pembinaan keterampilan mengajar guru

31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada sebuah pendapat yang menyatakan, bahwa mengajar adalah proses penyampaian atau penerusan pengetahuan, sudah ditinggalkan banyak orang. Kini, mengajar lebih sering dimaknai sebagai perbuatan yang komplek, yaitu penggunaan secara integratif sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan. Pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud dilandasi oleh seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu wawasan. Sedangkan aplikasinya secara unik dalam arti sebuah simultan dipengaruhi oleh semua komponen belajar mengajar. Komponen yang dimaksud yaitu: tujuan yang ingin dicapai, pesan yang ingin disampaikan, subjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar, serta yang tidak kalah pentingnya keterampilan, kebiasaan serta wawasan guru tentang diri dan misinya sebagai pendidik. Agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, maka pengajar hurus memberdayakan diri sendiri dan para siswanya. Siswa diharapkan mempunyai kompetensi yang diajarkan. Mereka diposisikan sebagai subjek belajar, sedangkan guru sebagai fasilitator. 1

Upload: dahlia-tambajong

Post on 31-Jul-2015

139 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembinaan Keterampilan Mengajar Guru

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ada sebuah pendapat yang menyatakan, bahwa mengajar adalah proses

penyampaian atau penerusan pengetahuan, sudah ditinggalkan banyak orang.

Kini, mengajar lebih sering dimaknai sebagai perbuatan yang komplek, yaitu

penggunaan secara integratif sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan.

Pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud dilandasi oleh

seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu wawasan. Sedangkan aplikasinya

secara unik dalam arti sebuah simultan dipengaruhi oleh semua komponen belajar

mengajar. Komponen yang dimaksud yaitu: tujuan yang ingin dicapai, pesan yang

ingin disampaikan, subjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar, serta yang tidak

kalah pentingnya keterampilan, kebiasaan serta wawasan guru tentang diri dan

misinya sebagai pendidik. Agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan

baik, maka pengajar hurus memberdayakan diri sendiri dan para siswanya. Siswa

diharapkan mempunyai kompetensi yang diajarkan. Mereka diposisikan sebagai

subjek belajar, sedangkan guru sebagai fasilitator.

Jika mengajar dirumuskan sebagai upaya menyampaiakn (transfer) bahan

pelajaran kepada siswa, maka makna mengajar itu sendiri akan terbatas hanya

pada penyampaian bahan pelajaran itu saja secara sederhana sekali, guru di satu

pihak menyampaikan bahan pelajaran dan siswa di pihak lain akan menerima

secara pasif.

Biasanya proses penyampaian seperti itu akan berlangsung secara imposisi

(penuangan), guru menuangkan sejumlah informasi/pengetahuan kepada siswa,

artinya guru mendominasi kelas melalui penyampaian lisan sehingga umumnya

muncul gejala verbalistis.

Akan tetapi, jika pengertian mengajar ialah segala upaya yang dilakukan

dengan sengaja guna menciptakan proses belajar pada siswa dalam mencapai

1

Page 2: Pembinaan Keterampilan Mengajar Guru

tujuan yang telah dirumuskan, maka jelas bahwa yang menjadi sasaran akhir dari

proses pengajaran itu ialah siswa belajar.

Dalam hal ini upaya apapun dapat dilakukan asal dapat

dipertanggungjawabkan mengantarkan siswa menuju pencapaian tujuan

pengajaran yang telah ditentukan, artinya siswa cenderung aktif. Pencapaian

tujuan dilakukan melalui proses pengajaran guru tampil di depan kelas untuk

mengajar secara langsung ataupun menggunakan perangkat proses pengajaran.

Sehingga pada hakekatnya mengajar itu merupakan upaya guru untuk

menciptakan kemungkinan terjadinya proses belajar pada siswa. Jadi yang paling

penting dalam mengajar itu bukanlah bahan yang disampaikan oleh guru akan

tetapi proses siswa dalam mempelajari bahan tersebut. Dan peranan yang

menonjol dalam kegiatan pengajaran ada pada siswa, ini tidak berarti bahwa

peranan guru disishkan, hanya diubah saja, guru bukan berperan sebagai

penyampai informasi akan tetapi hanya bertindak sebagai pengarah dan pemberi

fasilitas untuk mewujudkan terciptanya proses belajar (director and facilitator of

learning).

Jadi, guru yang professional itu adalah guru yang dapat melakukan tugas

mengajarnya dengan baik. Yang dalam proses belajar mengajarnya membutuhkan

keterampilan-keterampilan khusus demi terciptanya kelancaran proses belajar

mengajar yang lebih efektif dan efisien.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian pembinaan Keterampilan guru?

2. Bagaimana upaya peningkatan Keterampilan guru?

2

Page 3: Pembinaan Keterampilan Mengajar Guru

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Mengajar Guru

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan

berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan

pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai keterampilan yaitu keterampilan

mengajar dalam hal ini membelajarkan. Keterampilan mengajar atau

membelajarkan merupakan kompetensi pedagogik yang cukup kompleks karena

merupakan integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.1

Persepsi (Perception) yang berarti pengelihatan, keyakinan dapat dilihat atau

dimengerti. Persepsi terjadi karena adanya stimulus atau rangsangan dari

lingkungan sekitar, sehingga individu dapat memberikan makna atau menafsirkan

sesuatu hal. Slameto menjelaskan bahwa “Persepsi merupakan proses yang

menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui

persepsi, manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya,

hubungan ini dilakukan dengan indera yaitu, pendengaran, peraba dan

penciuman”. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah

suatu proses pemberian makna yang dilakukan secara sadar berupa tanggapan

atau pendapat individu terhadap suatu objek atau peristiwa yang diterima melalui

alat indera.2

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan

“kecakapan untuk menyelesaikan tugas”,  sedangkan mengajar adalah “melatih”.

DeQueliy dan Gazali Slameto mendefinisikan mengajar adalah menanamkan

pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Definisi yang

modern di Negara-negara yang sudah maju bahwa “teaching is the guidance of

1 Hamalik, O. 2004 ; 242 Slameto. 2010 : 102

3

Page 4: Pembinaan Keterampilan Mengajar Guru

learning”. Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Alvin

W.Howard Slameto berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk

mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau

mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan)

dan knowledge.3

Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan keterampilan

mengajar guru adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru dalam

melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya

berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan. Jadi, persepsi siswa

tentang keterampilan mengajar guru adalah penilaian berupa tanggapan/pendapat 

siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses kegiatan belajar

mengajar.4

Pembinaan Keterampilan guru adalah tindakan dan kegiatan yang

dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik guna memiliki latar belakang

pendidikan keguruan yang memadai dalam melaksanakan tugas-tugas

kependidikan diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu.5

Keterampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat

melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga

pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien. Di samping itu, keterampilan

dasar merupakan syarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikan berbagai

strategi pembelajaran. Dalam keterampilan dasar mengajar tersebut ada delapan

keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses belajar mengajar yaitu;

keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan memberikan

penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan membuka dan

menutup pelajaran, keterampilan mengelola kelas, keterampilan membimbing

diskusi kelompok kecil, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.

3 Slameto. 2010 : 324 Ibid hal 335 Ibid hal 33

4

Page 5: Pembinaan Keterampilan Mengajar Guru

B. Keterampilan dasar Mengajar Guru

Delapan keterampilan dasar mengajar adalah sebagai berikut

1. Keterampilan Menjelaskan

Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan

bahan belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan

yang berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik. Dengan definisi

lain ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang

diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang

satu dengan yang lainnya.6

2. Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang

dilontarkan guru yang menuntun respon atau jawaban dari peserta didik. Ada

yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya

merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal.

Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal

yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus

efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar,

bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan

baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif.7

Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”.

Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang

dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan

hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan

stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar

mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang

tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan

6 Hasibuan, JJ & Moedjiono.1993 : 537 Ibid hal 54

5

Page 6: Pembinaan Keterampilan Mengajar Guru

dampak positif. Pertanyaan yang baik di bagi manjadi dua jenis, yaitu

pertanyaan menurut maksudnya dan pertanyaan menurut taksonomo Bloom.

Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari : Pertanyaan permintaan

( compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan

mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan pertanyaan menggali

(probing question). Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi Bloom, yaitu:

pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde question),

pemahaman (conprehention question), pertanyaan penerapan (application

question), pertanyaan sintetis ( synthesis question) dan pertanyaan evaluasi

(evaluation question).8

Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar,

guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan

maupun ketika menerima jawaban siswa. Dan harus menghindari kebiasaan

seperti : menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang

pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak,

menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya dan mengajukan

pertanyaan ganda. Dalam proses belajar mengajar setiap pertanyaan, baik

berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respons siswa sehingga

dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa,

di masukkan dalam golongan pertanyaan. Ketrampilan bertanya di bedakan

atas ketrampilan bertanya dasar dan ketrampilan bertanya lanjut.

Ketrampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar

yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-

komponen yang di maksud adalah : Pengungkapan pertanyaan secara jelas

dan singakat, Pemberian acuan, pemusatan, Pemindah giliran, Penyebaran,

Pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.

8 Hasibuan, JJ & Moedjiono.1993 : 55

6

Page 7: Pembinaan Keterampilan Mengajar Guru

Sedangkan ketrampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari

ketrampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan

kemampuan berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa

agar dapat berinisiatif sendiri. Ketrampilan bertanya lanjut di bentuk di atas

landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua

komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan ketrampilan

bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah :

Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan,

Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan

peningkatan terjadinya interaksi.

3. Keterampilan Menggunakan Variasi

Pengertian penggunaan variasi merupakan keterampilan guru dalam

menggunakan bermacam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar

peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat, gairah

dan aktivitas belajar mengajar yang efektif.9

Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses

interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa

sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan

ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar

dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di

kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu : - Variasi dalam

cara mengajar guru, meliputi : penggunaan variasi suara (teacher voice),

Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru

(teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and

movement), gerakan badan mimik: variasi dalam ekspresi wajah guru, dan

pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru ( teachers movement). -

Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat

9 Hasibuan, JJ & Moedjiono.1993 : 55

7

Page 8: Pembinaan Keterampilan Mengajar Guru

pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke

dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi

penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut : variasi alat atau bahan

yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengart

(auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi

alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids). -

Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid

dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya.

Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan

kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi

keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.

4. Keterampilan Memberi Penguatan

Memberi penguatan atau reinforcement merupakan tindakan atau

respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya

peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain.

Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah

bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi

tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan

informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya

sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon

terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan

berulangnya kembali tingkah laku tersebut.10

Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai

pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk

meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan

meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta

membina tingkah laku siswa yang produktif. Ketrampilan memberikan

10 Hasibuan, JJ & Moedjiono.1993 : 57

8

Page 9: Pembinaan Keterampilan Mengajar Guru

penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai

penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat memberikan penguatan

secara bijaksana dan sistematis.

Komponen-komponen itu adalah : Penguatan verbal, diungkapkan

dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan

sebagainya. Dan penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik

dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan

sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan,

penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh. Penggunaan

penguatan secara evektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan

evektifitas, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang

negatif.

5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Keterampilan membuka pelajaran (set induction) adalah usaha guru

untuk mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima

pelajaran. Dalam membuka pelajaran  peserta didik harus mengetahui tujuan

yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh.11

Keterampilan menutup pelajaran (closure) adalah keterampilan guru

dalam mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru

dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta

didik dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar mengajar.

Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi: menarik

perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai

usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan

dipelajari. Komponen ketrampilan menutup pelajaran meliputi: meninjau

kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan

membuat ringkasan, dan mengevaluasi.

6. Keterampilan Mengelola Kelas11 Hasibuan, JJ & Moedjiono.1993 : 59

9

Page 10: Pembinaan Keterampilan Mengajar Guru

Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam

mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal

dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat menggangu

suasana pembelajaran.12

7. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan

dalam kerja sama kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan,

mengkaji konsep, prinsip atau kelompok tertentu.13

8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan

Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru

melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan

jumlah peserta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8

orang untuk setiap kelompoknya

Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau

pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam menentukan tujuan,

bahan ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan

memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual peserta

didik.14

C. Upaya Peningkatan Keterampilan Guru

Keterampilan berhubungan dengan profil guru, walaupun protet guru

yang ideal memang sulit didapat namun kita boleh menerka profilnya. Guru

idaman merupakan produk dari keseimbangan antara penguasaan aspek keguruan

dan disiplinilmu 15

Keduanya tidak perlu dipertentangkn melainkan bagaimana guru tertempa

kepribadiannya dan terasah aspek penguasaan materinya. Kepribadian guru yang

12 Hasibuan, JJ & Moedjiono.1993 : 5913 ibid14 ibid15 Syaefudin, S. 2009 : 33

10

Page 11: Pembinaan Keterampilan Mengajar Guru

utuh dan berkualitas sangat penting karena dari sinilah muncul tanggung jawab

Keterampilan sekaligus menjadi inti kekutan professional dan kesiapan untuk

selalu mengembangkan diri. Tugas guru adalah potensi peserta didik dan

mengajarnya supaya belajar. Guru memberikan peluang agar potensi itu

ditemukan dan dikembangkan. Kejelian itulah yang merupakan ciri kepribadian

Keterampilan

Sehubungan hal di atas, maka upaya peningkatan Keterampilan guru

sekurang-kurangnya menghadapi dan memperhitungkan empat faktor, yaitu:

1) Ketersediaan dan Mutu Calon Guru

Secara jujur kita akui pada masa lalu (dan masa kini) Keterampilan guru

kurang memberikan rasa bangga diri. Bahkan ada guru yang malu disebut

sebagai guru. Rasa inferior terhadap potensi lain masih melekat di hati banyak

guru.

Kurangnya rasa bangga itu akan mempengaruhi motivasi kerja dan citra

masyarakat terhadap Keterampilan guru. Banyak guru yang secara sadar atau

tidak sadar mempromosikan keminderannya kepada masyarakat.

Seorang guru harus memiliki keyakinan dengan sepenuh hati dalam

menjalankan tugasnya. Mutu seorang guru juga harus diperhatikan agar

nantinya menghasilkan generasi yang membanggakan.

2) Pendidikn pra- Jabatan

Pendidikan pra jabatan bertujuan:

a. untuk meyakinkan kemampuan Keterampilan awal. Saringan calon

peserta pendidikan pra jabatan perlu dilakukan secara efektif, baik dari

segi kemampuan potensial, aspek-aspek kepribadian yang relevan,

maupun motivasinya.

b. Pendidikan pra-jabatan harus benar-benar secara sistematis menyiapkan

calon guru untuk menguasai kemampuan Keterampilan

3) Mekanisme Pembinaan dalam Jabatan

11

Page 12: Pembinaan Keterampilan Mengajar Guru

Ada tiga upaya dalam penyelenggaran pelbagai aspek dan tahap

penanganan pembinaan dalam jabatan Keterampilan guru. Ketiga upaya itu

adalah sebagai berikut:

a. Mekanisme dan prosedur penghargaan aspek layanan ahli keguruan perlu

dikembangkan.

b. Sistem penilikan di jenjang SD dan juga sistem kepengawasan di jenjang

SLTA yang berlaku sekarang jelas memerlukan penyesuaian-penyesuaian

mendasar.

c. Keterbukaan informasi dan kesempatan untuk meraih kualifikasi formal

yang lebih tinggi, katakanlah S1, S2 dan bahkan S3.

4) Peranan Organisasi Keterampilan

Pengawasan mutu layanan suatu biang Keterampilan dilakukan oleh

kelompok ahli yang dipandu oleh nilai-nilai Keterampilan yang sejati, yaitu

pengabdian keahlian bagi kemaslahatan orang banyak. Penanganan yang tepat

terhadap semua aspek dan tahap sistem pengadaan guru, yaitu perekrutan,

pendidikan pra-jabatan, pengangkatan-pengangkatan dan pembinaan dalam

jabatan .

D. Pembinaan Keterampilan dan Profesionalitas Guru di KKG

Depdikbud (1995:5) Untuk menumbuhkan potensi guru tersebut upaya-

upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Ketenagaan, 2) Perangkat

Sistem Pembinaan Profesional, 3) Program kegiatan, 4) Manajemen, 5)

Monitoring dan Evaluasi.16

1. Perencanaan KKG

Perencanaan juga memungkinkan adanya pengendalian (kontrol) yang

efektif (Agus, 2003 : 41).

2. Pelaksanaan KKG

16 Usman, M.Uzer. 2010 ; 33

12

Page 13: Pembinaan Keterampilan Mengajar Guru

Pengelompokkan kegiatan: a) Menentukan masalah melalui kunjungan

kelas atau pengalaman sehari-hari di sekolah, b) Usaha mencari pemecahan

masalah di sekolah dengan bantuan tutor c) Katagorisasi permasalahan, d)

Merumuskan berbagai alternatif serta penentuan alternatif yang dipilih, e)

Menerapkan alternatif yang dipilih di sekolah/ kelas (Depdikbud, 1995:38).

3. Evaluasi dan Pengawasan

Sesuai kebutuhannya, lebih jauh evaluasi sebaliknya muncul sepanjang

proses perencanaan (Saud, 2005 : 138). Ketidakmampuan atau kelalaian

melakukan fungsi tersebut sangat mempengaruhi pencapaian tujuan lembaga

(Bafadal, 2006: 46). Dari hasil ukuran yang diperoleh kemudian dibandingkan

dengan standar yang ada (Muhrodji, 2004:14).

BAB III

13

Page 14: Pembinaan Keterampilan Mengajar Guru

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa

guru yang terampil adalah guru yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran. Agar

tercipta kelancaran proses belajar-mengajar yang efektif dan efisien, diperlukan

keterampilan-keterampilan guru dalam proses belajar-mengajar tersebut. Diantaranya,

yaitu : keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan,

keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan menggunakan

media pembelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,

keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengadakan variasi, dan keterampilan

mengajar perorangan dan kelompok keci

B. Saran

Dari pemaparan diatas, kita ketahui bahwa pembinaan Keterampilan guru

sangatlah penting karena guru merupakan kunci keberhasilan sebuah lembaga

pendidikan. Baik buruknya perilaku dan cara mengajar guru akan sangat

mempengaruhi citra lembaga pendidikan. Oleh karena itu, perlu diadakan pembinaan

Keterampilan guru.

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 15: Pembinaan Keterampilan Mengajar Guru

Hamalik, O. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara

Hasibuan, JJ & Moedjiono.1993.  Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Syaefudin, S. (2009). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: CV. Alfabeta.

S.Nasution. (2000). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Usman, M.Uzer. (2010). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

15

Page 16: Pembinaan Keterampilan Mengajar Guru

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga

penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Pembinaan Terhadap

Keterampilan Profesi Guru tepat pada waktunya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah

membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah memberi

motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak

terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan

saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

Bengkulu, Januari 2012

Penyusun

16 i

Page 17: Pembinaan Keterampilan Mengajar Guru

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFATR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Mengajar Guru........................................... 3

B. Keterampilan dasar Mengajar Guru...................................................... 5

C. Upaya Peningkatan Keterampilan Guru .............................................. 10

D. Pembinaan Keterampilan dan Profesionalitas Guru di KKG.............. 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 14

B. Kritik dan Saran ................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... iii

17iii

ii

Page 18: Pembinaan Keterampilan Mengajar Guru

MAKALAHMAKALAHETIKA DAN PROFESI KEGURUANETIKA DAN PROFESI KEGURUAN

Pembinaan Ketrampilan dan Keprofesionalan GuruPembinaan Ketrampilan dan Keprofesionalan Guru

Oleh :Oleh :

Conny Indra WahyuConny Indra Wahyu209 324 5845209 324 5845

Dosen : Dosen : Mus Mulyadi.,M.PdMus Mulyadi.,M.Pd

JURUSAN TARBIYAHJURUSAN TARBIYAHPENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAHPENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAHSEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERISEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

18

Page 19: Pembinaan Keterampilan Mengajar Guru

STAIN (BENGKULU)STAIN (BENGKULU)20122012

MAKALAHMAKALAHETIKA DAN PROFESI KEGURUANETIKA DAN PROFESI KEGURUAN

Pembinaan Ketrampilan dan Keprofesionalan GuruPembinaan Ketrampilan dan Keprofesionalan Guru

Oleh :Oleh :

IstiqomahIstiqomah209 323 5710209 323 5710

Dosen : Dosen : Mus Mulyadi.,M.PdMus Mulyadi.,M.Pd

JURUSAN TARBIYAHJURUSAN TARBIYAH

19

Page 20: Pembinaan Keterampilan Mengajar Guru

PENDIDIKAN BAHASA INGGRISPENDIDIKAN BAHASA INGGRISSEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERISEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

STAIN (BENGKULU)STAIN (BENGKULU)20122012

MAKALAHMAKALAHADMINISTRASI SUPERVISIADMINISTRASI SUPERVISI

KeteramKeterampilan-Keterampilan Pembinaan Gurupilan-Keterampilan Pembinaan Guru

20

Page 21: Pembinaan Keterampilan Mengajar Guru

Oleh :Oleh :

Dosen : Evi Selva Nirwana, M.PdDosen : Evi Selva Nirwana, M.Pd

JURUSAN TARBIYAHJURUSAN TARBIYAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAMPENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERISEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

STAIN (BENGKULU)STAIN (BENGKULU)

20112011

21

Page 22: Pembinaan Keterampilan Mengajar Guru

22