pembuatan panduan belajar hypnotherapy berbasis multimedia...

19
1 PEMBUATAN PANDUAN BELAJAR HYPNOTHERAPY BERBASIS MULTIMEDIA DI JCC (JOGJA COUNSELING CENTER) Naskah Publikasi diajukan oleh : LILIS SETYOWATI 04.11.0689 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2010

Upload: vanngoc

Post on 29-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PEMBUATAN PANDUAN BELAJAR HYPNOTHERAPY BERBASIS

MULTIMEDIA DI JCC (JOGJA COUNSELING CENTER)

Naskah Publikasi

diajukan oleh :

LILIS SETYOWATI 04.11.0689

kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM

YOGYAKARTA 2010

2

3

THE MAKING OF HYPNOYHERAPY LEARNING GUIDANCE BASED ON MULTIMEDIA IN JCC (JOGJA COUNSELING CENTER)

PEMBUATAN PANDUAN BELAJAR BERBASIS MULTIMEDIA

DI JCC (JOGJA COUNSELING CENTER)

Lilis Setyowati Jurusan Teknik Informatika

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

In the enterprise, computer is an assist instrument absolutely need. Information system application is main requirement to support competitive value which can give high priority. This important value of information system for operational and management in enterprise make Jogja Counseling Center utilizing development technology.

Jogja Counseling Center is hypnotherapy service and training enterprise which coach still using pilot book sometime make not interesting for devotee, in the other wises many peoples want to study it. This is show thata media take important part for information report. From it appear a question, “How to create an instruction media as effective, practice and interest information report?”

In this research, written offer making multimedia system to Jogja Counseling Center as a substitute instruction media application for manual pilot book which more interest and better.

Key word : computer, information system, instruction media, multimedia system

4

1. PENDAHULUAN

Dunia informasi semakin berkembang pesat, teknologi informasi yang berupa

komputer sangat membantu peningkatan kualitas SDM, karena sebagai media informasi,

IT dapat membantu pencapaian pembelajaran yang praktis, kreatif, dan menyenangkan.

Untuk membantu pencapaian pembelajaran disini diperkenalkan sistem belajar CD

Interaktif, dimana CD Interaktif lebih ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah

transformasi proses belajar kedalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi. Saat

ini teknologi telah menjadi media penyampaian yang paling digemari sehingga dapat

dengan mudah untuk memperlancar proses belajar secara praktis dan efisien tanpa

memperpanjang waktu.

Begitu juga JCC (Jogja Counseling Center) yang ingin memanfaatkan teknologi

sebagai media penyampaian yang lebih praktis dimana JCC (Jogja Counseling Center)

merupakan sebuah Biro Psikologi yang bergerak dalam bidang jasa therapy yang

menggunakan hypnotis dengan sugesti yang dapat dibentuk dan diarahkan untuk tujuan

tertentu yang bermanfaat untuk pribadi/keluarga, penyembuhan, pendidikan, kemajuan,

hiburan/pertunjukan dan juga investigasi yang mana pada saat ini telah berkembang dan

diminati oleh masyarakat muda maupun tua. [hypnosis training lengkap, Trisulistyo, 2008,

h.1].

Dengan segi manfaat sedemikian rupa banyak orang yang tertarik untuk

mempelajari hipnotis yang bertujuan untuk therapy, karena semakin banyaknya peminat

yang tidak hanya ingin therapy dengan cara demikian ada pula yang berminat untuk

belajar hipnotis karena hypnotherapy bisa dilakukan secara individu tanpa therapis

namun terkadang untuk belajar secara intensive orang memiliki kendala pada pengaturan

waktu yang kurang efisien.

Dari uraian diatas diidentifikasi masalah yang timbul, yaitu pertama perlu adanya

sarana yang efektif dan menyenangkan supaya dapat belajar untuk lebih bisa mandiri

karena keterbatasan waktu pengajar dan yang diajar. Kedua meningkatkan fungsi

komputer sebagai salah satu media pembelajaran yang ada. Ketiga untuk mengubah

cara belajar. Oleh karena itu penulis memilih judul “Pembuatan Panduan Belajar

Hypnotherapy Berbasis Multimedia di JCC (Jogja Counseling Center)”. [hypnosis training

lengkap, Trisulistyo, 2008, h.1].

1.1. Tujuan Penelitian

Dalam pembuatan ini, penulis mempunyai tujuan antara lain adalah :

1. Menerapkan ilmu dan teori yang telah diajarkan oleh Dosen,

2. Membuat media pembelajaran yang praktis, menarik dan efisien.

5

1.2. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diperlukan penulis menggunakan beberapa metode

sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Pengumpulan data yang diperoleh dengan cara pengamatan langsung terhadap

objek yang bersangkutan,

2. Metode Kepustakaan

Pengumpulan data yang diperoleh dengan cara membaca dan mempelajari

permasalahan yang ada melalui buku–buku yang berhubungan dengan masalah

yang dihadapi,

3. Metode Wawancara

Metode pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengadakan wawancara

langsung terhadap beberapa narasumber.

6

2. LANDASAN TEORI

Multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari

data, media ini dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik, dan

gambar. Dalam definisi ini terdapat empat komponen penting multimedia yaitu pertama,

harus ada komputer yang mengkoordinasikan apa yang dilihat dan didengar. Kedua,

harus ada link yang menghubungkan kita dengan informasi. Ketiga, harus ada alat

navigasi yang memandu kita menjelajahi jalinan informasi yang saling terhubung.

Keempat, multimedia menyediakan tempat kepada kita untuk mengumpulkan,

memproses, dan mengkomunikasikan informasi dan ide kita sendiri.

Dalam pembuatan aplikasi ini penulis menggunakan stuktur multimedia yaitu

struktur hierarki. Struktur hierarki merupakan struktur seperti tangga atau pohon. Masing-

masing objek menyediakan sebuah menu pilihan yang menonjolkan lebih banyak menu

dengan lebih banyak pilihan.

Gambar 2.1 Struktur hierarki Sumber : Desain Grafik & Halaman Web, Laura Lemay’s

Keterangan :

= Home Splash

= Level 1 Section

= Level 2 Data

= Level 3 Resources.

7

Personal komunikasi Spesialisasi Informasi Pemakai

Langkah 1

Langkah 2

Langjah 3

Langkah 4 Langkah 5

Langkah 6

Langkah 7

Langkah 8 Langkah 9

Memelihara Sistem

2.1. Siklus Hidup Pengembangan Aplikasi (Sistem) Multimedia

Pengembangan sistem multimedia harus mengikuti tahapan pengembangan

sebagai berikut : mendefinisikan masalah, studi kelayakan, melakukan analisis

kebutuhan, merancang konsep, merancang isi, menulis naskah, memproduksi sistem,

melakukan tes pemakai, menggunakan sistem, dan memelihara sistem. Gambar 2.5

menunjukkan siklus pengembangan multimedia. [Suyanto, M. h:41].

Gambar 2.3 Siklus pengembangan aplikasi multimedia

Sumber : Analisis & Desain Aplikasi Multimedia, M. Suyanto, h.41

Gambar tsb dapat dirinci lagi dan ditunjukkan pada Gambar 2.6 sebagai berikut :

Gambar 2.4 Rincian siklus pengembangan aplikasi multimedia Sumber : Sistem informasi manajemen, Raymond Mc Leod, h.140

Definisi masalah

Mengidentifikasi Masalah

Merancang isi

Menulis Naskah

Merancang Grafik

Memproduksi Sistem

Pengujian Pemakaian

Menggunakan sistem

8

Dalam pembuatan CD interaktif ini penulis akan menggunakan beberapa software

yaitu Macromedia Direktor MX 2004 untuk pengolahan data agar menjadi lebih menarik

dan mudah difahami, Adobe Audition 1.5 untuk pengolahan suara, dan menggunakan

Adobe Photoshop dalam pengeditan gambar–gambar agar menjadi lebih sempurna

serta Quick Time player sebagai support untuk menjalankan video.

2.2. Spesifikasi Komputer yang Digunakan

Dalam membangun sebuah aplikasi multimedia tidak harus membutuhkan

komputer yang spesifikasinya tinggi. Sistem standar minimum yang dapat dipakai untuk

membuat animasi dan menjalankan Macromedia director MX 2004, Adobe Photoshop

CS, dan Adobe Audition 1.5 adalah :

1. Intel Pentium ® III atau IV

2. Microsoft Windows ® 2000 Service Pack 3, atau Windows XP

3. RAM 256 MB

4. Resolusi Monitor 1024 x 768 (VGA)

5. CD-ROM drive

6. Hard Disk 40 GB

Spesifikasi komputer yang digunakan Skripsi ini adalah :

1. AMD Sempron(tm) 2500+

2. Microsoft Windows XP Professional version 2002 service Pack 2

3. RAM 512 Mb

4. VGA 32 bit

5. Hard Disk 40 Gb

6. CD-RW

9

3. ANALISIS

Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem

informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk

mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-

kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan

sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

Kesalahan sistem informasi merupakan tahapan tahapan yang sangat penting,

karena kesalahan ditahap ini akan menyebabkan kesalahan yang berarti pada tahap

selanjutnya. Sebelum melakukan tahap analisis ini perlu diadakan perencanaan sistem,

kemudian baru memasuki desain sistem. Analisis sistem dipakai untuk menentukan

seberapa jauh sebuah sistem telah mencapai sasarannya, jika sistem memiliki beberapa

kelemahan maka harus dapat ditentukan dan dicari solusinya dan dapat diusulkan

perbaikannya.

3.1. Identifikasi Masalah Dalam analisis sistem mengidentifikasi masalah merupakan langkah pertama

yang harus dilakukan. Masalah inilah yang menyebabkan sasaran dari sistem yang tidak

dapat diatasi pada Jogja Counseling Center dalam proses pembelajaran yang digunakan

dalam penyampaian materi kebanyakan masih menggunakan cara manual dan sangat

sederhana yaitu dengan cara menyampaikan secara lisan dan tulisan diam yang ada

dalam buku panduan. Dengan metode pembelajaran seperti itu maka tingkat keefisienan

waktu masih dikatakan rendah dan kurang efektif. Selain itu sekaligus untuk

meningkatkan mutu proses belajar mengajar di Jogja Counseling Center serta

menunjukkan kualitas Jogja Counseling Center sebagai salah satu komunitas terbaik di

Jogjakarta mencoba dan memerlukan suatu aplikasi multimedia yang dapat mengatasi

permasalahan tersebut. Sasaran sistem multimedia antara lain peningkatan kinerja,

efektifitas belajar mengajar, penurunan biaya, peningkatan efisiensi.

Dalam tahapan identifikasi masalah terdapat dua poin yang akan menjadi pokok

bahasan yaitu:

Definisi masalah

Masalah yang terjadi pada Jogja Counseling Center dalam proses pembelajaran

adalah dalam penyampaian materi kepada peserta kurang lengkap dan kurang efektif

serta kurang menarik. Pihak komunitas dalam melakukan proses belajar mengajar hanya

menggunakan papan tulis, buku panduan dan frekuensi praktikum pun kurang.

10

Penyebab masalah

Media pembelajaran yang ada saat ini kurang lengkap disebabkan karena media

belajar hanya menggunakan diktat atau buku panduan, sehingga orang kurang begitu

tertarik dan kurang memperhatikan pada materi pembelajaran yang diberikan.

3.2. Analisis Kelemahan Sistem

Untuk mengidentifikasi masalah, maka harus melakukan analisis terhadap kinerja

(performance), informasi (information), ekonomi (economic), keamanan (control), efisiensi

(effeciency), pelayanan (service). Panduan ini dikenal dengan istilah PIECES analysis

(performance, information, economic, control, efficiency, service).

1. Analisis Kinerja (Performance Analysis)

Masalah kinerja terjadi ketika suatu tugas dijalankan tidak mencapai

sasaran peluang untuk memperbaiki kinerja. Peluang untuk memperbaiki

kinerja terjadi ketika seseorang menyetujui suatu cara untuk mempercepat

tugas-tugas tersebut sehingga sasaran dapat tercapai. [Analisis & Desain

Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran, M. Suyanto, h.46].

Kinerja (hasil kerja) dapat diukur dari Troughput (Jumlah dari

pekerjaan yang dapat dilakukan suatu sistem tertentu) dan Response time

(Rata-rata waktu yang tertunda diantara dua pekerjaan ditambah dengan

waktu respon untuk menangani pekerjaan tersebut). Maka jika terjadi

penurunan penjualan/permintaan maka terjadi masalah pada kinerja.

Tabel 3.1 Hasil analisis kinerja

Parameter Hasil Analisis

1. Troughput Jumlah informasi yang dihasilkan

belum maksimal, karena dengan

membaca buku panduan terkadang

kurang berkesan.

2.Response time Dalam memberikan layanan

informasi, JCC harus melakukan

kerjasama dengan percetakan dalam

pembuatan buku panduan yang

digunakan sehingga waktu yang

dibutuhkan sangat bergantung dari

jasa percetakan yang ditunjuk.

11

2. Analisis Informasi (Information Analysis)

Merupakan komoditas paling krusial bagi pemakai akhir.

Kemampuan sistem informasi berbasis multimedia dapat menghasilkan

informasi yang bermanfaat dengan di evaluasi untuk menangani masalah,

dan peluang untuk mengatasi masalah tersebut. [Analisis & Desain Aplikasi

Multimedia untuk Pemasaran, M. Suyanto, h. 47].

Apabila kemampuan dan kwalitas sebuah informasi baik, maka

perusahaan akan mendapatkan informasi yang Akurat, tepat waktu dan

relevan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam penginformasian sisitem

dibutuhkan peningkatan kwalitas informasi dan kecepatan pemberian

informasi khususnya informasi pelayanan yang diberikan dan produk yang

dihasilkan.

Tabel 3.2 Hasil analisis informasi

Parameter Hasil Analisis

1.Akurat Informasi yang disediakan oleh sistem

lama sudah maksimal. Hanya saja ada

beberapa buku yang tidak sesuai

dengan penjelasan pelatih kerana

telah mengalami perubahan

percetakan.

2.Tepat waktu (Up to date) Pada sistem lama kurang maksimal,

karena pada sisitem lama

mendapatkan informasi atau materi

baru membutuhkan waktu yang lama

untuk menerbitkan materi dalam

bentuk buku, selain itu belum tentu

bisa mendapatkan penulis yang

semart.

3.Relevan Pada sistem lama sudah relevan.

Antara judul dengan isi dan materi

serta latihan-latihan pada buku

panduan sudah saling berkaitan.

12

3. Analisis Ekonomi (Economic Analysis)

Ekonomi barangkali merupakan motivasi yang paling umum untuk

suatu proyek pijakan dasar. Bagi kebanyakan user adalah biaya/rupiah.

Persoalan ekonomi dan peluang berkaitan dengan masalah biaya.

Bagaimanakah cara mengurangi pembengkakan biaya?

Tabel 3.3 Hasil analisis ekonomi

Parameter Hasil Analisis

1.Biaya Diperlukan biaya untuk percetakan

buku panduan, apabila ada kesalahan

atau ada yang akan ditambahkan

maka harus mencetak ulang dan

menambah pengeluaran lagi.

2. Manfaat Dengan menggunakan informasi yang

lebih detail dan interaktif dalam

penyajian informasi dapat

meningkatkan nilai tambah pada JCC

sendiri dalam menarik minat

konsumen serta meraih keunggulan

dalam bersaing.

4. Analisis Keamanan (Control Analysis)

Pengendalian atau kontrol dalam sebuah sistem sangat diperlukan

karena keberadaannya untuk menghindari dan mendeteksi secara dini

terhadap penyalahgunaan atau kesalahan sistem serta untuk menjamin

keamanan data dan informasi. Dengan adanya kontrol maka kinerja yang

mengalami gangguan dapat diperbaiki.

Tabel 3.4 Hasil analisis keamanan

Parameter Hasil Analisis

1.Kontrol Informasi yang ada dalam panduan

yang berbentuk buku keamanannya

masih kurang dapat dikontrol, media

ini mudah rusak pada saat

penyampaian informasi.

13

5. Analisis efisiensi (efficiency Analysis)

Efisiensi seringkali dikacaukan dengan ekonomi yang sebenarnya

beda. Ekonomis berkaitan dengan jumlah sumberdaya yang digunakan

sedangkan efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumberdaya tersebut

digunakan dengan pembororsan yang minimal. Efisiensi ditetapkan sebagai

output yang dibagi oleh input. Masalah efisiensi dan peluang membutuhkan

peningkatan output, pengurangan input, maupun keduanya. Tingkat efisiensi

pada sistem lama dalam pendayagunaan waktu kurang efisien.

Tabel 3.5 Hasil analisis efesiensi

Parameter Hasil Analisis

1.Dokumentasi Sistem penggajian secara manual

kurang efisien karena harus

melakukan dokumentasi secara

manual.

Kelemahan sistem lama untuk memahami materi dan latihan-latihan

pada buku biologi membutuhkan 3 sampai 4 kali baca, sehingga waktu yang

digunakan kurang efisien.

6. Analisis Pelayanan (Service Analysis)

Analisa peningkatan pelayanan beragam. Proyek yang dipicu oleh

peningkatan pelayanan yang lebih baik terhadap bisnis para pelanggannya,

maupun keduanya, pelayanan yang ditingkatkan untuk menangani

keputusan pelanggan, karyawan atau pimpinan.

14

Tabel 3.6 Hasil analisis pelayanan

Parameter Hasil Analisis

1.Akurasi Informasi yang disediakan oleh

sistem lama sudah maksimal. Hanya

saja ada beberapa buku yang tidak

sesuai dengan penjelasan pelatih

kerana telah mengalami perubahan

percetakan

2.Reliabilitas Konsistensi dalam hal pengolahan

dan hasilnya, pada sistem lama

masih kurang.

3. Enak dipakai (ease of use) Pada sistem lama tingkat

pelayanannya kurang maksimal.

Contohnya pada tampilan didalam

buku statis serta gambar yang hanya

hitam dan putih (tidak berwarna) serta

kurang menarik karena itu pemakai

atau user cepat merasa jenuh dan

bosan,selain itu untuk mendapatkan

penjelasan materi yang lain peserta

harus menunggu pertemuan

berikutnya pada pelatihan yang sama.

4.Keluwesan Ini berhubungan dengan kemampuan

sistem dalam menangani

perkecualian yang muncul dari

kondisi pengolahan yang normal.

5.Koordinasi Koordinasi menghendaki sinergi,

berkaitan dengan sistem lama JCC

belum mencapai sinergi yang

dikehendaki.

15

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Melihat dari pokok permasalahan yang ada pada buku panduan pembelajaran

hypnotherapy di JCC, dapat diketahui bahwa permasalahan yang ada adalah

”Bagaimana menciptakan suatu media penyampaian informasi pengganti yang dapat

memberikan nilai daya tarik yang tinggi dan memberikan nilai komunikasi interaktif tanpa

mengurangi kualitas isi dari informasi tersebut”.

Sistem informasi baru yang berupa aplikasi multimedia interaktif terbukti mampu

memenuhi kebutuhan penyampaian informasi yang dapat memberikan nilai daya tarik

yang tinggi kepada pengguna sehingga pengguna cenderung tertarik untuk mengetahui

isi dari aplikasi multimedia ini. Dengan adanya interaktivitas yang terdapat dalam aplikasi

ini, maka pengguna tidak akan merasa jenuh karena mereka merasa dilibatkan dalam

pencarian informasi yang terdapat dalam aplikasi multimedia ini.

Sasaran aplikasi multimedia antara lain meningkatkan efektivitas penyampaian

informasi, penurunan biaya, peningkatan keamanan aplikasi, peningkatan efisiensi dan

peningkatan pelayanan kepada pelanggan. Sedangkan batasan aplikasi multimedia ini

adalah hanya sebagai media penyampai informasi pengganti buku panduan pelatihan

hypnotherapy JCC.

4.1. Hasil Rancangan Aplikasi dan manual program

Dalam program yang dibuat oleh penulis sangat sederhana tetapi menarik, dalam

hal ini dapat dilihat dari hasil rancangan halaman intro dan menu utama, berikut uraian

cara penggunaannya:

1. Intro

Tampilan pembuka merupakan tampilan pertama yang harus dilalui oleh para

pengguna setiap kali mengakses aplikasi multimedia interaktif Pelatihan Hypnotherapy

JCC. Disini hanya terdapat dua pilihan menu, yaitu animasi pembuka, tombol keluar dan

tombol masuk, yang mana fungsi dar tombol keluar adalah untuk keluar dari aplikasi,

kemudian tombol masuk untuk menuju ke menu utama. Tombol berbentuk text diletakkan

dibawah dan diberi sprite change ink ”ghost” menandakan bahwa text tersebut aktif.

16

Gambar 4.1 Halaman intro

a. Tombol menu ”keluar” untuk keluar dari aplikasi

b. Tombol menu ”Masuk” menuju kehalaman Menu Utama

2. Menu Utama

Menu ini merupakan halaman pertama dan utama dari aplikasi ini. Pada menu

utama tersedia tujuh tombol yang didalamnya meliputi tombol-tombol sebagai berikut :

Gambar 4.2 Halaman menu utama

17

a. Tombol menu Pendahuluan, menuju kehalaman menu pendahuluan,

b. Tombol menu Aplikasi, menuju kehalaman menu aplikasi,

c. Tombol menu Metode, untuk masuk kehalaman mrnu metode pelatihan,

d. Tombol menu Self Hypnosis, menuju kehalaman menu self hypnosis,

e. Tombol menu Kontak, menuju kehalaman kontak,

f. Tombol Keluar, untuk keluar dari aplikasi,

g. Tombol Intro, untuk kembali lagi kehalaman intro,

4.2. Hasil Respon Pengguna

Tabel 4.1 Hasil uji coba responden

No Aspek yang dinilai Skala penilaian

1 2 3 4 5

1 Keefektifan dan keefisienan sebagai media pembelajaran 0% 0% 40% 60% 0%

2 Kemudahan dalam pemeliharaan aplikasi 0% 0% 30% 70% 0%

3 Kemudahan dalam penggunaan dan kessederhanaan dalam pengoprasiannya 0% 0% 20% 80% 0%

4 Aplikasi dapat dijalankan diberbagai spesifikasi komputer 0% 30% 70% 0% 0%

5 Kemudahan untuk memahami materi 0% 10% 40% 50% 0%

6 Kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi 0% 0% 50% 50% 0%

7 Pemberian motifasi belajar 0% 5% 50% 45% 0%

8 Audio (narasi, sound, effect, backsound,musik) 0% 10% 60% 30% 0%

9 Visual (layout design, typography, warna) 0% 0% 30% 70% 0%

10 Media bergerak (animasi, movie) 0% 0% 40% 60% 0%

Rata-rata % 0% 5,5% 42% 51,5% 0%

Tabel diatas yang merupakan hasil uji coba tahap kedua yaitu langsung kepada

user atau pengguna dengan Jumlah responden ada 20 orang dengan jenis kelamin laki-

laki dan perempuan dengan rentang umur berkisar antara 20 sampai 60 tahun termasuk

ketua dari Jogja Counseling Center itu sendiri. Responden berasal dari berbagai

kalangan dengan tingkat pendidikan dan latar belakang yang berbeda, dengan demikian

diharapkan dapat mewakili seluruh kalangan konsumen yang menjadi target dari

penyampaian CD interaktif.

18

1. KESIMPULAN

Setelah dijelaskan dan diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dari analisis dan

perancangan sistem multimedia pada penerapan CD Interaktif sebagai pengganti Buku

Panduan Pelatihan Hypnotherapy yang dikeluarkan oleh Jogja Counseling Center, maka

dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

1. Multimedia Interaktif ini dapat meningkatkan citra JCC (tidak ketinggalan jaman)

di mata konsumen dan secara tidak langsung mampu menunjang penjualan

jasa,

2. Multimedia interaktif ini dapat menjadi nuansa baru dan motivasi belajar

hipnotherapy secara mandiri,

3. Multimedia interaktif yang dibuat untuk panduan pembelajaran hypnotherapy

JCC lebih efektif dalam penyampaian informasi karena disertai dengan animasi

dan interaksi yang membantu pengguana untuk memahami suatu materi,

4. Dilihat dari pembahasan dan nilai rata-rata responden yang mengatakan 42%

“cukup Baik” dan 51,5% mengatakan “baik”, maka dapat disimpulkan bahwa

aplikasi yang dibuat sudah layak untuk digunakan,

5. Meskipun masih terdapat kekurangan, seperti halnya narasi, teks, polesan grafis

dan gerak yang kurang halus akan tetapi CD Interaktif ini sudah layak untuk

digunakan di JCC.

DAFTAR PUSTAKA

Suyanto, M. 2003. MULTIMEDIA Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing.

Yogyakarta. ANDI Offset

Suyanto, M. 2004. Analisis dan Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran.

Yogyakarta. ANDI Offset

TriSulistyo, Sudibyo. 2008. Hypnosis Training Lengkap. Cetakan sendiri

Lemay’s, Laura. Duff, M.Jon, Mohler, L.James. Desain grafik & Halaman Web, alex

media komputindo, Jakarta, 1997,

Mc Leod, Raymond, Jr. Sistem Informasi Manajemen jilid II, PT. Prenhallindo Jakarta,

1999,

Ph.D, Pressman, S, Roger. Rekayasa Perangkat Lunak.

Penerbit andi & madcoms. Panduan Lengkap Macromedia Director mx 2004, andi ofset.

Hendratman, Hendi ST, the magic of macromedia director, Informatika

Al Fatta, Hanif. Analisis & Perancangan Sistem Informasi. ANDI Offset

http://romisatriawahono.net/2006/06/21/aspek dan kriteria penilaian media pembelajaran/

http://www.amazon.com

Http://www.bi.go.id