pembuatan simulator kamera dslr dengan · pdf filedengan adobe flash dan bahasa pemrograman...

7

Click here to load reader

Upload: duongquynh

Post on 06-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBUATAN SIMULATOR KAMERA DSLR DENGAN  · PDF filedengan Adobe flash dan bahasa pemrograman ... akan diberi efek-efek di software olah digital dan ... Gambar 8 Efek Lens blur

PEMBUATAN SIMULATOR KAMERA DSLR DENGAN PENGATURAN NILAI

APERTURE, SHUTTER SPEED, DAN ISO

Reza M. Fauzan, Hestiasari Rante, Moh. Hasbi Assidiqi

Program Studi Teknologi Multimedia Broadcasting - Jurusan Telekomunkasi

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Kampus PENS-ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya.

Telp : +62+031+5947280; Fax. +62+031+5946011

Email : [email protected]

Abstrak – Perkembangan teknologi multimedia dan broadcasting saat ini semakin pesat. Salah satunya

yaitu fotografi. Dalam bidang fotografi, teknologi multimedia dan broadcasting sangat berpengaruh sebagai

media pembelajaran dasar untuk fotografer pemula. Salah satu media yang efektif tanpa harus membeli

kamera DSLR terlebih dahulu adalah melalui simulator kamera.

Pada tugas akhir ini akan dibuat sebuah simulator kamera dengan pengaturan nilai aperture, shutter

speed, dan ISO yang merupakan dasar dari fotografi. Dalam simulator tersebut terdapat satu gambar yang

akan berubah-ubah gelap terang, fokus dan blur, atau bertambah noise. User dapat merubah pengaturan nilai

aperture, shutter speed, dan ISO dengan menggeser slider yang telah diberi keterangan kegunaan dari slider

tersebut. Simulator kamera DSLR ini dibuat dengan menggunakan actionscipt 2.0 dan persamaan dasar

fotografi yaitu persamaan exposure yang tepat.

Diharapkan dari proyek akhir ini dapat menjadi pembelajaran fotografi dasar seperti shutter speed,

aperture, dan ISO bagi pemula yang tidak memiliki kamera untuk praktek. Dibuat dengan flash agar belajar

fotografi lebih menarik.

Kata kunci : Fotografi, ActionScript 2.0

1. PENDAHULUAN

Dunia fotografi semakin berkembang dan

peminatnya semakin banyak, dengan kamera

DSLR yang menawarkan berbagai macam fitur

professional sehingga capturing suatu moment

lebih mudah dan hasil lebih jernih. Foto yang

bagus adalah foto dengan exposure yang tepat,

fokus pada objek yang diinginkan, dan komposisi

yang proposional.

Keahlian agar hasil foto terlihat bagus

tersebut diperlukan latihan dengan jam terbang

yang padat atau khursus fotografi dengan biaya

yang cukup mahal, namun dengan banyak

membaca buku atau ikut forum fotografi

kemampuan itu dapat dilatih. Tidak cukup dengan

teori, fotografer pemula harus praktek dengan

kameranya. Sehingga pemula yang tidak memiliki

kamera tidak dapat praktek setelah belajar teori.

Dengan pembuatan Simulasi Kamera

menggunakan software, seorang pemula dapat

belajar fotografi tanpa harus memiliki kamera

terlebih dahulu. konten dari simulasi kamera ini

adalah pengaturan dasar kamera seperti shutter

speed, aperture, dan ISO. Perangkat lunak dibuat

dengan Adobe flash dan bahasa pemrograman

Actionscript 2.0.

Tujuan dari pembuatan simulasi kamera

dengan flash untuk tugas akhir ini adalah untuk

pembelajaran fotografi dasar seperti shutter

speed, aperture, focal length dan ISO bagi

pemula yang tidak memiliki kamera untuk

praktek. Dibuat dengan flash agar belajar

fotografi lebih menarik.

2. PERUMUSAN MASALAH

Rumusan Masalah dari pembuatan Proyek

Akhir ini adalah:

1. Bagaimana menerapkan efek Aperture,

Shutter speed, dan ISO pada simulator

kamera DSLR.

2. Bagaimana mendapatkan nilai Exposure yang

tepat dari Aperture, Shutter speed, dan ISO

pada simulator kamera DSLR.

3. Bagaimana membuat Simulator Kamera

DSLR dengan menggunakan actionscript 2.0.

3. BATASAN MASALAH

Batasan Adapun batasan masalah dalam

Proyek Akhir ini adalah :

a. Focal length dalam Simulator Kamera DSLR

ini nilainya tetap.

b. Pengaturan Nilai Aperture dari f4 hingga f32.

c. Pengaturan Nilai Shutter speed dari 1/2

hingga 1/4000.

d. Pengaturan Nilai ISO dari 100 hingga 1600.

4. T U J U A N

Tujuan dari Proyek Akhir ini adalah :

1. Membuat simulator kamera DSLR untuk

pembelajaran fotografi dasar.

2. Memudahkan pemula untuk belajar dasar

fotografi tanpa harus memiliki kamera

Page 2: PEMBUATAN SIMULATOR KAMERA DSLR DENGAN  · PDF filedengan Adobe flash dan bahasa pemrograman ... akan diberi efek-efek di software olah digital dan ... Gambar 8 Efek Lens blur

DSLR terlebih dahulu,sehingga biaya

lebih murah.

3. Memberi pengetahuan dasar fotografi

seperti aperture, shutter speed dan ISO

5. TEORI PENUNJANG

5.1 Kamera DSLR

Digital Single Lens Reflex merupakan

kamera digital yang menggunakan sistem cermin

otomatis dikenal dengan pentaprisma atau

pentamirror untuk meneruskan cahaya dari lensa

menuju ke viewfinder.

Cara kerja kamera DSLR dimulai saat kita

melihat objek, cermin akan memantulkan cahaya

yang datang dari lensa menuju keatas dengan

sudut sekitar 90 derajat. Kemudian cahaya

dipantulkan oleh pintaprisma ke mata fotografer.

Selama proses pengambilan foto, cermin akan

bergerak membuka keatas dan jendela rana

membuka yang memungkinkan lensa

memproyeksikan cahaya menuju ke sensor.

Gambar 1 Mekanisme Kamera DSLR

Keterangan :

1. Lensa sebagai jalan cahaya

2. Cermin yang memantulkan cahaya

3. Focal plane shutter

4. Sensor

5. Focusing screen

6. Condensing lens

7. Pentaprism

8. Viewfinder

5.2 Aperture

Aperture didefinisikan sebagai besarnya

bukaan diagfragma suatu lensa yang berguna

untuk mengontrol cahaya yang masuk ke sensor

pada kamera lewat bukaan pada lensa. Aperture

menentukan seberapa besar intensitas sinar yang

diterima dan berpengaruh pada ruang ketajaman

gambar, jika bukaan diagframa kecil (sempit) atau

nilai aperture besar, maka akan menghasilkan

Depth of field (DOF) atau ruang ketajaman yang

luas pada bidang gambar. Dan jika bukaan

diagfragma lebar atau nilai aperture kecil, maka

DOF yang dihasilkan pada bidang gambar akan

lebih sempit.

Gambar 2 Aperture

5.3 Shutter speed

Dikenal juga dengan kecepatan rana, Shutter

merupakan semacam lapisan – lapisan seperti tirai

yang menutup sensor. Pada waktu kita mengambil

sebuah gambar dengan menekan tombol shutter.

Tirai shutter ini akan terbuka selama beberapa

waktu sehingga sensor dapat merekam cahaya

melalui lensa. Jarak terbukanya tirai shutter

sampai tertutup kembali ini yang kemudian

dikenal sebagai shutter speed.

Semakin lama shutter dibuka akan semakin

banyak cahaya yang masuk dan semakin cepat

shutter terbuka dan tertutup kembali maka

semakin sedikit cahaya yang masuk ke sensor.

Gambar 3 Shutter speed

5.4 ISO

ISO yang membuat standarisasi dalam hal ini

untuk tingkat kemampuan suatu teknologi sensor

untuk menangkap cahaya. Semakin tinggi nilai

ISO, semakin besar juga cahaya yang dapat

ditangkap oleh sensor maka hasil foto yang

dihasilkan akan semakin terang. Kekurangannya

adalah timbulnya noise seiring bertambahnya

nilai ISO yang disetting. Pada umumnya nilai ISO

mulai dari ISO 100, 200, 400,800,1600 dan 3200.

5.5 Lightmeter

Lightmeter merupakan instrumen dalam

kamera yang menunjukan apakah cahaya yang

masuk ke film atau sensor kamera sudah cukup,

berlebih, atau bahkan kurang. Lightmeter

ditentukan dari pengaturan aperture, shutter

speed, dan ISO.

Pembacaan lightmeter pada kamera tidak

selalu tepat, karena ada pengaturan lain seperti

metering, atau saat pengambilan gambar dalam

kondisi yang membingungkan lightmeter. Seperti

Page 3: PEMBUATAN SIMULATOR KAMERA DSLR DENGAN  · PDF filedengan Adobe flash dan bahasa pemrograman ... akan diberi efek-efek di software olah digital dan ... Gambar 8 Efek Lens blur

pengambilan gambar saat subjek lebih gelap dari

pada latar belakangannya akan menghasilkan

gambar yang overexpose karena lightmeter

membaca subjek yang gelap.

5.6 Histogram

Histogram berfungsi untuk mengetahui grafik

pencahayaan dan warna pada foto yang

dihasilkan. Histogram dibutuhkan saat

pengambilan foto dimana terkadang tampilan

gambar pada lcd yang tidak akurat dikarenakan

kondisi cahaya yang kontras sehingga

mengaburkan tampilan di lcd.

Berikut ini adalah nilai berapa contoh bentuk

histogram pada hasil gambar yang disebabkan

berubahnya pencahayaan pada gambar :

Gambar 4 Histogram

5.7 Exposure

Exposure merupakan istilah fotografi yang

mengacu pada banyaknya cahaya yang jatuh ke

media film atau sensor dalam proses pengambilan

foto. Hal yang mempengaruhi exposure

bermacam-macam mulai dari jenis intensitas

cahaya, respon benda terhadap cahaya, jarak

kamera dengan benda, shutter speed, aperture,

ISO, dan penggunaan filter tertentu. Di simulator

ini hanya dibahas pengaruh dari Aperture, Shutter

speed, dan ISO.

Nilai exposure relatif yang lebih sering

dipakai dalam fotografi didefinisikan dari

paramater kamera yang berpengaruh terhadap

tingkat iluminasi pada focal plane, yaitu aperture

dan shutter speed. Persamaan yang digunakan.

Keterangan :

Ev : Nilai exposure

N : Nilai Aperture

t : Nilai shutter speed

6. METODOLOGI

a. Studi Literatur

Pencarian referensi – referensi yang

berhubungan dengan pembuatan simulator

kamera ini, baik melalui internet ataupun buku -

buku referensi yang meliputi teori dan persamaan

aperture, shutter speed dan ISO, juga teknik

pembuatan simulator kamera DSLR, yang berupa

contoh simulator kamera DSLR ataupun

actionscript yang akan dibutuhkan. Berdasarkan

referensi yang telah terkumpul, dapat diambil

kesimpulan mengenai perancangan system, teknik

pengerjaan, maupun metode – metode apa yang

akan digunakan dalam pembuatan simulator

kamera DSLR ini.

Pada tahap ini dilakukan pendalaman buku -

buku literatur yang berhubungan dengan teknik –

teknik pembuatan simulator kamera DSLR ini.

b. Pengambilan Data Dengan Kamera

Pada tahap pengambilan data dengan kamera

DSLR ini, dilakukan pengujian efek yang

dihasilkan dari aperture dengan efek Depth of

Field antara objek dengan latar atau background,

shutter speed dengan efek motion blur , dan ISO

dengan efek noise.

Dalam tahap ini juga dilakukan pengambilan

gambar untuk digunakan sebagai objek pada

simulator kamera DSLR ini yang kemudian

gambar tersebut diberi efek-efek seperti

perubahan gelap terang, DOF (Depth of

Field),dan motion blur.

c. Perancangan Simulator Kamera DSLR

Pada tahap perancangan simulator ini,

langkah awal yang dilakukan adalah membuat

design system secara keseluruhan. Rancangan

digambarkan seperti melihat kedalam viewfinder

kamera, dan penambahan lainnya seperti gambar

ring aperture, Shutter kamera, noise ISO.

Penambahan slider untuk perubahan settingan

aperture, shutter speed, dan ISO.

Gambar yang terlihat dari viewfinder pada

simulator ini dilkukan pengeditan untuk

dipisahkan antara objek, background, dan kincir

angin.

d. Pembuatan Simulator Kamera DSLR

Sistematika pembuatan perangkat lunak,

disesuaikan dengan design yang telah ditentukan

pada tahap perancangan. Tahap ini meliputi

coding, implementasi teori kamera DSLR, serta

implementasi terhadap hasil efek - efek yang

diperoleh dari tahap pengambilan data dan

referensi.

e. Pengujian dan Analisa Sistem

Hasil yang diharapkan, dapat menghasilkan

efek seperti halnya kamera DSLR atau seperti

simulator kamera pada referensi. Dilakukan uji

coba berdasarkan parameter berikut :

Page 4: PEMBUATAN SIMULATOR KAMERA DSLR DENGAN  · PDF filedengan Adobe flash dan bahasa pemrograman ... akan diberi efek-efek di software olah digital dan ... Gambar 8 Efek Lens blur

1. Apakah pengaturan nilai pada aperture,

shutter speed, dan ISO di simulator

kamera DSLR dapat menghasilkan efek

pada suatu gambar.

2. Apakah efek yang dihasilkan sama

dengan referensi simulator kamera dari

penelitian yang pernah dilakukan.

Diukur dengan perbandingan histogram

.

7. PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI

SISTEM SECARA KESELURUHAN

7.1 Perancangan Alur Simulator Kmaera

DSLR

Perancangan alur simulator kamera DSLR ini

dibuat dengan tema tampilan seperti viewfinder

kamera dan desain lainnya tampilan dari referensi

simulator kamera DSLR.

Alur simulator kamera DSLR ini dapat

dilihat pada Gambar 3.1 berikut :

Gambar 5 Flowchart Desain sistem

Gambar diatas merupakan alur awal dari

perancangan sistem, kemudian dilakukan

pembuatan mockup atau sketsa sebagai acuan

dalam perancangan sistem. Berikut sketsa sebagai

acuan perancangan tampilan simulator kamera

DSLR yang kemudian diimplementasikan ke

dalam bentuk gambar dan dilakukan penempatan

button dan slider ke dalam desain yang telah

dibuat.

Gambar 6 sketsa simulator kamera DSLR

Gambar diatas merupakan sketsa awal dalam

desain simulator kamera DLSR. Dari sketsa

tersebut kemudian dibuat desain slider, button,

main interface, dan pengambilan foto yang akan

digunakan dalam simulator ini. Foto yang

digunakan adalah yang mempunyai unsur

background, objek diam,dan objek bergerak.

Dari desain tampilan simulator ini user akan

menekan tombol snap untuk capture gambar

setelah slider dirubah. Gambar yang dihasilkan

tergantung dari perubahan slider. Jika slider

aperture dirubah nilainya semakin kecil maka

muncul efek Depth of Field (DOF) atau efek

kedalaman gambar yang terlihat dari background

blur. Sebaliknya jika slider aperture dirubah

nilainya semakin besar maka background akan

semakin fokus seperti objek utamanya.

Jika slider shutter speed dirubah nilainya

semakin kecil maka efek yang ditimbulkan objek

semakin kurang fokus karena motion blur.

Sebaliknya nilai shutter speed besar objek makin

fokus. Sedangkan perubahan nilai ISO akan

menghasilkan gambar yang semakin gelap jika

nilai ISO kecil, dan semakin terang namun

semakin noise jika nilai ISO dirubah menjadi

lebih besar

7.2 Perancangan Tampilan Simulator Kamera

DSLR

Dalam pembuatan tampilan simulator kamera

DSLR dilakukan beberapa tahapan yang berpacu

pada sketsa dan alur awal simulator kamera

DSLR. Dari pengambilan gambar sebagai konten

dari simulator ini yang kemudian gambar tersebut

akan diberi efek-efek di software olah digital dan

kemudian dimasukan ke dalam simulator yang

dibuat di Adobe Flash.

a. Pengambilan Gambar

Gambar yang diambil dari kamera DSLR ini

menggambarkan seorang anak sebagai subjeknya

bermain kincir sebagai objek bergeraknya dengan

background taman bermain. Kemudian gambar ini

dipecah dengan cara di cropping sehingga

menjadi background, objek yaitu anak yang

memegang kincir.

Gambar 7 Hasil pengambilan gambar

Gambar yang telah dipisah seperti gambar

background, akan dibuat efek kedalaman gambar

atau Depth of Field (DOF) dengan cara lens blur,

sedangkan gambar anak akan dibuat efek shake

blur dengan cara motion blur, dan untuk blur pada

objek kincir diberi efek radial blur.

Page 5: PEMBUATAN SIMULATOR KAMERA DSLR DENGAN  · PDF filedengan Adobe flash dan bahasa pemrograman ... akan diberi efek-efek di software olah digital dan ... Gambar 8 Efek Lens blur

Gambar 8 Efek Lens blur

Gambar 9 Dari kiri, Efek Motion blur dan efek

Radial blur.

b. Pembuatan Tampilan Simulator

Tampilan yang dibuat dibuat sesuai sketsa

tampilan yang terlebih dahulu dibuat, dibuat

mulai dari pembuatan slider untuk merubah nilai,

kemudian penambahan animasi aperture, shutter

speed, dan ISO sebagai visualisasi dari perubahan

yang dilakukan, kemudian memasukan foto yang

telah diberi efek dan dijadikan 1 movie clip agar

lebih mudah diberi efek ataupun pengkodean.

Tampilan utama simulator kamera DSLR adalah

sebagai berikut :

Gambar 10 Tampilan utama

Gambar 11 Keterangan pada tampilan utama

Gambar 12 Keterangan viewfinder

Keterangan :

A :Tombol untuk info,ada di tiap animasi

aperture, shutter speed, ISO, dan di

lightmeter

B :Slider Aperture, dibawahnya slider

shutter speed, dan slider ISO untuk

merubah-rubah nilainya

C :Animasi ISO, diatasnya animasi shutter

speed,dan Aperture. Untuk visualisasi

perubahan nilai.

D :Tombol Snap, untuk mendapatkan hasil

dari perubahan nilai settingan, tekan back

to viewfinder untuk merubah settingan

lagi.

E :Nilai Shutter speed yang muncul di

viewfinder

F :Nilai Aperture yang muncul di

viewfinder

G :Indikator exposure, atau lightmeter pada

viewfinder

H :Nilai ISO pada viewfinder.

7.3 Pembuatan Slider dan Effect

Pembuatan slider dilakukan dengan membuat

movie clip slider dan diberi script didalam movie

clip slider. Slider ini akan digunakan sebagai

slider aperture, slider shutter speed, dan slider

ISO dengan efek yang berbeda.

Gambar 13 Script slider

A

B

C

D

E F G H

Page 6: PEMBUATAN SIMULATOR KAMERA DSLR DENGAN  · PDF filedengan Adobe flash dan bahasa pemrograman ... akan diberi efek-efek di software olah digital dan ... Gambar 8 Efek Lens blur

Dalam script slider diatas terdapat ratio yang

berfungsi sebagai nilai slider, nilai slider dibuat 0

sampai dengan 100, batas slider dibuat sebatas

garis slider. Slider akan bergeser jika sliderarrow

sebagai pointer digeser, dan berhenti bergerak

jika dilepas.

Untuk Pembuatan masing-masing slider, nilai

ratio pada slider dibagi dengan banyaknya jumlah

pengaturan yang akan muncul. Semisal ISO akan

muncul 5 nilai yaitu 100, 200, 400, 800, 1600.

Nilai ratio maksimal 100 sehingga hasil

pembagian adalah 20. Tiap slider digeser 20 ratio,

nilai yang akan muncul bukan nilai ratio tapi nilai

ISO. Proses ini dilakukan juga pada slider yang

lain, seperti pembuatan slider aperture dan slider

shutter speed.

Pada pembuatan slider aperture jarak tiap

ratio dibagi 14.3 dari hasil pembagian maksimal

ratio yaitu 100 dengan banyaknya nilai aperture

yang akan muncul yaitu 7. Dan slider shutter

speed dibuat dengan membagi nilai maksimal

ratio dan banyaknya nilai shutter speed yang akan

muncul yaitu 12. Sehingga didapatkan nilai 8.3.

Efek menggunakan transisi tingkat alpha

beberapa gambar yang berbeda seperti yang

dijelaskan pada bab 7.2. Untuk ISO dilakukan

transisi tingkat alpha gambar noise untuk efek

noise. Transisi disesuaikan dengan nilai tengah

slider ISO bukan dari nilai ratio agar perubahan

transisi pada suatu jarak pembagi nilai ratio sama.

Gambar 14 Script slider ISO

7.4 Pembuatan Animasi

Animasi aperture, shutter speed, dan ISO

digunakan untuk visualisasi dari perubahan yang

ditimbulkan selain efek pada gambar atau foto.

Dalam animasi aperture yang digunakan

pergantian frame, dan animasi shutter digunakan

teknik pause frame untuk jeda membuka dan

menutup shutter, sedangkan ISO digunakan

transisi tingkat alpha.

Pembuatan animasi Aperture, dari nilai

maksimal ratio 100 dibagi nilai Aperture yang

akan muncul yaitu 7. Dari hasil pembagian 14.3

dibuat jarak antara nilai ratio, semisal nilai ratio 0

sampai dengan 14,3 adalah f/4 pada nilai aperture

dan menuju frame bukaan terbesar pada movie

clip animasi aperture yaitu frame 1. Dan

seterusnya hingga frame bukaan terkecil frame 7.

Gambar 15 Script animasi aperture

Untuk Pembuatan animasi shutter speed

Script ditempatkan pada frame movie clip animasi

shutter speed. Variabel nilai detik pada script

animasi shutter terdapat diluar movie clip,

nilainya ditentukan dengan cara membagi nilai

maksimal ratio slider (100) dengan banyaknya

nilai shutter speed yang akan muncul yaitu 12,

kemudian dari hasil pembagian 8.3 dibuat jarak

pada nilai ratio slider menjadi nilai shutter speed.

Semisal nilai ratio dari 8.3 sampai dengan 16.6

menjadi 1/4 detik. Dari nilai shutter speed 1/4

detik tersebut dibuat pembagi 1000 milisecond

menjadi 250 milisecond. Maka jeda animasi

shutter membuka dan menutup adalah 250

milisecond.

Gambar 16 Script animasi shutter speed

Dan pembuatan animasi ISO sama prosesnya

dengan pembuatan slider ISO yaitu dengan

perubahan tingkat alpha gambar noise. Hanya saja

gambar noise yang digunakan lebih kecil.

7.5 Pembuatan Brightness

Pembuatan gelap terang disini merupakan

perubahan nilai RGB yang dilakukan pada movie

clip di color advanced effect mulai dari -255

hingga 255. Perubahan yang terjadi pada RGB

yang dirubah menjadi -255 semua akan membuat

gambar terlalu gelap atau hitam. Dan perubahan

RGB dengan nilai 255 akan menjadi terlalu terang

atau putih. Dan RGB kecerahan normal dibuat

menjadi 0. Dari pengaturan ini kemudian diatur di

script lightmeter untuk ditentukan framenya.

Persamaan pada variable ev dalam script

merupakan penjabaran dari persamaan eksposure

dan relasi dengan ISO yang didapat dari referensi.

Ev= 3,32*((log N2)-(log t)) – 3,32*(log S/100)

Dimana :

Ev : Nilai Exposure

N :Nilai aperture

t :Nilai shutter speed

S :Nilai ISO

Page 7: PEMBUATAN SIMULATOR KAMERA DSLR DENGAN  · PDF filedengan Adobe flash dan bahasa pemrograman ... akan diberi efek-efek di software olah digital dan ... Gambar 8 Efek Lens blur

Gambar 17 Script lightmeter

Didalam script pada pembuatan brightness,

na merupakan variable dari nilai aperture yang

diambil dari slider aperture, ns merupakan

variable dari nilai shutter speed yang diambil dari

slider shutter speed, dan ni adalah variable nilai

ISO dari slider ISO.

Dalam actionscript log menggunakan

Math.log, agar hasilnya sesuai dengan log10

ditambahkan Math.LOG10E

8. ANALISA DAN HASIL PENGUJIAN

8.1 Analisa Simulator

Analisa data dilakukan dengan perbandingan

histogram dari gambar simulator yang dibuat

dengan gambar simulator dari referensi yang di

cropping. Dari histogram yang ditunjukan diambil

nilai rata-rata dari histogram tersebut.

Lightmeter Nilai rata-rata Histogram

Gambar A Gambar B

-3 0 0

-3 1,99 4,58

-3 7,76 12,37

-2 35,24 32,46

-1 85,76 72,73

0 119,98 122,94

+1 151,52 169,30

+2 206,08 213,02

+3 236,90 239,71

+3 244,91 249,87

+3 247,52 250,53

Gambar A pada tabel merupakan gambar dari

simulator yang dibuat dan gambar B adalah

gambar dari simulator referensi. Dapat

disimpulkan bahwa perubahan histogram dengan

lightmeter dan pengaturan aperture, shutter

speed, dan ISO dari gambar A dan gambar B

tidak sama persis nilainya, namun cukup

mendekati. Hal ini bisa dikarenakan kedua

gambar mempunyai nilai exposure yang berbeda

pada saat pengambilan gambar.

Jadi simulator ini memiliki tingkat exposure

yang mendekati dengan simulator dari referensi

simulator yang pernah dibuat.

9. KESIMPULAN

1. Pembuatan efek aperture, shutter speed, dan

ISO dilakukan dengan cara manipulasi

perubahan tingkat alpha dari beberapa

gambar.

2. Nilai aperture, shutter speed, dan ISO

dimasukan ke dalam persamaan exposure.

Dan nilai exposure yang dihasilkan

digunakan untuk menentukan terang gelap

pada gambar.

3. Menentukan tingkat terang gelap dari

lightmeter dibuat dari acuan referensi

simulator yang pernah dibuat sehingga

histogram gambar yang dihasilkan tidak jauh

beda.

10. DAFTAR PUSTAKA

[1] Tobias,(2008). Kamera Simulator, from

http://www.kamerasimulator.se/eng/?page_id

=2, 20 Desember 2010

[2] Ray,Sydney F,2000.The Manual of

Photography- Ninth Edition :Focal Press,

Publishing, Inc

[3] Reinhardt, Robert dan Joey Lott.2004.Flash

MX 2004 Action Script.Canada: Wiley,

publishing, Inc.

[4] Edi S. Mulyanta.2007.Teknik Modern

Fotografi Digital.Yogyakarta: C.V Andi

offset.

[5] Allen, Elizabeth, and Sophie Triantaphillidou,

2011. The Manual of Photography-Tenth

Edition : Focal Press, Publishing, Inc.

[6] Jhonson, Charles S. 2010. Science For The

Curious Photographer. A K Peters, LTD.