. 11 A. Klasifikasi ................................................................... 11 B. Morfologi .................................................................... 12 C. Inang dan Predileksi.................................................... 12

2.4.2 Caligus evelynae .............................................................. 13 A. Klasifikasi ................................................................... 13 B. Morfologi .................................................................... 14 C. Inang dan Predileksi.................................................... 14

2.4.3 Octolasmis cor ................................................................. 15 A. Klasifikasi ................................................................... 15 B. Morfologi .................................................................... 16 C. Inang dan Predileksi.................................................... 16

2.4.4 Gyrodactylus longipes ..................................................... 17 A. Klasifikasi ................................................................... 17 B. Morfologi .................................................................... 18 C. Inang dan Predileksi.................................................... 18

2.4.5 Benedenia seriolae ........................................................... 19 A. Klasifikasi ................................................................... 19 B. Morfologi .................................................................... 20 C. Inang dan Predileksi.................................................... 20

2.5 Metode Pemeriksaan ................................................................. 20 2.5.1 Pemeriksaan Langsung dengan Metode Pewarnaan

Semichen-Acetic Carmine................................................ 20 2.5.2 Pemeriksaan Feses............................................................ 21 2.5.3 Metode Pengapungan (Floatation)................................... 21 2.5.4 Metode Pengendapan (Sedimentasi)................................ 22 2.5.5 Metode Pemeriksaan pada Ulas Darah dan Pewarnaan

Giemsa............................................................................. 22

III PELAKSANAAN KEGIATAN ........................................................ 23

3.1 Tempat dan Waktu .................................................................... 23

3.2 Metode Kerja ............................................................................ 23

3.3 Metode Pengumpulan Data ....................................................... 24

3.4 Data Primer ............................................................................... 24 3.4.1 Observasi ......................................................................... 25 3.4.2 Wawancara ..................................................................... 25 3.4.3 Partisipasi Aktif .............................................................. 25

Page 11: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

x

3.5 Data Sekunder ........................................................................... 26

IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 27

4.1 Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang ........................ 27 4.1.1 Sejarah Pendirian ............................................................ 27 4.1.2 Tugas dan Fungsi ............................................................. 28 4.1.3 Visi dan Misi ................................................................... 29 4.1.4 Tujuan dan Sasaran ......................................................... 30 4.1.5 Letak Geografis ................................................................ 32 4.1.6 Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja ............................. 33 4.1.7 Sarana dan Prasarana ....................................................... 33

A.Laboratorium Nekropsi / Parasitologi ......................... 33 B. Laboratorium Bakteriologi ......................................... 34 C. Laboratorium Kualitas Air .......................................... 34 D. Laboratorium Virologi ................................................ 35 E. Laboratorium Histologi ............................................... 35 F. Ruang Sterilisasi .......................................................... 35 G. Ruang Penyimpanan Bahan ........................................ 36 H. Ruang Penerimaan Sampel ......................................... 36

4.2 Alur Kegiatan Pemeriksaan Media Pembawa ............................ 36 4.2.1 Pelaporan .......................................................................... 37 4.2.2 Pengambilan Sampel di Lapangan ................................... 37 4.2.3 Pemeriksaan Teknis Lapangan dan Laboratorium ........... 38 4.2.4 Penerbitan Sertifikat Kesehatan Ikan ............................... 39

4.3 Metode Pemeriksaan Parasit ...................................................... 39 4.3.1 Persiapan Alat dan Sampel ............................................. 40 4.3.2 Pembedahan (nekropsi) ................................................... 42 4.3.3 Data Pengamatan Parasit.................................................. 45

4.4 Biaya Pemeriksaan ..................................................................... 48

4.5 Hasil Intersepsi atau Pengumpulan Data HPI/HPIK.................. 48

4.6 Tindakan Karantina ................................................................... 50

4.7 Kendala Proses Pemeriksaan ..................................................... 51

V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 52

5.1 Kesimpulan ............................................................................... 52

5.2 Saran ......................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 54

LAMPIRAN ........................................................................................... 57

Page 12: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar komoditas perikanan konsumsi yang diperiksa selama

kegiatan PKL ..................................................................................... 46

2. Daftar parasit yang ditemukan selama kegiatan PKL ......................... 46

Page 13: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Kantor Balai KIPM Kelas I Denpasar ............................................... 32

4.2 Sampel yang akan diperiksa pada trolley .......................................... 41

4.3 Alat nekropsi dalam pemeriksaan parasit ......................................... 42

4.4 Proses pengukuran sampel ................................................................ 42

4.5 Pencatatan dalam buku induk nekropsi ............................................ 43

4.6 Nekropsi pada lobster (Panulirus sp.) ............................................... 44

4.7 Pemeriksaaan menggunakan mikroskop ........................................... 45

4.8 Diagram batang frekuensi komoditas perikanan konsumsi ............. 47

4.9 Diagram batang frekuensi komoditas perikanan konsumsi yang

terinfeksi parasit ................................................................................. 47

Page 14: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Keterangan ............................................................................. 57

2. Evaluasi Praktek Kerja Lapang ....................................................... 58

3. Denah Lokasi BKIPM Kelas I Denpasar, Bali ................................ 60

4. Lay Out Balai KIPM Kelas I Denpasar ........................................... 61

5. Surat Permohonan Pemeriksaan....................................................... 63

6. Surat Perintah Pemeriksaan Dokumen ............................................. 64

7. Surat Perintah Pengambilan Sampel ................................................ 65

8. Formulir Pengambilan sampel ......................................................... 66

9. Surat Perintah Pemeriksaan Klinis ................................................... 67

10. Tanda Terima Pemeriksaan Sampel... .............................................. 68

11. Surat Pemeriksaan Laboratorium... .................................................. 69

12. Laporan Hasil Uji (LHU)... .............................................................. 70

13. Mekanisme Prosedur Pelayanan Sertifikat Kesehatan Ikan ... ......... 71

14. Data Pemeriksaan Parasit Pada Komoditas Perikanan

Konsumsi... ...................................................................................... 72

15. Jenis dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada

Departemen Kelautan dan Perikanan... ............................................ 76

16. Sertifikat Kesehatan Ikan... .............................................................. 77

Page 15: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perikanan budidaya terus didorong untuk meningkatkan produksinya dan

juga dituntut untuk menjaga kualitas produksinya secara berkelanjutan dan ramah

lingkungan. Produksi perikanan budidaya juga terus digalakkan untuk dapat

mengganti ataupun menambahkan produksi ikan hasil penangkapan. Produksi

perikanan budidaya tahun 2014, data sementara adalah 14,5 juta ton, atau 107,97%

dari target yang telah ditetapkan sebesar 13,4 juta ton. Sedangkan target produksi

perikanan budidaya tahun 2015 adalah sebesar 16,9 juta ton (Kementrian Kelautan

dan Perikanan, 2014).

Tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam keberhasilan produksi adalah

faktor lingkungan, faktor host atau inang dan faktor penyakit. Faktor lingkungan

mencakup kondisi lingkungan budidaya beserta parameter fisika, kimia dan

biologis. Faktor host atau inang adalah kondisi kesehatan ikan yang dibudidayakan

dan faktor penyakit adalah serangan virus, bakteri atau jamur yang disebabkan oleh

ketidakseimbangan dari faktor-faktor tersebut. Penyakit merupakan salah satu

masalah yang selalu dihadapi oleh pembudidaya ikan. Terlebih lagi apabila sistem

budidaya ikan tersebut sudah mencapai tahapan budidaya intensif. Infeksi penyakit

dengan intensitas serangan yang tinggi akan mengakibatkan kerugian yang

signifikan. Selain mengakibatkan wabah yang mematikan infeksi penyakit juga

akan menurunkan nilai jual ikan hidup (Sumiati dan Aryati, 2010).

Agen penyebab penyakit infeksius dapat disebabkan oleh organisme

patogen dari golongan bakteri, parasit, jamur dan virus. Patogen parasitik jarang

Page 16: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

2

mengakibatkan wabah penyakit yang sporadis namun pada intensitas penyerangan

yang tinggi dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan karena dapat

mengakibatkan kematian. Di samping itu, infeksi parasit juga dapat menurunkan

bobot, performance serta menurunkan ketahanan tubuh ikan dan akan dimanfaatkan

sebagai port of entry bagi penginfeksi sekunder oleh patogen lain seperti jamur dan

bakteri (Sumiati dan Aryati, 2010).

Akibat serangan parasit dan penyakit adalah menurunnya produksi dan

kualitas hasil budidaya perikanan. Untuk mengatasi kerugian-kerugian yang

ditimbulkannya mutlak diperlukan pengetahuan-pengetahuan tentang parasit dan

penyakit yang menyerang produk perikanan, terutama untuk jenis-jenis komersial.

(Rahayu, 1986)

1.2 Tujuan

Tujuan Praktek Kerja Lapang ini adalah:

1. Mengetahui metode pemeriksaan parasit pada komoditas perikanan konsumsi

dan mengetahui prosedur pengambilan sampel untuk pemeriksaan parasit di

Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Kemanan Hasil Perikanan

(BKIPM) Kelas I Denpasar, Bali.

2. Mengetahui jumlah dan jenis-jenis parasit yang ditemukan pada komoditas

perikanan konsumsi di Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Kemanan

Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas I Denpasar, Bali.

3. Mengetahui kendala dalam melakukan pemeriksaan parasit pada komoditas

perikanan konsumsi di Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Kemanan

Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas I Denpasar, Bali.

Page 17: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

3

1.3 Manfaat

Manfaat dari Praktek Kerja Lapang ini adalah:

1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan menambah wawasan di bidang

perikanan khususnya yang berhubungan dengan parasit ikan.

2. Membandingkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dari kampus

dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di lapangan.

3. Melatih untuk bekerja secara mandiri di lapangan serta melatih mahasiswa

untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan kerja setelah lulus.

4. Memperbanyak jaringan untuk bertukar informasi dan kepentingan lainnya.

Page 18: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

4

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Kerapu Tikus (Chromileptes altivelis)

2.1.1 Klasifikasi

Klasifikasi dari ikan kerapu tikus (Chromileptes altivelis) menurut

Evalawati dkk. (2001) adalah sebagai berikut:

Filum : Chordata Kelas : Osteichthyes Ordo : Percomorphi Famili : Serranidae Genus : Chromileptes Spesies : Chromileptes altivelis

Mata Sirip punggung Sirip ekor

Mulut Operculum Sirip dada

Gambar 2.1. Chromileptes altivelis

(Sumber : Tupper and Sheriff, 2008)

2.1.2 Morfologi

Ikan kerapu tikus (C. altivelis) memiliki ciri khusus yang bisa dilihat pada

Gambar 2.1. yaitu adanya bintik-bintik warna hitam pada seluruh permukaan

tubuhnya. Baskoro dkk. (2010), mengemukakan bahwa ikan kerapu memiliki ciri

morfologi bentuk tubuh pipih, yaitu lebar tubuh lebih kecil dari pada panjang dan

Page 19: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

5

tinggi tubuh. Rahang atas dan bawah dilengkapi dengan gigi yang lancip dan kuat.

Mulut lebar, serong ke atas dengan bibir bawah yang sedikit menonjol melebihi

bibir atas. Sirip ekor berbentuk bundar, sirip punggung tunggal dan memanjang

dimana bagian yang berjari-jari keras kurang lebih sama dengan yang berjari-jari

lunak. Posisi sirip perut berada dibawah sirip dada. Badan ditutupi sirip kecil yang

bersisik stenoid.

2.1.3 Habitat dan Penyebaran

Ikan kerapu adalah jenis ikan karang yang hanya hidup dan tumbuh cepat di

daerah tropis. Habitat kerapu tikus ini di perairan karang dengan kedalaman 0,5-3

meter, setelah menginjak dewasa bermigrasi ke perairan yang lebih dalam antara 7-

40 meter. Perpindahan ikan kerapu biasanya berlangsung pagi atau sore hari. Telur

dan larva bersifat pelagis sedangkan kerapu mudah hingga dewasa bersifat

demersal sedangkan Tampubolon dan Mulyadi (1989), menyatakan habitat larva

dan kerapu muda adalah perairan pantai dekat muara sungai dengan dasar pasir

berkarang yang banyak ditumbuhi padang lamun. Salah satu indikator adanya

kerapu adalah perairan karang.

Daerah penyebaran ikan kerapu meliputi daerah tropis dan subtropis.

Menurut Akbar dan Sudaryanto (2001), ikan kerapu memliki daerah penyebaran

mulai dari Afrika timur sampai Pasifik barat daya. Salah satu indikator penyebaran

ikan kerapu adalah terdapat perairan karang yang cukup luas. Secara umum ikan

kerapu hidup di perairan dengan kedalaman yang relatif dangkal, yaitu berkisar 0,5-

40 meter. Dasar perairan yang disukai adalah dasar pasir berkarang.

Page 20: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

6

2.2 Ikan Kakap Merah (Lutjanus erythropterus)

2.2.1 Klasifikasi

Klasifikasi ikan kakap merah (Lutjanus erythropterus) menurut Martin et

al. (2014) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Percomorphi Famili : Lutjanidae Genus : Lutjanus Species : Lutjanus erythropterus

Mata Sirip punggung Sirip ekor

Mulut Operculum Sirip dada

Gambar 2.2. Lutjanus erythropterus

(Sumber : Martin et al., 2014)

2.2.2 Morfologi

Ikan kakap merah (L. erythropterus) memiliki bentuk tubuh agak pipih,

punggung lebih tinggi, kepala lebih lancip, punggung sampai moncong lebih terjal,

tulang rahang atas terbenam ketika mulut terbuka, deretan sisik di atas linnea

lateralis yang bagian depan sejajar dengan linnea lateralis, sedangkan bagian yang

dibawah sirip punggung keras. Pada Gambar 2.2. dapat dilihat pada bagian

Page 21: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

7

belakang sirip punggung ikan kakap miring kearah punggung, deretan sisik

dibawah linnea lateralis sejajar dengan poros badan, sirip ekor modifikasi

homocercal, berwarna merah darah pada bagian dorsal, pinna dorsalis terdiri dari

10 jari-jari keras dan 13-15 jari-jari lemah, pinna analis terdiri dari 3 jari-jari keras

dan 8-19 jari-jari lemah, pinna pectoralis tediri dari 14-15 jari-jari lemah. (Purba,

1994).

2.2.3 Habitat dan Penyebaran

Ikan kakap merah (L. erythropterus) umumnya menghuni daerah perairan

karang ke daerah pasang surut di muara, bahkan beberapa spesies cenderung

menembus sampai ke perairan tawar. Jenis kakap merah berukuran besar umumnya

membentuk gerombolan yang tidak begitu besar dan beruaya ke dasar perairan

menempati bagian yang lebih dalam daripada jenis yang berukuran kecil.

Selain itu biasanya kakap merah tertangkap pada kedalaman dasar antara

40–50 meter dengan substrat perairan memiliki sedikit karang dan salinitas 30–33

ppt serta suhu antara 5-32ºC (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, 1991).

Jenis yang berukuran kecil seringkali dijumpai beragregasi di dekat permukaan

perairan karang pada waktu siang hari. Pada malam hari umumnya menyebar guna

mencari makanannya baik berupa jenis ikan maupun crustacea. Ikan-ikan

berukuran kecil untuk beberapa jenis ikan kakap biasanya menempati daerah bakau

yang dangkal atau daerah-daerah yang ditumbuhi rumput laut. Famili Lutjanidae

utamanya menghuni perairan tropis maupun sub tropis, walau tiga dari genus

Lutjanus ada yang hidup di air tawar (Baskoro dkk., 2004).

Page 22: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

8

2.3 Lobster (Panulirus ornatus)

2.3.1 Klasifikasi

Klasifikasi udang lobster (Panulirus ornatus) menurut Flood dan Roelofs

(2014) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia Filum : Crustacea Ordo : Decapoda Famili : Palinuridae Genus : Panulirus

Species : Panulirus ornatus

Antennae Antenulle Chepalotorax Abdomen

Kaki jalan Telson Uropoda

Gambar 2.3. Panulirus ornatus

(Sumber : Flood dan Roelofs, 2014)

2.3.2 Morfologi

Lobster (P. ornatus) memiliki tubuh simetris bilateral, dimana organ mereka

tersusun secara berpasangan sehingga jika lobster dibagi menjadi dua bagian yang

sama dari kepala sampai ekor, organ bagian tersebut akan sama di kedua sisi. Dapat

dilihat pada Gambar 2.3. bahwa tubuh lobster terdiri dari dua bagian yaitu

cephalothorax yang merupakan perpaduan dari kepala dan dada, serta perut yang

Page 23: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

9

disebut sebagai abdomen. Lobster berduri tidak memiliki capit tapi dengan

sepasang tanduk yang dapat dilihat di atas mata. Lobster memiliki antena yang jelas,

mata majemuk yang bertangkai, enam pasang kaki kecil di sekitar mulut, dan lima

pasang kaki jalan, kaki renang dibawahnya dan berakhir pada ekor berbentuk kipas

(Pusat Karantina Ikan KKP, 2010).

Perut adalah bagian ekor lobster yang terdiri dari tujuh segmen. Bagian

perut lobster berukuran besar, kuat, berotot dan dapat dimakan. Exoskeleton

tersegmentasi dengan jelas di bagian belakang dan memiliki antennae yang

merupakan alat indera yang berfungsi sebagai chemoreceptor. Antennule berfungsi

sebagai alat penciuman. Pelindung luar dari cephalothorax disebut karapas.

Cephalothorax merupakan salah satu bagian utama dari lobster yang ditutupi oleh

karapas. Ini terdiri dari kepala dan dada. Cakar yang lebih besar disebut sebagai

crusher. Cakar ini sangat berguna untuk menghancurkan mangsa. Ripper atau

Pincher adalah cakar yang lebih kecil. Seekor lobster memiliki sepasang mata

majemuk sebagai indra penglihatan. Fungsi mandibula dan maxillipeds adalah

untuk mencengkeram dan mencabik makanannya. Pereiopods merupakan dua set

kaki jalan yang berfungsi untuk menggali. Sirip ekor tengah disebut telson dan

pasangan sirip ekor luar dikenal sebagai uropods (Pusat Karantina Ikan KKP,

2010).

Lobster merupakan pemakan semua jenis hewan mati, dapat mendeteksi

adanya makanan menggunakan penciuman yang berkembang dengan baik.

Kebanyakan lobster bersifat karnivora dan memangsa kerang, bangkai, keong,

cacing, landak laut, dan bahkan sesama lobster. Lobster merupakan predator yang

Page 24: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

10

sangat efektif, karena ukurannya yang besar, cakar yang kuat yang dapat

menghancurkan dan bahkan memotong mangsa yang tampaknya terlindung dengan

baik. Analisis isi lambung mengatakan bahwa mereka biasanya makan invertebrata

kecil dan kadang-kadang ganggang (Pusat Karantina Ikan KKP, 2010).

2.3.3 Habitat dan Penyebaran

Lobster terdiri dari beberapa jenis, namun jumlah lobster yang terbesar

adalah lobster berduri. Spesies ini ditemui melimpah di dasar perairan yang berbatu

hingga mencapai seluruh permukaan dasar pantai, bahkan di beberapa perairan

yang lebih dalam pada lereng benua Lobster tinggal di liang di daerah berlumpur di

dasar laut. Lobster menghuni perairan dangkal berbatu-batu atau berkarang tidak

jauh dari lingkungan pantai, umumnya pada kedalaman kurang dari 1000 meter

(Pusat Karantina Ikan KKP, 2010).

2.4 Parasit Pada Ikan Kerapu Tikus (C. altivelis), Ikan Kakap Merah (L.

erythropterus), dan Lobster (P. ornatus)

Parasitologi berasal dari kata parasit yang berarti “makan di meja orang

lain”. Logi berarti “ilmu”. Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang

parasit. Yang termasuk dalam parasit ini adalah hewan, tumbuh-tumbuhan, virus,

riketsia, ragi, jamur, kapang, protozoa, artrophoda, cacing, molusca dan beberapa

vertebrata tertentu. Parasit adalah organisme kecil yang hidup pada atau di dalam

organisme lain yang lebih besar untuk mendapatkan makanan. Organisme besar

dimana parasit tersebut hidup disebut induk semang (hospes). Hubungan dari kedua

organisme yang berbeda disebut parasitisme. Berdasarkan keberadaannya pada atau

Page 25: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

11

di dalam induk semang parasit dibagi menjadi dua yaitu parasit yang hidup di dalam

induk semang (endoparasit) dan parasit yang hidup di luar induk semang

(ektoparasit) (Kismiyati dan Mahasri, 2014).

2.4.1 Ergasilus salmini

A. Klasifikasi

Klasifikasi Ergasilus salmini menurut Thatcher dan Brasil-Sato (2008)

adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Maxillopoda Order : Poecilostomatoida Family : Ergasilidae Genus : Ergasilus Species : Ergasilus salmini

Ergasilus cotti

Ergasilus elongatus

Anterior

Posterior

Gambar 2.4. Ergasilus salmini , bar = 200 µm (Sumber : Thatcher dan Brasil-Sato, 2008)

Page 26: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

12

B. Morfologi

Ciri-ciri dari genus Ergasilus dapat dilihat pada Gambar 2.4. yaitu memiliki

2 pasang antena, sepasang antena kedua memiliki ukuran yang panjang dan

berfungsi seperti tangan. Telur diletakkan dalam kantung telur, telur yang menetas

menjadi nauplius yang hidup bebas, nauplius berbentuk oval dengan 6 kaki, bersifat

sebagai plankton. Ergasilus jantan bertemu betina yang berenang bebas untuk

melakukan kopulasi kemudian mati. Yang betina menemukan ikan sebagai inang,

menginfestasi insang hingga memproduksi telur. Ergasilidae sedikit mengalami

modifikasi dari Copepoda yang hidup bebas yaitu meskipun betina menempel pada

insang ikan namun kadang kadang masih berenang meninggalkan inang (Kismiyati

dan Mahasri, 2014).

C. Inang dan Predileksi

Hampir semua Ergasilus memilih insang sebagai predileksinya, namun ada

beberapa spesies yang ditemukan di permukaan tubuh inang. Sebagian besar

spesies yang tergolong dalam familia Ergasilidae adalah genus Ergasilus, ada 65

spesies di seluruh dunia bersifat parasit pada ikan air tawar dan 33 spesies yang lain

pada ikan laut (teleostei) (Kismiyati dan Mahasri, 2014).

Page 27: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

13

2.4.2 Caligus evelynae

A. Klasifikasi

Klasifikasi Caligus evelynae menurut Morales et al. (2012) adalah sebagai

berikut:

Filum : Arthropoda Kelas : Crustacea Ordo : Copepoda Famili : Caligidae Genus : Caligus Spesies : Caligus evelynae

Caligus elongatus

Caligus chelifer

Anterior

Posterior

Gambar 2.5. Caligus evelynae bar = 0,5 mm (Sumber : Morales et al., 2012)

Page 28: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

14

B. Morfologi

Parasit Caligus yang tergolong dalam familia Caligidae dapat dibedakan

antara organisme jantan dan betina. Pada umumnya yang betina lebih besar (10-18

mm) dibandingkan jantan (5-7 mm). Sepasang kantung telur yang dapat dilihat pada

Gambar 2.5. dimiliki oleh organisme betina dengan deret/untaian telur sampai

sepanjang 2 cm dan berisi telur ±700 butir. Parasit ini agak transparan dan tanpa

warna tapi terlihat jelas pada insang, sirip atau tubuh ikan (kadang-kadang dalam

rongga tubuh). Stadium copepodid dan chalimus pada umumnya berukuran kecil

(kurang dari 4 mm) dan untuk mendeteksinya dengan bantuan kaca pembesar

(Kismiyati dan Mahasri, 2014).

C. Inang dan Predileksi

Sebagai inang dari genus Caligus ini adalah ikan ikan air laut misalnya

salmon dan kerapu. Parasit ini tahan terhadap salinitas sampai 45 ppt. Distribusinya

sangat luas di seluruh dunia karena pernah dilaporkan ditemukan di Mesir,

Skotlandia dan Kanada serta Indonesia. Caligus ini ada sepanjang tahun, di Jawa

timur khususnya di Karamba Jaring Apung di perairan Situbondo ditemukan induk

kerapu terserang Caligus ratusan ekor pada bulan januari 2012. Predileksi Caligus

merata di seluruh permukaan tubuh inang (Kismiyati dan Mahasri, 2014).

Page 29: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

15

2.4.3 Octolasmis cor

A. Klasifikasi

Klasifikasi Octolasmis cor menurut Ihwan et al. (2015) adalah sebagai

berikut:

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Maxillopoda Order : Pedunculata Family : Poecilasmatidae Genus : Octolasmis Species : Octolasmis cor

Octolasmis warwickii

Octolasmis angulata

Anterior

Posterior

Gambar 2.6. whole body of barnacle Octolasmis cor bar = 50 µm (Sumber: Ihwan et al., 2015)

Page 30: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

16

B. Morfologi

Parasit ini hanya terdiri dari kantung, organ reproduksi eksternal terletak di

bagian perut dari Crustacea inang dan sistem akar penyerap nutrisi yang tertanam

ke sistem darah dari inang. Organisme ini memiliki morfologi dewasa agak

menyimpang dibandingkan dengan udang-udangan lain. Morfologi dewasa terdiri

dari dua macam yaitu yang berkantung eksternal yang dapat dilihat pada Gambar

2.6. dengan sistem akar penyerap nutrisi tertanam dalam sistem darah inang.

Dengan dasar tangkai Octolasmis cor menancap erat pada bagian luar atau insang

tergantung pada spesies. Maka Octolasmis cor akan tetap menancap di lokasi

tersebut sampai masa moulting inang berikutnya (Pusat Karantina Ikan KKP, 2010).

C. Inang dan Predileksi

Octolasmis cor menginfestasi sesama Crustacea yang terdapat di daerah

tropis. Predileksi beberapa spesies adalah pada insang dan lembaran-lembarannya.

Insang adalah organ yang vital untuk pernafasan, parasit Octolasmis cor akan

nyaman tinggal di insang karena tersedia banyak oksigen yang dibutuhkan untuk

proses metabolisme parasit. Sebaliknya, dari sisi inang akan dirugikan karena

proses pernafasan terganggu dengan adanya parasit tersebut sehingga infestasi

Octolasmis cor dapat menyebabkan kematian inangnya. Genus Octolasmis sering

ditemukan menginfestasi kepiting dan lobster, yang telah dilaporkan pertama kali

oleh Balai Karantina Ikan Juanda pada 2009. Sampel yang diperiksa Balai

Karantina Ikan Mataram pada bulan Maret 2014 juga terdapat genus Octolasmis

yang menginfestasi kepiting dan lobster (Kismiyati dan Mahasri, 2014).

Page 31: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

17

2.4.4 Gyrodactylus longipes

A. Klasifikasi

Klasifikasi Gyrodactylus longipes menurut Paladini et al. (2011) adalah

sebagai berikut:

Kingdom : Animalia Phylum : Platyhelminthes Class : Monogenea Order : Gyrodactylidea Family : Gyrodactylidae Genus : Gyrodactylus

Species : Gyrodactylus longipes

Gyrodactylus salaris

Gyrodactylus elegans

Posterior

Anterior

Gambar 2.7.Gyrodactylus longipes, bar = 50 µm (Sumber: Paladini et al., 2011)

Page 32: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

18

B. Morfologi

Cacing dewasa berukuran panjang 300-1000 µm. Bentuknya eliptikal dan

datar pada permukaan ventral. Bagian ujung anterior tubuh dilengkapi dengan dua

penonjolan dan mulut terletak di bagian anterior tubuh dan pharynx yang berotot.

Ovarium terletak di bagian posterior tubuh di dekat opisthaptor dan testis ovoid dan

tidak berlobi. Pada bagian posterior tubuh di dekat opisthaptor dan testis ovoid dan

tidak berlobi. Pada Gambar 2.7. terlihat bagian posterior tubuh terletak organ seperti

mangkok/piring disebut opisthaptor. Organ tersebut dilengkapi dengan satu pasang

kait besar (anchors) yang dikelilingi oleh 16 kait yang lebih kecil di bagian tepinya.

Organ tersebut berfungsi untuk melekat pada inang dan untuk menghisap darah

serta memakan jaringan inang (Kismiyati dan Mahasri, 2014).

C. Inang dan Predileksi

Parasit cacing ini ditemukan tersebar di perairan Indonesia dan menyerang

ikan air tawar, ikan laut, bangsa udang dan katak. Telur yang dikeluarkan di dekat

parasitnya, telur dilengkapi dengan tali pengikat panjang. Telur akan menetas

menjadi larva yang berambut (onchomiracidium) dengan beberapa kait yang halus.

Perkembangan embrio secara langsung membentuk larva yang hidup bebas

berenang, tertutup oleh silia yang vibratil. Larva akan menempel pada tubuh inang

dan tanpa mengalami metamorfose menjadi bentuk dewasa. Epitel rambutnya akan

segera lepas bila larva menempel pada kulit atau insang inang. Perlekatan

ophishaptor pada tubuh inang menyebabkan luka pada kulit sehingga dapat

menimbulkan kerusakan pada epidermis sehingga memungkinkan terjadinya

Page 33: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

19

infeksi sekunder oleh bakteri dan jamur. Infeksi sekunder yang sering mengikuti

adalah bakteri Aerobacter dan Flexibacter (Kismiyati dan Mahasri, 2014)

2.4.5 Benedenia seriolae

A. Klasifikasi

Klasifikasi Benedenia seriolae menurut Sepulveda dan Gonzalez (2014)

adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia Phylum : Platyhelminthes Class : Trematoda Subclass : Monogenea Family : Capsalidae Genus : Benedenia Species : Benedenia seriolae

Benedenia scianiae

Benedenia epinepheli

Posterior

Anterior

Gambar 2.8. Benedenia seriolae , bar = 1,25 mm (Sumber : Sepulveda dan Gonzalez, 2014)

Page 34: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

20

B. Morfologi

Cacing dewasa berbentuk pipih dorso-ventral dengan ukuran tubuh 2,05-

3,29 x 0,66-1,33 mm. Memiliki ciri khas dengan adanya bentuk pharynx yang

bergelombang. Memiliki dua pasang bintik mata, bagian anterior berukuran lebih

kecil daripada bagian posterior. Pada Gambar 2.8. dapat dilihat bahwa tubuh bagian

posterior dilengkapi dengan piringan (disc) seperti opisthaptor dilengkapi dengan

kait. Ujung anterior tubuh terdapat sepasang alat penghisap (anterior sucker)

menyerupai mangkuk dengan diameter rata-rata 0,19 mm (Kismiyati dan Mahasri,

2014).

C. Inang dan Predileksi

Cacing ini bersifat ektoparasit dan memiliki inang definitif ikan kerapu

(Serranidae). Parasit ini memiliki habitat pada permukaan tubuh ikan dan biasanya

terletak pada lendir yang terdapat pada insang dan permukaan tubuh ikan. Parasit

sering menyerang pada rongga insang. Ikan mengalami kematian jika terinfeksi

dalam jumlah banyak (Kismiyati dan Mahasri, 2014).

2.5 Metode Pemeriksaan

2.5.1 Pemeriksaan Langsung dengan Metode Pewarnaan Semichen-Acetic

Carmine

Pemeriksaan langsung merupakan cara pemeriksaan parasit dengan

melakukan pembedahan pada rongga tubuh hewan coba dan melihat secara

langsung parasit yang ada pada organ dalam hewan coba. Parasit yang didapat

setelah pemeriksaan langsung (biasanya golongan Nematoda) (Mahasri dkk.,

2014), selanjutnya dilakukan pewarnaan Semichen-Acetic Carmine. Menurut

Page 35: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

21

Ulkhaq dkk. (2012) menyatakan bahwa pewarnaan Semichen-Acetic Carmine

merupakan serangkaian proses pewarnaan dengan menggunakan beberapa bahan

seperti alkohol asam, alkohol basa maupun alkohol dengan konsentrasi bervariasi

dan larutan carmine sebagai zat warna utama pada proses tersebut.

2.5.2 Pemeriksaan Feses

Pemeriksaan feses dilakukan untuk menemukan dan mengidentifikasi

endoparasit pada saluran pencernaan ikan. Pemeriksaan parasit ini menggunakan

cara pembedahan pada saluran pencernaan dan mengambil sampel feses untuk

kemudian diperiksa secara natif atau langsung. (Mahasri dkk., 2014). Usus ikan dan

fesesnya diamati langsung dibawah mikroskop dengan bantuan jarum untuk

meratakan feses dan memisahkan parasit dengan kotoran yang menempel.

2.5.3 Metode Pengapungan (Floatation)

Metode ini dilakukan secara langsung dengan mencampur feses dengan

larutan pengapung. Larutan pengapung yang digunakan adalah larutan garam jenuh

(NaCl). Sama seperti metode pengendapan, metode ini juga mengunakan metode

pemusingan atau centrifuge dengan kecepatan dan waktu tertentu selama beberapa

kali pemusingan. Setelah pemusingan kedua yang merupakan campuran sejumlah

feses dan air, lakukan pemusingan ketiga dimana air diganti dengan larutan

pengapung (NaCl). Hasil pemusingan ditambahkan larutan jenuh NaCl hingga

permukaan larutan mendekati mulut tabung lalu ditutup dengan gelas penutup

(cover glass) pada mulut tabung dan ditunggu selama 5 menit. Cover glass diambil

Page 36: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

22

dan diletakkan diatas object glass kemudian diperiksa dibawah mikroskop dengan

perbesaran 100× dan 400× (Soedarto, 2008).

2.5.4 Metode Pengendapan (Sedimentasi)

Metode ini merupakan cara mengkonsentrasikan parasit dengan

mengendapkan parasit tersebut. Untuk mempercepat proses ini biasanya digunakan

dengan bantuan alat sentrifugasi (Mahasri dkk., 2014). Dalam metode ini, media

yang digunakan adalah media yang memiliki berat jenis lebih ringan dibandingkan

berat jenis parasit yang diperiksa. Media yang memiliki berat jenis lebih ringan

digunakan agar parasit yang diperiksa mengendap di dasar tabung reaksi pada saat

sentrifugasi.

2.5.5 Metode Pemeriksaan pada Ulas Darah dan Pewarnaan Giemsa

Metode ini dilakukan dengan cara mengambil sampel darah pada hewan

coba dan meneteskannya pada tepi obyek glass, lalu usap tetesan darah dengan cara

mendorong dengan menggunakan obyek glass lain dengan sudut kemiringan 45o.

Prinsip pewarnaan giemsa adalah mewarnai seluruh sel-sel darah sel-sel parasit

dalam sel darah merah untuk mempermudah identifikasi jenis-jenis parasit darah

berdasarkan morfologi menurut literatur (Solihat, 2002).

Page 37: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

23

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Tempat dan Waktu

Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di Balai Karantina Ikan

Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas I Ngurah Rai

Denpasar, Bali. Kegiatan Praktek Kerja Lapang dilaksanakan mulai tanggal 12

Januari - 14 Februari 2015. Kegiatan Praktek Kerja Lapang dilaksanakan pada hari

efektif kerja yaitu pada hari Senin hingga hari Jum’at.

3.2 Metode Kerja

Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah dengan

melakukan pemeriksaan dan pengamatan langsung di Balai Karantina Ikan

Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas I Ngurah Rai

Denpasar, Bali sehingga diperoleh data primer dan data sekunder. Data primer

merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya (tidak

melalui perantara), diamati dan dicatat untuk pertama kalinya melalui prosedur dan

teknik pengambilan data yang berupa wawancara, observasi, partisipasi aktif

maupun menggunakan instrumen pengukuran yang khusus sesuai tujuan (Azwar,

2010). Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain tidak langsung

diperoleh dari peneliti dari subyek penelitiannya. Data sekunder biasanya berupa

data dokumentasi atau data laporan yang tersedia (Azwar, 2010). Data sekunder ini

akan diperoleh dari laporan, dokumentasi, pustaka yang menunjang, dan data

lembaga penelitian yang berhubungan dengan pemeriksaan parasit pada komoditas

perikanan konsumsi.

Page 38: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

24

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini

adalah dengan studi pustaka, wawancara, partisipasi aktif dan observasi. Menurut

Sangadji dan Sopiah (2010), mengemukakan bahwa wawancara merupakan teknik

pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan

kepada subyek peneliti baik melalui tatap muka maupun telepon. Wawancara yang

dilakukan pada Praktek Kerja Lapang ini adalah dengan cara tanya jawab pada

pegawai yang ada di lokasi mengenai seluruh kegiatan Balai Karantina Ikan

Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas I Ngurah Rai

Denpasar, Bali mulai dari persiapan alat dan bahan, preparasi sampel, pemeriksaan

sampel, identifikasi parasit dan pembuatan preparat parasit. Selain itu,

permasalahan dan hambatan yang juga dihadapi menjadi data penting terutama

yang menunjang kegiatan pemeriksaan parasit pada komoditas perikanan konsumsi.

3.4 Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli serta tidak melalui media perantara (Sangadji, 2010).

Data ini merupakan data murni yang diperoleh secara langsung dengan beberapa

cara. Pengambilan data primer ini dapat dilakukan dengan cara pencatatan hasil

observasi, partisipasi aktif dan wawancara.

Page 39: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

25

3.4.1 Observasi

Observasi adalah cara untuk memperoleh data primer dengan pengamatan

secara langsung, sehingga memungkinkan untuk melakukan pengamatan terhadap

obyek secara jelas. Pengamatain ini dilakukan secara mandiri mauun didampingi

oleh pembimbing sehingga mendapatkan data yang valid. Observasi dalam Praktek

Kerja Lapang ini dilakukan terhadap berbagai hal yang terkait dengan pemeriksaan

parasit pada komditas perikanan konsumsi di Balai Karantina Ikan Pengendalian

Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas I Ngurah Rai Denpasar, Bali.

3.4.2 Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

bertanya langsung kepada responden atau informan (Sangadji, 2010). Wawancara

dalam Praktek Kerja Lapang ini dilakukan dengan cara tanya jawab dengan petugas

balai mengenai kegiatan dan obyek yang bersangkutan selama proses pemeriksaan

parasit pada komoditas perikanan konsumsi. Proses wawancara dapat dilakukan

pada saat hari efektif kerja maupun diluar hari efektif kerja yang menyangkut

dengan seluruh aspek pemeriksaan parasit pada komoditas perikanan konsumsi.

3.4.3 Partisipasi Aktif

Partisipasi aktif dilakukan dengan mengikuti secara langsung beberapa

kegiatan yang dilakukan di lapangan berhubungan dengan dengan pemeriksaan

parasit pada komditas perikanan konsumsi di Balai Karantina Ikan Pengendalian

Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas I Ngurah Rai Denpasar, Bali.

Kegiatan tersebut diikuti secara langsung mulai dari awal hingga akhir kegiatan.

Page 40: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

26

Dengan partsipasi aktif diharapkan dapat diperoleh kecakapan serta teknik khusus

dalam pemeriksaan parasit pada perikanan konsumsi yang nantinya dapat

diterapkan pada perkuliahan.

3.5 Data Sekunder

Data Sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti

secara langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti,

catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan

maupun tidak dipublikasikan (Sangadji, 2010). Data ini diperoleh dari data

dokumentasi, laporan-laporan dari lembaga, instansi, dan dinas perikanan, pustaka-

pustaka, masyarakat, dan pihak lain yang berhubungan dengan pemeriksaan parasit

pada komoditas perikanan konsumsi.

Page 41: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

27

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang

4.1.1 Sejarah Pendirian

Stasiun Karantina Ikan (SKI) Kelas I Ngurah Rai pertama kali berdiri pada

tahun 1985. Kantor SKI Kelas I Ngurah Rai berlokasi di daerah Tuban di area

Bandara Internasional Ngurah Rai sedangkan laboratorium SKI Kelas I Ngurah Rai

berlokasi di Jalan Taman Mulia Jimbaran. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Kelautan dan Perikanan Nomor: 32/MEN/2004 pada tanggal 30 Juli 2004 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan, maka organisasi

Stasiun Karantina Ikan Kelas I Ngurah Rai berubah menjadi Balai Karantina Ikan

(BKI) Kelas I Ngurah Rai, yang merupakan pelaksana teknis yang membawahi

beberapa Satuan Kerja Bandara Ngurah Rai Denpasar yaitu: (1) Pelabuhan

Penyeberangan Gilimanuk dan (2) Pelabuhan Laut Benoa.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

PER.21/MEN/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis

Karantina Ikan, BKI Kelas I Ngurah Rai merupakan Unit Pelaksana Teknis Pusat

Karantina Ikan yang memiliki dua buah Wilayah Kerja (Wilker) yaitu Wilayah

Kerja di Pelabuhan Laut Benoa dan Wilayah Kerja Penyeberangan Gilimanuk.

Wilayah kerja Pelabuhan penyeberangan Gilimanuk menangani keluar

masuknya media pembawa yang melalui pelabuhan penyeberangan Ketapang

Gilimanuk atau sebaliknya sedangkan Satuan Kerja Benoa khusus menangani

keluar masuknya media pembawa yang melalui kapal laut antar area.

Pada tahun 2009 BKI Kelas I Ngurah Rai resmi menempati kantor baru yang

Page 42: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

28

berlokasi di Jalan Raya Sunset Road. Pada tanggal 12 Juni 2009, Laboratorium BKI

Kelas I Ngurah Rai terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan

sertifikat ISO 17025-2005. Adapun laboratorium yang telah terakreditasi antara lain

: laboratorium parasit, laboratorium mikrobiologi, laboratorium virologi dan

laboratorium histologi.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.

15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan

Perikanan, ditetapkan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan

Hasil Perikanan (Balai KIPM) melaksanakan tugas pengembangan, pembinaan,

pemantauan dan evaluasi perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan keamanan

hasil perikanan. Tugas dan fungsi Balai KIPM adalah melindungi sumberdaya

perikanan seluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia (RI) dari serangan

hama dan penyakit ikan karantina serta melaksanakan pengendalian mutu-

keamanan hasil perikanan. Oleh karena itu BKI Kelas I Ngurah Rai berubah nama

menjadi Balai KIPM Kelas I Denpasar.

4.1.2 Tugas dan Fungsi

Tugas pokok Balai KIPM Kelas I Denpasar ialah melaksanakan pencegahan

masuk dan tersebarnya Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK) dari atau ke luar

wilayah Indonesia termasuk pengandalian mutu, dan keamanan hasil perikanan,

serta penerapan sistem manajemen mutu.

Sementara output dan outcome yang diperoleh di Balai KIPM Kelas I

Denpasar di samping melaksanakan tugas pengawasan untuk komoditas ikan yang

masuk atau keluar negeri, karantina juga melaksanakan jasa pemeriksaan kesehatan

Page 43: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

29

ikan terhadap komoditi yang dilalulintaskan tersebut, yang menerangkan bahwa

ikan yang dikirim harus bebas dari hama dan penyakit ikan tertentu.

Fungsi penyelenggara karantina ikan meliputi beberapa aspek antara lain:

1. Pelaksanaan pencegahan masuk dan tersebarnya HPIK dari luar negeri dan dari

suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah

Negara Republik Indonesia.

2. Pelaksanaan pencegahan keluar dan tersebarnya HPI dari wilayah Negara

Republik Indonesia yang dipersyaratkan Negara Tujuan.

3. Pelaksanaan tindakan karantina terhadap media pembawa HPIK.

4. Pelaksanaan pemantauan HPIK, pengwasan dan pengendalian HPIK, mutu dan

keamanan hasil perikanan.

5. Perlaksanaan surveilen HPIK, inspeksi terhadap Unit Pengolahan Ikan (UPI)

dalam rangka sertifikasi penerapan program Manajemen Mutu Terpadu

(MMT).

6. Pelaksanaan pengujian HPIK, sertifikasi kesehatan ikan, mutu dan keamanan

hasil perikanan.

7. Penerapan Sistem Manajemen Mutu Terpadu (SMMT) pada laboratorium dan

pelayanan operasional.

4.1.3 Visi dan Misi

Berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina

Hewan, Ikan dan Tumbuhan, dimana asas dari kegiatan karantina adalah kelestarian

sumberdaya alam hayati dan Peraturan Pemerintah Nomor: 15 Tahun 2002 tentang

Karantina Ikan, yang memberikan landasan yang kuat bagi pelaksanaan tindak

Page 44: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

30

karantina terhadap komoditi ikan, sehingga tercapainya Visi Balai KIPM Kelas I

Denpasar yaitu “Hasil perikanan yang sehat, bermutu, aman konsumsi dan

terpercaya”. Sedangkan untuk mewujudkan visi diatas, Balai KIPM Kelas I

Denpasar memiliki misi “mewujudkan pencegahan penyebaran Hama dan Penyakit

Ikan Karantina (HPIK) serta pengendalian mutu dan keamanan hasil yang mampu

menjamin lalu lintas hasil perikanan yang sehat, bermutu, aman konsumsi dan

terpercaya”.

4.1.4 Tujuan dan Sasaran

Tujuan adalah implementasi dari pernyataan misi dan merupakan hasil akhir

yang akan dicapai. Adapun tujuan pembangunan karantina ikan adalah sebagai

berikut:

1. Mencegah masuk dan tersebarnya hama penyakit ikan karantina dari luar

negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri atau keluarnya dari

dalam wilayah Negara Republik Indonesia berdasarkan peraturan perundangan

yang berlaku.

2. Memberikan jaminan kesehatan ikan melalui sertifikasi

3. Mengembangkan teknik dan metode perlakuan yang efektif

4. Menyediakan referensi identifikasi HPI/HPIK dan media pembawanya

5. Mengembangkan teknik dan metode pemeriksaan HPI/HPIK

6. Menginventarisasi HPI/HPIK dan sebarannya

7. Meningkatkan pelayanan melalui pemanfaatan sistem informasi

8. Meningkatkan pengawasan operasional karantina ikan

9. Meningkatkan peran serta pengguna jasa dalam pelaksanaan tindakan

Page 45: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

31

karantina ikan

10. Mengembangkan pengelolaan administrasi di Balai KIPM Denpasar.

Bentuk upaya yang jelas untuk mewujudkan sistem karantina ikan yang

tangguh, berbasis peraturan perundangan yang kuat dalam suatu organisasi yang

kompatibel, memiliki sasaran sebagai berikut:

1. Tersedianya prasarana tindakan karantina ikan yang memadai

2. Tersedianya sarana tindakan karantina ikan yang memadai

3. Tersedianya sumber daya manusia karantina ikan yang profesional

4. Tersedianya hasil uji laboratorium yang valid

5. Tersedianya hasil uji perlakuan yang efektif

6. Tersedianya koleksi HPI/HPIK dan media pembawanya

7. Terselenggaranya kegiatan apresiasi teknik dan metode

8. Tersedianya peta sebar HPI/HPIK

9. Terselenggaranya peningkatan sistem informasi mengenai karantina ikan

10. Terselenggaranya peningkatan pengawasan lalulintas media pembawa

11. Terjadinya penurunan tingkat pelanggaran peraturan perundangan karantina

ikan

12. Terwujudnya peningkatan sistem pengelolaan administrasi

13. Terselenggaranya pelayanan administrasi umum

14. Terselenggaranya sistem perencanaan, monitoring dan pelaporan administrasi

15. Tersedianya pegawai administrasi yang terlatih.

Page 46: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

32

4.1.5 Letak Geografis

Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan

(Balai KIPM) Kelas I Denpasar terletak di Jalan Sunset Road No. 77, Kelurahan

Kuta, Kecamatan Badung, Kabupaten Denpasar Bali. Gedung Balai KIPM Kelas I

Denpasar dapat diluhat pada Gambar 4.1 dan denah lokasi gedung dapat dilihat

pada Lampiran 3. sedangkan dari letak geografis gedung ini terletak pada 08o43‘10”

Lintang Selatan dan 115o11’09” Bujur Timur. Balai KIPM Kelas I Denpasar

terletak di lokasi yang strategis karena selain dekat dengan jalan raya, Balai KIPM

Kelas I Denpasar juga dekat dengan halte busway sehingga mudah diakses oleh

pengguna jasa yang akan memeriksakan hama dan penyakit ikan di Balai KIPM

Kelas I Denpasar.

Gambar 4.1 Kantor Balai KIPM Kelas I Denpasar

Lokasi Balai KIPM Kelas I Denpasar juga dekat dengan Bandara

Internasional Ngurah Rai sehingga memudahkan pengguna jasa untuk mengajukan

pemeriksaan dan permohonan sertifikat kesehatan ikan sebelum melalulintaskan

ikan baik melalui ekspor maupun domestik.

Page 47: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

33

4.1.6 Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja

Adapun jumlah pegawai di Balai KIPM Kelas I Denpasar dan lingkup

Satuan Kerjanya sampai dengan Tahun Anggaran 2015 sebanyak 46 orang yaitu 37

orang di Balai KIPM Kelas I Denpasar, 6 orang di Wilayah kerja Pelabuhan

Penyeberangan Gilimanuk dan 3 orang di Wilayah kerja Pelabuhan Laut Benoa.

Sedangkan rincian pegawai berdasarkan golongan adalah 4 Orang golongan IV, 27

Orang golongan III, 15orang golongan II dan dibantu 19 orang tenaga kontrak.

Berdasarkan pendidikan S2 ada 6 orang, S1/D4 perikanan ada 15 orang, S1 umum

4 orang, D3 ada 8 orang. SLTA ada 12 orang dan SLTP 1 orang.

4.1.7 Sarana dan Prasarana

Fasilitas yang tersedia guna mendukung terselenggaranya tugas pokok dan

fungsi Balai KIPM Kelas I Denpasar terdiri dari gedung kantor, laboratorium, mobil

unit kantor, kendaraan opersional, museum dan perpustakaan. Lay out Balai KIPM

Kelas I Denpasar dapat dilihat pada Lampiran 4. Laboratorium memiliki fungsi

untuk melakukan pemeriksaan dan pengujian HPIK yakni dari golongan viral,

bakterial, cendawan, maupun parasit. Laboratorium tersebut mencakup

laboratorium parasitologi, laboratorium biologi molekuler, laboratorium

bakteriologi, laboratorium histologi, laboratorium kualitas air, laboratorium basah,

laboratorium serologi, ruang asam dan pengujian logam berat.

A. Laboratorium Nekropsi / Parasitologi

Laboratorium nekropsi merupakan laboratorium ini menangani

pemeriksaan penyakit ikan yang disebabkan oleh parasit yang meliputi

pembedahan sampel, fiksasi, pengambilan preparat, identifikasi jenis parasit dan

Page 48: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

34

pengoleksian agen parasit yang ditemukan. Pemeriksaan di laboratorium parasit

menggunakan metode konvensional (smear, ulas darah). Koleksi Hama dan

Penyakit Ikan ( HPI golongan parasit) dalam bentuk preparat awetan serta dalam

bentuk data base di komputer.

B. Laboratorium Bakteriologi

Laboratorium bakteriologi merupakan laboratorium yang memiiki fungsi

untuk melakukan pemeriksaan penyakit ikan yang disebabkan oleh bakteri. Metode

pemeriksaan bakteri secara konvensional berupa identifikasi menggunakan media

agar, pengecatan gram dan pembuatan gula. Peralatan yang dimiliki telah memadai

seperti inkubator, low incubator dan incubator CO2, sehingga bisa melakukan

pemeriksaan berbagai golongan bakteri diantaranya gram positif, gram negatif,

bakteri tahan asam, bakteri tahan panas, maupun bakteri anaerob.

C. Laboratorium Kualitas Air

Laboratorium kualitas air merupakan laboratorium yang menangani

pengujian kualitas air sampel kolam. Laboratorium kualitas air telah dilengkapi

dengan peralatan pemeriksaan parameter kualitas air seperti test Kit,

Spektrofotometer, dan bahan titrasi lain. Pemeriksaan kualitas air ini meliputi suhu,

pH, salinitas, kekeruhan, DO, karbondioksida, padatan tersuspensi, residu,

kesadahan, alkalinitas, amoniak, nitrat, nitrit, fosfat, hidrogen sulfida, klorin, dan

besi.

Page 49: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

35

D. Laboratorium Virologi

Laboratorium virologi difungsikan untuk pemeriksakan penyakit ikan yang

disebabkan oleh virus yang menggunakan teknik-teknik biologi molekuler seperti

metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Enzyme-Linked Immunosorbent

Assay (Elisa). Kegiatan PCR yang dilakukan antara lain fiksasi sampel,

pengisolasian, amplifikasi dan identifikasi virus melalui elektroforesis. Sedangkan

kegiatan Elisa yang digunakan ialah purifikasi dan pengujian dengan

antigen/antibodi. Pemeriksaan laboratorium virologi yang telah dilakukan antara

lain KHV, IHHNV, VNN, TSV, WSSV, Iridovirus, IMNV dan IPNV.

E. Laboratorium Histologi

Laboratorium histologi merupakan pemeriksaan konfirmasi yang sangat

mendukung hasil pemeriksaan lainnya. Peralatan yang dimiliki sudah cukup

memadai seperti Tissue Embedding, Tissue Processor, Automatic Microtome dan

bahan untuk pewarnaan. Pemeriksaan yang telah dilakukan meliputi pemeriksaan

berbagai jaringan ikan dan udang. Hasil pemeriksaan dalam bentuk preparat

histologi.

F. Ruang Sterilisasi

Laboratorium Balai KIPM Kelas I Denpasar juga dilengkapi dengan ruang

sterilisasi untuk mensuci-hamakan bahan-bahan laboratorium yang akan digunakan

maupun limbah hasil uji laboratorium yang mengandung agen-agen penyebab

penyakit ikan. Seluruh peralatan pengujuian sebelum digunakan akan dilakukan

sterilisasi dengan autoclave. Alat yang digunakan setelah proses pemeriksaan juga

Page 50: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

36

dilakukan sterilisasi terlebih dahulu sebalum dilakukan pencucian agar tidak

mengkontaminasi lingkungan.

G. Ruang Penyimpanan Bahan

Laboratorium Balai KIPM Kelas I Denpasar dilengkapi dengan ruang

penyimpanan bahan yang digunakan untuk menyimpan berbagai bahan-bahan

kimia dan mempersiapkan larutan yang akan dipakai dalam proses pemeriksaan

sampel. Bahan-bahan tersebut diletakkan dan digolongkan sesuai jenisnya dan

frekuensi penggunaanya. Semakin sering digunakan, bahan diletakkan di tempat

yang mudah dijangkau. Bahan-bahan juga diberi label yang berisi tentang nama,

tanggal masuk, dan tanggal kadaluarsa untuk memudahkan dapam penggunaannya.

H. Ruang Penerimaan Sampel

Ruang ini digunakan untuk menerima sampel ikan yang masuk untuk

dilakukan pemeriksaan. Pada ruang ini, sampel yang masuk biasanya berupa ikan

hidup, ikan beku, maupun produk olahan ikan. Pada ruang ini juga dilakukan

pengecekan ulang dokumen-dokumen pengguna jasa dan ikan yang akan diperiksa.

Setelah semua dokumen cocok, ikan sampel diberi label dan akan dilakukan

pemeriksaan sesuai dengan permintaan pengguna jasa.

4.2 Alur Kegiatan Pemeriksaan Media Pembawa

Tugas pokok Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil

Perikanan (Balai KIPM) Kelas I Denpasar ialah melaksanakan pencegahan masuk

dan tersebarnya Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK) dari atau ke luar

wilayah Indonesia termasuk pengendalian mutu, dan keamanan hasil perikanan,

serta penerapan sistem manajemen mutu. Menindaklanjuti dari tugas pokok

Page 51: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

37

tersebut, diberlakukan tindakan karantina sesuai dengan PP No. 15 tahun 2002 yang

meliputi pemeriksaan dokumen dan persyaratan karantina, mendeteksi hama dan

penyakit ikan, pengasingan dan pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan,

pemusnahan dan pembebasan.

Kegiatan pengiriman media pembawa baik impor, ekspor maupun domestik

harus dilengkapi sertifikat kesehatan ikan atau dokumen dokumen karantina lain.

Poses atau alur penerbitan sertifikat kesehatan ikan ini mencakup beberapa kegiatan

yaitu pelaporan, pengambilan sampel di lapangan, pemeriksaan teknis lapangan dan

laboratorium, dan penerbitan sertifikat kesehatan ikan.

4.2.1 Pelaporan

Pengguna jasa sebagai customer melapor selambat-lambatnya sehari

sebelum melakukan pengiriman. Pengguna jasa di wajibkan mengisi formulir

permohonan pemeriksaan jenis dan kesehatan ikan sesuai dengan jenis pemeriksaan

yang diinginkan kemudian menyerahkan ke petugas pelayanan. Selanjutnya

petugas pelayanan menyampaikan kepada petugas penerima contoh uji tentang

permohonan pemeriksaan jenis dan kesehatan ikan. Adapun Surat permohonan

pemeriksaan dan surat perintah pemeriksaan dokumen dapat di lihat pada Lampiran

5. dan Lampiran 6.

4.2.2 Pengambilan Sampel di Lapangan

Permohonan diserahkan kepada petugas penerima contoh uji selanjutnya

petugas penerima contoh uji menyampaikan kepada Petugas Pengambilan Contoh

Page 52: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

38

(PPC) untuk mengambil sampel di farm penampungan pengguna jasa. Untuk lebih

jelasnya surat perintah pengambilan sampel dapat di lihat pada Lampiran 7.

4.2.3 Pemeriksaan Teknis Lapangan dan Laboratorium

Petugas Pengambil Contoh (PPC) ditugaskan untuk melakukan

pemeriksanaan di lapangan dengan mengamati secara klinis pada komoditi uji di

farm-farm penampungan sekaligus mengisi formulir Pengambilan contoh ujinya.

Sampel diambil secara selektif yang menunjukan gejala klinis atau diambil secara

acak jika sampel tidak menunjukkan gejala klinis penyakit. Ikan yang diambil untuk

stadia benih sebanyak 8 -10 ekor dan untuk ikan konsumsi sebanyak 1 ekor. Adapun

contoh formulir pengambilan sampel dan surat perintah pemeriksaan klinis dapat

dilihat pada Lampiran 8 dan Lampiran 9.

Sampel yang telah diambil kemudian dibawa ke laboratorium untuk

dilakukan pemeriksaan. Sampel terlebih dahulu diserahkan kepada petugas

penerima contoh uji dan dilakukan pelabelan atau penomoran sampel. Hal ini

dilakukan untuk menjaga kerahasiaan dari pengirim sampel. Pemberian kode ini

tertulis di formulir tanda terima penerimaan sampel, salah satunya diberikan untuk

mendiagnosa penyerangan virus pada sampel uji dengan menggunakan metode

PCR. Tanda terima penerimaan sampel yang telah di beri kode dapat di lihat pada

Lampiran 10.

Sampel yang sudah diberi kode selanjutnya diserahkan kepada Manajer

Teknis, kemudian Manajer Teknis mengeluarkan Surat Tugas Pemeriksaan (STP)

kepada analis atau penyelia virus. Setelah itu analis atau penyelia virus melakukan

Page 53: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

39

pemeriksaan terhadap sampel yang akan dikirim sesuai permintaan pengguna jasa.

Surat pemeriksaan laboratorium dapat di lihat pada Lampiran 11.

Pemeriksaan selesai kemudian analis atau penyelia laboratorium

mengeluarkan Laporan Hasil Uji (LHU), selanjutnya diserahkan kepada Manajer

Teknis untuk diperiksa dan diverifikasi. Contoh laporan hasil uji (LHU) dapat

dilihat pada Lampiran 12.

4.2.4 Penerbitan Sertifikat Kesehatan Ikan

Laporan Hasil Uji (LHU) kemudian dibawa oleh pengguna jasa untuk

diserahkan kepada petugas pelayanan sesuai dengan bukti bahwa komoditi yang

dilalulintaskan telah dilakukan uji kesehatan. Proses selanjutnya supervisi

melakukan pengecekan dan memvalidasikan baik Laporan Hasil Uji (LHU),

maupun surat atau dokumen terkait yang telah diajukan oleh pengguna jasa, setelah

itu dikeluarkan Sertifikat Kesehatan Ikan yang telah diterbitkan oleh Balai KIPM

Kelas I Denpasar atau pejabat yang berwenang. Mekanisme prosedur pelayanan

sertifikat kesehatan ikan di Balai KIPM Kelas I Denpasar dapat dilihat pada

Lampiran 13.

4.3 Metode Pemeriksaan Parasit

Tindakan pemeriksaan parasit di Balai KIPM Kelas I Denpasar meliputi

pengamatan gejala klinis dan identifikasi parasit dengan metode pemeriksaan

secara natif. Pengamatan gejala klinis dilihat pada saat sebelum komoditas uji

dibedah (nekropsi). Tindakan pemeriksaan parasit dengan metode natif secara

keseluruhan meliputi : sampel komoditas uji yang masuk didata pada buku induk

Page 54: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

40

nekropsi, dicatat nama ikan, gejala klinis, panjang dan berat. Setelah itu komoditas

uji dibedah (nekropsi) diambil bagian sirip ekor, operculum, insang dan isi perut

(usus/lambung). Kemudian diperiksa dengan mikroskop dengan perbesaran 40x,

100x, dan 1000x. Khusus untuk pembesaran 1000× harus dengan bantuan minyak

imersi untuk memperbesar indeks bias sehingga parasit lebih jelas terlihat. Apabila

ditemukan parasit maka dicatat pada buku induk nekropsi dan parasit yang

ditemukan bisa diawetkan.

4.3.1 Persiapan Alat dan Sampel

Dalam pemeriksaan parasit di Balai KIPM Kelas I Denpasar, sampel yang

telah didata dan diberikan label pada ruang penerimaan sampel dikumpulkan pada

trolley yang dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan dibawa menuju laboratorium

parasitologi. Laboratorium parasitologi memiliki fungsi ganda yaitu selain

digunakan untuk memeriksa parasit pada sampel, ruangan ini digunakan untuk

pembedahan (nekropsi) yang nantinya ditujukan pada pemeriksaan virus,

pemeriksaan bakteri, maupun pemeriksaan histologi. Sampel yang diperiksa terdiri

dari Fry Epinephelus sp., Panulirus sp., Epinephelus sp., Chanos chanos, Lutjanus

sp., Fry Pampus argentus dan Trachinotus blochii baik segar maupun beku. Ikan

segar yang diperiksa berukuran antara 1 cm hingga 30 cm. Ikan beku yang diperiksa

berukuran lebih dari 30 cm dan ikan tersebut adalah hasil dari pengambilan sampel

yang melebihi jam kerja sehingga perlu dilakukan penyimpanan pada freezer

sebelum dilakukan pemeriksaan pada keesokan harinya.

Page 55: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

41

Gambar 4.2 Sampel yang akan diperiksa pada trolley

Alat yang digunakan pada pemeriksaan parasit yang terdiri dari petri dish,

obyek glass, gunting, pinset, pipet tetes dan jarum yang dapat dilihat pada Gambar

4.3 disiapkan pada nampan dan dilakukan sterilisasi dengan menyemprot alkohol

75% pada alat-alat tersebut. Tujuan dilakukannya sterilisasi adalah untuk

membebaskan alat-alat atau bahan dari segala bentuk kontaminasi dari mikroba

(Dwidjoseputro, 1994). Hal ini sesuai dengan pernyataan Pratiwi (2008) yang

menyatakan bahwa alkohol digunakan untuk sterilisasi karena mekanisme aksi

alkohol sebagai disinfektan dengan cara melarutkan lipid pada membran sel

mikroorganisme dan juga mendenaturasi protein yang dimiliki oleh

mikroorganisme tersebut.

Page 56: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

42

Gambar 4.3 Alat nekropsi dalam pemeriksaan parasit

4.3.2 Pembedahan (nekropsi)

Proses selanjutnya adalah pembiusan sampel yang akan dinekropsi dengan

direndam dengan es batu dan air yang terdapat dalam wadah sampel. Untuk sampel

yang berukuran lebih dari 30 cm dan sampel yang sudah mati tidak dilakukan

pembiusan, namun langsung diukur panjang dan beratnya yang dapat dilihat pada

Gambar 4.4 dan dicatat dalam buku induk nekropsi. Pengukuran panjang

menggunakan penggaris dan pengukuran berat menggunakan timbangan analitik.

(a) (b)

Gambar 4.4 Proses pengukuran sampel Keterangan : (a). Pengukuran panjang Panulirus sp., (b). Timbangan

analitik untuk menimbang sampel

Page 57: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

43

Pencatatan di dalam buku induk nekropsi yang dapat dilihat pada Gambar

4.5 disesuaikan dengan kode yang telah diberikan sebelumnya dalam ruang

penerimaan sampel. Di dalam buku tersebut juga terdapat jenis pemeriksaan yang

diminta pengguna jasa baik pemeriksaan parasit, virus, bakteri dan virus.

Pencatatan diurutkan sesuai tanggal pengambilan sampel sehingga dimungkinkan

sampel yang diperoleh pada hari yang sama dicatat pada tanggal yang berbeda.

Selain panjang dan berat sampel, gejala klinis yang tampak pada sampel juga dicatat

pada buku induk nekropsi.

Gambar 4.5. Pencatatan dalam buku induk nekropsi

Pembedahan (nekropsi) untuk sampel berupa lobster yang dapat dilihat pada

Gambar 4.6 bagian yang di ambil adalah insang saja. Hal tersebut dikarenakan

parasit yang menyerang lobster berukuran makroskopis dan dapat dilihat secara

langsung pada sela-sela kaki jalan dan bagian ventral dari abdomen lobster. Untuk

ikan yang diperiksa, bagian yang diambil terdiri dari potongan insang, usus,

operculum dan sirip ekor. Pemeriksaan endoparasit menggunakan sampel dari

bagian dalam tubuh ikan, meliputi rongga perut, sistem pencernaan, dan darah

Page 58: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

44

(Lukistyowati dan Morina, 2005), namun kali ini yang digunakan hanya usus ikan

saja karena sampel yang diperiksa cukup banyak..

Untuk ikan yang berukuran besar seperti ikan kerapu dilakukan metode

scrapping yang sesuai dengan pernyataan (Noga, 2010) untuk memperoleh lendir

yang nantinya akan diperiksa di bawah mikroskop. Sampel berupa potongan insang,

usus, operculum dan sirip ekor diletakkan ke dalam obyek glass kemudian ditetesi

air dengan bantuan pipet tetes dari wadah sampel tersebut berasal. Dimungkinkan

parasit pada sampel terdapat pada air dalam wadah sampel sehingga dalam

memberikan air harus sesuai dengan kode sampel agar tidak terjadi salah

pengamatan. Pengamatan sampel dilakukan menggunakan mikroskop dengan

perbesaran 40x dan 100x. Penggunaan perbesaran 1000x perlu ditambahkan

minyak imersi dalam penggunaannya. Pemeriksaan parasit pada insang lobster

dapat dilihat pada Gambar 4.7.

(a) (b)

Gambar 4.6 Nekropsi pada lobster (Panulirus sp.) Keterangan : (a). Pengguntingan chepalothorax lobster, (b). Pengambilan insang

beserta parasit Octolasmis sp.

Page 59: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

45

(a) (b)

Gambar 4.7 Pemeriksaaan menggunakan mikroskop Keterangan : (a). Pengamatan insang lobster, (b). Parasit Octolasmis sp. pada

Panulirus sp. bar = 1 mm

Tahapan selanjutnya setelah dilakukan pengamatan pada mikroskop adalah

mengidentifikasi parasit yang ditemukan. Identifikasi parasit menggunakan metode

kunci identifikasi Kabata (1985). Setelah teridentifikasi, data hasil identifikasi yang

diperoleh dicatat dalam buku induk nekropsi. Pewarnaan Semichen-Acetic Carmine

dilakukan untuk menambah koleksi parasit yang ada di Balai KIPM Kelas I

Denpasar. Untuk metode ini sampel parasit yang diawetkan harus dalam kondisi

bagus dan lengkap seluruh organ tubuhnya. Menurut Balai KIPM Kelas I Denpasar

(2015), pemeriksaan feses menggunakan metode pengapungan (floatation) dan

pengendapan (sedimentasi) serta metode ulas darah dan pewarnaan giemsa tidak

dilakukan karena membutuhkan proses yang lama. Jumlah sampel yang banyak

tidak dimungkinkan untuk dilakukan dengan metode tersebut.

4.3.3 Data Pengamatan Parasit

Menurut Balai KIPM Kelas I Denpasar (2015), pemeriksaan parasit tidak

dilakukan setiap hari karena pemeriksaan dilakukan apabila ada permohonan

pemeriksaan. Namun dalam 1 hari pemeriksaan dapat didata pada hari yang berbeda

Page 60: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

46

karena pengambilan sampel dapat dilakukan untuk dua kali masa pengambilan

sampel. Hasil pengamatan yang kami lakukan selama 30 hari (12 Januari 2015-14

Februari 2015) di Balai KIPM Kelas I Denpasar, kami memperoleh jumlah

komoditas perikanan konsumsi yang diperiksa sebanyak 117 ekor dan parasit yang

ditemukan sebanyak 14 ekor yang dapat dilihat pada Lampiran 14. atau dengan

rincian sebagai berikut:

Tabel 1. Daftar komoditas perikanan konsumsi yang diperiksa selama kegiatan PKL

Tabel 2. Daftar parasit yang ditemukan selama kegiatan PKL

No. Nama parasit Jumlah sampel yang

terinfeksi (ekor)

1 Octolasmis sp. 3 2 Trichodina sp. 4 3 Diplectanum sp. 3 4 Brooklynella sp. 1 5 Ascarophis sp. 1 6 Epistylis sp. 1 7 Benedenia sp. 1

Total 14

No. Nama Ikan Jumlah sampel yang diperiksa (ekor)

1 Fry Epinephelus sp. 63 2 Panulirus sp. 9 3 Epinephelus sp. 11 4 Chanos chanos 26 5 Lutjanus sp. 5 6 Fry Pampus argenteus 2 7 Trachinotus blochii 1

Total 117

Page 61: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

47

3

4

3

1 1 1 1

0

1

2

3

4

5

Frekuensi terinfeksi parasit

63

9 1126

5 2 10

20406080

Frekuensi komoditas perikanan konsumsi

Jumlah dan frekuensi komoditas perikanan yang dilalulintaskan di Balai

KIPM Kelas I Denpasar dan parasit yang ditemukan pada saat pemeriksaan

dikonversikan menjadi diagram batang. Diagram tersebut dapat dilihat pada

Gambar 4.8 dan Gambar 4.9 dan dapat dilihat secara lebih jelas perbandingan tiap

komoditas maupun tiap parasit yang ditemukan pada saat pemeriksaan. Menurut

Balai KIPM Kelas I Denpasar (2015), pada bulan Januari hingga bulan Maret 2015

jumlah sampel termasuk sedikit karena masih awal tahun. Permohonan

pemeriksaan tertinggi biasanya pada bulan Juni hingga pada akhir tahun.

Gambar 4.8 Diagram batang frekuensi komoditas perikanan konsumsi

Gambar 4.9 Diagram batang frekuensi komoditas konsumsi yang terinfeksi parasit

Page 62: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

48

4.4 Biaya Pemeriksaan

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun

2006, Tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak, Balai KIPM Kelas

1 Denpasar menerapkan tarif untuk pengujian parasit sebesar Rp. 4.000,00 tiap satu

permohonan. Adapun Penerimaan Negara Bukan Pajak dapat dilihat pada Lampiran

15. Dalam kegiatannya, beberapa Balai yang memberikan harga diatas Tarif Atas

Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak dikarenakan untuk mengisi kekosongan

dana dalam pengadaan bahan-bahan untuk proses pengujian. Penentuan harga juga

dilakukan dengan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu dan

berdasarkan peraturan yang ada. Dalam hal ini karena Balai KIPM Kelas 1

Denpasar menggunakan tarif sesuai dengan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara

Bukan Pajak, maka banyak pengguna jasa memilih melakukan pemeriksaan pada

Balai tersebut karena tergolong murah.

4.5 Hasil Intersepsi atau Pengumpulan Data HPI/HPIK

Intersepsi HPI/HPIK merupakan kegiatan mengumpulkan dan

mengelompokkan data tentang parasit. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui

bebas tidaknya media pembawa yang dilalu lintaskan dari parasit, kegiatan

intersepsi di Balai KIPM Kelas 1 Denpasar dilaksanakan setiap satu bulan sekali.

Selama proses kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Balai KIPM Kelas I

Denpasar tidak ditemukan lalu lintas komoditas perikanan konsumsi yang termasuk

dalam HPI/HPIK.

Dari hasil intersepsi HPI/HPIK diperoleh bahwa jenis ikan komoditas

perikanan konsumsi yang dominan diperiksa di Balai KIPM Kelas I Denpasar

Page 63: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

49

selama Praktek Kerja Lapang (PKL) ialah ikan Fry Epinephelus sp. untuk

kepentingan ekspor dengan tujuan Vietnam, Malaysia, Singapura, Hongkong,

Taiwan, Taipei, Thailand dll. Sedangkan parasit dominan yang ditemukan adalah

Trichodina sp..

Peran karantina adalah untuk melakukan pencegahan masuknya media

parasit di daerah Bali, dengan upaya memberikan sosialisai dan pembinaan kepada

farm-farm pembenihan dan budidaya tentang cara karantina ikan yang baik dan

melakukan pemantauan dari hasil binaannya. Balai Karantina Ikan dan

Pengendalian Mutu (Balai KIPM) Kelas 1 Denpasar telah melaksanakan tindakan

karantina bebasis In Line Inspection (ILI) terhadap pelaku usaha budidaya yang

telah memenuhi persyaratan dan terdaftar anggota In Line Inspection (ILI).

In Line Inspection (ILI) merupakan kegiatan secara terintregitas atau

menyeluruh dimana bagi pelaku usaha yang telah terdaftar anggota In Line

Inspection (ILI) akan mendapatkan pemeriksaan dan pendampingan dalam jalannya

proses kegiatan budidaya dari Balai KIPM Kelas 1 Denpasar, sehingga dari In Line

Inspection (ILI) tersebut merupakan cara atau upaya untuk meningkatkan kegiatan

pencegahan HPI/HPIK tertentu melalui pengelolaan organisasi, tanggung jawab,

prosedur, proses, sumberdaya dan penerapan standar biosecurity untuk memberikan

jaminan kesehatan ikan.

Page 64: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

50

4.6 Tindakan Karantina

Sampel yang telah diuji dan menunjukkan positif maupun negatif akan

dikelompokkan terlebih dahulu sebelum dilakukan tindakan karantina. Sampel

yang telah terbukti positif dilakukan penyimpanan sebagai bahan koleksi

laboratorium parasit dan nekropsi, sedangkan untuk sampel negatif dimusnahkan

dengan cara dibakar. Proses pembakaran sampel dilakukan di luar Balai KIPM

Kelas 1 Denpasar.

Ikan yang akan dilalu-lintaskan jika terbukti positif terserang HPI/HPIK

maka dilakukan tindakan penolakan atau pemusnahan, dikarenakan termasuk Hama

dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK) Golongan I. Balai KIPM Kelas 1 Denpasar

juga melaksanakan tindakan pemusnahan terhadap media pembawa yang tidak

disertai dokumen atau tidak sesuai persyaratan karantina serta terhadap media

pembawa yang tidak dapat dibebaskan dari HPIK. Setiap pemusnahan media

pembawa disaksikan oleh pemilik atau utusannya, instansi lain yang terkait dengan

pemusnahan tersebut yang hasilnya disampaikan dalam berita acara pemusnahan.

Tindakan ini sesuai dengan PP No. 15 Tahun 2002 bahwa Hama dan Penyakit Ikan

Karantina (HPIK) Golongan I, maka terhadap media pembawa tersebut dilakukan

pemusnahan. Hasil sampel negatif HPI maupun HPIK dilakukan tindakan

pembebasan dan dilalulintaskan dengan diterbitkannya sertifikat kesehatan.

Sertifikat kesehatan Ikan dapat di lihat pada Lampiran 16.

Page 65: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

51

4.7 Kendala Proses Pemeriksaan

Kendala yang sering dihadapi dalam proses pemeriksaan parasit pada

komoditas perikanan konsumsi di Balai KIPM Kelas I Denpasar adalah ukuran

sampel yang relatif kecil, frekuensi pemeriksaan yang tidak setiap hari dilakukan

karena tergantung permintaan pengguna jasa, pemberian label yang kurang jelas,

pemberian sampel yang tidak layak uji, pemberian sampel berulang dari pengguna

jasa yang sama, dan jumlah sampel yang relatif banyak sehingga tidak

dimungkinkan dilakukan pemeriksaan dengan metode pengapungan (Floatation)

dan pengendapan (sedimentasi) serta metode ulas darah dan pewarnaan giemsa.

Page 66: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

52

V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Pemeriksaan parasit pada komoditas perikanan konsumsi di Balai Karantina

Ikan Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas I

Denpasar dilakukan secara natif. Sistem Pengambilan sampel yang digunakan

adalah melalui petugas yang datang ke lokasi pengguna jasa.

b. Parasit yang ditemukan pada komoditas perikanan konsumsi di Balai Karantina

Ikan Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas I

Denpasar adalah Octolasmis sp., Trichodina sp., Diplectanum sp.,

Brooklynella sp., Ascarophis sp., Epistylis sp., dan Benedenia sp. yang secara

keseluruhan berjumlah 14 ekor.

c. Kendala yang dihadapi terkait dengan metode pemeriksaan yang tidak sesuai

literatur karena jumlah sampel yang banyak dan ukuran ikan sampel yang

relatif kecil. Selain itu, masalah teknis seperti pelabelan yang kurang jelas,

pemberian sampel yang berulang, dan pemberian sampel yang tidak layak uji

akan mempersulit proses pemeriksaan.

5.2 Saran

a. Pengambilan sampel harus dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak

sampel pada saat akan dilakukan pemeriksaan parasit.

b. Pada pengambilan sampel yang tidak diperiksa pada hari yang sama

sebaiknya disimpan dalam kondisi hidup sehingga parasit yang terdapat pada

sampel tersebut tidak mati.

Page 67: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

53

c. Perlu proses kalibrasi rutin dan pengadaan alat baru agar proses pemeriksaan

parasit lebih cepat dan efisien mengingat permintaan pengguna jasa yang

banyak.

Page 68: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

54

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, S. dan Sudaryanto. 2001. Pembenihan dan Pembesaran Kerapu Bebek. Penebar Swadaya. Jakarta. 104 hal.

Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Pustaka Belajar. Yogyakarta. hal. 198

Baskoro, M. S., I. W. Ronny dan A. Effendy. 2004. Migrasi dan Distribusi Ikan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Baskoro, M. S., Taurusman, A. Azbas dan Sudirman. 2010. Tingkah Laku Ikan Hubungannya dengan Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap. Lubuk Agung. Bandung. 258 hal.

Dwidjoseputro, S. 1994. Sterilisasi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Evalawati., M. Meiyana dan Aditya. 2001. Biologi Kerapu, Pembesaran Kerapu

bebek dan Kerapu Macan di Keramba Jaring Apung. Ditjenkan. Jakarta. Flood, M. dan A. Roelofs. 2014. Status Of Key Australian Fish Stocks Reports 2014

(Tropical Rock Lobster). Commonwealth of Australia. hal. 218-213. Gerald, D. dan S. K. Larry. 2000. Foundations of Parasitology Sixth Edition.

McGraw-Hill Higher Education. United States of America.

Ihwan, M. Z., M. Ikhwanuddin dan H. Marina. 2015. Morphological Distribution of Pedunculate Barnacle Octolasmis cor (Aurivillius, 1982) found on Gill of Wild Mud Crab (Genus: Scylla) from Trengganu Coastal Waters, Malaysia. Research Journal of Parasitology. Malaysia.

Irianto A. 2003. Probiotik Akuakultur. Gajah Mada University. Yogyakarta.

Kabata, Z. 1985. Parasites and Diseases of Fish Cultured in the Tropics. Taylor and Francis. London. 263 hal.

Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2014 . Refleksi 2014 dan Outlook 2015 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Menuju Perikanan Budidaya yang Mandiri, Berdaya Saing dan Berkelanjutan. http://www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=1099. 6 Januari 2015. 1 hal.

Kismiyati, dan G. Mahasri. 2014. Buku Ajar Parasit dan Penyakit Ikan 1 (Ilmu Penyakit Arthropoda Pada Ikan). FPK UNAIR. Surabaya. 52 hal.

Lukistyowaty, I. dan R. Morina. 2005. Analisa Penyakit Ikan. UNRI-Press. Pekanbaru. 120 hal.

Mahasri, G., S. Subekti, S. Koesdarto, Kismiyati, dan P. D. Sari. 2014. Nematoda, Acantochepala dan Penyakit Helminth Lainnya pada ikan. FPK UNAIR. Surabaya. hal. 27-29.

Martin, J., M. Keag, S. Newman dan C. Wakefield. 2014. Status Of Key Australian Fish Stocks Reports 2014 (Crimson Snapper). Commonwealth of Australia. hal. 507-514.

Page 69: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

55

Morales, E. S., H. Camisotti dan A. Martin. 2012. A new species of Caligus (Copepoda, Siphonostomatoida) from the plankton of the Caribbean coast of Venezuela with a key to species. Eduardo Suárez-Morales et al. Venezuela.

Morsy, K., S. A. Monem, F.A. Ghaffar, A. R. Bashtar, A. Al-Ghamdi dan R. A. Gaber. 2011. First record of Benedenia sciaenae (Monogenea: Capsalidae) infecting the brown-spotted grouper fish Epinephelus chlorostigma (Family: Serranidae) from the Red Sea in Egypt. Life Science Journal. Egypt.

Nazir, M. 2011. Metode Penelitian. Cetakan Ketujuh. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor. hal. 54.

Noga, E. J. 2010. Fish Disease Diagnosis and Treatment. 2nd Edition. Wiley-Blackwell. USA. 538 hal.

Paladini, G., H. Hansen, M. L. Fioravanti dan A. P. Shinn. 2011. Gyrodactylus

longipes n. sp. (Monogenea: Gyrodactylidae) from farmed gilthead seabream (Sparus aurata L.) from the Mediterranean. Parasitology International Elsevier. Ireland

Pratiwi. dan T. Sylvia. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga. Bandung

Purba, R. 1994. Perkembangan Awal Ikan Kakap Merah, Lutjanus

argentimaculatus. Oseana, XIX (3) : 11 - 20. Sub Balai Penelitian Budidaya Pantai Bojonegara-Serang, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Serang. hal. 11-12.

Rahayu, A. 1986. Penyakit-Penyakit Pada Ikan-Ikan Laut. Oseana, XI (3). Balai Penelitian Biologi Laut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI. Jakarta.

Romimohtarto, K. dan S. Juwana. 2005. Biologi laut : ilmu pengetahuan tentang biologi laut. PT. Penerbit Djambatan. Jakarta.

Ruhenda, U. 2010. Jendela Informasi Karantina Ikan. Pusat Karantina Ikan Kementrian Kelautan dan Perikanan. Jakarta. 53 hal

Sangadji, E. M. dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Penerbit Andi. Yogyakarta. hal. 171

Sangadji, E. M. 2010. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Penerbit Andi. Yogyakarta. hal. 171.

Sepulveda, F. A. dan M. T. Gonzalez. 2014. Molecular and morphological analyses reveal that the pathogen Benedenia seriolae (Monogenea: Capsalidae) is a complex species: Implications for yellowtail Seriola spp. aquaculture. Aquaculture Elsevier. Chile.

Soedarto. 2008. Parasitologi Klinik. Airlangga University Press. Surabaya. hal 8-18.

Solihat, L. 2002. Proses Pemeriksaan Sampel Penyakit-Penyakit Parasit Darah di Laboratorium Parasitologi Balitvet. Balai Penelitian Veteriner. Bogor. Temu Teknis Fungsional Non Peneliti. hal. 77-85.

Subyakto, Slamet, S. Cahyaningasih. 2003. Pembenihan Kerapu Skala Rumah Tangga. Agromedia pustaka. Jakarta. 61 hal.

Page 70: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

56

Sumiati, T. dan Y. Aryati. 1987. Penyakit Parasitik Pada Ikan Hias Air Tawar. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar. Bogor.

Tampubolon, G.H. dan E. Mulyadi. 1989. Sinopsis Kerapu di Perairan Indonesia. Semarang.

Thatcher, V. E. dan M. C. Brasil-Sato. 2008. Ergasilus salmini sp. nov. (Copepoda: Ergasilidae) a branchial parasite "dourado", Salminus francicanus from the upper Sao Fransisco River, Brazil. Revista Brasileira de Zoologia. Brazil.

Tupper, M. dan N. Sheriff. 2008. Capture-based aquaculture of groupers. In A. Lovatelli and P.F. Holthus (eds). Capture-based aquaculture. Global overview. FAO Fisheries Technical Paper. No. 508. Rome, FAO. hal. 217-253.

Ulkhaq, M. F., Kismiyati dan R. Kusdarwati. 2012. Studi Identifikasi dan Prevalensi Endoparasit pada Saluran Pencernaan Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis) di Keramba Jaring Apung Unit Pengelola Budidaya Laut Situbondo, Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan 4 (1) : 93-97

Page 71: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

57

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Mengikuti Praktek Kerja Lapang

Page 72: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

58

Lampiran 2. Evaluasi Praktek Kerja Lapang

Page 73: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

59

Lampiran 2. Evaluasi Praktek Kerja Lapang (lanjutan)

Page 74: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

60

Lampiran 3. Denah Lokasi Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu Dan

Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas I Denpasar, Bali

Page 75: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

61

Lampiran 4. Lay Out Balai KIPM Kelas I Denpasar

Lantai Dasar Lantai I Keterangan : 1. Ruang Pelayanan 12. Ruang Penerimaan Sampel 2. Toilet 13. Ruang Histologi 3. Ruang Fungsional 14. Ruang Virologi 4. Museum 15. Ruang Asam 5. Ruang Nekropsi dan Parasitologi 16. Ruang Alat dan Bahan 6. Ruang Bakteriologi I (Uji Biokimia) 17. Toilet 7. Ruang Bakteriologi II (Sterilisasi alat dan bahan) 8. Ruang Bakteriologi III (Sterilisasi limbah) 9. Ruang Kualitas Air 10. Ruang Alat dan Bahan 11. Gudang

Basement Rumah istirahat

satpam

mushola

kantin

U

17

8 7 6 5 4

3 2 16

15

14

13

12

11 10

9

1

lift

Page 76: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

62

Lampiran 4. Lay Out Balai KIPM Kelas I Denpasar (lanjutan)

Lantai II Lantai III

U

Ruang Kepala

Perpustakaan

Auditorium

Auditorium

Ruang Operator

lift

lift

Ruang Dokumentasi

Ruang Mutu

Ruang Operasio-nal

Ruang Pertemuan

Ruang Sekretaris

Ruang Adminis-trasi

Ruang Teknis

Ruang Adiminis-trasi

Toilet

Toilet

Lobi

Page 77: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

63

Lampiran 5. Surat Permohonan Pemeriksaan

Page 78: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

64

Lampiran 6. Surat Perintah Pemeriksaan Dokumen

Page 79: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

65

Lampiran 7. Surat Perintah Pengambilan Sampel

Page 80: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

66

Lampiran 8. Formulir Pengambilan sampel

Page 81: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

67

Lampiran 9. Surat Perintah Pemeriksaan Klinis

Page 82: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

68

Lampiran 10. Tanda Terima Pemeriksaan Sampel

Page 83: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

69

Lampiran 11. Surat Pemeriksaan Laboratorium

Page 84: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

70

Lampiran 12. Laporan Hasil Uji (LHU)

Page 85: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

71

Lampiran 13. Mekanisme Prosedur Pelayanan Sertifikat Kesehatan Ikan di Balai KIPM Kelas I Denpasar

Page 86: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

72

Lampiran 14. Data Pemeriksaan Parasit Pada Komoditas Perikanan Konsumsi

No. Tanggal Nama Ikan Gejala Klinis Parasit yang Ditemukan

1 14-Jan-15 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 2 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 3 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 4 Panulirus sp. Normal Octolasmis sp. 5 15-Jan-15 Fry Epinephelus sp. tubuh pucat Nihil 6 16-Jan-15 Epinephelus sp. sirip ekor geripis Nihil 7 19-Jan-15 Epinephelus sp. sirip ekor geripis Nihil 8 Chanos chanos Normal Nihil 9 Panulirus sp. kaki jalan patah Nihil 10 20-Jan-15 Chanos chanos Normal Nihil 11 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 12 Fry Epinephelus sp. Normal Trichodina sp. 13 Chanos chanos Normal Nihil 14 Chanos chanos Normal Nihil 15 Chanos chanos Normal Nihil 16 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 17 Fry Epinephelus sp. sirip ekor geripis Nihil 18 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 19 Fry Epinephelus sp. sirip ekor geripis Nihil 20 Fry Epinephelus sp. dubur kemerahan Nihil 21 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil

22 Epinephelus sp. sirip ekor geripis, mulut haemoragi Diplectanum sp.

23 Epinephelus sp. sirip dubur luka Nihil 24 21-Jan-15 Panulirus sp. Normal Nihil 25 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 26 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 27 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 28 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 29 Fry Epinephelus sp. sirip ekor geripis Nihil 30 Fry Epinephelus sp. sirip ekor geripis Nihil 31 Fry Epinephelus sp. operculum rusak Nihil 32 Fry Epinephelus sp. sirip ekor geripis Nihil 33 Chanos chanos Normal Nihil

Page 87: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

73

Lampiran 14. Data Pemeriksaan Parasit Pada Komoditas Perikanan Konsumsi (lanjutan)

No. Tanggal Nama Ikan Gejala Klinis Parasit yang Ditemukan

34 22-Jan-15 Fry Epinephelus sp. Normal Trichodina sp. 35 Chanos chanos Normal Brooklynella sp. 36 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 37 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 38 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 39 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 40 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 41 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 42 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 43 23-Jan-15 Panulirus sp. kaki jalan patah Nihil 44 Epinephelus sp. mulut haemoragic Diplectanum sp. 45 Epinephelus sp. sirip geripis Nihil 46 Epinephelus sp. pangkal ekor haemoragic Nihil 47 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 48 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 49 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 50 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 51 26-Jan-15 Fry Epinephelus sp. Normal Trichodina sp. 52 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 53 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 54 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 55 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 56 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 57 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 58 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 59 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 60 Fry Epinephelus sp. sirip ekor geripis Nihil 61 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 62 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 63 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 64 Fry Epinephelus sp. sirip ekor geripis Nihil 65 Panulirus sp. kaki jalan patah Octolasmis sp.

Page 88: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

74

Lampiran 14. Data Pemeriksaan Parasit Pada Komoditas Perikanan Konsumsi (lanjutan)

No. Tanggal Nama Ikan Gejala Klinis Parasit yang Ditemukan

66 27-Jan-15 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 67 Epinephelus sp. Normal Nihil 68 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 69 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 70 Chanos chanos Normal Nihil 71 Chanos chanos Normal Nihil 72 Chanos chanos Normal Nihil 73 Chanos chanos Normal Nihil 74 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 75 Chanos chanos Normal Nihil 76 Lutjanus sp. Normal Nihil 77 Chanos chanos Normal Nihil 78 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 79 Fry pampus argenteus Normal Nihil 80 Lutjanus sp. Normal Nihil 81 Lutjanus sp. Normal Nihil 82 Chanos chanos Normal Nihil 83 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 84 Lutjanus sp. Normal Nihil 85 28-Jan-15 Epinephelus sp. Sirip ekor geripis Diplectanum sp. 86 29-Jan-15 - - - 87 30-Jan-15 Chanos chanos Normal Nihil 88 02-Feb-15 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 89 Panulirus sp. Antenna patah Ascarophis sp. 90 03-Feb-15 - - - 91 04-Feb-15 Chanos chanos Normal Epistylis sp.

92 Panulirus sp. Antenna patah, kaki jalan patah Octolasmis sp.

93 Epinephelus sp. mulut haemoragic Nihil

94 05-Feb-15 Epinephelus sp. sirip geripis, mulut haemoragic Benedenia sp.

Page 89: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

75

Lampiran 14. Data Pemeriksaan Parasit Pada Komoditas Perikanan Konsumsi (lanjutan)

No. Tanggal Nama Ikan Gejala Klinis Parasit yang Ditemukan

95 06-Feb-16 Panulirus sp. Antenna patah, kaki jalan patah Nihil 96 Fry pampus argenteus Normal Nihil 97 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 98 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 99 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 100 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 101 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 102 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 103 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 104 Chanos chanos Normal Nihil 105 09-Feb-15 Epinephelus sp. Normal Trichodina sp. 106 10-Feb-15 Chanos chanos Normal Nihil 107 Chanos chanos Normal Nihil 108 Chanos chanos Normal Nihil 109 Chanos chanos Normal Nihil 110 Chanos chanos Normal Nihil 111 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 112 Fry Epinephelus sp. Normal Nihil 113 Chanos chanos Normal Nihil 114 Chanos chanos Normal Nihil 115 Chanos chanos Normal Nihil 116 Chanos chanos Normal Nihil 117 Trachinotus blochii Normal Nihil 118 Lutjanus sp. Normal Nihil 119 11-Feb-15 - - - 120 12-Feb-15 Panulirus sp. Normal Nihil 121 13-Feb-15 - - -

Page 90: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

76

Lampiran 15. Jenis dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada Departemen Kelautan dan Perikanan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 62 TAHUN 2002 TENTANG

TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Satuan Tarif

C. Jasa Pengujian di Laboratorium 1. Analisa Kualitas Air

a. Suhu b. Salinitas c. Warna d. DHL e. Kekeruhan/Kecerahan f. Residu Terlarut g. Padatan Tersuspensi h. pH i. Alkalinitas j. Oksigen Terlarut (DO) k. CO2

l. BOD m. COD p. Bahan Organik Total

1. Nitrogen Organik 2. Ammonia 3. Nitrite 4. Nitrate 5. Sulfida

2. Analisa Kualitas Tanah a. Takstur Tanah b. Redoks Potensial c. pH d. Bahan Organik Total e. Nitrogen f. Phosphate g. Ammonia h. Logam Berat

3. Pengujian Hama dan Penyakit a. Hama b. Parasit c. Jamur d. Bakteri 4. Metode Biologi Molekuler

Per sampel Per sampel Per sampel Per sampel Per sampel Per sampel Per sampel Per sampel Per sampel Per sampel Per sampel Per sampel Per sampel

Per sampel Per sampel Per sampel Per sampel Per sampel

Per sampel Per sampel Per sampel Per sampel Per sampel Per sampel Per sampel Per sampel

Per pemeriksaan Per pemeriksaan Per pemeriksaan Per pemeriksaan

Per penyakit

Rp 1.000,00 Rp 5.000,00 Rp 1.000,00 Rp 1.000,00 Rp 1.000,00

Rp 10.000,00 Rp 2.500,00 Rp 1.000,00 Rp 1.500,00 Rp 2.500,00

Rp 20.000,00 Rp 2.500,00 Rp 2.500,00

Rp 30.000,00 Rp 30.000,00 Rp 30.000,00 Rp 30.000,00 Rp 30.000,00

Rp 20.000,00 Rp 2.000,00 Rp 2.000,00 Rp 8.000,00

Rp 10.000,00 Rp 8.000,00 Rp 4.500,00

Rp 35.000,00

Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00

Rp 150. 000,00

Page 91: PEMERIKSAAN PARASIT PADA KOMODITAS …repository.unair.ac.id/57583/2/PKL PK BP 126-16 Wig p.pdf · Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan parasit pada ... it is necessary to

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PKL PEMERIKSAAN PARASIT PADA...... DWI ADI WIGUNA

77

Lampiran 16. Sertifikat Kesehatan Ikan