pemeriksaan hidung dan sinus paranasalis

2
PEMERIKSAAN HIDUNG DAN SINUS PARANASALIS Pemeriksaan hidung diawali dengan melakukan inspeksi dan palpasi hidungbagian luar dan daerah sekitarnya. Inspeksi dilakukan dengan mengamati adatidaknya kelainan bentuk hidung, tanda-tanda infeksi dan sekret yang keluardari rongga hidung. Palpasi dilakukan dengan penekanan jari-jari telunjuk mulaidari pangkal hidung sampai apeks untuk mengetahui ada tidaknya nyeri, massatumor atau tanda-tanda krepitasi.Pemeriksaan rongga hidung dilakukan melalui lubang hidung yang disebutdengan Rhinoskopi anterior dan yang melalui rongga mulut denganmenggunakan cermin nasofaring yang disebut dengan Rhinoskopi posterior . Rhinoskopi anterior RA dilakukan dengan menggunakan speculum hidung yang disesuaikan denganbesarnya lubang hidung. Spekulum hidung dipegang dengan tangan yangdominant. Spekulum digenggam sedemikian rupa sehingga tangkai bawahdapat digerakkan bebas dengan menggunakan jari tengah, jari manis dan jarikelingking. Jari telunjuk digunakan sebagai fiksasi disekitar hidung. Lidahspeculum dimasukkan dengan hati-hati dan dalam keadaan tertutup ke dalamrongga hidung. Di dalam rongga hidung lidah speculum dibuka. Janganmemasukkan lidah speculum terlalu dalam atau membuka lidah speculumterlalu lebar. Pada saat mengeluarkan lidah speculum dari rongga hidung , lidahspeculum dirapatkan tetapi tidak terlalu rapat untuk menghindari terjepitnyabulu-bulu hidung.Amati struktur yang terdapat di dalam rongga hidung mulai dari dasar ronggahidung, konka- konka, meatus dan septum nasi. Perhatikan warna danpermukaan mukosa rongga hidung, ada tidaknya massa , benda asing dan secret. Struktur yang terlihat pertama kali adalah konka inferior . Bila inginmelihat konka medius dan superior pasien diminta untuk tengadahkan kepala.Pada pemeriksaan RA dapat pula dinilai Fenomena Palatum Molle yaitupergerakan palatum molle pada saat pasien diminta untuk mengucapkan huruf“ i “. Pada waktu melakukan penilaian fenomena palatum molle usahakan agararah pandang mata sejajar dengan dasar rongga hidung bagian belakang.Pandangan mata tertuju pada daerah nasofaring sambil mengamati turunnaiknya palatum molle pada saat pasien mengucapkan huruf “ i ” . FenomenaPalatum Molle akan negatif bila terdapat massa di dalam rongga nasofaringyang menghalangi

Upload: dhodo-bocah-datebayo

Post on 09-Feb-2016

24 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Hidung Dan Sinus Paranasalis

  PEMERIKSAAN HIDUNG DAN SINUS PARANASALISPemeriksaan hidung diawali dengan melakukan inspeksi dan palpasi hidungbagian luar dan daerah sekitarnya. Inspeksi dilakukan dengan mengamati adatidaknya kelainan bentuk hidung, tanda-tanda infeksi dan sekret yang keluardari rongga hidung. Palpasi dilakukan dengan penekanan jari-jari telunjuk mulaidari pangkal hidung sampai apeks untuk mengetahui ada tidaknya nyeri, massatumor atau tanda-tanda krepitasi.Pemeriksaan rongga hidung dilakukan melalui lubang hidung yang disebutdengan Rhinoskopi anterior dan yang melalui rongga mulut denganmenggunakan cermin nasofaring yang disebut dengan Rhinoskopi posterior .Rhinoskopi anteriorRA dilakukan dengan menggunakan speculum hidung yang disesuaikan denganbesarnya lubang hidung. Spekulum hidung dipegang dengan tangan yangdominant. Spekulum digenggam sedemikian rupa sehingga tangkai bawahdapat digerakkan bebas dengan menggunakan jari tengah, jari manis dan jarikelingking. Jari telunjuk digunakan sebagai fiksasi disekitar hidung. Lidahspeculum dimasukkan dengan hati-hati dan dalam keadaan tertutup ke dalamrongga hidung. Di dalam rongga hidung lidah speculum dibuka. Janganmemasukkan lidah speculum terlalu dalam atau membuka lidah speculumterlalu lebar. Pada saat mengeluarkan lidah speculum dari rongga hidung , lidahspeculum dirapatkan tetapi tidak terlalu rapat untuk menghindari terjepitnyabulu-bulu hidung.Amati struktur yang terdapat di dalam rongga hidung mulai dari dasar ronggahidung, konka-konka, meatus dan septum nasi. Perhatikan warna danpermukaan mukosa rongga hidung, ada tidaknya massa , benda asing dan  secret. Struktur yang terlihat pertama kali adalah konka inferior . Bila inginmelihat konka medius dan superior pasien diminta untuk tengadahkan kepala.Pada pemeriksaan RA dapat pula dinilai Fenomena Palatum Molle yaitupergerakan palatum molle pada saat pasien diminta untuk mengucapkan huruf“ i “. Pada waktu melakukan penilaian fenomena palatum molle usahakan agararah pandang mata sejajar dengan dasar rongga hidung bagian belakang.Pandangan mata tertuju pada daerah nasofaring sambil mengamati turunnaiknya palatum molle pada saat pasien mengucapkan huruf “ i ” . FenomenaPalatum Molle akan negatif bila terdapat massa di dalam rongga nasofaringyang menghalangi pergerakan palatum molle, atau terdapat kelumpuhan otot-otot levator dan tensor velli palatini.Bila rongga hidung sulit diamati oleh adanya edema mukosa dapat digunakantampon kapas efedrin yang dicampur dengan lidokain yang dimasukkan kedalam rongga hidung untuk mengurangi edema mukosa.Rhinoskopi posteriorPasien diminta untuk membuka mulut tanpa mengeluarkan lidah, 1/3 dorsallidah ditekan dengan menggunakan spatel lidah. Jangan melakukan penekanyang terlalu keras pada lidah atau memasukkan spatel terlalu jauh hinggamengenai dinding faring oleh karena hal ini dapat merangsang refleks muntah.Cermin nasofaring yang sebelumnya telah dilidah apikan, dimasukkan kebelakang rongga mulut dengan permukaan cermin menghadap ke atas.Diusahakan agar cermin tidak menyentung dinding dorsal faring.. Perhatikanstruktur rongga nasofaring yang terlihat pada cermin.Amati septum nasi bagian belakang, ujung belakang konka inferior, medius dansuperior, adenoid (pada anak), ada tidak secret yang mengalir melalui meatus.  Perhatikan pula struktur lateral rongga nasofaring : ostium tuba, torus tubarius,fossa RossenmulleriSelama melakukan pemeriksaan pasien diminta tenang dan tetap

Page 2: Pemeriksaan Hidung Dan Sinus Paranasalis

bernapasmelalui hidung. Pada penderita yang sangat sensitif, dapat disemprotkananestesi lokal ke daerah faring sebelum dilakukan pemeriksaan