pemeriksaan orthopedi

11
PEMERIKSAAN ORTHOPEDI PENDAHULUAN Tugas seorang dokter adalah seperti detektif yaitu untuk menemukan penyakit seseorang. Untuk dapat membuat diagnosis, maka seorang harus dapat melaksanakan pemeriksaan dengan baik. Dalam pembuatan status (catatan medik) parlu dicatat dengan baik hasil pemeriksaan dan kemudian menyimpulkan hasil pemeriksaan tersebut untuk menegakan diagnosis. Pemeriksaan terdiri atas : 1. Anamnesa 2. Pemeriksaan fisik 3. Pemeriksaan penunjang 4. Diagnosis 5. Diagnosis banding 6. Rencana terapi 7. Prognosis Hal ini penting agar catatan medik memiliki nilai, apabila diperlukan evaluasi dari hasil terapi serta melihat sejauh mana persoalan yang dihadapi dapat dilaksanakan penyelesaiannya. 1. A. ANAMNESIS Anamnesis terdiri dari Autoanamnesa dan Alloanamnesa. 1. Autoanamnesa Merupakan anamnesa yang diambil langsung dari pasien yang memiliki keluhan. Dicatat tanggal pengambilan anamnesa dari dan oleh siapa. Ditanyakan persoalan mengapa datang, untuk apa dan kapan dikeluhkan. Biarkan penderita bercerita tentang keluhan sejak awal dan apa yang dirasakan sebagai ketidakberesan, bagian apa dari anggota tubuhnya / lokalisasi perlu dipertegas sebab ada pengertian berbeda, misalnya “sakit di kaki”, yang dimaksud kaki oleh orang awam adalah anggota gearak bawah dan karenanya tanyakan bagian mana yang dimaksud, mungkin saja lututnya. Kemudian tanyakan gejala suatu penyakit atau beberapa penyakit yang serupa sebagai pembanding. Untuk dapat melakukan anamnesis yan demikian diperlukan pengetahuan yang luas tentang penyakit. Ada beberapa hal yang menyebabkan penderita datang untuk meminta pertolongan, 1. Sakit / nyeri 2. Kekakuan / kelemahan. 3. Kelainan bentuk / pembengkokan.

Upload: auliarahman

Post on 20-Jan-2016

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PEMERIKSAAN ORTHOPEDI

TRANSCRIPT

Page 1: PEMERIKSAAN ORTHOPEDI

PEMERIKSAAN ORTHOPEDI

PENDAHULUAN

Tugas seorang dokter adalah seperti detektif yaitu untuk menemukan penyakit seseorang. Untuk

dapat membuat diagnosis, maka seorang harus dapat melaksanakan pemeriksaan dengan baik.

Dalam pembuatan status (catatan medik) parlu dicatat dengan baik hasil pemeriksaan dan

kemudian menyimpulkan hasil pemeriksaan tersebut untuk menegakan diagnosis.

Pemeriksaan terdiri atas :

1. Anamnesa

2. Pemeriksaan fisik

3. Pemeriksaan penunjang

4. Diagnosis

5. Diagnosis banding

6. Rencana terapi

7. Prognosis

Hal ini penting agar catatan medik memiliki nilai, apabila diperlukan evaluasi dari hasil terapi

serta melihat sejauh mana persoalan yang dihadapi dapat dilaksanakan penyelesaiannya.

1. A. ANAMNESIS

Anamnesis terdiri dari Autoanamnesa dan Alloanamnesa.

1. Autoanamnesa

Merupakan anamnesa yang diambil langsung dari pasien yang memiliki keluhan. Dicatat tanggal

pengambilan anamnesa dari dan oleh siapa. Ditanyakan persoalan mengapa datang, untuk apa

dan kapan dikeluhkan. Biarkan penderita bercerita tentang keluhan sejak awal dan apa yang

dirasakan sebagai ketidakberesan, bagian apa dari anggota tubuhnya / lokalisasi perlu dipertegas

sebab ada pengertian berbeda, misalnya “sakit di kaki”, yang dimaksud kaki oleh orang awam

adalah anggota gearak bawah dan karenanya tanyakan bagian mana yang dimaksud, mungkin

saja lututnya.

Kemudian tanyakan gejala suatu penyakit atau beberapa penyakit yang serupa sebagai

pembanding. Untuk dapat melakukan anamnesis yan demikian diperlukan pengetahuan yang luas

tentang penyakit.

Ada beberapa hal yang menyebabkan penderita datang untuk meminta pertolongan,

1. Sakit / nyeri

2. Kekakuan / kelemahan.

3. Kelainan bentuk / pembengkokan.

Page 2: PEMERIKSAAN ORTHOPEDI

1. Sakit / nyeri

Sifat dari sakit / nyeri

Lokasi setempat / meluas / menjalar.

Apa ada penyebabnya. Misalnya Trauma.

Sejak kapan dan apakah sudah pernah mendapat pertolongan.

Bagaimana sifatnya ; pegel / seperti ditusuk – tusuk / rasa panas / ditarik – tarik.

Intensitasnya ; terus – menerus / hanya waktu bergerak / waktu istirahat, dst.

Apakah keluhan ini untuk pertama kali atau sering hilanh timbul

1. Kekakuan / kelemahan.

Kekakuan ; Pada umumnya mengenai persendian. Apakah hanya kaku atau disertai nyeri

sehingga pergerakan terganggu.

Kelemahan ; Apakah yang dimaksud dengan Instability atau kekuatan otot menurun / melemah /

kelumpuhan.

1. Kelainan bentuk / pembengkokan

Angulasi / rotasi / discrepancy (pemendekan / selisih panjang).

Benjolan atau karena ada pembengkakan.

Dari hasil anamnesa yang baik secara aktif oleh penderita maupun aktif (ditanya oleh pemeriksa)

dipikirkan kemungkinan yang diderita oleh pasien, sehingga apa yang didapat dari anamnesis

dapat dicocokan pada pemeriksaan fisik kemudian.

1. Alloanamnesa

Pada dasarnya sama dengan autoanamnesa, tetapi alloanamnesa didapat dari orang lain selain

penderita. Hal ini penting bila berhubungan dengan anak kecil / bayi, orang tua yang sudah mulai

demensia (pikun) atau penderita yang tidak sadar / sakit jiwa.

1. B. PEMERIKSAAN FISIK

Dibagi menjadi dua, yaitu ;

1. Pemeriksaan umum (Status Generalisata).

2. Pemeriksaan setempat (Status Lokalis).

1. Pemeriksaan Umum (Status Generalisata)

Perlu menyebutkan ;

1. Keadaan umum (KU) ; baik / buruk

Page 3: PEMERIKSAAN ORTHOPEDI

Yang dicatat adalah tanda – tanda vital, yaitu :

Kesadaran penderita ; compos mentis / delirium / soporus / coma.

Kesakitan

Tanda vital ; tensi, nadi, pernafasan dan suhu.

1. Periksa dari mulai kepala, leher, dada (thorax), perut (abdomen ; hati, lien), kelenjar

getah bening serta kelamin.

2. Ekstremitas atas dan bawah serta punggung (tulang belakang).

1. Pemeriksaan Setempat (Status Lokalis)

Harus dipertimbangkan keadaan proksimal serta bagian distal dari anggota tubuh terutama

mengenai status neurovaskuler. Pada pemeriksaan orthopedi / musculoskeletal yang penting

adalah (appley) :

1. Look (Inspeksi)

2. Feel (Palpasi)

3. Move ( pergerakan, terutama mengenai lingkup gerak)

Disamping gerak perlu dilakukan pengukuran bagian yang penting untuk membuat kesimpulan

kelainan, apakah suatu pembengkakan atau atrofi, serta melihat adanya selisih panjang

(discrepancy).

1. Look (Inspeksi)

Perhatikan apa yang dapat dilihat, antara lain :

Sikatrik (jaringan parut, baik yang alamiah maupun yang buatan (bekas pembedahan))

Café au lait spot (birth mark)

Fistulae

Warna (kemerahan / kebiruan (livide) / hiperpigmentasi)

Benjolan / pembengkakan / cekukan dengan hal – hal yang tidak biasa, misalnya adanya

rambut diatasnya, dst.

Posisi serta bentuk dari ekstremitas (deformitas).

Jalan pasien (gait, waktu masuk kamar periksa)

1. Feel ( Palpasi)

Pada waktu ingin palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki agar dimulai dari posisi

netral / posisi anatomi. Pada dasarnya ini merupakan pemeriksaan yang memberikan informasi

dua arah, baik bagi pemeriksa maupun bagi penderita. Karena itu perlu selalu diperhatikan wajah

penderita atau menanyakan perasaan penderita.

Yang dicatat adalah :

Page 4: PEMERIKSAAN ORTHOPEDI

Perubahan suhu terhadap sekitarnya serta kelembaban kulit.

Apabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau hanya oedema, terutama

daerah persendian.

Nyeri tekan (tenderness), krepitasi, catat letak kelainannya (1/3 proksimal / medial /

distal)

Otot, tonus pada waktu relaksasi atau kontraksi.

Benjolan yang terdapat dipermukaan tulang atau melekat pada tulang.

Sifat benjolan perlu dideskripsikan permukaannya, konsistensinya dan pergerakan

terhadap permukaan atau dasar, nyeri atau tidak dan ukurannya.

1. Move / Gerak

Setelah memeriksa feel, pemeriksaan diteruskan dengan menggerakan anggota gerak dan dicatat

apakah terdapat keluhan nyeri pada pergerakan. Pada pemeriksaan Move, periksalah bagian

tubuh yang normal terlebih dahulu, selain untuk mendapatkan kooperasi dari penderita, juga

untuk mengetahui gerakan normal penderita.

Apabila ada fraktur, tentunya akan terdapat gerakan yang abnormal didaerah fraktur

(kecuali fraktur incomplete).

Gerakan sendi dicatat dengan ukuran derajat gerakan dari tiap arah pergerakan, mulai

dari titik 0 (posisi netral) atau dengan ukuran metric. Pencatatan ini penting untuk

mengetahui apakah ada gangguan gerak.

Kekakuan sendi disebut ankylosis dan hal ini dapat disebabkan oleh factor intraarticuler

atau ekstraarticuler.

Pergerakan yang perlu dilihat adalah gerakan aktif (apabila penderita sendiri yang

menggerakan karena disuruh oleh pemeriksa) dan gerak pasif (bila pemeriksa yang

menggerakan).

Selain pencatatan pemeriksaan penting untuk mengetahui gangguan gerak, hal ini juga penting

untuk melihat kemajuan / kemunduran pengobatan.

Dibedakan istilah Contraction dan Contracture. Contraction adalah apabila perubahan fisiologis

dan contracture adalah apabila sudah ada perubahan anatomis.

Pada pemeriksaan selain penderita duduk atau berbaring, juga perlu dilihat waktu berdiri dan

berjalan. Pada pemeriksaan jalan, perlu dinilai untuk mengetahui apakah adanya pincang atau

tidak. Pincang dapat disebabkan oleh karena instability, nyeri, discrepancy atau fixed deformity.

v Anggota Gerak Atas

1. Sendi Bahu

Merupakan sendi yang bergerak seperti bumi (Global Joint). Ada beberapa sendi yang

mempengaruhi gerak sendi bahu, yaitu :

Gerak tulang belakang

Page 5: PEMERIKSAAN ORTHOPEDI

Gerak sendi stenoclavicula

Gerak sendi acromioclavicula

Gerak sendi gleno humeral

Gerak sendi scapulo thoracal (floating joint)

Karena gerakan tersebut sukar untuk di isolasi satu persatu, maka sebaiknya gerakan diperiksa

bersamaan kanan dan kiri. Pemeriksa berdiri dibelakang pasien, kecuali untuk eksorotasi atau

bila penderita berbaring, maka pemeriksa ada disamping pasien.

1. Sendi Siku

Gerak flexi ekstensi adalah gerakan ulna humeral (olecranon terhadap humerus).

Gerak pronasi dan supinasi adalah gerakan dari antebrachii dengan sumbu ulna. Hal ini

diperiksa pada posisi siku 90˚ untuk menghindari gerak rotasi dari sendi bahu.

1. Sendi Pergelangan Tangan

Untuk memeriksa pergerakan ini, perlu dilakukan fixasi dan gerakan bagian lain kaki

dengan memegang tumit dan dilakukan flexi (plantar flexi) dan extensi (dorso flexi).

Abduksi dan adduksi merupakan sebagian gerakan subtalar (Talo calcaneal).

Inversi dan eversi merupakan gerakan seperti supinasi dan pronasi dan merupakan

gerakan dari kaki / tarsalia, sedangkan jari – jari kaki seperti juga gerakan jari tangan

(MTP, PIP, DIP)

1. Tulang Belakang

Bagian yang cukup mobile adalah daerah leher dan pinggang. Pencatatan rotasi mungkin masih

mudah dicatat dengan derajat, tetapi flexi extensi biasanya selain dengan derajat, dicatat dengan

metric jarak dari dua titik tertentu. Pertambahan panjang ukuran metric pada waktu bergerak

flexi atau extensi dari dua titik yang prominen, atau garis yang menghubungkan kanan dan kiri

yang memotong garis tegak pada ketinggian tertentu.

Ukuran panjang dengan lingkaran (diameter) ekstremitas perlu diukur.

1. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Sebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah pencitraan menggunakan sinar roentgen

(X-ray). Untuk mendapatkan gambaran 3 dimensi keadaan dan kedudukan tulang sulit, oleh

karena itu minimal diperlukan 2 proyeksi tambahan (khusus) atas indikasi khusus untuk

memperlihatkan patologi yang dicari, karena adanya superposisi. Perlu disadari bahwa

permintaan X-ray harus atas dasar indikasi kegunaan pemeriksaan penunjang tersebut dan

hasilnya dibaca sesuai dengan permintaan, misalnya :

1.

Page 6: PEMERIKSAAN ORTHOPEDI

o Untuk fraktur baru, indikasi X-ray adalah untuk melihat jenis dan kedudukan

fraktur dan karenanya perlu tampak seluruh bagian tulang (kedua ujung

persendian) karena kemungkinan terjadinya fraktur dan dislokasi pada jenis

fraktur tertentu, seperti :

ü Monteggeia

ü Galeazzi

ü Fraktur segmental femur dengan atau tanpa dislokasi sendi panggul yan sering meleset

diagnosisnya karena discrepancy yang terjadi bukan saja oleh frakturnya melainkan juga karena

adanya dislokasi.

Kelainan tulang belakang, karena adanya super imposed dari iga dan sendi bahu seperti darah

cervico-thoracal atau pada fraktur acetabulum diperlukan proyeksi oblique.

Hal yang perlu dibaca pada X-ray adalah :

1.

o Bayangan jaringan lunak

o Tipis tebalnya cortex sebagai akibat reaksi periost atau karena akibat biomekanik

(Wolff’s Law) atau rotasi.

o Trabukulasi ada tidaknya rare fraction.

o Sela sendi serta bentuk arsitektur sendi.

Selain foto polos X-ray (plane X-ray) mungkin perlu teknik khusus :

Tomografi

Tomografi telah berkembang lebih maju dengan adanya CT (Computerised Tomografy) yang

dapat membuat selain potongan longitudinal juga potongan tranversal / axial.

Atau dengan contrast, seperti :

o Myelografy

o Arthrografy

o Fistulografy

o Scintigrafy menggunakan radioisotope untuk mengetahui penyebaran

(metastasis).

o MRI / NMR (Magnectic Resonance Imaging atau Nuclear Magnectic Resonance)

Pemeriksaan penunjang lainnya adalah untuk mengetahui tempat berapa jauh dari patologi

musculo skeletal diakibatkan / mengakibatkan gangguan saraf, yaitu pemeriksaan :

EEG

EMG

MMT

Page 7: PEMERIKSAAN ORTHOPEDI

Untuk membedakan kekuatan otot (0 – 5) dan sensoris / sensible deficit dengan pemeriksaan

neurologist yang baik.

Biofeedback terhadap response stimulasi walaupun klinis secara kasar dapat dibedakan antara

kelainan :

UMN

LMN

Pemeriksaan laboratorium penunjang lainnya adalah :

Pemeriksaan darah rutin untuk mengetahui keadaan umum, infeksi akut / menahun.

Atas indikasi tertentu, diperlukan pemeriksaan :

ü Kimia darah

ü Reaksi imunologi

ü Fungsi hati / ginjal

Bahkan kalau perlu dilakukan pemeriksaan Bone Marrow

Pemeriksaan urin rutin (+Esbach, Bence jones)

Pemeriksaan micro organism kultur dan sensitivity test.

PEMERIKSAAN ORTHOPEDI PADA BAYI

(ORTHOPEDIC CHECK LIST)

Tujuan pemeriksaan orthopedic check list ini adalah :

Menemukan kalainan bawaan sedini mungkin

Penanganan dan perencanaan terapi yang memerlukan tindakan segera dan lama (sampai

selesai pertumbuhan ± 16 – 17 tahun), serta berencana.

Genetic councelling untuk menyatakan apakah keadaan kelainan tersebut dominant atau

resesive / mutasi atau herediter.

Dalam kaitan kemungkinan mempunyai anak berikutnya.

Apabila dapat dideteksi dini, maka banyak kelainan bawaan yang memberi akibat buruk di usia

lanjut dapat dihindari, seperti misalnya CTEV atau apada keturunannya seperti muscular distrofi

progressive. Dalam kata lain, pencegahan kelainan bentuk pada keadaan dewasa terletak pada

perbaikan, pengaturan perkembangan anak secara baik.

Untuk dapat mengenal keadaan abnormal, penting mengetahui apa yang disebut “dalam batas

normal”, sehingga apabila dalam pemeriksaan diragukan normal atau tidak, pemeriksaan perlu di

Page 8: PEMERIKSAAN ORTHOPEDI

ulang pada jangka waktu tertentu secara periodic. Hal ini disebabkan karena definisi kelainan

bawaan adalah “kelainan bentuk dan fungsi yang didapat sejak lahir” (Salter).

Orthopedic Check List

Untuk dapat membuat diagnosis perlu

A.Anamnesa yang baik

B. Pemeriksaan fisik : look – feel – move (Appley)

C. Pemeriksaan penunjang, terutama X-ray / Laboratorium lainnya.

Disebut orthopedic checc list, karena pemeriksaan dilakukan secara teratur dari cranial turun ke

kaudal, dimulai dari kepala sampai ujing jari kaki, untuk mencari kelainan musculo skeletal.

1. Anamnesa

Keadaan kehamilan ibu (masa dalm kandungan)

Riwayat persalinan

Langsung menangis atau tidak

Berat badan dan panjang badan

Adanya riwayat penyakit yang menurun, baik dari pihak ayah atau ibu (pedigree / silsilah

/ keturunan)

Perkembangan anak.

1. Pemeriksaan Fisik

1. Look

Memperlihatkan keadaan anatomi, perhatikan anak dalm posisi pasif, bayi tiduran telanjang

dimeja operasi, dilihat mulai dari kepala sampai dengan anggota bawah (kaki).

1. Kepala

Mata : juling, biru (blue sclerae)

Mulut : terbelah (schiziis), terbuka (open bite / menganga).

Bentuk / perbandingan kepala – badan : kecil (microcephal), besar (macrocephal).

1. Leher

Bayi yang batu lahir, yang tiduran telentang, tak terlihat leher bagian depan, oleh karena itu tidak

banyak dapat dilihat kecuali memperhatikan posisi kepala.

c. Anggota gerak atas

Perlu diperhatikan lengkap atau tidak, bentuk dan gerakannya.

Page 9: PEMERIKSAAN ORTHOPEDI

d. Anggota gerak bawah

Juga seperti anggota gerak atas, lihat juga perbedaan panjang dan bentuk serta gerakan – gerakan

aktif. Adakah perbedaan kulit antara sisi kanan dan kiri, bila terdapat selisih panjang.

e. Bagian punggung, dilihat ketika pasien dibalik.

1. Feel

Diperiksa sekaligus untuk melihat fungsi. Raba benjolan yang ada.

1. Move

1. Kepala

Periksa apakah ubun – ubun masih terbuka (pada microcephal, ubun – ubun cepat menutup.

1. Lehar

Kalau melihat posisi kepala terpaku, (fixed) pada sutu jurusan, maka perlu dilihat dan

diperhatikan apakah betul gerakannya terhambat.

Apabila tampak pendek dan gerakan terbatas, maka perhatian khusus pada pemeriksaan otot

sternocleidomastoideus. Untuk itu, maka bayi diangkat dengan mengangkat punggung, sehingga

kepala menengadah.

Perhatikan kembali kelainan yang tampak, benjolan yang fusiform di otot

sternocleidomastoideus disebut spindle like tumor. Selain itu raba ketegangan otot, kemudian

gerakan kepala ke kanan, kekiri dan rotasi. Kelainan yang ada didaerah ini pada umumnya perlu

diperkirakan untuk diagnosis banding dari keadaan leher pendek (brevii collis).

c. Anggota gerak atas

Dimiulai dengan meraba daerah klavicula

1. Absen klavicula (agenesis / aplasia clavicula)

2. Craniocleido disostosis

3. Fraktur klavicula

4. Bahu biasanya tak banyak kelainan, kecuali bila ada kelumpuhan.

5. Siku

Bayi baru lahir biasanya posisi siku flexi, akibat kedudukan dalam rahim (foetal position),

sehingga ekstensi tak pernah maksimal, tetapi pronasi dan supinasi dapat penuh.

1. Antebrachii (lengan bawah)

Page 10: PEMERIKSAAN ORTHOPEDI

Kelainan yang tampak adalah keadaan aplasia atau displasia dari radius, sehingga tampak

tangan deviasi kearah radius, tau disebut radial club hand, yaitu suatu inkomplite / partial

amputasi, agenesis / aplasia tulang radius sebagian atau keseluruhan.

Madellung Deformity, adalah suatu keadaan congenital dislokasi sendi radioulnar distal.

1. Tangan

Palydactyli

Syndactyli

X-ray

Yang penting pada pemeriksaan tangan adalah memperhatikan ibu jari yang pada waktu

jari – jari di ekstensi selalu dalam keadaan fleksi, perlu dicoba untuk ekstensi.

d. Tulang Belakang

Untuk memeriksa tulang belakang, bayi perlu dibalik, caranya adalah dengan memegang leher

bayi dari depan dan dibalik, dimana kedua anggota gerak bawah disisi radius atau ulna lengan

bawah pemeriksa.

Pemeriksan :

1. Look

Letak scapula / leher pendek

Apakah tulang belakang lurus

Benjolan

Daerah hiperpigmentasi, café au lait spot

Daerah berambut

1. Feel

Raba kelainan yang ada.

1. Move

Gerakan tulang belakang.

Untuk mengetahui keadaan tulang belakang, perlu X-ray untuk dapat melihat anatomi tulang

belakang lebih jelas.

e. Anggota Gerak Bawah

Pada waktu bayi telungkup (prone) sekaligus perhatikan keadaan sendi panggul dengan

memperhatikan daerah :

Bokong dan perineum (simetri / jarak melebar)

Page 11: PEMERIKSAAN ORTHOPEDI

Lipatan kulit paha.

Panjang kedua ekstremitas

1. Panggul

Diperiksa bersama kanan dan kiri untuk membandingkan gerak kanan dan kiri dengan

memegang paha bayi.

1. Paha

2. Lutut

Seperti pada siku, posisi normal adalah flexi dan tidak bisa ekstensi maksimal.

1. Cruris

Perhatikan,

Lipatan kulit

Tungkai bawah

Perlu pembuatan X-ray

1. Pergelangan kaki

Kelainan congenital yang sering ditemukan di Indonesia adalah

CTEV (Congenital Talipes Equino Varus)

Kelainan pada posisi lainnya, seperti

ü Calcaneus foot

ü Planovalgus

ü Ibu jari kaki yang varus disebut pigeon toe.

Demikianlah pemeriksaan orthopedic check list yang perlu dilakukan pada pemeriksaan

musculoskeletal bayi dan anak kelainan bawaan, trauma kelahiran atau kelainan akibat

perkembangan anak secara dini dan kemudian dapt merencanakan tindakan yang diperlukan

dengan baik untuk mendapatkan keadaan dewasa yang baik.