pembinaan keterampilan mengajar guru
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada sebuah pendapat yang menyatakan, bahwa mengajar adalah proses
penyampaian atau penerusan pengetahuan, sudah ditinggalkan banyak orang.
Kini, mengajar lebih sering dimaknai sebagai perbuatan yang komplek, yaitu
penggunaan secara integratif sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan.
Pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud dilandasi oleh
seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu wawasan. Sedangkan aplikasinya
secara unik dalam arti sebuah simultan dipengaruhi oleh semua komponen belajar
mengajar. Komponen yang dimaksud yaitu: tujuan yang ingin dicapai, pesan yang
ingin disampaikan, subjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar, serta yang tidak
kalah pentingnya keterampilan, kebiasaan serta wawasan guru tentang diri dan
misinya sebagai pendidik. Agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan
baik, maka pengajar hurus memberdayakan diri sendiri dan para siswanya. Siswa
diharapkan mempunyai kompetensi yang diajarkan. Mereka diposisikan sebagai
subjek belajar, sedangkan guru sebagai fasilitator.
Jika mengajar dirumuskan sebagai upaya menyampaiakn (transfer) bahan
pelajaran kepada siswa, maka makna mengajar itu sendiri akan terbatas hanya
pada penyampaian bahan pelajaran itu saja secara sederhana sekali, guru di satu
pihak menyampaikan bahan pelajaran dan siswa di pihak lain akan menerima
secara pasif.
Biasanya proses penyampaian seperti itu akan berlangsung secara imposisi
(penuangan), guru menuangkan sejumlah informasi/pengetahuan kepada siswa,
artinya guru mendominasi kelas melalui penyampaian lisan sehingga umumnya
muncul gejala verbalistis.
Akan tetapi, jika pengertian mengajar ialah segala upaya yang dilakukan
dengan sengaja guna menciptakan proses belajar pada siswa dalam mencapai
1
tujuan yang telah dirumuskan, maka jelas bahwa yang menjadi sasaran akhir dari
proses pengajaran itu ialah siswa belajar.
Dalam hal ini upaya apapun dapat dilakukan asal dapat
dipertanggungjawabkan mengantarkan siswa menuju pencapaian tujuan
pengajaran yang telah ditentukan, artinya siswa cenderung aktif. Pencapaian
tujuan dilakukan melalui proses pengajaran guru tampil di depan kelas untuk
mengajar secara langsung ataupun menggunakan perangkat proses pengajaran.
Sehingga pada hakekatnya mengajar itu merupakan upaya guru untuk
menciptakan kemungkinan terjadinya proses belajar pada siswa. Jadi yang paling
penting dalam mengajar itu bukanlah bahan yang disampaikan oleh guru akan
tetapi proses siswa dalam mempelajari bahan tersebut. Dan peranan yang
menonjol dalam kegiatan pengajaran ada pada siswa, ini tidak berarti bahwa
peranan guru disishkan, hanya diubah saja, guru bukan berperan sebagai
penyampai informasi akan tetapi hanya bertindak sebagai pengarah dan pemberi
fasilitas untuk mewujudkan terciptanya proses belajar (director and facilitator of
learning).
Jadi, guru yang professional itu adalah guru yang dapat melakukan tugas
mengajarnya dengan baik. Yang dalam proses belajar mengajarnya membutuhkan
keterampilan-keterampilan khusus demi terciptanya kelancaran proses belajar
mengajar yang lebih efektif dan efisien.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian pembinaan Keterampilan guru?
2. Bagaimana upaya peningkatan Keterampilan guru?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keterampilan Mengajar Guru
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan
berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan
pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai keterampilan yaitu keterampilan
mengajar dalam hal ini membelajarkan. Keterampilan mengajar atau
membelajarkan merupakan kompetensi pedagogik yang cukup kompleks karena
merupakan integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.1
Persepsi (Perception) yang berarti pengelihatan, keyakinan dapat dilihat atau
dimengerti. Persepsi terjadi karena adanya stimulus atau rangsangan dari
lingkungan sekitar, sehingga individu dapat memberikan makna atau menafsirkan
sesuatu hal. Slameto menjelaskan bahwa “Persepsi merupakan proses yang
menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui
persepsi, manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya,
hubungan ini dilakukan dengan indera yaitu, pendengaran, peraba dan
penciuman”. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah
suatu proses pemberian makna yang dilakukan secara sadar berupa tanggapan
atau pendapat individu terhadap suatu objek atau peristiwa yang diterima melalui
alat indera.2
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan
“kecakapan untuk menyelesaikan tugas”, sedangkan mengajar adalah “melatih”.
DeQueliy dan Gazali Slameto mendefinisikan mengajar adalah menanamkan
pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Definisi yang
modern di Negara-negara yang sudah maju bahwa “teaching is the guidance of
1 Hamalik, O. 2004 ; 242 Slameto. 2010 : 102
3
learning”. Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Alvin
W.Howard Slameto berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk
mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau
mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan)
dan knowledge.3
Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan keterampilan
mengajar guru adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru dalam
melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya
berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan. Jadi, persepsi siswa
tentang keterampilan mengajar guru adalah penilaian berupa tanggapan/pendapat
siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses kegiatan belajar
mengajar.4
Pembinaan Keterampilan guru adalah tindakan dan kegiatan yang
dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik guna memiliki latar belakang
pendidikan keguruan yang memadai dalam melaksanakan tugas-tugas
kependidikan diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu.5
Keterampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat
melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga
pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien. Di samping itu, keterampilan
dasar merupakan syarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikan berbagai
strategi pembelajaran. Dalam keterampilan dasar mengajar tersebut ada delapan
keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses belajar mengajar yaitu;
keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan memberikan
penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan membuka dan
menutup pelajaran, keterampilan mengelola kelas, keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.
3 Slameto. 2010 : 324 Ibid hal 335 Ibid hal 33
4
B. Keterampilan dasar Mengajar Guru
Delapan keterampilan dasar mengajar adalah sebagai berikut
1. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan
bahan belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan
yang berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik. Dengan definisi
lain ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang
diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang
satu dengan yang lainnya.6
2. Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang
dilontarkan guru yang menuntun respon atau jawaban dari peserta didik. Ada
yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya
merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal.
Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal
yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus
efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar,
bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan
baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif.7
Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”.
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang
dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan
hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan
stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar
mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang
tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan
6 Hasibuan, JJ & Moedjiono.1993 : 537 Ibid hal 54
5
dampak positif. Pertanyaan yang baik di bagi manjadi dua jenis, yaitu
pertanyaan menurut maksudnya dan pertanyaan menurut taksonomo Bloom.
Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari : Pertanyaan permintaan
( compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan
mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan pertanyaan menggali
(probing question). Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi Bloom, yaitu:
pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde question),
pemahaman (conprehention question), pertanyaan penerapan (application
question), pertanyaan sintetis ( synthesis question) dan pertanyaan evaluasi
(evaluation question).8
Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar,
guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan
maupun ketika menerima jawaban siswa. Dan harus menghindari kebiasaan
seperti : menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang
pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak,
menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya dan mengajukan
pertanyaan ganda. Dalam proses belajar mengajar setiap pertanyaan, baik
berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respons siswa sehingga
dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa,
di masukkan dalam golongan pertanyaan. Ketrampilan bertanya di bedakan
atas ketrampilan bertanya dasar dan ketrampilan bertanya lanjut.
Ketrampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar
yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-
komponen yang di maksud adalah : Pengungkapan pertanyaan secara jelas
dan singakat, Pemberian acuan, pemusatan, Pemindah giliran, Penyebaran,
Pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
8 Hasibuan, JJ & Moedjiono.1993 : 55
6
Sedangkan ketrampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari
ketrampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan
kemampuan berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa
agar dapat berinisiatif sendiri. Ketrampilan bertanya lanjut di bentuk di atas
landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua
komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan ketrampilan
bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah :
Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan,
Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan
peningkatan terjadinya interaksi.
3. Keterampilan Menggunakan Variasi
Pengertian penggunaan variasi merupakan keterampilan guru dalam
menggunakan bermacam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar
peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat, gairah
dan aktivitas belajar mengajar yang efektif.9
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses
interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa
sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan
ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar
dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di
kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu : - Variasi dalam
cara mengajar guru, meliputi : penggunaan variasi suara (teacher voice),
Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru
(teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and
movement), gerakan badan mimik: variasi dalam ekspresi wajah guru, dan
pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru ( teachers movement). -
Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat
9 Hasibuan, JJ & Moedjiono.1993 : 55
7
pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke
dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi
penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut : variasi alat atau bahan
yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengart
(auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi
alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids). -
Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid
dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya.
Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan
kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.
4. Keterampilan Memberi Penguatan
Memberi penguatan atau reinforcement merupakan tindakan atau
respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya
peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain.
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah
bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi
tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan
informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya
sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon
terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali tingkah laku tersebut.10
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai
pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk
meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan
meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta
membina tingkah laku siswa yang produktif. Ketrampilan memberikan
10 Hasibuan, JJ & Moedjiono.1993 : 57
8
penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai
penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat memberikan penguatan
secara bijaksana dan sistematis.
Komponen-komponen itu adalah : Penguatan verbal, diungkapkan
dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan
sebagainya. Dan penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik
dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan
sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan,
penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh. Penggunaan
penguatan secara evektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan
evektifitas, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang
negatif.
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran (set induction) adalah usaha guru
untuk mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima
pelajaran. Dalam membuka pelajaran peserta didik harus mengetahui tujuan
yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh.11
Keterampilan menutup pelajaran (closure) adalah keterampilan guru
dalam mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru
dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta
didik dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar mengajar.
Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi: menarik
perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai
usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan
dipelajari. Komponen ketrampilan menutup pelajaran meliputi: meninjau
kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan
membuat ringkasan, dan mengevaluasi.
6. Keterampilan Mengelola Kelas11 Hasibuan, JJ & Moedjiono.1993 : 59
9
Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam
mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal
dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat menggangu
suasana pembelajaran.12
7. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan
dalam kerja sama kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan,
mengkaji konsep, prinsip atau kelompok tertentu.13
8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru
melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan
jumlah peserta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8
orang untuk setiap kelompoknya
Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau
pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam menentukan tujuan,
bahan ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan
memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual peserta
didik.14
C. Upaya Peningkatan Keterampilan Guru
Keterampilan berhubungan dengan profil guru, walaupun protet guru
yang ideal memang sulit didapat namun kita boleh menerka profilnya. Guru
idaman merupakan produk dari keseimbangan antara penguasaan aspek keguruan
dan disiplinilmu 15
Keduanya tidak perlu dipertentangkn melainkan bagaimana guru tertempa
kepribadiannya dan terasah aspek penguasaan materinya. Kepribadian guru yang
12 Hasibuan, JJ & Moedjiono.1993 : 5913 ibid14 ibid15 Syaefudin, S. 2009 : 33
10
utuh dan berkualitas sangat penting karena dari sinilah muncul tanggung jawab
Keterampilan sekaligus menjadi inti kekutan professional dan kesiapan untuk
selalu mengembangkan diri. Tugas guru adalah potensi peserta didik dan
mengajarnya supaya belajar. Guru memberikan peluang agar potensi itu
ditemukan dan dikembangkan. Kejelian itulah yang merupakan ciri kepribadian
Keterampilan
Sehubungan hal di atas, maka upaya peningkatan Keterampilan guru
sekurang-kurangnya menghadapi dan memperhitungkan empat faktor, yaitu:
1) Ketersediaan dan Mutu Calon Guru
Secara jujur kita akui pada masa lalu (dan masa kini) Keterampilan guru
kurang memberikan rasa bangga diri. Bahkan ada guru yang malu disebut
sebagai guru. Rasa inferior terhadap potensi lain masih melekat di hati banyak
guru.
Kurangnya rasa bangga itu akan mempengaruhi motivasi kerja dan citra
masyarakat terhadap Keterampilan guru. Banyak guru yang secara sadar atau
tidak sadar mempromosikan keminderannya kepada masyarakat.
Seorang guru harus memiliki keyakinan dengan sepenuh hati dalam
menjalankan tugasnya. Mutu seorang guru juga harus diperhatikan agar
nantinya menghasilkan generasi yang membanggakan.
2) Pendidikn pra- Jabatan
Pendidikan pra jabatan bertujuan:
a. untuk meyakinkan kemampuan Keterampilan awal. Saringan calon
peserta pendidikan pra jabatan perlu dilakukan secara efektif, baik dari
segi kemampuan potensial, aspek-aspek kepribadian yang relevan,
maupun motivasinya.
b. Pendidikan pra-jabatan harus benar-benar secara sistematis menyiapkan
calon guru untuk menguasai kemampuan Keterampilan
3) Mekanisme Pembinaan dalam Jabatan
11
Ada tiga upaya dalam penyelenggaran pelbagai aspek dan tahap
penanganan pembinaan dalam jabatan Keterampilan guru. Ketiga upaya itu
adalah sebagai berikut:
a. Mekanisme dan prosedur penghargaan aspek layanan ahli keguruan perlu
dikembangkan.
b. Sistem penilikan di jenjang SD dan juga sistem kepengawasan di jenjang
SLTA yang berlaku sekarang jelas memerlukan penyesuaian-penyesuaian
mendasar.
c. Keterbukaan informasi dan kesempatan untuk meraih kualifikasi formal
yang lebih tinggi, katakanlah S1, S2 dan bahkan S3.
4) Peranan Organisasi Keterampilan
Pengawasan mutu layanan suatu biang Keterampilan dilakukan oleh
kelompok ahli yang dipandu oleh nilai-nilai Keterampilan yang sejati, yaitu
pengabdian keahlian bagi kemaslahatan orang banyak. Penanganan yang tepat
terhadap semua aspek dan tahap sistem pengadaan guru, yaitu perekrutan,
pendidikan pra-jabatan, pengangkatan-pengangkatan dan pembinaan dalam
jabatan .
D. Pembinaan Keterampilan dan Profesionalitas Guru di KKG
Depdikbud (1995:5) Untuk menumbuhkan potensi guru tersebut upaya-
upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Ketenagaan, 2) Perangkat
Sistem Pembinaan Profesional, 3) Program kegiatan, 4) Manajemen, 5)
Monitoring dan Evaluasi.16
1. Perencanaan KKG
Perencanaan juga memungkinkan adanya pengendalian (kontrol) yang
efektif (Agus, 2003 : 41).
2. Pelaksanaan KKG
16 Usman, M.Uzer. 2010 ; 33
12
Pengelompokkan kegiatan: a) Menentukan masalah melalui kunjungan
kelas atau pengalaman sehari-hari di sekolah, b) Usaha mencari pemecahan
masalah di sekolah dengan bantuan tutor c) Katagorisasi permasalahan, d)
Merumuskan berbagai alternatif serta penentuan alternatif yang dipilih, e)
Menerapkan alternatif yang dipilih di sekolah/ kelas (Depdikbud, 1995:38).
3. Evaluasi dan Pengawasan
Sesuai kebutuhannya, lebih jauh evaluasi sebaliknya muncul sepanjang
proses perencanaan (Saud, 2005 : 138). Ketidakmampuan atau kelalaian
melakukan fungsi tersebut sangat mempengaruhi pencapaian tujuan lembaga
(Bafadal, 2006: 46). Dari hasil ukuran yang diperoleh kemudian dibandingkan
dengan standar yang ada (Muhrodji, 2004:14).
BAB III
13
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa
guru yang terampil adalah guru yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran. Agar
tercipta kelancaran proses belajar-mengajar yang efektif dan efisien, diperlukan
keterampilan-keterampilan guru dalam proses belajar-mengajar tersebut. Diantaranya,
yaitu : keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan,
keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan menggunakan
media pembelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,
keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengadakan variasi, dan keterampilan
mengajar perorangan dan kelompok keci
B. Saran
Dari pemaparan diatas, kita ketahui bahwa pembinaan Keterampilan guru
sangatlah penting karena guru merupakan kunci keberhasilan sebuah lembaga
pendidikan. Baik buruknya perilaku dan cara mengajar guru akan sangat
mempengaruhi citra lembaga pendidikan. Oleh karena itu, perlu diadakan pembinaan
Keterampilan guru.
DAFTAR PUSTAKA
14
Hamalik, O. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara
Hasibuan, JJ & Moedjiono.1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Syaefudin, S. (2009). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: CV. Alfabeta.
S.Nasution. (2000). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Usman, M.Uzer. (2010). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
15
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Pembinaan Terhadap
Keterampilan Profesi Guru tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah memberi
motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
Bengkulu, Januari 2012
Penyusun
16 i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFATR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Keterampilan Mengajar Guru........................................... 3
B. Keterampilan dasar Mengajar Guru...................................................... 5
C. Upaya Peningkatan Keterampilan Guru .............................................. 10
D. Pembinaan Keterampilan dan Profesionalitas Guru di KKG.............. 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 14
B. Kritik dan Saran ................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... iii
17iii
ii
MAKALAHMAKALAHETIKA DAN PROFESI KEGURUANETIKA DAN PROFESI KEGURUAN
Pembinaan Ketrampilan dan Keprofesionalan GuruPembinaan Ketrampilan dan Keprofesionalan Guru
Oleh :Oleh :
Conny Indra WahyuConny Indra Wahyu209 324 5845209 324 5845
Dosen : Dosen : Mus Mulyadi.,M.PdMus Mulyadi.,M.Pd
JURUSAN TARBIYAHJURUSAN TARBIYAHPENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAHPENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAHSEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERISEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
18
STAIN (BENGKULU)STAIN (BENGKULU)20122012
MAKALAHMAKALAHETIKA DAN PROFESI KEGURUANETIKA DAN PROFESI KEGURUAN
Pembinaan Ketrampilan dan Keprofesionalan GuruPembinaan Ketrampilan dan Keprofesionalan Guru
Oleh :Oleh :
IstiqomahIstiqomah209 323 5710209 323 5710
Dosen : Dosen : Mus Mulyadi.,M.PdMus Mulyadi.,M.Pd
JURUSAN TARBIYAHJURUSAN TARBIYAH
19
PENDIDIKAN BAHASA INGGRISPENDIDIKAN BAHASA INGGRISSEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERISEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN (BENGKULU)STAIN (BENGKULU)20122012
MAKALAHMAKALAHADMINISTRASI SUPERVISIADMINISTRASI SUPERVISI
KeteramKeterampilan-Keterampilan Pembinaan Gurupilan-Keterampilan Pembinaan Guru
20
Oleh :Oleh :
Dosen : Evi Selva Nirwana, M.PdDosen : Evi Selva Nirwana, M.Pd
JURUSAN TARBIYAHJURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAMPENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERISEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN (BENGKULU)STAIN (BENGKULU)
20112011
21
22