pemenuhan hak dan kewajiban istri perspektif fiqih...

105
PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH (KAJIAN SOSIOLOGI HUKUM) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam Oleh: Wasiyatul Khasanah Nim 211-14-006 JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Upload: others

Post on 18-Jul-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI

PERSPEKTIF FIQIH (KAJIAN SOSIOLOGI HUKUM)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:

Wasiyatul Khasanah

Nim 211-14-006

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

Page 2: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

i

PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI

PERSPEKTIF FIQIH (KAJIAN SOSIOLOGI HUKUM)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:

Wasiyatul Khasanah

Nim 211-14-006

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

Page 3: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

ii

Page 4: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

iii

Page 5: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

iv

Page 6: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

v

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Wasiyatul Khasanah

NIM : 21114006

Jurusan : Hukum Keluarga Islam

Fakultas : Syari’ah

Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI

PERSPEKTIF FIQIH (KAJIAN SOSIOLOGI HUKUM)

menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri,

bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang

terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Naskah skripsi ini diperkenankan untuk di publikasikan pada e-repository IAIN

SALATIGA.

Salatiga, 21 Agustus 2018

Yang menyatakan

Wasiyatul khasanah

NIM: 21114006

Page 7: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

vi

MOTTO

ثغى هللا انش ح انش حى

الحال ال قاح ال ثب هلل انعه انعظى

Yakin!

Insyallah bisa!

Allah adalah pemilik segala kehendak. cukup percaya padanya

dan lakukan yang terbaik. Jangan lupa untuk berharap akan

ridhonya agar mimpi dan cita-cita dapat terwujudkan.

Believe, and do it more.

Page 8: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

Jurusan Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah Institutut Agama Islam Negeri

Salatiga

Orang tua Bapak Afif Hidayat (Alm) dan Ibu Nur Sidah (Almh)

Kakak-kakak di rumah, Mas Najmudin, Mas Ghozali, Mas Subhan, Mbak Rowi,

Mb Aroh, Mz Ishak dan Adikku Sri Zaidah

Ibu Firyal Fatimah

Abah Ummi Pengasuh Asrama Balai Yatim Kalibeber

Page 9: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

viii

KATA PENGANTAR

ثغى هللا ا نش ح انش حى انحذ هلل انش ة انعبن

Puji syukur, dan terimakasih penulis sampaikan kepada Allah yang telah

melimpahkan rahmat dan kasih sayangnnya telah menuntun penulis sehingga bisa

menyelesaikan skripsi sesuai dengan yang diharapkan. Sholawat dan salam

semoga senantiasa terpanjatkan kepada baginda Rasulallah SAW yang menuntun

umat manusia dari zaman yang gelap jahiliyah kepada zaman yang terang

islamiah. Semoga kita senantiasa mendapatkan syafaatnya di dunia maupun di

akhirat nanti.

Skripsi dengan judul “Pemenuhan Hak dan Kewajiban Istri Perspektif

Fiqih (Kajian Sosiologi Hukum) ini ditulis sebagai tugas untuk memenuhi salah

satu syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Hukum di jurusan S1 Hukum

Keluarga Islam Fakultas Syariah Institutut Agama Islam Negeri Salatiga.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak akan

diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan

ketulusan dan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Pemerintah negara indonesia yang melalui program beasiswa bidik misinya

sehingga penulis bisa bertahan hingga semester akhir di IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. Rahmat hariyadi, M.Pd selaku rektor IAIN Salatiga

Page 10: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

ix

3. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag selaku dekan Fakultas Syariah dan jajaranya,

beliau sekaligus dosen pembimbing akademik yang sudah membimbing

penulis dalam perkuliahan di Jurusan Hukum Keluarga Islam

4. Bapak Sukron Mamun, selaku ketua jurusan dan Bapak Yusuf Khummaini

selaku sekretaris jurusan Hukum Keluarga Islam IAIN Salatiga.

5. Bapak Dr. Ilya Muhsin, S.H.I., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang

dengan kesabaran dan kebesaran hatinya, sangat tekun dan teliti memberikan

arahan serta bimbingannya dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Segenap dosen pengajar fakultas syariah, atas kuliah-kuliah dan nasehat

ilmunya yang telah diberikan.

7. Karyawan TU fakultas syariah IAIN salatiga yang dengan sabar melayani

penulis mengurus administrasi akademik.

8. Orang tua Bapak Afif Hidayat (Alm) dan Ibu Nur Sidah (Almh), Mas

Najmudin, Mas Ghozali, Mas Subhan, Mbak Rowi, Mb Aroh, Mz Ishak dan

dan adik Sri Zaidah yang telah memberikan segenap dukunganya baik materi

maupun immateril

9. Pengasuh mahad Putri IAIN Salatiga Bapak Ali Zamroni dan Ibu Imafaza

yang sudah berhasil membuat penulis betah di salatiga, dek Sultan dan kak

Aliya. Semoga bisa bertemu lagi di lain waktu.

10. Teman-teman yang sudah selalu saya repotkan, Kuni Africhani, Siti Aisyah,

Desi Wijianti, Iis Ari Sujiyanti, Siti Mubarillah Sarry. Terimakasih untuk

waktunya, semoga Allah membalas kebaikan kalian.

11. Dedek-dedek alumni Mahad Putri IAIN Salatiga, Wafa, Siska, Intan, Hamna,

Fitri, Eka, Ulil, Ika, Si Tiara, Nisak, Isna, Cepin Baiti, semuanya yang sudah

Page 11: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

x

mendukung dan menemani penulis kuliah di sini. Semoga mendapatkan

balasan kebaikan dari Allah, lancar kuliyahnya dan segera terkabul cita-

citanya.

12. Teman-teman angkatan 2014 yang telah bersama-sama berjuang. Mari

berproses dan sukses bersama.

13. Semua pihak yang munkin tidak dapat disebutkan atas bantuanya baik moriil

maupun materil yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam

penyelesaian skripsi ini.

Sangat di sadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Sehingga saran dan masukan senantiasa penulis nantikan. Semoga

skiprsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya.

Page 12: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

xi

ABSTRAK

Khasanah, Wasiyatul. 2018. Pemenuhan Hak dan Kewajiban Istri Perspektif

Fiqih (Kajian Sosiologi Hukum). Skripsi. Fakultas Syariah. Jurusan

Hukum Keluarga Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing Dr. Ilya Muhsin, S.H.I., M.Si.

Kata kunci : Hak dan Kewajiban, Fiqih.

Peneletian ini digunakan untuk mengetahui pandangan fiqih mengenai

pemenuhan hak dan kewajban suami istri di Desa Pacarmulyo Kec. Leksono Kab.

Wonosobo. Fokus penelitian ini ada dua. Pertama, mengetahui faktor yang

menyebabkan istri menjadi TKW di desa Pacarmulyo kec. Leksono kab.

Wonosobo. Kedua, mengetahui tinjauan fiqih terhadap pemenuhan hak dan

kewajiban suami istri keluarga TKW di desa Pacarmulyo kec. Leksono kab.

Wonosobo dengan kajian sosiologi hukum. Metode penelitian ini menggunakan

jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif. Subjek penelitian

adalah empat keluarga TKW di desa pacarmulyo kec. Leksono kab. Wonosobo.

Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan

dokumentasi terkait buku nikah.

Berdasarkan hasil penelitian ini penulis berkesimpulan bahwa faktor

yang menyebabkan istri menjadi TKW di desa pacarmulyo kec. Leksono kab.

Wonosobo ada lima yaitu, budaya masyarakat, terbatasnya lapangan pekerjaan,

terinspirasi kesuksesan pendahulu TKW, gaya hidup, dan peluang pekerjaan yang

tersedia di rumah tangga. Menurut perspektif fiqih pemenuhan hak dan kewajiban

suami istri keluarga TKW di desa Pacarmulyo kec. Leksono kab. Wonosobo

tersebut tidak bisa terlaksana sepenuhnya karena ketidakhadiran istri disamping

suami dengan menjadi TKW. Kepergian istri ke luar negeri tidak baik bagi

keluarga dan kepergianya bukan merupakan suatu keadaan yang memaksa atau

darurat sehingga menjadikan hukum kepergian istri menjadi TKW tersebut

menjadi makruh karena meski ia telah mendapatkan ijin dari suami ia tetap

meninggalkan kewajibanya sebagai seorang istri

Page 13: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN LOGO ................................................................................................ ii

NOTA PEMBIMBING .......................................................................................... iii

PENGESAHAN ..................................................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................................. v

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

ABSTRAK ............................................................................................................ xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5

D. Manfaat ............................................................................................ 6

E. Penegasan Istilah ............................................................................. 6

F. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 7

G. Metode Penelitian .......................................................................... 11

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan penelitian ............................ 11

Page 14: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

xiii

2. Lokasi dan Subjek Penelitian ................................................. 12

3. Sumber Data ........................................................................... 13

4. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 13

5. Analisis Data .......................................................................... 16

6. Sistematika Penulisan ............................................................. 17

BAB II HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI PERSPEKTIF FIQIH DAN

SOSIOLOGI HUKUM

A. Hak dan kewajiban perspektif fiqih ............................................... 19

1. Pengertian Perkawinan ............................................................. 19

2. Hukum Perkawinan .................................................................. 20

3. Rukun dan Syarat Perkawinan ................................................. 23

4. Hak dan Kewajiban Perkawinan .............................................. 25

B. Sosiologi hukum ............................................................................ 37

BAB III PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI DI DESA

PACARMULYO KEC. LEKSONO KAB. WONOSOBO

A. Profil Desa Pacarmulyo Kec. Leksono Kab. Wonosobo ............... 40

B. Profil dan Keadaan Keluarga TKW di Desa Pacarmulyo Kec.

Leksono Kab. Wonosobo .............................................................. 44

C. Faktor yang Menyebabkan Istri menjadi TKW di Desa Pacarmulyo

Kec. Leksono Kab. Wonosobo ...................................................... 50

1. Budaya masyarakat ................................................................. 50

Page 15: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

xiv

2. Semitnya lapangan pekerjaan .................................................. 52

3. Terinspirasi kesuksesan pendahulu TKW ............................... 53

4. Gaya hidup .............................................................................. 53

5. Peluang pekerjaan rumah tangga ................................................ 54

D. Pemenuhan Hak dan Kewajiban Istri Keluarga TKW di Desa

Pacarmulyo Kec. Leksono Kab. Wonosobo ................................. 55

1. Pemenuhan Hak dan Kewajiban Bersama .............................. 55

2. Pemenuhan Hak Istri terhadap Suami ...................................... 56

3. Pemenuhan Kewajiban Istri terhadap Hak Suami ..................... 60

BAB IV PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI DALAM

PERSPEKTIF FIQIH DAN SOSIOLOGI HUKUM

A. Pemenuhan Hak dan Kewajiban Istri Perspektif Fiqih ................. 63

B. Sosiologi Hukum ........................................................................... 75

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 77

B. Saran ............................................................................................... 78

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Dokumentasi penelitian .................................................................. 81

B. Biodata penulis .............................................................................. 84

Page 16: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

xv

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 85

DAFTAR TABEL

A. Tabel 1.1 Subjek Penelitian Keluarga TKW .................................. 13

B. Tabel 1.2 informan penelitian ........................................................ 15

C. Tabel 4.3 Hak dan Kewajiban Suami Istri Perspektif Fiqih........... 63

Page 17: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai mahluk ciptaanya yang paling sempurna adalah

wajib percaya dan beriman kepada allah. Sebagai bentuk manifestasi

keimanan tersebut hendaklah manusia taat dan menjalankan segala bentuk

perintah dan menjauhi semua laranganya. Perintah Allah kepada manusia

sebagai mahluknya adalah agar manusia beribadah kepada Allah, tolong

menolong, dan saling mengasihi antara yang satu dengan yang lain. Salah satu

bentuk kasih dan tolong menolong yang paling sempurna antara laki-laki dan

perempuan adalah melalui persatuan melalui ikatan pernikahan yang

merupakan ikatan suci paling sah menurut hukum positif maupun hukum

islam. Melalui pernikahan antara laki-laki dan perempuan dipersatukan dalam

sebuah ikatan suci yang halal dan berkah sebagai bentuk ibadah yang paling

lama yaitu sepanjang hidup.

Melalui pernikahan Allah bermaksud mengajarkan kepada manusia

bagaimana mewujudkan kedamaian dan ketentraman hidup serta

menumbuhkan rasa kasih sayang antara suami dan istri melalui firman-

firmanya dan pesan yang disampaikan oleh nabinya. Seperti yang

terfirmankan dalam Q.S. Ar-Rum ayat 21 yang artinya :

سح ح د كى ي خعم ث ب ا إن اخب نزغك فغكى أص ا خهق نكى ي أ آبر ي خ

Artinya, dan diantara tanda-tada kekuasaan-nya ialah dia menciptakan

pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan

Page 18: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

2

merasa tentra kepadanya, dan dia menjadikan diantaramu rasa kasih dn

sayang.

Allah memerintahkan hambanya untuk berbuat baik kepada sesama

manusia. Untuk itu, sebagai pasangan suami dan istri harus saling mengasihi,

berbagi, tolong menolong dan saling membantu dalam duka dan berbagi

dalam suka. Dengan saling percaya dan penuh kesadaran diri di antara suami

dan istri tersebut maka diharapkan dapat terwujudkan kelurga yang ideal.

Suami dan istri memiliki tanggungjawab bersama untuk membentuk

keluarga ideal, meski suami dan istri memiliki kedudukan dan kewajiban yang

berbeda. Sesuai dengan kodrat laki-laki sebagai pemimpin, suami menjadi

pemegang hak pemimpinn bagi keluarganya, yaitu istri dan anak-anaknya.

dalam firman Allah Q.S. An-Nisa ayat 34 yaitu:

م هللا ثعضى عهى ب فض عه انغبء ث اي خبل ق ى ثعض انش ان اي اي فق با ث

بحفظ هللا ت ث هحذ قزذ نهغ فبنص

Artinya, laki-laki suami itu pelindung bagi perempuan istri, karena Allah

telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain

(perempuan) dan karena mereka (laki-laki)telah memberikan nafkah dari

hartanya. Maka perempuan-perempuan yang shaleh adalah mereka yang

taat(kepada Allah) dan menjaga diri ketika suami tidak ada, karena Allah

telah menjaga merka.

Kaum laki-laki menjadi pemimpin bagi perempuan karena hakikatnya

kaum laki-laki mempunyai kelebihan atas kaum perempuan serta adanya

kewajiban laki-laki untuk memberi nafkah untuk keperluan keluarganya.

Suami memiliki beban dan tanggungjawab yang besar terhadap keluarganya,

sehingga sepatutnya seorang istri harus berlaku taat dan patuh kepada suami.

Page 19: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

3

Kepatuhan seorang istri kepada suaminya merupakan sebuah hak suami.

Sehingga seorang istri tidak boleh membangkang dan harus senantiasa taat

dan patuh, sesuai dengan perintah sabda Rasulallah yaitu :

ا غدذ ن ل الحذ يشد احذكى ا شأح ا عظى حق رغدذ يشد ان خب ي ب.نض عه

Artinya, andaikata aku menyuruh seseorang sujud kepada orang lain,

niscaya aku perintahkan perempuan bersujud kepada suaminya, karena

begitu besar haknya kepadanya (HR Abu Dawud, Tirmidzi Ibnu Madjah, dan

Ibnu Hubban).

Kewajiban taat kepada suami hanya dalam hal-hal yang dibenarkan

agama, bukan dalam hal kemaksiatan kepada Allah swt. Ketaatan dalam

beribadah dan yang makruf harus diikuti. Jika suami memerintahkan istri

untuk berbuat maksiat, maka ia harus menolaknya.

Seorang suami harus bersikap dan berperilaku yang santun kepada

istrinya, bahkan seorang suami harus bisa menjadi tauladan. Berperilaku yang

baik dan mengajarkan kepada hal-hal yang baik. Dengan perilaku tersebut

maka seorang istri akan menjadi lebih mudah untuk mengikuti suami dan taat

kepadanya. Dengan sikap yang santun dan lembut, menjadikan hati istri

tenang dan nyaman berada dekat dan mengikuti perintah suaminya. perilaku

suami yang lembut dan santun juga terdapat sesuai dengan firman Allah

dalam Q.S. An-Nisa ayat 19 yaitu:

عش ثبن ف عبشش

Artinya, dan bergaullah dengan mereka (istri) secara patut.

Islam sebagai agama rahmatal lilalamin, rahmat bagi seluruh alam

memang memiliki petunjuk dan pedoman hidup yang sangat besar bagi setiap

Page 20: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

4

manusia, mulai dari yang terkecil hingga yang terbesar. Sehingga kembali

kepada setiap manusia sendiri, untuk mengikuti petunjuk dari firmanya

tersebut atau ingkar dan meninggalkanya. Pedoman untuk merintis hidup

yang bahagia, keluarga yang ideal sudah ditunjukkan dalam firmanya Al-

Quran.

Manusia seringkali terbentur masalah dunia sehingga banyak yang

berpaling, dan memilih jalanya sendiri yang dianggap lebih baik dan lebih

mudah. Seperti pemilihan dalam peran keluarga. Seorang suami yang

seharusnya menjadi pemimpin dan bertanggungjawab dalam nafkah keluarga,

harus mengalah dengan keadaan dan menukar tanggungjawab tersebut dengan

istri yang seharusnya menerima nafkah. Hal demikian seringkali merupakan

pilihan istri sendiri. Kepergian istri tersebut bukan semata tanpa izin tapi

berdasarkan keputusan yang disetujui bersama keluarga dan suami pada

khususnya. Dari kepergianya tersebut mungkin tidak akan bisa pulang untuk

beberapa tahun, entah dua tahun ataupun puluhan tahun dengan meninggalkan

keluarga dirumah. Suami harus mengurus sendiri rumah tangganya dan

membesarkan serta mengasuh anak-anak.

Dengan kepergian istri yang meninggalkan suami dan keluarga

dirumah, kemudian menjadikan kedudukan dan tanggungjawab suami istri

yang tertukar. Tanggungjawab dan kedudukan suami istri yang seharunya

menimbulkan hak dan kewajiban bagi suami istri tersebut kemudian menjadi

tidak bisa terealisasi dengan baik karena terpisah oleh jarak dan watu.

Page 21: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

5

Berdasarkan permasalahan diatas, menjadi penting bagi penulis untuk

melakukan penelitian mengenai bagaimana pandangan fiqih terhadap

fenomena banyaknya istri yang menjadi TKW di Desa Pacarmulyo Kec.

Leksono Kab. Wonosobo dan menyebabkan para istri harus pergi

meninggalkan rumah. Untuk itulah, kemudian penulis bermaksud melakukan

penelitian skripsi dengan judul Pemenuhan Hak Dan Kewajiban Istri

Perspektif Fiqih (Kajian Sosiologi Hukum).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah faktor yang menyebabkan istri menjadi TKW di desa Pacarmulyo

kec. Leksono kab. Wonosobo?

2. Bagaimana tinjauan Fiqih terhadap pemenuhan hak dan kewajiban istri di

desa Pacarmulyo kec. Leksono kab. Wonosobo?

C. Tujuan

1. Mengetahui faktor yang menyebabkan istri menjadi TKW di desa

Pacarmulyo kec. Leksono kab. Wonosobo.

2. Mengetahui tinjauan Fiqih terhadap pemenuhan hak dan kewajiban istri di

desa Pacarmulyo kec. Leksono kab. Wonosobo.

D. Manfaat

Secara umum skripsi ini diharapkan dapat digunakan dan bermanfaat

bagi para pembaca antara lain yaitu:

1. Manfaat teoretis

Page 22: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

6

Secara teoretis skripsi ini diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai

sumber pengetahuan dan wawasan keilmuan mengenai kehidupan

keluarga istri TKW serta pemenuhan hak dan kewajibanya di kalangan

mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumya.

2. Manfaat praktis

Skripsi diharapkan dapat bermanfaat secara praktis di kalangan

masyarakat, untuk dapat dijadikan sebagai instrumen rujukan bagi upaya

pendukung usaha pemberdayaan masyarakat keluarga TKW khususnya

dan masyarakat pada umumnya. Skripsi ini juga dapat dimanfaatkan

untuk memperluas cakrawala dan pemikiran masyarakat, sehingga bisa

mengolah cara berpikir masyarakat dan mencegah penyimpangan-

penyimpangan pada kehidupan keluarga.

E. Penegsan Istilah

Untuk memberikan batasan teori terhadap penyusunan skripsi ini,

maka penulis memberikan batasan istilah/penegasan istilah berikut ini:

1. TKW

TKW adalah kependekan dari tenaga kerja wanita yang identik

dengan bekerja di luar negeri. TKW adalah Tenaga Kerja Indonesia

(TKI) yang berjenis kelamin perempuan. UU no 13 tahun 2004

menyebutkan bahwa TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang

memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja

untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Sehingga TKW yang

Page 23: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

7

dimaksud disini adalah tenaga kerja indonesia yang bekerja di luar negeri

dan berjenis kelamin perempuan dan sudah menikah.

2. Fiqih

Arti kata fiqih menurut bahasa arab adalah paham atau pengertian.

Menurut istilah, fiqih adalah ilmu untuk mengetahui hukum-hukum syara’

yang pada perbuatan anggota, diambil dari dali-dalilnya yang tafsili

(terinci). Fiqih diambil dari Al-Qur’an, sunnah, ijma dan qias (Sulaiman

Rasyid, 2012:12).

Yang dimaksud fiqih disini adalah ilmu fikih yang berkaitan

dengan hukum keluarga yaitu fikih munakahat

F. Tinjauan Pustaka

Beberapa penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan

penelitian penulis ini diantaranya adalah Skripsi yang ditulis oleh Asri dari

Universitas Islam Negeri Sultan Sarif Kasim Riau. Skripsi tersebut berjudul

Pelaksanaan Nafkah Suami yang Merantau dan Dampaknya Terhadap

Keutuhan Rumah Tangga Menurut Hokum Islam (Studi di Desa Tanjung

Kecamatan XIII Koto Kampar). Penelitian ini menggunakan tiga fokus

permasalahan. Fokus yang pertama yaitu, untuk mengetahui pelaksanaan

nafkah suami yang merantau. kedua, dampak suami yang merantau terhadap

keutuhan rumah tangga dan yang terakhir untuk mengetahui bagaimana

pandangan hukum Islam terhadap pelaksanaan nafkah suami yang merantau

di Desa Tanjung Kecamatan XIII Koto kampar/ Koto Kampar Hulu.

Page 24: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

8

Pelaksanaan nafkah suami yang merantau dan dampaknya terhadap

keutuhan rumah menurut hukum Islam yaitu nafkah tetap bisa dilaksanakan

oleh suami. Suami yang merantau bisa berdampak terhadap keutuhan rumah

tangga seperti istri yang ditelantarkan, dan rawan terjadinya perceraian. Selain

dampak negatif tersebut diatas kepergian suami merantau juga memiliki sisi

yang positif diantaranya ekonomi keluarga menjadi mapan, dan menambah

devisa Negara.

Oleh karena itu dengan melihat dampak yang ditimbulkan diatas,

maka suami yang merantau ke Malaysia seyogyanya harus izin istri dan

ridhonya, menjaga komunikasi yang lancar dengan keluarga sehingga istri

tidak terlantar, bisa mencegah terjadinya perceraian, serta kedudukan suami

sebagai pemimpin dalam keluarga tidak akan terabaikan. Kalau tidak

demikian suami hukumnya haram merantau ke Malaysia.

Penelitian tersebut memiliki ketarkaitan dengan penelitian yang

penulis lakukan yaitu tentang kepada pelaksanaan nafkah, yang merupakan

hak dan kewajiban suami. Namun penelitian ini masih memiliki perbedaan

dengan penelitian yang penulis lakukan karena fokus dari penelitian ini adalah

pelaksanaan nafkah suami yang merantau dengan didasarkan kepada hukum

islam, sehingga sangat berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan

karena fokus penelitian penulis kali ini lebih luas yaitu berfokus kepada hak

serta kewajiban suami istri yang tidak hanya didasarkan kepada hukum islam

tetapi juga perundang-undangan di Indonesia, yaitu KHI dan UU No 01

Tahun 1974.

Page 25: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

9

Selanjutnya, peneletian yang berkaitan dengan skripsi penulis adalah

penelitian yang dilakukan oleh Irfandhi Aripuddin dari IAIN Kendari dengan

judul Pemenuhan Nafkah Istri yang Suaminya di Penjara dan Implikasinya

terhadap Keharmonisan Rumah Tangga di Kota Kendari. Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif. Fokus permasalahan penelitian ini ada dua

yaitu, gambaran pemenuhan nafkah istri yang suaminya dipenjara di Rutan

Kelas IIA Kendari. Dan yang kedua, implikasi istri yang suaminya di penjara

terhadap keharmonisan rumah tangga di kota Kendari.

Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa Gambaran

pemenuhan nafkah istri yang suaminya dipenjara di kota Kendari dapat

terpenuhi nafkah lahirnya, akan tetapi tidak sepenuhnya dari suami karena

istri masih bekerja dengan dibantu oleh keluarganya sedangkan nafkah batin

terpenuhi, namun tidak sepenuhnya terlaksana karena masih ada beberapa

yang tidak dapat dipenuhi seperti kebutuhan biaya, pakaian, dan biologis.

Suami tidak dapat bekerja sehingga tidak memenuhi nafkah tersebut.

Kemudian pihak Rutan tidak memberikan fasilitas ruangan khusus untuk

kebutuhan biologis, sebab akan menimbulkan kesan yang buruk, baik dari

rutan maupun pandangan masyarakat. Kedua, bahwa implikasi istri yang

suaminya di penjara terhadap keharmonisan rumah tangga di kota Kendari

masih tetap terjalin dengan baik dan harmonis. Dikarenakan pada saat istri

mereka datang berkunjung atau membesuk suaminya, mereka saling

berpelukan, cipika-cipiki, bahkan suami mencium kening istrinya. Selain itu

adanya rasa percaya, setia dan sayang, serta saling memberikan dukungan dan

Page 26: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

10

motivasi bahkan menasehati adalah bentuk cintanya istri terhadap suaminya,

sehingga rumah tangga mereka tetap utuh, bahagia dan harmonis.

Penelitian tersebut memiliki ketarkaitan dengan penelitian yang

penulis lakukan yaitu tentang kepada pelaksanaan nafkah, yang merupakan

hak dan kewajiban suami. Namun penelitian ini masih memiliki perbedaan

dengan penelitian yang penulis lakukan karena fokus dari penelitian ini adalah

pemenuhan nafkah istri yang suaminya dipenjara dan bagaimana implikasinya

terhadap keharmonisan rumah tangga di kota kendari. Dengan rumusan

masalah tersebut, maka penelitian ini berbeda dengan penelitian yang akan

penulis lakukan karena fokus dari penelitian penulis adalah bukan suami yang

meninggalkan rumah akan tetapi kepada istri yang meninggalkan rumah yaitu

menjadi TKW.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Siti Alvin Nuril Bariroh

pada tahun 2015 dengan judul Pembentukan Keluarga Sakinah oleh

Pasangan Suami Istri dalam Hubungan Jarak Jauh di Desa Sukosari

Kunir Lumajang dari UIN Sunan Ampel Surabaya. Penelitian tersebut

berfokus kepada dua hal yaitu, pertama proses pembentuk keluarga sakinah

oleh pasangan suami istri dalam hubungan jarak jauh di desa Sukosari Kunir

Lumajang dan Nilai-nilai islam yang diterapkan oleh pasangan suami istri

dalam membentuk keluarga sakinah. Berdasarkan penelitian tersebut

diperoleh data bahwa pembentukan keluarga sakinah dimulai dari sebelum

pernikahan dengan melihat aspek spiritual dan aspek sosial. Aspek spiritual

yakni memilih calon pasangan, melaksanakan rukun dan syarat sah

Page 27: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

11

pernikahan serta memenuhi hak dan kewajiban dalam keluarga. Sedangkan

untuk aspek sosial yakni menjaga komunikasi, memegang komitmen, adanya

rasa saling percaya, keterbukaan, toleransi dan waspada serta memberikan

kejutan-kejutan kecil pada pasangan. Dalam penelitian tersebut nilai-nilai

islam yang diterapkan untuk membentuk keluarga sakinah yakni saling

menghormati dan menghargai antar pasangan, kejujuran, selalu bersyukur dan

bersabar, adanya musyawarah dalam penyelasian problem dan diterapkannya

keteladanan dalam keluarga.

Penelitian tersebut memiliki sedikit ketarkaitan dengan penelitian yang

penulis lakukan yaitu tentang pembentuk keluarga sakinah. Namun penelitian

ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan karena

penelitian ini masih sangat global, sehingga tidak hanya berfokus kepada

pemenuhan nafkah seperti yang penulis lakukan.

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif.

Penelitian dilakukan dengan datang langsung ke masyarakat dan melihat

secara langsung apa yang terjadi di lapangan. Melakukan interaksi, dekat

dengan informan, dan mengenal secara dekat dunia kehidupan mereka,

serta mengamati dan mengikuti alur kehidupan informan secara apa

adanya (wajar).

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif.

Pendekatan yuridis yaitu penelitian dengan melakukan pendekatan

Page 28: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

12

terhadap masalah yang diteliti dengan menggunakan aturan perundang-

undangan, yurisprudensi, dan aturan-aturan lain yang berlaku di indonesia

sebagai hukum positif. Sedangkan pendekatan normatif berarti

pendekatan terhadap masalah yang diteliti dengan berdasar kepada

norma-norma yang terkandung di dalam hukum islam yang relevan

dengan permasalahan tersebut.

2. Lokasi dan Subjek Penelitian

a. Lokasi penelitian

Tema dari penelitian penulis adalah keluarga TKW, sehingga

penulis memilih Lokasi penelitian yang berada di desa Pacarmulyo

kecamatan Leksono kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa Tengah.

Penulis memilih tempat ini karena di desa ini adalah desa yang

mayoritas warga masyarakatnya adalah buruh migran atau TKW.

b. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian skripsi ini adalah keluarga yang istrinya

menjadi TKW. Keluarga TKW yang peneliti ambil untuk wawancara

ada empat KK dan beberapa masyarakat sekitar yang mengetahui

keluarga subjek serta peranangkat desa setempat. Berikut data

narasumber dari penelitian ini:

Tabel 1.1 Subjek Penelitian Keluarga TKW

No

Nama Jumlah Anak Menjadi TKW

1 Murniasih dan Syafaat 1 6 tahun

Page 29: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

13

2 Dakwan dan Sundiyah 4 1 tahun

3 Tumini dan Romlan 2 2 tahun

4 Subanan dan Alwiyah 1 12 tahun

3. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh. Penulis

menggunakan dua sumber data yaitu sumber data primer dan sekunder.

Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari

lapangan tempat lokasi penelitian tentang informasi dari subjek

penelitian. Sedangkan sumber data sekunder yaitu sumber data yang

diperoleh oleh dari orang lain sebagai data pendukung untuk melengkapi

data yang penulis lakukan dari lapangan, sumber data tersebut anatara lain

didapat dari buku-buku atau hasil penelitian yang terkait dengan

penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan menggunakan

tiga metode, diantaranya yaitu :

a. Observasi

Observasi yaitu pengamatan dan penelitian yang sistematis

terhadap gejala yang diteliti (Sugiyono, 2012:145). Orang yang

melakukan observasi dan disebut sebagai observer bertugas melihat

objek dan kepekaan untuk mengungkap serta membaca permasalahan

dalam momen-momen tertentu dengan memisahkan antara yang

diperlukan dan yang tidak dipelukan (Joko Subagyo, 2004:63).

Page 30: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

14

Observasi dilakukan dengan observasi terbuka. Kehadiran peneliti

dalam menjalankan tugasnya di tengah-tengah kejadian narasumber

diketahui secara terbuka, sehingga antara informan dengan peneliti

terjadi hubungan atau interaksi yang wajar.

Observasi yang penulis lakukan adalah dengan mendatangi

langsung keluarga TKW dengan terlebih dahulu bertanya dan

mengumpulkan informasi dari para tetangga yang mengetahui tentang

kondisi keluarga TKW. Penulis melakukan pengamatan dan

mendalami karakter dari para keluarga tersebut sehingga penulis bisa

mengetahui dan mendalami karakter langsung dari para TKW

tersebut.

b. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi anatara dua orang,

melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari orang

lainya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaaan, berdasarkan

tujuan tertentu (Maslikhah, 2013 : 321). Untuk mendapatkan

informasi yang valid, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

dengan wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur

yaitu wawancara yang tidak dibatasi oleh waktu dan daftar urutan

pertanyaan, namun masih berpegang kepada pokok permasalahan

penelitian sehingga peneliti akan mendapat informasi yang

dibutuhkan untuk menyelsaikan penelitian.

Page 31: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

15

Berikut daftar informan penelitian skripsi yang penulis

lakukan antara lain:

Tabel 1.2 informan penelitian

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan rekam jejak penelitian yang

dilakukan, sehingga dapat membuktikan bahwa penelitian tersebut

benar-benar terjadi di lapangan. Sebagian besar data yang ditemukan

adalah berbentuk surat-surat, laporan, peraturan, catatan harian,

biografi, simbol dan data lain yang tersmpan (Rully Indrawan,

2014:139)

No Nama Usia Ket

1 Murniasih 32 Mantan TKW

2 Dakwan 36 Suami TKW

3 Tumini 38 Mantan TKW

4 Subanan 51 Suami TKW

5 Tukiyem 46 Mantan TKW

6 Istikharoh 34 Tetangga

7 Isrowiyatun 32 Tetangga

8

Bambang

sulistiyo

65 Kepala desa

9 Selawati 18 Anak TKW

10 Sundusiyah 35 Mantan TKW

Page 32: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

16

Adapun dokumen-dokumen yang penulis peroleh dari

peneletian ini atara lain buku nikah, foto-foto kegiatan wawancara

dan foto keluarga TKW.

5. Analisis Data

Peneliti menggunakan analisis data model Miles and Huberman

yaitu model interaktif. Analisis data tersebut dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

(Sugiyono, 2015:246) secara interaktif dan berlangsung secara terus

menerus sampai tuntas, sehingga diperoleh data sudah jenuh dan tidak

bisa lagi diolah. Dalam analisis ini terdapat tiga proses yaitu data

reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion

drawing/verification (penarikan kesimpulan/verifikasi).

Reduksi data (data reduction) yaitu proses pemilihan, pemusatan

pada penyederhanaan, abstraksi dan transformasi data kasar yang

diperoleh di lapangan. Penyajian data (Data display) yaitu deskripsi

kumpulan informasi tersusun yang memungkinkan untuk melakukan

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penarikan kesimpulan

atau verifikasi (conclusion drawing/verification) dari permulaan

pengumpulan data untuk mencari makna dari setiap gejala yang diperoleh

di lapangan mencatat keteraturan atau pola penjelasan dan konfigurasi

yang mungkin ada, alur aksualitas, dan proposisi (Salim, 2006:23).

6. Sistematika penulisan

Page 33: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

17

Dengan menyertakan sistematika penelitian, diharapkan pembaca

bisa memahami dengan mudah penelitian ini. Berikut penjelasannya :

Bab pertama adalah pendahuluan. Pendahuluan berisi tentang

gambaran umum dari pembahasan penelitian ini, yaitu terdiri dari latar

belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, penegasan istilah,

tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab kedua berisi tentang kajian teori-teori sebelumnya yang

mempunyai relasi dengan penelitian ini, yaitu hak dan kewajiban suami

istri. Teori tersebut ditinjau dari hukum islam yang bersumber kepada Al-

Quran maupun Hadits.

Bab ketiga berisi tetang pemaparan data yang ditemukan peneliti

di lapangan. Pemaparan data tersebut meliputi Profil desa Pacarmulyo

kec. Leksono kab. Wonosobo, Profil keluarga TKW, dan faktor yang

menyebabkan istri menjadi TKW di desa Pacarmulyo kec. Leksono kab.

Wonosobo.

Bab keempat ini berisi tentang analisis data terhadap temuan data

dilapangan yang kemudian dikomparasikan dan dibandingkan dengan

teori yang seharusnya tentang hak dan kewajiban suami istri sehingga

dapat diketahui kedudukan hukum kepergian istri menjadi TKW.

Bab kelima adalah penutup yang berisi kesimpulan mengenai

faktor yang menjadi pendorong istri menjadi TKW di desa Pacarmulyo

kec. Leksono kab. Wonosobo dan analisis terhadap hukum islam serta

saran mengenai penelitian skripsi ini.

Page 34: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

18

BAB II

HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH DAN SOSIOLOGI

HUKUM

A. Hak dan Kewajiban Istri pespektif fiqih

1. Pengertian Perkawinan

Nikah adalah salah satu asas pokok hidup yang paling utama

dalam pergaulan atau masyarakat yang sempurna. Karena pernikahan

bukan saja merupakan satu jalan yang amat mulia untuk mengatur

kehidupan rumah tangga dan keturunan, tetapi juga dapat dipandang

sebagai satu jalan menuju pintu perkenalan antara suatu kaum dengan

kaum yang lain, yang perkenakan itu akan menjadi jalan untuk

menyampaikan pertolongan antara satu dengan yang lainya (Sulaiman

Rasjid, 2014 : 375). Pernikahaan merupakan suatu cara yang dipilih oleh

Allah swt, sebagai jalan bagi makhluknya untuk berkembang biak dan

melestarikan hidupnya (Slamet Abidin dan Aminudin, 1999 : 9).

Nikah menurut bahasa berarti al-jam‟u dan al-dhamu yang artinya

kumpul (Sulaiman Almufarraj, 2003 : 5). Makna nikah (zawaj) bisa

diartikan dengan aqdu al-tazwij yang artinya akad nikah. Juga bisa

diartikan (wath‟u al-zaujah) bermakna menyetubuhi istri. Menurut rahmat

hakim, kata nikah berasal dari bahasa arab “nikahun” yang merupakan

masdar atau asal kata dari kata kerja (fi‟il madhi) “nakaha”, sinonimnya

Page 35: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

19

tazawwaja yang dalam bahasa indonesia diartikan sebagai perkawinan

(Rahmat Hakim, 2000: 11)

Makna nikah adalah akad atau ikatan, karena dalam suatu proses

pernikahan terdapat ijab (pernyataan penyerahan dari pihak perempuan)

dan kabul (pernyataan penerimaan dari pihak lelaki) (Tihami dan Sohari

Sahrani, 2014:7). Ta‟rif pernikahan yaitu akad yang menghalalkan

pergaulan dan membatasi hak dan kewajiban serta tolong menolong

antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bukan mahram

(Sulaiman Rasjid, 2014 : 374). Para ahli fikih berkata zawwaj atau nikah

adalah akad yang secara keseluruhan di dalamnya mengandung kata inkah

atau tazwij. Sesuai dengan ungkaan yang ditulis oleh zakiyah darajat dan

kawan-kawan tentang definisi pernikahan berikut ini ;

ثبحخ طئ ثهفظ انكبذ أ انزضح أيعببإعقذ زض

Faedah terbesar dari pernikahan adalah untuk menjaga dan

memelihara perempuan yang bersifat lemah itu dari kebinasaan, sebab

seorang perempuan apabila ia sudah menikah, maka nafkahnya (biaya

hidupnya) wajib ditanggung oleh suaminya (Sulaiman Rasjid, 2014 :

375).

2. Hukum Perkawinan

Hukum perkawinan memiliki kedudukan amat penting dalam

islam sebab hukum perkawinan mengatur tata cara kehidupan keluarga

yang merupakan inti kehidupan masyarakat sejalan dengan kedudukan

Page 36: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

20

manusia sebagai mahluk yang berkehormatan melebihi mahluk-mahluk

lainya (Ahmad Azhar Basyir, 2007:1).

Perkawinan merupakan kodrat hidup yang tujuanya antara lain

adalah untuk memperoleh keturunan, guna melangsungkan jenis. Seperti

yang tercantum dalam Q.S. An Nisa ayat 1 :

ا سثكى ب انبط ارق ن ا أ احذح فظ ثث زي خهقكى ي خب ب ص ب خهق ي ي

ا هللا ان س ارق غبء شا ال خبال كث ث زي رغبءن جب سحبو إ كى سق عه هللا كب

Artinya, hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah

menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan

isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-

laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang

dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama

lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu

menjaga dan mengawasi kamu.

Dari ayat diatas dapat diambil pengajaran bahwa manusia

diciptakan dari seorang diri (Adam) dan darinya diciptakan istrinya dan

dari mereka berdua kemudian Allah mengembangbiakan manusia, laki-

laki dan perempuan (Ahmad Azhar Basyir, 2007:2). Allah bermaksud

mengajarkan kepada manusia bagaimana mewujudkan kedamaian dan

ketentraman hidup serta menumbuhkan rasa kasih sayang antara suami

dan istri, demikian juga kepada keluarga yang lebih luas, bahkan juga

dalam kehidupan umat manusia pada umumnya. Seperti yang terfirman

dalam Q.S. Ar-Rum ayat 21 yaitu,

Page 37: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

21

كى ي خعم ث ب ا إن اخب نزغك فغكى أص ا خهق نكى ي أ آبر ي خ إ سح ح د

نك ل ر ف ش و زفك بد نق

Artinya, Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia

menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu

cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya

diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian

itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

Ayat tersebut Allah mengajarkan kepada kita bahwa diantara

tanda-tanda keagungan dan kekuasaanya ialah Allah menciptakan istri-

istri bagi kaum laki-laki dari jenis manusia yang sama, guna

menyelenggarakan kehidupan yang damai dan tentram, serta menim

bulkan rasa kasih sayang antara suami dan istri khususnya dan manusia

pada umumnya (Ahmad Azhar Basyir, 2007:2). Asal perkawinan adalah

mubah, namun dapat berubah menurut ahkamul khomzah (hukum yang

lima) yaitu :

a. Nikah menjadi wajib, yaitu apabila orang yang telah mampu yang

akan menamah takwa. Nikah juga wajib bagi yang telah mampu, yang

akan menjaga jiwa dan menyelamatkanya dari perbuatan

haram.kewajiban ini tidak akan terlaksana kecuali dengan nikah.

b. Nikah menjadi haram, yaitu apabila orang tahu bahwa dirinya tidak

mampu melaksanakan hidup berumah tangga melaksanakan

kewajiban lahir seperti memberi nafkah, pakaian, tempat tinggal, dan

kewajiban batin seperti mencampuri istri.

Page 38: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

22

c. Nikah menjadi sunnah, yaitu apabila orang-orang yang sudah mampu

tetapi ia masih sanggup mengendalikan dirinya dari perbuatan haram,

dalam hal seperti ini maka nikah lebih baik daripada membujang

karena membujang tidak diajarkan oleh islam.

d. Nikah menjadi mubah, yaitu apabila orang yang tidak berhalangan

untuk nikah dan dorongan untuk nikah belum membahayakan dirinya

(Alhamdani, 2002:8).

3. Rukun dan Syarat Perkawinan

Rukun yaitu sesuatu yang mesti ada yang menentukan sah atau

tidaknya suatu pekerjaan (ibadah) dan sesuatu itu termasuk dalam

rangkaian pekerjaan itu. Syarat yaitu sesuatu yang mesti ada yang

menentukan sah atau tidaknya suatu pekerjaan (ibadah) tetapi sesuatu itu

tidak termasuk dalam rangkaian itu. Sedangkan sah yaitu sesuatu

pekerjaan (ibadah) yang memenuhi rukun dan syarat (Abdul Rahman

Ghazaly, 2003: 45).

Adapaun rukun nikah tersebut adalah:

a. Mempelai laki-laki

b. Mempelai perempuan

c. Wali

d. Dua orang saksi

e. Shighot ijab qobul

Syarat-syarat suami yaitu:

a. Bukan mahrom dari calon istri

Page 39: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

23

b. Tidak terpaksa atas kemauan sendiri

c. Orangnya tertentu, jelas orangnya

d. Tidak sedang ihram

Syarat-syarat istri yaitu:

a. Tidak ada halangan syarak, yaitu tida bersuami, mahram, tidak dalam

masa iddah

b. Merdeka, atas kemauan sendiri

c. Jelas orangnya

d. Tidak sedang berihram

Syarat-syarat wali

a. Laki-laki

b. Baligh

c. Waras akalnya

d. Tidak dipaksa

e. Adil

f. Tidak sedang ihram

Syarat-syarat saksi

a. Laki-laki

b. Baligh

c. Waras akalnya

d. Adil

e. Dapat mendengar dan melihat

f. Bebas tidak dipaksa

Page 40: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

24

g. Tidak sedang mengerjakan ihram

h. Memahami bahasa yang digunakan untuk ijab qabul

Akad nikah atau perkawinan yang tidak dapat memenuhi persyaratan dan

rukunya menjadikan perkawinan tersebut tidak sah menurut hukum.

4. Hak dan Kewajiban suami isrtri

Apabila akad nikah telah berlangsung dan memenuhi syarat

rukunya, maka akan menimbulkan akibat hukum yaitu terjalin hubungan

suami istri dalam keluarga dan timbul hak serta kewajiban masing-

masing, diantaranya adalah hak bersama, hak istri yang menjadi

kewajiban suami, dan hak suami yang menjadi kewajiban istri.

a. Hak dan kewajiban bersama suami istri

Jika suami sama-sama menjalankan tanggung jawabnya

masing-masing, maka akan terwujudlah ketentraman dan ketenangan

hati sehingga sempurnalah kebahagiaan hidup berumah tangga.

Sehingga, terwujudlah hidup berkeluarga yang sesuai dengan

tuntunan agama yaitu, sakinah mawaddah dan warrohmah.

Antara suami dan istri memiliki hak dan tanggung jawab

secara bersama yang merupakan hak bersama suami istri yaitu,

1) Suami dan istri dihalalkan mengadakan hubungan seksual.

Perbuatan ini merupakan kebutuhan suami istri yang dihalalkan

secara timbal balik, dan merupakan hak bagi suami istri yang

dilakukan secara bersamaan.

Page 41: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

25

2) Haram melakukan pernikahan, artinya baik suami maupun istri

tidak boleh melakukan pernikahan dengan saudaranya masing-

masing

3) Dengan adanya ikatan pernikahan, kedua belah pihak saling

mewarisi apabila salah seorang diantara keduanya telah

meninggal meskipun belum bersetubuh.

4) Anak mempunyai nasab yang jelas.

5) Kedua belah pihak wajib bertingkah laku dengan baik sehingga

dapat melahirkan kemesraan dalam kedamaian hidup (Slamet

Abidin dan Aminudin, 1999:157-158).

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. An-Nisa ayat

19 yaitu:

عش ثبن ف عبشش

Artinya, dan bergaullah dengan mereka (istri) secara patut.

Seorang suami dituntut untuk melakukan adab –adab (etika)

dalam menggauli istrinya antara lain Seorang suami dianjurkan

berlaku lembut kepada istrinya. Seorang suami juga harus berperilaku

yang santun kepada istrinya, bahkan harus bisa menjadi tauladan.

Tidak boleh menyakitinya, baik dengan kekerasan badan maupun

lisanya. Seorang suami istri harus saling hormat menghormati dan

saling kasih mengasihi. Saling bantu membantu, take and give

(memberi dan menerima) saling pengertian dan tidak boleh egoistis

atau menang sendiri.

Page 42: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

26

Dalam hidupnya, manusia tidak bisa lepas dari adanya

kebutuhan-kebutuhan, baik itu kebutuhan yang bersifat jasmaniah

untuk melangsungkan hidupnya maupun kebutuhan yang bersifat

rohaniah untuk mencapai kesempurnaan nilai kemanusiaanya.

Meskipun semua orang memiliki kebutuhan, tidak berarti kebutuhan

yang dimiliki oleh setiap orang juga sama persis dan tidak berbeda.

Sebagaimana cita-cita dan harapan masing-masing juga tidak sama

(Samsul Munir Amin dan Haryanto Al-Fandi, 2007 : 7).

b. Kewajiban istri terhadap suami

Kewajiban istri yang wajib dipenuhi oleh istri merupakan

kewajiban yang bukan kebendaan sebab menurut hukum islam istri

tidak dibebani kewajiban kebendaan yang diperlukan untuk

mencukupkan kebutuhan hidup keluarga. Istri hendaknya dapat

mencurahkan perhatianya untuk melaksanakan kewajiban membina

keluarga yang sehat dan saleh (Ahmad Azhar Basyir, 2007:61).

Kewajiban istri merupakan hak suami yang harus dilakukan

oleh itsri, kewajiban tersebut diantaranya adalah:

1) Taat kepada suami

Istri-istri yang shaleh adalah yang patuh kepada Allah dan

kepada suami-suami mereka serta memelihara harta benda dan

hak-hak suami, meskipun suami-suami mereka dalam keadaan

tidak hadir, sebagai hasil pemeliharaan Allah serta taufiknya

Page 43: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

27

kepada istri-istri itu. Disebutkan dalam firman Allah Q.S. An-

Nisa ayat 34 yaitu:

م هللا ث ب فض عه انغبء ث اي خبل ق بانش ث اأ عضى عهى ثعض فق ي

ى فبنص ان بحفظ هللا حبفظخ د بز بد ق بنح باي ت ث نهغ

Artinya, laki-laki suami itu pelindung bagi perempuan istri,

karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas

sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka (laki-

laki)telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-

perempuan yang shaleh adalah mereka yang taat(kepada Allah)

dan menjaga diri ketika suami tidak ada, karena Allah telah

menjaga merka.

Ayat tersebut mengajarkan bahwa kaum laki-laki

berkewajiban memimpin perempuan karena laki-laki mempunyai

kelebihan atas kaum perempuan dan adanya kewajiban laki-laki

untuk memberi nafkah untuk keperluan keluarganya. Pengertian

taat disini diantaranya adalah:

a) Istri supaya bertempat tinggal bersama suami di rumah yang

telah disediakan.

Firman allah dalam Q.S. Al Ahzab ayat 33 berbunyi :

ث ف قش خ ال ه ج اندب رجش خ الرجش نىرك

Artinya, dan hendaklah kamu menetap dirumahmu, dan

janganlah kamu berhias (bertingkah laku) seperti orang-

orang jahiliyah dahulu.

b) Taat kepada perintah-perintah suami, kecuali apabila

melanggar larangan Allah.

Page 44: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

28

Rasulullah bersabda tentang hak suami atas istri

tersebut yakni:

ا غدذ ن شأح ا ل الحذ يشد احذكى ا يشد ان خب ي رغدذ نض

ب عه عظى حق

Artinya, andaikata aku menyuruh seseorang sujud kepaa

orang lain, niscaya aku perintahkan perempuan bersujud

kepada suaminya, karena besar haknya kepadanya (HR Abu

Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Dan Ibnu Hubban).

Kewajiban taat kepada suami hanya dalam hal-hal

yang dibenarkan agama, bukan dalam hal kemaksiatan

kepada Allah swt. Jika suami memerintahkan istri untuk

berbuat maksiat, maka ia harus menolaknya. Di antara

ketaatan istri kepada suami adalah tidak keluar rumah kecuali

dengan izinya. seorang istri harus bisa menjaga dirnya, baik

ketika berada didepan maupun dibelakang suaminya. yaitu

tidak berbuat khianat keadanya, baik mengenai diri maupun

harta bendanya (Tihami dan Sohari Sahrani, 2014:160). Hal

ini merupakan kewajiban tertinggi bagi seorang istri terhadap

suami (Slamet Abidin dan Aminudin, 1999:162). Sesuai

dengan firman Allah berikut dalam Q.S. An-Nisa ayat 34

yaitu :

Page 45: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

29

هحذ قز بحفظ هللا فبنص ت ث ذ نهغ

Artinya, sebab itu maka wanita yang soleh, ialah yang taat

kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak

ada, oleh karena Allah telah memeliharanya.

c) Berdiam dirumah, tidak keluar kecuali dengan izin suami.

Firman allah dalam Q.S. Al Ahzab ayat 33 berbunyi :

قش نى هخ ال ج اندب رجش خ الرجش رك ث ف

Artinya, dan hendaklah kamu menetap dirumahmu, dan

janganlah kamu berhias (bertingkah laku) seperti orang-orang

jahiliyah dahulu.

Hadis Rasullullah SAW yang dibawakan oleh Anas

r.a:“ Siapa saja istri yang keluar dari rumahnya tanpa ijin

suaminya, maka ia berada dalam kemurkaan Allah sampai ia

pulang atau merelakannya”(HR. Khatib). Seorang istri yang

baik akan menemukan ketentraman batin dan kepuasan

rohaniah jika mengikuti ajaran islam.

Sungguh alah telah mengizinkan kalian (para wanita)

untuk keluar (rumah) jika ada keperluan kalian (yang

diperbolehkan syariat)

d) Tidak menerima masuknya seseorang tanpa izin suami,

kecuali mahramnya (Ahmad Azhar Basyir, 2007:55)

ذ اال ثأ ر ا شب خب ذ ص ث شأح ف ان ال رأر

Artinya,“Tidak halal seorang wanita mengijinkan seorang

pun untuk masuk kerumah suaminya sedangkan suaminya

tidak ada melainkan dengan izin suaminya”.

Page 46: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

30

2) Istri menjaga dirinya sendiri dan harta suami

Firman Allah berikut ini dalam Q.S. An-Nisa ayat 34 :

بحفظ هللا ت ث هحذ قزذ نهغ فبنص

Artinya, sebab itu maka wanita yang soleh, ialah yang taat

kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada,

oleh karena Allah telah memeliharanya..

Dari hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Salam ra,

Rasullullah SAW Bersabda: “Sebaik-baik istri yaitu yang

menyenangkanmu ketika kamu lihat, taat kepadamu ketika kamu

suruh, menjaga dirinya dan hartamu ketika kamu pergi” (HR.

Thabarani ).

3) Menjauhkan diri dari mencampuri sesuatu yang dapat

menyusahkan suami.

Dari hadis yang diriwayatkan oleh Mu’Adz Bin Jabal Ra,

rasulallah saw bersabda bersabda : “Jangan seorang istri

menyakiti suaminya didunia ini, karena bidadari dari surga

berkata kepadanya: „Janganlah engkau sakiti dia, semoga Allah

membinasakanmu. Sebab dia (Suamimu) hanya sebentar di

sisimu. Ia segera akan berpisah darimu untuk pergi kepada kami.

„ “ (HR.Tirmidzi).

4) Tidak bermuka masam dihadapan suami

Dari Abu Sa’id ra, Nabi SAW bersabda: “ Sesungguhnya

seorang suami melihat istrinya (Dengan kasih sayang) dan

istrinya pun melihatnya (Dengan kasih sayang pula), Maka Allah

Page 47: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

31

melihat keduannya dengan pandangan kasih sayang, Dan bila

suami memegang telapak tangan istrinya, maka dosa-dosa mereka

keluar dari celah jari-jari tangan mereka”(HR. Rafi’I).

5) Tidak menunjukan keadaan yang tidak disenangi suami.

Hadis rasulallah saw yaitu :

ش قبل انز عهى اي اغبء خ ل هللا صهى هللا عه م نشع ارا ظش ق رغش

ب كش يب نب ث ال رخب نف ف فغب ع ارا ايش رط

Artinya, Pernah ditanyakan kepada rasulallah saw “siapakah

wanita yang paling baik?” jawab beliau “yaitu yang paling

menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika

diperintah dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya

sehingga membuat suami benci (H.R.Nasai no 3231 dan ahmad

2:251).

6) Bimbingan suami

Apabila terjadi kekhawatiran suami bahwa istrinya

bersifat membangkang (nusyuz), hendaklah diberi nasihat baik-

baik. Apabila dengan nasihat, pihak istri belum juga mau taat,

hendaklah ia berpisah tidur dengan istri. Apabila masih juga

belum kembali taat, suami dibenarkan memberikan pelajaran

dengan jalan memukul (yang tidak melukai, dan tidak pada

bagian muka). Al-quran membolehkan suami memberikan

pelajaran dengan jalan memukul itu hanya apabila istri itu tidak

mudah diberi pelajaran dengan cara yang halus (Ahmad Azhar

Basyir, 2007:64). Seperti firman allah dalam Q.S. an nisa 34:

Page 48: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

32

ان ظب خع فى ان دش ا فعظ ص ش رخبف ز اضشث

شا عهب كج هللا كب ل ا عج ا عه اطعكى فل رجغ فب

Artinya, Wanita-wanita yang kamu khawatirkan akan durhaka

padamu, maka nasihatilah mereka. Dan pisahkanlah dari tempat

tidur mereka (jangan disetubuhi) dan pukullah mereka.

Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu

bersikap curang. Sesugguhnya allah itu maha tinggi lagi maha

besar.

c. Hak istri

Kewajiban suami terhadap istri merupakan hak-hak bagi istri.

Kewajiban suami tersebut mencakup kewajiban materi berupa

kebendaan seperti mahar (maskawin) dan nafkah serta kewajiban

nonmateri yang bukan merupakan kebendaan seperti berbuat adil

diantara para istri (dalam perkawinan poligami), tidak berbuat yang

merugikan para istri dan sebagainya.

1) Hak-hak kebendaan

a) Mahar (maskawin)

Disebutkan dalam firman Allah Q.S. An-Nisa ayat 24:

ال خبذ ع ضخ فش س أخ فبر ي زعزى ث ب اعز ب ف كى ف ه

ضخ ثعذ انفش ي زى ث رشاض

Artinya, Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati

(campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka

maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban;

dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang

kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan

mahar itu.

Page 49: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

33

Maskawin adalah pemberian wajib dari suami kepada

istri, dan merupakan hak penuh bagi istri yang tidak boleh

diganggu oleh suami, suami hanya dibenarkan ikut makan

maskawin apabila diberikan oleh istri dengan sukarela.

Seorang istri berhak atas mahar penuh apabila telah

dicampuri. Mahar tersebut merupakan simbol kesanggupan

suami untuk memikul kewajiban-kewajiban sebagai suami

dalam hidup perkawinan yang akan mendatangkan

kemantapan ketentraman hati istri. Dalam sebuah hadis

dikatakan bahwa agar seorang istri jangan menuntut mahar

yang memberatkan suami, dan ujud mahar tidak mesti berupa

benda berharga, tetapi dapat pula berupa uang atau jasa

(Ahmad Azhar Basyir, 2007:54).

b) Nafkah

Yang dimaksud dengan nafkah adalah mencukupi

segala keperluan istri, meliputi makanan, pakaian, tempat

tinggal, pembantu rumah tangga, dan pengobatan, meskipun

istri tergolong kaya. Kewajiban nafkah suami tersebut dalam

firman Allah Q.S. Al-Baqoroh ayat 233 :

ف عش ثبن ر كغ د ن سصق ن عهى ان

Artinya, dan ayah berkewajiban mencukupkan kebutuhan

makanan dan pakaian untuk para ibu anak-anak, dengan cara

yang makruf (Q.S. Al-Baqoroh ayat 233).

Page 50: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

34

Pada ayat yang lain menjelaskan bahwa Allah tidak

akan membebankan suatu kaum melebihi kemampuanya,

tersebut dalam firman dalam Q.S Ath-Thalaq ayat 7 :

ب ارب هللا الكهف فق ي سصق فه قذس عه ي ععز ععخ ي فق ر ن

ثعذ عغش غشا هللا ربب عدعم إال يبا هللا فغب

Artinya, orang yang mampu hendaklah memberi nafkah

menurut kemampuanya, dan orang yang kurang mampu pun

supaya memberi nafkah dari harta pemberian Allah

kepadanya, Allah tidak akan membani kewajiban kepada

seseorang melebihi pemberian Allah kepadanya.

Besar nafkah yang wajib diberikan oleh suami kepada

istri adalah dapat mencukupi secara wajar, meliputi keperluan

makan, pakaian, perumahan dan sebagainya. Secara wajar

berarti sedang, tengah-tengah tidak kurang dari kebutuhan

tetapi tidak pula berlebihan, sesuai tinkat hidup dan keadaan

istri dan kemampuan suami (Ahmad Azhar Basyir, 2007:55)

2) Hak-hak bukan kebendaan

Hak-hak bukan kebendaan yang wajib ditunaikan

suami terhadap istri adalah tentang perasaan dan kehormatan,

hal ini terdapat dalam firman Allah Q.S. An-Nisa ayat 19

yaitu:

Page 51: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

35

ب انز ا ال حم نكى أ بأ ا اي الرعضه كشب انغبء رشث ا نززج

أ إال أ ز خ ثجعض يب ار ثفبحشخ يج ,ر ف فإ عش ثبن عبشش

ز ا ش كش ركش شا ئب فعغى أ شا كث خ دعم هللا ف

Artinya, Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu

mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu

menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali

sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya,

terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata.

Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila

kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena

mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah

menjadikan padanya kebaikan yang banyak.

Melalui ayat diatas, dapat diambil pelajaran agar para

suami dapat menggauli istrinya dengan makruf dan bersabar

terhadap hal-hal yang tidak disenangi yang terdapat pada istri.

Hal tersebut mencakup :

(1) Sikap menghargai, menghormati, dan perlakuan-perlakuan

yang baik serta meningkatkan taraf hidupnya dalam

bidang-bidang agama, akhlak dan ilmu pengetahuan yang

diperlukan.

Hadis nabi dalam sebuah riwayat mengajarkan

“orang mukmin laki-laki jangan membenci orang mukmin

perempuan. Apabila ia tidak senang pada sebagian sifat-

sifatnya, hendaklah diingat ia punya sifat lain yang

menyenangkanya. Seorang suami hendaknya jangan

memperlakukan tidak pantas kepada istri, hanya karena

istri tidak mempunyai sifat-sifat yang tidak berkenaan

Page 52: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

36

dihatinya. Termasuk perlakuan baik yang menjadi hak istri

adalah hendaknya suami selalu berusaha agar istri

mengalami peningkatan hidup keagamaanya, budi

pekertinya, dan bertambah pula ilmu pengetahuanya.

(2) Melindungi dan menjaga nama baik istri

Suami berkewajiban melindungi istri serta menjaga

nama baiknya. Namun tidak berarti suami harus menutup-

nutupi kesalahan yang memang terdapat pada istri. Jika

istri melakukan hal-hal yang bertentangan dengan

ketentuan-ketentuan ajaran islam, suami wajib

memperingatkanya terutama yang menyangkut pergaulan

dengan orang lain.

Termasuk hak istri yang harus diperhatikan adalah

apabila istri ikut bekerja untuk mencukupkan kebutuhan

keluarga suami tidak boleh bersikap acuh-tak acuh

terhdapa pekerjaan istri. Suami harus berusaha mengetahui

apakah suami bekerja secara jujur atau melakukan

kecurangan, apakah istri bekerja yang menghasilkan

ataukah justru mengakibatkan kerugian-kerugian dan

sebagainya.

Page 53: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

37

B. Sosiologi Hukum

1. Pengertian

Sosiologi hukum seringkali disamakan dengan ilmu hukum

sosiologis, padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. Ilmu

hukum sisiologis adalah aliran ilmu dalam ilmu hukum, yang kajianya

bertolak dari kaidah-kaidah hukum yang abstrak, tetapi menerima dan

mengakui adanya pengaruh unsur-unsur sosial dalam kaidah hukum.

Adapun sosiologi hukum adalah cabang kajian sosiologi yakni ilmu yang

mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam

gejala sosial, antara gejala sosial dan non gejala sosial dan ciri-ciri umum

semua jenis gejala sosial (Soerjono Soekamto, 1982:17).

Sebagai cabang dari sosiologi, pusat perhatian sosiologi hukum

terletak pada ihwal hukum, sebagaimana terwujud dari pengalaman

kehidupan sehari-hari. Sosilogi hukum tidak mempelajari hukum dalam

taraf norma-norma yang abstrak melainkan persoalan yang menyangkut

interaksi hukum dengan dunia kenyataan, misalnya ;

a. Beroperasinya hukum di masyarakat (ius operatum) atau law in

action dan pengaruh timbal balik antara hukum dan masyarakat.

b. Dari segi statiknya (struktur), kaidah sosial, lembaga sosial,

kelompok sosial dan lapisan sosial.

c. Dari segi dinamikanya (proses sosial), interaksi dan perubahan sosial.

2. Teori gerakan sosial

Gerakan sosial didefinisikan dengan kondisi sebagai berikut :

Page 54: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

38

a. Kolektifitas orang yang bertindak sama

b. Tujuan bersama tindakanya merupakan perubahan tertentu dalam

masyarakat mereka yang ditetapkan partisipan menurut cara yang

sama

c. Kolektifisme relatif tersebar namun lebih rendah derajatnya daripada

organisasi formal

d. Tindakanya memiliki derajat spontanitas relatif tinggi namun tak

terlembaga dan bentuknya tidak konvensional.

Teori gerakan sosial menyatakan adanya ketidakpuasan terhadap bidang-

bidang kehidupan sehingga tertentu menimbulkan kehidupan tidak tentram yang

menimbulkan adanya gerakan-gerakan untuk mengadakan perubahan-perubahan

(piotr sztomka, 2004:325). Apa yang diinginkan dari suatu perubahan tidak lain

adalah pemulihan pada keadaan yang lebih baik, bukan sebaliknya.

Page 55: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

39

BAB III

PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI DI DESA PACARMULYO

KEC. LEKSONO KAB. WONOSOBO

A. Profil Desa Pacarmulyo Kec. Leksono Kab. Wonosobo

Berdasarkan data dari RPJM Desa Pacarmulyo tahun 2011 – 2015

yang penulis dapatkan dari kantor Desa Pacarmulyo, didapatkan data

mengenai gambaran profil tersebut berikut ini:

1. Kondisi desa

Desa Pacarmulyo terletak pada ketinggian + 700 M diatas

pemukaan laut. Sedangkan kondisi topografinya dataran sedang, dengan

jenis tanah tanah regosol. Daerah dengan kemiringan antara 2 – 15 %

seluas 210,67 Ha. Dalam satu desa terdiri dari 2 (dua) dusun yaitu dusun

Jetis dan Dusun Gendol terbagi dalam 36 RT dan 9 RW jarak desa dengan

ibu kota Kecamatan + 9 KM dan dari Ibu Kota Kabupaten + 5 KM. Luas

Wilayah Desa Pacarmulyo + 210,670 Ha terdiri dari :

a. Tanah Pemukiman : 18,611 Ha

b. Tanah Sawah : 86,386 Ha

c. Tanah ladang : 81,588 Ha

d. Kolam : 9,057 Ha

e. Lain-lain : 15,028 Ha

Batas wilayah Desa Pacarmulyo adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara Berbatasan dengan Desa Gondang Kec. Watumalang

Page 56: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

40

b. Sebelah Timur Berbatasan dengan Kelurahan Mlipak Kec. Wonosobo

c. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Desa Timbang Kec. Leksono

d. Sebelah Barat Berbatasn dengan Desa Durensawit Kec. Leksono

Desa Pacarmulyo merupakan bagian dari gambaran wilayah kabupaten

wonosobo yang memiliki berbagai potensi. Letak yang strategis dengan sebagian

besar areal persawahan, menjadikanya sebagai desa dengan komoditas utama

padi. Disamping itu desa Pacarmulyo merupakan desa penghasil sayuran dan

palawija terutama cabe, tomat, dan terong serta memiliki banyak sumber mata air.

Jumlah Penduduk Desa Pacarmulyo sebanyak 3.566 jiwa dan 855 KK

yang terdiri dari Laki-laki 1.811 Jiwa dan Perempuan 1.755 Jiwa. Dari 855 KK

tersebut yang mempunyai rumah hanya 805 KK atau 805 Rumah.

2. Pendidikan

Pembangunan pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia agar mampu menghadapi setiap perubahan dan

diharapkan dapat membentuk manusia seutuhnya yaitu beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan YME, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan

ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, mandiri, bertanggungjawab dan memiliki

etos kerja yang tinggi. Sedangkan sarana pendidikan yang ada di desa Pacarmulyo

khususnya sekolah di semua jenjang pendidikan (dasar dan menengah) sejumlah 5

gedung sekolah yang terdiri dari TK, SD, SMP. Sedangkan Pendidikan Non

Formal terdiri dari TPQ 11 Unit dan Madrasah Diniyah 1 Unit Pondok Pesantren

2 Unit. Tingkat Pendidikan desa pacarmulyo diantaranya :

Page 57: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

41

a. Perguruan Tinggi :78 Orang

b. SLTA : 270 Orang

c. SLTP : 420 Orang

d. SD : 1.480 Orang

e. TK : 105 Orang

f. Belum sekolah : 367 Orang

g. Tidak tamat SD : 846 Orang

3. Ekonomi

Desa Pacarmulyo mempunyai luas wilayah 210,67 Ha, dan

sebagian besar wilayahnya adalah areal persawahan. Penduduknya

mayoritas buruh tani. Oleh karena itu produk utama yang dihasilkan dari

Desa Pacarmulyo adalah Padi. Akan tetapi sesuai dengan perkembangan

jaman, akhir akhir ini petani di Desa Pacarmulyo mulai beralih ke

Komoditas Hortikultura, komoditas yang paling menonjol adalah Cabe

keriting yang sudah dipasarkan sampai ke luar kota.

Perekonomian desa didukung adanya fasilitas jalan penghubung

dengan kota kabupaten dengan jarak + 5 KM dan jarak dengan Kota

Kecamatan + 9 KM, jalan penghubung antar desa dan antar kecamatan.

Selain mayoritas penghasilan penduduk dari pertanian ada pula yang

berprofesi sebagai pedagang, jasa transportasi, pertukangan, kerajinan

rumah tangga seperti pembuatan mebeler yang sudah menmbus pasaran di

Kota Wonosobo, pembuatan makanan ringan, tempe kedelai, jipang dan

sebagainya.

Page 58: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

42

Mata Pencaharian:

a. Karyawan / PNS : 26 Orang

b. Wiraswasta : 3 Orang

c. Pertukangan : 112 Orang

d. Tani : 426 Orang

e. Buruh Harian Lepas: 261 Orang

f. Pensiunan : 38 Orang

Salah satu modal dasar penting dalam pelaksanaan pembangunan

adalah tenaga kerja, lebih-lebih tenaga kerja yang berkualitas. Namun

demikian tenaga kerja juga dapat menjadi masalah tersendiri dalam

pembangunan, khususnya jika terjadi ledakan angkatan kerja dan

rendahnya kualitas tenaga kerja yang tersedia. Perkembangan angkatan

kerja sangat pesat karena laju pertumbuhan penduduk, sehingga

mengakibatkan banyaknya pengangguran dan menimbulkan masalah

sosial antara lain kenakalan remaja dan tramtibmas. Kurangnya

profesionalisme tenaga kerja berakibat keteragantungan terhadap proyek

di kota serta kerja ke luar Negeri hanya sebagai pembantu rumah tangga.

4. Sosial Agama dan Budaya

Desa Pacarmulyo dibagi menjadi dua wilayah yaitu Dusun Jetis

dan Dusun Gendol. Mata pencaharian mayoritas penduduk Dusun Jetis

adalah bidang pertanian, ada juga yang pedagang, pertukangan,

perbengkelan. Dalam bidang agama dusun ini 100% beragama Islam ala

NU.

Page 59: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

43

Dalam bidang profesi masyarakat Dusun Gendol mayoritas sama

dengan masyarakat dusun jetis yang juga berprofesi di bidang Pertanian.

Dalam bidang agama penduduk dusun ini memeluk islam. Bedanya

dengan Dusun Jetis adalah masyarakat Dusun Gendol masih sangat

menggemari kesenian seperti kuda lumping, Lengger atau seni tayub

(RPJM Desa Pacarmulyo tahun 2011 – 2015).

B. Profil dan Keadaan Keluarga Istri TKW di Desa Pacarmulyo Kec. Leksono

Kab. Wonosobo.

Desa Pacarmulyo merupakan salah satu kawasan desa imigran, yang

sebagian besar penduduknya adalah perantau para buruh migran. Di antara

sebagian besar masyarakat tersebut yang merupakan tenaga kerja indonesia

adalah TKW yaitu tenaga kerja wanita. Dengan meninggalkan keluarga dan

suami, para buruh migran ini pergi merantau dan menetap diluar negeri untuk

minimal dua tahun. Berangkat dari bermacam-macam latar belakang, para

perantau ini memiliki tujuan yang berbeda dan dan harapan masing-masing

yang ingin dicapai dengan kepergianya tersebut. Diantara para buruh migran

tersebut, banyak diantara mereka yang sudah kembali dari perantaunya dan

tinggal dirumah dan juga masih banyak yang pergi merantau tanpa pulang

bertahun-tahun meninggalkan anak dan keluarganya hingga anaknya tumbuh

dewasa.

Berikut ini bebrapa keluarga yang berhasil penulis berhasil wawancara

dan lakukan penelitian diantaranya adalah:

Page 60: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

44

1. Murniasih dan syafaat

Murniasih lahir di Wonosobo pada tanggal 15 Mei 1986 telah

menikah secara sah pada tanggal 06 Maret 2005 dengan akta nikah No

115//03/III/2005 dengan suaminya Syafaat yang lahir di Wonosobo pada

tanggal 23 Oktober 1982. Dari hasil pernikahanya tersebut, telah

dikarunai seorang putra bernama Ahmad Gani yang sekarang sudah

berusia 12 tahun dan saat ini duduk di bangku sekolah. Sejak

pernikahanya tersebut, suami sudah mengajak istrinya murniasih untuk

tinggal dirumah miliknya sendiri sebagai keluarga kecilnya, bersama anak

yang saat itu masih berusia satu tahun. Rumah tersebut termasuk masih

tergolong rumah sederhana, tidak begitu besar dengan bangunan semi

permanen dan hasil dari kerjasama suami istri.

Setelah kurang lebih empat tahun dari pernikahanya yaitu pada

tahun 2009, Murniasih memutuskan untuk pergi keluar negeri dengan

meninggalkan anaknya yang saat itu masih balita empat tahun. Dengan

bekal izin dari suami serta keluarga, dia memilih Taiwan sebagai tempat

tujuannya karena dianggap lebih aman dan nyaman dengan tempat lainya,

berdasarkan cerita dari tetangga dan orang-orang disekitarnya. Serta

kesuksesan yang dialami oleh tetangga sekitarnya yang mampu membuat

rumah dan merenovasinya dengan baik. Pekerjaanya sebagai TKW adalah

menjaga orang tua sakit, sehingga Murniasih merasa tidak kesulitan

dengan tugasnya. Karena dianggapnya ringan dan bukan pekerjaan yang

Page 61: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

45

berat itulah, sehingga membuatnya semakin betah dan nyaman untuk

tinggal bekerja sebagai TKW diluar negeri.

Sejak kepergianya keluar negeri pada tahun 2009 tersebut, ia

sudah berangkat dan pulang lagi selama tiga kali. Pulang pada tahun 2011

dan kembali ke indonesia untuk memperpanjang kontraknya dan

berangkat lagi keluar negeri hingga terakhir kepulanganya pada tahun

2015. Sejak saat itu, Murniasih tinggal dirumah dan tidak lagi berangkat

ke luar negeri.

2. Sundiyah dan Dakwan

Sundiyah lahir di Wonosobo, 10 Desember 1975 yang menikah

secara sah pada tanggal 13 Agustus 2014 dengan akta nikah No

0469/39/VIII/2014 dengan suaminya Dakwan yang lahir di Wonosobo

pada tanggal 12 Februari 1982. Suami (Dakwan) adalah seorang duda

yang sudah pernah menikah dua kali, dan membawa satu anak

perempuan berusia 15 tahun dari hasil pernikahan pertamanaya dan dua

orang anak laki-laki dari pernikahanya yang kedua. Dari hasil

pernikahanya dengan Sundiyah tersebut, ia sudah dikaruniai seorang anak

balita bernama ahmad asif berusia yang sekarang sudah dua tahun

Setelah menikah hampir empat tahun, sejak tahun kemarin 2017

Sundiyah memilih untuk bekerja keluar negeri yaitu Taiwan

meninggalkan anaknya dirumah bersama suaminya, untuk dirawat suami

sendiri bersama anak-anaknya. Bersama dengan anak pertama dari suami

yang sekarang sudah berusia 15 tahun terebut lah anak-anak tumbuh dan

Page 62: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

46

dirawat bersama ayahnya. Anak-anak pergi kesekolah sendiri dan

kebutuhan memasak dilakukan oleh anak pertama untuk seluruh anggota

keluarga yaitu ayah dan adik-adiknya.

Selama kurang lebih satu tahun sudah merantau di Taiwan,

Sundiyah sang istri belum pernah pulang kerumah, karena terikat kontrak

dengan perusahaan yang mana tidak boleh pulang sebelum kontrak dua

tahun itu habis. Meski tidak bisa pulang namun keduanya tetap menjaga

komunikasi dengan keluarganya terutama anaknya yang masih balita,

melalui pesan singkat whatsapp.

Melalui komunikasi antara suami dan istri tersebut, hubungan

antara keduanya tetap terjaga. Sehingga hubungan keluarga tetap

harmonis, dan anak-anak dirumah merasa nyaman dan bahagia dengan

saling tolong-menolong antar kakak dan adik tanpa berdebat atau iri

kasih.

3. Romlan dan Tumini

Romlan lahir di Wonosobo 25 September 1975 yang menikah

secara sah pada tanggal 04 April 1999 dengan akta nikah No

06/06/IV/1999 dengan istrinya Tumini yang lahir di Wonosobo pada

tanggal 17 September 1980. Dari pernikahanya tersebut mereka

dikaruniai seorang anak perempuan bernama Siti Maryam yang saat ini

berusia 18 tahun dan seorang anak laki-laki bernama Hannan Maulana

yang sekarang berusia 14 tahun. Bertempat disebuah rumah kecil, dan

Page 63: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

47

sederhana. Bangunan yang semi permanen, namun milik sendiri.

Ditempat itulah keluarga kecil itu tinggal.

Setalah hidup bersama, dan dikaruniai seorang anak, yang saat itu

masih berusia sekitar 16 bulan. Sekitar tahun 2000 Tumini pergi merantau

dan mengadu nasib di negeri seberang Malaysia selama dua tahun.

Meninggalkan anak balita yang saat itu masih menyusui, yaitu Siti

maryam dan menitipkanya kepada keluarga serta suami, sehingga anak

tidak bisa mendapatkan pengawasan dan bimbingan langsung ibunya.

Keputusan itu dibuat oleh Tumini sendiri dengan tekad bulat, sehingga

keluarga tidak bisa menolak kepergian istri tersebut, karena keputusan itu

merupakan pilihanya sendiri. Sehingga keluarga hanya bisa mendoakan,

dan berharap semoga istri baik-baik saja di luar negeri, dan suami siap

untuk mengambil peran istri sebagai pembimbing dan pengasuh anaknya.

Tumini memilih negara malaysia sebagai tujuan bekerja, karena

berharap dengan harapan dan keinginan untuk tetap dekat dengan

keluarga, sehingga mudah berkomunikasi dan berhubungan mengingat

waktu itu belum ada tekhnologi handphone yang menjamur seperti

sekrang ini yaitu masih pada zaman surat. Meskipun ada telephone itu

hanya melalui warung telekomunikasi atau wartel yang harus memakai

biaya yang tidak cukup murah.

4. Subanan dan Alwiyah

Subanan lahir di Wonosobo 21 Januari 1967 yang menikah secara

sah pada tanggal 28 April 1991 dengan akta nikah No 293/4//IV/91

Page 64: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

48

dengan istrinya Alwiyah yang lahir di Wonosobo pada 27 April 1968.

Dari pernikahanya tersebut mereka dikaruniai seorang anak bernnama

Indi Pangestika yang lahir 02 Februari 1997. Saat ini anak tersebut

berusia 22 tahun, dan sudah melanjutkan sekolah ke jenjang perguruan

tinggi di Wonosobo yaitu UNSIQ.

Bertempat disebuah rumah kecil, dan sederhana semi permanen,

dan milik sendiri. Disitu keluarga kecil itu tinggal dan berkumpul

bersama satu kelluarga. Setalah anak sudah cukup besar, kemudian pada

tahun 2007 istri memutuskan untuk pergi keluar negeri, membantu suami

mencari nafkah hingga sampai hari ini kurang lebih 13 tahun lamanya.

Sejak kepergian istri yang pertamanya , istri pernah pulang kerumah pada

kontrak yang pertama yaitu tahun 2009. Namun, istri tersebut pamit untuk

berangkat lagi keluar negeri dan belum pernah pulang lagi kerumah sejak

kepulangan yang pertamanya. Meski suami pernah memintanya untuk

pulang kerumah indonesia, namun istri hanya mengatakan bahwa ia

belum ingin untuk kembali pulang. Sehingga suami pun tidak bisa lagi

berbuat banyak dan hanya bisa menunggu kemauan istri untuk pulang

kembali ke rumah.

C. Faktor yang Menyebabkan Istri menjadi TKW di Desa Pacarmulyo Kec.

Leksono Kab. Wonosobo.

Page 65: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

49

Setelah melakukan observasi dan wawancara di desa Pacarmulyo Kec.

Leksono Kab. Wonosobo, penulis mendapatkan informasi bahwa faktor-

faktor yang menyebabkan para istri menjadi TKW antara lain :

1. Budaya masyarakat

Masyarakat desa pacarmulyo terbiasa untuk bekerja, mereka tidak

bisa hanya diam diri dirumah. Selalu ada keinginan untuk bererak dan

menghasilkan sesuatu yang manfaat. Meski hanya dirumah mereka

banyak yang membuka toko terutama bagi yang sudah memiliki cukup

modal, sehingga dalam satu wilayah RT pun bisa terdapat tiga warung

kecil yang berdekatan. Selain membuka warung banyak juga diantara

para istri yang bekerja sebagai rewang atau PRT baik di lingkungan

rumahnya ataupun keluar daerah bahkan menjadi tkw. Bagi yang masih

memiliki anak kecil biasanya tidak tega meninggalkan jauh anaknya

sehinga hanya menjadi rewang di daerah rumahnya tersebut. Meski

penghaslilanya tidak besar, tapi itu dipilihnya sebagai pilihan yang lebih

baik dari pada hanya berdiam diri dirumah dan tidak melakukan apa-apa.

Terlebih lagi bisa membagi waktu antara rumah tangganya sendiri dengan

peerjaan karena jaraknya dengan tempat bekerja tidaklah terlalu jauh.

Berbeda dengan masyarakat dalam hal ini keluarga diatas, para

istri yang tidak suka bekerja lamban dan terbiasa keluar rumah akan

memilih bekerja di luar negeri sebagai TKW. Istri tersebut memilih pergi

Page 66: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

50

ke luar negeri karena merasa bahwa destinasi bekerja ke luar negeri lebih

berkesan dan menjanjikan.

Melihat kemampuan tetangga yang merantau meningkat, mampu

membangun rumah dan merenovasinya dengan baik menjadikan inspirasi

yang paling kuat untuk membuat orang-orang disekitarnya mengikutinya

menjadi TKW. Perlahan kebiasaan tersebut menjadi trend, yang tidak

hanya untuk uji coba tetapi juga tantangan buat dirinya masing-masing.

Dakwan (36 tahun) yang belum lama menikah, namun tidak melarang

istrinya menjadi TKW mengatakan “mau bagaimana lagi, karena memang

sudah kemaunya istriku jadi TKW. Menjadi TKW bukan hal yang luar

biasa mb karena sudah umummnya orang di sini merantau”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala desa dikatakan

bahwa perempuan yang menjadi TKW di desa Pacarmulyo hampir

mencapai 100 lebih. Data pasti mengenai jumlah TKW dari desa tersebut

tidak dapat diketahui karena administrasi yang tidak stabil antara TKW

yang ijin dengan surat resmi dan yang tidak memakai surat resmi dari

desa. Menurut Istikharoh salah satu tetangga TKW mengatakan bahwa di

desa tersebut hampir setiap keluarga ada yang anggotanya pernah ke luar

negeri. Di RW 3 miliknya ada dua puluh satu orang yang pernah menjadi

TKW, baik sebelum ataupun sesudah menikah.

Banyaknya orang yang meninggalkan desa dan menjadi TKW

menjadi dorongan tersendiri bagi keluarga besar untuk menjadikan salah

satu keluarganya untuk menjadi TKW agar seperti tetangga yang lain.

Page 67: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

51

Salah seorang informan yang merupakan tetangga keluarga TKW

mengatakan “sudah umumnya istri menjadi TKW untuk memabantu

suami. Bahkan, ada mertua yang bilang kalau tidak menjadi TKW maka

akan kesulitan untuk bisa membangun rumah”.

2. Sempitnya lapangan pekerjaan

Keterbatasan skill yang dimiliki oleh suami membuatnya tidak

bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Suami para TKW hanya bekerja

menurut kemampuan yang bisa mereka lakukan. Meski hanya sebagai

supir truk, tukang batu ataupun bertani menggarap ladangnya, para suami

tersebut tetap bertahan pada profesinya masing-masing. Dari situlah para

suami mendapatkan penghasilanya. Penghasilan yang berkisar antara Rp.

50000 sampai Rp.75.000 perhari belum bisa mencukupi segala kebutuhan

rumah tangga.

Sadar dengan berbagai keterbatasan tersebut, serta keinginan

untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Membuat para istri bertekad

untuk keluar negeri dengan harapan bisa merubah nasib keluarga. Melalui

gaji yang diperolehnya diharapkan dapat menambah modal untuk

membangun rumah menjadi lebih baik, dan memenuhi kebutuhan

keluarga yang lainya. Sehingga dapat meningkatkan status sosial dan

ekonomi keluarga.

Page 68: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

52

3. Terinspirasi kesuksesan pendahulu TKW

Banyak tetangga dan msyarakat yang sudah lebih dulu merasakan

dunia bekerja di luar negeri pulang dan sukses kemudian bisa menjadikan

insiprasi dan motifasi tersendiri untuk mengikuti jejak mereka. Sehingga

dengan demikian, para istri tersebut bisa mendapatkan dan merasakan apa

yang sudah didapatkan oleh pendahulu-pendahulu TKW mereka.

Seperti yang dirasakan oleh Murniasih (32 tahun) mantan TKW,

yang saat masih pengantin muda. Meski sudah dikaruni seorang anak

balita, namun jiwa muda dan semngatnya tetap tinggal. Murniasih tidak

suka hanya tinggal dirumah, dan ingin bekerja. Kebiasaanya usil

(melakukan sesuatu) membuatnya mencari destinasi pekerjaan yang lebih

menjanjikan. Ketika ditanya kenapa memilih menjadi TKW ia menjawab

“biar yang jauh sekalian mb, bisa segera menambah modal. Berkerja di

luar negeri lebih menjajikan, dan sudah banyak yang merasakanya jadi

tidak perlu takut lagi”. Dalam diri Ibu Murniasih tidak ada rasa ketakutan

akan kehidupan di luar negeri, ia sangat yakin akan keberhasilan dirinya.

4. Gaya hidup

Gaya hidup masyarakat desa yang berbeda dengan lingkungan di

luar negeri seringkali menyebabkan para TKW ketagihan untuk kembali

lagi ke luar negeri. Kebiasaan istri dan perilaku sehari-hari sudah terlanjur

menyatu dengan budaya dan lingkungan di luar sehingga membuat TKW

yang sempat pulang ke rumah pergi lagi berangkat ke luar negeri. Bahkan

ada TKW yang sudah bertahun-tahun di luar negeri dan enggan untuk

Page 69: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

53

pulang, seperti yang diceritakan oleh Bapak Subanan (51 tahun) suami

TKW kenapa istrinya tidak pulang kerumah setelah hampir 10 tahun

apakah ia tidak rindu dan ia menjawab “ya begitu mb. Anak-anak yang

sering berkomunikasi. Seringkali meminta ibunya pulang, namun

dijawab belum ingin pulang katanya”.

5. Peluang pekerjaan yang tersedia adalah rumah tangga

Keterbatasan skill masyarakat, keluarga TKW khususnya hanya

terbatas pada urusan rumah tangga. Berbanding lurus dengan kesempatan

kerja yang tersedia bagi tenaga kerja yang ingin bekerja di luar negeri,

kesempatan yang ditawarkan dan koneksi yang didapatkan masyarakat

berkisar kepada lapangan pekerjaan rumah tangga. Sehingga mayoritas

masyarakat yang keluar negeri adalah wanita yang memang sudah

terbiasa dengan tersebut.

Ibu Murniasih yang sudah merambah luar negeri untuk ketiga

kalinya mengatakan kenapa menjadi TKW “menjadi TKW ya karena

yang bisa dilakukan hanya itu, mengurusi rumah, mengasuh dll”. Senada

dengan yang diungkapkan oleh Bapak Subanan kenapa istrinya yang

berangkat menjadi TKW yaitu “ya karena yang bisa bekerja di sana

istrinya, tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan oleh pria di sana”.

Page 70: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

54

D. Pemenuhan Hak dan Kewajiban Suami Istri Keluarga TKW di Desa

Pacarmulyo Kec. Leksono Kab. Wonosobo

1. Hak dan Kewajiban bersama Suami Istri

a. Hubungan biologis

Sebagai pasangan pernikahan yang sah, suami dan istri

memiliki hak biologis yang merupakan sifat dan nafsu alami manusia.

Hal ini tidak bisa dilakukan kecuali dengan bertemu langsung. Suami

dan istri harus menahan keinginan tersebut hingga saat pertemuan

keduanya itu terjadi. Pertemuan yang hanya mungkin terjadi setiap

dua tahun sekali sesuai dengan kontrak kerja. Sekedar rasa rindu yang

cukup bisa terobati melalui media yang tersedia sekarang seperti

handphone, digunakan untuk komunikasi. Bagi para suami sudah

tidak masalah lagi hidup dalam kesendirian, karena jika pun ia

kangen kepada istrinya kemudian cukup dengan melihat anaknya bisa

mewakili rasa rindunya kepada istrinya.

b. Menjaga perilaku yang baik antara suami dan istri

Suami istri yang sah memiliki kewajiban agar berperilaku

yang baik. Perilaku yang baik ini mencakup keseharian suami, dan

istri ditempatnya masing-masing. Suami yang ditinggal istri dirumah,

harus mampu menjaga kepercayaan istri sehingga tercipta rasa

kepedulian dan kepercayaan diantara keduanya. Keluarga TKW di

zaman sekarang biasa melakukanya dengan cara menjaga komunikasi

yang baik. Komunikasi dilakukan oleh para suami TKW meski tidak

Page 71: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

55

secara rutin, karena terkadang juga anak-anak yang berkomunikasi

jika suami sedang sibuk atau punya urusan yang lain. Melalui

komunikasi tersebut, kepercayaan antara suami dan istri bisa menjadi

lebih kuat sehingga suami atau istri termotivasi untuk bertanggung

jawab terhadap pilihannya.

c. Mengasuh dan memelihara anak

Seorang suami tidak bisa melepas kewajibanya terhadap anak.

Karena seorang anak memiliki hak untuk di asuh dan dilindungi oleh

orag tuanya. Karena kepergian istri ke luar negeri menjadikan anak

kehilangan sosok dan kasih sayang ibunya, sehingga seorang ayah

(suami) harus berperan sebagai ayah sekaligus ibu untuk merawat

anak-anak seorang diri. Dengan kemampuan dan keterbatasanya

suami tetap merawat anak-anaknya, tidak lantas kemudian

melimpahkan taggung jawab tersebut kepada keluarga besarnya. Bagi

keluarga dakwan pengasuhan tersebut terbantu dengan kehadiran

anak pertamanya yang sudah cukup dewasa sehingga bisa membantu

mengurus keperluan adik-adiknya.

2. Hak Istri

a. Hak kebendaan

1) Nafkah

Suami wajib memberikan nafkah kepada istri dan anak-

anaknya serta memenuhi segala keperluan rumah tangga. Meski

istri sudah bekerja di luar negeri dengan penghasilan yang

Page 72: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

56

menjanjikan, tidak membuat para suami di rumah lengah, dan

bermalas-malasan. Dengan skill dan kemampuanya, ia wajib

berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan

keluarganya.

Seperti pada para suami TKW ini, Bapak Subanan masih

tetap pergi ke sawah untuk menggarap ladangnya. Dari hasil

ladang tersebut bisa berupa sayuran, dan padi yang kemudian

digunakanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, meski tidak

setiap hari terkadang dari ladang tersebut bisa diperoleh

penghasilan berkisar Rp. 50000. pada keluarga Syafaat dan

Dakwan, meski usianya masih terbilang muda juga tetap bekerja

sebagai supir truk. Seagai supir tidak bisa setiap hari bekerja,

iahanya bekerja setiap tiga atau empat hari dengan penghasilanya

sebesar Rp. 75000 perhari. Begitupun yang dialami pak Romlan,

meski hanya berprofesi sebagai tukang batu ia tetap berusaha

melaksanakan kewajibanya mencari nafkah. Penghasilan Rp.

70000 perhari. Penghasilan tersebut ditambah dengan gaji istri

yang dikirim kerumah berkisar Rp. 30000000 hingga Rp.

5000000 perbulan yang digunakan untuk memenuhi berbagai

kebutuhan keluarga.

Kebutuhan keluarga cukup terpenuhi dengan penghasilan

istri tersebut, meski belum bisa memenuhi keinginan yang lain.

Biaya sekolah anak terjamin, dan kebutuhan konsumsi keluarga

Page 73: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

57

terpenuhi serta belanja pakaian anak. Murniasih yang sudah enam

tahun menjadi TKW sudah mampu membangun rumahnya

dengan cukup mewah, jauh lebih bagus dari tetangga sekitarnya.

2) Tempat kediaman

Suami bertanggungjawab untuk menyediakan tempat

tinggal bagi keluarganya. Dengan kemampuanya para suami

TKW ini, mereka dapat membangun rumah meski hanya

sederhana yang penting bisa digunakan untu berteduh dan

berumah tangga. Berbekekal dari warisan keluarga dan sebagian

harta yang dimiliki suami dan istri, keluarga TKW bertempat

tinggal di rumahnya sendiri. Rumah tersebut terbatas pada

kemampuan suami untuk menyediakan tempat tinggal tersebut.

Dengan kepergian istri ke luar negeri, sebagian besar dari

gaji yang didapatkanya dikirimkan kerumah dan digunakan untuk

membeli material pembangunan rumah sehingga ketika material

sudah dirasa cukup keluarga TKW mampu membangun kembali

rumahnya, sangat bereda dengan rumah yang dulu ditinggalkanya

pada saat pergi ke luar negeri. Rumah yang sekarang jauh lebih

bagus dan nyaman dibandingkan dengan rumah-rumah yang ada

disekitar rumah TKW ini. Seperti yang di lakukan oleh keluarga

Murniasih, yang berhasil merenovasi kembali rumahnya menjadi

lebih bagus. Rumah yang berlantai dua dan berlantaikan ubin

jauh sehingga rumah terasa lebih bersih dan rapih.

Page 74: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

58

b. Hak bukan kebendaan

1) Dibimbing

Kepergian istri menjadi TKW menjadikan suami tidak

bisa berinterkasi dan berhubungan selayaknya keluarga pada

umumnya. Seringkali ketika ada masalah atau kelalaian hingga

kesalahpahaman suami istri tidak bisa diselesaikan dengan

mudah, hal tersebut kemudian menimbulkan suudzon yang

berkepanjangan. Padahal, suami harus bisa membimbing istrinya.

Seperti pada keluarga bapak subanan yang sudah ditinggal

pergi istrinya selama dua belas tahun. Meski istrinya belum

pernah kembali sejak sepuluh tahun yang lalu, beliau tidak bisa

melakukan apa-apa. Komunikasi jarang ia lakukan, karena yang

lebih sering berkomunikasi adalah anak-anaknya. Dalam kurun

waktu yang lama tersebut, secara tidak langsung suami istri

tumbuh dan menjadi mandiri tanpa kehadiran masing-masing

pihak.

2) Dilindungi

Dengan komunikasi, banyak hal manfaat yang bisa

didapatkan. Dengan komunikasi juga suami bisa menjaga dan

melindungi istrinya. Saling mencurahkan setiap perasaan dan kish

masing-masing, mulai dari hal yang penting tentang diskusi

masalah keluarga ataupun sekedar bertanya kabar dan bercerita

hal-hal yang tidak penting. Dari situ, suami dan istri bisa saling

Page 75: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

59

mengetahui tentang kabar dan kondisi masing-masing, sehingga

rasa kasih dan sayang terjaga agar kepercayaan dan kepedulian

dianatara keduanya tetap tumbuh. Dengan kepercayaan dan

kepedulian tersebut, membuat suami dan istri untuk senantiasa

mawas diri dimanapun berada. Sehingga istri tetap bisa

terlindungi dalam pengawasan suami.

3. Kewajiban Istri

a. Bertempat tinggal di rumah yang disediakan suami

Sebagai TKW yang bekerja di luar negeri, tentu istri tidak bisa

sekehendak hati pulang pergi kerumah. Karena tuntunan kontrak

kerja tersebut, sehingga istri harus tinggal di luar ngegeri selama

kurun waktu tertentu. Istri tidak bisa tinggal dan menetap di rumah

yang sudah disediakan oleh suami sehingga hanya suami dan anak-

anak yang tinggal dirumah, suami mengurus segala keperluan rumah

tangganya sendiri, seperti memasak, bersih-bersih rumah, mencuci

pakaian dan mengasuh anak.

b. Mentaati suami

Suami sebagai kepala keluarga memiliki hak untuk ditaati

oleh istri selama perintah itu merupakan perintah yang baik. karena

jarak yang memisahkan antara suami dan istri sebagai TKW maka

sudah pasti akan muncul benih rindu. Namun, karena tuntutan kerja

sebagai TKW adalah minimal dua tahun kerja maka sebelum itu istri

belum bisa kembali kerumah. Dalam keadaan yang seperti itu, suami

Page 76: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

60

pun harus memaklumi dan tidak boleh semena-mena meminta istri

pulang yang bukan pada jadwalnya. Oleh karena itu, ketika sudah

menjadi jadwal pulang karena kontraknya sudah habis sebaiknya istri

pulang. Tidak seperti yang dialami oleh bapak subanan, meski ia

sudah meminta istrinya untuk pulang kerumah namun istri belum

berkenan untuk pulang. Padahal waktu yang sudah dihabiskan sudah

cukup lama, dan sudah melebihi kontrak.

Sebagai pekerja TKW juga mengharuskan istri meninggalkan

rumah, sehingga istri tidak bisa menetap dirumah dan melayani serta

membantu kebutuhan suami sehingga suami harus mengurus dirinya

sendiri dirumah dan anak-anaknya. Suami hanya bisa berjumpa dalam

kurun waktu minimal dua tahun, sehingga ketidak hadiran istri pada

waktu tersebut sangat menyusahkan bagi suami baik secara fisik

maupun psikis. Seperti rindu dan beban yang harus ditanggung oleh

suami sendiri.

c. Berbakti lahir dan batin

Seorang istri harus berbakti kepada suami, melayani suami

dengan baik dan mentaati perintahnya. Karena jarak yang

memisahkan sebagai TKW, sehingga istri tidak bisa melayani suami

dengan baik. Begitupun sebaliknya, suami tidak bisa mendapatkan

bantuan atau pelayanan dari istri. Suami cenderung melayani

kebutuhanya sendiri, seperti memasak dan mengurus rumah tangga.

Seharusnya mengatur dan mengurus rumah tangga dan merupakan

Page 77: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

61

tanggung jawab istri. Dakwan, sudah memiliki empat anak dan yang

ketiganya adalah masih anak-anak. Ia mengurus anak-anak sendiri,

dengan dibantu anak oleh anak sulungnya dewiarti. Dewiarti yang

membantu memasak, dan membersihkan rumah karena sudah putus

sekolah.

Meskipun terpisah oleh jarak sehingga tidak bisa berjumpa

secara langsung, istri harus mampu menciptakan suasana yang baik,

agar suami tetap merasa bahagia kepada istri. Istri tidak boleh

menunjukan rasa atau nada bahasa komunikasi yang tidak baik

kepada suami. Hal itu bisa ditunjukan melalui video call dan nada

bahasa yang santun sehingga bisa membuat hati suami bahagia.

Page 78: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

62

BAB IV

PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI DALAM PERSPEKTIF FIQIH

DAN KAJIAN SOSIOLOGI HUKUM

A. Pandangan Fiqih

Berikut ini tabel hak dan kewajiban istri dalam perspektif fiqih dan

implementasinya:

Tabel 4.1 Hak dan Kewajiban Suami Istri Perspektif Fiqih

Kewajiban No Fiqih Pemenuhan Keterangan

Hak dan

kewajiban

bersama

1

Kewajiban

biologis

Tidak

terpenuhi

Suami dan istri tidak bisa bertemu,

karena terhalang oleh jarak dan

waktu

2

Bertingkah

laku dengan

baik

Tidak

terpenuhi

Suami dan istri bisa menjaga

perilaku dan tingkah lakunya dengan

saling berkomunikasi. Namun, masih

ada keluarga TKW yang kurang

dapat terkontrol karena tidak

berjumpa dalam waktu yang sangat

lama

Hak istri 1 Nafkah Terpenuhi

Suami sudah bekerja sesuai dengan

kemampuanya namun kurang

Page 79: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

63

memenuhi kebutuhan keluarga

karena penghasilan suami tidak

cukup

2 Mahar Terpenuhi

Mahar istri sudah diberikan oleh

suami secara lunas pada saat

pernikahan berlangsung antara

keduanya sehingga tidak ada

tanggungan ataupun hutang mahar

bagi suami kepada istri

3

Dihargai dan

diperlakukan

dengan baik

oleh suami

Terpenuhi

Dengan komunikasi bisa menjaga

keercayaan suami dan istri serta

meminimalisir kesalahpahaman,

meski karena komunikasi tidak bisa

dilaksanakan secara intens

menyebabkan suami dan istri

berkurang rasa kepedulian diantara

keduaya. Suami juga tidak semena-

mena dengan memanfaatkan istri

yang bekerja namun ia tetap

berusaha sendiri

4

Melindungi

dan menjaga

nama baik

Tidak

terpenuhi

Dengan komunikasi, suami dan istri

tetap bisa saling menjaga dan

bercerita tentang kondisi dan

Page 80: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

64

istri keadaan masing-masing. Namun,

karena suami dan istri terpisah tidak

dan hidup bersama sehingga

pengawasan dan kontrol suami

terbatas

Kewajiban

Istri

1

Taat kepada

suami

Tidak

terpenuhi

Istri bisa menjaga sikapnya kepada

suami agar taat kepada suami dengan

menjaga hubungan yang baik dan

silaturahmi yang rutin namun karena

waktu dan jarak istri yang tinggal

jauh dari suami bisa membuat suami

tidak bisa mengontrol istri, dan istri

bisa bersikap semaunya

2

Tidak

menyusahkan

suami

Tidak

terpenuhi

Kepergian istri menjadi TKW bisa

membantu suami memenuhi

kebutuhan keluarga, namun

kepergianya tersebut juga

menjadikan suami kerepotan di

rumah dan tidak ada yang bisa

melayaninya dengan baik

3

Menjaga

dirinya

sendiri dan

Tidak

terpenuhi

Karena keberadaan istri yang

meninggalkan rumah sehingga ia

tidak bisa menjaga harta suami dan

Page 81: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

65

harta suami apa yang telah ditinggalkanya

dirumah

4

Tidak

bermuka

masam

dihadapan

suami

Tidak

terpenuhi

Suami dan istri tidak bisa berjumpa

secara langsung, sehingga yang dapat

dilakukan hanyalah sebatas

komunikasi lewat telephone dengan

waktu yang sangat terbatas dan

kesibukan masing-masing sehingga

istri sulit menampilkan wajah

bahagia dan menyenangkan di depan

suami.

Tabel diatas menunjukan bahwa pemenuhan hak dan kewajiban suami

istri keluarga TKW perspektif fiqih di desa pacarmulyo ada yang terpenuhi

dan tidak terpenuhi sepenuhnya. Fakta tersebut dapat dianalisis lebih lanjut

melalui pembahasan di bawah ini:

1. Pemenuhan hak dan kewajiban bersama suami istri

Manusia tidak bisa lepas dari adanya kebutuhan-kebutuhan, baik

itu kebutuhan yang bersifat jasmaniah untuk melangsungkan hidupnya

maupun kebutuhan yang bersifat rohaniah untuk mencapai kesempurnaan

nilai kemanusiaanya. Suami istri yang sah dihalalkan untuk melakukan

hubungan seksual dengan baik. Dalam melakukan hubungan tersebut

suami harus berperilaku dengan sopan dan santun, dan tidak boleh

Page 82: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

66

memaksa. Pada keluarga TKW, hubungan ini tidak dapat terlaksana

sepenuhnya karena istri dan suami yang terpisah. Hubungan seksual

berarti dilakukan dalam satu ruang, namun dalam keluarga TKW suami

istri terhalang oleh jarak antara TKW yang di luar negeri dan suami

dirumah. istri tidak bisa kembali dan meninggalkan pekerjaan

sekehendaknya karena terikat kontrak kerja yang cukup lama yaitu dua

tahun, dan jarak yang memisahkan suami isti tersebut cukup jauh. . Hal

ini semakin menjadi masalah bagi suami ketika istri enggan untuk pulang

meski sudah habis masa kontrak kerja dua tahunya, seperti yang terjadi

ada bapak Subanan yang istrinya belum pernah pulang selama sepuluh

tahun belakangan.

Pasangan suami istri harus menjaga tingkah laku dengan baik,

sehingga ketentraman dan kedamaian hidup dalam rumah tangga dapat

terwujud. Allah berfirman dalam Q.S. An-Nisa ayat 19 yaitu:

عش ثبن ف عبشش

Artinya, dan bergaullah dengan mereka (istri) secara patut

Untuk dapat menjaga tingkah laku dengan baik antara suami istri

mereka harus mempunyai hubungan yang baik. Pada keluarga TKW yang

terpisah, hubungan suami istri sangat terbatas sehingga tingkah dan

perilaku suami istri kurang terkontrol. Hal itu disebabkan oleh pekerjaan

istri yang menuntut banyak waktu sehingga tidak memberikan banyak

kesempatan untuk bisa berhubungan dengan keluarga. Jarak juga menjadi

Page 83: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

67

pembatas hubungan antara suami istri untuk bisa berjumpa. Suami istri

tidak bisa mengetahui kegiatan dan perilaku masing-masing keculai

hanya melalui komunikasi dengan telephone. Melalui telephone, suami

istri bisa berkomunikasi dan menjaga sikap dalam tutur kata yang sopan

meski tidak dilakukan secara rutin. Komunikasi tersebut tidak mesti

dilakukan oleh suami, karena anak-anak juga sering melakukan

komunikasi dengan ibunya.

2. Pemenuhan hak istri

Salah satu hak yang bisa harus dipenuhi suami adalah nafkah. Istri

berhak meminta nafkah kepada suaminya, dan suami tidak boleh

mengabaikan hal ini. Sesuai dengan firman allah dalam Q.S. Al-Baqoroh

ayat 233 disebutkan :

د ن سصق ن عهى ان ف عش ثبن ر كغ

Artinya, dan ayah berkewajiban mencukupkan kebutuhan makanan dan

pakaian untuk para ibu anak-anak, dengan cara yang makruf (Q.S. Al-

Baqoroh:233).

Nafkah merupakan pemberian suami kepada istri. Nafkah ini

meliputi semua kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi suami meliputi

makanan, pakaian, tempat tinggal, dan pengobatan meski istri tergolong

kaya. Bagaimana pun kondisi istri, ia tetap berhak menerima nafkah dari

suami. sehingga istri harus mencukupinya sesuai dengan kemampuanya.

Ia tidak boleh mengabaikan kewajian ini, meski istri sendiri pun sudah

mampu. Begitupun sebaliknya, istri harus menghargai kedudukan dan

kondisi suami. seberapapun pendapatan yang diperoleh oleh suami, istri

Page 84: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

68

tidak boleh menolak dan harus menerima dan bersyukur atas rizki yang

diperoleh suaminya tersebut. Firman Allah dalam Q.S Ath-Thalaq ayat 7 :

ب ارب هللا الكهف فق ي سصق فه قذس عه ي ععز ععخ ي فق ر هللا فغب إال ن

ثعذ عغش غشا هللا ربب عدعم يبا

Artinya, orang yang mampu hendaklah memberi nafkah menurut

kemampuanya, dan orang yang kurang mampu pun supaya memberi

nafkah dari harta pemberian allah kepadanya, allah tidak akan membani

kewajiban kepada seseorang melebihi pemberian allah kepadanya.

Karena keterbatasan skill suami dan lapangan pekerjaan yang

tersedia, membuat suami tidak bisa mendapatkan penghasilan yang besar

untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga, namun hal itu tidak

membuat suami enggan untuk memenuhi kewajibanya memberikan

nafkah keluarga. Dengan keterampilan yang dimilikinya suami para istri

TKW tetap berekerja meski istri telah mendaptkan penghasilan yang jauh

lebih besar. Dengan kemampuan dan usahanya tersebut masing-masing

suami bekerja sesuai dengan keahliannya. Bapak subanan dengan

menggarap ladangnya bisa mendapatkan sekitar Rp. 50.000 sebagai

petani, Bapak Syafaat dan bapak Dakwan yang menyupir truk bisa

mendapatkan Rp. 75.000 sehari dan Bapak romlan dengan penghasilanya

dari mengolah batu bisa mendapatkan Rp. 50.000.

Dengan penghasilan yang demikian membuat banyak kebutuhan

rumah tangga belum terpenuhi. Seperti keinginan agar seperti keluarga

yang lain merenovasi rumah dan membeli kebutuhan keluarga lainya.

Page 85: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

69

Namun suami tidak bisa menghasilkan gaji yang lebih besar dari yang

biasanya sehingga membuat istri turut bekerja dan mencari penghasilan

dengan menjadi TKW. Dari penghasilan rata-rata menjadi TKW yaitu Rp.

5000000 hingga Rp. 7000000 perbulan, sebagian besarnya dikirim ke

rumah dan digunakanya untuk membelanjakan kebutuhan rumah.

Penghasilan yang demikian membuat istri sebagai TKW memiliki modal

yang jauh lebih besar dari suaminya.

Suami harus bisa menghargai, menghormati, dan memperlakukan

istri dengan baik. suami tidak boleh memperlakukan istrinya dengan

memaksa, ia juga harus bersabar terhadap istrinya jika memang ada sifat

yang tidak disukai dala dirinya. suami tidak boleh melakukan sesuatu

yang tidak pantas kepada istrinya, hanya karena istri tidak memiliki sifat-

sifat yang tidak berkenan di hatinya. Sehingga suami dan istri tetap bisa

terjaga keharmonisanya. Disebutkan dalam Firman allah Q.S. An-Nisa

ayat 19 yaitu:

ب انز ا ال حم نكى أ بأ ا اي الرعضه كشب انغبء رشث ا ثجعض يب نززج

خ ثفبحشخ يج أر إال أ ز ,ار ز كش ف فإ عش ثبن فعغى عبشش

ا ش ركش شا ئب أ شا كث خ دعم هللا ف

Artinya, hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu

mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu

menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari

apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka

melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka

secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka

bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal

allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.

Page 86: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

70

Suami harus menghargai serta menghormati istrinya. Dengan

keberadaan istri yang jauh diseberang, dan membuat suami istri terpisah

tidak memuat suami TKW lantas bermalas-malasan dirumah sehingga

mereka tetap menunaikan kewajibanya sebagai pencari nafkah. Hal ini

merupakan penghargaan kepada usaha istri yang tidak serta merta suami

hanya mengandalkan istri. Pada keluarga TKW, kepergian istri keluar

negeri bukan semata keinginan pribadiya untuk memperbaiki diri tapi

lebih untuk meningkatkan taraf hidup keluarga. Sehingga, meski suami

dan istri hidup terpisah, mereka tidak boleh melepaskan kepercayaan

masing-masing untuk melaksanakan kewajibanya dan konsequen

terhadap pilihanya. Suami tidak boleh memaksa istri untuk melakukan hal

yang berbahaya seperti melanggar kontrak kerja agar istri diperbolehkan

pulang sebelum waktunya. Begitupun sebaliknya, ketika masa kontrak

sudah berakhir istri harus bergegas untuk kembali kerumah meski

kemudian ingin berangkat ke luar negeri seperti murniasih yang sudah

tiga kali pulang pergi bekerja di luar negeri. Berbeda dengan keluarga

subanan, setelah diijinkan suami untuk menjadi TKW ia justru tenggan

untuk kembali kerumah meski sudah diminta oleh suami sendiri.

Page 87: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

71

Suami berkewajiban melindungi dan menjaga nama baik istrinya.

Perintah allah agar suami melindungi istrinya terdapat pada Q.S. An-Nisa

ayat 34 yaitu:

م هللا ث ب فض عه انغبء ث اي خبل ق بانش ث اأ عضى عهى ثعض ى فق ان اي ي

Artinya, laki-laki suami itu pelindung bagi perempuan istri, karena allah

telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain

(perempuan) dan karena mereka (laki-laki)telah memberikan nafkah dari

hartanya.

Jika istri melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan-

ketentuan ajaran islam, suami wajib memperingatkanya terutama yang

menyangkut terhadap pergaulan orang lain. Kewajiban suami untuk

melindungi istrinya kurang terpenuhi karena suami dan istri terpisah dan

tidak hidup bersama. Kondisi tersebut membuat pengawasan dan kontrol

suami terbatas. Meski suami dan istri saling melakukakn komunikasi

namun komukasi tersebut tidak cukup untuk menciptakan rasa aman dan

melindunginya dari rasa cemas yang bisa mucul setiap saat, lelah atau

ancaman yang bisa terjadi karena resiko perkerjaanya. Karena keberadaan

istri yang jauh dari suami dan kesibukan yang dimilikinya, membuat

komunikasi antara suami dan istri terbatas. Suami tidak bisa mengontrol

keadaan istri setiap saat, sehingga membuat istri harus lebih

bertanggungjawab untuk melindungi dirinya sendiri.

3. Pemenuhan kewajiban istri

Page 88: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

72

Seorang istri harus taat kepada suaminya selama dalam perintah

yang baik. kewajibann ini merupakan kewajiban tertinggi seorang istri

kepada suami. Hal ini sesuai dengan firman Allah Q.S. An-Nisa ayat 34 :

بحفظ هللا حبفظخ د بز بد ق بنح بفبنص ت ث نهغ Artinya, sebab itu maka wanita yang soleh, ialah yang taat kepada allah

lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena allah telah

memeliharanya.

Ketaatan seorang istri kepada suaminya sangat penting

kedudukanya dalam sebuah hubungan pernikahan. Hal itu ditegaskan

dalam sabda Rasulallah yaitu:

ا غدذ ن ل الحذ يشد احذكى ا شأح ا عظى حق رغدذ يشد ان خب ي ب.نض عه

Artinya, andaikata aku menyuruh seseorang sujud kepaa orang lain,

niscaya aku perintahkan perempuan bersujud kepada suaminya, karena

besar haknya kepadanya (Hr Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Dan

Ibnu Hubban).

Keberadaan istri di luar negeri tidak membuat kewajiban seorang

istri untuk mentaati suaminya gugur. Ia harus mematuhi dan menuruti

perintah suami selama perintah itu baik dan benar. Istri yang bekerja di

luar negeri selalu menyempatkan untuk kembali ke rumah setelah kontrak

dua tahun habis, meski akhirnya kembali lagi bekerja di luar negeri.

Karena pada hakekatnya seorang istri harus tinggal dan menetap di rumah

seperti Firman allah dalam Q.S. Al Ahzab ayat 33 berbunyi :

ث ف قش خ ال ه ج اندب رجش خ الرجش نىرك

Artinya, dan hendaklah kamu menetap dirumahmu, dan janganlah kamu

berhias (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliyah dahulu.

Page 89: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

73

Istri menjadi tidak taat kepada suami ketika suami menyuruhnya

pulang dalam kurun waktu yang telah disesuaikan dengan kontrak kerja

istri namun istri menolak dan enggan untuk kembali. Seperti yang terjadi

kepada bapak subanan, istrinya menolak untuk kembali ke rumah.

Kepergianya sudah cukup lama, namun ia selalu memperpanjang kontrak

kerja tersebut hingga mencapai sepuluh tahun sekarang. Suami punya

alasan yang benar untuk menyuruh istri pulang. Sebagai pasangan suami

istri yang sah, dan telah terpisah begitu lama pasti ada rasa rindu dan

kangen yang terbendung cukup lama. Setelah menahan nafsu tersebut

selama kurun waktu minimal dua tahun menjadi TKW pasti berat bagi

keduanya. Sehingga tidak benar jika istri berlama-lama di luar negeri dan

tidak kunjung kembali kerumah ketika ada keluarga dan suami yang

menunggu.

Istri hendaknya menjauhkan diri dari hal yang dapat menyusahkan

suami. Suami dan istri memilik tanggung jawab dan peran masing-

masing. Istri harusnya taat dan berbakti kepada suami. Rasulallah SAW

bersabda : “Jangan seorang istri menyakiti suaminya didunia ini, karena

bidadari dari surga berkata kepadanya: „Janganlah engkau sakiti dia,

semoga Allah membinasakanmu. Sebab dia (Suamimu) hanya sebentar di

sisimu. Ia segera akan berpisah darimu untuk pergi kepada kami

(HR.Tirmidzi). Pada keluarga TKW, hal ini kurang dapat terpenuhi

Page 90: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

74

karena kepergian istri meninggalkan rumah dan menetap di luar negeri

untuk bekerja tersebut menyebabkan suami kewalahan mengurus rumah

dan tidak ada yang bisa melayaninya. Karena suami juga harus pergi

bekerja sehingga rumah seringkali tidak terurus. Pada keluarga Dakwan,

meski anak-anak masih kecil ia beruntung karena sudah memiliki anak

yang cukup dewasa sehingga dapat membantunya mengurusi urusan

rumah tangga dan membantu untuk menyiapkan kebutuhan adik-adiknya.

Begitu pula keluarga bapak subanan yang sudah cukup lama ditinggal

istrinya, sekarang anaknya sudah cukup dewasa sehingga bisa membantu

mengurusi urusan rumah tangga. Berbeda dengan bapak romlan dan bapa

syafaat yang saat itu baru memiliki satu anak dan istrinya pergi dengan

meninggalkan anak yang masih balita sehingga ia mengurusi kebutuhan

anak tersebut sendirian.

Berdasarkan hasil dari penelitian penulis, praktek masyarakat desa

pacarmulyo menunjukan bahwa pemenuhan hak dan kewajiban istri di

desa tersebut tidak bisa terlaksana sepenuhnya karena kepergian istri

untuk bekerja di luar negeri sebagai sebagai TKW. Kepergian istri ke luar

negeri telah menciptakan jarak yang cukup jauh sehingga menghalangi

istri dan keluarganya untkuk bisa bertemu, kesibukan yang dimiliki istri

di luar negeri juga tidak memungkinkan untuk keduanya melakukan

komunikasi yang rutin dan intens sehingga hubungan dan silatuhrahmi

istri terhadap keluarganya sangat terbatas.

Page 91: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

75

Kepergian istri bukanlah sesuatu yang memaksanya untuk

meninggalkan rumah dalam jarak yang sangat membatasi hubungan

suami istri tersebut, serta keberadaan istri yang jauh di luar negeri

menjadikanya mengabaikan nilai-nilai fiqih yang mewajibkan istri untuk

melaksanakan kedudukanya sebagai ibu rumah tangga sehingga hak dan

kewajibanya tersebut tidak dapat terlaksana sepenuhnya. Oleh karena itu,

kepergian istri ke luar negeri menjadi tidak sepatutnya di lakukan oleh

istri di desa pacarmulyo kec. Leksono kab. Wonosobo karena suami

masih mampu bekerja dan mendapatkan cukup penghasilan sehingga istri

seharusnya tetap tinggal di rumah ataupun berada dalam jarak yang masih

bisa diraih oleh perlindungan dan pengawasan suaminya.

Hukum kepergian istri tersebut menjadi makruh karena meski

telah mendapatkan izin dari suami ia telah meninggalkan kewajibanya

sebagai seorang istri yang memiliki suami. meskipun ia telah berdosa

karena telah meninggalkan kewajibanya namun suami telah ridho terlebih

dahulu dengan mengizinkan istrinya menjadi TKW di luar negeri. Hal ini

didasarkan kepada kaidah fiqih yang harus menghilangkan kemudharatan:

شسضال ا نض

Artinya, Kemudharatan itu harus dihilangkan.

Kaidah ini menjelaskan karena kepergian istri ke luar negeri

dalam kurun waktu yang lama justru tidak baik bagi keluarga.

Kepergianya membuatnya tidak isa memenuhi kewajibanya sebagai

seorang istri untuk taat kepadanya, dan suami juga masih mampu untuk

Page 92: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

76

memenuhi kebutuhan keluarga. Alangkah baiknya jika istri tetap tinggal

dirumah dan biarkan suami yang keluar untuk menunaikan kewajibanya

memenuhi nafkah keluarga dan kebutuhan lainya.

B. Kajian sosiologi hukum

Kepergian istri ke luar negeri didasari oleh berbagai macam

kondisi yang pada umumnya adalah karena perasaan pribadi yang kurang

puas terhadap keadaan dan kondisi keluarga. Hal ini didominasi oleh

kekuatan dari pengaruh sosial keberadaan tetangga yang terlihat lebih

mampu dari keluarga TKW sendiri setalah keprgianya menjadi TKW

sehingga memotivasi para istri untuk pergi keluar negeri dan mengkuti

jejaknya. Kepergian istri ke luar negeri ini kemudian menyebabkan

terabaikanya norma-norma agama seperti nilai-nilai fiqih yang berlaku

sebagai warga muslim sehingga menjadikanya berdosa karena telah

mengabaikan kewajibanya kepada suami. Kepergian istri tersebut bukan

suatu hal yang memaksa istri untuk meninggalkan rumah, karena tanpa

kepergiannya sebenarnya kebutuhan rumah tangga sudah bisa terpenuhi

oleh penghasilan suami. Alangkah baiknya jika istri tetap tinggal dirumah

dan melaksanakan kewajibanya sebagai seorang istri dan mengizinkan

suami sendiri yang bekerja sesuai dengan kedudukan dan kewajibanya.

Page 93: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kajian dan analisis penulis terhadap pemenuhan hak

dan kewajiban suami istri di desa Pacarmulyo, penulis mengambil kesimpulan

bahwa

1. Faktor yang menyebabkan istri menjadi TKW ada lima. Pertama, yaitu

karena budaya masyarakat desa Pacarmulyo yang terbiasa untuk bekerja,

mereka tidak bisa hanya diam diri dirumah. Dengan pergi ke luar negeri

karena merasa bahwa destinasi bekerja ke luar negeri lebih berkesan dan

menjanjikan. Kedua, karena lemahnya ekonomi, yaitu kemiskinan dan

sempitnya lapangan pekerjaan. Ketiga, Terinspirasi kesuksesan pendahulu

TKW yang sudah lebih dulu bekerja di luar negeri pulang dan sukses.

Keermpat, Gaya hidup kebiasaan masyarakat desa yang berbeda dengan

lingkungan di luar negeri shingga menyebabkan para TKW ketagihan

kembali ke luar negeri. Kelima, Peluang pekerjaan rumah tangga yaitu

karena keterbatasan skill masyarakat keluarga TKW terbatas pada urusan

rumah tangga.

2. Pemenuhan hak dan kewajiban istri di desa Pacarmulyo kec. Leksono kab.

Wonosobo tersebut tidak bisa terlaksana sepenuhnya karena

ketidakhadiran istri disamping suami dengan menjadi TKW. Kepergian

Page 94: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

78

istri ke luar negeri telah menciptakan jarak dan batas antara suami dan

istri sehingga, istri tidak bisa memenuhi kewajibanya terhadap suami dan

keluarga. Kepergian istri ke luar negeri menjadi tidak sepatutnya di

lakukan karena suami masih mampu bekerja dan mendapatkan cukup

penghasilan. Kepergian istri ke luar negeri justru tidak baik bagi keluarga

karena kepergianya bukan merupakan suatu keadaan yang memaksa atau

darurat melainkan karena motivasi lingkungan sosial dan ekomoni yang

membuatnya pergi menjadi TKW. Faktor tersebut menjadikan hukum

kepergian istri menjadi TKW menjadi makruh karena meski ia telah

mendapatkan ijin dari suami ia tetap meninggalkan kewajibanya sebagai

seorang istri. Berdasarkan kepada kaidah fiqih yaitu :

شسضال ا نض

Yang artinya “Kemudharatan itu harus dihilangkan”.

Istri seharusnya tetap tinggal di rumah ataupun berada dalam jarak yang

masih bisa diraih oleh perlindungan dan pengawasan suaminya. Sehingga

alangkah baiknya jika istri tetap tinggal dirumah dan biarkan suami yang keluar

untuk menunaikan kewajibanya memenuhi nafkah keluarga dan kebutuhan lainya.

B. Saran

Untuk menciptakan keluarga yang ideal, yaitu sakinah, mawaddah dan

warrohmah sesuai dengan tujuann pernikahan maka alangkah baiknya jika

pasangan suami dan istri bisa menghargai dan menghormati kedudukan

masing-masing. Istri sebagai ibu rumah tangga seharusnya bisa menghargai

Page 95: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

79

dan menghormati kedudukan suami sebagai kepala rumah tangga, begitupun

sebaliknya. Istri hendaknya bisa menghargai penghasilan suami seberapapun

besarnya, meraasa cukup dengan penghasilan yang suami dapatkan meski

penghasilan tersebut tidak banyak dan belum bisa memenuhi semua

keinginannya. Istri tidak seharunya pergi ke luar negeri dalam kurun waktu

yang cukup lama tersebut karena bisa menciptakan jarak dengan suami dan

keluarganya. Meskipun istri harus bekerja hendaknya tidak jauh dari

jangkauan suami dan tidak terlalu lama meninggalkan rumah sehingga suami

tetap memiliki kontrol terhadap dirinya.

Meskipun istri berada jauh di luar negeri hendaknya suami dan istri

tetap melakukan komunikasi setiap ada kesempatan sehingga hubungan

keluarga tetap terjaga. dalam komunikasi hendaknya digunakan bahasa yang

baik dan sopan sehingga bisa menciptakan rasa damai dan tentram bagi

masing-masing pihak. meski waktu yang dimiliki tiak banyak untuk

berkomunikasi hendaknya waktu tersebut dimanfaatkan untuk saling bercerita

dan memahami keadaan masing-masing sehingga suami istri tetap bisa

mengetahui keadaan masing-masing dan terjaga hubungan lahir batin suami

istri.

Meski pendapatan istri jauh lebih besar dari suami, hendaknya istri

tetap menghormati suami dan tidak boleh sombong apalagi mengganggap

sepele suami hingga meremehkanya. Sebaliknya, suami yang dirumah tidak

boleh bersantai dengan mengandalkan istri yang sudah memiliki gaji lebih

besar sehingga ia tidak mau lagi bekerja. Alangkah baiknya jika uang dari gaji

Page 96: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

80

istri tersebut digunakan dengan baik, diambil seperlunya dan selebihnya

ditabung dan digunakan untuk modal masa depan.

Untuk menjaga agar hak dan kewajiban suami istri tetap terpenuhi

dengan baik alangkah baiknya jika istri yang tetap tinggal dirumah, sehingga

ia tetap terlindungi dan jika harus pergi ke luar negeri bisa diwakili oleh

suaminya saja.

Page 97: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

81

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Slamet dan Aminudin, 1999. Fiqh Munakaht 1. Bandung : Pustaka Setia

Alhamdani, 2002. Risalah Nikah. Jakarta :Pustaka Amani.

Basyir, Ahmad Azhar. 2007. Hukum Perkawinan Islam. Yogyakarta: UII Press.

Ghazaly, Abdul Rahman. 2003. Fiqih Munakahat. Jakarta : Prenada Media.

https://id.scribd.com/document/327454815/Pengertian-Hak-Adalah.

Joko Subagyo. 2004. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek.

Jakarta:Rineka Cipta.

Kompilasi Hukum Islam.

Mashuri Kartubi. 2007. Baiti Jannati Menuju Pinti Surga Dalam Rumah Tangga.

Jakarta: Yayasan Fajar Indonesia.

Maslikhah. 2013. Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa.

Yogyakarta : Trust Media.

Penelitian. 2015. Bariroh, dan Siti Alvin Nuril. Pembentukan Keluarga Sakinah

oleh Pasangan Suami Istri dalam Hubungan Jarak Jauh di Desa

Sukosari Kunir Lumajang dari UIN Sunan Ampel Surabaya.

Rahmat Hakim, 2000. Hukum Perkawinan Islam. Bandung : Pustaka Setia.

Rasjid, Sulaiman. 2014. Fiqh Islam. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

RPJM Desa Pacarmulyo tahun 2011 – 2015

Page 98: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

82

Rully Indrawan Dan Poppy Yuniawati, 2014. Metode Penelitian. Bandung:Refika

Aditama.

Salim, Agus. 2006. Teori dan paradigma penelitian sosial. Jogjakarta:tiara

wacana.

Samsul Munir Amin Dan Haryanto Al-Fandi, 2007. Kenapa Harus Stress, Terapi

Stress Ala Islam. Jakarta : Amzah.

Asri. Universitas Islam Negeri Sultan Sarif Kasim Riau. Pelaksanaan Nafkah

Suami yang Merantau dan Dampaknya Terhadap Keutuhan Rumah

Tangga Menurut Hokum Islam (Studi di Desa Tanjung Kecamatan XIII

Koto Kampar).

Irfandhi, Aripuddin. Pemenuhan Nafkah Istri yang Suaminya di Penjara dan

Implikasinya terhadap Keharmonisan Rumah Tangga di Kota Kendar.

IAIN Kendari.

Subhan, Zaitunnah. 2001. Membina Keluarga Sakinah. Yogyakarta:Pustaka

Pesantren.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Page 99: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

83

Sulaiman Almufarraj. 2003. Bekal Pernikahan : Hukum, Tradisi, Hikmah, Kisah,

Syair, Wasiat, Kata Mutiara. Jakarta : Qisthii Press.

Sztomka, Piotr. 2004. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : Prenada.

Tihami dan Sohari Sahrani. 2014. Fikih Munakahat. Jakarta : Rajawali Press.

Undang-Undang No 01 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Page 100: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

84

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 101: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

85

Lampiran 1

Dokumentasi Wawancara dan Akta Nikah

1. Wawancara bersama Kepala Desa

2. Wawancara bersama Bapak Subanan

Page 102: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

86

3. Wawancara bersama Ibu Murniasih

Page 103: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

87

4. Wawancara bersama Bapak Dakwan

Page 104: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

88

5. Wawancara bersama Ibu Tumini

Page 105: PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4724/1/SKRIPSI.pdf · Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH

89

Lampiran 2

Biodata

Nama : Wasiyatul Khasanah

TTL : Wonosobo, 12 Agustus 1994

Alamat : Sojokerto 01/10 Leksono Wonosobo

Hobi : Badminton

Riwayat Pendidikan :

MI Maarif Kalibeber

SMP Takhassus Al-Quran

MA Negeri Kalibeber

Kontak :

NO HP : 085643725036

Email : [email protected]