pembuatan znso4
TRANSCRIPT
PEMBUATAN ZnSO4
Nina Afria Damayanti
(1112016200034)
Eka Yulli Kartika, Eka Noviana Nindi A, Mashfufatul Ilma
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK
Zink adalah logam yang putih kebiruan. Logam ini cukup mudah ditempa dan liat
pada 110-150oC. Zink melebur pada 410oC dan mendidih pada 906oC. Tujuan
praktikum ini adalah untuk mengetahui proses reaksi redoks dalam pembuatan ZnSO4.
Reaksi-reaksi kimia yang melibatkan oksidasi-reduksi lebih sering dipergunakan dalam
analisa titrimetrik dari pada reaksi asam-basa, pembentukan kompleks, atau
pengendapan. Oksidasi adalah kehilangan satu atau lebih elektron yang dialami oleh
suatu atom, molekul, atau ion. Sementara reduksi adalah perolehan elektron. Dari
praktikum yang sudah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa : 1) Terbentuknya
larutan ZnSO4 ditandai dengan adanya perubahan warna dari biru menjadi larutan tak
berwarna. 2) Logam Zn mengalami reaksi oksidasi sedangkan Cu mengalami reaksi
reduksi.
INTRODUCTION
Zink adalah logam yang putih kebiruan. Logam ini cukup mudah ditempa dan liat
pada 110-150oC. Zink melebur pada 410oC dan mendidih pada 906oC.
Logam sangat mudah kehilangan elektron dan sangat sukar untuk
mendapatkannya kembali. Akibatnya bila bereaksi dengan unsure nonlogam akan
berbentuk ion positif (kation) dan dalam proses ini ia akan teroksidasi. Logam dalam
bereaksi berperan sebagai zat pereduksi. Sebagai contoh adalah reaksi logam natrium
dengan klor membentuk natrium klorida
2Na(s) + Cl2(g) → 2NaCl(s)
Klor akan mengoksidasi natrium sehingga terbentuk ion Na+, dalam proses ini
dikatakan bahwa natrium mereduksi klor menjadi Cl- (anion); klor menjadi oksidator dan
natriumnya reduktor. (Anonim, 2009:1).
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui proses reaksi redoks dalam
pembuatan ZnSO4. Reaksi-reaksi kimia yang melibatkan oksidasi-reduksi lebih sering
dipergunakan dalam analisa titrimetrik dari pada reaksi asam-basa, pembentukan
kompleks, atau pengendapan. Oksidasi adalah kehilangan satu atau lebih elektron yang
dialami oleh suatu atom, molekul, atau ion. Sementara reduksi adalah perolehan
elektron. Tidak ada elektron bebas dalam sistem kimiawi yang biasa, dan kehilangan
elektron yang dialami oleh suatu spesies kimiawi selalu disertai oleh perolehan elektron
pada bagian lainnya. Istilah reaksi transfer elektron terkadang dipergunakan untuk
reaksi-reaksi redoks. (Underwood, 1998:248).
Dalam sejarahnya istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana
oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen
diambil dari dalam suatu zat. Kemudian penangkapan hydrogen juga disebut reduksi,
sehingga kehilangan oksigen disebut oksidasi. (G.Svehla, 1985:107).
MATERIALS AND METHODS
Alat dan Bahan :
- Gelas Kimia
- Batang seng
- Larutan CuSO4
- Ampelas
Langkah Kerja :
- Ampelas batang seng yang akan digunakan dalam reaksi redoks
- Masukkan batang seng yang sudah diampelas ke dalam larutan berwarna biru
CuSO4 hingga terjadi perubahan warna menjadi bening
RESULT AND DISCUSSION
Perlakukan Pengamatan
ampelas batang Zn Batang Zn mengkilap
Masukkan ke dalam larutan CuSO4 Warna biru pada larutan Cu semakin
menghilang (memudah) larutan menjadi
tak berwarna
Metode yang digunakan dalam pembuatan ZnSO4 adalah metode redoks
(reduksi dan oksidasi). Reaksi reduksi adalah perubahan kimia yang terjadi ketika
elektron diterima. Reaksi oksidasi adalah perubahan kimia yang terjadi ketika elektron
dilepaskan. (Nurdin Ahmad, 2011:1).
Pertama, praktikan mengampelas batang Zn yang akan digunakan dalam reaksi
ini. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahu proses reaksi reduksi oksidasi dalam
pembuatan ZnSO4. Larutan yang digunakan adalah larutan yang bersifat asam yaitu
CuSO4. Logam Zn yang telah diampelas sehingga terlihat mengkilap dimasukkan ke
dalam larutan CuSO4 yang berwarna biru. Pada tahap ini reaksi yang terjadi adalah
warna biru yang awalnya adalah warna dasar larutan tembaga sulfat lama kelamaan
setelah dimasukkan logam Zn berubah menjadi tak berwarna. Hal ini terjadi karena
adanya reaksi antara logam Zn dan Cu. Pengamatan lain yang terlihat bahwa pada
logam Zn terdapat bercak merah seperti karat yang berasal dari reaksi ini dimana Cu
menempel pada logam Zn. Maka dari pengamatan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
logam Cu mengalami oksidasi yaitu ditandai dengan pudarnya warna yang disebabkan
oleh direduksinya logam Cu oleh Zn sedangkan logam Zn larut. Hal ini disebabkan
karena adanya perpindahan elektron pada ion tembaga pada logam Zn. Sedangkan Zn
mengalami reaksi reduksi yang ditandai dengan adanya warna merah kecoklatan
seperti karat yang menempel pada batang Zn disebabkan karena elektron yang
berpindah dari ion Cu2+ kepada Zn. Reaksi reduksi berarti reaksi penambahan oksigen
sedangkan reaksi reduksi berarti reaksi yang menyebabkan pengurangan oksigen.
Reaksi reduksi-oksidasi selalu berjalan serempak, sehingga jumlah elektron yang
dilepaskan oleh reaksi oksidasi sama dengan jumlah elektron yang diterima pada reaksi
reduksi. (Nurdin Achmad, 2011:1). Hasil reaksi ion yang terjadi adalah
Zn(s) + Cu(aq)2+ → Zn(aq)
2+ + Cu(s)
Terlihat bahwa reaksinya sama dengan reaksi antara seng dan ion hydrogen
Zn(s) + 2H+(aq) → H2(g) + Zn2+
(aq)
CONCLUSION
Dari praktikum yang sudah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Terbentuknya larutan ZnSO4 ditandai dengan adanya perubahan warna dari biru
menjadi larutan tak berwarna
2. Logam Zn mengalami reaksi oksidasi sedangkan Cu mengalami reaksi reduksi.
REFERENCE
Svehla, G. 1985. VOGEL BUKU TEKS ANALISIS ANORGANIK KUALITATIF
MAKRO DAN SEMIMIKRO EDISI KE LIMA BAGIAN II. Jakarta : PT Kalman Media
Pustaka
Day, R.A, Jr dan Underwood A.L. 1999. ANALISIS KIMIA KUANTITATIF EDISI
KEENAM. Jakarta : Erlangga
Anonim, 2009. Modul 12 Reaksi Kimia dan Susunan Berkala
(http://kk.mercubuana.ac.id/learning/files_modul/13003-12-742420223643.pdf) diakses
pada 30 April 2014 pukul 11:42 WIB
Nurdin Achmad. 2011. Reaksi Redoks (http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-
Indonesia/REAKSIREDOKS_NurdinAchmad_10167.pdf) diakses pada 30 April 2014
pukul 10:55 WIB